LAPORAN PENELITIAN
Oleh:
Riki Setiawan
17 644 008
Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Sarjana Sains Terapan pada
Program Studi Teknologi Kimia Industri
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Oleh:
Riki Setiawan
NIM 17 644 008
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan penelitian ini adalah hasil karya
saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
Riki Setiawan
NIM. 17 644 008
Menyetujui:
Mengesahkan :
Direktur Politeknik Negeri Samarinda,
Dewan Penguji :
Moderator,
Nama : Drs.harjanto, M.Sc
NIP : 19610629 199003 1 001
Penguji I,
Nama : Syarifuddin Oko, S.Si., M.Si
NIP : 19760225 200502 1 007
Penguji II,
Nama : Alwathan, S.T., M.Si
NIP : 19750222 200212 1 002
Mengetahui :
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
Tugas Akhir ini dengan baik, sehingga Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kapasitas Dengan Adsorben Karbon Aktif
Dari Sekam Padi Sebagai Pengabsorbsi Logam Besi Dan Mangan” ini dapat
Kimia Industri pada Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Samarinda. Laporan
ini disusun berdasarkan data yang penulis peroleh selama melakukan penelitian
mulai dari proses pengumpulan bahan baku sampai proses analisa. Dalam
penulisan laporan ini penulis mengalami beberapa kendala, namun berkat bantuan
1. Bapak ir. Ramli S.T., M.Eng., selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda.
2. Bapak Muh. Irwan, S.T., M.T., PhD., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia.
Kimia Industri.
6. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Teknisi dan Analis serta Administrasi Jurusan
Teknik Kimia.
7. Orang tua dan keluarga peneliti yang tak pernah berhenti memberikan
ini.
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga dalam penulisan laporan penelitian ini dapat menjadi lebih
baik. Besar harapan penulis laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
menggunakannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
ABSTRAK............................................................................................................xii
ABSTRACK.........................................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
5.1 Kesimpulan............................................................................................................38
5.2 Saran......................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tanaman Padi ......................................................................................7
YGambar 3.1 Diagram alir proses pembuatan karbon dari sekam padi................23
Y
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Produksi Padi di Indonesia......................................................................5
Table 4.1 Data efisiensi penyerapan ion logam Fe oleh adsorben dari sekam padi
Table 4.2 Data efisiensi penyerapan ion logam Mn oleh adsorben dari sekam padi
Data Bps tahun 2020, produksi padi di provinsi kalimantan timur mencapai 152,11 ribu
ton per tahun. Di kota samarinda mencapai 4.123 ton pertahun. Sekam padi yang
dihasilkan sebagai hasil samping dari penggilingan padi mencapai 10-15%. Logam berat
besi dan mangan dalam industri menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan.
Metode adsorpsi menggunakan karbon aktif dari sekam padi merupakan salah satu upaya
untuk menurunkan konsentrasi logam besi dan mangan pada limbah cair. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan kapasitas adsoprsi karbon aktif yang berasal dari sekam padi
pada proses adsorpsi logam besi dan mangan. Penelitian ini meliputi 3 tahap ; tahap
preparasi adsorben, proses adsorpsi, dan tahap analisa konsentrasi akhir proses adsorpsi
menggunakan Spektrometri AAS. Proses adsorpsi dilakukan dengan variasi konsentrasi
5-100 mg/L dengan berat adsorben pada logam Fe dan Mn secara berturut-turut 1 dan 1,5
gram dengan waktu kontak 90 menit. Hasil penelitian menunjukan kondisi terbaik proses
adsorpsi dengan konsentrasi optimum masing-masing pada konsentrasi adasorbat Fe 30
mg/L dan Mn 15 mg/L sedangkan kapasitas adsorpsi maksimum yang didapat 2,9734
mg/g dan 1,6287 mg/g dengan % efisiensi penyerapa sebesar 99,11% dan 99,54%
Bps data for 2020, rice production in East Kalimantan province reached 152.11
thousand tons per year. In the city of Samarinda it reaches 4,123 tons per year.
The rice husk produced as a byproduct of rice milling reaches 10-15%. Heavy
metals, iron and manganese in industry, are a source of environmental pollution.
