NIM : 191250053
Kelas : MPI-5B
Tugas 9 Akuntansi
1. Berikan Contoh Perhitungan Penetapan Harga Jual berdasarkan biaya markup dan BEP
Bagaimana cara menentukan jual produk dengan Mark-Up Pricing? Simak simulasi perhitungan berikut
ini:
Anda memproduksi 300 jam tangan yang dihargai Rp150 ribu/pcs produk. Setelah ditotal, Anda ternyata
mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp30 juta. Maka jumlah profit yang Anda dapat adalah:
Maka, total jumlah keuntungan dari 300 jam tangan Anda adalah Rp15.000.000, atau 50% dari total
biaya produksi.
Contoh, Anda memproduksi 100 jam tangan dengan Biaya tetap Rp15 juta dan Biaya perusahaan
sebesar Rp50 ribu/pcs produk. Jika metode penentuan harga menggunakan Metode BEP, maka harga
jualnya:
Harga =
= [Rp15,000,000 + (Rp50,000 X 100 pcs produk)]/100
= (Rp15,000,000 + Rp5,000,000)/100
= Rp20,000,000/100
= Rp200,000
Dengan demikian, harga jual jam tangan Anda adalah Rp200 ribu/produk.
2. Contoh perhitungan harga jual normal dan harga jual cost-type contra
Metode harga jual cost-type contract jika di sederhanakan dalam sebuah rumus akan menjadi seperti
ini:
Lala diasumsikan memiliki usaha katering dan menerima pesanan nasi ayam goreng sebanyak 100 porsi
untuk sebuah acara di kantor.
Untuk membuat pesanan ini, Lala memerlukan modal Rp 1.150.000 dengan rincian berikut:
Beras Rp 100.000
Ayam Rp 450.000
Sambal Rp 100.000
Gas Rp 100.000
Kemasan Rp 100.000
Tenaga Rp 250.000
Di sini Lala ingin memperoleh keuntungan sebesar 20%. Maka perhitungannya sebagai berikut
= Rp 1.380.000.
Maka lala mempunyai harga jual per porsi dari nasi ayam goreng adalah Rp 1.380.000 : 100 = Rp 13.800
Untuk menetapkan harga jual produknya dalam tahun anggaran 2020 PT. Cimory mengumpulkan
informasi akuntansi penuh sebagai berikut :
Taksiran biaya produksi untuk kapasitas pertahun 5.000 unit disajikan total aktiva menurut neraca awal
tahun anggaran adalah Rp. 4.800.000 dan laba yang diharapkan dari investasi dalam aktiva tersebut
adalah 25%.
Harga jual Produk untuk tahun anggaran 2006 dihitung sebagai berikut :
4.500.000
2.250 .000
= = 50%
4.500 .000
= Rp. 6. 750.000
= Rp. 2.250.000
Harga pokok penjualan = Rp. 900 x 5.000
= Rp. 4.500.000
= Rp. 1.050.000
Dalam laporan laba rugi yang dibuat dengan metode full costing, bisa dilihat di contoh bahwa metode ini
menitik beratkan pada penyajian unsur-unsur biaya yang berhubungan dengan fungsi-fungsi pokok yang
ada dalam perusahaan. Berikut contohnya:
PT Bening Fahima
Biaya produksi berdasarkan full costing : = Bahan langsung + Tenaga kerja langsung + overhead pabrik
variabel + overhead pabrik tetap
= Rp 320.000
Diketahui pada tahun 200A, PT Sejahtera Bersama memproduksi sebanyak 1.000 unit produk A.
Berikut data biaya produksi untuk memproduksi produk A pada PT Sejahtera Bersama:
Produk A dijual dengan harga Rp2.000/unit. Dan produk A terjual 1.000 unit.
Hitunglah Harga Pokok Produksi menggunakan metode variable costing dan buat laporan laba/rugi.
