Anda di halaman 1dari 54

PENENTUAN NILAI pH AIR UMPAN BOILER DENGAN

PENAMBAHAN FOSFAT PADA UNIT 1 PT.REKIND DAYA


MAMUJU

TUGAS AKHIR

Oleh:

AYU KARISMARANI
18TKM276

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan


guna menyelesaikan program Diploma Tiga
Program Studi/Jurusan Teknik Kimia Mineral

POLITEKNIK ATI MAKASSAR


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
2021
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : AYU KARISMARANI
NIM : 18TKM276
Program Studi : TEKNIK KIMIA MINERAL
Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti dan dapat dibuktikan sesuai dengan
hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia bahwa tugas akhir saya adalah
hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
tanpa melibatkan institusi Politeknik ATI Makassar atau orang lain.

Makassar,............. 2021

Yang menyatakan,

AYU KARISMARANI

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya shingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul “Penentuan Nilai pH Air Umpan Boiler dengan Penambahan
Fosfat Pada Unit 1 PT.Rekind Daya Mamuju”.
Dalam penulis tugas akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
tersusunnya Tugas Akhir ini berkat dukungan, bimbingan, dorongan dan bantuan
dari segala pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ayahanda Galib.S dan Ibunda Hasnawati selaku kedua orang tua penulis yang
senentiasa memberikan doa, restu, kasih sayang, dukungan moral, materi, dan
motivasi selama penulis menjalani perkuliahan khususnya dalam penyelesaian
Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir.Muhammad Basri, M.M., selaku Direktur Politeknik ATI Makassar
beserta jajarannya yang telah memberikan arahan dan bimbingan.
3. Ibunda Andi Arninda, ST., M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Mineral
Politeknik ATI Makassar yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Ibu DR.Sariwahyuni, ST., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Ibu Syardah Ugra Al Adawiah, M.Pd., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing II yang
telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Bapak DR.Idi Amin, ST., M.Si., selaku penasehat akademik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan tentang progres akademik selama 3 tahun
di Politeknik ATI Makassar.
7. Segenap dosen Teknik Kimia Mineral Politeknik ATI Makassar atas arahan,
motivasi, dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan di
Politeknik ATI Makassar.
8. Segenap karyawan dan staf PT.Rekind Daya Mamuju
9. Eka Yuiana, Akram Irwan, Syekha Gemalasari, Elia Melita, Ikhsanul Amal, Ahmad
Syahirul, Muhammad Resky selaku saudara kandung penulis yang senantiasa
membantu dalam segala hal terkhusus dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
10. Keluarga besar dari ayah dan ibu yang selalu memberikan motivasi dan
semangat kepada penulis.
11. Keluarga dan rekan-rekan seperjuangan Teknik Kimia Mineral 2018 (ARGON18)

v
atas semua semangat, motivasi, dukungan dan bantuannya selama masa
perkuliahan terkhusus dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
12. HIMATEK-POLTEK ATIM yang telah memberikan warna dan arti dalam
berorganisasi, bersosialisasi dengan banyak orang.
13. Andi Nurzalzabila, dan Edward Tolla Lintin selaku teman diskusi penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namun telah membantu dan berjasa
dalam terselesaikannya Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua terlebih kepada penulis. Aamiin.

Makassar, 27 Juli 2021

AYU KARISMARANI

vi
ABSTRAK

AYU KARISMARANI. 2021. Penentuan Nilai pH Air Umpan Boiler dengan


Penambahan Fosfat Pada Unit 1 PT.Rekind Daya Mamuju. Di bawah bimbingan SARI
WAHYUNI sebagai pembimbing I dan SYARDAH UGRA AL ADAWIAH sebagai
pembimbing II.

PT.Rekind Daya Mamuju merupakan pembangkit listrik yang menggunakan


energi dari uap panas kering bertekanan yang dihasilkan dari pemanasan air di
dalam boiler. Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan
steam (uap) dalam berbagai keperluan. Air yang digunakan sebagai air umpan boiler
yaitu air bebas mineral. Air umpan boiler harus memenuhi standar yang telah
ditetapkan perusahaan agar tidak terjadi permasalahan pada alat seperti kerak yang
disebabkan oleh konsentrasi fosfat dan nilai pH yang tidak sesuai dengan standar
perusahaan. Olehnya itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi fosfat terhadap pH air umpan boiler pada unit 1 PT.Rekind
Daya Mamuju. Penambahan fosfat dilakukan bertujuan untuk mengikat Ca2+ dan
Mg2+. Penelitian ini dilaksanakan pada 8 Maret – 8 Mei 2021 dengan jenis peneltian
deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan melalui Observasi secara langsung di Labora
torium Analisis Air pada proses Water and Steam Analyzer PT.Rekind Daya Mamuju.
Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi fosfat dan pH pada sampel 1
sampai sampel 9 berturut-turut yaitu konsentrasi fosfat 2.29mg/l, 3.27mg/l,
3.45mg/l, 4.29mg/l, 4.64mg/l, 4.73mg/l, 5.25mg/l, 5.43mg/l, 8.11mg/l dan pH yaitu
8.95, 9.08, 9.09, 9.15, 9.18, 9.22, 9.27, 9.43, 9.45. Dari hasil yang diperoleh sudah
memenuhi standar perusahaan yaitu konsentrasi fosfat 2-10mg/l dan pH 9-10.5 dan
sudah sesuai dengan teori yaitu semakin tinggi konsentrasi fosfat maka nilai pH juga
semakin tinggi atau berbanding lurus, kecuali untuk nilai ph pada sampel no 2 yang
mengalami penurunan yang tidak signifikan.

Kata kunci : Boiler, fosfat, pH, Air Umpan.

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................ ii
HALAMAN PENGEMASAN ........................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xii
DAFTAR ISTILAH ..........................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
C. Tujuan Percobaan .............................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 4
A. PT. Rekind Daya Mamuju .................................................................................. 5
B. Boiler ................................................................................................................ 13
C. Fosfat................................................................................................................ 25
D. Derajat Keasaman pH ...................................................................................... 26
E. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................................... 31
A. Tempat dan Waktu .......................................................................................... 31
B. Alat dan Bahan ................................................................................................ 31
C. Jenis Penelitian ................................................................................................ 32
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 32

viii
E. Analisis Data .................................................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 33
A. Hasil .................................................................................................................. 33
B. Pembahasan .................................................................................................... 33
BAB V PENUTUP.......................................................................................................... 37
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 37
B. Saran ................................................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 38

ix
DAFTAR TABEL

TABEL 2. 1 Standar mutu air boiler ....................................................................... 14


TABEL 4. 1 Hasil analisa konsentrasi fosfat dan pH pada Air boiler unit 1 ........... 33

x
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 PLTU MAMUJU .................................................................................. 5


GAMBAR 2.2 DIAGRAM PROSES OPERASI WATER TREATMENT PLANT ................ 6
GAMBAR 2.3 Fire Tube Boiler ( Boiler Pipa Api ) .................................................. 15
GAMBAR 2.4 Water Tube Boiler ........................................................................... 16
GAMBAR 2.5 Kerak Yang Di Akibatkan Kalsium Karbonat.................................... 19
GAMBAR 2.6 Korosi Pada Pipa Boiler ................................................................... 20
GAMBAR 2.7 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................. 29

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 4.1 Analisis data .................................................................................... 39

xii
DAFTAR ISTILAH

Water Treatment Plant : Water Treatment Plant Dearator:

Tempat penghilang kadar oksigen

Turbin : Sebuah mesin berputar yang

mengambil energi dari aliran fluida

Boiler : Alat untuk menghasilkan uap air,

yang akan digunakan untuk

pemanasan atau tenaga gerak.

