TUGAS AKHIR
Oleh:
Malik Mahendra
NIM 16614010
Oleh:
Malik Mahendra
NIM 16614010
Jenjang : D3
Judul Tugas Akhir : Pengaruh Jarak Elektroda dan Waktu Reaksi pada
(Ag)
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Penelitian ini adalah hasil karya
saya sendiri dan semua sumber baik dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar.
Malik Mahendra
16 614 010
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
JENJANG STUDI : D3
Menyetujui:
Mengesahkan:
Dewan Penguji
Ketua Sidang,
Nama : Fitriyana, S.Si., M.Si
NIP : 19790824 200501 2 004
Penguji I,
Nama : Muhammad Syahrir, S.T., M.T
NIP : 19690204 199802 1 001
Penguji II,
Nama : Firman, S.T., M.Eng
NIP : 19741004 200112 1 001
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Kimia, Ketua Program Studi
Petro dan Oleo Kimia
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana wa ta’ala
karena atas berkah dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir yang berjudul “Pengaruh Jarak Elektroda dan Waktu Reaksi pada
jenjang pendidikan program Diploma III pada Jurusan Teknik Kimia Politeknik
2. Bapak Dedy Irawan , S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia,
3. Ibu Sitti Sahraeni, ST., M.Eng., selaku Ketua Program Studi Petro dan
vi
5. Bapak Ibnu Eka Rahayu, S.ST.,M.T., selaku Kepala Laboratorium Pilot
Teknik Kimia.
8. Orang tua, keluarga dan teman-teman Teknik Kimia Angkatan 2016 yang
Akhir ini.
Akhir.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran sehingga Laporan Tugas
Akhir ini dapat lebih baik kedepannya. Besar harapan penulis Laporan Tugas
Samarinda, 2019
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
3.4 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 20
4.2.1 Pengaruh jarak dan waktu reaksi terhadap rendemen biodiesel ............ 28
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 2 Hasil Analisa Rendemen, Densitas, Viskositas dan Bilangan Asam ... 27
Tabel 4. 3 Sifat Fisika Biodiesel yang dihasilkan pada kondisi terbaik (jarak
xi
ABSTRAK
Minyak jelantah adalah limbah hasil pemakaian dari kegiatan masak. Minyak
jelantah dapat menjadi salah satu bahan baku pembuatan bahan bakar alternatif
yaitu biodiesel. Tujuan dari peneltian adalah mengetahui pengaruh jarak antar
elektroda dan waktu reaksi terhadap rendemen biodiesel yang dihasilkan dengan
metode elektrolisis menggunakan elektroda perak (Ag). Pada penelitian ini,
dilakukan sintesis biodiesel dari minyak jelantah menggunakan metode elektrolis.
Elektroda yang digunakan adalah logam perak (Ag) dengan dimensi 2 cm × 2 cm
× 0,1 cm, yang mana jarak antar elektroda divariasikan yaitu 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5
cm, menggunakan katalis KOH dengan konsentrasi 0,5% dan perbandingan mol
minyak/metanol (1 : 6). Elektrolisis dilakukan pada tegangan listrik 15 Volt
dengan waktu reaksi yang divariasikan yaitu 1,0; 1,5; 2,0; 2,5 jam. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa jarak antar elektroda dan waktu reaksi saling
memiliki keterkaitan dan berpengaruh terhadap rendemen biodiesel yang
dihasilkan. Hasil biodiesel terbaik diperoleh pada kondisi jarak antar elektroda
sebesar 1,5 cm dan waktu reaksi selama 2,5 jam dengan rendemen biodiesel
sebesar 93,96%.