The adsorption method using activated carbon from rice husks is an effort to
reduce the concentration of iron and manganese metals in liquid waste. This study
aims to determine the adsorption capacity of activated carbon from rice husks in
the adsorption process of iron and manganese metals. This research includes 3
stages; the adsorbent preparation stage, the adsorption process, and the final
concentration analysis stage of the adsorption process using AAS Spectrometry.
The adsorption process was carried out by varying the concentration of 5-100
mg / L with the adsorbent weight on Fe and Mn metals, respectively 1 and 1.5
grams with a contact time of 90 minutes. The results showed the best conditions
for the adsorption process with the optimum concentration respectively at the
adacorbate concentration of Fe 30 mg / L and Mn 15 mg / L while the maximum
adsorption capacity obtained was 2.9734 mg / g and 1.6287 mg / g with%
absorption efficiency. of 99.11% and 99.54%
PENDAHULUAN
perkembangan besar begitu juga industri kimia yang berada di Indonesia. Hal ini
Kalimantan timur yang terletak pada kota Balikpapan, Samarinda dan Bontang.
Tetapi industri kimia tersebut tidak sejalan dengan penanganan masalah limbah
yang dihasilkan oleh indusutri tersebut. Limbah yang di hasilkan oleh indsutri
kimia biasanya mengandung logam berat yang berbahaya bagi lingkungan dan
Data Bps tahun 2020, produksi padi di provinsi kalimantan timur mencapai
152,11 ribu ton per tahun. Di kota samarinda mencapai 4.123 ton pertahun. Sekam
padi yang dihasilkan sebagai hasil samping dari penggilingan padi mencapai 10-
15%. Dengan jumlah ini maka sekam padi yang dihasilkan mencapai 1.567,2 ton
per tahun. Sekam padi merupakan limbah hasil penggilingan padi yang jumlahnya
pencemaran lingkungan.
organik seperti limbah tanaman padi, jagung, pisang dan lain-lain. Keberadaan
sekam padi di Indonesia sendiri belum mendapat perhatian khusus dan hanya
terbatas untuk beberapa keperluan sederhana misalnya untuk abu gosok, pakan
1
2
ternak dan pupuk tanaman. Bahkan disebagian daerah sekam padi dibuang begitu
yang tinggi. Kandungan kimia sekam padi terdiri atas 50% selulosa, 25 – 30 %
lignin, dan 15 – 20 % silika. Sekam padi saat ini telah dikembangkan sebagai
bahan baku untuk menghasilkan abu yang dikenal di dunia sebagai rice husk ask
(RHA). Abu sekam padi yang dihasilkan dari pembakaran sekam padi pada suhu
400oC – 600oC akan menjadi silika amorf. Hasil pengabuan pada suhu 600 oC
efektivitas apabila digunakan untuk mengadsorpsi ion logam karena interaksi ion-
ion logam dan permukaan silika lemah. Hal ini disebabkan oleh sifat keasaman
yang rendah dari atom oksigen di permukaan. Logam berat yang dapat diserap
oleh adsorben sekam padi adalah Besi (Fe), Mangan(Mn), Timbal (Pb), dan
sebagainya.
3
Penelitian yang dilakukan (Syarifatul dkk., 2020) kadar besi (Fe) pada air
adsorben adalah 2,88 mg/l. Rata-rata kadar besi (Fe) pada air setelah perlakuan
dengan menggunakan arang sekam padi sebagai media adsorben dengan variasi
berat 1 kg adalah 7,47 mg/l, variasi berat 2 kg adalah 4,48 mg/ l dan variasi berat
3 kg adalah 14,57 mg/l. Nilai siginifikan 0,109 yang berarti tidak ada pengaruh
secara signifikan penurunan kadar besi (Fe) pada air dengan menggunakan arang
adsorben yang dipersiapkan dari sekam padi setelah diaktivasi dengan asam sitrat
0,4 M pada waktu adsorpsi selama 60 menit merupakan kondisi terbaik dalam
disempurnakan dengan bahan adsorben arang dari sekam padi yang diaktivasi
dengan asam fosfat. Penelitian tentang pemanfaatan limbah padat proses sintesis
pembuatan furfural dari sekam padi sebagai arang aktif sebelumnya pernah
karbonasi pada suhu 300°C dan aktivasi menggunakan H2SO4, HCl dan H3PO4.
