Oleh:
MADE ANDIKA PRADNYAN
19109026
JURUSAN HOSPITALITI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN TATA BOGA
DIPLOMA III
Oleh:
MADE ANDIKA PRADNYAN
19109026
JURUSAN HOSPITALITI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN TATA BOGA
DIPLOMA III
OLEH
MADE ANDIKA PRADNYAN
NIM: 19109026
DIAJUKAN OLEH
Made Andika Pradnya
Nim : 19109026
TELAH DISETUJUI
Nusa Dua, Agustus 2022
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
ANAK AGUNG GD PUTRA K.P DALEM, SE., M.Par. I GUSTI MADE IWAN DUSANTA M, SE, M.Pd.
NIP .19751019 199803 1 001 NIP .19630524 198903 1 001
Mengetahui,
KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK,
KEMAHASISWAAN DAN KERJASAMA
meneliti, mengetahui proses pembuatan tugas akhir oleh Made Andika Pradnyan,
MENGESAHKAN
PENGUJI I
Mengetahui,
DIREKTUR POLITEKNIK PARIWISATA BALI
Dengan ini saya menyatakan bahwa penulisan laporan tugas akhir ini
merupakan hasil karya asli saya, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelah Ahli Madya di suatu perguruan tinggi manapun, dan sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh penulis lain, kecuali yang secara tertulis diacu naskah ini dan
ataupun plagiasi dari hasil karya penulisan lain dan/atau dengan sengaja
mengajukan karya atau pendapat yang merupakan hasil karya penulis lain, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik dan/atau sanksi hukum yang berlaku.
ilmiah tanpa ada paksaan maupun tekanan dari pihak manapun juga.
Nusa Dua,………………
Materai
10.000
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas
akhir ini dan dapat diselesaikan dengan tepat waktu yang berjudul “Uji
Dalam penyusunan proposal ini tidak lepas dari apa yang penulis dapat
dari teori-teori yang diterima dari bangku kuliah Poltekpar Bali dimana, selalu
kerja yang terempil dan siap kerja. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
1. Bapak Drs. Ida Bagus Putu Puja M.Kes. selaku Direktur Politeknik
Pariwisata Bali.
Pariwisata Bali.
4. Bapak A.A Gede Putra K.P Dalem, SE., M.Par. selaku Koordinator
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan saran dalam
6. Seluruh Dosen dan staff Politeknik Pariwisata Bali yang secara tidak
7. Kepada orang tua dan keluarga besar penulis atas dukungan, doa, dan
9. Segenap pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
Akhir.
pengalaman penulis dengan rendah hati dan senang hati menerima segala
ini.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya hasil sumber daya alam.
Salah satu hasilnya adalah tumbuh - tumbuhan yang beragam dan merupakan
salah satu komoditas pertanian yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat,
tumbuhan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagaian besar
diolah menjadi berbagai jenis makanan maupun cemilan dan juga minuman
dibuktikannya ada banyak sekali olahan makanan yang beraneka ragam dan
sangat unik. Masyarakat yang kini saling membuat inovasi baru untuk
menciptakan berbagai macam jenis olahan dari beberapa bahan yang sebelumnnya
tidak terpikirkan untuk dijadikan aneka jenis olahan makanan yang menarik.
Contonya seperti batang kaktus opuntia yang masih banyak masyarakat kurang
makanan.
Kaktus (Opuntia ficus indica) adalah nama yang diberikan untuk anggota
yang kering (gurun). Kaktus juga memiliki daun yang berupa duri sehingga dapat
mengurangi penguapan air lewat daun, Oleh sebab itu kaktus dapat tumbuh pada
waktu yang lama tanpa air (Amandeep, 2012). Bagian dari kaktus yang
dimanfaatkan berupa batang dan buah, dapat digunakan langsung baik secara
dimanfaatkan untuk kesehatan. Kaktus saat ini tidak hanya dikenal sebagai
tanaman hias tapi juga sebagai salah satu sumber antioksidan. Hanya saja tidak
sembarang kaktus melainkan kaktus berjenis Kaktus Pir Berduri (Opuntia ficus-
indica). Tidak banyak orang mengetahui bahwa daging dari batang kaktus ini
memiliki manfaat bagi kesehatan, kaktus mentah seberat 128 gram mengandung 3
gram karbohidrat, 1gram protein, 2 gram serat, dan 14 kalori. Manfaat lain dari
Karena adanya khasiat obat dari tumbuhan kaktus ini, maka diupayakan mencari
alternatif pemanfaatan tumbuhan kaktus ini untuk dijadikan produk olahan pangan
Keripik adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari umbi-
umbian, buah-buahan, atau sayuran yang digoreng di dalam minyak nabati. Untuk
menghasilkan rasa yang gurih dan renyah, biasanya dicampur dengan adonan
tepung yang diberi bumbu rempah tertentu. Keripik dapat berasa dominan asin,
pedas, manis, asam, gurih atau paduan dari ke semuanya (Oktaningrum dkk,
2013). Keripik sangat praktis karena kering, sehingga lebih awet dan mudah
disajikan kapanpun, keripik sayuran merupakan salah satu produk pangan
alternatif makanan kering. Peluang pasar makanan kering yang terbuka dan
Pada proses atau cara pengolahan keripik, bahan baku tidak dihancurkan dan
dicampur dengan bahan pengisi berpati, melainkan bahan baku hanya diiris tipis
atau dipotong kemudian langsung digoreng tanpa proses pengeringan atau diberi
(Jamaluddin, 2018)
singkong, bayam dan pisang. Sampai saat ini keripik berbahan dasar tersebut telah
beredar luas di pasaran, namun bahan dasar tersebut sudah sering digunakan baik
dalam bentuk olahan keripik maupun olahan lainnya, maka dirasa perlu adanya
inovasi dan kreasi dalam olahan keripik yang dijual dipasaran. Maka dari itu perlu
untuk mencari alternatif lain bahan baku pembuatan keripik dengan manfaat dan
kualitas yang tidak kalah baik. Alternatif bahan baku tersebut yaitu batang kaktus.
