Anda di halaman 1dari 45

BIOREMEDIASI LIMBAH CAIR PT PETROKIMIA GRESIK

DENGAN BAKTERI INDIGENEOUS

TUGAS AKHIR

Oleh :

DWI NURLINDA
20TKM484

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan


guna menyelesaikan program Diploma Tiga
Program Studi/Jurusan Teknik Kimia Mineral

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I


POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL : BIOREMEDIASI LIMBAH CAIR PT PETROKIMIA


GRESIK DENGAN BAKTERI INDIGENEOUS
NAMA MAHASISWA : DWI NURLINDA
NOMOR STAMBUK : 20TKM484
PERGURUAN TINGGI : POLITEKNIK ATI MAKASSAR
PROGRAM STUDI/JURUSAN : TEKNIK KIMIA MINERAL

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Idi Amin, ST., M.Si Flaviana Yohanala Prista Tyassena, S. ST., MT
NIP : 19731124 200112 1 001 NIP : 19900911 201801 2 001

Mengetahui :

Direktur Politeknik ATI Makassar Ketua Jurusan Teknik Kimia Mineral

Ir. Muhammad Basri. MM Andi Arninda, ST., M.Si.


NIP : 19680406 199403 1 003 NIP : 19771030 200604 2 001

i
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diterima oleh Panitia Ujian Akhir Program Diploma Tiga (D3) yang
ditentukan sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Politeknik ATI Makassar
Nomor 1217 Tahun 2022 tentang penunjukan Ketua, Sekretaris, Anggota Penguji
Ujian Seminar dan Ujian Tugas Akhir Mahasiswa Program Diploma Tiga (D III)
Politeknik ATI Makassar Tahun Akademik 2021/2022 Tanggal 14 Desembeer
2022.

PANITIA UJIAN :

Pengawas : 1. Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian R.I.

2. Direktur Politeknik ATI Makassar

Ketua : DR. Sariwahyuni, SP., M.Si (………………....…...)

Sekretaris : Dwi Setyorini, ST., MT (………………….…...)

Penguji I : DR. Sariwahyuni, SP., M.Si (……………..…..…...)

Penguji II : Dwi Setyorini, ST., MT (………………..….....)

Penguji III : Herlina Rahim ST., M.Si (………………..……..)

Pembimbing I : Sri Diana, SS., M.Ed (………………..….....)

Pembimbing II : Flaviana Yohanala Prista Tyassena, S. ST., MT (………………..……..)

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Nama : Dwi Nurlinda


NIM : 20TKM484
Program Studi : Teknik Kimia Mineral

Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti dan dapat dibuktikan sesuai
dengan hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia bahwa tugas akhir
saya adalah hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut tanpa melibatkan institusi Politeknik ATI Makassar atau
orang lain.

Makassar, Desember 2022

Yang menyatakan,

(Dwi Nurlinda)

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul “Bioremediasi Limbah cair PT Petrokimia Gresik dengan
Bakteri Indigeneous”.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini Penulis banyak mengalami hambatan,


namun berkat bimbingan yang telah diberikan selama ini sehingga Penulis
mampu menyusun Tugas Akhir ini berkat dukungan serta bantuan dari segala
pihak, maka dari itu penulis menghaturkan rasa terimakasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat kesempatan dan kesehatan yang
diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Ayahanda Ir. Mujiat dan Suwarni selaku kedua orang tua penulis beserta
keluarga besar yang senantiasa memberikan doa, restu, kasih sayang,
dukungan moral, dan materi selama penulis menjalani perkuliahan
khususnya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
3. Bapak Ir. Muhammad Basri, M.M., selaku Direktur Politeknik ATI Makassar
beserta jajarannya yang telah memberikan arahan dan bimbingan.
4. Ibu Andi Arninda, ST., M.Si., selaku ketua Jurusan Teknik Kimia Mineral yang
telah memberikan arahan selama berkuliah di Politeknik ATI Makassar.
5. Ibu Monita Pasaribu, ST., MT., sebagai penasehat akademik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan tentang progres akademik selama 3
tahun di Politeknik ATI Makassar.
6. Bapak DR. Idi Amin, ST., M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Flaviana
Yohanala Prista Tyassena, S. ST., MT selaku Pembimbing II yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Segenap dosen Teknik Kimia Politeknik ATI Makassar atas motivasi, dan ilmu
yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan di Politeknik ATI
Makassar.
8. Keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada
Penulis.
9. Sahabat Laktogeners, 20TKM512, 20TKM491, dan yang telah bersedia
membantu penulis dan menjadi teman diskusi selama mengerjakan Tugas
Akhir.
10. Rekan-rekan seperjuangan Teknik Kimia Mineral 2020 (Neon’20) terkhusus
kelas regular atas semua semangat, motivasi, dukungan dan bantuannya
selama masa perkuliahan terkhusus dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
11. Keluarga Besar HIMATEK-POLTEK ATIM yang telah memberikan banyak
dukungan dan makna mendalam mengenai arti berproses.
12. Diri sendiri yang masih mampu bertahan hingga ke tahap ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namun telah membantu dan

iv
berjasa dalam terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Penulis sepenuhnya menyadari banyaknya kekurangan pada Tugas Akhir
ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua terlebih kepada penulis.Aamiin.

Makassar, Desember 2022

(Dwi Nurlinda)

v
ABSTRAK

DWI NURLINDA. 2022. Bioremediasi Limbah cair PT Petrokimia Gresik dengan


bakteri Indigeneous. Di bawah bimbingan IDI AMIN sebagai Pembimbing I dan I
dan FLAVIANA YOHANALA PRISTA TYASSENA sebagai Pembimbing II.

Teknologi pengolahan limbah yang ramah lingkungan secara biologis


adalah dengan metode bioremediasi. Bioremediasi dapat didefinisikan sebagai
upaya pemulihan kondisi lingkungan dengan menggunakan aktivitas biologis
mikroba untuk mendegradasi dan/atau menurunkan toksisitas dari berbagai
senyawa pencemar. Selama ini limbah cair PT Petrokimia Gresik bersifat asam,
oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mencari bakteri indigenous dari
limbah cair PT Petrokimia Gresik yang berpotensi dalam menaikkan pH dan
mengetahui kemampuan bakteri indegenous tersebut dalam menetralkan pH
baik secara individu maupun konsorsium dalam kondisi aerasi maupun non
aerasi.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat bakteri indigenous


pada limbah cair PT Petrokimia Gresik yang berpotensi dalam menaikkan pH
yaitu: isolat bakteri X1 (pemfiksasi Nitrogen), isolat bakteri X2 (pelarut fosfat),
isolat bakteri X3 dan X4 (menaikkan pH). Aktivitas bakteri tersebut menunjukkan
dapat menaikkan pH lebih efektif dalam kondisi aerasi dari pada dalam kondisi
non aerasi. Isolat yang terdeteksi unggul dari ke-4 isolat yang diperoleh adalah
isolat X2 yang mampu meningkatkan pH dari 3,38 menjadi 7,01 setelah 12 jam
masa inkubasi pada kondisi aerasi. Kemampuan tersebut stabil hingga 72 jam
masa inkubasi. Sedangkan kemampuan X2 pada kondisi non aerasi hanya mampu
meningkatkan nilai pH hingga 5,50 setelah 72 jam masa inkubasi.

