TESIS
Oleh
TIARA RAHMANIA
137025004 /TI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2016
PERBAIKAN SISTEM PERAWATAN MESIN DI
PT GOLD COIN INDONESIA - MEDAN MILL
Oleh
TIARA RAHMANIA
137025004 /TI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2016
Telah diuji pada
Tanggal : 6April 2016
1990.Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari H. A. Rahman Hamid
dan Hj. Tini Sumiati.Pada tahun 1996 penulis masuk ke sekolah dasar di SDN 001
Cinta Raja Kecamatan Sail, Pekanbaru dan tamat pada tahun 2002.Tahun 2002
Sail, Pekanbaru dan tamat pada tahun 2005.Pada tahun 2005 penulis melanjutkan
pendidikan ke sekolah menengah atas di SMA Negeri 8 Pekanbaru dan tamat pada
tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara melalui jalur Pemanduan Minat dan Prestasi (PMP) USU.
Hormat Penulis,
Tiara Rahmania/137025004
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
Dengan penuh kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang turut andil dan memotivasi penulis dalam
penyelesaian tesis ini. Kepada Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME selaku dekan
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Kepada Prof. Ir. A. Rahim Matondang,
MSIE selaku ketua komisi pembimbing dan Dr. Ir. Nazaruddin, MT selaku anggota
mengarahkan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Kepada Prof. Dr. Ir.
Humala Napitupulu, DEA selaku Ketua Program Pasca Sarjana Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara dan salah satu anggota tim penguji yang telah
mengarahkan dan memberikan bekal ilmu. Kepada Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga,
M.Eng dan Dr. Eng Listiani Nurul Huda, MT sebagai anggota tim penguji yang telah
banyak memberikan saran demi kesempurnaan tesis ini. Seluruh dosen Magister
Teknik Industri Universitas Sumatera Utara yang telah berkenan memberikan ilmu
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Mama tercinta Dra.
Hj. Tini Sumiati yang telah memberikan semangat, doa dan kasih sayangnya kepada
penulis. Kepada abangda Ferdy Rahadian, ST, MM, kakanda Ranti Handayani, ST,
kakanda Sobiah Innovani, ST dan abangda Sya’ral Nst, ST yang telah memberikan
semangat dan motivasi kepada penulis. Buat T. Fariz Hidayat, ST yang selalu
memberi semangat, motivasi dan bantuan kepada penulis, Ibunda Dra. Hj. Hafni
Indriati Nst, MSi yang selalu memberi semangat dan mendoakan demi kesuksesan
penulis dan teman-teman angkatan 18 Magister TI USU khususnya buat Bang Donni
yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini, Kak Nita, Kak Yusna,
Bang Zuanda, Bang Juna dan Bang Surya yang sama-sama berjuang dan saling
karyawan PT Gold Coin Indonesia Medan – Mill, terutama Bapak Barus dan Bapak
Charles yang telah memberikan informasi dan bantuan kepada penulis dalam
Penulis menyadari bahwa tesisini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sekalian demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata, penulis berharap agar
Tiara Rahmania/137025004
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
5.3 Daftar Rata-rata Penggunaan dan Biaya per Unit Spare part
Mesin Hammer Mill yang Sering Mengalami Kerusakan ...................... 54
5.12 Interval Waktu Kerusakan Komponen Kritis Mesin Hammer Mill ....... 68
6.2 Usulan Interval Penggantian Komponen Kritis Mesin Hammer Mill .... 92
6.8 Reorder Point Komponen Kritis Mesin Hammer Mill ........................... 103
6.9 Safety Stock Komponen Kritis Mesin Hammer Mill .............................. 104
6.4 Bagan Alir Pengendalian Spare PartMesin dan Equipment .................. 101
PENDAHULUAN
produksi berjalan lancar. Mesin dan peralatan produksi merupakan salah satu faktor
utama untuk menjaga agar proses produksi di perusahaan berjalan lancar. Tetapi tidak
jarang terganggunya proses produksi disebabkan adanya masalah dalam mesin dan
peralatan produksi tersebut misalnya karena kerusakan mesin pada saat proses
produksi sedang berlangsung, hal ini mengakibatkan terjadinya downtime dan tentu
PT Gold Coin Indonesia - MedanMill adalah bagian dari Gold Coin Group
yang merupakan anggota dari Zuellig Group yang ada di Swiss. Perusahaan Zuellig
Groupmerupakan pelopor pabrik pakan ternak di Asia Tenggara dengan nama Gold
Coin Group sebagai perusahaan induk yang berada di Swissyang berdiri pada tahun
1953.Gold Coin Group bergerak dalam usaha produksi pakan ternak di wilayah Asia
Pasifik.PT Gold Coin Indonesia – Medan Mill menghasilkan pakan ternak sebagai
produk utama setiap tahunnya.Produk yang dihasilkan adalah pakan ternak ayam
Indonesia – Medan Mill menggunakan mesin-mesin seperti hammer mill, pellet mill,
Tetapi, proses produksi pada perusahaan ini sering mengalami kendala seperti
di perusahaan dan total produksi periode Januari 2014 sampai Oktober 2015 dapat
Tabel 1.1 Downtime dan Total Produksi Periode Jan-14 sampai Okt-15
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dihitung rata-rata downtime per bulan yang
terjadi tahun 2014 sampai bulan Oktober 2015 yaitu sebesar 11,21% atau 43,05 jam.
Kerugian yang dialami perusahaan akibat adanya downtime tersebut setara dengan
Rp.3.093.371.622. Nilai koefisien korelasi antara downtime yang terjadi dengan total
produksi yaitu sebesar -0,723. Nilai tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi
downtime yang terjadi maka total produksi yang dihasilkan semakin sedikit.
Menurut Nepal dan Park (2004), downtime disebabkan oleh tidak tersedianya
peralatan dan kerusakan peralatan adalah faktor umum terbesar yang mempunyai
penelitian yang dilakukan oleh Nepal dan Park (2004), terdapat beberapa faktor yang
sistem pengadaan spare part, manajemen inventori spare part dan kebijakan
(ketidakpastian operasi dan kondisi kerja yang buruk), peralatan atau mesin yang
penambahan atau perubahan sumber daya, urutan pekerjaan dan menunggu hingga
perbaikan).
Sistem perawatan yang dilakukan oleh PT Gold Coin Indonesia – Medan Mill
keandalannya.Selain itu, tidak terdapat jadwal penggantian komponen atau spare part
mesin.
downtime pada mesin tetap saja terjadi.Kapasitas terpakai dari mesin adalah sekitar
overload.Menurut Muchiri dan Pintelon (2008) bahwa strategi yang dapat digunakan
dan kecukupan spare part. Dalam penentuan jumlah spare part, perusahaan hanya
selama ini terjadi. Jika spare part tidak tersedia di gudang penyimpanan saat
part dengan resiko ketidakandalan proses atau menyediakan banyak spare part
dengan investasi yang mahal. Untuk itu, diperlukan suatu sistem persediaan yang
permasalahan yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian ini adalah sistem
downtime yang mencapai 11,21% atau 43,05 jam tiap bulannya yang menimbulkan
kerugian bagi PT Gold Coin Indonesia - MedanMill.Hal ini perlu diketahui faktor-
Medan Mill.
terjadi.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan.
3. Bagi Mahasiswa.
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mesin yang dianalisis adalah mesin kritis yaitu mesin dengan frekuensi
1.6 Asumsi-asumsi
pengambilan keputusan.
LANDASAN TEORI
atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dengan mengadakan perbaikan atau
operasional yang dapat diterima". Dari definisi tersebut "tindakan" adalah inisiasi,
instalasi dan komisioning fasilitas.Setelah itu ditugaskan dan dalam operasi harus ada
lain).
3. Keselamatan operasi.
memberi keuntungan.
masa pakai peralatan tersebut tidak kurang dari masa pakai yang telah
kualitas produk.
5. Dapat menjaga keselamatan pegawai dan masyarakat sekitar dari bahaya
agar:
1. Unplanned maintenance.
2. Planned maintenance.
berikut:
penghentian.
penyesuaian).
d. Replacement Maintenance.
alat tersebut, sebagai akibat dari usia pemakaian yang sudah habis atau
gagal total.
1. Harus ditetapkan definisi yang jelas dan dapat diobservasi dari suatu
berkurang.
tinggi.
peralatan atau mesin tidak lagi memiliki atau memenuhi fungsi sebagaimana
1. Kelemahan yang disebabkan oleh desain, bahan, proses atau operasi yang
telah ditentukan. Atau dalam perkataan yang lebih singkat, keandalan merupakan
MTTF adalah rata-rata waktu atau interval waktu kerusakan mesin atau
1
MTTF =βᴦ �1 + α � ……………….….(2.1)
deviasi).
