Anda di halaman 1dari 143

ANALISIS IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) PADA HOTEL SMALL DAN


MEDIUM SIZED ENTERPRISES (SMES)
DI KAWASAN SEMINYAK

Oleh:
ANAK AGUNG AYU INDAH KUSUMA DEWI
NIM 16101029

PROGRAM STUDI BISNIS HOSPITALITI


STRATA 1

POLITEKNIK PARIWISATA BALI


KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/
BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
2020

i
ANALISIS IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) PADA HOTEL SMALL DAN MEDIUM SIZED ENTERPRISES
(SMES) DI KAWASAN SEMINYAK

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna dapat mengikuti ujian

dan mencapai gelar Sarjana pada Program Studi Bisnis Hospitaliti

Oleh:

ANAK AGUNG AYU INDAH KUSUMA DEWI


NIM 16101029

POLITEKNIK PARIWISATA BALI


KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/
BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
2020

ii
Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi Politeknik Pariwisata Bali setelah meneliti,
mengetahui proses pembuatan skripsi oleh Anak Agung Ayu Indah Kusuma Dewi,
dengan nomor induk mahasiswa 16101029 dan telah dipertanggung jawabkan oleh
yang bersangkutan maka penguji, dapat:

MENGESAHKAN

PENGUJI I

I Nyoman Sudiksa, SE., M.Par., CHE.


NIP. 19720318 199403 1 001

PENGUJI II PENGUJI III

Made Artajaya, S.Pd., M.Si. I Gusti Agung Febrianto, S.Par., M.Par


NIP. 19751024 200605 1 001 NIDN/NUPN. 3804029001

Mengetahui,

DIREKTUR POLITEKNIK PARIWISATA BALI

Drs. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes.


NIP. 19641026 199003 1 001

iii
ANALISIS IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) PADA HOTEL SMALL DAN
MEDIUM SIZED ENTERPRISES (SMES)
DI KAWASAN SEMINYAK

DIAJUKAN OLEH:

ANAK AGUNG AYU INDAH KUSUMA DEWI


NIM 16101029

TELAH DISETUJUI

Nusa Dua, 18 Agustus 2020

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

I Nyoman Sudiksa, SE., M.Par., CHE. Ir. Ida Ayu Kalpikawati, M.Si.
NIP. 19720318 199403 1 001 NIP. 19661112 199403 2 008

Mengetahui,

KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK,


KEMAHASISWAAN DAN KERJA SAMA

Dr. I Ketut Surata, M.Sc.


NIP. 19640615 199203 1 00

iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil

karya asli saya, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

sarjana/sarjana sains terapan di suatu perguruan tinggi manapun, dan sepanjang

pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh penulis lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila penulisan skripsi ini terbukti merupakan duplikasi ataupun plagiasi

dari hasil karya penulis lain dan atau dengan sengaja mengajukan karya atau

pendapat yang merupakan hasil karya penulis lain, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik dan atau sanksi hukum yang berlaku.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat sebagai pertanggungjawaban

ilmiah tanpa ada paksaan maupun tekanan dari pihak manapun juga.

Nusa Dua, 18 Agustus 2020

Yang Menyatakan

ANAK AGUNG AYU INDAH KUSUMA DEWI


NIM. 16101029

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul

“Analisis Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) pada Hotel Small

dan Medium Sized Enterprises (SMEs) di Kawasan Seminyak”. Penelitian ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Program Bisnis Hospitaliti Politeknik Pariwasata Bali.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan dalam

penyusunan tugas akhir ini, yaitu:

1. Drs. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes., selaku Direktur Politeknik Pariwisata Bali.

2. Dr. I Ketut Surata, M.Sc., selaku Kepala Bagian Administrasi Akademik,

Kemahasiswaan dan Kerja Sama Politeknik Pariwisata Bali.

3. Ir. Ida Ayu Kalpikawati, M.Si., selaku Koordinator Program Studi Bisnis

Hospitaliti Politeknik Pariwisata Bali dan Pembimbing II yang telah

memberikan dukungan dan membimbing sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

4. I Nyoman Sudiksa, S.E., M.Par., CHE., selaku Pembimbing I yang telah banyak

memberikan dukungan, semangat dan membimbing dengan penuh kesabaran

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

vi
5. Bapak dan Ibu Dosen Politeknik Pariwisata Bali khususnya dosen Bisnis

Hospitaliti yang telah memberikan pembelajaran serta ilmu selama penulis

menempuh studi di Politeknik Pariwisata Bali.

6. Kedua Orang Tua saya, A.A.Ngurah Ketut Agus Nadhi Putra dan A.A.Ayu

Mirah Kencanawati yang selalu memberikan dukungan moral dan motivasi

kepada penulis selama menempuh pendidikan di Politeknik Pariwisata Bali.

7. Teman-teman BHP Angkatan 2016 khususnya Gung Anik, Cinthya, Binar dan

Veren serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penelitian ini

dapat membantu penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

Nusa Dua, 18 Agustus 2020

Anak Agung Ayu Indah Kusuma Dewi

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………... i


HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI …………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ……………………………………..…. iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ……………………………………..…. iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………...………..…. v
KATA PENGANTAR ………………………………………………..…………. vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..…. viii
DAFTAR TABEL …………………………………..……………………….…. xii
DAFTAR GAMBAR …………………………………..……………………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………..…………..……..…. xiv
ABSTRAK …………………………………………………………………...…. xv
ABSTRACT ………………………………………………………………….…. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………..….. 1
1.2 Batasan Masalah ………………………………………..…………...….. 11
1.3 Rumusan Masalah …………………………………………………...….. 11
1.4 Tujuan Penelitian ……………………………………………………….. 12
1.5 Manfaat Penelitian …………………………………………………..….. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu …………………………………………….…..….. 14
2.2 Landasan Teori ……………….……………………………………..….. 17
2.2.1 Pengertian Pemasaran …………………………………..……..….. 17
2.2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) …………………………..….. 18
2.2.3 Bauran Promosi (Promotion Mix) ……………………………..….. 20
2.2.4 Public Relation (PR) …………………………………………..….. 21
2.2.5 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ….………..….. 22
2.2.6 Corporate Social Responsibility (CSR) Eksplisit dan Implisit ….… 23
2.2.7 Bentuk Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) ..…….…. 24
2.2.8 Dimensi Corporate Social Responsibility (CSR) ..……………….. 30

viii
2.2.9 Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan. 31
2.2.10 Tahap Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) ...…. 33
2.2.11 Manfaat Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) ...……. 36
2.2.12 Pengertian Small and Medium Sized Enterprises (SMEs) ......…… 37
2.2.13 Corporate Social Responsibility (CSR) pada Small and Medium
Sized Enterprises (SMEs) …………………………..…..……….. 39
2.2.14 Media Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) ….. 40
2.2.15 Manfaat Laman Resmi Sebagai Media Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) ……………………………..……… 41
2.2.16 Hambatan Small and Medium Sized Enterprises (SMEs) dalam
Melakukan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
……………………………..………………………...………….. 43
2.3 Kerangka Berpikir ……………………………………………….……… 45
BAB III METODE PENLITIAN
3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian …………………………………….……… 47
3.2 Jenis dan Sumber Data ……………………………………………..…… 47
3.2.1 Jenis Data ………………………………………………….……… 47
3.2.2 Sumber Data ……………………………………………….……… 47
3.3 Teknik Pengambilan Sampel …………………………………………… 48
3.3.1 Populasi …………………………………………………………… 48
3.3.2 Sampel ……………………………………………………….…… 48
3.4 Teknik Pengambilan Data ………………………….…………………… 49
3.4.1 Wawancara …………………………………………...…………… 49
3.4.2 Studi Dokumentasi …………………………………...…………… 49
3.5 Teknik Analisis Data …………………………………….……………… 50
3.5.1 Reduksi Data ……………………………………………………… 50
3.5.2 Penyajian Data …………………………………….……………… 50
3.5.3 Penarikan Simpulan …………………………………………….… 51
3.6 Uji Keabsahan Data ………………………….……………………….… 51
3.6.1 Triangulasi ………………………………...…………...……….… 51

ix
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1 Kawasan Seminyak ……………………………………..…………….… 53
4.2 Daun Bali Seminyak Hotel ……………………………………..…….… 54
4.3 Casa Kayu Aya Hotel …………………………………..…………….… 54
4.4 De Vins Sky Hotel Seminyak ……………………………………..….… 55
4.5 Hotel Liberta Seminyak …………………………………...………….… 55
4.6 Jambuluwuk Oceano ………..…………………………..…………….… 56
4.7 Kebijakan CSR di Hotel Lokasi Penelitian ………………..…………….. 57
4.7.1 Daun Bali Seminyak Hotel ……………………………………...… 57
4.7.2 Casa Kayu Aya Hotel …………...……………………………...… 57
4.7.3 De Vins Sky Hotel Seminyak …………………………………...… 58
4.7.4 Hotel Liberta Seminyak ………………………………………...… 60
4.7.5 Jambuluwuk Oceano …………………………….……………...… 60
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Paparan Data …………………………………………..……………...… 62
5.1.1 Karakteristik Informan ……………………..…………………...… 62
5.1.1.1 Latar Belakang Pendidikan …………………...………...… 62
5.1.1.2 Jabatan, Usia dan Lama Bekerja ………………………...… 63
5.1.2 Bentuk Implementasi CSR pada Hotel SMEs di Kawasan Seminyak
…………………………………………………………………….. 64
5.1.3 Media Pengungkapan CSR pada Hotel SMEs di Kawasan Seminyak
…………………………………………………………………….. 66
5.1.4 Kendala Hotel SMEs di Kawasan Seminyak dalam Melakukan
Pengungkapan CSR pada Laman Resmi ………………………….. 67
5.2 Analisis Data ………………………………………………...………….. 69
5.2.1 Analisis Data Implementasi CSR pada Hotel SMEs di Kawasan
Seminyak …………………...…………………………………….. 69
5.2.1.1 Analisis Teoritis dan Empiris Terhadap Implementasi CSR
…………………………………………………………………….. 69
5.2.2 Analisis Media Pengungkapan CSR pada Hotel SMEs di Kawasan
Seminyak …………………...…………………………………….. 86

x
5.2.2.1 Analisis Teoritis dan Empiris Terhadap Media Pengungkapan
CSR ……………………………………………………….. 86
5.2.3 Analisis Kendala Hotel SMEs di Kawasan Seminyak dalam
Melakukan Pengungkapan CSR pada Laman Resmi …..…..……. 89
5.2.3.1 Analisis Teoritis dan Empiris Terhadap Kendala Hotel SMEs
dalam Melakukan Pengungkapan CSR pada Laman Resmi
…………………………………………………………..… 89
5.3 Uji Keabsahan Data …………………………………………………….. 92
5.3.1 Triangulasi Metode ……………………………………………….. 92
VI PENUTUP
6.1 Simpulan ……………………...……………………………………….. 106
6.2 Saran ……………………...……..…………………………………….. 106
DAFTAR PUSTAKA ……………………...……..…………………..……….. 108
LAMPIRAN ……………………...……..…………………………………….. 11

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hotel yang Mengimplementasikan Corporate Social Responsibility


(CSR) di Kawasan Seminyak Tahun 2020 ………….……………….. 7
Tabel 1.2 Publikasi Kegiatan CSR di Laman Resmi oleh Hotel SMEs di Kawasan
Seminyak Tahun 2020 ………….………………………...………….. 9
Tabel 5.1 Latar Belakang Pendidikan Informan ………….……………..…….. 62
Tabel 5.2 Jabatan, Usia dan Lama Bekerja Informan ………….…………….... 63
Tabel 5.4 Analisis Hasil Wawancara di Daun Bali Seminyak Hotel ……..…… 70
Tabel 5.5 Analisis Hasil Wawancara di Casa Kayu Aya Hotel …………..…… 73
Tabel 5.6 Analisis Hasil Wawancara di De Vins Sky Hotel Seminyak ……..… 76
Tabel 5.7 Analisis Hasil Wawancara di Hotel Liberta Seminyak ………..…… 79
Tabel 5.8 Analisis Hasil Wawancara di Jambuluwuk Oceano Seminyak …….. 82
Tabel 5.9 Analisis Media Pengungkapan CSR …………………………...…… 87
Tabel 5.10 Analisis Kendala Hotel SMEs dalam Melakukan Pengungkapan CSR
pada Laman Resmi …………………………………………….…… 90

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir …………………………………...………….. 45


Gambar 3.1 Model Analisis Data Kualitatif Secara Interaktif Menurut Miles dan
Huberman dalam Sugiyono ………….………………………….. 51
Gambar 5.1 CSR Bersih-Bersih Pantai di Pantai Petitenget ………….…….… 93
Gambar 5.2 CSR Pengecekan Safety Equipment Hotel ………….……...…… 94
Gambar 5.3 Penyediaan Galon untuk Mengisi Ulang Air Minum di Departemen
Food & Beverage ………….………………………………...….. 94
Gamabr 5.4 Penyediaan Tempat Cuci Tangan di Depan Lobby ……………… 94
Gambar 5.5 CSR Bersih-Bersih Pantai di Pantai Petitenget ………..………… 95
Gambar 5.6 Poster Kegiatan Donor Darah ………….……………………….. 97
Gambar 5.7 CSR Bersih-Bersih Pantai di Area Petitenget …………………… 97
Gamabr 5.8 CSR Bersih-Bersih Pantai di Pantai Petitenget ………….…….… 97
Gambar 5.9 CSR Memberikan Bantuan ke Keluarga Alisa di Desa Panglatan.. 98
Gambar 5.10 CSR Bantuan Kepada Korban Tanah Longsor di Desa Songan,
Bangli ………….……………………………...………………… 98
Gambar 5.11 CSR Bantuan Kepada Korban Erupsi Gunung Agung …………... 98
Gambar 5.12 CSR Donor Darah ………….……………………………….…... 99
Gambar 5.13 CSR Mengunjungi SDN 2 Tenganan ………….…………..…..… 99
Gambar 5.14 CSR Mengunjungi Panti Asuhan Dharma Jati ……………..……. 99
Gambar 5.15 Kegiatan Cooking Class di BLU Sky Seminyak ……………..… 100
Gambar 5.16 CSR ke Panti Sosial Tresna Wredha Wana Seraya ……….….… 101
Gambar 5.17 CSR Bersih-Bersih Pantai di Pantai Petitenget ………….…...… 101
Gambar 5.18 Poster “Be The Hope” charity dinner ………….…………….… 102
Gambar 5.19 Poster Emphemeral Dinner dengan Krakakoa ………….……… 103
Gambar 5.20 Pemberian Hasil Penjualan Voucher Charity Dinner Kepada
Indonesia Goes Pink ………….…………………………...…… 103
Gambar 5.21 CSR Bersih-Bersih Pantai di Pantai Petitenget ………….…...… 104
Gambar 5.22 CSR Bersih-Bersih Pantai pada Bali International Coastal Beach
Cleanup Tahun 2018 dan 2019 ………….…………………...… 104
Gambar 2.23 Produk di J-Gallery Seminyak ………….……………………… 104
Gambar 2.24 Chef Fresto Restaurant Mengunjungi Pemasok Sayur di Desa
Baturiti ………….……………………………………...……… 105

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ……………..…………..…...……….….. 111


Lampiran 2 Hasil Wawancara di Daun Bali Seminyak Hotel ….………..….. 112
Lampiran 3 Hasil Wawancara di Casa Kayu Aya Hotel.……………..….….. 116
Lampiran 4 Hasil Wawancara di De Vins Sky Hotel Seminyak …….……..... 119
Lampiran 5 Hasil Wawancara di Hotel Liberta Seminyak …………..…….... 124
Lampiran 6 Hasil Wawancara di Jambuluwuk Oceano Seminyak ..………… 127
Lampiran 7 Hasil wawancara dengan Informan Banjar Tagtag.…………….. 124

xiv
ABSTRAK

Penelitian tentang Analisis Implementasi Corporate Social Responsibility


(CSR) pada Hotel Small dan Medium Sized Enterprises (SMEs) di Kawasan
Seminyak, dilatarbelakangi oleh pentingnya pengungkapan pada laman resmi
terhadap kegiatan CSR yang dimiliki oleh hotel SMEs, terutama untuk
mendapatkan respon positif dari pelanggan. Pada penelitian ini, terdapat 12 hotel di
Kawasan Seminyak yang aktif mengimplementasikan CSR. Fenomena yang terjadi
pada hotel SMEs di Kawasan Seminyak adalah seluruh hotel SMEs yang memiliki
CSR tidak melakukan pengungkapan kegiatan CSR pada laman resmi. Studi
pendahuluan menunjukkan bahwa hanya 1 dari 6 hotel SMEs yang memiliki
kegiatan CSR, melakukan pengungkapan pada laman resmi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk implementasi CSR,
media yang digunakan dalam mengungkapkan kegiatan CSR dan kendala yang
dihadapi oleh hotel SMEs dalam mengungkapkan CSR pada laman resmi. Sampel
dalam penelitian ini adalah 5 hotel SMEs di Kawasan Seminyak yang melakukan
kegiatan CSR. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada pemilik
ataupun manajer dari masing-masing hotel SMEs. Teknik analisis yang digunakan
adalah reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan dan uji keabsahan data
dengan triangulasi metode.
Hasil penelitian implementasi CSR menemukan bahwa bentuk CSR berupa
corporate social marketing, community volunteering dan corporate philanthropy
adalah yang paling banyak dilakukan oleh hotel SMEs di Kawasan Seminyak.
Penggunaan media offline, seperti meeting, word of mouth (WOM), briefing dan
media online, seperti WhatsApp, Instagram dan email adalah media yang
digunakan untuk melaporkan kegiatan CSR. Kendala yang dihapadi oleh hotel
SMEs di Kawasan Seminyak dalam mengungkapkan CSR pada laman resmi, yaitu
pengungkapan CSR pada laman resmi belum diperlukan, pengungkapan CSR pada
laman resmi bukan merupakan prioritas dan keterbatasan SDM.

Kata kunci: Implementasi CSR, Hotel SMEs, Laman Resmi

xv
ABSTRACT

Research on Analysis of Corporate Social Responsibility (CSR)


Implementation in Small and Medium Sized Enterprises Hotel in Seminyak Area, is
motivated by the importance of CSR disclosure in SMEs hotel, most importantly to
achieve a positive respond from the guest. In this study, there are 12 hotels in
Seminyak Area that have been implementing CSR. The phenomenon that occurred
in SMEs Hotel in Seminyak Area is all of the SMEs hotel that are implementing
CSR didn’t disclose their activities on websites. Preliminary study showed that 1 of
6 SMEs hotel that are implementing CSR, didn’t disclose their CSR activities on
websites at all.
Purpose of this study is to explore the implementation of CSR activities, the
media uses to disclose the CSR activities and the perceived barriers in disclosing
CSR activities on website. Sample of this study is 5 SMEs hotel in Seminyak Area
that are implementing CSR. Data gathering will be conducted by doing an interview
with the owners or managers from each SMEs hotel. The data was analysed using
data reduction, data display, conclusions and method triangulation.
The results of CSR implementation revealed, SMEs hotel in Seminyak Area
predominantly undertake corporate social marketing, community volunteering and
corporate philanthropy. The media used for communicating CSR activities in the
SMEs hotel in Seminyak Area were meeting, word of mouth (WOM) and briefing
for offline media, and WhatsApp, Instagram and email for online media. SMEs
hotel perceived barriers in disclosing their CSR on website are CSR disclosure is
not needed, CSR disclosure is not their priority and lack of human resources.

Keywords: CSR Implementation, SMEs Hotel, Website

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bisnis perhotelan sebagai bagian dari industri pariwisata, keberadaannya

sangat berpengaruh terhadap masyarakat dan lingkungan operasional sekitarnya.

Selama beberapa tahun terakhir, perlindungan terhadap lingkungan dan masyarakat

dalam implementasi langkah pembangunan hotel yang berkelanjutan mendapatkan

perhatian yang sangat besar. Hal ini disebabkan karena pembangunan hotel sebagai

bagian dari sektor pariwisata yang besar memiliki potensi yang signifikan untuk

merusak lingkungan. Keberlanjutan atau sustainability harus menjadi salah satu

pertimbangan penting dalam pembangunan, termasuk pembangunan hotel (Lim,

dkk., 2012). Integrasi antara komponen hotel, masyarakat dan lingkungan yang

saling mempengaruhi menuntut hotel untuk mengedepankan tanggung jawab sosial

Di Indonesia, tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility/CSR) telah menjadi kewajiban bagi setiap perusahaan yang

berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan menggunakan sumber daya alam dalam

operasinya. Hal ini diatur dalam Pasal 74 Undang-Undang Republik Indonesia No.

40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, serta Pasal 15, 17, dan 34 Undang-

Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yang

di dalamnya mengatur kewajiban bagi perusahaan untuk menyelenggarakan

program CSR. Dengan ditetapkannya secara yudiris, maka pelaku bisnis khususnya

1
di industri perhotelan perlu menyadari pentingnya implementasi CSR dalam

operasional perusahaan.

CSR dimaknai sebagai komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam

pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan menitikberatkan pada

keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Untung, 2009:1). Konsep

yang dimiliki CSR mendorong perusahaan untuk tidak lagi hanya mementingkan

kepentingan bisnis saja. Perusahaan harus memiliki kesadaran bahwa terdapat

lingkungan sebagai tempat operasional perusahaan dan keterlibatan masyarakat di

sekitarnya yang perlu diperhatikan. Perusahaan yang memiliki sikap dalam

memperhatikan lingkungan sekitar, akan memberikan dampak-dampak pada

masalah sosial yang ada.

Menurut Maignan dan Ferrell (2004), inisiatif CSR dapat memperkuat

persepsi pelanggan tentang nilai-nilai organisasi dan respon sosial yang dapat

menambah daya tarik identitas perusahaan. Perusahaan yang memiliki citra

bertanggung jawab secara sosial dapat membantu memenuhi self-definition

pelanggan, sehingga berdampak positif terhadap identitas perusahaan di benak

pelanggan. Terkait dengan industri perhotelan, pelanggan akan berpendapat bahwa

dengan menginap di hotel yang memiliki inisiatif CSR akan membuat pelanggan

lebih bangga dan bergengsi (Bhattacharya dan Sen, 2003). Pernyataan tersebut

semakin menguatkan bahwa hotel yang memiliki kegiatan CSR cenderung

mendapatkan persepsi yang positif dari pelanggan.

Dalam CSR dikenal konsep milik Elkington (1997) yang disebut dengan

konsep “Triple Bottom Line”. Melalui konsep ini, Elkington mengemukakan

2
bahwa perusahaan yang ingin terus menjalankan usahanya harus memperhatikan

3P, yaitu profit, people dan planet. Selain Elkington, Ress (2006: 89) juga

menyebutkan bahwa selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan juga harus

memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people)

dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Hotel

dengan CSR yang berfokus kepada people dan planet akan berdampak kepada

peningkatan kualitas hidup karyawan, penurunan biaya operasional, mendapatkan

citra yang baik terhadap perusahaan, peningkatan daya tarik perusahaan dan

memiliki properti yang lebih cocok dengan karakter masyarakat setempat (Lee,

2011; Riewoldt, 2006). Konsep tersebut memberikan gambaran bahwa dengan

adanya CSR, perusahaan diharapkan tidak hanya berfokus dalam mendapatkan

keuntungan sebesar-besarnya, tetapi juga aktif dalam pembangunan masyarakat

dan melestarikan lingkungan.

Sejak cetusan Elkington ini, dapat dikatakan CSR kian bergulir kencang.

CSR telah menjadi konsep yang semakin populer tidak hanya untuk perusahaan

besar dan multinasional, tetapi juga untuk usaha kecil dan menengah atau small and

medium sized enterprises (SMEs). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Njite,

dkk. (2011), praktik CSR diperlukan oleh hotel SMEs untuk keberlangsungan

perusahaan dalam jangka panjang dan profitabilitas hotel. Pergeseran tren di mana

hotel SMEs perlu mengimplementasikan CSR salah satunya disebabkan oleh

banyaknya penemuan yang menyatakan bahwa saat ini SMEs dinyatakan sebagai

penggerak perkembangan ekonomi yang paling utama (Space dan Rutherfoord,

2001). Tren positif ini perlu dipahami oleh pelaku bisnis perhotelan kecil dan

3
menengah agar implementasi CSR perusahaan dapat dirasakan dampaknya oleh

masyarakat.

Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan sensus ekonomi pada Tahun 2016

yang memperlihatkan jumlah UMK dan UMB dari jenis lapangan usaha penyediaan

akomodasi, makanan dan minuman di Provinsi Bali. Data tersebut merupakan

sensus terbaru yang dipublikasikan pada Tahun 2018 dan menunjukkan jumlah

UMB dan UMK di bidang akomodasi, makanan dan minuman sebanyak 85.349

unit. Perkembangan tersebut akan menimbulkan persaingan yang ketat di antara

usaha akomodasi seperti hotel SMEs. Hotel yang memiliki karyawan sejumlah 5

hingga 29 orang termasuk small enterprise, dan 30 hingga 149 orang karyawan

termasuk medium enterprise (Munasinghe dan Malkumari, 2012: 169). Dalam

menghadapi persaingan yang timbul, implementasi kegiatan CSR pada hotel SMEs

dapat dijadikan sebagai strategi untuk memperoleh keunggulan kompetitif.