Kata Kunci: Bakteri Indigenous, Bioremediasi, Limbah Cair, Aerasi, dan pH.

vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR.........................................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iv
ABSTRAK.......................................................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................xi
DAFTAR ISTILAH...........................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................6
A. Limbah cair PT Petrokimia Gresik...........................................................................6
B. Bakteri Indigeneous................................................................................................8
C. Pengelolaan Limbah Cair........................................................................................8
D. Bioremediasi.........................................................................................................10
E. Isolasi dan Purifikasi.............................................................................................10
F. Konsorsium...........................................................................................................11
G. Kerangka Berpikir.................................................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................15
A. Alat, Bahan, dan Prosedur kerja pengambilan limbah cair...................................15
B. Isolasi dan Purifikasi Limbah cair .........................................................................15
C. Pembuatan Konsorsium.......................................................................................15
D. Proses Aplikasi Bioremediasi................................................................................18
E. Rancangan Penelitian...........................................................................................18

vii
F. Analisa Data..........................................................................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................20
A. Hasil......................................................................................................................20
B. Pembahasan.........................................................................................................23
BAB V PENUTUP...........................................................................................................30
A. Kesimpulan...........................................................................................................30
B. Saran....................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................31
LAMPIRAN...................................................................................................................32

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Data pengamatan pH dalam kondisi aerasi...........................................20
Tabel 4. 2 Data pengamatan pH dalam kondisi non aerasi.................................. 21

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Grafik rata-rata nilai pH limbah cair PT Petrokimia Gresik dalam
kondisi aerasi..........................................................................................................23
Gambar 4. 2 Grafik rata-rata nilai pH limbah cair PT Petrokimia Gresik dalam
kondisi non aerasi..................................................................................................25

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4.4.1.1 Hasil proses Isolasi, Purifikasi, dan Uji Fungi Limbah cair PT
Petrokimia gresik....................................................................................................32

xi
DAFTAR ISTILAH

Aerasi : Suatu proses penambahan udara/oksigen


dalam air dengan membawa air dan udara
ke dalam kontak yang dekat, dengan cara
menyemprotkan air ke udara.
Bakteri Indigeneous : Bakteri yang secara alamiah hidup di
lingkungan tertentu yaitu awal sumber
bakteri tersebut tumbuh.
Eutrofikasi : suatu ledakan pertumbuhan dari tanaman
air maupun alga akibat masuknya nutrien
berupa nitrogen dan fosfat dalam jumlah
berlebihan ke dalam badan perairan.
Nutrient broth : Media dengan kandungan nitrogen yang
cukup tinggi.

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan industri dan teknologi yang ada saat ini senantiasa

menghasilkan limbah yang menimbulkan masalah bagi lingkungan.

Pencemaran ini dapat berupa pengeluaran bahan buangan cair, padat, gas,

suara dan panas yang berlangsung selama proses produksi. Dari kelima jenis

limbah industri tersebut, limbah cair merupakan jenis limbah yang perlu

mendapat perhatian, karena volume yang sangat besar dan kuantitas

polutannya yang beragam sehingga sangat berpotensi dalam

membahayakan lingkungan perairan bila dibuang ke badan perairan tanpa

perlakuan pengolahan.

Disisi lain, pembangunan sektor industri Indonesia saat ini dituntut

untuk mengembangkan industri yang ramah lingkungan dan memperhatikan

keberlanjutannya atau yang dikenal dengan istilah industri hijau (green

industry). Gerakan green industry merupakan industri yang berwawasan

lingkungan, menselaraskan pembangunan dengan kelestarian fungsi

lingkungan hidup, serta mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan

sumber daya secara berkelanjutan.

Sejalan dengan kriteria yang ada mengenai pengembangan konsep

industri hijau, kualitas air menjadi isu penting yang terkait dengan

1
pengelolaan sumber daya air. Untuk memenuhi kesenjangan antara

persediaan dan kebutuhan tersebut, diperlukan upaya dalam pencegahan

pencemaran air.Industri pupuk termasuk dalam jenis industri yang dapat

memberi kontribusi dalam pencemaran air. Limbah cair industri pupuk

berasal dari unit amonia, unit urea dan unit utilitas. Limbah tersebut

mengandung senyawa nitrogen dalam bentuk garam amonium, amonia

bebas, nitrit, nitrat, asam fosfat dan senyawa-senyawa organik lainnya.

Amonia dalam keadaan tidak terdisosiasi akan lebih berbahaya untuk biota

perairan, juga dapat menimbulkan eutrofikasi. Daya racun amonia sangat

berhubungan dengan pH dan gas CO2 bebas. Peningkatan pH dan CO2 di

perairan akan meningkatkan daya racun amonia. Eutrofikasi merupakan

suatu ledakan pertumbuhan dari tanaman air maupun alga akibat masuknya

nutrien berupa nitrogen dan fosfat dalam jumlah berlebihan ke dalam badan

perairan. Beberapa dampak negatif akibat eutrofikasi antara lain munculnya

bau dan rasa, penurunan kadar oksigen terlarut pada malam hari, penetrasi

cahaya dalam air berkurang, kematian ikan dan efek keracunan terhadap

hewan dan manusia.

PT Petrokimia Gresik adalah perusahaan pupuk nasional yang

memproduksi berbagai jenis pupuk anorganik seperti ZA, UREA, dan NPK.

Dalam proses produksinya dibutuhkan berbagai bahan kimia serta material

pertambangan seperti asam amonia, asam fosfat, dan asam sulfat yang

memiliki resiko tinggi pada pencemaran lingkungan hidup. Saat ini

2
pengolahan limbah cair PT Petrokimia Gresik menggunakan 2 (dua) tahapan

pengolahan. Tahapan pertama yaitu dengan cara penambahan CaCO 3 pada

limbah yang akan dialirkan menuju kolam pengolahan dan pada tahapan

kedua dengan cara melakukan penambahan NaOH cair pada outlet kolam

equalizer. Penambahan CaCO3 dan NaOH tersebut bertujuan untuk

meningkatkan nilai pH limbah selama proses pengolahan agar tingkat

keasamannya tidak tinggi dan meningkatkan nilai pH limbah mendekati pH

netral sesuai dengan ketentuan baku mutu limbah cair untuk industri pupuk

urea (pH 6-9). Pengolahan tersebut dilakukan agar lingkungan yang akan

dilalui limbah tidak tercemar, seperti ekosistem mangroove di sekitar lokasi

pengaliran akhir limbah. Namun, metode tersebut kurang efisien karena

menghasilkan secondary pollutant berupa endapan sendimen pada kolam,

dan diperlukan biaya untuk mengangkat endapan tersebut dalam interval

waktu tertentu.

