Anda di halaman 1dari 150

SKRIPSI

PENJADWALAN PREVENTIF MAINTANANCE MENGGUNAKAN


METODE AGE REPLACEMENT UNTUK MESIN TEST TUBE DI PT.
PUDAK ORIENTAL INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana S-1
dalam bidang ilmu Teknik Industri

Disusun Oleh :
Shintya Nada Nur Afifah
NPM. 41155010190008

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
2023
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA

BANDUNG

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Shintya Nada Nur Afifah

NPM 41155010190008

Program Studi : Teknik Industri

Judul Skripsi : Penjadwalan Preventif Maintanance Menggunakan Metode Age


Replacement Untuk Mesin Test Tube Di Pt. Pudak Oriental
Indonesia

Bandung, 13 Mei 2023

Mengetahui,

Ketua Program Dekan Fakultas Teknik

Studi Teknik Industri

(Dr. Risris Nurjaman, S.T., M.T.) (Dr. Hj. Hennie Husniah, Dra., M.T.)
PROGRAM STUDI TEKNIK
INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA

Pernyataan Tidak Mencontek atau Melakukan Tindakan Plagiat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Shintya Nada Nur Afifah


NPM : 41155010190008

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

Penjadwalan Preventif Maintanance Menggunakan Metode Age Replacement


Untuk Mesin Test Tube Di Pt. Pudak Oriental Indonesia

adalah hasil pekerjaan saya dan seluruh ide, pendapat atau materi dari sumber lain
telah dikutip dengan cara penulisan referensi yang sesuai.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini tidak
sesuai dengan kenyataan, maka saya bersedia menanggung sanksi yang akan
dikenakan kepada saya.

Bandung, 13 Mei 2023

Shintya Nada Nur Afifah


41155010190008
ABSTRAKSI

PT POI (Pudak Oriental Indonesia) adalah perusahaan yang bergerak di bidang


industri manufaktur alat laboratorium dan alat pembuat kopi. Kegiatan produksi
PT POI dilakukan berdasarkan strategi make to order, PT POI mengalami
kerugian yang cukup besar, jika dilihat dari data produksi PT POI memproduksi
melebihi jumlah permintaannya tetapi terdapat produk yang reject. Reject yang
paling dominan adalah reject retak, reject tersebut memiliki faktor yang paling
berpengaruh yaitu mesin rusak.
Jika dilihat dari frekuensi kerusakan mesin, mesn Test Tube adalah mesin yang
paling sering rusak. PT POI hanya memiliki mesin Test Tube 1 unit saja, dengan
fungsi dari mesin ini yang sangat mempengaruhi kualitas dari produk yang dibuat.
Mesin Test Tube digunakan dalam proses pembuatan produk Test Tube. Mesin
Test Tube memiliki 15 komponen yaitu keramik, ram kawat, plat penahan
pencapit ram kawat, bata api, rokul, rantai konveyor, regulator, brander plate,
bearing, karet roll, inventer, motor penggerak, kipas, ven belt, selang LPG.
Kebijakan yang diterapkan PT POI saat ini adalah bagian maintenance akan
memperbaiki mesin apabila mesin tersebut terjadi kerusakan (corrective
maintenance), perusahaan harus menerapkan metode preventive maintenance
dengan menggunakan metode preventive maintenance.
Kata Kunci : Mesin Test Tube, Preventive Maintenance, Age Replacement, OEE
(Overall Equipment Effectiveness)

i
ABTRACT

PT POI (Pudak Oriental Indonesia) is a company engaged in the manufacturing


industry of laboratory equipment and coffee makers. PT POI's production
activities were carried out based on a make to order strategy, PT POI
experienced quite a large loss, judging from the production data PT POI
produced more than the number of requests but there were products that were
rejected. The most dominant reject is cracked reject, the reject has the most
influential factor, namely a damaged machine.
When viewed from the frequency of machine breakdowns, the Test Tube engine is
the most frequently damaged machine. PT POI only has 1 unit of Test Tube
machine, with the function of this machine which greatly affects the quality of the
products made. Test Tube machine is used in the process of making Test Tube
products. The Test Tube machine has 15 components, namely ceramic, wire ram,
wire ram clamp retaining plate, fire brick, rocker, conveyor chain, regulator,
brander plate, bearing, rubber roll, inventor, drive motor, fan, ven belt, LPG
hose.
The current policy implemented by PT POI is that the maintenance department
will repair the machine if the machine is damaged (corrective maintenance), the
company must apply a preventive maintenance method using the preventive
maintenance method.

Keywords: Test Tube Machine, Preventive Maintenance, Age Replacement, OEE


(Overall Equipment Effectiveness)

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena hanya
dengan izin rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan skripsi dan menyusun
skripsi ini sampai dengan selesai, skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat
kelulusan program studi, dan mengaplikasikannya di dunia industri manufaktur,
dan penyusunan skripsi ini guna memenuhi mata skripsi, Fakultas Teknik,
Program Studi Teknik Industri, Universitas Langlangbuana Bandung.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Hj. Hennie Husniah, Dra., M.T. selaku Dosen pembimbing Skripsi
sekaligus Dekan Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis selama proses penyelesaian Skripsi
ini hingga terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Risris Nurjaman ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknik di Universitas Langlangbuana.
3. Bapak Daniel Saputra, selaku pembimbing Skripsi Di PT. Pudak Oriental
Indonesia.
4. Seluruh staff dan karyawan PT. Pudak Oriental Indonesia.yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang dibutuhkan penulis.
5. Orang tua dan adik yang senantiasa memotivasi dan memberi dukungan
moril dan material.
6. Alpad Mitfathul Haqqi Akmal S.T., Dwi Sukmawati S.T., Linda Apriyanti
serta Yosiani Felecia S.T. yang telah memberi dukungan dan semangat
kepada penyusun untuk menyelesaikan Laporan Skripsi ini.
7. Teman-teman Teknik Industri 2019, Terima kasih atas bantuan selama
penyelesaian Laporan Skripsi ini.
8. Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu,
telah membantu dalam penyelesaian Laporan Skripsi ini.
Akhirnya saya sebagai penyusun hanya dapat berharap semoga penyusunan
skripsi ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca meskipun masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan sekali kritik dan masukan
yang berguna dan memberi masukan agar dapat menjadikan lebih baik lagi, juga
membangun untuk dikemudian hari.
Bandung, Mei 2023
Hormat saya

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAKSI...........................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL............................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. I-1
1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................................... I-1
1.2. Perumusan Masalah .......................................................................................... I-4
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................................. I-4
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................................ I-5
1.5. Batas Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... I-5
1.6. Manfaat Penelitian.............................................I-Error! Bookmark not defined.
1.7. Batas Ruang Lingkup Penelitian........................I-Error! Bookmark not defined.
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................... II-1
2.1. Diagram Pareto ................................................................................................ II-1
2.2. 5W.................................................................................................................... II-1
2.3. Pengertian Perawatan....................................................................................... II-2
2.4. Tujuan Perawatan............................................................................................. II-2
2.5. Jenis – Jenis Perawatan .................................................................................... II-2
2.6. Aktivitas Perawatan ......................................................................................... II-4
2.7. Kaidah Perawatan ............................................................................................ II-4
2.8. Pengertian OEE (Overall Equipment Effectiveness) ....................................... II-6
2.9. Elemen Waktu Dalam Perawatan .................................................................... II-7
2.10. Keandalan (Reability) .................................................................................. II-8
2.11. Distribusi Statistik Kerusakan...................................................................... II-9
2.12. Identifikasi Distribusi Kerusakan............................................................... II-12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................ III-1
3.1. Kerangka Berpikir........................................................................................... III-1
3.2. Metode Pengumpulan Data............................................................................. III-1
3.2.1. Data Primer ............................................................................................. III-1
3.2.2. Data Sekunder ......................................................................................... III-2
iv
3.3. Metode Pengolahan Data.................................................................................I-2
3.4. Kerangka Pemecahan Masalah ....................................................................... III-5
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ..........................................IV-1
4.1. Pengumpulan Dat............................................................................................IV-1
4.1.1. Data Umum .............................................................................................IV-1
4.1.2. Data Khusus ............................................................................................IV-5
4.2. Pengolahan Data ...........................................................................................IV-21
4.2.1. Analisis Pendahuluan............................................................................IV-21
4.2.2. Penjadwalan Preventive Maintenance Menggunakan Metode Age
Replacement..........................................................................................................IV-31
BAB V ANALISIS ..........................................................................................................V-1
5.1. Analisis Objek Penelitian.................................................................................V-1
5.2. Analisis Pengujian Distribusi Dan Parameter ..................................................V-3
5.3. Analisis Interval Waktu Perawatan..................................................................V-5
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................VI-1
6.1. Kesimpulan .....................................................................................................VI-1
6.2. Saran ...............................................................................................................VI-3
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................ix
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………………………………………. L-1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Grafik persentase reject produk........................................................I-1

Gambar 1.2. grafik total kerugian produk reject ………………………………. I-2

Gambar 1.3. Grafik Jumlah Downtime Mesin testube tahun 2021-2022 ……… I-3

Gambar 3.1. kerangka Pemecahan masalah ………………………………….. III-5

Gambar 3.2. kerangka Pemecahan masalah ………………………………….. III-6

Gambar 4.1. Struktur Organisasi ……………………………………………. IV-4

Gambar 4.2. Skema Alur Perencanaan Produksi …………………….............. IV-5

Gambar 4.3. Diagram Pareto Jenis Reject..........................................................IV-


22

Gambar 4.4. Uji goodness of fit komponen keramik ……………………….. IV-33

Gambar 4.5. Grafik Ongkos Perawatan Age Replacement ………………… IV-39

Gambar 5.1. Fungsi Keandalan Keramik ……………………………………... V-2

Gambar 5.2. Bathtube Curve Keramik ……………………………………….. V-3

Gambar 5.3. Grafik Ongkos Keramik ………………………………………… V-6

Gambar 5.4. Interval Penggantian Komponen Mesin Test Tube ………………V-7

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Reject Produk..............................................................................V-6

Tabel 4.2 Data Kerusakan Dan Interval Kerusakan Komponen Test Tube ….. IV-8

Table 4.3. Uji Kecukupan Data …………………………………………….. IV-11

Tabel 4.4 Harga Komponen Mesin Test Tube ……………………………… IV-14

Tabel 4.5 Waktu Perbaikan Kerusakan (Failure Maintenance) …………….. IV-15

Tabel 4.6 Waktu Pencegahan (Preventive Maintenance) …………………... IV-19

Tabel 4.7 Data Reject Produk Setengah Jadi ………………………………. IV-22

Tabel 4.8. Penyebab Kerusakan Komponen Mesin Test Tube ……………... IV-22

Table 4.9. Analisis 5W ……………………………………………………... IV-24

Tabel 4.10 Nilai OEE Pada Mesin Pembuatan Produk Test Tube …………. IV-25

Tabel 4.11 Rincian Ongkos Perawatan Keramikn …………………………. IV-26

Tabel 4.12 Rincian Ongkos Perawatan ram kawat………………………….. IV-26

Tabel 4.13 Rincian Ongkos Perawatan plat penahan ram kawat ………...… IV-27

Tabel 4.14 Rincian Ongkos Perawatan bata api ……………………………. IV-27

Tabel 4.15 Rincian Ongkos Perawatan rokul ………………………………. IV-27

Tabel 4.16 Rincian Ongkos Perawatan rantai konveyor …………………… IV-28

Tabel 4.17 Rincian Ongkos Perawatan regulator …………………………... IV-28

Tabel 4.18 Rincian Ongkos Perawatan bearing …………………………….. IV-28

Tabel 4.19 Rincian Ongkos Perawatan karet roll …………………………... IV-29

Tabel 4.20 Rincian Ongkos Perawatan brander plate ………………………. IV-29

Tabel 4.21 Rincian Ongkos Perawatan inventer …………………………… IV-29

Tabel 4.22 Rincian Ongkos Perawatan motor penggerak ………………….. IV-30

Tabel 4.23 Rincian Ongkos Perawatan kipas ………………………………. IV-30

vii
Tabel 4.24 Rincian Ongkos Perawatan ven belt................................................V-30

Tabel 4.25 Rincian Ongkos Perawatan selang LPG ………………………. IV-30

Tabel 4.26 Interval Waktu Kerusakan Komponen Keramik ……………….. IV-31

Table 4.27. Nilai rekap Anderson darling komponen keramik ………….… IV-32

Tabel 4.28 Rekap Perhitungan Index Of Fit Komponen Mesin Test Tube … IV-32

Tabel 4.29 Penentuan Nilai Parameter ……………………………………... IV-34

Tabel 4.30 Rekap Nilai Parameter Komponen Mesin Test Tube ………….. IV-35

Tabel 4.31 perhitungan pergantian komponen Keramik dengan menggunakan age


replacement ………………………………………………………………… IV-36

Tabel 4.33 Rekap Age Replacement Komponen Mesin Test Tube ………... IV-39

Tabel 5.3 Rekap Perhitungan Distribusi Mesin Test tube …………………..... V-4

Tabel 5.4 Rekap Interval Waktu Perawatan Mesin Test tube ………………… V-5

Tabel 5.5. Jadwal Penggantian Komponen Secara Kelompok ……………….. V-6


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Pengujian Distribusi Kerusakan......................................................L-1


Lampiran B. Uji Kesesuaian Distribusi …………………………………….... L-16
Lampiran C. Penentuan Nilai Parameter (α dan β) ………………………….. L-24
Lampiran D. Grafik Laju Kerusakan ………………………………...………. L-29
Lampiran E. Perhitungan Age Replacement ………………………………… L-36

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

PT Pudak Oriental Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak pada


bidang industri manufaktur alat laboratorium, dimana perusahaan ini berlokasi di
Jalan Mekar Raya Kav. 12, Mekar Mulya, Panyileukan, Bandung, Jawa Barat
Indonesia. PT POI didirikan pada tahun 1991, dengan induk perusahaanya yaitu
Pudak Scientific yang didirikan pada tahun 1979 dengan produk utama yaitu
peralatan peraga pendidikan.
Saat ini PT POI memproduksi alat laboratorium berbahan baku gelas
borosilikat, karena Pudak Scientific adalah mitra terpercaya dalam bidang alat
pendidikan, produk yang dihasilkan yaitu Beaker, Erlenmeyer, Test Tube dan alat
peraga pendidikan lainnya yang dimana jenis produk tersebut terbuat dari kaca
anti panas yang berbahan borosilikat.
Produksi PT Pudak Oriental Indonesia dilakukan berdasarkan sistem make to
order, system ini menerapkan kegiatan produksi yang dimana jika terdapat
pesanan produk maka PT. Pudak Oriental Indonesia ini akan memproduksi
produk tersebut sesuai dengan permintaan. Dalam melakukan proses produksi
suatu produk tidak akan selalu bagus, akan terdapat reject yang di sebabkan
beberapa factor. Begitu pula di PT. Pudak Oriental Indonesia dalam setiap proses
produksinya terdapat beberapa reject produk.

I-1
I-2

Berikut merupakan persentase reject produk di PT Pudak Oriental Indonesia


periode bulan Januari 2022- Desember 2022 :

Persentase Reject Produk


30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
persentase reject produk

Gambar 1.1 Grafik Persentase Reject Produk

Dari diagram diatas terlihat reject produk paling banyak yaitu produk Test
Tube. Maka produk yang akan dibahas yaitu Test tube, jenis produk tersebut
merupakan jenis produk yang paling banyak diminati oleh konsumen karena
sering digunakan dalam analisis laboratorium di berbagai metode. Tingginya
permintaan dari produk tersebut membuat PT Pudak Oriental Indonesia selalu
memproduksi produk Test Tube tersebut dengan jumlah yang banyak di
bandingan dengan produk yang lain. Banyaknya produk yang reject
mengakibatkan biaya produksi produk meningkat akibat pemakaian bahan
bakudan waktu kerja yang tebuang. Berikut data kerugian dari produk testube
dalam jangka waktu januari 2022 – desember 2022 :
I-3

Total Kerugian Produk Riject (RP)


3500000
3000000
2500000
2000000
1500000
1000000
500000 Total Kerugian Produk
0 Riject (RP)

us
ari

ret
ma

apri
l
mei
juni
juli
febru

agust
januari

Gambar 1.2. Grafik Total Kerugian Produk Reject

Dari data tersebut perusahaan harus mengetahui penyebab reject dari suatu
produk tersebut, dan bagaimana cara menyelesaikan permasalahan tersebut.
Selain meningkatnya kerugian yang dialami perusahaan akibat produk test
tube yang reject, dalam proses produskinya mesin test tube rata rata mengalami
kerusakan yang harus diperbaiki sebanyak 4 kali setiap bulannya. Berikut data
jumlah kerusakan mesin testube selama 2 tahun :

12
10
8
6
4

2021
2022
2
0

Gambar 1.3. Grafik Jumlah Downtime Mesin Test Tube 2021-2022


I-4

Kebijakan yang diterapkan PT POI saat ini adalah bagian maintenance akan
memperbaiki mesin apabila mesin tersebut terjadi kerusakan atau menerapkan
metode corrective maintenance. Hal ini dapat mengganggu jalanya proses
produksi karena proses perbaikan yang mendadak, jika mesin mati di saat-saat
penting yaitu perusahaan yang dikejar deadline oleh komsumen maka
kemungkinan deadline yang diberikan konsumen tidak dapat tercapai.

Maka dari itu perusahaan harus memberikan perhatian yang lebih dalam
perawatan mesin beserta komponen-komponen yang terdapat didalamnya yang
berperan dalam proses produksi. Perawatan terhadap mesin dan komponen-
komponen yang digunakan dalam proses produksi dapat disesuaikan dengan
menggunakan metode preventive maintenance. Dengan menggunakan metode
preventive maintenance, perusahaan dapat menjadwalkan perawatan rutin secara
optimal terhadap mesin dan komponen-komponen yang ada. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi kemungkinan rusaknya mesin dan meminimasi adanya
downtime dan biaya perawatan.

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu PT. POI yaitu


1. Apa faktor faktor yang menyebabkan produk test tube reject?
2. Berapa nilai efektifitas dari mesin test tube menggunakan metode OEE?
3. Bagaimana mengurangi banyaknya kerusakan pada mesin test tube?
4. Bagaimana penjadwalan preventive maintenance pada mesin Test Tube
dilakukan?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dilakukan pada penelitian kali ini adalah:

1. Mengidentifikasi faktor faktor penyebab reject produk Test Tube.


I-5

2. Mengetahui nilai Overall Eqiupment Effetivities (OEE) pada mesin Test


Tube.
3. Menentukan jadwal perawatan setiap komponen mesin test tube.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari tugas akhir ini untuk perusahaan yaitu :
1. Terdapat jadwal maintenance secara berkala untuk mengurangi kerusakan
pada mesin dan mempeepanjang umur mesin.
2. Mengurangi reject produk yang disebabkan downtime karena kerusakan
mesin.
3. Meningkatkan efektifitas kerja mesin, yang dapat menambah keuntungan
untuk perusahaan.

1.5. Batas Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini terdapat batasan masalah untuk membatasi jangkauan


penelitian dan memfokuskan pada suatu hal yang akan diteliti yaitu sebagai
berikut:
1. Penelitian dilakukan di PT POI bagian maintenance.
2. Produk penelitian adalah Test Tube.
3. Data yang diambil di PT POI dalam kurun waktu satu tahun yaitu bulan
Januari 2022 sampai dengan Desember 2022.

1.6. Sistematikan Penulisan

Bab I Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang
penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian,
pembatasan masalah maintenance pada mesin produksi di
I-6

PT. POI, dan sistematika penulisan penelitian penjadwalan


preventive maintenance pada mesin Test Tube ini.