Keunggulan kompetitif yang dimiliki hotel SMEs akan memberikan hotel sebuah

perbedaan dari kompetitornya. CSR dapat dijadikan keunggulan yang sustainable

untuk hotel SMEs. Artinya, sebuah hotel SMEs dapat menambah tingkat

pencapaian perusahaan dengan mengimplementasikan CSR untuk mencapai

pencapaian yang maksimal.

Seminyak merupakan sebuah kelurahan di Kecamatan Kuta, Kabupaten

Badung. Wilayah ini telah dikenal sebagai salah satu kawasan wisata yang selalu

ramai dikunjungi oleh wisatawan asing maupun domestik. Daya tarik Kawasan

Seminyak berupa ; pantai, restoran dan bar, berbagai macam jenis akomodasi,

termasuk hotel, ditambah dengan adanya tempat wisata belanja. Jenis hotel yang

4
terdapat di Kawasan Seminyak berupa hotel berbintang satu sampai bintang lima.

Berdasarkan skala usaha, hotel-hotel dimaksud ada yang berskala besar dan hotel

SMEs. Hotel-hotel ini selayaknya juga wajib mengimplementasikan CSR

perusahaan yang dapat dirasakan dampaknya oleh masyarakat.

Menurut Teoh dan Thong (1984), implementasi CSR terdiri atas empat

tahap. Keempat tahapan yang dimaksud, yaitu menentukan kegiatan CSR,

keterlibatan dalam kegiatan CSR, melakukan pengungkapan atau sosialisai

kegiatan CSR dan melakukan audit sosial untuk meninjau seberapa baik pencapaian

hotel dalam melakukan CSR. Tahap menentukan CSR adalah tahap di mana pihak

hotel menentukan bentuk kegiatan CSR yang ingin dilaksanakan sesuai dengan

kemampuan hotel. Tahap melakukan CSR adalah saat di mana kegiatan CSR yang

telah ditentukan, dilaksanakan dalam waktu tertentu. Pengungkapan atau sosialisasi

kegiatan CSR adalah menginformasikan kegiatan CSR yang telah dilaksanakan,

baik kepada pihak internal maupun eksternal hotel. Tahap terakhir yaitu melakukan

audit sosial sebagai evaluasi kegiatan CSR yang telah dilakukan hotel.

Sebagaimana diungkapkan oleh Maignan dan Ferrell (2004), bahwa inisiatif

CSR dapat memperkuat persepsi pelanggan tentang nilai-nilai organisasi dan

respon sosial serta pemenuhan self-definition pelanggan. Oleh sebab itu,

pengungkapan CSR kepada para pemangku kepentingan (stakeholder) menjadi

sangat penting. Pengungkapan kegiatan CSR merupakan pengungkapan informasi

terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang telah memiliki

perhatian pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dalam kegiatan komersial

perusahaan dan hubungan dengan stakeholders (Perez, dkk., 2015: 485).

5
Pengungkapan kegiatan CSR oleh hotel dapat menggunakan beberapa media baik

online ataupun offline. Secara online dapat berupa pengungkapan di laman resmi

perusahaan, sosial media dan iklan CSR secara online (Ettinger, dkk., 2018: 95).

Secara offline dapat berupa meeting, word of mouth dan koran atau poster yang

terdapat di perusahaan (Pastrana dan Sriramesh, 2014: 19). Di antara media

komunikasi online tentang pengungkapan CSR, laman resmi perusahaan adalah alat

yang paling umum dan penting untuk digunakan (Du dan Vieira, (2012); Wong,

dkk., (2015)). Pada laman resmi umumnya CSR diungkapkan dalam bentuk laporan

tahunan, press release dan dokumentasi berupa foto-foto kegiatan.

Tidak seperti media tradisional lainnya, laman resmi memudahkan hotel

untuk memperbarui informasi mengenai CSR. Informasi CSR akan tersedia secara

permanen di laman resmi hotel yang memungkinkan pelanggan untuk memilih

informasi yang ingin diakses dan sesering yang diinginkan. Laman resmi hotel

memiliki beberapa halaman yang masing-masing halamannya dapat ditujukan

kepada kelompok stakeholders (Esrcok dan Leichty, 2000). Akibat pengungkapan

CSR melalui laman resmi hotel, pelanggan sebagai salah satu stakeholder hotel

dapat dengan mudah untuk mengetahui tentang komitmen hotel terhadap praktik

dan bentuk CSR. Hotel SMEs di Kawasan Seminyak seharusnya dapat menjadikan

hal tersebut sebagai peluang untuk menarik minat pelanggan.

Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan secara luas bahwa

perusahaan besar cenderung lebih sadar dan berinvestasi lebih banyak dalam CSR

dibandingkan dengan perusahaan kecil. Indonesia sebagai negara berkembang,

pada umumnya perusahaan melakukan praktik CSR secara implisit atau silent CSR

6
(Belal dan Cooper, 2011; Jamali dan Mirshak, 2007). Perusahaan telah melakukan

CSR, namun pihak perusahaan tidak mempublikasikan kegiatannya kepada publik.

Hal tersebut mengakibatkan implementasi CSR yang dimiliki oleh hotel tidak dapat

diketahui oleh pelanggan. Tabel 1.1 menunjukkan hotel di Kawasan Seminyak yang

telah mengimplementasi CSR Tahun 2020.

Tabel 1.1
Hotel yang Mengimplementasikan
Corporate Social Responsibility (CSR)
Di Kawasan Seminyak
Tahun 2020
No. Nama Hotel Jenis Hotel Skala
1 Alila Seminyak Besar
2 Ramada Encore by Wyndham Besar
Seminyak
3 Hotel Indigo Bali Seminyak Chain Hotel Besar
4 W Bali Besar
5 The Royal Beach Seminyak Bali Besar
6 The Haven Bali Seminyak SME
7 Daun Bali Seminyak SME
8 Casa Kayu Aya Hotel SME
9 De Vins Sky Hotel Seminyak Independent Hotel SME
10 Hotel Liberta Seminyak SME
11 Jambuluwuk Oceano SME
12 Blu-Zea Resort Seminyak Besar
Sumber: Departemen Human and Resources masing-masing hotel.

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 terlihat bahwa hotel-hotel di Kawasan

Seminyak yang mengimplementasikan CSR termasuk dalam kategori chain hotel

dan independent hotel. Dilihat dari skala operasionalnya, hotel-hotel dimaksud

termasuk berskala besar serta berskala kecil dan menengah (SMEs). Hal tersebut

menunjukkan bahwa semangat hotel-hotel di Kawasan Seminyak untuk

melaksanakan kegiatan CSR tidak tergantung pada skala atau ukuran hotel. Baik

7
hotel berskala besar maupun skala kecil dan menengah (SMEs) tetap melakukan

kegiatan CSR sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing hotel.

Implementasi CSR yang dimiliki hotel-hotel di Kawasan Seminyak

merupakan kontribusi yang positif yang dapat dilakukan oleh sebuah hotel. Apabila

implementasi CSR diikuti dengan pengungkapan CSR, maka pelanggan akan

memiliki persepsi yang positif terhadap hotel. Dalam menunjukkan keterlibatan

perusahaan pada CSR, diperlukan kesadaran yang berkelanjutkan dari stakeholders,

termasuk pelanggan dan hal tersebut membutuhkan strategi pengungkapan praktik

CSR yang baik (Morsing dan Schultz, 2006).

Pengungkapan kegiatan CSR melalui internet merupakan teknik

pengungkapan yang baik. Tamu yang sadar pada praktik CSR akan mengetahui

bahwa hotel memiliki CSR. Pada Tabel 1.2 menunjukkan publikasi kegiatan CSR

di laman resmi oleh hotel di Kawasan Seminyak pada Tahun 2020. Data pada Tabel

1.2 menunjukkan The Haven Bali Seminyak merupakan hotel SMEs yang termasuk

dalam chain hotel yang sudah melakukan publikasi kegiatan CSR pada laman resmi

hotel, namun pada Tabel 1.2 juga terlihat masih terdapat lima hotel SMEs yang

termasuk dalam kategori independent hotel tidak melakukan publikasi kegiatan

CSR. Ketika hotel-hotel tersebut tidak melakukan publikasi kegiatan CSR, maka

pelanggan tidak dapat mengetahui bentuk CSR yang dimiliki hotel. Hal tersebut

mengakibatkan pelanggan tidak mengetahui secara utuh bentuk dan manfaat yang

didapatkan dari kegiatan CSR yang dilakukan oleh hotel. Dengan demikian ada

kemungkinan hotel akan kehilangan pelanggan potensialnya akibat tidak

melakukan publikasi kegiatan CSR hotel.

8
Tabel 1.2
Publikasi Kegiatan CSR di Laman Resmi
oleh Hotel SMEs di Kawasan Seminyak
Tahun 2020
Publikasi CSR di Laman
No. Nama Hotel Resmi Hotel
Ya Tidak
1 The Haven Bali Seminyak √
2 Daun Bali Seminyak Hotel √
3 Casa Kayu Aya Hotel √
4 De Vins Sky Hotel Seminyak √
5 Hotel Liberta Seminyak √
6 Jambuluwuk Oceano √
Sumber: Situs laman resmi masing-masing hotel.

Secara teoritis, bentuk kegiatan CSR dapat dibagi menjadi dua kategori

yaitu, lingkungan dan sosial (Radwan, 2016: 25). Bentuk kegiatan CSR yang

termasuk kategori lingkungan dapat berupa penggunaan bahan ataupun barang

ramah lingkungan dalam operasional hotel, aksi bersih-bersih tempat tertentu

hingga membuka donasi untuk kegiatan pelestarian lingkungan. Bentuk kegiatan

CSR kategori sosial dapat berupa donasi kegiatan kemanusiaan, memberikan

sponsor untuk kegiatan lokal maupun pemerintah. Dengan tidak dilakukannya

pengungkapan praktik CSR pada laman resmi hotel, maka secara otomatis bentuk-

bentuk CSR yang dilakukan oleh hotel SMEs relatif sulit untuk diketahui.

Pelanggan tidak dengan mudah mengetahui kontribusi CSR yang dimiliki hotel-

hotel tersebut, sehingga persepsi pelanggan tentang praktik CSR tidak mudah

terbentuk.

Implementasi CSR yang mendapatkan persepsi positif dari pelanggan, juga

berpengaruh terhadap dimensi ekonomi dalam CSR. Hal tersebut menunjukkan

bahwa apabila perusahaan melakukan CSR, maka kinerja dan kondisi keuangan

9
perusahaan akan semakin baik. Kinerja dapat menggambarkan tingkat pencapaian

suatu hotel dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Perusahaan dapat mengukur

kinerja pada kinerja finansial dan non finansial. Indikator kinerja finansial yang

sering digunakan yaitu cash-flow, profitabilitas, cost efficiencies, turnover dan

return of investment (Nagy, dkk., 2011: 226). Indikator kinerja non finansial yang

sering digunakan di industri perhotelan yaitu tingkat hunian kamar, kepuasan

pelanggan, guest evaluation of employee’s helpfulness, guest evaluations of design,

facility renovation dan maintenance (Mjongwana, 2018: 2).

Hotel SMEs di Kawasan Seminyak memiliki karakteristik yang

membedakannya dengan hotel besar. Mayoritas hotel SMEs dikelola langsung oleh

pemiliknya. Motivasi dan nilai yang dirasakan pemilik sekaligus pengelola

terhadap CSR menjadi salah satu kunci yang mempengaruhi implementasi CSR.

Hambatan lainnya adalah pemilik hotel beranggapan bahwa CSR akan memberikan

dampak negatif dibandingkan dengan dampak positif kepada operasional

perusahaan (Mahyuni, 2016: 38). Dalam mengimplementasikan CSR memerlukan

biaya yang harus dikeluarkan oleh hotel. Tingkat otoritas yang diterima dari pemilik

hotel kepada pengelola dalam mengalokasikan sumber daya keuangan hotel

mempengaruhi keputusan implementasi CSR.

Memperhatikan paparan sebelumnya terlihat bahwa hotel berskala besar

serta berskala kecil dan menengah (SMEs) di Kawasan Seminyak sama-sama

memiliki implementasi CSR. Kegiatan CSR pada independent hotel berskala kecil

dan menengah (SMEs) di Kawasan Seminyak tidak dipublikasikan sama sekali

pada laman resmi masing-masing hotel, sebagaimana halnya yang dilakukan hotel-

10
hotel besar. Dengan tidak adanya publikasi, stakeholder tidak akan mengetahui

bentuk-bentuk CSR yang dilakukan oleh hotel SMEs di Kawasan Seminyak.

Implementasi CSR secara implisit sebagian telah dilakukan oleh hotel SMEs di

Kawasan Seminyak, namun masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

mengetahui metode pengungkapan, bentuk dan hambatan pengungkapan kegiatan

CSR pada hotel SMEs di Kawasan Seminyak. Mengacu pada fenomena yang telah

dijabarkan di atas, maka penelitian ini akan menganalisis implementasi CSR pada

hotel SMEs di Kawasan Seminyak sehingga diharapkan dapat memberikan

kontribusi positif bagi pihak hotel.

1.2 Batasan Masalah

Penelitian ini hanya meneliti hotel-hotel yang termasuk Small and Medium

Sized Enterprises (SMEs) yang mempunyai kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) dan tidak mempublikasikan aktivitas CSR pada laman resmi

masing-masing hotel di Kawasan Seminyak. Batasan masalah tersebut dibuat

karena hotel SMEs pada penelitian ini melakukan kegiatan CSR, namun kegiatan

tersebut tidak dipublikasikan sehingga bentuk-bentuk kegiatan CSR tidak terlihat.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusuan masalah yang dapat diangkat berdasarkan latar belakang yang

telah diuraikan adalah :

a. Apakah bentuk kegiatan tanggung jawab sosial (CSR) paling banyak yang

dilakukan oleh hotel berskala kecil dan menengah (SMEs) di Kawasan

Seminyak ?

11
b. Apakah media paling banyak yang digunakan untuk mempublikasikan kegiatan

tanggung jawab sosial (CSR) pada hotel berskala kecil dan menengah (SMEs)

di Kawasan Seminyak ?

c. Apakah kendala yang dihadapi hotel berskala kecil dan menengah (SMEs) di

Kawasan Seminyak dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial (CSR) pada

laman resmi hotel ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisis bentuk kegiatan tanggung jawab sosial (CSR) paling

banyak yang dilakukan pada hotel berskala kecil dan menengah (SMEs) di

Kawasan Seminyak.

b. Untuk mengetahui media paling banyak yang digunakan untuk

mempublikasikan kegiatan tanggung jawab sosial (CSR) pada hotel yang

berskala kecil dan menengah (SMEs) di Kawasan Seminyak.

c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi hotel berskala kecil dan menengah

(SMEs) di Kawasan Seminyak dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial

(CSR) pada laman resmi hotel.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, wawasan dan digunakan

sebagai alat pembanding dalam penerapan teori-teori yang diperoleh selama

perkuliahan dengan yang terjadi di industri. Penelitian ini juga memberikan

pemahaman pentingnya penerapan tanggung jawab sosial (CSR) dan mengetahui

12
bentuk kegiatan tanggung jawab sosial (CSR) di hotel yang berskala kecil dan

menengah (SMEs).

b. Manfaat Bagi Hotel

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi

pihak manajemen hotel berskala kecil dan menengah (SMEs) di Kawasan

Seminyak dalam penerapan tanggung jawab sosial (CSR).

c. Manfaat Bagi Politeknik Pariwisata Bali

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai referensi,

informasi dan acuan terhadap pengembangan penelitian sejenis di masa mendatang.

13
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian terdahulu sebagai

perbandingan dan sumber informasi sebagai berikut :

Penelitian pertama dilakukan oleh Neha Mohamed Kamal Yehia, dkk.

(2016) dengan judul “Corporate Social Responsibility in Small and Medium

Enterprises: Evidence From Tourism Sector”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menginvestigasi kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan di sektor pariwisata

berskala kecil dan menengah (SMEs) di Mesir. Variabel penelitian ini adalah

karakteristik SMEs, karakteristik manajerial SMEs dan CSR. Data penelitian

dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner ke 303 SMEs di bidang pariwisata.

Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan regresi. Hasil

dari penelitian menunjukkan bahwa manajer perusahaan SMEs memiliki respon

yang positif terhadap CSR. Kegiatan CSR yang paling banyak diadopsi oleh

perusahaan SMEs di bidang pariwisata yaitu melakukan perekrutan masyarakat

lokal sebagai karyawan, menggunakan produk dari pemasok (supplier) lokal dan

melakukan kunjungan pada situs-situs bersejarah. Kegiatan CSR yang paling

sedikit dilakukan adalah tentang perlindungan terhadap lingkungan.

Penelitian kedua dilakukan oleh Emel Joel Efiong, dkk. (2013) dengan judul

“Corporate Social Responsibility in Small and Medium Scale Enterprises in

Nigeria: An example from the hotel industry”. Penelitian ini dilakukan untuk

14
menganalisis implementasi CSR pada industri perhotelan di Nigeria. Variabel

penelitian ini adalah implementasi CSR dan hotel SMEs. Data penelitian

dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner pada 66 orang manajer dan

Managing Directors atau Chief Exxecutive Officers pada 37 hotel SMEs. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hotel SMEs di Nigeria memiliki bentuk CSR pada

bidang pendidikan, perbaikan infrastruktur, lingkungan, kesehatan dan

kepegawaian. Selain itu, hotel SMEs lebih banyak memiliki kegiatan CSR pada

lingkungan dibandingkan pada bidang pendidikan.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Maggy Zein Islah Radwan (2016) dengan

judul “CSR Practices in Lebanese SMES”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengidentifikasi kegiatan CSR, pengaruh kegiatan CSR dan hambatan yang

dihadapi perusahaan SMEs dalam melakukan CSR. Variabel pada penelitian ini

adalah implementasi CSR dan perusahaan SMEs yang terdiri dari hotel, restoran

dan perusahaan telekomunikasi. Sampel pada penelitian ini adalah 14 perusahaan

SMEs di Lebanon yang terdiri dari hotel, restoran dan perusahaan telekomunikasi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif di mana data penelitian dikumpulkan

dari laman resmi masing-masing perusahaan, review literatur tentang CSR di SMEs

dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hotel dan restoran memiliki

kegiatan CSR seperti melakukan penghematan listrik, memberikan sponsor untuk

acara lokal dan menggunakan CSR sebagai strategi pemasaran. Perusahaan

telekomunikasi lebih banyak melakukan CSR dengan berdonasi di Lebanese Red

Cross atau Palang Merah Lebanon, penghematan listrik, mendaur ulang kertas dan

memberikan harga spesial untuk pelajar.

15
Penelitian keempat dilakukan oleh M.A.T.K Munasinghe dan A.P.

Malkumari (2012) dengan judul “Corporate Social Responsibility in Small and

Medium Enterprises (SMEs) in Sri Lanka”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menginvestigasi CSR pada perusahaan SMEs di Sri Lanka. Variabel penelitian ini

adalah implementasi CSR, hambatan SMEs dalam melakukan CSR dan perusahaan

SMEs. Sebanyak 50 manajer atau pemilik perusahaan SMEs dijadikan subyek

dalam penelitian dan data penelitian didapatkan dengan menyebarkan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti reputasi perusahaan,

karyawan dan faktor ekonomi perusahaan menjadi motivasi perusahaan SMEs

untuk melakukan CSR. Peneliti juga menemukan bahwa kegiatan pengurangan

limbah dan menggunakan produk yang ramah lingkungan dilakukan oleh

perusahaan berskala menengah. Selain itu, kegiatan CSR yang berkaitan dengan

karyawan, donasi untuk charity, rumah sakit dan pendidikan juga dilakukan oleh

perusahaan SMEs di Sri Lanka.

Penelitian kelima dilakukan oleh Pei Yi Beh dan Sushila Devi Rajaratnam

(2017) dengan judul “Corporate Social Responsibility: Exploring SME Owner’s

Understanding and Practices”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

persepsi pemilik perusahaan SMEs pada bidang makanan dan minuman di Malaysia

dan implementasi CSR perusahaan. Variabel penelitian ini adalah persepsi terhadap

CSR dan perusahaan SMEs dengan mengambil 8 perusahaan SMEs pada bidang

makanan dan minuman sebagai sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dan data didapatkan dari hasil wawancara pada pemiliki

perusahaan makanan dan minuman. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan

16
persepsi pemilik usaha terutama pada target stakeholders perusahaan di mana

terdapat pelanggan, karyawan dan komunitas lokal sebagai stakeholder yang

penting bagi pemilik. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

perusahaan SMEs pada bidang makanan dan minuman di Malaysia memiliki

kegiatan CSR pada dimensi ekonomi, sosiokultural, philanthropic, lingkungan,

legalitas dan stakeholder.

Penelitian ini berfokus pada industri hospitaliti yaitu hotel dengan

menggunakan ruang lingkup yang lebih spesifik yaitu hotel berskala kecil dan

menengah (SMEs) di Kawasan Seminyak. Penelitian ini memiliki persamaan dan

perbedaan dari kelima penelitian terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian terdahulu adalah subyek penelitian yang dilakukan pada perusahaan

berskala kecil dan menengah (SMEs) dan tujuan penelitian. Perbedaan penelitian

ini adalah teori yang digunakan di mana penelitian ini menggunakan teori

implementasi CSR menurut Kotler dan Lee (2005).

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Pemasaran

Salah satu fungsi sebuah bisnis adalah pemasaran. Menurut American

Marketing Association (AMA), pemasaran adalah fungsi organisasional dan proses

menciptakan, mengkomunikasikan serta memberikan nilai kepada pelanggan dan

untuk mengelola hubungan pelanggan yang dapat menguntungkan organisasi dan

para pemangku kepentingan. Shinta (2011: 2) menyatakan bahwa pemasaran adalah

suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan

apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

17
mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang

menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.

Kegiatan pemasaran dikenal dengan interaksi tatap muka antara penjual dan

pembeli. Oleh sebab itu pemasaran perlu memperluas baurannya yang

diasosiasikan dengan penghantaran produk atau jasa proses (process), lingkungan

fisik (physical environment) dan manusia (people) (Sukirno, 2017: 19). Setelah

strategi pemasaran ditetapkan, perusahaan diharapkan untuk merencanakan lalu

menerapkan bauran pemasaran atau marketing mix.

2.2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran (marketing mix) menurut Swastha (2014: 42) adalah

kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem

pemasaran perusahaan. Konsep bauran pemasaran tradisional (traditional

marketing mix) terdiri dari 4P, yaitu produk (product), harga (price), promosi

(promotion) dan tempat atau lokasi (place). Sementara itu untuk pemasaran jasa

perlu bauran pemasaran yang lebih diperluas dengan penambahan unsur non-

traditional marketing mix, yaitu orang (people), proses (process) dan bukti fisik

(physical evidence), sehingga menjadi tujuh unsur (7P). Menurut Zeithaml dan

Bitner (2013: 25) yang dikutip oleh Ratih Hurriyati (2005: 49), bauran pemasaran

diuraikan menjadi sebagai berikut :

1. Produk Jasa (Product)

Adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk dilihat, diminta,

dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi oleh pasar yang bersangkutan. Produk

jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang,

18
lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat

berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.

2. Harga (Price)

Harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa karena harga

menentukan pendapatan dari suatu usaha atau bisnis.

3. Promosi (Promotion)

Merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.

Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan

membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan

bauran pemasarannya.

4. Tempat atau Lokasi (Place)

Berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan mengenai di mana

operasional dan karyawan akan ditempatkan. Keputusan mengenai lokasi

pelayanan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada

pelanggan dan di mana proses tersebut akan berlangsung.

5. Orang (People)

Merupakan semua pelaku yang memiliki peran dalam penyajian jasa sehingga

dapat mempengaruhi persepsi pembeli.

6. Bukti Fisik (Physical Evidence)

Merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan

konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan.

Unsur-unsur yang termasuk dalam bukti fisik, yaitu lingkungan fisik yang

19
meliputi fisik bangunan, peralatan, perlengkapan dan barang-barang lainnya

yang disatukan dengan pelayanan.

7. Proses (Process)

Merupakan semua prosedur aktual, mekanisme dan aktivitas yang digunakan

untuk menyampaikan jasa.

2.2.3 Bauran Promosi (Promotion Mix)

Menurut Stanton yang dikutip oleh Swastha (1999: 238), bauran promosi

adalah kombinasi strategis yang paling baik dari variabel-variabel periklanan,

personal selling dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk

mencapai tujuan program penjualan. Secara umum bentuk-bentuk bauran promosi

memiliki fungsi yang sama, namun bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan

berdasarkan tugas-tugas khususnya. Bauran promosi dapat diuraikan menjadi

sebagai berikut :

1. Periklanan (Advertising)

Adalah komunikasi non-individu dengan sejumlah biaya, melalui media yang

dilakukan oleh perusahaan, serta lembaga non-laba (Rahadian dan Pratomo,

2013: 779). Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak

digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya.

