Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENGOPERASIAN DAN MAINTENANCE


(PEMELIHARAAN)
MESIN BUBUT PADA PRODUKSI COR
LOGAM DI PT. SINAR SEMESTA

Disusun oleh :
PRIYANTO
NIM. 31601601338

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
APRIL 2019

1
i

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENGOPERASIAN DAN MAINTENANCE


(PEMELIHARAAN)
MESIN BUBUT PADA PRODUKSI COR
LOGAM
DI PT. SINAR SEMESTA
Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat
Mata Kuliah Kerja Praktek
Pada Program Studi S1 Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas
Islam Sultan Agung

Disusun oleh :
PRIYANTO
NIM. 31601601338

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2
SEMARANG
APRIL 2019

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT.


SINAR SEMESTA Dengan judul:

PENGOPERASIAN DAN MAINTENANCE


(PEMELIHARAAN)
MESIN BUBUT PADA PRODUKSI COR
LOGAM
DI PT. SINAR SEMESTA
Telah diseminarkan dan disahkan.

Disahkan pada tanggal : ……………………………………

Menyetujui,
Dosen Pembimbing,

Andre Sugiono, ST, MM, Ph.D


NIDN. 0603088001

Ketua Program Studi Teknik Industri,

Nuzulia Khoiriyah, ST., MT

3
NIK : 210 603 029

PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTEK

Nama Penyusun : Priyanto


Nomer Induk Mahasiswa : 31601601338

Program Studi : Teknik Industri

Judul Kerja Praktek : Pengoperasian dan Maintenance (Pemeliharaan)


Mesin Bubut Pada Produksi Cor Logam Di Pt. Sinar
Semesta

Dosen Pembimbing : Andre Sugiono, ST, MM, Ph.D


Pembimbing Lapangan : M. Fadli Sofyan

Telah disetujui untuk diseminarkan

Semarang, 2019

Menyetujui,

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbbing

4
M. Fadli Sofyan Andre Sugiono, ST, MM, Ph.D
NIDN. 0603088001

RINGKASAN

Laporan Kerja Praktek dengan judul PENGOPERASIAN DAN MAINTENANCE


(PEMELIHARAAN) MESIN BUBUT PADA PRODUKSI COR LOGAM DI PT. SINAR
SEMESTA

PT Sinar Semesta adalah perusahaan yang bergerak di bidang Industri


Pengecoran Logam yang berdiri pada tahun 2002 di Ceper, Klaten, Jawa Tengah.
Dalam pelaksanaan produksi industri cor logam, PT. Sinar Semesta didukung oleh
tenaga ahli yang profesional dan berpengalaman di bidang pengecoran logam, didukung
juga dengan peralatan dan perlengkapan kerja yang modern. Alasan pemilihan lokasi
perusahaan di Klaten salah satunya kualitas pasir di Klaten sangat cocok apabila
digunakan untuk menunjang produksi terutama pada saat pembuatan cetakan.
Untuk itu topik khusus kerja praktek yang dilakukan di PT. Sinar Semesta
adalah pengoperasian dan maintenance (pemeliharaan) mesin bubut pada produksi cor
logam di PT. Sinar Semesata. Berdasarkan hasil pengamatan PT. Sinar Semesta adalah
perusahaan cor logam yang menggunkan bahan baku berupa logam yang diolah dengan
meleburnya dengan menggunakan tungku induksi (tanur induksi) agar logam tersebur
mencair dan siap dicetak dengan cetakan dari pasir.

Kata kunci : PT. Sinar Semesta, Cor Logam, Mesin Bubut

5
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala akhirnya kerja


praktek dan laporan kerja praktek dengan judul ” Pengoperasian dan Maintenance
(Pemeliharaan) Mesin Bubut Pada Produksi Cor Logam Di Pt. Sinar Semesta” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Penyusunan Laporan Kerja Praktek ini merupakan salah satu kewajiban yang
dimaksud untuk melengkapi saah satu syarat mata kuliah Kerja Praktik pada Prodi
Teknik Industri. Pelaksanaan kerja praktik merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa
untuk meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri,
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Atas tersusunnya Laporam Kerja Praktek ini, Penulis tidak lupa mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. H. Sri Artini Dwi Prasetyowati, selaku Dekan di Fakultas Teknologi
Industri UNISSULA Semarang beserta jajarannya.

2. Ibu Nuzulia Khoiriyah, ST., MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
UNISSULA Semarang.

3. Andre Sugiono, ST, MM, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing yang memberikan ilmu
bermanfaat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Kerja
Praktek ini.

4. Bapak M. Fadli Sofyan, selaku Pembimbing lapangan yang banyak memberikan


bimbingan, saran serta penjelasan yang dibutuhkan selama pelaksanaan dan
penyusunan Laporan Kerja Praktek.

6
5. Seluruh staf PT. Sinar Semesta atas kesempatan yang telah diberikan kepada
kami untuk melakukan kerja praktek.

6. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan.
7. Bayu Aji Prasetyo dan Rezal Aji Pratama sebagai teman kerja peraktek di PT.
Sinar Semesta.

8. Teman-teman Teknik Industri Universitas Sultan Agung Semarang angkatan


2016 yang telah memberikan motivasi dan semangat selama pelaksanaan dan
penyusunan Laporan Kerja Praktek.

9. Teman – teman sesama praktikan di PT. Sinar Semesta yang berasal dari
berbagai universitas yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan kerja
praktik maupun dalam penyusunan laporan kerja praktik.

Penulis menyadari bahwa didalam penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk mencapai hasil yang
lebih baik. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk semua.

Semarang, 8 Oktober 2019

Penulis

7
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i


HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTEK ................................ iv
RINGKASAN ............................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................................. 2
1.2.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus ...................................................................................... 2
1.3 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ................................................................................ 4
2.1 Sejarah Perusahaan .......................................................................................... 4
2.2 Visi, Misi Perusahaan ...................................................................................... 5
2.3 Struktur Organisasi .......................................................................................... 6
BAB III SISTEM PERUSAHAAN ............................................................................ 19
3.1 Proses Bisnis Perusahaan ............................................................................... 19
3.1.1 Proses Bisnis PT. Aneka Adhilogam Karya (AAK) ........................... 19
3.1.2 Proses Produksi ................................................................................... 19
3.1.3 Proses Pengiriman ............................................................................... 22
3.2 Analisi Teoritis Sistem Perusahaan................................................................ 24
3.2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ..................................................... 24

8
3.2.2 Strategi Dalam Proses Produksi .......................................................... 25

3.2.3 Strategi Pemasaran Dan Distribusi ..................................................... 26


BAB IV PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN TANUR INDUKSI DI PT.
ANEKA ADHILOGAM KARYA (AAK) ................. Error! Bookmark not defined.
4.1 Pendahuluan ................................................................................................... 29
4.1.1 Latar Belakang .................................................................................... 29
4.1. Perumusan Masalah ......................................................................... 30
4.1. Batasan Masalah............................................................................... 30
4.1. Tujuan Penelitian ............................................................................. 30
4.2 Tanur Induksi ................................................................................................. 30
4.3 Jenis Jenis Tanur ............................................................................................ 31
4.4 Kelebihan Dan Kendala Dalam Penggunaan Tanur Induksi ......................... 33
4.5 Bagian-Bagian Dari Tanur Induksi ................................................................ 34
4.5.1 Bagian-Bagian Secara Umum Tanur InduksiError! Bookmark
not defined.

4.5.2 Bagian-Bagian Dari Tungku PembakaranError! Bookmark not


defined.

4.6 Prinsip Proses Peleburan Dengan Tanur Induksi ........................................... 36


4.7 Prinsip Dasar Pemanasan Dengan Induksi .... Error! Bookmark not defined.
4.8 Langkah Pengoperasian Tanur Induksi .......................................................... 37
4.8.1 Persiapan dan Cara Pengoperasian Tanur Induksi.............................37
4.8.2 Langkah Menghentikan atau Mematikan Tanur Iduksi Setelah Peleburan
Selesai. .......................................................... Error! Bookmark not defined.
4.9 Maintenance Tanur Induksi ........................................................................... 39
4.9.1 Preventive Maintenance.......................................................................40
4.9.2 Periodic Maintenance ......................................................................... 40
4.9.3 Lining Tungku Induksi ....................................................................... 41
4.10 Tebel Data Kerusakan di Bagian Tanur Induksi .......................................... 44
4.11 Analisa ......................................................................................................... 45
4.11.1 Fishbone Diagram ............................................................................ 46

4.11.2 Analisa Fishbone Diagram ............................................................... 46

9
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 49
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 49
5.2 Saran .............................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

10
Tabel 2.1 Status Hukum PT. Aneka Adhilogam KaryaError! Bookmark not defined.
Tabel 2.2 Spesifikasi Produk PT. Aneka Adhilogam KaryaError! Bookmark not
defined.
Tabel 3.1 Perbandingan Analisa K3 Pada Perusahaan Dan Teoritis...........................25
Tabel 3.2 Perbandingan Analisa Stratgi Dalam Proses Produksi Perusahaan Dan
Teoritis........................................................................................................................26
Tabel 3.3 Perbandingan Analisa Strategi Pemasaran Dan Distribusi Perusahaan
Dan Teoritis.................................................................................................................27
Tabel 4.1 Data Kerusakan Tanur Induksi....................................................................44
Tabel 4.2 Analisa Sebab-Akibat..................................................................................46

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Lokasi PT. Aneka Adhilogam Karya (AAK)Error! Bookmark not
defined.

Gambar 2.2 Logo PT. Aneka Adhilogam Karya (AAK)Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 3 Penghargaan-Penghargaan Yang Diterima PT. Aneka Adhilogam Karya


(AAK) ......................................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.4 Gambar Produk Bend .............................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 5 Gambar Produk Tee ................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.6 Gambar Produk Flange ........................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.7 Gambar Produk Reducer ......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.8 Gambar Produk Pipa Besi ....................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.9 Gambar Produk Manhole cover dan frameError! Bookmark not
defined.
Gambar 2.10 Gambar Produk Lain-lain ...................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.11 Mitra Bisnis Terbaik PT. Aneka Adhilogam Karya (AAK) .......... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2.12 Struktur Organisasi PT. Aneka Adhilogam Karya (AAK) ..................... 8
Gambar 3.1 Alur Proses Produksi...............................................................................19
Gambar 3.2 Alur Proses Pengiriman ........................................................................... 23

11
Gambar 4.1
Thyristor...................................................................................................Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4.2 Tanur Kupola........................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.3 Tanur Induksi .......................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.4 Tanur Krusibel......................................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 5 Bagian-bagian Mesin Tanur ................... Error! Bookmark not defined.


