Anda di halaman 1dari 36

PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SAWIT

SEBAGAI MEDIA CAMPURAN BAHAN BAKAR DIESEL


DENGAN REAKTOR PIROLISIS

TUGAS AKHIR

Oleh :

RANDI
19TKM426

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan


guna menyelesaikan program Diploma Tiga
Program Studi/Jurusan Teknik Kimia Mineral

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I


POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL : PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA


SAWIT SEBAGAI MEDIA CAMPURAN BAHAN
BAKAR DIESEL DENGAN REAKTOR PIROLISIS
NAMA MAHASISWA : RANDI
NOMOR STAMBUK : 19TKM426
PERGURUAN TINGGI : POLITEKNIK ATI MAKASSAR
PROGRAM STUDI/JURUSAN : TEKNIK KIMIA MINERAL

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Idi Amin, ST., M. Si Sri Diana, SS., M.Ed.


NIP : 19731124 200112 1 001 NIP : 19731112 200212 2 001

Mengetahui :

Direktur Ketua Jurusan Teknik Kimia


Politeknik ATI Makassar Mineral

Ir. Muhammad Basri. MM Andi Arninda, ST., M.Si.


NIP : 19680406 199403 1 003 NIP : 19771030 200604 2 001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diterima oleh Panitia Ujian Akhir Program Diploma Tiga (D3) yang
ditentukan sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Politeknik ATI Makassar
Nomor : 562 tahun 2021 tanggal 5 April 2021 yang telah dipertahankan di depan
Tim Penguji pada hari Kamis tanggal 16 September 2021 sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik Kimia Mineral Pada Politeknik ATI
Makassar.

PANITIA UJIAN :

Pengawas : 1. Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian R.I.

2. Direktur Politeknik ATI Makassar

Ketua : Andi Arninda, ST., M.Si (………………………...)

Sekretaris : Syardah Ugra Al Adawiyah, S.Pd., M.Sc (………………………...)

Penguji I : Andi Arninda, ST., M.Si (………………………...)

Penguji II : Syardah Ugra Al Adawiyah, S.Pd., M.Sc (………………………...)

Penguji III : Ibrahim, ST., MM (………………………...)

Pembimbing I : DR. Idi Amin, ST., M.Si (………………………...)

Pembimbing II : Sri Diana, SS., M.Ed (………………………...)

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Nama : RANDI
NIM : 19TKM426
Program Studi : Teknik Kimia Mineral

Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti dan dapat dibuktikan sesuai
dengan hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia bahwa tugas akhir saya
adalah hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut tanpa melibatkan institusi Politeknik ATI Makassar atau orang lain.

Makassar, 8 Februari 2022

Yang menyatakan,

(RANDI)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa Sawit Sebagai Media
Campuran Bahan Bakan Diesel Dengan Reaktor Pirolisis”

Penulis selama ini mampu menyusun Tugas Akhir ini berkat dukungan serta
bantuan dari segala pihak, maka dari itu penulis menghaturkan rasa terimakasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Ayahanda Hardin Paca S.H.,M.H. dan Ibunda Masta Tabba S.Ag. selaku kedua
orang tua penulis beserta keluarga besar yang senantiasa memberikan doa,
restu, kasih sayang, dukungan moral, dan materi selama penulis menjalani
perkuliahan khususnya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Muhammad Basri, M.M., selaku Direktur Politeknik ATI Makassar
beserta jajarannya yang telah memberikan arahan dan bimbingan.
3. Ibu Andi Arninda, ST., M.Si., selaku ketua Jurusan Teknik Kimia Mineral yang
telah memberikan arahan selama berkuliah di Politeknik ATI Makassar.
4. Ibu Dra Hj. Hartini M.Si sebagai penasehat akademik yang telah memberikan
arahan dan bimbingan tentang progres akademik selama 3 tahun di Politeknik
ATI Makassar.
5. Bapak DR. Idi Amin, ST., M. Si selaku dosen Pembimbing I dan ibu Sri Diana,
SS., M.Ed selaku Pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Segenap dosen Teknik Kimia Politeknik ATI Makassar atas motivasi, dan ilmu
yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan di Politeknik ATI Makassar.
7. Sahabat Fauzia, Indah Putri Fibrianti, Abdul Khalik, Fariz Dwi Agusta, Reza Dwi
Ramadhan yang telah bersedia membantu penulis dan menjadi teman
refreshing dan diskusi penulis selama mengerjakan Tugas Akhir.
8. Nur Afifah Mustafa, Gian Farica, Fitra Ramadani, Riska Yanti, Nurhikma,
Luthfina Haryutwinita, dan Luthfia Haryutwinia yang sudah bersama
menemani sejak awal perkuliahan hingga saat ini.
9. Anu family yang telah memberikan waktu luangnya membantu penulis dari
masa SMA hingga saat ini.
10. Rekan-rekan seperjuangan Angkatan 19 (KALIUM) atas semua semangat,
motivasi, dukungan dan bantuannya selama masa perkuliahan terkhusus
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namun telah membantu dan
berjasa dalam terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Penulis sepenuhnya menyadari banyaknya kekurangan pada Tugas Akhir
ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua terlebih kepada penulis. Aamiin.

v
Penulis sepenuhnya menyadari banyaknya kekurangan pada Tugas Akhir ini. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua terlebih kepada penulis. Aamiin.