MTTF =μ ..…...…………..….(2.2)
𝜎𝜎 2
MTTF =exp �µ + � ……..…………..….(2.3)
2
Fungsi laju kerusakan suatu komponen akan berubah sepanjang waktu, dari
beberapa pengamat dapat diketahui bahwa suatu komponen akan mengikuti suatu
pola dasar bentuk kurva yang bentuknya seperti bak mandi atau bisa disebut Bath-tub
(Corder dan Kusnul 1996). Kurva ini terbagi tiga daerah laju kerusakan, seperti
Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Siklus Hidup Komponen
Sumber: Corder dan Kusnul (1996)
weibull.
Daerah II: Daerah ini mulai dari t 1 sampai t 2 , dimana laju kerusakan adalah
dipengaruhi umur komponen. Dalam hal ini kerusakan yang terjadi tidak
kerusakan terjadi karena aus (wear-out failures). Pada selang ini laju
2.1.3 Downtime
ketika sistem tidak tersedia yang disebabkan karena planned atau unplanned
prosedur kegiatan yang direncanakan yang dihitung sebagai durasi mesin telah
dihentikan. Sebagai contoh dari planned stoppages yaitu perawatan terencana, setup,
selainupgrade atau update hardware dan software. Menurut Nepal dan Park (2004),
downtime disebabkan oleh tidak tersedianya peralatan dan kerusakan peralatan adalah
umum yang memiliki efek kuat pada produktivitas peralatan dan kinerja organisasi
(2004).Faktor-faktor ini adalah area, yang berhubungan dengan kondisi kerja yang
buruk, lokasi area dan ketidakpastian selama operasi. Faktor penting lain terdiri dari
peralatan yang terkait, misalnya umur, kegunaan, jenis, kualitas, kompleksitas dan
memiliki dampak besar pada downtime misalnya ketersediaan spare part dan
operator dan motivasi terutama mempengaruhi kinerja dan biaya langsung downtime
mesin.
peralatan yaitu kekurangan desain, pemeliharaan yang tidak tepat, proses yang tidak
metode yang efisien untuk memproses secara stabil dan menghindari pemanfaatan
Untuk lebih detail, laporan yang dibuat oleh Sach (2014), memperlihatkan
Khususnya, kejadian downtime untuk unplanned stops seperti kerusakan mesin yang
berlangsung selama periode tertentu dan mesin ini dianggap kritis dimana kegagalan
yang terjadi dapat menghentikan produksi. Oleh karena itu, dampak peristiwa
tersebut sangat parah karena mengganggu efisiensi proses produksi dan membuat
causal loop. Gangguan ini cenderung untuk menghasilkan kualitas maintenance yang
rendah yang kemudian akan menyebabkan terjadinya peristiwa downtime (Nepal dan
Park, 2004).
Beberapa faktor penting dalam pengelolaan persediaan ini adalah (Rego dan
Mesquita, 2011):
Pada awalnya sangat penting untuk membedakan part yang tidak dapat
tidak dapat diperbaiki (non-repairable) yaitu part yang akan dibuang dan tidak dapat
digunakan setelah penggantian. Sedangkan repairable part adalah part yang bisa
perbaikan, unit yang mengalami kerusakan dapat diganti dengan yang baru atau
inventori dan dalambeberapa kasus, juga untuk memutuskan berapa banyak jumlah
bahan pada setiap kali pemesanan dan juga digunakan untuk pengendalian atau
ini dapat diterapkan baik untuk industri skala kecil dan skala besar.Dengan demikian
secara tepat, sekalipun di dalam perusahaan yang dikelola dengan baik (Indrajit,
2003).
kebutuhan permintaan di masa yang akan datang memiliki jumlah konstan dan relatif
memiliki fluktuasi perubahan yang sangat kecil. Apabila jumlah permintaan telah
diketahui, maka kita dapat mengasumsikan bahwa jumlah permintaan dan masa
tenggang merupakan bilangan yang konstan dan diketahui. Adapun biaya-biaya yang
per periode.
Heizer dan Render (2005) menyatakan EOQ merupakan salah satu teknik
pengendalian persediaan tertua dan paling terkenal. Teknik ini relatif mudah
diketahui, dan bersifat konstan. Ada dua macam pengertian lead time,
pada produksi, berarti jangka waktu sejak barang mulai dibuat sampai
5. Biaya variabel yang muncul hanya biaya pemasangan atau pemesanan dan
adalah:
2𝐷𝐷𝐷𝐷
𝑄𝑄∗ = � …………………...….(2.5)
𝐻𝐻+𝑖𝑖𝑖𝑖
Keterangan:
Q* = Ukuran order yang optimum atau sering juga disebut Economic Order Quantity
(EOQ)
SS = Sd + 𝑍𝑍𝛼𝛼 …………………..….(2.6)
Keterangan:
Sd : Standar deviasi
2.1.5 Identifikasi Spare part Menggunakan Analisis Klasifikasi ABC
menggunakan metode ABC. Metode ABC yaitu penentuan berdasarkan tingkat harga
tertinggi dari biaya penggunaan material per periode waktu tertentu (harga per unit
material dikalikan volume penggunaan dari material itu sampai periode waktu
tertentu).
Menurut Gasperz (2000), analisis ABC sering dikenal dengan prinsip 80-20,
atau hukum pareto di mana sekitar 80% dari nilai total inventori diwakilkan oleh 20%
B dan C.
sourchingdan negoisasi.
4. Keamanan, meskipun nilai biaya per unit merupakan indikator yang lebih
penggunaan biaya per periode waktu untuk setiap material inventori itu.
3. Jumlahkan nilai total penggunaan biaya dari semua material inventori itu
kelas B (komponen semi kritis) dan 50% kedalam kelas C (komponen non
kritis).
tidak dapat digunakan (tidak berada dalam kondisi yang baik), sehingga membuat
sebagai berikut:
Keterangan:
2. Edi Santoso 2007 Minimasi Downtime INASEA, Vol. 8 No. 2, Downtimemesin, Age Replacement. Preventive maintenance yang
dan Edwin J. Tool Punch Oktober 2007: 134- jumlah kerusakan dilakukan didasarkan pada
Chairul. MesinHeadingpadapr 143. mesin. periode waktu yang telah
eventive ditetapkan, terlihat adanya
maintenancedengan pengurangan waktu downtime,
MetodeAge peningkatan ketersediaan
Replacement. (availability)dan keandalan
(reliability) mesin produksi.
3. Damilare 2010 Development of The Pacific Journal of Critical equipment, Critical Machine Strategi perawatan yang tepat
Onawogadan Equipment Science and incident stoppage, Maintenance dapat meminimisasi incident
Olasunkanmi Maintenance Strategy Technology. Volume maintenance Management stoppage yang tidak hanya pada
Akinyemi. for Critical 11. Number 1. May decision. Program(CMMP). peralatan kritis tetapi juga pada
Equipment. 2010. fasilitas produksi lainnya.
Tabel 2.1(Lanjutan)
5. Rismanto. 2013 Analisis Pengendalian Universitas Negeri Persediaan spare EOQ dan FOP. Analisis persediaan spare part yang
Persediaan Spare Part Padang. part. dilakukan perusahaan belum optimal
pada CV. XYZ. yaitu jumlah persediaan yang dapat
terpenuhi baru sebesar 67,9% dan tingkat
perputaran persediaan hanya sebesar
0,48% setiap bulan. Dari analisis yang
digunakan, analisis FOP memberikan
penghematan biaya persediaan senilai
0,12% atau sebesar Rp.3.370.000
sedangkan EOQ memberikan
penghematan senilai 0,07% atau sebesar
Rp.2.042.000.
6. Minale 2014 Factory Downtime Research and Downtimemesin, Analisis Untuk mengurangidowntime, tindakan
Getachew. Minimization through Training, Sugar kegagalan downtime per yang harus diambil adalah mengurangi
Tracking of Maintenance Technology mekanis, jadwal tandem untuk kegagalan mekanis sehingga dapat
Information System of Research preventive stasiun yang meningkatkan kemampuan produksi gula.
Metahara Sugar Directorate, maintenance, paling tinggi
Factory, Ethiopia. Ethiopian Sugar kegagalan listrik. jam
Corporation. berhentinya.
ISSN: 2226-7522.
Tabel 2.1(Lanjutan)
8. Taufiq Aji 2014 Klasifikasi ABC Teknik Industri Universitas Persediaan spare ABC dan AHP. Model klasifikasi ABC dengan
dan dengan Pendekatan Islam Negeri Sunan Kalijaga part. pendekatan multikriteria pada
Evannaza. Keputusan Yogyakarta. persediaan sparepart
Multikriteria pada pemeliharaan. Pendekatan
Persediaan multikriteria digunakan untuk
Sparepart membantu sejumlah pengambil
Pemeliharaan. keputusan dalam menentukan
prioritas penanganan sparepart
pemeliharaan dan berhasil
mengelompokkan sparepart ke
dalam klasifikasi 20 sparepart
A, 48 sparepart B dan 82
sparepart C.