meningkatkan nilai tambah produk dan diversifikasi pangan yang dapat menjadi
jenis pangan yang baru. Kaktus juga memiliki kandungan gizi yang tinggi, khasiat
ini juga mudah didapat didaerah perbukitan yang memiliki tanah kering, dengan
adanya produk keripik kaktus dapat dijadikan peluang bisnis makanan yang sehat
batang kaktus jenis opuntia yang digunakan sebagai bahan pembuatan keripik.
Karena keripik merupakan salah satu cemilan favorit yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat.
yaitu, banyaknya manfaat termasuk vitamin, mineral dan serat yang tergandung
dalam batang kaktus ini yang masih tergolong belum seimbang dengan daya
kaktus sebagai tanaman hias, dan belum terdapat pengolahan sebagai produk
makanan. Sehingga perlu dicobakan pemanfaatan batang kaktus ini sebagai bahan
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah tertulis maka yang menjadi
kaktus.
Menengah).
kaktus. Kualitas yang dituju meliputi warna, rasa, aroma, dan tekstur. Menurut
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif, valid dan
Pariwisata Bali, penelitian ini juga mengambil data langsung di rumah penulis,
yang beralamat di Jl. Goa Gong Perumahan Puri Udayana No.3, Jimbaran. Untuk
mahasiswa dan masyarakat umum dan kuisioner yang disebarkan diarea sekitar
terhadap situasi social dan atau diperoleh dari tangan pertama (informan)
makanan. Dalam uji organoleptik ini keripik akan diuji dan dilihat
hasilnya dari segi rasa, aroma dan warna dari manisan itu sendiri,
oleh peniliti, tetapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua dan
ketiga. Data sekunder ini juga dikenal sebagai data pendukung atau
jurnal, artikel, dan buku-buku yang terkait tentang penelitian dan teori-
a. Data Kuantitatif.
Menurut sugiyono (2010:13) merupakan jenis data yang dapat diukur atau
penelitian ini berupa hasil skor uji organoleptik keripik batang kaktus dari
panelis.
b. Data Kualitatif
Menurut Sugiyono (2010:12) Data kualitatif yaitu data yang bukan berupa
penelitian. Data dalam hal data kualitatif pada penelitian ini deskripsi
resep, bahan, alat yang digunakan, dan hasil yang didapatkan dari uji
keripik.
1.6.3.1 Dokumentasi
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya karya monumenta dari seseorang.
Dalam hal pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian yaitu pengumpulan
data dengan cara pengambilan gambar atau foto dengan bantuan kamera dan
pengumpulan catatan dan refrensi refrensi. Dalam penelitian ini dokumentasi yang
yang digunakan serta proses pengolahan, dan hasil akhir yang didapatkan, dari
erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh,
perlakuan. Experimen yang dilakukan penulis ini adalah uji experimen oleh
penulis dalam penggunaan batang kaktus menjadi bahan dasar dari pembuatan
keripik
komoditas dengan menggunakan kepekaan alat indra manusia yaitu mata, hidung,
mulut, dan ujung jari tangan. Uji organoleptik juga disebut pengukuran subjektif
karena didasarkan pada respon subjektif manusia sebagai alat alat ukur (Soekarto,
1992). Dalam penelitian ini uji organoleptik yang digunakan oleh penulis didalam
penelitian ini adalah uji yang dilakukan untuk mendapatkan pendapat dari hasil
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
adalah mendeskripsikan data apa danya dan menjelaskan data atau kajian dengan
penjelasan kualitatif. Dasar teori ini yang digunakan adalah teori uji organoleptik
dimana seleksi merupakan teknik yang dianggap tepat untuk mengukur atau
menilai respon individu terhadap suatu simulasi atau pengenalan karakteristik
deskriptif (Arikunto,2010).
bertujuan untuk mengangkat fakta, keadaan, variable dan fenomena yang terjadi
Ketika penelitian berlangsung dan menyajikan hasil dari uji organoleptik oleh
panelis terhadap penilaian rasa, aroma, dan tekstur dari keripik batang kaktus.
Hasil pengumpulan data dianalisis dan disajikan secara narasi kemudian ditarik
LANDASAN TEORI
2.1 Keripik
Keripik yaitu penganan dibuat dari kentang, ubi kayu, dan sebagainya
sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari umbi-umbian, buah-buahan, dan
sayuran yang digoreng di dalam minyak nabati. Untuk menghasilkan rasa yang
gurih biasanya dicampur dengan adonan tepung yang diberi bumbu rempah
tertentu. Keripik dapat berasa dominan asin, pedas, manis, asam, gurih atau
tergolong dalam jenis crackers yang bersifat renyah (crispy), kandungan lemaknya
yang terbuat dari irisan sayuran, umbi-umbian dan buah lalu digoreng dengan
minyak nabati atau diberi adonan tepung dan bumbu yang tipis menutupi
permukaan bahan sebelum digoreng, sehingga mendapat hasil yang renyah, gurih
singkong, ubi, tempe, kentang hingga keripik jagung dan buah. Rasanya yang
renyah dan gurih membuat banyak orang ketagihan enaknya.