Masalah utama dalam limbah cair PT Petrkomia Gresik adalah nilai

fluktuatif pH yang relatif rendah (kisaran pH 4). Kondisi tersebut berdampak

negatif pada biota pada badan perairan penerima limbah cair tersebut.

Dampak nyata dari limbah tersebut terlihat dari vegetasi mangrove yang ada

di pesisir lokasi limbah tersebut dibuang. PT Petrokimia Gresik secara

berkala melakukan revegetasi pada lahan tersebut. Menurut data statistik,

setiap melakukan revegetasi hanya sekitar 38% mangrove yang dapat

tumbuh. Padahal, secara ekologis mangrove dapat menjadi penahan abrasi,

3
gelombang angin kencang, pengendali intrusi air laut dan tempat habitat

berbagai jenis fauna. Selain itu, nilai pH yang rendah memiliki sifat

korosifitas yang tinggi.

Selanjutnya, PT Petrokimia Gresik ingin menggunakan teknik

bioremediasi dengan bakteri indigenous. Teknologi pengolahan limbah yang

ramah lingkungan secara biologis dengan metode bioremediasi.

Bioremediasi ini merupakan salah satu aplikasi dari Green Industry.

Bioremediasi dapat didefinisikan sebagai upaya pemulihan kondisi

lingkungan dengan menggunakan aktivitas biologis mikroba untuk

mendegradasi dan/atau menurunkan toksisitas dari berbagai senyawa

pencemar. Secara umum, tujuan bioremediasi adalah menstimulasi

pertumbuhan mikroba, baik indigenous maupun non-indigenous dan

menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk meningkatkan intensitas

kontak langsung antara mikroba dengan senyawa kontaminan di lingkungan

baik yang terlarut maupun yang terikat oleh partikel untuk mengalami

biotransformasi, biodegradasi, hingga biomineralisasi.

Dengan kondisi tersebut diatas maka penelitian ini merupakan studi

awal untuk menerapkan teknik bioremediasi. Penelitian ini bertujuan untuk

mengisolasi bakteri indigenous limbah cair PT Petrokimia Gresik dan menguji

potensinya dalam menetralkan keasaman pH limbah cair tersebut (pH ±7).

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Bioremediasi Limbah cair PT

Petrokimia Gresik dengan Bakteri Indigenous ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang yang telah dikemukakan maka

tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mencari potensi bakteri indigenous

dalam memperbaiki tingkat keasaman limbah cair PT Petrokimia Gresik.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Manfaat penelitian bagi institusi yakni dapat memberikan data

informasih tentang potensi bakteri indigenous dalam memperbaiki

tingkat keasaman limbah cair PT Petrokimia Gresik.

2. Bagi Penelitian selanjutnya

Manfaat penelitian ini bagi penelitian berikutnya yaitu dapat

menambah atau sebagai referensi untuk melakukan eksperimen

tentang potensi bakteri indigenous dalam memperbaiki tingkat

keasaman limbah cair PT Petrokimia Gresik.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Limbah Cair PT Petrokimia Gresik

Industri pupuk termasuk dalam jenis industri yang daT5 pat

memberi kontribusi dalam pencemaran air. Limbah cair industri pupuk

berasal dari unit amonia, unit urea dan unit utilitas. Limbah tersebut

mengandung senyawa nitrogen dalam bentuk garam amonium, amonia

bebas, nitrit, nitrat, asam fosfat dan senyawa-senyawa organik lainnya.

Amonia dalam keadaan tidak terdisosiasi akan lebih berbahaya untuk biota

perairan, juga dapat menimbulkan eutrofikasi. Daya racun amonia sangat

berhubungan dengan pH dan gas CO2 bebas. Peningkatan pH dan CO2 di

perairan akan meningkatkan daya racun amonia. Eutrofikasi merupakan

suatu ledakan pertumbuhan dari tanaman air maupun alga akibat masuknya

nutrien berupa nitrogen dan fosfat dalam jumlah berlebihan ke dalam badan

perairan. Beberapa dampak negatif akibat eutrofikasi antara lain munculnya

bau dan rasa, penurunan kadar oksigen terlarut pada malam hari, penetrasi

cahaya dalam air berkurang, kematian ikan dan efek keracunan terhadap

hewan dan manusia (Ibad, 2013).

Menurut (Ibad, 2013). PT Petrokimia Gresik adalah perusahaan

pupuk nasional yang memproduksi berbagai jenis pupuk anorganik seperti

6
ZA, UREA, dan NPK. Dalam proses produksinya dibutuhkan berbagai bahan

kimia serta material pertambangan seperti asam amonia, asam fosfat, dan

asam sulfat yang memiliki resiko tinggi pada pencemaran lingkungan hidup.

Saat ini pengolahan limbah cair PT Petrokimia Gresik menggunakan 2 (dua)

tahapan pengolahan. Tahapan pertama yaitu dengan cara penambahan

CaCO3 pada limbah yang akan dialirkan menuju kolam pengolahan dan pada

tahapan kedua dengan cara melakukan penambahan NaOH cair pada outlet

kolam equalizer. Penambahan CaCO3 dan NaOH tersebut bertujuan untuk

meningkatkan nilai pH limbah selama proses pengolahan agar tingkat

keasamannya tidak tinggi dan meningkatkan nilai pH limbah mendekati pH

netral sesuai dengan ketentuan baku mutu limbah cair untuk industri pupuk

urea (pH 6-9). Pengolahan tersebut dilakukan agar lingkungan yang akan

dilalui limbah tidak tercemar, seperti ekosistem mangroove di sekitar lokasi

pengaliran akhir limbah. Namun, metode tersebut kurang efisien karena

menghasilkan secondary pollutant berupa endapan sendimen pada kolam,

dan diperlukan biaya untuk mengangkat endapan tersebut dalam interval

waktu tertentu.

Masalah utama dalam limbah cair PT Petrkomia Gresik adalah nilai

fluktuatif pH yang relatif rendah (kisaran pH 4). Kondisi tersebut berdampak

negatif pada biota pada badan perairan penerima limbah cair tersebut.

Dampak nyata dari limbah tersebut terlihat dari vegetasi mangrove yang ada

di pesisir lokasi limbah tersebut dibuang. PT Petrokimia Gresik secara

7
berkala melakukan revegetasi pada lahan tersebut. Menurut data statistik,

setiap melakukan revegetasi hanya sekitar 38% mangrove yang dapat

tumbuh. Padahal, secara ekologis mangrove dapat menjadi penahan abrasi,

gelombang angin kencang, pengendali intrusi air laut dan tempat habitat

berbagai jenis fauna. Selain itu, nilai pH yang rendah memiliki sifat

korosifitas yang tinggi (Ibad, 2013).