Generator : Mesin yang digunakan untuk

menghasilkan energi listrik

Fresh water : Air yang tidak mengandung banyak

larutan garam dan mineral di

dalamnya.

Fosfat : Sebuah ion radikal terdiri dari satu

atom fosforus dan empat oksigen.

pH : Derajat keasaman yang digunakan

untuk menyatakan tingkat.

keasaman atau kebasaan larutan.

Magnesium : Unsur logam berwarna putih perak

yang diperoleh dari elektrolisis.

xiii
Air sadah : Air yang memiliki kadar mineral

yang tinggi.

Kalsium sulfat : Senyawa anorganik yang digunakan

sebagai bahan pengering.

Karbonat : Suatu garam dari asam karbonat.

Silika : Senyawa kimia.

Kalsium Karbonat : Senyawa kimia.

Uniform Corrosion : Korosi yang terjadi pada celah pipa

Pitting Corrosion : Korosi yang menghasilkan lubang

lubang pada logam dengan

diameter yang kecil.

Embrittlement : Penurunan daktilitas material yang

signifikan, yang membuat material

rapuh.

Suspensi : Suatu campuran fluida yang

mengandung partikel padat.

Superheater : Alat yang digunakan untuk

mengubah uap jenuh menjadi uap

kering.

Recycle : Daur ulang.

xiv
Kondensat : Uap yang telah berubah fasa

menjadi air.

Steam : Uap.

Natrium Fosfat : Reagen yang ditambahkan.

Blowdown : Proses pembuangan air dari boiler.

Ortofosfat : Bentuk fosfat yang dapat

dimanfaatkan secara langsung.

Polifosfat : Bentuk fosfat yang harus

mengalami hidrolisis terlebih dahulu

Inhibitor : Zat yang menghambat laju reaksi

kimia.

Scaling : Sistem penghilangan scale (kerak).

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi listrik merupakan faktor penting di dalam perkembangan dan

kehidupan pokok manusia. Sebagian besar kehidupan manusia

menggunakan energi listrik, baik dalam sektor industri, sektor usaha,

maupun dalam kehidupan sehari – hari. Pembangkit listrik merupakan

sesuatu yang sangat penting di Indonesia, karena sebagian besar

pembangkit tenaga di Indonesia menggunakan PLTU (Pembangkit Listrik

Tenaga Uap) yang menggunakan air sebagai media uap untuk menggerakka

turbin dan memutar generator. Air yang didapat sebenarnya beragam

sumbernya, mulai dari air permukaan dan air tanah. Air tanah adalah air

yang di dapat dari tanah langsung yang mengandung mineral. Sedangkan air

permukaan adalah air yang terdapat di permukaan bumi, seperti di sungai,

danau, ataupun laut. PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap) pada umumnya

menggunakan air permukaan untuk mengantisipasi kekurangan air tanah

sebagai sumber air bersih. Oleh karena itu, sebelum air diolah di pembangkit

harus melewati berbagai macam proses agar komponen pembangkit

terpelihara dan terjaga kelangsungannya. PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga

Uap) di Indonesia biasanya berlokasi di dekat laut, agar kebutuhan airnya

dapat tercukupi serta memudahkan dalam hal transportasi bahan bakarnya.

1
Air laut yang bersifat asin dan mempunyai kandungan garam sampai

40.000ppm ini harus diproses, untuk proses air ini biasanya melalui proses

Water treatment Plant (WTP). Water Treatment plant (WTP) merupakan

sistem unit pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berfungsi

mengolah dan memproses air laut (Sea Water) menjadi air demineral (air

bebas mineral).

PT.Rekind Daya Mamuju merupakan pembangkit listrik yang

menggunakan energi dari uap panas kering bertekanan yang dihasilkan dari

pemanasan air di dalam boiler. Uap dengan temperature dan tekanan

tertentu tersebut kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin yang

terkopel langsung dengan generator sehingga dihasilkan listrik.

Air yang digunakan sebagai air umpan boiler (boiler feed water)

yaitu air yang kualitasnya baik atau air bebas mineral (demineralized water)

dengan tujuan mencegah terjadinya perkaratan dan pengerakan pada boiler

dan alat-alat perlengkapan lainnya. Selain itu, untuk mengontrol kualitas air

dari air umpan, analisa terhadap air dilakukan setiap waktu dengan

menambahkan bahan kimia seperti hidrazin, natrium klorida dan fosfat.

Penambahan fosfat diperlukan untuk menjaga pH dan sebagai anti karat

dengan cara mengikat Ca2+ dan Mg2+ dan pengotor-pengotor lainnya di

dalam boiler sehingga uap yang dihasilkan bebas dari pengotor-pengotor

atau kontaminan.

2
Berdasarkan hal tersebut diatas untuk memenuhi persyaratan, maka

perlu dilakukan penelitian yang berjudul Penentuan Nilai pH Air Umpan

Boiler dengan Penambahan Fosfat Pada Unit 1 PT.Rekind Daya Mamuju..

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah Berapa besarkah konsentrasi fosfat

dalam menentukan nilai pH air umpan boiler unit 1 di PT.Rekind Daya

Mamuju.

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penulisan tugas akhir ini

adalah untuk mengetahui Berapa besarkah konsentrasi fosfat dalam

menentukan nilai pH air umpan boiler unit 1 di PT.Rekind Daya Mamuju.

