RESTI FEBRIANI
JAKARTA
2023 M/ 1444 H
1
PENENTUAN MIGRASI TOTAL PADA SAMPEL KEMASAN
MULTILAYER DENGAN MENGGUNAKAN SIMULAN ASAM
ASETAT 3% DAN ETANOL 20%
Oleh
RESTI FEBRIANI
NIM : 11200960000087
JAKARTA
2023 M/ 1444 H
2
LEMBAR PENGESAHAN
20%
NIM : 11200960000087
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Kemasan,
i
IDENTITAS MAHASISWA
NIM : 11200960000087
Sumatera Baarat
ii
IDENTITAS UNIVERSITAS
Hidayatullah Jakarta
iii
IDENTITAS LEMBAGA PKL
Website : www.bbkk.kemenperin.go.id
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
Industri Kimia, Farmasi, dan Kemasan ini. Shalawat serta salam semoga selalu
dilimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Laporan Praktik Kerja
20%”.
1. Pak Jerry Dhion Priyanto, A. Md. selaku pembimbing I yang telah membantu
berlangsung.
2. Ibu Yulyani Nur Azizah, M.Si. selaku pembimbing II yang telah membantu
3. Bapak Dr. La Ode Sumarlin, M. Si. selaku Ketua Program Studi Kimia
4. Bapak Nashrul Hakiem, S.Si., M.T., PhD. Selaku Dekan Fakultas Sains dan
v
5. Seluruh Staff Laboratorium Kemasan Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan
Jasa Industri Kimia, Farmasi, dan Kemasan yang telah membimbing dan
memberikan motivasi, serta bersedia membantu dalam hal teknis maupun non
6. Kedua Orang Tua dan Keluarga yang telah memberikan dukungan baik
7. Puspa, Bunga, Inayah, Chika, Rifki, Nisya, Mala, Nisa, Aisyah, Fiki, Najiah,
Itsna, Laily, Septy, dan Resta selaku teman seperjuangan dalam Praktik Kerja
8. Semua pihak yang terlibat yang telah membantu selama persiapan dan
dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik bahan, data,
maupun teknik penyajian serta keterbatasan ilmu dan kemampuan yang dimiliki.
Oleh karena itu demi perbaikan laporan, saya akan menerima kritik dan saran
Akhir kata, semoga penyusunan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
vi
Resti Febriani
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................x
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................4
KEADAAN UMUM BALAI BESAR STANDARISASI DAN PELAYANAN JASA
INDUSTRI KIMIA, FARMASI DAN KEMASAN.......................................................4
2.1. Sejarah......................................................................................................4
BAB III...........................................................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................13
3.1. Kemasan Pangan...................................................................................13
viii
3.3. Polietilen (PE)........................................................................................17
BAB IV............................................................................................................................19
METODE PENELITIAN..............................................................................................19
4.1. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................19
4.3.1. Alat..........................................................................................................19
4.3.2. Bahan.......................................................................................................19
4.3. Skema Penelitian...................................................................................20
BAB VI............................................................................................................................26
SIMPULAN DAN SARAN............................................................................................26
6.1. Kesimpulan............................................................................................26
6.2. Saran.......................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................27
Lampiran 1. Timeline PKL.............................................................................................30
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Pangan akan lebih awet dan aman apabila dikemas dengan baik dan benar.
Banyak jenis, bentuk, dan ukuran kemasan yang telah tersedia, mulai dari yang
paling sederhana seperti kertas hingga yang paling modern seperti polivinil.
semua bahan pengemas aman dikonsumsi pada pangan, kemasan harus memenuhi
untuk melindungi produk dari penyebab kerusakan luar seperti cahaya, oksigen,
kelembaban, mikroba atau serangga serta bisa mempertahankan mutu dan nilai
pengemasan yaitu harus didesain dengan bentuk dan ukuran yang cocok dengan
desain grafisnya yang mampu menarik pembeli. Kemasan tidak hanya dituntut
untuk memenuhi fungsi-fungsi dasar, akan tetapi saat ini suatu kemasan juga
dituntut untuk ramah lingkungan dan turut aktif dalam memberikan perlindungan
Fenomena adanya kontak kemasan pangan dengan bahan pangan menjadi hal
1
yang berasal dari kemasan kedalam produk pangan khususnya kemasan yang
berbahan dasar logam, kaca, keramik, karet, plastik dan kertas (BPOM, 2005).