Gambar 4.6 Main Water In atau Control Water In ..... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.7 Water Pumping Unit ............................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.8 Hydraulic Pumping Unit ......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.9 Hydraulic Controls .................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.10 Furnace ................................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.11 Flexibel Bus Bar Leads ......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.12 VIP Cabinet ........................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.13 Power In ................................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.14 Cooling Tower ....................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.15 Bagian-bagian Furnance ....................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.16 Tanur Saluran dan Kurs......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.17 Tanur Induksi PT. Aneka Adhilogam Karya (AAK)Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4.18 Batu Tahan Api ..................................................................................... 42
Gambar 4.19 Semen Tahan Api .................................................................................. 43
Gambar 4.20 Sebelum dan Sesudah di Linning .......................................................... 44
Gambar 4.21 Fishbone Diagram Lining Retak dan Berlubang ................................... 46

12
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Sultan Agung untuk menempuh
jenjang sarjana, mahasiswa harus menyelesaikan semua peryaratan yang ada agar lulus
sarjana. Salah satu syaratnya adalah mahasiswa telah melakukan kegiatan kerja praktek
disebuah perusahaan yang sudah dipilih sebagai tempat untuk melaksanakan kerja praktek.
Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah yang ada pada jurusan teknik industri yang
merupakan suatu kegiatan akademik yang harus diambil oleh mahasiswa. Kegiatan ini
berupa terjun langsung ke lapangan disuatu instansi atau perusahaan. Kerja Praktek
merupakan kegiatan wajib bagi setiap mahasiswa Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Islam Sultan Agung. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum mahasiswa menempuh tugas akhir
dan merupakan satu kesatuan kurikulum pendidikan. Tujuan utama kerja praktek adalah
melatih mahasiswa untuk mengenal langsung bagaimana dunia kerja nyata yang nantinya
akan mahasiswa hadapi, selain itu dengan diadakannya kerja praktek mahasiswa diharapkan
dapat memecahkan permasalahan-permasalahan tertentu pada suatu perusahaan ketika
mahasiswa tersebut menjalankan praktek kerja.

Penulis merupakan mahasiswa Teknik Industri maka penulis melaksanakan kerja


praktek disebuah industri secara langsung terjun kelapangan. Dalam praktek kerja
mahasiswa juga diharapkan mampu memperluas dan menambah wawasan terkait dengan
pengetahuan-pengetahuan atau materi perkuliahan yang sudah diterapkan sebelumnya
dalam lingkup instansi atau perusahaan tempat dimana mahasiswa menjalani kerja praktek
tersebut.

Penulis melakukan kerja praktek di PT.Sinar Semesta karena di perusahaan ini


penulis merasa ilmu pengetahuan yang sudah diajarkan dapat dilihat prakteknya secara
nyata di perusahaan ini. Selain itu di PT.Sinar Semesta ini sangat berpengalaman dalam
menerima mahasiswa yang ingin melakukan magang atau kerja praktek dan respon

1
2

dalam menerima mahasiswa kerja praktek juga sangat positif dan proses penerimaannya
juga terbilang cukup cepat. Di perusahaan ini produk yang dihasilkan yaitu berbagai macam
andas jembatan dan jaw plate. Penulis tertarik untuk memahami dan menganalisa tentang
mesin produksi pada bagian mesin bubut yaitu bagian yang bertujuan untuk merapikan atau
mempresisikan ukuran hasil dari proses pengecoran logam setelah melalui proses
percetakan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum Kerja Praktek di PT. Sinar Sentosa adalah:
1. Memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai
persyaratan akademis di Program Studi S-1 Teknik Industri di Universitas Islam Sultan
Agung Semarang.

2. Memperoleh gambaran nyata tentang penerapan ilmu atau teori yang selama ini
diperoleh melalui bangku kuliah dan membandingkannya dengan kondisi nyata yang
ada di lapangan.

3. Memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman serta mendapat peluang


untuk berlatih menangani permasalahan dalam industri, yang akan membuka
cakrawala berpikir yang lebih luas mengenai disiplin ilmu yang ditekuni selama ini.

4. Mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana kerja sebenarnya sehingga


dapat membangun etos kerja yang baik.

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan Khusus Kerja Praktek di PT. Sinar Semesta adalah:
1. Mengetahui sejarah dan perkembangan perusahaan serta uraian proses produksi
pada PT. Sinar Semesta.

2. Mengetahui Sistem Perusahaan yang ada di PT. Sinar Semesta.


3

3. Mengetahui struktur Organisasi yang ada di PT. Sinar Semesta.

4. Mengetahui bagaimana penggunaan mesin mesin bubut dan Sistem Perawatan pada
PT. Sinar Semesta.

5. Bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan

1.3 Sistematika Penulisan


Adapun penyusunan laporan ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berupa uraian yang berisikan tentang latar belakang, tujuan kerja
praktek, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN


Bab ini berisikan uraian gambaran umum perusahaan atau instansi yang menjadi
obyek pengamatan seperti sejarah, produk yang dihasilkan, visi dan misi
perusahaan, struktur organisasi dan tugas fungsi sarana dan fasilitas PT.

Sinar Semesta.
BAB III SISTEM PERUSAHAAN
Bab ini berisikan uraian tentang proses bisnis Instansi yang meliputi proses bisnis,
proses produksi, proses pengiriman barang dan analisa teoritis.

BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang pengoperasian dan perawatan mesin bubut di PT.
Sinar Semesta.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan uraian tentang kesimpulan dari hasil pelaksanaan kerja praktek
dan saran yang dapat diberikan kepada pembaca.
4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Sinar Semesta adalah salah satu perusahaan pengecroran logam yang didirikan di
Jl. Raya Solo- Yogya Km. 26 Kelpu, Ceper, Klaten pada tanggal 12 November 2002 dan secara
legal melalui :

1. Akta Pendirian, Notaris Triniken Tiyas Tirlin, SH. No. 16 tanggal 12 November 2002
Yang Di sahkan Oleh Mentri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Tanggal 13 Februari
2003.

2. Akta Perubahan I, Notaris Susantro, SH. No. 32 Tanggal 15 Desember 2003 Yang Di
sahkan Oleh Mentri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Tanggal 16 Juni 2004.

3. Akta Perubahan II, Budi Yojanti Ningrum, SH. No. 01 Tanggal 01 Dan Tanggal 17
September 2005 Yang Di sahkan Oleh Menti Hukum Dan Hak Asasi Manusia Tanggal
16 Januari 2006

4. Akta Perubahan III, Budi Yojanti Ningrum, SH. No. 02 Tnggal 02 Desember 2008 Yang
Di sahkan Oleh Menti Hukum Dan Hak Asasi Manusia Tanggal 30 Desember 2008

PT. Sinar Semesta bergerak pada bidang pengecoran logam. Menjalankan proses
produksi (Manufaktur) Meliputi pengecoran logam dan machining. Dalam pelaksanaan
produksi industry cor logam, PT. Sinar Semesta didukung oleh tenaga ahli
5

yang professional dan berpengalaman dibidang cor logam, didukung pula dengan peralatan
dan perlengkapan kerja yang modern.

Berbagai macam produk yang telah diproduksi PT. Sinar Semesta ditantaranya adalah
:

1. Andas baja jembatan atau bridge bearing

Andas baja jembatan untuk berbagai bentang mulai bentang 6M hinggan bentang
80M. Andas baja jembatan atau bridge bearing merupakan komponen perletakan jembatan
yang berfungsi sebagai penahan beban vertikal dan horizontal serta sebagai peredam
getaran sehingga abutment tidak mengalami kerusakan.

2. Jaw plate

Jaw plate berfungsi sebagai spere part stone crusher untuk memecah batu menjadi
ukuran yang dikehendaki.
6

2.2 Visi, Misi Perusahaan


Adapun visi, misi perusahaan PT. Sinar Semesta sebagai berikut :
Visi :
“Mewujutkan industry besi baja yang berdaya saing dan menguasai teknologi
berbasis sumber daya nasional.

Misi :
1. Menjadi patner yang baik bagi pelanggandan pemsok.
2. Menjadi perusahaan yang membawa kesejahreaandan manfaat bagi pemilik
karyawan danlngkungan sekitar.

Agar visi dan misi tersebut lancer PT. Sinar Semesta melakukan langkah – langkah
yang merupakan skala prioritas yaitu melakukan perbaikan terus menerus menjadi :

1. Sumberdaya yang berkompeten.


2. Menyediakan sarana produksi yang memadai.
3. Menyediakan lingkungan kerja yang mendukung.
4. Menerapkan proses kegiatan yang efisien dan efektif
5. Membangun relasi yang saling menguntungkan dengan dunia usaha/dunia
industri

2.3 Struktur Organisasi


Dalam pengelolaan suatu perusahaan agar tercapai efektifitas dan produktifitas
yang lebih baik, maka diperlukan suatu keteraturan pembagian tugas atau
pengorganisasian. Baik buruknya pengorganisasian suatu perusahaan akan mempengaruhi
keberhasilan perusahaan tersebut dalam mencapai apa yang diharapkannya, karena
struktur organisasi menggambarkan hubungan kerja antar bagian dalam perusahaan
pengorganisasian merupakan salah satu fungsi dasar dalam manajemen untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan oleh organisasi.
7

Pengorganisasian ini berkaitan dengan pengelompokan kegiatan, pengaturan orang


maupun sumber daya lainnya dan mendelegasikan kepada individu ataupun unit tertentu
untuk menjalankannya sehingga diperlukan penyusunan struktur organisasi yang
memperjelas fungsi-fungsi setiap bagian hubungan antara bagian-bagian tersebut. Stuktur
organisasi merupakan suatu kerangka yang menggambarkan semua kegiatan didalam
mencapai tujuan suatu organisasi antara fungsi serta wewenang dan tanggung jawab.
Disamping itu, struktur organisasi juga dapat mencerminkan mekanismemekanisme formal
dimana organisasi tersebut dikelola. Suatu sistem koordinasi akan berjalan dengan baik
apabila terjadi hubunaan yang baik antara bagian yang ada secara langsung dan terus
menerus dengan pihak pimpinan dan bawahan. Pengertian koordinasi itu sendiri adalah
suatu tindakan pengawasan secara tegas untuk mendorong setiap individu yang tergantung
kepada siapa la bertanggung jawab, yang baik antara pimpinan dan bawahan, dengan
demikian tugas organisasi akan mudah tercapai. Dengan demikian, jelas bahwa penyusunan
struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi atau
perusaliaan, baik organisasi tersebut berskala kecil maupun besar tetap memerlukan
struktur organisasi yang jelas untuk mencapai sasaran organisasi yang ditetapkan oleh
perusahaan.
8

Komisaris

Dir eksi

Pengawas Umum

Marketing Manager QC Manager Produksi


Administrasi Dan
Keuangan
Perancangan

Pembelian Moulding

Personalia Casting

Keuangan Machining

Maintenance
Administrasi

Finishing
Gd. Bahan
baku
Gd . Barang Jadi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Sinar Semesta

Adapun tugas dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi PT. Sinar Semesta
sebagai berikut :

1. Komisaris
- Memberikan pengarahan dan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan tugasnya.

Melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan Perusahaan.


