Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN KERJA PRAKTEK

MENGHITUNG WAKTU BAKU MATERIAL ADAPTER PADA DIVISI


INCOMING QUALITY CONTROL

PT. SBB OPPO MANUFACTURING

Disusun Oleh :

Endang Sutisna

NIM : 17-26-201-142

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2020
LEMBAR PENGESAHAN

MENGHITUNG WAKTU BAKU MATERIAL ADAPTER PADA DIVISI

INCOMING QUALITY CONTROL

DI

PT. SBB OPPO MANUFACTURING

Di Susun Oleh :
Endang Sutisna
NIM : 17.26.201.142

Mengetahui dan Mengesahkan


Tangerang, 25 September 2020

Kepala Dapartemen,
PT. SBB OPPO MANUFACTURING Pembimbing Lapangan

Satriya Yuda Sonia Andriani


NIP. I0002508 NIP . I0000046
LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM STUDI

MENGHITUNG WAKTU BAKU MATERIAL ADAPTER PADA DIVISI

INCOMING QUALITY CONTROL

DI

PT. SBB OPPO MANUFACTURING

Disusun Sebagai Syarat untuk Menyusun Tugas Akhir


pada Studi Strata 1 Teknik Industri

Nama : Endang Sutisna


NIM : 17.26.201.142
Prodi : Teknik Industri

Telah disidangkan dan disetujui pada


Tanggal …, …………………

Dosen Penguji :

………………………
NIDN.

Ketua Program Studi Teknik Industri Dosen Pembimbing


Fakultas Teknik UMT

Tri Widodo, MT. Joko Hardono, ST.MT


NIDN. 0426058302 NIDN. 0430016903
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN HASIL

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, Laporan Kerja Praktek ini adalah Asli dan belum pernah
diajukan di Prodi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penilaian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini
maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan ketentuan
Program Studi di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Tangerang.

Tangerang, ………………2020

Yang membuat pernyataan

Materai

Endang Sutisna
ABSTRAK

Pengukuran kerja merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menentukan waktu baku dari suatu pekerjaan. Untuk meningkatkan kapasitas
kerja pada incoming quality control material diperlukan adanya sistem kerja yang
mendukung. Salah satu nya cara yang bisa dipakai yaitu membakukan waktu
proses pengecekan dari pengerjaannya khususnya proses inspeksi pengecekan
adapter pada departement incoming quality control. Dengan melakukan penentuan
waktu baku diharapkan pengecekan adapter yang belum memiliki acuan waktu
dalam menyelesaikan pengecekan adapter. agar bisa ditentukan waktu baku
penyelesaian pengecekan adapter. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan
pengukuran waktu kerja dengan menggunakan metode jam henti, dimana
pengambilan sample data waktu dilakukan dengan menggunakan stopwatch pada
setiap proses pengecekan adapter. Setelah dilakukan penelitian telah diketahui
bahwa ada 15 proses pengecekan untuk mengecek material adapter, waktu baku
usulan yang di peroleh untuk pengecekan adapter 42,57 menit dimana waktu
pengecekan bisa disesuaikan dengan kapasitas gudang dan jumlah kedatangan
material tersebut.

Kata Kunci : Pengukuran Kerja, Penentuan Waktu Baku,Proses Pengecekan,


Metode Jam Henti, Incoming Quality Control
ABSTRACT

Work measurement is a method that can be used to determine the standard time of
a job. To increase the working capacity of incoming quality control materials, a
supportive work system is required. One way that can be used is to standardize
the time of the checking process, especially the inspection process for checking
adapters in the incoming quality control department. By determining the standard
time, it is expected to check the adapters that do not have a time reference in
completing the adapter check. so that the standard time to complete the adapter
check can be determined. Therefore, in this study, the measurement of working
time was carried out using the stop clock method, where time data sampling was
carried out using a stopwatch at each adapter checking process. After conducting
the research, it is known that there are 15 checking processes to check the
adapter material, the recommended standard time for adapter checking is 42,57
minutes where the checking time can be adjusted to the warehouse capacity and
the number of material arrivals.

Keywords: Work Measurement, Determination of Standard Time, Checking


Process, Stop Hours Method, Incoming Quality Control.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah- nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kerja Praktek dengan tepat waktu.

Laporan ini merupakan hasil rangkuman kegiatan kerja praktek di PT.SBB


OPPO MANUFACTURING Tangerang, untuk memenuhi persyaratan yang telah
di tentukan oleh Universitas Muhammadiyah Tangerang, Laporan Praktek Kerja
yang berjudul “Menghitung waktu baku material adapter pada Incoming Quality
control” yang di ajukan sebagai syarat untuk mengambil tugas akhir Sarjana Stara
Satu (S1). Penulis menyadari bahwa Laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu sekiranya pembaca dapat memberikan masukan dan kritik kepada penulis
sehingga dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya baik penulis maupun
pembaca. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar
besarnya kepada :

1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Tangerang.
2. Ir. Saiful Haq, M.Si selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
3. Syamsul Bahri, selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
4. Tri Widodo, MT selaku Kaprodi Teknik Industri Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
5. Joko Hardono ST.MT selaku pembimbing Kerja Praktek telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan dukungan dan materi yang
berhubungan dengan analisa bagi penulis dalam proses penyusunan
dan terselesainya Laporan Kerja Praktek.

i
6. Sonia Andriani selaku Leader IQC di PT. SBB OPPO
MANUFACTURING yang telah membantu dalam pengumpulan data
penelitian.
7. Teman-teman seperjuangan seperjuangan Teknik Industri angkatan 17
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
8. Para Dosen dan Staff Universitas Muhammadiyah Tangerang.
9. Semua pihak yang membantu secara langsung dan tidak langsung demi
terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini yang tidak bisa disebutkan
satu per satu.

Semoga Allah SWT senantiasa memberkati dan memberikan segala yang terbaik
untuk mereka.

Tangerang, 20 April 2020

Endang Sutisna

ii
DAFTAR ISI

Cover
Lembar Pengesahan
Praktek Lembar Pengesahan Program Studi
Lembar Pernyataan Keaslian
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... iii
Daftar Gambar .................................................................................................. v
Daftar Tabel ..................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah...................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah ........................................................................ 3
1.5 Tujuan dan Manfaaat Penelitian ................................................ 3
1.6 Metode Penelitian ...................................................................... 5
1.7 Sistematika Penulisan ................................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 8


2.1 Pengukuran Kerja ...................................................................... 8
2.2 Waktu Baku ............................................................................... 8
2.3 Penentuan Waktu Siklus ............................................................ 9
2.4 Penentuan Waktu Normal .......................................................... 9
2.5 Cara Menghitung Waktu Baku Dengan Rumus ........................ 10
2.6 Cara Menentukan Faktor Penyesuaian ...................................... 11
2.7 Allowance (Kelonggaran).......................................................... 16

iii
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................ 18
3.1 Sejarah Perusahaan .................................................................... 18
3.2 Visi dan Misi Perusahaan .......................................................... 21
3.3 Nilai-nilai Perusahaan................................................................ 21
3.4 Struktural Perusahaan ................................................................ 23
3.5 Tugas dan Tanggung Jawab ...................................................... 24
3.6 Lokasi perusahaan ..................................................................... 31

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA ................................................. 32


4.1 Proses Kerja Dan Pengumpulan Data ........................................ 32
4.2 Pengolahan Data ........................................................................ 36
4.3 Hasil Perhitungan Waktu Siklus,Waktu Normal,Waktu Baku,
Pada Setiap Elemen Kerja ......................................................... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 61


5.1 Kesimpulan ................................................................................ 61
5.2 Saran .......................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 63

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Metodologi Penelitian .................................................................. 6


Gambar 3.1 Bangunan PT. SBB OPPO Manufacturing ................................. 20

Gambar 3.2 struktural perusahaan PT. SBB OPPO Manufacturing ................ 23

Gambar 3.3 Denah Lokasi PT. SBB OPPO manufacturing ............................. 31

Gambar 4.1 Gambar Purchase Order (PO) ..................................................... 34

Gambar 4.2 Scan Barcode................................................................................ 35

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Metode Shumard .............................................................................. 12


Tabel 2.2 Penyesuaian Menurut WestingHouse ............................................... 15
Tabel 2.3 Allowance ........................................................................................ 17
Tabel 4.1 Acceptable Qualitas Level (AQL).................................................... 33
Tabel 4.2 Proses pengecekan ........................................................................... 35
Tabel 4.3 Pengumpulan Data ........................................................................... 36
Tabel 4.4 Performance Rating ......................................................................... 37
Tabel 4.5 Rekaptulasi Perhitungan Allowance................................................. 41
Tabel 4.6 Total Allowance Pada Setiap Proses Kerja ...................................... 53
Tabel 4.7 Waktu Siklus, Nilai Penyesuaian, Waktu Normal, Nilai Kelonggaran,
Dan Waktu Baku .............................................................................................. 60

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat pada beberapa tahun


terakhir merupakan akibat dari semakin tinggi nya kebutuhan manusia untuk
melakukan komunikasi secara cepat dan efisien. Di indonesia memiliki peran
tersendiri dalam perkembangan bidang-bidang lain nya. Bidang ekonomi, bidang
pendidikan, bidang bisnis, bidang informasi dan komuniskasi, dan bidang sosial
budaya merupakan salah satu dari sekian banyak bidang-bidang yang di untungkan
karena teknologi telekomunikasi. Hal ini di sebabkan karena telekomunikasi dapat
menyediakan hal-hal yang di butuhkan sebuah bidang untuk berkembang, terutama
dari sisi pertukaran informasi yang mudah dan cepat.

Salah satu industri telekomunikasi yang ada di Indonesia adalah PT.SBB OPPO
Manufacturing merupakan produsen merk handphone yang cukup terkenal di
indonesia yaitu OPPO. Oppo menggunakan komponen material berkualitas tinggi
dari supplier nya untuk memenuhi kebutuhan produksi nya, maka dari itu oppo
membentuk bagian khusus untuk memeriksa material yang akan masuk kegudang,
divisi tersebut adalah IQC (incoming quality control), IQC ini melakukan
pengecekan bahan baku dan komponen yang di beli dari supplier untuk memastikan
kesesuaian mutu dan standar spesifikasi material yang telah ditentukan oleh
PT.SBB OPPO manufacturing.

Pengecekan dilakukan dengan menggunakan metode sampling secara acak dari


setiap jumlah material yang didatang kan dari supplier. Apabila sesuai standar
spesifikasi maka material tersebut dinyatakan OK dan diterima serta langsung di
simpan di gudang penyimpanan (warehouse material). Namun apabila tidak
memenuhi standar spesifikasi maka material tersebut dinyatakan NG (NOT GOOD)
dan di tolak dengan di sertai surat complain untuk di analisa penyebab nya oleh
supplier yang bersangkutan.