Sumber bahan atau senyawa atau zat yang memiliki potensi bermigrasi ialah
serta logam berat dalam kadar tertentu dapat larut dalam makanan padat, cair
Pada penelitian ini di lakukan penentuan migrasi total pada sampel kemasan
multilayer dengan menggunakan simulan asam asetat 3% dan etanol 20% dengan
acuan Peraturan BPOM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan. Untuk
khusus. Kemasan atau wadah yang diuji jenis multilayer yaitu paper dengan
lapisan PE menggunakan simulan asam asetat 3% dan etanol 20%, pada suhu 5oC
3. Bagaimana efek yang terjadi jika hasil migrasi total melebihi kadar yang
2
3. Membandingkan hasil pengujian migrasi total dengan Peraturan BPOM
skills.
sehari-hari.
keindonesiaan.
dan ketelitian tentang kemasan pangan agar aman digunakan dan tidak
3
BAB II
KEADAAN UMUM BALAI BESAR STANDARISASI DAN
PELAYANAN JASA INDUSTRI KIMIA, FARMASI DAN
KEMASAN
2.1. Sejarah
memberikan pelayanan jasa teknis bidang kimia dan kemasan berupa litbang
Onderzokingen dengan alamat Jl. Karang Anyar, Jakarta Pusat. Lalu tahun 1950
berubah nama menjadi Balai Penyelidikan Industri dan pada tahun 1960 Badan
Industri dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian, lalu tahun 1971 Balai
Industri Kimia, oleh Departemen Perindustrian. Pada tahun 1980 berganti nama
menjadi Balai Besar Industri Kimia (BBIK) dibawah Badan Penelitian dan
4
diarahkan pada penelitian dan pengembangan sektor Industri Kimia, Khususnya
Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur lalu tahun 2002 berganti nama menjadi Balai
Besar Kimia dan Kemasan (BBKK). Pada tahun 2022 berganti nama menjadi
Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia, Farmasi, dan
2.2.1. Visi
3. Reformasi Birokrasi
2.2.2. Misi
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh
warga
5
2.3. Tugas dan Fungsi
2.3.1. Tugas
kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Standarisasi dan Kebijakan
2.3.2. Fungsi
teknologi informasi;
produk industri kimia dan kemasan, serta kegiatan kalibrasi mesin dan
peralatan;
dan
6
5. Pelayan teknis dan administrasi kepada semua un/sur di lingkungan
BBSPJIKFK.
MSE
Pelaporan
7
Kepala Sub Bagian Umum : Estika Arianti, SE
Teknis
Standardisasi
Inkubasi
8
2.5. Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas yang dimiliki oleh Balai Besar Standarisasi Pelayanan
Farmasi dan Kemasan kurang lebih 8000 m2 yang terdiri dari tujuh gedung dengan
Instrumen
Fisika
Mikrobiologi
2.5.2. Laboratorium
9
2.5.3.Peralatan/Instrumentasi
Kemasan memiliki peralatan laboratorium meliputi alat untuk penguji plastik, alat
untuk pengujian kemasan, alat untuk pengujian pestisida, dan alat untuk pengujian
logam.
tester, Autostrain, Alat ukur densitas, Heat gradient tester, Alat uji uap,
Kromatografi gas).
(Alat uji jatuh, Alat uji Tekan, dan Alat uji getar).
High volume air sampler, Water quality checker, Vibration meter, dan
10
4. Alat Pengujian Pestisida
High volume air sampler, Water quality checker, Vibration meter, dan
reactor 1L, 2L, dan 5 galon, Thin film destination, dan Solid liquid extractor.
Kimia, Farmasi dan Kemasan (UPP BBSPJIKFK) merupakan unit kerja non
pelayanan publik yang merupakan tugas pokok dan fungsi dari Balai Besar
1. Transparan. Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak
peraturan perundang-undangan.