Bab Ii Landasan Teori


Bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan dijadikan
sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang ada
serta mendukung tujuan penelitian yang dilakukan.
Bab Iii Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan kerangka berpikir, metode yang
digunakan pada penelitian ini yaitu penjadwalan preventive
maintenance menggunakan metode Age Replacement, dan
kerangka pemecahan masalah dari penelitian tersebut.
Bab Iv Pengumpulan Dan Pengolahan Data
Bab ini menjelaskan hasil dari penelitian untuk melakukan
penjadwalan preventive maintenance pada mesin test tube.
Bab ini berisikan data data dan hasil pengolahan dari data
tersebut yang menghasilkan tujuan daroo penelitian ini.
Bab V Analisis
Bab ini menjelaskan pembahasan dari pengolahan data
yang dilakukan pada bab sebelumnya, dan analisis dari
hasil pembahasan penjadwalan preventive maintenance
pada mesin test tube tersebut.
Bab Vi Kesimpulan Dan Saran
Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian
penjadwalan preventive maintenance pada mesin test tube
berdasarkan tujuan dari penelitian ini. Lalu pada bab ini
juga berisikan saran penelitian secara khusus maupun
umum.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Diagram Pareto

Diagram Pareto ini sebenarnya adalah diagram batang biasa, namun


memiliki spesifikasi khusus yang berkaitan dengan penentuan skala prioritas
dari penanganan suatu permasalahan.
Beberapa kegunaan dari diagram pareto ini adalah :
1. Menunjukkan persoalan utama yang ada pada suatu proses / rangkaian
proses.
2. Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap keseluruhan.
3. Menunjukkan skala prioritas dari setiap permasalahan yang sedang
dibahas.
4. Sebagai alat untuk melakukan evaluasi, terhadap tingkat keberhasilan dari
suatu proses perbaikan.

2.2. 5W (5 whys)

Metode 5W (5 Whys) sudah dikenal sejak tahun 1930 yang dikemukakan


oleh Sakichi Toyoda dan pada tahun 1970 dipopulerkan dalam Toyota
Production System. Strategi 5 Whys pendekatannya adalah dengan mencari
tahu apa saja seluruh masalah yang ada dan bertanya “mengapa” dan “apa
yang menjadi akar masalah”. Setelah sebuah permasalahan terungkap,
kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan “Why”, dan setelah dijawab akan
ditanya kembali “Why”, demikian seterusnya sampai dengan “Why”
kelima. Inilah mengapa teori ini disebut Strategi 5 Whys. Strategi 5W ini
sangat efektif dalam pemecahan masalah terhadap proses yang terjadi.

II-1
II-2

2.3. Pengertian Perawatan

Perawatan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga sarana fasilitas


dengan mengadakan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun
penggantian sebagian peralatan yang diperlukan agar sarana fasilitas pada
kondisi yang diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai.
Perawatan sangat berperan penting dalam kegiatan produksi dari suatu
perusahaan karena menyangkut kelancaran proses produksi, menjaga agar
tidak ada sumber daya yang mengganggur karena kerusakan (downtime) pada
mesin sewaktu proses produksi sehingga meminimalkan pemborosan biaya
produksi, dan hasil produksi dapat diterima oleh konsumen tepat pada
waktunya.

2.4. Tujuan Perawatan

Adapun beberapa tujuan perawatan adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan produksi sesuai dengan


rencana produksi
2. Mengatasi segala permasalahan dan kendala yang terjadi pada saat proses
produksi
3. Meminimalkan waktu menganggur (downtime) ketika mesin mati
4. Meningkatkan efisiensi sumber daya produksi
5. Meminimalkan biaya perbaikan dan biaya yang timbul dari terhentinya
proses produksi karena permasalahan kendala mesin
6. Memperpanjang umur/masa pakai fasilitas peralatan

2.5. Jenis – Jenis Perawatan

Dalam industri terdapat berbagai jenis perawatan yang dapat diterapkan.


Berikut adalah jenis-jenis perawatan :
II-3

1. Perawatan pencegahan (Preventive Maintenance)


Perawatan pencegahan meliputi semua kegiatan perawatan yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kegagalan atau mendeteksi
kegagalan sebelum berkembang menjadi kerusakan fasilitas produksi.
Perawatan pencegahan dibagi menajdi 2 yaitu :
A. Perawatan pencegahan langsung
Suatu kergiatan perawatan pencegahan yang memberikan efek
secara langsung pada kondisi peralatan, seperti pembersihan dan
penggantian suku cadang secara rutin. Perawatan ini sering disebut
dengan Fixed Time Maintenance (FTM) karena semua kegiatan ini
dikontrol dengan satuan waktu.
B. Perawatan pencegahan tidak langsung
Suatu kegiatan perawatan pencegahan yang tidak memberikan efek
secara langsung pada kondisi peralatan. Kegiatan yang biasa dilakukan
adalah mendeteksi kerusakan dan monitoring atau sering juga disebut
Condition Based Maintenance (CBM).
2. Perawatan Perbaikan
Perawatan perbaikan adalah suatu aktifitas pemeliharaan yang
bertujuan untuk memodifikasi peralatan. Modifikasi komponen dari suatu
peralatan bertujuan untuk memperpanjang umur komponen, meningkatkan
nilai teknologi, komponen sudah using.
3. Perawatan Korektif (Corrective Maintenance)
Perawatan korektif mencakup semua perawatan yang bertujuan untuk
memperbaiki peralatan yang mengalami kerusakan. Disebut juga
Emergency Maintenance atau Breakdown Maintenance karena dilakukan
pada saat terlihat tanda-tanda kerusakan atau pada saat mesin sudah
berhenti karena rusak.
II-4

2.6. Aktivitas Perawatan

Adapun serangkaian aktivitas perawatan adalah sebagai berikut :


1. Inspeksi (Inspection)
Inspeksi adalah aktivitas memeriksa fasilitas yang terdapat dalam lantai
produksi, aktivitas tersebut dilakukan untuk mengetahui keadaan dan
kondisi fasilitas produksi.
2. Perbaikan (Repair)
Perbaikan adalah aktivitas memperbaiki fasilitas produksi yang dilakukan
untuk mengembalikan kondisi fasilitas produksi yang mengalami
gangguan sehingga dapat berfungsi kembali.
3. Penggantian (replacement)
Penggantian adalah aktivitas menukarkan komponen fasilitas produksi
yang rusak dengan komponen yang baru agar fasilitas produksi tersebut
dapat beroperasi kembali.
4. Perbaikan menyeluruh (overhaul)
Perawatan ini dilakuka apabila kondisi fasilitas produksi berada dalam
keadaan rusak parah, sementara kemampuan untuk mengganti dengan
yang baru tidak ada.

2.7. Kaidah Perawatan

Kaidah perawatan merupakan patokan dalam melaksanakan kegiatan


perawatan yaitu sebagai bahan untuk melakukan analisis awal terhadap mesin
atau sistem yang akan dirawat. Patokan - patokan tersebut meliputi patokan
tentang apa yang dimaksud dengan perawatan sistem, kelayakan sistem,
kemampuan operasioanl, kesiapan sistem, keandalan sistem dan penggunaan
sumber daya.
II-5

1. Perawatan sistem
Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar sistem
berada selalu dalam keadaan sipa pakai (Servicable) atau memulihan
kembali kondisi sistem kedalam kondisi siap pakai.
2. Kelayakan sistem
Kelayakan sistem adalah kemampuan terancang pada suatu sistem untuk
melaksanakan fungsinya secara aman dan dalam batas-batas kondisi
operasional yang telah ditetapkan, ditentukan oleh besaran konfigurasi,
standar konstruksi, spesifikasi performansi dan spesifikasi teknis.
3. Kemampuan Operasional
Kemampuan operasional adalah kemapuan yang dimiliki oleh
mesin/sistem untuk melakukan bermacam-macam operasi sesuai dengan
yang diharapakan atau diperlukan.
4. Kesiapan (availability)
Kesiapan (availability) adalah keadaan siap suatu mesin/peralatan baik
dalam jumlah (kuantitas) maupun kualitas sesuai dengan kebutuhan yang
digunakan untuk melaksanakan proses operasi. Kesiapan (avalability)
tersebut dapat digunakan untu memulai keberhasilan atau efektifitas dari
kegiatan perawatan yang telah dilakukan.
5. Keandalan (reliability)
Keandalan (reliability) merupakan kemungkinan suatu sistem atau
peralatan memapu melaksanakan misi atau fungsi tertentu pada kondisi
tertentu tanpa adanya kegagalan.
6. Penggunaan sumber daya
Kriteria efisiensi erat kaitannya dengan penggunaan sumber daya seefisien
mungkin, sehingga setiap kegiatan perawatan yang tidak menimbulkan
dampak positif baik terhadap kesiapan sisitem maupun kesiapan
opeasional yang dinilai tidak efisien harus dihindari atau bahkan dikurangi
seminimal mungkin.
II-6

2.8. Pengertian OEE (Overall Equipment Effectiveness)

Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah besarnya efektifitas yang


dimiliki oleh peralatan atau mesin. OEE dihitung dengan memperoleh
availabilitas dari alat-alat perlengkapan, efisiensi kerja dari proses dan rate dari
mutu produk.

Dalam pelaksanaan OEE ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari OEE
antaralain :

a. Dapat digunakan untuk menentukan starting point dari


perusahaan ataupunperalatan / mesin.

b. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kejadian bottleneck pada


peralatan /mesin.

c. Dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kerugian produktivitas


(trueproductivity losses).

d. Dapat digunakan untuk menentukan prioritas dalam usaha untuk


meningkatkan OEE dan pengingkatan produktivitas. (Destya
Prasetyo, 2020)

Menurut Nakajima (1988) terdapat 6 kerugian besar yang menyebabkan


rendahnya kinerja dari peralatan yang menyebabkan rendahnya kinerja dari
peralatan. Keenam kerugian tersebut, disebut six big losses yang terdiri dari:
a. Startup Loss, dikategorikan sebagai quality loss karena adanya
scrap/reject saat startup produksi yang disebabkan oleh kekeliruan
setup mesin, proses warm-up yang kurang dan sebagainya.
b. Setup Adjustment Loss, dikategorikan sebagai downtime loss karena
adanya waktu yang “tercuri” akibat waktu setup yang lama yang
disebabkan oleh changeover produk, tidak adanya material (material
shortages), tidak adanya operator (operator shortages), adjustment
mesin, warm-up time, dan sebagainya.
c. Cycle Time Loss (reduce speed), dikategorikan sebagai speed loss
karena adanya penurunan kecepatan proses yang disebabkan oleh
II-7

beberapa hal, misal: mesin sudah aus, di bawah kapasitas yang


tertulis pada nameplate-
d. nya, di bawah kapasitas yang diharapkan, ketidakefisienan
operator, dan sebagainya.
e. Chokotei Loss (minor stoppage), dikategorikan sebagai speed loss
karena adanya minor stoppage yaitu mesin berhenti cukup sering
dengan durasi tidak lama biasanya tidak lebih dari sepuluh menit
dan tidak membutuhkan personel maintenance. Ini dikarenakan
mesin hang sehingga harus reset, adanya pembersihan/pengecekan,
terhalangnya sensor, terhalangnya pengiriman, dan sebagainya.
f. Breakdown Loss, dikategorikan sebagai downtime loss karena
adanya kerusakan mesin dan peralatan, perawatan tidak terjadwal,
dan sebagainya.
g. Defect Loss, dikategorikan sebagai quality loss karena adanya
reject selama produksi berjalan.

Six Big Losses dihitung untuk mengetahui OEE dari suatu peralatan agar dapat
diambil langkah-langkah untuk perbaikan mesin tersebut secara efektif. Dari
keenam kerugian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga jenis kerugian
terkait dengan proses produksi yang harus diantisipasi, yaitu:
1. Downtime loss yang mempengaruhi Availability Rate,

2. Speed loss yang mempengaruhi Performance Rate, dan

3. Quality loss yang mempengaruhi Quality Rate atau disebut juga


FTT(first time through). (Bori, S, 2006

2.9. Elemen Waktu Dalam Perawatan

Dalam melakukan perawatan terhadap suatu sistem atau peralatan fasilitas,


terdapat beberapa elemen yang harus diperhatikan. Perawatan dalam kegiatan
produksi terdapat berbagai elemen waktu yang dapat dibedakan masing-
masing sebagai beriku:
II-8

 Waktu Operasi (Up Time)


Waktu Operasi adalah waktu dimana mesin berfungsi dengan baik dan
dipergunakan oleh sistem untuk melakukan kegiatan.
 Waktu Delay (Delay Time)
Waktu delay adalah waktu dimana mesin berfungsi dengan baik tetapi
tidak digunakan oleh sistem.
 Waktu Rintangan (Down Time)
Waktu rintangan adalah waktu dimana sistem tidak dapat digunakan akibat
adanya kerusakan yang terjadi.

2.10.Keandalan (Reability)

Keandalan adalah suatu penerapan perancangan pada komponen sehingga


komponen dapat melakukan fungsinya dengan baik, tanpa kegagalan, sesuai
dengan rancangan atau proses yang dibuat. Keandalan merupakan probabilitas
bahwa suatu sistem mempunyai performansi sesuai dengan fungsi yang
diharapkan dalam selang waktu dan kondisi operasi tertentu. Secara umum
keandalan merupakan ukuran kemampuan suatu komponen beroperasi secara
terus menerus tanpa adanya kerusakan, tindakan perawatan pencegahan yang
dilakukan dapat meningkatkan keandalan sistem.
Ada beberapa konsep yang digunakan dalam pengukuran keandalan suatu
sistem, yaitu:
A. Fungsi kepadatan kemungkinan kerusakan f(t).
B. Fungsi distribusi kumulatif F(t).
C. Fungsi Laju kersakan r(t).
D. Fungsi keandalan R(t)
Keempat fungsi ini ekivalen, artinya bahwa jika salah satu fungsi
diketahui maka fungsi yang lainnya dapat dicari.
II-9

2.11.Distribusi Statistik Kerusakan

Ada beberapa fungsi distribusi yang dapat diterapkan untuk menguraikan


kerusakan. Adapun distribusi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Distribusi normal
Distribusi normal mempunyai laju kerusakan yang naik sejak
bertambahnya umur fasilitas produksi, yang berarti probabilitas kerusakan
fasilitas produksi naik sesuai dengan bertambahnya umur fasilitas produksi
tersebut. Distribusi normal memiliki 2 parameter yaitu rata-rata dan
standar deviasi. Adapun fungsi-fungsi yang terdapat dalam distribusi
normal sebagai berikut :
a. Fungsi kepadatan probabilitas f(t)
  t   2 
1 
 2
2 
 ......................................................................... (2.1)
f(t)  .e
 . 2
Dengan ketentuan : - ~ < t < ~
Dimana : μ = Rata-rata dari distribusi
σ = Standar deviasi distribusi

b. Fungsi kumulatif kerusakan F(t)


    t   2  
1 t  
. e 2 .....................................................................(2.2)
2
F(t) 
 . 2 

c. Fungsi keandalan R(t)


  t   2 
1   2 
………………………………………...... (2.3)
R(t)  
. e  2

dt
 . 2 t

d.Fungsi laju kerusakan r(t)


  t   2 

r(t)   
2 2 
 ………………………………………………… (2.4)
e

  t   2 
 

2 
dt
e
 2
t
II-

2. Distribusi Log Normal


Distribusi lognormal mengenal dua parameter yaitu s sebagai parameter
bentuk dan 𝑡𝑚𝑒𝑑 sebagai parameter lokasi yang merupakan nilai tengah
dari waktu kerusakan. Distribusi ini didefinisikan hanya untuk nilai t
positif, oleh sebab itu lebih sesuai sebagai distribusi kerusakan. Distribusi
lognormal mempunyai beberapa bentuk dan menurut (Ebeling 1997),
sering juga dijumpai data yang sesuai dengan distribusi Weibull.
Fungsi-fungsi yang sering digunakan dalam distribusi ini menurut
(Ebeling, 1997), yakni :

a. Fungsi kepadatan peluang


1 𝑡 2
1 [ (𝑙𝑛 ) ]
f(t) = 𝑒 2𝑠
2 𝑡𝑚𝑒𝑑 …………………………………………… (2.5)
𝑠𝑡√

untuk t ≥ 0
b. Fungsi distribusi kumulatif
1 𝑡
( 𝑙𝑛
) ……………………………………………………. (2.6)
F(t) 𝑠 𝑡𝑚𝑒𝑑

c. Fungsi keandalan
R(t) = 1 – F(t).......................................................................................(2.7)
d.Fungsi laju kerusakan
(1 𝑙𝑛 𝑡 ).......................................................................................................................
𝑠 𝑡𝑚𝑒𝑑
r(t) = (2.8)
𝑠𝑡𝑅(𝑡)

3. Distribusi Eksponensial
Distribusi eksponensial mempunyai laju kerusakan yang konstan, tidak
tergantung pada waktu. Dengan demikian probabilitas terjadinya
kerusakan pada suatu fasilitas produksi tidak tergantung pada umur
fasilitas produksi tersebut.

Fungsi-fungsi yang terdapat dalam distribsi ini adalah :


a. Fungsi kepadatan probabilitas f(t)
.t .......................................................................................................................
f(t)  .e (2.9)
II-

Untuk t > 0
Dimana : λ = Rata-rata nilai kedatangan kerusakan

2. Fungsi kumulatif kerusakan F(t)


.......................................................................................
F(t) = 1 - e (λ t) (2.10)
3. Fungsi laju kerusakan r(t)
r(t) = λ...................................................................................................(2.11)
Dimana untuk t > 0
α = Parameter skala dengan α > 0
β = Parameter bentuk dengan β > 0
4. Fungsi keandalan R(t)

R(t)  e(.t)
…………………………………………………………… (2.12)

4. Distribusi Weibull
Distribusi Weibull merupakan distribusi yang paling sering digunakan
untuk menganalisis data kerusakan. Karena distribusi ini dapat memenuhi
beberapa periode kerusakan yang terjadi, yaitu periode awal, periode
normal dan periode pengausan. Periode tersebut tergantung pada nilai
parameter bentuk fungsi distribusi Weibull. Distribusi Weibull mempunyai
laju kerusakan menurun untuk <1, laju kerusakan konstan untuk =1 dan
laju kerusakan naik untuk >1.
Fungsi yang ada dalam distribusi Weibull yaitu:
a. Fungsi kepadatan probabilitas.
Merupakan probabilitas terjadinya kerusakan pada setiap satuan waktu.
𝛽−1 𝑡
f(t) = 𝛽 𝑡) 𝑒𝑥𝑝 [− ( ) …………………………………. (2.13)
)( ] �
(𝛼 𝛽 𝛼

b. Fungsi kumulatif distribusi kerusakan.


Merupakan probabilitas terjadinya kerusakan sebelum waktu t
 β
 t 
F(t)  1  exp    ................................................................. (2.14)
 α 
  
II-

c. Fungsi laju kerusakan.