D. Manfaat Penelitian

Adapun maafaat penulisan tugas akhi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Sebagai saran/masukan mengenai kondisi permasalahan yang

terjadi khususnya di Water Treatment Plant di PT.Rekind Daya Mamuju.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan adanya penelitian ini sebaiknya diharapkan dapat menjadi

referensi bagi peneliti selanjutnya untuk mengetahui Berapa besarkah

konsentrasi fosfat dalam menentukan nilai pH air umpan boiler unit 1 di

3
PT.Rekind Daya Mamuju dan menjadi suatu bahan perbandingan hasil yang

di peroleh.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PT. Rekind Daya Mamuju

Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mamuju 2 X 25 MW adalah salah

satu jenis instalasi pembangkit tenaga listrik dimana tenaga listrik didapat

dari turbin generator yang diputar oleh uap yang dihasilkan boiler melalui

pemanasan air oleh pembakaran batu bara. PLTU batu bara merupakan

sumber utama dari listrik dunia saat ini sekitar 60% listrik dunia tergantung

pada batu bara, hal ini dikarenakan PLTU batu bara bisa menyediakan

listrik dengan harga yang murah. Jika beroperasi penuh, PLTU Mamuju 2 X

25 MW membutuhkan batu bara 8-10 ton perminggu, pasokan batu bara

berasal dari Pulau Kalimantan.

Gambar 2.1 PLTU Mamuju

PT. Rekind Daya Mamuju (RDM) adalah perusahaan yang didirikan

dengan tujuan untuk membangun, memiliki dan mengoperasikan

5
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dengan kapasitas 2 × 25 MW yang

berada di Dusun Talaba, Kecamatan Kalukku, Desa Belang-belang,

kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat yang kemudian disalurkan ke

Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan bahan baku utamanya adalah air

laut yang melalui beberapa proses yaitu salah satunya yaitu Water

Treatmnet Plant (WTP), dan Boiler (PT.RekindDayaMamuju, 2021).

1. Water Treatment Plant

Menurut (PT.RekindDayaMamuju, 2021) Water Treatment

Plant (WTP) adalah suatu unit proses yang mengubah air laut

menjadi fresh water atau air demin dengan berbagai rangkai an

proses, diantaranya ada 3 tahapan, yakni Pretreatment Water

System, Desalination System, dan Demineralized System.

Gambar 2.2 Diagram Proses Operasi Water Treatment Plant PT.Rekind Daya
Mamuju

6
a. Pre Treatment System

Pre treatment system merupakan sistem pengolahan awal air

laut sebelum memasuki proses treatment selanjutnya. Pada tahap

pre treatment terdapat 3 (tiga) unit alat utama yang digunakan, yaitu

: Flocculation Settling Tank, Filter Unit (Multi Media Filter dan Fine

Sand Filter) dan Ultra Filtration dimana ketiga alat tersebut memiliki

prinsip kerja yang sama, yaitu penyaringan. Pada unit sistem ini, air

laut melewati proses penyaringan dengan tujuan memisahkan

partikel-partikel halus sehingga menghasilkan air yang bebas dari

partikel suspended solid sebagai penyebab kekeruhan pada air.

1) Flocullation Settling Tank

Flocculation Settling Tank (FST) merupakan tempat

berlangsungnya treatment air laut dengan tujuan sebagai pre

filtrasi sebelum memasuki filtration unit. FST terdiridari 4 (empat)

proses, yaitu :

a) Koagulasi
Koagulasi merupakan proses pengolahan air dimana zat padat

melayang yang berukuran sangat kecil dan koloid

digabungkan dan membentuk flok-flok yang akan diendapkan.

Pengadukan cepat (flash mixing) merupakan bagian integral

dari proses koagulasi yang bertujuan untuk mempercepat dan

menyeragamkan penyebaran zat kimia melalui air yang diolah.

7
dengan cara penambahan berupa PAC (Poly Aluminium

Chloride ).

b) Flokulasi

Flokulasi merupakan proses pembentukan flok, yang pada

dasarnya merupakan pengelompokan antara partikel dengan

koagulan menggunakan proses pengadukan lambat (slow

mixing). Pada flokulasi, terjadi proses penggabungan

beberapa partikel menjadi flok yang berukuran lebih besar

sehingga partikel tersebut akan lebih mudah untuk

mengendap. Setelah melalui proses koagulasi, maka akan

terbentuk agregasi partikel-partikel koloid atau penggabungan

partikel kecil untuk membentuk partikel yang lebih besar

akibat adanya perbedaan muatan antara partikel koloid

dengan zat koagulan. Untuk mempercepat proses

pengendapan agregat tersebut, maka dilakukan penambahan

zat flokulan berupa polimer yang akan mempengaruhi

kestabilan molekul dari agregat yang terbentuk, sehingga

ketika molekul dalam keadaan tidak stabil polimer akan lebih

mudah untuk berikatan dengan agregat yang nantinya akan

membentuk flok. Flok-flok tersebut kemudian akan saling

bergabung dan membentuk flok yang lebih besar dan memiliki

berat molekul yang lebih besar dari molekul air, sehingga flok

8
tersebut akan mengendap. Jenis zat flokulan yang sering

digunakan adalah Poly acryla mide (PAM).

c) Sedimentasi

Sedimentasi merupakan proses pembentukan sedimen dari

partikel koloid yang telah membentuk flok-flok kemudian

akan mengendap karena adanya gaya gravitasi.

d) Filtrasi

Filtrasi adalah suatu operasi atau proses dimana campuran

heterogen antara fluida dan partikel-partikel padatan

dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida dan

menahan padatannya.

2) Filter Unit

Setelah melalui proses filtrasi pada unit Flocculation

Settling Tank, air laut selanjutnya akan melalui proses

penyaringan lagi dengan alat Multi Media Filter dan Fine Sand

Filter.

a) Multi Media Filter (MMF)


Multi media filter merupakan unit penyaringan air yang

terdiri dari beberapa lapisan media filter. Multi media filter

berisi pasir silika dan kerikil (gravel). Pasir silika memiliki

butiran yang lebih kecil dan jumlah yang lebih banyak dari

media karbon aktif. Hal ini untuk memastikan bahwa lapisan

9
pasir dapat mengendap dibawah karbon aktif dan memberikan

filtrasi yang lebih halus. Karbon aktif sendiri berfungsi untuk

mengadsorpsi bau, warna dan sisa klorin dari proses

sebelumnya.

b) Fine Sand Filter (FSF)

Fine Sand Filter merupakan unit penyaringan lanjut dengan

ukuran media filtrasi yang lebih halus dibanding ukuran media

pada Multi Media Filter. Pada Fine Sand Filter media yang

digunakan yaitu pasir silika dan karbon aktif yang ditempatkan

secara berlapis-lapis.

3) Ultra Filtration

Ultra Filtration merupakan unit penyaringan ketiga

menggunakan membran sebagai langkah akhir penyaringan air

umpan sebelum memasuki sistem desalinasi. Ultra filtration

dilakukan untuk memaksimalkan penghilangan TSS dan koloid

yang masih lolos dari proses penyaringan sebelumnya.

