Anda di halaman 1dari 6

UJI MIKROBA PADA AIR DISPENSER DI SEKRETARIAT FATEPAKES

PRAKTIKUM SANITASI DAN KEAMANAN PANGAN


Dosen :
Intan Nurul Azni, SKM, M.Si
Muhammad Fajri Romadhan, S.Si., M.Si

Kelompok 2
Suci Rahmadani (2019349015)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
JAKARTA
2019
Abstrak

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air adalah semakin
tingginya tingkat pencemaran air, baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri, sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air, khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Bakteri coliform merupakan flora
normal pada saluran pencernaan manusia, bakteri ini muncul sejak mulai
dimasukkannya makanan ke dalam saluran pencernaan. Pada dewasa, flora normal
pada usus manusia, 96% dihuni oleh bakteri anaerob. Sisa 1- 4% dihuni oleh bakteri
fakultatif aerob. Coliform juga golongan yang digunakan sebagai indikator
terhadap bakteri Eschricia coli. Sampel air yang diuji dari sekret Fatepakes diambil
1 ml lalu dituangkan merata pada cawan petri yang sudah berisi PCA, Lalu
diinkubasi dengan suhu 30oC selama 48 jam. Berdasarkan percobaan diperoleh rata-
rata koloni adalah 47/ml, berdasarkan SNI 7388-2009 koliform <2/100 ml, hal ini
memungkinkan air di Sekretariat tercemar mikrobiologis.

Abstract

The main problem that must be faced in water treatment is the high level
of water pollution, both pollution originating from domestic and industrial
wastewater, so that new efforts continue to be made to obtain water sources,
especially for the fulfillment of drinking water that meets the requirements has been
established. Coliform bacteria are normal flora in the human digestive tract, these
bacteria appear since the introduction of food into the digestive tract. In adults,
normal flora in the human intestine, 96% inhabited by anaerobic bacteria. The
remaining 1-4% is inhabited by facultative aerobic bacteria. Coliform is also a class
that is used as an indicator of Eschricia coli bacteria. Water samples tested from
Fatepakes Office were taken 1 ml and then poured evenly on a petri dish containing
PCA, then incubated at 30oC for 48 hours. Based on experiments obtained an
average colony of 47 / ml, based on SNI 7388-2009 coliform <2/100 ml, this allows
water in the Secretariat to be contaminated with microbiology.

Keyword: Coliform, Water, E.coli

PENDAHULUAN

Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena


makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk
melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan
berbagai reaksi kimia tingkat seluler. Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat
penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam
menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan kualitatif
maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran
(Sukmayati 2008)
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air adalah semakin
tingginya tingkat pencemaran air, baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri, sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air, khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Standar air minum di Indonesia
mengikuti standar WHO yang dalam beberapa hal disesuaikan dengan kondisi di
Indonesia. Pada tahun 2002, Departemen Kesehatan RI telah menetapkan kriteria
kualitas air secara mikrobiologis, melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. 907
tahun 2002 bahwa air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri coliform
dan Escherichia coli. Sedangkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-
3553-2006, air minum dalam kemasan selain tidak boleh mengandung bakteri
patogen yaitu Salmonella dan Pseudomonas aeruginosa, juga tidak boleh
mengandung cemaran mikroba lebih besar dari 100 koloni/ml (Irianto 2006)
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan air minum adalah produksi air
minum isi ulang yang pada saat ini telah berkembang pesat di seluruh daerah di
Indonesia, utamanya di perkotaan seiring dengan pertumbuhan industri air dalam
kemasan. Usaha ini ditempuh untuk memberikan pilihan bagi masyarakat untuk
mendapatkan air minum yang baik ditengah-tengah semakin mahalnya harga air
minum dalam kemasan. Sebagai air minum, air minum isi ulang harus memenuhi
persyaratan kualitas yang telah ditetapkan. Hampir di setiap jalan terdapat depo
yang menjual air minum isi ulang. Namun kualitas air minum isi ulang masih
diragukan karena diduga dapat terkontaminasi mikroba patogen jika penanganan
dan pengolahannya kurang baik. Pemeriksaan kualitas bakteriologis air minum
dalam kemasan termasuk air minum isi ulang harus dilakukan pemeriksaan
cemaran bakterinya secara berkala. Dalam lampiran Kepmenkes No. 907 tahun
2002 ditetapkan bahwa pemeriksaan kualitas bakteriologi air minum dalam
kemasan dan air minum isi ulang disebutkan bahwa pemeriksaan bakteriologis air
baku untuk air minum harus dilakukan setiap 3 bulan sekali sedangkan untuk air
minum yang siap dimasukkan ke dalam kemasan minimal 1 kali setiap bulan (Radji
2006).
.