2. Penjualan Perseorangan (Personal Selling)

Adalah interaksi antar individu yang saling bertemu muka untuk menciptakan,

memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang

saling menguntungkan dengan pihak lain (Rahadian dan Pratomo, 2013: 780).

3. Publisitas (Publicity)

20
Adalah sebuah informasi tentang seseorang, barang atau organisasi yang

disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, ataupun

tanpa pengawasan dari sponsor. Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai

berita terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang

bersangkutan (Rahadian dan Pratomo, 2013: 781).

4. Hubungan Masyarakat (Public Relations)

Merupakan fungsi manajemen yang memberikan penilaian tentang sikap

masyarakat, indentitas kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi

dengan keinginan masyarakat, dan melakukan program tindakan untuk

mendapatkan pengertian serta pengakuan masyarakat (Rahadian dan Pratomo,

2013: 781).

5. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan

publisitas, yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan pedagang

dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demontrasi dan

sebagainya (Nickels dalam Swastha, 1999: 279).

2.2.4 Public Relations (PR)

Public relations (PR) adalah suatu bentuk komunikasi yang terencana, baik

ke dalam maupun ke luar, antar suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam

rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian

(Jefkins, 2003). PR menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan

(management by objectives). British Institute Public Relations mendefinisikan PR

sebagai keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

21
dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling

pengertian antara organisasi dengan publiknya.

Soemirat dan Ardianto (2004) mengklasifikasikan publik dalam PR menjadi

beberapa kategori, yaitu :

1. Publik Internal dan Publik Eksternal.

Publik internal berada di dalam perusahaan, seperti supervisor, karyawan,

manajer, pemegang saham dan direksi perusahaan. Publik eksternal tidak

berkaitan langsung dengan perusahaan, seperti pers, pemerintah, pendidik atau

dosen, pelanggan, komunitas dan pemasok.

2. Publik Primer, Sekunder dan Marginal.

Publik primer bisa sangat membantu atau merintangi upaya suatu perusahaan.

Publik sekunder adalah publik yang kurang begitu penting dan publik marginal

adalah publik yang tidak begitu penting.

3. Publik Tradisional dan Publik Masa Depan.

Karyawan dan pelanggan adalah publik tradisional, sedangkan mahasiswa atau

pelajar, peneliti, konsumen potensial, dosen dan pejabat pemerintah (madya)

adalah publik masa depan.

4. Proponent, Opponent dan Uncommitted.

Di antara publik terdapat kelompok yang menentang perusahaan (opponents),

yang memihak (proponents) dan ada yang tidak peduli (uncommited).

5. Silent Majority dan Vocal Majority.

Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan keluhan atau dukungan pada

perusahaan, dapat dibedakan antara yang vocal (menyuarakan pendapat, namun

22
jumlahnya tidak banyak) dan yang silent (tidak terdengar pendapatnya, namun

mayoritas).

2.2.5 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Kotler dan Lee (2005) Corporate Social Responsibility (CSR)

didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan

komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian

sumber daya perusahaan. Di Indonesia, pengertian CSR diatur dalam Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pada pasal 1 ayat 3

yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah komitmen

perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi

perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

Ardianto dan Machfudz (2011: 34) menyatakan bahwa CSR merupakan

komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan

ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial

perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap

aspek ekonomis, sosial dan lingkungan. Pengertian mengenai CSR tersebut

menunjukkan bahwa meskipun kesejahteraan perusahaan dalam konteks ekonomi

memiliki arti penting, tetapi komitmen perusahaan dalam melakukan CSR

memberikan kontribusi pada penilaian terhadap perusahaan itu sendiri.

2.2.6 Corporate Social Responsibility (CSR) Eksplisit dan Implisit

Matten dan Moon (2008) menyatakan dua bentuk CSR yang dilakukan

perusahaan yaitu CSR eksplisit dan implisit. Perusahaan yang melakukan CSR

23
eksplisit adalah perusahaan yang memiliki kebijakan dan kegiatan CSR yang

diungkapkan melalui sistem pelaporan perusahaan, laman resmi perusahaan dan

media publikasi lainnya. Di sisi lain, perusahaan dengan CSR implisit adalah

perusahaan yang sedikit mengklaim perusahaan melakukan kegiatan CSR bahkan

tidak sama sekali mengklaim kegiatan CSR yang dilakukan.

2.2.7 Bentuk Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)

Kegiatan CSR dapat berbentuk kegiatan yang berdasarkan atas konsumen

atau pelanggan, karyawan, komunitas atau lingkungan, hingga kesehatan. Ambadar

(2007: 117) menyatakan bahwa bentuk-bentuk kegiatan CSR dibagi menjadi empat,

yaitu :

1) Konsumen

Kegiatan CSR dilakukan dalam bentuk penggunaan material yang ramah

lingkungan tidak berbahaya, serta memberikan informasi dan petunjuk yang

jelas mengenai pemakaian yang benar atas produk-produk perusahaan kepada

konsumen.

2) Karyawan

Kegiatan CSR dilakukan dalam bentuk persamaan hak dan kewajiban atas

keseluruh karyawan tanpa membedakan ras, suku, agama dan golongan.

Karyawan mendapat penghargaan berdasarkan kompetensi dan hasil penilaian

prestasi yang dicapainya.

3) Komunitas dan lingkungan

24
Kegiatan CSR dilakukan dalam bentuk kegiatan kemanusiaan maupun

lingkungan, baik di lingkungan sekitar perusahaan maupun daerah lain yang

membutuhkan.

4) Kesehatan dan keamanan

Kegiatan CSR dilakukan dalam bentuk penjagaan dan pemeliharaan secara

rutin atas fasilitas dan lingkungan kantor, sesuai dengan petunjuk instansi yang

terkait.

Menurut Kotler dan Lee (2005) kegiatan CSR dapat dikategorikan menjadi

enam, yaitu :

1) Cause Promotion

Merupakan bentuk kegiatan CSR di mana perusahaan menyediakan dana atau

sumber daya lainnya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat terhadap kegiatan sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana,

partisipasi dari masyarakat atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu

kegiatan tertentu. Fokus utama program CSR cause promotion sebagai berikut:

a. Menciptakan kesadaran dan kepedulian orang lain terhadap masalah sosial

tertentu dengan memberikan data statistik dan fakta-fakta yang mendukung.

b. Mendorong orang lain untuk mengorbankan waktunya untuk menolong

orang-orang yang membutuhkan.

c. Mendorong orang lain untuk mendonasikan sejumlah uang atau barang

untuk kegiatan sosial tertentu.

d. Mendorong orang lain untuk berpartisipasi dalam sebuah kegiatan sosial.

25
2) Cause Related Marketing

Merupakan sebuah kegiatan di mana perusahaan memiliki komitmen untuk

menyumbangkan persentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan

sosial berdasarkan besarnya penjualan produk. Kegiatan ini biasanya

didasarkan kepada penjualan tertentu, untuk jangka waktu tertentu. Fokus

utama program CSR cause related marketing sebagai berikut :

a. Jumlah uang yang ditentukan untuk setiap produk yang dijual.

b. Persentase penjualan produk atau transaksi yang dijanjikan untuk amal.

c. Jumlah penjualan setiap barang, biasanya tidak diungkapkan jumlahnya,

akan didonasikan untuk amal.

d. Persentase terhadap laba bersih dari penjualan suatu produk atau produk itu

sendiri dijanjikan untuk didonasikan.

e. Perusahaan dapat memutuskan untuk menetapkan batas yang akan

dikontribusikan dari penjualan.

f. Memberikan donasi yang dapat dilakukan pada waktu tertentu.

3) Corporate Social Marketing

Merupakan sebuah kegiatan di mana perusahaan mengembangkan dan

melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan

meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian

lingkungan hidup serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Fokus utama

program CSR corporate societal marekting sebagai berikut :

a. Isu kesehatan

b. Isu keselamatan publik

26
c. Isu lingkungan

d. Keterlibatan masyarakat atau komunitas

4) Corporate Philanthropy

Merupakan bentuk kegiatan CSR di mana perusahaan memberikan sumbangan

langsung dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan

tersebut biasanya berbentuk pemberian uang secara tunai, bingkisan atau paket

bantuan atau pelayanan secara cuma-cuma. Fokus utama program CSR

corporate societal marekting sebagai berikut :

a. Menyediakan donasi berupa uang tunai.

b. Memberikan hibah secara tunai untuk Non Profit Organizations (NGO).

c. Memberikan beasiswa pendidikan

d. Mendonasikan produk yang dimiliki.

e. Mendonasikan layanan yang dimiliki.

f. Memberikan bantuan penggunaan alat-alat atau fasilitas di perusahaan.

5) Community Volunteering

Merupakan inisiatif dari perusahan untuk mendukung dan mendorong para

karyawan, rekan bisnis, atau anggota waralaba untuk merelakan sedikit

waktunya untuk mendukung sebuah komunitas organisasi. Fokus utama

program CSR community volunteering sebagai berikut :

a. Mengembangkan etika community volunteering melalui komunikasi di

dalam perusahaan yang mendorong karyawan untuk bersuka rela dalam

masyarakat atau komunitas dan memberikan informasi kepada karyawan

untuk mendapatkan informasi peluang menjadi sukarelawan.

27
b. Menawarkan kegiatan sosial dan amal tertentu di mana karyawan dapat

berpartisipasi dan memberikan informasi mengenai cara untuk

berpartisipasi, umumnya kegiatan sosial dan amal yang didukung oleh

inisiatif sosial organisasi lain.

c. Mengelola kelompok sukarelawan untuk kegiatan tertentu.

d. Memberikan hibah secara tunai kepada badan amal tempat karyawan

menghabiskan waktu dengan sukarela. Jumlah hibah yang diberikan

didasari pada jumlah jam yang dilaporkan oleh karyawan.

6) Social Responsibility Business Practice

Merupakan sebuah kegiatan di mana perusahaan melakukan kegiatan bisnis

melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan

investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan

kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup. Komunitas dalam

hal ini mencakup karyawan perusahaan, pemasok, distributor, nirlaba dan mitra

sektor publik, serta masyarakat umum. Kesejahteraan dalam hal ini merujuk

pada kesehatan dan keselamatan, serta kebutuhan psikologis dan emosional.

Fokus utama program CSR social responsibility business practice sebagai

berikut :

a. Mendesain fasilitias perusahaan untuk mencapai pedoman lingkungan dan

keselamatan.

b. Mengembangkan perbaikan kegiatan operasional.

c. Tidak memproduksi produk dengan bahan berbahaya tetapi bukan termasuk

bahan ilegal.

28
d. Memiliki pemasok berdasarkan kerelaan pemasok untuk mengadopsi dan

menjaga praktik lingkungan yang berkelanjutan, dan mendukung dan

memberikan penghargaan terhadap usaha yang dilakukan.

e. Memilih material yang ramah lingkungan, membuat tujuan perusahaan

mengenai pengurangan limbah, menggunakan sumber daya terbarukan dan

mengurangi emisi beracun.

f. Membentuk program yang mendukung kesejahteraan karyawan, seperti

fasilitas olahraga, on-site day care.

g. Melindungi informasi pribadi pelanggan, seperti data pelanggan, khususnya

melalui internet.

Menurut Chahal dan Sharma (2006), konsep dari Kotler dan Lee (2005) ini

dapat dikonstruksi menjadi tiga dimensi besar, yaitu ekonomi, sosial, dan

lingkungan. Akan tetapi, setiap kategori mungkin saja masuk ke dalam satu dimensi

atau lebih, misalnya dimensi ekonomi dan dimensi sosial. Kategori yang termasuk

dalam dimensi ekonomi, yaitu cause promotions, cause-related marketing,

corporate social marketing, corporate philanthropy, community volunteering dan

social responsibility business practice. Kategori yang termasuk dalam dimensi

sosial, yaitu cause promotions, cause-related marketing, corporate social

marketing, corporate philanthropy dan community volunteering. Kategori yang

termasuk dalam dimensi lingkungan, yaitu corporate social marketing, corporate

philanthropy, community volunteering dan social responsibility business practice.

Teori bentuk kegiatan CSR pada penelitian ini adalah berdasarkan dari teori Kotler

dan Lee (2005).

29
2.2.8 Dimensi Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Chahal dan Sharma (2006) konsep CSR mencerminkan tiga

dimensi, antara lain :

1) Dimensi Ekonomi

Dimensi ekonomi dari CSR meliputi dampak ekonomi dan kegiatan operasional

yang dilakukan oleh perusahaan. Dimensi ekonomi tidak sesederhana

melaporkan keuangan atau neraca perusahaan, tetapi juga meliputi dampak

ekonomi baik secara langsung atau tidak langsung terhadap operasional

perusahaan di komunitas lokal dan pihak-pihak yang berpengaruh terhadap

perusahaan lain. Indikator dimensi ekonomi yaitu :

a. Produk : faktor yang mempengaruhi sebuah perusahaan untuk dapat

meningkatkan kinerja keuangannya adalah produk itu sendiri. Produk yang

dihasilkan sebaiknya memiliki kualitas yang tinggi, aman dipakai dan

inovatif.

b. Pelayanan : selain produk yang dihasilkan harus berkualitas, pelayanan

yang baik perlu diterapkan agar dapat memuaskan konsumen.

c. Avoiding Actions that Damage Trust : artinya sebuah perusahaan dapat

beroperasi bergantung pada kepercayaan dan dukungan masyarakat dan

komunitas lokal lainnya.

2) Dimensi Sosial

Dimensi sosial merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap dampak sosial

yang diakibatkan oleh perusahaan, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Indikator dimensi sosial antara lain :

30
a. Praktik Pekerja Perusahaan : indikator ini berbicara mengenai pekerja

dalam perusahaan. Misalnya, perusahaan dituntut untuk menjaga

keselamatan pekerjanya, memperlakukannya secara adil, menghargai

pekerjanya sebagai suatu individu, melakukan pembagian hasil keuntungan

perusahaan dan hal lain yang dapat dilakukan perusahaan untuk

kesejahteraan pekerjanya.

b. Aktivitas Sosial : Chalal dan Sharma (2006) mengemukakan bahwa

kegiatan sosial banyak dilakukan perusahaan karena memberikan dampak

yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Menurut Kotler dan

Lee (2005), kegiatan sosial dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu corporate

philanthropy, corporate volunteering, dan cause related marketing.

3) Dimensi Lingkungan

Dimensi lingkungan merupakan management of environment atau bagaimana

perusahaan bertindak agar dapat mengurangi dampak negatif terhadap

lingkungan yang dapat ditimbulkan perusahaan. Indikator dimensi lingkungan

adalah :

a. Waste Management : perusahaan dapat melakukan aktivitas peduli

lingkungan seperti mendaur ulang (recycle), mengurangi (reduce),

menggunakan kembali (reuse) untuk mengurangi limbah yang dihasilkan.

b. Memproduksi produk ramah lingkungan.

2.2.9 Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan

Tanggung jawab sosial (CSR) memiliki dimensi yang sangat luas dan

kompleks. Di samping itu, tanggung jawab sosial (CSR) juga mengandung

31
interpretasi yang berbeda, terutama dikaitkan dengan kepentingan stakeholder

(Adiatma, 2016: 9). Oleh sebab itu, beberapa ahli mencoba menggarisbawahi

prinsip dasar yang terkandung dalam tanggung jawab sosial (CSR). Menurut

Yapiter (2013:7-9) prinsip-prinsip CSR pada industri perhotelan dibagi menjadi

lima, antara lain:

1) Transparan (Transparency)

Prinsip ini bertujuan untuk menentukan pengambilan keputusan yang lebih

berkualitas agar dapat tercapai kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka

panjang.

2) Akuntabilitas (Accountability)

Industri perhotelan melakukan kegiatan bisnisnya secara transparan dan wajar

dengan dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan tetap

memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan stakeholder.

3) Tanggung Jawab (Responsibility)

Dalam melaksanakan program CSR harus sesuai dengan peraturan perundang-

undangan serta melaksanakan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan

lingkungan agar perusahaan dapat berkesinambungan dalam jangka waktu yang

panjang.

4) Independen (Independency)

Dalam hal ini industri perhotelan menjalankan program CSR secara independen

dengan membuat perencanaan (planning) sebelum melaksanakan suatu

kegiatan CSR.

32
5) Fairness

Dalam prinsip ini industri perhotelan melakukan kegiatan CSR berdasarkan

kesetaraan dan kewajaran maupun keadilan dengan memperhatikan pemegang

saham dan juga stakeholders.

2.2.10 Tahap Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)

Terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan perusahaan dalam

menerapkan CSR. Menurut Teoh dan Thong (1984), terdapat empat tahap

implementasi CSR, yaitu:

1) Menentukan Kegiatan CSR

Pada tahap ini perusahaan menentukan bentuk kegiatan CSR yang akan

dilakukan. Kegiatan yang akan ditentukan disesuaikan dengan tujuan dan

sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

2) Keterlibatan dalam Kegiatan CSR

Pada tahap ini perusahaan mulai terlibat pada kegiatan CSR yang telah

ditentukan. Kegiatan dilakukan dapat melibatkan karyawan, pelanggan,

masyarakat lokal, organisasi terkait, hingga pemerintah daerah.

3) Pengungkapan atau Sosialisasi Kegiatan CSR

Tahap pengungkapan dilakukan untuk menginformasikan kegiatan CSR yang

dimiliki oleh perusahaan. Penyampaian informasi CSR dilakukan baik kepada

pihak internal maupun eksternal perusahaan. Pengungkapan dan sosialisasi

kegiatan CSR dilakukan agar kegiatan CSR perusahaan diketahui oleh seluruh

pihak yang terkait.

33
4) Audit Sosial

Tahap ini merupakan tahap di mana perusahaan merekap, meninjau dan

mengevaluasi kegiatan CSR yang telah dilaksanakan. Audit sosial dapat

dilakukan dengan membuat laporan kegiatan CSR perusahaan setiap tahun.

Wibisono (2007) menyatakan bahwa dalam mengimplementasikan CSR,

perusahaan akan melewati beberapa tahap, yaitu :

1) Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini, terdapat tiga langkah utama, yaitu:

a. Membangun Kesadaran : merupakan langkah awal untuk membangun

kesadaran mengenai arti penting CSR dan komitmen manajemen. Upaya ini

dapat dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya, diskusi kelompok

dan lain- lain.

b. CSR assessment : merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan

dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas

perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur

perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif.

c. CSR manual building : hasil penilaian (assessment) merupakan dasar untuk

menyusun manual atau pedoman implementasi CSR. Upaya yang mesti

dilakukan antara lain melalui benchmarking, menggali dari referensi atau

bagi perusahaan yang menginginkan langkah instan, penyusunan manual ini

dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar

perusahaan.

34
2) Tahap Pelaksanaan

Dalam memulai kegiatan CSR, pada dasarnya ada tiga pertanyaan yang mesti

dijawab, yakni siapa orang yang menjalankan, apa yang mesti dilakukan, dan

bagaimana cara melakukan sekaligus alat apa yang diperlukan. Dalam istilah

manajemen populer, pertanyaan tersebut diterjemahkan menjadi :

pengorganisasian (organizing) sumber daya yang diperlukan, penyusunan

(staffing) untuk menempatkan orang yang sesuai dengan jenis tugas atau

pekerjaan yang dilakukannya, pengarahan (directing) yang terkait dengan

bagaimana cara melakukan tindakan, pengawasan atau koreksi (controlling)

terhadap pelaksanaan, pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana, penilaian

(evaluating) untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan.

3) Tahap Evaluasi

Setelah program CSR dilaksanakan, langkah berikutnya adalah evaluasi. Tahap

evaluasi merupakan tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke

waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR. Evaluasi selain

dari internal perusahaan, juga dapat dilakukan dengan meminta pihak

independen dengan melakukan audit terhadap implementasi atas praktik CSR

yang dilakukan. Langkah ini tidak terbatas pada kepatuhan terhadap peraturan

dan prosedur operasi standar, tetapi juga mencakup pengendalian risiko

perusahaan.

4) Tahap Pelaporan

Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi, baik untuk

keperluan proses pengambilan kepututsan, maupun keperluan keterbukaan

35
informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Selain berfungsi untuk

keperluan shareholders, juga berfungsi untuk stakeholders yang lain.

2.2.11 Manfaat Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)

Implementasi CSR merupakan komitmen untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan melalui praktik bisnis. CSR

dilakukan lebih dari bentuk amal industri, tetapi CSR merupakan strategi bisnis

baru bagi suatu industri seperti menciptakan citra positif perusahaan di mata

masyarakat. CSR sebagai salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan kepada

stakeholder sehingga kegiatan CSR perusahaan bermanfaat bagi stakeholder.

Menurut Mardikanto (2014), manfaat CSR untuk stakeholder, antara lain :

1) Manfaat CSR bagi Masyarakat

Perusahaan yang memperhatikan masyarakat dan lingkungan dapat

berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat serta ikut

berpartisipasi dalam usaha pelestarian lingkungan. CSR memberikan manfaat

kepada masyarakat dalam bentuk :

a. Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman dan pelatihan kerja

b. Pendanaan investasi komunitas dan pengembangan infrastruktur

c. Keahlian komersial

d. Kompetensi teknis dan personal individual pekerja yang terlibat

e. Representasi bisnis sebagai promosi bagi prakarsa-prakarsa komunitas

2) Manfaat CSR bagi Pemerintah

CSR yang dilakukan oleh perusahaan memberikan kontribusi kepada

pemerintah sebagai berikut :

36
a. Dukungan pembiayaan karena keterbatasan anggaran pemerintah untuk

membiayai pembangunan yang berkaitan dengan kemiskinan

b. Dukungan sarana dan prasarana yang dimiliki maupun dibangun melalui

kegiatan CSR

c. Dukungan keahlian yang diwujudkan dalam program pengembangan

kapasitas masyarakat

d. Keterlibatan LSM dalam kegiatan CSR merupakan sumber belajar dalam

menumbuhkan, menggerakkan dan memelihara partisipasi masyarakat

dalam pembangunan

3) Manfaat CSR bagi Korporasi

Manfaat CSR bagi korporasi, antara lain :

a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan

b. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial

c. Melebarkan akses sumber daya bagi operasi sosial

d. Membuka peluang pasar yang lebih luas

e. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah

f. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan

g. Peluang mendapatkan penghargaan

2.2.12 Pengertian Small and Medium Sized Enterprises (SMEs)

Pengertian UMKM atau SMEs sangat bervariasi di setiap negara, industri,

organisasi, agensi dan komunitas akademik. SMEs sering didefinisikan sebagai

perusahaan yang memiliki karyawan mulai dari 1 sampai 100 orang dan beberapa

hingga 250 orang karyawan (Inyang, 2013: 125). Munasinghe dan Malkumari

37
(2012: 169) menyatakan bahwa hotel yang memiliki karyawan sejumlah 5 sampai

29 orang merupakan small enterprises dan yang memiliki karyawan sejumlah 30

sampai 149 orang merupakan medium enterprises.

Pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM memiliki

pengertian sebagai berikut :

1) Usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagai berikut; memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000, - tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp. 300.000.000, -

2) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki atau dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau

besar dengan kriteria sebagai berikut; memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.

50.000.000, - sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000, - tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih

dari Rp. 300.000.000, - sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000, -

3) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki tau dikuasai, atau

menjadi bagian langsung maupun tak langsung dari usaha kecil dengan kriteria

sebagai berikut; memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000, - sampai

38
dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000, - tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

2.500.000.000, - sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000, -

Hotel SMEs pada penelitian ini ditentukan berdasarkan teori yang dinyatakan oleh

Munasinghe dan Malkumari (2012).

2.2.13 Corporate Social Responsibility (CSR) pada Small and Medium Sized
Enterprises (SMEs)

Mankelow dan Quazi (2007) menyatakan bahwa faktor yang memotivasi

SMEs untuk melakukan CSR sebagai bentuk kepedulian terhadap pelanggan dan

masyarakat, kepentingan finansial CSR atau untuk mencapai profit dan

perkembangan perusahaan. Kegiatan CSR dapat memberikan keunggulan

kompetitif bagi SMEs dengan cara membentuk profil perusahaan dan market

position (Jenskin, dkk., 2006). Beberapa penelitian menyatakan bahwa SMEs

memiliki kegiatan CSR dan tidak melakukan pengungkapan kegiatan CSR ke

publik.

Perrini (2006) menyatakan bahwa “silent CSR” atau “sunken CSR”

merupakan implementasi yang dilakukan oleh SMEs dan SMEs sering kali disebut

“unknowingly socially responsible” atau tanpa sadar bertanggung jawab secara

sosial. Komitment dan bentuk kegiatan CSR di SMEs ditentukan dan dikelola oleh

manajer perusahaan (Quazi, 2003). Sikap yang dimiliki oleh pemilik dan manajer

SMEs merupakan elemen terpenting dalam menentukkan tindakan perusahaan

dalam melakukan CSR (Dewhurst dan Thomas, 2003). Oleh sebab itu, memahami

sikap pemilik dan manajer SMEs terhadap CSR perlu dilakukan terlebih dahulu

sebelum memutuskan untuk melakukan CSR.