Merupakan gambaran laju kerusakan dalam selang waktu tertentu
   t
 1
r(t)     ………………………………………….... (2.15)
  
  
d. Fungsi keandalan
Merupakan probabilitas suatu alat/ komponen dapat berfungsi sampai
suatu periode t
R(t) = 1- F(t)................................................................................(2.16)

2.12.Identifikasi Distribusi Kerusakan

Identifikasi distribusi dapat dilakukan dalam 2 tahap, yaitu yaitu Index of


Fit (r) dan Goodness of Fit Test.
1. Index of Fit
Identifikasi awal dapat dibedakan dengan dua metode, yaitu
Probability Plot dan metode least square curve fitting. Dengan
Probability plot dibuat grafik dengan titik-titik (ti,F(ti)). Bila data
tersebut menghampiri suatu distribusi, maka grafik yang
terbentuk akan berbentuk garis Iurus. Namun demikian, tingkat
subjektifitas untuk menilai kelurusan garis menyebabkan metode ini
tidak terlalu popular digunakan.
Dengan metode least square curve fitting, dicari nilai index of fit (r)
atau korelasi antara ti (atau ln ti) sebagai x dengan y yang merupakan
fungsi dari distribusi teoritis terhadap x. Kemudian distribusi yang
terpilih adalah distribusi yang nilai index of fit (r) terbesar distribusi
dengan nilai r yang terbesar akan dipilih untuk diuji dengan
menggunakan Goodness of Fit Test.
Rumus umum yang terdapat dalam metode Least Square Curve
Fitting adalah:
............................................................................
F(ti) = i−0,3
(2.17)
𝑛+0,4
II-

Dimana : i = data waktu ke-t


n = jumlah data kerusakan
n ∑𝑛 𝑥i𝑦i − (∑𝑛 𝑥i).(∑𝑛 𝑦i)
Index of fit (r) = i=1 i=1 i=1
.. (2.18)
√[n ∑𝑛 𝑥i2 − (∑𝑛 𝑥i)2][n ∑𝑛 𝑦i2 − (∑𝑛 𝑦i)2 ]
i i i i

Dimana : n = jumlah kerusakan yang terjadi


1. Distribusi Weibull
Keterangan:
xi = ln ti...............................................................................................................................(2.19)
yi = ln * 1 + ……………………………………………… (2.20)
1−𝐹(𝑡i)

ti adalah data ke-i


Parameter : λ = b

2. Distribusi Eksponensial
Keterangan:
xi = ti.........................................................................................(2.21)
yi = ln * 1 + ……………………………………………… (2.22)
1−𝐹(𝑡i)

ti adalah data ke-i


Parameter : λ = b
3. Distribusi Normal
Keterangan:
xi = ti......................................................................................(2.21)
yi = Zi = 𝞍-1[ (𝑡 )]..................................................................(2.23)
dengan menggunakan tabel.
ti adalah data ke-i
Parameter : σ = 1 dan µ = − ( ) ………………………….. (2.24)
𝑏 𝑏
4. Distribusi
Lognormal
Keterangan:
xi = ln ti...................................................................................(2.19)
yi = Zi = 𝞍-1[ (𝑡 )]..................................................................(2.23)
II-

dengan menggunakan tabel.


ti adalah data ke-i
Parameter : s = 1 dan 𝑡 = 𝑒−𝑠𝑎 ………………………….. (2.25)
𝑏 𝑚𝑒𝑑

Gradien :
a. Distribusi Weibull, Normal, LogNormal
n ∑𝑛 𝑥i𝑦i − (∑𝑛 𝑥i).(∑𝑛 𝑦i)
b= i=1𝑛 i=1 i=1 ..................................................................................
(2.26)
𝑥i2 − 𝑥i)2]
[n i=1 𝑛 i
(∑

b. Distribusi Eksponensial.
∑𝑛 𝑥i𝑦i
....................................................................................................................................
b= i=1
(2.27)
𝑛
i=1 𝑥i2

Intersep : a = 𝑦̅ - ̅𝑏̅𝑥̅
Dalam menentukan distribusi yang hendak , proses yang
harus dilakukan adalah mencari nilai r untuk masing-masing
distribusi sehingga didapatkan nilai r terbesar yang kemudian akan
diuji lagi menurut hipotesa distribusinya (Ebeling, 1997).
2. Goodness of Fit Test
Tahap selanjutnya setelah dilakukan perhitungan index of fit adalah
pengujian goodness of fit untuk nilai index of fit yang serbesar.
Dilakukan dengan membandingkan antara hipotesis nol (Ho) dan
hipotesis alternatif (H1). Ho menyatakan bahwa waktu kerusakan
berasal dari distribusi tertentu dan H1 menyatakan bahwa waktu
kerusakan tidak berasal dari distribusi tertentu.
Pengujian ini merupakan perhitungan statistik yang didasarkan
pada sampel waktu kerusakan. Statistik ini kemudian dibandingkan
dengan nilai kritik yang diperoleh dari tabel. Secara umum, apabila
pengujian statistik ini berada di luar nilai kritik, maka Ho diterima.
Sebaliknya, maka H1 yang diterima.
Ada 2 jenis goodness-of-fit test, yaitu:
a. Uji Umum (general tests)
Digunakan untuk menguji beberapa distribusi.
Terdiri dari: uji Chi-Square.
II-

b. Uji Khusus (spesific tests)


Digunakan hanya untuk menguji 1 jenis distribusi. Nilai
kritis tergantung dari Derajat Kepercayaan (α) pengujian sampel
yang ada. Terdiri dari:
a) Mann's Test untuk Distribusi Weibull,
b) Bartlett's Test untuk Distribusi Eksponensial,
c) Kolmogorov-Smirnov Test untuk Distribusi Normal dan
Lognormal.
Ketika suatu distribusi data waktu kerusakan telah
diasumsikan sebelumnya, dimana asumsi tersebut bisa ditentukan
melalui bentuk umum atau bentuk dari plot data dalam suatu grafik
(bisa dalam bentuk versi minitab). Validitas dari asumsi distribusi
dapat diketahui melalui suatu pengujian. Hasil pengujian tersebut
mempunyai dua kemungkinan, yaitu asumsi bahwa distribusi bisa
diterima atau ditolak.

A. Mann’s Test untuk Pengujian Distribusi Weibull

Menurut (Ebeling, 1997) hipotesa untuk melakukan uji ini adalah:


H0 : Data kerusakan berdistribusi Weibull
H1 : Data kerusakan tidak berdistribusi Weibull
Uji statistiknya adalah :
𝑥(i+1) − 𝑥
i=1 i
i=(r/2)+1
∑ ]
𝑀i
S i=(r/2) 𝑥(i+1) − 𝑥i ……………………………………………………………… (2.28)
∑i=1 𝑀i
[ ]
dimana :

Xi : didefinisikan sebagai Xi = ln ti

ti : nilai tengah untuk kelas interval ke-i antar kerusakan


yang berasal dari n data percobaan, dimana i = 1,2,…,r dan r < n

Mi : diperoleh dari tabel statistik S untuk goodness of fit


distribusi Weibull dua parameter
II-

(r/2) : nilai r/2 dibulatkan kebawah atau bilangan bulat yang


terbesar < r/2

S : diperoleh dari tabel dengan n sampel dan tingkat


kepercayaan n%

Jika, nilai S hitung < S tabel maka H0 diterima

B. Uji Barlett’s Test untuk menguji Distribusi Eksponensial

Untuk menguji bahwa estimasi pola waktu antar kerusakan


sesuai dengan Distribusi eksponensial, maka dilakukan pengujian
distribusi data mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1.Membuat hipotesis
H0 : Data waktu kerusakan mengikuti distribusi eksponensial.
H1 : Data waktu kerusakan tidak mengikuti distribusi eksponensial.
2. Tentukan , tingkat keberartian pengujian.
3. Menghitung penjumlahan nilai ti dari i=1 sampai r.
4. Menghitung penjumlahan nilai ln ti dari i=1 sampai r.
5. Nilai B diperoleh sebagai berikut :
∑r 𝑡i ∑r ln 𝑡i
2r0ln. i=1 /−. i=1 /1
B= r (r+1) r
…………………………………………………………….. (2.29)
1+
6r

6. Dengan pengujian hipotesa, pernyataan hipotesis nol akan diterima


apabila B jatuh dibawah wilayah kritis.
.........................................................................
X21−𝛼 < B <X𝛼2 (2.30)
,𝑟−1 2
,𝑟−1
2

Dimana
:
ti = data waktu kerusakan ke-
i r = jumlah kerusakan
B = nilai uji statistik untuk uji bartlett’s Test.
II-

C. Uji Kolmogorov-Smirnov untuk menguji Distribusi Normal dan


Lognormal

Untuk menguji bahwa estimasi pola waktu antar kerusakan


sesuai dengan Distribusi Normal dan lognormal, maka dilakukan
pengujian distribusi data mengikuti langkah-langkah sbb :

1. Membuat hipotesis
H0 : Data waktu kerusakan berdistribusi Normal atau Lognormal.
H1 : Data waktu kerusakan tidak berdistribusi Normal atau
Lognormal.
2. Tentukan , tingkat keberartian pengujian.
3.Menghitung nilai i−1
dan i , dimana i = waktu ke-I dan n = jumlah
𝑛 𝑛

sample.
4. Menghitung 𝑡̅ dengan persamaan sebagai berikut :

𝑡̅ = ∑𝑛 ln𝑡i .....................................................................
(2.31)
i 𝑛

5. Menghitung S2 dengan persamaan sebagai berikut :


2 ∑𝑛 (ln 𝑡i−𝑡)2
...........................................................................................................................
S = i=1
(2.32)
𝑛−1

6. Menghitung D1 dan D2 dengan persamaan sebagai berikut


D1 = max ,Ф ( 𝑡i−𝑡) − .........................................................(2.33)
1≤i≤𝑛 𝑠 𝑛
D2 = max , i− Ф ( ).................................................(2.34)
1≤i≤𝑛 𝑛 𝑠
𝑡i−𝑡
Dimana Ф ( ) dilihat dari table normal dan lognormal.
𝑠

7.Nilai Dn diperoleh sebagai berikut :


Dn = max {D1,D2}........................................................................(2.35)
Dimana :
ti = data waktu kerusakan ke – i
𝑡̅ = rata-rata data waktu
kerusakan s = standard deviasi
n = banyaknya data kerusakan
II-

Dengan pengujian hipotesa, pernyataan hipotesis nol akan


diterima apabila Dn< Dkritis. Nilai Dkritis diperoleh dari table critical
value for kolmogorop-smirnov test for normality.

2.16 Model Kebijakan Perawatan


1. Model Age Replacement
Model age replacement yaitu dimana interval waktu penggantian
komponen dengan memperhatikan umur pemakaian dari komponen
tersebut, sehingga dapat menghindari terjadinya penggantian peralatan
yang masih baru dipasang akan diganti dalam waktu yang relatif singkat,
jika terjadi suatu kerusakan model ini akan menyesuaikan kembali
jadwalnya setelah penggantian komponen dilakukan, baik akibat terjadi
kerusakan maupun hanya bersifat sebagai perawatan pencegahan.
Model ini cocok diterapkan terhadap komponen yang interval
waktu penggantiannya relatif tidak mempengaruhi umur komponen
lainnya atau komponen yang penggantiannya sekaligus dalam artian model
ini berlaku jika ada kerusakan komponen dalam satu set mesin maka
hanya satu komponen yang rusak saja yang mengalami penggantian.
Dalam model age replacement, intinya pada saat dilakukan penggantian
adalah tergantung pada umur komponen, jadi penggantian pencegahan
akan dilakukan dengan menetapkan kembali interval waktu penggantian
berikutnya sesuai dengan interval yang telah ditentukan.
Model age replacement mempunyai dua siklus penggantian
pencegahan, yaitu :
a. Siklus 1 atau siklus pencegahan yang diakhiri dengan kegiatan
penggantian pencegahan, ditentukan melalui komponen yang
telah mencapai umur penggantian sesuai dengan rencana.
b. Siklus 2 atau siklus kerusakan yang diakhiri dengan kegiatan
kerusakan, ditentukan melalui komponen yang telah mengalami
kerusakan sebelum mencapai waktu penggantian yang telah
ditetapkan sebelumnya.
II-

Kedua siklus dari model age replacement tersebut dapat terlihat jelas
pada gambar berikut ini :
Perawatan pencegahan Perawatan perbaikan

Operasi Tp Operasi Tf
tp+Tp

Siklus 1 Siklus 2

Gambar 2.3 Model Age Replacement

tp = Interval waktu penggantian pencegahan per satuan waktu.


Tf = waktu yang diperlukan untuk penggantian karena kerusakan
Tp = Down time yang terjadi karena kegiatan penggantian.
Total downtime per unit waktu untuk penggantian pencegahan pada
saat tp didenotasikan dengan D (tp) yakni : (Jardine, 96).

C(tp Total ekspektasi biaya pergantian per


) siklus Ekspektasi panjang siklus
……………………. (2.36)
Ekspektasi panjang siklus kondisi gagal juga merupakan
penjumlahan dan downtime perbaikan kerusakan dengan interval rata-rata
terjadinya kerusakan atau M(tp), dimana M(tp) :
𝑡𝑝

𝑀(𝑡𝑝) = ( ) ……………………………………………………………… (2.37)



Sehingga, model penentuan interval penggantian ini adalah sebagai berikut:
Cp xR(tp )  Cf [1- R(tp )]
C(t p ) 
(t  T )R(t ) [M(t )  T ][1- R(t )]..................................................................................
p p p p f p (2.38)
Keterangan :
C(tp) = Total ongkos persatuan waktu jika penggantian dilakukan dalam
interval(tp)
R(tp) = Nilai reliabilitas pada saat (tp)
Cp = Biaya penggantian
pencegahan Cf = Biaya penggantian
kerusakan
M(tp) = Nilai rata-rata waktu terjadinya kerusakan
Tf = Waktu penggantian kerusakan
Tp = Waktu penggantian pencegahan
II-

tp = Interval waktu penggantian pencegahan

2. Model Block Replacement


Komponen dari mesin kerap kali kedapatan rusak secara tiba-tiba
dan ketika kerusakan terjadi harus segera diganti. Karena kerusakan
tersebut tidak diharapkan dan tidak dapat diketahui secara tepat, maka
sangat beralasan untuk mengasumsikan bahwa ongkos penggantian
komponen yang rusak (failure replacement) lebih mahal dibandingkan
penggantian karena pencegahan (preventive maintenance).

Sebagai contoh sebuah penggantian pencegahan yang direncanakan


dan pengaturan dibuat untuk penggantian tersebut tanpa menimbulkan delay
yang tidak perlu atau mungkin suatu kerusakan dapat menyebabkan
kehancuran bagi komponen yang lain pada mesin tersebut. Untuk
mengurangi jumlah kerusakan, penggantian pencegahan dapat dijadualkan
untuk dilakukan pada interval waktu tertentu. Tetapi, perlu adanya
keseimbangan antara jumlah biaya yang diikeluarkan untuk penggantian
pencegahan tersebut dan manfaat yang dihasilkan seperti berkurangmya
failure replacement.
Sebelumnya diasumsikan bahwa perioda waktu yang terlibat untuk
suatu perioda yang panjang, dimana komponen tersebut digunakan dalam
perioda tersebut dan interval antar penggantian pencegahan relatif pendek
bila dibandingkan dengan perioda tersebut. Dengan demikian kita cukup
memperhatikan satu siklus dari operasi penggantian tersebut dan
mengembangkan suatu model untuk siklus tersebut.
Pada umumnya, karena kesulitan dari perhitungan biaya dan
ongkos-ongkos atau keinginan untuk mencapai troughput atau tingkat
utilitas yang optimal, kebijaksanaan penggantian bisa berupa penentuan
interval optimal untuk meminimasi total downtime per satuan waktu.
Konflik dasar adalah bahwa sejalan dengan meningkatnya frekuensi
penggantian pencegahan downtime mesin akibat penggantian juga
meningkat, tetapi konsekuensinya adalah pengurangan dari downtime akibat
II-

failure replacement, dan dapat berharap mendapatkan keseimbangan terbaik


antara keduanya.
Kebijaksanaan penggantian pencegahan dengan block replacement
adalah penggantian pencegahan dilakukan pada interval waktu tetap, tanpa
memperdulikan beberapa kali kerusakan yang terjadi pada perioda tersebut.
Sehingga pada model ini terdapat kemungkinan komponen yang baru
dipasang setelah kejadian penggantian kerusakan harus mengalami
penggantian lagi saat tiba waktu penggantian pencegahan dilakukan, dalam
kurun waktu yang relatif berdekatan.
Dengan model ini diharapkan dapat menghasilkan suatu interval
waktu pelaksanaan penggantian pencegahan yang optimal dalam
meminimasi ekspetasi ongkos total penggantian peralatan per satuan waktu.
 Cp adalah ongkos perawatan pencegahan.
 Cf adalah ongkos perawatan perbaikan.
 Kebijakan penggantian adalah melaksanakan penggantian pencegahan
pada interval waktu konstan sepanjang tp tanpa memperhatikan umur
peralatan dan berapa kali penggantian perbaikan yang telah dilakukan
dalam interval waktu (0,tp).
Tujuannya adalah menentukan interval waktu optimal antar
penggantian pencegahan untuk meminimasi ekspetasi ongkos total
penggantian per satuan waktu (Jardin,1973).

Penggantian perbaikan Penggantian pencegahan

Tp

tp

Gambar 2.4 Kebijakan Block Replacement


II-

Ekspetasi ongkos total per-satuan waktu untuk penggantian


pencegahan pada tp atau C(tp) adalah (Jardin,1973):
C(tp) = Ekspetasi Ongkos Total dalam Interval (0, tp)
Panjang Siklus......................................(2.39)
Ekspetasi ongkos total dalam interval (0,tp) = Cp – Cr.H(tp)
Dimana H(tp) adalah ekspetasi jumlah kerusakan dalam interval (0,tp), jadi
C p  C f  H (t p
C(tp) =
t ) p
…………………………………………. (2.40)
3. Model Group Replacement

Model Group Replacement menurut D.N. Prabhakar Murty (2008, 129)


langkahnya sebagai berikut :
1. Hitung umur optimal penggantian (Ti*) untuk komponen i, 1  i  n,
berdasarkan Fi(t), Cfi, dan Cpi menggunakan kebijakan 5 (Age
Replacement).
2. Penomoran komponen dengan urutan menaik sehingga T* i T* .
3. Pre-group komponen ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan aturan
berikut: komponen i dan i+1 termasuk kedalam satu kelompok jika
𝑇*i+1
i𝑛𝑡 ( 𝑇*i
) = 1 ……………………………………………………………………………………... (2.41)
4. Perbaikan pengelompokkan. Misalnya kelompok ke-j mengandung
komponen mj dengan index J1+mj-1. Maka:
1
=
𝑇 * i ………………………………..………………………………………….. (2.42)
𝐽1+𝑚j−1
j
𝑚j
∑i=𝐽1

Sesuaikan kelompok komponen-komponen yang diperoleh dari langkah


3 sehingga hubungan berikut dapat terpenuhi untuk semua kelompok:
𝑇*𝐽1+𝑚j−1
i𝑛𝑡 ( ) = 1.........................................................................(2.43)
j
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Berpikir


Pemasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu menentukan
penjadwalan preventive maintenance pada mesin test tube untuk mengurangi
reject produk. Kebijakan yang diterapkan PT POI saat ini adalah bagian
maintenance akan memperbaiki mesin apabila mesin tersebut terjadi kerusakan
atau menerapkan metode corrective maintenance dan tidak menerapkan
pengendalian persediaan. Sedangkan pada mesin Test Tube sendiri bersifat
koontinyu, yang apabila mesin rusak di tengah proses produksi maka produk
setengah jadi yang rentan pecah akan mengalami stressing yang mengakibatkan
produk reject karne pecah. Maka dari itu penjadwalan preventive maintenance
perlu dilakukan.

Hal ini sangat menguntungkan bagi perusahaan karna dengan


menggunakan metode preventive maintenance, perusahaan dapat menjadwalkan
perawatan rutin secara optimal terhadap mesin dan komponen-komponen yang
ada. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan rusaknya mesin dan
meminimasi adanya downtime dan biaya perawatan. Metode yang digunakan
dalam penjadwalan preventive maintenance ini adalah metode kuantitatif yaitu
metode Age Replacement.

3.2. Metode Pengumpulan Data


Adapun jenis data yang diperoleh dalam penelitian adalah data primer dan
sekunder diantaranya:

3.2.1. Data Primer


Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh periset untuk
menjawab masalah risetnya. Data diperoleh melalui wawancara langsung kepada
responden yang dirancang untuk data kuantitatif dan observasi. Berikut
merupakan data yang dibutuhkan dengan metode :

III-1
III-

1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti.
2. Observasi
Metode studi pustaka merupakan metode yang digunakan untuk mencari
teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan
landasan teori bagi penelitian yang dilakukan.