9. Jayant 2015 Reduction of International Journal of Breakdown mesin, Root Cause Daftar periksa preventive
Chandrakar Breakdowns in Food Advanced Engineering downtime mesin. analysis, Fish maintenance untuk mesin.
dan Rajesh Processing Plants Research and Studies. bone diagram, Metode ini digunakan untuk
Kumar. Through Failure ISSN2249–8974. why-why. mencegah tindakan kegagalan
Analysis. peralatan sebelum benar-benar
terjadi.
2.3 Resume Hasil-hasil Penelitian
downtimeyang terjadi dan dari penelitian ini didapatkan faktor umum dan
spare part pada CV. XYZ. Dari analisis yang dilakukan didapat bahwa
jumlah persediaan yang dapat terpenuhi baru sebesar 67,9% dan tingkat
yang terjadi pada pabrik gula di Ethiopia. Pada penelitian ini dilakukan
analisis downtime per tandem untuk stasiun yang paling tinggi jam
gula.
kelas C.
berdasarkan susunan logis baik dari teori yang sudah ada maupun dari dokumen-
(boundaries) dan kendala (constraints) yang berkenaan dengan situasi yang berlaku
(Sinulingga, 2014).
3.1.Variabel-variabel dalam penelitian ini terbagi atas variabel dependen dan variabel
1. Variabel dependen.
2. Variabel independen.
Kelelahan
Keputusan penggantian
Sistem pengadaan
Strategi perusahaan
Manajemen inventori
Kebijakan maintenance
Downtime Tinggi
Ketidakpastian operasi
Lokasi
Kondisi kerja yang buruk
Tingkat pemakaian
Kompleksitas
Peralatan / Mesin
Umur pemakaian
Perpindahan pekerja ke
operasi lain
Penambahan / perubahan
sumber daya
Tindakan manajemen
Urutan pekerjaan
Menunggu hingga
perbaikan
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
3.2 Definisi Operasional
maintenance.
part).
6. Peralatan atau mesin yang digunakan terdiri dari beberapa indikator yaitu
oleh seseorang agar mau bekerja efektif dan bekerja sama untuk
yang dimillikinya.
15. Ketersediaan sumber daya didefinisikan sebagai tersedianya sumber daya
dilakukan.
17. Kondisi kerja yang buruk merupakan kondisi tempat atau lingkungan
peralatan.
fungsinya.
BAB 4
RANCANGAN PENELITIAN
(Sinulingga, 2014).
di Jalan Pulau Bali No.2 Kawasan Industri Medan II KM 10,5 Medan Belawan,
Sumatera Utara.
petunjuk teknis dalam melakukan pencarian masalah, penentuan solusi dan mencari
solusi dari masalah penelitian.Pada penelitian ini dilakukan penyebaran kuesioner
berasal dari penelitian yang dilakukan oleh Nepal dan Park (2004).Penyebaran
kuesioner dilakukan dengan metode survey. Responden pada penelitian ini terdiri dari
Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1. Data primer.
langsung dan wawancara. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil
perusahaan.
2. Data sekunder.
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia oleh pihak lain sehingga
peneliti. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data
mesin yang digunakan,data kerusakan mesin, data pemakaian spare part,
sebagai berikut:
1. Kuesioner.
2. Observasi.
memberikan data dan informasi yang jauh lebih lengkap dan jelas.
3. Wawancara.
3. Analisis korelasi.
Keterangan:
r = Koefisisen Korelasi
n = Jumlah data
X= Variabel independen
Y = Variabel dependen
5. Pemilihan komponen atau spare part dari mesin kritis yang terpilih
yang telah diperoleh tersebut.Dari hasil yang diperoleh tersebut, kemudian akan
tersebut.
4.1.
Mulai
Perumusan Masalah
Sistem perawatan yang tidak tepat sehingga
mengakibatkan tingginya waktu rata-rata downtime
yang mencapai 11,21% atau 43,05 jam tiap bulannya
Tujuan Penelitian
Mendapatkan faktor-faktor penyebab dominan yang mengakibatkan tingginya
downtime dan rancangan perbaikan sistem perawatan di PT Gold Coin Indonesia -
Medan Mill
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Data Primer
Data mesin yang digunakan, data kerusakan mesin,
Hasil kuesioner dan sistem perawatan
data pemakaian spare part, harga pembelian
mesin aktual yang dilakukan oleh
masing-masing spare part dan biaya-biaya yang
perusahaan
diperlukan dalam pengendalian persediaan
Pengolahan Data
1. Identifikasi sistem perawatan sekarang.
2. Uji validitas dan reliabilitas.
3. Analisis korelasi.
4. Pemilihan mesin kritis dengan menggunakan diagram pareto.
5. Pemilihan komponen atau spare part dari mesin kritis yang terpilih
menggunakan analisis ABC.
6. Penentuan pola distribusi data kerusakan.
7. Menghitung nilai mean time to failure (MTTF).
8. Menentukan interval waktu penggantian komponen berdasarkan
total minimum downtime.
9.Menghitung jumlah pemesanan spare part mesin yang optimal, reorder
point dan safety stock.
Selesai
Gambar 4.1 Blok Diagram Penelitian
BAB 5
observasi langsung, wawancara dan pencatatan dari data historis PT Gold Coin
satu tahun ke depan. Kegiatan preventive maintenance dilakukan pada hari sabtu
karena pada hari sabtu perusahaan tidak melakukan produksi kecuali pada saat
sudah dijadwalkan sebelumnya dan dilakukan oleh dua sampai tiga orang.
5.1.1 Data Hasil Kuesioner
dilakukan oleh Nepal dan Park (2004). Faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut:
kebijakan maintenance.
part).
selama tahun 2014 sampai bulan Oktober 2015 pada PT Gold Coin Indonesia –
Mesin
Bulan Hammer Pellet Sacking Sewing
Shifter Dryer Cooler Mixer Crumble
Mill Mill Off Machine
Jan-14 3 3 2 1 1
Feb-14 1 4 1
Mar-14 1 4 8 1 2
Apr-14 3 1 1 1
May-14 4 2 2 3
Jun-14 2 6 3 3
Jul-14 4 4 1
Aug-14 1 2 2 3 5 1
Sep-14 3 3 1 2 4 3 2
Oct-14 1 1 2 1 2 2
Nov-14 3 5 2 1
Dec-14 2 4 2
Jan-15 1 5 3 2 2
Feb-15 1 3 1 1
Mar-15 2 1 5 3 2
Apr-15 4 3 1
May-15 1 4 5 3
Jun-15 2 1 5 4 2 3
Tabel 5.1 (Lanjutan)
Mesin
Bulan Hammer Pellet Sacking Sewing
Shifter Dryer Cooler Mixer Crumble
Mill Mill Off Machine
Jul-15 1 1 7 3 2
Aug-15 1 3 3 1 1
Sep-15 3 4 2 2 1
Oct-15 2 4 4 1 1
Total 8 15 9 17 90 58 19 11 22
Sumber: PT Gold Coin Indonesia - Medan Mill
Mesin
frekuensi kerusakannya adalah mesin Hammer Mill. Mesin Hammer Mill ini
memiliki peranan penting yaitu untuk melakukan proses penggilingan semua bahan
baku yang berukuran sedang dan kasar sebelum masuk ke mesin Mixer
penumpukan bahan baku yang menunggu untuk digiling sebelum masuk ke proses
pencampuran dan proses produksi akan terhenti hingga proses perbaikan selesai
dilakukan.
Data terjadinya kerusakan spare part mesin Hammer Mill dikumpulkan dari
hasil pencatatan di bagian maintenance pada PT Gold Coin Indonesia – Medan Mill.
Data frekuensi kerusakan komponen atau spare part mesin Hammer Mill selama
tahun 2014 sampai Oktober 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Spare part mesin Hammer Mill ini sangat banyak dan tidak semua spare part
mengalami kerusakan pada tahun 2014 sampai Oktober 2015, maka penulis disini
hanya mendaftarkan harga spare part yang mengalami kerusakan pada tahun 2014
harga spare part mesin Hammer Mill yang sering mengalami kerusakan pada tahun
Waktu (Menit)
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Operator produksi mengkomunikasikan masalah kepada 16,3
8,6 15,3 15,8
personal maintenance staff(PMTS). 5
2 PMTS mengidentifikasi penyebab terjadinya kerusakan
29,3
dan mencari bagian yang harus dilakukan perbaikan atau 22,97 19,06 17,94
9
penggantian.