4
merupakan salah satu adsorben organik yang telah banyak diteliti mampu
besi (Fe) dan mangan (Mn) dapat disempurnakan dengan cara menambahkan
sekam padi sebagai karbon aktif sehingga tidak terbuang begitu saja dan
menaikkan nilai ekonomi sekam padi sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif.
6
Bab II
Tinjauan Pustaka
Sekam padi yang sering dikatakan sebagai limbah pengolahan padi ini
sering diartikan sebagai bahan buangan atau bahan sisa dari proses pengolahan
hasil pertanian. Pemanfaatan sekam padi tersebut masih sangat sedikit, sehingga
sekam tetap menjadi bahan limbah yang mengganggu (Hananta, 2016).
a. Sumber Silika
Sekitar 20% silika dalam sekam padi merupakan sumber silika yang
cukup tinggi, selain itu silika yang terdapat dalam sekam padi memiliki sedikit
jumlah elemen lain (pengotor) yang tidak diinginkan dibandingkan jumlah
silikanya yang banyak. Silika diperoleh dari pembakaran sekam untuk
10
menghasilkan abu atau secara ekstraksi sebagai natrium silikat dengan larutan
alkali
b. Pemurnian Air
Pemanfaatan sekam antara lain sebagai sumber energi, abu gosok yaitu
untuk keperluan rumah tangga, bahan pencampur untuk pembuatan semen
portland dalam bidang industri, dan dapat digunakan untuk menjernihkan air.
Pemanfaatan sekam padi untuk menjernihkan air yaitu melalui proses filtrasi
atau penyaringan partikel, koagulasi, dan adsorpsi.
c. Bahan Bakar
Pembakaran merupakan satu metode yang umum dan sering digunakan
dalam proses akhir pengolahan sekam padi. Sekam padi yang dibakar secara
langsung untuk meneruskan aliran uapnya atau digunakan di dalam generator
untuk menghasilkan tenaga penguat dengan minyak yang memiliki nilai bahan
bakar (Hananta, 2016).
Sekam padi yang merupakan bahan sisa dari proses penggilingan padi
dapat dimanfaatkan keberadaannya. Sekam padi dapat diolah kembali karena
memiliki manfaat, salah satu alternatifnya adalah dengan melakukan proses
pembakaran terhadap sekam padi menjadi abu.
2.2 Adsorpsi
2.2.1 Defenisi Adsorpsi
dalam larutan oleh permukaan benda penyerap dimana terjadi suatu ikatan kimia
penyerap akibat ikatan fisika dan kimia. Permukaan padatan yang kontak dengan
(Tandy,El.,2012)
cair .Molekul yang terikat pada bagian antar muka disebut adsorbat, sedangkan
adsorbsi, interaksi antara adsorben dengan adsorbat hanya terjadi pada permukaan
adsorben. Adsorbsi adalah gejala pada permukaan, sehingga makin besar luas
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat, ion atau molekul yang
melekat pada permukaan, dimana molekul dari suatu materi terkumpul pada
dimanfaatkan dalam proses penjernihan air atau pemurnian suatu bahan yang
sehingga mempunyai daya serap adsorpsi yang besar. Terjadinya adsorpsi pada
permukaan larutan disebabkan karena adanya kekuatan atau gaya tarik – menarik
antara atom atau molekul pada permukaan larutan. Peristiwa penyerapan suatu zat
pada permukaan zat lain disebut adsorpsi, zat yang diserap disebut fase terserap
1. Adsorpsi fisika
Adsorpsi yang disebabkan oleh gaya Van Der Wall yang ada pada
permukaan adsorben, panas adsorpsinya rendah dan lapisan yang terjadi
pada permukaan adsorben biasanya lebih kecil dari satu molekul.
2. Adsorpsi kimia
Adsorpsi yang terjadi karena adanya reaksi antara zat yang diserap
dengan adsorben panas adsorpsinya tinggi lapisan molekul pada adsorben
hanya satu lapis, terbentuk ikatan kimia. Peristiwa adsorpsi disebabkan
oleh daya tarik molekul di permukaan adsorben. Adsorpsi menurunkan
ketidakseimbangan daya tarik yang terjadi di permukaan (Muzaki dan
Santosa, 2008).
