KARYA AKHIR
Oleh:
AGUS SWARANTA LUMBANGAOL
NIM. 20 03 003
KARYA AKHIR
Diajukan Oleh :
AGUS SWARANTA LUMBANGAOL
NIM. 20 03 003
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
PERNYATAAN
iii
BIODATA MAHASISWA
A. DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Agus Swaranta Lumbangaol
2. NIK : 1208012108020003
3. Tempat, Tanggal Lahir : Pematang Siantar, 21 Agustus 2002
4. Jenis Kelamin : Laki – laki
5. Agama : Kristen Protestan
6. Program Studi : Agribisnis Kelapa Sawit
7. Jalur Pendaftaran : Jarvis Bersama
8. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Jenis Pendaftaran : Baru
10. Alamat : Jl. Flamboyan VI No. 330, Nusa Harapan,
Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun
11. No. Telepon : 0858-3610-8647
12. Email : aguslumbangaol21@gmail.com
13. Jenis Tinggal : Kost
14. Alat Transportasi : Angkutan Umum
iv
ABSTRAK
Kata Kunci : Anion, Kation, Ca2+, Air, Resin, Regenerasi, Mixbed Polisher.
v
ABSTRACT
This study aims to calculate the quantity of Ca2+ ions bound to resin during the
resin regeneration process at PT. Domas Agrointi Prima. The calculation begins
by determining the Normality of HCl based on the usage of 156.2 L of chemicals,
which is then converted into Molarity and molality. Ca 2+ ions are identified as the
predominant ions in the resin regeneration process.
The post regeneration data includes a pH of 7.72, Conductivity of 0.403 μS, Silica
of 0.25 ppm, and Calcium of 2.10-4 ppb. The ion exchange process involves
chemical reactions between ions in the solution and ions in the solid resin. The
demineralization process entails the exchange of Ca 2+ and Cl- ions in the water
with H+ and Cl- ions in the resin. Water quality improves post-regeneration, as
evidenced by the increase in pH value and the compliance with standards for
conductivity, SiO2, and Ca2+ values.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan proposal karya akhir ini, penulis banyak mendapakan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Poltak Evencus Hutajulu, ST, MT selaku Direktur Politeknik
Teknologi Kimia Indsutri Medan
2. Pembantu Direktur I, II, dan III Politeknik Teknologi Kimia Industri
Medan.
3. Ibu Tengku Rachmi Hidayani, M.Si selaku Ketua Program Studi
Agribisnis Kelapa Sawit beserta sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
membantu penulis dalam memberikan arahan sehingga penulisan karya
akhir ini dapat diselesaikan.
4. Ibu Meutia Mirnandaulia, ST.MT selaku Sekretaris Program Studi
Agribisnis Kelapa Sawit.
5. Bapak Ir. Irwan Rachmiadji, M.M. selaku dosen wali beserta selaku Dosen
Pembimbing II yang telah membantu penulis dalam memberikan arahan
sehingga penulisan karya akhir ini dapat diselesaikan.
6. Ibu Mahyana, SE selaku Ka. Sub Bag. Administrasi Akademik
Kemahasiswaan dan Kerjasama.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan pegawai Politeknik Teknologi Kimia
Industri Medan, khususnya jurusan Agribisnis Kelapa Sawit.
8. Seluruh Staff dan Karyawan PT. Domas Agrointi Prima terkhusus Plant
Utility (Bapak Umar & Bapak Faisal Selaku Manager Plant Utility) yang
telah memberikan kesempatan, bimbingan dan dorongan serta fasilitas
kepada Penulis dalam melakukan penelitian sehingga Karya Akhir ini
dapat selesai dengan baik.