xii
ABSTRACT
Used cooking oil is waste from the use of cooking activities. Used cooking oil can
be one of the raw materials for making alternative fuels, namely biodiesel. The
purpose of the study is to determine the effect of the distance between electrodes
and reaction time on the rendement of biodiesel produced by the electrolysis
method using silver (Ag) electrodes. In this study, biodiesel synthesis from used
cooking oil was carried out using the electrolytic method. The electrode used is
silver metal (Ag) with dimensions of 2 cm × 2 cm × 0.1 cm, where the distance
between electrodes was varied, namely 0.5, 1.0, 1.5, 2.0, and 2.5 cm, using a
KOH catalyst with a concentration of 0.5% and a mole ratio of oil / methanol (1 :
6). Electrolysis was carried out at 15 Volt electric voltage with varied reaction
time, namely 1.0, 1.5, 2.0, and 2.5 hours. The results of this study indicate that the
distance between electrodes and reaction time are interrelated and affect the
rendement of biodiesel produced. The best biodiesel results were obtained at
conditions between the electrode distance of 1.5 cm and reaction time of 2.5 hours
with biodiesel rendement of 93.96%.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
angka 40 ton/bulan (PT. Borneo Sinergy Dua, 2017). Maka dapat diperkirakan
potensi minyak jelantah di Samarinda pada tahun 2017 lebih dari 480 ton.
berulang kali dengan suhu tinggi (>170 ºC – 200 ºC) menyebabkan minyak
dahulu dapat menimbulkan pencemaran terhadap air maupun tanah (Putra, dkk,
2016).
menambah nilai jualnya. Karena minyak jelantah memiliki kadar FFA yang
tinggi, maka pada umumnya diperlukan dua tahap konversi minyak jelantah
2007).
2
waktu proses yang lebih lama, yang mana hal ini akan menambah biaya proses
pembuatan biodiesel. Elektrolisis adalah salah satu cara untuk mensintesis atau
diperlukan sangat sederhana, yakni terdiri dari dua sampai tiga batang
dan rapat arusnya dapat diatur sehingga selektivitas dan kecepatan reaksinya
besarnya potensial listrik serta tingkat polusi yang sangat rendah dan mudah
memvariasikan tegangan listrik (6V, 9V, dan 12 V) serta rasio volume metanol
(20%, 30% dan 40%). Rendemen biodesel terbaik dengan nilai 38,3%, pada
kondisi jarak antar elektroda grafit sebesar 1,5 cm dengan rasio volume methanol
20%, tegangan listrik 12 V dan waktu reaksi selama 4 jam. Pada penelitian
menggunakan elektroda grafit yang dilakukan oleh Syahputra, dkk, (2018). Yang
mana penelitian yang dilakukan memvariasikan katalis OH --zeolit (2%, 3%, 5%,
10% dan 20%) yang dilakukan pencucian dengan aquadest hingga pH netral
setelah dilakukan aktivasi pada katalis. Diperoleh rendemen sebesar 70,1% pada
Penelitian yang dilakukan oleh Nopal, (2019) pada kondisi yang sama
yaitu waktu elektrolisis selama 1 jam dengan jarak 1 cm dan tegangan konstan 15
yang cukup signifikan sebesar 21,96% dari hasil yang didapatkan oleh Syahputra,
Moeksin, dkk, (2017) adalah dengan mengganti elektroda grafit dengan perak,
biodiesel yang diperoleh. Hal ini dikarenakan perak memiliki konduktivitas listrik
yang yang besar dibandingkan dengan grafit dalam deret volta (Irawan, dkk,
antara elektroda dan waktu reaksi terhadap rendemen biodiesel yang dibuat dari
4
manfaat dari hasil konversi minyak jelantah menjadi biodiesel dengan metode
elektrolisis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
jenuh yang tinggi yang dapat memicu penyakit degenerative, kualitas minyak
berumur pendek akan berkadar asam lemak jenuh rendah, sedangkan dari
tanaman berumur panjang akan berkadar asam lemak jenuh tinggi. Minyak
asam lemak jenuh yang tinggi akan menghasilkan makanan gorengan dengan
kadar asam lemak jenuh yang tinggi. Sementara itu, minyak goring nabati
dengan kadar asam lemak tak jenuh tinggi akan menghasilkan makanan
gorengan dengan kadar asam lemak tak jenuh tinggi pula. Minyak goring
hewani akan mempertinggi kadar asam lemak jenuh dan menambah kadar
2.2 Biodiesel
ester dari asam-asam lemak rantai panjang yang terkandung dalam minyak
nabati atau lemak hewani untuk digunakan sebagai bahan bakar diesel
minyak atau lemak dengan alkohol. Alkohol akan menggantikan gugus alkohol
pada struktur ester minyak dengan bantuan katalis. NaOH dan KOH adalah
Bahan bakar yang berbentuk cair ini bersifat menyerupai solar, sehingga
1 Bahan bakar ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang jauh lebih
2 Cetane number lebih tinggi (>57) sehingga efisiensi pembakaran lebih baik
(biodegradable),
4 Merupakan renewable energy karena terbuat dari bahan alam yang dapat
diperbaharui, dan
secara lokal.