(Riska Fitria, 2019). Keripik pertama dalam sejarah dunia yaitu keripik kentang
atau disebut potato chips. Keripik kentang pertama kali dibuat pada tahun 1853
oleh seorang koki untuk raja kereta api di Amerika Serikat, karena pelanggan
mengeluhkan kentang goreng yang dibuat terlalu tebal, sang koki akhirnya
membuat kentang goreng yang lebih tipis, tetapi sang pelanggan masih tetap
merasa tidak puas, sehingga sang koki akhirnya membuat kentang goreng setipis
mungkin sehingga tidak bisa ditusuk dengan garpu. Untungnya sang pelanggan
sangat puas dengan kentang goreng tipis yang dibuat oleh seorang koki yang
berbagai rasa pada tahun 1950 - an yaitu rasa keju dan bawang bombai serta
garam dan cuka yang sebelumnya keripik kentang hanya ditaburi garam, dan
orang yang pertama kali menambahkan perasa baru pada keripik kentang yaitu
seorang pemilik pabrik kentang dari Irlandia yang bernama Joe Murphy. (Iveta
Rahmalia, 2019)
Menurut Sulistiowati (1999:10), kualitas keripik yang baik adalah sebagai berikut:
tidak gosong.
b. Aromanya harum.
d. Warnanya menarik.
Jadi karakteristik keripik yang baik menurut uraian diatas adalah keripik
memiliki cita rasa yang gurih, serta memiliki aroma yang khas sesuai bahan yang
digunakan, renyah dan dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama.
1. Bahan dasar yang digunakan kualitasnya harus betul betul baik sehingga
keripik harus baik, warnanya cerah dan tidak tengik. Fungsi dari minyak
Keripik adalah salah satu makanan ringan yang digemari dan dikonsumsi oleh
setiap orang tentunya memiliki jenis atau varian yang cukup banyak. Menurut
1. Keripik umbi-umbian
a. Keripik kentang
b. Keripik talas
Keripik talas adalam makanan yang terbuat dari talas yang diiris tipis
c. Keripik singkong.
Keripik singkong adalah makanan yang terbuat dari singkong yang diiris
varian rasa seperti manis ataupun pedas dan teksturnya sangat renyah
dan gurih.
2. Keripik sayur
Yaitu jenis keripik yang berbahan dasar sayur sayuran seperti keripik
bayam, yaitu keripik yang terbuat dari daun bayam dan di goreng
dengan menggunakan tepung yang telah dibumbui, sehingga
3. Keripik tempe
kemudian diiris tipis dan di goreng. Memiliki tekstur dan rasa yang sangat
4. Keripik buah
a. Keripik apel
Keripik apel adalah hasil olahan buah apel yang digoreng dengan cara
buah apel akan rusak dan tida akan bisa menjadi keripik.
b. Keripik pisang
Keripik pisang adalah makanan olahan dari buah pisang yang diiris
1996, keripik pisang adalah produk makanan ringan dibuat dari irisan
makanan.
adalah resep keripik pare, karena memiliki karakteristik bahan yang mirip,
memiliki kandungan serat yang tinggi, dan metode pembuatan yang sama dengan
objek yang akan diteliti, berikut adalah tabel resep keripik pare, dapat dilihat pada
Tabel 2.1
Resep Pembuatan Keripik Pare
No Nama Satuan Jumlah
1 Pare Gr 500
2 Tepung beras Gr 150
3 Tepung tapioca Gr 150
4 Garam Sdt 1
5 Air Ml 225
6 Minyak goreng - Secukupnya
Bumbu halus
7 Bawang putih Suing 5
8 Ketumbar Sdt 1
9 Garam Sdt 1
Sumber : Dina Yuandha, (2019)
1. Cuci bersih Pare, buang bagian tengahnya. Iris tipis tipis bisa menggunakan
alat atau manual dengan pisau. Diusahakan tipis, karena kalau tebal nanti
Ketika digoreng bagian luar garing tetapi bagian dalamnya masih agak a lot.
2. Rendam Pare dengan air garam (sambil diperas) selama 1 jam untuk
menghilangkan rasa pahit. Jangan sampai air mendidih agar warna Pare
kembali.
semua tepung, bumbu dan garam kemudian tuang air sedikit demi sedikit,
5. Masukkan Pare ke dalam adonan, adik aduk. Goreng dalam minyak banyak
dan panas. Goreng hingga matang sempurna. Angkat dan tiriskan. Simpan
1. Tepung beras
kernel padi, dapat dibeli di toko toko khusus, tepung beras merupakan tepung
Tepung beras digunakan dalam membuat kue tertentu dan cookies, terutama
Tepung beras terdiri dari tepung beras putih yang terbuat dari beras putih
yang digiling dan juga ada dalam beras merah (brown rice) yang terbuat dari
beras merah utuh. Kedua jenis tepung ini berbeda dalam segi rasa dan warna.
digunakan untuk pembuatan jenis kue yang bebas gluten (gluten-free), dan
juga sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk membuat jenis kue yang
non gluten-free karena tepung beras putih sangat unik dan memberikan tekstur
keripik.
