LAPORAN PENELITIAN
Oleh:
Delisa Adelia
17 644 042
Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Sarjana Sains Terapan pada
Program Studi Teknologi Kimia Industri
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Oleh:
Delisa Adelia
NIM 17644042
NIM : 17644042
Akhir
aktif dari sekam padi sebagai pengabsorbsi logam
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan penelitian ini adalah hasil karya
saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
Delisa Adelia
NIM. 17 644 042
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Menyetujui:
Mengesahkan :
Direktur Politeknik Negeri Samarinda,
NIM : 17644042
Dewan Penguji :
Moderator,
Nama : Drs. Harjanti, M.Sc
NIP : 19690629 199003 1 001
Penguji I,
Nama : Drs. Wahyudi, M.P
NIP : 19660222 199203 1 002
Penguji II,
Nama : Noorma Kurnyawaty, S.Si.,M.Si
NIP : 19950618 201903 2 016
Mengetahui :
Data BPS tahun 2020 , produksi padi di provinsi Kalimantan Timur mencapai
152,11 ribu ton per tahun. Di kota samarinda mencapai 4123 ton per tahun, sekam
padi yang dihasilkan sebagai hasil samoing dari penggilinganpadi mencapai 10-
15%. Logam berat besi dan mangan dalam dunia industri menjadi salah satu
sekam padi merupakan salah satu upaya untuk menurunnkan konsentrasi logam
besi dan mangan pada limbah cair. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
kapasitas adsorpsi karbon aktif yang berasal dari sekam padi pada proses adsorpsi
logam besi dan mangan. Penelitian ini meliputi 3 tahapan yaitu tahap preparasi
adsorben, proses adsorpsi dan tahap analisa konsentrasi akhir proses adsorpsi
logam adalah pada kondisi konsentrasi larutan Fe 20 ppm yaitu selama 90 menit
dan massa adsorben sebesar 1 gr. Efektivitas penyerapan logam Fe oleh adsorben
larutan Mn 20 ppm yaitu selama 90 menit dan massa adsorben sebesar 1,5 gr.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
Tugas Akhir ini dengan baik, sehingga Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Pengaruh Waktu Kontak Dengan Adsorben Karbon Aktif Dari Sekam Padi
pada Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Samarinda. Laporan ini disusun
berdasarkan data yang penulis peroleh selama melakukan penelitian mulai dari
proses pengumpulan bahan baku sampai proses analisa. Dalam penulisan laporan
ini penulis mengalami beberapa kendala, namun berkat bantuan dari berbagai
Samarinda.
2. Bapak Muh. Irwan, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia.
3. Ibu Irmawati Syahrir, S.T., M.T., selaku Ketua Prodi S1 Terapan Teknologi
Kimia Industri.
6. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Teknisi dan Analis serta Administrasi Jurusan
Teknik Kimia.
7. Orang tua dan keluarga peneliti yang tak pernah berhenti memberikan
ini.
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga dalam penulisan laporan penelitian ini dapat menjadi lebih
baik. Besar harapan penulis laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
menggunakannya.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.2. Adsorpsi.....................................................................................................8
4.2. Pembahasan.............................................................................................30
BAB V PENUTUP................................................................................................35
5.1. Kesimpulan..............................................................................................35
5.2. Saran........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................36
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
semua negara di dunia baik negara maju maupun berkembang. Sejumlah faktor
hidup terutama manusia. Pencemaran lingkungan oleh logam berat menjadi salah
satu masalah yang cukup serius seiring dengan penggunaan logam berat dalam
berat atom atau nomor atom tinggi, lebih besar daripad unsur lain didalam tabel
periodik dan memiliki kepadatan lebih dari 5 g/cm 3. Besi dan Mangan merupakan
salah satu contoh logam berat esensial yang mana keberadaannya dalam jumlah
tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup dan akan menimbulkan efek
racun bagi tubuh dalam jumlah yang berlebihan[ CITATION Fat19 \l 1057 ].