3.2.2. Data Sekunder


Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung atau melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data yang dikumpulkan harus sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Berikut merupakan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini :
1. Data umum perusahaan
Data ini berisikan tentang informasi perusahaan, visi dan misi
perusahaan, untuk menjadi tambahan dalam proses analisis penelitian
ini.
2. Data produksi Test Tube
3. Data jenis reject produk setengah jadi produk Test Tube
4. Data kerugian akibat produk reject
5. Data jumlah reject berdasarkan penyebab reject produk Test Tube.
6. Data kerusakan komponen mesin Test Tube
7. Data interval waktu kerusakan mesin Test Tube
8. Harga komponen mesin Test Tube
9. Waktu perawatan

3.3. Metode Pengolahan Data


Pada sub bab membahas sebuah rangakaian proses atau tahapan-tahapan
penyelesaian yang saling berkaitan satu sama lain. Dimana setiap tahap harus
III-

dipersiapkan dan diproses dengan baik karena hasil dari proses sebelumnya akan
menjadi inputan untuk proses selanjutnya, dikarenakan proses selanjutnya sangat
berkesinambungan dan saling berperngaruh satu sama lain. Apabila terdapat suatu
tahapan yang sudah jelas dan telah saling berkaitan, maka akan menghasilkan
suatu penelitian yang baik dan sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Berikut
merupakan tahapan Pengolahan data :
1. Pemilihan mesin yang akan di analisis
Dalam pemilihan mesin yang akan dianalisis ini, diambil dari produk yang
memiliki jumlah reject terbesar dan memiliki tingkat permintaan yang tinggi.
Yang apabila mesin produksi produk tersebut rusak maka kerugian yang
dialami cukup besar.
2. Perhitungan Data Selang Waktu Antar pergantian
Perhitungan data selang waktu antar kerusakan yaitu data yang diperoleh
merupakan data awal yang menunjukan tanggal dan waktu pergantian
komponen sehingga data tersebut perlu diolah lebih lanjut untuk mengetahui
waktu antar penggantian. Nilai selang waktu antar penggantian diperoleh
dengan memperhitungkan waktu mulai penggantian sampai dengan waktu
terjadi penggantian berikutnya.Untuk menentukan interval maka
menggunakan metode MTBF (Mean Time Between
Failure) yang menunjukkan tentang seberapa handalnya peralatan / mesin
operasi dalam menghasilkan produk, yang dilihat dari waktu rata-rata
peralatan/mesin itu akan berfungsi mulai dari satu repair/kerusakan sampai ke
repair/kerusakan berikutnya.
3. Perhitungan Distribusi (Index Of Fit)
Menghitung data waktu interval antar kerusakan tersebut diidentifikasi dalam
perhitungan distribusi langkah ini dilakukan untuk mengetahui apakah
mengikuti suatu pola distribusi tertentu dengan menggunakan metode
Anderson-darling.
III-

4. Pemilihan Index Of Fit Terbesar


Setelah menghitung Index Of Fit untuk masing-masing distribusi,maka pilih
distribusi yang memiliki nilai Index Of Fit terkecil untuk kemudian diuji
kesesuaiannya.
5. Uji Kesesuaian (Goodness of Fit Test)
Uji kesesuaian dilakukan terhadap distribusi dengan nilai index of fit (r)
terbesar untuk menguji apakah distribusi tersebut benar-benar mewakili
penyebaran data waktu kerusakan masing-masing komponen. Pengujian
distribusi disesuaikan dengan masing-masing distribusi yang akan diujikan.
Distribusi Weibull akan menggunakan uji Mann’s Test, distribusi
eksponensial menggunakan uji Barlett’s Test. Distribusi normal dan
lognormal menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
6. Penentuan Parameter Distribusi Selang Waktu Antar Pergantian
Komponen
Setelah memperoleh jenis distribusi yang sesuai maka dihitung nilai
parameter berdasarkan jenis distribusi yang mewakili.
7. Penentuan Jadwal Pergantian komponen Dengan Metode Age
Replacement
III-

3.4. Kerangka Pemecahan Masalah


Berikut merupakan kerangka pemecahan masalah pada penelitian ini :

Gambar 3.1. Kerangka Pemecahan Masalah


III-

Gambar 3.2. Kerangka Pemecahan Masalah


BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data

4.1.1. Data Umum


1. Sejarah perusahaan
PT Pudak Scientific didirikan pada tahun 1979 yang bergerak dalam
bidang industri manufaktur alat peraga pendidikan dan peralatan laboratorium.
Dengan produk utama yaitu peralatan peraga pendidikan untuk tingkat
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah dan untuk Sekolah Kejuruan.
Pudak Scientific terus berkembang seiring dengan kebutuhan peralatan
dari pasar lokal dan juga pasar ekspor. Kompleksitas dari produk alat peraga
pendidikan membutuhkan adanyakemampuan dari berbagai disiplin ilmu dan
teknik sehingga komponen-komponen dari logam, plastik, kayu dan juga gelas
dapat diproduksi menjadi suatu produk. Komponenkomponen dirakit menjadi
alat peraga berkualitas dan telah digunakan secara luas selama lebih 25 tahun.
PT Pudak Scientific merupakan induk dari Divisi PT Pudak Scientific
Areospace yang memproduksi aksesoris pesawat terbang, Divisi CV Pudak
Scientific yang memproduksi plastik dan alat praga pendidikan dan Divisi
Glass yang bergerak dibidang glass manufacture yang memproduksi alat-alat
laboratorium dan alat kopi. Divisi Glass mulai didirikan pada tahun 1981
dengan beberapa orang pengrajin gelas, untuk memenuhui permintaan dari
konsumen.. Pada tahun 1992 divisi gelas berkerjasama dengan perusahaan
Jepang, Iwaki Glass, sebagai pemegang lisensi merek Pyrex dari Amerika.
Pada tahun 2000 kerja sama dengan Iwaki Glass dihentikan dan perusahaan
ini berdiri sendiri dengan merek dagang Pudak Scientific. Pada tahun 2012
divisi glass berpisah dengan induk perusahaan Pudak Scientific dan
mendirikan PT. Pudak Oriental Indonesia (PT POI).
PT. Pudak Oriental Indonesia berlokasi di Jalan Merkar Raya Kav. 12,
Mekar Mulya, Panyileukan, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Sebuah
perusahaan yaang bergerak dibidang industri manufaktur alat laboratorium

IV-1
IV-

dan alat pembuat kopi. Produk yang dihasilkan dari bagian produksi untuk
alat laboratorium diantaranya yaitu, Test Tube, Beaker Glass, gelas Ukur.
2. Visi dan Misi

a. Visi
Pudak Scientific menjadi perusahaan nasional pembuat alat peraga
pendidikan dan peralatan laboratorium yang terbesar di Indonesia dan
sejajar dengan perusahaan sejeniskelas dunia.

b. Misi
Pudak Scientific adalah perusahaan nasional yang secara aktif turut
serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui industri manufaktur
alat peraga pendidikan dan peralatan laboratorium yang memenuhi
persyaratan standar mutu internasional untuk sekolah, perguruan
tinggi dan pusat pelatihan kerja; serta secara aktif turut mendukung
peningkatan kompetensi tenaga pendidik dengan penyelenggaraan
pelatihan guru.
3. Sumber Daya

Sumber daya adalah sesuatu yang memiliki nilai guna. Terutama


sumber daya sebagai penggerak suatu sistem agar bisa menghasilkan
output. Berikut merupakan sumber daya yang ada di PT. Pudak
Oriental Indonesia :
a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi berfungsi menyediakan jalur informasi suntuk


memudahkan pemimpin mengendalikan kegiatan di perusahaan. PT.
Pudak Oriental Indonesia dipimpin oleh Manager yang membawahi
langsung Kepala Bagian. Kepala Bagian membawahi 3 hingga 5
bagian, yaitu:
1. Bagian pabrik (meliputi desain, produksi, research and development
dan registrasi),
2. Bagian QA, QC dan umum (meliputi quality assurance,
quality control, pemeliharaan,bengkel, keamanan dan umum),
IV-

3. Bagian logistik, pembelian, dan kas (meliputi PPIC, pembelian,


keuangan, dan legal),
4. Bagian accounting, pajak dan personalia (meliputi akunting,
personalia, pajak danfaktur)
IV-4

Struktur organisasi pada bagian produksi PT. Pudak Oriental Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi(sumber : dokumentasi pribadi)


IV-5

4. Kegiatan Produksi

Untuk memenuhi strategi respon permintaan PT. Pudak Oriental


Indonesia menerapkan strategi make to order karena produk alat peraga
pendidikan dan alatpembuat kopi memiliki permintaan yang berbeda tiap
periode maupun jangka waktu tertentu.

Make to order dilakukan oleh perusahaan untuk produk produk


alat peraga pendidikandengan merek dagang pudak dan pembuat kopi
dengan merek dagang suji. produk yang akan dibuat disesuaikan menurut
pesanan, maka konsumen harus bersedia menunggu hingga produsen
menyelesaikan produk tersebut.
Customer dapat melihat berbagai jenis produk PT. Pudak Oriental
Indonesia melalui media online seperti website suji.co.id, atau
marketplace PT. Pudak Oriental Indonesia. Berikut merupakan skema
alur perencanaan produksi:

Gambar 4. 2 Skema Alur Perencanaan Produksi

4.1.2. Data Khusus


Data khusus merupakan data - data teknis yang berhubungan langsung
dengan pengolahan. Data khusus dibutuhkan untuk proses pengolahan data.
Berikut merupakan data yang dibutuhkan:

1. Reject Produk PT. Pudak Oriental Indonesia

Dari setiap proses produksi akan terdapat Reject Produk yang di sebabkan
oleh beberapa factor. Begitupula di PT. Pudak Oriental Indonesia ini terdapat
IV-6

produk reject yang diakibatkan dari berbagai factor yang mempengaruhi proses
produksi. Berikut adalah data jumlah reject produk dalam kurun waktu satu tahun
pada periode bulan Januari 2022 sampai Desember 2022 :

Tabel 4.1 Data Reject Produk

Jumlah Persentase
Jumlah
No Nama Produk Reject Reject
Produksi
Produk Produk
1 Beaker 100ml 4100 256 6%
2 Beaker 250ml 3900 377 10%
3 Bekaer 500ml 1000 135 14%
4 Beaker 600ml 600 33 6%
5 Beaker 1000ml 150 17 11%
6 Erlenmeyer 100ml 3810 211 6%
7 Erlenmeyer 250ml 2980 278 9%
8 Osmometer 3900 373 10%
9 Repirometer 3900 281 7%
10 Test Tube 15060 2700 18%

2. Metode Maintenance PT.POI

Metode perawatan yang di gunakan PT. Pudak Oriental Indonesia ini yaitu
Corrective Maintenance. Corrective Maintenance adalah perawatan yang
dilakukan untuk mngembalikan kondisi mesin ke kondisi standard melalui
perbaikan atau penyetelan. Mesin mesin yang bekerja akan diperbaiki ketika
mengalami kerusakan saat itu juga. Operator akan melaporkan kerusakan kepada
bagian maintenance PT.Pudak Oriental Indonesia, lalu pihak maintenance akan
segera memperbaiki mesin tersebut dengan mempersiapkan peralatan yang
dibutuhkan untuk memperbaiki mesin, mesin tersebut ketika berfungsi
menghasilkan panas sehingga jika ingin melakukan perbaikan harus menunggu
mesin dingin terlebih dahulu, setelah mesin dingin mesin tersebut dibongkar dann
mencari komponen yang rusak, setelah mengetahui komponen mana yang rusak
dan harus di ganti maka maintenance mengambil komponen tersebut di gudang
komponen, mengganti komponen, memasang kembali mesin tersebut.
IV-7

3. Mesin Test Tube

Mesin Test Tube merupakan mesin yang digunakan untuk mengubah


bahan baku gelas borosilikat menjadi produk test tube yang biasa dipakai alat di
laboratorium. Proses yang terjadi pada mesin testube ini yaitu gelas borosilikat
yang sudah di potong sesuai ukuran dengan mesin cutting di masukan ke mesin
testube untuk di bentuk, gelas borosilikat akan melaluin proses pertama yaitu rim,
lalu bahan akan di bagi 2 untuk menutup gelas borosilihat yang berbentuk
silinder. Setelah terbagi dua dan tertutup bagian bawahnya lalu testube akan
melalui proses bottom untuk membentuk bagian bawah menjadi setengah
lingkaran. Proses berikutnya yaitu proses annealing dimana proses ini berfungsi
untuk mencegah timbulnya tegangan-tegangan antar molekul pada kaca
borosilikat yang tidak merata akibat pemanasan pada saat proses pembentukan
kaca borosilikat. Produk tersebut di letakkan di rantai konveyor yang akan
berjalan dengan otomatis memasuki ruang oven yang memiliki suhu 700˚C maka
terjadilah pemerataan panas pada produk tersebut, lalu di dinginkan menggunakan
kipas yang terpasang di bawah rantai konveyor sehingga pada saat produksampai
di ujung mesin oven konveyor suhu produk tersebut sudah menurun.

4. Interval Waktu Penggantian Komponen Test Tube

Interval waktu penggantian komponen merupakan data utama yang di


perlukaan untuk menyusun kebijakan perawatan. Fungsi dari interval kerusakan
ini yaitu untuk mengetahui pola distribusi kerusakan pada setiap komponen, yang
nantinya akan berpengaruh terhadapa proses penentuan dalam menyusun jadwal
perawatan. Berikut merupakan data kerusakan dan interval kerusakan komponen
mesin Test Tube pada bulan Januari 2021 – Desember 2022 :
IV-8

Tabel 4.2 Data Kerusakan Dan Interval Kerusakan Komponen Test Tube

Waktu
Tanggal
No Nama Komponen Interval Perbaikan
Kerusakan
(Jam)
28/02/2021 4.8

03/05/2021 95 4.8

03/08/2021 92 4.8

17/11/2021 107 4.8


1 Ram Kawat
02/01/2022 105 4.8

04/06/2022 94 4.8

14/09/2022 102 4.8

31/01/2021 4.7

18/05/2021 107 4.7

18/08/2021 92 4.7

22/12/2021 126 4.7


2 Bata Api
14/04/2022 113 4.7

08/08/2022 116 4.7

15/12/2022 129 4.7

21/01/2021 2.8

28/04/2021 97 2.8

09/09/2021 134 2.8


3 regulator
19/01/2022 132 2.8

20/05/2022 121 2.8

24/09/2022 124 2.8

08/01/2021 5.0

01/04/2021 83 5.0

25/06/2021 85 5.0

23/09/2021 90 5.0
4 Keramik
19/12/2021 87 5.0

18/03/2022 89 5.0

26/06/2022 100 5.0


IV-9

Waktu
Tanggal
No Nama Komponen Interval Perbaikan
Kerusakan
(Jam)
18/09/2022 84 5.0

17/12/2022 90 5.0

06/01/2021 2.7

05/06/2021 180 2.7


5 Kipas
02/01/2022 211 2.7

01/06/2022 180 2.7

09/04/2021 3.0

06/10/2021 180 3.0


6 Motor Penggerak
23/04/2022 199 3.0

22/10/2022 182 3.0

25/01/2021 4.8

29/04/2021 94 4.8

28/07/2021 90 4.8

Plat Penahan Pencapit Ram 10/10/2021 105 4.8


7
Kawat
28/01/2022 110 4.8

03/05/2022 94 4.8

11/08/2022 100 4.8

31/01/2021 4.7

03/05/2021 92 4.7

15/09/2021 135 4.7


8 Rantai Konveyor
26/01/2022 133 4.7

25/05/2022 119 4.7

26/09/2022 124 4.7

01.01.2021 2.8

01/08/2021 180 2.8


9 Inventer
24/12/2021 145 2.8

21/05/2022 148 2.8


IV-

Waktu
Tanggal
No Nama Komponen Interval Perbaikan
Kerusakan
(Jam)
23/10/2022 155 2.8

21/03/2021 4.9

21/07/2021 122 4.9

08/11/2021 110 4.9


10 Rokul
10/03/2022 122 4.9

05/07/2022 117 4.9

08/11/2022 126 4.9

03/01/2021 2.0

29/07/2021 207 2.0


11 Selang LPG
13/02/2022 199 2.0

18/09/2022 217 2.0

03/04/2021 2.2

11/10/2021 191 2.2


12 Ven Belt
30/04/2022 201 2.2

16/10/2022 169 2.2

10/02/2021 3.3

04/05/2021 83 3.3

10/08/2021 98 3.3
13 Karet Roll
10/12/2021 122 3.3

21/04/2022 132 3.3

02/09/2022 134 3.3

20/02/2021 3.5

20/05/2021 89 3.5

20/08/2021 92 3.5
14 Brander Plate
10/12/2021 112 3.5

13/04/2022 124 3.5

15/08/2022 125 3.5


IV-

Waktu
Tanggal
No Nama Komponen Interval Perbaikan
Kerusakan
(Jam)
17/01/2021 4.2

18/05/2021 121 4.2

17/09/2021 122 4.2


15 Bearing
29/01/2022 134 4.2

13/06/2022 135 4.2

27/10/2022 136 4.2

Dari data tersebut dilakukan uji kecukupan data agar mengetahui data
tersebut mencukupi atau tidak untuk dipakai untuk analisis berikutnya. Berikut
merupakan uji kecukupan data interval waktu kerusakan dengan tingkat
keyakinan 97% dan tingkat ketelitian 10% :
Table 4.3. Uji Kecukupan Data
Waktu
Tanggal Perbaikan
no Kerusakan X2
(Jam)
x
1 28/08/2021 4.8 23.36
2 03/05/2021 4.8 23.36
3 03/08/2021 4.8 23.36
4 17/11/2021 4.8 23.36
5 02/01/2022 4.8 23.36
6 04/06/2022 4.8 23.36
7 14/09/2022 4.8 23.36
8 31/01/2021 4.7 21.78
9 18/05/2021 4.7 21.78
10 18/08/2021 4.7 21.78
11 22/12/2021 4.7 21.78
12 14/04/2022 4.7 21.78
13 08/08/2022 4.7 21.78
14 15/12/2022 4.7 21.78
15 21/01/2021 2.8 8.03
16 28/04/2021 2.8 8.03
17 09/09/2021 2.8 8.03
18 19/01/2022 2.8 8.03
19 20/05/2022 2.8 8.03
20 24/09/2022 2.8 8.03
IV-

Waktu
Tanggal Perbaikan
no Kerusakan X2
(Jam)
x
21 08/01/2021 5.0 25.00
22 01/04/2021 5.0 25.00
23 25/06/2021 5.0 25.00
24 23/09/2021 5.0 25.00
25 19/12/2021 5.0 25.00
26 18/03/2022 5.0 25.00
27 26/06/2022 5.0 25.00
28 18/09/2022 5.0 25.00
29 17/12/2022 5.0 25.00
30 06/01/2021 2.7 7.11
31 05/06/2021 2.7 7.11
32 02/01/2022 2.7 7.11
33 01/06/2022 2.7 7.11
34 09/04/2021 3.0 9.00
35 06/10/2021 3.0 9.00
36 23/04/2022 3.0 9.00
37 22/10/2022 3.0 9.00
38 19/01/2021 2.5 6.25
39 12/08/2021 2.5 6.25
40 24/03/2022 2.5 6.25
41 27/10/2022 2.5 6.25
42 25/01/2021 4.8 22.56
43 29/04/2021 4.8 22.56
44 28/07/2021 4.8 22.56
45 10/10/2021 4.8 22.56
46 28/01/2022 4.8 22.56
47 03/05/2022 4.8 22.56
48 11/08/2022 4.8 22.56
49 31/01/2021 12.4 154.01
50 03/05/2021 12.4 154.01
51 15/09/2021 12.4 154.01
52 26/01/2022 12.4 154.01
53 25/05/2022 12.4 154.01
54 26/09/2022 12.4 154.01
55 01.01.2021 2.8 7.56
56 01/08/2021 2.8 7.56
57 24/12/2021 2.8 7.56
58 21/05/2022 2.8 7.56
59 23/10/2022 2.8 7.56
IV-

Waktu
Tanggal Perbaikan
no Kerusakan X2
(Jam)
x
60 21/03/2021 4.9 24.17
61 21/07/2021 4.9 24.17
62 08/11/2021 4.9 24.17
63 10/03/2022 4.9 24.17
64 05/07/2022 4.9 24.17
65 08/11/2022 4.9 24.17
66 03/01/2021 2.0 4.00
67 29/07/2021 2.0 4.00
68 13/02/2022 2.0 4.00
69 18/09/2022 2.0 4.00
70 03/04/2021 2.2 4.69
71 11/10/2021 2.2 4.69
72 30/04/2022 2.2 4.69
73 16/10/2022 2.2 4.69
74 10/02/2021 3.3 11.11
75 18/05/2021 3.3 11.11
76 27/09/2021 3.3 11.11
77 08/02/2022 3.3 11.11
78 12/06/2022 3.3 11.11
79 11/10/2022 3.3 11.11
80 28/01/2021 3.5 12.25
81 30/04/2021 3.5 12.25
82 12/09/2021 3.5 12.25
83 23/01/2022 3.5 12.25
84 22/05/2022 3.5 12.25
85 23/09/2022 3.5 12.25
86 17/01/2021 4.2 17.36
87 19/05/2021 4.2 17.36
88 06/09/2021 4.2 17.36
89 06/01/2022 4.2 17.36
90 03/05/2022 4.2 17.36
91 06/09/2022 4.2 17.36
jumlah 394.8 2222.5
rata rata 4.3 24.4

Uji Kecukupan data :

𝑘/𝑠√𝑁∑xi² − (∑xi)²
𝑁′ = [ ]²
∑𝑥i
IV-

3/0,1√91𝑥1429−121336.1 2
𝑁′ = [ ] = 64,65
348.3

Karena nilai N'= 64,65 itu tidak lebh dari jumlah data yang ada sebanyak
91 data maka data dinyatakan cukup.
5. Harga Komponen Mesin Test Tube
Harga mesin Test Tube digunakan untuk menghitung ongkos perawatan
maupun perbaikan pada pengolahan data. Berikut merupakan harga dari setiap
komponen mesin Test Tube :
Tabel 4.4 Harga Komponen Mesin Test Tube

No Nama Komponen Harga (Rp)


