Disusun oleh :
PRIYANTO
NIM. 31601601338
1
i
Disusun oleh :
PRIYANTO
NIM. 31601601338
2
SEMARANG
APRIL 2019
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
3
NIK : 210 603 029
Semarang, 2019
Menyetujui,
4
M. Fadli Sofyan Andre Sugiono, ST, MM, Ph.D
NIDN. 0603088001
RINGKASAN
5
KATA PENGANTAR
Penyusunan Laporan Kerja Praktek ini merupakan salah satu kewajiban yang
dimaksud untuk melengkapi saah satu syarat mata kuliah Kerja Praktik pada Prodi
Teknik Industri. Pelaksanaan kerja praktik merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa
untuk meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri,
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Atas tersusunnya Laporam Kerja Praktek ini, Penulis tidak lupa mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. H. Sri Artini Dwi Prasetyowati, selaku Dekan di Fakultas Teknologi
Industri UNISSULA Semarang beserta jajarannya.
2. Ibu Nuzulia Khoiriyah, ST., MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
UNISSULA Semarang.
3. Andre Sugiono, ST, MM, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing yang memberikan ilmu
bermanfaat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Kerja
Praktek ini.
6
5. Seluruh staf PT. Sinar Semesta atas kesempatan yang telah diberikan kepada
kami untuk melakukan kerja praktek.
6. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan.
7. Bayu Aji Prasetyo dan Rezal Aji Pratama sebagai teman kerja peraktek di PT.
Sinar Semesta.
9. Teman – teman sesama praktikan di PT. Sinar Semesta yang berasal dari
berbagai universitas yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan kerja
praktik maupun dalam penyusunan laporan kerja praktik.
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk mencapai hasil yang
lebih baik. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk semua.
Penulis
7
DAFTAR ISI
8
3.2.2 Strategi Dalam Proses Produksi .......................................................... 25
9
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 49
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 49
5.2 Saran .............................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
10
Tabel 2.1 Status Hukum PT. Aneka Adhilogam KaryaError! Bookmark not defined.
Tabel 2.2 Spesifikasi Produk PT. Aneka Adhilogam KaryaError! Bookmark not
defined.
Tabel 3.1 Perbandingan Analisa K3 Pada Perusahaan Dan Teoritis...........................25
Tabel 3.2 Perbandingan Analisa Stratgi Dalam Proses Produksi Perusahaan Dan
Teoritis........................................................................................................................26
Tabel 3.3 Perbandingan Analisa Strategi Pemasaran Dan Distribusi Perusahaan
Dan Teoritis.................................................................................................................27
Tabel 4.1 Data Kerusakan Tanur Induksi....................................................................44
Tabel 4.2 Analisa Sebab-Akibat..................................................................................46
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Lokasi PT. Aneka Adhilogam Karya (AAK)Error! Bookmark not
defined.
Gambar 2.2 Logo PT. Aneka Adhilogam Karya (AAK)Error! Bookmark not defined.
11
Gambar 4.1
Thyristor...................................................................................................Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4.2 Tanur Kupola........................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.3 Tanur Induksi .......................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.4 Tanur Krusibel......................................... Error! Bookmark not defined.
12
BAB I PENDAHULUAN
1
2
dalam menerima mahasiswa kerja praktek juga sangat positif dan proses penerimaannya
juga terbilang cukup cepat. Di perusahaan ini produk yang dihasilkan yaitu berbagai macam
andas jembatan dan jaw plate. Penulis tertarik untuk memahami dan menganalisa tentang
mesin produksi pada bagian mesin bubut yaitu bagian yang bertujuan untuk merapikan atau
mempresisikan ukuran hasil dari proses pengecoran logam setelah melalui proses
percetakan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum Kerja Praktek di PT. Sinar Sentosa adalah:
1. Memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai
persyaratan akademis di Program Studi S-1 Teknik Industri di Universitas Islam Sultan
Agung Semarang.
2. Memperoleh gambaran nyata tentang penerapan ilmu atau teori yang selama ini
diperoleh melalui bangku kuliah dan membandingkannya dengan kondisi nyata yang
ada di lapangan.