9

-
Mengevaluasi rencana kerja dan anggaran Perusahaan serta mengikuti
perkembangan Perusahaan dan apabila terdapat gejala yang menunjukkan
perusahaan sedang dalam masalah, Dewan Komisaris akan segera meminta Direksi
untuk mengumumkannya kepada para pemegang saham dan memberikan
rekomendasi untuk langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

- Memberikan saran dan pendapat kepada RUPS mengenai tujuan strategis


Perusahaan, rencana pengembangan usaha, anggaran tahunan, laporan keuangan
tahunan, penunjukkan kantor akuntan publik sebagai auditor eksternal dan hal-hal
penting lainnya.

2. Direksi
- Bertanggung jawab menjalankan tugas pengurusan perusahaan dengan tetap
memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh pihak yang berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan.

- Memastikan seluruh aktivitas perusahaan telah sesuai dengan ketentuan peraturan-


peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar, keputusan RUPS
serta peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan.

- Direksi dalam memimpin dan mengurus perusahaan semata-mata hanya untuk


kepentingan dan tujuan perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perusahaan.

- Direksi senantiasa memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan secara amanah


dan transparan. Untuk itu Direksi mengembangkan system pengendalian internal
dan system manajemen resiko secara terstruktural dan komprehensif

- Menentukan arah usaha dan visi misi serta sebagai pimpinan umum dalam
mengelola perusahaan.

-
10

-
- Memegang kekuasaan dan kendali secara penuh dan bertanggung jawab secara
menyeluruh terhadap pengembangan perusahaan.

Menentukan kebijakan yang dilaksanakan perusahaan, termasuk juga melakukan


penjadwalan seluruh kegiatan perusahaan.

3. Pengawas umum
- Bertugas mengawasi berbagai aktivitas yang dilakuka oleh setiap
departemendepartemen dalam menjalankan tugasnya.

- Bertanggung jawab pada setiap aktivitas yang dilakukan oleh setiap departemen.

- Menetapkan standar yang harus dikerjakan oleh setiap departemen sesuai dengan
produk yang diproduksi.

- Mengukur kinerja dari setiap departemen agar sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh perusahaan.

- Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi disetiap departemen agar


tidak ditemui barang yang tidak sesuai dengan standar perusahaan.
4. Marketing
- Sebagai bagian yang memperkenalkan suatu perusahaan kepada masyarakat,
melalui produk yang dibuat oleh perusahaan tersebut.

- Bertugas dalam menghasilkan pendapatan bagi perusahaan dengan cara menjual


produk perusahaan tersebut.

- Bertugas dalam menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan masyarakat serta
menjembatani antara perusahaan dengan lingkungan eksternal.

- Bertugas untuk menyerap informasi dan menyampaikan kepada perusahaan


tentang segala sesuatu yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan
penjualan produk.
11

-
- Mempelajari dengan baik kebutuhan dan keinginan dari konsumen agar produk
yang di produksi oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
- Mendiskusikan dan menetapkan harga yang tepat sebelum produk dipasarkan ke
konsumen.

- Memeriksa penjualan apakah pendapatan sebanding dengan banyaknya


pengeluaran pada saat proses produksi suatu produk.

Mengatur distribusi produk yang ingin dipasarkan.

Menciptakan komunikasi yang baik dengan menggunakan media yang tepat sebagai
media pengenalan produk-produk yang dihasilkan perusahaan.

5. Manager administrasi dan keuangan


Selain berbagai tugas yang sangat banyak dikerjakan oleh bagian devisi administrasi
dan keuangan. Devisi ini juga dibawai bagian pembelian, personalia, keuangan, administrasi
dan gudang bahan baku. Berikut tugas dari masing-masing bagaian yang membawahi devisi
administrasi dan keuangan.

 Bagian Pembelian
- Mencari pemasok, bagian pembelian harus pandai dalam mencari pemasok untuk
perusahaan.

- Menerima purchase requisition, PQ adalah sarana untuk membuat permintaan


pembelian, agar pihak purchasing dapat melakukan proses pengadaan barang yang
diminta.

- Melaksanakan Pembelian, bagian pembelian langsung terjun ke dalam proses


pembelian.

- Memeriksa Laporan
12

-
- Melaksanakan market survey untuk memonitor harga, dengan melaksanakan
market survey maka bagian pembelian akan lebih tepat dalam tawar menawar ktika
membeli barang.

- Mengadakan kontrak Pembelian


- Membuat laporan kepada manajemen
- Membuat spesifikasi pembelian
- Memonitor situasi ekonomi, politik, kejadian-kejadian, yang mempengaruhi
ekonomi.

- Mengadakan pertemuan secara berkala internal unit kerja


untuk mengoptimalkan kinerja.

 Bagian Personalia
- Membuat anggaran tenaga kerja yang diperlukan;
13

-
Membuat job analysis, job description, dan job spesification;
Menentukan dan memberikan sumber-sumber tenaga kerja;
- Mengurus dan mengembangkan proses pendidikan karyawan
- Mengurus seleksi tenaga kerja
- Mengurus soal-soal pemberhentian (pensiun)
- Mengurus soal-soal kesejahteraan

 Bagian Keuangan
- Menetapkan struktur keuangan organsasi.
- Menetapkan kebutuhan keuangan lembaga sekarang dan akan datang dan rencana
menutupinya (termasuk rencana jangka pendek, menengah dan panjang)

- Melakukan pengelolaan dana kegiatan secara efisien


- Mengendalikan dan menyusun sistem keuangan yang dapat mencegah terjadinya
penyimpangan.

- Menyusun laporan keuangan secara berkala - Melakukan evaluasi kinerja staf


keuangan.

- Bekerja sama dengan manajer lainnya untuk merencanakan serta meramalkan


beberapa aspek dalam perusahaan termasuk perencanaan umum keuangan
perusahaan.

- Menjalankan dan mengoperasikan roda kehidupan perusahaan se-efisien dan se-


efektif mungkin dengan menjalin kerja sama dengan manajer lainnya.

- Mengambil keputusan penting dalam investasi dan berbagai pembiayaan serta


semua hal yang terkait dengan keputusan tersebut.

- Menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana perusahaan dapat


memperoleh dana dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan

- Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan, serta pembayaran


kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan
peraturan pemerintah yang berlaku.
14

-
Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran perusahaan, serta
mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan dana
secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan.

- Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan untuk
menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara akurat.

- Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem serta prosedur


keuangan dan akuntansi. Selain itu juga mengontrol pelaksanaannya untuk
memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib dan
teratur.

- Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh perusahaan untuk


memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.

- Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengontrol arus kas perusahaan (cash flow),


terutama pengelolaan piutang dan utang. Sehingga, hal ini dapat memastikan
ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan kondisi keuangan dapat tetap
stabil.

 Bagian administasi
- koordinasi penyusunan pelaksanaan kebijakan teknis, rencana dan program serta
laporan;
- pelaksanaan urusan keuangan dan perlengkapan;
- pengelolaan urusan kepegawaian, hubungan masyarakat, tata usaha dan rumah
tangga di lingkungan kantor wilayah
 Bagian gudang bahan baku
- Membuat perencanaan pengadaan barang dan distribusinya
- Mengawasi dan mengontrol operasional gudang
- Menjadi pemimpin bagi semua staff gudang
- Mengawasi dan mengontrol semua barang yang masuk dan keluar sesuai dengan
SOP
15

Melakukan pengecekan pada barang yang diterima sesuai SOP


Membuat perencanaan, pengawasan dan laporan pergudangan
- Memastikan ketersediaan barang sesuai dengan kebutuhan
- Mengawasi pekerjaan staff gudang lainnya agar sesuai dengan standar kerja
- Memastikan aktivitas keluar masuk barang berjalan lancer
- Melaporkan semua transaksi keluar masuk barang dari dan ke gudang
6. Qc

- Memantau perkembangan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan.


- Bertanggung jawab untuk memperoleh kualitas dalam produk dan jasa
perusahaannya.

- Tugas utama Quality Control tetap sama disemua industri Namun, metode untuk
menentukan kualitas suatu produk bervariasi setiap perusahaan.

- Dalam produk material, QC harus memverifikasi kualitas produk dengan bantuan


parameter seperti berat badan, tekstur dan sifat fisik lain dari perusahaan.

- Dalam industri mekanik QC menjamin kualitas setiap bagian secara individual.


Demikian juga, untuk setiap industri metode ini bervariasi setiap produk.
- QC memonitor setiap proses yang terlibat dalam produksi produk.
- Memastikan kualitas barang yang dibeli serta barang jadi.
- Merekomendasikan pengolahan ulang produk-produk berkualitas rendah.
- Bertanggung jawab untuk dokumentasi inspeksi dan tes yang dilakukan pada produk
dari sebuah perusahaan.

- QC harus memastikan produk dari standar perusahaan memenuhi mutu ISO seperti
9001.

- Menjaga checklist proses inspeksi dan protokol yang digunakan dalam suatu
perusahaan.
16

-
- Bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah dan isu-isu mengenai kualitas
produk dan juga harus membuat rekomendasi kepada otoritas yang lebih tinggi.
17

- Membuat analisis catatan sejarah perangkat dan dokumentasi produk sebelumnya


untuk referensi dimasa mendatang.

7. Manager produksi
- Melakukan pengawasan dalam proses produksi
- Menentukan standar kontrol kualitas
- Me re-negosiasi rentang waktu atau jadwal yang diperlukan dalam memproduksi
produk

- Mengawasi para staf dibagian bawahnya


- Menjadi penghubung denga pembeli, pemasaran dan staf penjualan
- Mengawasi proses produksi agar kualitas, kuantitas dan waktunya sesuai dengan
perencanaan yang sudah dibuat

- Bertanggung jawab mengatur manajemen gudang agar tidak terjadi kelebihan atau
kekurangan persediaan bahan baku, bahan penolong maupuan produk yang sudah
jadi di gudang

- Bertanggung jawab mengatur manajemen alat agar fasilitas produksi berfungsi


sebagaimana mestinya dan beroperasi dengan lancar

- Membuat laporan secara berkala mengenai kegiatan dibagiannya


- Bertanggung jawab pada peningkatan ketrampilan dan keahlian karyawan yang
berada dibawah tanggung jawabnya

- Memberikan penilaian dan sanksi jika karyawan dibawah tanggung jawabnya


melakukan kesalahan dan pelanggaran

- Berinovasi dalam pengerjaan produksi dan memberikan masukan pada


perusahaan yang berkaitan dengan bagian produksi
Selain tugas dan tanggung jawab pada bagian manager produksi yang sangat
banyak, berikut tugas dari bagian yang berada dibawah manager produksi antara lain :
18

-
 Bagian perencanaan
- Menyusun strategi perusahaan dalam melayani konsumen
- Menentukan arah tujuan perusahaan dan target bisnisnya

Menyusun strategi untuk mencapai tujuan yang dikehendaki


Menentukan apa saja sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan strategi
tersebut

- Menetapkan standar atau benchmark untuk menentukan upaya dalam mencapai


tujuan tersebut.