B. Bakteri Indigeneous

Penggunaan bakteri menjadi salah satu metode yang cukup

menjanjikan dalam menangani radiotoksisitas. Penggunaan tersebut

berkaitan dengan kemampuan mikroba untuk hidup dan menghasilkan suatu

enzim untuk mengurangi kadar bahan toksik di lingkungan. Bakteri memiliki

berbagai mekanisme dalam mendetoksifikasi radionuklida, antara lain

melalui reaksi reduksi oksidasi, kompleksasi, biosurfaktan dan siderofor.

Selain itu, mikroba memiliki kemampuan untuk mengikat radionuklida baik

pada permukaan luar maupun intraselularnya (Yazid, 2014).

C. Pengelolaan Limbah Cair

Air limbah merupakan suatu buangan atau sisa yang dihasilkan

suatu kegiatan manusia atau perindustrian. Suatu industri yag menghasilkan

air limbah harus dikelola dengan baik agar limbah tersebut tidak mencemari

lingkungan sekitar yang dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan

masyarakat sekitar industri. Selain itu air limbah tersebut harus tetap berada

di bawah baku mutu air limbah yang telah ditentukan. Baku mutu air limbah

8
adalah batasan dalam penentuan kadar air limbah yang aman di dalam suatu

lingkungan. Banyaknya bahan pencemar yang berada di dalam air terdapat

yang beracun dan berbahaya dan dapat meimbulkan kematian. Bahan

pencemar yang terdapat dalam limbah memiliki beberapa karakteristik yaitu

mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan

infeksi, bersifat korosif, dan lain sebagainya (Bestari & Lestari, 2020)

Sumber persediaan air semakin terbatas dan terpolusi karena

dicemari oleh limbah industri yang tidak diolah dan melebihi kapasitas.

Meskipun air menjadi sumber daya terbatas, namun penggunaannya dalam

50 tahun terakhir meningkat dua kali lipat. Sumber air berkaitan dengan

sistem sungai, muara, dan laut jika sumber ini tercemar oleh bahan

pencemar akibat kegiatan manusia atau kegiatan industri dapat menurunkan

kualitas perairan dari lingkungan tersebut (Bestari & Lestari, 2020).

Kegunaan air di dalam kehidupan manusia yaitu sebagai kebutuhan

primer. Sehingga, jika air yang digunakan sehari-hari mengandung bahan

pencemar dapat mengganggu kesehatan dan menjadi berbahaya jika dapat

menyebabkan kematian, karena bahan pencemar yang terdapat dalam air

tersebut menumpak dalam jaringan tubuh manusia. Masalah yang dihadapi

adalah jumlah kebutuhan air yang terus meningkat dan kualitas air yang

semakin menurun. Penurunan kualitas air ini salah satunya disebabkan oleh

kegiatan industri yang berdampak negatif terhadap kualitas air. sehingga,

dapat menimbulkan tidak seimbangkan lingkungan dan bahaya bagi makhluk

9
hidup (Bestari & Lestari, 2020).

D. Bioremediasi

Bioremediasi merupakan pengolahan limbah secara biologi yang

memanfaatkan mikroorganisme untuk dihasilkan pada kontaminan tertentu

dengan tujuan untuk mengurangi konsentrasi zat pencemar tersebut.

Bioremediasi ini memanfaatkan mikroorganisme melalui enzim-enzim yang

dibuat oleh mikroorganisme tersebut untuk mengubah struktur zat

pencemar menjadi tidak kompleks sehingga polutan yang dihasilkan tidak

toksik dan tidak berbahaya bagi lingkungan (Maharani, 2021).

Bioremediasi ini merupakan salah satu aplikasi dari Green

Industry. Bioremediasi dapat didefinisikan sebagai upaya pemulihan kondisi

lingkungan dengan menggunakan aktivitas biologis mikroba untuk

mendegradasi dan/atau menurunkan toksisitas dari berbagai senyawa

pencemar. Secara umum, tujuan bioremediasi adalah menstimulasi

pertumbuhan mikroba, baik indigenous maupun non-indigenous dan

menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk meningkatkan intensitas

kontak langsung antara mikroba dengan senyawa kontaminan di lingkungan

baik yang terlarut maupun yang terikat (Ibad, 2013).

E. Isolasi dan Purifikasi Bakteri

Mikroorganisme pada suatu lingkungan alami merupakan populasi

campuran dari berbagai jenis, baik mikroorganisme pada tanah, air, udara,

makanan, maupun yang terdapat pada tubuh hewan maupun tumbuhan.

10
Pemisahan bakteri diperlukan untuk mengetahui jenis, mempelajari kultural,

morfologi, fisiologi, dan karakteristik. Teknik pemisahan tersebut disebut

isolasi yang disertai dengan pemurnian. Pengertian isolasi bakteri yaitu suatu

proses mengambil bakteri dari medium atau dari lingkungan asalnya lalu

menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni

(Sabbasthini, 2017)

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba

dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam

mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media

padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada

tempatnya. Beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni

dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan

adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan

pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies

(Sabbasthini, 2017)

F. Konsorsium

Konsorsium mikroorganisme merupakan campuran populasi

mikroba dalam bentuk komunitas yang mempunyai hubungan kooperatif,

komensal, dan mutualistik. Secara alamiah, bakteri mampu berkomunikasi

satu dengan yang lainnya. Hubungan antar bakteri dapat mempunyai

hubungan sinergis jika substrat cukup dan antara bakteri tidak saling

menghambat pertumbuhan (Bestari & Lestari, 2020).

11
Menurut (Maharani, 2021). Konsorsium bakteri baik yang terbentuk

alami maupun buatan memiliki kelebihan yaitu memiliki fungsi metabolism

yang saling melengkapi dalam suatu ekosistem. Sehingga beberapa metode

penelitian dalam mendegradasi residu polutan digunakan konsorsium

bakteri. Dejonghe et al. (2002) melaporkan adanya degradasi sinergis

dalammendegradasi pestisida linuron oleh konsorsium bakteri.

Konsorsium secara umum diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu

konsorsium yang sifatnya positif (mutualisme, sinergisme, sintrofisme,

protokooperasi, dan komensalisme),maupun negative (predasi, parasitisme,

amensalisme, dan kompetisi). Hubungan antar bakteri konsorsium dalam

keadaan substrat yang mencukupi tidak akansaling mengganggu, tetapi

saling bersinergi sehingga menghasilkan efisiensi perombakan yanglebih

tinggi selama proses pengolahan. Interaksi sinergisme antara konsorsium

bakteri yangdigunakan atau interaksinya dengan lingkungan menyebabkan

terjadinya proses degredasi bahan cemaran organik di dalam limbah

(Maharani, 2021).