4. Mengetahui bagaimana penggunaan mesin mesin bubut dan Sistem Perawatan pada
PT. Sinar Semesta.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berupa uraian yang berisikan tentang latar belakang, tujuan kerja
praktek, dan sistematika penulisan laporan.
Sinar Semesta.
BAB III SISTEM PERUSAHAAN
Bab ini berisikan uraian tentang proses bisnis Instansi yang meliputi proses bisnis,
proses produksi, proses pengiriman barang dan analisa teoritis.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang pengoperasian dan perawatan mesin bubut di PT.
Sinar Semesta.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan uraian tentang kesimpulan dari hasil pelaksanaan kerja praktek
dan saran yang dapat diberikan kepada pembaca.
4
PT. Sinar Semesta adalah salah satu perusahaan pengecroran logam yang didirikan di
Jl. Raya Solo- Yogya Km. 26 Kelpu, Ceper, Klaten pada tanggal 12 November 2002 dan secara
legal melalui :
1. Akta Pendirian, Notaris Triniken Tiyas Tirlin, SH. No. 16 tanggal 12 November 2002
Yang Di sahkan Oleh Mentri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Tanggal 13 Februari
2003.
2. Akta Perubahan I, Notaris Susantro, SH. No. 32 Tanggal 15 Desember 2003 Yang Di
sahkan Oleh Mentri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Tanggal 16 Juni 2004.
3. Akta Perubahan II, Budi Yojanti Ningrum, SH. No. 01 Tanggal 01 Dan Tanggal 17
September 2005 Yang Di sahkan Oleh Menti Hukum Dan Hak Asasi Manusia Tanggal
16 Januari 2006
4. Akta Perubahan III, Budi Yojanti Ningrum, SH. No. 02 Tnggal 02 Desember 2008 Yang
Di sahkan Oleh Menti Hukum Dan Hak Asasi Manusia Tanggal 30 Desember 2008
PT. Sinar Semesta bergerak pada bidang pengecoran logam. Menjalankan proses
produksi (Manufaktur) Meliputi pengecoran logam dan machining. Dalam pelaksanaan
produksi industry cor logam, PT. Sinar Semesta didukung oleh tenaga ahli
5
yang professional dan berpengalaman dibidang cor logam, didukung pula dengan peralatan
dan perlengkapan kerja yang modern.
Berbagai macam produk yang telah diproduksi PT. Sinar Semesta ditantaranya adalah
:
Andas baja jembatan untuk berbagai bentang mulai bentang 6M hinggan bentang
80M. Andas baja jembatan atau bridge bearing merupakan komponen perletakan jembatan
yang berfungsi sebagai penahan beban vertikal dan horizontal serta sebagai peredam
getaran sehingga abutment tidak mengalami kerusakan.
2. Jaw plate
Jaw plate berfungsi sebagai spere part stone crusher untuk memecah batu menjadi
ukuran yang dikehendaki.
6
Misi :
1. Menjadi patner yang baik bagi pelanggandan pemsok.
2. Menjadi perusahaan yang membawa kesejahreaandan manfaat bagi pemilik
karyawan danlngkungan sekitar.
Agar visi dan misi tersebut lancer PT. Sinar Semesta melakukan langkah – langkah
yang merupakan skala prioritas yaitu melakukan perbaikan terus menerus menjadi :
Komisaris
Dir eksi
Pengawas Umum
Pembelian Moulding
Personalia Casting
Keuangan Machining
Maintenance
Administrasi
Finishing
Gd. Bahan
baku
Gd . Barang Jadi
Adapun tugas dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi PT. Sinar Semesta
sebagai berikut :
1. Komisaris
- Memberikan pengarahan dan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan tugasnya.
-
Mengevaluasi rencana kerja dan anggaran Perusahaan serta mengikuti
perkembangan Perusahaan dan apabila terdapat gejala yang menunjukkan
perusahaan sedang dalam masalah, Dewan Komisaris akan segera meminta Direksi
untuk mengumumkannya kepada para pemegang saham dan memberikan
rekomendasi untuk langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
2. Direksi
- Bertanggung jawab menjalankan tugas pengurusan perusahaan dengan tetap
memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh pihak yang berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan.
- Menentukan arah usaha dan visi misi serta sebagai pimpinan umum dalam
mengelola perusahaan.
