Anda di halaman 1dari 10

UJI EFEKIVITAS SANITIZER DENGAN METODE CAKRAM DAN

SUMUR

PRAKTIKUM SANITASI DAN KEAMANAN PANGAN


Dosen :
Intan Nurul Azni, SKM, M.Si
Muhammad Fajri Romadhan, S.Si., M.Si

Kelompok 2
Suci Rahmadani (2019349015)
Putri Saskia (2017340067)
Hafidzu (2017340046)
Fillipe Sebastian (2017340044)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
JAKARTA
2019
Abstrak

Sanitizer merupakan zat antiseptik yang didalamnya terdapat alkohol


dengan persentase 60-95%. Menurut Food and Drug Administration (FDA), Hand
sanitizer dapat menghilangkan kuman kurang dari 30 detik. Bakteri Escherichia coli
secara normal berada di saluran pencernaan bagian bawah dan akan dapat berubah
menjadi patogen jika perkembangan kuman di dalam tubuh melebihi batas normal.
Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram positif mikrokokus yang sering
ditemukan pada telapak tangan. Metode yang digunakan adalah metode cakram dan
metode sumur dengan masing- masing 4 pengulangan dalam cawan petri, medium
yang dipakai adalah PCA. Zat aktif antimikroba pada merk dagang Dettol adalah
Kloroksilenol (4-kloro-3,5-Dimethylphenol) adalah disinfektan yang representatif
dan antiseptik. Zat aktif antimikroba pada merk dagang Byclin adalah Natrium
Hipoklorit (NAClO). Detol efektif membunuh bakteri terlihat dari zona bening pada
metode cakram dengan luas 0.71 cm2, 0.13cm2 0.055 cm2, 0.43 cm2 pada sampel S.
aureus, 4.48 cm2, 0.13 cm2, 1.70 cm2, 3.07 cm2 pada sampel E. coli meskipun pada
metode sumur tidak terdapat zona bening, hal ini metode sumur kurang efektif
untuk pengujian efektivitas sanitizer. Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan
bahwa Dettol efektif membunuh bakteri dan byclin tidak memiliki efektivitas
membutuhkan bakteri

Abstract

Sanitizer is an antiseptic substance in which there is alcohol with a


percentage of 60-95%. According to the Food and Drug Administration (FDA),
Hand sanitizers can eliminate germs in less than 30 seconds. Escherichia coli
bacteria are normally in the lower digestive tract and will be able to turn into
pathogens if the development of germs in the body exceeds normal limits.
Staphylococcus aureus is a micro focus grampositive bacteria that is often found on
the palm of the hand. The method used is the disc method and the well method with
each of 4 repetitions in a petri dish, the medium used is PCA. The antimicrobial
active ingredient in the Dettol trademark is Chloroxylenol (4-chloro-3,5-
Dimethylphenol) is a representative disinfectant and antiseptic. The antimicrobial
active ingredient in the Byclin trademark is Sodium Hypochlorite (NAClO). Detol
effectively kills bacteria seen from the clear zone in the disk method with an area
of 0.71 cm2, 0.13cm2 0.055 cm2, 0.43 cm2 in the S. aureus sample, 4.48 cm2, 0.13
cm2, 1.70 cm2, 3.07 cm2 in the E. coli sample even though the well method is not
there is a clear zone, this well method is less effective for testing the effectiveness
of sanitizers. Based on experiments it can be concluded that Dettol effectively kills
bacteria and byclin has no effectiveness in requiring bacteria.