1
Dengan banyaknya material yang di pesan oleh PT.SBB OPPO Manufacturing
menyebabkan penumpukan material yang belum dicek di incoming area QC karena
kapasitas gudang yang kurang besar. Salah satu nya adalah material adapter,material
adapter adalah material dengan pengecekan yang paling lama dibandingkan dengan
material lain, oleh karena itu ada ketidakpastian waktu inspeksi pengecekan
operator IQC dalam melakukan pengecekan material adapter sehingga terjadi
penumpukan material incoming di area gudang. Sebagai salah satu perusahaan yang
cukup berkembang perlu dilakukan analisis terhadap gerakan-gerakan yang
dilakukan pada proses pengecekannya. Hal ini dapat menjadikan gerakan-gerakan
tidak efektif dapat diminimalisir. Gerakan tidak efektif mampu menimbulkan resiko
bagi pekerja seperti cidera maupun kelelahan (fatique). Disamping itu pengukuran
waktu standar digunakan untuk menghitung standar waktu operator dalam
mengerjakan tugasnya. Berdasarkan waktu standar perusahaan mampu menentukan
besaran output standar serta optimalisasi jumlah operator perusahaan pada jumlah
demand tertentu.

Berdasarkan pada hasil uraian pada alinea diatas, penulis memutuskan


melakukan penelitian dengan tema : ‘‘MENGHITUNG WAKTU BAKU
INSPEKSI MATERIAL ADAPTER PADA DIVISI INCOMING QUALITY
CONTROL’’.

1.2 Identifikasi masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan, serta observasi yang
telah dilakukan di PT. SBB OPPO Manufacturing maka identifikasi masalah dari
penelitian ini yaitu terjadi nya penumpukan incoming material di area gudang yang
belum dilakukan inspeksi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah
material masuk ke gudang dengan waktu pengecekan operator IQC dalam
melakukan inspeksi pengecekan material adapter. Maka peneliti ingin meneliti
waktu standar atau waktu baku pengecekan material adapater oleh operator
incoming qc untuk mendapatkan waktu yang tepat untuk setiap pengecekan material
adapter, Sehingga bisa disesusaikan dengan kapasitas penyimpanan gudang.

2
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah penulis uraikan,
maka rumusan masalah penelitian ini yaitu sebagai berikut :
A. Proses pekerjaan apa saja yang dilakukan dalam melakukan inspeksi
terhadap material adapter?
B. Berapa waktu baku pada proses inspeksi material adapter pada divisi
incoming quality control?
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini diperlukan agar dalam pemecahan
masalah tidak menyimpang dari tujuan penelitian serta untuk menghindari terlalu
luas nya permasalahan yang akan dipecahkan diantaranya :
A. Penelitian dilakukan hanya pada divisi incoming quality control (IQC).
B. Data yang di gunakan merupakan data penelitian pada bulan april sampai
bulan mei 2020.
C. Perbaikan pada tahap ini hanya berupa usulan kepada perusahaan khusus
nya leader dan supervisor.
D. Incoming material yang akan dihitung waktu baku inspeksinya Hanya
material adapter saja.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi pekerjaan yang dilakukan dalam melakukan inspeksi
terhadap material adapter.
2. Untuk mengetahui waktu baku proses inspeksi pengecekan adapter.
B. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
a. Menambah wawasan dan kemampuan dalam mengaplikasikan
ilmu-ilmu Teknik Industri khususnya menghitung waktu baku.

3
b. Menambah kemampuan dan pengetahuan dalam menganalisis
suatu permasalahan yang ada di perusahaan dengan ilmu-ilmu
Teknik Industri.
c. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan dan kreativitas diri
dalam lingkungan
d. Dapat mengetahui lebih jauh realita ilmu yang telah diterima di
perkuliahan dengan kenyataan di lapangan dengan ilmu Teknik
Industri.
2. Bagi Universitas Muhammadiyah Tangerang
a. Universitas akan dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui
kerja praktek ini.
b. Sebagai sarana untuk menjalin hubungan kerja sama antara
universitas dan perusahaan tempat kerja praktek.
c. Universitas yang akan di kenal di dunia industri.
3. Bagi PT. SBB OPPO Manufacturing
a. Adanya kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia industri
sehingga perusahaan tersebut dikenal oleh kalangan akademis.
b. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dari mahasiswa yang
melakukan kerja praktek yang akan memberikan perbaikan pada
perusahaan.
c. Perusahaan akan mendapat tenaga kerja dari mahasiswa yang
melakukan praktek.
4. Bagi Pihak Lain
Sebagai referensi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai menghitung waktu baku.

4
1.6 Metode Penelitian
Dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini penulis menggunakan beberapa
metode penelitian, antara lain :
A. Metode Observasi
Proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala-
gejala yang akan di teliti. Observasi dilakukan untuk mengidentifikasi
pekerjaan yang dilakukan dalam inspeksi incoming material serta mencatat
waktu masing-masing pekerjaan.
B. Studi Pustaka
Pada tahap ini di lakukan studi pustaka berupa buku, jurnal, laporan kp
yang sudah ada serta dokumen ilmiah lainnya sebagai penunjang data
laporaan.
C. Metode Wawancara
Wawancara di lakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung
dengan leader (IQC). Untuk mendapatkan data produktifitas prosees
inspeksi terhadap incoming material yang selama ini sudah berjalan.
D. Dokumentasi
Dalam rangka mendapatkan informasi yang terkait dengan pembuatan
laporan ini, maka isi laporan ini perlu mengumpulkan bahan dan bukti-
bukti yang diperlukan selama proses pembuatan laporan kegiatan kerja
praktek (KP) di PT.SBB OPPO manufacturing.

5
Mulai

Observasi Studi
Lapangan Pustaka

Perumusan Masalah

Pengumpulan Data

Analisa Dan Penelitian Perhitungan


Waktu Baku

Kesimpulan dan Saran

Penutup

Gambar 1.1 Metodologi Penelitian

6
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek ini sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, identifikasi masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
pengambilan data dan sistematika penulisan kerja praktek.

BAB II : LANDASAN TEORI


Bab ini membahas tentang data yang menunjang laporan yaitu pengukuran
waktu kerja, Waktu baku waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang
pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam
system kerja terbaik.

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


Dalam bab ini membicarakan tentang latar belakang dan tinjauan umum
perusahaan PT.SBB OPPO Manufacturing yang merupakan perusahaan swasta
yang bergerak di bidang elektronik khusus nya handphone.

BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN


Bab ini membahas tentang proses analisis menghitung waktu baku.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis selama mengikuti
pelaksanaan kerja praktek.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengukuran Kerja

Sebuah Proses untuk mengukur waktu yang diperlukan untuk melakukan


sebuah tugas yang diberikan. Engineered work measurement mencangkup semua
teknik industrial engineering dalam mendapatkan standar-standar waktu. Pada dasar
nya hal ini mencangkup time study, work sampling, dan semua sistem
predetermined standar. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan ketentuan metode
kerja yang sudah tersedia, pekerja sudah terlatih, dan pekerjaan dilakukan dalam
kondisi normal. Pengukuran kerja dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Pengukuran dilakukan secara langsung dimana setiap aktivitas dilakukan
sesuai dengan lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan,
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunkan jam henti (stopwatch time
study) dan sampling kerja (work sampling). Pengukuran kerja secara tidak langsung
oleh pengamat, pengamat melakukan pengukuran dengan membagi proses-proses
kerja yang ada kemudian membaca waktu berdasarkan tabel waktu. Pengukuran ini
dapat dilakukan dengan metode standar data dan predetermined time
study.(Sukania, 2014)

2.2 Waktu Baku

Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja
normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam system kerja
terbaik.

Waktu baku bisa dihitung apabila pengukuran-pengukuran terhadap suatu


pekerjaan telah selesai, yaitu semua data yang didapat memiliki keseragaman data
yang dikendaki, dan jumlahnya telah mencukupi. Pengaruh pemberian kelonggaran

8
terhadap waktu yaitu jika kelonggaran tidak diberikan maka waktu pembuatan
semakin kecil tetapi kemungkinan menghasilkan jumlah produk secara optimal
tidak menjamin dikarenakan operasi tidak mendapatkan kelonggaran waktu
sehingga untuk mengoptimalkan hasil rakitan serta untuk peningkatan produktivitas
perlu diberikan kelonggaran kepada proses kerja operator dari operator itu sendiri.
(Wignjoesubroto, 2006).

2.3 Penentuan Waktu Siklus

Waktu siklus adalah merupakan hasil pengamatan secara langsung yang tertera
dalam pengambilan data (stopwatch),waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
elemen-elemen kerja pada umumnya akan sedikit berbeda dengan dari siklus ke
siklus kerja sekalipun operator bekerja pada kecepatan yang normal,tiap-tiap elemen
dalam siklus yang berbeda selalu akan bisa disesuaikan dalam waktu yang sama
persis. Variasi dan nilai waktu ini bisa disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu nya
bisa terjadi karena perbedaan didalam menetapkan saat memulai dan berakhirnya
suatu elemen kerja yang seharusnya dibaca stopwatch.

Waktu siklus dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Rumus 1

Dimana : Σ X1 = Harga Rata-Rata Subgrup ke i


N = Jumlah Pengamatan yang dilakukan

(Izzhati Dan Anendra 2012)

9
2.4 Penentuan Waktu Normal
Waktu normal merupakan waktu kerja yang telah mempertimbangkan faktor
penyesuaian,yaitu waktu siklus rata-rata dikalikan dengan faktor penyesuaian.
Didalam praktek pengukuran kerja maka metode penerapan rating performance
kerja operator adalah didasarkan pada satu faktor tunggal yaitu operator speed,space
atau tempo.Sistem ini dikenal sebagai “performance rating/speed rating”, rating
faktor ini pada umum nya dinyatakan dalam persentase (%) atau angka decimal
dimana performance kerja normal akan sama dengan 100% atau 1,00.Rating faktor
pada umumnya diaplikasikan untuk menormalkan waktu kerja yang di peroleh dari
pengukuran kerja akibat tempo atau kecepatan kerja operator yang berubah-ubah.
Cara mendapatkan waktu normal bisa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Rumus 2

Wn = Ws x p
Dimana : Ws = Waktu Siklus
p = faktor penyesuaian

Faktor penyesuaian ini maksudnya adalah jika pengukur berpendapat bahwa


operator bekerja dengan kecepatan tak wajar. Maksud tak wajar disini bisa berarti
terlalu cepat atau terlalu lambat. Tujuannya adalah untuk mendapatkan waktu siklus
rata-rata yang wajar
1. p = 1 (jika pekerja bekerja dengan wajar)
2. p < 1 (jika pekerja bekerja terlalu lambat)
3. p > 1 (jika pekerja bekerja terlalu cepat)

(Wignjoesubroto, 2006)

2.5 Cara Menghitung Waktu Baku Dengan Rumus


Waktu baku/waktu standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan operator
untuk menyelesaikan pekerjaan nya. Waktu standar untuk setiap part harus

10
dinyatakan termasuk toleransi untuk beristirahat, untuk mengatasi kelelahan atau
untuk faktor-faktor yang tidak dapat terhindarkan. Berikut cara menghitung waktu
baku dengan rumus :
Rumus 3
Wb = Wn + (Wn x l)
Dimana : Wn = Waktu normal
1 = Waktu kelonggaran yang diberikan
Dimana l adalah kelonggaran yang diberikan kepada pekerja untuk
menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal. Kelonggaran diberikan
dalam 3 kondisi, yaitu :
1. Kebutuhan Pribadi
2. Menghilangkan rasa lelah
3. Gangguan yang tak terhindarkan
(Wignjoesubroto, 2006)

2.6 Cara Menentukan Faktor Penyesuaian


A. Metode Presentase
Cara menentukan faktor penyesuain salah satu nya dengan metode presentase
dimana dengan metode ini adalah paling awal, sederhana, dan mudah.
Contoh:
‘p’ ditentukan oleh pengukur melalui pengamatan selama pengukuran, misal:
Ditentukan p = 110% jika Ws = 14,6 menit, maka Wn= 14,6 x 1,1 = 16,6 menit
Namun kekurangan metode ini hasil penilaiannya ‘kasar’.