39
2.2.14 Media Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Kegiatan CSR perusahaan dapat dikomunikasikan melalui media offline dan

online. Pastrana dan Sriramesh (2014: 19) menyatakan bahwa terdapat beberapa

media onffline yang dapat digunakan untuk mengungkapkan kegiatan CSR, sebagai

berikut :

1) Meeting

2) Word of Mouth (WOM)

3) Koran atau Poster

4) Laporan tahunan

Media komunikasi CSR secara online dapat berupa sebagai berikut :

1) Laman resmi (website)

2) Sosial media

3) Periklanan online

Menurut perusahaan bisnis di Eropa yang mendukung praktik CSR pada

perusahaan lokal di Eropa dan global yaitu CSR Europe (2017), perusahaan dapat

mengkomunikasikan kegiatan CSR dengan berbagai media yaitu :

1) Televisi (TV)

Media TV merupakan media yang paling efektif dan mudah dijangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi media ini hanya digunakan oleh

beberapa perusahaan saja.

2) Koran

Media koran merupakan media yang sudah sering digunakan oleh perusahaan,

serta dapat digunakan sebagai dokumentasi.

40
3) Laman Resmi (Website)

Media laman resmi merupakan media yang efektif dengan didukung oleh para

pemakai internet yang mulai meningkat.

Menurut C.B. Roberts (1991), penggunaan laporan tahunan sebagai sumber

untuk mengumpulkan data tentang pengungkapan CSR tidak dapat dijadikan

sebagai alat satu-satunya untuk mengungkapkan kegiatan CSR. Meskipun laporan

tahunan dapat menjadi sumber yang penting dari informasi perusahaan, perlu diakui

bahwa terdapat media informasi lainnya yang mampu memberikan gambaran yang

lebih lengkap dari kegiatan CSR. Stakeholders saat ini semakin aktif

mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi tentang kegiatan perusahaan

melalui internet. Oleh sebab itu, laman resmi atau website menjadi media penting

yang akan digunakan untuk mengkomunikasikan informasi tanggung jawab sosial

dan lingkungan (Williams dan Pei, 1999; Chaudhri dan Wang, 2007; Chaves, dkk.,

2011; Puentes, dkk., 2012; Rodriguez Bolivar, dkk., 2013). Teori mengenai media

pengungkapan CSR pada hotel SMEs di penelitian ini adalah berdasarkan teori dari

Pastrana dan Sriramesh (2014).

2.2.15 Manfaat Laman Resmi Sebagai Media Pengungkapan Corporate Social


Responsibility (CSR)

Melakukan pengungkapan CSR melalui laman resmi perusahaan memiliki

beberapa manfaat lebih dibandingkan dengan media cetak. Laman resmi

merupakan media komunikasi yang lebih “kaya” dibandingkan dengan media cetak

yang konvensional. Menurut Lodhia (2006), manfaat laman resmi sebagai media

pengungkapan CSR sebagai berikut :

41
1) Ketepatan waktu

Informasi CSR dapat diberikan dengan segera (tepat waktu) dan dapat

diperbaharui secara berkala.

2) Interaksi

Tautan dan menu dapat menyediakan informasi bagi stakeholder yang berbeda.

Mekanisme elektronik untuk mendapatkan umpan balik, seperti email dan

formulir umpan balik otomatis. Hal tersebut memungkinkan interaksi dua arah

melalui forum diskusi, email maupun bulletin boards.

3) Aksesibilitas

Setiap orang yang dapat mengakses web dapat memperoleh informasi karena

keterjangkauan global dan potensi komunikasi masal dari web.

4) Penampilan dan Organisasi

Informasi CSR dapat diorganisir melalui tautan dan menu, berbagai tingkatan

informasi dapat disediakan dan file informasi dapat diunduh dan dicetak. Alat

navigasi dan manajemen informasi pada web dimungkinkan melalui menu,

tautan dan mesin pencari.

Pengungkapan CSR pada laman resmi juga memberikan manfaat untuk

mengkomunikasikan informasi kepada stakeholder. Manfaat tersebut berkaitan

dengan aspek sebagai berikut (Williams dan Pei, 1999):

a. Stakeholder dapat menerima informasi secara real time (karena dapat

diperbaharui segera atau secara teratur) dari lokasi manapun dan pada setiap

saat.

42
b. Biaya yang lebih rendah dari penyebaran informasi, karena tidak terdapat biaya

seperti pencetakan dan ongkos kirim.

c. Terdapat fasilitas interaksi dua arah dan umpan balik melalui email dan

mekanisme lainnya, sehingga memungkinkan pembentuk hubungan pribadi

yang lebih antara perusahaan dan pemangku kepentingan.

2.2.16 Hambatan Small and Medium Sized Enterprises (SMEs) dalam


Melakukan Pengungkapan Corporate Social Resonsibility (CSR)

Mayoritas perusahaan SMEs diketahui lebih memilih untuk melakukan

“silent CSR” yang merupakan kegiatan CSR dengan publikasi yang sangat minim

(Jamali dan Mirshak, 2007). Beberapa penjelasan mengenai alasan SMEs tidak

melakukan pengungkapan CSR ke publik sebagai berikut :

1) Pengungkapan kegiatan CSR yang positif dapat menarik banyak permintaan

baru ke perusahaan (Shareef, dkk., 2014)

2) Dalam masyarakat atau komunitas di mana kerendahan hati jauh lebih dihargai,

pengungkapan kegiatan CSR ke publik cenderung meningkatkan skeptisisme

tentang ketulusan terhadap perbuatan tersebut. Sehingga pengungkapan

kegiatan CSR yang positif dianggap untuk mencari keuntungan semata

(O’Dwyer, 2012; Shareef, dkk., 2014; Jamali dan Mirshak, 2007).

Menurut Mahyuni (2016: 106), terdapat beberapa alasan yang menghambat

motivasi hotel SMEs dalam melakukan pengungkapan kegiatan CSR hotel pada

media online, sebagai berikut :

1) Hotel tidak memiliki kontribusi yang besar dalam CSR.

Hotel SMEs sebenarnya memiliki kegiatan CSR, namun kegiatan CSR yang

dilakukan tidak melibatkan masyarakat secara luas, tidak dilakukan secara rutin

43
dan memiliki bentuk kegiatan CSR yang monoton. Nilai aktivitas CSR yang

diberikan oleh hotel SMEs tidak sebesar dengan yang diberikan oleh hotel-hotel

besar. Hal tersebut menyebabkan hotel SMEs merasa belum berkontribusi

secara maksimal dalam CSR sehingga publikasi secara online masih belum

diperlukan.

2) Publikasi kegiatan CSR kurang relevan untuk pelanggan atau guest.

Perspektif dari pemilik hotel SMEs menganggap bahwa pengungkapan

kegiatan CSR perusahaan tidak bersangkutan dengan pelanggan hotel.

Pengungkapan kegiatan CSR tidak akan mempengaruhi penilaian pelanggan

terhadap hotel SMEs, sehingga pengungkapan CSR dianggap tidak

memberikan keuntungan dalam segi ekonomi kepada hotel SMEs.

3) Menciptakan citra perusahaan yang baik dengan melakukan CSR lebih penting

dibandingkan dengan mempublikasikan kegiatan CSR perusahaan.

Mayoritas pemilik hotel SMEs menganggap bahwa dengan memiliki dan

melakukan CSR dapat memberikan respon positif kepada perusahaan. Tanpa

melakukan publikasi, kontribusi hotel SMEs pada CSR akan memberikan

timbal balik atau feedback yang positif juga.

4) Masyarakat lokal akan mempertanyakan ketulusan kontribusi perusahaan

dalam CSR apabila kegiatan CSR dipublikasikan.

Beberapa orang atau masyarakat akan memberikan penilaian negatif terhadap

hotel SMEs yang melakukan publikasi mengenai CSR perusahaan. Publikasi

mengenai CSR tersebut dapat dianggap semata-mata sebagai konten promosi

44
oleh masyarakat, oleh karena itu hotel SMEs tidak melakukan publikasi

kegiatan CSR.

Teori mengenai kendala yang dihadapi hotel SMEs dalam melakukan

pengungkapan CSR pada laman resmi adalah berdasarkan teori dari Mahyuni

(2016).

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, pemikiran dalam penelitian

ini dapat dirumuskan pada Gambar 2.1 berikut :

45
Corporate Social Responsibility
Hotel Small and Medium Size Enterprises di
Kawasan Seminyak

Implementasi CSR :
1. Cause Promotion
2. Cause Related Marketing
3. Corporate Societal Marketing
4. Corporate Philanthropy
5. Community Volunteering
6. Socially Responsible Business Practice
(Sumber: Kotler dan Lee (2005))

Media Pengungkapan CSR pada


Hotel SMEs di Kawasan Seminyak

Kendala Hotel SMEs di Kawasan


Seminyak dalam Melakukan
Pengungkapan CSR pada Laman Resmi

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Berdasarkan Gambar 2.1, untuk mengetahui impelmentasi kegiatan CSR

pada Hotel SMEs di Kawasan Seminyak yang mayoritas merupakan silent CSR,

digunakan teori indikator bentuk-bentuk pelaksanaan CSR menurut Kotler dan Lee

(2005). Teori indikator bentuk-bentuk pelaksanaan CSR, yaitu cause promotion,

cause related marketing, corporate social marketing, corporate philantrophy,

community volunteering dan socially responsible business practice. Teori tersebut

akan dianalasis untuk menjawab permasalahan bentuk-bentuk kegiatan CSR pada

46
hotel SMEs di Kawasan Seminyak yang tidak terlihat atau silent CSR. Bentuk

kegiatan CSR hotel SMEs di Kawasan Seminyak mayoritas tidak dipublikasikan

melalui laman resmi perusahaan. Sebagai media online paling efektif dan populer,

laman resmi belum menjadi media pilihan hotel SMEs di Kawasan Seminyak untuk

mempublikasikan kegiatan CSR hotel. Oleh sebab itu, perlu diketahui media-media

publikasi CSR digunakan hotel SMEs saat ini dalam mengkomunikasikan kegiatan

CSR hotel. Selanjutnya, akan dilakukan analasis mengenai kendala yang

menghambat motivasi hotel SMEs di Kawasan Seminyak dalam melakukan

publikasi kegiatan CSR melalui laman resmi hotel.

47
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian

Obyek penelitian ini adalah bentuk kegiatan CSR, media publikasi kegiatan

CSR dan kendala yang dihadapi dalam mengungkapan CSR pada laman resmi

hotel. Lokasi penelitian ini adalah lima hotel SMEs di Kawasan Seminyak. Kelima

hotel tersebut adalah Daun Bali Seminyak Hotel, Casa Kayu Aya Hotel, De Vins

Sky Hotel Seminyak, Hotel Liberta Seminyak dan Jambuluwuk Oceano.

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Menurut jenisnya, data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data

kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010) adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Data kualitatif dalam penelitian ini

adalah bentuk kegiatan CSR, media publikasi kegiatan CSR dan kendala yang

dihadapi dalam mengungkapan CSR pada laman resmi hotel yang diperoleh dari

pemilik atau manajer hotel SMEs.

3.2.2 Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu :

1) Data Primer

Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli atau tidak melalui perentara. (Sangadji dan Sopiah, 2010:171). Data primer

48
dalam penelitian ini adalah mengenai bentuk kegiatan CSR, media publikasi

kegiatan CSR dan kendala yang dihadapi dalam mengungkapan CSR pada

laman resmi hotel SMEs di Kawasan Seminyak.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan pada peneliti misalnya

lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2016:137). Data sekunder dari

penelitian ini adalah dokumentasi kegiatan CSR dan catatan mengenai bentuk-

bentuk implementasi CSR pada hotel SMEs di Kawasan Seminyak.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2015:80) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulan. Populasi

dalam penelitian ini adalah hotel SMEs yang melakukan kegiatan CSR.

Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan dengan wawancara ke masing-masing

hotel SMEs, didapatkan lima hotel SMEs yang melakukan CSR di Kawasan

Seminyak, yaitu Daun Bali Seminyak Hotel, Casa Kayu Aya Hotel, De Vins Sky

Hotel Seminyak, Hotel Liberta Seminyak dan Jambuluwuk Oceano.

3.3.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2015:81) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

populasi hotel SMEs yang melakukan CSR di Kawasan Seminyak, yaitu Daun Bali

Seminyak Hotel, Casa Kayu Aya Hotel, De Vins Sky Hotel Seminyak, Hotel

49
Liberta Seminyak dan Jambuluwuk Oceano. Pengambilan sampel penelitian ini

adalah dengan sampling jenuh atau metode sensus. Sugiyono (2002: 61-63)

menyatakan bahwa sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampling jenuh adalah

sensus.

3.4 Teknik Pengambilan Data

3.4.1 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti (Sugiyono, 2016:231). Wawancara mendalam dilakukan dalam penelitian

ini dimana wawancara mendalam atau depth interview adalah salah satu cara untuk

mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatapan muka dengan

informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang

diteliti (Bungin, 2010:157). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan melalui

tatap muka dengan pemilik atau manajer masing-masing hotel untuk mendapatkan

data bentuk kegiatan CSR, media publikasi kegiatan CSR dan kendala yang

dihadapi dalam mengungkapan CSR. Wawancara dilakukan secara terstruktur dan

terbuka. Peneliti menetapkan masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan serta dapat mengembangkan pertanyaan untuk mengungkapkan data.

Pedoman wawancara penelitian dibuat berdasarkan indikator bentuk-bentuk

pelaksanaan CSR menurut Kotler dan Lee (2005) yang dapat dilihat pada Lampiran

1.

50
3.4.2 Studi Dokumentasi

Sugiyono (2009:329) menjelaskan bahwa dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-

karya monumental dari seseorang. Studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah

dokumentasi kegiatan CSR dan catatan mengenai bentuk-bentuk implementasi

CSR pada hotel SMEs di Kawasan Seminyak.

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016: 336), analisis data dalam penelitian kualitatif

dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah penelitian, sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus hingga penulisan hasil penelitian. Miles dan

Huberman (1984) menyatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus hingga tuntas,

sehingga data tersebut menjadi data jenuh. Aktivitas dalam analisis data kualitatif

adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan (Miles dan Huberman

dalam Sugiyono, 2011: 246).

3.5.1 Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyederhanaan data dari semua data yang sudah didapat. Setelah itu data yang

tidak diperlukan kemudian disisihkan dan data-data yang penting untuk penelitian

dikumpulkan menjadi satu dan diklasifikasikan menjadi lebih spesifik. Dengan kata

lain, reduksi data adalah proses penyederhanaan data dan memilah hal-hal pokok

yang sesuai dengan fokus penelitian.

51
3.5.2 Penyajian Data

Penyajian data adalah proses pengorganisasian untuk memudahkan data

untuk dianalisis dan disimpulkan. Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah dan

disortir menurut kelompoknya dan disusun dengan kategori yang sejenis untuk

ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi.

3.5.3 Penarikan Simpulan

Penarikan simpulan dalam proses ini adalah membuat pernyataan atau

simpulan secara bulat tentang suatu permasalahan yang diteliti dalam bahasa yang

deskriptif dan bersifat interpretatif. Gambar 3.1 menunjukkan bagan model analisis

data kualitatif secara interaktif menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono

(2011: 246).

Gambar 3.1.
Model Analisis Data Kualitatif Secara Interaktif
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011: 246)

3.6 Uji Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) maka diperlukan pengujian

dalam keakuratan data. Terdapat banyak sekali metode yang dapat digunakan untuk

menguji keabsahan data. Penelitian ini menggunakan uji keabsahan sebagai berikut:

52
3.6.1 Triangulasi

Triangulasi menurut Paton dalam Moleong (2005:330-331) triangulasi

adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal

ini dapat dipercaya dengan cara :

1) Membandingkan data pengamatan dan hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapatan dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada atau orang di

pemerintahan.

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

Sukmadinata (2010: 373) menyebutkan terdapat tiga macam triangulasi

data, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode atau teknik, triangulasi waktu.

Penelitian ini menggunakan triangulasi metode. Triangulasi metode merupakan uji

keakuratan data dengan menggunakan beragam metode pengungkapan data yang

dilakukan kepada sumber data. Triangulasi metode yang digunakan pada penelitian

ini adalah metode wawancara dan studi dokumentasi mengenai kegiatan CSR di

masing-masing hotel SMEs di Kawasan Seminyak.

53
BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Berikut ini disampaikan paparan mengenai gambaran umum lokasi

penelitian.

4.1 Kawasan Seminyak

Seminyak merupakan jendela pariwisata di Pulau Bali dan merupakan salah

satu kawasan penarik wisatawan domestik dan manca negara untuk berlibur ke Bali.

Kawasan Seminyak berlokasi di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten

Badung. Kelurahan Seminyak terdiri atas dua banjar adat, yaitu Banjar Adat

Seminyak dan Banjar Adat Basangkasa dengan penduduk yang cukup heterogen.

Pusat administratif Kawasan Seminyak terdapat di bawah Sekretariat Kelurahan

Seminyak. Di kawasan wisata ini wisatawan akan sangat mudah untuk menemukan

tempat hiburan dari day life entertainment hingga night life entertainment,

akomodasi hotel, resort, private villa, RBnB dan wisata alam seperti, pantai-pantai

di Kawasan Seminyak yang berpasir hitam.

Khusus pada akomodasi hotel, beberapa hotel berbintang lima yang terdapat

di Kawasan Seminyak, yaitu Double Six Luxury Hotel, W Seminyak, Alila Hotels

and Resort Seminyak, KuDeTa dan masih banyak hotel-hotel yang lain. Lokasi

penelitian ini terdapat pada hotel-hotel yang berskala kecil dan menengah di

Kawasan Seminyak.

54
4.2 Daun Bali Seminyak Hotel

Daun Bali Seminyak Hotel terletak di Jl. Raya Petitenget No. 08, Kerobokan

Kelod, Badung. Daun Bali Seminyak Hotel merupakan boutique hotel berbintang

tiga yang berada di bawah kepemilikan Herwin Hadikusuma. Daun Bali Seminyak

Hotel sebelumnya bernama hotel ZIA Bali Seminyak. Pada 2018, hotel ini resmi

beroperasi dengan nama baru yaitu Daun Bali Seminyak Hotel dan menjadi

perusahaan di bawah PT. Svarna Nusantara Indonesia. Daun Bali Seminyak Hotel

memiliki 90 unit kamar yang terdiri dari 5 tipe kamar, yaitu Superior Room,

Superior Premium Room, Deluxe Room, Junior Suite Room dan Suite Room.

Fasilitas lain berupa bar dan restoran yaitu D’Bayam Resto dan Sky Tryst Bar yang

dilengkapi dengan jacuzzi. Fasilitas wedding, birthday, gathering, yaitu pada roof

top Sky Tryst Bar dan Daun Meeting Room. Fasilitas penunjang lainnya antara lain

kolam renang, karaoke dan live music.

4.3 Casa Kayu Aya Hotel

Casa Kayu Aya Hotel merupakan hotel non bintang yang merupakan

perusahaan milik keluarga Dewi Antari. Perusahaan dikelola oleh pemilik dan

beberapa anggota keluarga. Hotel ini terletak di Jl. Kayu Jati, Gg. Sri Darma 9,

Seminyak dan dekat dengan salah satu pusat belanja di Seminyak yaitu Seminyak

Village. Casa Kayu Aya Hotel mulai beroperasi pada 2016. Dilengkapi dengan 24

unit kamar yang terdiri dari 3 tipe kamar, yaitu Standard Double/Twin, Deluxe

Double/Twin dan Deluxe Double with Balcony. Hotel ini dilengkapi dengan

fasilitas restoran, roof top dan kolam renang. Lokasi hotel yang strategis dan

55
berdekatan dengan atraksi hiburan di Seminyak mulai dari beach bar, restoran dan

mall.

4.4 De Vins Sky Hotel Seminyak

De Vins Sky Hotel Seminyak terletak di Jl. Raya Petitenget, Kompleks Villa

Kendal No. 35, Seminyak. De Vins Sky Hotel merupakan boutique hotel berbintang

4 yang berada di bawah kepemilikan Ronny Suryana. Pada 2014, hotel ini

bergabung dengan manajemen Golden Tulip sehingga sebelumnya De Vins Sky

Hotel memiliki nama Golden Tulip Devins Hotel Seminyak. Hotel ini tidak lagi

bergabung dalam manajemen Golden Tulip pada 2018 dan dikelola oleh PT. Tjipta

Dinamika.

De Vins Sky Hotel memiliki 108 unit kamar dan 3 tipe kamar, yaitu

Superior, Deluxe dan Suite. Jenis fasilitas kamar di De Vins Sky terdiri dari

Superior Room, Superior Terrace Room, Deluxe Room, Whirlpool Suite, Quad

Whirlpool Suite dan De Vins Suite. Fasilitas kamar hotel ini berupa balcony,

terrace, king bed, queen bed, twin bed dan single bed. Fasilitas makan dan minum

yang tersedia, yaitu BLU Sky Resturant yang sekaligus memiliki bar dan lounge.

Fasilitas untuk meeting dan gathering dapat dilakukan pada ruangan multi fungsi

di De Vins Sky hotel dengan kapasitas hingga 30 orang. Fasilitas penunjang lainnya

di hotel ini, yaitu Nari Spa, Sky Pool, perpustakaan, gym dan connect center.

4.5 Hotel Liberta Seminyak

Hotel Liberta Seminyak mulai beroperasi sejak 2015, merupakan hotel

berbintang tiga milik perusahaan PT. Griya Pradipa di mana Drs. H. Dalyono

Nimpurno sebagai pemilik perusahaan tersebut. Hotel ini sempat memegang brand

56
Neo yang dikelola oleh perusahaan Archipelago International pada 2014. Hotel

Liberta Seminyak yang berlokasi di Jl. Raya Petitenget No.2, Seminyak memiliki

101 unit kamar. Fasilitas akomodasi terdiri dari 3 tipe, yaitu Liberta Double/Twin,

Liberta with Balcony Double/Twin dan Interconnecting. Fasilitas makan dan

minum yang tersedia di hotel ini, yaitu Second Street Café and Resto dan Pool Bar.

Fasilitas penunjang lainnya di Hotel Liberta Seminyak, yaitu ruang meeting dengan

kapasitas 80 orang.

4.6 Jambuluwuk Oceano

Jambuluwuk Oceano merupakan perusahaan di bawah PT. Arcs House

milik Wiraseno. Hotel berbintang 4 ini terletak di Jl. Raya Petitenget No. 108,

Seminyak memiliki 120 unit kamar dengan tipe kamar 1 superior, 2 deluxe, 2

premier dan 2 suite. Jenis-jenis kamar yang tersedia, yaitu Superior, Deluxe

Balcony, Deluxe Premier, Premier Pool View, Premier Pool Access, Jambuluwuk

Suite dan Junior Suite. Beberapa jenis kamar yang tersedia hotel ini memiliki akses

dan pemandangan langsung ke kolam renang hotel. Fasilitas restoran dan bar yang

tersedia, yaitu Oceano Sky Lounge, Frestro dan The Clubhouse Rooftop.

Jambuluwuk Oceano menyediakan pengalaman menginap di hotel dengan fasilitas

Ayung Pool, Infinity Pool, Cening Kids Club, J-Gallery, Melah Health Club.

Fasilitas pendukung lainnya seperti Melah Spa, wedding venue dan ruang meeting

seluas 156 m2.

57
4.7 Kebijakan CSR di Hotel Lokasi Penelitian

Berikut ini disampaikan kebijakan-kebijakan CSR yang dimiliki di hotel

lokasi penelitian, yaitu Daun Bali Seminyak Hotel, Casa Kayu Aya Hotel, De Vins

Sky Hotel Seminyak, Hotel Liberta Seminyak dan Jambuluwuk Oceano.

4.7.1 Daun Bali Seminyak Hotel

Daun Bali Seminyak Hotel menjadikan visi dan misi perusahaan sebagai

dasar perusahaan dalam melakukan kegiatan CSR. Visi dan misi Daun Bali

Seminyak hotel adalah sebagai berikut :

1. Visi

Menjadi perusahaan perhotelan dan hospitaliti yang terkemuka dengan

komitmen memberikan layanan yang unggul dan bertanggung jawab sosial dan

lingkungan.

2. Misi

Menciptakan pelayanan prima, bermutu dan professional di bidang hospitaliti

dengan keunikan yang kami miliki, serta meningkatkan kepedulian sosial dan

lingkungan pada karyawan dan pemangku kepentingan.

4.7.2 Casa Kayu Aya Hotel

Casa Kayu Aya Hotel memiliki kebijakan CSR yang disebut dengan “Dua

Pilar CSR”. Kebijakan CSR tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kepedulian Terhadap Masyarakat

“Komitmen kami yang serius dalam membantu peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan aktivitas yang berhubungan dengan budaya lokal dengan

signifikan. Kami percaya bahwa kontribusi positif kepada masyarakat yang

58
kami berikan dengan berbagai cara, secara finansial maupun pengetahuan,

menunjukkan kepedulian kami terhadap masyarakat.”