9. Teristimewa kepada orang tua dan saudara penulis, Bapak Bisman dan Ibu
Elisabet Br. Manurung dan seluruh keluarga yang selalu mendoakan,
memberi semangat, dan motivasi kepada Penulis
vii
10. Seluruh teman-teman seperjuangan Agribisnis Kelapa Sawit angkatan
2020, terkhusus kelas AKS A yang telah memberikan dukungan dan
membantu dalam penyusunan Karya Akhir ini.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
PERNYATAAN....................................................................................................iii
BIODATA MAHASISWA...................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
ABSTRACT...........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
ix
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................21
4.1 Data..............................................................................................................25
4.2 Pengolahan Data...........................................................................................25
4.2.1 Konversi Ca+ dengan satuan (ppb) menjadi satuan (ppm).....................25
4.2.2 Menghitung Konsentrasi HCl................................................................26
4.3 Pembahasan..................................................................................................29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................30
5.1 Kesimpulan...................................................................................................30
5.2 Saran.............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31
LAMPIRAN..........................................................................................................33
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Pretreatment........................................................................................7
Gambar 2. 2 Clarifier...............................................................................................9
Gambar 2. 3 Basin....................................................................................................9
Gambar 2. 4 Sand Filter.........................................................................................10
Gambar 2. 5 Utility Water Tank............................................................................10
Gambar 2. 6 Demineralisasi...................................................................................11
Gambar 2. 7 Operasi Saringan Kation dan Anion.................................................13
Gambar 2. 8 Kerangka Konseptual........................................................................20
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
a. Untuk menghitung jumlah Ca2+ yang ada pada resin pada proses
regenerasi resin di PT. Domas Agrointi Prima.
b. Untuk mengetahui kualitas air sesuai standart setelah dilakukan
regenerasi di PT. Domas Agrointi Prima
a. Dapat mengetahui jumlah Ca2+ yang ada pada resin pada proses
regenerasi resin di PT. Domas Agrointi Prima.
b. Dapat mengetahui kualitas air sesuai standart setelah dilakukan
regenerasi di PT. Domas Agrointi Prima
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
4
memerlukan air sebagai mediumnya. Bila air minum manusia itu tidak berkualitas
baik, maka jelas akan mengganggu proses biokimiawi tubuh dan mengakibatkan
gangguan fungsional. Sebagian besar, air baku untuk penyediaan air bersih
diambil dari air permukaan seperti sungai, danau, dan sebagainya. Salah satu
langkah penting pengolahan untuk mendapatkan air bersih adalah menghilangkan
kekeruhan dari air baku tersebut. Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-
partikel kecil dan koloid yang berukuran sangat kecil. Partikel-partikel koloid
tersebut tidak lain adalah tanah liat, sisa tanaman, ganggang, dan sebagainya
(Puspita, 2016).
Di alam ini ada tiga macam sumber air yaitu: air hujan, air dalam tanah, air
dipermukaan (Martin Dermasetiawan, 2001).
a. Air Hujan Bagi daerah yang tidak memiliki sumber air atau hanya
memiliki sedikit sumber air tanah maupun sumber air permukaan, maka
air hujan merupakan sumber air yang sangat penting. Air hujan dapat
dipercaya kemurniannya karena sudah memenuhi syarat-syarat
bakteriologi, fisik, dan kimia. Air hujan yang sudah terkumpul 2-3 hari
kemurniannya tidak terjamin lagi.
b. Air Dalam Tanah Air tanah merupakan sumber air dalam bentuk mata air.
Air ini berasal dari kulit bumi yang telah mengalami penyaringan oleh
lapisan tanah. Air dalam tanah ini dua macam mata air yaitu : mata air
arthesis dan mata air biasa.
- Mata air Arthesis Airnya berasal dari lapisan kulit bumi (tanah) dalam,
tidak dipengaruhi oleh musim hujan, musim kemarau serta musim
lainnya.
- Mata Air Biasa Airnya berasal dari dalam tanah dan juga air
permukaan yang meresap kedalam tanah melalui lapisan tanah yang
tidak kuat keluar sebagai mata air, mata air tidak dipengaruhi oleh
musim, pada musim hujan, air yang keluar banyak sebaliknya pada
musim kemarau sedikit kadang-kadang menjadi kering.
c. Pada umumnya air permukaan sudah mengalami pencemaran, sedangkan
derajat pencemarannya tergantung lokasi daerahnya. Sumber air
permukaan ini dapat berupa sungai, danau, air saluran irigasi (Igwe, 2017).