11
4. Partisipatif. Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
masyarakat.
5. Kesamaan Hak. Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras,
yang berlaku.
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
tidak. Pada dasarnya peran utama kemasan dalam industri pangan ialah untuk
kelembaban, mikroorganisme, serangga, debu, emisi gas, tekanan, dan lain lain
(Taspirin, 2013).
1. Fungsi protektif, bisa melindungi suatu produk dengan baik dari bahaya
mengenai produk yang dikemas. Selain itu perpaduan warnan dan desain dari
merupakan bahan yang paling banyak digunakan. Plastik bersifat mudah dibentuk,
dan fleksibilitas yang tinggi serta visual yang menarik menjadi salah satu alasan
penggunaan plastik lebih banyak dibandingkan jenis kemasan yang lain. Plastik
tersusun atas berbagai jenis bahan yaitu polietilen (PE), polipropilen (PP),
13
polyester (PET, PC, PEN), ionomer, etilen vinil asetat (EVA), poliamida (PA),
butadiene (SB), akrilonitril butadiene stirena (ABS), etilen vinil alkohol (EVOH),
2011).
Zat atau bahan yang dilarang dan diperbolehkan digunakan oleh Industri
Pangan diatur dalam Peraturan Badan POM No. 20 Tahun 2019 tentang Kemasan
migrasi (Lampiran II).
IV).
Migrasi ialah proses terjadinya perpindahan suatu zat dari bahan pembentuk
kemasan pangan kedalam produk makanan. Perpindahan yang terjadi dari suatu
kualitas produk yang dikemas, yaitu mempengaruhi aroma, bau serta rasa dari
14
Migrasi atau perpindahan yang terjadi pada suatu kemasan terbagi menjadi
dua, yaitu migrasi total dan spesifik migrasi. Migrasi total adalah semua hasil
tersebut berbahaya atau tidak bagi kesehatan manusia. Sumber bahan, jenis
senyawa dan zat yang bermigrasi dari suatu kemasan dapat berupa residu reaksi
plasticizer, filler) serta logam-logam berat termigrasi (Pb, Cd, Hg, Cr6+).
Sedangkan pada migrasi spesifik yaitu komponen yang berpindah dari suatu
2020).
kemasan dengan produk, suhu kontak antara kemasan dengan produk, luas
permukaan kontak, dan bahan pangan yang agresif. Semakin lama kontak antara
makanan dengan kemasan plastik, semakin tinggi jumlah bahan kimia yang
terjadi migrasi. Tipe pangan juga berpengaruh terhadap migrasi yang dihasilkan.
(Irawan, 2013).
Makanan (BPOM) No. HK. 03.1.23.07.11.6664 tahun 2011, standar EU, dan
standar Hygiene. Selain itu, ada beberapa Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
telah diterbitkan untuk beberapa jenis kemasan pangan, seperti SNI 7323-2008 :
15
Botol Plastik untuk AMDK, SNI 12-4259-2004 : Gelas Plastik untuk AMDK dan
SNI 8218-2015 : Kertas dan Karton Untuk Kemasan Pangan (Ristika, 2018).
bergantung pada bentuk kemasan dan jenis kemasan. Pengujian ini dilakukan
dengan makanan untuk waktu dan suhu tertentu dan penentuan senyawa yang
sulit. Karena alasan inilah dalam banyak kasus simulasi kondisi migrasi terjadi,
(Arvanitoyannis, 2013)
yang mirip dengan kategori makanan. Simulan yang paling sering digunakan
yaitu:
- Air, untuk makanan berair dengan pH lebih tinggi dari 4,5 termasuk minuman
tidak beralkohol atau minuman beralkohol dengan kadar alkohol lebih rendah
dari 5% volume.
- Asam asetat 3%, untuk makanan berair asam pH di bawah 4,5 contohnya
(Cruz, 2013).