2. Menciptakan Pengembangan Kualitas Produk dan Layanan

“Casa Kayu Aya Hotel bertujuan untuk senantiasa meningkatkan kualitas

produk dan layanan yang diberikan kepada pasar yang sejalan dengan

penerapan kebijakan CSR yang mencerminkan operasi bisnis kami. CSR

merupakan suatu hal yang penting bagi kami, tetapi kualitas produk dan layanan

di Casa Kayu Aya Hotel memiliki tingkat kepentingan yang sama. Untuk itu,

kami terus berusaha menciptakan kualitas produk dan layanan dengan segala

perubahan yang ada dan mengembangkan inovasi baru bagi tamu.”

4.7.3 De Vins Sky Hotel Seminyak

Kebijakan CSR di De Vins Sky hotel sejalan dengan peraturan pada Pasal

74 dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal

15 dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Pasal

26 dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Kebijakan

CSR di De Vins Sky Hotel Seminyak sebagai berikut :

“Di De Vins Sky Hotel Seminyak, kami mendukung keberlangsungan

perusahaan dengan melaksanakan tanggung jawab sosial yang sejalan dengan

konsep Triple Bottom Line (profit, people, planet) dan kami memperhatikan

keberlanjutan dari aspek masyarakat, lingkungan dan ekonomi.”

“At De Vins Sky Hotel Seminyak, we support our business sustainability by

encouraging our hotels to have a social responsibility in line with The Triple

59
Bottom Line concept (profit, people, planet) and we take the sustainable

responsibility of the community, environment and economy aspects.”

1. Profit

Seluruh lapisan di dalam perusahaan berkomitmen melakukan Tanggung Jawab

Sosial tidak berdasarkan atas mengejar keuntungan, namun program ini

diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

memberdayakan ekonomi masyarakat di lingkungannya.

“All aspects in our business is committed to conducting Corporate Social

Responsibility that is not only based on pursuing the company’s profit but we

believe this program will give us the opportunity to improve the lives of local

community and contributes to the community economic development.”

2. Planet

Seluruh lapisan di dalam perusahaan berkomitmen melakukan Tanggung Jawab

Sosial sebagai wujud tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar.

“All aspects in our business is committed to conducting Corporate Social

Responsibility as our forms of corporate environmental responsibility.”

3. People

Kami bertindak untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal dalam

melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar melalui aktivitas tanggung jawab

sosial yang terdapat pada program Tanggung Jawab Sosial kami.

“We advocate reliable human resources who are capable of empowering local

community through our Corporate Social Responsibility programs with a broad

range of social responsibility activities.”

60
4.7.4 Hotel Liberta Seminyak

Kebijakan CSR yang dimiliki oleh Hotel Liberta Seminyak adalah sebagai

berikut :

“Liberta Seminyak berkomitmen untuk mendukung kegiatan kemanusiaan

dan memberikan bantuan kepada organisasi berbasis kemanusiaan. Seluruh donasi,

aktivitas dan sponsor yang dikumpulkan oleh tamu, karyawan dan pemasok akan

dikontribusikan untuk tujuan perusahaan dalam mendukung aktivitas

kemanusiaan.”

4.7.5 Jambuluwuk Oceano

Kebijakan CSR yang dimiliki oleh Jambuluwuk Oceano adalah sebagai

berikut :

“Kebijakan CSR kami adalah komitmen yang ikhlas dan bertanggung jawab

untuk lingkungan kami, masyarakat dan budaya. Hal ini mengartikan untuk

melakukan kontribusi yang positif kepada masyarakat, budaya dan mengurangi

dampak lingkungan. Jambuluwuk Oceano Seminyak bertanggung jawab secara

sungguh-sungguh dan kami melakukan tugas dengan bangga.”

“Our CSR policy is genuine and responsible commitment to our

environment, community and cultural heritage. This means making a positive

contribution to the communities, faith in culture and minimizing our environmental

impact. Jambuluwuk Oceano Seminyak takes the responsibility seriously and we

carry out our duties of care with pride.”

61
1. Kebijakan Lingkungan (Environmental Policy)

“Kami memiliki tanggung jawab untuk menemukan alternatif dalam

mengurangi dampak pada lingkungan. Dalam implementasi kebijakan ini,

Jambuluwuk Oceano Seminyak akan berinvestasi dalam kegiatan nyata di

bidang perlindungan terhadap lingkungan.”

“We take responsibility to find alternate ways of reducing impact of activities

on our environment. In the implementation of this policy, Jambuluwuk Oceano

Seminyak will invest in concrete activities in the field of environmental

protection activities.”

2. Kebijakan Komunitas (Community Policy)

“Kami membuat keterikatan yang positif untuk masyarakat dengan memberikan

Kembali kepada masyarakat dalam berbagai macam cara.”

“We make a positive engagement to the community by giving back in various

ways.”

3. Kebijakan Budaya (Cultural Heritage Policy)

“Kami membangun kesadaran antar tamu dan karyawan dengan memberikan

pilihan atraksi dan produk yang berbudaya Bali. Jambuluwuk Oceano

Seminyak mencoba untuk memenuhi kebutuhan pelanggan selagi melakukan

tanggung jawab kami.”

“We build awareness among guests and staff by offering choices of Balinese

culture attractions and goods. Jambuluwuk Oceano Seminyak is trying to meet

all the needs of our guests while doing our responsibility.”

62
BAB V

PEMBAHASAN

Pada Bab V ini didiskusikan paparan data dan analisis data penelitian.

5.1 Paparan Data

5.1.1 Karakteristik Informan

Penelitian ini menggunakan lima informan yang menjabat di masing-

masing hotel SMEs. Karakteristik informan dipaparkan berdasarkan jabatan, usia,

latar belakang pendidikan dan lama bekerja di masing-masing hotel SMEs.

5.1.1.1 Jabatan, Usia, Latar Belakang Pendidikan dan Lama Bekerja

Latar belakang pendidikan informan di masing-masing hotel SMEs dapat

dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1
Jabatan, Usia, Latar Belakang Pendidikan dan Lama Bekerja
Informan
No Informan Jabatan Usia Pendidikan Lama Bekerja
S1 D3 1-3 Tahun 4-5 Tahun
1 I1 HRM 27 √ √
2 I2 GM 30 √ √
3 I3 HRM 33 √ √
4 I4 HRM 29 √ √
5 I5 HRM 34 √ √
Sumber: Wawancara (2020).

Berdasarkan pada data Tabel 5.1, dapat dilihat bahwa jabatan informan di

masing-masing hotel SMEs sebagian besar adalah sebagai Human Resources

Manager (HRM) dan hanya satu informan menjabat sebagai General Manager

(GM). Rata-rata usia informan adalah di bawah 40 tahun, latar belakang pendidikan

informan sebagian besar adalah Strata 1 (S1) dan hanya satu informan yang

63
memiliki latar belakang pendidikan Diploma 3 (D3), serta rata-rata lama bekerja

informan adalah 4-5 tahun.

5.1.2 Bentuk Implementasi CSR pada Hotel SMEs di Kawasan Seminyak

Untuk mengetahui bentuk implementasi CSR dilakukan wawancara dengan

informan dari masing-masing pihak hotel SMEs. Adapun bentuk implementasi

CSR sebagai berikut :

1. Daun Bali Seminyak Hotel

Daun Bali Seminyak Hotel memiliki bentuk implementasi CSR dalam

perlindungan terhadap lingkungan serta keselamatan karyawan dan umum.

Kegiatan CSR yang dilakukan dalam hal perlindungan terhadap lingkungan

adalah melakukan program bersih-bersih pantai di Pantai Petitenget dan

mengikuti World Cleanup Day 2019. Kegiatan yang ditujukan untuk karyawan

hotel, yaitu dengan tidak membawa botol minum sekali pakai dan menyediakan

water dispenser atau galon air isi ulang di setiap departemen. Kegiatan CSR

yang dilakukan dalam hal keselamatan karyawan dan umum, yaitu dengan

melakukan pengecekan secara rutin terhadap safety equipment di hotel dan

menyediakan tempat cuci tangan di depan lobby hotel.

2. Casa Kayu Aya Hotel

Casa Kayu Aya Hotel memiliki bentuk implementasi CSR dalam perlindungan

terhadap lingkungan dan pemberian bantuan kepada lembaga sosial. Kegiatan

CSR yang dilakukan dalam hal perlindungan terhadap lingkungan adalah

melakukan bersih-bersih pantai di Pantai Petitenget. Kegiatan CSR dalam hal

pemberian bantuan kepada lembaga sosial, yaitu memberikan sumbangan ogoh-

64
ogoh dan berkontribusi membeli kupon bazaar pada komunitas pemuda dan

pemudi atau STT di Banjar Tagtag, Seminyak.

3. De Vins Sky Hotel Seminyak

De Vins Sky Hotel Seminyak memiliki bentuk implementasi CSR dalam

perlindungan terhadap lingkungan, kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Kegiatan CSR yang dilakukan dalam hal perlindungan terhadap

lingkungan, yaitu melakukan bersih-bersih di Pantai Petitenget dan di sekitar

area jalan Petitenget. Kegiatan CSR yang dilakukan dalam hal kesehatan adalah

dengan mengadakan program donor darah dengan Palang Merah Indonesia

(PMI) dan Klink Bhaktivedanta. Kegiatan CSR yang dilakukan dalam hal

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu menciptakan charity program

“De Vins Peduli”, memberikan bantuan kepada korban bencana alam,

mengunjungi panti asuhan dan memberikan bantuan dana kepada Desa

Petitenget. Dalam mengumpulkan sumbangan dana untuk korban bencana

alam, pemasok milik hotel ikut mensponsori kegiatan tersebut. Sebagai bentuk

apresiasi hotel kepada tamu yang menginap, hotel memiliki kegiatan cooking

class yang dilakukan dengan tujuan agar tamu tidak merasa jenuh dan ingin

menginap kembali di De Vins Sky Hotel Seminyak.

4. Hotel Liberta Seminyak

Hotel Liberta Seminyak memiliki bentuk implementasi CSR dalam

perlindungan terhadap lingkungan dan pemberian bantuan kepada lembaga

sosial. Kegiatan CSR yang dilakukan dalam hal perlindungan terhadap

lingkungan adalah melakukan bersih-bersih pantai di Pantai Petitenget.

65
Kegiatan CSR dalam hal pemberian bantuan kepada lembaga sosial, yaitu

mengunjungi Panti Sosial Tresna Wredha Wana Seraya serta memberikan

bantuan berupa barang dan uang tunai kepada pihak panti sosial.

5. Jambuluwuk Oceano Seminyak

Jambuluwuk Oceano Seminyak memiliki bentuk implementasi CSR dalam hal

perlindungan terhadap lingkungan, menggunakan pemasok lokal, bekerjasama

dengan lembaga pendidikan serta dengan Non-Governmental Organization

(NGO) Indonesia Goes Pink dan perusahaan Krakakoa. Kegiatan CSR dalam

hal perlindungan terhadap lingkungan adalah melakukan bersih-bersih pantai di

Pantai Petitenget dan mengikuti acara Bali International Coastal Cleanup 2018

dan 2019. Di hotel terdapat J-Gallery di mana hotel menjual berbagai jenis

suvenir, kerajinan tangan dan perhiasan. Produk-produk yang terdapat di J-

Gallery dibeli langsung ke pemasok lokal di Ubud. Kerjasama pihak hotel

dengan lembaga English One adalah untuk membantu hotel dalam

mendapatkan calon karyawan yang telah tersertifikasi. Kerjasama yang dijalin

dengan NGO Indonesia Goes Pink, yaitu untuk meningkatkan kesadaran

terhadap kanker payudara dan dengan Krakakoa, yaitu untuk membantu petani

cokelat lokal milik perusahaan Krakakoa.

5.1.3 Media Pengungkapan CSR pada Hotel SMEs di Kawasan Seminyak

Untuk mengetahui media pengungkapan CSR dilakukan wawancara dengan

informan dari pihak hotel. Adapun media yang digunakan dalam mengungkapkan

CSR sebagai berikut :

66
1. Daun Bali Seminyak Hotel

Daun Bali Seminyak Hotel melaporkan segala kegiatan CSR pada aplikasi

WhatsApp dan saat melakukan morning briefing. Pihak hotel memiliki sebuah

group chat pada aplikasi WhatsApp yang digunakan untuk melaporkan

kegiatan CSR, sedangkan pada saat morning briefing digunakan untuk

melaporkan secara singkat mengenai kegiatan CSR yang akan dilakukan.

2. Casa Kayu Aya Hotel

Casa Kayu Aya Hotel melaporkan kegiatan CSR secara langsung kepada

pemilik hotel. Oleh sebab itu, pengungkapan atau pelaporan CSR hotel tidak

melalui perantara media online.

3. De Vins Sky Hotel Seminyak

De Vins Sky Hotel Seminyak melakukan pengungkapan CSR pada saat monthly

meeting, pada sosial media Instagram dan membuat laporan tahunan CSR.

4. Hotel Liberta Seminyak

Hotel Liberta Seminyak melaporkan kegiatan CSR pada saat dilakukan rapat

internal dengan manajemen hotel.

5. Jambuluwuk Oceano Seminyak

Jambuluwuk Oceano Seminyak melaporkan kegiatan CSR saat melakukan

briefing, management meeting dan melalui email untuk disampaikan langsung

kepada pemilik hotel.

5.1.4 Kendala Hotel SMEs di Kawasan Seminyak dalam Melakukan


Pengungkapan CSR pada Laman Resmi

Untuk mengetahui kendala dalam melakukan pengungkapan CSR pada

laman resmi dilakukan wawancara dengan informan dari pihak hotel. Adapun

67
kendala yang dihadapi dalam mengungkapkan CSR pada laman resmi sebagai

berikut :

1. Daun Bali Seminyak Hotel

Daun Bali Seminyak Hotel memiliki kendala dalam perancangan rencana atau

strategi untuk melakukan pengungkapan CSR pada laman resmi. Pihak

manajemen hotel saat ini belum memiliki rancangan rencana yang jelas untuk

mempublikasikan CSR di laman resmi Daun Bali Seminyak Hotel.

2. Casa Kayu Aya Hotel

Kendala yang dihadapai Casa Kayu Aya Hotel adalah pihak hotel tidak

memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam mengelola publikasi CSR pada

laman resmi. Di samping itu, saat ini hotel tidak berfokus pada melakukan

pengungkapan CSR menggunakan media apapun.

3. De Vins Sky Hotel Seminyak

Kendala yang dihadapi De Vins Sky Hotel Seminyak adalah kurangnya sumber

daya manusia untuk mengelola laman resmi hotel. Saat ini digital marketing De

Vins Sky Hotel Seminyak berfokus pada promosi produk dan layanan hotel,

Search Engine Optimization (SEO) dan digital marketing itu sendiri. Oleh

sebab itu, hotel belum berfokus dalam mengelola informasi internal hotel.

4. Hotel Liberta Seminyak

Hingga saat ini Hotel Liberta Seminyak tidak pernah melakukan pengungkapan

CSR dengan media apapun. Oleh sebab itu, pihak hotel beranggapan bahwa saat

ini pengungkapan CSR pada laman resmi masih belum diperlukan.

68
5. Jambuluwuk Oceano Seminyak

Kendala yang dihadapi oleh Jambuluwuk Oceano Seminyak terdapat pada

keterbatasan tenaga sumber daya manusia. Bagian digital marketing hotel saat

ini telah memiliki tanggung jawab yang cukup banyak, sehingga tambahan

pekerjaan dalam mengelola publikasi CSR perlu dipertimbangkan lagi. Hotel

merasa perlu melakukan penelusuran lebih lanjut terhadap manfaat yang akan

diberikan dari pengungkapan kegiatan CSR hotel.

5.2 Analisis Data

5.2.1 Analisis Data Implementasi CSR pada Hotel SMEs di Kawasan


Seminyak

5.2.1.1 Analisis Teoritis dan Empiris Terhadap Implementasi CSR

Berdasarkan hasil wawancara yang dipaparkan sebelumnya, komparasi

teoritis dan empiris implementasi CSR di Daun Bali Seminyak Hotel, Casa Kayu

Aya Hotel, De Vins Sky Hotel Seminyak, Hotel Liberta Seminyak dan Jambuluwuk

Oceano Seminyak dipaparkan sebagai berikut.

1. Daun Bali Seminyak Hotel

Analisis hasil wawancara mengenai implementasi CSR di Daun Bali Seminyak

Hotel dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut.

69
Tabel 5.2
Analisis Hasil Wawancara di Daun Bali Seminyak Hotel
No Indikator Teori Implementasi Analisis
(Kotler & Lee,
2005)
1 Cause Perusahaan Mendukung Belum
Promotion menyediakan kegiatan bersih- menyediakan dana
dana atau sumber bersih pantai pada atau sumber daya
daya lainnya yang acara World lainnya yang
dimiliki Cleanup Day dimiliki
perusahaan untuk pada September perusahaan untuk
meningkatkan 2019 di Petitenget meningkatkan
kesadaran dengan kesadaran
masyarakat mengarahkan masyarakat
terhadap kegiatan karyawan dan terhadap kegiatan
sosial atau untuk HRD untuk sosial dan
mendukung berpartisipasi. lingkungan.
pengumpulan
dana, partisipasi
dari masyarakat
atau perekrutan
tenaga sukarela
untuk suatu
kegiatan tertentu.
2 Cause Related Perusahaan Tidak melakukan. Belum
Marketing memiliki berkomitmen
komitmen untuk dalam
menyumbangkan menyumbangkan
persentase persentase dari
tertentu dari penghasilan
penghasilannya perusahaan untuk
untuk suatu kegiatan sosial dan
kegiatan sosial lingkungan.
berdasarkan
besarnya
penjualan produk.
Kegiatan ini
biasanya
didasarkan
kepada penjualan
tertentu, untuk
jangka waktu
tertentu.
3 Corporate Perusahaan Melaksanakan Sudah
Social mengembangkan kegiatan bersih- melaksanakan
Marketing dan melaksanakan bersih di Pantai kegiatan CSR

70
kampanye untuk Petitenget, dalam bentuk
mengubah pengecekan rutin kesehatan dan
perilaku safety equipment keselamatan
masyarakat hotel, publik dan
dengan tujuan menyediakan menjaga
meningkatkan tempat cuci kelestarian
kesehatan dan tangan di depan lingkungan hidup.
keselamatan lobby hotel dan
publik, menjaga mendorong
kelestarian karyawan
lingkungan hidup membawa botol
serta tumbler.
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
4 Corporate Perusahaan Tidak melakukan. Belum
Philanthropy memberikan memberikan
sumbangan sumbangan
langsung dalam langsung kepada
bentuk derma lembaga sosial
untuk kalangan maupun kalangan
masyarakat masyarakat
tertentu. tertentu.
Sumbangan
tersebut biasanya
berbentuk
pemberian uang
secara tunai,
bingkisan atau
paket bantuan
atau pelayanan
secara cuma-
cuma.
5 Community Inisiatif dari Mengerahkan Sudah memiliki
Volunteering perusahan untuk maksimal 15 inisiatif untuk
mendukung dan orang untuk mendorong para
mendorong para melakukan karyawan untuk
karyawan, rekan bersih-bersih mendukung
bisnis, atau pantai dan setiap kegiatan sosial
anggota waralaba departemen perusahaan.
untuk merelakan mengikuti
sedikit waktunya pengecekan safety
untuk mendukung equipment hotel.
sebuah komunitas
organisasi.

71
6 Socially Perusahaan Tidak melakukan. Belum memiliki
Responsible melakukan kegiatan bisnis
Business kegiatan bisnis yang melampaui
Practice melampaui aktivitas bisnis
aktivitas bisnis yang diwajibkan
yang diwajibkan oleh hukum dan
oleh hukum serta melaksanakan
melaksanakan investasi yang
investasi yang mendukung
mendukung kegiatan sosial dan
kegiatan sosial lingkungan.
dengan tujuan
meningkatkan
kesejahteraan
komunitas dan
memelihara
lingkungan hidup.
Sumber: Daun Bali Seminyak Hotel (2020)

Berdasarkan pada data Tabel 5.2, dapat dilihat bahwa Daun Bali Seminyak

Hotel melakukan kegiatan CSR dalam bentuk corporate social marketing dan

community volunteering. Hal ini tercermin dari hasil wawancara dengan informan

1 (2020) sebagai berikut :

Kita tiga bulan sekali melakukan kerja bakti di area yang dekat dengan
hotel, seperti di Pantai Petitenget. Demi keselamatan tamu yang menginap
disini, minimal 6 bulan sekali kita lakukan regular cek dan refreshment
untuk safety equipment di hotel. Untuk mengurangi sampah plastik, kita
juga ada peraturan untuk karyawan agar membawa botol tumbler masing-
masing dari rumah dan di setiap departemen juga disediakan water
dispenser. Untuk situasi pamdemi sekarang ini, yang kita lakukan baru
menyediakan tempat cuci tangan di depan hotel.

Community volunteering di hotel Daun Bali Seminyak dalam kegiatan CSR

berbentuk corporate social marketing terdapat pada kegiatan-kegiatan yang

disampaikan oleh informan 1. Hotel melibatkan lima belas orang karyawan untuk

melakukan bersih-bersih pantai di Pantai Petitenget, seluruh karyawan mengikuti

72
pengecekan safety equipment hotel dan juga seluruh karyawan diwajibkan untuk

mulai membawa botol minum isi ulang dalam rangka mengurangi sampah plastik.

2. Casa Kayu Aya Hotel

Analisis hasil wawancara mengenai implementasi CSR di Casa Kayu Aya Hotel

dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut.

Tabel 5.3
Analisis Hasil Wawancara di Casa Kayu Aya Hotel
No Indikator Teori Implementasi Analisis
(Kotler & Lee,
2005)
1 Cause Perusahaan Tidak melakukan. Belum
Promotion menyediakan menyediakan dana
dana atau sumber atau sumber daya
daya lainnya yang lainnya yang
dimiliki dimiliki
perusahaan untuk perusahaan untuk
meningkatkan meningkatkan
kesadaran kesadaran
masyarakat masyarakat
terhadap kegiatan terhadap kegiatan
sosial atau untuk sosial dan
mendukung lingkungan.
pengumpulan
dana, partisipasi
dari masyarakat
atau perekrutan
tenaga sukarela
untuk suatu
kegiatan tertentu.
2 Cause Related Perusahaan Tidak melakukan. Belum
Marketing memiliki berkomitmen
komitmen untuk dalam
menyumbangkan menyumbangkan
persentase persentase dari
tertentu dari penghasilan
penghasilannya perusahaan untuk
untuk suatu kegiatan sosial dan
kegiatan sosial lingkungan.
berdasarkan
besarnya
penjualan produk.

73
Kegiatan ini
biasanya
didasarkan
kepada penjualan
tertentu, untuk
jangka waktu
tertentu.
3 Corporate Perusahaan Melakukan Sudah
Social mengembangkan bersih-bersih melaksanakan
Marketing dan melaksanakan pantai di Pantai kegiatan CSR
kampanye untuk Petitenget. dalam bentuk
mengubah menjaga
perilaku kelestarian
masyarakat lingkungan hidup.
dengan tujuan
meningkatkan
kesehatan dan
keselamatan
publik, menjaga
kelestarian
lingkungan hidup
serta
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
4 Corporate Perusahaan Memberikan Sudah
Philanthropy memberikan sumbangan secara memberikan
sumbangan langsung ke STT sumbangan
langsung dalam di Banjar Tagtag langsung dalam
bentuk derma yang berbentuk bentuk uang tunai
untuk kalangan uang tunai. kepada lembaga
masyarakat sosial.
tertentu.
Sumbangan
tersebut biasanya
berbentuk
pemberian uang
secara tunai,
bingkisan atau
paket bantuan
atau pelayanan
secara cuma-
cuma.
5 Community Inisiatif dari Mengerahkan 5 Sudah memiliki
Volunteering perusahan untuk orang karyawan inisiatif untuk
mendukung dan dalam kegiatan mendorong para

74
mendorong para CSR bersih-bersih karyawan untuk
karyawan, rekan pantai. mendukung
bisnis, atau kegiatan sosial
anggota waralaba perusahaan.
untuk merelakan
sedikit waktunya
untuk mendukung
sebuah komunitas
organisasi.
6 Socially Perusahaan Tidak melakukan. Belum memiliki
Responsible melakukan kegiatan bisnis
Business kegiatan bisnis yang melampaui
Practice melampaui aktivitas bisnis
aktivitas bisnis yang diwajibkan
yang diwajibkan oleh hukum dan
oleh hukum serta melaksanakan
melaksanakan investasi yang
investasi yang mendukung
mendukung kegiatan sosial dan
kegiatan sosial lingkungan.
dengan tujuan
meningkatkan
kesejahteraan
komunitas dan
memelihara
lingkungan hidup.
Sumber: Casa Kayu Aya Hotel (2020)

Berdasarkan pada data Tabel 5.3, dapat dilihat bahwa Casa Kayu Aya Hotel

melakukan kegiatan CSR dalam bentuk corporate social marketing, corporate

philanthropy dan community volunteering. Sebagian besar kontribusi yang

dilakukan oleh hotel diberikan kepada pihak Banjar Tagtag. Hal ini dicerminkan

dari hasil wawancara oleh hasil wawancara dengan informan 2. Menurut informan

2 (2020) “Sampai tahun 2020 ini program kami lebih banyak support ke kegiatan

Banjar Tatag.” Dilanjutkan dengan pernyataan dari informan 2 “Bantuan apapun ke

STT itu sudah pasti dan yang sudah diberikan langsung dalam bentuk uang”. Pihak

hotel melakukan kegiatan CSR selain ke Banjar Tagtag, yaitu dengan melakukan

75
bersih-bersih pantai di Pantai Petitenget yang melibatkan lima orang karyawan

untuk melakukan kegiatan tersebut.