-
10
-
- Memegang kekuasaan dan kendali secara penuh dan bertanggung jawab secara
menyeluruh terhadap pengembangan perusahaan.
3. Pengawas umum
- Bertugas mengawasi berbagai aktivitas yang dilakuka oleh setiap
departemendepartemen dalam menjalankan tugasnya.
- Bertanggung jawab pada setiap aktivitas yang dilakukan oleh setiap departemen.
- Menetapkan standar yang harus dikerjakan oleh setiap departemen sesuai dengan
produk yang diproduksi.
- Mengukur kinerja dari setiap departemen agar sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh perusahaan.
- Bertugas dalam menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan masyarakat serta
menjembatani antara perusahaan dengan lingkungan eksternal.
-
- Mempelajari dengan baik kebutuhan dan keinginan dari konsumen agar produk
yang di produksi oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
- Mendiskusikan dan menetapkan harga yang tepat sebelum produk dipasarkan ke
konsumen.
Menciptakan komunikasi yang baik dengan menggunakan media yang tepat sebagai
media pengenalan produk-produk yang dihasilkan perusahaan.
Bagian Pembelian
- Mencari pemasok, bagian pembelian harus pandai dalam mencari pemasok untuk
perusahaan.
- Memeriksa Laporan
12
-
- Melaksanakan market survey untuk memonitor harga, dengan melaksanakan
market survey maka bagian pembelian akan lebih tepat dalam tawar menawar ktika
membeli barang.
Bagian Personalia
- Membuat anggaran tenaga kerja yang diperlukan;
13
-
Membuat job analysis, job description, dan job spesification;
Menentukan dan memberikan sumber-sumber tenaga kerja;
- Mengurus dan mengembangkan proses pendidikan karyawan
- Mengurus seleksi tenaga kerja
- Mengurus soal-soal pemberhentian (pensiun)
- Mengurus soal-soal kesejahteraan
Bagian Keuangan
- Menetapkan struktur keuangan organsasi.
- Menetapkan kebutuhan keuangan lembaga sekarang dan akan datang dan rencana
menutupinya (termasuk rencana jangka pendek, menengah dan panjang)
-
Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran perusahaan, serta
mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan dana
secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan.
- Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan untuk
menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara akurat.
Bagian administasi
- koordinasi penyusunan pelaksanaan kebijakan teknis, rencana dan program serta
laporan;
- pelaksanaan urusan keuangan dan perlengkapan;
- pengelolaan urusan kepegawaian, hubungan masyarakat, tata usaha dan rumah
tangga di lingkungan kantor wilayah
Bagian gudang bahan baku
- Membuat perencanaan pengadaan barang dan distribusinya
- Mengawasi dan mengontrol operasional gudang
- Menjadi pemimpin bagi semua staff gudang
- Mengawasi dan mengontrol semua barang yang masuk dan keluar sesuai dengan
SOP
15
- Tugas utama Quality Control tetap sama disemua industri Namun, metode untuk
menentukan kualitas suatu produk bervariasi setiap perusahaan.
- QC harus memastikan produk dari standar perusahaan memenuhi mutu ISO seperti
9001.
- Menjaga checklist proses inspeksi dan protokol yang digunakan dalam suatu
perusahaan.
16
-
- Bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah dan isu-isu mengenai kualitas
produk dan juga harus membuat rekomendasi kepada otoritas yang lebih tinggi.
17
7. Manager produksi
- Melakukan pengawasan dalam proses produksi
- Menentukan standar kontrol kualitas
- Me re-negosiasi rentang waktu atau jadwal yang diperlukan dalam memproduksi
produk
- Bertanggung jawab mengatur manajemen gudang agar tidak terjadi kelebihan atau
kekurangan persediaan bahan baku, bahan penolong maupuan produk yang sudah
jadi di gudang
-
Bagian perencanaan
- Menyusun strategi perusahaan dalam melayani konsumen
- Menentukan arah tujuan perusahaan dan target bisnisnya
Bagian casting
- Menyiapkan cairan logam yang akan dicetak
- Memilah jenis logam yang akan di cairkan dalam tungku tanur induksi
19
-
- Sebagai pemegang kendali dalam proses pencairan logam agar sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan sesuai dengan jenis barang yang aka dibuat
Bagian machining
- Menguji dan memastikan kinerja mesin sebelum pekerjaan utama dimulai
- Mengatur seluruh informasi operasi mesin sesuai kebutuhan produksi
- Memantau mesin selama prosedur produksi berlangsung
Memastikan mesin dikalibrasi dan dikalibrasi ulang sebelum dan setelah prosedur
produksi
- Memecahkan permasalahan yang terdapat pada mesin
- Memastikan persiapan tepat waktu dan ketersediaan semua bahan produksi untuk
menghindari kekurangan selama produksi.