5
Air murni adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau yang
terdiri dari Hidrogen dan Oksigen. Karena air bersifat universal, maka yang paling
alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat-tingkat tertentu ada zat yang
terlarut didalamnya. Di samping ini akibat daur hidrologi air juga mengandung
berbagai zat lainnya termasuk gas, zat-zat ini sering disebut pencemar yang
terdapat di dalam air (Wardhana, 2006). Dalam penelitian mutu air, pencemar di
dalam air biasanya di klasifikasikan atas: fisik dan kimia (Ginting, 2007)
A. Sifat Fisik Air
a. Bahan padat keseluruhan ditetapkan dengan menguapkan suatu contoh
air dan menimbang sisanya yang telah kering. Bahan padat terapung
didapat dengan menyaring suatu contoh air. Perbedaan bahan padat
keseluruhan dan bahan padat terapung merupakan bahan padat terlarut.
Konsentrasi bahan padat terlarut keseluruhan, bersama-sama suatu
analisis kimiawi terperinci, dipergunakan untuk menguji kecocokan
berbagai sumber air untuk berbagai pemanfaatan, misalnya industri
dan pertanian.
b. Kekeruhan, yaitu mengurangi kejernihan air dan akibatnya oleh
pencemarpencemar yang terbagi halus, darimanapun asalnya, yang ada
dalam air. Kekeruhan biasanya disebabkan oleh lempung, lanau,
partikel-partikel tanah dan pencemar-pencemar koloidal lainnya
(Yuniarti, 2007). Air yang tingkat kekeruhan melebihi dari bak mutu
bagi kesehatan yaitu timbulnya berbagai jenis penyakit seperti diare,
cacingan, dan penyakit kulit (Rachmansyah, 2014).
c. Warna yang banyak diakibatkan oleh jenis-jenis tertentu dari bahan
organik yang terlarut dan koloidal yang terbilas dari tanah atau
tumbuh-tumbuhan yang membusuk.
d. Rasa dan bau pada air disebabkan oleh adanya bahan organik yang
membusuk atau bahan kimia yang mudah menguap. Pengukurannya
dengan melarutkan warna, rasa dan bau.
e. Suhu air merupakan hal yang penting jika dikaitkan dengan tujuan
penggunaan, pengolahan untuk membuang bahan-bahan pencemar
6
Pada PT. Domas Agrointi Prima, air digunakan sebagai pendukung proses
pada setiap plant yang ada dipabrik tersebut. Air yang digunakan bersumber dari
air permukaan sungai dimana air tersebut masih mengandung kotoran – kotoran
sehingga diperlukan treatment untuk mengilangkan kotoran – kotoran yang ada
pada air tersebut.
Pengolahan air di PT. Domas Agrointi Prima dibagi atas dua pengolahan
yaitu Pretreatment dan Demineralisasi. Pretreatment bertujuan untuk mengurangi
pengotor/kontaminan yang terkandung di dalam air. Pada air sungai pengotor
yang berupa koloid – koloid tersebut tidak dapat mengendap sehingga diperlukan
suatu cara untuk mengendapkan pengotor/koloid tersebut. Proses pretreatment
terdiri dari koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi. Air yang keluar dari
proses ini akan disimpan pada tangki WU (Water Utility), air yang ada pada
tangki tersebut adalah air yang digunakan pada domestik pabrik seperti air pada
kamar mandi yang ada dipabrik dan digunakan juga sebagai air umpan untuk
pengolahan air demin.
Demineralisasi atau demin plant adalah peralatan yang menghasilkan air
murni atau air bebas mineral. Umumnya peralatan dalam plant ini terdiri dari
saringan carbon active, kation, tangki degasisifier, anion, dan mixbed polisher.