3. De Vins Sky Hotel Seminyak

Analisis hasil wawancara mengenai implementasi CSR di De Vins Sky Hotel

Seminyak dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut.

Tabel 5.4
Analisis Hasil Wawancara di De Vins Sky Hotel Seminyak
No Indikator Teori Implementasi Analisis
(Kotler & Lee,
2005)
1 Cause Perusahaan Mengikut- Sudah
Promotion menyediakan sertakan pemasok menyediakan dana
dana atau sumber untuk dan sumber daya
daya lainnya yang mensponsori lainnya yang
dimiliki kegiatan sosial dimiliki
perusahaan untuk dalam membantu perusahaan untuk
meningkatkan korban bencana meningkatkan
kesadaran alam. kesadaran
masyarakat Melakukan masyarakat
terhadap kegiatan program donor terhadap kegiatan
sosial atau untuk darah dengan sosial.
mendukung meminta
pengumpulan partisipasi dari
dana, partisipasi masyarakat.
dari masyarakat
atau perekrutan
tenaga sukarela
untuk suatu
kegiatan tertentu.
2 Cause Related Perusahaan Tidak melakukan. Belum
Marketing memiliki berkomitmen
komitmen untuk dalam
menyumbangkan menyumbangkan
persentase persentase dari
tertentu dari penghasilan
penghasilannya perusahaan untuk
untuk suatu kegiatan sosial dan
kegiatan sosial lingkungan.
berdasarkan
besarnya
penjualan produk.

76
Kegiatan ini
biasanya
didasarkan
kepada penjualan
tertentu, untuk
jangka waktu
tertentu.
3 Corporate Perusahaan Melakukan Sudah
Social mengembangkan kegiatan seperti melaksanakan
Marketing dan melaksanakan mengunjungi kegiatan CSR
kampanye untuk rumah keluarga dalam bentuk
mengubah Alisa pasien meningkatkan
perilaku Hydrocephalus, kesehatan dan
masyarakat membantu korban keselamatan
dengan tujuan bencana tanah publik, menjaga
meningkatkan longsor di songan kelestarian
kesehatan dan dan erupsi lingkungan hidup
keselamatan Gunung Agung, serta
publik, menjaga melakukan meningkatkan
kelestarian kegiatan donor kesejahteraan
lingkungan hidup darah, bersih- masyarakat.
serta bersih pantai dan
meningkatkan area Petitenget
kesejahteraan dan mengadakan
masyarakat. cooking class.
4 Corporate Perusahaan Memberikan Sudah
Philanthropy memberikan sumbangan dana memberikan
sumbangan ke Desa sumbangan
langsung dalam Petitenget, langsung dalam
bentuk derma memberikan bentuk uang tunai
untuk kalangan bantuan ke Panti kepada lembaga
masyarakat Asuhan Dharma sosial, lembaga
tertentu. Jati dan SDN 2 pendidikan dan
Sumbangan Tenganan, melakukan
tersebut biasanya melakukan pelayanan secara
berbentuk pelayanan sukarela.
pemberian uang sukarela dengan
secara tunai, program donor
bingkisan atau darah.
paket bantuan
atau pelayanan
secara cuma-
cuma.
5 Community Inisiatif dari Mengerahkan 50- Sudah memiliki
Volunteering perusahan untuk 70 orang inisiatif untuk
mendukung dan karyawan dalam mendorong para

77
mendorong para kegiatan bersih- karyawan untuk
karyawan, rekan bersih pantai dan mendukung
bisnis, atau area Petitenget, kegiatan sosial dan
anggota waralaba mewajibkan lingkungan
untuk merelakan seluruh karyawan perusahaan.
sedikit waktunya untuk mengikuti
untuk mendukung tes kesehatan
sebuah komunitas donor darah dan
organisasi. mengerahkan
hingga 10 orang
karyawan dalam
kegiatan CSR
tertentu.
6 Socially Perusahaan Tidak melakukan. Belum memiliki
Responsible melakukan kegiatan bisnis
Business kegiatan bisnis yang melampaui
Practice melampaui aktivitas bisnis
aktivitas bisnis yang diwajibkan
yang diwajibkan oleh hukum dan
oleh hukum serta melaksanakan
melaksanakan investasi yang
investasi yang mendukung
mendukung kegiatan sosial dan
kegiatan sosial lingkungan.
dengan tujuan
meningkatkan
kesejahteraan
komunitas dan
memelihara
lingkungan hidup.
Sumber: De Vins Sky Hotel Seminyak (2020)

Berdasarkan pada data Tabel 5.4, terlihat bahwa De Vins Sky Hotel

Seminyak memiliki kegiatan CSR dalam bentuk cause promotion, corporate social

marketing, corporate philanthropy dan community volunteering. Bentuk kegiatan

CSR cause promotion melibatkan pemasok di hotel untuk memberikan sponsor

dana dengan memberikan diskon pada produk yang akan dibeli hotel. Sisa dari

potongan diskon tersebut akan disalurkan sebagai sumbangan. Bentuk kegiatan

CSR corporate social marketing, yaitu dengan membantu masyarakat yang kurang

78
mampu dan korban bencana alam, mengadakan program donor darah, dan memiliki

program cooking class untuk pelanggan hotel. Kegiatan corporate philanthropy

yang dilakukan langsung, yaitu memberikan sumbangan setiap bulan kepada pihak

Desa Petitenget, memberikan bantuan ke panti asuhan dan sekolah dasar, dan

melakukan program donor darah setiap tahunnya. Dalam melakukan bentuk-bentuk

CSR tersebut, hotel melakukan community volunteering dengan melibatkan hingga

tujuh puluh orang karyawan dalam kegiatan tertentu.

4. Hotel Liberta Seminyak

Analisis hasil wawancara mengenai implementasi CSR di Hotel Liberta

Seminyak dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut.

Tabel 5.5
Analisis Hasil Wawancara di Hotel Liberta Seminyak
No Indikator Teori Implementasi Analisis
(Kotler & Lee,
2005)
1 Cause Perusahaan Tidak melakukan. Belum
Promotion menyediakan menyediakan dana
dana atau sumber atau sumber daya
daya lainnya yang lainnya yang
dimiliki dimiliki
perusahaan untuk perusahaan untuk
meningkatkan meningkatkan
kesadaran kesadaran
masyarakat masyarakat
terhadap kegiatan terhadap kegiatan
sosial atau untuk sosial dan
mendukung lingkungan.
pengumpulan
dana, partisipasi
dari masyarakat
atau perekrutan
tenaga sukarela
untuk suatu
kegiatan tertentu.

79
2 Cause Related Perusahaan Tidak melakukan. Belum
Marketing memiliki berkomitmen
komitmen untuk dalam
menyumbangkan menyumbangkan
persentase persentase dari
tertentu dari penghasilan
penghasilannya perusahaan untuk
untuk suatu kegiatan sosial dan
kegiatan sosial lingkungan.
berdasarkan
besarnya
penjualan produk.
Kegiatan ini
biasanya
didasarkan
kepada penjualan
tertentu, untuk
jangka waktu
tertentu.
3 Corporate Perusahaan Melakukan aksi Sudah
Social mengembangkan bersih-bersih melaksanakan
Marketing dan melaksanakan pantai di Pantai kegiatan CSR
kampanye untuk Petitenget. dalam bentuk
mengubah menjaga
perilaku kelestarian
masyarakat lingkungan hidup.
dengan tujuan
meningkatkan
kesehatan dan
keselamatan
publik, menjaga
kelestarian
lingkungan hidup
serta
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
4 Corporate Perusahaan Memberikan Sudah
Philanthropy memberikan sumbangan uang memberikan
sumbangan tunai dan barang sumbangan
langsung dalam ke Panti Sosial langsung dalam
bentuk derma Tresna Wredha bentuk uang tunai
untuk kalangan Wana Seraya. dan paket bantuan
masyarakat kepada lembaga
tertentu. sosial.
Sumbangan

80
tersebut biasanya
berbentuk
pemberian uang
secara tunai,
bingkisan atau
paket bantuan
atau pelayanan
secara cuma-
cuma.
5 Community Inisiatif dari Mengerahkan 20- Sudah memiliki
Volunteering perusahan untuk 30 orang inisiatif untuk
mendukung dan karyawan untuk mendorong para
mendorong para melakukan karyawan untuk
karyawan, rekan bersih-bersih mendukung
bisnis, atau pantai di Pantai kegiatan sosial dan
anggota waralaba Petitenget dan lingkungan
untuk merelakan mengerahkan 15 perusahaan.
sedikit waktunya orang untuk
untuk mendukung mengikuti
sebuah komunitas kegiatan ke panti
organisasi. sosial.
6 Socially Perusahaan Tidak melakukan. Belum memiliki
Responsible melakukan kegiatan bisnis
Business kegiatan bisnis yang melampaui
Practice melampaui aktivitas bisnis
aktivitas bisnis yang diwajibkan
yang diwajibkan oleh hukum dan
oleh hukum serta melaksanakan
melaksanakan investasi yang
investasi yang mendukung
mendukung kegiatan sosial dan
kegiatan sosial lingkungan.
dengan tujuan
meningkatkan
kesejahteraan
komunitas dan
memelihara
lingkungan hidup.
Sumber: Hotel Liberta Seminyak (2020)

Berdasarkan pada data Tabel 5.5, dapat dilihat bahwa Hotel Liberta

Seminyak memiliki kegiatan CSR dalam bentuk corporate social marketing,

81
corporate philanthropy dan community volunteering. Hal ini dicerminkan dari hasil

wawancara dengan informan 4 (2020) sebagai berikut :

Aksi peduli lingkungan hotel, yang paling sering itu di Pantai Petitenget,
jadi kita setiap tahun mengadakan kegiatan beach cleaning disana. Kalau
CSR kami ke panti jompo itu baru dilakukan satu kali, yaitu ke Panti Sosial
Tresna Wredha Wana Seraya. Bantuan seperti sembako dan uang tunai kita
berikan.

Di setiap kegiatan CSR, pihak hotel melibatkan karyawannya untuk mendukung

kegiatan bersih-bersih pantai dan mengunjungi panti sosial. Karyawan yang

dilibatkan mulai dari lima belas orang hingga tiga puluh orang karyawan.

5. Jambuluwuk Oceano Seminyak

Analisis hasil wawancara mengenai implementasi CSR di Hotel Liberta

Seminyak dapat dilihat pada Tabel 5.6 berikut.

Tabel 5.6
Analisis Hasil Wawancara di Jambuluwuk Oceano Seminyak
No Indikator Teori Implementasi Analisis
(Kotler & Lee,
2005)
1 Cause Perusahaan Mendukung Sudah
Promotion menyediakan kegiatan NGO menyediakan dana
dana atau sumber Indonesia Goes dan sumber daya
daya lainnya yang Pink, yaitu “Be lainnya yang
dimiliki The Hope” dimiliki
perusahaan untuk charity dinner perusahaan untuk
meningkatkan yang bertujuan meningkatkan
kesadaran untuk kesadaran
masyarakat meningkatkan masyarakat
terhadap kegiatan kesadaran terhadap kegiatan
sosial atau untuk terhadap kanker sosial.
mendukung payudara.
pengumpulan Mendukung
dana, partisipasi perusahaan
dari masyarakat Krakakoa yang
atau perekrutan bertujuan untuk
tenaga sukarela meningkatkan
untuk suatu kesejahteraan
kegiatan tertentu. petani cokelat.

82
2 Cause Related Perusahaan Menyumbangkan Sudah
Marketing memiliki 100% dari hasil berkontribusi
komitmen untuk penjualan voucher untuk
menyumbangkan makan malam di menyumbang-kan
persentase acara “Be The persentase dari
tertentu dari Hope” charity penjualan produk
penghasilannya dinner. pada waktu
untuk suatu Menyumbangkan tertentu.
kegiatan sosial 20% dari
berdasarkan keuntungan
besarnya penjualan voucher
penjualan produk. cocktail dan
Kegiatan ini makan malam di
biasanya acara emphemeral
didasarkan dinner dengan
kepada penjualan Krakakoa, untuk
tertentu, untuk petani cokelat
jangka waktu lokal milik
tertentu. Krakakoa.
3 Corporate Perusahaan Melakukan Sudah
Social mengembangkan kegiatan bersih- melaksanakan
Marketing dan melaksanakan bersih pantai di kegiatan CSR
kampanye untuk Pantai Petitenget dalam bentuk
mengubah dan mengikuti menjaga
perilaku acara kelestarian
masyarakat International lingkungan hidup.
dengan tujuan Coastal Beach
meningkatkan Cleanup 2018 dan
kesehatan dan 2019.
keselamatan
publik, menjaga
kelestarian
lingkungan hidup
serta
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
4 Corporate Perusahaan Tidak melakukan. Belum
Philanthropy memberikan memberikan
sumbangan sumbangan
langsung dalam langsung kepada
bentuk derma lembaga sosial
untuk kalangan maupun kalangan
masyarakat masyarakat
tertentu. tertentu.
Sumbangan

83
tersebut biasanya
berbentuk
pemberian uang
secara tunai,
bingkisan atau
paket bantuan
atau pelayanan
secara cuma-
cuma.
5 Community Inisiatif dari Mengerahkan 30 Sudah memiliki
Volunteering perusahan untuk orang karyawan inisiatif untuk
mendukung dan untuk melakukan mendorong para
mendorong para bersih-bersih karyawan untuk
karyawan, rekan pantai di Pantai mendukung
bisnis, atau Petitenget. kegiatan
anggota waralaba lingkungan
untuk merelakan perusahaan.
sedikit waktunya
untuk mendukung
sebuah komunitas
organisasi.
6 Socially Perusahaan Berinvestasi Sudah
Responsible melakukan kepada pemasok melaksanakan
Business kegiatan bisnis lokal kerajinan investasi yang
Practice melampaui tangan dan mendukung
aktivitas bisnis perhiasan di kesejahteraan
yang diwajibkan Ubud, serta komunitas.
oleh hukum serta pemasok lokal
melaksanakan sayur-sayuran di
investasi yang Desa Baturiti.
mendukung
kegiatan sosial
dengan tujuan
meningkatkan
kesejahteraan
komunitas dan
memelihara
lingkungan hidup.
Sumber: Jambuluwuk Oceano Seminyak (2020)

Berdasarkan pada data Tabel 5.6, dapat dilihat bahwa Jambuluwuk Oceano

Seminyak memiliki kegiatan CSR dalam bentuk cause promotion, cause related

marketing, corporate social marketing, community volunteering dan socially

84
responsible business practice. Bentuk CSR cause promotion dicerminkan dari hasil

wawancara dengan informan 5 (2020) sebagai berikut :

Tahun 2017 kami bekerjasama dengan NGO Indonesia Goes Pink (IGP)
mengadakan “Be The Hope” charity dinner dengan tujuan untuk
meningkatkan kesadaran terhadap breast cancer. Yang terakhir, tahun 2018
kami bekerjasama dengan sustainable chocolate business company yaitu
Krakakoa. Jadi dengan mengadakan acara dinner, di mana kami berharap
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk selalu mendukung
perusahaan lokal yang memanfaatkan petani-petani lokal di Indonesia.

Bentuk CSR cause related marketing dicerminkan dari hasil wawancara (2020)

sebagai berikut :

Kita melakukannya pada waktu tertentu saja dan sumbangannya dari


persentase penjualan produk F&B khususnya di restoran kita itu Frestro
Restaurant namanya. Jadi seperti acara-acara yang saya bilang tadi itu.
Untuk acara “Be The Hope” charity dinner, kami menyumbangkan 100%
hasil penjualan dinner voucher kepada NGO Indonesia Goes Pink. Saat
acara Jambuluwuk Seminyak dengan Krakakoa, kami menyumbangkan
20% dari profit penjualan dinner dan cocktail voucher kepada petani
Krakakoa.

Bentuk CSR socially responsible business practice dicerminkan dari hasil

wawancara (2020) sebagai berikut :

Untuk supplier produk di J-Gallery, kami ambil dari Ubud. Khusus untuk
perhiasan diambilnya di Celuk. Untuk bahan sayur-sayuran di Fresto
Restaurant kami mengambil dari petani di Desa Baturiti. Bahkan chef
restoran kami datang langsung kesana untuk memastikan kalau memang
sayur-sayuran yang dihasilkan merupakan sayuran yang terbaik.

Mengenai corporate social marketing dan community volunteering, hotel

melakukan aksi bersih-bersih pantai di Pantai Petitenget dan pada 2018 dan 2019

mengikuti acara dengan kegiatan yang sama, yaitu International Coastal Cleanup.

Hotel mengerahkan hingga tiga puluh orang karyawan untuk secara sukarela

berpartisipasi pada kegiatan tersebut.

85
5.2.2 Analisis Media Pengungkapan CSR pada Hotel SMEs di Kawasan
Seminyak

5.2.2.1 Analisis Teoritis dan Empiris Terhadap Media Pengungkapan CSR

Kegiatan Corporate Social Responsibilities (CSR) di hotel SMEs dilakukan

pengungkapan melalui beberapa media. Untuk mengetahui media pengungkapan

CSR yang digunakan oleh Daun Hotel Seminyak, Casa Kayu Aya Hotel, De Vins

Sky Hotel Seminyak, Hotel Liberta Seminyak dan Jambuluwuk Oceano Seminyak

dilakukan komparasi teoritits dan empiris yang ditunjukkan pada Tabel 5.7 berikut.

Tabel 5.7
Analisis Media Pengungkapan CSR
No Hotel Teori Implementasi Analisis
(Pastrana &
Sriramesh,
2014:19)
1 Daun Bali a. Media offline: Media: Belum
Seminyak meeting, WhatsApp menggunakan
Hotel WOM, Group dan media laman
koran/poster, morning resmi untuk
laporan briefing mengungkapkan
tahunan. CSR, namun
b. Media online: sudah
laman resmi, menggunakan
sosial media, aplikasi online
periklanan WhatsApp untuk
online. melaporkan
kegiatan CSR.
2 Casa Kayu a. Media offline: Media: word of Belum
Aya Hotel meeting, mouth (WOM) menggunakan
WOM, media laman
koran/poster, resmi maupun
laporan media online
tahunan. lainnya untuk
b. Media online: mengungkapkan
laman resmi, CSR.
sosial media,
periklanan
online.

86
3 De Vins Sky a. Media offline: Media: laporan Belum
Hotel meeting, tahunan, menggunakan
Seminyak WOM, Intsagram dan media laman
koran/poster, monthly resmi, namun
laporan meeting. sudah
tahunan. menggunakan
b. Media online: media online
laman resmi, seperti Instagram.
sosial media,
periklanan
online.
4 Hotel a. Media offline: Media: rapat Belum
Liberta meeting, internal menggunakan
Seminyak WOM, media laman
koran/poster, resmi maupun
laporan media online
tahunan. lainnya untuk
b. Media online: mengungkapkan
laman resmi, CSR.
sosial media,
periklanan
online.
5 Jambuluwuk a. Media offline: Media: Belum
Oceano meeting, briefing, menggunakan
Seminyak WOM, management media laman
koran/poster, meeting, email resmi untuk
laporan mengungkapkan
tahunan. CSR, namun
b. Media online: sudah
laman resmi, menggunakan
sosial media, media online
periklanan email dalam
online. melaporkan
kegiatan CSR.
Sumber: Wawancara (2020)

Pada data Tabel 5.7, terlihat bahwa kelima hotel SMEs melakukan

pengungkapan CSR melalui media offline dan online. Daun Bali Seminyak Hotel

melakukan pengungkapan CSR pada saat morning briefing dan menggunakan

aplikasi WhatsApp dengan membuat group chat yang beranggotakan

manajemen hotel. Waktu morning briefing digunakan untuk melaporkan

87
kegiatan CSR yang akan dilaksanakan secara singkat, sehingga yang

disampaikan hanya tempat, waktu, peserta dan rangkaian kegiatan. Berbeda

halnya dengan media pengungkapan CSR yang digunakan oleh Casa Kayu Aya

Hotel. Pihak hotel melaporkan kegiatan CSR secara langsung ke pemilik. Hal

ini dilakukan karena pemilik juga mempunyai jam kerja tertentu di Casa Kayu

Aya Hotel.

De Vins Sky Hotel Seminyak melakukan pengungkapan CSR yang

sedikit berbeda dibandingkan dengan hotel SMEs lainnya. Media yang

digunakan adalah laporan tahunan CSR, monthly meeting dan sosial media

Instagram. Salah satu tujuan pengungkapan CSR adalah menginformasikan

kegiatan CSR kepada pihak eksternal hotel (Teoh dan Thong, 1984) di mana

pelanggan termasuk di dalamnya. Dalam hal ini, De Vins Sky Hotel Seminyak

telah sadar akan komunikai CSR kepada pelanggan dengan membagikan

beberapa konten CSR ke Instagram. Akan tetapi, laporan tahunan CSR yang

dimiliki tidak dapat ditunjukkan. Hal ini disebabkan terdapat beberapa rincian

isi laporan yang bersifat rahasia, sehingga tidak dapat disebarluaskan.

Hotel Liberta Seminyak melakukan pengungkapan CSR saat rapat

internal hotel yang dilakukan setiap minggu. Rapat internal diikuti oleh masing-

masing manajer departemen ataupun supervisor. Oleh sebab itu, pengungkapan

kegiatan CSR hanya dibagikan kepada pihak internal Hotel Liberta Seminyak.

Jambuluwuk Oceano Seminyak melakukan pengungkapan CSR pada saat

dilakukan briefing, management meeting dan melalui email. Saat mengadakan

briefing dan management meeting, HRD menggunakan waktu tersebut untuk

88
mendiskusikan kegiatan CSR. Ketika kegiatan CSR sudah berlangsung,

dilakukan evaluasi saat management meeting. Materi laporan kegiatan CSR juga

dikirimkan ke masing-masing email head department hotel.

Pengungkapan CSR merupakan salah satu aspek yang penting dalam

melakukan CSR, oleh sebab itu penelitian ini menilai media pengungkapan

aktivitas CSR di masing-masing hotel SMEs. Media yang digunakan untuk

mengungkapkan kegiatan CSR pada kelima hotel SMEs adalah sosial media

(30%), WOM (10%), internal briefing (20%), laporan tahunan (10%), meeting

(30%). Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa kelima hotel SMEs

dalam penilitian ini tidak mengungkapan CSR pada laman resmi. Pengungkapan

CSR paling banyak dilakukan dengan sosial media dan saat rapat atau meeting

dengan manajemen hotel. Walaupun terdapat hotel SMEs yang menggunakan

sosial media untuk mengungkapkan CSR, namun pengungkapan tidak dilakukan

secara signifikan. Hal ini menunjukkan pihak hotel SMEs menghadapi kendala

dalam melakukan pengungkapan CSR secara online.

5.2.3 Analisis Kendala Hotel SMEs di Kawasan Seminyak dalam Melakukan


Pengungkapan CSR pada Laman Resmi

5.2.3.1 Analisis Teoritis dan Empiris Terhadap Kendala Hotel SMEs dalam
Melakukan Pengungkapan CSR pada Laman Resmi

Berdasarkan hasil penelurusan terhadap media yang digunakan hotel SMEs

dalam penelitian ini, terlihat bahwa kelima hotel tidak ada yang menggunakan

laman resmi dalam mengungkapkan CSR. Hal ini mengindikasikan bahwa hotel

SMEs memiliki kendala dalam melakukan pengungkapan aktivitas CSR pada

laman resmi. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam melakukan

89
pengungkapan CSR di Daun Hotel Seminyak, Casa Kayu Aya Hotel, De Vins Sky

Hotel Seminyak, Hotel Liberta Seminyak dan Jambuluwuk Oceano Seminyak

dilakukan komparasi teoritits dan empiris yang ditunjukkan pada Tabel 5.8 berikut.