logam besi dan mangan. Metode adsorpsi umumnya berdasarkan interaksi ion
2
logam dengan gugus fungsional yang ada pada permukaan adsorben melalui
interaksi gaya van der waal, ikatan hidrogen, pertukaran ion atau pembentukan
kompleks dan biasanya terjadi pada permukaan padatan yang kaya gugus
beberapa keuntungan, yaitu lebih ekonomis dan juga tidak menimbulkan efek
gabah. Pada penggilingan gabah, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi
bahan sisa atau limbah penggilingan padi. Sekam padi mengandung komponen-
bahan penyerap. Pemanfaatan serbuk sekam padi sebagai bahan material penyerap
merupakan salah satu teknologi yang muruh karena bahan bakunya mudah
didapat.
[ CITATION Nur16 \l 1057 ] mengenai pengaruh waktu aliran regenerasi dan ukuran
media bioadsorben sekam padi dalam penurunan konsentrasi besi total air sumur
artifisial. Pada penelitian tesebut diperoleh hasil optimum ukuran dari karbon aktif
yaitu 20 mesh dari 2 variasi (10 mesh dan 20 mesh) dengan waktu aliran
pengaruh variasi berat arang sekam padi sebagai media adsorben dalam
menurunkan kadar besi (Fe) pada air di banyumas. Secara statistik, data
penyerapan karbon aktif dari sekam padi yang didapatkan tidak berpengaruh
signifikan terhadap penurunan kadar besi pada air. Kadar besi (Fe) pada air
adsorben adalah 2,88 mg/l. Rata-rata kadar besi (Fe) pada air setelah perlakuan
dengan menggunakan arang sekam padi sebagai media adsorben dengan variasi
berat 1 kg adalah 7,47 mg/l, variasi berat 2 kg adalah 4,48 mg/l, variasi berat 3 kg
adalah 4,48 mg/l. Penelitian adsorpsi logam mangan (Mn) sebelumnya telah
dilakukan oleh [ CITATION Har17 \l 1057 ] mengenai penyerapan ion logam mangan
(Mn) menggunakan adsorben dari sekam padi hasil aktivasi dengan asam sitrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorben yang dihasilkan dari sekam padi
setelah diaktivasi dengan asam sitrat 0,4 M dalam waktu adsorpsi selama 60 menit
merupakan kondisi terbaik dalam penyerapan ion Mn pada permukaan air dengan
0,084 mg-Mn/mg-adsorben.
disempurnakan dengan bahan adsorben arang dari sekam padi yang diaktivasi
dengan asam fosfat. Penelitian tentang pemanfaatan limbah padat proses sintesis
pembuatan furfural dari sekam padi sebagai arang aktif sebelumnya pernah
karbonasi pada suhu 300°C dan aktivasi menggunakan H2SO4, HCl dan H3PO4.
4
Penyerapan kedua logam tersebut yaitu besi (Fe) dan mangan (Mn) dapat
kontak adsorben arang aktif dari sekam padi sebagai pengabsorpsi logam besi dan
mangan.