- Laporan kepada atasan secara teratur, menginformasikan tentang kegiatan produksi
dan kinerja
- Mempelajari blueprint dari tata letak kerja untuk memastikan akurasi dalam tugas
produksi
- Memperbaiki bentuk dari hasil cetakan apabila tidak sesuai dengan bentuk yang
diinginkan konsumen.
Bagian maintenance
- Maintenance memiliki tanggung jawab untuk melakukan perawatan dan
pemeliharaan atas semua mesin atau peralatan yang dibutuhkan selama proses
produksi.
20
-
- Maintenance memiliki tanggung jawab untuk mengatur seluruh kegiatan
perusahaan yang berhubungan dengan perawatan segala sarana dan prasarana
perusahaan.
-
Laporan kepada atasan secara teratur, menginformasikan tentang kegiatan produksi
dan kinerja
- Mempelajari blueprint dari tata letak kerja untuk memastikan akurasi dalam tugas
produksi
Bagian finishing
- Bertanggung jawab menerima barang setelah melewati bagian machining
- Mengawasi produk yang sudah lolos dalam QC 1
- Memperbaiki produk yang masih memiliki kekuranggan dalam segi bentuk dan
ukuran
- Melakukan display barang serta menghapalkan nama nama item yang ada di gudang.
- Mengambil barang atau menyiapkan barang yang hendak dikirim atau telah dipesan
oleh klien
Sinar Semesta :
A. Cetakan
Bagian cetakan adalah proses yang pertama kali dalam produksi pengecoran logam.
Cetakan ini dibuat sesuai dengan produk-produk pengecoran logam baik berupa cost iron
atau ductile. Dibagian cetakan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Tapel
Tapel atau loam moulding adalah cetakan yang terbuat dari tanah liat, pasir, dan air
yang dikeringkan seperti halnya membuat tembikar. Pembuatan tapel atau cetakan ini
ukurannya harus akurat, apabila salah dalam pengukuran bisa mempengaruhi ukuran
produk. Tapel atau cetakan ini nantinya akan ditanam didalam pasir hitam yang fungsinya
sebagai cetakan bentuk pengecoran.
2. Proses Semen
Proses semen adalah proses dimana pencampuran semen, tetes tebu, dan juga pasir
silika yang nantinya adonan tersebut dibuat untuk cetakan pengecoran. Takaran yang
digunakan yaitu 85 % pasir silika, 10 % semen, dan 5 % tetes tebu. Proses ini memakan
waktu ± 5 menit. Cetakan dari proses semen dibentuk dengan menggunakan pola yang
terbuat dari kayu dan alumunium.
3. Pasir Hitam
Proses pasir hitam adalah pembuatan cetakan dari pasir hitam. Pasir hitam berasal
dari sungai yang berada disekitar wilayah perusahaan. Penggunaan pasir hitam terbilang
sangat hemat karena pasir hitam dapat digunakan berulang kali, berbeda dengan pasir silika
yang digunakan sekali. Untuk mebuat adonan cetakan pasir hitam yaitu hanya
menambahkan air sampai kadar airnya pas.
B. Pengecoran
Produk yang diproduksi di PT. Sinar Semesta yaitu pengecoran logam yang berjenis
besi tuang yang lebih dikenal dengan sebutan cast iron dan baja tuang yang lebih dikenal
dengan sebutan ductile. Baja cor merupakan logam yang terbentuk dari paduan antara besi
(Fe) dengan karbon (C) sebagai komposisi utama dan dibuat dengan proses pengecoran.
Kandungan karbon pada baja cor sendiri cukup rendah yaitu sekitar 2%. Berbeda dengan
besi cor yang memiliki kandungan karbon diatas 2% atau pada umumnya sampai dengan 4%.