1 Keramik 1.440.000,-
2 Ram Kawat 176.000,-
3 Plat Penahan Pencapit Ram Kawat 304.000,-
4 Bata Api 1.320.000,-
5 Rokul 700.000,-
6 Rantai Konveyor 325.000,-
7 Regulator 1.500.000,-
8 Karet Roll 1.935.000,-
9 Brander Plate 600.000,-
10 Bearing 912.000,-
11 Inventer 3.387.000,-
12 Motor Penggerak 752.999,-
13 Kipas 899.000,-
14 Ven Belt 415.000,-
15 Selang LPG 460.000,-
IV-

6. Waktu Perawatan
Waktu perawatan merupakan waktu yang dibutuhkan maintenance
untuk melakukan kegiatan perawatan pada mesin.
a. Waktu Perbaikan Kerusakan (Failure Maintenance)
Tabel 4.5 Waktu Perbaikan Kerusakan (Failure Maintenance)

Waktu Waktu
No Jenis Perawatan Elemen Kegiatan Perawatan
(Menit) (Jam)

Melaporankan Kerusakan 15
Mempersiapkan Peralatan 10
Menunggu Mesin Dingin 120
Membongkar Mesin 25
Pergantian Menemukan Komponen Yang Rusak 20
1 Komponen 5
Mempersiapkan Keramik 15
Keramik
Mengganti Keramik 70

Memasang Mesin 25

Melaporankan Kerusakan 15
Mempersiapkan Peralatan 10

Menunggu Mesin Dingin 120

Membongkar Mesin 25
Pergantian
2 Komponen Ram Menemukan Komponen Yang Rusak 20 4.83
Kawat Mempersiapkan Ram Kawat 15
Mengganti Ram Kawat 60

Memasang Mesin 25

Melaporankan Kerusakan 15
Mempersiapkan Peralatan 10
Menunggu Mesin Dingin 120
Membongkar Mesin 25
Pergantian
Komponen Plat Menemukan Komponen Yang Rusak 20
3 4.75
Penahan Pencapit Mempersiapkan Plat Penahan Pencapit Ram Kawat 15
Ram Kawat Mengganti Plat Penahan Pencapit Ram Kawat 55

Memasang Mesin 25

4 Pergantian Melaporankan Kerusakan 15 4.67


IV-

Waktu Waktu
No Jenis Perawatan Elemen Kegiatan Perawatan
(Menit) (Jam)

Komponen Bata Mempersiapkan Peralatan 10


Api Menunggu Mesin Dingin 120
Membongkar Mesin 25
Menemukan Komponen Yang Rusak 20
Mempersiapkan Bata Api 15
Mengganti Bata Api 50

Memasang Mesin 25

Melaporankan Kerusakan 15
Mempersiapkan Peralatan 10
Menunggu Mesin Dingin 120
Membongkar Mesin 25
Pergantian Menemukan Komponen Yang Rusak 20
5 4.92
Komponen Rokul Mempersiapkan Rokul 15
Mengganti Rokul 65

Memasang Mesin 25

Melaporankan Kerusakan 15
Mempersiapkan Peralatan 10
Menunggu Mesin Dingin 120
Membongkar Mesin 25
Pergantian Rantai Menemukan Komponen Yang Rusak 20
6 4.67
Konveyor Mempersiapkan Rantai Konveyor 15
Mengganti Rantai Konveyor 50

Memasang Mesin 25

Melaporankan Kerusakan 15
Mempersiapkan Peralatan 10
Menunggu Mesin Dingin 0
Pergantian Menemukan Komponen Yang Rusak 20
7 2.42
Regulator
Mempersiapkan Regulator 15
Mengganti Regulator 60
Memasang Mesin 25

Penggantian
8 Bearing
Melaporankan Kerusakan 15 4.83
IV-

Waktu Waktu
No Jenis Perawatan Elemen Kegiatan Perawatan
(Menit) (Jam)

Mempersiapkan Peralatan 10
Menunggu Mesin Dingin 120
Membongkar Mesin 25
Menemukan Komponen Yang Rusak 20
Mempersiapkan Bearing 15
Mengganti Bearing 60
Memasang Mesin 25

Melaporankan Kerusakan 15

Mempersiapkan Peralatan 10
Menunggu Mesin Dingin 120
Penggatian Karet
9 Roll Membongkar Mesin 25 4.17
Menemukan Komponen Yang Rusak 20
Mempersiapkan Karet Roll 15
Mengganti Karet Roll 20
Memasang Mesin 25

Melaporankan Kerusakan 15

Mempersiapkan Peralatan 10
Menunggu Mesin Dingin 120
Penggantian
10 brander plate Membongkar Mesin 25 4.33
Menemukan Komponen Yang Rusak 20
Mempersiapkan Brander Plate 15
Mengganti Brander Plate 30
Memasang Mesin 25

Melaporankan Kerusakan 15

Mempersiapkan Peralatan 10
Menunggu Mesin Dingin 120
Penggantian
11 Inventer Membongkar Mesin 25 4.75
Menemukan Komponen Yang Rusak 20
Mempersiapkan Inventer 40
Mengganti inventer 30
Memasang Mesin 25
IV-

Waktu Waktu
No Jenis Perawatan Elemen Kegiatan Perawatan
(Menit) (Jam)

Melaporankan Kerusakan 15

Mempersiapkan Peralatan 10
Menunggu Mesin Dingin 120
Penggantian motor
12 penggerak Membongkar Mesin 25 4.83
Menemukan Komponen Yang Rusak 20
Mempersiapkan Motor Penggerak 15
Mengganti Motor Penggerak 60
Memasang Mesin 25

Melaporankan Kerusakan 15

Mempersiapkan Peralatan 10
Menunggu Mesin Dingin 120
13 Penggantian Kipas Membongkar Mesin 25 4.08
Menemukan Komponen Yang Rusak 20
Mempersiapkan Kipas 15
Mengganti Kipas 15
Memasang Mesin 25

Melaporankan Kerusakan 15

Mempersiapkan Peralatan 10
Menunggu Mesin Dingin 120
Penggantian Ven
14 Belt Membongkar Mesin 25 4.50
Menemukan Komponen Yang Rusak 20
Mempersiapkan Ven Belt 25
Mengganti Ven Belt 30
Memasang Mesin 25

Melaporankan Kerusakan 15

Mempersiapkan Peralatan 10
Penggantian selang Menunggu Mesin Dingin 120
15 LPG
4.33
Membongkar Mesin 25
Menemukan Komponen Yang Rusak 20
Mempersiapkan Selang LPG 15
Mengganti Selang LPG 30
IV-

Waktu Waktu
No Jenis Perawatan Elemen Kegiatan Perawatan
(Menit) (Jam)

Memasang Mesin 25

b. Waktu Pencegahan (Preventive Maintenance)

Tabel 4.6 Waktu Pencegahan (Preventive Maintenance)

Waktu Wakt
No Jenis Perawatan Elemen Kegiatan Perawatan (Meni u
t) (Jam)
Mempersiapkan Peralatan 10
Membongkar Mesin 25
Pergantian Komponen Mempersiapkan Keramik 15
1 2.42
Keramik
Mengganti Keramik 70
Memasang Mesin 25
Mempersiapkan Peralatan 10
Membongkar Mesin 25

Pergantian Komponen Mempersiapkan Ram Kawat 15


2 2.25
Ram Kawat
Mengganti Ram Kawat 60
Memasang Mesin 25

Mempersiapkan Peralatan 10

Membongkar Mesin 25
Pergantian Komponen
Mempersiapkan Plat Penahan Pencapit Ram
3 Plat Penahan Pencapit 15 2.17
Kawat
Ram Kawat
Mengganti Plat Penahan Pencapit Ram
55
Kawat
Memasang Mesin 25

Mempersiapkan Peralatan 10

Pergantian Komponen Membongkar Mesin 25


4 2.08
Bata Api Mempersiapkan Bata Api 15
Mengganti Bata Api 50
Memasang Mesin 25
Mempersiapkan Peralatan 10
Pergantian Komponen Membongkar Mesin 25
5 2.33
Rokul
Mempersiapkan Rokul 15
IV-

Waktu Wakt
No Jenis Perawatan Elemen Kegiatan Perawatan (Meni u
t) (Jam)

Mengganti Rokul 65

Memasang Mesin 25
Mempersiapkan Peralatan 10
Membongkar Mesin 25
Pergantian Komponen Mempersiapkan Rantai Konveyor 15
6 2.08
Rantai Konveyor
Mengganti Rantai Konveyor 50
Memasang Mesin 25
Mempersiapkan Peralatan 10

Membongkar Mesin 25
Pergantian Komponen
7 2.25
Regulator Mempersiapkan Regulator 15
Mengganti Regulator 60
Memasang Mesin 25
Mempersiapkan Peralatan 10
Membongkar Mesin 25
Mempersiapkan Bearing 15
8 Penggantian Bearing Mengganti Bearing 60 2.25

Memasang Mesin 25

Mempersiapkan Peralatan 10
Membongkar Mesin 25
9 Penggantian Karet Roll Mempersiapkan Karet Roll 15 1.75
Mengganti Karet Roll 30
Memasang Mesin 25
Mempersiapkan Peralatan 10
Membongkar Mesin 25

Penggantian Brander Mempersiapkan Brander Plate 15


10
Plate
1.58

Mengganti Brander Plate 20


Memasang Mesin 25
Mempersiapkan Peralatan 10
Membongkar Mesin 25
11 Penggantian Inventer
Mempersiapkan inventer 15
1.92
Mengganti Inventer 40
IV-

Waktu Wakt
No Jenis Perawatan Elemen Kegiatan Perawatan (Meni u
t) (Jam)
Memasang Mesin 25

Mempersiapkan Peralatan 10

Penggantian Motor Membongkar Mesin 25


12
Penggerak
2.25
Mempersiapkan Motor penggerak 15
Mengganti Motor Penggerak 60
Memasang Mesin 25
Mempersiapkan Peralatan 10
Membongkar Mesin 25
Mempersiapkan kipas 15
13 Penggantian Kipas 1.50
Mengganti Kipas 15

Memasang Mesin 25
Mempersiapkan Peralatan 10

Membongkar Mesin 25
14 Penggantian Ven Belt 1.67
Mempersiapkan Ven Belt 15
Mengganti Ven belt 25
Memasang Mesin 25
Mempersiapkan Peralatan 10
Membongkar Mesin 25
Mempersiapkan Selang LPG 30
Penggantian Selang
15
LPG
Mengganti Selang LPG 20 1.83

Memasang Mesin 25

4.2. Pengolahan Data

4.2.1. Analisis Pendahuluan


1. Reject Produk
Berikut adalah data jenis reject produk setengah jadi dalam kurun waktu satu
tahun pada periode bulan Januari 2022 sampai Desember 2022 :
IV-

Tabel 4.7 Data Reject Produk Setengah Jadi


Reject
Reject Ukuran Reject Jumlah
No Bulan Nama Produk Retak Tidak Sompel Reject
(Pcs) Sesuai (Pcs) (Pcs)
(Pcs)
1 Januari Test Tube 80 15 15 110
2 Februari Test Tube 61 23 16 100
3 Maret Test Tube 50 20 19 89
4 April Test Tube 48 18 20 86
5 Mei Test Tube 75 23 15 113
6 Juni Test Tube 49 24 18 91
7 Juli Test Tube 50 20 19 89
8 Agustus Test Tube 43 22 16 81
9 September Test Tube 85 20 14 119
10 Oktober Test Tube 58 19 15 92
11 November Test Tube 60 21 19 100
12 Desember Test Tube 58 26 16 100

Dari data diatas dibuat diagram untuk mengetahui jenis reject yang paling
dominan terjadi. Berikut adalah diagramnya :

1000 897 120.00%

800 100.00% 100.00%


80.73% 80.00%
600
59.80% 60.00% FREKUENSI
400314 289 PERSENTASE KUMUTALIF
40.00%
200 20.00%
0 0.00%
Riject Retak (Pcs) Riject Ukuran Tidak Riject Sompel (Pcs)
Sesuai (Pcs)
Gambar 4.3 Diagram Pareto Jenis Reject
Dari diagram pareto diatas reject retak paling dominan dibandingkan
dengan jenis reject.
Tabel 4.8. Penyebab Kerusakan Komponen Mesin Test Tube

Nama Komponen
No Jenis Kerusakan Penyebab Kerusakan
Rusak
Suhu terlalu panas melebihi 800ºC
1 Keramik Pecah disebabkan oleh oven yang terus
menerus menyala selama 8 jam
IV-

Nama Komponen
No Jenis Kerusakan Penyebab Kerusakan
Rusak
perharinya
Tekanan udara tinggi dan terdapat
2 Selang LPG Bocor endapan cairan LPG yang
disebabkan oleh limbah LPG
Kapasitor dan motor kipas mati
yang disebabkan oleh
Baling-baling tidak
3 Kipas menggelembungnya kapasitor dan
berputar
lilitan motor putus karena sering
digunakan
Suhu terlalu panas melebihi 800ºC
dikarenakan oven yang terus
4 Rantai Konveyor Putus
menerus menyala selama 8 jam
perharinya
Suhu terlalu panas melebihi 800ºC
dikarenakan oven yang terus
5 Ram kawat Karat & rapuh
menerus menyala selama 8 jam
perharinya
Suhu terlalu panas melebihi 800ºC
dikarenakan oven yang terus
6 Rokul Terbakar
menerus menyala selama 8 jam
perharinya
Konslet listrik disebabkan
7 Motor Penggerak Mati pemasanga kabel yang longgar
Suhu terlalu panas melebihi 800ºC
dikarenakan oven yang terus
8 Bata Api Pecah
menerus menyala selama 8 jam
perharinya
Suhu terlalu panas melebihi 800ºC
Plat Penahan Pencapit dikarenakan oven yang terus
9 Karat
Ram Kawat menerus menyala selama 8 jam
perharinya
Terjadi gesekan yang disebabkan
10 Ven Belt Aus oleh putaran yang terus menerus
terjadi
11 Inventer Eror Arus listrik yang tidak stabil
Tekanan udara pada selang oven
12 Regulator Bocor lebih tinggi dibandingkan dengan
tekanan udara diluar regulator

Bahan yang digunakan kotor


13 Karet Roll Tidak Lengket
sehingga menempel pada karet roll.

Tekanan udara tinggi dan terdapat


14 Brander Plate Kotor endapan cairan LPG yang
disebabkan oleh limbah LPG
Suhu terlalu panas melebihi 800ºC
dikarenakan oven yang terus
15 Bearing Karat
menerus menyala selama 8 jam
perharinya
(sumber : data perusahaan)
IV-

2. Analisis 5W
Untuk mencari akar permasalahan yang terjadi dapat dilakukan dengan
analisis 5 W.

Table 4.9. Analisis 5W

No Pertanyaan Jawaban
Produk setengah jadi mengalami reject retak
karena mengalami thermal shock sehingga
Mengapa produk setengah
memiliki tingkat stresing yang tinggi,
1 why 1 jadi mengalami reject
produk setengah jadi tersebut mengalami
retak?
perubahan suhu yang mendadak dan tidak
merata.

Mengapa mengalami Mengalami perubahan suhu yang mendadak


perubahan suhu yang dan tidak merata karena saat proses
2 why 2
mendadak dan tidak produksi tidak melalui proses annealing dan
merata? produk berhenti di tengah proses produksi.

Tidak melalui proses anealing dan berhenti


Mengapa tidak melalui
ditengah produksi karena mesin yang
proses annealing dan
3 why 3 digunakan untuk proses anealing yaitu
berhenti di tengah
mesin Test Tube mengalami kerusakan dan
produksi?
mati mendadak.

Mengapa mesin test tube Mesin test tube mengalami kerusakan dan
4 why 4 mengalami kerusakan dan mati mendadak karena komponen yang ada
mati mendadak? dalam mesin tersebut rusak

Komponen yang ada dalam mesin tersebut


Mengapa komponen yang rusak dan mati mendadak karena terlalu
5 why 5 ada dalam mesin tersebut sering dipakai, suhu yang digunakan terlalu
rusak dan mati mendadak? panas, tekanan udara terlalu tinggi, terjadi
konslet listrik.

Akar permasalahan yang terjadi adalah komponen yang ada dalam mesin
tersebut rusak dan mati mendadak dikarenakan mesin tersebut terlalu sering
dipakai, suhu yang digunakan terlalu panas, tekanan udara terlalu tinggi, terjadi
konslet listrik, sehingga saat proses produksi sering mengalami mesin mati.
IV-

3. OEE (Overall Equiptment Effetivities) Mesin


Berikut merupakan hasil OEE (overall equipment effectiveness) dari
mesin mesin Test Tube periode bulan Januari 2022-Desember 2022:
Tabel 4.10 Nilai OEE Pada Mesin Pembuatan Produk Test Tube

Jenis Mesin Nilai Oee


Mesin Test Tube 57.62%

Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata nilai OEE mesin Test Tube


sebesar 57,62%. Angka tersebut masih jauh dari angka ideal OEE sebesar 85%.
Perbaikan nilai OEE pada Mesin Test Tube masih diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan kinerja secara keseluruhan.

Mesin test tube yang terdapat pada lantai produksi PT POI hanya terdapat 1
unit saja, dengan fungsi dari mesin ini yang sangat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas dari produk yang dibuat. Mesin test tube merupakan mesin pembuatan
produk secara kontinyu yang terdiri dari proses buka rim dan bottom, dari kedua
proses tersebut terjadi suatu pemanasan yang tidak merata atau pada suatu titik
yang akan dibentuk saja, sehingga dibutuhkan proses anealing atau proses
pemerataan panas pada suhu 700˚C selama 5 menit menggunakan mesin oven
konveyor.