Makassar, 2 Februari 2022

(RANDI)

vi
ABSTRAK

RANDI. 2022. Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa Sawit Sebagai Media


Campuran Efektivitas Bahan Bakar Diesel Dengan Rektor Pirolisis. Di bawah
bimbingan IDI AMIN sebagai Pembimbing I dan SRI DIANA sebagai Pembimbing II.

Dalam pembuatan briket biomassa dibutuhkan perekat yang mengandung


lignosulfat, pati, dolomit, tepung, dan beberapa jenis minyak nabati lainnya akan
memadatkan partikel-partikelnya. Adapun jagung hibrida mengandung pati yang
tinggi yang diharapkan dapat menjadi substitusi perekat pada briket biomassa.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan
biji jagung hibrida sebagai perekat pada kualitas briket biomassa kulit kopi, sekam
padi, dan serbuk gergaji. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Instrumentasi
dan Pengendalian Proses dan Laboratorium Teknologi Pengolahan Mineral
Politeknik ATI Makassar pada 4 – 6 Februari 2022. Penelitian ini dilakukan dengan
metode eksperimental melalui tahap pengeringan, pengarangan dan densifikasi.
Hasil briket selanjutnya di analisa proksimat dan uji kalor untuk mengetahui
kualitas briket sesuai standar nasional maupun internasional. Setiap hasil analisa
akan dibandingkan antara variasi perekat jagung hibrida yaitu sebanyak 3%; 5%
dan 7% pada setiap briket biomassa agar diketahui kualitasnya.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dengan parameter variasi
penambahan perekat Jagung Hibrida yaitu sebanyak 3%, 5%, dan 7% diperoleh
sampel yang optimal yaitu briket kulit kopi 7%, briket sekam padi 5%, dan briket
serbuk gergaji 5%; 7%. Pada hasil analisa diperoleh masing-masing kadar air
8,9462%; 5, 6624%; 2,9588%; 4,3231%. Selanjutnya pada analisa kadar abu
diperoleh masing-masing 2,304%; 1,4805%; 2,1368%; 2,1621%. Pada analisa
volatile matter diperoleh masing-masing 14,7079%; 21,6993%; 15,4481%;
14,3457%. Pada uji kalor masing-masing diperoleh 5779 cal/g; 5406 cal/g; 7788
cal/g; 7061 cal/g. Dari keempat parameter, penambahan biji jagung hibrida
sebagai perekat yang paling berpengaruh adalah pada briket biomassa kulit kopi
7%, briket sekam padi 5%, dan briket serbuk gergaji 5%; 7%.

Kata Kunci: Perekat dari Jagung Hibrida, Briket Biomassa, Kulit Kopi, Sekam Padi,
Serbuk Gergaji

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR.............................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
ABSTRAK.........................................................................................................vii
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xii
DAFTAR ISTILAH..............................................................................................xiii
BAB I.................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian......................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...................................................................................................3
BAB II................................................................................................................1
A. Bahan Bakar Diesel...................................................................................................1
B. Tempurung Kelapa Sawit..........................................................................................1
C. Teknologi Pirolisis.....................................................................................................2
D. Kerangka Berfikir.......................................................................................................3
BAB III...............................................................................................................7
A. Tempat dan Waktu...................................................................................................7
B. Alat dan Bahan..........................................................................................................7
C. Jenis Penelitian.........................................................................................................7
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................7
E. Diagram Alir Penggujian............................................................................................9
F. Analisis Data.............................................................................................................9

viii
BAB IV.............................................................................................................10
A. Hasil........................................................................................................................10
B. Pembahasan...........................................................................................................10
BAB V................................................................................................................1
A. Kesimpulan...............................................................................................................1
B. Saran.........................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................3
LAMPIRAN........................................................................................................5

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Kulit Kopi.................................................................................7


Tabel 2.2 Komposisi Kimia Serbuk Kayu................................................................10
Tabel 2.3 Komposisi Kimia Jagung Berdasarkan Bobot Kering..............................13
Tabel 2.4 Spesifikasi Persyaratan Mutu Briket Arang Kayu...................................15
Tabel 4.1 Analisa Moisture.....................................................................................30
Tabel 4.2 Analisa Ash Content................................................................................30
Tabel 4.3 Analisa Volatile Matter...........................................................................31
Tabel 4.4 Analisa Caloric Value..............................................................................31

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kulit Kopi..............................................................................................6
Gambar 2.2 Sekam Padi...........................................................................................8
Gambar 2.3 Serbuk Gergaji......................................................................................9
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir...............................................................................20
Gambar 4.1 Grafik Kadar Air..................................................................................34
Gambar 4.2 Grafik Kadar Abu................................................................................35
Gambar 4.3 Grafik Volatile Matter........................................................................37
Gambar 4.4 Grafik Uji Kalor...................................................................................38