Adsorpsi fisika sering sekali menunjukkan adsorpsi dari adanya gaya Van
der Wall, terjadi karena adanya gaya adhesi antara zat terlarut dengan adsorben.
Gaya-gaya paling kuat yang ada dalam adsorpsi molekul-molekul kecil dari
larutan cair yaitu pertukaran ion dan ikatan hidrogen. Adsorpsi zat terlarut oleh
adsorben padat cenderung membentuk ikatan hidrogen jika salah satu
mempunyai kelompok ikatan hidrogen sebagai donor dan yang lainnya sebagai
akseptor (Yun dkk., 2001 dan Alberty dkk, 1992).
a. Luas permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, maka makin banyak zat yang
teradsorpsi. Luas permukaan adsorben ditentukan oleh ukuran partikel dan
jumlah dari adsorben.
b. Jenis adsorbat
Peningkatan polarisabilitas adsorbat akan meningkatkan kemampuan
adsorpsi molekul yang mempunyai polarisabilitas yang tinggi (polar) memiliki
kemampuan tarik-menarik terhadap molekul lain dibandingkan molekul yang
tidak dapat membentuk dipol (nonpolar). Peningkatan berat molekul adsorbat
dapat meningkatkan kemampuan adsorpsi. Adsorbat dengan rantai yang
bercabang biasanya lebih mudah diadsorp dibandingkan rantai yang lurus.
d. Konsentrasi adsorbat
Semakin besar konsentrasi adsorbat dalam larutan maka semakin banyak
jumlah substansi yang terkumpul pada permukaan adsorben.
e. Temperatur
Pemanasan atau pengaktifan adsorben akan meningkatkan daya serap
adsorben terhadap adsorbat menyebabkan pori-pori adsorben lebih terbuka.
Pemanasan yang terlalu tinggi menyebabkan rusaknya adsorben sehingga
kemampuan penyerapannya menurun.
pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung diusahakan agar tidak terjadi
(penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan
ini dapat menjadi lebih tinggi jika tehadap arang tersebut dilakukan aktivasi
dengan bahan kimia atapun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan
demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia, arang
yang diproses dengan menghasilkan struktur daya serap tinggi dan khususnya luas
permukaan area internal yang besar. Tentunya, hal ini terdiri dari karbon (87-
15
dan nitrogen maupun berbagai senyawa lain dari bahan mentah yang digunakan
dalam pembuatan atau dihasilkan selama proses produksi. Karbon aktif diperoleh
dengan proses karbonisasi yang diikuti dengan aktivasi dari bahan yang
Sifat karbon aktif yang paling penting adalah daya serap. Untuk
Partikel ini akan menyerap bahan-bahan organik dan akan terakumulasi pada
bidang permukaannya. Adsorpsi oleh karbon aktif akan melepaskan gas, cairan
dan zat padat dari larutan dimana kecepatan reaksi dan kesempurnaan pelepasan
tergantung pada pH, suhu, konsentrasi awal, ukuran molekul, berta molekul dan
unsur logam dalam matiks kompleks. Spektroskopi ini didasarkan pada jumlah
bebas tersebut. Analisis kuantitatif logam dengan metode SSA didasarkan pada
fakta yang mana bahwa atom – atom suatu unsur pada keadaan dasar (ground
tergantung pada sifat unsurnya, dimana jumlah energi yang diserap sebanding
dengan jumlah atom yang menyerap energi tersebut (Haswel, 1991). Konsentrasi
16
penggunaan kurva kalibrasi yang dibuat dari suatu seri larutan standart. Batas
deteksi metode SSA sangat bervariasi dan dapat mencapai puluhan ppb,
tergantung sifat analit dan matriks serta kesensitifan instrument SSA yang
menentukan kadar unsur-unsur logam dalam sampel penelitian. Teknik ini sangat
tepat untuk menganalisis unsur-unsur pada logam dalam sampel penelitian pada
oleh atom-atom netral pada keadaan dasar, dengan panjang gelombang tertentu
pemisahan dan logam yang dianalisa terhadap logam lain yang ada dalam
pengaturan nyala yang optimum, serta penggunaannya sumber radiasi dari unsur
kurva kalibrasi dari larutan standart yang berada garis lurus (Suharta, 2005).