16
Simulan pangan untuk menguji migrasi senyawa kimia dari makanan
simulasi pangan dalam hal migrasi keseluruhan atau migrasi tertentu. Batas
melepaskan ke makanan. Batas migrasi spesifik diterapkan pada zat individu dan
merupakan plastik yang paling umum digunakan saat ini, terutama digunakan
untuk kemasan (kantong plastik, film plastik, wadah termasuk botol, dll.). Pada
2017, lebih dari 100 juta ton resin polietilen diproduksi setiap tahun,
tetapi memiliki keuletan dan kekuatan impak yang tinggi serta gesekan yang
rendah. Penerapan komersial polietilen dibatasi oleh titik lelehnya yang rendah
polietilen densitas menengah dan tinggi, titik lelehnya dalam kisaran 120 hingga
130°C (248 hingga 266 °F). Titik leleh untuk rata-rata polietilen densitas rendah
17
komersial biasanya 105 hingga 115°C (221 hingga 239 °F). Suhu ini sangat
bervariasi dengan jenis polietilen, tetapi batas atas teoritis leleh polietilen
dilaporkan 144 hingga 146°C (291 hingga 295°F). Pembakaran biasanya terjadi di
tekanan suhu tinggi, dan secara struktural plastik paling sederhana. Tergantung
pada suhu, tekanan, katalis polimerisasi, kisaran kepadatan rendah, sedang, dan
densitas tinggi (HDPE) adalah dua polietilen yang paling banyak digunakan
dalam industri makanan. LDPE tahan panas, lembam, bebas bau, dan menyusut
saat dipanaskan. LDPE adalah penghalang kelembaban yang baik tetapi relative
permeabel terhadap oksigen dan merupakan penghalang bau yang buruk, lebih
murah daripada kebanyakan film. LDPE juga digunakan untuk shrink atau stretch-
wrapping. HDPE lebih kuat, lebih tebal, kurang fleksibel, dan lebih rapuh dari
LDPE dan penghalang yang lebih baik untuk gas dan kelembaban. Kemasan yang
terbuat dari HDPE tahan air, memiliki sobekan dan tusukan yang tinggi resistensi,
18
BAB IV
METODE PENELITIAN
Kemasan Balai Besar Standarisasi Pelayanan Jasa Industri Kimia, Farmasi dan
Kemasan yang berada dikawasan Jalan Balai Kimia No. 1, Pekayon, Pasar Rebo,
Jakarta Timur dimulai pada tanggal 02 Januari 2022 sampai dengan 28 Februari
2023.
4.3.1.Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu, gelas beaker 250 mL, freez
er, oven, necara analitik, desikator, gelas ukur 100 mL, gegep, nampan dan
hotplate.
4.3.2.Bahan
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kemasan cup jenis
multilayer yaitu paper dengan lapisan PE, asam asetat 3% dan etanol 20%.
19
4.3. Skema Penelitian
Sampel
multilayer
Preparasi sampel
Diuapkan
Diovenkan, Ditimbang
(bobot tetap residu)
Hasil
setelah itu, dimasukkan kedalam oven suhu 1050C - 1100C selama 1 jam.
20
Kemudian gelas beaker didinginkan dalam desikator hingga gelas beaker benar-
kembali kedalam oven 1050C dan diulangi langkah sebelumnya hingga diperoleh
bobot tetap gelas beaker kosong dengan selisih maksimal 0,0005 gram.