4) Desalination
Desalination adalah proses yang meng-hilangkan kadar

garam berlebih dalam air, melalui dua metode yaitu Sea water

treatment reverse osmosis (SWRO) dan Brackish water treatment

reverse osmosis (BWRO). Prinsip kerja dari desalinasi pada mebran

adalah reverse osmosis, dimana reverse osmosis ialah perisitiwa

10
ketika suatu sistem osmosis diberikan tekanan yang lebih besar

dari tekanan osmosisnya, maka aliran air tawar akan berbalik

yakni dari air dengan konsentrasi lebih tinggi (air laut) melalui

membran seminpermeable menuju ke air dengan konsentrasi

lebih rendah (air tawar).

a) Sea Water Treatment Reverse Osmosis (SWRO)

Proses ini bertujuan untuk mengubah sea water menjadi air

payau, dimana Sebelum melewati membran, air laut akan

diinjeksikan inhibitor dan reductant. Tujuan injeksi inhibitor

sebagai anti kerak (scale) agar mencegah terbentuknya

endapan atau kerak pada membran reverse osmosis yang akan

menyebabkan penyumbatan sehingga menganggu kinerja dan

efisiensi membran. Sedangkan tujuan diinjeksikan reductant

untuk mereduksi kandungan klorin dari hasil injeksi NaClO pada

proses sebelumnya, karena klorin dapat menyebabkan

kerusakan pada membran.

b) Brackish Water Treatment Reverse Osmosis (BWRO)

Prinsip Kerja dari BWRO adalah Inlet air payau (brackish water)

dari dipompa dengan sambil diinjeksikan inhibitor sebagai anti

kerak dan larutan NaOH sebagai pengatur pH, kemudian air

payau bertekanan tinggi akan memasuki membran semi

permeable yang memiliki ukuran sangat kecil sehingga garam-

11
garam mineral dan TDS (Total Dissolved Solid) akan terpisah

dari air laut. Outlet dari sistem unit Brackish Water Reverse

Osmosis adalah air tawar.

5) Demineralisasi

Tujuan dari demineralisasi pada air yakni menghilangkan

kandungan ion didalam air yang dapat mengakibatkan kerak dan

korosi pada peralatan proses. Sistem demineralisasi air pada PT

Rekind Daya Mamuju – PLTU Mamuju 2x 25 MW, menggunakan

sistem penukar ion (ion exchange) dengan alat mixed bed. Mixed

bed merupakan alat berbentuk tabung yang berisikan campuran

resin penukar kation dan resin penukar anion yang berfungsi

sebagai media terakhir untuk memurnikan air baku (raw water)

dalam hal ini air laut menjadi air bebas mineral (demineralized

water).

Air yang sudah menjadi fresh water atau demin kemudian

masuk ke dearator untuk dihilangkan kadar oksigennya (O2)

dengan bantuan injeksi bahan kimia berupa hydrazine,

selanjutnya di alirkan kedalam boiler untuk dilakukan pemanasan

untuk mengubah air menjadi uap.

12
B. Boiler

1. Pengertian boiler

Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk

menghasilkan steam (uap) dalam berbagai keperluan. Air di dalam

boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran bahan bakar

(sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas dari

sumber panas tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut

menjadi panas atau berubah wujud menjadi uap (Fatimura, 2018)

Karena pentingnya boiler bagi suatu pabrik maka boiler

memerlukan perawatan agar terhindar dari kerak dan korosi. Untuk

menghindari terbentuknya kerak dan korosi pada pipa yang akan

menurunkan efesiensi boiler maka diperlukan perawatan yang

khusus untuk pengolahan air yang akan di uapkan pada boiler yang

dikenal dengan air boiler. Air boiler adalah air yang telah

mendapatkan atau mengalami pengolahan secara internal dan

eksternal untuk menghilangkan atau menurunkan kandungan garam

dan mineral yang ada dalam air sampai memenuhi persyaratan

tertentu (Alviani & Amri, 2019)

13
Tabel 2.1 Standar mutu air boiler (Alviani & Amri, 2019).
Parameter Nilai Standar
pH 10,5 – 11,5
Kesadahan Total Trace
TDS Max 2100 ppm
M-Alkalinitas Max 800 ppm
P-alkalinitas < 750 ppm
Silika (SiO2) 150 ppm
Klorida (Cl-) >200ppm
Sulfit (SO32-) 20 – 80 ppm
Fosfat (PO43-) 30 – 70 pmm

Dari parameter diatas harus diuji agar air boiler yang

digunakan memenuhi syarat. Parameter air boiler yang diuji pada

saat penelitian ini adalah nilai fosfat dan pH. Air adalah senyawa

kimia tersusun dari hydrogen dan oksigen dengan rumus kimianya

H2O. Sifat umum dari air adalah dapat melarutkan hampir semua

komponen yang terdapat dialam walaupun dengan derajat

kelarutannya yang berbeda-beda. Macam dan jumlah komponen itu

tergantung sekali pada keadaan disekitar sumber air tersebut.

Berdasarkan sifat tersebut, maka air yang terdapat dipermukaan

bumi seperti air laut, air sungai dan air tanah) sekalipun tidak pernah

terdapat dalam keadaan murni, tetapi banyak mengandung

impurities atau kontaminan seperti padatan tersuspensi, warna,

kekeruhan, garam-garam dan ion-ion (kation dan anion) Air yang

mengandung garam-garam kalsium atau magnesium disebut air

14
sadah. Untuk industry air sadah juga akan menimbulkan beberapa

misalnya untuk mengisi ketel uap atau penukar panas akan

menimbulkan kerak yang menempel kuat pada dindingnya. Suatu

boiler atau pembangkit uap yang dioperasikan tanpa kondisi air yang

baik, cepat atau lambat akan menimbulkan masalah-masalah yang

berkaitan dengan kinerja dan kualitas dari sistem pembangkit uap.

Banyak masalah-masalah yang ditimbulkan akibat dari kurangnya

penanganan dan perhatian khusus terhadap penggunaan air umpan

boiler (Fatimura, 2018)

2. Jenis Boiler

a. Fire Tube Boiler

Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air

umpanboiler ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam.

Gambar 2.3.Fire Tube Boiler ( Boiler pipa api )

15
b. Water Tube Boiler

Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa

masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas

pembakar membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler

ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi

seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga listrik (Fatimura,

2017).

Gambar 2.4.Water Tube Boiler

Sistem air umpan boiler (Boiler Feed Water) harus memenuhi

spesifikasi yang telah ditentukan agar tidak menimbulkan

masalahmasalah pada pengoperasian boiler. Air tersebut harus

bebas dari mineral-mineral yang tidak diinginkan serta pengotor-

pengotor lainnya yang dapat menurunkan efisiensi kerja dari boiler.

16
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air

umpan (Fatimura, 2017).