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 3.4.1.1.1 Hasil Pengeringan dan Pengayakan Jagung Hibrida….. 45


Lampiran 3.4.1.1.3 Penambahan Perekat Jagung Hibrida pada Briket
Biomassa Kulit Kopi, Sekam Padi, dan Serbuk
Gergaji......................................................................... 45
Lampiran 3.4.1.1.4 Penambahan Air pada Perekat Jagung Hibrida…….….. 45
Lampiran 3.4.1.2 Hasil Pengeringan dan pengayakan biomassa…………. 46
Lampiran 3.4.1.3 Hasil Pembentukan Briket Biomassa……………………….. 46
Lampiran 4.1.1.1 Data percobaan Kadar Air………………………………………. 47
Lampiran 4.1.1.2 Data percobaan Kadar Abu…………………………………..... 47
Lampiran 4.1.1.3 Data percobaan Volatile Matter…………………………..... 51
Lampiran 4.1.1.4 Data Percobaan Caloric Value ………………………………… 52

xii
DAFTAR ISTILAH

Agraris : Keadaan dimana profesi penduduk suatu


negara sebagian besar adalah Bertani.
Cetane Number : Ukuran untuk menunjukan kualitas bahan
bakar diesel.
Coal Gasification : Proses untuk mengubah batu bara padat
menjadi gas batu bara yang mudah
terbakar.
Condensible : Dapat dikondensasi.
Gasifikasi : Proses perubahan bahan bakar padat
secara termokimia menjadi gas.
Heavy Machinery : Mesin Berat.
Hidrokarbon : Senyawa yang terdiri dari unsur karbon
(C) dan unsur hidrogen (H).
Partial Oxidation : Oksidasi Parsial.
Pirolisis : Dekomposisi termokimia bahan organik
melalui proses pemanasan tanpa atau
sedikit oksigen atau pereaksi kimia
lainnya, di mana material mentah akan
mengalami pemecahan struktur kimia
menjadi fase gas.
Slurry Fuel : Bahan Bakar Bubur.
Spektrum : Keadaan atau harga yang tidak terbatas
hanya pada suatu set harga saja tetapi
dapat berubah secara tak terbatas di
dalam sebuah kontinum.
Uji Organoleptik : Cara pengujian dengan menggunakan
indra manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap
produk.

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterbatasan serta meningginya harga bahan bakar minyak menjadi

aspek utama permasalahan dunia yang sudah tidak asing, dari

permasalahan tersebut mendorong berbagai minat baru dalam

pengembangan bahan bakar minyak terbarukan. Dari sekian

pengembangan bahan bakar minyak tersebut khususnya bahan bakar

diesel, salah satunya ialah pengembangan berupa slurry fuel. Bahan bakar

slurry fuel ini adalah bahan bakar padat yang berukuran partikel sangat

halus (fine) yang dilarutkan oleh minyak diesel atau air dengan bantuan zat

aditif yang telah dikembangkan selama 18 tahun terakhir sebagai alternatif

bahan bakar minyak berbasis batubara.

Ketergantungan bahan bakar fosil sebagai sumber energi cukup

besar. Bahan bakar fosil tersebut digunakan hampir di seluruh sektor

kehidupan manusia sehingga konsumsi energi semakin meningkat dari

tahun ke tahun, kebutuhan bahan bakar fosil seirig dengan bertambahnya

jumlah manusia dari tahun ke tahun. Dalam laporannya, Kementerian

ESDM mencatat bahwa konsumsi energi final pada skenario dasar

diperkirakan tumbuh rata-rata 6,7% per tahun (ESDM, 2009). Pada akhir

tahun 2009, konsumsi energi final di Indonesia mencapai angka sekitar

1
893.756.219 BOE (ESDM, 2010). Di sisi lain, menipisnya cadangan sumber

energi fosil dan meningkatnya kerusakan lingkungan akibat penggunaan

energi fosil telah menjadi ancaman. cadangan minyak bumi yang ada

diproduksikan dengan tingkat produksi saat ini maka cadangan minyak

bumi segera habis (BPmigas, 2011). kondisi tersebut sangat merisaukan

sehingga sangat diperlukan penelitian yang intens untuk mengoptimalkan

dan menggunakan sumber energi terbarukan.

Salah satu sumber energi terbarukan yang dewasa ini menjadi

perhatian besar di banyak negara adalah biomasa. Potensi Indonesia

dalam menyediakan biomasa sangatlah besar mengingat status Indonesia

sebagai negara agraris yang menghasilkan produk pertanian dan kehutanan

yang melimpah tiap tahunnya. Dari sektor perkebunan Indonesia adalah

penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua didunia setelah Malaysia.

Dalam industri pengolahan kelapa sawit atau CPO (Crude Paim Oil) akan

diperoleh limbah industri (Purwanto, 2011). Limbah industri kelapa

sawit terdiri dari sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk

dalam produk utama atau merupakan hasil ikutan dari proses

pengolahan kelapa sawit. Limbah ini digolongkan menjadi limbah padat,

cair dan gas. Salah satu limbah dari industri kelapa sawit adalah cangkang

kelapa sawit, yang mana pemanfaatannya belum maksimal.