12
G. Kerangka Berpikir

Limbah Cair PT Petrokimia Gresik

Bakteri Indigeneous

Bioremediasi

Isolasi Purifikasi Konsorsium

Uji Tukey
Limbah cair PT Petrokimia gresik adalah sumber inokulum bakteri

indigenous. Limbah cair diambil menggunakan botol jurigen 5 Liter dengan

cara menenggelamkan botol kedalam penampungan limbah. Setelah penuh

botol ditutup dengan penutup dalam posisi botol tenggelam di

penampungan limbah cair (Ibad, 2013).

Sebelum mengisolasi bakteri, semua alat dan media harus

disterilkan terlebih dahulu dengan autoklaf pada suhu 121℃, tekanan 1

atm selama 15 menit. Bakteri indigenous dari limbah cair diisolasi dengan

dua cara yakni secara langsung dan tidak langsung (Ibad, 2013).

Limbah cair PT Petrokimia Gresik sebelum diisolasi dilakukan

pengenceran 10-1 sampai dengan 10-6 terlebih dahulu dengan metode

pengenceran bertingkat. Pertama-tama air limbah diambil dengan pipet

mikro 1 ml kemudian diteteskan pada tabung reaksi yang berisi 9 ml

13
aquades steril pegenceran ini disebut pengenceran 10-1. Kemudian

dihomogenkan dengan vorteks mixer. Setelah itu diambil lagi 1 ml dari

pengenceran 10-1 dengan pipet mikro, diteteskan pada tabung kedua yang

berisi 9 ml aquades steril, pengenceran yang kedua ini disebut pengenceran

10-2. Pengenceran ini dilakukan sampai mendapat pengenceran 10 -6 (Ibad,

2013).

Isolasi dilakukan dengan menggunakan media Nutrient Agar (NA)

dengan pH 3 terlebih dahulu untuk mendapatkan semua bakteri indigenous

yang tahan asam. Dari hasil isolasi dan purifikasi, keempat isolat yang

didapatkan dikultur dengan cara diinokulasikan pada media Nutrient Broth

pH 3 yang dimodifikasi sebanyak 30 ml pada Enlenmeyer 100 ml. Penelitian

ini selain menggunakan mikroba indigenous juga di ujicobakan dalam

bentuk konsorsium (Ibad, 2013).

Sebelum dicampur menjadi konsorsium bakteri, terlebih dahulu

masing-masing isolat dilakukan uji antagonis dengan dua metode, yaitu

pertama menggunakan metode bioassay menggunakan media NA pH 3.

Metode yang kedua yaitu menggunakan metode streak plate (Ibad, 2013).

Data penelitian dianalisa dengan menggunakan Anova untuk

mengetahui efektivitas bakteri dalam menaikkan pH limbah cair PT

Petrokimia Gresik baik secara aerasi dan non aerasi. Jika terdapat

perbedaan nyata antara perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Tukey.

14
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Alat, Bahan, dan Prosedur kerja Pengambilan Limbah Cair

Limbah cair PT Petrokimia gresik adalah sumber inokulum bakteri

indigenous. Limbah cair diambil menggunakan botol jurigen 5 Liter dengan

cara menenggelamkan botol kedalam penampungan limbah. Setelah penuh

botol ditutup dengan penutup dalam posisi botol tenggelam di

penampungan limbah cair.

B. Isolasi dan Purifikasi Bakteri Indigenous Limbah Cair

Sebelum mengisolasi bakteri, semua alat dan media harus disterilkan

terlebih dahulu dengan autoklaf pada suhu 121º C, tekanan 1 atm selama 15

menit. Bakteri indigenous dari limbah cair diisolasi dengan dua cara yakni

secara langsung dan tidak langsung.

Limbah cair PT Petrokimia Gresik sebelum diisolasi dilakukan

pengenceran 10-1 sampai dengan 10-6 terlebih dahulu dengan metode

pengenceran bertingkat. Pertama-tama air limbah diambil dengan pipet

mikro 1 ml kemudian diteteskan pada tabung reaksi yang berisi 9 ml aquades

steril pegenceran ini disebut pengenceran 10-1. Kemudian dihomogenkan

dengan vorteks mixer. Setelah itu diambil lagi 1 ml dari pengenceran 10 -1

dengan pipet mikro, diteteskan pada tabung kedua yang berisi 9 ml aquades

steril,

15
pengenceran yang kedua ini disebut pengenceran 10-2. Pengenceran ini

dilakukan sampai mendapat pengenceran 10-6.

Isolasi dilakukan dengan menggunakan media Nutrient Agar (NA)

dengan pH 3 terlebih dahulu untuk mendapatkan semua bakteri indigenous

yang tahan asam. Isolasi dimulai dengan mengambil 1 ml hasil pengenceran

kemudian diteteskan dengan metode pour plate pada media NA pH 3, dan

diinkubasi selama kurang lebih 48 jam sampai tumbuh koloni bakteri. Karena

tingkat keasaman yang sangat rendah, ada kemungkinan bakteri yang

muncul sedikit. Namun, bakteri tersebut diasumsikan bakteri yang tahan

terhadap kondisi asam. Koloni yang sudah tumbuh pada media NA pH 3

dimurnikan (purifikasi) dengan metode streak plate pada media NA, setelah

48 jam koloni bakteri yang tumbuh kemudian di uji pada media Jensen’s

Nitrogen Free Broth (JNFB) dengan menggunakan jarum ose untuk

mendapatkan bakteri penambat Nitrogen dan pada media Pikovskaya untuk

mendapatkan bakteri pelarut Fosfat, serta pada Media Nutrient Broth pH 3

yang telah dimodifikasi untuk mendapatkan bakteri yang dapat menaikkan

nilai pH. Setelah itu dilakukan pengamatan mikroskopis sel dan koloni.

Dari hasil isolasi dan purifikasi, keempat isolat yang didapatkan dikultur

dengan cara diinokulasikan pada media Nutrient Broth pH 3 yang

dimodifikasi sebanyak 30 ml pada Enlenmeyer 100 ml. Setelah diinkubasi

selama 3 hari kemudian dipindah pada media Nutrient Broth pH 3 yang

16
dimodifikasi sebanyak 250 ml pada Enlenmeyer 500 ml. Setelah diinkubasi

selama 3 hari kemudian dipindah pada media Nutrient Broth pH 3 yang

dimodifikasi sebanyak 1000 ml pada Enlenmeyer 2000 ml. Selama proses

inkubasi Enlenmeyer diletakkan pada orbital shaker.

C. Pembuatan Konsorsium

Penelitian ini selain menggunakan mikroba indigenous juga di

ujicobakan dalam bentuk konsorsium. Mikroorganisme diperlakukan dalam

bentuk konsorsium. Konsorsium mikroba dipilih karena suatu konsorsium

mikroba lebih tahan terhadap guncangan lingkungan, dan dapat lebih

bersaing dan bertahan di lingkungan dibandingkan dengan mikroorganisme

tunggal. Konsorsium mikroba mampu menangani berbagai macam limbah

kompleks.