Keyword: Sanitizer, E. coli, S. aureus


PENDAHULUAN

Zat antibiotik kemoterapeutik yang idealnya hendaknya memiliki sifat-sifat


sebagai berikut: harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat
mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macam mikroorganisme
yang dipengaruhi makin baik. Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-
bentuk resiten parasit. Tidak menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki
pada inang, seperti reaksi alergis, kerusakan pada saraf, iritasi pada ginjal atau
saluran gastrointestin. Tidak melenyapkan flora mikroba normal pada inang.
Gangguan terhadap flora normal dapat mengacaukan keseimbangan alamiah
sehingga memungkinkan microbe yang biasanya nonpatogenik atau bentuk-bentuk
patogenik yang semula dikendalikan oleh flora normal (Irianto 2006)
Sanitizer merupakan zat antiseptik yang didalamnya terdapat alkohol
dengan persentase 60-95%. Menurut Food and Drug Administration (FDA), Hand
sanitizer dapat menghilangkan kuman kurang dari 30 detik. Alkohol yang
terkandung pada hand sanitizer memiliki kemampuan aktivitas bakteriosida yang
baik terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif. Selain itu, hand sanitizer juga
mengandung bahan antibakterial seperti triklosan atau agen antimikroba lain yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada tangan seperti Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus (Srikartika 2016).
Bakteri Escherichia coli secara normal berada di saluran pencernaan bagian
bawah dan akan dapat berubah menjadi patogen jika perkembangan kuman di
dalam tubuh melebihi batas normal. Dampak yang muncul pada penderita ialah:
menurunnya berat badan dan kondisi tubuh, pertumbuhan terhambat, dan jika tidak
segera ditangani dapat menimbulkan kematian . Escherichia coli dapat menyebar
melalui debu yang terkontaminasi atau melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi ataupun tangan yang terkontaminasi feses (Ginns, 2000).
Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram positif mikrokokus yang sering
ditemukan pada telapak tangan. Genus stafilokokus sedikitnya memiliki 30 spesies.
Tiga spesies utama yang memiliki kepentingan klinis adalah Staphylococcus
aureus, Staphylococcus epidermidis, dan staphylococcus saprophyticus.
Staphylococcus aureus bersifat koagulase-positif, yang membedakannya dari
spesies lainnya. S.aureus adalah patogen utama pada manusia (Jawetz, 2008).
BAHAN DAN METODE

2.1 Bahan dan Alat

Sampel sanitizer (Detol dan bayclin), Suspensi bakteri (Staphylococcus


aureus, Eschericia coli), sampel air, aquades, kertas cakram, PCA

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, cawan petri stril, tip mikropipet,
lampu spritus

2.2 Metode

Metode Cakram
MEDIA PCA + Sampel
Bakteri 2.5
mL/250mL

tuangkan ke dalam cawan petri


steril hingga membeku

kertas cakram dicelupkan ke dalam


sanitizer yang telah diencerkan
lalu diletakkan sebanyak 4 buah
dalam satu cawan yang telah berisi
bakteri.

Inkubasi selama 2 hari


Metode Sumur
MEDIA PCA + Sampel
Bakteri 2.5
mL/250mL

tuangkan ke dalam cawan petri


steril hingga membeku

Media di bolongkan dengan


mikropipet sebanyak 4 buah dalam
satu cawan yang telah berisi
bakteri.

Tuangkan Sanitizer kedalam


lubang cakram

Inkubasi selama 2 hari


HASIL DAN PEMBAHASAN

Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa


antibakteri dapat berupa perusakan dinding sel dengan cara menghambat
pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk, perubahan
permeabilitas membran sitoplasma sehingga menyebabkan keluarnya bahan
makanan dari dalam sel, perubahan molekul protein dan asam nukleat,
penghambatan kerja enzim, dan penghambatan sintesis asam nukleat dan protein.
Di bidang farmasi, bahan antibakteri dikenal dengan nama antibiotik, yaitu suatu
substansi kimia yang dihasilkan oleh mikroba dan dapat menghambat pertumbuhan
mikroba lain. Senyawa antibakteri dapat bekerja sebagai bakteristatik, bakterisidal,
dan bakterilitik (Julianti 2014)
Percobaan ini menggunakan suspensi bakteri Staphylococcus aureus dan
Eschericia coli yang sudah dilrutkan dengan media PCA lalu dituangkan ke dalam
cawan petri. Staphylococcus aureus merupakan mikroba flora normal yang terdapat
pada permukaan tubuh; seperti pada permukaan kulit, rambut, hidung, mulut dan
tenggorokan. Staphylococcus aureus banyak mencemari pangan karena tindakan
yang tidak higienis dalam penanganan pangan (Adam and Moss 1995). Escherichia
coli merupakan flora normal yang terdapat pada saluran pencernaan hewan dan
manusia. Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang banyak
menimbulkan gangguan kesehatan manusia (Doyle et al. 2001).
Zat aktif antimikroba pada merk dagang Dettol adalah Kloroksilenol (4-
kloro-3, 5-Dimethylphenol) adalah disinfektan yang representatif dan antiseptik.
Merupakan senyawa antimikroba yang digunakan untuk mengendalikan bakteri,
ganggang, dan jamur dalam perekat, emulsi, cat, dan tangki pencuci, digunakan
juga oleh lembaga kesehatan seperti rumah sakit atau klinik. Kloroksilenol
mempunya rumus molekul dengan rumus: C8H9ClO. Kloroksilenol adalah bahan
aktif sabun antibakteri seperti Dettol dan salep. Kloroksilenol dapat sebagai
antibakterial karena gangguan membran sel potensi. Kloroksilenol tidak signifikan
beracun untuk manusia dan mamalia, tidak beracun untuk burung namun cukup
beracun untuk invertebrata expose tawar dan sangat beracun untuk ikan.
Kloroksilenol (CH9ClO) dapat membunuh bakteri dengan mengganggu membran
sel bakteri yang akan menurunkan kemampuan membran sel untuk memproduksi
ATP sebagai sumber energi. Kloroksilenol mempunyai spektrum antimikroba yang
luas, sehingga efektif digunakan untuk bakteri gram positif dan gram negatif, jamur,
ragi dan lumut. Kloroksilenol memiliki keunggulan dalam hal toksisitas dan sifat
korosif yang rendah. Kloroksilenol dapat memicu iritasi ringan pada kulit dan dapat
memicu alergi reaksi pada beberapa individu. Sensitivitas dengan Kloroksilenol
adalah umum. Biasanya Kloroksilenol digunakan di rumah tangga dengan kemasan
berisi larutan Kloroksilenol berkonsentrasi 4,8 % w/v. Diantaranya kegunaan
Kloroksilenol adalah Sebagai pembunuh kuman dan bakteri, penghilang bau,
antiseptik, pewangi, pembersih lantai sampai menghilangkan ketombe dan
memghilangkan jamur.