B. Metode shumard
Metode Shumard rating memberikan patokan-patokan penilaian melalui kelas-
kelas performa kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri. Pada
metode ini pihak pengamat diberi patokan untuk menilai performa kerja operator
kelas-kelas tersebut. Diasumsikan operator yang dipandang bekerja normal akan
diberi nilai 60,sehingga apabila performa seorang operator dinilai “excellent” maka
operator tersebut mendapat nilai 80 maka faktor penyesuaiannya akan sebesar.

P = 80 / 60 =1,33
11
Tabel 2.1 Metode Shumard
Kelas Penyesuaian
Superlast 100
Fast + 95
Fast 90
Fast - 85
Excellent 80
Good + 75
Good 70
Kelas Penyesuaian
Good - 65
Normal 60
Fair + 55
Fair 50
Fair - 45
Poor 40

(Sumber : Sutalaksana, 2006)

Contoh: • Performansi operator dinilai EXCELENT • p = 80 / 60 = 1.33 • Jika :


Ws = 276.4 detik • Maka : Wn = 276.4 x 1.33 = 367.6 detik

C. Metode Westinghouse
Metode westinghouse mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap
mentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja. Yaitu keterampilan
(skill),usaha (effort),kondisi kerja (condition work),konsistensi (consistency)

12
1) Metode Westinghouse Keterampilan (Skill)
a. Keterampilan adil Fair Skill :
- Tampak terlatih tetapi belum cukup baik
- Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya
- Terlihat adanya perencanaan-perencanaan sebelum melakukan
- Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup
- Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah
ditempatkan dipekerjaan itu sejak lama.
- Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak
tidak selalu yakin.
- Sebagian waktu terbuang karena kesalahankesalahan sendiri.
- Jika tidak bekerja sungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah.
- Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakannya.
b. Keterampilan buruk Poor Skill :
a) Tidak bisa mengkordinasikan tangan dan pikiran
b) Gerakan-gerakannya kaku
c) Kelihatan ketidak yakinannya pada urut-urutan gerakan
d) Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan
e) Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya
f) Ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakan kerja
g) Sering melakukan kesalahankesalahan
h) Tidak ada kepercayaan pada diri sendiri
i) Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri
2) Metode Westinghouse Usaha (Effort)
a. Usaha Berlebihan Excessive Effort :
- Kecepatannya sangat berlebihan
- Usahanya sangat sungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan
kesehatannya
- Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan
sepanjang hari kerja.
b. Usaha luar biasa Excellent Effort:

13
- Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi
- Gerakan-gerakannya lebih "ekonomis" daripada operator-operator
biasa.
- Penuh perhatian pada pekerjaannya
- Banyak memberi saran-saran
- Menerima saran-saran dan petunjuk-petunjuk dengan senang
- Percaya kepada kebaikan maksud pengukuran waktu
- Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari.
- Bangga atas kelebihannya
- Gerakan-gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali
- Bekerjanya sistematis
- Karena lancarnya, perpindahan dari suatu elemen ke elemen lain
tidak terlihat.
3) Metode Westinghouse kondisi kerja (Condition)
- Ideal : kondisi yang paling cocok utk pekerjaan yang bersangkutan
- Excellent
- Good
- Average
- Fair
- Poor: kondisi yang tidak membantu jalannya pekerjaan bahkan
menghambat
4) Metode Westinghouse Konsistensi (Consistency)
- Perfect : dapat bekerja dengan waktu penyelesaian yang tetap
setiap saat
- Excellent

- Good
- Average
- Fair
- Poor : waktu penyelesaian berselisih jauh dari rata-rata secara
acak.

14
Tabel 2.2 Penyesuaian menurut WestingHouse
Skill Effort

+ 0,15 A1 Superskill + 0,13 A1 Superskill


+ 0,13 A2 + 0,12 A2
+ 0,11 B1 + 0,10 B1 Excellent
Excellent + 0,08 B2
+ 0,08 B2 + 0,05 C1 Good
+ 0,06 C1 Good + 0,02 C2
+ 0,03 C2 0,00 D Average
0,00 D Average - 0,04 E1 Fair
- 0.05 E1 Fair - 0,08 E2
- 0,10 E2 - 0,12 F1 Poor
- 0,16 F1 Poor - 0,17 F2
- 0,22 F2
Condition Consistency

+ 0,06 A Ideal + 0,04 A Ideal


+ 0,04 B Excellent + 0,03 B Excellent
+ 0,02 C Good + 0,01 C Good
0,00 D Average 0,00 D Average
- 0,03 E Fair - 0,02 E Fair
- 0,07 F Poor - 0,04 F Poor

(Sumber : Amalia, S.T., M.T)

15
2.7 Allowance (Kelonggaran)

Kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus diberikan
kepada waktu kerja operator, karena dalam melakukan pekerjaannya operator
terganggu oleh hal-hal yang tidak diinginkan namun sifatnya alamiah. Sifat alamiah
menyebabkan waktu kerja menjadi cenderung bertambah lama, karena ‘gangguan-
ganguan’ ini muncul tidak dapat dihindarkan. Kelonggaran secara umum dapat
dibagi kedalam 3 jenis, yaitu : kelonggaran untuk kebutuhan pribadi, kelonggaran
untuk menghilangkan kelelahan, serta kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang
tidak dapat dihindarkan. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi Beberapa aktivitas
yang termasuk kedalam kebutuhan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi, antara lain
: minum untuk menghilangkan rasa haus, kekamar kecil, bercakap-cakap dengan
teman untuk menghilangkan kejenuhan kerja, dan lain sebagainya. Aktivitas-
aktivitas ini sifatnya alamiah dan mutlak. Dengan demikian tuntutan ini sifatnya
wajar sepanjang dilakukan dalam batas-batas yang seperlunya. Kelonggaran untuk
menghilangkan kelelahan Dalam mendesain tempat dan cara kerja, kadang-kadang
terdapat hal yang terlewatkan, sehingga hal ini mendorong pekerja cepat merasa
lelah. Untuk itu pekerja harus diberi kesempatan istirahat sekedarnya, bahkan bila
perlu pergi keluar ruangan kerja untuk menghilangkan kelelahan. Hal ini adalah
alamiah dan wajar untuk diberikan, mengingat bahwa kelelahan yang berlangsung
terus menerus tanpa dikompensasi oleh istirahat, akan menyebabkan turunnya
kualitas maupun kuantitas kerja. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak
dapat dihindarkan Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak lepas dari
hambatan-hambatan yang datang pada saat pekerja tengah melakukan pekerjaannya.
Hambatan ini dapat berupa ngobrol, merokok, membaca koran, dan sebagainya.
Untuk hambatan jenis ini, maka upaya yang harus dilakukan adalah menghilangkan
‘delay’ tersebut dengan cara melakukan perbaikan kerja. Namun demikian, ada
hambatan lain yang benar-benar diluar kendali pekerja. Antara lain dapat berupa
Menerima perintah kerja dari pengawas, Listrik padam, Peralatan rusak, Menerima
telepon, serta gangguan-gangguan kerja lainnya. Besarnya hambatan-hambatan
tersebut bervariasi dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain. Untuk itu, besarnya

16
nilai kelonggaran pun akan berbeda-beda. Berikut besarnya kelonggaran
berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh bisa di lihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3 Allowance

17
(Sumber : Sutalaksana,2006)

18
BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 SEJARAH PERUSAHAAN

Sejarah Perusahaan Handphone OPPO

Handphone berjenis smartphone sekarang ini bukan hanya sebagai penunjang


kebutuhan berkomunikasi saja, banyak fungsi lain yang lebih menarik yang didapat dari
perangkat smartphone. Seperti untuk keperluan permainan, jelajah internet, keperluan
bisnis, dan masih banyak lagi fungsi lainnya dengan banyaknya dukungan dari pengembang
aplikasi smartphone.

Kemunculan Operasi Sistem Android menandai awal mula merebaknya perangkat


smartphone. Sebelumnya perangkat smartphone dikuasai oleh iPhone (Apple), Nokia
(Symbian), dan Smartphone berbasis Windows, yang menawarkan fitur-fitur canggih.
Kelamahan smartphone dahulu adalah harganya yang relatif mahal, sehingga tidak bisa
berkembang pesat di pasaran. Baru setelah lahirnya Android banyak bermunculan
perusahaan-perusahaan yang memproduksi smartphone dengan harga yang relatif lebih
murah bila dibandingkan dengan pendahulunya. Dari mulai perusahaan yang sudah lama
bergelut di bidang Teknologi Mobile seperti Samsung, Sony, LG, Motorola, hingga
perusahaan-perusahaan lokal China berlomba-lomba memproduksi perangkat Smartphone.

Sejarah Handphone OPPO – Melihat respon masyarakat yang sangat tinggi terhadap
perangkat mobile Smartphone itu lah yang melatar belakangi OPPO Electronic Corp, Ltd
ikut andil dalam meramaikan pasar Smartphone. Mungkin banyak masyarakat khususnya di
Indonesia yangtidak tahu tentang Sejarah Perusahaan Oppo Electronic. OPPO Electronic
Corp, Ltd pertama kali didirikan pada tahun 2004 sebagai produsen elektronik yang
beralamat di Dongguan, Guangdong, China. Sebelum merambah ke teknologi smartphone,
OPPO memproduksi peralatan elektronik seperti MP3 Player, Portable Media Player, LCD
TV, eBook, DVD, dan Disc Player. Barulah pada tahun 2008 OPPO mulai menggarap pasar
Smartphone.