Sedangkan untuk kandungan silikonnya (SI) untuk besi cor sekitar 2,2% dan untuk baja cor
sekitar 2,6%.
Pengecoran logam baja cor dan besi cor selain menggunakan besi bekas atau baja
bekas sebagai bahannya juga memerlukan bahan-bahan tambahan yang berfungsi untuk
meningkatkan sifat-sifat seperti kekuatan, kekerasan atau ketahanan korosi. Bahan-bahan
tambahan itu misalnya silikon (Si), mangan (Mg), dan inokulin (CE). Untuk memisahkan
kotoran yang terbawa bahan baku saat di cor yaitu dengan menggunakan slag remover.
Langkah-langkah untuk membuat adonan besi cor cair atau baja cor cair yaitu
dengan memanaskan tungku tanur induksi selama ± 1,5 jam. Setelah panas kemudian
memasukkan bahan utama. Untuk membuat besi cor cair menggunakan bahan baku besi
tuang bekas yang diperoleh dari tukang rosok. Sedangkan untuk membuat adonan baja cor
yaitu menggunakan bahan baku besi scrap. Bahan baku tersebut akan mencair setelah
dipanaskan selama 1 jam dengan berat cairan sekitar 800 Kg. Kemudian cairan tersebut dites
untuk mengetahui komposisinya. Apabila bahan baku tersebut belum memenuhi standar,
maka akan ditambah lagi. Kandungan bahan yang digunakan untuk acuan yaitu seperti
karbon dan silikon. Setelah dirasa cukup, bahan baja cor cair atau besi cor cair tersebut
dituang ke ladle untuk dibawa ketempat cetakan yang telah disiapkan sebelumnya.
25
C. Machining
Dalam tahapan machining, produk akan diproses berdasarkan bentuknya. Produk
sambungan pipa nantinya akan dibubut dibagian luar maupun dalam yang fungsinya untuk
memperhalus dan juga memfokuskan ukurannya.
D. Finishing
Dibagian ini produk akan didempul apabila produk mengalami kecacatan berupa
permukaan yang berlubang-lubang, atau dilakukan pengelasan apabila cacat produk tidak
memungkinkan untuk didempul. Setelah produk dilas atau didempul, kemudian produk
digerinda untuk memperhalus tambalan tersebut.
No
No
untuk selanjutnya dipacking menggunakan karung atau menggunakan jenis packing kayu.
Apabila dalam proses packing ditemukan produk yang kurang pada bagian part penunjang
produk akan dikembalikan ke bagian perakitan dan penambahan part penunjang untuk
nantinya akan ditambahan part penunjang apa yang kurang. Proses selanjutnya adalah
proses bongkar muat produk kedalam mobil truk untuk nantinya siap dikirim, dalam proses
pengiriman ini apabila tujuan atau alamat dari pemesan masih dalam 1 pulau jawa makan
hanya menggunakan mobil saja dan biasanya waktu yang diperlukan tidak begitu lama
tergantung dengan kondisi jalan dan kondisi arus lalu lintas namun apabila tujuan atau
alamat dari pemesan diluar pulau jawa maka proses pengiriman menggunakan truk dan
kapal, untuk waktu pengiriman biasanya memakan waktu yang cukup lama selain
tergantung dengan kondisi jalan dan kondisi arus lalu lintas biasanya tergantung dengan
tinggi gelombang pada saat proses penyebrangan antar pulaunya.
banyak yang tidak memakai. Sehingga masih banyak ditemukan di lapangan banyak
karyawan yang enggan menggunkan APD itu sendiri, ada yang memiliki alasan jika setiap
menggunakan APD kerjanya tidak maksimal dan mengganggu geraknya. Banyak alasan yang
diberikan karyawan setiap memakai APD itu sendiri, alasan paling banyak yang diberikan
karyawan adalah bahwa APD menganggu disaat karyawan ingin bergerak.
Teori yang Menurut Jay Heizer (2005 : 76) Make to order mempunyai persediaan tetapi
ada hanya dalam bentuk desain produk dan beberapa bahan baku standar, sesuai
dengan produk yang telah dibuat sebelumnya. Aktivitas proses berdasarkan order
konsumen. Aktivitas proses dimulai pada saat konsumen menyerahkan spesifikasi
produk yang dibutuhkan dan perusahaan akan membantu konsumen
menyiapkan spesifikasi produk, beserta harga dan waktu penyerahan. Apabila
telah dicapai kesepakatan, maka perusahaan akan mulai membuat komponen
dan merakitnya menjadi produk dan kemudian menyerahkan kepada konsumen.