7
dan gliserol hasil reaksi penyabunan, asam-asam lemak yang tidak terkonversi
menjadi metil ester (biodiesel), air, sodium hidroksida sisa, ataupun sisa metanol
yang terdapat dalam biodiesel. Jika massa biodiesel melebihi ketentuan sebaiknya
rendahnya viskositas yang dihasilkan, selain itu karena tingkat efektivitas proses
reaksi yang tinggi. Jika bahan bakar terlalu kental, maka dapat menyulitkan aliran,
perpompaan dan penyalaan. Jika bahan bakar terlalu encer, maka menyulitkan
penyebaran bahan bakar sehingga sulit terbakar dan akan menyebabkan kebocoran
C. Bilangan Asam
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau
asam lemak bebas pada bahan baku minyak jelantah telah menurun.
alkohol lain. Umumnya katalis yang digunakan adalah NaOH atau KOH.
harganya lebih murah dan lebih mudah di-recovery, walaupun tidak menutup
maka perlu digunakan alkohol dalam jumlah berlebih atau salah satu produk
harus dipisahkan.
9
reaksi transesterifikasi adalah rasio molar antara trigliserida dan alkohol, jenis
katalis yang digunakan, suhu reaksi, waktu reaksi, kandungan air, dan
kandungan asam lemak bebas pada bahan baku yang dapat menghambat reaksi.
atau etanol) pada konsentrasi katalis antara 0,5 – 1 wt% dan 10 – 20 wt%
menit.
4. Metil ester yang dihasilkan pada tahap ketiga dicuci menggunaka air hangat
muatan –O- menjadi negatif. Penyerangan ini mengarah pada pembentukan zat
Elektron Bebas) dari atom –O- membentuk rangkap kembali dengan C=O
senyawa metil ester dan ion trigliserida. Tahap selanjutnya adalah pembentukan
senyawa digliserida.
ion metoksida. Ion digliserida dimungkinkan juga dapat bereaksi dengan metanol
2.4 Elektrolisis
oleh arus listrik. Elektrolisis merupakan reaksi kebalikan dari sel volta/galvani
mekanisme reaksinya mengikuti persamaan (1) sampai dengan (5) pada gambar
1. Kualitas Elektrolit
Basa dan asam diketahui mengubah sifat tidak murni dari air. Senyawa-
senyawa ini memiliki efek reduksi yang besar pada nilai tegangan lebih dari
13
yang dapat lart pada air. Namun, tingkat konsentrasi larutan asam dan alkali
terbatas dalam proses elektrolisis karena dapat bersifat sangat korosif. Larutan ion
KOH 25% sampai 30% dilaporkan memiliki kegunaan yang luas dalam elektrolit.