2
Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan penelitian tentang

pemanfaatan limbah tempurung kelapa sawit sebagai campuran bahan bakar

diesel guna meningkatkan efektivitas dari bahan bakar diesel itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan

masalah dalam penelitian ini bagaimana pemanfaat tempurung kelapa

sawit sebagai campuran bahan bakar diesel

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh campuran

tempurung kelapa pada bahan bakar diesel

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Manfaat penelitian bagi institusi yakni dapat menambah

pengalaman dan wawasan berkenaan dengan pengelolahan limbah

padat tempurung kelapa sawit sebagai bahan yang biasanya dibuang

tapi bisa digunakan untuk campuran bahan kabar diesel

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Manfaat penelitian ini bagi penelitian berikutnya yaitu dapat

menambahkan limbah apa lagi yang bisa digunakan untuk campuran

bahan bakar diesel

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bahan Bakar Diesel

Solar (diesel fuel) merupakan bahan bakar fosil yang mengandung

hidrokarbon antara 9 dan 27 atom karbon, dan juga sedikit mengandung

sulfur, nitrogen, oksigen, dan logam (Demirbas, 2009). Bahan bakar solar

diproduksi dari minyak mentah dan merupakan sumber energi yang tidak

dapat diperbaharui. Sebaliknya penggunaan bahan bakar solar setiap tahun

semakin meningkat. Bahan bakar solar digunakan untuk mesin-mesin

diesel, dimana keuntungan mesin diesel dibandingkan mesin bensin adalah

lebih efisien, lebih ekonomis, dan dapat digunakan untuk heavy machinery

(Akasyah dkk, 2015). Kelompok alkohol seperti halnya metanol, etanol,

propanol, dan butanol dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif

kendaraan. Telah banyak penelitian yang bertujuan untuk mengurangi

penggunaan bahan bakar fosil dengan menambahkan campuran alkohol,

khususnya etanol, metanol, dan butanol (Purwanto, 2011).

A. Tempurung Kelapa Sawit

Salah satu sumber energi terbarukan yang dewasa ini menjadi

perhatian besar di banyak negara adalah biomasa. Potensi Indonesia

dalam menyediakan biomasa sangatlah besar mengingat status Indonesia

sebagai negara agraris yang menghasilkan produk pertanian dan kehutanan

1
yang melimpah tiap tahunnya. Dari sektor perkebunan Indonesia adalah

penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua didunia setelah Malaysia.

Dalam industri pengolahan kelapa sawit atau CPO (Crude Paim Oil) akan

diperoleh limbah industri (Purwanto, 2011). Limbah industri kelapa

sawit adalah sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk dalam

produk utama atau merupakan hasil ikutan dari proses pengolahan

kelapa sawit. Limbah ini digolongkan menjadi limbah padat, cair dan gas.

Salah satu limbah dari industri kelapa sawit adalah cangkang kelapa sawit,

yang mana pemanfaatannya belum maksimal (Elykurniati, 2011).

Limbah cangkang kelapa sawit merupakan sumberdaya yang belum

banyak termanfaatkan sebagai minyak. Menjadikan limbah cangkang

kelapa sawit sebagai salah satu bahan yang ideal untuk diolah menjadi

minyak sebagai energi terbarukan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut guna dapat mengubah limbah tersebut menjadi sumberdaya yang

mempunyai nilai manfaat dan ekonomis yaitu dengan memanfaatkannya

sebagai minyak. Mc Hugh (2015) dalam penelitiannya menjelaskan Metode

dalam menghasilkan energy dari bahan bakar biomasa diantaranya adalah

Steam Methane Reforming (SMR), Partial Oxidation/Autothermal Reforming Of

Methane, Coal Gasification, Biomas Pirolisis/Gasification

B. Teknologi Pirolisis

Pirolisis adalah proses dekomposisi termokimia dari material organik,

yang berlangsung tanpa udara atau oksigen. Menurut Basu (2010), pirolisis

2
biomassa umumnya berlangsung pada rentang temperatur 300 °C sampai

dengan 600 °C. Produk dari proses pirolisis ini tergantung dari beberapa

faktor diantaranya temperatur pirolisis dan laju pemanasan. Secara umum

produk pirolisis dapat diklasifikasi menjadi tiga jenis yaitu :

1. Produk padat : berupa residu padat yang kaya kandungan

karbon (char)

2. Produk cair : berupa (tar, hidrokarbon, dan air)

3. Produk gas (CO, H2O, CO2, C2H2, C2H4, C2H6, C6H6 dll).

Pembakaran adalah suatu reaksi kimia antara bahan bakar dan

pengoksidasi (udara atau oksigen) yang menghasilkan panas dan cahaya.