Pada bulan April tahun 2013 ini OPPO untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di
pasar Indonesia secara resmi. Sebelum memasarkan produknya ke Indonesia, OPPO
terlebih dahulu melebarkan sayapnya ke beberapa negara seperti, Amerika, Vietnam,

19
Thailand, Rusia, dan Qatar. Sejak saat itu. OPPO terus melakukan promosi dalam rangka
memperkenalkan kualitas brandnya melalui iklan TV, Internet, Media Cetak dll. Produk
Smartphone Unggulan OPPO yaitu, Oppo Find 5, OppoFind Way U7015, dan OPPO Find
Piano. Kisaran harga Smartphone OPPO yang beredar di pasar Indonesia sampai saat ini
dari mulai 2 juta hingga 6 juta.

OPPO adalah merk global terdaftar teknologi dengan sejarah panjang melayani
pelanggan diamerika utara, eropa, dan asia, memberikan produk-produk yang menerima
peringkat tinggi dari ahli didunia, Pada April 2013, OPPO smartphone memperkenalkan
diri di Indonesia dengan produknya OPPO Find 5. Berbeda dengan produsen smartphone
Tiongkok lainnya yang terkesan asal-asalan dalam memproduksi produknya,
OPPO smartphone justru sebaliknya. Jika saat itu tren smartphone produksi Tiongkok
adalah copy-paste dengan spesifikasi seadanya, maka OPPO hadir berseberangan dengan
konsep smartphone yang terbilang premium dengan spesifikasi yang tidak main-main.
Namun, OPPO smartphone tidak hanya menggodok smartphone premium saja. Saat masuk
ke Indonesia, OPPO sudah mempersiapkan beberapa tipe smartphone lainnya untuk
mengakomodasi kebutuhan smartphone bagi semua lapisan masyarakat.

Gambar 3.1 Bangunan PT SBB OPPO Manufacturing

20
3.2 Visi dan Misi Perusahaan

A. Visi Perusahaan

Menjadi bisnis yang sehat dan berkepanjangan “The Art Of Technology” yang artinya
seni dalam teknologi

B. Misi Perusahaan

Senantiasa berusaha memberi kesan dan mengikat jiwa anak muda dengan desain yang
elegan, penggunaan yang sempurna , pengembangan produk yang mementingkan
pengguna, layanan berkualitas dan yang paling penting, dedikasi kami dalam mengejar
kesempurnaan.

3.3 Nilai-nilai Perusahaan

Untuk memenuhi harapan memberikan kepuasan pelanggan tanpa terkecuali, kami


mengacu pada nilai-nilai berikut :

A. Benfen

Menjauhkan diri dari tekanan dan godaan luar, menjaga hati, kembali pada akar
masalah, berpegang pada arah yang seharus nya. Mengharuskan diri sendiri, intropeksi diri
saat masalah muncul. Dasar dalam menjalin relasi : saya tidak merugikan orang lain. Lebih
tinggi dari integritas meski tidak pernah berjanji, jalankan yang seharusnya di jalankan.

B. Berbagi

Berbagi dengan fikiran terbuka seluruh anggota mendapatkan kekayaan material dan
intelektual.

C. Tanggung Jawab

• Tetap maju dalam kesulitan

• Berani bertanggung jawab

• Menjadi penyelesai masalah

• Meringankan beban perusahaan

21
D. Pelayanan

Tulus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan efisiensi untuk teman serta
dealer.

E. Berorientasi

• Berhasil maka berharga, junjung tinggi nilai-nilai perusahaan

• Bermula dengan membayangkan akhir, bertindak dengan sesuai hasil bertanggung


jawab pada hasil

• Tidak mencari alasan, memecahkan batasan objiektif mengumpulkan sumber daya


demi mencapai hasil

• Memperhatikan hasil kerja team, keberhasilan team adalah kebanggaan semua.

22
3.4 Struktural Perusahaan

Struktur perusahaan PT SBB OPPO MANUFACTRING terlampir dapat dilihat pada


gambar :

Direksi

Direktur Utama

Direktur
Keuangan

Direktur Direktur
Personalia

Manager Manager Manager Pabrik Manager


personalia marketing Finance

Purchasing R & D sample Manager


Produksi

Staff HRD

PE (Engineering) Divisi Divisi Staff Staff


division Gudang QC produksi PPIC

Gambar 3.2 Struktural perusahaan PT.SBB Oppo Manufacturinng

23
3.2 Tugas dan Tanggung Jawab
A. Direksi
Direksi merupakan orang yang bertanggung jawab dan juga memiliki
wewenang dalam perusahaan. Tugas dan tanggung jawab seorang direksi
mencangkup beberapa hal, yaitu dalam hal :
1. Menentukan usaha yang akan dijalankan perusahaan
2. Menentukan sebuah kebijakan perusahaan
3. Penjadwalan seluruh kegiatan yang ada diperusahaan
4. Pemegang kendali penuh perusahaan
5. Bertanggung jawab atas kemajuan dari perusahaan yang di pimpinnya
B. Direktur Utama
Direktur utama adalah orang yang memiliki wewenang dalam merumuskan dan
menetapkan suatu kebijakan serta program umum perusahaan sesuai dengan
wewenang yang diberikan perusahaan kepadanya. Tugas direktur utama yaitu :
1. Mengkoordinir semua kegiatan dalam bidang kepegawaian, administrasi
keungan dan kesektariatan.
2. Bertanggung jawab dalam mengendalikan pengadaan peralatan dan
perlengkapan
3. Membuat rancangan untuk mengembangkan dari sumber pendapatan
4. Membuat rancangan pembelanjaan kekayaan perusahaan
5. Memimpin dan bertanggung jawab atas semua dewan atau komite eksekutif
di dalam perusahaan
C. Direktur
Direktur adalah mereka yang dipilih untuk memimpin sebuah perusahaan.
Seorang direktur dipilih oleh pemilik perusahaan untuk mengelola dan menjalankan
perusahaannya.tugas dan tanggung jawabnya sebagi berikut :
1. Membuat prosedur ketetapan untuk tiap manager dalam mencapai tujuan
dan sasaran perusahaan.
2. Mengkoordinir setiap kegiatan dari para manager serta menerima
pertanggung jawaban secara periodik

24
3. Memiliki wewenang untuk mengankat, mengganti, atau memberhentikan
karyawan dan pegawainya
4. Membuat ketetapan operasional perusahaan dalam jangka pendek
D. Direktur keuangan
Direktur keuangan merupakan struktur yang penting juga karena beertugas
disemua kegiatan yang berkaitan dengan keuangan dan anggaran perusahaan. Tugas
dan tanggung jawab nya sebagai berikut :
1. Untuk mengawasi semua operasional keuangan yang ada di perusahaan
2. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang ada kaitannya dengan
keuangan
3. Membuat prosedur pelaksanaan yang berkaitan dengan keuangan secara
rinci
4. Menetapkan standard kerja lapangan demi menjamin agar tidak terjadi
kebocoran dibidang keuangan
E. Direktur Personalia
Direktur personalia adalah orang yang bertugas mengembangkan sistem
perancangan personalia serta mengendalikan suatu kebijakan untuk para
pegawai.Tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut
1. Melayani kebutuhan administrasi pegawainya
2. Melaksanakan pembinaan untuk pengembangan staf administrasi
F. Manajer personalia
Manajer personalia yaitu orang yang membuat rencana, pembagian, kompensasi,
mengembangkan dan pemeliharaan tenaga kerja agar tujuan perusahaan dapat
dicapai. Adapun tugas dan tanggung jawab nya yaitu :
1. Mengatur organisasi, mengendalikan unit personalia
2. Mengurus proses administrasi seluruh kegiatan personlia
3. Mengurus prosedur perekrutan dengan ujian, seleksi, wawancara pada calon
karyawan
4. Membuat sistem nilai untuk kinerja karyawannya
5. Mengurus perizinan ketenagakerjaan
6. Mengurus dana pengobatan dan dana pensiun karyawan

25
7. Mengurus perjalanan dinas beserta fasilitasnya
8. Membuat sistem laporan yang berkaitan dengan semua kegiatan personalia
G. Manajer Marketing
Manajer marketing yaitu orang yang bekerja untuk memasarkan hasil produksi
perusahaan. Tugas dan tanggung jawab nya yaitu sebagai berikut :
1. Membuat rencana dan rancangan strategi pemasaran produksi sesuai dengan
trend pasar
2. Melakukan riset marketing sesuai perkembanagan pasar
3. Membuat operasional informasi perusahaan yang efisien
4. Melaporkan hasil kerjanya pada direktur secara berkala
H. Manajer Pabrik
Manajer pabrik merupakan orang yang memiliki tanggung jawab penuh
terhadap pabrik yang dititipkan kepadanya. Tugas dan tanggung jawabnya sebagai
berikut :
1. Bertanggung jawab atas hasil produksi
2. Mengantisipasi dan mengatasi segala persoalan yang ada kaitan nya dengan
produksi perusahaan bersama divisi lain
3. Pengadaan barang serta produksinya
I. Purchasing
Purchasing adalah sebuah posisi dalam perusahaan yang bertugas untuk
membeli barang/jasa dari pihak ketiga. Berikut tugas dan tanggung jawabnya :
1. Memastikan kebutuhan perusahaan yang harus dibeli
2. Memastikan setiap pembelian sudah disetujui oleh manajemen eksekutif
3. Memastikan bahwa barang tiba dengan kondisi baik dan tiba tepat waktu
4. Menjaga hubungan baik dengan vendor
5. Membuat dan mencetak PO (purchase order) dan mengirimkannya ke
vendor agar proses pembelian berjalan dengan baik sessuai dengan
spesifikasi dan jadwal yang diinginkan perusahaan
6. Menyusun list pembelian barang/jasa yang dibutuhkan seluruh anggota
perusahaan