Pada strategi ini, resiko terhadap investasi persediaan kecil, operasionalnya lebih
fokus pada keinginan konsumennya .
Dilihat dari perbandingan kondisi real perusahaan dengan teori yang ada dalam
proses produksi PT. Sinar Semesta penerapan sistem make to order berjalan sesuai teori
yang ada. Karena perusahaan mempunyai persediaan tetapi persediaan tersebut dalam
bentuk desain produk dan beberapa bahan baku. Sehingga pada saat konsumen
menginginkan suatu produk perusahaan akan melihatkan desain yang produk yang dimiliki
atau bisa juga konsumen itu sendiri membawa desain sesuai dengan keinginan konsumen.
Setelah kesepakatan produksi akan dimulai dan bahan baku sudah tersedia sehingga tidak
membutuhkan waktu yang lama dalam proses produksinya.
Teori yang Strategi pemasaran menurut Philip Kotler (2004 : 81) “Strategi pemasaran
ada
adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
pemasaran”. Strategi pemasaran terdiri dari Strategi Produk, Strategi Harga,
Strategi Distribusi, dan Strategi Promosi.
Promosi menurut Djaslim Saladin dan Yevis Martin Oesman (2002 :123)
“Promosi adalah suatu informasi komunikasi penjual dan pembeli yang bertujuan
untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal
menjadi mengenal dam mengingat produk tersebut”.
Dari perbandingan kondisi real perusahaan dengan teori yang ada PT. Sinar Semesta
sudah menerapkan berbagai strategi dalam pemasaran dan distribusi produk. Strategi
promosi yang dilakukan perusahaan salah satunya melakukan promosi melalui promo
outdoor seperti pembuatan baliho di jalan-jalan daerah klaten dan ada juga yang diluar kota.
Strategi ini bertujuan agar nama dan produk perusahaan dikenal diberbagai kota. Selain
menggunakan baliho perusahaan juga menggunakan media cetak berupa koran. Melalui
koran perusahaan memiliki tujuan agar penyebaran promosinya semakin lebar dan semakin
banyak konsumen yang mengetahuinya.
31
BAB IV
4.1 Pendahuluan
4.1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat diera
globalisasi membuat kebutuhan akan penggunaan material logam semakin meningkat itu
sebabnya industri pengecoran logam berupaya meningkatkan produksi sehingga kebutuhan
pasar terpenuhi. Komponen penting dalam proses peleburan logam salah satunya yaitu
mesin bubut. Mesin bubut digunkan untuk merapikan produk - produk agar produk
tersebut bisa presisi saat gunakan.
29
33
1. Apa saja bagian-bagian dari mesin bubut yang berada di PT. Sinar Semesta?
2. Bagaimana cara pengoprasian mesin bubut di PT. Sinar Semesta?
3. Bagaimana cara pemeliharaan mesin bubut di PT. Sinar Semesta?
4.1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, batasan masalah dalam laporan adalah
sebagai berikut:
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan
ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari
jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127
mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
• Keterampilan operator karena dengan operator yang terampil dan menguasai alat
maka alat ini fungsinya dapat digunakan secara maksimal.
• Penggunaan bahan baku dengan spesifikasi jelas karena dengan spesifikasi bahan
baku yang jelas nantinya dalam mengatur tingkat suhu dan lamanya waktu dalam
proses peleburan dapat sesuai dengan bahan baku yang digunakan.
• Preventive maintenance yang intensive karena alat ini sangat sensitif jika adanya
kerusakan entah yang disebabkan oleh operator atau memang part penungjangnya
sudah aus.
3. Alas ( Bed )
Alas merupakan tempat tumpuan gaya gaya pemakanan pahat saat membubut.
Fungsi utama dari alas atau bed adalah sebagai tempat kedudukan kepala lepas, sebagai
tempat kedudukan eretan ( cariage ), sebagai tempat kedudukan penyangga diam ( Steady
Rest ).
38
5. Chuck / Cekam
Chuck merupakan bagian penting dari mesin bubut yang berfungsi sebagai tempat
untuk memegang benda kerja.
39
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah
menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja
akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
bubut dapat terhindar dan tidak menimbulkan biaya perawatan atau penggantian part
penungjang kerja mesin bubut. Berikut akan diuaraikan langkah pengoperasian penggunan
mesin bubut dan akan diuraikan juga langkah penghentian atau mematikan mesin bubut
setelah pembubutan selesai.
Sedangkan untuk mematikan sumber utama listrik (power suply) pada switch on-off
mesin bubut, merupakan kegiatan paling akhir yang dilakukan seteklah mengoperasikan
mesin bubut. Karena dengan mematikan sumber arus listrik, berati motor penggerak mesin
tidak ada lagi sumber arus listrik sehingga aman dari hal-hal yang tidak diinginkan.
digunakan dan jenis bahan yang akan dilakukan pebubutan serta diametenya. Rumus yang
digunakan untuk menentukan putaran mesin bubut adalah:
Rpm
Keterangan :
Cs : Kecepatan potong (meter/menit)
D : Diameter benda kerja (mm)
Dalam melakukan proses pembubutan terdapat dua arah putaran yaitu, putaran
serah putaran jarum jam dan berlawanan arah jarum jam (dilihat dari posisi belakang
spindel). Penentukan arah putaran mesin bubut, tergantung dari posisi arah mata sayat alat
potongnya, yang penting adalah putaran mesin mesin harus berlawanan arah dengan mata
sayat alat potong.
• Memeriksa tanda terjadinya kondensasi, jika iya lap bersih menggunakan lap bebas
serat.
• Memeriksa kabel daya internal ke kabinet apakah ada yang longgar atau lepas.
Memeriksa kebersihan diluar dan didalam kabinet.
• Bersihkan debu yang berada pada bagian kabinet control panel dengan alat vacum
cleaner dan kuas. Sikat dari sudut ke sudut adalah metode yang dianjurkan dan
harus dilakukan agar kontrol Panel dan kabel tidak rusak.
• Bersihkan semua saklar tungku dan periksa semua sambungan fitting agar tidak
lepas .
• Pemeriksaan kapasitor kontak apakah adanya sambungan yang lepas atau longgar,
segera ganti apabila terdapat kapasitor kontak yang rusak.
• Gaya-gaya mekanik yang dihasilkan oleh tekanan cairan, benturan bahan baku dan
gesekan baik ketika bahan masih beku ataupun telah mencair.
• Efek-efek metalurgi dari reaksi-reaksi yang berlangsung antara lining dengan bahan
dan terak cair, unsur-unsur asing serta merusak yang berasal dari bahan baku (Zn,
Pb) yang pada temperatur peleburan besi berada dalam keadaan sangat cair
sehingga mampu menyusup diantara celah-celah lining.
Dari berbagai beban yang diterima lining secara berulang-ulang akan mempengaruhi
kondisi lining itu sendiri. Mulai dari terjadinya retakan-retakan kecil bahkan dapat terjadi
kebocoran lapisan lining yang dapat mengakibatkan cairan logam bersenuhan langsung
dengan koil atau lilitan yang mengelilingi tungku dan menyebabkan kerusakan koil bahkan
sampai meledak. Ketebalan lining berpengaruh terhadap efisiensi penggunaan energi listrik
karena lining yang terlalu tebal akan menghambat aliran induksi. Untuk itu ketebalan lining
harus disesuaikan dengan kapasitas muat tanur, ketebalannya mulai dari 80 mm sampai 200
mm. Lining sendiri terbuat dari batu tahan api yang berfungsi menahan suhu tinggi tetapi
juga harus memiliki kondukivitas termal yang rendah untuk menghemat energi (Sonny
Djatnika Sunda Djaja, 2008).
Selain terbuat dari batu tahan api lining harus dicampur dengan semen tahan api,
campuran semen itu sendiri berfungsi untuk merekatkan batu tahan api sekaligus menutupi
pori-pori diantara batu tahan api.