y= bx + a ......................................................................... (2)
17
dimana :
y = absorban
sebagai berikut:
gelombang tertentu.
dimana:
A = absorban
a = absortivitas
2.1. Logam Fe
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis
yang tinggi. Besi telah ditemukan sejak zaman dahulu dan tidak diketahui siapa
18
penemu sebenarnya dari unsur ini. Besi dan unsur keempat banyak dibumi dan
Besi murni bersifat agak lunak dan kenyal. Oleh karena itu, dalam industri,
besi selalu dipadukan dengan baja. Baja adalah berbagai macam paduan logam
yang dibuat dari besi tuang kedalamnya ditambahkan unsur-unsur lain seperti Mn,
Ni, V, atau W tergantung keperluannya. Besi tempa adalah besi yang hampir
1. Lambang Fe
2. No. Atom 26
3. Golongan, Periode 8,4
4. Penampilan Metalik Mengkilap Keabu-abuan
5. Massa Atom 55,854 g/mol
6. Konfigurasi Elektron [ Ar ] 3d64s2
7. Fase Padat
8. Massa Jenis (Suhu Kamar) 7,86 g/cm3
9. Titik Lebur 1811 ºK (1538 ºC, 2800 ºF)
10. Titik Didih 3134 ºK (2861 ºC, 5182 ºF)
11. Kapasitas Kalor (25 ºC) 25,10 J/ (mol.K)
Adapun besi terlarut yang berasal dari pipa atau tangki-tangki besi adalah
Akibat pengaruh pH yang rendah (bersifat asam), dapat melarutkan logam besi.
1. Pengaruh akibat adanya CO2 agresif yang menyebabkan larutnya logam besi.
Apabila konsentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas tersebut akan
1. Gangguan teknis
dapat merugikan seperti mengotori bak yang terbuat dari seng. Mengotori
2. Gangguan Fisik
Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air
adalah timbulnya warna, bau dan rasa. Air akan terasa tidak enak bila
3. Gangguan kesehatan
mg/hari yang sebagian diperoleh dari air, tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang
dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka
yang sering mendapat transfusi darah warna kulitnya menjadi hitam karena
akumulasi Fe. Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa
mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding
usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe
20
yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit.
Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air
jumlah yang berlebihan di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh
akan besi sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks
dengan mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosi hati dan
terjadi karena transfusi yang berulang-ulang. Dalam keadaan ini besi masuk
2.6 Logam Mn
Mangan (Mn) adalah logam berwarna abu-abu keperakan yang
merupakan unsru pertama logam golongan VIIB, dengan berat atom 54.94 g.mol -
1
, nomor atom 25, berat jenis 7.43g.cm -3, dan mempunyai valensi 2, 4, dan 7
(selain 1, 3, 5, dan 6). Mangan digunakan dalam campuran baja, industri pigmen,
las, pupuk pestisida, keramik, eletronik dan alloy (campuran beberapa logam dan
bukan logam, terutama karbon), industri baterai, cat, dan zat tambahan makanan.
Di alam mangan (Mn) jarang seklai berada dalam keadaan unsur. Umumnya
dengan kualitas air, senyawa mangan dan besi berubah-ubah tergantung derajat
keasaman (pH) air. Perubahan senyawa besi dan mangan di alam berdasarkan
kondisi pH. Oleh karena itu di dalam sistem pengolahan air, senyawa mangan
21
yang memiliki valensi yang lebih tinggi tidak larut dalam air sehingga dapat
dengan mudah dipisahkan secara fisik. (Eaton Et.al.2005; Janelle, 2004 dan Said,
2003).
0,1 mg/L. Jika konsentrasi melebihi 1 mg/l maka dengan cara pengolahan biasa
sanagt sulit untuk menurunkan konsentrasi sampai derajat yang diijinkan sebagai
air minum. Oleh karena itu perlu cara pengolahan yang khusus. Pada tahun 1961
sebesar 0,1 mg/l, tetapi selanjutnya diperbaharui menjadi 0,05 mg/l. Di Amerika
No. 907 tahun 2002 menetapkan kadar zat besi di dalam air minum maksimum
tanah dan partikel kecil di dalam air. Partikel mangan di udara yang hadir dalam
partikel debu. Ini biasanya menetap ke bumi dalam beberapa hari. Manusia
pembakaran bahan bakar fosil. Mangan yang berapsal dari sumber daya manusia
juga dapat memasukkan air permukaan, air tanah dan air limbah. Melalui
Untuk hewan mangan adalah komponen penting dari lebih dari tiga puluh
enam enzim yang digunakan untuk karbohidrat, protein dan metabolisme lemak.
normal, pembentukan tulang dan reproduksi akan terjadi. Untuk beberapa hewan
dosis yang mematikan sangat rendah, yang berarti mereka memiliki sedikit
kesempatan untuk bertahan hidup dosis yang lebih kecil dari mangan saat ini
melebihi dosis yang penting. Zat mangan dapat menyebabkan gangguan paru-
paru, hati dan pembuluh darah, penurunan tekanan darah, kegagalan dalam
pengembangan janin hewan dan kerusakan otak. Ketika serapan mangan terjadi
melalui kulit dapat menyebabkan tremor dan kegagalan koordinasi. Akhirnya, tes
tanah. Ketika mangan terlalu sedikit dapat diserap dari tanah ini menyebabkan
Mangan dapat menyebabkan toksisitas dan gejala defisiensi pada tanaman. Ketika
pembengkakan dinding sel, layu daun dan bintik-bintik coklat pada daun.
Kekurangan juga dapat menyebabkan efek ini. Antara konsentrasi racun dan
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu metode pengumpulan
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, yaitu terhitung dari Juli hingga
Desember 2020.
3.3 Variabel
Variable pada penelitian ini meliputi variable tetap dan bebas yaitu:
- Waktu kontak
- Konsentrasi PH
24
Konsentrasi larutan Fe yang digunakan untuk analisis sebesar 5, 10, 15, 20,
25,30,50,70 dan 100 mg/L. Konsentrasi larutan Mn yang digunakan untuk analisis
3.4.1 Alat
1. Timbangan analitik
5. Magnetic stirrer
6. Kaca arlogi
7. Bulp
8. Stopwatch
9. Spatula
3.4.2 Bahan
1. Adsorben Sekam Padi
3. Besi (Fe)
4. Mn (Mn)
Gambar
3.1.
Diagram
alir
proses
adsorbent, jenis asam yang digunakan sebagai aktivator disini digunakan asam
adsorpsi. Proses persiapan adalah proses pembatan karbon atau arang dari sekam
1 hari.
cucian.
dan residu sekam padi. Sekam padi dicuci dengan menggunakan air
120 mesh
kertas saring
desikator
batas
dengan adsorben
regresi kurva kalibrasi. Rumus yang digunakan untuk menentukan kadar logam
mg Creg × P ×V
Kadar logam = ………………………………………….(6)
kg G
Keterangan :
Massa Waktu
Volume Cawal Cakhir Kapasitas
Sampel Adsorben (Menit %ADS
(ml) (mg/L) (mg/L) Penyerapan
(gr) )
Adsorbat 1 5 0,2874 94,25 0,4713
Adsorbat 2 10 0,1908 98,09 0,9809
Adsorbat 3 15 1,5000 90,00 1,3500
Adsorbat 4 20 0,2488 98,76 1,9751
Adsorbat 5 1 100 90 25 0,2295 99,08 2,4771
Adsorbat 6 30 0,2657 99,11 2,9734
Adsorbat 7 50 19,0338 61,93 3,0966
Adsorbat 8 75 24,2681 67,64 5,0732
Adsorbat 9 100 25,9227 74,08 7,4077
Proses aktivasi sekam padi dengan penambahan aktivator H3PO4 25% variasi
konsentrasi masing-masing logam Fe dan Mn adalah 5, 10, 15, 20, 25, 30, 50, 75,
100 dan 5, 10, 15, 20, 25, 30. Pengujian kemampuan adsorben dalam menjerap Fe
tabel 4.1 dan besar kapasitas penyerapan adsorben yang tercantum pada tabel 4.2.
Table 4.1 Data efisiensi penyerapan ion logam Fe oleh adsorben dari sekam padi
hasil aktivasi dengan Asam Fosfat.
Massa
Volume Waktu Cawal Cakhir Kapasitas
Sampel Adsorben %ADS
(ml) (Menit) (mg/L) (mg/L) Penyerapan
(gr)
Absorbat 1 5 0,0487 99,0262 0,3301
Absorbat 2 1,5 100 90 10 0,5049 94,9513 0,6330
Absorbat 3 15 0,0697 99,5356 0,9954
Absorbat 4 20 0,2524 98,7378 1,3165
Absorbat 5 25 2,1948 91,2210 1,5203
Absorbat 6 30 5,5693 81,4357 1,6287
Table 4.2 Data efisiensi penyerapan ion logam Mn oleh adsorben dari sekam padi
4.2 Pembahasan
Pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sekam padi dapat digunakan
sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif dan pengaruh variasi konsentarasi
Pada proses pembuatan karbon aktif dari arang sekam padi meliputi tahap
fisika, kimia, dan fisikakimia. Aktivasi adalah suatu perlakuan terhadap arang
yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan
mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya
bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Pada proses produksi
karbon aktif, proses aktivasi merupakan proses terpenting karena proses ini sangat
menentukan sekali terhadap kualitas karbon aktif yang dihasilkan baik luas
Pada proses pembuatan karbon aktif dari sekam padi dilakukan preparasi
dengan menghilangkan silika yang ada pada sekam padi. Penghilangan silika
2020) kandungan silika pada karbon aktif dapat menurunkan kemampuan dari
karbon aktif karena silika akan menempati pori pada karbon aktif. Hal tersebut di
perkuat dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Nasir, Zakir, &
silikanya memiliki pori-pori yang lebih luas dibandingkan dengan karbon aktif
yang masih ada silikanya. Pori-pori yang terdapat karbon aktif dapat
Melakukan uji pada karbon aktif pengujian karbon aktif dilakukan oleh PT
Tribhakti Inspektama dengan metode ASTM ISO pada tanggal 7 januari 2021.
Hasil uji analisa karbon aktif menunjukkan bahwa karaktaristik yang di hasilkan
berupa Mousture, Ash Content, Volatile Matter dan Fixed Carbon secara berturut-
turut adalah 6,29%, 4,16%, 3,79% dan 85,76% daya serap iod memiliki nilai
827,7358 mg/g dimana nilai tersebut telah sesuai dengan standar SNI 06-3790-
1995.
yang dapat diserap oleh adsorben sekam padi. Berdasarkan gambar 4.1 efisiensi
ion Fe dalam larutan maka semakin banyak pula Fe yang akan diserap oleh
efisiensi terus meningkat pada konsesntrasi 10, 20, 25 dan 30 mg/L karena pori-
pori pada adsorben sekam padi belum mencapai titik jenuh dan dapat menyerap
menjadi 61,93% Dari data tersebut diperoleh efisiensi adsorpsi Fe terbaik pada
konsentrasi Fe 30 mg/L.
padi. Dari gambar tersebut terlihat bahwa kondisi terbaik penyerapan dicapai pada
menyerap adsorben sekam padi terhadap ion logam Fe dan Mn sudah maksimum.
Dengan kata lain kapasitas serap maksimum adsorben sekam padi telah tercapai.
karena pada konsesntrasi yang lebih tinggi jumlah ion logam dalam larutan tidak
sebanding dengan jumlah partikel adsorben sekam padi yang tersedia sehingga
permukaan adsorben sekam padi mencapai titik jenuh dan efisiensi penyerapan
3.50
3.00
Kapasitas Penyerapan (mg/g)
2.50
2.00
1.50 Fe
Mn
1.00
0.50
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35
Konsentrasi Adsorbat (mg/L)
Dari data adsorpsi larutan ion Fe dan Mn dari karbon aktif sekam padi
kapasitas adsorpsi untuk Fe dari 0,4713 mg/g hingga 2,9734 mg/g sedangkan
ion yang terikat dengan gugus aktif adsorbensekam padi bertambah banyak
sehingga jumlah ion yang teradsorpsi sebanding dengan jumlah gugus aktif yang
tersedia pada adsorben. Ketika gugus aktif adsorben telah jenuh, maka
peningkatan gugus aktif adsorbat akan menurun namun jika pada saat keadaan
gugus aktif adsorben belum jenuh oleh adsorbat, maka peningkatan konsentrasi
adsorbat akan meningkatkan jumlah adsorbat yang teradsorpsi (Oscik, 1982 dalam
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu mengenai adsorpsi
antaranya adalah :
fixed carbon sebesar 85,76% dan daya serap iod sebesar 827,7358 mg/g
5.2 Saran
Apriliani, Ade., (2010). Pemanfaatan Arang Ampas Tebu Sebagai Adsorben Ion Logam
Cd, Cr, Cu, dan Pb dalam Air Limbah, Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi,
Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur (2020). Data Penghasilan Padi Regional
Baidho, Z.E., Lajuardy, T., Rohmania, S., & Hartati, I. (2013). Adsorpsi Logam Berat
Bakri,(2008) Komponen Kimia da Fisik Abu Sekam Padi sebagai SCM untuk
Chen AC, Veiga MF, Rizzuto AB., (1988). Cocrystallization: an encapsulation process.
minerals and yerba mate extract co-crystallized with sucrose. Journal of Food
Hananta, R. (2016). Makalah Abu Sekam Padi dan Manfaatnya, (online), (diakses 5
Agustus 2020)
Harahap, A. D., Verantika, F., Fahmi, N. Y., & Tanjung, A. P. (2017). Penyerapan
Ion Logam Mangan (Mn) Menggunakan Adsorben dari Sekam Padi Hasil
Aktivasi dengan Asam Sitrat. 1-5.
Herman, D.Z., (2006). Tinjauan terhadap Tailing Mengandung Unsur Pencemar Arsen
(As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari Sisa Pengolahan
Bijih Logam. Jurnal Geologi Indonesia Vol. 1 No. 1 Maret 2006: 31- 36.
Musafira, M., Mirzan, M., & Pratiwi, W. (2020). Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang
Muzaklcy dan Santosa, S.J., (2008). Adsorpsi Th-232 dan U-238 oleh y-Al2O3-Humat
Nurhasni, (2014). “Penyerapan Ion Logam Cd dan Cr Dalam Air Limbah Menggunakan
Palar, H. (1994). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta
Safi'i, F. F., & Mitarlis. (2013, May). Pemanfaatan limbah padat proses sintesis
pembuatan furfural dari sekam padi sebagai arang aktif. 2.
Sawyer, C.N., McCarty, P.L. dan Parkin, G.F. (1994). Chemistry for Environmental
Sembiring, M.T & S.S. Tuti. (2003). Arang aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya).
Sembodo, S.T.B., (2006), Adsorpsi Simultan Ion Logam Divalen Mg(II), Ni(II) Dengan
Setyaningtyas, Tien., Zusfahair., dan Suyata, (2005). Pemanfaatan Abu Sekam Padi
Sebagai Adsorben Kadmium (II) dalam Pelarut Air. Majalah Kimia Universitas
Syarifatul , N., Budi , T., & Sugeng, A. (2020). Pengaruh Variasi Berat Arang
Tandy, E. (2012). Kemampuan Adsorben Limbah Lateks Karet Alam Terhadap Minyak
Pelumas Dalam Air. Jurnal Teknik Kimia USU. Volume 1 No. 2. Departemen
Ummah, Sayidatul et al. (2010). Kajian Penambahan Abu Sekam Padi Dari Berbagai
Yuliono, Y., Herawati, N., & Maryono, M. (2014). Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif
Absorbansi
C X rata
Larutan SD %RSD
(mg/L) rata
A1 A2 A3
Kurva Standar
0.1000
0.0800
f(x) = 0.04 x − 0.01
R² = 0.99
Absorbansi
0.0600
0.0400
0.0200
0.0000
0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.2
Konsentrasi Larutan Fe (ppm)
( Cawal −C akhir )
%Abs ¿ ×100 %
Cawal
¿ 98,76 %
Q
( Cawal −C akhir ) ×V
¿
w
mg
¿ 1,9751
g
Absorbansi
C
Larutan X rata rata SD %RSD
(mg/L)
A1 A2 A3
Kurva Standar
1.6
f(x) = 0.26 x − 0.32
1.4 R² = 0.96
1.2
1
Adsorbansi
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Konsentrasi
( Cawal −C akhir )
%Abs ¿ ×100 %
Cawal
¿ 98,7378 %
Q
( Cawal −C akhir ) ×V
¿
w
mg
¿ 1,3165
g