26
J. R and D / sample
Reseach dan development (R&D) di perusahaan bertanggung jawab untuk
segala aktivitas riset dan pengembangan diperusahaan tersebut. R&D melakukan tes
dan tak jarang membuat alat tes sendiri dan terus mengembangkan teknologi baru
untuk mengambangkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Tugas dan
tanggung jawab staff R&D yaitu
1. Mengembangkan produk baru dan proses produksi yang lebih baik
2. Melakukan riset produk dan riset pasar untuk keprluan R&D
3. Bertanggung jawab terhadap solusi dari keluhan dan tren keinginan
konsumen
4. Menyiapkan dokumen pendaftaran perizinan yang diperlukan
5. Menghitung dan mengefisiensikan cost produk baru maupun produk yang
sudah ada
K. Manajer produksi
Manajer produksi adalah seorang yang terlibat perencanaan,kordinasi, dan
kontrol dari proses manufaktur dan bertanggung jawab memastikan barang dan jasa
diproduksi secara efisien,akurat,berkualitas dan sesuai dengan anggaran biaya yang
tepat. Tugas dan tanggung jawabnya yaitu :
1. Melakukan perencanaan dan pengorganisasian
2. Menentukan standard kontrol kualitas produk
3. Mengawasi proses produksi
4. Mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan rutin peralatan produksi
5. Mengawasi pekerjaan staf junior
6. Menilai kelayankan proyek
7. Mengelola pemesanan dan pembelian bahan produksi
8. Memperkirakan serta melakukan negosiasi rentang waktu dengan klien dan
manajer dalam hal yang berkaitan dengan proses produksi
L. Staff Human Resouces Development (HRD)
HRD adalah bagian atau departemen dari perusahaan yang tugas utamanya
mengelola sumber daya manusia di perusahaan. Tugas dan tanggung jawab HRD
yaitu :

27
1. Melakukan analisa, observasi perencanaan dan pengambilan keputusan
terkait rekruitmen, training, personalia dan IT
2. Membuat memo internal dan lampirannya yang berisi mengenai aturan kerja
dan kebijakan perusahaan
3. Membuat SOP perusahaan
4. Mencermati kondisi aktivitas karyawan dan perkembangan kualitas kerja
karyawan
5. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap setiap sumber daya manusia
yang ada didalam perusahaan
6. Bertanggung jawab terhadap pengarsipan dokumen administrasi
perusahaan
7. Mencatat dan membuat rekapitulasi data
8. Mengurus payroll gaji karyawan
9. Menyusun,mendistribusikan dan memeriksa rekapitulasi evaluasi penilaian
kinerja karyawan
M. Production Engineering (PE)
PE adalah seorang yang bertugas menyelesaikan semua langkah dalam proses
produksi dan mencari perbaikan dalam prosedur, mereka harus dapat menentukan
dari mana jalur produksi suatu masalah berasal, seperti masalah pada permesinan
yang perlu diperbaiki, dibersihkan, dibersihkan atau dirancang ulang. Tugas dan
tanggung jawab PE adalah :
1. Melakukan koordinasi dengan plant manajer dan production coordinator
terkait pekerjaan engineering dengan persetujuan atasan
2. Melakukan klarifikasi setiap permintaaan perubahan pekerjaan terhadap
dokumen engineering specification dan kontrak kerja produksi
3. Mengantisipasi setiap masalah yang timbul selama proses kegiatan
engineering berlangsung terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan
4. Mengajukan usulan pengembangan sistem pengelola berkaitan dengan
efektifitas dan keandalan bagian engineering
5. Memonitoring proses kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan segera
mengusulkan adanya langkah koreksi bila terjadi penyimpangan

28
6. Menilai potensi resiko,bahan, dan biaya serta memberikan saran dan
menyelesaikan kreatif setiap masalah/ kekurangan yang muncul.

N. Divisi Gudang
Banyak sekali perusahaan yang memiliki gudang untuk menyimpan barang-
barang produksi maupun hasil pembelian.tentu itu tidak otomatis tanpa adanya
pengawasan, diperlukannya staff gudang guna untuk mengurus, mengatur,
mengawasi kegiatan di area gudang. Tugas dari divisi gudang adalah :
1. Bertanggung jawab atas bongkar dan muat barang
2. Ikut serta menandatangani surat penerimaan barang
3. Mengecek barang digudang
4. Menyiapkan pengiriman dan penyimpanan barang
5. Membuat laporan aktivitas barang melakukan koordinasi dengan divisi lain
dan klien
O. Divisi Quality Control (QC)
Quality control adalah salah satubagian dari manajemen produksi yang
mempunyain peran dan aturan hukum tertentu dalam pengontrolan pada proses
input, proses dan output dengan menjamin kualitas dan kuantitas produk perusahaan
tersebut. Tugas quality control sebaga berikut :
1. Memantau dan menguji perkembangan produk yang diproduksi oleh
perusahaan
2. Memverifikasi kualitas produk
3. Memonitor setiap proses yang terlibat dalam produksi produk
4. Memastikan kualitas barang produksi sesuai standard agar lulus pemeriksaan
5. Merekomondasikan pengolahan ulang produk-produk berkualitas rendah
6. Melakukan dokumentasi inspeksi dan tes yang dilakukan pada produk dari
sebuah perusahaan
7. Membuat analisis catatan sejarah perangkat dan dokumentasi produk
sebelumnya untuk referensi dimasa mendatang
8. Membuat pembukuan personal QC /QCA

29
P. Staff Produksi
Staff produksi adalah orang yang bertanggung jawab atas jalan nya proses
produksi.Tugas dan tanggung jawab dari staff produksi adalah sebagi berikut :
1. Mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan proses produksi dan
prosedur kualitas produk sebagimana yang di tentukan oleh perusahaan
2. Melaksanakan pengoprasian mesin dan mengontrol proses produksi
3. Melaksanakan rencana produksi serta kebijakan produksi diperusahaan
Q. Staff Production Planning Inventory Control (PPIC)
PPIC merupakan yang bertugas untuk merencanakan produksi dan mengontrol
persediaan agar tidak terjadi penumpukan barang di gudang (persediaan) atau
sebaliknya kehabisan stok. Tugas dan tanggung jawab nya adalah sebagi berikut :
1. Pengendalianpersediaan,pengendaliaan produksi, perencanaan dan kontrol
pengiriman
2. Menguasai MRP (Material Requirement Planning)
3. Menentukan safety stock, ROP (Re Order Point) atas pengadaan bahan baku
4. Mengontrol proses produksi dalam hal kapasitas dan order full limit
5. Menyediakan pemesanan dari bagian marketing dan menyusun rencana
produksi sesuai dengan pesanan marketing
6. Melakukan monitoring pada bagian persediaan pada proses produksi,
penyimpanan barang digudang, sekaligus bahan baku sehingga proses
produksi dapat berjalan dengan lancar dan seimbang
7. Membuat jadwal proses produksi secara tepat dan efisien yang disesuaikan
dengan permintaan/jumlah produksi dan waktu. Sehingga barang dikirim
tepat waktu
8. Memperbaharuhi stock (persediaan) setiap hari
9. Menghitung kebutuhan bahan baku untuk proses produksi
10. Menjaga keseimbangan penggunaan mesin perusahaan,sehingga proses
produksi efektif dan efesien
11. Berkomunikasi dengan bagian marketing dan bagian produksi
12. Mengolah dan menyusun laporan sesuai dengan kebutuhan departmen

30
13. Melakukan semua proses outsourcing dengan baik dan benar. (Irawati,
2019)

3.6 Lokasi Perusahaan

PT. Selalu Bahagia Bersama (SBB) Oppo Manufacturing mendirikan


pabrik perakitan di area Kota Tangerang tepatnya di sekitar Komplek Benua Mas,
Pabuaran Tumpeng, Karawaci, Kota Tangerang, Banten.

Gambar 3.3 lokasi PT. SBB OPPO manufacturing

31
BAB IV

PEMBAHASAN

5.1 Proses Kerja Dan Pengumpulan Data


A. Proses Kerja Pemeriksaan Incoming Material

Kedatangan bahan baku material atau produk dari pihak supplier harus melalui
divisi warehouse, pada proses ini bahan baku material/produk yang akan datang
akan dicek terlebih dahulu oleh operator gudang apakah produk yang datang sesuai
dengan jumlah, jenis produk, dan nomor pemesanan disurat jalan. Kedatangan
material dari supplier perminggu bisa mencapai 200 hingga bisa lebih dalam
seminggu. Dan pada proses ini incoming mengambil sampling sebanyak 4% dari
total material yang datang berdasarkan dengan jenis dan kode material nya. Jika
produk terdapat defect lebih dari AQL yang sudah di tentukan oleh perusahaan,
maka material tersebut tidak dapat di teruskan ke tempat penyimpanan. Material
tersebut pada saat itu juga harus di kembalikan pada supplier (return),tetapi sebalik
nya jika material tersebut tidak terdapat defect dari sampling AQL yang sudah di
tentukan maka material tersebut selanjutnya masuk ke penyimpanan. AQL sendiri
adalah singkataan dari Acceptable Qualitas Level, yang berarti tabel pengecekan
suatu barang yang dilaukan berdasarkan sampling/perwakilan,karena pengecekan
100% material tidaklah efektif karena sudah dilakukan cek 100% dalam pembuatan
material pada saat pembuatannya.

Contoh AQL 1.0% akan lebih ketat level nya dibandingkan dengan AQL 1.5
presentase/tingkat cacat paling tinggi yang di perbolehkan oleh perusahaan. Berikut
contoh perhitungan AQL:

32
Tabel 4.1 AQL

LEVEL B C C
AQL
Normal Ketat 0.65 1.0 1.5

91-150 D 8 20 0.1
151-280 E 13 32 0.1 0.1
281-500 F 20 50 0.1 0.1 0.1
501-1200 G 32 80 0.1 1.2 1.2
1201-3200 H 50 125 1.2 1.2 2.3
3201-10000 I 80 200 1.2 2.3 3.4
10001-35000 J 125 315 2.3 3.4 5.6
35001-150000 K 200 500 3.4 5.6 7.8
350001-500000 M 315 800 5.6 7.8 10.11

(Sumber : Quality control 2020)

Perusahaan menentukan menggunakan tabel AQL 1.0 dengan level yang


normal Jika material yang datang 6.000 pcs akan kita soroti baris quantity 3201-
10.000 Jadi quantity yang diambil untuk dijadikan sampling pengecekan adalah 80
dan jika setelah kita lakukan pengecekan ditemukan cacat sebanyak 2 maka kita
lihat di kolom C 1.0 tercantum 2.3 dimana ditemukan cacat 2 maka masih diterima
oleh perusahaan jika di temukan cacat 3 keatas dinyatakan NOT good (NG).

PO singkatan dari purchase order adalah pesanan pembelian suatu material pada
supplier yang mana dilakukan dengan menyertakan dokumen keterangan barang apa
yang akan di beli, ukuran, warna, spesifikasi dan karakteristik material tersebut.