Masing – masing dilengkapi dengan tangki HCl dan NaOH. Pada proses ini
terjadi pertukaran ion dimana ion – ion kation seperti Calsium, magnesium dan
natrium pada air akan ditukarkan dengan ion Hidrogen yang ada pada resin kation
dan ion – ion negatif seperti silica, sulphate dan khlorida pada air akan ditukar
dengan ion hidroksida yang ada pada resin anion. Air yang keluar dari proses ini
akan disimpan pada tangki air demin. Pada PT. Domas Agrointi Prima, air demin
salah satunya digunakan untuk proses pengolahan seperti Fatty Acid Plant sebagai
campuran bahan baku (CPKO dan RBDPS) untuk proses pada unit spliting untuk
membantu reaksi hidrolisa.
8
Gambar 2. 1 Pretreatment
Sumber : (Utility Department, 2022).
9
Tahapan awal atau pretreatment dapat dilihat dari tabel 2.1 di bawah ini :
1. Water Intake
Proses pengolahan di mulai dari pemompaan air baku di water intake dari
sungai bosar desa kuala tanjung kec. Sei suka Batu Bara. Air sungai dialirkan ke
kolam penampung dan di saring dari sampah kemudian air dipompakan ke
clarifier tank di areal pabrik yang berjarak ± 7km menggunakan pipa.
2. Clarifier
10
Gambar 2. 6 Demineralisasi
Sumber : (Utility Department, 2022)
13
2. Saringan Anion
Unit penukar anion merupakan bagian dari Demineralizer Plant
yang berfungsi untuk menukar ion-ion negatif (anion) yang terkandung
dalam air yang masuk melalui unit ini, sehingga air yang keluar dari unit
ini akan bebas dari ion-ion negatif kecuali ion-ion hidroksil (OH-). Pada
jenis ini, listrik yang bekerja adalah positif dan bersifat menukar Anion-
Anion. Penukar ion setelah dipakai dapat mengalami kejenuhan dan
berdasarkan reaksinya yang reversible (bolak-balik) maka apabila penukar
ion sudah jenuh dapat dikembalikan keaktifannya dengan sebutan
Regenerasi.
14
2.1.4 Resin
2. Selektivitas
Sifat ini merupakan suatu sifat resin penukar ion yang menunjukan
aktifitas pilihan atas ion tertentu. Hal ini karena penukar ion merupakan suatu
proses stoikhiometrik dan dapat balik (reversible) dan memenuhi hukum kerja
massa. Faktor yang yang menentukan selektivitas terutama adalah gugus
ionogenik dan derajat ikat Secara umum selektivitas penukaran ion dipengaruhi
oleh muatan ion dan jari-jari ion. Selektivitas resin penukar ion akan menentukan
dapat atau tidaknya suatu ion dipisahkan dalam suatu larutan apabila dalam
larutan tersebat terdapat ion-ion bertanda muatan sama, demikian juga dapat atau
tidaknya ion yang telah terikat tersebut dilepaskan.
4. Porositas
5. Kestabilan resin
Kestabilan penukar ion ditentukan juga oleh mutu produk sejak dibuat.
Kestabilan fisik dan mekanik terutama menyangkut kekuatan dan ketahanan
gesekan. Ketahanan terhadap pengaruh osmotik, baik saat pembebanan maupun
regenerasi, juga terkait jenis monomernya. Kestabilan termal jenis makropori
biasanya lebih baik daripada yang gel, walau derajat ikat silang serupa. Akan
tetapi lakuan panas penukar kation makropori agak mengubah struktur kisi ruang
dan porositasnya. Proses penukar ion antara lain:
Penukar ion awal co-flow selama operasi, larutan mengalir dari atas ke
bagian bawah kolom, dan regeneran menggunakan jalur yang sama.
2.1.4 Mixbed
Kation yang ada dalam air akan ditukarkan/diambil dengan kation resin
sedangkan anion dalam air akan dipertukarkan dengan anion resin.
Peneliti :
Hadi Saroso
Kajian Penelitian :
Hasil penelitian ini adalah instruksi kerja mengenai waktu injeksi kimia
sudah tidak relevan untuk diaplikasikan dan harus diganti dengan fungsi level
pemakaian bahan kimia, dikarenakan peralihan peralatan pompa keejector dan
perlu diberi saran yang telah ada. Jumlah HCl yang terserap resin adalah 1687,21
kg. Jumlah NaOH yang terserap resin adalah 1318,77 kg. Hasil dari perhitungan
bahan kimia secara manual memiliki nilai pemakaian bahan kimia secara manual
memiliki niali dari pemakaian bahan kimia yang paling efesien dari perhitungan
rekomendasi NALCO dan instruksi kerja dengan jumlah NaOH 2000 kg dan HCl
2000 kg dan dapat menghemat sekitar Rp. 1.165.400,00 untuk sekali regenerasi.