Proses pembakaran ini dapat berlangsung jika ada : bahan bakar,

pengoksidasi (udara/oksigen) dan panas atau energi aktivasi (Wardana,

2008). Menurut Loo dan Koppejan (2008), proses pembakaran biomassa

melibatkan sejumlah aspek fisik dan kimia yang kompleks. Secara umum

proses pembakaran tergantung pada propertis dari bahan bakar dan

aplikasi pembakaran. Proses pembakaran ini dapat dibagi dalam beberapa

proses yaitu pengeringan, pirolisis, gasifikasi dan pembakaran. Proses

pembakaran secara keseluruhan dapat berlangsung secara kontinu, proses

pengeringan dan pirolisis/gasifikasi merupakan tahap awal pada proses

pembakaran bahan bakar padat.

C. Kerangka Berfikir

Bahan Bakar Diesel

Tempurung
3 Kelapa Sawit

Alat Reaktor Pirolisis


Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

Bahan bakar diesel pada umumnya adalah bahan bakar fosil yang

disebut solar. Selain bahan bakar fosil, ada juga bahan bakar dari minyak

nabati yang disebut Biodiesel. ”Kebutuhan masyarakat akan minyak bumi

menempati proporsi terbesar sebagai sumber energy penduduk, yakni

mencapai 54,4 persen, disusul gas bumi 26,5 persen” (Setyadi dan

Wibowo, 2015). Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu menghemat

minyak bumi sebisa mungkin, maka dari itu digunakanlah Biodiesel. Di

Indonesia, Biodiesel diproduksi dari minyak kelapa sawit, hal tersebut

dikarenakan Indonesia memiliki nilai produksi kelapa sawit yang melimpah

serta komposisi dari minyak kelapa sawit sangat mirip dengan bahan bakar

solar sehingga sebagian digunakan untuk dijadikan bahan bakar biodiesel.

Tidak hanya itu, bahan bakar biodiesel yang dihasilkanpun menghasilkan

gas buang yang lebih ramah lingkungan. Untuk menghasilkan hasil

pembakaran yang ramah lingkungan juga akan bergantung pada

karakteristik bahan bakar. Beberapa karakteristik bahan bakar motor diesel

yang paling utama diantaranya adalah berat jenis, Viskositas, Nilai Kalori,

Kandungan Sulfur, Daya Pelumasan, Titik Tuang, Titik Nyala, Angka Cetane

(Cetane Number), Kandungan Arang, Kadar Abu (Murni dan Fajar 2010).

Meningkatnya jumlah produksi kelapa sawit dapat menghasilkan

limbah padat berupa tempurung kelapa sawit. Setiap hektar kebun kelapa

4
sawit dapat menghasilkan 2-5 ton tempurung per tahun. Jumlah yang

cukup banyak ini menyebabkan limbah tempurung kelapa sawit memiliki

potensi sebagai polutan di daerah sekitar pabrik kelapa sawit. Tempurung

kelapa sawit tersusun dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan komponen

anorganik . Selulosa, hemiselulosa dan lignin merupakan senyawa dengan

kandungan karbon tinggi sehingga dapat digunakan sebagai material awal

arang aktif (Tjutju, 2005).

Reaktor pirolisis adalah alat pengurai senyawa – senyawa kimia yang

dilakukan dengan cara pemanasan tanpa tercampur dengan udara luar.

Sebuah reaktor adalah alat utama dalam proses pirolisis yang dimana

bahan baku diubah menjadi minyak. Cara kerja pada reaktor pirolisis ini

adalah dengan cara memasukan bahan melalui saluran masuk (hopper),

kemudian bahan tersebut akan dipanaskan didalam tungku reaktor yang

memiliki suhu sekitar 350°C - 480 °C, dan akan terjadi perubahan pada

plastik menjadi uap, cair, dan gas. Uap hasil pemanasan akan keluar

menuju proses selanjutnya dan uap cair sisa pemanasan akan keluar

kesaluran sisa proses pemanasan (Ramadhan dan Ali, 2016).

Uji nyala api adalah suatu prosedur analisis yang digunakan dalam

ilmu kimia untuk mendeteksi keberadaan unsur tertentu,

terutama ion logam, berdasarkan karakteristik spektrum emisi masing-

masing unsur. Warna nyala api secara umum juga bergantung pada

temperatur (Sanger dkk, 2004). Uji ini melibatkan introduksi sampel suatu

5
unsur atau senyawa ke dalam nyala api panas, tak berwarna, dan

mengamati warna nyala yang dihasilkan. Ide pengujian ini adalah bahwa

atom-atom sampel menguap dan karena panas, mereka mengemisikan

sinar ketika berada dalam nyala api. Sampel curah juga memancarkan

cahaya, tetapi cahayanya tidak baik untuk analisis. Sampel curah

memancarkan cahaya terutama karena pergerakan atom-atomnya,

sehingga spektrumnya lebar, yang terdiri dari rentang warna yang luas.

Oleh karena itu, nyala api menjadi berwarna, yang ditentukan terutama

oleh sifat-sifat unsur kimia yang dimasukkan ke dalam nyala. Uji nyala api

adalah percobaan yang relatif mudah dilakukan, sehingga sering

didemonstrasikan atau dilakukan dalam kelas sains di sekolah-sekolah.