Keterbatasan ini menyebabkan resistansi listrik keseluruhan sel naik dan akan
yang tidak diinginkan dalam sel elektrolisis. Ion magnesium, klorida dan kalsium
dapat disebut sebagai beberapa contoh umum dari pengotor ini. Selain itu,
2. Hambatan Listrik
terhadap arus listrik. Tingkat gaya ini sebanding dengan luas penampang dan
panjang lintasan saat ini dan resistivitas material dari bahan konduksi. Hubungan
R= ρl/A…………………………………(2.1)
hambatan listrik, dan l adalah jarak antar elektroda. Di dalam sel elektrolisis,
dapat menganggap jalur sebagai objek dengan panjang yang sama dengan jarak
antara elektroda, potongan melintang area elektroda tumpang tindih dan nilai
resistivitas yang setara. Resistivitas ekivalen terdiri dari variabel yang berbeda
seperti resistivitas elektroda, penerimaan listrik dari elektrolit dan reaksi antara
permukaan elektroda dan elektrolit. Oleh karena itu, resistivitas ekivalen adalah
elektroda yang terlalu dekat satu sama lain akan mengurangi efisiensi proses.
Hambatan listrik yang lebih besar dari elektrolit adalah hasil dari akumulasi
gelembung gas di daerah antar-elektroda. Oleh karena itu, akumulasi ini akan
atas adalah luas penampang suatu objek. Seperti yang ditunjukkan hasilnya,
pada lebar elektroda yang sama, tinggi elektroda yang lebih besar akan
jumlah yang lebih besar dari akumulasi gelembung di bagian elektroda yang
lebih tinggi. Eksperimen ini juga menunjukkan bahwa tingkat efisiensi yang
vertikal.
15
menyebabkan tingkat penurunan tegangan ohmik yang lebih tinggi. Di sisi lain,
diameter gelembung tergantung pada kepadatan saat ini, suhu dan tekanan.
kerapatan dan suhu saat ini memiliki pengaruh yang berlawanan. Apalagi laju
elektrolitik.
C. Material elektroda
Platinum dan emas dikenal sebagai dua pilihan terbaik untuk digunakan
kobalt adalah bahan elektroda yang paling umum untuk digunakan dalam
rendaman elektrolit alkali. Popularitas ini adalah hasil dari kisaran harga yang
D. Bahan Pemisah
dan ion secara bebas sampai batas tertentu. Selain itu, adanya penghalang
hambatan listrik efektif pelat pemisah sering dihitung sebesar tiga hingga lima
kali lipat dari solusi elektrolit. Hambatan listrik pemisah tergantung pada
Menurut (Rahmawati, 2013) Selain selain faktor diatas ada faktor lain
A. Waktu Elektrolisis
Waktu adalah salah satu variabel dalam proses elektrolisis. Semakin lama
B. Konsentrasi Elektrolit
besar pula laju reaksinya. Ini dikarenakan dengan prosentase katalis yang semakin
tinggi dapat mereduksi hambatan pada elektrolit. Sehingga transfer elektron dapat
lebih cepat meng-elektrolisis elektrolit dan didapat ditarik garis lurus bahwa
C. Kecepatan Pengadukan
pengadukan memadai, maka laju difusi partikel akan meningkat dan terjadi difusi
pada batasan kecepatan tertentu. Menurut Weber pada umumnya batasan laju
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dimulai dari bulan Februari hingga Juli 2019. Penelitian,
Samarinda.
A. Variabel Berubah
B. Variabel Tetap
C. Variabel Respon
19
a. Rendemen Biodiesel
A. Alat
ALC-3030A j. Spatula
(mL) q. Buret 50 mL
B. Bahan
Analisa FFA
Proses Elektrolisis
Variasi Jarak elektroda : 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,0 ; 2,5 (cm)
Waktu elektrolisis : 1,0 ; 1,5 ; 2,0 ; 2,5 (jam)
Crude Biodiesel
Pencucian
Biodiesel
B. Proses analisa Free Fatty Acid bahan baku (sumber: Moeksin, dkk, 2017)
Erlenmeyer
indikator PP
rumus
C. Prosedur
1. Merangkai alat elektrolisi yang terdiri dari Power Supply DC, Kabel, Plat
Perak dengan jarak antar plat 1 cm, Gabus/ Busa, Gelas kimia 250 ml dan
11. Mengulangi langkah satu sampai dengan sepuluh dengan variasi yang
telah ditentukan jarak elekroda: 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,0 dan 2,5 (cm) dan waktu
lapisan atas.
yang terdapat pada lapisan atas (biodiesel) dengan hot plat pada suhu 110
menghilang.