2. Tepung tapioka
singkong yang tersedia dalam berbagai bentuk, namun yang berbentuk bola
bola kecil lah yang menjadi kunci bahan dala makanan penutup di Asia,
berdiameter 1/16 inci sampai 15 ¼ inci, butiran ini sering dicampur dalam sup
hangat dan minuman dingin. Rasa yang terkandung tidak terasa dan tida
berwarna saat dimasak, butiran tapioka menambah tekstur licin, kenyal dan
Pada industry pangan, tepung tapioka digunakan sebagai bahan pengental dan
krim, pengolahan sosis daging, industri farmasi dan lain sebagainya. Tapioka
berfungsi sebagai bahan pengenyal pada pembuatan bakso, dan bahan baku
3. Air
Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu
yang digunakan untuk keperluan sehari hari yang kualitasnya berbeda dengan
air minum (Permenkes RI No. 32 Tahun 2017). Menurut (Chandra, 2012) air
yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang
bersih dan aman. Batasan Batasan sumber air yang bersih dan aman tersebuat
antara lain:
rumah tangga
1) Air angkasa
2) Air permukaan
3) Air tanah
Dalam penelitian ini penulis menggunakan air sejenis air tanah sebagai
penggunaan air sebagai bahan tambahan pada pembuatan keripik, karena air tanah
biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu proses purifikasi atau
penjernihan.
4. Minyak Goreng
asam lemak yang tidak sama. Sifat sifat fisik dan kimia trigliserida ditentukan
oleh asam lemak penyusunnya, karena asam lema merupakan bagian terbesar
yang dikemas. Adapun jenis - jenis minyak (Menurut Lupriadi, 1988). Sebagai
berikut:
a. Minyak kelapa
d. Minyak jagung
e. Minyak kedelai
minyak kelapa termasuk golongan minyak asam laurat. Asam laurat yaitu asam
sativum L.) yang terdiri dari siung - siung bernas, kompak dan masih
terbungkus oleh kulit luar, bersih dan tidak berjamur. Bawang putih umumnya
dengan pH netral menjadi media tumbuh yang baik. Lahan tanaman ini tidak
putih yang digunakan, maka semakin nyata kelezatan keripik yang dihasilkan.
Untuk memperbaiki atau menambah cita rasa, dapat ditambahkan bumbu atau
6. Ketumbar
cabang dan sub unit. Daun barunya berbentuk oval dan daun yang lainnya
kecoklatan, kuning atau coklat, gundul, terkadang dimahkotai oleh sisa - sisa
7. Garam
Fungsi garam dapur adalah untuk memberi rasa asin. Garam yang
industri pangan yang memiliki rumus molekul NaCl. Konsumsi garam per
orang per hari sekitar 6 - 18gram NaCl. Garam ini merupakan komponen yang
penting, yang banyak diatur oleh rasa, kebiasaan, tradisi, daripada keperluan.
Konsumsi garam natrium yang kurang dari 0,3 % akan terasa hambar, akan
1. Pencucian
2. Pembaluran
3. Pengorengan
(160-200°C). Hal ini dilakukan agar keripik yang dihasilkan baik. Serta
kadar air yang terdapat dalam keripik berkurang cukup banyak, dan warna
2021.
2.2 Kaktus
Kaktus juga memiliki daun yang berupa duri sehingga dapat mengurangi
penguapan air lewat daun, Oleh sebab itu kaktus dapat tumbuh pada waktu yang
Kaktus tumbuh sekitar 100 juta tahun yang lalu. Saat itu, sosoknya tinggi
menjulang. Akan tetapi, kaktus “anyar” yang kini terdapat di dataran tandus
Amerika Selatan dan Meksiko tumbuh dengan bentuk lebih pendek dari
aktifitas vulkanik gunung berapi berhenti, lambat laun kaktus-kaktus itu tumbuh
kembali. Nama kaktus berasal dari kata kaktos, dala bahasa Yunani berarti suatu
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Caryophyllales
Suku : Cactaceae
Marga : Opuntia
Sistem perakaran kaktus terdiri dari akar tunggang, akar cabang, dan akar
rambut. Beberapa jenis kaktus akarnya membengkak. Bentuk batang kaktus bulat,
silindris, bulat papak, dan panjang seperti tiang. Ukurannya bervariasi, dari
ukuran pendek lebih dari 20 meter. Permukaan batang tumbuh lekukan cembung
Daun kaktus berhelai satu, bertangkai pendek, dan berukuran besar. Proses
subfamili ini tidak memiliki daun. Bunga kaktus berbentuk corong dan ukuran dan
warnanya bervariasi tergantung pada jenisnya. Bentuk buah bulat atau lonjong dan
berdaging tebal. Buah tumbuh bergerombol di atas ujung batang dan setiap butir
daerah tropis di dunia. Kaktus centong atau Opuntia cochenillifera adalah sejenis
kaktus tang termasuk ke dalam famili Cactaceae atau suku kaktus-kaktusan dan
disebut kaktus centong atau orang Jawa menyebutnya tentong (Reyes, 2014).