3 PMTS mengkomunikasikan ke bagian store keeper
10,9
perihal ketersediaan spare part yang mengalami 6,75 5,4 4,85
2
kerusakan.
4 PMTS mengisi form pemakaian barang dan meminta
3,86 0,85 0,98 5,93
persetujuan kepada head department terkait.
5 Store keeper melakukan serah terima spare part yang
1,07 1,15 1,13 1,86
diminta kepada PMTS.
6 PMTS melakukan perbaikan dan penggantian komponen
25,3 10,09 9,95 30,6
(spare part) mesin.
7 PMTS menjalankan mesin setelah dilakukan perawatan
5,75 5,75 5,75 5,75
atau perbaikan.
100,
Total Waktu 74,3 57,6 56,4
8
Sumber: PT Gold Coin Indonesia Medan - Mill
2. Screen 695x1120x3DxØ3mm
3. Screen 695x1120x3DxØ8mm
Waktu (Menit)
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Personal maintenance staff(PMTS)melakukan
pemeriksaan kondisi komponen mesin dan catatan 6,8 1,2 1,75 8,56
umur komponen mesin.
2 PMTS mengidentifikasi gejala terjadinya
kerusakan dan menemukan bahwa komponen
7,84 6,65 8,45 12,62
sudah saatnya diganti sesuai interval penggantian
optimum.
3 PMTS mengisi form pemakaian barang dan
meminta persetujuan kepada head department 3,86 0,85 0,98 5,93
terkait.
4 Store keeper melakukan serah terima spare part
1,07 1,15 1,13 1,86
yang diminta kepada PMTS.
5 PMTS melakukan perbaikan dan penggantian
25,3 10,09 9,95 30,6
komponen (spare part) mesin.
6 PMTS menjalankan mesin setelah dilakukan
5,75 5,75 5,75 5,75
perawatan atau perbaikan.
Total Waktu 50,62 25,69 28,01 65,32
Sumber: PT Gold Coin Indonesia Medan - Mill
Sistem perawatan yang dilakukan oleh PT Gold Coin Indonesia – Medan Mill
yang berjalan ini kurang memperhatikan faktor keandalan (reliability) dari mesin
daya (peralatan dan spare part) dalam menghadapi kerusakan mesin.Hal ini
yang dapat digunakan menjadi panjang.Selain itu, sering juga terjadi kerusakan pada
SPSS versi 19.Rekap hasil pengujian validitas untuk setiap butir pertanyaan dapat
dilihat pada Tabel 5.6.Untuk lebih jelasnya, hasil pengujian validitas dapat dilihat
pada Lampiran 2.
Dari Tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa r hitung > r kritis sehingga dapat
dinyatakan bahwa semua pertanyaan valid.Nilai r kritis diperoleh dari tabel product
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.951 20
Sumber:Pengolahan Data
Dari Tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa konsistensi internal dari instrument
sangat baik dan dengan demikian instrument dalam penelitian ini reliabel untuk
digunakan.
Correlations
N 10 10 10 10 10 10 10
Tabel 5.8 (Lanjutan)
N 10 10 10 10 10 10 10
* * *
Faktor_3 Pearson Correlation .577 .462 1 .754 .648 .571 .710
N 10 10 10 10 10 10 10
* * ** * **
Faktor_4 Pearson Correlation .647 .589 .754 1 .781 .679 .726
N 10 10 10 10 10 10 10
** * ** ** **
Faktor_5 Pearson Correlation .793 .601 .648 .781 1 .855 .737
N 10 10 10 10 10 10 10
* * ** **
Faktor_6 Pearson Correlation .613 .684 .571 .679 .855 1 .694
N 10 10 10 10 10 10 10
Dari Tabel 5.8 diatas dapat dilihat bahwa faktor 2 mempunyai nilai koefisien
korelasi yang sangat tinggi yaitu sebesar 0,824.Dapat disimpulkan bahwa faktor 2 ini
yang dianggap kritis, yaitu mesin yang sering mengalami kerusakan, ketergantungan
yang besar dan lain-lain.Pemilihan mesin kritis pada PT Gold Coin Indonesia –
Medan Mill dapat dilihat dari frekuensi kerusakan mesin yang tertinggi yang terjadi
pada tahun 2014 sampai Oktober 2015. Data frekuensi kerusakan mesin yang terjadi
selama tahun 2014 sampai Oktober 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.1 pada sub bab
pengumpulan data.
Dari data pada Tabel 5.1 dapat diperlihatkan diagram pareto kerusakan untuk
setiap mesin yang terjadi selama tahun 2014sampai Oktober 2015 di PT Gold Coin
180
160
60,0
140 Persen
120
100 40,0
80
60
20,0
40
20
0 0,0
Hammer Pellet Sewing Sacking
Crumble Mixer Dryer Cooler Shifter
Mill Mill Machine Off
Frekuensi Kerusakan 90 58 22 19 17 15 11 9 8
Akumulasi (%) 36,1 59,4 68,3 75,9 82,7 88,8 93,2 96,8 100,0
frekuensi kerusakan mesin yang paling tinggi di PT Gold Coin Indonesia – Medan
didasarkan pada biaya untuk membeli dan pengadaan suatu spare part. Metode ini
membagi komponen atau spare part atas tiga kelas, yaitu pengelompokan material
sebagai berikut:
penggunaan biaya per periode waktu untuk setiap material inventori itu.
3. Jumlahkan nilai total penggunaan biaya dari semua material inventori itu
4. Bagi nilai total penggunaan biaya dari setiap material inventori itu dengan
kelas B (komponen semi kritis) dan 50% kedalam kelas C (komponen non
kritis).
Untuk mengetahui komponen yang kritis maka akan dilakukan analisa spare
Harga
per Jumlah Frekuensi Biaya Total
No. Nama Komponen
Unit Kebutuhan Kerusakan (Rp)
(Rp)
14. Seal FAG 75.000 4 1 300.000
15. Adapter FAG 325.000 1 1 325.000
Total 178.225.600
Sumber: PT Gold Coin Indonesia - Medan Mill
part) dan diurutkan dari jumlah yang terbesar hingga terkecil, yang dapat dilihat pada
Tabel 5.10.
dianalisis dengan analisa pareto dan dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas A, B dan C
Persentase
Persentase
Persen Nilai
No. Nama Komponen Jumlah Kelas
(%) Barang
Barang
(%)
1 Beater PCD 80mm 40,73
4
2 Screen 695x1120x3DxØ3mm 15,37 𝑥𝑥100
76,47 15 A
3 Screen 695x1120x3DxØ8mm 12,28
= 26,67%
4 Hammer Bolt 700-2D 8,08
Tabel 5.11(Lanjutan)
Persentase
Persentase
Persen Nilai
No. Nama Komponen Jumlah Kelas
(%) Barang
Barang
(%)
5 Bag Filter 7,41
Screen Capsule
5
6 695x1130x3xØ5mm 3,38 𝑥𝑥100
Screen Capsule 19,03 15 B
7 695x1130x3xØ6mm 3,38 = 33,33%
8 Temperatur Controller Fotek 2,69
9 Screen 695x1120x3DxØ6mm 2,17
Screen Capsule
10 695x1130x3xØ7mm 1,84
6
11 Screen 695x1120x3DxØ7mm 1,45 𝑥𝑥100
12 Breaking Plate 0,75 4,50 15 C
13 Adapter FAG 0,18 = 40%
14 Seal FAG 0,17
15 Rubber Bush 0,11
Sumber:Pengolahan Data
dan Hammer Bolt 700-2D. Penentuan jadwal penggantian komponen dan parameter
distribusi untuk menentukan nilai keandalan komponen kritis mesin Hammer Mill
dilakukan terhadap semua spare part yang berada dalam kelas A (kritis). Diagram
pareto untuk metode ABC ini dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Diagram Pareto Metode ABC
100,00
150.000.000
80,00
Jumlah Modal
Persentase
100.000.000 60,00
40,00
50.000.000
20,00
- 0,00
A B C
Jumlah Modal 136.282.600 33.914.400 8.028.600
Persentase Kumulatif 76,47 95,50 100,00
Gambar 5.3 Diagram Pareto Komponen Mesin Hammer Mill Berdasarkan Metode ABC
diperlukan data selang waktu antar kerusakan.Selang waktu antar kerusakan adalah
selang waktu mesin atau komponen beroperasi normal (dalam kondisi baik) atau
Adapun data selang waktu antar kerusakan untuk masing-masing komponen yang
termasuk kategori kelas A (komponen kritis) dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12 Interval Waktu Kerusakan Komponen Kritis Mesin Hammer Mill
Nama Komponen
No. Beater PCD 80mm Screen Screen Hammer
(5x50x150xØ17mm 695x1120x3DxØ3m 695x1120x3DxØ8m Bolt
) m m 700-2D
1. 42 28 40 24
2. 21 18 49 42
3. 23 30 45 56
Tabel 5.12 (Lanjutan)
Nama Komponen
Beater PCD 80mm Screen Screen Hammer
No.