Proses pengecekan material di awali dengan pengambilan PO dan pengambilan


material yang datang perbatch dengan sampling 5 dus, lalu material akan di scan di
bagian barcode, setelah di scan material yang di ambil sampling tersebut akan dicek
eksternal dan bunyi asing sesuai dengan AQL perusahaan,setelah itu material diuji
timbangan (5 pcs) perpengecekan, setelah nya akan di uji kekuatan colok, cabut
pada material (5 pcs) perpengecekan, di lanjutakn dengan tes charging pada
handphone 5 pcs perpengecekan, lalu dilakukan tes tegangan tinggi pada material

33
(20 pcs) perpengecekan, setelah itu akan diuji lagi dengan pengetesan dengan arus
listrik (20 pcs) per pengecekan, stelah itu pengecekan dilanjutkan tes tegangan tanpa
beban,tes tegangan dengan beban & pengetesan arus pendek (20 pcs) per
pengecekan, setelah semua sudah dilakukan pengecekan dan dinyatakan ok maka
material akan di masukan kembali pada dus, setelah itu operator iqc akan
menyiapkan tanda stiker hijau yang ditanda tangani oleh operator iqc, setelah itu
operator melakukan input sistem ERP, lalu operator akan menandatangani PO yang
sudah dicek tersebut dan menaruh nya pada keranjang yang sudah di sediakan,
setelah itu operator akan mengembalikan material tersebut pada posisi semula, dan
menempelkan stiker hijau yang sudah di tandatangani oleh operator yang mengecek
material tersebut. Berdasarkan SOP pada perusahaan kegiatan pengecekan material
di incoming material terdiri dari 15 elemen pekerjaan yang dituangkan pada peta
aliran proses pengecekan dapat di lihat pada tabel.

Gambar 4.1 Purchase Order (PO)

34
Gambar 4.2 scan barcode

Tabel 4.2 Proses Pengecekan

NO Proses Pengecekan

1 Ambil PO,dan material di iqc area sampling 5 kardus/batch


2 Scan barcode
3 Pengecekan eksternal& periksa bunyi asing
4 Cek timbangan
5 Tes kekuatan colok cabut
6 Ukur material
7 Tes charging pada handphone
8 Pengetesan tegangan tinggi
9 Pengetesan koneksi dengan arus listrik
tes tegangan tanpa beban, tes tegangan dengan beban &
10
pengetesan arus pendek
11 Tanda tangan stiker hijau
12 Input sistem ERP
13 Tanda tangan PO
14 Pengembalian material pada tempat nya
15 penempelan stiker hijau pada setiap palet

(Sumber : Incoming Quality control,2020)

35
B. Pengumpulan Data Waktu Proses Pengecekan Adapter
Pengumpulan data waktu prosses pengecekan material adapter dilakukan
dengan menggunakan stopwatch time study sebanyak 10 kali. Operator yang
melakukan inspeksi ini adalah operator terbaik yang ada di divisi iqc.

Tabel 4.3 Pengumpulan Data

NO Proses Pengecekan Waktu pengamatan (detik)


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Ambil PO,dan material 300,53 360,35 300,43 300,10 360,15 300,25 360,50 360,32 360,35 360,53
di iqc area sampling 5
kardus/batch
2 Scan barcode 4,93 5,56. 6,05 5,55 6,48 5,34 5,40 6,44 6,15 6,16
3 Pengecekan 60,39 60,45 60,30 60,08 60,55 60,20 60,27 60,13 60,16 60,24
eksternal& periksa
bunyi asing
4 Cek timbangan 15,26 15,15 14,12 15,32 15,53 15,36 15,20 15,08 15,23 15,33
5 Tes kekuatan colok 30,06 30,10 30,35 30,47 30,72 30,54 30,47 30,15 30,39 30,57
cabut
6 Ukur material 60,02 60,30 60,25 60,34 60,22 60,20 60,35 60,32 60,37 60,35
7 Tes charging pada 13,15 12,22 12,23 10,49 11,36 10,21 11,17 10,35 10,27 10,29
handphone
8 Pengetesan tegangan 240,20 240,20 240,15 240,35 240,30 240,25 240,48 240,35 240,42 240,55
tinggi
9 Pengetesan koneksi 84,10 84,35 84,55 84,24 84,27 84,42 84,29 84,18 84,25 84,19
dengan arus listrik
10 tes tegangan tanpa 18,52 18,35 18,15 18,26 18,19 18,45 18,68 18,24 18,29 18,22
beban,tes tegangan
dengan beban&
pengetesan arus
pendek
11 Tanda tangan stiker 120,13 180,33 120,15 180,40 120,26 240,47 180,45 240,55 180,43 180,45
hijau
12 Input sistem ERP 45,06 43,37 45,17 47,54 50,66 48,72 47,69 48,22 44,55 46,75
13 Tanda tangan PO 240,34 240,26 180,89 180,85 180,55 180,45 180,85 180,64 240,15 180,45
14 Pengembalian material 180,10 180,15 180,12 240,54 240,69 240,47 240,79 240,56 240,59 240,54
pada tempat nya
15 penempelan stiker 300,05 300,33 300,32 300,25 300,35 300,30 300,24 300,31 300,24 300,27
hijau pada setiap palet

(Sumber : Incoming Quality control,2020)

36
4.2 PENGOLAHAN DATA

A. Waktu Penyesuain

Performance rating adalah aktifitas menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja


operator. Dengan melakukan rating ini di harapkan waktu kerja yang diukur dapat
dinormalkan. Metode yang digunakan adalah metode westinghouse.

Tabel 4.4 Performance Rating

Nama Proses Rating Skor


No Faktor Total Rf
Pengecekan (Kelas) Penyesuaian

Ambil PO,Dan Material Excellent


1 Keterampilan
Di Iqc Area Sampling 5 (B2) 0,08
Kardus/Batch
Excellent
Usaha
(B2) 0,08 0,19 1,19

Kondisi Kerja Average 0

Konsistensi Good (B) 0,03

Excellent
Keterampilan
2 Scan Barcode (B2) 0,08

Usaha Excellent (B2) 0,19 1,19


0,08

Kondisi Kerja
Average 0

Konsistensi Good (B) 0,03

Pengecekan Excellent
3 Eksternal& Periksa Keterampilan
(B2) 0,08
Bunyi Asing
Excellent 0,19 1,19
Usaha
(B2) 0,08

Kondisi Kerja
Average 0
Konsistens
Good (B) 0,03

37
Excellent
Keterampilan
4 Cek Timbangan (B2) 0,08

Usaha Excellent (B2) 0,19 1,19


0,08

Kondisi Kerja
Average 0

Konsistensi Good (B) 0,03

5 Tes Kekuatan Colok


Cabut Keterampil Excellent (B2) 0,08

Excellent 0,19 1,19


Usaha (B2) 0,08

Kondisi Kerja
Average 0
Konsistensi
Good (B) 0,03

Excellent
6 Ukur Material Keterampilan
(B2) 0,08

Excellent (B2) 0,19 1,19


Usaha 0,08

Kondisi Kerja Average 0

Konsistensi Good (B) 0,03

7 Tes Charging Pada Excellent


Keterampil
Handphone (B2) 0,08

Excellent
Usaha (B2) 0,08 0,19 1,19

Kondisi Kerja
Average 0
Konsistensi
Good (B) 0,03

8 Excellent
Pengetesan Tegangan
Keterampilan (B2) 0,08
Tinggi

Excellent (B2) 0,19 1,19


Usaha 0,08
Kondisi
Kerja Average 0

38
Konsistensi Good (B) 0,03

Pengetesan Koneksi Excellent


9 Keterampilan
Dengan Arus Listrik (B2) 0,08
Excellent 0,19 1,19
Usaha (B2) 0,08

Kondisi Kerja
Average 0
Konsistensi
Good (B) 0,03

Tes Tegangan Tanpa Excellent


Beban,Tes Tegangan Keterampilan
(B2) 0,08
10
Dengan Beban &
Pengetesan Arus Excellent (B2)
Usaha 0,08 0,19 1,19
Pendek
Kondisi
Kerja Average 0

Konsistensi Good (B) 0,01

Tanda Tangan Stiker 0,08


11 Keterampilan Excellent (B2)
Hijau

Excellent
Usaha 0,19 1,19
(B2) 0,08

Kondisi Kerja
Average 0

Konsistensi
Good (B) 0,03

Excellent
12 Input Sistem ERP Keterampilan
(B2) 0,08

Usaha Excellent (B2) 0,19 1,19


0,08

Kondisi Kerja Average


0

Konsistensi Good (B) 0,03

13 Tanda Tangan PO Excellent


Keterampilan
(B2) 0,08

39
0,19 1,19
Usaha Excellent (B2)
0,08

Kondisi Kerja
Average 0

Konsistensi Good (B) 0,03

Pengembalian
14 Material Pada Tempat Keterampilan Excellent (B2) 0,08
Nya

Excellent 0,19 1,19


Usaha
(B2) 0,08

Kondisi Kerja
Average 0

Konsistensi Good (B) 0,03

Penempelan Stiker Excellent


Keterampilan
15 Hijau Pada Setiap (B2) 0,08
Palet
Usaha Excellent (B2) 0,19 1,19
0,08

Kondisi Kerja Average 0

Konsistensi Good (B) 0,03

Penelitian ini menggunakan nilai penyesuaian dengan cara westinghouse


karena dengan cara ini mencangkup dengan semua hal-hal yang berkaitan dengan
kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja,yaitu keterampilan, usaha, kondisi
kerja dan konsistensi. Besarnya faktor penyesuaian berdasarkan kegiatan
pekerjaan pengecekan material incoming pada metode westinghouse adalah :

Keterampilan : Excellent (B2) = +0,08

Usaha : Excellent (B2) = +0,08

Kondisi kerja : average (D) = 0,00

Konsistensi : excellent (B) = +0,03

Jumlah : = +0,19

40
Jadi jumlah Faktor penyesuaian ini maksudnya adalah jika pengukur berpendapat
bahwa operator bekerja dengan kecepatan tak wajar. Maksud tak wajar disini bisa
berarti terlalu cepat atau terlalu lambat. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
waktusiklus rata-rata yang wajar
1. p = 1 (jika pekerja bekerja dengan wajar)
2. p < 1 (jika pekerja bekerja terlalu lambat)
3. p > 1 (jika pekerja bekerja terlalu cepat)

faktor penyesuaian P = (1+0,19) = 1,19

B. Allowance (Kelonggaran)

Penentuan allowance diberikan kepada operator IQC pada setiap inspeksi


pengecekan material adapter bisa dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Rekaptulasi Perhitungan Allowance