Sebelum dicampur menjadi konsorsium bakteri, terlebih dahulu masing-

masing isolat dilakukan uji antagonis dengan dua metode, yaitu pertama

menggunakan metode bioassay menggunakan media NA pH 3. Prosesnya

dimulai dengan cara mengambil Paper disk yang sudah disterilkan dengan

autoklaf, kemudian dicelupkan pada kultur bakteri pada media NB selama ±

1 menit menggunakan pinset setelah itu ditiriskan kemudian diletakkan pada

media NA pH 3 yang ada dicawan petri, dan dibuat tiga kali ulangan. Metode

yang kedua yaitu menggunakan metode streak plate. Pengamatan dimulai

setelah 48 jam dengan melihat zona hambat pada tiap koloni bakteri. Jika

zona hambat tiap-tiap bakteri mempengaruhi pertumbuhan dari bakteri lain

17
maka tidak dijadikan ke dalam konsorsium karena tidak bisa hidup dalam

satu tempat atau media secara bersamaan. Sedangkan jika zona hambat

yang tumbuh tidak mempengaruhi bakteri lain maka diasumsikan bahwa

bakteri tersebut tidak patogen dengan bakteri lain dan bisa hidup secara

bersamaan dalam satu tempat atau media.

Setelah dilakukan uji antagonis dan didapatkan hasil bahwa tiap bakteri

bisa hidup secara dalam satu media. Maka, dilakukan pembuatan

konsorsium dengan cara mengambil 30 ml pada tiap kultur bakteri kemudian

diinokulasikan pada media Nutrient Broth pH 3.

D. Proses Aplikasi Bioremediasi

Tiga isolat tunggal bakteri yang berpotensi sebagai bioremediator diberi

nama dengan label X1, X2, X3, dan X4. Sediakan 36 Erlenmeyer dengan

ukuran 1 liter, serta diberi label sesuai dengan perlakuan pada Tabel 1.

Semua Erlenmeyer diisi dengan limbah cair PT Petrokimia Gresik sebanyak

675 ml, kemudian isolat tunggal dan konsorsium dimasukkan 10% dari

volume Erlenmeyer. Pada 18 Erlenmeyer ditutup dengan karet tanpa aerasi,

sedangkan 18 Erlenmeyer lain ditutup dengan karet yang dimodifikasi untuk

saluran aerasi. Setelah semua proses selesai dilakukan pengamatan derajat

keasaman (pH) tiap 12 jam selama tiga hari.

E. Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan untuk menguji efektivitas aerasi dan non aerasi

terhadap mikroba indigenous secara individu dalam menaikan/menetralkan

18
pH limbah cair PT Petrokimia Gresik, yang dibandingkan dengan mikroba

konsorsium. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial

dengan 6 (enam) perlakuan yang diulang 3 (tiga) kali dengan susunan

sebagai berikut:

1. Air limbah + Mikroba indegenous X1

2. Air limbah + Mikroba indegenous X2

3. Air limbah + Mikroba indegenous X3

4. Air limbah + Mikroba indegenous X4

5. Air limbah + Konsorsium Mikroba indegenous

6. Air limbah (kontrol)

F. Analisa Data

Data penelitian dianalisa dengan menggunakan Anova untuk

mengetahui efektivitas bakteri dalam menaikkan pH limbah cair PT

Petrokimia Gresik baik secara aerasi dan non aerasi. Jika terdapat perbedaan

nyata antara perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Tukey.

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Limbah cair PT Petrokimia Gresik yang bersifat asam memungkinkan

bakteri teradaptasi dengan lingkungan tersebut. Kondisi asam merupakan

lingkungan ekstrim bagi bakteri, sehingga bakteri yang berhasil beradaptasi

dan tumbuh di lingkungan tersebut hanya bakteri yang memiliki kemampuan

untuk mengubah tingkat keasaman menjadi sesuai dengan kebutuhan

bakteri tersebut, dan menjadikan senyawa dalam lingkungan tersebut

menjadi sumber energi (Ibad, 2013).

Dalam penelitian ini, isolasi bakteri dari limbah cair PT Petrokimia

Gresik dibagi dalam tiga kriteria, sesuai dengan fungsinya dalam

mendegradasi senyawa limbah cair, yaitu; isolasi bakteri pemfiksasi Nitrogen

(diuji menggunakan medium Jensen’s Nitrogen Free Broth semi solid), isolasi

bakteri pelarut fosfat (diuji menggunakan medium pikovskaya), dan isolasi

bakteri yang dapat meningkatkan nilai pH menggunakan medium Nutrien

Broth pH 3 (Ibad, 2013).

Tabel 4.1 Data pengamatan pH dalam kondisi aerasi


Perlakuan 0 12 24 36 48 60 72

Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam

20
X1 3,38 5,23d 7,34a 7,84a 7,88bc 7,97b 7,98b

X2 3,38 7,01a 7,83a 8,05a 8,15a 8,18ab 8,20a

X3 3,38 5,88bc 6,95a 7,60a 8,06ab 8,15ab 8,17ab

X4 3,38 6,36b 7,42a 7,55a 7,87c 8,17ab 8,21a

Konsorsium 3,38 5,48cd 7,56a 8,11a 8,13a 8,22a 8,23a

Kontrol 3,38 3,39e 3,39b 3,39b 3,40d 3,40c 3,41c

Keterangan: notasi bilangan pada tabel ditulis berdasarkan hasil uji tukey (Ibad,

2013).

Tabel 4.2. Data pengamatan pH dalam kondisi non aerasi


Perlakuan 0 12 24 36 48 60 72

Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam

X1 3,38 3,44ab 3,53c 3,63b 3,92bc 3,99bc 4,06bc

X2 3,38 3,81a 4,13a 4,24a 5,38a 5,43a 5,50a

X3 3,38 3,40ab 3,43c 3,49b 3,76bc 3,89bc 4,37bc

X4 3,38 3,45ab 3,57c 3,78b 4,41ab 4,49ab 4,62ab

Konsorsiu 3,38 3,49ab 3,86b 4,23a 5,34a 5,46a 5,58a

Kontrol 3,38 3,38b 3,39c 3,39b 3,39c 3,39c 3,39c

Keterangan: notasi bilangan pada tabel ditulis berdasarkan hasil uji

tukey (Ibad, 2013).

21
Menurut (Ibad, 2013). Hasil isolasi, purifikasi serta uji fungi bakteri

indigenous limbah cair PT Petrokimia Gresik (Lampiran 4.1.1) diperoleh 4

(empat) bakteri tunggul yang berpotesi sebagai agen bioremediasi, yaitu:

1. Bakteri pemfiksasi Nitrogen dengan kode X1, ditandai terbentuknya

cincin berwarna putih keruh saat ditumbuhkan pada media Jensen’s

Nitrogen Free Broth.