3. Komponen-kompone Boiler

Menurut Irawan, Heranurweni, & Nurhayati (2019), ada beberapa

komponen boiler yaitu :

a. Furnace (Ruang bakar), berfungsi sebagai tempat pembakaran

bahan bakar. Bahan bakar dan udara dimasukkan ke dalam ruang

bakar sehingga terjadi pembakaran, sehingga dihasilkan

sejumlah panas dan nyala api/gas asap. Idealnya, furnace harus

memanaskan bahan sebanyak mungkin sampai mencapai suhu

yang seragam dengan bahan bakar. Kunci dari operasi furncace

agar efisien yaitu terletak pada pembakaran bahan bakar yang

sempurna dengan udara lebih minim. Furnace beroperasi dengan

efesiensi yang relatif rendah (paling rendah 7%) dibandingkan

dengan peralatan pembakaran lainnya seperti boiler (dengan

efisiensi lebih dari 90%).

b. Steam Drum, merupakan tempat penampungan air panas dan

pembangkitan steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated).

c. Superheater, merupakan tempat pengeringan steam dan siap

dikirim melalui main steam pipe dan siap untuk menggerakkan

turbin steam atau menjalankan proses industri.

17
d. Turbin Steam, berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang

dikandung oleh steam menjadi energi putar (energi mekanik).

Poros turbin dikopel dengan poros generator sehingga ketika

turbin berputar generator juga ikut berputar. e. Kondensor,

berfungsi untuk mengkondensasikan steam dari turbin (steam

yang telah digunakan untuk memutar turbin).

e. Generator, berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin

menjadi energi listrik.

f. Economizer, merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk

memanaskan air dari air yang terkondensasi oleh sistem

sebelumnya maupun air umpan baru.

g. Safety valve, merupakan saluran buang steam jika terJadi

keadaan dimana tekanan steam melebihi kemampuan boiler

menahan tekanan steam.

h. Blowdown valve, merupakan saluran yang berfungsi membuang

endapan yang berada di dalam pipa steam.

4. Masalah Pada Boiler

Menurut Fatimura (2018), Akibat dari kurangnya penanganan

terhadap air umpan boiler akan menimbulkan masalah-masalah

sebagai berikut :

18
a. Kerak

Kalsium Karbonat adalah penyebab kesadahan dan

alkalinitas air. Senyawa yang berperan dalam pembentukan

kerak Salah satu parameter yang menyebabkan pembentukan

kerak ialah alkalinitas. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk

menetralkan asam.

Gambar 2.5. Kerak yang di akibatkan Kalsium Karbonat

Terbentuk kerak pada dinding boiler terjadi akibat adanya

mineral-mineral pembentukan kerak, misalnya ion-ion

kesadahan seperti Ca2+ dan Mg2+ dan akibat pengaruh gas

penguapan. Disamping itu pula dapat disebabkan oleh

mekanisme pemekatan didalam boiler karena adanya

pemanasan. Jenis-jenis kerak yang umum dalam boiler adalah

kalsium sulfat, senyawa silikat dan karbonat. Zat-zat dapat

membentuk kerak yang keras dan padat sehingga bila lama

penanganannya akan sulit sekali untuk dihilangkan. Silika

diendapkan bersama dengan kalsium dan magnesium sehingga

19
membuat kerak semakin keras dan semakin sulit untuk

dihilangkan (Fatimura, 2017).

b. Korosi

Korosi merupakan peristiwa logam kembali kebentuk

asalnya dialam misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium

dan lain-lain. Peristiwa korosi dapat terjadi disebabkan oleh gas-

gas yang bersifat korosif seperti (O2, CO2, dan H2S), Kerak dan

deposit, perbedaan logam ( korosi galvanis ), pH yang terlalu

rendah.

Korosi yang sering terjadi pada boiler adalah uniform

corrosion, pitting corrosion (terbentuknya lubang) dan

embrittlement (peretakan baja). Adanya gas yang terlarut,

oksigen dan karbon dioksida pada air umpan boiler adalah

penyebab utama uniform corrosion dan pitting corrosion (tipe

oksigen elektro kimia dan diffrensial).

Gambar 2.6. Korosi Pada Pipa Boiler

20
Untuk menghindari terbentuknya kerak dan korosi pada pipa

yang akan menurunkan efesiensi boiler maka diperlukan

perawatan yang khusus untuk pengolahan air yang akan di

uapkan pada boiler yang dikenal dengan air boiler. Air boiler

adalah air yang telah mendapatkan atau mengalami pengolahan

secara internal dan eksternal untuk menghilangkan atau

menurunkan kandungan garam dan mineral yang ada dalam air

sampai memenuhi persyaratan tertentu.

c. Deposit

Deposit merupakan peristiwa penggumpalan zat dalam air

umpan boiler yang disebabkan oleh adanya zat padat tersuspensi

misalnya oksida besi, oksida tembaga dan lain-lain. Air yang

mengandung kesadahan tinggi dan turbidity serta kandungan

silika dan zat-zat terlarut yang tinggi cenderung menimbulkan

pergerakan pada pipa boiler yang dapat menyebabkan efisiensi

boiler menurun. Sumber deposit didalam air seperti garam-

garam yang terlarut dan zat-zat yang tersuspensi didalam air

umpan boiler. Pemanasan dan dengan adanya zat tersuspensi

dalam air pada boiler menyebabkan mengendapnya sejumlah

muatan yang menurunkan daya kelarutan, jika temperaturnya

dinaikkan. Hal ini menjelaskan mengapa kerak dan sludge

(lumpur) terbentuk. Kerak merupakan bentuk deposit-deposit

21
yang tetap berada pada permukaan boiler sedangkan sludge

merupakan bentuk deposit-deposit yang tidak menetap atau

deposit lunak.

d. Terjadinya terbawanya uap (steam carryover)

Steam carryover terjadi jika mineral-mineral dari boiler ikut

keluar bersama dengan uap ke alat-alat seperti superheater,

turbin, dan lain-lain. Kontaminasi-kontaminasi ini dapat

diendapkan kembali pada sistem uap atau zat-zat itu akan

mengontaminasi proses atau materi al-material yang diperlukan

steam. Steam carryover dapat dihindari dengan menahan zat-zat

padat terlarut pada air boiler dibawah tingkat tertentu melalui

suatu analisa sistematis dan kontrol pada pemberian zat-zat

kimia dan blowdown. Carryover karbon dioksida dapat

mengembalikan uap dan asam-asam terkondensasi.

C. Air

Air dalam definisi ilmiah adalah senyawa hidrogen dan oksigen

dengan rumus kimia H2O Air merupakan sumber daya alam yang

diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk

hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat

dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makluk hidup yang lain.