4. Ongkos Perawatan
a. Biaya Teknisi dan Operator
Jam kerja teknisi : 8 jam/hari
Upah per bulan teknisi : Rp. 3.896.299,-
Upah per bulan operator : Rp. 3.896.299,-
Waktu kerja per bulan adalah 22 hari, sehingga upahh teknisi
perawatan per hari menjadi :
2.843.662
Teknisi perawatan = 𝑅𝑝. = 𝑅𝑝. 22.138, −/j𝑎𝑚
22 ℎ𝑎𝑟i 𝑥 8
j𝑎𝑚
2.843.662 = 𝑅𝑝. 22.138, −/j𝑎𝑚
Operator menganggur = 𝑅𝑝.
22 ℎ𝑎𝑟i 𝑥 8
j𝑎𝑚
IV-

b. Biaya downtime
Harga produk = Biaya Produksi + Keuntungan
= (Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead) + 30%
Biaya Produksi
= ( Rp. 1500,- + Rp. 2.951 + Rp. 2472 ) + 30% Biaya Produksi
=Rp.9.000,-
Kapasitas produksi = 4 pcs/jam
Kerugian yang timbul akibat downtime = Rp. 9.000,- x 8 pcs/jam
= Rp. 72.000,-
c. Rincian Ongkos Perawatan
Rincian ongkos perawatan merupakan data yang diperlukan untuk
mengetahui total ongkos pencegahan dan ongkos perbaikan. Total ongkos dari
setiap komponen tersebut akan digunakan dalam menghitung total biaya untuk
perhtiungan preventive meaintenance. Dibawah ini merupakan data rincian
ongkos perawatan total dari setiap komponen mesin test tube :
1 Keramik
Tabel 4.11 Rincian Ongkos Perawatan Keramik
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 1440000 1440000 1440000
2 Biaya Teknisi 22138 53574 110690
3 Biaya Downtime 72000 174240 360000
4 Biaya Operator Menganggur 22138 53574 110690
Total 1721388 2021380

2 Ram Kawat
Tabel 4.12. Rincian Ongkos Perawatan Ram Kawat
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 176000 176000 176000
2 Biaya Teknisi 22138 49811 106927
IV-

Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
3 Biaya Downtime 72000 162000 347760
4 Biaya Operator Menganggur 22138 49811 106927
Total 437621 737613

3 Plat Penahan Pencapit Ram kawat


Tabel 4.13 Rincian Ongkos Perawatan Plat Penahan Pencapit Ram Kawat
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 304000 304000 304000
2 Biaya Teknisi 22138 48039 105156
3 Biaya Downtime 72000 156240 342000
4 Biaya Operator Menganggur 22138 48039 105156
Total 556319 856311

4 Bata Api
Tabel 4.14 Rincian Ongkos Perawatan Bata Api
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 1320000 1320000 1320000
2 Biaya Teknisi 22138 46047 103384

3 Biaya Downtime 72000 149760 336240

4 Biaya Operator Menganggur 22138 46047 103384


Total 1561854 1863009

5 Rokul
Tabel 4.15 Rincian Ongkos Perawatan Rokul
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 700000 700000 700000
2 Biaya Teknisi 22138 51582 108919
3 Biaya Downtime 72000 167760 354240
4 Biaya Operator Menganggur 22138 51582 108919
IV-

Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
Total 970923 1272078

6 Rantai Konveyor
Tabel 4.16 Rincian Ongkos Perawatan Rantai Konveyor
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 325000 325000 325000
2 Biaya Teknisi 22138 46047 103384
3 Biaya Downtime 72000 149760 336240
4 Biaya Operator Menganggur 22138 46047 103384
Total 566854 868009

7 Regulator
Tabel 4.17 Rincian Ongkos Perawatan Regulator
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 1500000 1500000 1500000
2 Biaya Teknisi 22138 49811 53574
3 Biaya Downtime 72000 162000 174240
4 Biaya Operator Menganggur 22138 49811 53574
Total 1761621 1781388

8 Bearing
Tabel 4.18 Rincian Ongkos Perawatan Bearing
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 912000 912000 912000
2 Biaya Teknisi 22138 49811 106927
3 Biaya Downtime 72000 162000 347760
4 Biaya Operator Menganggur 22138 49811 106927
Total 1173621 1473613
IV-

9 Karet Roll
Tabel 4.19 Rincian Ongkos Perawatan Karet Roll
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 1935000 1935000 1935000
2 Biaya Teknisi 22138 38742 92315
3 Biaya Downtime 72000 126000 300240
4 Biaya Operator Menganggur 22138 38742 92315
Total 2138483 2419871

10 Brander Plate
Tabel 4.20 Rincian Ongkos Perawatan Brander Plate
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 600000 600000 600000
2 Biaya Teknisi 22138 34978 95858
3 Biaya Downtime 72000 113760 311760
4 Biaya Operator Menganggur 22138 34978 95858
Total 783716 1103475

11 Inventer
Tabel 4.21 Rincian Ongkos Perawatan Inventer
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 3387000 3387000 3387000
2 Biaya Teknisi 22138 42431 105156
3 Biaya Downtime 72000 138000 342000
4 Biaya Operator Menganggur 22138 42431 105156
Total 3609862 3939311
IV-

12 Motor penggerak
Tabel 4.22 Rincian Ongkos Perawatan Motor Penggerak
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 752999 752999 752999
2 Biaya Teknisi 22138 49811 107000
3 Biaya Downtime 72000 162000 348000
4 Biaya Operator Menganggur 22138 49811 107000
Total 1014620 1315000

13 Kipas
Tabel 4.23 Rincian Ongkos Perawatan Kipas
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 600000 600000 600000
2 Biaya Teknisi 22138 46121 103311
3 Biaya Downtime 72000 150000 336000
4 Biaya Operator Menganggur 22138 46121 103311
Total 842242 1142621

14 Ven Belt
Tabel 4.24 Rincian Ongkos Perawatan Ven Belt
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 415000 415000 415000
2 Biaya Teknisi 22138 36897 99621
3 Biaya Downtime 72000 120000 324000
4 Biaya Operator Menganggur 22138 36897 99621
Total 608793 938242

15 Selang LPG
Tabel 4.25 Rincian Ongkos Perawatan Selapng LPG
Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Harga Komponen 460000 460000 460000
IV-

Total Total
Ongkos
Ongkos Ongkos
No Elemen Biaya Pencegahan
Pencegahan Perbaikan
(Rp)
(Rp) (Rp)
2 Biaya Teknisi 22138 40586 95931
3 Biaya Downtime 72000 132000 312000
4 Biaya Operator Menganggur 22138 40586 95931
Total 673173 963863

4.2.2. Penjadwalan Preventive Maintenance Menggunakan Metode


Age Replacement
1. Perhitungan Interval Waktu Kerusakan
Berikut adalah interval waktu kerusakan komponen Keramik :
Tabel 4.26 Interval Waktu Kerusakan Komponen Keramik
Tanggal
No Interval
Kerusakan
1 08/08/2015
2 26/10/2015 79
3 19/1/2016 85
4 18/4/2016 90
5 07/04/2016 87
6 10/01/2016 89
7 30/12/2017 90
8 25/4/2017 84
9 21/7/2017 85

Pada tanggal 8 Agustus 2021 Keramik mengalami kerusakan dan pada


tanggal 26 Oktober 2021 Keramik mengalami kerusakan kembali, Interval
kerusakan bearing dari tanggal 8 Agustus 2021 sampai 26 Oktober 2021 yaitu
selama 79 hari.
4.2.2 Pengujian Distribusi Kerusakan (Index Of Fit)
Untuk mengidentifikasi data kerusakan mengikuti pola distribusi tertentu
maka dilakukan perbandingan index. nilai index yang terkecil akan dipilih
sebagai distribusi yang sesuai. Penentuan Jenis Distribusi dilakukan dengan
bantuan software Minitab18. Distribusi yang di uji meliputi normal,
IV-

lognormal, weibull, dan eksponensial. Berikut merupakan hasil pengujian


distribusi komponen keramik :
Table 4.27. Nilai rekap
Anderson darling komponen keramik
Anderson-Darling
Distribution
(adj)
Weibull 1,829
Lognormal 1,845
Exponential 4,363
Normal 1,833

Pola distribusi yang terpilih dapat dilihat dari nilai index yang terkecil,
sehingga pola distribusi yang terpilih untuk keramik adalah distribusi weibull.
Untuk hasil distribusi yang lain dapat dilihat di lampiran A.
Hasil rekap dari perhitungan index of fit komponen mesin Test Tube dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.28 Rekap Perhitungan Index Of Fit Komponen Mesin Test Tube
jenis distribusi Distribusi
No Komponen
weibull log normal exponential normal Terpilih
1 Ram kawat 2,099 2,134 3,908 2,126 weibull
2 bata api 2,148 2,185 3,727 2,159 weibull
3 Regulator 2,148 2,185 3,727 2,159 weibull
4 Keramik 1,829 1,845 4,363 1,833 weibull

Plat penahan pencapit ram


5 2,080 2,116 3,647 2,097 weibull
kawat

6 Rantai Konveyor 2,608 2,713 3,679 2,655 weibull


7 Rokul 2,454 2,523 3,801 2,503 weibull
8 Karet Roll 2,631 2,642 3,523 2,624 weibull
9 Brander Plate 2,658 2,679 3,588 2,667 weibull
10 Bearing 2,847 2,856 3,837 2,850 weibull
11 Inventer 3,100 3,108 3,817 3,129 weibull

12 Motor Penggerak 3,765 3,807 4,194 3,810 weibull

13 Kipas 3,813 3,879 4,158 3,879 weibull


14 Ven Belt 3,677 3,706 4,172 3,697 weibull
15 Selang LPG 3,652 3,656 4,208 3,657 weibull
IV-

4.2.3 Uji Kesesuaian Distribusi (Goodness Of Fit)


Setelah melakukan perhitungan index of fit dan didapatkan hasil hipotesis
bahwa semua komponen berdistribusi weibull, untuk membuktikan hipotesis
tersebut adalah benar maka perlu dilakukan pengujian yaitu uji mann untuk
distribusi weibull.
Berikut contoh perhitungan menggunakan bantuan software minitab18
untuk uji kesesuaian distribusi untuk komponen keramik. H0 menyatakan
bahwa komponen keramik berdistribusi weibull dan H1 menyatakan bahwa
komponen keramik tidak berdistribusi weibull, jika Shitung < Stabel maka H0
diterima. Berikut merukan hasil pengujian kesesuaian distribusi :

Gambar 4.4. Uji goodness of fit komponen keramik


Dari Gambar 4.6 dapat disimpulkan bahwa:
Di peroleh nilai P-Value 0,250

Hipotesa untuk melakukan pengujian adalah:


Ho = Data Time to Failure ber distribusi Weibull
IV-

H1 = Data Time to Failure tidak ber distribusi Weibull


Α = 0,05 (tingkat kepercayaan 90%)
Wilayah kritis : P-Value > Dcrit, maka Ho diterima.

Hal ini berarti P-Value > 0,05, = 0,250 > 0,05 maka Ho terdistribusi Weibull.
Untuk hasil distribusi yang lain dapat dilihat di lampiran B.

4.2.4 Penentuan Nilai Parameter (α dan β)


Parameter dari distribusi weibull terdiri atas α dan β, maka kedua
parameter tersebut harus dicari terlebih dahulu dicari nilainya untuk
menentukan waktu penggantian komponen. Berikut adalah penenntuan nilai
parameter komponen keramik :
Tabel 4.23 Penentuan Nilai Parameter

i ti F(ti) R(ti) Yi=lnln(1/R(ti) Xi=lnTi xi.yi x2 y2


1 79 0.083333 0.916667 -2.441716399 4.36944785 -10.6689525 19.09207454 5.961979
2 84 0.202381 0.797619 -1.486670964 4.4308168 -6.58716668 19.6321375 2.2101906
3 85 0.321429 0.678571 -0.947354424 4.44265126 -4.20876532 19.73715019 0.8974804
4 85 0.440476 0.559524 -0.543574052 4.44265126 -2.41490995 19.73715019 0.2954728
5 87 0.559524 0.440476 -0.198574256 4.46590812 -0.88681438 19.94433532 0.0394317
6 89 0.678571 0.321429 0.12661497 4.48863637 0.568328561 20.14785646 0.0160314
7 90 0.797619 0.202381 0.468504666 4.49980967 2.108181825 20.24828707 0.2194966
8 90 0.916667 0.083333 0.910235093 4.49980967 4.095884675 20.24828707 0.8285279
jumlah 689 4 4 -4.112535365 35.639731 -17.9942137 158.7872783 10.46861

Penjabaran perhitungan :
𝑛
B = �
i=1
𝑥i𝑦i−(∑𝑛 𝑥i)(∑𝑛 𝑦i)
*𝑛 ∑𝑛 𝑥 2−(i∑𝑛 𝑥 ) 2i+
i=1 i i=1 i

8(−11.7170) − (24.3156) − 2.4544)


=
[5(118.2630) − (24.3156)2]
= 24.2663
β = B = 24.2663
a = 𝑦 − 𝐵𝑥
−2.4544 24.3156
a = 8 − 16.2814( 8 )

=-79.6693
IV-

𝘢 = 𝑎
−𝑏
𝑒
𝘢 87.8956
Perhitungan komponen lain dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran C.
Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.30 Rekap Nilai Parameter Komponen Mesin Test Tube
No Komponen α β
1 Ram kawat 102.918 18.70978
2 bata api 119.9708 8.537368
3 Regulator 128.9326 7.551509
4 Keramik 87.89569 24.26633
5 Plat penahan pencapit ram kawat 106.2147 7.492786
6 Rantai Konveyor 129.1212 6.343214
7 Rokul 116.7014 13.53681
8 Karet Roll 123.8927 4.825773
9 Brander Plate 116.3639 6.044011
10 Bearing 133.3886 16.28141
11 inventer 172.8273 7.945215
12 moto penggerak 226.1169 7.710001
13 kipas 222.3973 6.966964
14 ven belt 210.6556 9.073619
15 selang lpg 220.3884 18.38329

4.2.5 Perhitungan Pergantian Komponen Menggunakan Age Replacement


Perhitungan pergantian komponen dengan age replacement :
Cp xRtp  Cf [1- R(tp )]
C(t p )  (t  T )R(t )  [M(t )  T ][1- R(t )]
p p p p f p

Keterangan :

tp = interval waktu penggantian pencegahan.


Cf = Biaya yang dibutuhkan untuk penggantian kerusakan.
Cp = Biaya yang dibutuhkan untuk penggantian pencegahan.
F(t) = fungsi distribusi interval antar kerusakan yang terjadi.
R(tp) = probabilitas terjadinya penggantian pencegahan pada saat tp.
M(tp) = waktu rata-rata terjadinya kerusakan jika penggantian pencegahan
dilakukan pada tp.
C(tp) = ongkos untuk melakukan perawatan
IV-

Berikut adalah tabel perhitungan pergantian komponen Keramik dengan


menggunakan age replacement :
Tabel 4.31 perhitungan pergantian komponen Keramik dengan menggunakan age replacement

Penjabaran perhitungan untuk tp = 83:


tp Cp Cf α β F(tp) R(tp) M(tp) 1 - R(tp) C(tp)
1 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 6.72E-48 0 Rp503.330
2 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 1.36E-40 0 Rp389.454
3 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 2.54E-36 0 Rp317.599
4 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 2.73E-33 0 Rp268.129
5 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 6.14E-31 0 Rp231.993
6 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 5.13E-29 0 Rp204.440
7 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 2.16E-27 0 Rp182.738
8 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 5.52E-26 0 Rp165.200
9 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 9.62E-25 0 Rp150.734
10 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 1.24E-23 0 Rp138.598
11 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 1.25E-22 0 Rp128.270
12 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 1.03E-21 0 Rp119.375
13 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 7.22E-21 0 Rp111.633
14 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 4.36E-20 0 Rp104.835
15 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 2.33E-19 0 Rp98.817
16 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 1.11E-18 0 Rp93.452
17 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 4.85E-18 0 Rp88.640
18 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 1.94E-17 0 Rp84.299
19 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 7.21E-17 0 Rp80.364
20 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 2.5E-16 0 Rp76.779
21 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0 1 8.17E-16 0 Rp73.501
22 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 2.55E-15 1 2.53E-15 2.55E-15 Rp70.491
23 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 7.44E-15 1 7.43E-15 7.44E-15 Rp67.718
24 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 2.09E-14 1 2.09E-14 2.09E-14 Rp65.155
25 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 5.62E-14 1 5.62E-14 5.62E-14 Rp62.779
26 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 1.46E-13 1 1.46E-13 1.46E-13 Rp60.570
27 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 3.64E-13 1 3.64E-13 3.64E-13 Rp58.511
28 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 8.8E-13 1 8.8E-13 8.8E-13 Rp56.587
29 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 2.06E-12 1 2.06E-12 2.06E-12 Rp54.786
30 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 4.69E-12 1 4.69E-12 4.69E-12 Rp53.096
31 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 1.04E-11 1 1.04E-11 1.04E-11 Rp51.508
32 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 2.25E-11 1 2.25E-11 2.25E-11 Rp50.011
33 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 4.74E-11 1 4.74E-11 4.74E-11 Rp48.599
IV-

tp Cp Cf α β F(tp) R(tp) M(tp) 1 - R(tp) C(tp)


34 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 9.78E-11 1 9.78E-11 9.78E-11 Rp47.265
35 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 1.98E-10 1 1.98E-10 1.98E-10 Rp46.002
36 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 3.92E-10 1 3.92E-10 3.92E-10 Rp44.804
37 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 7.61E-10 1 7.61E-10 7.61E-10 Rp43.668
38 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 1.45E-09 1 1.45E-09 1.45E-09 Rp42.588
39 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 2.73E-09 1 2.73E-09 2.73E-09 Rp41.559
40 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 5.05E-09 1 5.05E-09 5.05E-09 Rp40.580
41 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 9.19E-09 1 9.19E-09 9.19E-09 Rp39.645
42 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 1.65E-08 1 1.65E-08 1.65E-08 Rp38.753
43 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 2.92E-08 1 2.92E-08 2.92E-08 Rp37.899
44 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 5.1E-08 1 5.1E-08 5.1E-08 Rp37.083
45 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 8.8E-08 1 8.8E-08 8.8E-08 Rp36.301
46 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 1.5E-07 1 1.5E-07 1.5E-07 Rp35.551
47 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 2.53E-07 1 2.53E-07 2.53E-07 Rp34.832
48 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 4.21E-07 1 4.21E-07 4.21E-07 Rp34.141
49 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 6.95E-07 0.999999 6.95E-07 6.95E-07 Rp33.477
50 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 1.13E-06 0.999999 1.13E-06 1.13E-06 Rp32.838
51 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 1.83E-06 0.999998 1.83E-06 1.83E-06 Rp32.224
52 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 2.94E-06 0.999997 2.94E-06 2.94E-06 Rp31.632
53 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 4.67E-06 0.999995 4.67E-06 4.67E-06 Rp31.061
54 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 7.34E-06 0.999993 7.34E-06 7.34E-06 Rp30.510
55 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 1.15E-05 0.999989 1.15E-05 1.15E-05 Rp29.979
56 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 1.77E-05 0.999982 1.77E-05 1.77E-05 Rp29.466
57 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 2.73E-05 0.999973 2.73E-05 2.73E-05 Rp28.971
58 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 4.16E-05 0.999958 4.16E-05 4.16E-05 Rp28.492
59 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 6.3E-05 0.999937 6.3E-05 6.3E-05 Rp28.028
60 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 9.47E-05 0.999905 9.47E-05 9.47E-05 Rp27.580
61 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.000141 0.999859 0.000141 0.000141 Rp27.147
62 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.00021 0.99979 0.00021 0.00021 Rp26.727
63 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.000309 0.999691 0.000309 0.000309 Rp26.322
64 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.000453 0.999547 0.000453 0.000453 Rp25.929
65 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.00066 0.99934 0.00066 0.00066 Rp25.551
66 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.000956 0.999044 0.000957 0.000956 Rp25.185
67 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.001377 0.998623 0.001378 0.001377 Rp24.834
68 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.001972 0.998028 0.001974 0.001972 Rp24.497
69 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.002809 0.997191 0.002813 0.002809 Rp24.176
70 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.00398 0.99602 0.003988 0.00398 Rp23.873
71 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.005611 0.994389 0.005627 0.005611 Rp23.590
72 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.00787 0.99213 0.007901 0.00787 Rp23.331
73 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.010981 0.989019 0.011042 0.010981 Rp23.101
IV-

tp Cp Cf α β F(tp) R(tp) M(tp) 1 - R(tp) C(tp)


74 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.015244 0.984756 0.015362 0.015244 Rp22.907
75 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.021052 0.978948 0.021276 0.021052 Rp22.758
76 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.028915 0.971085 0.029342 0.028915 Rp22.667
77 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.039494 0.960506 0.040295 0.039494 Rp22.650
78 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.053619 0.946381 0.05511 0.053619 Rp22.733
79 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.072325 0.927675 0.075074 0.072325 Rp22.945
80 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.096854 0.903146 0.101871 0.096854 Rp23.332
81 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.12865 0.87135 0.137711 0.12865 Rp23.955
82 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.169289 0.830711 0.185473 0.169289 Rp24.904
83 Rp1.721.388 Rp2.021.380 87.896 24.266 0.220342 0.779658 0.248899 0.220342 Rp26.306

𝑡𝑝 
 𝑀(83) = ( )

= (87896)24266
= 0,039
𝑡𝑝

 𝑅(83) = exp (− )

= 0.9605
 𝐹(83) = 1 − 𝑅(87)
= 1 – 0.9605
= 0,04
 𝐶(110) = Cp xRtp  [1- R(tp )]
Cf
(tp  Tp )R(tp ) [M(tp )  Tf ][1- R(tp )]

= Rp22.650

Berikut adalah grafik C(tp) untuk komponen Keramik:


IV-

Grafik Ongkos Keramik


Rp600.000 Rp500.000 Rp400.000 Rp300.000 Rp200.000 Rp100.000
Rp0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81
tp
C(t

Gambar 4.5 Grafik Ongkos Perawatan Age Replacement


Perhitungan age replacement untuk spare part lainnya dapat dilihat pada lampiran
D.