sekam padi sebagai arang aktif sehingga tidak terbuang begitu saja dan menaikkan
nilai ekonomi sekam padi sebagai bahan baku pembuatan arang aktif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sekam padi atau kulit gabah merupakan bagian terluar dari butiran padi,
sekam padi memiliki kandungan silika terbanyak dibandingkan hasil samping dari
pengolahan padi lainnya. Hasil samping dari pengolahan lainnya antara lain
jerami (4,0 – 7,0)%, bekatul (0,6 – 1,1)%, dedak (0,2 – 0,3)% dan sekam (18,0 –
pakan ternak, bahan baku industry, dan energy atau bahan bakar ataupun
Sekam padi mengandung 40% sellulosa, 30% lignin dan 20% abu. Abu
sekam padi terdiri dari opaline silika yang diperoleh dalam jaringan sellulosa dan
sedikit karbon. Sifat dari sekam padi pada umumnya yaitu higroskopis, berat jenis
rendah dan warna netral [ CITATION Con08 \l 1057 ] . Sekam padi memiliki
[ CITATION Han16 \l 1057 ] . Komposisi kimia sekam padi dapat dilihat pada Tabel 5
berikut:
sebagai briket arang sekam, alas pakan ternak, atau dimusnahkan dengan cara
a. Sumber Silika
Sekitar 20% silika dalam sekam padi merupakan sumber silika yang
cukup tinggi, selain itu silika yang terdapat dalam sekam padi memiliki sedikit
menghasilkan abu atau secara ekstraksi sebagai natrium silikat dengan larutan
alkali.
b. Pemurnian Air
Pemanfaatan sekam antara lain sebagai sumber energi, abu gosok yaitu
portland dalam bidang industri, dan dapat digunakan untuk menjernihkan air.
Pemanfaatan sekam padi untuk menjernihkan air yaitu melalui proses filtrasi
c. Bahan Bakar
Pembakaran merupakan satu metode yang umum dan sering digunakan
dalam proses akhir pengolahan sekam padi. Sekam padi yang dibakar secara
untuk menghasilkan tenaga penguat dengan minyak yang memiliki nilai bahan
2.2. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan suatu substansi pada
permukaan zat padat. Pada fenomena adsorpsi, terjadi gaya tarik-menarik antara
dalam solid disebut adsorbat sedangkan solid tersebut adalah adsorben. Proses
adsorpsi dapat terjadi karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada
permukaan padatan yang tidak seimbang. Adanya gaya ini, padatan cenderung
baik fasa gas atau fasa larutan kedalam permukaannya. Akibatnya konsentrasi
molekul pada permukaan menjadi lebih besar dari pada dalam fasa gas zat
terlarut dalam larutan. Proses adsorpsi hanya terjadi pada permukaan, tidak
1. Jenis Adsorbat
b. Kepolaran Zar
2. Karakteristik Adsorben
a. Kemurnian Adsorben
3. Temperatur
4. Tekanan adsorbat
1. Adsorpsi fisika
Adsorpsi yang disebabkan oleh gaya Van Der Wall yang ada pada
2. Adsorpsi kimia
Adsorpsi yang terjadi karena adanya reaksi antara zat yang diserap
diantaranya adalah :
gaya Van der Wall, terjadi karena adanya gaya adhesi antara zat terlarut
molekul-molekul kecil dari larutan cair yaitu pertukaran ion dan ikatan
merupakan salah satu adsorben yang paling sering digunakan pada prose
adsorpsi. Hal ini disebabkan karena karbon aktif mempunyai daya adsorpsi
dan luas permukaan yang lebih baik dibandingkan adsorben lainnya. Luas
komposisi senyawa pada karbon aktif (Tabel 1) diantaranya terdiri dari senyawa
C, Na2O, MgO, Al2O3, SiO2, Cl, CaO, TiO2, FeO, CuO, dan K2O.
mineral yang mengandung karbon dapat dibuat menjadi karbon aktif yaitu dibuat
melalui proses pembakaran secara karbonisasi (aktivasi). Dari semua bahan yang
tulang, kayu lunak maupun keras, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa,
ampas penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, dan batubara.
Karbon aktif memiliki luas permukaan serta ukuran pori yang berbeda untuk
setiap jenisnya. Ukuran pori karbon aktif biasa dinyatakan dalam ukuran mesh.