Untuk keperluan analisis kualitatif anorganik, uji nyala api sering digunakan

sebagai uji pendahuluan, dan termasuk uji organoleptik (Landis dkk, 2009).

6
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Politeknik ATI Makassar pada

tanggal 1 Januari – 4 Januari 2022.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Reaktor Pirolisis

2. Bahan

a. Tempurung Kelapa Sawit

b. Oli bekas

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium yaitu dengan

menggunakan teknologi reactor pirolisis sebagai alat bantu mengubah

tempurung kelapa sawit menjadi cairan.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pengujian primer dan analisis . Data ini diperoleh melalui penelitian

langsung di Politeknik ATI Makassar.

1. Prosedur Kerja

a. Dijemur cangkang kelapa sawit di bawah sinar matahari.

7
b. Dibersihkan cangkang kelapa sawit yang telah kering dari

kotoran.

c. Disiapkan alat Reaktor Pirolisis dengan pemanan internal oli

d. Dimasukkan cangkang kelapa sawit ke alat Reaktor Pirolisis, lalu

dilakukan proses pirolisis dengan variasi temperature 350 °C,

450 °C, dan 550 °C.

e. Dimatikan alat dan ditunggu hingga dingin.

f. Hasil dari proses pirolisis terdapat tiga jenis padatan, gas, dan

cair. hasil cairan berupa minyak diambil dan padatan dan gas

dibuang.

g. Hasil berupa minyak tersebut lalu di campurkan dengan solar

dengan persentase campuran sebagai berikut:

1) Pengujian 1: Minyak cangkang kelapa sawit 10% (5 ml)

dicampur solar 90% (45 ml) dengan volume 50 ml.

2) Pengujian 2: Minyak cangkang kelapa sawit 20% (10 ml)

dicampur solar 80% (40 ml) dengan volume 50 ml.

3) Pengujian 3: Minyak cangkang kelapa sawit 30% (15 ml)

dicampur solar 70% (35 ml) dengan volume 50 ml.

4) Pengujian 4: Minyak cangkang kelapa sawit 40% (20 ml)

dicampur solar 60% (30 ml) dengan volume 50 ml.

5) Pengujian 5: Minyak cangkang kelapa sawit 50% (25 ml)

dicampur solar 50% (25 ml) dengan volume 50 ml.

8
6) Pengujian 6: Minyak solar 100% (50 ml) dengan volume 50 ml.

h. Dikukan Uji penyalaan.

E. Diagram Alir Penggujian

Cangkang Kelapa Sawit Perencanaan Reaktor


Pirolisis

Dijemur

Reaktor Pirolisis dengan


Pembersihan dari kotoran variasi temperatur 350 °C,
450 °C, dan 550 °C
F. Analisis Data

Pendingiinan

Padatan
Solar Hasil
Gas
Analisis data pada penelitian ini adalah melakukan pengamatan
Uji penyalaan Bahan bakar Minyak
langsung terhadap sampel dengan membandingkan konsentrasi campuran

tempurung kelapa pada solar dengan cara uji penyalaan dimana sampel

yang paling lama memiliki pengaruh terbaik.

BAB IV

9
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Data Hasil dari Alat Reaktor Pirolisis

Pada tabel 4.1 menunjukkan hasil dari alat reactor pirolisis untuk

berbagai variasi temperatur.

Volume Hasil Dari Reaktor Porolisis (°C)


Temperatur (°C)
Gas Cair Padat
350 23 46 31
450 29 58 12
550 31 54 12

2. Data Hasil Pengujian Lama Nyala Sampel

Pada tabel 4.2 menunjukkan hasil dari penujian lama nyala sampel

berbagai variasi campuran minyak cangkang kelapa sawit dengan solar.

NO Pengujian Lama Nyala (Menit)


1 Minyak Cangkang Kelapa Sawit 10% + Solar 90% 6,31
2 Minyak Cangkang Kelapa Sawit 20% + Solar 80% 6,32
3 Minyak Cangkang Kelapa Sawit 30% + Solar 70% 6,36
4 Minyak Cangkang Kelapa Sawit 40% + Solar 60% 6,56
5 Minyak Cangkang Kelapa Sawit 50% + Solar 50% 6,58
6 Solar 100% 6,3

B. Pembahasan

Pada penelitian ini, dilakukan pemanfaatan cangkang kelapa sawit

sebagai campuran bahan bakar diesel (Solar). Kelapa sawit adalah sejenis

tumbuhan penting penghasil minyak, baik minyak yang digunakan untuk

memasak, industri maupun bahan bakar minyak (biodisiel). Cangkang sawit

10
atau disebut juga palm kernel shell adalah bagian terkeras yang terdapat

pada buah kelapa sawit yang berfungsi melindungi isi (kernel) dari buah

sawit tersebut. Nilai ultimate dan proximate cangkang kelapa sawit dapat

diliat pada Lampiran 4.1.1.1.