Tabel 5.8
Analisis Kendala Hotel SMEs dalam Melakukan Pengungkapan CSR
pada Laman Resmi
Teori
No Hotel (Mahyuni, Implementasi Analisis
2016:106)
1 Daun Bali 1. Hotel tidak Kendala: belum Kendala
Seminyak memiliki adanya rencana ditemukan pada
Hotel kontribusi yang jelas dalam keputusan
yang besar proses manajemen
dalam CSR. pengungkapan hotel untuk
2. Publikasi CSR CSR di laman mengungkapkan
kurang relevan resmi. CSR di laman
untuk resmi yang
pelanggan atau belum
guest. ditentukan.
2 Casa Kayu 3. Menciptakan Kendala: SDM Kendala
Aya Hotel citra yang terbatas ditemukan pada
perusahaan dan saat ini ketersediaan
yang baik tidak SDM yang
dengan memerlukan terbatas dan
melakukan publikasi CSR pengungkapan
CSR lebih di website. CSR pada laman
penting resmi tidak
dibandingkan menjadi
mempublikasi prioritas hotel.
3 De Vins kan kegiatan Kendala: SDM Kendala
Sky Hotel CSR yang terbatas ditemukan pada
Seminyak perusahaan. dan saat ini ketersediaan
4. Masyarakat berfokus kepada SDM yang
lokal akan digital terbatas dan
mempertanyak marketing, SEO, melakukan CSR
an ketulusan promosi lebih diperlukan
kontribusi produk/layanan tanpa
perusahaan hotel. melakukan
dalam CSR pengungkapan
apabila di laman resmi.
4 Hotel kegiatan CSR Kendala: Kendala
Liberta dipublikasikan publikasi CSR ditemukan pada
Seminyak pandangan

90
belum pihak hotel yang
diperlukan hotel. merasa masih
belum
memerlukan
pengungkapan
CSR di laman
resmi.
5 Jambuluwu Kendala: beban Kendala
k Oceano kerja digital ditemukan pada
Seminyak marketing hotel tidak tersedia
yang tinggi. SDM yang
dapat mengelola
laman resmi
perusahaan
dalam hal
pengungkapan
CSR.
Sumber: Wawancara (2020)

Berdasarkan pada data Tabel 5.8, ditunjukkan bahwa kendala yang dihadapi

kelima hotel SMEs dalam mengungkapan CSR pada laman resmi yaitu :

a. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam melakukan pengungkapan CSR pada laman resmi diperlukan tenaga

kerja yang ahli dalam bidang teknologi dan public relation. Casa Kayu Aya

Hotel, De Vins Sky Hotel Seminyak dan Jambuluwuk Oceano Seminyak

menyebutkan bahwa pihak hotel tidak memiliki tenaga yang cukup dalam

mengembangkan konten dan informasi kegiatan CSR pada laman resmi.

b. Pengungkapan CSR di Laman Resmi Belum Diperlukan

Casa Kayu Aya Hotel dan Hotel Liberta Seminyak menyatakan bahwa

pengungkapan CSR melalui laman resmi perusahaan saat ini tidak diperlukan.

Hal ini disebabkan pihak hotel yang menganggap bahwa hotel kecil tidak

memerlukan pengungkapan lebih lanjut terhadap kegiatan CSR yang dimiliki.

Pendapat ini dapat muncul apabila hotel SMEs beranggapan bahwa pihaknya

91
belum memiliki kontribusi yang besar pada kegiatan CSR, sehingga hotel

berpendapat bahwa pengungkapan CSR tidak diperlukan.

c. Pengungkapan CSR pada Laman Resmi Belum Menjadi Prioritas Hotel SMEs

Pengungkapan CSR melalui laman resmi tidak dilakukan karena hotel tidak

memiliki perhatian lebih pada publikasi CSR itu sendiri. Seperti yang terjadi

pada Daun Bali Seminyak Hotel di mana pihak manajemen hotel belum

memiliki rencana untuk mengungkapkan aktivitas CSR. Hal ini menyebabkan

tidak ada dorongan atau motivasi yang lebih sehingga hotel tidak melakukan

pengungkapan pada laman resmi. Sementara itu, yang menjadi prioritas di De

Vins Sky Hotel Seminyak adalah promosi produk atau pelayanan yang dimiliki

hotel, digital marketing dan Search Engine Optimization (SEO). Hal ini

menjadi prioritas karena pihak hotel lebih mengharapkan keuntungan yang

didapatkan dari promosi tersebut dibandingkan dari kegiatan mengungkapkan

CSR.

5.3 Uji Keabsahan Data

5.3.1 Triangulasi Metode

Penelitian ini menggunakan traingulasi metode, yaitu dengan

membandingkan hasil wawancara dan dokumentasi kegiatan CSR di masing-

masing hotel SMEs di Kawasan Seminyak. Keabsahan data diuji dengan mengecek

dan membandingkan data yang diperoleh dari wawancara dengan informan di hotel

SMEs dan dokumentasi CSR yang didapatkan dari masing-masing informan.

Berikut merupakan data pendukung yang didapatkan dari hasil wawancara di Daun

92
Bali Seminyak Hotel, Casa Kayu Aya Hotel, De Vins Sky Hotel Seminyak, Hotel

Liberta Seminyak dan Jambuluwuk Oceano Seminyak.

1. Daun Bali Seminyak Hotel

Berdasarkan hasil analisis data implementasi CSR, Daun Bali Seminyak Hotel

memiliki CSR berbentuk corporate social marketing dan community

volunteering. Kegiatan corporate social marketing yang dilakukan, yaitu

mengadakan bersih-bersih pantai di Pantai Petitenget, melakukan pengecekan

rutin safety equipment hotel, menyediakan tempat cuci tangan di depan lobby

hotel dan mendorong karyawan untuk membawa botol minum isi ulang.

Kegiatan community volunteering dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan

bersih-bersih pantai dan pengecekan safety equipment hotel. Hal ini diperkuat

dengan dokumentasi kegiatan sebagai berikut seperti pada Gambar 5.1, 5.2, 5.3,

5.4 di bawah ini :

Gambar 5.1
CSR Bersih-Bersih Pantai di Pantai Petitenget

93
Gambar 5.2
CSR Pengecekan Safety Equipment Hotel

Gambar 5.3
Penyediaan Galon untuk Mengisis Ulang Air Minum
di Departemen Food & Beverage

Gambar 5.4
Penyediaan Tempat Cuci Tangan di Depan Lobby

94
2. Casa Kayu Aya Hotel

Berdasarkan hasil analisis data implementasi CSR, Casa Kayu Aya Hotel

memiliki CSR berbentuk corporate social marketing, corporate philanthropy

dan community volunteering. Kegiatan corporate philanthropy yang dilakukan

adalah memberikan sumbangan ogoh-ogoh dan membeli kupon bazaar STT di

Banjar Tagtag. Akan tetapi, pihak hotel tidak dapat menunjukkan laporan atau

dokumentasi kegiatan tersebut. Kegiatan corporate social marketing yang

dilakukan, yaitu membersihkan pantai di Pantai Petitenget. Dalam kegiatan

tersebut dilakukan community volunteering dengan melibatkan 5 orang

karyawan setiap melakukan kegiatan. Kegiatan corporate philanthropy yang

dilakukan oleh pihak hotel didukung oleh hasil wawancara dengan bendahara

STT Banjar Tagtag pada lampiran 7. Bentuk implementasi CSR di Casa Ayu

Aya Hotel diperkuat dengan dokumentasi kegiatan sebagai berikut seperti pada

Gambar 5.5 di bawah ini :

Gambar 5.5
CSR Bersih-Bersih Pantai di Pantai Petitenget

95
3. De Vins Sky Hotel Seminyak

Berdasarkan hasil analisis data implementasi CSR, De Vins Sky Hotel

Seminyak memiliki CSR berbentuk cause promotion, corporate social

marketing, corporate philanthropy dan community volunteering. Kegiatan

cause promotion dilakukan dengan mendorong pemasok untuk memberikan

sponsor dana untuk membantu korban bencana alam dan mengadakan program

donor darah dengan meminta partisipasi dari masyarakat. Kegiatan corporate

social marketing yang dilakukan, yaitu membersihkan area jalan dan Pantai

Petitenget, mengunjungi keluarga Alisa sebagai pasien Hydrocephalus,

memberikan bantuan ke korban tanah longsor di Desa Songan dan korban

erupsi Gunung Agung, mengadakan program donor darah dan cooking class

untuk tamu yang menginap. Kegiatan corporate philanthropy yang dilakukan,

yaitu memberikan sumbangan langsung ke Desa Petitenget setiap bulan,

memberikan bantuan ke SDN 2 Tenganan dan Panti Asuhan Dharma Jati, serta

membantu lembaga Palang Merah Indonesia (PMI) dengan mengadakan

program donor darah. Akan tetapi pihak hotel tidak dapat menunjukkan laporan

pemberian sumbangan ke Desa Petitenget. Community volunteering yang

dilakukan pada kegiatan bersih-bersih di Petitenget mengarahakan hingga tujuh

puluh orang karyawan, sedangkan untuk kegiatan di luar hotel memerlukan

hingga sepuluh orang karyawan, seluruh karyawan wajib mengikuti tes

kesehatan untuk donor darah dan masyarakat yang berkenan dapat mengikuti

program tersebut. Bentuk implementasi CSR di De Vins Sky Hotel Seminyak

96
diperkuat dengan dokumentasi kegiatan sebagai berikut seperti pada Gambar

5.6, 5.7, 5.8, 5.9, 5.10, 5.11, 5.12, 5.13, 5.14, 5.15 di bawah ini :

Gambar 5.6
Poster Kegiatan Donor Darah

Gambar 5.7
CSR Bersih-Bersih di Area Petitenget

Gambar 5.8
CSR Bersih-Bersih Pantai di Pantai Petitenget

97
Gambar 5.9
CSR Memberikan Bantuan ke Keluarga Alisa
di Desa Panglatan

Gambar 5.10
CSR Bantuan Kepada Korban Tanah Longsor
Di Desa Songan, Bangli

Gambar 5.11
CSR Bantuan Kepada Korban Erupsi Gunung Agung

98
Gambar 5.12
CSR Donor Darah

Gambar 5.13
CSR Mengunjungi SDN 2 Tenganan

Gambar 5.14
CSR Mengunjungi Panti Asuhan Dharma Jati

99
Gambar 5.15
Kegiatan Cooking Class di BLU Sky Seminyak

4. Hotel Liberta Seminyak

Berdasarkan hasil analisis data implementasi CSR, Hotel Liberta Seminyak

memiliki CSR berbentuk corporate social marketing, corporate philanthropy

dan community volunteering. Kegiatan corporate social marketing yang

dilakukan adalah membersihkan pantai di Pantai Petitenget. Kegiatan corporate

philanthropy yang dilakukan adalah memberikan sumbangan uang tunai dan

barang ke Panti Sosial Tresna Wredha Wana Seraya. Pada setiap kegiatan CSR

yang dilakukan, hotel mengerahkan lima belas hingga tiga puluh orang

karyawan. Bentuk implementasi CSR di Hotel Liberta Seminyak diperkuat

dengan dokumentasi kegiatan sebagai berikut seperti pada Gambar 5.16, 5.17

di bawah ini :

100
Gambar 5.16
CSR ke Panti Sosial Tresna Wredha Wana Seraya

Gambar 5.17
CSR Bersih-Bersih Pantai di Pantai Petitenget

5. Jambuluwuk Oceano Seminyak

Berdasarkan hasil analisis data implementasi CSR, Jambuluwuk Oceano

Seminyak memiliki CSR berbentuk cause promotion, cause related marketing,

corporate social marketing, community volunteering dan socially responsible

business practice. Kegiatan cause promotion yang dilakukan, yaitu mendukung

kegiatan Non-Governmental Organization (NGO) Indonesia Goes Pink dalam

acara “Be The Hope” charity dinner untuk meningkatkan kesadaran terhadap

kanker payudara dan mendukung kegiatan Krakakoa dalam mensejahterakan

petani cokelat lokal. Kegiatan cause related marketing yang dilakukan, yaitu

menyumbangkan 100% keuntungan dari hasil penjualan voucher dinner acara

101
“Be The Hope” charity dinner dan menyumbangkan 20% dari hasil penjualan

voucher cocktail dan dinner acara empmphemeral dinner dengan Krakakoa

kepada petani cokelat lokal. Kegiatan cause social marketing yang dilakukan,

yaitu melakukan bersih-bersih pantai di Pantai Petitenget serta mengikuti

International Coastal Cleanup 2018 dan 2019. Kegiatan socially responsible

business practice yang dilakukan, yaitu memiliki pemasok lokal di Ubud untuk

J-Gallery dan pemasok di Baturiti untuk bahan sayur-sayuran di Frestro

Restaurant. Pada kegiatan bersih-bersih pantai yang dilakukan, pihak hotel

mengerahkan hingga tiga puluh orang karyawan. Bentuk implementasi CSR di

Jambuluwuk Oceano Seminyak diperkuat dengan dokumentasi kegiatan

sebagai berikut seperti pada Gambar 5.18, 5.19, 5.20, 5.21, 5.22, 5.23, 5.24 di

bawah ini :

Gambar 5.18
Poster “Be The Hope” charity dinner

102
Gambar 5.19
Poster Emphemeral Dinner dengan Krakakoa

Gambar 5.20
Pemberian Hasil Penjualan Voucher Charity Dinner
Kepada Indonesia Goes Pink

103
Gambar 5.21
CSR Bersih-Bersih Pantai di Pantai Petitenget

Gambar 5.22
CSR Bersih-Bersih Pantai Pada Bali International Coastal Beach Cleanup
Tahun 2018 dan 2019

Gambar 5.23
Produk di J-Gallery Seminyak

104
Gambar 2.24
Chef Frestro Restaurant Mengunjungi Pemasok Sayur
di Desa Baturiti

105
BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada Bab V, pada Bab ini memuat

simpulan dan saran sebagai berikut.

6.1. Simpulan

a. Bentuk implementasi CSR yang paling banyak dilakukan oleh hotel SMEs di

Kawasan Seminyak adalah corporate social marketing, community

volunteering dan corporate philanthropy.

b. Media pengungkapan CSR yang digunakan oleh hotel SMEs di Kawasan

Seminyak adalah media offline dan online. Media offline yang digunakan, yaitu

melalui meeting, word of mouth (WOM) dan briefing. Media online yang

digunakan, yaitu aplikasi WhatsApp, sosial media Instagram dan email.

c. Kendala yang dihadapi oleh hotel SMEs di Kawasan Seminyak dalam

mengungkapkan kegiatan CSR pada laman resmi adalah, pengungkapan CSR

pada laman resmi belum diperlukan, pengungkapan CSR pada laman resmi

bukan merupakan prioritas dan adanya keterbatasan sumber daya manusia

(SDM) baik pada kuantitas dan kualitas SDM.

6.2. Saran

a. Hotel SMEs di Kawasan Seminyak dapat meningkatkan kualitas CSR dalam

bentuk corporate social marketing, community volunteering dan corporate

philanthropy. Selain berfokus pada ketiga bentuk implementasi CSR tersebut,

pihak manajemen hotel SMEs diharapkan mempertimbangkan implementasi

106
CSR lainnya yang berbentuk cause promotion, cause related marketing dan

socially responsible business practice.

b. Hotel SMEs di Kawasan Seminyak dapat menambah saluran media

pengungkapan CSR, terutama pada laman resmi dengan mengidentifikasi visi,

misi, tujuan dan target pasar perusahaan agar mengikuti perkembangan

teknologi dan kebutuhan pelanggan.

c. Hotel SMEs di Kawasan Seminyak agar meningkatkan kualitas SDM yang

bertugas mengungkapkan implementasi CSR pada laman resmi dengan

memberikan pelatihan kepada karyawan di departemen marketing mengenai

konten-konten informasi CSR yang dapat diungkapkan pada laman resmi.

d. Melakukan perbandingan (benchmarking) terhadap keberhasilan hotel-hotel

yang telah melakukan pengungkapan CSR pada laman resmi untuk

mendapatkan gambaran dampak positif yang dapat diberikan dengan

melakukan pengungkapan tersebut. Dengan begitu pihak manajemen hotel akan

lebih termotivasi dalam melakukan pengungkapan CSR melalui laman resmi.

107
DAFTAR PUSTAKA

Ambadar, Jackie. (2008). Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Praktik di


Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Koputindo.

American Marketing Association. Definition of Marketing. Marketing News. 2017


(https://www.ama.org/the-definition-of-marketing-what-is-marketing/,
diakses Juni 2020).

Ardianto, Soleh Soemirat., dan Elvinaro. (2004). Dasar-Dasar Public Relations.


Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

. (2011). Efek Kedermawanan Pebisnis dan CSR. Jakarta: Elek Media


Komputindo.

Beh, P. Y., dan Rajaratnam, S. D. (2017). Corporate Social Responsibility:


Exploring SME Owners’ Understanding and Practices. Asia-Pacific
Journal of Innovation in Hospitality and Tourism APJIHT, 25.

Chahal, H., dan Sharma, R. D. (2006). Implications of corporate social


responsibility on marketing performance: A conceptual
framework. Journal of Services Research, 6(1).

Efiong, E. J., Usang, O. U., Inyang, I. O., dan Effiong, C. (2013). Corporate social
responsibility in small and medium scale enterprises in Nigeria: An
example from the hotel industry. International Journal of Business and
Management, 8(14), 119.

Elkington, J. (1998). Partnerships from cannibals with forks: The triple bottom line
of 21st‐century business. Environmental quality management, 8(1), 37-
51.

Esrock, S. L., dan Leichty, G. B. (2000). Organization of corporate web pages:


Publics and functions. Public Relations Review, 26(3), 327-344.

Ettinger, A., Grabner-Kräuter, S., dan Terlutter, R. (2018). Online CSR


communication in the hotel industry: Evidence from small
hotels. International Journal of Hospitality Management, 68, 94-104.

Jefkins, Frank. (2004). Public Relations: Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kotler, P., dan Lee, N. (2005). Corporate Social Responsibility: Doing the Most
Good for Your Company and Your Cause. John Wiley&Sons. Inc,
Canada.

108
Lodhia, S. K. (2006). The world wide web and its potential for corporate
environmental communication: a study into present practices in the
Australian minerals industry. The International Journal Of Digital
Accounting Research, 6 (11), hlm. 65- 94.

Mankelow, G., dan Quazi, A. (2007). Factors affecting SMEs motivations for
corporate social responsibility. In 3Rs: Reputation, Responsibility &
Relevance: Australian and New Zealand Marketing Academy
(ANZMAC) Conference 2007 (ANZMAC 2007) (pp. 2367-2374).
Australian and New Zealand Marketing Academy.

Mardikanto, Totok. 2014. Corporate Social Responsibility. Bandung: Alfabeta.

Matten, D., dan Moon, J. (2008). “Implicit” and “explicit” CSR: A conceptual
framework for a comparative understanding of corporate social
responsibility. Academy of management Review, 33(2), 404-424.

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative data analysis: An expanded


sourcebook. sage.

Mjongwana, A., dan Kamala, P. N. (2018). Non-financial performance


measurement by small and medium sized enterprises operating in the
hotel industry in the city of Cape Town. African Journal of Hospitality,
Tourism and Leisure, 7(1), 1-26.

Munasinghe, M. A. T. K., dan Malkumari, A. P. (2012). Corporate social


responsibility in small and medium enterprises (SME) in Sri
Lanka. Journal of Emerging Trends in Economics and Management
Sciences, 3(2), 168-172.

Nagy, A., BĂBĂIłĂ, C. A. R. M. E. N., dan Ispas, A. (2011). Non-financial


performance measurement of hotel activity. Recent Researches in
Tourism and Economic Development, 225-228.

Pemerintah Indonesia. (2007). Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Yang


Mengatur Tentang Perseroan Terbatas. Lembaran Negara RI Tahun
2007. Sekretariat Negara. Jakarta.

. (2007). Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Yang Mengatur Tentang


Penanaman Modal. Lembaran Negara RI Tahun 2007. Sekretariat
Negara. Jakarta.

. (2008). Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Yang Mengatur Tentang


Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Lembaran Negara RI
Tahun 2008. Sekretariat Negara. Jakarta.

109
Pérez, A. (2015). Corporate social responsibility communication in the Spanish
hospitality sector. Cuadernos de Turismo, (36), 485-489.

Radwan, M. Z. I. (2016). CSR practices in Lebanese SMEs. Theses, Dissertations,


and Projects.

Ratih, H. (2005). Bauran pemasaran dan loyalitas konsumen. Bandung: Alfabeta.

Shinta, M. I. A. (2011). Manajemen-Pemasaran-Agustina-Shinta. Manajemen


Pemasaran.

Sukirno, Z. L. (2017). Model Komunikasi Pemasaran Bisnis Jasa. Journal of


Tourism and Creativity, 1(1).

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Swastha, B. (1999). Azas-Azas Marketing. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Liberty.

Teoh, H. Y., dan Thong, G. (1984). Another look at corporate social responsibility
and reporting: an empirical study in a developing country. Accounting,
Organizations and Society, 9(2), 189-206.

Website resmi Badan Pusat Statistik: Sensus Ekonomi 2016


(www.se2016.bps.go.id, diakses Februari 2020).

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho
Publishing.

Williams SM, Ho Wern Pei CA. (1999). Corporate social disclosures by listed
companies on their web sites: an international comparison. The
International Journal of Accounting, 34(3), 389-419.

Yehia, N. M. K., Mohamed, H. A. E. S., dan Zaki, H. S. (2016). Corporate Social


Responsibility in Small and Medium Enterprises: Evidence from
Tourism Sector. Journal of Association of Arab Universities for Tourism
and Hospitality, 13(1), 71-90.

110
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara

No Dimensi Informan
1 Cause Promotion Pemilik/Manajer
Apakah hotel menyediakan dana atau sumber daya Hotel
lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
atau mendukung pengumpulan dana, partisipasi
masyarakat maupun perekrutan tenaga sukarela
untuk kegiatan sosial dan lingkungan ?
2 Cause Related Marketing Pemilik/Manajer
Apakah hotel berkomitmen untuk menyumbangkan Hotel
persentase tertentu dari penghasilan hotel untuk
kegiatan sosial dan lingkungan berdasarkan
penjualan produk ?
3 Corporate Societal Marketing Pemilik/Manajer
Apakah hotel sudah menggalangkan dan Hotel
melaksanakan program tentang lingkungan hidup,
kesehatan, keselamatan umum, serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat ?
4 Corporate Philanthropy Pemilik/Manajer
Apakah hotel pernah secara langsung memberikan Hotel
bantuan dalam bentuk uang tunai, paket bantuan
atau pelayanan secara sukarela kepada lembaga
sosial, masyarakat atau komunitas tertentu ?
5 Community Volunteering Pemilik/Manajer
Apakah hotel mendorong karyawan, pemasok, dan Hotel
stakeholders untuk menyisihkan waktunya secara
sukarela untuk berkontribusi atau berpartisipasi
dalam organisasi masyarakat lokal atau program
CSR yang dimiliki hotel ?
6 Socially Responsible Busines Practice Pemilik/Manajer
Apakah hotel sudah berinvestasi pada organisasi Hotel
atau komunitas yang mendukung kegiatan sosial
dan lingkungan ?
7 Apakah media komunikasi yang digunakan hotel Pemilik/Manajer
dalam melaporkan CSR ? Hotel
8 Apakah kendala yang dihadapi hotel dalam Pemilik/Manajer
melakukan pengungkapan CSR pada laman resmi Hotel
hotel ?

111
Lampiran 2 : Hasil Wawancara di Daun Bali Seminyak Hotel

No Pertanyaan Jawaban Informan


I1
1 Cause Promotion Pergerakan kita untuk CSR yang kita punya
Apakah hotel menyediakan dana belum pernah menyediakan dana untuk
atau sumber daya lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat disini.
meningkatkan kesadaran Kalau minta support dari supplier atau pihak
masyarakat atau mendukung lain yang berpotensi untuk mensponsori juga
pengumpulan dana, partisipasi belum pernah. Tapi kalu untuk tenaga lain itu
masyarakat maupun perekrutan saat ada acara World Cleanup Day bulan
tenaga sukarela untuk kegiatan September tahun lalu. Jadi disana kita arahkan
sosial dan lingkungan ? dari HRD, karyawan lain juga untuk ikut
berpartisipasi membersihkan pantai di
Petitenget. Ini acara cukup eksis ya jadi kalau
tidak salah siapa saja boleh ikut, tidak semuanya
dari hotel.
2 Cause Related Marketing Sumbangan berupa dana yang diambil dari
Apakah hotel berkomitmen persentase penjualan belum pernah. Tapi kita
untuk menyumbangkan dari dua tahun lalu sudah mengumpulkan
persentase tertentu dari barang-barang seperti baju-baju bekas yang
penghasilan hotel untuk layak pakai dan rencananya akan disumbangkan
kegiatan sosial dan lingkungan ke panti asuhan. Itu semua kita kumpulkan dari
berdasarkan penjualan produk ? karyawan-karyawan disini, cuma jumlahnya
masih belum banyak, sehingga kegiatannya
belum bisa kita lakukan.
3 Corporate Social Marketing Kita tiga bulan sekali melakukan kerja bakti di
Apakah hotel sudah area yang dekat dengan hotel, seperti di Pantai
menggalangkan dan Petitenget. Demi keselamatan tamu yang
melaksanakan program tentang menginap disini, minimal 6 bulan sekali kita
lingkungan hidup, kesehatan, lakukan regular cek dan refreshment untuk
keselamatan umum, serta safety equipment di hotel. Untuk mengurangi
meningkatkan kesejahteraan sampah plastik, kita juga ada peraturan untuk
masyarakat ? karyawan agar membawa botol tumbler masing-
masing dari rumah dan di setiap departemen
juga disediakan water dispenser. Untuk situasi
pamdemi sekarang ini, yang kita lakukan baru
menyediakan tempat cuci tangan di depan hotel.
Tapi karena sekarang kita lagi ada projek, hotel
masih kita tutup, jadi fasilitas itu untuk
karyawan saja.
4 Corporate Philanthropy Yang saya sebutkan tadi, pemberian uang belum
Apakah hotel pernah secara pernah, tapi kita berencana untuk memberikan
langsung memberikan bantuan bantuan berupa barang ke panti asuhan. Karena
dalam bentuk uang tunai, paket barang yang terkumpul masih belum banyak,
bantuan atau pelayanan secara sumbangan paket bantuan juga kita tunda.