- Merencanakan pedoman dan acuan dasar dalam melaksanakan kegiatan


- Merencanakan besarnya anggaran sebelum melakukan proses produksi
- Merencanakan jadwal kegiatan atau alur kegiatan dalam proses produksi
- Menentukan sekmen pasar yang akan dituju perusahaan
- Menentukan seberapa besar, seberapa lama, seberapa banyak suatu produk yang
akan di produksi dalam sekali jalan.

 Bagian moulding atau percetakan


- Memiliki tanggung jawab mengawasi, menentukan, mengkoordinir dalam
proses produksi
- Membuat cetakan sesuai dengan produk yang di pesan
- Menentukan sebarapa banyak cetakan yang harus dibuat agar sesuai dengan
banyaknya logam cair yang ada ditungku tanur

- Menyiapkam cetakan sebelum proses penuangan dilakukan

 Bagian casting
- Menyiapkan cairan logam yang akan dicetak
- Memilah jenis logam yang akan di cairkan dalam tungku tanur induksi
19

-
- Sebagai pemegang kendali dalam proses pencairan logam agar sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan sesuai dengan jenis barang yang aka dibuat

 Bagian machining
- Menguji dan memastikan kinerja mesin sebelum pekerjaan utama dimulai
- Mengatur seluruh informasi operasi mesin sesuai kebutuhan produksi
- Memantau mesin selama prosedur produksi berlangsung
Memastikan mesin dikalibrasi dan dikalibrasi ulang sebelum dan setelah prosedur
produksi
- Memecahkan permasalahan yang terdapat pada mesin
- Memastikan persiapan tepat waktu dan ketersediaan semua bahan produksi untuk
menghindari kekurangan selama produksi.
- Laporan kepada atasan secara teratur, menginformasikan tentang kegiatan produksi
dan kinerja
- Mempelajari blueprint dari tata letak kerja untuk memastikan akurasi dalam tugas
produksi
- Memperbaiki bentuk dari hasil cetakan apabila tidak sesuai dengan bentuk yang
diinginkan konsumen.

- Melakukan pembubutan atau milling pada bagian-bagian dari produk yang


tidak sesuai

 Bagian maintenance
- Maintenance memiliki tanggung jawab untuk melakukan perawatan dan
pemeliharaan atas semua mesin atau peralatan yang dibutuhkan selama proses
produksi.
20

-
- Maintenance memiliki tanggung jawab untuk mengatur seluruh kegiatan
perusahaan yang berhubungan dengan perawatan segala sarana dan prasarana
perusahaan.

- Menguji dan memastikan kinerja mesin sebelum pekerjaan utama dimulai


- Mengatur seluruh informasi operasi mesin sesuai kebutuhan produksi
- Memantau mesin selama prosedur produksi berlangsung
- Memastikan mesin dikalibrasi dan dikalibrasi ulang sebelum dan setelah prosedur
produksi

- Memecahkan permasalahan yang terdapat pada mesin


- Memastikan persiapan tepat waktu dan ketersediaan semua bahan produksi untuk
menghindari kekurangan selama produksi.
21

-
Laporan kepada atasan secara teratur, menginformasikan tentang kegiatan produksi
dan kinerja

- Mempelajari blueprint dari tata letak kerja untuk memastikan akurasi dalam tugas
produksi

 Bagian finishing
- Bertanggung jawab menerima barang setelah melewati bagian machining
- Mengawasi produk yang sudah lolos dalam QC 1
- Memperbaiki produk yang masih memiliki kekuranggan dalam segi bentuk dan
ukuran

- Bertanggung jawab dalam proses pengawasan produk akhir sebelum dikirim ke


konsumen

- Mengecek produk-produk yang sudah jadi setelah proses produksi


- Mengecek produk-produk yang akan dikirim ke konsumen

 Bagian gudang barang jadi


- Menerima barang datang atau barang masuk ke gudang. Barang ini bisa berasal dari
mana saja, bisa dari vendor, atau barang dari produksi yang dikembalikan

- Melakukan display barang serta menghapalkan nama nama item yang ada di gudang.

- Mengambil barang atau menyiapkan barang yang hendak dikirim atau telah dipesan
oleh klien

- Memastikan barang terjaga dengan baik


- Memastikan barang terhitung dengan baik
- Memastikan data di Komputer sama dengan data di fisik
- Memastikan pengiriman bisa sampai tepat waktu
- Memastikan target kerja tercapai sesuai dengan yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
22

- Menjaga dan memelihara kebersihan gudang.

BAB III SISTEM PERUSAHAAN

3.1 Proses Bisnis Perusahaan


3.1.1 Proses Bisnis PT. Sinar Semesta
Proses Bisnis merupakan kumpulan suatu aktivitas dalam sebuah pekerjaan yang
terstruktur atau suatu susunan aktivitas yang saling berkaitan satu sama lain dalam
menghasilkan produk yang diawali konsumen melakukan order sampai dengan konsumen
menerima produk yang dipesannya. Berikut adalah alur proses bisnis di PT.

Sinar Semesta :

Gambar 3.1 Alur Proses Produksi

3.1.2 Proses produksi


Proses manufaktur pada perusahaan ini dibagi menjadi empat bagian yaitu bagian
cetakan, dapur induksi, machining, dan finishing.
23

A. Cetakan
Bagian cetakan adalah proses yang pertama kali dalam produksi pengecoran logam.
Cetakan ini dibuat sesuai dengan produk-produk pengecoran logam baik berupa cost iron
atau ductile. Dibagian cetakan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Tapel
Tapel atau loam moulding adalah cetakan yang terbuat dari tanah liat, pasir, dan air
yang dikeringkan seperti halnya membuat tembikar. Pembuatan tapel atau cetakan ini
ukurannya harus akurat, apabila salah dalam pengukuran bisa mempengaruhi ukuran
produk. Tapel atau cetakan ini nantinya akan ditanam didalam pasir hitam yang fungsinya
sebagai cetakan bentuk pengecoran.

2. Proses Semen
Proses semen adalah proses dimana pencampuran semen, tetes tebu, dan juga pasir
silika yang nantinya adonan tersebut dibuat untuk cetakan pengecoran. Takaran yang
digunakan yaitu 85 % pasir silika, 10 % semen, dan 5 % tetes tebu. Proses ini memakan
waktu ± 5 menit. Cetakan dari proses semen dibentuk dengan menggunakan pola yang
terbuat dari kayu dan alumunium.

3. Pasir Hitam
Proses pasir hitam adalah pembuatan cetakan dari pasir hitam. Pasir hitam berasal
dari sungai yang berada disekitar wilayah perusahaan. Penggunaan pasir hitam terbilang
sangat hemat karena pasir hitam dapat digunakan berulang kali, berbeda dengan pasir silika
yang digunakan sekali. Untuk mebuat adonan cetakan pasir hitam yaitu hanya
menambahkan air sampai kadar airnya pas.

Cetakan pasir hitam digunakan untuk mencetak produk-produk yang memiliki


bentuk yang sederhana dan digunakan untuk mecentak produk yang berukuran kecil. Sama
halnya dengan pembuatan cetakan pasir silika, pembuatan cetakan pasir hitam dilakukan
dengan menggunakan pola. Pola yang digunakan di PT. Sinar Semesta yaitu berbahan kayu
dan alumunium. Pola ini dibuat sendiri oleh PT. Sinar Semesta
24

B. Pengecoran
Produk yang diproduksi di PT. Sinar Semesta yaitu pengecoran logam yang berjenis
besi tuang yang lebih dikenal dengan sebutan cast iron dan baja tuang yang lebih dikenal
dengan sebutan ductile. Baja cor merupakan logam yang terbentuk dari paduan antara besi
(Fe) dengan karbon (C) sebagai komposisi utama dan dibuat dengan proses pengecoran.
Kandungan karbon pada baja cor sendiri cukup rendah yaitu sekitar 2%. Berbeda dengan
besi cor yang memiliki kandungan karbon diatas 2% atau pada umumnya sampai dengan 4%.
Sedangkan untuk kandungan silikonnya (SI) untuk besi cor sekitar 2,2% dan untuk baja cor
sekitar 2,6%.

Pengecoran logam baja cor dan besi cor selain menggunakan besi bekas atau baja
bekas sebagai bahannya juga memerlukan bahan-bahan tambahan yang berfungsi untuk
meningkatkan sifat-sifat seperti kekuatan, kekerasan atau ketahanan korosi. Bahan-bahan
tambahan itu misalnya silikon (Si), mangan (Mg), dan inokulin (CE). Untuk memisahkan
kotoran yang terbawa bahan baku saat di cor yaitu dengan menggunakan slag remover.

Langkah-langkah untuk membuat adonan besi cor cair atau baja cor cair yaitu
dengan memanaskan tungku tanur induksi selama ± 1,5 jam. Setelah panas kemudian
memasukkan bahan utama. Untuk membuat besi cor cair menggunakan bahan baku besi
tuang bekas yang diperoleh dari tukang rosok. Sedangkan untuk membuat adonan baja cor
yaitu menggunakan bahan baku besi scrap. Bahan baku tersebut akan mencair setelah
dipanaskan selama 1 jam dengan berat cairan sekitar 800 Kg. Kemudian cairan tersebut dites
untuk mengetahui komposisinya. Apabila bahan baku tersebut belum memenuhi standar,
maka akan ditambah lagi. Kandungan bahan yang digunakan untuk acuan yaitu seperti
karbon dan silikon. Setelah dirasa cukup, bahan baja cor cair atau besi cor cair tersebut
dituang ke ladle untuk dibawa ketempat cetakan yang telah disiapkan sebelumnya.
25

C. Machining
Dalam tahapan machining, produk akan diproses berdasarkan bentuknya. Produk
sambungan pipa nantinya akan dibubut dibagian luar maupun dalam yang fungsinya untuk
memperhalus dan juga memfokuskan ukurannya.

D. Finishing
Dibagian ini produk akan didempul apabila produk mengalami kecacatan berupa
permukaan yang berlubang-lubang, atau dilakukan pengelasan apabila cacat produk tidak
memungkinkan untuk didempul. Setelah produk dilas atau didempul, kemudian produk
digerinda untuk memperhalus tambalan tersebut.