Khaldun dkk (2010) mengatakan jika cangkang kelapa sawit mengandung

hemiselulosa 33,52%, selulosa 38,52 %, lignin 20,36 %, dan abu sebesar 3,92

% dengan teknologi pirolisis limbah biomassa yang mengandung

hemiselulosa dan selulosa akan diharapkan menghasilkan cairan minyak

untuk campuran bahan bakar untuk mesin diesel. Variasi bahan bakar adalah

sebagai berikut :

Hasil Variasi Temperatur Pyrolisis

550
Temperatur (°C)

Padat
450
Cair
Gas
350

0 10 20 30 40 50 60 70
Volume (%)

Suhu reaktor menjadi parameter yang sangat penting terhadap hasil

pirolisis cangkang kelapa sawit, terutama minyak hasilnya. Pengaruh suhu

dapat meningkatkan jumlah hasil pirolisis. Peningkatan temperature

11
kemungkinan dapat meningkatkan jumlah cairan atau minyak hasil sampai

volume maksimum, dan ketika suhu diturunkan maka jumlah cairan akan

turun. Laju reaksi dekomposisi tersebut seiring dengan peningkatan

temperature. Peningkatan jumlah minyak atau cairan karena kenaikan

temperature akan meningkatkan laju pemecahan rantai-rantai senyawa di

dalam bahan. Peningkatan temperature juga mempunyai efek yaitu kandungan

air dalam bahan dan minyak akan menguap secara cepat dengan jumlah yang

besar.

Untuk temperatur dibawah 450°C proses perekahan tidak terjadi secara

sempurna melainkan lebih banyak ke arah karbonisasi dibandingkan dengan

temperatur rektor diatas 450°C. Temperatur diatas 550°C akan menghasilkan

gas yang lebih banyak, sebab pada temperatur tersebut menghasilkan gas

non condensible. Variasi temperature didapat data jumlah padatan atau

arang akan berkurang seiring peningkatan temperature pirolisis. Hal itu terjadi

karena konversi pirolisis semakin cepat terjadi pada temperature yang lebih

tinggi. Viskositas minyak hasil pirolisis cangkang kelapa sawit pada

temperatur reaktor 450°C adalah 3.89 mm 2/sec, angka tersebut mendekati

viscositas dari minyak solar sebesar yang maksimal 4.5 mm2/sec

Pengujian bahan bakar campuran menunjukkan bahwa hasil dari

pengujian yang dilakukan pada diesel dengan pencampuran bahan bakar

minyak cangkang kelapa sawit dan solar diperoleh grafik semakin besar

persentase volume pencampuran maka waktu pemakaian bahan bakar

12
yang dikonsumsi semakin lama, kecuali pada saat prosentase volume

pencampuran 30% minyak cangkang kelapa sawit

Pengujian Konsumsi Bahan Bakar


6.65
6.6
6.58
6.55 6.56
Lama Nyala (Menit)

6.5
6.45
6.4
6.35 6.36
6.31 6.32
6.3 6.3
6.25
6.2
6.15
1 2 3 4 5 6
Nomor Pengujian

Hasil pengujian bahan bakar campuran cangkang kelapa sawit dengan solar

dengan volume uji sebanyak 50 ml. waktu nyala mesin terlama pada

pengujian pada persentase volume campuran bahan bakar minyak cangkang

kelapa sawit 50% dengan solar 50% dengan waktu 6 menit lebih 58 detik.

Sedangkan penyalaan waktu terpendek pada pengujian 1 yaitu pada

persentase volume campuran bahan bakar minyak cangkang kelapa sawit

30% dengan solar 70% dengan waktu 6 menit lebih 31 detik, lebih lama

dibandingkan dengan solar murni dengan waktu penyalaan 6 menit lebih 30

detik, maka campuran bahan bakar cangkang kelapa sawit dan solar dengan

persentase volume campuran kinerja yang baik adalah pada persentase

volume campuran bahan bakar minyak cangkang kelapa sawit 50% dengan

13
solar 50% terbukti membuat diesel menyala lebih lama dibandingkan

menggunakan bahan bakar bahan bakar murni solar. Dari pengujian ini

diesel tidak mengalami masalah dan dapat menyala dengan baik. Setelah

digunakan dalam pengujian, diesel masih dalam keadaan baik.

14
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam proses pirolisis pemanfaatan limbah cangkang kelapa sawit

sebagai campuran bahan bakar diesel ini penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut: Minyak hasil pirolisis cangkang kelapa sawit

paling banyak pada temperature 450 °C, temperatur dibawah 450°C proses

perekahan tidak terjadi secara sempurna melainkan lebih banyak ke arah

karbonisasi dibandingkan dengan temperatur rektor diatas 450°C. Temperatur

diatas 550°C akan menghasilkan gas yang lebih banyak, sebab pada temperatur

tersebut menghasilkan gas non condensible.