112
sukarela kepada lembaga sosial, Awalnya memang kita berencana tahun ini
masyarakat atau komunitas menyalurkan paket bantuan tersebut, tetapi
tertentu ? karna situasi tidak memungkinkan, jadi rencana
kegiatan akan dilakukan di tahun 2021.
5 Community Volunteering Di setiap departemen ada perwakilannya 1 orang
Apakah hotel mendorong dan beberapa di upper management level.
karyawan, pemasok, dan Tergantung kegiatan dan tidak ada patokannya
stakeholders untuk menyisihkan harus berapa orang karyawan yang ikut. Kalau
waktunya secara sukarela untuk beach cleaning bisa sampai 15 orang lebih dan
berkontribusi atau berpartisipasi regular cek untuk safety equipment itu setiap
dalam organisasi masyarakat departemen ikut secara bergantian. Memang
lokal atau program CSR yang baru karyawan saja yang sebagai volunteer. Dari
dimiliki hotel ? suppliers atau stakeholders lainnya belum ikut.
6 Socially Responsible Business Kalau investasi di tempat lain berupa dana
Practice untuk kegiatan CSR gitu belum pernah.
Apakah hotel sudah berinvestasi Menurut saya untuk hotel sekelas hotel Daun
pada organisasi atau komunitas ini masih sulit ya untuk berinvestasi seperti itu,
yang mendukung kegiatan sosial karena kan kita ada batasan dana juga, beda
dan lingkungan ? dengan hotel bintang 5.
7 Apakah media komunikasi yang Jika ada kegiatan CSR yang memakan biaya,
digunakan hotel dalam pencatatan dilakukan di laporan keuangan
melaporkan CSR ? hotel. Untuk pelaporan kegiatannya saja
dilakukan di WA group dan morning briefing.
Tidak ada laporan khusus untuk CSR.
8 Apakah kendala yang dihadapi Sebenarnya kita sudah mau publish di website
hotel dalam melakukan mulai dari tahun 2019. Tapi karena kegiatan
pengungkapan CSR pada laman CSR kita juga belum terorganisir dan rencana
resmi hotel ? untuk mempublikasikan kegiatannya belum
jelas, jadi belum terlaksana. Untuk budget di
tahun 2020 sudah kita masukan biayanya dan
merombak konten di website kita. Di tahun
2020 kita rencanya seperti itu dan projek itu
sedang dalam proses.

113
Lampiran 3 : Hasil Wawancara di Casa Kayu Aya Hotel

No Pertanyaan Jawaban Informan


I2
1 Cause Promotion Ini belum pernah kita lakukan. Apalagi dengan
Apakah hotel menyediakan dana maksud untuk menciptakan kesadaran
atau sumber daya lainnya untuk masyarakat disini. Karena kita hotel kecil, saya
meningkatkan kesadaran rasa kita tidak mempunyai power untuk
masyarakat atau mendukung melakukan itu. Kecuali kita ada bekerjasama
pengumpulan dana, partisipasi dengan NGO misalnya. Tapi kan disini kita
masyarakat maupun perekrutan belum punya itu.
tenaga sukarela untuk kegiatan
sosial dan lingkungan ?
2 Cause Related Marketing Bantuan sumbangan hanya sumbangan sukarela
Apakah hotel berkomitmen ke STT untuk ogoh-ogoh atau pembelian kupon
untuk menyumbangkan bazaar STT juga jika ada yang meminta
persentase tertentu dari langsung ke hotel. Besarnya sumbangan yang
penghasilan hotel untuk kita berikan kalau tahun ini Rp.500.000 untuk
kegiatan sosial dan lingkungan ogoh-ogoh di Banjar Tagtag. Baru itu saja yang
berdasarkan penjualan produk ? kami lakukan karena kondisi financial hotel juga
belum stabil. Jadi jumlah uang yang
disumbangkan tidak ditentukan dari persentase
penjualan ya, karena jumlah yang kita berikan
tidak selalu sama.
3 Corporate Social Marketing Sampai tahun 2020 ini program kami lebih
Apakah hotel sudah banyak support ke kegiatan Banjar Tatag.
menggalangkan dan Sebenarnya kami punya kegiatan bersih-bersih
melaksanakan program tentang pantai. Kegiatan itu kami lakukan satu tahun
lingkungan hidup, kesehatan, sekali saat merayakan anniversary hotel.
keselamatan umum, serta Bersih-bersih pantai selalu dilakukan di Pantai
meningkatkan kesejahteraan Petitenget, karena itu yang paling dekat. Ada
masyarakat ? rencana juga untuk mengganti amenities di
kamar dan cutleries di restoran dengan alat-alat
yang bebas pelastik. Tapi untuk sekarang masih
belum diganti.
4 Corporate Philanthropy Bantuan apapun ke STT itu sudah pasti dan yang
Apakah hotel pernah secara sudah diberikan langsung dalam bentuk uang.
langsung memberikan bantuan Bantuan paket lain atau pelayanan sukarela
dalam bentuk uang tunai, paket seperti itu masih belum mampu kami lakukan.
bantuan atau pelayanan secara Tapi kalau hotel masih bisa membantu dalam
sukarela kepada lembaga sosial, bentuk apapun kepada masyarakat disini kami,
masyarakat atau komunitas kami selalu usahakan.
tertentu ?
5 Community Volunteering Karena di hotel karyawannya sangat terbatas,
Apakah hotel mendorong jadi kegiatan bersih-bersih pantai yang
karyawan, pemasok, dan dilakukan sampai 5 orang karyawan. Beberapa

114
stakeholders untuk menyisihkan orang dari keluarga owner juga ikut. Hanya itu
waktunya secara sukarela untuk saja partisipannya karena skala kegiatannya juga
berkontribusi atau berpartisipasi tidak besar.
dalam organisasi masyarakat
lokal atau program CSR yang
dimiliki hotel ?
6 Socially Responsible Business Kalau investasi di organisasi lain selain bantuan
Practice ke Banjar Tagtag, belum ada.
Apakah hotel sudah berinvestasi
pada organisasi atau komunitas
yang mendukung kegiatan sosial
dan lingkungan ?
7 Apakah media komunikasi yang Karena owner selalu ada di hotel, setiap ada
digunakan hotel dalam
laporan tentang CSR, saya selalu
melaporkan CSR ? menyampaikan langsung ke owner. Kami tidak
ada peraturan yang sistematis untuk pelaporan
CSR.
8 Apakah kendala yang dihadapi Karena Casa Kayu Aya ini hotel kecil, jadi
hotel dalam melakukan kami rasa publish di website itu masih belum
pengungkapan CSR pada laman perlu. Itu pasti perlu tenaga juga untuk
resmi hotel ? mengelola, belum ada yang expert di bidang
tersebut. Di sosial media juga belum pernah
kami publish, karena untuk sekarang masih
belum kesana fokusnya.

115
Lampiran 4 : Hasil wawancara di De Vins Sky Hotel Seminyak

No Pertanyaan Jawaban Informan


I3
1 Cause Promotion Iya dalam kegiatan CSR tertentu kami mendorong
Apakah hotel menyediakan beberapa pihak untuk ikut berkontribusi. Pertama
dana atau sumber daya untuk CSR kami yang membantu korban bencana
lainnya untuk meningkatkan alam, biasanya kami minta sponsor dana kepada
kesadaran masyarakat atau supplier. Biasanya supplier akan memberikan
mendukung pengumpulan diskon dari harga normal, sehingga sisa uang yang
dana, partisipasi masyarakat biasanya kami bayar seharga normal, itu akan
maupun perekrutan tenaga dimasukkan sebagai sponsor. Beberapa supplier
sukarela untuk kegiatan juga ada yang menyumbangkan produknya, tapi
sosial dan lingkungan ? yang kami utamakan itu sponsor dana. Selain itu,
di kegiatan donor darah, itu kami buatkan poster
untuk diposting di Instagram hotel atau untuk
karyawan sebar luaskan juga. Karena kegiatan
tersebut memerlukan partisipasi dari masyarakat
juga. Darisana kami promosikan kegiatan donor
darah, sehingga masyarakat disini bisa ikut
berdonor untuk pasien-pasien yang memerlukan.
2 Cause Related Marketing Sumbangan yang kami sudah berikan itu kepada
Apakah hotel berkomitmen masyarakat yang membutuhkan, terutama di desa-
untuk menyumbangkan desa terpencil di Bali. Selain itu, De Vins Sky
persentase tertentu dari memberikan sumbangan dana setiap bulannya ke
penghasilan hotel untuk Desa Petitenget. Kami berharap sumbangan
kegiatan sosial dan tersebut dapat menunjang infrastruktur, fasilitas
lingkungan berdasarkan dan masyarakat di Desa Petitenget. Ada juga
penjualan produk ? sumbangan yang kita berikan untuk korban
bencana alam.
3 Corporate Social Marketing Sebagai bentuk kepedulian hotel terhadap
Apakah hotel sudah lingkungan, kami melakukan aksi bersih
menggalangkan dan pantai/area Petitenget saat anniversary hotel.
melaksanakan program Tahun 2018 kami melakukan CSR ke Panti
tentang lingkungan hidup, Asuhan Dharma Jati, tahun 2019 ke SDN 2
kesehatan, keselamatan Tenganan dan di tahun yang sama kami ke Desa
umum, serta meningkatkan Panglatan tepatnya ke rumah keluarga Alisa yang
kesejahteraan masyarakat ? mengalami sakit Hydrocephalus dan termasuk
keluarga kurang mampu. Saat bencana longsor di
Songan dan erupsi Gunung Agung juga kami
menyumbangkan uang, peralatan untuk sehari-hari
dan sembako. Kegiatan lain yang kami lakukan
adalah mengadakan program donor darah yang
rutin setiap tahunnya. Program donor darah kami
wajib diikuti oleh karyawan dan terbuka untuk
publik, serta bantuan dana desa juga kami berikan.

116
Sebagai bentuk apresiasi De Vins Sky kepada tamu
hotel yang menginap, kami adakan kegiatan
cooking class.
4 Corporate Philanthropy Selalu dilakukan dengan rutin. Dua tahun terakhir
Apakah hotel pernah secara ini hotel memberikan bantuan sembako dan uang
langsung memberikan tunai ke Panti Asuhan Dharma Jati, kepada
bantuan dalam bentuk uang keluarga Alisa, kepada korban bencana erupsi
tunai, paket bantuan atau Gunung Agung dan tanah longsor di Desa Songan.
pelayanan secara sukarela Pelayanan donor darah juga dilakukan setiap
kepada lembaga sosial, anniversary hotel dan itu bekerjasama dengan PMI
masyarakat atau komunitas dan Klinik Bhaktivedanta. Setiap bulan,
tertentu ? perwakilan dari pihak desa mengambil dana yang
kami berikan untuk desa.
5 Community Volunteering Untuk bersih-bersih di setiap departemen wajib
Apakah hotel mendorong ada perwakilan untuk ikut. Sehingga kalau
karyawan, pemasok, dan ditotalkan ada sekitar 50-70 orang karyawan yang
stakeholders untuk ikut. Untuk kegiatan donor darah diwajibkan untuk
menyisihkan waktunya semua karyawan melakukan tes kesehatan
secara sukarela untuk sehingga bisa ikut melakukan donor. Tetapi kalau
berkontribusi atau untuk kegiatan yang lokasinya bukan di Seminyak,
berpartisipasi dalam karyawan yang kami ikutkan juga terbatas karena
organisasi masyarakat lokal masalah transportasi juga dan jumlahnya bisa
atau program CSR yang sampai 10 orang karyawan.
dimiliki hotel ?
6 Socially Responsible Berinvestasi dalam hal kami menaruh sejumlah
Business Practice uang di organisasi gitu belum ada. Tapi kalau
Apakah hotel sudah kerjasama dalam hal penyaluran bantuan untuk
berinvestasi pada organisasi kegiatan sosial seperti itu ada dengan pihak PHRI
atau komunitas yang Bali, PMI, Klinik Bhaktivedanta dan pihak Desa
mendukung kegiatan sosial Petitenget.
dan lingkungan ?
7 Apakah media komunikasi Kami masih mencoba lebih transparan untuk
yang digunakan hotel dalam mengkomunikasikan kegiatan CSR karena kami
melaporkan CSR ? bangga melakukan hal positif seperti itu. Setiap
pre dan post kegiatan CSR selalu didiskusikan saat
monthly meeting bersama HRD, PR kami dan
jajaran lainnya. Sebenarnya sekarang kegiatan
CSR hotel ada beberapa yang pernah kami share
di Instagram. Kami membuat pelaporan CSR tapi
sifatnya lebih confidential.
8 Apakah kendala yang Pertama karena kami masih kekurangan manning
dihadapi hotel dalam untuk mengurus website. Di manajemen hanya ada
melakukan pengungkapan satu orang yang mengelola, yaitu digital marketing
CSR pada laman resmi hotel executive kami. Fokus digital marketing hotel
? masih di promosi produk/pelayanan hotel, digital
marketing, SEO (Search Engine Optimization),

117
jadi belum fokus untuk mengurus informasi
internal hotel. Kalau bisa saya simpulkan karena
kekurangan manning sehingga masih belum
memperhatikan hal-hal kecil seperti itu.

118
Lampiran 5 : Hasil wawancara di Hotel Liberta Seminyak

No Pertanyaan Jawaban Informan


I4
1 Cause Promotion Kami belum pernah memberikan ataupun
Apakah hotel menyediakan mendukung kegiatan semacamnya untuk raising
dana atau sumber daya lainnya awareness masyarakat. Bantuan-bantuan yang
untuk meningkatkan kesadaran selama ini kami berikan juga semuanya
masyarakat atau mendukung kontribusi dari hotel.
pengumpulan dana, partisipasi
masyarakat maupun perekrutan
tenaga sukarela untuk kegiatan
sosial dan lingkungan ?
2 Cause Related Marketing Kalau dibilang komitmen mungkin belum ya.
Apakah hotel berkomitmen Karna itukan harus dilakukan secara terus
untuk menyumbangkan menerus dan konsisten. Apalagi hotel Liberta ini
persentase tertentu dari kan termasuk hotel kecil, sehingga untuk
penghasilan hotel untuk menetapkan sekian persentase yang harus kami
kegiatan sosial dan lingkungan sumbangkan untuk kegiatan CSR itu masih
berdasarkan penjualan produk ? belum bisa dilakukan.
3 Corporate Social Marketing Aksi peduli lingkungan hotel, yang paling sering
Apakah hotel sudah itu di Pantai Petitenget, jadi kita setiap tahun
menggalangkan dan mengadakan kegiatan beach cleaning disana.
melaksanakan program tentang Memang kegiatan seperti itu sebenarnya bisa
lingkungan hidup, kesehatan, mengajak masyarakat untuk ikut, tapi kami
keselamatan umum, serta belum sampai ke arah itu karena
meningkatkan kesejahteraan mempertimbangkan waktu dan biaya juga.
masyarakat ? Kalau CSR kami ke panti jompo itu baru
dilakukan satu kali, yaitu ke Panti Sosial Tresna
Wredha Wana Seraya. Bantuan seperti sembako
dan uang tunai kita berikan. Kedepannya
kegiatan seperti itu yang akan kita jadikan fokus
CSR.
4 Corporate Philanthropy Pernah, contohnya Hotel Liberta memberikan
Apakah hotel pernah secara bantuan ke panti jompo dan bantuannya berupa
langsung memberikan bantuan barang dan uang tunai. Pelayanan secara cuma-
dalam bentuk uang tunai, paket cuma menurut saya dengan melakukan beach
bantuan atau pelayanan secara cleaning secara rutin itu sudah termasuk bentuk
sukarela kepada lembaga sosial, pelayanan kebersihan yang kami bisa berikan
masyarakat atau komunitas secara cuma-cuma.
tertentu ?
5 Community Volunteering Karyawan yang kita kerahkan untuk CSR beach
Apakah hotel mendorong cleaning sekitar 20-30 orang. Untuk CSR ke
karyawan, pemasok, dan panti jompo itu hanya 15 orang.
stakeholders untuk menyisihkan
waktunya secara sukarela untuk

119
berkontribusi atau berpartisipasi
dalam organisasi masyarakat
lokal atau program CSR yang
dimiliki hotel ?
6 Socially Responsible Business Saat ini kami belum memutusukan untuk
Practice bersinergi dengan organisasi lain dalam kegiatan
Apakah hotel sudah berinvestasi CSR Hotel Liberta. Karena hotel kami bisa
pada organisasi atau komunitas dikatakan sebagai hotel kecil, keuangan hotel
yang mendukung kegiatan juga belum stabil hingga dapat memutuskan
sosial dan lingkungan ? untuk melakukan kegiatan yang diluar CSR
yang sudah kita lakukan sekarang ini.
7 Apakah media komunikasi yang Kami selalu mengadakan rapat internal untuk
digunakan hotel dalam mengevaluasi setiap kegiatan CSR yang sudah
melaporkan CSR ? berjalan. Dalam evaluasi tersebut untuk
melaporkan kegiatannya bagaimana.
8 Apakah kendala yang dihadapi Sebenarnya tidak ada kendala karena kami juga
hotel dalam melakukan belum mencoba untuk melakukan publikasi
pengungkapan CSR pada laman dalam bentuk apapun tentang CSR. Menurut
resmi hotel ? kami, publikasi kegiatan CSR Hotel Liberta
untuk saat ini masih belum diperlukan saja.

120
Lampiran 6 : Hasil wawancara di Jambuluwuk Oceano Seminyak

No Pertanyaan Jawaban Informan


I5
1 Cause Promotion Pertama dalam penyediaan tenaga SDM itu
Apakah hotel menyediakan dana sendiri pada waktu ada event Bali International
atau sumber daya lainnya untuk Coastal Cleanup, itu dua tahun berturut-turut
meningkatkan kesadaran kita ikut. Kegiatannya ada bersih-bersih pantai
masyarakat atau mendukung di Petitenget dan yang ikut dari hotel kita itu ada
pengumpulan dana, partisipasi karyawan HRD tentutnya dan beberapa dari
masyarakat maupun perekrutan departemen lain. Kedua, tahun 2017 kami
tenaga sukarela untuk kegiatan bekerjasama dengan NGO Indonesia Goes Pink
sosial dan lingkungan ? (IGP) mengadakan Be The Hope charity dinner
dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran
terhadap breast cancer. Yang terakhir, tahun
2018 kami bekerjasama dengan sustainable
chocolate business company yaitu Krakakoa.
Jadi dengan mengadakan acara dinner, di mana
kami berharap dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk selalu mendukung perusahaan
lokal yang memanfaatkan petani-petani lokal di
Indonesia.
2 Cause Related Marketing Untuk hal ini kita melakukannya pada waktu
Apakah hotel berkomitmen tertentu saja dan sumbangannya dari persentase
untuk menyumbangkan penjualan produk F&B khususnya di restoran
persentase tertentu dari kita itu Frestro Restaurant namanya. Jadi seperti
penghasilan hotel untuk acara-acara yang saya bilang tadi itu. Untuk
kegiatan sosial dan lingkungan acara Be The Hope charity dinner, kami
berdasarkan penjualan produk ? menyumbangkan 100% hasil penjualan dinner
voucher kepada NGO Indonesia Goes Pink. Saat
acara Jambuluwuk Seminyak dengan Krakakoa,
kami menyumbangkan 20% dari profit
penjualan dinner dan cocktail voucher kepada
petani Krakakoa.
3 Corporate Social Marketing Bersih-bersih pantai sudah pasti dimasukan ke
Apakah hotel sudah program CSR lingkungan dan tahun 2018 lalu
menggalangkan dan kami sempat berpartisipasi di acara Bali
melaksanakan program tentang International Coastal Cleanup yang diadakan di
lingkungan hidup, kesehatan, Pantai Petitenget. Upaya kami dalam
keselamatan umum, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
meningkatkan kesejahteraan mungkin ada di partnership Jambuluwuk
masyarakat ? Oceano dengan supplier-supplier kami untuk J-
Gallery. Dari sana juga komitmen hotel bisa
ditunjukkan dalam memperkenalkan budaya
kita. Jadi kami membantu usaha lokal sekaligus

121
melestarikan budaya Bali dengan cara kami
sendiri.
4 Corporate Philanthropy Belum untuk saat ini karena memang belum ada
Apakah hotel pernah secara urgensi dan rencana dari pihak manajemen
langsung memberikan bantuan perusahaan untuk memberikan bantuan uang
dalam bentuk uang tunai, paket tunai secara langsung. Kalau untuk bantuan ke
bantuan atau pelayanan secara NGO baru kepada IGP dan Krakakoa.
sukarela kepada lembaga sosial,
masyarakat atau komunitas
tertentu ?
5 Community Volunteering Kegiatan bersih-bersih pantai biasanya sampai
Apakah hotel mendorong 30 orang dan itu semua termasuk manajer,
karyawan, pemasok, dan pegawai outsourcing dan intern.
stakeholders untuk menyisihkan
waktunya secara sukarela untuk
berkontribusi atau berpartisipasi
dalam organisasi masyarakat
lokal atau program CSR yang
dimiliki hotel ?
6 Socially Responsible Business Kami ada memiliki MoU dengan English One.
Practice Jadi alumni dari English One itu beberapa kami
Apakah hotel sudah berinvestasi rekrut untuk menjadi staff disini. Selain itu
pada organisasi atau komunitas untuk supplier produk di J-Gallery, kami ambil
yang mendukung kegiatan sosial dari Ubud. Khusus untuk perhiasan diambilnya
dan lingkungan ? di Celuk. Untuk bahan sayur-sayuran di Fresto
Restaurant kami mengambil dari petani di Desa
Baturiti. Bahkan chef restoran kami datang
langsung kesana untuk memastikan kalau
memang sayur-sayuran yang dihasilkan
merupakan sayuran yang terbaik.
7 Apakah media komunikasi yang Selalu saat mendekati hari saat akan melakukan
digunakan hotel dalam CSR kita briefing, setelah itu dirapatkan di
melaporkan CSR ? management meeting juga. Untuk laporan ke
owner dilakukan oleh GM hotel melalui email.
Kalau di sosial media memang belum ada
karena untuk sekarang kita masih berfokus ke
perkembangan perusahaan.
8 Apakah kendala yang dihadapi Pertama, orang yang bertanggung jawab dalam
hotel dalam melakukan melakukan publikasi setiap kegiatan CSR itu
pengungkapan CSR pada laman perlu dipertimbangkan karena beban kerja yang
resmi hotel ? dimiliki tim digital marketing Jambuluwuk
Oceano sudah cukup banyak. Kedua, kami perlu
melakukan research ke kompetitor kami yang
memang melakukan pengungkapan di website
mereka. Apa keuntungan yang bisa didapatkan
dari insiatif itu. Banyak pertimbangan yang

122
harus dilakukan dan saat ini masih belum ada
inisiatif Hotel Jambuluwuk untuk publikasi CSR
hotel.

123
Lampiran 7 : Hasil Wawancara dengan Informan Banjar Tagtag

No. Pertanyaan Jawaban Informan


(I6)
1 Berdasarkan hasil interview Iya betul, karena dimulai dari bulan Februari
saya dengan GM di Casa Kayu lalu itu, dari pihak STT kami memang meminta
Aya Hotel, informan sumbangan sukarela untuk pembuatan ogoh-
menyatakan bahwa pihak hotel ogoh, walaupun perayaannya tidak ada ya. Saya
di tahun 2020 ini sudah selaku Bendahara bertanggung jawab untuk
berkontribusi dalam pemberian memegang uang sumbangan sukarela itu. Jadi
sumbangan ogoh-ogoh kepada kegiatannya kami lakukan ke hotel-hotel,
STT di Banjar Tagtag berupa termasuk Casa Kayu Aya, rumah-rumah warga,
uang tunai sebesar Rp. 500.000. ke pejabat-pejabat di daerah sini juga. Kalau
Apakah dapat dikonfirmasi jumlah sumbangannya benar juga sebesar 500
untuk kegiatan tersebut ? ribu. Memang rata-rata hotel-hotel disini
menyumbang itu bisa sampai 500 ribu sampai 1
juta.
2 Selain sumbangan untuk Kalau untuk penjualan tiket bazaar itu, kami
pembuatan ogoh-ogoh, Casa juga ada memberikan ke hotel Casa Kayu Aya.
Kayu Aya Hotel menyebutkan Kegiatan bazaar itu kami lakukan setiap tahun.
bahwa pihaknya juga Jadi selama saya menjabat, beberapa hotel disini
berkontribusi dalam pembelian kami kasi sekitar 10 tiket per hotel untuk dibeli.
voucher bazaar pada acara Jenis bazaarnya kadang bazaar duduk, bazaar
yang diadakan oleh STT di McD atau KFC, tergantung. Tapi bener kok
Banjar Tagtag. Apakah Casa Kayu Aya memang sudah membantu kami
kontribusi tersebut memang untuk membeli bazaarnya.
benar dilakukan oleh pihak
hotel ?

124
viii
xiv
xv

Anda mungkin juga menyukai