20
Peneliti :
Kajian Penelitian :
Permasalahan:
Banyak nya ion yang terkandung dalam air sungai seperti Calsium,
Magnesium, dan Natrium. Dan ion yang paling dominan pada air sungai
yaitu ion Calsium.
Menyebabkan: Dampak:
- Kerusakan pada peralatan. - Mengurangi
Ion yang masih ada dalam air efisiensi kerja
demin dapat menyebabkan kerak peralatan dan
atau endapan mineral pada memperpendek
peralatan seperti boiler, pipa, masa pakainya.
dan alat pengolahan lainnya. - Mengurangi
- Keruskan pada produk. kualitas produk.
Jika air demin yang
mengandung ion digunakan
dalam proses produksi, ion
tersebut dapat terbawa dan
menyebabkan kontaminasi pada
produk akhir.
Solusi:
Dilakukan proses pertukaran ion atau demineralisasi dengan tujuan
menghilangkan ion yang ada pada air pada mixbed polisher.
Hasil penelitian:
- Mengetahui berapa banyak ion Calsium yang ada pada resin.
- Mengetahui kualitas air setelah dilakukan proses regenerasi pada
mixbed polisher.
a. Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu :
1. Lapangan
No Alat Kegunaan
1 Tangki HCl dan NaOH Sebagai tempat menyimpan larutan
HCl dan NaOH yang dipakai saat
regenerasi
2 Tangki Mixbed Polisher Alat yang digunakan untuk
menghasilkan air dengan
kemurnian yang tinggi yang
didalamnya ada resin kation dan
anion
3 Pompa HCl dan NaOH Digunakan untuk mengalirkan HCl
dan NaOH
21
22
2. Laboratorium
No Alat Kegunaan
1 Beaker glass Sebagai wadah untuk larutan atau
sampel air
2 Pipet volume Mengukur volume tepat dari sampel air
3 Erlenmeyer Wadah yang digunakan untuk
melakukan reaksi kimia
4 Conductivity meter Untuk mengukur konduktivitas air
5 pH meter Untuk mengukur tingkat keasaman dan
kebasaan (pH)
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah :
No Bahan Kegunaan
1 HCl Digunakan untuk meregenerasi resin
kation dengan menggantikan ion – ion
yang telah diserap oleh resin dengan
ion hidrogen
2 Air Digunakan sebagai sampel pengujian
pada laboratorium untuk mengetahui
kualitas air.
3 NaOH Digunakan untuk meregenerasi resin
anion dengan menggantikan ion – ion
yang telah diserap oleh resin dengan
ion hidroksida
4 Resin Digunakan untuk menghilangkan ion
seperti calsium, magnesium dan
natrium yang ada pada air.
23
b. Di Laboratorium
1. Pengujian Conductivity
a) Air diambil dari tangki mixbed
b) Beaker glass dipersiapkan, kemudian air dari tangki mixbed
dimasukkan ke dalam beaker glass
c) Air dimasukkan ke dalam botol vial
d) Botol vial dimasukkan ke alat penguji conductivity
e) Hasil dibaca pada alat conductivity
24
2. Pengujian SiO2
a) Air diambil dari tangki mixbed
b) Masukkan nomor program yang tersimpan untuk silika, tekan:
PGRM, layar akan menampilkan “PGRM?”
c) Dua buah sampel cell di isi dengan 10 ml sampel
d) 15 tetes molybdate 3 reagent ditambahkan kedalam masing masing
sampel, kemudian di aduk
e) Tekan : TIMER, biarkan sampel selama 4 menit
f) Setelah timer berbunyi, satu buah reagent citric acid powder pillow
ditambahkan kepada masing – masing sampel, kemudian diaduk
g) Slayar akan menampilkan timer 1 menit, enter ditekan
h) Setelah timer berbunyi, satu amino acid ditambahkan pada salah
satu sampel cell. (sampel cell tanpa amino acid merupakan blanko).