Proses selanjutnya adalah melakukan pengecatan. Pengecetan sendiri dibagi


menjadi dua proses, yaitu pengecetan dengan cara manual dan cat semprot. Untuk produk
yang permukaannya datar maka akan dicat dengan cara manual, sedangkan untuk produk
yang berbentuk tabung atau sulit dijangkau apabila menggunakan cara manual, maka akan
di proses dengan cat semprot.

Setelah cat kering, langkah selanjutnya adalah proses perakitan. Produk-produk


yang dari awal dibuat terpisah selanjutnya dirangkai menjadi satu kesatuan. Misalnya untuk
membuat andas jembatan, maka produk akan dirangkai dengan ditambahi klep atau seal,
mur, baut, dan juga pengunci.Setelah produk selesai diproses selanjutnya produk akan
ditata untuk selanjutnya menunggu pengiriman

3.1.3 Proses pengiriman


Proses pengiriman bertujuan untuk mendistribusikan produk jadi menuju konsumen
yang memesan. Dalam proses pengiriman ini PT. Sinar Semesta membutuhkan pihak kedua
sebagai penunjang dari proses pengiriman. Pihak kedua ini bertugas menyediakan sarana
transportasi untuk mengangkut produk-produk yang sudah selesai di buat. Dalam
mengangkut atau sekali mengirim PT. Sinar Semesta membutuhka 2 bahkan sampai 3 truk
besar sesuai jenis produk yang akan dikirim dan juga disesuaikan dengan ukuran produk.
Berikut alur dari proses pengiriman barang ke konsumen di PT. Sinar Semesta :
26

No

Proses QC Perakitan Dan


Akhir Pemanbahan Part
Penunjang

No

Proses Packing Produk

Bongkar Muat Barang

Proses Distribusi Produk Proses Distribusi Produk


Dalam 1 Pulau Luar Pulau Menggunakan
Menggunakan Mobil Mobil Dan Kapal

Gambar 3.2 Alur Proses Pengiriman

Dalam proses pengiriman produk ke konsumen harus melalui beberapa tahap


antara lain. Produk yang ingin dikirim harus lolos dalam proses QC yang terakhir. Untuk
selanjutnya menuju ke proses perakitan dan penambahan part penunjang, part yang
ditambah kan biasanya karet yang digunakan sebagai sill atau digunakan sebagai bantalan
agar produk tersebut tidak rusak namun apabila dalam perakitan terdapat produk yang tidak
sesuai dengan bentuk atau kriteria produk tersebut dikembalikan ke bagian QC untuk
nantinya dibawa ke bagian finishing agar diperbaiki lalu di cek kembali di bagian QC. Setelah
melewati perakitan dan penambahan part penunjang selanjutnya menuju proses packing
dalam bagian ini produk dikelompokkan menurut bentuk dan ukuran masing-masing produk
27

untuk selanjutnya dipacking menggunakan karung atau menggunakan jenis packing kayu.
Apabila dalam proses packing ditemukan produk yang kurang pada bagian part penunjang
produk akan dikembalikan ke bagian perakitan dan penambahan part penunjang untuk
nantinya akan ditambahan part penunjang apa yang kurang. Proses selanjutnya adalah
proses bongkar muat produk kedalam mobil truk untuk nantinya siap dikirim, dalam proses
pengiriman ini apabila tujuan atau alamat dari pemesan masih dalam 1 pulau jawa makan
hanya menggunakan mobil saja dan biasanya waktu yang diperlukan tidak begitu lama
tergantung dengan kondisi jalan dan kondisi arus lalu lintas namun apabila tujuan atau
alamat dari pemesan diluar pulau jawa maka proses pengiriman menggunakan truk dan
kapal, untuk waktu pengiriman biasanya memakan waktu yang cukup lama selain
tergantung dengan kondisi jalan dan kondisi arus lalu lintas biasanya tergantung dengan
tinggi gelombang pada saat proses penyebrangan antar pulaunya.

3.2 Analisi Teoritis Sistem Perusahaan


Analisis teoritis sistem perusahaan adalah perbandingan kondisi real yang terjadi
diperusahaan dengan teori yang ada. Perbandingan ini bertujuan untuk mengkaji lebih
lanjut jika diperusahaan itu atau didalam proses produksi terjadi kesalahan dalam
penggunaan alat bantu produksi dan pemakaian alat pelindung diri (APD). Berikut adalah
Analisis teoritis sistem perusahaan di PT. Sinar Semesta :

3.2.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja


K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan dan
keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem efisiensi dan
produktivitas kerja APD merupakan perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai
bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja dan orang disekitarnya.
28

Tabel 3.1 Perbandingan analisa K3 pada perusahaan dan teoritis


Kondisi real Untuk mengurangi risiko-risiko terkena potensi bahaya tersebut, perusahaan
perusahaan menerapkan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) bagi karyawan-karyawannya
berupa masker, helmet, sarung tangan dan earplugs. Penggunaan APD ini
bertujuan untuk mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh karyawan sehingga
dapat menurunkan risiko terkena potensi bahaya di tempat kerja. Ditambah
dengan adanya APAR disetiap ruangan yang ada. Namun pada kondisi di
perusahaan masih sangat minim karena hanya karyawan-karyawan tertentu yang
memakainya saja.

Teori yang 1. Masker


ada Digunakan untuk mengurangi paparan debu atau partikel-partikel yang lebih
besar masuk ke dalam saluran pernafasan (Kemenaker, 2016).
2. Helmet
Berperan sebagai pelindung kepala dari benturan,pukulan, atau kejatuhan
benda tajam dan berat yang melayang atau meluncur di udara. Helm ini juga
dapat melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia ataupun
suhu yang ekstrim (Kemenaker, 2016).
3. Sarung tangan
Berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api, suhu panans,, suhu
dingin, radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores benda tajam
ataupun infeksi dari zat pathogen seperti virus dan bakteri (Kemenaker, 2016).
4. Ear plug
Ear plug dapat terbuat dari kapas, plastik, karet alami dan bahan sintetis. Ear
plug yang terbuat dari kapas, spon malam (wax) hanya dapat digunakan untuk
sekali pakai (disposieble). Sedangkan yang terbuat dari bahan dan plastik yang
dicetak dapat digunakan berulang kali (Kemenaker, 2016).
5. APAR
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) alat yang digunakan untuk memadamkan
api atau mengendalikan kebakaran kecil, yang pada umumnya berbentuktabung
yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi (Kemenaker,
2016)
K3 sendiri memiliki peran penting di perusahaan, namun dilihat dari perbandingan
kondisi real perusahaan dengan teori yang ada PT. Sinar Semesta sangatsangat masih minim.
Kondisi tersebut bisa dilihat dari pemakaian APD yang dilakukan karyawannya sendiri masih
29

banyak yang tidak memakai. Sehingga masih banyak ditemukan di lapangan banyak
karyawan yang enggan menggunkan APD itu sendiri, ada yang memiliki alasan jika setiap
menggunakan APD kerjanya tidak maksimal dan mengganggu geraknya. Banyak alasan yang
diberikan karyawan setiap memakai APD itu sendiri, alasan paling banyak yang diberikan
karyawan adalah bahwa APD menganggu disaat karyawan ingin bergerak.

3.2.2 Strategi dalam Proses Produksi


Strategi dalam proses produksi dapat diartikan sebagai pendekatan secara
keseluruhan suatu kegiatan produksi atau dapat diartikan sebagai kegiatan yang menyusun
langkah-langkah serta pengelolaan sistem menyeluruh dalam kegiatan produksi.
Tabel 3.2 Perbandingan analisa stratgi dalam proses produksi perusahaan dan teoritis
Kondisi real Dalam proses produksi sendiri PT. Sinar Semesta menerapkan sistem Make to
perusahaan order untuk bagian produksi.

Teori yang Menurut Jay Heizer (2005 : 76) Make to order mempunyai persediaan tetapi
ada hanya dalam bentuk desain produk dan beberapa bahan baku standar, sesuai
dengan produk yang telah dibuat sebelumnya. Aktivitas proses berdasarkan order
konsumen. Aktivitas proses dimulai pada saat konsumen menyerahkan spesifikasi
produk yang dibutuhkan dan perusahaan akan membantu konsumen
menyiapkan spesifikasi produk, beserta harga dan waktu penyerahan. Apabila
telah dicapai kesepakatan, maka perusahaan akan mulai membuat komponen
dan merakitnya menjadi produk dan kemudian menyerahkan kepada konsumen.
Pada strategi ini, resiko terhadap investasi persediaan kecil, operasionalnya lebih
fokus pada keinginan konsumennya .

Dilihat dari perbandingan kondisi real perusahaan dengan teori yang ada dalam
proses produksi PT. Sinar Semesta penerapan sistem make to order berjalan sesuai teori
yang ada. Karena perusahaan mempunyai persediaan tetapi persediaan tersebut dalam
bentuk desain produk dan beberapa bahan baku. Sehingga pada saat konsumen
menginginkan suatu produk perusahaan akan melihatkan desain yang produk yang dimiliki
atau bisa juga konsumen itu sendiri membawa desain sesuai dengan keinginan konsumen.
Setelah kesepakatan produksi akan dimulai dan bahan baku sudah tersedia sehingga tidak
membutuhkan waktu yang lama dalam proses produksinya.

3.2.3 Strategi pemasaran dan distribusi


30

Pengertian strategi pemasaran dan distribusi dapat diartikan sebagai rangkaian


upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, karena
potensi untuk menjual proposisi terbatas pada jumlah orang yang mengetahui hal tersebut.
Strategi Pemasaran punya peranan penting dalam sebuah perusahaan atau bisnis karena
berfungsi untuk menentukan nilai ekonomi perusahaan, baik itu harga barang maupun jasa.
Berikut strategi pemasaran dan distribusi pada PT. Sinar Semesta
Tabel 3.3 Perbandingan analisa strategi pemasaran dan distribusi perusahaan dan teoritis
Kondisi real Sebagai market leader untuk mendapatkan feedback guna kelangsungan
perusahaan perusahaan di masa mendatang, PT. Sinar Semesta melakukan survey terhadap
seluruh segmen pelanggan. Untuk menentukan media promosi yang paling
berpengaruh bagaimana produk dikenal oleh pelanggan. Survey juga dilakukan
untuk menentukan media yang paling efektif untuk digunakan sebagai sarana
meningkatkan loyalitas dan brand image. Berdasarkan hasil survey tersebut,
perusahaan memilih beberapa media untuk melakukan kegiatan komunikasi
pemasaran, yakni: media promo outdoor (billboard, neon box, baliho, papan
nama toko), media cetak (koran, majalah, tabloid), poster dan radio.

Teori yang Strategi pemasaran menurut Philip Kotler (2004 : 81) “Strategi pemasaran
ada
adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
pemasaran”. Strategi pemasaran terdiri dari Strategi Produk, Strategi Harga,
Strategi Distribusi, dan Strategi Promosi.
Promosi menurut Djaslim Saladin dan Yevis Martin Oesman (2002 :123)
“Promosi adalah suatu informasi komunikasi penjual dan pembeli yang bertujuan
untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal
menjadi mengenal dam mengingat produk tersebut”.