Zat aktif antimikroba pada merk dagang Byclin adalah Natrium Hipoklorit
(NAClO) yaitu suatu larutan lemah dari pemutih rumah tangga 2%, digunakan utuk
membersihkna peralatan pengolahan makanan yang akan dibersihkan dengan
larutan yang mengandung pemutihlarutan tersebut tidak melebihi 200 bagian per
juta (ppm) klor tersedia (misalnya, satu sendok makan pemutih rumah tangga khas
yang mengandung natrium hipoklorit 5,25%, per galon air). Jika konsentrasi yang
lebih tinggi digunakan, permukaan harus dibilas dengan air minum setelah sanitasi.
Pengenceran pemutih rumah tangga dengan air (1 bagian pemutih dengan 4 bagian
air) efektif terhadap banyak bakteri dan beberapa virus, serta sering disinfektan
pilihan dengan pembersih permukaan di rumah sakit (terutama di Amerika Serikat).
Larutan ini korosif, dan perlu benar-benar dihilangkan setelah itu, sehingga
desinfeksi pemutih kadang-kadang diikuti dengan disinfeksi etanol.

Tabel 1 Analisis zat antimikroba terhadap bakteri S.aureus dan E.coli


Sampel Diameter zona bening Luas zona bening Keterengan
S. aureus (cm) E. coli (cm) S. aureus (cm2) E. coli (cm2)
Bayclin, Tidak ada Tidak ada Tidak
cakram - - efektif
Bayclin, Tidak ada Tidak ada Tida efektif
sumur - -
Detol, 1.0, 0.5 2.5, 0.5 0.71, 0.13 4.84, 0.13 Membunuh
Cakram 0.4, 0.8 1.5, 2.0 0.055, 0.43 1.70, 3.07 bakteri
Detol, Tidak ada Tidak ada - - Tidak
sumur efektif