Biodiesel (40 °C) (SNI 7182:2015), Densitas Biodiesel (40 °C) (SNI
D. Analisa
1. Rendemen
telah dianalisa.
.....................(3.1)
Ostwald
Ostwald
...............(3.2)
25
Keterangan :
= Viskositas (cSt)
= Densitas (g/ml)
= Waktu (s)
…(3.3)
panaskan hingga mendidih dan dikocok agar asam lemak bebas larut.
titrasi tercapai apabila terbentuk warna merah muda yang tidak hilang
...........................(3.4)
BAB IV
4.2 Pembahasan
setiap kenaikan variabel jarak sebesar 0,5 cm. Hanya saja dalam kondisi tertentu
dapat mengalami penurunan rendemen, seperti yang terjadi pada variable jarak 2,0
cm dengan waktu reaksi selama 2,0 dan 2,5 jam, kemudian bertambahnya jarak
signifikan.
Diperoleh hasil terendah pada variabel jarak elektroda sebesar 0,5 – 1,0
cm, hal ini membuktikan penempatan elektroda yang terlalu dekat satu sama lain
penurunan rendemen terjadi pada variable jarak 2,0 cm. Hal ini berkaitan dengan
hukum ohm yang menyatakan bahwa kuat arus listrik (sejumlah elektron yang
2007), sehingga semakin besar hambatan yang ada maka akan semakin kecil
jumlah elektron yang akan mengalami proses transfer elektron , selain itu, medan
listrik (volt/cm) yang dihasilkan semakin kecil (Istadi, 2006) sehingga energi
elektron rata-rata yang dihasilkan lebih kecil yang membuat proses pembentukan
setengah jam. Hanya saja pada satu waktu akan mengalami penurunan rendemen
akibat reaksi yang bersifat reversible, sehingga saat reaksi sudah mencapai
kondisi optimum maka reaksi dapat bergeser kembali ke arah reaktan dan akan
rendemen yang terjadi pada waktu reaksi 2,5 jam dengan jarak elektroda sebesar
jarak memiliki keterkaitan satu sama lain, semakin dekat jarak antar elektroda
sedangkan semakin jauh jarak antar elektroda membutuhkan waktu yang lama
juga sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan hasil konversinya, hal ini
grafit dalam deret volta (Irawan, dkk, 2019). Pada penelitian ini didapat efesiensi
jarak pada 1,5 cm dan waktu reaksi selama 2,5 jam untuk mendapatkan rendemen
parameter sesuai dengan Standar Nasional Indonesia No. 7182 tahun 2015.
Parameter uji densitas dalam SNI:7182 2015 baku mutu yang dikehendaki
untuk densitas adalah 850 Kg/m3– 890 Kg/m3, sehingga nilai densitas dari semua
variasi yang tertera pada Tabel 4.1, masuk dalam Standar Nasional Indonesia No.