2. Bakteri pelarut fosfat dengan kode X2, ditandai terbentuknya zona

bening yang pada saat isolat bakteri ditumbuhkan pada media

Pikovskaya.

3. Bakteri yang mampu meningkatkan nilai pH dengan kode X3 dan X4,

ditandai ketika ditumbuhkan pada media Nutrient Broth pH 3 dengan

meningkatnya pH media tersebut menjadi netral kisaran 6,5 sampai

dengan 7.

Dimana bakteri X1 (bakteri penambat nitrogen) merupakan bakteri

indigenous yang diperoleh dari hasil isolasi limbah cair yang diambil dari

Pabrik I PT Petrokimia Gresik. Sedangkan bakteri X2 (bakteri pelarut fosfat),

X3 dan X4 (bakteri yang mampu meningkatkan nilai pH) merupakan bakteri

indigenous yang didapatkan dari hasil isolasi limbah cair yang diambil dari

aliran limbah cair PT Petrokimia Gresik yang menuju ke dalam kolam

equalizer (diluar kolam equalizer).

22
B. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan nilai pH

selama masa inkubasi (Gambar 1 dan Gambar 2). Baik yang menggunakan

metode aerasi maupun yang menggunakan metode non aerasi.

Gambar 4.1 Gambar rata-rata nilai pH limbah cair PT Petrokimia Gresik dalam

kondisi aerasi.

Berdasarkan hasil pengamatan pH dalam kondisi aerasi (Gambar 1),

menunjukkan bahwa pada titik awal pengamatan pH untuk semua perlakuan

adalah sama yaitu 3,38. Pada 12 jam pertama nilai Ph mengalami perbedaan,

hal ni menunjukkan perbedaan kemampuan isolat bakteri dalam menaikkan

nilai pH. Perbedaan paling menonjol adalah isolat bakteri X2 (bakteri pelarut

fosfat) yang mampu menaikkan dari pH awal 3,38 menjadi pH 7,01 dalam 12

jam. Setelah diuji dengan Anova (Tabel 1) menunjukkan bahwa pada 12 jam

pertama kemampuan isolat bakteri X2 dalam menaikkan pH limbah cair PT

Petrokimia Gresik berbeda secara nyata terhadap isolat bakteri lain. Setelah

23
masa inkubasi 24 jam isolat bakteri X2 juga masih menunjukkan kemampuan

yang tinggi dalam menaikkan pH yaitu dari pH 7,01 menjadi 7,83. Tetapi

berdasarkan hasil uji Anova, ternyata kemampuan semua isolat bakteri tidak

berbeda nyata dalam menaikkan pH limbah cair PT Petrokimia Gresik.

Demikian pula setelah masa inkubasi 36 jam kemampuan semua isolat juga

sama berdasarkan Anova (Tabel 1) dalam menaikkan pH. Dari hasil ini (Tabel

1) terlihat bahwa pada 0, 12, 24, dan 36 jam, semua isolat bakteri

menunjukkan awal kenaikan pH yang berbeda pada saat 12 jam masa

pertumbuhan. Dimana isolat bakteri X2 menunjukkan kemampuan yang

tertinggi. Namun, ketika sudah mencapai 24 dan 36 jam masa inkubasi,

kemampuan semua isolat bakteri menunjukkan kemampuan yang relatif

sama dalam menaikkan pH limbah cair PT Petrokimia Gresik (Ibad, 2013).

Selanjutnya, pada 48 jam masa inkubasi isolat bakteri X1 dan X4

mempunyai nilai yang rendah dalam menaikkan pH dan berbeda nyata

terhadap isolat bakteri lain. Kemudian pada 60 jam dan 72 jam masa

inkubasi berikutnya kemampuan semua isolat bakteri X2, X3, X4, dan

konsorsium berbeda nyata dalam menaikkan pH. Walaupun nilai pH yang

dicapai semuanya sama, yaitu rata-rata pH 8. Dari hasil pengamatan

tersebut menunjukkan bahwa isolat bakteri X2 mempunyai kemampuan

yang lebih cepat dalam menaikkan pH dibuktikan dengan nilai pH yang tinggi

dari 12 jam masa inkubasi hingga 72 jam masa inkubasi. Selanjutnya untuk

mengetahui kemampuan bakteri indigenous dalam menaikkan pH dalam

24
kondisi non-aerasi ditunjukkan oleh Gambar 2 dan Tabel 2. Secara umum

pada kondisi nun aerasi kemampuan semua isolat bakteri menunjukkan pola

yang sama dalam menaikkan pH limbah cari PT Petrokimia Gresik (Ibad,

2013).

Gambar 4.2 Grafik rata-rata nilai pH limbah cair PT Petrokimia Gresik dalam

kondisi non aerasi..

Namun berdasarkan Gambar 1 dan Gambar 2 di atas, terlihat bahwa

perlakuan aerasi memberikan perubahan kenaikkan pH yang lebih tinggi

dibandingkan perlakuan non aerasi. Dalam kondisi aerasi semua isolat

bakteri indigenous mampu menaikkan nilai pH hingga 8,23. Sedangkan

dalam kondisi non aerasi hanya menaikkan nilai pH sebesar 5,58 yang

masih tergolong asam. Kondisi ini terjadi diduga karena isolat bakteri

tersebut bersifat aerob dan fakultatif anaerob, sehingga ketersediaan

25
oksigen yang mencukupi pada media pertumbuhan akan menentukan

pertumbuhan dan aktivitas metabolisme bakteri tersebut. Peningkatan pH

dalam penelitian ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: bakteri bisa

menghasilkan senyawa yang bersifat basa, bakteri menghasilkan senyawa

yang bersifat netral, serta bakteri tersebut dapat menggunakan atau

mengubah senyawa yang dapat menyebabkan asam (Ibad, 2013).

Pada bakteri X1 diduga dapat mengubah seperti senyawa N 2 dan

NH4 menjadi NH4OH yang bersifat basa (Kim And Gadd, 2008), karena dari

hasil uji fungsi membuktikan bahwa bakteri ini merupakan bakteri

penambat N serta menggunakanannya. Dari hasil uji fungsi menggunakan

media Pikovskaya bakteri X2 terbukti melarutkan fosfat yang mana bakteri

tersebut akan mengubah KH2PO4 menjadi H2PO4 yang dapat digunakan oleh

organisme lain dalam proses metabolismenya 11. Selain itu isolat ini juga

ketika dilakukan uji fungsi pada media JNFB (bakteri penambat N) yang

menyebutkan bahwa isolat tersebut juga mempunyai fungsi yang sama

dengan isolat X1 tetapi pada saat uji fungsi dengan media tersebut isolat X1

lebih unggul dalam menambat N (Ibad, 2013).