Berikut rekap hasil perhitungan age replacement untuk semua komponen


Mesin Test Tube :
Tabel 4.33 Rekap Age Replacement Komponen Mesin Test Tube
Nama Komponen i Cpi Cfi α β Ti*
Ram kawat 1 437621 737613.1 102.918 18.70978 86
bata api 2 1561854 1863009 119.9708 8.537368 91
Regulator 3 1761621 1781388 128.9326 7.551509 99
Keramik 4 1721388 2021380 87.89569 24.26633 76
Plat penahan pencapit
5 556318.9 856311 106.2147 7.492786 76
ram kawat
Rantai Konveyor 6 566854.1 868008.9 129.1212 6.343214 90
Rokul 7 970923.1 1272078 116.7014 13.53681 94
Karet Roll 8 1173621 1473613 123.8927 4.825773 85
Brander Plate 9 2138483 2419871 116.3639 6.044011 85
Bearing 10 783716.1 1103475 133.3886 16.28141 110
Inventer 11 822862.3 1152311 172.8273 7.945215 132
Motor Penggerak 12 861621 1162001 226.1169 7.710001 168
Kipas 13 774414 1074794 222.3973 6.966964 163
Ven Belt 14 793793.3 1123242 210.6556 9.073619 191
Selang LPG 15 813172.7 1103863 220.3884 18.38329 159
Berikut merupakan pengelompokan jenis komponen yang diganti sesuai dengan
interval waktu Age Replacement :
Tabel 4.34. Jadwal Penggantian Komponen Secara Kelompok
interval Kelompok Nama Komponen
Ram kawat
bata api
Regulator
Keramik
Plat penahan pencapit ram
76 hari 1 kawat
Rantai Konveyor
Rokul
Karet Roll
Brander Plate
Ram kawat
bata api
Regulator
Keramik
Plat penahan pencapit ram
kawat
Rantai Konveyor
Rokul
154 hari 2 Karet Roll
Brander Plate
Bearing
Inventer
Motor penggerak
Kipas
Ven belt
Selang LPG
BAB V
ANALISIS

5.1. Analisis Objek Penelitian


Test Tube merupakan salah satu produk yang di produksi oleh PT. Pudak
Oriental Indonesia. Produk test tube ini mempunyain tingkat permintaan yang
cukup tinggi dibandingkan dengan produk yang lain. Namun pada proses
produksinya terdapat cukup banyak reject produk. Produk di katakana reject jika
terdapat salah satu jenis cacat (tabel 4.1), yaitu :

a. Reject Retak
b. Reject Ukuran Tidak Sesuai
c. Reject Sompel

Dari analisis 5W di temukan faktor penyebab reject produk test tube


adalah sebagai berikut :

a. Reject retak yang di sebabkan karena komponen mesin test tube yang
rusak yaitu, keramik, batu api, rokul, dan motor penggerak, kipas, ven
belt, plat penahan dan pencapit ram kawat.
b. Reject ukuran tidak sesuai di sebabkan karne komponen mesin testube
yang rusak yaitu, regulator, brander plate, selang lpg, inventer, ven belt
dan bearing.
c. Reject sompel yang di sebabkan karena komponen mesin test tube
yang rusak yaitu karet roll, dan bearing.

Adapun nilai OEE pada mesin test tube adalah 57,62% yang didapatkan
dari hasil perhitungan pada tabel 4.9. Dari hasil perhitungan mesin testube
yang memiliki nilai OEE yang rendah. Selain dilihat dari perbandingan
dengan mesin lain, mesin testube memiliki nilai OEE dibawah batas nilai OEE
yaitu 85%.

V-1
V-

Untuk meningkatkan OEE pada mesin gtest tube agar dapat mencapai nilai
85% perlu dilakukan upaya penjadwalan preventive maintenance. Untuk
mengetahui penjadwalan preventive maintenance setiap komponen diperlukan
analisis tingkat kerusakan komponen. Dalam analisis tingkat kerusakan
terdapat analisis fungsi keandalan dan laju kerusakan. Fungsi keandalan
menunjukkan kemampuan suatu komponen untuk beroperasi secara terus
menerus tanpa adanya kerusakan. Fungsi laju kerusakan merupakan laju
kerusakan yang terjadi dalam suatu selang waktu tertentu. Berikut adalah
kurva fungsi keandalan dan laju kerusakan komponen Keramik :

Fungsi Keandalan Keramik


1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
R(t

0
1 4 7 10131619222528313437404346495255586164677073767982
Tp

Gambar 5.1 Fungsi Keandalan Keramik


Keandalan yang dialami komponen tersebut semakin lama semakin
menurun sering bertambahnya waktu penggunaan (Tp) dimana komponen
tersebut telah mencapai batas umur pakai sehingga komponen tersebut
mengalami kerusakan.
V-

Bathtube Curve Keramik


0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
r(t

0.01
0
1 4 7 10131619222528313437404346495255586164677073767982
Tp

Gambar 5.2 Bathtube Curve Keramik


Laju kerusakan yang dialami oleh komponen tersebut semakin lama
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya waktu penggunaan (Tp).
Bathtube curve tersebut dalam posisi fase ke 3 atau wear out period, dalam
fase tersebut peningkatan ini terjadi karena memburuknya kondisi peralatan
yang telah mencapai batas umur pemakaian. Bila komponen telah memasuki
fase ini maka sebaiknya dilakukan perawatan pencegahan untuk mengurangi
akibat yang lebih fatal. Analisis kerusakan komponen lainnya terdapat pada
lampiran E.

5.2. Analisis Pengujian Distribusi Dan Parameter


Pada pengujian distribusi tersebut dilakukan perhitungan Index of Fit.
Perhitungan Index of Fit dilakukan dengan tujuan untuk menentukan distribusi
apa yang mewakili atau paling mendekati penyebaran data pada komponen
mesin test tube. Perhitungan Index of Fit dilakukan untuk data waktu antar
kerusakan, dengan menghitung Index of Fit dari distribusi Weibull,
Exponensial, Normal, dan Lognormal dengan metode Anderson-Darling.
Berikut adalah hasil rekap perhitungan distribusi mesin test tube :
V-

Tabel 5.3 Rekap Perhitungan Distribusi Mesin Test tube

jenis distribusi Distribusi


No Komponen
weibull log normal exponential normal Terpilih
1 Ram kawat 2,099 2,134 3,908 2,126 weibull
2 bata api 2,148 2,185 3,727 2,159 weibull
3 Regulator 2,148 2,185 3,727 2,159 weibull
4 Keramik 1,829 1,845 4,363 1,833 weibull

Plat penahan pencapit ram


5 2,080 2,116 3,647 2,097 weibull
kawat

6 Rantai Konveyor 2,608 2,713 3,679 2,655 weibull


7 Rokul 2,454 2,523 3,801 2,503 weibull
8 Karet Roll 2,631 2,642 3,523 2,624 weibull
9 Brander Plate 2,658 2,679 3,588 2,667 weibull
10 Bearing 2,847 2,856 3,837 2,850 weibull
11 Inventer 3,100 3,108 3,817 3,129 weibull

12 Motor Penggerak 3,765 3,807 4,194 3,810 weibull

13 Kipas 3,813 3,879 4,158 3,879 weibull


14 Ven Belt 3,677 3,706 4,172 3,697 weibull
15 Selang LPG 3,652 3,656 4,208 3,657 weibull

Dari beberapa distribusi tersebut dipilih distribusi yang mempunyai nilai


Index of Fit terkecil, pada komponen mesin Test Tube distribusi yang terpilih
adalah distribusi weibull.

Untuk memvalidasi pola penyebaran data berdistribusi weibull maka


dilakukan Mann’s Test . dengan nilai p-value adalah 0,25, maka hasil dari
pengujian adalah P-Value > 0,05, sehingga data yang terdistribusi Weibull.

Setelah didapat pola data berdistribusi weibull maka dilakukan


perhitungan parameter yang akan menentukan perhitungan kapan pahat
tersebut harus diganti. Terdapat 2 parameter yang dihitung untuk distribusi
weibull yaitu parameter skala () yang menunjukkan umur maksimum
komponen dan parameter bentuk () yang menunjukkan bentuk parameternya.
Nilai yang dihasilkan estimasi parameter distribusi akan memberikan
informasi mengenai kondisi kerusakan komponen dan nilai model distribusi
V-

statistiknya. Kedua parameter distribusi weibull dihitung dengan


menggunakan regresi linier sederhana.

5.3. Analisis Interval Waktu Perawatan


Perhitungan interval waktu perawatan pada komponen dilakukan dengan
memilih interval waktu perawatan yang memberikan ongkos terkecil.
Besarnya ongkos ini tergantung dari waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
perawatan pencegahan dan perawatan perbaikan, jumlah tenaga kerja yang
terlibat secara langsung seperti teknisi dan operator mesin yang menganggur
akibat dilakukannya tindakan perawatan, biaya-biaya komponen, biaya yang
ditanggung perusahaan akibat mesin tidak bekerja. Berikut adalah rekap
interval waktu perawatan mesin Test Tube dengan menggunakan metode Age
Replacement :
Tabel 5.4 Rekap Interval Waktu Perawatan Mesin Test tube

Biaya
Interval Waktu
No Nama Komponen Perawatan
Perawatan (Hari)
(Rp)
1 Ram kawat 7.625 86
2 bata api 20.720 91
3 Regulator 21.807 99
4 Keramik 25.144 76
Plat penahan pencapit
5 10.475 76
ram kawat
6 Rantai Konveyor 9.235 90
7 Rokul 12.820 94
8 Karet Roll 19.099 85
9 Brander Plate 32.269 85
10 Bearing 9.922 110
11 Inventer 30.362 132
12 Motor penggerak 6.754 168
13 Kipas 7.470 163
14 Ven belt 3.335 191
15 Selang LPG 4.643 159
V-

Dari tabel tersebut dibuat grafik ongkos perawatannya. Berikut adalah


grafik ongkos perawatan untuk komponen Keramik :

Grafik Ongkos Keramik


Rp600.000 Rp500.000 Rp400.000 Rp300.000 Rp200.000 Rp100.000
Rp0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81
tp
C(t

Gambar 5.3 Grafik Ongkos Keramik


Dari grafik tersebut dapat dilihat semakin tinggi nilai tp maka semakin
rendah nilai C (tp). Setelah diketahui umur pakai masing-masing komponen
menggunakan metode Age Replacement

Penggantian komponen mesin dibuat menjadi 2 bagian, dengan interval


waktu penggantian secara berturut turut 76 hari. Penggantian dilakukan
secara berturut turut dengan pengelompokan komponen. Berikut merupakan
jenis komponen yang diganti sesuai dengan interval waktu Age Replacement
Tabel 5.5. Jadwal Penggantian Komponen Secara Kelompok
interval Kelompok Nama Komponen
Ram kawat
bata api
Regulator
Keramik
Plat penahan pencapit ram
76 hari 1 kawat
Rantai Konveyor
Rokul
Karet Roll
Brander Plate
154 hari 2 Ram kawat
V-

interval Kelompok Nama Komponen


bata api
Regulator
Keramik
Plat penahan pencapit ram
kawat
Rantai Konveyor
Rokul
Karet Roll
Brander Plate
Bearing
Inventer
Motor penggerak
Kipas
Ven belt
Selang LPG

Berikut interval penggantian mesin Test Tube :

76 hari 152 hari 228 hari 304

h
Pengganti Pengganti Pengganti Pengganti
an an an an
Gambar 5.3. Interval Penggantian Komponen Mesin Test Tube
5.4 Rencana Perawatan
Setelah mengetahui interval waktu pergantian maksimal setiap kelompok dibuat ganchart untuk mempermudah dalam
mengetahui tanggal berapa komponen-komponen terebut harus diganti. Berikut adalah ganchart perawatan mesin Test Tube :
Tabel 5.6. Ganchart Perawatan Mesin Test Tube

januari
no kelompok nama komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 Ram kawat

2 bata api

3 Regulator

4 Keramik
Kelompo

Plat penahan
k1

5 pencapit ram kawat

6 Rantai Konveyor
Kelomp

7 Rokul
ok 2

8 Karet Roll

9 Brander Plate

10 Bearing

12 Motor penggerak

13 Kipas

14 Ven belt

15 Selang LPG
V-2

februari
no kelompok nama komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

1 Ram kawat

2 bata api

3 Regulator

4 Keramik
Kelompo

Plat penahan
k1

5 pencapit ram kawat

6 Rantai Konveyor
Kelomp

7 Rokul
ok 2

8 Karet Roll

9 Brander Plate

10 Bearing

12 Motor penggerak

13 Kipas

14 Ven belt

15 Selang LPG
V-3

maret
no kelompok nama komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 Ram kawat

2 bata api

3 Regulator

4 Keramik
Kelompo

Plat penahan
k1

5 pencapit ram kawat

6 Rantai Konveyor
Kelomp

7 Rokul
ok 2

8 Karet Roll

9 Brander Plate

10 Bearing

12 Motor penggerak

13 Kipas

14 Ven belt

15 Selang LPG
V-4

april
no kelompok nama komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Ram kawat

2 bata api

3 Regulator

4 Keramik
Kelompo

Plat penahan
k1

5 pencapit ram kawat

6 Rantai Konveyor
Kelomp

7 Rokul
ok 2

8 Karet Roll

9 Brander Plate

10 Bearing

12 Motor penggerak

13 Kipas

14 Ven belt

15 Selang LPG
V-5

mei
no kelompok nama komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 Ram kawat

2 bata api

3 Regulator

4 Keramik
Kelompo

Plat penahan
k1

5 pencapit ram kawat

6 Rantai Konveyor
Kelomp

7 Rokul
ok 2

8 Karet Roll

9 Brander Plate

10 Bearing

12 Motor penggerak

13 Kipas

14 Ven belt

15 Selang LPG
V-6

juni
no kelompok nama komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Ram kawat

2 bata api

3 Regulator

4 Keramik
Kelompo

Plat penahan
k1

5 pencapit ram kawat

6 Rantai Konveyor
Kelomp

7 Rokul
ok 2

8 Karet Roll

9 Brander Plate

10 Bearing

12 Motor penggerak

13 Kipas

14 Ven belt

15 Selang LPG
V-7

juli
no kelompok nama komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 Ram kawat

2 bata api

3 Regulator

4 Keramik
Kelompo

Plat penahan
k1

5 pencapit ram kawat

6 Rantai Konveyor
Kelomp

7 Rokul
ok 2

8 Karet Roll

9 Brander Plate

10 Bearing

12 Motor penggerak

13 Kipas

14 Ven belt

15 Selang LPG
V-8

agustus
no kelompok nama komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 Ram kawat

2 bata api

3 Regulator

4 Keramik
Kelompo

Plat penahan
k1

5 pencapit ram kawat

6 Rantai Konveyor
Kelomp

7 Rokul
ok 2

8 Karet Roll

9 Brander Plate

10 Bearing

12 Motor penggerak

13 Kipas

14 Ven belt

15 Selang LPG
V-9

september
no kelompok nama komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Ram kawat

2 bata api

3 Regulator

4 Keramik
Kelompo

Plat penahan
k1

5 pencapit ram kawat

6 Rantai Konveyor
Kelomp

7 Rokul
ok 2

8 Karet Roll

9 Brander Plate

10 Bearing

12 Motor penggerak

13 Kipas

14 Ven belt

15 Selang LPG
V-

oktober
no kelompok nama komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 Ram kawat

2 bata api

3 Regulator

4 Keramik
Kelompo

Plat penahan
k1

5 pencapit ram kawat

6 Rantai Konveyor
Kelomp

7 Rokul
ok 2

8 Karet Roll

9 Brander Plate

10 Bearing

12 Motor penggerak

13 Kipas

14 Ven belt

15 Selang LPG
V-

november
no kelompok nama komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Ram kawat

2 bata api

3 Regulator

4 Keramik
Kelompo

Plat penahan
k1

5 pencapit ram kawat

6 Rantai Konveyor
Kelomp

7 Rokul
ok 2

8 Karet Roll

9 Brander Plate

10 Bearing

12 Motor penggerak

13 Kipas

14 Ven belt

15 Selang LPG
V-

desember
no kelompok nama komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 Ram kawat

2 bata api

3 Regulator

4 Keramik
Kelompo

Plat penahan
k1

5 pencapit ram kawat

6 Rantai Konveyor
Kelomp

7 Rokul
ok 2

8 Karet Roll

9 Brander Plate

10 Bearing

12 Motor penggerak

13 Kipas

14 Ven belt

15 Selang LPG
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan :
1. Faktor penyebab reject produk test tube adalah berikut :
d. Reject retak yang di sebabkan karena komponen mesin test tube yang
rusak yaitu, keramik, batu api, rokul, dan motor penggerak, kipas, ven
belt, plat penahan dan pencapit ram kawat.
e. Reject ukuran tidak sesuai di sebabkan karne komponen mesin testube
yang rusak yaitu, regulator, brander plate, selang lpg, inventer, ven belt
dan bearing.
f. Reject sompel yang di sebabkan karena komponen mesin test tube
yang rusak yaitu karet roll, dan bearing.
2. Nilai OEE mesin Test Tube yaitu 57,62%. Hal ini mengharuskan mesin
tersebut ditingkatkan nilai OEE nya dengan cara membuat penjadwalan
preventive maintenance untuk mengurangi down time pada mesin.
3. Hasil perhitungan interval waktu pergantian optimal komponen test tube
dengan menggunakan metode age replacement adalah sebagai berikut :
a. Ram kawat memiliki waktu pergantian optimum 86 hari dan
ongkos total perawatan pertahun sebesar Rp. 5.242,-.
b. Bata api waktu pergantian optimum 91 hari dan ongkos total
perawatan pertahun Rp. 18.649,-.
c. Regulator memiliki waktu pergantian optimum 99 hari dan ongkos
total perawatan pertahun sebesar Rp. 19.863,-.
d. Keramik memiliki waktu pergantian optimum 76 hari dan ongkos
total perawatan pertahun sebesar Rp. 22.667,-.
e. Plat penahan pencapit ram kawat memiliki waktu pergantian
optimum 76 hari dan ongkos total perawatan pertahun sebesar Rp.
7.996,-.

VI-1
VI-

f. Rantai konveyor memiliki waktu pergantian optimum 90 hari dan


ongkos total perawatan pertahun sebesar Rp. 7.114,-.
g. Rokul memiliki waktu pergantian optimum 94 hari dan ongkos
total perawatan pertahun sebesar Rp. 10.768,-.
h. Karet roll memiliki waktu pergantian optimum 85 hari dan ongkos
total perawatan pertahun sebesar Rp. 16.216,-.
i. Brander plate memiliki waktu pergantian optimum 85 hari dan
ongkos total perawatan pertahun sebesar Rp. 28.648,-.
j. Bearing memiliki waktu pergantian optimum 110 hari dan ongkos
total perawatan pertahun sebesar Rp. 7.395,-.
k. Inventer memiliki waktu pergantian optimum 132 hari dan ongkos
total perawatan pertahun sebesar Rp. 30.362,-.
l. Motor Penggerak memiliki waktu pergantian optimum 168 hari
dan ongkos total perawatan pertahun sebesar Rp. 6.754,-.
m. Kipas memiliki waktu pergantian optimum 163 hari dan ongkos
total perawatan pertahun sebesar Rp. 7.470,-.
n. Ven Belt memiliki waktu pergantian optimum 191 hari dan ongkos
total perawatan pertahun sebesar Rp. 3.335,-.
o. Selang LPG memiliki waktu pergantian optimum 159 hari dan
ongkos total perawatan pertahun sebesar Rp. 4.643,-.

4. Jadwal pernggatian preventive maintenance secara berturut turut dengan


interval waktu 76 hari, penggantian komponen tersebut dibagi menjadi 2
kelompok secara berturut turut untuk kelompok 1 dan 152 untuk kelompok
2. Dengan kelompok sebagai berikut :
a. Kelompok 1 : ram kawat, bata api, regulator, keramik, plat
penahan, rantai konveyor, rokul, karet roll, dan brand plate.
b. Kelompok 2 : ram kawat, bata api, regulator, keramik, plat
penahan, rantai konveyor, rokul, karet roll, brand plate, beakring,
inventer, motor penggerak, kipas, ven belt, dan selang LPG.
VI-

6.2. Saran
Setelah melakukan pengamatan, pengumpulan dan pengolahan data, serta
kesimpulan di PT. Pudak Oriental Indonesia, maka penyusun memberikan
saran yaitu agar perusahaan menerapkan Preventive Maintenance sesuai
dengan hasil yang telah dihitung untuk meminimasi kerugian akibat produk
cacat.
DAFTAR PUSTAKA

Ansori, N., Mustajib, M.I. (2013). Sistem Perawatan Terpadu. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Arsyad, Muhamad., Sultan, Ahmad Zubair.(2018).Manajemen Perawatan. Edisi
1. Cetakan 1. Deepublish. Yogyakarta.
Wlpole, R.E., Myers, R.H., dan Myers, S.L.(1995). Ilmu peluang dan Statistika
untuk Insinyur dan Ilmuwan, ITB. Bandung
Sudrajat, Ating.(2011).Pedoman Praktis Manajemen Perawatan Mesin Industri.
` Jilid 1. PT Referika Aditama.Bandung.
Yosiani Felecia. (2018) “Penjadwalan Perawatan Pencegahan Menggunakan
Metode Group Replacement Dan Perencanaan Persediaan Menggunakan
Metode Eoq Untuk Mesin Oven Konveyor Di Bagian Produksi PT. POI”
Fakultas Teknik, Teknik Industri Universitas Jendral Ahmad Yani,
Bandung.