Berdasarkan sifat fisiknya terdapat dalam tiga macan bentuk air yaitu: air

sebagai benda cair, air sebagai benda padat, dan air sebagai benda gas

22
atau uap. Air berubah bentuk yang satu ke bentuk lainnya tergantung

pada waktu dan tempat serta temperaturnya (Hutagol, 2018).

Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air

meliputi kuntitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang

terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik semakin

menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak

negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan

kualitas air (Hutagol, 2018).

1. Pengertian Air Umpan Boiler

Air umpan ketel uap adalah air yang disuplai ke dalam ketel

untuk di ubah menjadi uap. Air Umpan Ketel (Boiler Feed Water)

Secara umum yang akan digunakan adalah air yang tidak mengandung

unsur kalsium (Ca) yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang

dapat membentuk kerak pada ketel uap, air yang tidak mengandung

unsur yang dapat menyebabkan korosi terhadap ketel dan sistem

penunjangnya dan juga tidak mengandung unsur yang dapat

menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air ketel uap. Oleh

karena itu untuk dapat digunakan sebagai air umpan ketel uap maka

air baku dari sumber air harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu

yang bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur atau padatan yang

terkandung didalam air baik dalam bentuk tersuspensi, terlarut,

ataupun koloid yang dapat menyebabkan terjadinya kerak, korosi dan

23
pembusaan dalam ketel uap. Disamping itu senyawa organik

pembentuk kerak misalnya kalsium (Ca) dapat menyebabkan berbagai

masalah dalam operasi ketel uap. Kualitas air umpan ketel uap juga

dipengaruhi oleh kondisi operasi ketel uap, dimana semakin tinggi

tekanan dan temperatur operasi maka semakin murni kualitas air

umpan yang diperlukan. Dalam istilah lain biasa disebut ketel uap

yaitu alat untuk menghasilkan uap, yang terdiri dari dua bagian utama

yaitu sisi api sebagai penyedia panas dan sisi air sebagai bagian untuk

proses penguapan air menjadi uap (Wilastri & Hidayat, 2021).

2. Perawatan Air Boiler

Didalam pesawat boiler dapat dilakukan dengan

memperhatikan kualitas air. Air yang digunakan harus memenuhi

standart yang sudah ditentukan, selain itu volume air boiler tidak

melebihi batas yang sudah ditentukan (Hutagol, 2018).

Menurut Hutagaol (2018), Ada empat cara untuk mengolah atau

memperbaiki mutu air yang akan diguanakan pada boiler yaitu:

a. Penambahan bahan kimia pada air mentah sebelum dimasukkan

kedalam boiler.

b. Melunakan air mentah dengan mengalirnnya melalui zeolit base

exchanger.

c. Penambahan beberapa jenis senyawa kimia kedalam air boiler

seperti natrium fosfat yang mampu menyebabkan garam

24
kalsiumnya larut, mengendapkan dan ditampung kemudian

dibuang.

d. Dilakukan dekonsentrasi atau blow down dari boiler pada waktu

sering terjadi pemanasan, dimana tekanan boiler digunakan

untuk memaksa air yang mengandung suspensi kotoran keluar

dari boiler

D. Fosfat

Fosfat merupakan salah satu bentuk persenyawaan fosfor yang

dapat dijadikan sebagai faktor penentu kualitas air. fosfat terdapat di air

alam atau air limbah sebagai senyawa polifosfat, fosfat organik dan

ortofosfat. Fosfat terlarut terbagi atas fosfat organik (dissolved organic

fosfat, DOP) dan fosfat anorganik (dissolved inorganic fosfat, DIP), yang

terdiri atas ortofosfat dan polifosfat. Dalam analisa, fosfat terlarut

ditentukan setelah melalui proses filtrasi dan konsentrasi fosfat

ditentukan berdasarkan reaktifitasnya terhadap reagen molibdat. Fosfat

terfiltrasi yang reaktif terhadap reagen molibdat disebut dengan fosfat

reaktif. Kelebihan fosfat di perairan menyebabkan peristiwa peledakan

pertumbuhan alga (eutrofikasi) dengan efek samping menurunnya

konsentrasi oksigen dalam badan air sehingga menyebabkan kematian

biota air. Disamping itu, alga biru yang tumbuh subur karena

melimpahnya fosfat mampu memproduksi senyawa racun yang dapat

meracuni badan air. Meskipun konsentrasi fosfat di badan air dikurangi,

25
eutrofikasi masih dapat terjadi karena adanya mobilisasi fosfat dari

sedimen melalui proses fisika, kimia dan biokimia. Ketika fosfat di badan

air berlebih, fosfat akan kembali terdeposisi ke dalam pori sedimen

melalui berbagai proses antara lain sedimentasi, adsorpsi dan presipitasi

(Ruhmiyati, 2010).

Penambahan fosfat ke dalam air berfungsi sebagai inhibitor korosi

berkaitan dengan perannya dalam memperlambat laju korosi. Selain itu,

penambahan fosfat pada air umpan boiler juga berfungsi untuk

menaikkan pH air boiler. Kadar fosfat yang tidak terkendali berpotensi

menjadi sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroorganisme dan tanaman

air. Pertumbuhan mikroorganisme yang berlebihan dapat menyebabkan

nilai total suspended solid menjadi tinggi, phosphate analyzer (PO4-

analyzer), digunakan untuk mengetahui kecukupan ion fosfat didalam

sistem aliran water and steam pembangkit sebagai upaya pencegahan

scaling dan penurunan pH (Suryandari, Mustain, Pratama, & Maula,

2019).

E. Derajat Keasaman pH

pH merupakan singkatan dari “pouvoir hydrogen” dan

menunjukkan konsentrasi ion hidrogen dalam air. pH ini digunakan untuk

mengetahui tingkat kebasaan dan keasaman air. Pemahaman konsep

dasar mengenai pH erat hubungannya dengan upaya memahami

26
alkalinitas-asidinitas dalam air dan sangat bermanfaat dalam memahami

kimia air (Rahayu, Amri, & Harmawan, 2019).

Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada

potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam

elektroda gelas (membra ne gelas) yang telah diketahui dengan larutan

yang terdapat di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini

dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan

ion hydrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda gelas

tersebut akan mengukur potensial elektro kimia dari ion hydrogen. Untuk

melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan elektroda pembanding. Sebagai

catatan alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur

tegangan .