Sedangkan pada isolat X3 dan X4 diduga merupakan bakteri

pereduksi sulfat dimana bakteri ini merubah sulfat yang bersifat asam

menjadi H2S, dimana hal ini juga akan mengurangi kondisi asam pada

26
limbah cair. Dari hasil uji kemampuan tiap isolat terdapat perbedaan dalam

menaikkan pH hal ini bisa disebabkan oleh faktor lingkungan yang

mendukung untuk bakteri tersebut dalam melakukan metabolismenya

(Ibad, 2013).

Menurut (Yazid, 2014). Asam organik yang dihasilkan oleh bakteri

pelarut fosfat dapat digunakan mikroorganisme untuk biosintesis, bila

bahan organik digunakan untuk pertumbuhan bakteri maka pH cenderung

meningkat karena bahan tersebut akan terdeaminasi. Deaminasi 13 adalah

proses mengkatalisasi pemindahan gugus amino (NH 2) dari asam amino dan

molekul lainnya yang mengandung –NH. Selain itu, proses deaminasi

menetralisasikan amin yang menghambat pertumbuhan. Bila mikroba

mampu menggunakan sitrat, maka asam akan dihilangkan dari medium

biakan (limbah), sehingga menyebabkan peningkatan pH.

Hasil penelitian (Maharani, 2021). menyatakan bahwa terdapat

bakteri yang bisa mendegradasi dan menggunakan asam organik dalam

proses metabolisme yaitu Pseudomonas dan Bacillus yang memiliki

kemampuan menghasilkan enzim tunggal maupun beberapa enzim untuk

degradasi asam organik. Hasil penelitian tersebut memperoleh bakteri yang

memiliki kemampuan mendegradasi protein. Protein adalah polipeptida

dengan struktur. tertentu, suatu hetero-polimer dari asam amino. Enzim

protease (poli-peptidase, oligopeptidase, dipeptidase) merombak protein

27
menjadi peptida yang lebih sederhana atau asam amino. Selanjutnya asam

amino mengalami transaminasi, deaminasi, dekarboksilasi, atau

dehidrogenasi menjadi zat lain yang lebih sederhana. Secara umum

pemecahan bahan organik diperlukan untuk pembentukan energi dan

biosintesis sebab dapat menyediakan karbon untuk berbagai senyawa

penting dalam sel. Pada mayoritas bakteri, asam glutamat adalah asam

amino kunci yang dibentuk dari sumber amonia dan karbon. Banyak pula

bakteri yang dapat mereaksikan amonia dengan asam fumarat membentuk

aspartate.

Sebagai pembanding (Sabbasthini, 2017). mengisolasi bakteri

indigenous dari limbah cair nanas. Bakteri tersebut dilaporkan dapat

menaikkan nilai pH. Proses ini secara prinsip merupakan proses aerobik di

mana senyawa organik dioksidasi menjadi CO2, H2O, NH4 dan biomasa baru.

Aktivitas bakteri asam memungkinkan terjadi kenaikan pH karena NH 4+ akan

berikatan dengan air sehingga terbentuk NH 4OH yang bersifat basa. Secara

umum, hasil penelitian ini membuktikan bahwa teknik biormediasi mampu

menaikkan pH. Dengan demikian, penggunaan kapur (CaCO 3) yang secara

komersial dilakukan oleh PT Petrokimia Gresik (±50 ton per hari) dapat

ditekan dengan substitusi metode bioremediasi ini, bahkan tidak digunakan

sama sekali. Selain itu, keuntungan menerapkan teknologi bioremediasi

antara lain; tidak adanya Secondary pollutant (produk samping yang

timbul), dapat mengolah zat kimia organik yang sangat

28
beracun, dan dapat mengolah zat kimia yang hampir tidak dapat diolah

menggunakan cara konvensional karena mengandung gugus ikatan siklik

dan aromatik yang kuat. Disamping itu pengembangan teknik bioremediasi

selaras dengan definisi industri hijau sehingga dalam impelementasinya

dapat berjalan secara sinergis.

Hasil penelitian teknik bioremediasi limbah cair PT Petrokimia Gresik

dengan bakteri indigenous pada sistem pengolahan air limbah dengan

penambahan bakteri indigenus dengan dosis 10% serta pemberian aerasi

memberikan hasil yang efektif dan cepat mengolah air limbah. Pengolahan

air limbah dengan metode tersebut berpotensi diaplikasikan dalam skala

lapangan, dengan didukung oleh riset yang berkelanjutan sehingga

didapatkan metode yang optimal. Oleh karena itu, pengolahan air limbah

dengan metode tersebut layak diimplementasikan khususnya di disposal

area equalizer PT Petrokimia Gresik dalam menuju Green Industry (Ibad,

2013).

29
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat bakteri indigenous pada limbah cair PT Petrokimia Gresik yang

berpotensi dalam menaikkan pH yaitu: isolat bakteri X1 (pemfiksasi

Nitrogen), isolat bakteri X2 (pelarut fosfat), isolat bakteri X3 dan X4

(menaikkan pH).

2. Bakteri yang paling unggul dalam menaikkan pH adalah bakteri X2

(pelarut fosfat), yang stabil dari 12 jam sampai dengan 72 jam masa

inkubasi serta kemampuan tersebut terbukti lebih unggul dengan

metode aerasi dibandingkan dengan metode non aerasi dalam

menaikkan pH limbah cair PT Petrokimia Gresik. Pada kondisi aerasi

bakteri X2 mampu menaikkan pH awal 3,38 hingga menjadi pH akhir

8,20. Sedangkan pada kondisi non aerasi hanya mencapai 5,50.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini yaitu:

1. untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah lama waktu

untuk pengolahan limbah cair PT Petrokimia Gresik.

2. penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel penelitian seperti

Amonia.

30
DAFTAR PUSTAKA

Bestari, E. M., & Lestari, K. S. (2020). ANALISIS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI PT


PETROKIMIA GRESIK. MaKMA.

Ibad, M. M. (2013). Bioremediasi Limbah Cair PT Petrokimia Gresik dengan Bakteri


Indigenus. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.

Maharani, K. (2021). IDENTIFIKASI BAKTERI INDIGENEOUS UNTUK MENINGKATKAN


DEGRADASI COD PADA PENGOLAHAN LIMBAH TENUN MENGGUNAKAN SISTEM
FLOATING TREATMENT WETLAND (FTW). FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA.

Sabbasthini. (59-64). ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI GENUS Sphingomonas DARI


DAUN PADI (Oryza sativa) DI AREA PERSAWAHAN CIBINONG. Jurnal Biologi,
2017.

Yazid, M. (2014). Peranan Isolat Bakteri Indigenous Sebagai Agen Bioremediasi Perairan
Yang Terkontaminasi Uranium. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan.
BATAN.

31
LAMPIRAN

Lampiran 4.1.1 Hasil proses Isolasi, Purifikasi, dan Uji Fungi Limbah cair PT
Petrokimia gresik

32

Anda mungkin juga menyukai