No ELEMEN Faktor Allowance


Total
PENGECEKAN

1 Ambil PO,dan material di Kebutuhan Pria 1


iqc area sampling 5 Pribadi
kardus/batch

Tenaga yang

Dibutuhkan Dapat diabaikan 5

Sikap Kerja Berjalan 7

27
Gerakan Kerja Normal 5

Kelelahan mata Pandangan yang 2


terputus – putus

41
Keadaan

Temperatur Normal 2

Keadaan Panas 4
Atmosfer

Keadaan Bersih,sehat,cerah 1
dengan
Lingkungan
kebisingan

Rendah

2 Scan barcode Kebutuhan Pria 1


Pribadi

Tenaga yang

dibutuhkan Dapat diabaikan 1

Sikap Kerja Berdiri 3

Gerakan Kerja Normal 3

18
Kelelahan mata Pandangan yang 4
terputus – putus

Keadaan
Temperatur
Normal 2

Keadaan Cukup 2
Atmosfer

42
Keadaan Bersih,sehat,cerah
Lingkungan dengan
3
kebisingan rendah

3 Pengecekan eksternal & Kebutuhan Pria 1


periksa bunyi asing Pribadi

Tenaga yang

dibutuhkan Dapat diabaikan 1

Sikap Kerja Duduk 1

Gerakan Kerja Normal 5

Kelelahan mata Pandangan yang 3


terputus – putus
20

Keadaan

Temperatur Normal 2

Keadaan Cukup 2
Atmosfer

Keadaan Bersih,sehat,cerah 5
dengan
Lingkungan
kebisingan

Sedang

4 Cek timbangan Kebutuhan Pria 1


Pribadi

43
10
Tenaga yang

dibutuhkan Dapat diabaikan 1

Sikap Kerja Berdiri 3

Gerakan Kerja Jarak 5

Kelelahan mata Pandangan yang 2


terputus – putus

Keadaan

Temperatur Normal 2

Keadaan Cukup 2
Atmosfer

Keadaan Bersih,sehat,cerah
dengan
Lingkungan 5
kebisingan

Sedang

5 Tes kekuatan colok cabut Kebutuhan Pria 1


Pribadi

Tenaga yang

dibutuhkan Dapat diabaikan 1

Sikap Kerja Duduk 1

44
16
Gerakan Kerja Normal 2

Kelelahan mata Pandangan yang 2


terputus – putus

Keadaan
Temperatur
Normal 2

Keadaan Cukup 2
Atmosfer

Keadaan Bersih,sehat,cerah
Lingkungan dengan
5
kebisingan
sedang

6 Ukur material Kebutuhan Pria 1


Pribadi

Tenaga yang
dibutuhkan
Dapat diabaikan 1

Sikap Kerja Duduk 1

21
Gerakan Kerja Normal 7

Kelelahan mata Pandangan yang 2


terputus – putus

45
Keadaan

Temperatur Normal 2

Keadaan Cukup 2
Atmosfer

Keadaan Bersih,sehat,cerah
dengan
Lingkungan 5
kebisingan

Sedang

7 Tes charging pada Kebutuhan Pria 1


handphone Pribadi

Tenaga yang

dibutuhkan Dapat diabaikan 1

Sikap Kerja Duduk 1

Gerakan Kerja Normal 5

19
Kelelahan mata Pandangan yang 2
terputus – putus

Keadaan

Temperatur Normal 2

Keadaan Cukup 2
Atmosfer

46
Keadaan Bersih,sehat,cerah
Lingkungan dengan
5
kebisingan
sedang

8 Pengetesan tegangan tinggi Kebutuhan Pria 1


Pribadi

Tenaga yang

dibutuhkan Dapat diabaikan 1

Sikap Kerja Duduk 1

Gerakan Kerja Normal 3

Kelelahan mata Pandangan yang 2


terputus – putus

Keadaan 17
Temperatur

Normal 2

Keadaan Cukup 2
Atmosfer

Keadaan Bersih,sehat,cerah
dengan
Lingkungan 5
kebisingan

Sedang

47
9 Pengetesan koneksi dengan Kebutuhan Pria 1
arus listrik Pribadi

Tenaga yang

dibutuhkan Dapat diabaikan 1

Sikap Kerja Duduk 1

Gerakan Kerja Normal 3

Kelelahan mata Pandangan yang 2


terputus – putus
17

Keadaan

Temperatur Normal 2

Keadaan Cukup 2
Atmosfer

Keadaan Bersih,sehat,cerah
Lingkungan dengan
kebisingan
5
sedang

10 Tes tegangan tanpa Kebutuhan Pria 1


beban,tes tegangan dengan Pribadi
beban& pengetesan arus
pendek
Tenaga yang

dibutuhkan Dapat diabaikan 1

48
Sikap Kerja Duduk 1

Gerakan Kerja Normal 5


18

Kelelahan mata Pandangan yang 1


terputus – putus

Keadaan

Temperatur Normal 2

Keadaan Cukup 2
Atmosfer

Keadaan Bersih,sehat,cerah
Lingkungan dengan
5
kebisingan
sedang

11 Tanda tangan stiker hijau Kebutuhan Pria 1


Pribadi

Tenaga yang

dibutuhkan Dapat diabaikan 1

Sikap Kerja Duduk 1

17
Gerakan Kerja Normal 3

Kelelahan mata Pandangan yang 2


terputus – putus

49
Keadaan

Temperatur Normal 2

Keadaan Cukup 2
Atmosfer

Keadaan Bersih,sehat,cerah
Lingkungan dengan
5
kebisingan
sedang

12 Input sistem ERP Kebutuhan Pria 1


Pribadi

Tenaga yang

dibutuhkan Dapat diabaikan 1

Sikap Kerja Duduk 1

17
Gerakan Kerja Normal 2

Kelelahan mata Pandangan yang 3


terputus – putus

Keadaan Normal 2

Temperatur

Keadaan Cukup 2
Atmosfer

50
Keadaan Bersih,sehat,cerah
dengan
Lingkungan 5
kebisingan

Sedang

13 Tanda tangan PO Kebutuhan Pria 1


Pribadi

Tenaga yang
dibutuhkan
Dapat diabaikan 1

Sikap Kerja Duduk,Berdiri 5

Gerakan Kerja Normal 3

Kelelahan mata Pandangan yang 1


terputus – putus

22
Keadaan

Temperatur Normal 3

Keadaan Cukup 3
Atmosfer

Keadaan Bersih,sehat,cerah
dengan
Lingkungan 5
kebisingan

Sedang

14 Pengembalian material pada Kebutuhan Pria 1

51
tempat nya Pribadi

Tenaga yang
dibutuhkan
Dapat diabaikan 4

Sikap Kerja Berdiri 3


21

Gerakan Kerja Normal 3

Kelelahan mata Pandangan yang 1


terputus – putus

Keadaan

Temperatur Normal 3

Keadaan Cukup 2
Atmosfer

Keadaan Bersih,sehat,cerah
dengan
Lingkungan 5
kebisingan

Sedang

15 Penempelan Stiker Hijau Kebutuhan Pria 1


Pada Setiap Palet Pribadi

Tenaga yang

Dibutuhkan Dapat diabaikan 1

Sikap Kerja Berdiri 3

52
Gerakan Kerja Normal 5

Kelelahan mata Pandangan yang 2


21
terputus – putus

Keadaan

Temperatur Normal 2

Keadaan Cukup 2
Atmosfer

Keadaan Bersih,sehat,cerah 5
Lingkungan dengan
kebisingan
sedang

Maka di peroleh allowance pada setiap proses pengecekan tersedia dalam


bentuk tabel:

Tabel 4.6 Total Allowance Pada Setiap Proses Kerja

NO
Total Allowance
Proses Kerja Pada Setiap
Proses Kerja

1 Ambil Po,Dan Material Di Iqc Area Sampling 5


27
Kardus/Batch
2 Scan Barcode 18
3 Pengecekan Eksternal& Periksa Bunyi Asing 20
4 Cek Timbangan 21
5 Tes Kekuatan Colok Cabut 16
6 Ukur Material 21
7 Tes Charging Pada Handphone 19
8 Pengetesan Tegangan Tinggi 17
9 Pengetesan Koneksi Dengan Arus Listrik 17
10 Tes Tegangan Tanpa Beban,Tes Tegangan Dengan
18
Beban& Pengetesan Arus Pendek

53
11 Tanda Tangan Stiker Hijau 17
12 Input Sistem Erp 17
13 Tanda Tangan Po 22
14 Pengembalian Material Pada Tempat Nya 21
15 Penempelan Stiker Hijau Pada Setiap Palet 21

Kelonggaran (allowance) menjumlahkan nilai-nilai dari kondisi pekerjaan untuk


kelonggaran kebutuhan pribadi dan menghilangkan rasa fatique dan di tambah kelonggaran
tak hindarkan yang dihitung dari sampling pekerjaan.

4.3 Hasil Pehitungan Waktu Siklus, Waktu Normal Dan Waktu Baku Pada Setiap
proses Kerja

1. Proses ambil PO dan material 5 dus perbatch Waktu Siklus (Ws), Waktu
Normal (Wn), dan Waktu Baku (Wb)
Data hasil pengamatan 1-10

300,53+360,35+300,43+300,10+360,15+300,25+360,50+360,32+360,35+3
60,53= 3363,51

𝛴𝑋1 3363,51
Ws = = = 336,35
𝑁 10

Wn = Ws x p = 336,35 x 1,19 = 400,25

Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 27%


= 400,25 + (400,25 x 27 %) = 508,31 detik

2. Proses scan barcode material Waktu Siklus (Ws), Waktu Normal (Wn), dan
Waktu Baku (Wb)

Data hasil pengamatan 1-10

4,93+5,56+6,05+ 5,55+6,48+5,34+5,40+6,44+6,15+6,16 = 58,06

54
𝛴𝑋1 58,06
Ws = = = 5,80
𝑁 10

Wn = Ws x p = 5,80 x 1,19 = 6,90

Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 18%


= 6,90 + (6,90 x 18 %) = 8,14 detik
3. Proses pengecekan eksternal & periksa bunyi asing Waktu Siklus (Ws),
Waktu Normal (Wn), dan Waktu Baku (Wb)
Data hasil pengamatan 1-10

60,39+60,49+60,30+60,08+60,55+60,20+60,27+60,13+60,16+60,24=
602,77

𝛴𝑋1 602,77
Ws = = = 60,27
𝑁 10

Wn = Ws x p = 60,27 x 1,19 = 71,72

Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 20%


= 71.72 + ( 71,72 x 20 %) = 86,06 detik

4. Proses pengecekan timbang adapter Waktu Siklus (Ws), Waktu Normal


(Wn), dan Waktu Baku (Wb)
Data hasil pengamatan 1-10

15,26+15,15+14,12+15,32+15,53+15,36+15,20+15,08+15,23+15,33=
151,58

𝛴𝑋1 151,58
Ws = = = 15,15
𝑁 10

Wn = Ws x p = 15,15 x 1,19 = 18,02

Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 21 %


= 18,02 + (18,02x 21 %) = 21,80 detik

55
5. Proses pengecekan tes kekuatan colok cabut Waktu Siklus (Ws), Waktu
Normal (Wn), dan Waktu Baku (Wb)
Data hasil pengamatan 1-10

30,06+30,10+30,35+30,47+30,27+30,54+30,47+30,15+30,39+30,57=
303,82
𝛴𝑋1 303,82
Ws = = = 30,38
𝑁 10