Molekul-molekul suatu zat yang dalam larutannya dapat

menghantarkan arus listrik disebut elektrolit. Ion-ion negative bergerak

menuju ke anode, oleh karena itu ion negative disebut anion. Ion positif

bergerak menuju katode, oleh karena itu ion positif disebut kation. Suatu

larutan elektrolit, molekulnya terurai menjadi ion-ion. Air murni tergolong

elektrolit lemah. Sebagian molekulnya terurai menjadi ion H;

H2O------------- H++ OH-

Dari persamaan diatas, 1 ion H+ dan 1 ion OH berasal dari penguraian 1

molekul H2O. Dengan demikian, konsentrasi ion H+ sama dengan

konsentrasi ion OH- . Larutan air seperti itu dinamakan dengan larutan

27
Netral. Larutan yang mengandung ion H- berkonsentrasi lebih besar dari

konsentrasi OHdan disebut larutan Asam, sedangkan larutan yang

mengandung konsentrasi ion H+ lebih kecil dari konsentrasi ion OH-.

Banyaknya larutan yang terurai menjadi ion dinamakan derajat ionisasi.

Besarnya berkisar antara 0 sampai 1. Suatu elektrolit yang derajat

ionisasinya besar, mendekati 1 disebut elektrolit kuat, sedangkan yang

derajat ionisasinya kecil mendekati 0 dinamakan elektrolit lemah (Yuliza

& Susanto, 2015).

Pengukuran pH sangat penting untuk kontrol karena pH berfungsi

untuk menentukan tingkat laju korosi yang terjadi dan berpengaruh

terhadap pembentukan kerak dan korosi. Nilai pH pada air boiler dari

beberapa perusahan banyak yang tidak masuk kedalam limit yang sudah

ditetapkan, nilai yang didapat ada yang dibawah limit, ini dikarenakan

mungkin ada kontaminasi yang terjadi dalam sistem boiler, dan ini akan

mengakibatkan rusaknya pada sistem boiler yaitu mengakibatkan

terjadinya batu ketel yang disebabkan oleh adanya kerak sehingga

terjadilah kebocoran pada pipa-pipa, oleh karena itu pH harus di kontrol

agar kebocoran pipa tidak terjadi oleh asam dan pembentukan kerak.

Apabila pH naik maka alkaliinitas pun akan naik, dan korosi akan berjalan

dengan cepat. Pada pH rendah akan terjadi korosi dan pada pH tinggi

akan terjadi kerak. Selain itu pH tinggi menimbulkan busa, sehingga akan

menimbulkan carry over (Hutagol, 2018).

28
F. Kerangka Berpikir

PT. Rekind Daya Mamuju

Boiler

fosfat

ph

Air umpan

Gambar 2.7 Bagan kerangka berpikir

PT.Rekind Daya Mamuju merupakan pembangkit listrik yang

menggunakan energi dari uap panas kering bertekanan yang dihasilkan

dari pemanasan air di dalam boiler. Uap dengan temperature dan

tekanan tertentu tersebut kemudian digunakan untuk menggerakkan

turbin yang terkopel langsung dengan generator sehingga dihasilkan

listrik.

Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk

menghasilkan steam (uap) dalam berbagai keperluan. Air di dalam boiler

dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran bahan bakar (sumber panas

lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas dari sumber panas tersebut

ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau berubah

wujud menjadi uap.

29
Fosfat merupakan salah satu bentuk persenyawaan fosfor yang

dapat dijadikan sebagai faktor penentu kualitas air. fosfat terdapat di air

alam atau air limbah sebagai senyawa polifosfat, fosfat organik dan

ortofosfat.

pH merupakan singkatan dari “pouvoir hydrogen” dan

menunjukkan konsentrasi ion hidrogen dalam air. pH ini digunakan untuk

mengetahui tingkat kebasaan dan keasaman air.

Air umpan ketel uap adalah air yang disuplai ke dalam ketel untuk

di ubah menjadi uap. Air Umpan Ketel (Boiler Feed Water) Secara umum

yang akan digunakan adalah air yang tidak mengandung unsur kalsium

(Ca) yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat

membentuk kerak pada ketel uap, air yang tidak mengandung unsur yang

dapat menyebabkan korosi terhadap ketel dan sistem penunjangnya dan

juga tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya

pembusaan terhadap air ketel uap.

30
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Pelaksanaan Peneltian ini dilakukan pada PT. Rekind Daya

Mamuju di Dusun Talaba, Kecamatan Kalukku, Desa Belang-belang,

Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Maret – 8 Mei 2021.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Phospate Analyzer

dan pH meter

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Amonium

metavanadate dan air umpan boiler.

31
C. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Data

kuantitatif dikumpulkan melalui observasi secara langsung di lapangan untuk

melakukan pengumpulan data yaitu konsentrasi Fosfat dan pH dari air

umpan boiler unit1 pada proses Water and Steam Analyzer PT.Rekind Daya

Mamuju.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengambilan data pengamatan konsentrasi fosfat dan pH boiler. Data

tersebut merupakan data aktual Air umpan boiler unit 1 pada PT.Rekind

Daya Mamuju.

2. Melihat konsentrasi fosfat terhadap penentuan pH pada Air umpan

boiler.

3. Melakukan penarikan kesimpulan sesuai hasil data yang dilakukan.

E. Analisis Data

Data yang diperoleh dari perusahaan dianalisis lebih lanjut dengan

analisis untuk melihat konsentrasi fosfat terhadap penetuan nilai ph air

umpan boiler melalui program excel dalam bentuk grafik.

32
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil analisis konsentrasi fosfat dan nilai pH Air umpan Boiler PT.Rekind

Daya Mamuju dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil analisis konsentrasi fosfat dan nilai pH pada Air umpan boiler
unit 1 PT.Rekind Daya Mamuju
NO SAMPEL FOSFAT pH
1 2.29 8.95
2 3.27 9.08
3 3.45 9.09
4 4.29 9.15
5 4.64 9.18
6 4.73 9.22
7 5.25 9.27
8 5.43 9.43
9 8.11 9.45
Sumber : Data Primer, 2021

Hasil yang didapatkan dari analisis tersebut digunakan sebagai data

untuk mengetahui konsentrasi fosfat terhadap penentuan nilai pH pada Air

boiler unit.1

B. Pembahasan

Boiler adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan uap air yang

akan digunakan untuk pemanasan maupun tenaga gerak. Air Umpan boiler

33
adalah air yang di suplai keboiler untuk di ubah menjadi steam, suatu

pembangkit uap yang di operasikan tanpa kondisi air yang baik cepat atau

lambat akan menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kinerja

dan kualitas dari sistem pembangkit uap (Boiler). Pada PT.Rekind Daya

Mamuju Air yang digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang sudah

bebas mineral (demineralized water) dengan tujuan mencegah terjadinya

perkaratan pada boiler. Selain itu, untuk mengontrol kualitas air dari air

umpan, analisa terhadap air dilakukan setiap waktu dengan menambahkan

bahan kimia berupa natrium fosfat, penambahan natrium fosfat berfungsi

untuk mencegah timbulnya kerak pada boiler dengan cara mengikat Ca2+ dan

Mg2+ serta untuk menaikan pH. Nilai pH pada air boiler dari beberapa

perusahan banyak yang tidak masuk kedalam limit yang sudah ditetapkan,

nilai yang didapat ada yang dibawah limit, ini dikarenakan terjadinya

kontaminasi yang menyebabkan terbentuknya endapan yang berada di

sistem boiler, yang mengakibatkan rusaknya sistem boiler yang disebabkan

oleh adanya kerak sehingga terjadilah kebocoran pada pipa-pipa, oleh karena

itu pH air umpan boiler harus di kontrol agar kebocoran pipa dan

pembentukan kerak tidak terjadi. Kerak-kerak yang menempel akan

mempercepat laju korosi dari boiler yang menimbulkan kebocoran, yang

34
biasa disebut korosi besi atau karat, yang paling umum terjadi ketika pH

terlalu rendah.