Pemanfaatan minyak pirolisis cangkang kelapa sawit sebagai campuran

bahan bakar diesel, pada pengujian yang dilakukan diesel tidak mengalami

masalah dan dapat menyala dengan baik. Setelah digunakan dalam

pengujian, diesel masih dalam keadaan baik. Campuran bahan bakar

minyak cangkang kelapa sawit dan solar mempunyai kinerja yang baik dan

terbukti membuat diesel menyala lebih lama dibandingkan menggunakan

bahan bakar bahan bakar murni solar. Konsumsi bahan bakar paling irit

dengan menggunakan menggunakan persentase volume campuran

bahan bakar minyak cangkang kelapa sawit 50% dan solar 50% waktu nyala

mesin 6 menit lebih 58 detik dengan konsumsi bahan bakar sebanyak 50 ml.

1
B. Saran
Sebaiknya bagi dilakukan pemisahan minyak dari reactor pirolisis

dilakukan dengan variasi temperature yang lebih banyak dan berbeda

agar mendapat minyak cangkang kelapa sawit lebih banyak karna

pengaruh campuran minyak cangkang kelapa sawit pada bahan bakar

diesel sangat berpengaruh, serta memanfaatkan limbah dapat lain yang

bisa digunakan.

2
DAFTAR PUSTAKA

Akasyah, M.K., Mamat, R., Abdullah, A., Aziz, A., Yassin, H.M. (2015). Effect Of
Ambient Temperature On Diesel-Engine Characteristics Operating With
Alcohol Fuel. International Journal of Automotive and Mechanical Eng.
Volume 11: 2373- 2382.

BPmigas. (2011). Gas Bumi Masa Depan Energi Indonesia. BPMIGAS.


Jakarta. (73).

BPS. (2011). Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai (Angka Sementara Tahun
2010 dan Angka Ramalan I Tahun 2011). BPS. Indonesia.

Demirbas, A. (2009). Green Energy and Technology: Biohydrogen for Future


Engine Fuel Demands. Springer. London.

ESDM. (2009). Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009, ESDM,


Indonesia ESDM. Handbook of Energy and Economic Statistics of
Indonesia. Kementrian ESDM. Indonesia.

Elykurniati. (2011). Pemanfaatan Limbah Padat Cangkang Kelapa Sawit


dalam Pembuatan Pupuk Cair Kalium Sulfat. Laporan Penelitian. UPN
V JT. Hal 4-5.

Ibrahim, Darwin Harun, Muammar Saputra. (2015). Analisis Pengujian Nilai


Kalor Limbah Padat Kelapa Sawit pada PT Syaukath Sejahtera untuk
Bahan Bakar Boiler. Jurnal Teknik Mesin Unsiyah. Hal 4.

Landis, Arthur M., Davies, Malonne I., Landis, Linda, Nicholas c. Thomas.
(2009). ""Magic Eraser Flame Tests". Journal of Chemical
Education. 86 (5): 577.

McHugh, K. (2005). Hydrogen Production Methods.

Murni and B. Fajar. (2010). “Perbandingan Pengaruh Temperatur Solar dan


Biodiesel Terhadap Performa Mesin Diesel Direct Injection Putaran
Konstan”. Jurnal Teknik Mesin. Hal 3.

Nugroho, Arif Setyo. (2019). Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa Sawit


Sebagai Campuran Bahan Bakar Diesel. Jurnal Teknik Mesin. Hal 2.

Prabakaran, B., Sundar, S.P. (2015). Experimental Investigation on Performance

3
Emission and Ignation Delay Analysis of Biodiesel Addition in Diesel-
Ethanol Blends. Applied Mechanics & Material. Volume 812: 26-32.

Purwanto, D. (2011). Arang Dari Limbah Tempurung Kelapa Sawit.


Banjarbaru. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Hal 3-4.

Ramadhan and M. Ali,. (2016). “Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Minyak


Menggunakan Proses Pirolisis,” J. Ilm. Tek. Lingkung. vol. 4. no. 1.

Sanger, Michael J., Phelps, Amy J., Catherine Banks. (2004). "Simple Flame
Test Techniques Using Cotton Swabs". Journal of Chemical
Education. 81 (7): 969.

Setyadi and C. S. Wibowo. (2015). "Pengaruh Pencampuran Minyak Solar


dengan BioDiesel Pada Nilai Angka Setana". Jurnal konversi energi
dan manufaktur UNJ. Edisi terbit II.

Tjutju Nurhayati. 2005. Tempurung Kelapa Sawit (TKS) sebagai Bahan Baku
Alternatif untuk Produksi Arang Terpadu dengan Pyrolegneous/Asap
Cair. Departemen Hasil Hutan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

4
LAMPIRAN

Lampiran 3.2.1.1.1 Alat dan Bahan

Alat

Reaktor Pirolisis

Bahan

5
Cangkang Kelapa Sawit

Lampiran 4.2.1.1 Data Nilai ultimate dan proximate cangkang kelapa sawit

Ultimate Analysis
Karbon 50,09
Hidrogen 6,12
Oksigen 39,34
Nitrogen 0,34
Sulfur 0,07
Proximate Analysis
Ash 2,04
Volatile 75,07
Moisture 6,9
Fix Carbon 15,99
Hemiselulosa 33,52
Selulosa 38,52
Lignin 20,36

Anda mungkin juga menyukai