Contoh perhitungan:
Luas zona = (πr2)2 – (πr2)1

= 3.14 (0.5)2 – 3.14 (0.15)2


= 0.71435
= 0.71 cm2
r2 = jari-jari zona bening (cm)
r1 = jari-jari kertas cakram (0.15 cm)
Sampel yang digunakan pada praktikum adalah Bayclin dan Dettol. Dettol
digunakan sebagai antiseptik sedangkan bayclin digunakan sebagai desinfektan.
Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh
atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti
pada permukaan kulit dan membran mukosa. Antiseptik berbeda dengan antibiotik
dan disinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme di
dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada
benda mati, hal ini disebabkan antiseptik lebih aman diaplikasikan pada jaringan
hidup, daripada disinfekta penggunaan disinfektan lebih ditujukan pada benda mati,
namun antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi jaringan kemungkinan dapat
dialihfungsikan menjadi disinfektan (Irianto 2016).
Daya hambat sanitizer dilihat dari zona hambat yang terbentuk zona bening
pada biakan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Diameter Daya
Hambat (DDH) menunjukkan sifat dari disinfektan dan antibakteri dengan beberapa
tingkatan yaitu: diameter > 20 mm menunjukkan daya hambat sangat kuat, diameter
10-20 mm menunjukkan daya hambat kuat diameter 5-10 mm menunjukkan daya
hambat cukup (medium) serta diameter < 5 mm menujukkan daya hambat lemah
(David & Dyer 2011). Hal tersebut berarti hand sanitizer yang tidak menghasilkan
zona hambat atau DDH yang dihasilkan 0 maka hand sanitizer tersebut tidak
memiliki sifat daya hambat terhadap bakteri uji. Daya hambat tersebut dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu : Perbedaan utama dari bakteri Escherichia coli
dan Staphylococcus aureus ini terletak pada perbedaan susunan dinding selnya
dimana bakteri gram positif didominasi oleh peptidoglikan yang tebal yaitu hingga
90%, sedangkan dinding sel bakteri gram negatif hanya mengandung peplidoglikan
15 hingga 20%. Senyawa peptidoglikan tersebut bersifat polar sehingga mudah
larut pada etanol. Sampel mengandung zat aktif alkohol dengan kadar 60 - 70%
yang bersifat sama dengan etanol sehingga Aktivitas penghambatan senyawa
tersebut dapat dilihat pada besarnya DDH dari mikroba uji yang bersifat gram
positif (Staphylococcus aureus). Penghambatan ini efektif pada bakteri tersebut
karena lapisan peplidoglikan yang tebal terebut mudah larut pada alkohol (Eka &
Rini 2018). Dalam kemasan bayclin dianjurkan melarutkan 30 ml bayclin ke dalam
2 Liter air yang efektif membersihkan jamur sehingga tidak terdapat zona bening
pada cawan petri karena tidak efektif membunuh bakteri, hal ini juga berkaitan
dengan pengenceran, bayclin mampu membunh bakteri apabila tidak diencerkan.
Detol dianjurkan melarutkan 6 mL ke dalam 120 mL air untuk antisetik. Detol
efektif membunuh bakteri terlihat dari zona bening pada metode cakram dengan
luas 0.71 cm2, 0.13cm2 0.055 cm2, 0.43 cm2 pada sampel S. aureus, 4.48 cm2, 0.13
cm2, 1.70 cm2, 3.07 cm2 pada sampel E. coli meskipun pada metode sumur tidak
terdapat zona bening, hal ini metode sumur kurang efektif untuk pengujian
efektivitas sanitizer.
SIMPULAN
Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa Detol efektif membunuh
bakteri dan byclin tidak memiliki efektivitas membutuhkan bakteri

DAFTAR PUSTAKA
Adam MR, Moss MO. 1995. Food Microbiology. The Royal Society of
Chemistry. Cambridge
David L, Dyer , 2011, Alcohol-Free Instan Hand sanitizer Reduces
Elementary Scoool Illness Absenteeism, Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Doyle MP, Beuchat LR, Montville TJ. 2001. Food Microbiology. ASM
Press, Washington DC.
Eka, Rini, 2018. Uji Daya Hambat Berbagai Merek Hand Sanitizer Gel
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus. Journal
of Parmaceutical Science and Clinical Research, 18-26
Ginns, C.A., 2000, Colonization on the respiratory tract by a virulent
strainof Avian E, Coli Requires carriage of conjungatitive plasmid, Infection and
immunity, Annual Meeting of the American Educational Research Association, J.
Science Vol,13 (68), New York.

Irianto,K .2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme.


Yogyakarta(ID): Yramawidya
Jawetz, E, et al. 1996. Mikrobiologi Klinik, Jakarta (ID): Buku Kedokteran
EGC.
Juliantina F.dkk. Manfaat Sirih Merah (Piper Crocatum) sebagai Agen Anti
Bakterial terhadap Bakteri Gram positif dan Gram Negatif .J. Kedokteran dan
Kesehatan Indonesia
Srikartika, P., Netti, S., Eliza, A., 2016, Kemampuan Daya Hambat Bahan
Aktif Beberapa Merek Dagang Hand Sanitizer Terhadap Pertumbuhan
Stapylococcus aureus, Jurnal Kesehatan, Vol 5 no,3, Andalas.
LAMPIRAN

Metode Sumur

Metode Cakram

Anda mungkin juga menyukai