(5x50x150xØ17mm 695x1120x3DxØ3m 695x1120x3DxØ8m Bolt
) m m 700-2D
4. 9 32 52 21
5. 42 24 35 37
6. 16 27 39 44
7. 17 35 26 65
8. 22 19 24 34
9. 14 26 48 56
10. 12 28 50 49
11. 33 25 38 60
12. 25 38 40
13. 36 36 48
14. 24 23 40
15. 24 34 28
16. 14 40 37
17. 26 32
18. 30 29
19. 24 37
20. 33
21. 12
22. 35
23. 18
24. 28
Sumber: PT Gold Coin Indonesia - Medan Mill
Setelah data interval waktu kerusakan komponen kritis mesin Hammer Mill
Tabel 5.13 Hasil Uji Distribusi dan Parameter Distribusi Interval Kerusakan
sebagai berikut:
𝛽𝛽 𝑡𝑡 𝛽𝛽−1 𝑡𝑡 𝛽𝛽
𝑓𝑓(𝑡𝑡) = � � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 ��− � �
𝛼𝛼 𝛼𝛼 𝛼𝛼
26,409−1 26,409
26,409 𝑡𝑡 𝑡𝑡
𝑓𝑓(𝑡𝑡) = � � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 ��− � �
2,7189 2,7189 2,7189
26,409−1 26,409
𝑡𝑡 𝑡𝑡
𝑓𝑓(𝑡𝑡) = (9,7131) � � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 ��− � �
2,7189 2,7189
𝑡𝑡
26,409−1 26,409
26,409 𝑡𝑡 𝑡𝑡
𝐹𝐹(𝑡𝑡) = � � � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 ��− � �
2,7189 2,7189 2,7189
0
c. Fungsi Keandalan
∞
𝛽𝛽 𝑡𝑡 𝛽𝛽−1 𝑡𝑡 𝛽𝛽
𝑅𝑅(𝑡𝑡) = � � � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 ��− � �
𝛼𝛼 𝛼𝛼 𝛼𝛼
0
∞
26,409−1 26,409
26,409 𝑡𝑡 𝑡𝑡
𝑅𝑅(𝑡𝑡) = � � � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 ��− � �
2,7189 2,7189 2,7189
0
d. Fungsi laju Kerusakan
𝑓𝑓(𝑡𝑡)
ℎ(𝑡𝑡) =
𝑅𝑅(𝑡𝑡)
2. Screen 695x1120x3DxØ3mm
1 (𝑡𝑡 − 𝜇𝜇)2
𝑓𝑓(𝑡𝑡) = 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 �− �
𝜎𝜎√2𝜋𝜋 2𝜎𝜎 2
1 (𝑡𝑡 − 29,526)2
𝑓𝑓(𝑡𝑡) = 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 �− �
6,2483√2𝜋𝜋 2 (6,2483)2
𝑡𝑡
1 (𝑡𝑡 − 29,526)2
𝐹𝐹(𝑡𝑡) = � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 �− � 𝑑𝑑𝑑𝑑
6,2483√2𝜋𝜋 2 (6,2483)2
0
c. Fungsi Keandalan
∞
1 (𝑡𝑡 − 𝜇𝜇)2
𝑅𝑅(𝑡𝑡) = � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 �− � 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝜎𝜎√2𝜋𝜋 2𝜎𝜎 2
0
∞
1 (𝑡𝑡 − 29,526)2
𝑅𝑅(𝑡𝑡) = � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 �− � 𝑑𝑑𝑑𝑑
6,2483√2𝜋𝜋 2 (6,2483)2
0
d. Fungsi laju Kerusakan
𝑓𝑓(𝑡𝑡)
ℎ(𝑡𝑡) =
𝑅𝑅(𝑡𝑡)
3. Screen 695x1120x3DxØ8mm
1 (𝑡𝑡 − 𝜇𝜇)2
𝑓𝑓(𝑡𝑡) = 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 �− �
𝜎𝜎√2𝜋𝜋 2𝜎𝜎 2
1 (𝑡𝑡 − 39,938)2
𝑓𝑓(𝑡𝑡) = 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 �− �
8,6137√2𝜋𝜋 2 (8,6137)2
𝑡𝑡
1 (𝑡𝑡 − 39,938)2
𝐹𝐹(𝑡𝑡) = � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 �− � 𝑑𝑑𝑑𝑑
8,6137√2𝜋𝜋 2 (8,6137)2
0
c. Fungsi Keandalan
∞
1 (𝑡𝑡 − 𝜇𝜇)2
𝑅𝑅(𝑡𝑡) = � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 �− � 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝜎𝜎√2𝜋𝜋 2𝜎𝜎 2
0
∞
1 (𝑡𝑡 − 39,938)2
𝑅𝑅(𝑡𝑡) = � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 �− � 𝑑𝑑𝑑𝑑
8,6137√2𝜋𝜋 2 (8,6137)2
0
d. Fungsi laju Kerusakan
𝑓𝑓(𝑡𝑡)
ℎ(𝑡𝑡) =
𝑅𝑅(𝑡𝑡)
𝛽𝛽 𝑡𝑡 𝛽𝛽−1 𝑡𝑡 𝛽𝛽
𝑓𝑓(𝑡𝑡) = � � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 ��− � �
𝛼𝛼 𝛼𝛼 𝛼𝛼
48,016−1 48,016
48,016 𝑡𝑡 𝑡𝑡
𝑓𝑓(𝑡𝑡) = � � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 ��− � �
2,7562 2,7562 2,7562
48,016−1 48,016
𝑡𝑡 𝑡𝑡
𝑓𝑓(𝑡𝑡) = (17,421) � � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 ��− � �
2,7562 2,7562
𝑡𝑡
48,016−1 48,016
48,016 𝑡𝑡 𝑡𝑡
𝐹𝐹(𝑡𝑡) = � � � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 ��− � �
2,7562 2,7562 2,7562
0
c. Fungsi Keandalan
∞
𝛽𝛽 𝑡𝑡 𝛽𝛽−1 𝑡𝑡 𝛽𝛽
𝑅𝑅(𝑡𝑡) = � � � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 ��− � �
𝛼𝛼 𝛼𝛼 𝛼𝛼
0
∞
48,016−1 48,016
48,016 𝑡𝑡 𝑡𝑡
𝑅𝑅(𝑡𝑡) = � � � 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 ��− � �
2,7562 2,7562 2,7562
0
d. Fungsi laju Kerusakan
𝑓𝑓(𝑡𝑡)
ℎ(𝑡𝑡) =
𝑅𝑅(𝑡𝑡)
1
MTTF =βᴦ �1 + α �
1
MTTF =26,409ᴦ �1 + 2,7189 �
MTTF =26,409ᴦ(1,3678)
MTTF =23,486
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh nilai MTTF
2. Screen 695x1120x3DxØ3mm
MTTF =μ = 29,526
3. Screen 695x1120x3DxØ8mm
MTTF =μ = 39,938
1
MTTF =βᴦ �1 + α �
1
MTTF =48,016ᴦ �1 + 2,7562 �
MTTF =42,743
mesin Hammer Mill. Perhitungan dilakukan berdasarkan pola distribusi yang telah
Downtime adalah waktu suatu komponen sistem tidak dapat digunakan sesuai
dengan fungsinya (tidak berada dalam kondisi yang baik) sehingga membuat sistem
tidak berfungsi. Prinsip dasar pendekatan total minimum downtime adalah untuk
belum mengalami kerusakan) disimbolkan sebagai Tp. Nilai Tf dan Tp dari masing-
masing komponen kritis mesin Hammer Milldapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14 Parameter Distribusi dan Lama Penggantian Komponen Kritis Mesin
Hammer Mill
Lama Penggantian
Pola
No Komponen Parameter (Menit)
Distribusi
Tf Tp
Beater PCD 80mm α = 2,7189 ; β =
1. Weibull 74,3 50,62
(5x50x150xØ17mm) 26,409
Screen σ = 6,2483 ; µ =
2. Normal 57,6 25,69
695x1120x3DxØ3mm 29,526
Screen σ = 8,6137 ; µ =
3. Normal 56,4 28,01
695x1120x3DxØ8mm 39,938
α = 2,7562 ; β =
4. Hammer Bolt 700-2D Weibull 100,8 65,32
48,016
Sumber: Pengolahan Data
Berdasarkan perhitungan Total Minimum Downtime(TMD) untuk komponen
kritis mesin Hammer Mill(dapat dilihat di Lampiran 4), maka diperoleh interval
Tabel 5.15 Interval Penggantian Optimum Komponen Kritis Mesin Hammer Mill
2. Screen 695x1120x3DxØ3mm 20
3. Screen 695x1120x3DxØ8mm 26
Biaya untuk pemesanan spare part Beater PCD dan Screen dibeli dari satu
supplier yang sama yaitu supplier yang berpusat di Thaiwan yang bernama Yeong
sehingga untuk biaya pengiriman tidak terlalu mahal.Sedangkan untuk spare part
Hammer Bolt dibeli dari supplier yang bernama CV. Jaya Baru yang berlokasi di
kekurangan persediaan spare part ditetapkan sebesar 15% dari harga beli spare part.