2 BAHAN DAN METODE


2.1 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah sampel air, aquades,PCA. Alat yang


digunakan adalah tabung reaksi, cawan petri stril, tip mikropipet, lampu spritus

2.2 Metode

Sampel air yang diuji dari sekret Fatepakes diambil 1 ml lalu dituangkan
merata pada cawan petri yang sudah berisi PCA, Lalu diinkubasi dengan suhu 30oC
selama 48 jam.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bakteri coliform merupakan flora normal pada saluran pencernaan manusia,
bakteri ini muncul sejak mulai dimasukkannya makanan ke dalam saluran
pencernaan. Pada dewasa, flora normal pada usus manusia, 96% dihuni oleh bakteri
anaerob. Sisa 1- 4% dihuni oleh bakteri fakultatif aerob. Coliform juga golongan
yang digunakan sebagai indikator terhadap bakteri Eschricia coli. Oleh karena itu,
hingga terdapat pemeriksaan serologis spesifik terhadap bakteri Eschericia coli,
bakteri coliform dapat dianggap sebanding dengan Eschericia coli. Kelompok
bakteri coliform antara lain Eschericia coli, Enterobacter aerogenes, dan
Cirobacter fruendii. Keberadaan bakteri ini dalam air minum juga menunjukkan
adanya bakteri patogen lain misalnya Shigella yang bisa menyebabkan diare hingga
muntaber. Semakin sedikit kandungan coliform maka kualitas air semakin baik
(Pelczar dan Chan 2006).
Uji mikrobiologis adalah salah satu kriteria untuk menentukan kualitas air
minum. Jika menunjuk pada standar uji mikrobiologis pada air minum, maka setiap
air minum tidak diperkenankan mengandung bakteri apapun. Menurut WHO
maupun KEMENKES, bakteri coliform dan Eschericia coli merupakan standar
utama untuk uji mikrobiologi terhadap air minum sekaligus menjadi penyebab
tersering infeksi saluran gastrontestinal

Tabel 1 Jumlah koloni mikroba pada sampel air.


Sampel air Jumlah koloni/ml Rata- rata koloni/ml
Cawan 1 68 47
Cawan 2 26

Sampel yang digunakan pada praktikum adalah air dispenser yang ada di
Sekretariat Fatepakes dilakukan dengan mengambil 1 ml lalu dituang ke dalam
cawan petri yang berisi PCA tanpa pengenceran terlebih dahulu, karena diduga
terlalu sedikit untuk dihitung. Dari hasil percobaan diperoleh jumlah rata-rata
koloni adalah 47 koloni/ml. Berdasarkan SNI 7388-2009 batas maksimum ALT
awal 1 x 102 koloni/ml, ALT akhir 1 x 105 koloni/ml, APM koliform <2/100 ml,
Salmonella sp negatif/100 ml, Pseudomonas aerugiosa 0 koloni/ml. bakteri yang
diperoleh dari percobaan tidak diketahui jenis bakerinya karena tidak ada pengujian
lebih lanjut untuk pengujian spesifik. Sebagai indikator pencemaran air jumlah
koliform tidak boleh <2/100ml hal ini memungkinkan air di Sekretariat sudah
tercemar mikrobiologi dan tidak layak diminum. Akan tetapi banyak kemungkinan
dari perlakuan praktikum akan kontaminasi dan bakteri spesifik yang tidak
diketahui tidak bisa dikatakan tercemar atau tidak. Sesuai standar yang diterapkan
oleh WHO dan KEMENKES, setiap 100 ml sampel air minum yang diperiksa,
kadar maksimal bakteri total coliform dan Eschericia coli dalam sampel tersebut
adalah nol.

SIMPULAN
Berdasarkan percobaan diperoleh rata- rata koloni adalah 47/ml,
berdasarkan SNI 7388-2009 koliform <2/100 ml, hal ini memungkinkan air di
Sekretariat tercemar mikrobiologis.

DAFTAR PUSTAKA
Irianto,K .2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme.
Yogyakarta(ID): Yramawidya
Pelczar dan Chan.2006. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press
Radji M. 2006, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi Edisi 2.
Departemen Farmasi FMIPAUI, Depok.
Sukmayati, Iswanati. 2008 Pengembangan Model Proses Filtrasi dan
Desinfeksi yang Mempengaruhi Kualitas Air Minum Isi Ulang. J. Kesehatan

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai