LAPORAN PENELITIAN
Oleh:
Oleh:
AHMAD NOOR ALAM
NIM 19 644 057
NIM : 19644057
Menyetujui:
Mengesahkan:
HALAMAN ORISINILITAS
sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah dinyatakan
dengan benar.
Penelitian ini, maka kami bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-
Samarinda, 2023
NIM : 19644057
Dewan Penguji:
Moderator,
Nama : Dr. Ramli Thahir, S.T., M.T
NIP : 19710721 200112 1 003
Penguji I,
Nama : Fiman, S.T.,M. Eng
NIP : 19741004 200112 1 001
Penguji II,
Nama : Drs. Wahyudi, M.P
NIP : 19660222 199203 1 002
Mengetahui:
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
laporan penelitian ini dengan baik, sehingga laporan penelitian yang berjudul
Samarinda. Laporan ini disusun berdasarkan data yang penulis peroleh selama
kepada :
Samarinda.
2. Bapak Muh. Irwan, S.T., M.T., Ph.D, selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia,
4. Bapak Dr. Ramli Thahir, S.T., M.T, selaku Dosen Pembimbing Satu yang telah
penelitian.
5. Ibu Ir. Marlinda, S.T., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing Dua yang telah
penelitian.
6. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Analis/Teknisi serta Administrasi Jurusan Teknik
Kimia.
Penulis menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran sehingga laporan penelitian ini
dapat lebih baik kedepannya. Besar harapan penulis laporan penelitian ini dapat
Samarinda, 2023
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK.......................................................................................................... x
ABSTRACT ...................................................................................................... xi
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
LAMPIRAN ..................................................................................................... 33
viii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
Sampah plastik membutuhkan waktu lama untuk dapat terdegradsi secara alami
sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem lingkungan apabila
tidak dikelola dengan tepat. Plastik merupakan polimer dari hidrokarbon yang
berasal dari minyak bumi. Sehingga apabila dilihat dari bahan baku pembuatan
plastik maka dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif dengan proses pirolisis.
Proses pirolisis adalah pemecahan rantai polimer menjadi senyawa yang lebih
sedeharana melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu terhadap temperatur proses pirolisis
sampah plastik Polypropylene berbantukan katalis Ni/ZSM-5 terhadap yield produk
bahan bakar alternatif. Proses pirolisis dilakukan secara fixed bed menggunakan
pemanas furnace mencampurkan 250 gram plastik Polypropylene dan 25 gram
katalis Ni/ZSM-5 yang telah diaktivasi (450ºC, 3jam). Efek dari katalis Ni/ZSM-5
diperoleh produk yield cair yang lebih tinggi dengan persentase yield produk yang
dihasilkan yaitu cair (60%), gas (8%), dan padat (32%).
ABSTRACT
BAB I
PENDAHULUAN
dunia. Sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun dimana 3,2
sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong
plastik (Puspita, 2018), dan berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup
sehingga dalam setahun mencapai 292.000 ton. Dari total sampah yang
proses daur ulang sampah plastik yang efisien, dan metode tersebut antara
lain melalui proses fisik dan kimia. Namun proses kimia melalui metode
pirolisis merupakan metode daur ulang yang lebih efisien dan ekonomis,
(Zadgaonkar, 2006).
2
Namun, produknya menunjukkan adanya abu dan lilin dari bahan baku, yang
dan alkena).
zeolit USY (Ultrastable Y) dengan bahan baku yaitu 0:10 dan 1:10 pada suhu
menggunakan katalis zeolit USY dengan densitas produk cair sebesar 0,754
gr/cm3 serta yield cair, gas, serta padat masing-masing senilai 82%, 16,8%,
dan 1,2%.
Menurut SNI 3506:2017 dan SNI 8220:2017 nilai densitas gasoline dan
Sehingga nilai densitas produk cair yang didapat pada penelitian Kassargy et
al. (2017) berada diantara standar jenis gasoline dan untuk penelitian Rahman
dkk. (2017) nilai densitas produk cairnya berada diantara standar jenis solar.
3
Kisaran nilai densitas produk cair pirolisis yang dihasilkan pada penelitian
Guna untuk mengetahui efek penambahan katalis yang sudah dicapai pada
proses pirolisis plastik agar menghasilkan bahan bakar dengan kualitas tinggi
merupakan salah satu contoh katalis sintesis yang digunakan dalam proses
bakar alternatif. Selain itu mengurangi banyaknya sampah plastik yang ada di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sampah
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang
menimbulkan jenis sampah yang semakin beragam, antara lain, sampah kemasan
yang berbahaya dan/atau sulit diurai oleh proses alam (UU No 18 tahun 2008).
barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu
Menurut Abduh. ( 2018) jenis sampah yang ada disekitar kita cukup beraneka
ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar,
1. Sampah organik
Salah satu contoh sampah organik yaitu seperti sisa-sisa makanan, sayuran,
ranting pohon, hewan dan tumbuhan yang telah mati dan sebagainya.
2. Sampah anorganik
keselurahan dan sebagian yang lain perlu waktu sangat lama untuk dapat
2.2 Plastik
mengandung karbon, hidrogen, dan beberapa unsur lainnya seperti klorin, nitrogen,
dan lain-lain (Nazif dkk., 2016). Karakteristik plastik yang mempunyai ikatan kimia
yang sangat kuat sehingga banyak material yang dipakai masyarakat berasal dari
plastik. Akan tetapi plastik termasuk material yang memerlukan waktu yang cukup
lama untuk bisa terurai atau tidak bisa terdekomposisi secara alami sehingga setelah
digunakan, material yang berbahan baku plastik sulit diuraikan oleh mikroba tanah
temperatur tertentu akan mencair dan dapat dibentuk kembali menjadi bentuk yang
diinginkan. Sedangkan thermosetting adalah plastik yang jika telah dibuat dalam
bentuk padat, tidak dapat dicairkan kembali dengan cara dipanaskan (Surono,
2013).
memungkinkan untuk didaur ulang. Jenis plastik yang dapat didaur ulang diberi
penggunaannya (Surono, 2013). Klasifikasi plastik dapat dilihat pada Tabel 2.1
elektronik.
Polypropylene memiliki sifat kaku, tidak berbau, tahan terhadap bahan kimia
mempunyai titik leleh berkisar 140 hingga 165ºC (Mawardi dan Lubis, 2019).
minum, gelas air mineral, dan botol minum bayi (Trisunaryanti, 2018). Platik ini
PP 0,85-0,90
LDPE 0,91-0,93
HDPE 0,93-0,96
PS 1,05-1,08
PVC 1,15-1,67
2.4 Pirolisis
Pirolisis berasal dari dua kata yaitu pyro yang berarti panas dan lysis yang
oleh panas pada suhu lebih dari 150ºC. Pirolisis merupakan proses thermal cracking
yaitu proses perekahan atau pemecahan rantai polimer menjadi senyawa yang lebih
Pirolisis termasuk proses endotermis atau dengan kata lain proses pirolisis terjadi
sehingga akan dihasilkan senyawa baru, yang memiliki rantai ikatan yang lebih
pendek. Plastik sebagai bentuk polimer dengan monomer utama berupa rantai
hidrokarbon yang memiliki peluang untuk diolah secara pirolisis dengan harapan
9
dapat dihasilkan senyawa hidrokarbon dengan rantai karbon yang lebih pendek
(Pratiwi dan Dahani, 2015). Beberapa faktor yang mempengaruhi pirolisis ialah :
1. Waktu
2. Suhu
3. Penambahan katalis
material pada fase gas berupa campuran gas yang dapat terkondensasi menjadi fase
cair berupa minyak maupun tidak dapat terkondensasi serta fase padat berupa
residu. Minyak hasil dari piolisis plastik memiliki kelebihan yaitu tidak atau sedikit
10
mengandung air sehingga mempunyai nilai kalor yang tinggi (Hidayah dan
Syafrudin, 2018).
Salah satu katalis yang digunakan dalam pirolisis yaitu zeolit. Zeolit adalah
senyawa zat kimia alumina-silikat berhidrat dengan kation natrium, kalium dan
barium. Secara umum, zeolit memiliki molekuler struktur yang unik, dimana atom
silikon dikelilingi oleh empat atom oksigen sehingga membentuk semacam jaringan
Zeolit dibagi menjadi dua menurut asalnya yaitu zeolit alam dan zeolit
seperti kemurniannya yang jauh lebih tinggi serta pori yang dapat direkayasa
melalui penggunaan bahan kimia saat proses sintesis (Hartati dkk., 2019).
Salah satu zeolit yang sering digunakan dalam pirolisis adalah zeolit ZSM-5.
ZSM-5 (Zeolite Socony Mobile-5) merupakan zeolit sintesis yang memiliki kadar
Si yang tinggi sehingga banyak digunakan untuk katalis. Zeolit ZSM-5 banyak
cracking, hidrolisis, dll (Hartati dkk., 2019). Lalu zeolit ZSM5 dikembangkan
menjadi Ni/ZSM-5 yang merupakan salah satu contoh katalis sintesis yang
11
efisiensi yang lebih tinggi dalam pirolisis katalitik karena kemampuanya yang
tinggi untuk memutuskan ikatan kimia C-C (Al-Asadi dan Miskolczi, 2020).
Spesific gravity merupakan densitas bahan bakar dibagi densitas air pada
suhu yang sama atau perbandingan berat suatu bahan bakar minyak pada suhu
tertentu terhadap air pada volume dan suhu yang sama. Bahan bakar minyak lebih
ringan daripada air, hal ini karena spesific gravity dari bahan bakar minyak sekitar
0,74 hingga 0,96. Spesific gravity diukur pada suhu 60ºF kecuali aspal yang diukur
Tabel 2. 3 Specific gravity and API gravity of crude oil and selected products
Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang berasal dari dalam bumi
berbentuk cair yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri maupun sebagai
bahan bakar. Minyak bumi secara kimiawi terdiri dari senyawa kompleks dengan
unsur utama atom Hidrogen (H) dan Karbon (C), sehingga disebut juga senyawa
Minyak bumi berasal dari organisme tumbuhan dan hewan berukuran sangat
kecil (plankton) yang mati dan terkubur di lautan purba jutaan tahun lalu.
Kemudian, tertimbun pasir dan lumpur di dasar laut sehingga membentuk lapisan
yang kaya zat organik dan akhirnya membentuk batuan endapan (sedimentary
rock). Proses ini akan terus berulang, yakni satu lapisan akan menutupi lapisan
sebelumnya selama jutaan tahun. Karena tekanan dan temperatur yang tinggi,
endapan plankton tersebut menjadi zat organik yang kaya akan hidrokarbon
proses yang akan memisahkan komponen hidrokarbon dan mengubah struktur dan
minyak, bahan baku industri, dan macam-macam produk lainnya (Sa’adah dkk.,
2017). Beberapa contoh produk yang dapat dihasilkan dari kilang minyak bumi
1. Gasoline
2. Solar
mesin diesel.
3. Minyak tanah
fraksional dari petroleum pada 150°C dan 275°C dan mempunyai rantai
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dimulai dari bulan September 2022 hingga Januari 2023.
Politeknik Negeri Samarinda dengan bahan baku dari sampah plastik yang
A. Variabel Tetap
2) Berat Katalis : 25 gr
B. Variabel Berubah
2. Variabel Respon
2) Yield
A. Alat
4) Furnace ml
7) Termometer
B. Bahan
2) Alumunium Foil
16
Melakukan proses pirolisis dengan waktu dari awal hingga akhir proses
B. Prosedur Pirolisis
2) Membersihkan reaktor
dengan rapat.
370⁰C
pompa air dengan baik dan benar supaya tidak ada kebocoran
selama 5 menit
10) Mencatat waktu, suhu reaktor, suhu kondensor dan suhu tungku
11) Menampung cairan hasil pirolisis dalam labu ukur dan mencatat
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
Yieldcair =𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑜𝑙𝑖𝑝𝑟𝑜𝑝𝑖𝑙𝑒𝑛 × 100% .......................................(3.2)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
Residu =𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑜𝑙𝑖𝑝𝑟𝑜𝑝𝑖𝑙𝑒𝑛 × 100% .........................................(3.3)
B. Densitas 15℃
C. Derajat API
141,5
ºAPI60 ºF = S.g60 ºF – 131,5 .........................................................(3.6)
𝜌𝑖
S.g60 ºF = 𝜌𝐻2𝑂 , pada suhu 60 ºF ............................................... (3.7)
BAB IV
yield produk bahan bakar alternatif yang dihasilkan. Catalytic cracking adalah
metode pirolisis atau pemecahan rantai polimer menjadi senyawa yang lebih
Katalis yang digunakan dapat berupa katalis zeolit alam maupun zeolit sintesis.
Ni/ZSM-5 dengan mengaktivasi di dalam furnace selama 3 jam pada suhu 450ºC
berpengaruh terhadap waktu pemanasan karena semakin besar ukuran dari bahan
baku akan semakin lama proses dari pirolisis. Lalu plastik PP dan Ni/ZSM-5
pirolisis. Reaktor yang digunakan merupakan jenis reaktor fixed bed dengan energi
panas bersumber furnace yang terdapat pada reactor. Plastik yang mengalami
proses pirolisis akan terdekomposisi menjadi material pada fase gas berupa
campuran gas yang dapat terkondensasi menjadi fase cair berupa minyak maupun
tidak dapat terkondensasi serta fase padat berupa residu. Proses pirolisis dilakukan
22
hingga tidak ada lagi produk cair yang dihasilkan, hal ini artinya semua plastik
tersebut telah berubah menjadi produk cair dan gas. Berikut ini tabel serta grafik
Vol
T T Vol Vol Vol
t T2 T3 T4 tray
Furnace Reaktor tray 1 tray 3 tray 4
(Menit) (ºC) (ºC) (ºC) 2
(ºC) (ºC)
ml
0 33 56,5 25,3 24,2 31,1 - - - -
5 63 59,6 26,1 25,5 29,5 - - - -
10 102 70 26,5 25,6 28,5 - - - -
15 139 90 26,7 26,3 28 - - - -
20 176 121 26,8 26,3 28 - - - -
25 210 144,4 29 27 27,1 - - - -
30 242 235,9 90,6 41,6 27,1 - - - -
35 271 281,1 94,4 68,9 27,3 - - - -
40 301 322,6 89 71 28 10 - - -
45 327 340 85 72 29,2 5 10 - -
50 351 348,5 103,6 75,4 47,1 3 10 - -
55 372 371 126,7 89,1 57,3 2 10 - -
60 369 375,8 144 105 65 5 10 - 10
65 370 374,1 171 114 63 5 10 10 5
70 370 371 156 109 60,4 4 10 5 5
75 370 373 119,4 89,5 48,9 3 10 5 5
80 372 377 81,5 68,7 38,5 2 10 5 5
85 371 379 60 55,5 34,2 6 10 6
90 370 381 48,5 45,6 31,5 4
35
30
Yield cair ( ml )
25
20
15
10
0
0 20 40 60 80 100
Waktu ( menit )
Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa di menit pertama hingga menit 35 belum
terdapat produk cair yang dihasilkan, hal ini karena proses pirolisis plastik PP
masih mengalami proses dekomposisi dan belum terkondesasi menjadi cair. Lalu
pada saat menit ke 36 hingga 40 dengan rentang suhu pada reactor sekitar 271ºC
hingga 301ºC, produk cair mulai menetes pada tray 1 dan saat menit 40 didapatkan
hasil sebesar 10 ml, untuk tray 2 mulai menetes pada menit 42 hingga 45 dengan
cair pada menit 65 dengan rentang suhu 351ºC hingga 370ºC hal ini terjadi di karena
alat yang digunakan saat proses memiliki 4 tingkat pemurnian untuk tray 3 sendiri
berada di satu tahapan sebelum tray terakhir. Tahapan terakhir adalah tahapan yang
menghasilkan produk paling murni yang mempunyai derajat volatil Yng lebih
rendah di bandingkan tray pertama, kedua dan ketiga sehingga uap volatil yang sulit
suhu 25̊C dan hasilnya tertampung pada tray 4. ini berarti gas yang berubah telah
terkondensasi menjadi cair. pada menit ke 90 tidak ada lagi produk cair yang
terdekomposisi, ini menandakan bahwa semua bahan baku plastik yang ada di
390
380
370
̊ )
Temperatur ( ̊C
360
350
340
330
320
310
0 20 40 60 80 100
Waktu ( menit )
Pada gambar grafik 4.2 menunjukkan bahwa temperatur dan waktu optimum
yang didapatkan pada saat proses pirolisis berlangsung yaitu pada menit 65 dan
temperatur 374,1ºC hal dapat di simpulkan karena produk yang dihasilkan pada
waktu dan temperatur tersebut lebih banyak dibandingkan dengan temperatur dan
waktu yang lain, umtuk waktu dan temperatur di bawah 65 menit dan 374,1ºC
produk yg dihasilkan masih sedikit karena bahan baku baru terdekomposisi menjadi
gas dan belum terkondensasi menjadi produk cair kemudian, untuk waktu dan
makin sedikit di karenakan sudah melewati waktu dan temperatur kondisi optimum
dari proses tersebut dan bahan baku sudah terkonversi menjadi gas dan produk cair.
25
Yield cair 60 %
Yield gas 8%
Yield residu 32 %
produk cair yang signifikan. Hal ini karena waktu berpengaruh terhadap temperatur
proses, semakin lama waktu pirolisis berlangsung maka temperatur akan semakin
produk cair yang dihasilkan akan semakin banyak (Putra dkk., 2019). Namun pada
penelitian ini yang terjadi adalah proses pirolisis memiliki waktu dan temperatur
optiuum untuk mendapatkan hasil yang maksimal karena apabila kondisi proses
berada di bawah optimum maka produk yang di hasilkan tidak masih sedikit karena
karena bahan baku baru terdekomposisi menjadi gas dan belum terkondensasi
menjadi produk cair sedangkan pada kondisi proses yang sudah melewati waktu
karenakan bahan baku sudah terkonversi semua menjadi gas dan produk cair
sehingga produk yang dihasilkan pada proses penelitian kali ini sebesar 201 ml dan
didapatkan persentase yield cair yaitu 60%, yield gas 8%, dan yield residu 32%.
26
Pada penelitian pirolisis plastik oleh Thahir et al. (2018) menggunakan jenis
yaitu yield cair, gas dan padat sebesar 88%, 5%, serta 7%. Selain itu telah dilakukan
penelitian catalytic cracking oleh Thahir dkk. (2020) menggunakan jenis plastik PP
hasil yield cair, gas, dan padat sebesar 68,43%, 22,47%, dan 9,1%.
100%
88%
90%
80%
68.43%
70%
60.00%
60%
%Yield
50%
40%
32%
30%
22.47%
20%
9.10% 8.00%
10% 7%
5%
0%
Thermal Cracking Catalytic Cracking ZSM-5 Catalytic Cracking Ni/ZSM-5
Pada gambar 4.3 perbandingan antara Thahir et al. (2018) dan Thahir dkk.
(2020) dengan penelitian ini, hasil yield cair pada penelitian ini memiliki nilai yang
lebih rendah sedangkan pada penelitian Thahir et al. (2018) dan Thahir dkk. (2020)
27
lebih tinggi hasil yield cairnya karena suhu dan waktu yang digunakan lebih tinggi
di bandingan dengan penelitian ini dan dengan penambahan katalis Ni/ZSM-5 pada
Lalu dilakukan analisa nilai densitas produk cair yang merupakan salah satu
faktor awal penentu apakah hasil produk cair yang didapatkan ini termasuk ke
dalam kriteria dari minyak bahan bakar. Setelah dianalisa, produk cair yang
didapatkan memiliki nilai densitas pada tray 1sebesar 0,773 g/cm3 pada tray 2
sebesar 0,768 g/cm3 pada tray 3 sebesar 0,747 g/cm3 dan pada tray 4 sebesar 0,739
g/cm3 untuk spesific gravity pada tray1 didapatkan 0,7800 pada tray2 didapatkan
0,7749 pada tray 3 didapatkan 0,7537 dan pada tray 4 didapatkan 0,7457 kemudian
ºAPI pada tray1 49,97 pada tray 2 ºAPI yang didapatkan 51,16 pada tray 3 ºAPI
didapatkan 56,3 dan pada tray 4 ºAPI yang didapatkan sebesar 58,32. Menurut dari
SNI 3506 tahun 2017 menyatakan bahwa, nilai densitas dari gasoline yaitu sekitar
0,715 hingga 0,770 g/cm3. Lalu menurut (Speight, 2002) spesific gravity dari
gasoline yaitu sebesar 0,70-0,77 dengan ºAPI 70-52. Sehingga produk cair yang
didapatkan ini termasuk ke dalam jenis bahan bakar kerosene pada tray 1 dan tray
BAB V
5.1 Simpulan
temperatur dan waktu optimum yang didapatkan pada saat proses pirolisis
berlangsung yaitu pada menit 65 dan temperatur 374,1ºC. pada kondisi tersebut
yield yang dihasilkan lebih besar di bandingkan dengan waktu dan temperature
yang lain kemudian didapatkan 201 ml bahan bakar dalam 250 gram sampah plastik
PP dan pada kondisi optimal yield cair yang di hasilkan sebesar 60%, yield residu
Hasil produk yang diperoleh termasuk ke dalam range bahan bakar berjenis
kerosene dan gasoline. Dengan nilai rata-rata ºAPI range 52-40 untuk bahan bakar
berjenis kerosene, dan untuk bahan bakar berjenis gasoline memiliki rata-rata ºAPI
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
MEDIA.
Standardisasi Nasional.
Standardisasi Nasional.
Efiyanti, L., & Santi, D. (2016). Pengaruh katalis NiO dan NiOMoO terhadap
Hartati, Widiati, A. A., & Lutfiah, K. (2019). Sintesis Zeolit ZSM - 5 dari
Kassargy, C., Awad, S., Burnens, G., Kahine, K., & Tazerout, M. (2017).
https://doi.org/10.1016/j.jaap.2017.09.005
penggunaan katalis (Zeolit) terhadap kinetic rate tar hasil pirolisis serbuk
https://doi.org/10.21776/ub.jrm.2015.006.01.3
Liestiono, R. P., Cahyono, M. S., Widyawidura, W., Prasetya, A., & Syamsiro, M.
Mawardi, I., & Lubis, H. (2019). Proses Manufaktur Plastik Dan Komposit Edisi
Nasrun, Kurniawan, E., & Sari, I. (2015). Pengolahan limbah kantong plastik jenis
IV, 1–5.
Nazif, R., Wicaksana, E., & Halimatuddahliana. (2016). Pengaruh suhu pirolisis
dan jumlah katalis karbon aktif terhadap yield dan kualitas bahan bakar
Nurdianto, P., Nugraheni, I. K., & Ivana, R. T. (2016). Pengujian bahan bakar
Nurrahmani. (2019). DLH : Dari 800 ton Sampah di Samarinda 17-19 Persen
https://rri.co.id/samarinda/pemerintahan/689980/dlh-dari-800-ton-sampah-
di-samarinda-17-19-persen-sampah-plastik
31
Pratiwi, R., & Dahani, W. (2015). Pengaruh penggunaan katalis zeolit alam dalam
pirolisis limbah plastik jenis HDPE menjadi bahan bakar cair setara
bensin. 1–5.
Putra, L. junaedi rahmat yudia, Sudia, B., & Samhuddin. (2019). Pengaruh
Pendidikan Nasional.
Rahman, M. T. A., Daud, S., & Reza, M. (2017). Pengaruh suhu dan persen katalis
zeolit terhadap yield pirolisis limbah plastik Polypropylene (PP). 4(2), 1–7.
Pengolahan Sampah.
Sa’adah, A. F., Fauzi, A., & Juanda, B. (2017). Peramalan penyediaan dan
17(2), 118–137.
Sari, gina lova. (2017). Kajian potensi pemanfaatan sampah plastik menjadi bahan
Sembiring, F., Purnomo, C. W., & Purwono, S. (2018). Catalytic pyrolysis of waste
Setiorini, I. A. (2017). Sifat kuat tarik dan morfologi termoplastik elastomer dari
43–53.
Thahir, R., Altway, A., Juliastuti, S. R., & Susianto. (2018). Production of liquid
fuel from plastic waste using integrated pyrolysis method with refinery
https://doi.org/10.1016/j.egyr.2018.11.004
Thahir, R., Alwathan, Ramli, & Irwan, M. (2020). Efek zeolite ZSM-5 sebagai
alternatif. 48–53.
Thahir, R., Juliastuti, S. R., Altway, A., & Susianto. (2019). Analysis of Liquid Fuel
from Plastic Waste using Refinery Distillation Bubble Cap Plate Column
https://doi.org/10.5013/IJSSST.a.20.01.34
Wahyudi, J., Prayitno, H. T., & Astuti, A. D. (2018). Pemanfaatan limbah plastik
Cair 60%
Gas 8%
Padat 32%
80 𝑔
b. Y. Padat = 𝑥 100 % = 32 %
250 𝑔
Tray 1
Tray 2
Tray 3
Tray 4
Tray 1
O 141,5
API = 0,7800 − 131,5 = 49,97
Tray 2
O 141,5
API = 0,7749 − 131,5 = 51,16
Tray 3
O 141,5
API = 0,7537 − 131,5 = 56,3
Tray 4
O 141,5
API = 0,7457 − 131,5 = 58,32
LAMPIRAN 2: Dokumentasi