5.2.12 Lead Time Pemesanan Spare Part
Data lead time pemesanan spare part kritis mesin Hammer Mill dapat dilihat
Screen 2 minggu
5.2.13 Penentuan Jumlah Pemesanan Optimal, Reorder Point dan Safety Stock
untuk Masing-masing Komponen Kritis Mesin Hammer Mill
dari supplier yang telah ditentukan sebagai supplier tetap, titik pemesanan kembali
dan besarnya persediaan pengamanuntuk keempat komponen (spare part) kritis dari
optimal, reorder point dan safety stock untuk komponen Beater PCD 80mm
(5x50x150xØ17mm).
jam pemakaian spare part.Perkiraan jumlah permintaan dapat dilihat pada Tabel
5.18.
Tabel 5.18 Perkiraan Jumlah Permintaan Spare Part Kritis Mesin Hammer Mill
Tahun 2016
Lama Jumlah Rata-rata
Frekuensi
No. Nama Komponen Pemakaian Kebutuhan per Bulan
Penggantian
(Jam) (unit) (unit)
1. Beater PCD 80mm 288 16 2176 181
2. Screen
320 14 28 2
695x1120x3DxØ3mm
3. Screen
416 11 22 2
695x1120x3DxØ8mm
4. Hammer Bolt 700-2D 480 9 36 3
Sumber: Pengolahan Data
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk Q* komponen kritis mesin
Screen 695x1120x3DxØ3mm 22
Screen 695x1120x3DxØ8mm 21
SS = 𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑥𝑥 𝑍𝑍𝛼𝛼
SS = 45,33 𝑥𝑥 1,65
SS = 74,79≈ 75 unit
Dengan cara yang sama dapat dihitung persediaan pengaman (safety stock)
Screen 695x1120x3DxØ3mm 1
Screen 695x1120x3DxØ8mm 1
Penggunaan selama lead time= 7,25 unit/hari x 14 hari = 101,55 ≈ 102 unit
ROP = 75 + 102
Dengan cara yang sama dapat dihitung titik pemesanan kembali (reorder
point) untuk komponen kritis yang dapat dilihat pada Tabel 5.21.
Screen 695x1120x3DxØ3mm 5
Screen 695x1120x3DxØ8mm 7
6.1 Analisis
Mill.Faktor yang memiliki koefisien korelasi tertinggi yaitu pada faktor ke 2 (strategi
faktor strategi perusahaan memiliki korelasi yang sangat tinggi terhadap downtime
yang terjadi.Faktor strategi perusahaan ini terdiri dari keputusan penggantian spare
maintenance.
Berikut ini akan diuraikan masing-masing indikator yang terdapat pada faktor
semakin tinggi.
2. Sistem pengadaan spare part.
3. Manajemen inventori.
4. Kebijakan maintenance.
kerusakan mesin yang terjadi.Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh
Sistem perawatan yang berjalan pada PT Gold Coin Indonesia – Medan Mill
ditetapkan.Pada saat kerusakan atau kegagalan mesin, sering terjadi komponen atau
spare part tidak tersedia di gudang penyimpanan sehingga diperlukan waktu untuk
tahun, tetapi downtime pada perusahaan masih juga tinggi.Selain itu, ketika terjadi
kerusakan atau kegagalan, pihak perusahaan hanya mengganti komponen yang rusak
yang berjalan atau aktual yang dilakukan di PT Gold Coin Indonesia – Medan Mill
Maint SPV
JPM
Tidak
Tidak
Setuju?
Setuju?
Ya
Ya
Lisan, Memo, MC
Tidak
Tidak
Maint SPV
APM
Lisan, PPA
Lisan
Ya
Ya
Maint SPV, PMTS
Meminta supplier/bengkel luar
Tidak
Tidak
untuk melakukan perbaikan Mampu
Mampu melakukan
melakukan
dan meminta persetujuan perbaikan
perbaikan sendiri?
sendiri?
H.O.D terkait
By Phone, SJ
Ya
Ya
Lisan
Ya
Ya
Hasil
Hasil OK?
OK? 3
PENGENDALIAN JASA,
2 SPARE PART MESIN DAN Maint SPV, PMTS
EQUIPMENT
Mengisi FPB dan meminta
Lisan, Spare Part tanda tangan ke Head Dept.
terkait
Ya
Ya FPB
Emergency?
Emergency? Maint SPV, PMTS
PENGADAAN BARANG
DAN JASA FM
LEM
1. Metode Perawatan
dilakukan pada komponen kritis mesin Hammer Mill dapat dilihat pada
Tabel 6.1.
Nama Monthly
No. Daily Preventive Weekly Preventive
Komponen Preventive
1. Beater PCD a. Periksa kondisi Mengganti -
80mm komponen sebelum komponen sesuai
(5x50x150x digunakan untuk proses jadwal penggantian
Ø17mm). produksi. preventive
b. Pengaturan di control
room untuk putaran
beater.
c. Bersihkan komponen
setelah proses produksi
selesai dilakukan.
2. Screen a. Periksa kondisi screen Mengganti -
695x1120x3D dan bersihkan sebelum komponen sesuai
xØ3mm. proses produksi dimulai. jadwal penggantian
preventive
b. Pengaturan (setting) rel
screen.
c. Pengaturan (setting)
pengait pada rel screen.
Tabel 6.1(Lanjutan)
Nama Weekly
No. Daily Preventive Monthly Preventive
Komponen Preventive
3. Screen a. Periksa kondisi screen - Mengganti
695x1120x3Dx dan bersihkan sebelum komponen sesuai
Ø8mm proses produksi dimulai jadwal penggantian
preventive
b. Pengaturan (setting) rel
screen
c.Pengaturan (setting)
pengait pada rel screen
4. Hammer Bolt a. Melakukan greasing - Mengganti
700-2D (pelumasan) pada komponen sesuai
komponen jadwal penggantian
preventive
b. Mengencangkan
komponen sebelum
proses produksi dimulai
Tabel 6.2 Usulan Interval Penggantian Komponen Kritis Mesin Hammer Mill
Interval Penggantian
No. Nama Komponen
(Jam Operasi)
1. Beater PCD 80mm (5x50x150xØ17mm) 288
2. Screen 695x1120x3DxØ3mm 320
3. Screen 695x1120x3DxØ8mm 416
4. Hammer Bolt 700-2D 480
Sumber: Pengolahan Data
Berdasarkan interval penggantian komponen kritis mesin Hammer Mill di
Tabel 6.2 diharapkan dapat mengurangi kegagalan atau kerusakan komponen mesin
Hammer Mill.
Rencana produksi tahun 2016 PT Gold Coin Indonesia Medan - Mill dapat
2016 dan interval penggantian komponen dapat dibuat suatu jadwal penggantian
komponen kritis mesin Hammer Mill yang dapat dilihat pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4 Jadwal Penggantian Komponen Kritis Mesin Hammer Mill Tahun 2016
untuksparepart, tenaga kerja dan peralatan tersedia. Sebagai contoh untuk komponen
penggantian selanjutnya pada bulan Februari jam ke-196 dan seterusnya. Pada waktu
ini penggantian komponen belum tentu dapat dilakukan karena kerusakan komponen
dapat terjadi pada waktu sebelum dansesudah interval penggantian. Namun, dengan
adanya interval penggantian ini dapatdipastikan personal maintenance staff,
penyimpanan.
mesin.
terkait.
6. PMTS melaporkan waktu, jumlah dan jenis komponen (spare part) yang
maka dibuat suatu database penggantian komponen mesin yang dapat dilihat pada
Gambar 6.2 dan database perawatan mesin yang dapat dilihat pada Gambar 6.3.
Nama Mesin :
Nama Komponen :
Sistem Perawatan
Sistem Perawatan Usulan
Sekarang
Nilai
Nama Interval Interval
No Penurunan
Komponen Penggantian Penggantian
Downtime Downtime (%)
Komponen* Komponen
(Hari) (Hari)
1. Beater PCD
80mm
23 0,0042676 18 0,0038811 9,06
(5x50x150xØ17
mm)
2. Screen
695x1120x3Dx 29 0,0017824 20 0,0009492 46,75
Ø3mm
3. Screen
695x1120x3Dx 39 0,0013414 26 0,0006892 48,62
Ø8mm
4. Hammer Bolt
42 0,0036034 30 0,0030465 15,45
700-2D
Rata-rata Penurunan Downtime 29,97
*Interval penggantian komponen untuk sistem perawatan sekarang diperoleh dari nilai rata-
rata data historis interval kerusakan komponen.