7182 tahun 2015 untuk biodiesel. Densitas biodiesel dipengaruhi oleh panjangnya
asam lemak penyusun. Densitas yang tinggi menunjukkan metil ester yang
diperoleh masih memiliki rantai asam lemak yang panjang. Jika nilai densitas
Parameter uji viskositas dengan standar baku mutu 2,3 cSt – 6,0 cSt, dari
semua nilai variasi seperti yang tertera pada Tabel 4.1, sebagian besar nilai
31
viskositasnya masuk dalam dalam Standar Nasional Indonesia No. 7182 tahun
2015 untuk biodiesel. Adapun viskositas sangat penting untuk masuk dalam
standar karena biodiesel akan berdampak terhapat kinerja dari biodiesel pada saat
bahan bakar sehingga sulit terbakar dan akan menyebabkan kebocoran dalam pipa
injeksi. Sedangkan nilai viskositas yang terlalu tinggi, maka dapat menyulitkan
Parameter uji bilangan asam dari data yang di tampilkan pada Tabel 4.1
mengalami penurunan dari nilai bilangan asam bahan baku miyak jelantah, yang
menunjukkan bahwa kandungan asam lemak bebas pada bahan baku minyak
jelantah telah menurun, hanya saja sebagian besar variasi memiliki nilai bilangan
asam yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia No. 7182 tahun 2015
untuk biodiesel yang di tentukan, yaitu maksimal sebesar 0,5 mg-KOH/g. Nilai
bilangan asam yang tidak masuk dalam standar mungkin dikarenakan kurangnya
dalam minyak jelantah, semakin sedikit ion metoksida yang terbentuk akan
bebas yang masih terkandung dalam biodiesel tidak terkonversi dengan baik
membentuk biodiesel. Asam lemak bebas yang tidak bereaksi sempurna selama
proses transesterifikasi inilah yang menyebabkan nilai dari bilangan asam pada
biodiesel sebagian besar tidak memenuhi Standar Nasional Indonesi No. 7182
32
tahun 2015. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pembentukan ion
besar hambatan listrik yang ada maka akan semakin kecil jumlah elektron yang
akan mengalami transfer elektron. Sehingga ion hidroksil (OH-) yang dihasilkan
akan mengalami penurunan, dimana ion hidroksil ini akan berpengaruh terhadap
Indonesi No. 7182 tahun 2015, yaitu dengan cara memperhatikan hambatan listrik
selama proses elektrolisis. Hambatan listrik yang terlalu besar akan mengurangi
Pada kondisi optimal yang diperoleh saat penelitian kali ini, yaitu jarak
elektroda sebesar 1,5 cm dan waktu reaksi selama 2,5 jam. Uji kualitas yang
diperoleh sesuai dengan Standar Nasional Indonesi No. 7182 tahun 2015, yang
Tabel 4. 3 Sifat Fisika Biodiesel yang dihasilkan pada kondisi terbaik (jarak
5.1 Simpulan
optimalnya.
rendemen sebesar 93,96 % pada kondisi operasi pada jarak antar elektroda
Nasional Indonesi No. 7182 tahun 2015 dalam nilai densitas dan viskositas
5.2 Saran
minyak jelantah menjadi biodiesel sesuai dengan Standar Nasional Indonesi No.
7182 tahun 2015, yaitu dengan cara memperhatikan hambatan listrik agar tidak
Alamsyah, M., Kalla, R., & La Ifa, L. I. (2019). Pemurnian Minyak Jelantah
Dengan Proses Adsorbsi. Journal Of Chemical Process Engineering, 2(2),
22. https://doi.org/10.33536/jcpe.v2i2.162
Basiron, Y. (2005). Palm oil - Edible oil and fats product: Chemistry, Properties,
and health effects. Bailey’s Industrial Oil and Fat Products, 333–425.
https://doi.org/10.1002/ejlt.200600223
Hambali, E., Mujdalipah, S., Tambunan, A. H., Pattiwiri, A. W., & Hendroko, R.
(2007). Teknologi Bioenergi (1st ed). Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.
Hambali, E., Suryani, A., Dadang, Hariyadi, Hanafie, H., Reksowardojo, I. K., &
Rivai, M. (2006). Jarak Pagar : tanaman penghasil biodiesel. Depok:
Penebar Swadaya.
Irawan, D., Arifin, Z., Olivia, C., & Nopal, M. (2019). Pengaruh Rasio Metanol
Dan Koh Pada Proses Pembuatan Biodiesel Dengan Metode Elektrolisis
Menggunakan Elektroda Perak. Seminar Nasional Inovasi dan Aplikasi
Teknologi di Industri. Politeknik Negeri Samarinda.
Nopal, M. (2019). Pengaruh jarak elektroda dan waktu reaksi terhadap rendemen
biodiesel dari minyak kelapa sawit menggunakan metode elektrolisis.
Laporan penelitian. Politeknik Negeri Samarinda, Samarinda.