menggunakan dua simulan yaitu asam asetat 3% dan etanol 20%, digunakan asam
lalu 2 buah cup dimasukkan masing-masing 100 mL asam asetat 3% lalu 2 cup
lagi untuk 100 mL etanol 20% dilakukan duplo dan dilakukan juga blanko untuk
asam asetat 3% dan etanol 20% (diberi tanda ketinggian cairan untuk diukur luas
selama 1 jam. Setelah 1 jam simulan dipisahkan dari sampel dengan dimasukkan
kedalam gelas beaker yang telah diketahui bobot tetapnya lalu diuapkan dengan
hotplate sampai kering. Setelah itu dimasukkan kedalam oven 105oC selama 2 jam
setelah itu dimasukkan kedalam desikator selama 1 jam dan ditimbang lalu
21
BAB V
Bobot Tetap
Bobot Tetap
Gelas Beaker Berat Migrasi
Simulan Gelas Beaker %RPD
Kosong + Residu (mg/dm2)
Kosong
Residu
Asam asetat 130.3799 130.3788 0.0010 0.0301
39.84%
3% 125.5763 125.5754 0.0009 0.0201
Blank Asam
127.1603 127.1696 0.0007 - -
asetat 3%
127.7810 127.7796 0.0014 0.1304
Etanol 20% 20.69%
125.1004 125.1987 0.0017 0.1605
Blank
125.9771 125.9770 0.0001 - -
Etanol 20%
Tabel 1. Hasil Pengujian Migrasi Total
5.1. Penentuan Bobot Tetap Gelas beaker Kosong
analisis adalah uji gravimetri. Secara khusus, simulan diuapkan (dalam kasus
volatile simulan) atau dihilangkan (minyak) dan zat sisa, atau bahan sampel
berat, yang melibatkan pembentukan, isolasi dan pengukuran berat dari suatu
ingin diketahui dari komponen-komponen lain yang terdapat dalam suatu sampel
hubungan antara berat sampel yang hendak dianalisis, massa atom relatif, massa
molekul relatif dan berat endapan hasil reaksi. Analisis gravimetri bisa dilakukan
22
Gelas beaker dicuci bersih dikeringkan dan dimasukkan kedalam oven
dengan suhu 1050C selama 1 jam hal ini bertujuan untuk menguapkan sisa air
serta pengotor-pengotor lain agar tidak mempengaruhi berat gelas beaker saat
gelas beaker kering dan tidak menyerap uap-uap air atau pengotor lainnya yang
Uji migrasi adalah penetapan pelepasan zat dari bahan atau barang baik ke
simulan makanan dipilih berdasarkan makanan yang diteliti, spesimen bahan yang
diteliti (mis. polimer, logam, dll.) bersentuhan dengan simulan makanan dalam
Pangan, Kemasan multilayer yaitu paper dengan lapisan PE untuk kemasan atau
wadah pangan berair digunakan simulan fraksi ekstrak asam asetat 3% dan etanol
20%, pada suhu 5oC dengan waktu pengontakan selama 1 jam. Pengontakkan
metode dengan menuangkan langsung simulan ke dalam kemasan yang akan diuji,
Sampel yang digunakan adalah paper cup dengan lapisan PE berbentuk gelas
biasanya digunakan untuk pangan berair. Digunakan asam asetat 3 % dan etanol
23
20% karena kemasan digunakan untuk makanan berair untuk yang mengandung
alkohol ataupun tidak. Sesuai dengan yang ditulis dalam Cruz tahun 2013 bahwa
asam asetat 3%, digunakan untuk makanan berair asam pH di bawah 4,5 dan
etanol dengan konsentrasi 10, 15, 20 dan 50 %, untuk produksi produk alkohol.
dengan suhu sesuai dengan suhu pengkondisian yaitu 50C selama 1 jam, karena
sesegera mungkin dimasukkan kedalam gelas beaker yang telah diketahui bobot
tetap kosongnya untuk meminimalkan adanya kontak lebih lama antara sampel
desikator agar tidak menyerap uap-uap air dan pengotor lainnya. Penimbangan
harus dilakukan ketika gelas beaker sudah benar-benar dingin, karena suhu akan
dengan cara membagi bobot residu dengan luas kontak dengan sampel sehingga di
24
Pengujian pada kemasan pangan dilakukan agar dapat diketahui kadar zat
mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kemasan pangan tersebut pada
kesehatan manusia. Selain itu pengujian pada kemasan pangan dilakukan untuk
nilai migrasi di bawah baku mutu yang telah ditetapkan pada Peraturan BPOM
Nomor 20 Tahun 2019 tentang yaitu untuk ambang batas migrasi total ini yaitu
maks10 mg/dm2 atau 60 bpj. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel yang
telah memenuhi syarat regulasi BPOM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan
Pangan.
25
BAB VI
6.1. Kesimpulan
asam asetat 3% dan etanol 20% pada suhu 5 oC selama 1 jam kemudian
3. Sampel memiliki nilai migrasi di bawah baku mutu yang telah ditetapkan
pada Peraturan BPOM Nomor 20 Tahun 2019 tentang yaitu untuk ambang
batas migrasi total ini yaitu 10 mg/dm2 atau 60 bpj. Sehingga sampel yang
Kemasan Pangan.