(TMD) yang dapat dilihat di Lampiran 4. Pada Tabel 6.5 diatas, terlihat adanya rata-
rata penurunan downtime yang cukup signifikan yaitu sebesar 29,97% dengan
Sistem Perawatan
Sistem Perawatan Usulan
Sekarang
Nilai
Nama Interval Interval
No Peningkatan
Komponen Penggantian Penggantian
Reliability Reliability (%)
Komponen* Komponen
(Hari) (Hari)
1. Beater PCD
80mm
23 0,5032075 18 0,7028145 28,40
(5x50x150xØ17
mm)
2. Screen
695x1120x3Dx 29 0,5335445 20 0,9363174 43,02
Ø3mm
3. Screen
695x1120x3Dx 39 0,5433576 26 0,9471816 42,63
Ø8mm
4. Hammer Bolt
42 0,5008470 30 0,7606892 34,16
700-2D
Rata-rata Peningkatan Reliability 37,05
*Interval penggantian komponen untuk sistem perawatan sekarang diperoleh dari nilai rata-
rata data historis interval kerusakan komponen.
Indonesia – Medan Mill dapat dilihat pada Gambar 6.4. Bagan alir
updating stock setiap hari. Selain itu, store keeper juga memonitoring
pemakaian spare part. Jika terdapat pemakaian spare part maka bagian
perbaikan mesin. Jika tidak terdapat pemakaian spare part maka dilihat
apakah stock sudah mendekati jumlah minimum, jika sudah maka store
keeper menginformasikan ke FM, maintenance supervisor dan PMTS dan
pemeriksaan, jika sesuai langsung disimpan tetapi jika tidak sesuai maka
spare part kritis mesin Hammer Mill yang harus disediakan di gudang
perusahaan.
Store Keeper FM, Maint SPV FM, Maint SPV
Menerima daftar spare part Menganalisa kebutuhan suku Menentukan stock yang
dan dicantumkan pada kartu cadang untuk masing-masing diperlukan dalam jumlah
stock dari Maint SPV peralatan optimum
OM, IS, Stock Card OM, IS, Stock Card Stock Card
1
SOP-GCIMD-D.4.1
PENGADAAN BARANG
DAN JASA
PR
Tidak
Tidak
Stock
Stock mendekati
mendekati jumlah
jumlah
minimum?
minimum?
Ya
Ya
Store Keeper
Menginformasikan ke FM,
Maint SPV dan PMTS dan
mengisi PR
PR
FM
Menandatangani order
2
pengadaan barang
PR
yang diperoleh dari pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat
Screen 695x1120x3DxØ3mm 22
Screen 695x1120x3DxØ8mm 21
Berdasarkan perhitungan reorder point diketahui saat atau titik dimana harus
dipesan tepat pada waktu dimana persediaan sama dengan nol. Reorder point untuk
masing-masing komponen kritis mesin Hammer Mill dapat dilihat pada Tabel 6.8.
Screen 695x1120x3DxØ3mm 5
Screen 695x1120x3DxØ8mm 7
gudang penyimpanan maka dilakukan perhitungan safety stock yang dapat dilihat
Screen 695x1120x3DxØ3mm 1
Screen 695x1120x3DxØ8mm 1
diharapkan downtime karena tidak tersedianya spare part saat terjadi kerusakan
Selain itu, agar lebih memudahkan dalam pengelolaan persediaan spare part
pada perusahaan dapat dibuat suatu database yang dapat dengan mudah diakses dan
6.3 Pembahasan
supervisor maintenance, staff maintenance dan store keeper. Dari ke-6 faktor yang
korelasi yang sangat tinggi yaitu sebesar 0,824.Faktor tersebut yaitu strategi
pengadaan spare part, manajemen inventori dan kebijakan maintenance. Uraian dari
ketika terjadi kerusakan tidak ada persiapan sumber daya yang diperlukan.
Sumber daya tersebut yaitu personal maintenance staff, spare part dan
spare part kritis mesin Hammer Mill yang dapat dilihat pada Tabel 6.7.
3. Manajemen inventori.
hasil kuesioner bahwa pada sistem inventori yang berjalan, ketika terjadi
(repair) mesin.
4. Kebijakan maintenance.
optimum
yang jelas
Dengan menerapkan penggantian komponen sampai batas downtime yang
signifikan yaitu rata-rata sebesar 29,97% dan adanya peningkatan nilai keandalan
dokumentasi atau record yang baik terhadap kegiatan perawatan yang dilakukan,
kerusakan mesin yang terjadi, jumlah kebutuhan spare part sehingga dapat digunakan
pada sistem usulan yang diberikan. Selain itu, perusahaan juga harus melakukan
7.1 Kesimpulan
perawatan tersebut.
Hammer Mill.
7.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada PT Gold Coin Indonesia Medan – Mill
yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Taufiq dan Niezar Mohc Evannaza.2014. Klasifikasi ABC dengan Pendekatan
Keputusan Multikriteria pada Persediaan Spare Part
Pemeliharaan.Yogyakarta: Universitas Sunan Kalijaga.
Corder, Antony dan Kusnul, Hadi. 1996. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta:
Erlangga.
Driessen, M.A, dkk. 2010. Maintenance Spare Parts Planning and Control: a
Framework for Control and Agenda for Future Research. ISBN 978-90-386-
2358-0.
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2005. Operation Management. Jakarta: Salemba
Empat.
Kuntadi, Akhnanto. 2013. Perencanaan Sistem Perawatan Mesin Rotary Lobe Pump
Melalui Reliability Centered Maintenance (RCM) (Studi Kasus PT Lombok
Gandaria). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Longstaff, Abubaker Shagluf, A. P. dan Fletcher, S. 2014. Maintenance Strategies to
Reduce Downtime Due to Machine Positional Errors. Portugal: Department
of Mechanical Engineering Polo II – FCTUC. ISBN 978-972-8954-42-0.
Putra, Boy Isma. 2008. Evaluasi Manajemen Perawatan dengan Metode Reliability
Centered Maintenance II (RCM II) pada Mesin Danner 1.3 di PT “X”. Jurnal
Teknik Industri Vol. 5. Sidoarjo: Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Rego, Jose Roberto dan Marco Aurelio de Mesquita. 2011. Spare Parts Inventory
Control: a Literature Review. Brazil: Producau. Volume 21, Number 4.
Santoso, Edi dan Edwin J. Chairul. 2007. Minimasi Downtime Tool Punch
MesinHeading padaPreventive Maintenance denganMetodeAge Replacement.
INASEA, Vol. 8 No. 2, Oktober 2007: 134-143.
Rodrigues, Leonardo Ramos dan Takashi Yoneyama. 2012. Spare Parts Inventory
Control for Non-Repairable Items Based on Prognostics and Health
Monitoring Information. Brazil: Annual Conference of the Prognostics and
Health Management Society.
Sinulingga, Sukaria. 2014. Metodologi Penelitian. Edisi III. Medan: USU Press.
Tabikh, Mohamad. 2014. Downtime Cost and Reduction Analysis: Survey Result.
Sweden: Malardalen University.