Kandungan gizi dari batang kaktus ini tidak banyak orang yang
mengetahui bahwa daging dari batang kaktus ini memiliki kandungan gizi yang
bermanfaat bagi kesehatan, kaktus mentah seberat 128 gram mengandung 3 gram
karbohidrat, 1gram protein, 2 gram serat, dan 14 kalori. Manfaat lain dari makan
kompleks seperti thiamin, riboflavin dan vitamin B-6 (pyridoxine). Selain itu,
kaktus pir buah mengandung pigmen betalain yang berpotensi baik untuk pewarna
makanan. Buah kaktus centong juga mengandung sejumlah besar vitamin B1, B6,
sodium dan potassium, phosphorus, iron, tanin, flavonoid, magnesium, dan pektin
(Widyanto, 2008). Buah kaktus yang matang memiliki kandungan gizi yang
tinggi, dalam 100 gram buah kaktus Opuntia ficus indica, terkandung vitamin C
Bagian dari kaktus yang dimanfaatkan berupa batang dan buah, dapat
digunakan langsung baik secara tradisional maupun dalam bentuk ekstrak. Sari
tradisional Opuntia ficus indica telah banyak di gunakan oleh suku Mexico
sebagai bahan obat yang efektif menyembuhkan luka bakar, luka karena terjatuh,
hypoglycemik, dan aktivitas anti-viral. Selain itu, di Mexsiko batang buah pir
sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk
2.3.1 Dokumentasi
dokumen.
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya - karya
yang berbentuk gambar missalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain - lain.
foto peralatan, foto bahan penelitian, foto proses pembuatan dan foto hasil akhir
dari kripik berbahan dasar batang katus. Dengan bantuan kamera atau dengan alat
variabel lain dengan kontrol yang ketat (Sedarmayanti dan Syarifudin, 2002:23).
penelitian yang sistematis, logis dan teliti dalam melakukan kontrol terhadap
peneliti.
1. Perencanaan Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
Menurut Gisela Jellinek (1985:17) dalam bukunya yang berjudul " Sensory
pengelihatan, indra perasa, indra peraba, indra penciuman dan indra pendengar).
1. Indra penglihatan, digunakan untuk menguji yang dapat dilihat oleh mata,
dilihat.
indera atau penilaian sensorik merupakan sesuatu cara penilaian yang sudah
sangat lama dikenal dan masih sangat umum digunakan. Metode penilaian ini
banyak digunakan karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Dalam
beberapa hal penilaian dengan indera bahkan memiliki ketelitian yang lebih
jumlah panelis tidak dilatih yang banyak sering dianggap untuk mewakili
organoleptik dalam penilaian mutu atau sifat - sifat sensorik suatu komoditi, panel
bertindak sebagai instrument atau alat. Panel ini terdiri atas orang atau kelompok
yang bertugas menilai sifat dari suatu komoditi, orang yang menjadi panel disebut
Dalam beberapa teori yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini
penulis akan menggunakan jenis uji organoleptik uji afektif (affective test).
2.3.3.1 Uji Panelis
Jadi dapat dikatakan bahwa sensory panel adalah suatu bentuk pengujian
yang menggunakan panel untuk menguji hasil eksperimen. Dimana Panel itu
adalah satu atau sekelompok orang yang bertugas untuk menilai sifat atau mutu
benda berdasarkan kesan subyektif, dan cossumer panel sendiri bisa dipilih dari
yang terlibat dalam penelitian organoleptik dari berbagai kesan subjektif produk
yang disajikan. panelis merupakan instrument atau alat untuk menilai mutu analisa
sifat - sifat sensorik suatu produk. Dalam pengujian organoleptik dikenal dengan
beberapa macam panel, penggunaan panel - panel ini berbeda tergantung dari
panel yaitu:
1. Panel Perseorangan
Panel perseorangan adalah orang yang sangat ahli dan memiliki kepekaan
spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan yang
2. Panel Terbatas
keistimewaan dari rata - rata orang biasanya. tersebut sudah digunakan alat
- alat objektif sebagai kontrol. panelis ini mengenal dengan baik faktor -
3. Panel Terlatih
kepekaan yang cukup baik. Untuk menjadi terlatih perlu didahului dengan
seleksi dan latihan. ini hanya dapat menilai beberapa rangsangan saja
Panel agak terlatih terdiri 15-25 orang yang sebelumnya dilatih untuk
mengetahui sifat - sifat tertentu. Sifat - sifat yang dimaksud adalah sifat -
sifat yang berhubungan dengan objek (data) yang ingin diujikan. Panel
agak terlatih dapat dipilih dari kalangan terbatas dengan menguji datanya
Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih
berdasarkan jenis suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel tidak
seperti sifat kesukaan. Panel tidak terlatih biasanya terdiri dari orang -
orang dewasa yang dipilih secara acak dimana dalam penilaiannya jumlah
6. Panel Konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 sampai 100 orang yang tergantung pada
target pemasaran komoditi, panel ini mempunyai sifat yang sangat umum
Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak - anak berusia 3
diminta responnya terhadap produk yang dinilai dengan alat bantu gambar.
Berdasarkan jenis-jenis panelis yang ada, maka dalam penelitian ini akan
menggunakan jenis panel tidak terlatih yang terdiri dari 25 orang. Menurut
Soekarto, (1985), panelis yang berjumlah 15-25 orang memiliki kepekaan yang
cukup baik.
yang berisikan rangkain pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang
akan diteliti. Untuk memperoleh data, kuesioner disebarkan kepada responden
variabelvariabel apa saja yang menurut responden merupakan hal yang penting.
yaitu :
untuk memilih salah satu jawaban atau lebih dari altenatif yang disediakan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis kuesioner langsung yang
persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari
Menurut Djaali (2008) pada dasarnya skala likert adalah ordinal, tetapi
juga dapat dikatakan kalua skala likert adalah interval. Skala likert bisa
diasumsikan sebagai skala data interval sepanjang metode atau cara menyususn
Skala likert dengan lima opsi pilihan jawaban, dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.2
Skala Likert Dengan Lima Opsi Pilihan Jawaban
Positif Nilai Negatif Nilai
Sangat Kurang 5 Sangat Kurang 5
Kurang 4 Kurang 4
Cukup 3 Cukup 3
Baik 2 Baik 2
Sangat Baik 1 Sangat Baik 1
Sumber : Djaali (2008)
Pada penelitian ini penulis menggunakan skala likert dengan lima opsi
pilihan jawaban dan menggunakan pertanyaan negatif agar sesuai dengan teori
aroma dan rasa) sebuah produk makanan berupa keripik pare dengan
menggunakan skala likert. Terdapat 100 responden atau panelis yang akan
memberikan jawaban dari angket yang diberikan. Berikut adalah rangkuman hasil
orang.
pertanyaan. Maka rumus untuk mencari nilai frekuensi setiap pertanyaan adalah
sebagai berikut:
A. Rumus : T x Pn
yang memilih dan Pn merupakan pilihan angka skor (Darmadi, Hamid. 2011).
Sehingga setelah dimasukkan rumus ini, maka diperolehlah hasil sebagai
berikut :
interpretasi, dari kedua rumus tersebut maka diperoleh nilai terendah (X) dan
rumus berikut:
Jumlah skor tertinggi untuk item “sangat baik” adalah 5 x 100 = 500,
sedangkan item “sangat kurang baik” adalah 1 x 100 = 100 jadi, jika ditotal
responden terhadap 40 cita rasa produk tersebut adalah hasil nilai yang
tidak baik dengan yang paling baik. Terlebih dahulu harus mengetahui interval
metode mencari interval skor persen (I). Berikut adalah rumus untuk mencari
interval:
Maka = 100 / 5 = 20
Hasil (I) = 20
Tabel 2. 3
Kriteria Interval Interpretasi Skor
Kriteria Kategori
Angka (0% - 19,99%) Sangat Kurang Baik
Angka 20% - 39,99% Kurang Baik
Angka 40% - 59,99% Cukup Baik
Angka 60% - 79,99% Baik
Angka 80% - 100% Sangat Baik
Sumber: Peneliti (2022)
Penyelesaian akhir
secara sosial. Jenis penelitian deskriptif kualitatif menampilkan hasil data apa
merupakan aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktifitas dalam analisis data yaitu: Data Reduction (Redaksi Data), Data Dispay
(Penyajian Data), Conclusion Drawing/ Verification. Menurut Mukhtar (2013:10)
juga menyebutkan bahwa teknik analisi deskriptif kualitatif adalah sebuah metode
adalah suatu teknik yang digunakan untuk menganalisi data dengan cara
menjadi sebuah kalimat. Dalam penelitian ini, setelah data dikumpulkan kemudian
disajikan secara narasi untuk mengetahui simpulan penelitian dari keripik batang
kaktus.
BAB III
PEMBAHSAN
Keripik adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari umbi-
umbian, buah-buahan, atau sayuran yang digoreng di dalam minyak nabati. Untuk
menghasilkan rasa yang gurih dan renyah biasanya dicampur dengan adonan
tepung yang diberi bumbu rempah tertentu. Keripik dapat berasa dominan asin,
pedas. manis, asam, gurih atau paduan dari ke semuanya (Oktaningrum dkk,
2013). Keripik adalah makanan ringan yang melalui proses penggorengan dengan
irisan buah, sayur, dan umbi-umbian sebagai bahan baku untuk menghasilkan
olahan kering, renyah dan beraroma. Menurut Sulistiowati (1999: 1), "
tergolong dalam jenis crackers yang bersifat renyah (crispy), dan kandungan
Kaktus (Opuntia ficus indica) adalah nama yang diberikan untuk anggota
yang kering (gurun). Banyak masyarakat hanya mengetahui tanaman kaktus hanya
dijadikan tanaman hias, memang tidak pernah ditemukan dan asing untuk
dinikmati. Tidak banyak orang mengetahui bahwa daging dari batang kaktus ini
jarang mengetahui bahwa batang kaktus tersebut bisa diolah dan dikonsumsi
menjadi makanan. Batang kaktus saat ini kurang dimanfaatkan sebagai bahan
batang kaktus juga dapat dijadikan sebagai bahan utama pembuatan keripik.
serat pangan dan kandungan gizi yang cukup tinggi. Batang kaktus digunakan
dalam pembuatan keripik yaitu untuk menambah variasi rasa serta meningkatkan
batang kaktus antara lain adalah persiapan resep keripik batang kaktus, bahan-
yang akan digunakan sesuai dengan resep keripik batang kaktus sebagai berikut :
Bahan Dasar Pembuatan Keripik Batang Kaktus
Nama makanan : Keripik Batang Kaktus
Porsi : 10 Porsi
Ukuran porsi : 50 Gram
Cara membuat :
kulitnya dan iris tipis-tipis. Kemudian rebus batang kaktus yang sudah
diiris tipis sekitar 15 menit agar getahnya hilang, lalu cuci bersih.
garam kemudian tuang air sedikit demi sedikit, aduk rata hingga adonan
kental.