3. Pengujian pH
a) Air dari tangki mixbed diambil sebanyak 100ml, kemudian
dimasukkan ke dalam beaker glass
b) pH meter dikalibrasi
c) Air pada beaker glass dicelupkan ke pH meter, lalu ditunggu
hingga angka konstan
d) Setelah angka pH meter konstan, nilai dibaca pada pH meter
Normalitas
Molaritas = ....(3.3)
Valensi
+¿
H
Jumlah mol Ca 2+
= Jumlah mol ¿
2
....(3.5)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Tabel 4. 1 Data Untuk Mengkonversi Ca2+
Mixbed
Flow air Temperatur Conduktivity SiO2
No (m3/jam) (oC) pH μS/cm (ppm) Ca+ (ppb)
1 ppb=0,001 ppm
ppb/1000= ppm
Data I
0,001 ppm −4
0 , 2 ppb × =2.10
1 ppb
Lakukan perhitungan yang sama untuk data 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8
25
26
Mixbed
Flow air Temperatur Conduktivity SiO2
No (m3/jam) (oC) pH μS/cm (ppm) Ca+ (ppm)
H1 X V1 = H2 X V2
32% X V1 = 5% X 1000 L
V1 = 156,2 L
% × Bj ×1000
N=
Be
gr ml
5 % ×1 , 19 ×1000
ml l
N=
gr
36 ,5
ek
27
N = 163,0137 N
N = M × Valensi
163,0137 N =M × 1
M = 163,0137 M
Karena setiap ion Ca2+ akan bereaksi dengan 2 ion H+, kita perlu membagi
jumlah mol ion H+ dengan faktor 2 untuk mendapatkan jumlah mol ion Ca 2+
yang terikat pada resin.
+¿
H
Jumlah mol Ca2+ = Jumlah mol ¿
2
25427,883 mol
Jumlah mol Ca2+ =
2
28
Konversi jumlah mol ion Ca2+ menjadi jumlah partikel ion Ca2+
Karena setiap ion Ca2+ mengandung satu partikel ion, jumlah mol ion Ca 2+
juga akan menjadi jumlah partikel ion Ca2+
Mixbed
Flow air Temperatur Conduktivity SiO2
No (m3/jam) (oC) pH μS/cm (ppm) Ca2+ (ppb)
4.3 Pembahasan
5.2 Saran
Perlu dilakukan pembaruan resin kation dikarenakan resin sudah
mengalami kejenuhan, perlu dilakukan kalibrasi rutin terhadap conductivity meter
pada indikator kontrol, untuk meminimalisir hasil produksi air demin yang berada
di luar standar, perlu dilakukan update prosedur kerja berkala, pemantauan
pemakaian resin dan larutan kimia guna regenerasi resin.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
32
Rachmansyah, F., Utomo, S.B dan Sumardi. 2014. Perancangan dan Penerapan
Alat Ukur Kekeruhan Air Menggunakan Metode Nefelometrik pada
Insalasi Pengolahan Air dengan Multi Media Card (MMC) sebagai Media
Penyimpanan (Studi Kasus di PDAM Jember), 2(1), 17-21.
Suriaman, E,Juwita, 2008. Jurnal Penelitian Mikrobiologi Pangan “Uji Kualitas
Air“ Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negri Alang.
Triono, M. O. 2018. Access Clean Water In The Community Of Surabaya City
And Their Bad Impacts Clean Water Access To Surabaya Community
Productivity. JIET.
Utility Department. 2022. Utility Overview WTP. PT Domas Agorinti Prima.
Wardhana, W. 2006. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Jakarta: PPSML
UI.
Yuniarti, B. 2007. Pengukuran Tingkat Kekeruhan Air Menggunakan
Turbidimeter Berdasarkan Prinsip Hamburan Cahaya. Skripsi.
Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
LAMPIRAN
33
34