LAMPIRAN 1
No Pernyataan
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 3 3
2 4 3 4 2 1 2 1 3 5 4 3 3 3 4 4 3 1 2 3 3
3 4 1 3 1 1 1 1 4 3 3 1 2 3 3 2 3 2 3 3 3
4 3 3 3 2 1 2 2 3 3 4 1 1 2 3 2 3 2 1 4 4
5 3 1 2 1 2 1 1 3 4 4 3 3 3 4 4 4 5 3 2 1
6 5 3 5 2 2 2 2 2 3 3 4 3 2 5 4 4 3 2 4 4
7 4 3 5 2 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 5 4 4 5 4 5
8 4 5 5 4 3 2 2 5 5 5 4 3 5 5 3 4 5 5 5 5
9 5 5 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 2 4 5
10 5 2 5 1 1 3 2 4 4 4 5 5 3 4 5 4 4 3 5 5
LAMPIRAN 2
Correlations
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor_Total
* * * * * * ** **
Pertanyaan_1 Pearson Correlation 1 .508 .679 .345 .354 .664 .455 .589 .514 .483 .710 .706 .559 .708 .723 .772 .284 .344 .514 .522 .783
Sig. (2-tailed) .134 .031 .328 .315 .036 .186 .073 .128 .157 .021 .023 .093 .022 .018 .009 .426 .330 .128 .122 .007
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** * * * * * * *
Pertanyaan_2 Pearson Correlation .508 1 .481 .950 .680 .637 .562 .498 .556 .641 .474 .206 .655 .431 .286 .600 .298 .267 .635 .700 .737
Sig. (2-tailed) .134 .159 .000 .031 .047 .091 .143 .095 .046 .167 .569 .040 .214 .422 .067 .403 .455 .049 .024 .015
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * * * * * * *
Pertanyaan_3 Pearson Correlation .679 .481 1 .420 .328 .652 .671 .360 .477 .442 .565 .679 .379 .741 .605 .400 .229 .570 .758 .701 .762
Sig. (2-tailed) .031 .159 .227 .354 .041 .034 .307 .163 .201 .088 .031 .280 .014 .064 .252 .525 .086 .011 .024 .010
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Tabel 1. Hasil Uji Validitas (Lanjutan)
Correlations
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor_Total
** * * * *
Pertanyaan_4 Pearson Correlation .345 .950 .420 1 .705 .411 .447 .512 .554 .638 .363 .073 .701 .438 .116 .477 .336 .370 .554 .577 .666
Sig. (2-tailed) .328 .000 .227 .023 .239 .195 .131 .097 .047 .302 .842 .024 .206 .750 .163 .343 .292 .097 .081 .035
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * * * * *
Pertanyaan_5 Pearson Correlation .354 .680 .328 .705 1 .444 .609 .362 .433 .499 .377 .354 .637 .433 .430 .746 .726 .631 .306 .422 .704
Sig. (2-tailed) .315 .031 .354 .023 .198 .062 .304 .211 .142 .283 .315 .048 .212 .215 .013 .017 .050 .390 .224 .023
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * * ** * * * * ** *
Pertanyaan_6 Pearson Correlation .664 .637 .652 .411 .444 1 .806 .360 .430 .496 .553 .664 .371 .348 .706 .645 .292 .288 .717 .827 .756
Sig. (2-tailed) .036 .047 .041 .239 .198 .005 .307 .214 .145 .097 .036 .291 .325 .023 .044 .413 .420 .020 .003 .011
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* ** * ** *
Pertanyaan_7 Pearson Correlation .455 .562 .671 .447 .609 .806 1 .232 .191 .420 .268 .455 .254 .393 .512 .547 .424 .476 .711 .800 .677
Sig. (2-tailed) .186 .091 .034 .195 .062 .005 .519 .597 .227 .455 .186 .478 .262 .130 .102 .222 .164 .021 .005 .031
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* ** ** *
Pertanyaan_8 Pearson Correlation .589 .498 .360 .512 .362 .360 .232 1 .681 .785 .424 .430 .907 .484 .305 .557 .462 .594 .475 .401 .707
Sig. (2-tailed) .073 .143 .307 .131 .304 .307 .519 .030 .007 .221 .215 .000 .157 .392 .094 .179 .070 .166 .250 .022
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Tabel 1. Hasil Uji Validitas (Lanjutan)
Correlations
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor_Total
* ** ** * *
Pertanyaan_9 Pearson Correlation .514 .556 .477 .554 .433 .430 .191 .681 1 .868 .587 .610 .819 .679 .625 .528 .385 .586 .259 .214 .751
Sig. (2-tailed) .128 .095 .163 .097 .211 .214 .597 .030 .001 .074 .061 .004 .031 .053 .117 .272 .075 .469 .554 .012
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * ** ** ** * **
Pertanyaan_10 Pearson Correlation .483 .641 .442 .638 .499 .496 .420 .785 .868 1 .494 .483 .822 .667 .520 .608 .540 .581 .441 .349 .792
Sig. (2-tailed) .157 .046 .201 .047 .142 .145 .227 .007 .001 .147 .157 .004 .035 .123 .062 .107 .078 .202 .324 .006
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* ** * * * *
Pertanyaan_11 Pearson Correlation .710 .474 .565 .363 .377 .553 .268 .424 .587 .494 1 .772 .534 .654 .714 .732 .560 .287 .508 .377 .761
Sig. (2-tailed) .021 .167 .088 .302 .283 .097 .455 .221 .074 .147 .009 .112 .040 .020 .016 .092 .422 .134 .282 .011
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * * ** ** * **
Pertanyaan_12 Pearson Correlation .706 .206 .679 .073 .354 .664 .455 .430 .610 .483 .772 1 .476 .631 .924 .665 .543 .599 .419 .384 .767
Sig. (2-tailed) .023 .569 .031 .842 .315 .036 .186 .215 .061 .157 .009 .164 .050 .000 .036 .105 .067 .228 .273 .010
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * * ** ** ** * * **
Pertanyaan_13 Pearson Correlation .559 .655 .379 .701 .637 .371 .254 .907 .819 .822 .534 .476 1 .568 .404 .670 .592 .691 .394 .368 .803
Sig. (2-tailed) .093 .040 .280 .024 .048 .291 .478 .000 .004 .004 .112 .164 .087 .247 .034 .071 .027 .260 .295 .005
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Tabel 1. Hasil Uji Validitas (Lanjutan)
Correlations
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor_Total
* * * * * * **
Pertanyaan_14 Pearson Correlation .708 .431 .741 .438 .433 .348 .393 .484 .679 .667 .654 .631 .568 1 .673 .606 .460 .587 .379 .230 .765
Sig. (2-tailed) .022 .214 .014 .206 .212 .325 .262 .157 .031 .035 .040 .050 .087 .033 .063 .181 .074 .280 .523 .010
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * * ** * * *
Pertanyaan_15 Pearson Correlation .723 .286 .605 .116 .430 .706 .512 .305 .625 .520 .714 .924 .404 .673 1 .742 .483 .476 .278 .300 .742
Sig. (2-tailed) .018 .422 .064 .750 .215 .023 .130 .392 .053 .123 .020 .000 .247 .033 .014 .158 .164 .437 .400 .014
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** * * * * * * * **
Pertanyaan_16 Pearson Correlation .772 .600 .400 .477 .746 .645 .547 .557 .528 .608 .732 .665 .670 .606 .742 1 .735 .446 .389 .420 .834
Sig. (2-tailed) .009 .067 .252 .163 .013 .044 .102 .094 .117 .062 .016 .036 .034 .063 .014 .015 .196 .267 .226 .003
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * * *
Pertanyaan_17 Pearson Correlation .284 .298 .229 .336 .726 .292 .424 .462 .385 .540 .560 .543 .592 .460 .483 .735 1 .650 .302 .205 .651
Sig. (2-tailed) .426 .403 .525 .343 .017 .413 .222 .179 .272 .107 .092 .105 .071 .181 .158 .015 .042 .397 .570 .042
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * *
Pertanyaan_18 Pearson Correlation .344 .267 .570 .370 .631 .288 .476 .594 .586 .581 .287 .599 .691 .587 .476 .446 .650 1 .339 .321 .692
Sig. (2-tailed) .330 .455 .086 .292 .050 .420 .164 .070 .075 .078 .422 .067 .027 .074 .164 .196 .042 .339 .365 .027
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Tabel 1. Hasil Uji Validitas (Lanjutan)
Correlations
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor_Total
* * * * ** *
Pertanyaan_19 Pearson Correlation .514 .635 .758 .554 .306 .717 .711 .475 .259 .441 .508 .419 .394 .379 .278 .389 .302 .339 1 .925 .694
Sig. (2-tailed) .128 .049 .011 .097 .390 .020 .021 .166 .469 .202 .134 .228 .260 .280 .437 .267 .397 .339 .000 .026
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * ** ** ** *
Pertanyaan_20 Pearson Correlation .522 .700 .701 .577 .422 .827 .800 .401 .214 .349 .377 .384 .368 .230 .300 .420 .205 .321 .925 1 .670
Sig. (2-tailed) .122 .024 .024 .081 .224 .003 .005 .250 .554 .324 .282 .273 .295 .523 .400 .226 .570 .365 .000 .034
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** * * * * * * * * ** * ** ** ** * ** * * * *
Skor_Total Pearson Correlation .783 .737 .762 .666 .704 .756 .677 .707 .751 .792 .761 .767 .803 .765 .742 .834 .651 .692 .694 .670 1
Sig. (2-tailed) .007 .015 .010 .035 .023 .011 .031 .022 .012 .006 .011 .010 .005 .010 .014 .003 .042 .027 .026 .034
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
dengan menggunakan software Easy Fit Professional 5.6 adalah sebagai berikut:
2. Screen 695x1120x3DxØ3mm
3. Screen 695x1120x3DxØ8mm
= 48,016.
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132
Waktu (Hari)
2. Screen 695x1120x3DxØ3mm
Screen 695x1120x3DxØ3mm
1,5
Reliability
1
0,5
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
Waktu (Hari)
3. Screen 695x1120x3DxØ8mm
1
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45
Waktu (Hari)