Dari perbandingan kondisi real perusahaan dengan teori yang ada PT. Sinar Semesta
sudah menerapkan berbagai strategi dalam pemasaran dan distribusi produk. Strategi
promosi yang dilakukan perusahaan salah satunya melakukan promosi melalui promo
outdoor seperti pembuatan baliho di jalan-jalan daerah klaten dan ada juga yang diluar kota.
Strategi ini bertujuan agar nama dan produk perusahaan dikenal diberbagai kota. Selain
menggunakan baliho perusahaan juga menggunakan media cetak berupa koran. Melalui
koran perusahaan memiliki tujuan agar penyebaran promosinya semakin lebar dan semakin
banyak konsumen yang mengetahuinya.
31
BAB IV

PENGOPERASIAN DAN MAINTENANCE (PEMELIHARAAN)


MESIN BUBUT DI PT. SINAR SEMESTA

4.1 Pendahuluan
4.1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat diera
globalisasi membuat kebutuhan akan penggunaan material logam semakin meningkat itu
sebabnya industri pengecoran logam berupaya meningkatkan produksi sehingga kebutuhan
pasar terpenuhi. Komponen penting dalam proses peleburan logam salah satunya yaitu
mesin bubut. Mesin bubut digunkan untuk merapikan produk - produk agar produk
tersebut bisa presisi saat gunakan.

PT Sinar Semesta adalah perusahaan yang bergerak di bidang Industri Pengecoran


Logam yang berdiri pada tahun 2002 di Ceper, Klaten, Jawa Tengah. Dalam pelaksanaan
produksi industri cor logam, PT. Sinar Semesta didukung oleh tenaga ahli yang profesional
dan berpengalaman di bidang pengecoran logam, didukung juga dengan peralatan dan
perlengkapan kerja yang modern. Alasan pemilihan lokasi perusahaan di Klaten salah
satunya kualitas pasir di Klaten sangat cocok apabila digunakan untuk menunjang produksi
terutama pada saat pembuatan cetakan.
Maintenance merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menjaga mesin bubut
agar dapat beroperasi setiap saat dalam keadaan baik tanpa gangguan. Maintenance
merupakan elemen untuk menjaga agar komponen mesin bubut dapat bekerja dengan
efektif dan mengurangi kegagalan operasi hingga biaya operasional bisa ditekan serendah
mungkin. Maintenance yang baik sangat perlu dilakukan agar semua komponen mesin bubut
bisa terjaga dan terawat dengan baik, sehingga tidak menambah beban biaya produksi dan
tidak menambah biaya maintenance itu senidiri.

29
33

4.1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :

1. Apa saja bagian-bagian dari mesin bubut yang berada di PT. Sinar Semesta?
2. Bagaimana cara pengoprasian mesin bubut di PT. Sinar Semesta?
3. Bagaimana cara pemeliharaan mesin bubut di PT. Sinar Semesta?
4.1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, batasan masalah dalam laporan adalah
sebagai berikut:

1. Pengambilan data hanya pada tanur induksi di PT. Sinar Semesta.


2. Pengamatan yang dilakukan hanya tentang pengoperasian dan pemeliharaan mesin
bubut di PT. Sinar Semesta.

3. Pokok pembahasan hanya berupa pengoperasian dan pemeliharaan mesin bubut di


PT Sinar Semesta.

4.1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan yang dapat diambil dari penelitiann ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagian-bagian dari mesin bubut yang berada di PT. Sinar Semesta.

2. Mengetahui cara pengoperasian mesin bubut di PT. Sinar Semesta.


3. Mengetahui cara pemeliharaan mesin bubut di PT. Sinar Semesta.

4.2 Mesin Bubut


Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja (turning cutting metal process)
kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu
putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan
kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai
macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan
menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
34

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan
ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari
jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127
mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

4.3 Jenis Jenis mesin bubut


Terdapat 3 macam mesin bubut yang digukan dalam produksi pengecoran logam,
antara lain :

1. Mesin Bubut Centre Lathe


Mesin bubut ini dirancang utnuk berbagai macam bentuk dan yang paling umum
digunakan, cara kerjanya benda kerja dipegang (dicekam) pada poros spindle dengan
bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya, yaitu pada pusat sumbu
putarnya, sementara ujung lainnya dapat ditumpu dengan center lain.

Gambar 1.1 Mesin Bubut Centre Lathe


2. Mesin Bubut Facing Lathe.
Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda kerja berbentuk
piringan yang besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan cakarcakar yang dapat
disetting pada sebuah pelat penyeting yang besar, tidak terdapat kepala lepas.
35

Gambar 1.3 Mesin Bubut Facing Lathe

3. Mesin Bubut Otomatis / Computer Numerical Control (CNC)


Mesin ini merupakan jenis mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis
dihantarkan kepada benda kerja dan mundur setelah daurnya diselesaikan, dikenal sebagai
mesin bubut otomatis. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan megasin
hantaran sehingga sejumlah suku cadang dapat dimesin secara berurutan dengan hanya
sedikit pengawasan dari operator.

Gambar 1.4 Mesin Bubut Otomatis / Computer Numerical Control (CNC)


4.4 Kelebihan Dan Kendala Dalam Penggunaan Mesin Bubut
Penggunaan mesin bubut di industri pengecoran logam saat ini telah semakin
berkembang. Hal ini terutama karena mesin bubut yang menjanjikan beberapa kelebihan
antara lain:
• Hasil peleburan bersih.
• Mudah dalam mengatur atau mengendalikan temperature sesuai dengan bahan
baku yang digunakan.
• Komposisi cairan homogen.
• Efisiensi penggunaan energi panas tinggi.
36

• Dapat digunakan untuk melebur berbagai jenis material.


Namun demikian terdapat pula hambatan atau kendala yang perlu diperhatikan yaitu:
• Infestasi biaya beban tetap yang cukup besar menuntut loading yang tinggi.
• Biaya operasi yang besar namun menuntut tingkat kegagalan yang rendah.
• Dibutuhkan operator maupun teknisi berpengalaman
dalam mengoperasikannya guna meminimalisir kesalahan pada saat produksi.
• Tingkat bahaya besar, mengingat tanur ini menggunakan enerji listrik yang sangat
besar.
• Biaya perawatan besar.
Dengan demikian walaupun tanur induksi menjanjikan banyak keuntungan namun
menuntut perlakuan dan pengoperasian yang BENAR meliputi:

• Keterampilan operator karena dengan operator yang terampil dan menguasai alat
maka alat ini fungsinya dapat digunakan secara maksimal.
• Penggunaan bahan baku dengan spesifikasi jelas karena dengan spesifikasi bahan
baku yang jelas nantinya dalam mengatur tingkat suhu dan lamanya waktu dalam
proses peleburan dapat sesuai dengan bahan baku yang digunakan.
• Preventive maintenance yang intensive karena alat ini sangat sensitif jika adanya
kerusakan entah yang disebabkan oleh operator atau memang part penungjangnya
sudah aus.

4.5 Bagian-Bagian Dari Mesin Bubut


Berikut ini adalah gambaran dari beberapa bagian-bagian secara umum yang ada di
mesin bubut dan bagian-bagian yang berada di PT. Sinar Semesta :

1. Kepala Tetap ( Head Stock )


Kepala tetap merupakan bagian mesin yang letaknya disebelah kiri mesin, bagian
inilah yang memutar benda kerja. Didalamnya terdapat kumparan satu roda gigi serta roda
tingkat atau tunggal. Roda tingkat terdiri atas tiga atau empat buah keping dengan garis
tengah yang berbeda, roda tingkat diputar oleh suatu motor yang letaknya dibawah atau
disamping roda tersebut melalui suatu ban.
37

Gambar 1.12 Kepala tetap (Head Stock)

2. Kepala Lepas ( Tail Stock )


Kepala lepas merupakan bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan
mesin dan dipasang diatas bed mesin. Kepala lepas berfungsi sebagai tempat pemicu ujung
benda kerja yang dibubut, tempat kedudukan bor pada waktu mengebor, tempat
kedudukan penjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser di sepanjang alas mesin kepala lepas
terdiri atas dua bagian, yaitu alas dan ban, kedua bagian itu diikat dengan 2 atau 3 baut
pengikat dan dapat digerakan atau digeser jika diperlukan apabila kedudukan kedua senter
tersebut tidak sepusat atau kedudukan kedua senter tidak harus sepusat misalnya untuk
menghasilkan pembubutan yang tirus.

Gambar 1.13 Kepala lepas (Tail Stock)

3. Alas ( Bed )
Alas merupakan tempat tumpuan gaya gaya pemakanan pahat saat membubut.
Fungsi utama dari alas atau bed adalah sebagai tempat kedudukan kepala lepas, sebagai
tempat kedudukan eretan ( cariage ), sebagai tempat kedudukan penyangga diam ( Steady
Rest ).
38

Gambar 1.14 Alas (Bed)

4. Eretan ( Cariage atau Support )


Eretan terdiri atas alas, eretan lintang, dan eretan atas. Eretan alas adalah eretan
yang kedudukannya pada alas mesin. Gerakan eretan itu melalui roda yang dihubungkan
roda batang gigi panjang yang dipasang dibawah alas melalui penghantar. Fungsi utama dari
eretan adalah penopang utama dan pembawa pahat bubut yang dapat diatur sesuai
kebutuhan.

Gambar 1.15 Eretan (cariage atau support)

5. Chuck / Cekam
Chuck merupakan bagian penting dari mesin bubut yang berfungsi sebagai tempat
untuk memegang benda kerja.
39

Gambar 1.16 Chuck

4.6 Prinsip kerja mesin bubut


Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan
dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerakumpan. Dengan
mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka
akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat
dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir. Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masingmasing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai
dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah
127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah
menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja
akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

4.8 Langkah pengoperasian Mesin Bubut


Dalam melakukan proses pembubutan seorang operator mesin bubut harus
mengetahui langkah pengoperasiannya. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan
dan mengurangi kesalahan dalam penggunaan mesin bubut, sehingga kerusakan mesin
40

bubut dapat terhindar dan tidak menimbulkan biaya perawatan atau penggantian part
penungjang kerja mesin bubut. Berikut akan diuaraikan langkah pengoperasian penggunan
mesin bubut dan akan diuraikan juga langkah penghentian atau mematikan mesin bubut
setelah pembubutan selesai.

4.8.1 Menghidupkan dan Mematikan Sumber Arus Listrik (Power Suply)


Mesin
Menghidupkan sumber arus listrik (power suply) pada switch on-off mesin bubut,
merupakan kegiatan paling awal yang dilakukan sebelum mengopersikan mesin bubut.
Karena dengan menghidupkan sumber utama listrik, berati motor penggerak mesin siap
untuk dioperasikan.