6.2. Saran
yang digunakan adalah gravimetri, sehingga proses penentuan bobot tetap harus
dilakukan seteliti mungkin agar diperoleh hasil yang akurat. Pada preparasi
sampel contoh uji, dibutuhkan ketepatan waktu dan suhu pengkondisian kemasan
sehingga tidak mempengaruhi nilai hasil yang akan diperoleh. Semakin lama
26
migrasi menjadi lebih besar. Oleh karena itu, pengangkatan sampel harus
27
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, Suryo & Guntarti Supeni. (2013). Karakterisasi Migrasi Kemasan dan
Peralatan Rumah Tangga Berbasis Polimer. Jurnal Kimia dan Kemasan,
35(2) : 105-112.
Ristika Andrieti. (2018). Migrasi Kemasan Pangan. Jakarta : Balai Besar Kimia
dan Kemasan. Diakses pada
http://bbkk.kemenperin.go.id/page/bacaartikel.php?
id=FH64Fr2buA4Pr2d4_2m0a9an O0N9HHjmhLEuFmMthiU,
Ristika Andrieti. (2020). Bahaya pada Kemasan Pangan. Jakarta : Balai Besar
Kimia dan Kemasan. Diakses pada :
http://bbkk.kemenperin.go.id/page/bacaartikel.php?
id=Bh4fAN5U5aoO3ZeyZmY2nFV1yWFpGRNk0gCgEgwNcmI,
28
Lampiran 1. Timeline PKL
29
10 13 Januari 2023 Preparasi sampel plastik monolayer dan preform
untuk pengujian logam termigrasi Pb, Cd, Hg, dan
Cr6+ dan preparai sampel melamin untuk pengujian
global migrasi.
11 16 Januari 2023 Preparasi sampel untuk pengujian logam termigrasi
kromium heksavalen (Cr6+).
12 17 Januari 2023 Preparasi sampel untuk pengujian logam termigrasi
menggunakan simulan asam asetat 4% dan simulan
air. Pengujian logam termigrasi kromium heksavalen
(Cr6+) sampel menggunakan spektrofotometer UV-
Vis.
13 18 Januari 2023 Preparasi sampel uji logam termigrasi multilayer
menggunakan asam asetat 4% dengan pengkondisian
suhu 600C selama 30 menit,
14 19 Januari 2023 Preparasi sampel cup jenis multilayer dengan
simulan asam asetat 3% dan etanol 20 % pada
pengkondisian suhu 50C selama 1 jam dan
menguapkan sampel
15 20 Januari 2023 Menentukan bobot tetap residu sampel.
16 24 Januari 2023 Preparasi sampel untuk pengujian logam termigrasi
Pb, Cd, Hg, dan Cr6+.
17 25 Januari 2023 Preparasi sampel jenis multilayer dengan simulan
asam asetat 3% dan etanol 50 % pada pengkondisian
suhu 400C selama 10 hari
18 26 Januari 2023 Preprasi sampel untuk PET pengujian logam
termigrasi menggunakan simulan air (suhu 1210C, 2
jam) dan heptana (suhu 660C, 2 jam).
19 27 Januari 2023 Melakukan ektraksi kloroform dan menguapkannya
serta memasukan ke oven 1050C
20 30 Januari 2023 Preparasi sampel jenis multilayer dengan simulan
etanol 20 % pada pengkondisian suhu 400C selama
30
10 hari dan menguapkan sampel
21 31 Januari 2023 Melakukan ektraksi MPPO dengan menggunakan
dietil eter
22 01 Januari 2023 Preparasi sampel uji logam termigrasi multilayer
menggunakan asam asetat 4% dengan pengkondisian
suhu 600C selama 30 menit,
23 02 Januari 2023 WFH (Mengolah data penelitian dan mengerjakan
laporan penelitian).
Lampiran 2. Perhitungan
31
Lampiran 4. Dokumentasi
32
Pendinginan Penimbangan
33