Laporan Laba/Rugi
Rp1.050.000
Rp. 450.000
PT Dung Dung mempunyai beberapa divisi. Divisi X memiliki produk yang dapat dijual ke salah satu
divisi PT Dung Dung, yaitu divisi Z atau ke pelanggan ekstern melalui pasar perantara.
Untuk menghitung harga transfer yang seharusnya digunakan rumus berikut ini:
Harga transfer = Biaya variabel per satuan + pengorbanan margin kontribusi per satuan atas
penjualan ke pihak ekstern.
= Rp 15 + (Rp 25 – Rp 15 )
= Rp. 25
Jadi harga transfer yang seharusnya adalah Rp 25 yaitu harga yang bagi divisi XYZ merupakan harga
jual di pasar perantara. Dan bagi divisi ABC merupakan harga yang harus dibayar kalau tidak
menghendaki membeli barang yang diinginkan dari pemasok luar di pasar perantara.
Terdapat 2 kemungkinan mengenai harga transfer yang tergantung pada KAPASITAS operasi
Divisi Penjual, apakah beroperasi pada kapasitas penuh atau sebagian?
Tentang pengertian opportunity cost, cara menghitung biaya peluang, dan contoh soal biaya
peluang. Alasannya adalah dengan menyetujui bisnis intern, maka divisi penjual akan
menghentikan bisnis ekstern dan mengorbankan pendapatannya.
Maka jika divisi penjualan ada kapasitas penuh, harga transfer tidak lebih dari harga pasar, kalau
tidak divisi penjual akan rugi dan begitu juga perusahaan secara keseluruhan. Dari perhitungan
studi kasus 1 diperoleh harga transfer yang sesungguhnya adalah Rp 25,-.
Jadi kesimpulannya adalah Divisi XYZ tetap memenuhi pelanggan ekstern dan Divisi ABC harus
menerima harga pemasok ekstern Rp. 20,- dengan syarat memenuhi kualitas standar dan jadwal
yang dibutuhkan.
1) Meskipun tidak ada opportunity cost, harga transfer berdasarkan harga pasar yang
berlaku, jika harga tersebut dapat ditentukan dengan baik.
2) Diperlukan negosiasi penurunan harga-harga pasar yang berlaku, sehingga baik pembeli
maupun penjual dapat memperoleh keuntungann dari bisnis antar divisi intern perusahaan.
Dari dua situasi di atas, dalam kondisi ada kapasitas lebih, divisi penjual dapat menerima harga
yang lebuh besar dari biaya variabelnya.
Seluruh pihak akan merasakan manfaat dari mempertahankan bisnis di kalangan intern sendiri
daripada mempunyai divisi yang harus membeli dari pihak ekstern.
Kembali pada rumus perhitungan harga transfer : Biaya variabel per satuan + marjin kontribusi
yang hilang atas penjualan ke luar.
= Rp 15,- + 0
= Rp 15,- atau harga terendah transfer dari Divisi XYZ ke Divisi ABC.
Dengan demikian jika ada kapasitas lebih pada divisi penjual, setiap upaya harus dilakukan untuk
merundingkan harga yang dapat diterima dalam upaya bisnis intern bagi perusahaan sebagai satu
kesatuan yang utuh.
Harga transfer adalah : Biaya variabel per satuan + marjin kontribusi yang hilang atas
penjualan ke luar
A: Contribution Margin adalah :
= harga produk A – biaya variabel
= Rp. 45.000 – Rp. 25.000 = Rp. 20.000
Jadi harga transfer adalah : Rp. 8.000 + Rp. 14.000 = Rp. 22.000
Harga transfer ini adalah harga minimal atau dinaikkan, tetapi tidak boleh lebih besar dari Rp.
22.000.
Jika divisi pembeli mempunyai kapasitas lebih, batas harga terendah adalah Rp. 8.000 sama
dengan biaya variabel. Namun karena divisi penjual perlu menguntungkan, negosiasi perlu
diadakan untuk menaikkan harga dengan ‘markup’ yang ditargetkan.