Sedangkan untuk mematikan sumber utama listrik (power suply) pada switch on-off
mesin bubut, merupakan kegiatan paling akhir yang dilakukan seteklah mengoperasikan
mesin bubut. Karena dengan mematikan sumber arus listrik, berati motor penggerak mesin
tidak ada lagi sumber arus listrik sehingga aman dari hal-hal yang tidak diinginkan.

4.8.2 Menghidupkan dan Mematikan Mesin


Menghidupkan mesin, adalah kegiatan menghidupkan motor penggerak mesin
untuk memutar spindel utama mesin bubut/ benda kerja, agar terjadi pemotongan pada
proses pembubutan. Sedangkan mematikan mesin, adalah kegiatan mematikan motor
penggerak mesin untuk menghentikan spindel utama mesin bubut/ benda kerja, jika proses
pembubutan sudah selesai.

Untuk melakukan kegiatan menghidupkan dan mematikan mesin bubut, dapat


dilakukan dengan menggunakan tuas/ handel atau tombol yaitu tergantung dari jenis mesin
bubutnya. Jika menggunakan tuas/ handel, dalam menghidupkan cara menaikan dan
mematikan yaitu dengan cara menurunkan handel/ tuas. Sedangkan jika menggunakan
tombol on-off cukup hanya menekan tombolnya saja, yang pada umumnya jika tombol
berwarna hijau untuk menghidupkan mesin dan tombol berwarna merah untuk mematikan
mesin

4.8.3 Mengatur Putaran dan Arah Putaran Mesin Bubut


Sebagaimana telah dibahas pada kegiatan belajar sebelumnya, untuk menentukan
besaran putaran mesin bubut, sangat dipengaruhi oleh jenis alat potong yang akan
41

digunakan dan jenis bahan yang akan dilakukan pebubutan serta diametenya. Rumus yang
digunakan untuk menentukan putaran mesin bubut adalah:

Rpm
Keterangan :
Cs : Kecepatan potong (meter/menit)
D : Diameter benda kerja (mm)

𝜋 : Nilai konstanta : 3,14


Sedangkan untuk mengaplikasikan/ menerapkan pada mesin bubut, dapat dilkukan
dengan mengatur handel-handel/ tuas yang ada pada mesin. Setiap jenis mesin dengan
pabrikan yang berbeda posisi/ letak handel-handel/ tuas bisa berbeda-beda, namun tetap
ditempatkan pada lokasi yang praktis agar mudah mengaturnya. Maka dari itu untuk
mengatur putaran mesin, cermati posisi handel-handel/ tuas dan baca petunjuk yang ada
pada tabel mesin.

Dalam melakukan proses pembubutan terdapat dua arah putaran yaitu, putaran
serah putaran jarum jam dan berlawanan arah jarum jam (dilihat dari posisi belakang
spindel). Penentukan arah putaran mesin bubut, tergantung dari posisi arah mata sayat alat
potongnya, yang penting adalah putaran mesin mesin harus berlawanan arah dengan mata
sayat alat potong.

4.8.4 Mengoprasikan Eretan memanjang Atau Eretan Melintang


Untuk dapat melakukan berbagai proses pembubutan, seorang operator harus
dapat mengoperasikan eretan memanjang dan lintang baik secara manual maupun
otomatis. Dalam menggoperasikan eretan memanjang secara manual, dapat dilakukan
dengan memutar handel yang ada pada landasan. Sedangkan untuk menggoperasikan
eretan lintang secara manual, dapat dilakukan dengan memutar handel yang ada eretan
lintang

Untuk mengoperasikan eretan memanjang secara otomatis dapat dilakukan dengan


mengaktifkan handel otomatis memanjang yang ada pada landasan, demikian juga untuk
menggoperasikan eretan lintang secara otomatis, dapat dilakukan dengan mengaktifkan
handel otomatis melintang yang ada landasan eretan memanjang
42

4.9 Maintenance Mesin Bubut


Karena sering digunakan dan merupaka pokok dari berlangsungnya suatu proses
produksi maka mesin bubut sangat diperlukan pemeliharaan secara rutin. Hal ini bertujuan
menghindari gangguan pada saat produksi sehingga proses produksi berjalan maksimal dan
tidak menimbulkan beban biaya penggantian part penunjang kerja mesin apa bila tidak
mendapat pemeliharaan secara rutin. Pemeliharaan mesin bubut di PT. Sinar Semesta dibagi
menjadi 2 yaitu :

4.9.1 Preventive Maintenance


Preventive Maintenance adalah jenis Maintenance yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi berlangsung. Preventive Maintenance yaitu
meliputi pemeliharaan harian (Daily Maintenance). Berikut ini adalah pemeliharaan harian
yang dilakukan PT. Aneka Adhilogam Karya (AAK) meliputi :

• Pemeriksaan dan koreksi internal apakah ada kebocoran saluran air.


• Pemeriksaan dan koreksi eksternal apakah ada kebocoran saluran air.
• Periksa bus yang ada ditungku apakah ada perubahan warna yang disebabkan
karena panas yang dihasilkan tungku.

• Memeriksa tanda terjadinya kondensasi, jika iya lap bersih menggunakan lap bebas
serat.

• Memeriksa kabel daya internal ke kabinet apakah ada yang longgar atau lepas. 
Memeriksa kebersihan diluar dan didalam kabinet.

• Memeriksa kebersihan tungku jangan sampai kerak banyak tertinggal didalam


tungku.

• Pemeriksaan ketinggian air dalam ekspansi tangki.


• Memeriksa semua koneksi kabel-kabel terutama pada breaker circuit.
• Periksa saluran refraktor sebelum melting (Company, 1999).
4.9.2 Periodic Maintenance
Periodic Maintenance adalah perawatan berkala yang terjadwal dalam melakukan
pembersihan mesin, Inspeksi mesin dan juga pergantian suku cadang yang terjadwal untuk
mencegah terjadi kerusakan mesin secara mendadak yang dapat menganggu kelancaran
operasi. Berikut ini adalah pemeliharaan berkala yang ada di PT. Aneka Adhilogam Karya
yang meliputi :
43

• Bersihkan debu yang berada pada bagian kabinet control panel dengan alat vacum
cleaner dan kuas. Sikat dari sudut ke sudut adalah metode yang dianjurkan dan
harus dilakukan agar kontrol Panel dan kabel tidak rusak.

• Bersihkan semua saklar tungku dan periksa semua sambungan fitting agar tidak
lepas .

• Inspeksi semua sambungan kabel apabila terdapat tanda-tanda kerusakan berupa


perubahan warna karena panas yang dihasilkan tungku.

• Pemeriksaan kapasitor kontak apakah adanya sambungan yang lepas atau longgar,
segera ganti apabila terdapat kapasitor kontak yang rusak.

• Periksa sambungan-sambungan air apabila terjadi kebocoran yang dapat


menyebabkan terganggunya proses produksi, apabila terjadi kebocoran segera ganti
atau hanya mengeklem bagian yang bocor dengan menggunakan bahan klem dari
stainless agar tidak berkarat.

• Periksa konduktivitas air di sistem internal.


• Periksa tungku dengan memeriksa sadapan tungku atau lapisan tungku apabila ada
retakan atau pecah karena tergesek logam ada saat proses peleburan.
• Pemeriksaan semua koneksi antar control panel .
• Pemeriksaan lapisan lining pada tungku apakah ada retakan atau terdapat lubang
yang mengakibatkan kebocoran (Company, 1999).

4.9.3 Lining Tungku Induksi


Dalam melakukan peleburan logam hal utama yang sangat perlu diperhatikan
disamping prinsip pemanasan dan pencairan pada penggunaan tanur induksi adalah lapisan
tahan api atau disebut lining yang berfungsi sebagai krus. Kualitas lining ini sangat berperan
terhadap fungsi, keselamatan kerja, metalurgi peleburan dan efisiensi.

Beban-beban yang harus dapat diatasi oleh lining adalah:


• Temperatur tinggi selama proses peleburan dan perubahan temperatur dari tinggi
kerendah yang sangat cepat (temperatur shock) dan berulang-ulang khususnya
ketika bahan baku dimuatkan.
44

• Gaya-gaya mekanik yang dihasilkan oleh tekanan cairan, benturan bahan baku dan
gesekan baik ketika bahan masih beku ataupun telah mencair.

• Efek-efek metalurgi dari reaksi-reaksi yang berlangsung antara lining dengan bahan
dan terak cair, unsur-unsur asing serta merusak yang berasal dari bahan baku (Zn,
Pb) yang pada temperatur peleburan besi berada dalam keadaan sangat cair
sehingga mampu menyusup diantara celah-celah lining.

Dari berbagai beban yang diterima lining secara berulang-ulang akan mempengaruhi
kondisi lining itu sendiri. Mulai dari terjadinya retakan-retakan kecil bahkan dapat terjadi
kebocoran lapisan lining yang dapat mengakibatkan cairan logam bersenuhan langsung
dengan koil atau lilitan yang mengelilingi tungku dan menyebabkan kerusakan koil bahkan
sampai meledak. Ketebalan lining berpengaruh terhadap efisiensi penggunaan energi listrik
karena lining yang terlalu tebal akan menghambat aliran induksi. Untuk itu ketebalan lining
harus disesuaikan dengan kapasitas muat tanur, ketebalannya mulai dari 80 mm sampai 200
mm. Lining sendiri terbuat dari batu tahan api yang berfungsi menahan suhu tinggi tetapi
juga harus memiliki kondukivitas termal yang rendah untuk menghemat energi (Sonny
Djatnika Sunda Djaja, 2008).

Gambar 4.1 Batu Tahan Api

Selain terbuat dari batu tahan api lining harus dicampur dengan semen tahan api,
campuran semen itu sendiri berfungsi untuk merekatkan batu tahan api sekaligus menutupi
pori-pori diantara batu tahan api.
45

Gambar 4.2 Semen Tahan Api


Campuran dari bahan tersebut harus dapat terpasang dengan baik melapisi
kumparan bagian dalam. Kekuatan dari bahan lining tersebut baru diperoleh setelah bahan
mengalami proses sintering. Proses sintering adalah proses pemanasan terhadap lining baru
sehingga bahan lining yang semula terdiri dari serbuk kasar, sebagian berubah menjadi
bersifat keramik yang tahan terhadap temperatur tinggi dan pengaruhpengaruh kimiawi,
sebagian berupa padatan masif yang segera akan berubah menjadi keramik bila daerah
keramik telah menipis dan sebagian masih merupa serbuk yang mampu meredam getaran
akibat benturan oleh bahan baku serta meredam retakan lining.