Wn = Ws x p = 30,38 x 1,19 = 36,15

Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 16 %


= 36,15 + (36,15 x 16 %) = 41,93 detik

6. Proses pengecekan pengukuran material Waktu Siklus (Ws), Waktu Normal


(Wn), dan Waktu Baku (Wb)
Data hasil pengamatan 1-10

60,02+60,30+60,25+60,34+60,22+60,2060,35+60,32+60,37+60,35= 602,72

𝛴𝑋1 602.72
Ws = = = 60,27
𝑁 10

Wn = Ws x p = 60,27 x 1,19 = 71,72


Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 21 %
= 71,72 + (71,72 x 21 %) = 86,78 detik

7. Proses pengecekan charging pada handphone Waktu Siklus (Ws), Waktu


Normal (Wn), dan Waktu Baku (Wb)
Data hasil pengamatan 1-10
13,15+12,22+12,23+10,49+11,36+10,21+11,17+10,35+10,27+10,29=
111,74

𝛴𝑋1 111,74
Ws = = = 11,17
𝑁 10

Wn = Ws x p = 11,17 x 1,19 = 13,29

56
Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 19%

= 13,29 + (13,29 x 19 %) = 15,81 detik

8. Proses pengecekan pengetesan tegangan tinggi Waktu Siklus (Ws), Waktu


Normal (Wn), dan Waktu Baku (Wb)
Data hasil pengamatan 1-10

240,20+240,20+240,15+240,35+240,30+240,25+240,48+240,35+240,42+2
40,55= 2403,25
𝛴𝑋1 2403,25
Ws = = = 240,32
𝑁 10

Wn = Ws x p = 240,32 x 1,19 = 285,98


Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 17%
= 285,98 + (285,98 x 17 %) = 334,59 detik

9. Proses pengecekan pengetesan koneksi arus listrik Waktu Siklus (Ws),


Waktu Normal (Wn), dan Waktu Baku (Wb)
Data hasil pengamatan 1-10

84,10+84,35+84,55+84,24+84,27+84,42+84,29+84,18+84,25+84,19=
842,84

𝛴𝑋1 842,84
Ws = = = 84,28
𝑁 10

Wn = Ws x p = 84,28 x 1,19= 100,29

Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 17%

= 100,29 + (100,29 x 17 %) = 117,33 detik

10. Proses pengecekan tes tegangan tanpa beban,tes tegangan dengan beban &
pengetesan arus pendek Waktu Siklus (Ws), Waktu Normal (Wn), dan Waktu
Baku (Wb)

57
Data hasil pengamatan 1-10

18,52+18,35,18,15+18,26+18,19+18,54+18,68+18,24+18,29+18,22=183,35

𝛴𝑋1 183,35
Ws = = = 18,33
𝑁 10

Wn = Ws x p = 18,33 x 1,19 = 21,81


Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 18%
= 21,81+ (21,81 x 18 %) = 25,73detik

11. Proses tanda tangan stiker hijau Waktu Siklus (Ws), Waktu Normal (Wn),
dan Waktu Baku (Wb)
Data hasil pengamatan 1-10

120,13+180,33+120,15+180,40+120,26+240,47+180,45+240,55+180,43+1
80,45= 1743,62

𝛴𝑋1 1743,62
Ws = = = 174,36
𝑁 10

Wn = Ws x p = 174,36 x 1,19 = 207,48


Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 17 %
= 207,48 + (207,48 x 17 %) = 242,75 detik

12. Proses input sistem ERP Waktu Siklus (Ws), Waktu Normal (Wn), dan
Waktu Baku (Wb)
Data hasil pengamatan 1-10

45,06+43,37+45,17+47,54+47,54+50,66+48,27+47,69+48,22+44,55+46,75
= 467,73

𝛴𝑋1 467,73
Ws = = = 46,77
𝑁 10

Wn = Ws x p = 46,77 x 1,19 = 55,65


Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 17%
= 55,65 + (55,65 x 17 %) = 65,11 detik

58
13. Proses tanda tangan PO Waktu Siklus (Ws), Waktu Normal (Wn), dan Waktu
Baku (Wb)
Data hasil pengamatan 1-10

240,34+240,26+180,89+180,85+180,55+180,45+180,85+180,64+240,15+1
80,45= 1985,43

𝛴𝑋1 1985,43
Ws = = =198,54
𝑁 10

Wn = Ws x p = 198,54 x 1,19 = 236,26


Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 22%
= 236,26 + (236,26 x 22 %) = 288,23detik

14. Proses pengembalian material Waktu Siklus (Ws), Waktu Normal (Wn), dan
Waktu Baku (Wb)
Data hasil pengamatan 1-10

180,10+180,15+180,12+240,54+240,69+240,47+240,79+240,56+240,59+2
40,54= 2224,55

𝛴𝑋1 2224,55
Ws = = = 222,45
𝑁 10

Wn = Ws x p = 222,45 x 1,19 = 264,71


Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 21%
= 264,71 + (264,71 x 22 %) = 322,94 detik
15. Proses penempelan stiker hijau Waktu Siklus (Ws), Waktu Normal

(Wn),dan Waktu Baku (Wb)

Data hasil pengamatan 1-10

300,05+300,33+300,32+300,25+300,35+300,30+300,24+300,31+300,24+3
00,27= 2702,36

𝛴𝑋1 2702,36
Ws = = = 270,23
𝑁 10

Wn = Ws x p = 270,23 x 1,19 = 321,57

59
Wb = Wn + (Wn x l) dengan allowance 21%
= 321,57 + (321,57 x 21 %) = 389,09 detik

Berdasarkan hasil pengukuran di peroleh waktu siklus 1774,67 detik, waktu normal
2111,8 detik dan waktu baku pengecekan di peroleh 2554,6 detik atau 42,57 menit
per setiap pengecekan. Hasil perhitungan waktu baku untuk proses kerja lainnya
dituangkan pada tabel :

Tabel 4.7 Waktu Siklus, Nilai penyesuaian,Waktu Normal, Nilai kelonggaran


Dan Waktu Baku

Waktu Nilai Waktu Nilai Waktu


No Proses Kerja
Siklus penyesuaian Normal kelonggaran Baku

Ambil PO,dan
material di iqc
1 336,35 400,25 27 508,31
area sampling 5
kardus/batch 27
2 Scan barcode 5,80 18 6,90 18 8,14
Pengecekan
eksternal&
3
periksa bunyi
60,27 20 71,72 20 86,06
asing
4 Cek timbangan 15,15 10 18,02 21 21,80
Tes kekuatan
5 30,38 36,15 16 41,93
colok cabut 16
6 Ukur material 60,27 21 71,72 21 86,78
Tes charging
7 pada 11,17 13,29 19 15,81
handphone 19
Pengetesan
8
tegangan tinggi
240,32 285,98 17 334,59
17
Pengetesan
9 koneksi dengan 84,28 100,29 17 117,33
arus listrik 17
Tes tegangan
tanpa beban,tes
tegangan
10
dengan beban&
18,33 18 21,81 18 25,73
pengetesan arus
pendek
Tanda tangan
11
stiker hijau
174,36 207,48 17 242,75
17

60
Input sistem
12
ERP
46,77 55,65 17 65,11
17
Tanda tangan
13
PO
198,54 236,26 22 288,23
22
Pengembalian
14 material pada 222,45 264,71 21 322,94
tempat nya 21
Penempelan
stiker hijau
15
pada setiap
270,23 321,57 21 389,09
palet 21
TOTAL 1774,67 2111,8 2554,6

61
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan :
1. Proses pengecekan melalui 15 prosedur elemen pengecekan antara lain:
• Ambil PO dan material di iqc area sampling 5
kardus/batch
• Scan barcode
• Pengecekan eksternal & periksa bunyi asing
• Cek timbangan
• Tes kekuatan colok cabut
• Ukur material
• Tes charging pada handphone
• Pengetesan tegangan tinggi
• Pengetesan koneksi dengan arus listrik
• Tes tegangan tanpa beban,tes tegangan dengan beban&
pengetesan arus pendek
• Tanda tangan stiker hijau
• Input sistem ERP
• Tanda tangan PO
• Pengembalian material pada tempat nya
• Penempelan stiker hijau pada setiap palet
2. Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa waktu baku pengecekan
incoming material adalah 2554,6 detik atau 42.57 menit per setiap
pengecekan.

62
5.2 SARAN

Dari hasil analisis dan perhitungan untuk memperbaiki kinerja inspeksi


pengerjaan adapter yang begitu lama bisa ditentukan dengan menghitung waktu
baku untuk setiap pengecekan agar bisa diperoleh waktu standar pengecekan pada
adapter agar bisa memanfaatkan waktu kerja yang telah diberikan oleh perusahaan
serta bisa disesuaikan dengan kapasitas gudang dan material yang dipesan oleh
purchasing agar tidak terjadi penumpukan digudang area incoming pengecekan
IQC.

63
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, S.T.M.T https://dinus.ac.id// Faktor Penyesuaian Allowance. Diakses pada


3/8/2020 pukul 20:22 WIB

Cahyawati, Amanda Nur. Dkk. (2018). Analisis Pengukuran Kerja Dengan


Menggunakan Metode Stopwatch Time Study. Jurnal Seminar Nasional Teknologi
Dan Rekayasa (SENTRA). Universitas Brawijaya. Malang. ISSN (cetak) 2527-6042,
EISSN (Online) 2527-6050.

Irawati, Dewi. (2019). Analisa Perbaikan Kinerja Pengiriman Produk R754046


Size 2 Di Pt. Pelangi Elasindo Dengan Pendekatan Safety Stock. Jurnal Teknik
Industri Universitas Muhammadiyah Tangerang.

Izzhati, Dwi Nurul Dan Dhieka Anendra. (2012). Implementasi Metode Work
Sampling Guna Mengukur Produktivitas Tenaga Kerja Di CV. Sinar Krom
Semarang. Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro. Semarang. ISBN
979-26-0255-0.

Sukania, I Wayan Dan Teddy Gunawan. (2014) Analisa Waktu Baku Elemen Kerja
Pada Pekerjaan Penempelan Cutting Stiker Di Cahaya Thesani, Program Study
Teknik Industri Fakultas Teknik Untar. Jurnal Energi dan Manufaktur. Vol. 7, No.
2. Oktober 2014 : 199-224

Sutalaksana, Iftikar Z. 2006. Tata Cara Kerja. Laboratorium Tata Cara Kerja &
Ergonomi, Departemen Teknik Industri. Bandung: ITB

Wigjosoebroto, Sritomo. 2006. Ergonomi Studi Gerak Dan Waktu. Surabaya : ITS.

Zulaeha, Siti Salwa. Dkk. (2016). Pengukuran Waktu Kerja Baku Pada Proses
Pembuatan Roti Fiphal (Standard Working Time Measurement On Fiphal Bread
Processing). Jurnal Agroindustri Halal.Vol 2, No 1, April 2016 : 052-059.

64

Anda mungkin juga menyukai