3. Masukkan kaktus yang sudah diiris tipis ke dalam adonan. Siapkan
panas.
kemudian angkat dan tiriskan. Siap dinikmati dan bisa disimpan di dalam
a. Persiapan bahan
yang sesuai dengan resep keripik batang kaktus, adapun bahan-bahan yang
Tabel 3.1
Bahan-bahan Untuk Membuat Keripik Batang Kaktus
No Nama Jumlah No Nama Jumlah
Batang Kaktus Garam
1 500gr 4 1 sdt
2 150gr 5 250ml
3 150gr 6 Secukupnya
Tabel 3.2
Bahan-bahan Untuk Membuat Keripik Batang Kaktus
Bahan Bumbu Halus
2 Ketumbar 1 Sdt
3 Garam 1 Sdt
akan digunakan dalam pembuatan keripik bisa dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3
Peralatan Yang Dibutuhkan Dalam Pembuatan Keripik Batang Kaktus
No Nama Alat Gambar Alat Fungsi
1 Pisau Untuk memotong dan
mengupas batang kaktus
Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan cara
penelitian ini dibuat keripik berbahan dasar batang kaktus yang diiris tipis sebagai
menggunakan batang kaktus, berpedoman pada resep keripik pare yang terdapat
Pada proses persiapan batang kaktus, ada beberapa tahapan yang perlu
diperhatikan, yaitu pemilihan bahan, memisahkan duri dari kulitnya,
pengupasan bahan, pengirisan bahan dan merebus bahan. Batang kaktus yang
digunakan adalah batang kaktus yang masih muda dan berwarna hijau.
dikupas kulitnya, setelah itu batang kaktus diiris tipis lalu direbus agar
kuning keemasan.
adalah untuk mengetahui hasil akhir dari keripik batang kaktus dari segi warna,
Pariwisata Bali dan diarea rumah penulis dengan jumlah 25 orang panelis tidak
terlatih. Dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama 30 juli 2022, hari kedua 31
juli 2022. Hasil uji organoleptik keripik batang kaktus dapat diliha pada tabel 3.4
sebagai berikut.
Tabel 3.4
Rekapitulisasi Uji Organoleptik Oleh 25 Orang Panelis Tidak Terlatih
No Objek Yang Diamati Aspek Penilaian Skor Penilaian
Sangat Baik 5 18
Baik 4 7
Warna
Cukup Baik 3 -
1 (Berwarna tidak mengkilat
dan tidak gosong) Kurang Baik 2 -
Sangat Kurang Baik 1 -
Jumlah Jawaban Panelis 25
Sangat Baik 5 1
Baik 4 17
Aroma
Cukup Baik 3 7
2 (Beraroma khas bahan
utama dan minyak goreng) Kurang Baik 2 -
Sangat Kurang Baik 1 -
Jumlah Jawaban Panelis 25
Sangat Baik 5 5
Rasa Baik 4 11
(Rasa gurih dari bahan Cukup Baik 3 9
3
utama dan bumbu yang Kurang Baik 2 -
digunakan) Sangat Kurang Baik 1 -
Jumlah Jawaban Panelis 25
Sangat Baik 5 23
Baik 4 2
Tekstur
Cukup Baik 3 -
4 (Teksturnya tipis, kering
dan renyah) Kurang Baik 2 -
Sangat Kurang Baik 1 -
Jumlah Jawaban Panelis 25
Sumber : Hasil Data Diolah (2022)
Dari tabel 3.4 diatas, rekapitulisasi hasil dari uji organoleptik terhadap
warna, aroma, rasa dan tekstur dari keripik batang kaktus yang telah diujikan
kepada 25 orang panelis tidak terlatih, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Warna
kepada 25 orang panelis, yang menjawab sangat baik sebanyak 18 orang dan
2. Aroma
kepada 25 orang panelis, yang menjawab sangat baik 1 orang, yang menjawab
baik sebanyak 17 orang panelis, dan yang menjawab cukup baik sebanyak 7
orang panelis.