Selama proses peleburan daerah keramik akan terus menerus terkikis oleh cairan,
namun demikian daerah padatan yang terletak tepat disebelahnya akan segera menjadi
keramik sehingga ketebalan daerah keramik ini relatif tetap. Hal mana terjadi pula terhadap
daerah padatan yang pada saat bagian terdepan berubah menjadi keramik bagian lain
segera digantikan oleh bagian bahan serbuk yang berubah menjadi padatan. Dengan
demikian pada akhirnya bagian lining yang akan habis adalah bagian yang masih berupa
serbuk. Artinya, bila bagian ini sudah habis maka lining tidak akan mampu lagi untuk
meredam getaran dan retakan. Hal ini menjadi indikator bahwa lining harus segera
diperbarui.
46

Gambar 4.3 Sebelum dan Sesudah di Linning

4.10 Tebel Data Kerusakan di Bagian Tanur Induksi


Berikut tabel kerusakan yang terjadi di perusahaan pada bagian tanur induksi :
Tabel 4.1 Data Kerusakan Tanur Induksi
No Tanggal Nama Mesin / Alat Lokasi Uraian perbaikan atau perawatan
1 2/1/2018 Kompresor Induksi Gannti filter udara dan tambah oli

2 16/1/2018 Furnance Induksi Ganti seal motor pompa

3 19/2/2018 Mesin Induksi Induksi Pembersihan panel-panel dalam mesin

4 3/3/2018 Hois Induksi Ganti NRB 40A

5 13/3/2018 Furnance Induksi Ganti switt ON/OFF

6 29/3/2018 Generator Induksi Ganti oli

7 3/4/2018 Hois Induksi Tombol macet ganti kontak kit remot hois

8 4//5/2018 Mesin Induksi Induksi Ganti motor air

9 9/5/2018 Furnance Induksi Sambung power arus ke handle utama

10 15/5/2018 Hois Induksi Ganti kontaktor kiri kanan

11 5/6/2018 Hois Induksi Ganti kabel remot hois

12 27/6/2018 Furnance Induksi Ganti semen lining

13 29/6/2018 Hois Induksi Ganti motor dinamo naik turun

14 8/7/2018 Furnance Induksi Ganti selang air dan selang hidrolis

15 9/7/2018 Hois Induksi Pasang terminal kabel remot

16 16/7/2018 Hois Induksi Gigi gear box aus, ganti gigi gear box

17 3/8/2018 Furnance Induksi Saluran aquades mampet ganti selang dan


ganti seal kran
47

18 7/8/2018 Hois Induksi Koil konduktor rusak dan minta ganti

19 24/9/2018 Pompa Air Pendingin Induksi As bengkok, seal rusak, bearing pecah semua
minta ganti

20 25/9/2018 Pompa Air Pendingin Induksi Dinamo goyang menyebabkan seal pecah dan
minta ganti

21 26/9/2018 Generator Induksi Generator tidak hidup minta servis dan isi
bahan bakar

22 6/10/2018 Generator Induksi Servis berkala

Tabel 4.1 Lanjutan


No Tanggal Nama Mesin / Alat Lokasi Uraian perbaikan atau perawatan
23 19/10/2018 Mesin Pompa Air Induksi Pompa air mati total minta ganti baru

24 26/10/2018 Mesin Pendingin Induksi Pipa kipas pecah dan ganti baru
Induksi

25 18/11/2018 Mesin Pendingin Induksi Pipa patah dan dudukan goyang minta ganti
Induksi dan perbaiki dudukan

26 3/12/2018 Panel Mesin Induksi Induksi Ganti kabel panel dan pasang terminal

27 5/12/2018 Mesin Pendingin Induksi Pasang saklar stop kontak dan tambah lampu
Induksi penerangan

28 20/12/2018 Mesin Kompresor Induksi Motor dinamo kebakar dan minta ganti baru

4.11 Analisa
Dalam upaya untuk menciptakan perbaikan kualitas yang berkelanjutan diperlukan
tools yang bisa merealisasikan hal tersebut. Adapun tools yang digunakan adalah fishbone
diagram.

4.11.1 Fishbone Diagram


Pada pembahasan kali ini akan membahas tentang diagram sebab akibat atau
fishbone diagram pada jenis kerusakan pada tanur induksi yang paling dominan yaitu
kerusakan lining.
48

Gambar 4.4 Fishbone Diagram Lining Retak dan Berlubang

4.11.2 Analisa Fishbone Diagram


Dari gambar diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan kerusakan pada lining tanur yaitu 4M + 1E, diantaranya adalah Man atau
Personnel, Material, Machine, Methods dan Environment. Berikut ini merupakan analisa
tabel sebab akibat kerusakan pada lapisan lining.

Tabel 4.2 Analisa Sebab-Akibat


Faktor Penyebab Akibat
Man 1. Kurang teliti dan berhati-hati 1. Terkikisnya lapisan lining akibat
benturan dan gesekan dari logam
2. Kurangnya pelatihan
yang dilebur sehingga nyebabkan
3. Tiap operator skillnya berbeda lining tersebut retak dan terjadi
kebocoran.

Tabel 4.2 Lanjutan


Faktor Penyebab Akibat
49

Material 1. Kualitas bahan lining yang 1. Kurang bagusnya bahan lining


kurang bagus dan campuran yang tidak tepat
2. Komposisi campuran yang tidak dapat menyebabkan lining
tepat mudah rusak.
3. Beban yang diterima terlalu 2. Beban yang diterima terlalu
banyak banyak menyebabkan lining
banyak menerima gesekan dan
benturan dari proses peleburan
logam.

Machine 1. Tidak terjadwalnya perawatan. 1. Perawatan mesin yang tidak


terjadwal dan tidak teliti akan
2. Perawatan yang tidak detail.
menyebabkan tanur induksi
mudah mengalami kerusakan.

Methods 1. Tidak mengikuti SOP (Standar 1. Tidak mengikuti SOP akan


Operasional Prosedur) menyebabkan tanur induksi
2. Kesalahan dalam proses mudah mengalami kerusakan.
produksi yang dilakukan 2. Kesalahan dalam proses produksi
akan mempengaruhi
operator
kuketahanan dari lining yang
berada didalam tungku.

Environment 1. Perbedaan suhuh didalam dan 1. Perbedaan suhu akan


diluar sangat besar menggangu proses peleburan
serta dapat menyebabkan mesin
mudah mengalami kerusakan
dan menebabkan lapisan lining
retak bahkan berlubang.
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, observasi, dan wawancara yang penulis lakukan
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanur induksi merupakan salah satu alat bantu utama produksi dalam peleburan
logam.

2. Diperusahaan itu sendiri terdapat 2 tungku peleburan dengan kondisi pada bagian-
bagiannya masih berfungsi dengan baik dan terawat.

3. Perawatan dan pengoperasian tanur induksi dilakukan sesuai dengan buku petunjuk
pengoperasian tanur induksi.

4. Tindakan preventive maintenance sudah dilakukan dengan baik sehingga dapat


mengetahui kerusakan tanur yang mulai terjadi sehingga nantinya dalam perawatan
periodic maintenance sudah mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan dan
kendala apa yang nantinya harus dihadapi dalam melakukan maintenance tanur
tersebut.

5. Dalam maintenance bagian lining perusahaan ini sudah menggunakan bahan lining
dan komposisi campuran yang tepat namun terkendala dalam keterampilan
penggoperasian setiap pekerja yang berbeda-beda sehingga dapat mengurangi
ketahanan lining tersebut akibat kesalahan pekerja dalam proses peleburan logam.

6. Dalam setahun ada bulan-bulan yang memang banyak mengalami kerusakan tanur
karena pada bulan itu sebenarnya tanur tersebut waktunya untuk proses
maintenance namun harus dipaksakan untuk terus bekerja karena untuk menjaga
produktivitas, sehingga pada saat waktunya perbaikan memang terlihat kerusakan
yang begitu parah karena terus-menerus digunakan bekerja.
49

5.2 Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan saran sebagai
berikut :

1. Sebaiknya dalam proses pengoperasian tanur induksi operatornya harus


menggunakan alat pelindung diri (APD) karena operator tersebut berhadapan
langsung dengan suhu yang sangat panas dan bisa sesekali terjadi percikan panas
dari leburan logam itu sendiri.

2. Selalu memperhatikan keselamatan kerja saat perawatan tungku lebur dan bagian
intalasi listrik.

3. Untuk operator tanur induksi sebaiknya diberikan pelatihan terlebih dahulu


terutama pelatihan pada proses memasak logam atau saat melebur logam agar
terhindarnya kerusakan lapisan lining yang disebabkan karena benturan atau
gesekan dari logam yang dimasukkan dan dari cairan logam didalam tungku itu
sendiri.

4. Untuk bagian input data mengenai data kerusakan dan perbaikan tanur induksi dan
berbagai mesin produksi lainnya sebaiknya menggunakan system komputerisasi
agar lebih effisien dalam pengarsipan data.

5. Selalu tekankan jadwal maintenance yang terjadwal agar kerusakan-kerusakan yang


besar dapat terhindarkan dan tidak mengganggu proses produksi bahkan
menambah biaya produksi.
DAFTAR PUSTAKA

Alpend, B. (1999). Instruction Manual Inductoterm. Sydney: Thermolyne Corporation.

Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman., 2002. Intisari Pemasaran dan Unsurunsur
Pemasaran, Lidya Karya, Bandung.

Heizer, J. (2005). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat .

Kemenaker. (2016). Kumpulan Modul K3. Jakarta: Direktorat jenderal Pembinaan


Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3.

Kotler, P. (2004). Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium. Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia.

PT.Aneka Adhilogam Karya (AAK). (2019, April 4). Diambil kembali dari
PT.Aneka Adhilogam Karya (AAK): https://anekaadhilogam.com

Rachmawati, R. (2011). Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terhadap


Peningkatan Penjualan (Sebuah Kajian terhadap Bisnis Restoran). Jurnal Kompetensi
Teknik Vol. 2, No. 2, 3-5.

Sonny Djatnika Sunda Djaja, H. (2008). Peleburan Besi dan Baja di Dalam Tungku Listrik
Tanpa Inti. Jurnal Riset Industri Vol. 2.

Wahyudi, M. (2016). Analisi Kemampuan Material Tungku dalam Menahan


Panas Pada Tungku Lebur Aluminium dengan Bahan Bakar Gas. Jurnal Ilmiah.

Wikipedia. (2019, April 4). Diambil kembali dari Wikipedia Tungku Induksi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Tungku_induksi

Yudi Mulyanto, A. A. (2009). Dapur Tungkik. Bessemer Converter, 4-7.

Z, I. (2010). Dalam I. Z, Analisi Marketing Mix yang Mempengaruhi Kepuasan


Pelanggan Pengguna Operator Esia (hal. 34-35). JAKARTA: UIN SYARIF HIDAYATULLAH.
ii

Anda mungkin juga menyukai