Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PKWU

A. Perhitungan Harga Jual Makanan


1. Tentukan Konsumen
Sebelum menentukan harga jual atau untuk menentukan harga jual Anda perlu
mengenali terlebih dahulu siapa konsumen Anda. Anda bisa saja memasang
harga cukup tinggi dengan menjual kualitas sepenuhnya jika konsumen Anda
merupakan kelas atas yang menginginkan kualitas terbaik tanpa mementingkan
harga.
2. Amati Pesaing
Anda bisa mengamati beberapa pesaing yang menjual produk sama seperti
produk kafe Anda. Amati bagaimana pelayanannya, suasananya, fasilitas
tempatnya, bahan-bahan yang digunakannya, bagaimana kualitas rasanya, serta
berapa banyak yang dihidangkan dalam setiap porsinya.
3. Hitung Biaya
Menghitung biaya adalah hal terpenting sebelum menentukan harga jual
makanan dan minuman di kafe Anda. Meski Anda telah melakukan dua cara
seperti diatas sekalipun, Anda tetap memasukkan perhitungan biaya sebagai
bahan pertimbangan menentukan harga tersebut.
contohnya. Anggap saja Anda akan menjual ayam penyet di kafe Anda. Untuk itu,
anda membeli seekor ayam dipasar swalayan dengan harga Rp. 24.000 dan seliter
beras dengan harga Rp. 10.000.
Ayam yang Anda beli tadi bisa dijadikan empat porsi ayam penyet yang dengan
kata lain, untuk satu porsi ayam penyet membutuhkan biaya ayam sebesar Rp.
6.000. Sedangkan dari beras yang Anda beli tadi bisa dijadikan 13 porsi ayam
penyet yang dengan kata lain.
Untuk satu porsi ayam penyet membutuhkan biaya nasi sekitar Rp. 800. Anda pun
membeli beberapa kebutuhan untuk bumbu dan lalapan yang jika diperhitungkan
biaya bumbu serta lalapan kurang lebih sekitar Rp. 1.000. Maka berikut
perhitungannya.
No Nama Barang Harga
1 Ayam Rp. 6.000
2 Nasi Rp. 800
3 Bumbu & Lalap Rp. 1.000
Total Rp. 7.800
Harga Jual 45% Rp 17.333
Harga jual = Food Cost : 45%
Harga jual = 7.800 : 45%
Harga jual = 18.000 (Pembulatan)
Maka harga jual minimum ayam penyet di kafe Anda sekitar Rp. 18.000 per
porsinya.

B. Penentuan Biaya Investasi


Biaya Investasi adalah Biaya yang bagus dimasukkan ke dalam perhitungan
penentuan harga pokok produksi. Cara Menghitungnya adalah sebagai berikut :

Peralatan Harga
sewa tempat Rp. 2.820.000
pot bunga Rp. 240.000
rak bunga Rp. 2.231.000
pompa air Rp. 2.251.000
selang Rp. 354.200
timba Rp. 52.000
net /jaring Rp. 163.000
cangkul Rp. 216.500
sekop Rp. 262.600
wadah Rp. 88.000
pisau dan gunting Rp. 42.000
Peralatan tambahan yang lainnya Rp. 92.000
Jumlah Investasi Rp. 8.812.300

C. Penentuan Biaya Tetap dan Tidak Tetap


a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang berhubungan dengan kapasitas atau volume.
Biaya tetap memiliki dua karakteristik, yaitu biaya tidak berubah atau tidak
dipengaruhi oleh periode atau aktivitas tertentu, dan biaya per unitnya
berbanding terbalik dengan perubahan volume. Bila volumenya rendah,
maka fixed cost atau biaya tetap tinggi, sebaliknya pada volume yang tinggi
biaya tetap per unitnya rendah. Contoh sederhananya seperti ini, kapasitas
angkut sebuah mobil penumpang per harinya adalah 50 orang penumpang,
dan 1 bulan 1500 orang.
Bila ingin menambah jumlah penumpang lebih dari 1.500 orang per bulan,
maka harus menambah jumlah mobil. Dari jumlah penumpang itu kita harus
menghitung biaya penyusutan untuk memperoleh taksiran biaya per unit
yaitu (Harga beli mobil – Nilai sisa ) : Taksiran Pemakaian (Rp200.000.000
– Rp20.000.000) : 10 tahun = Rp18.000.000
Biaya tetap (penyusutan) per tahun adalah Rp18.000.000 atau Rp1.500.000
per bulan. Melalui biaya penyusutan tersebut maka biaya per unit per
penumpang dapat dihitung sebagai berikut :
Biaya unit per bulan = biaya tetap per bulan : jumlah penumpang perbulan
biaya tetap per bulan jumlah penumpang per bulan biaya tetap per unit
Rp1.500.000 1.500 Rp1.000
Rp1.500.000 1.000 Rp1.500
Rp1.500.000 500 Rp3.000
Keterangan :
Dari tabel di atas kita jadi tahu bahwa biaya tetap per unit berbanding
terbalik dengan volume. Pada kapasitas penumpang 1.500 orang, biaya tetap
per unitnya sebesar Rp1.000. Kemudian pada kapasitas penumpang 1.000
orang, biaya tetap per unit menjadi Rp1.500 atau naik Rp500. Demikian juga
saat kapasitas penumpang 500 orang, biaya tetap per unit naik menjadi
Rp3.000.
b. Biaya Tidak Tetap
Biaya Tidak Tetap adalah Biaya yang berubah dengan perubahan kuantitas
output yang dihasilkan dikenal sebagai Biaya Variabel. Biaya ini secara
langsung dipengaruhi oleh fluktuasi tingkat aktivitas perusahaan.
Contoh Mengitung Biaya tidak tetap adalah,
jika perusahaan Anda menjalankan bisnis di sebuah gedung sewaan. Biaya
penyewaan gedung tersebut akan ditagih kepada Anda, terlepas dari apakah
Anda menghasilkan banyak output atau Anda tidak menghasilkan apa-apa.
jadi ini adalah biaya yang konstan selama periode sampai perpanjangan
penyewaan gedung tersebut yang harganya akan meningkat atau menurun.
Biaya tetap akan sama secara total tetapi perubahan terjadi dalam setiap
unitnya.
Untuk menjelaskan ini, berikut adalah contohnya :
Jika biaya tetap adalah 10 juta rupiah dan output yang dihasilkan pada
kuartal pertama, kedua, dan ketiga adalah 4000, 5000 dan 3000 unit.
Sekarang dalam situasi ini, yang Anda lihat adalah total biaya tetap tidak
berubah dalam tiga periode peroduksi, Dari kasus di atas dapat disimpulkan
bahwa
 Biaya per-unit pada kuartal pertama adalah Rp 10.000.000/4000 unit,
yaitu Rp. 2500
 Kuartal kedua itu adalah Rp 10.000.000/5.000 unit, yaitu Rp 2000 dan
 Di kuartal ketiga itu adalah Rp 10.000.000/3000 unit, yaitu Rp 3333