Boris, S., 2006. Total Productive Maintenance, United State of Amerika : The
McGraw-Hill Companies, Inc.

Destya Prasetyo. (2020) “Mengukur overall Equipment Effectiveness (Oee) Pada

Mesin Electrolytic cleaning line (ECL) Divisi cold rolling mill (CRM) di PT.

Krakatau Steel (Persero) Tbk..” Fakultas Teknik, Teknik Industri

Universitas Serang raya, Banten.

Wati.C.L.(2009).Usulan Perbaikan Efektifitas Mesin Dengan Menggunakan


Metode Overall Equipment Efectiveness Measurement Sebagai Dasar
Penerapan Totatl Productive Maintenance di PT WIKA.Skripsi tidak
diterbitkan. Medan : Program Diploma IV Fakultas Teknik, Universitas

ix
v
L-1

LAMPIRAN A
Lampiran A berisi tentang pengujian distribusi kerusakan (Index Of Fit) :
1. Ram Kawat

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 2,099
Lognormal 2,134
Exponential 3,908
Normal 2,126
L-2

2. Bata Api

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 2,148
Lognormal 2,185
Exponential 3,727
Normal 2,159
L-3

3. Regulator

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 2,611
Lognormal 2,720
Exponential 3,725
Normal 2,670
L-4

4. Keramik

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 1,829
Lognormal 1,845
Exponential 4,363
Normal 1,833
L-5

5. Plat Pencapit

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 2,080
Lognormal 2,116
Exponential 3,647
Normal 2,097
L-6

6. Rantai Konveyor

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 2,608
Lognormal 2,713
Exponential 3,679
Normal 2,655
L-7

7. Rokul

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 2,454
Lognormal 2,523
Exponential 3,801
Normal 2,503
L-8

8. Karet Roll

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 2,631
Lognormal 2,642
Exponential 3,523
Normal 2,624
L-9

9. Brander Plate

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 2,658
Lognormal 2,679
Exponential 3,588
Normal 2,667
L-

10. Bearing

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 2,847
Lognormal 2,856
Exponential 3,837
Normal 2,850
L-

11. Inventer

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 3,100
Lognormal 3,108
Exponential 3,817
Normal 3,129
L-

12. Motor Penggerak

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 3,765
Lognormal 3,807
Exponential 4,194
Normal 3,810
L-

13. Kipas

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 3,813
Lognormal 3,879
Exponential 4,158
Normal 3,879
L-

14. Ven Belt

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 3,677
Lognormal 3,706
Exponential 4,172
Normal 3,697
L-

15. Selang LPG

Goodness-of-Fit
Anderson-Darling
Distribution (adj)
Weibull 3,652
Lognormal 3,656
Exponential 4,208
Normal 3,657
L-

LAMPIRAN B
Lampiran B berisi tentang Uji Kesesuaian Distribusi (Mann’s Test):
1. Ram

2. Bata Api
L-

3. Regulator

4. Keramik
L-

5. Plat Pencapit

6. Rantai Konveyor
L-

7. Rokul

8. Karet Roll
L-

9. Bramder Plate

10. Bearing
L-

11. Inventer

12. Motor Penggerak


L-

13. Kipas

14. Ven Belt


L-

15. Selang LPG


L-

LAMPIRAN C
Lampiran C terdiri dari Penentuan Nilai Parameter (α dan β) :
1. Ram Kawat
i ti F(ti) R(ti) Yi=lnln(1/R(ti) Xi=lnTi xi.yi x2 y2
1 92 0.109375 0.890625 -2.155616006 4.521789 -9.74724 20.44657 4.64668
2 96 0.265625 0.734375 -1.175270415 4.564348 -5.36434 20.83327 1.381261
3 100 0.421875 0.578125 -0.601543551 4.60517 -2.77021 21.20759 0.361855
4 102 0.578125 0.421875 -0.147287035 4.624973 -0.6812 21.39037 0.021693
5 105 0.734375 0.265625 0.281917795 4.65396 1.312034 21.65935 0.079478
6 107 0.890625 0.109375 0.794336831 4.672829 3.7118 21.83533 0.630971
jumlah 602 3 3 -3.003462381 27.64307 -13.5392 127.3725 7.121938

2. Bata Api
i ti F(ti) R(ti) Yi=lnln(1/R(ti) Xi=lnTi xi.yi x2 y2
1 92 0.109375 0.890625 -2.155616006 4.521789 -9.74724 20.44657 4.64668
2 107 0.265625 0.734375 -1.175270415 4.672829 -5.49184 21.83533 1.381261
3 113 0.421875 0.578125 -0.601543551 4.727388 -2.84373 22.3482 0.361855
4 116 0.578125 0.421875 -0.147287035 4.75359 -0.70014 22.59662 0.021693
5 126 0.734375 0.265625 0.281917795 4.836282 1.363434 23.38962 0.079478
6 129 0.890625 0.109375 0.794336831 4.859812 3.860328 23.61778 0.630971
jumlah 683 3 3 -3.003462381 28.37169 -13.5592 134.2341 7.121938
L-

3. Regulator
i ti F(ti) R(ti) Yi=lnln(1/R(ti) Xi=lnTi xi.yi x2 y2
1 97 0.12963 0.87037 -1.974458694 4.574711 -9.03258 20.92798 3.898487
2 121 0.314815 0.685185 -0.972686141 4.795791 -4.6648 22.99961 0.946118
3 124 0.5 0.5 -0.366512921 4.820282 -1.7667 23.23511 0.134332
4 132 0.685185 0.314815 0.144767396 4.882802 0.706871 23.84175 0.020958
5 134 0.87037 0.12963 0.714455486 4.89784 3.499289 23.98883 0.510447
jumlah 608 2.5 2.5 -2.454434874 23.97142 -11.2579 114.9933 5.510341

4. Keramik
i ti F(ti) R(ti) Yi=lnln(1/R(ti) Xi=lnTi xi.yi x2 y2
1 79 0.083333 0.916667 -2.441716399 4.369448 -10.669 19.09207 5.961979
2 84 0.202381 0.797619 -1.486670964 4.430817 -6.58717 19.63214 2.210191
3 85 0.321429 0.678571 -0.947354424 4.442651 -4.20877 19.73715 0.89748
4 85 0.440476 0.559524 -0.543574052 4.442651 -2.41491 19.73715 0.295473
5 87 0.559524 0.440476 -0.198574256 4.465908 -0.88681 19.94434 0.039432
6 89 0.678571 0.321429 0.12661497 4.488636 0.568329 20.14786 0.016031
7 90 0.797619 0.202381 0.468504666 4.49981 2.108182 20.24829 0.219497
8 90 0.916667 0.083333 0.910235093 4.49981 4.095885 20.24829 0.828528
jumlah 689 4 4 -4.112535365 35.63973 -17.9942 158.7873 10.46861
L-

5. Plat Penahan Pencapit Ram Kawat


i ti F(ti) R(ti) Yi=lnln(1/R(ti) Xi=lnTi xi.yi x2 y2
1 80 0.109375 0.890625 -2.155616006 4.382027 -9.44597 19.20216 4.64668
2 90 0.265625 0.734375 -1.175270415 4.49981 -5.28849 20.24829 1.381261
3 98 0.421875 0.578125 -0.601543551 4.584967 -2.75806 21.02193 0.361855
4 105 0.578125 0.421875 -0.147287035 4.65396 -0.68547 21.65935 0.021693
5 110 0.734375 0.265625 0.281917795 4.70048 1.325149 22.09452 0.079478
6 118 0.890625 0.109375 0.794336831 4.770685 3.789531 22.75943 0.630971
jumlah 601 3 3 -3.003462381 27.59193 -13.0633 126.9857 7.121938

6. Rantai Konveyor
i ti F(ti) R(ti) Yi=lnln(1/R(ti) Xi=lnTi xi.yi x2 y2
1 92 0.12963 0.87037 -1.974458694 4.521789 -8.92808 20.44657 3.898487
2 119 0.314815 0.685185 -0.972686141 4.779123 -4.64859 22.84002 0.946118
3 124 0.5 0.5 -0.366512921 4.820282 -1.7667 23.23511 0.134332
4 133 0.685185 0.314815 0.144767396 4.890349 0.707963 23.91551 0.020958
5 135 0.87037 0.12963 0.714455486 4.905275 3.5046 24.06172 0.510447
jumlah 603 2.5 2.5 -2.454434874 23.91682 -11.1308 114.4989 5.510341
L-

7. Rokul
i ti F(ti) R(ti) Yi=lnln(1/R(ti) Xi=lnTi xi.yi x2 y2
1 100 0.12963 0.87037 -1.974458694 4.60517 -9.09272 21.20759 3.898487
2 110 0.314815 0.685185 -0.972686141 4.70048 -4.57209 22.09452 0.946118
3 115 0.5 0.5 -0.366512921 4.744932 -1.73908 22.51438 0.134332
4 117 0.685185 0.314815 0.144767396 4.762174 0.689408 22.6783 0.020958
5 122 0.87037 0.12963 0.714455486 4.804021 3.432259 23.07862 0.510447
jumlah 564 2.5 2.5 -2.454434874 23.61678 -11.2822 111.5734 5.510341

11. Inventer
i ti F(ti) R(ti) Yi=lnln(1/R(ti) Xi=lnTi xi.yi x2 y2

1 145 0.12963 0.87037 -1.9745 4.9767 -9.8264 24.7679 3.8985


2 148 0.314815 0.685185 -0.9727 4.9972 -4.8607 24.9721 0.9461
3 155 0.5 0.5 -0.3665 5.0434 -1.8485 25.4361 0.1343
4 180 0.685185 0.314815 0.1448 5.1930 0.7518 26.9668 0.0210
jumlah 628 1.62963 2.37037 -3.1689 20.2103 -15.7838 102.1429 4.9999

12. Motor Penggerak


i ti F(ti) R(ti) Yi=lnln(1/R(ti) Xi=lnTi xi.yi x2 y2
1 180 0.12963 0.87037 -1.9745 5.1930 -10.2533 26.9668 3.8985
3 199 0.5 0.5 -0.3665 5.2933 -1.9401 28.0191 0.1343
2 210 0.314815 0.685185 -0.9727 5.3471 -5.2011 28.5916 0.9461
jumlah 589 0.944444 2.055556 -3.3137 15.8334 -17.3944 83.5774 4.9789
L-

13. Kipas
i ti F(ti) R(ti) Yi=lnln(1/R(ti) Xi=lnTi xi.yi x2 y2

1 180 0.12963 0.87037 -1.9745 5.1930 -10.2533 26.9668 3.8985


2 180 0.314815 0.685185 -0.9727 5.1930 -5.0511 26.9668 0.9461
3 211 0.5 0.5 -0.3665 5.3519 -1.9615 28.6424 0.1343
jumlah 571 0.944444 2.055556 -3.3137 15.7378 -17.2659 82.5760 4.9789

14. Ven Belt


i ti F(ti) R(ti) Yi=lnln(1/R(ti) Xi=lnTi xi.yi x2 y2

1 169 0.12963 0.87037 -1.9745 5.1299 -10.1288 26.3159 3.8985


2 191 0.314815 0.685185 -0.9727 5.2523 -5.1088 27.5864 0.9461
3 201 0.5 0.5 -0.3665 5.3033 -1.9437 28.1250 0.1343
jumlah 561 0.944444 2.055556 -3.3137 15.6855 -17.1813 82.0273 4.9789

15. Selang LPG


i ti F(ti) R(ti) Yi=lnln(1/R(ti) Xi=lnTi xi.yi x2 y2

1 199 0.12963 0.87037 -1.9745 5.2933 -10.4514 28.0191 3.8985


2 207 0.314815 0.685185 -0.9727 5.3327 -5.1871 28.4379 0.9461
3 217 0.5 0.5 -0.3665 5.3799 -1.9718 28.9433 0.1343
jumlah 623 0.944444 2.055556 -3.3137 16.0059 -17.6103 85.4003 4.9789
L-

LAMPIRAN D
Lampiran d terdiri dari Laju Kerusakan :
1. Ram Kawat

Bathtube curve Ram Kawat


0.05

0.04

0.03
r(t

0.02

0.01

0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89 93
Tp

2. Bata Api

Bathtube Curve Bata Api


0.02

0.015

0.01

0.005
r(t

Tp
1
1
1
6
2
1
2
6
3
1
3
6
4
1
4
6
5
1
5
6
1
6
L-

3. Regulator

Bathtube Curve Regulator


0.018
0.016
0.014
0.012
0.01
r(t

0.008
0.006
0.004
0.002
0
1
1
1
6
2
1
2
6
3
1
3
6
4
1
4
6
5
1
5
6
1
6

Tp

4. Keramik

Bathtube Curve Keramik


0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
r(t

0.01
0
1 4 7 10131619222528313437404346495255586164677073767982
Tp
L-

5. Plat Penahan Pencapit Ram Kawat

Bathtube Curve Plat Penahan Pencapit Ram Kawat


0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89
r(t

Tp

6. Rantai Konveyor

Bathtube Curve Rantai Konveyor


0.018
0.016
0.014
0.012
0.01
0.008
0.006
r(t

0.004
0.002
0

Tp
1
1
1
6
2
1
2
6
3
1
3
6
4
1
4
6
5
1
5
6
1
6
L-

7. Rokul

Bathtube Curve Rokul


0.018
0.016
0.014
0.012
0.01
0.008
r(t

0.006
0.004
0.002
0
1
1
1
6
2
1
2
6
3
1
3
6
4
1
4
6
5
1
5
6
1
6

Tp

8. Karet Roll

Bathtube Curve Karet Roll


0.025

0.02

0.015

0.01
r(t

0.005

Tp
1
1
1
6
2
1
2
6
3
1
3
6
4
1
4
6
5
1
5
6
1
6
L-

9. Brander Plate

Bathtube Curve Brander Plate


0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
r(t

0
1
1
1
6
2
1
2
6
3
1
3
6
4
1
4
6
5
1
5
6
1
6

Tp

10. Bearing

Bathtube Curve Bearing


0.025

0.02

0.015

0.01
r(t

0.005

Tp
1
1
1
6
2
1
2
6
3
1
3
6
4
1
4
6
5
1
5
6
6
1
1
6
L-

11. Inventer

Bathtube Curve Inventer


0.025

0.02

0.015
r(t

0.01

0.005

0
1
1
1
6
2
1
2
6
3
1
3
6
4
1
4
6
5
1
5
6
6
1
1
6

Tp

12. Motor Penggerak

Bathtube Curve Motor Penggerak


0.025

0.02

0.015

0.01
r(t

0.005

Tp
1
1
1
6
2
1
2
6
3
1
3
6
4
1
4
6
5
1
5
6
6
1
1
6
L-

13. Kipas

Bathtube Curve Kipas


0.025

0.02

0.015
r(t

0.01

0.005

0
1
1
1
6
2
1
2
6
3
1
3
6
4
1
4
6
5
1
5
6
6
1
1
6

Tp

14. Ven Belt

Bathtube Curve Ven Belt


0.025

0.02

0.015

0.01
r(t

0.005

Tp
1
1
1
6
2
1
2
6
3
1
3
6
4
1
4
6
5
1
5
6
6
1
1
6
L-

LAMPIRAN D
Lampiran C terdiri dari rekapitulasi perhitungan Age Replacement :

Nama Komponen i Cpi Cfi α β Ti*


Ram kawat 1 437621 737613.1 102.918 18.70978 86
bata api 2 1561854 1863009 119.9708 8.537368 91
Regulator 3 1761621 1781388 128.9326 7.551509 99
Keramik 4 1721388 2021380 87.89569 24.26633 76
Plat penahan pencapit
5 556318.9 856311 106.2147 7.492786 76
ram kawat
Rantai Konveyor 6 566854.1 868008.9 129.1212 6.343214 90
Rokul 7 970923.1 1272078 116.7014 13.53681 94
Karet Roll 8 1173621 1473613 123.8927 4.825773 85
Brander Plate 9 2138483 2419871 116.3639 6.044011 85
Bearing 10 783716.1 1103475 133.3886 16.28141 110
Inventer 11 822862.3 1152311 172.8273 7.945215 132
Motor Penggerak 12 861621 1162001 226.1169 7.710001 168
Kipas 13 774414 1074794 222.3973 6.966964 163
Ven Belt 14 793793.3 1123242 210.6556 9.073619 191
Selang LPG 15 813172.7 1103863 220.3884 18.38329 159
L-

LAMPIRAN E

Lampiran E terdiri dari tabel dan perhitungan OEE (Overall Equipment Effectivitness) :

1. Data OEE (Overall Equipment Effectivitness)

Theoretica
Loading Downti Total Non Processed Operatio Defect
l Cycle
Bulan Time me Produktif Amount n Time Amoun
Time
(Jam) (Jam) (Jam) (Unit) (Jam) t (Unit)
(Jam)

Januari 168 26 21 960 0.1333 163 300

Februari 152 23 19 900 0.1333 148 240

Maret 176 25 22 1140 0.1333 173 180

April 152 22 19 960 0.1333 149 180

Mei 144 23 18 780 0.1333 139 300

Juni 168 25 21 1020 0.1333 164 240

Juli 168 23 21 1140 0.1333 166 120

Agustus 176 24 22 1200 0.1333 174 120

September 176 28 22 960 0.1333 170 360

Oktober 176 25 22 1140 0.1333 173 180

November 176 26 22 1080 0.1333 172 240

Desember 176 26 22 1080 0.1333 172 240


L-

2. Perhitungan OEE (Overall Equipment Effectivitness)

a. availability rate

availability rate

operatio
loading downtim
bulan n time availability rate
time (jam) e (jam)
(jam)

Januari 168 16 163 90.48%

februari 152 15 148 90.13%

maret 176 19 173 89.20%

april 152 16 149 89.47%

mei 144 13 139 90.97%

juni 168 17 164 89.88%

juli 168 19 166 88.69%

agustus 176 20 174 88.64%

september 176 16 170 90.91%

oktober 176 19 173 89.20%

november 176 18 172 89.77%

desember 176 18 172 89.77%

rata rata 89.76%

avaibility rate bulan januari = operating time/loading time x 100%


= (loading time-downtime)/loading time x100%
= 147/168
= 90.48%
L-

b. Performance ratio

performance ratio

theoretic
processed operatio
al cycle
bulan amount n time performance ratio
time
(unit) (jam)
(jam)

Januari 960 0.1333 163 79%

februari 900 0.1333 148 81%

maret 1140 0.1333 173 88%

april 960 0.1333 149 86%

mei 780 0.1333 139 75%

juni 1020 0.1333 164 83%

juli 1140 0.1333 166 92%

agustus 1200 0.1333 174 92%

september 960 0.1333 170 75%

oktober 1140 0.1333 173 88%

november 1080 0.1333 172 84%

desember 1080 0.1333 172 84%

rata-rata 83%

Performance ratio bulan januari = (processed amount x theoritical cycle


time) / operating time x 100%
= 960 / 163 x 100%
= 79%
L-

b. Quality ratio

Quality Ratio

processed defect
Quality
bulan amount amount
ratio
(unit) (unit)

Januari 960 300 68.75%

februari 900 240 73.33%

maret 1140 180 84.21%

april 960 180 81.25%

mei 780 300 61.54%

juni 1020 240 76.47%

juli 1140 120 89.47%

agustus 1200 120 90.00%

september 960 360 62.50%

oktober 1140 180 84.21%

november 1080 240 77.78%

desember 1080 240 77.78%

rata rata 76.39%

Quality ratio bulan januari = (processed amount x defect amount) / operating


time x 100%
= 960 / 300 x 100%
= 68.75%
L-

d. Overall Equipment Effectiveeness

perform
availabilit quality overall equipment
bulan ance
y rate rate effectiveeness
rate

Januari 90% 79% 68.75% 48.85%

februari 90% 81% 73.33% 53.59%

maret 89% 88% 84.21% 66.00%

april 89% 86% 81.25% 62.45%

mei 91% 75% 61.54% 41.89%

juni 90% 83% 76.47% 57.00%

juli 89% 92% 89.47% 72.66%

agustus 89% 92% 90.00% 73.35%

september 91% 75% 62.50% 42.78%

oktober 89% 88% 84.21% 66.00%

november 90% 84% 77.78% 58.46%

desember 90% 84% 77.78% 58.46%

rata-rata 57.62%

Overall Equipment Effectiveeness = availibility rate x performance rate x


quality ratio
= 90% x 79% x 68.75%
= 48.85%

Anda mungkin juga menyukai