3. Rasa
kepada 25 orang panelis, yang menjawab sangat baik sebanyak 5 orang, yang
menjawab baik sebanyak 11 orang panelis, dan yang menjawab cukup baik
4. Tekstur
kepada 25 orang panelis, yang menjawab sangat baik sebanyak 23 orang dan
Dari hasil uji organoleptik diatas, untuk mendapatkan skor akhir dari
keripik batang kaktus dengan menggunakan metode skala likert, dilakukan dengan
menggunakan rumus (skor akhir = total panelis yang memilih x angka skor skala
likert). Berikut adalah hasil perhitungan skor akhir pada tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5
No Objek Yang Diamati Aspek Penilaian Skor Jumlah Skor
Skala Panelis Akhir
Likert
Sangat Baik 5 18 90
Warna Baik 4 7 28
(Berwarna tidak Cukup Baik 3 - -
1
mengkilat dan tidak Kurang Baik 2 - -
gosong) Sangat Kurang Baik 1 - -
Jumlah Jawaban Panelis 25 118
Sangat Baik 5 1 5
Aroma Baik 4 17 68
(Beraroma khas bahan Cukup Baik 3 7 21
2
utama dan minyak Kurang Baik 2 - -
goreng) Sangat Kurang Baik 1 - -
Jumlah Jawaban Panelis 25 94
Sangat Baik 5 5 25
Rasa Baik 4 11 44
(Rasa gurih dari bahan Cukup Baik 3 9 27
3
utama dan bumbu Kurang Baik 2 - -
yang digunakan) Sangat Kurang Baik 1 - -
Jumlah Jawaban Panelis 25 96
Sangat Baik 5 23 115
Baik 4 2 8
Tekstur -
Cukup Baik 3 -
4 (Teksturnya tipis,
Kurang Baik 2 - -
kering dan renyah)
Sangat Kurang Baik 1 - -
Jumlah Jawaban Panelis 25 123
Keterangan : Skor Akhir = Skor Skala Likert x Jumlah Panelis Yang Memilih
Skor Akhir Skala Likert Keripik Batang Kaktus
Sumber : Hasil Data Diolah (2022)
Setelah jumlah skor akhir pada keripik batang kaktus didapatkan, maka
pengolahan data hasil uji organoleptik dilanjutkan pada proses penerimaan hasil
diketahui terlebih dahulu skor tertinggi dari (Y) dan skor terendah dari (X) untuk
Berdasarkan kedua rumus objek penilaian, perhitungan skor terendah (X) dan skor
Tabel 3.6
Perhitungan Skor Terendah (X) dan Skor Tertinggi (Y)
Skor Terendah (X) Skor Tertinggi (Y)
1 x 25 = 25 5 x 25 = 125
Sumber : Data Penelitian Pribadi (2022)
Berdasarkan data diatas, didapatkan hasil skor tertinggi (Y) adalah 125
poin dan skor terendah (X) adalah 25 poin untuk setiap objek yang diamati
penelitian. Setelah angka tertinggi (Y) dan angka terendah (X) diketahui maka
berikut :
Interval =
= 20%
Jadi interval yang digunakan untuk menentukan hasil interpretasinya
adalah 20%, terendah 0% hingga tertinggi 100%. Interval yang digunakan untuk
menentukan hasil interpretasi adalah 20% dengan hasil tersebut dapat dijabarkan
kriteria interpretasi skor yang akan digunakan untuk mengetahui hasil akhir
Tabel 3.7
Kriteria Interpretasi Skor Berdasarkan Presentase Yang Didapatkan
Presentase % Kriteria Interpretasi Skor
0% - 20% Sangat Kurang Baik
21% - 40% Kurang Baik
41% - 60% Cukup Baik
61% - 80% Baik
81% - 100% Sangat Baik
Sumber : Hasil Data Diolah (2022)
penilaian akhir uji organoleptik. Proses selanjutnya adalah menentukan hasil nilai
Tabel 3.8
Rekapitulasi Nilai Indeks Pada Keripik Batang Kaktus
No Objek Yang Diamati Nilai Indeks Keripik Kaktus Kriteria Interprestasi
1 Warna 94,4 % Sangat Baik
2 Aroma 75,2 % Sangat Baik
3 Rasa 76,8 % Sangat Baik
4 Tekstur 98,4 % Sangat Baik
Rata-Rata Total 86,2% Sangat Baik
Sumber : Hasil Data Diolah (2022)
Dari data pada tabel 3.8 penulis mendapatkan data hasil akhir dari nilai
indeks dalam persentase dan kriteria interprestasi pada setiap variable pada
sampel keripik batang kaktus yang diuji organoleptik berdasarkan warna, aroma,
1. Warna
Dari segi warna, keripik batang kaktus memperoleh nilai indeks 94,4%
dan kriteria interprestasinya adalah sangat baik, dapat dilihat dari hasil
sampel keripik batang kaktus yang memiliki hasil akhir warnya tidak
2. Aroma
Dari segi aroma, keripik batang kaktus memperoleh nilai indeks 75,2%
dan kriteria interprestasinya adalah baik, karena aroma yang terdapat pada
keripik batang kaktus tersebut berasal dari bahan utama dan pada saat
proses mengoreng.
3. Rasa
Dari segi rasa, keripik batang kaktus memperoleh nilai indeks 76,8%
dan kriteria interprestasinya adalah baik, dapat dilihat dari hasil keripik
batang kaktus yang memiliki hasil akhir rasa dari bahan utama dan gurih
4. Tekstur
98,4% dan kriteria interprestasinya adalah sangat baik, dapat dilihat dari
sampel keripik batang kaktus yang memiliki tekstur tipis, kering dan
renyah
Dilihat dari rata-rata total keseluruhan, maka hasil yang didapatkan dari
keripik batang kaktus mendapatkan nilai rata-rata indeks 86,2% dengan kriteria
sangat baik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
telah diujikan kepada 25 orang panelis, dapat disimpukan bahwa dari segi warna
mendapatkan nilai indeks sebesar 94,4% dan interpretasinya sangat baik, aroma
75,2% dan interpretasinya baik, rasa 76,8% dan interpretasinya baik, tekstur
98,4% dan interpretasinya sangat baik. Secara keseluruhan dari hasil rekapitulasi
nilai indeks rata rata mendapatkan 86,2% dan interpretasinya sangat baik.
4.2 Saran
dalam keripik batang kaktus, agar dapat mengetahui nilai gizi apa