D. Penentuan Harga Pokok Produksi


Harga pokok produksi adalah semua biaya langsung dan tidak langsung yang
dikeluarkan perusahaan untuk proses produksi sehingga barang atau jasa tersebut
bisa dijual. Perusahaan harus menghitung harga pokok suatu barang karena sangat
penting untuk pelaporan keuangan perusahaan
Contohnya sebagai berikut.
PT. HIJAR adalah perusahaan yang bergerak makanan. Pada awal bulan Juni, PT.
HIJAR memiliki persediaan bahan baku mentah sebesar Rp 60.000.000, bahan
setengah jadi sebesar Rp 90.000.000, dan persediaan makanan siap jual sebesar Rp
120.000.000.
Untuk proses produksi makanan di bulan Agustus membeli persediaan bahan baku
sebesar Rp 750.000.000, dengan biaya pengiriman Rp 10.000.000. Selama proses
produksi, terdapat biaya pemeliharaan buah-buahan sebesar Rp 9.000.000.
Pada akhir bulan Juli terdapat sisa penggunaan bahan baku mentah sebesar Rp
50.000.000, sisa bahan setengah jadi sebesar Rp 8.000.000, dan sisa makanan siap
jual sebesar Rp 25.000.000.
Berapakah Harga pokok produksi dari PT. HIJAR? Untuk menghitung HPP
diperlukan 4 tahap seperti yang kita bahas sebelumnya.
Tahap 1
60.000.000 + (750.000.000 + 10.000.000) – 50.000.000 = 770.000.000
Tahap 2
145.000.000 + 9.000.000 = 154.000.000
Tahap 3
154.000.000 + 90.000.000 – 8.000.000 = 236.000.000
Tahap 4
236.000.000 + 120.000.000 – 25.000.000 = 331.000.000
Setelah melewati empat tahap tersebut, maka kita akan mendapatkan hasilnya. Jadi
harga pokok produksi pada bulan Agustus adalah Rp 331.000.000.

E. Penentuan Harga Jual


Harga jual adalah sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Perusahaan selalu
menetapkan harga produknya dengan harapan produk tersebut laku terjual dan
boleh memperoleh laba yang maksimal. ... Harga jual sama dengan biaya
produksi ditambah mark-up”
Cara Menentukan Harga Jual
Untuk menentukan harga sebuah produk sebelum dijual, ada beberapa metode /
pendekatan yang bisa digunakan:
Penetapan Harga Biaya Plus (Cost‐Plus Pricing Method)
Metode ini adalah menentukan harga jual per unit produk dengan
menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk
menutup laba yang anda kehendaki pada unit tersebut, atau disebut marjin.
Harga jual produk dapat anda hitung dengan rumus :
Biaya Total + Marjin = Harga Jualatau Harga
= ( (TFC + TVC ) / N ) + TP

F. Perhitungan Laba/Rugi
CARA PERHITUNGAN LABA
 LABA KOTOR
Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok
 LABA USAHA
Laba Usaha = Laba Kotor – Beban Usaha
 LABA SEBELUM PAJAK
LSB = Laba Usaha + (Pendapatan Non Usaha – Beban Non Usaha)
 LABA BERSIH
Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak – Pajak (15%)
CARA MENGHITUNG LABA/ RUGI
 Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha
 Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjaualan
 Penjualan Bersih = Penjualan – Retur Penjualan dan Pengurangan Harga –
Potongan Penjualan
 Catatan Atas Laporan Keuangan
KONSEP LABA/RUGI
1. Jika biaya lebih kecil dari penerimaan, maka akan lahir konsep LABA
2. Jika biaya lebih besar dari penerimaan, maka akan lahir konsep RUGI
3. Jika biaya sama dengan penerimaan, maka akan lahir konsep impas (Break
Event Point)

Anda mungkin juga menyukai