Putra, R. S., Pratama, K., Antono, Y., Idris, M., Rua, J., & Ramadhani, H. (2016).
Enhanced Electrocatalytic Biodiesel Production with Chitosan Gel (Hydrogel
and Xerogel). Journal of Procedia Engineering, 148, 609–614.
https://doi.org/10.1016/j.proeng.2016.06.522
Setiawati, E., & Edwar, F. (2012). Teknologi Pengolahan Biodiesel dari Minyak
Goreng Bekas Dengan Teknik Mikrofiltrasi dan Transesterifikasi sebagai
Alternatif Bahan Bakar Mesin Diesel. Jurnal Riset Industri, VI(2), 117–127.
Opgehaal van http://aesigit.multiply.com/journal/item/1
Syahputra, R., Permata, R. U., & Hilmiati, M. (2018). Efek Konsentrasi Katalis
OH--zeolit pada Produksi Biodiesel dengan Metode Elektrolisis. Prosiding.
(June), 7–13.
Lampiran 1. Perhitungan
+
+ +
+
= 851,4720 g/gmol
Sumber : (Basiron, 2005)
Volume pikno = 10 mL
= 0,93454 g/mL
38
= 75 ml x 0,93454 g/ml
= 70,0905 g
= 0,0821 gmol
= 0,5% x 70,0905 g
= 0,3504 g
Volume pikno = 10 mL
= 0,80596 g/mL
39
= ⁄ = 15,7968 g
= 1,7248 ml = 1,7 ml
Konversi
⁄
⁄
( ) ⁄
⁄
V
⁄
Volume = 9,8 ml
= 8,2887 %
Volume = 9,8 ml
Bilangan Asam =
= 2,5288 mg-KOH/g
41
Volume pikno = 10 mL
= = 0,8781 g/mL
Volume pikno = 10 mL
= 0,9870 g/mL
Diketahui :
t biodiesel = 5,80 s
t air =1s
= 0,9870 g/ml
42
= 0,7 cP
= 1 mm2/s
Konversi
⁄
⁄
( ) ⁄
⁄
⁄
D. Perhitungan Rendemen
Rendemen (%) =
= = 93,96%
43
Volume = 1,9 ml
Bilangan Asam =
= 0,4900 mg-KOH/g
44
Variasi BM N
Volume Massa Bilangan
Volume KOH KOH
Waktu Jarak Titrasi sampel Asam (mg-
(mL) (mg/mg (mgm
(Jam) (cm) (mL) (g) KOH/g)
mol) ol/ml)
0,5 59 3,0 56,11 20,0105 0,092 0,7739
1,0 60 3,0 56,11 20,0045 0,092 0,7741
1,0 1,5 63 2,8 56,11 20,0113 0,092 0,7223
2,0 63 1,6 56,11 20,0145 0,092 0,4127
2,5 68 2,5 56,11 20,0255 0,092 0,6444
0,5 67 2,0 56,11 20,0233 0,092 0,5156
1,0 68 1,8 56,11 20,0110 0,092 0,4643
1,5 1,5 69 1,9 56,11 20,0130 0,092 0,4901
2,0 70 1,9 56,11 20,0188 0,092 0,4899
2,5 72 1,7 56,11 20,0177 0,092 0,4384
0,5 71 3,2 56,11 20,0135 0,092 0,8254
1,0 72 5,3 56,11 20,0140 0,092 1,3670
2,0 1,5 73 2,1 56,11 20,0196 0,092 0,5415
2,0 70 2,9 56,11 20,0135 0,092 0,7480
2,5 71 5,1 56,11 20,0142 0,092 1,3154
0,5 70 2,1 56,11 20,0224 0,092 0,5414
1,0 71 1,6 56,11 20,0268 0,092 0,4124
2,5 1,5 75 1,9 56,11 20,0164 0,092 0,4900
2,0 72 2,2 56,11 20,0213 0,092 0,5672
2,5 73 2,5 56,11 20,0113 0,092 0,6449
46