Berdasarkan data yang di peroleh pada perusahaan konsentrasi fosfat

pada sampel no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 yaitu berturut-turut 2.29mg/l,

3.27mg/l, 3.45mg/l, 4.29mg/l, 4.64mg/l, 4.73mg/l, 5.25mg/l, 5.43mg/l,

8.11mg/l dan pH yaitu 8.95, 9.08, 9.09, 9.15, 9.18, 9.22, 9.27, 9.43, 9.45.

KONSENTRASI FOSFAT TERHDAP PENENTUAN


pH AIR UMPAN BOILER
10

6
pH

4 PH
FOSFAT
2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
FOSFAT

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Konsentrasi fosfat dan pH Air Umpan Boiler

Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pada sampe no 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, dan 9 sudah memenuhi standar perusahan yaitu konsenrasi fosfat 2-

10mg/l dan pH 9-10.5 dan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

konsentrasi fosfat maka pH air umpan boiler juga semakin tinggi, namun

pada sampel no 1 terjadi penurunan nilai pH pada air umpan boiler yaitu

35
8.95 sedangkan standar pH air umpan boiler perusahaan yaitu 9-10.5, tetapi

penurunan pH tersebut tidak terlalu signifikan kemungkinan scale yang

mengedap pada dinding pipa boiler tidak terlalu banyak, air umpan boiler

cenderung mengalami penurunan nilai pH karena adanya mineral-mineral

terlarut di dalam air tidak akan ikut menguap atau ikut terlarut ke dalam uap

air, ia akan tertinggal di dalam air boiler maka akan dilakukan blowdon untuk

membuang kotoran-kotoran tersebut.

Boiler scale atau kerak boiler merupakan masalah yang sering terjadi

pada sistem boiler, scale yang terbentuk dari Ca2+ dan Mg2+ disebut dengan

hardness water (air sadah), sehingga untuk mengatasi hal tersebut dilakukan

penambahan fosfat yang berfungsi untuk mengikat Ca2+ dan Mg2+, agar

tidak menempel pada dinding pipa boiler tapi di sisi lain karena reaksi kimia

yang dihasilkan yaitu NaOH akhirnya fosfat mampu menaikan pH maka

digunakan sebagai pengatur pH. Seperti yang ditunjukkan pada reaksi

dibawah ini :

Na3PO4 + Ca2+ Ca3 (PO4)2 + Na+

Na3PO4 + Mg2+ Mg3 (PO4)2 + Na+

Na+ + OH- NaOH

36
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa semakin tinggi konsentrasi fosfat maka nilai pH juga semakin meningkat.

B. Saran
Untuk menghindari terjadinya penurunan efisiensi boiler, perlu diadakan

peninjauan/evaluasi boiler secara berkala agar tidak menyebabkan korosi pada

bejana dan pipa, sehingga tidak menimbulkan kerak pada boiler.

37
DAFTAR PUSTAKA

Alviani, S., & Amri, Y. (2019). Analisis Kuantitatif Air Boiler PT. SISIRAU Aceh Tamiang
QUIMICA. Jurnal Kimia Sains dan Terapan , 1-5.

Fatimura. (2018). Study Analisa Kualitas Air Boiler Menggunakan Standar American
Society Of Mechanical Engineers (ASME). Jurnal Redoks , 1-11.

Fatimura, M. (2017). Tinjauan Teoritisme Permasalahan Boiler Feed Water


Pengoperasian Boiler yang Dipergunakan dalam Industri. Jurnal Media
Teknik , 12.

Hutagol, P. (2018). Analisa pH dan Alkalinitas pad Air Umpan Boiler dari Pabrik
Kelapa Sawit Ajamu, Air Batu dan Pabatu yang di Analisa. Medan: PT.
Perkebunan Nusantara IV.

Irawan, A., Heranurweni, S., & Nurhayati, T. (2019). Simulasi pH Air Boiler dan Air
Chiller pada Mesin Produksi Refrigerator dengan Menggunakan Logia
Fuzzy. Jurnal Elektrika , 26-29.

PT.Rekind Daya Mamuju. (2021). Diambil kembali dari


http://www.PT.RekinDaya.com

Rahayu, R., Amri, Y., & Harmawan, T. (2019). Analisis pH dan Kesadahan Total pada
Air Umpan Boiler PMKS PT. SISIRAU Aceh Taimang. QUIMICA. Jurnal Kimia
Sains dan Terapan , 1-4.

Ruhmiyati, B. (2010). Studi Senyawa Fosfat dalam Sedimen dan Air Menggunakan
Teknik Diffusive in Thin Films (DGT). Jurnal Ilmu Dasar , 160-166.

Suryandari, A., Mustain, A., Pratama, D., & Maula, I. (2019). Studi Aktivitas Reaksi
Fotokatalisis Berbasis Katalis TiO2-Karbon Aktif Terhadap Mutu Air Limbah
Power Plant. Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan , 95-101.

Wilastri, S., & Hidayat, T. (2021). Pencegahan Kerak dan Korosi Umpan Ketel Uap di
PG Mojo Sragen. Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim , 41-47.

Yuliza, Y., & Susanto, G. (2015). Perancangan pH Meter Pada Boiler Hrsg Berbasis
Arduino. Jurnal Sinergi , 37-44.

38
LAMPIRAN
Tabel 4.1 Hasil analisis konsentrasi fosfat dan nilai pH pada Air umpan boiler
unit 1 PT.Rekind Daya Mamuju
NO SAMPEL FOSFAT Ph
1 2.29 8.95
2 3.27 9.08
3 3.45 9.09
4 4.29 9.15
5 4.64 9.18
6 4.73 9.22
7 5.25 9.27
8 5.43 9.43
9 8.11 9.45

KONSENTRASI FOSFAT TERHDAP PENENTUAN


pH AIR UMPAN BOILER
10

6
pH

4 PH
FOSFAT
2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
FOSFAT

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Konsentrasi fosfat dan pH Air Umpan Boiler

39

Anda mungkin juga menyukai