45
Selama proses peleburan daerah keramik akan terus menerus terkikis oleh cairan,
namun demikian daerah padatan yang terletak tepat disebelahnya akan segera menjadi
keramik sehingga ketebalan daerah keramik ini relatif tetap. Hal mana terjadi pula terhadap
daerah padatan yang pada saat bagian terdepan berubah menjadi keramik bagian lain
segera digantikan oleh bagian bahan serbuk yang berubah menjadi padatan. Dengan
demikian pada akhirnya bagian lining yang akan habis adalah bagian yang masih berupa
serbuk. Artinya, bila bagian ini sudah habis maka lining tidak akan mampu lagi untuk
meredam getaran dan retakan. Hal ini menjadi indikator bahwa lining harus segera
diperbarui.
46
7 3/4/2018 Hois Induksi Tombol macet ganti kontak kit remot hois
16 16/7/2018 Hois Induksi Gigi gear box aus, ganti gigi gear box
19 24/9/2018 Pompa Air Pendingin Induksi As bengkok, seal rusak, bearing pecah semua
minta ganti
20 25/9/2018 Pompa Air Pendingin Induksi Dinamo goyang menyebabkan seal pecah dan
minta ganti
21 26/9/2018 Generator Induksi Generator tidak hidup minta servis dan isi
bahan bakar
24 26/10/2018 Mesin Pendingin Induksi Pipa kipas pecah dan ganti baru
Induksi
25 18/11/2018 Mesin Pendingin Induksi Pipa patah dan dudukan goyang minta ganti
Induksi dan perbaiki dudukan
26 3/12/2018 Panel Mesin Induksi Induksi Ganti kabel panel dan pasang terminal
27 5/12/2018 Mesin Pendingin Induksi Pasang saklar stop kontak dan tambah lampu
Induksi penerangan
28 20/12/2018 Mesin Kompresor Induksi Motor dinamo kebakar dan minta ganti baru
4.11 Analisa
Dalam upaya untuk menciptakan perbaikan kualitas yang berkelanjutan diperlukan
tools yang bisa merealisasikan hal tersebut. Adapun tools yang digunakan adalah fishbone
diagram.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, observasi, dan wawancara yang penulis lakukan
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tanur induksi merupakan salah satu alat bantu utama produksi dalam peleburan
logam.
2. Diperusahaan itu sendiri terdapat 2 tungku peleburan dengan kondisi pada bagian-
bagiannya masih berfungsi dengan baik dan terawat.
3. Perawatan dan pengoperasian tanur induksi dilakukan sesuai dengan buku petunjuk
pengoperasian tanur induksi.
5. Dalam maintenance bagian lining perusahaan ini sudah menggunakan bahan lining
dan komposisi campuran yang tepat namun terkendala dalam keterampilan
penggoperasian setiap pekerja yang berbeda-beda sehingga dapat mengurangi
ketahanan lining tersebut akibat kesalahan pekerja dalam proses peleburan logam.
6. Dalam setahun ada bulan-bulan yang memang banyak mengalami kerusakan tanur
karena pada bulan itu sebenarnya tanur tersebut waktunya untuk proses
maintenance namun harus dipaksakan untuk terus bekerja karena untuk menjaga
produktivitas, sehingga pada saat waktunya perbaikan memang terlihat kerusakan
yang begitu parah karena terus-menerus digunakan bekerja.
49
5.2 Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan saran sebagai
berikut :
2. Selalu memperhatikan keselamatan kerja saat perawatan tungku lebur dan bagian
intalasi listrik.
4. Untuk bagian input data mengenai data kerusakan dan perbaikan tanur induksi dan
berbagai mesin produksi lainnya sebaiknya menggunakan system komputerisasi
agar lebih effisien dalam pengarsipan data.
Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman., 2002. Intisari Pemasaran dan Unsurunsur
Pemasaran, Lidya Karya, Bandung.
Kotler, P. (2004). Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium. Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia.
PT.Aneka Adhilogam Karya (AAK). (2019, April 4). Diambil kembali dari
PT.Aneka Adhilogam Karya (AAK): https://anekaadhilogam.com
Sonny Djatnika Sunda Djaja, H. (2008). Peleburan Besi dan Baja di Dalam Tungku Listrik
Tanpa Inti. Jurnal Riset Industri Vol. 2.
Wikipedia. (2019, April 4). Diambil kembali dari Wikipedia Tungku Induksi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Tungku_induksi