Luas permukaan dan ukuran pori ini sangat menentukan proses adsorpsi yang
mungkin terjadi. Semakin besar luas permukaan suatu karbon aktif, maka
semakin besar juga daya adsorpsinya terhadap molekul. Ukuran pori pada
karbon aktif menentukan dapat masuk atau tidaknya suatu molekul terhadap pori
tersebut. Jika ukuran pori karbon aktif yang tersedia lebih kecil dibandingkan
ukuran molekul yang akan diadsorpsi, maka proses adsorpsi tidak dapat terjadi
pada Tabel 2 bahwa untuk mengetahui mutu dari karbon aktif dapat dilihat dari
beberapa jenis uji yaitu kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon
dengan pori
porositas (porosity).
1. Ukuran partikel
permukaan karbon.
2. Luas Pemukaan
Semakin luas permukaan karbon aktif maka semakin meningkatkan daya serap
3. Porositas (Porosity)
dnegan pori.
keras mempunyai berat jenis tinggi sehingga akan menghasilkan daya serap yang
juga tinggi dibandingkan dengan bahan baku yang ringan dan mempunyai berat
jenis rendah.
1. Kadar Air Terikat (Inherent Mointure)
setelah bahan baku berkarbon melalui tahap karbonisasi dan aktivasi kimia,
baik terikat secara kimiawi maupun akibat pengaruh luar seperti iklim,
zat terbang yang terkandung di dalam karbon aktif seperti H2, CO, CH4, dan
kardar karbon tertambat pada arang aktif dipengaruhi oleh variasi kadar air,
menyerap zat-zat dalam larutan. Daya Serap merupakan sifat karbon aktif
yang paling penting. Daya serap karbon aktif dipengaruhi oleh beberapa
2.4. Logam Fe
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis
yang tinggi. Besi telah ditemukan sejak zaman dahulu dan tidak diketahui siapa
penemu sebenarnya dari unsur ini. Besi dan unsur keempat banyak dibumi dan
Besi murni bersifat agak lunak dan kenyal. Oleh karena itu, dalam industri,
besi selalu dipadukan dengan baja. Baja adalah berbagai macam paduan logam
yang dibuat dari besi tuang kedalamnya ditambahkan unsur-unsur lain seperti Mn,
Ni, V, atau W tergantung keperluannya. Besi tempa adalah besi yang hampir
1. Lambang Fe
2. No. Atom 26
3. Golongan, Periode 8,4
4. Penampilan Metalik Mengkilap Keabu-abuan
5. Massa Atom 55,854 g/mol
6. Konfigurasi Elektron [ Ar ] 3d64s2
7. Fase Padat
8. Massa Jenis (Suhu Kamar) 7,86 g/cm3
9. Titik Lebur 1811 ºK (1538 ºC, 2800 ºF)
10. Titik Didih 3134 ºK (2861 ºC, 5182 ºF)
11. Kapasitas Kalor (25 ºC) 25,10 J/ (mol.K)
Adapun besi terlarut yang berasal dari pipa atau tangki-tangki besi adalah
Akibat pengaruh pH yang rendah (bersifat asam), dapat melarutkan logam besi.
1. Pengaruh akibat adanya CO2 agresif yang menyebabkan larutnya logam besi.
Apabila konsentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas tersebut akan
1. Gangguan teknis
dapat merugikan seperti mengotori bak yang terbuat dari seng. Mengotori
2. Gangguan Fisik
Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air
adalah timbulnya warna, bau dan rasa. Air akan terasa tidak enak bila
mg/hari yang sebagian diperoleh dari air, tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang
dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka
yang sering mendapat transfusi darah warna kulitnya menjadi hitam karena
akumulasi Fe. Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa
mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding
usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe
yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit.
Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air
jumlah yang berlebihan di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh
akan besi sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks
dengan mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosi hati dan
terjadi karena transfusi yang berulang-ulang. Dalam keadaan ini besi masuk
merupakan unsru pertama logam golongan VIIB, dengan berat atom 54.94 g.mol -
1
, nomor atom 25, berat jenis 7.43g.cm -3, dan mempunyai valensi 2, 4, dan 7
(selain 1, 3, 5, dan 6). Mangan digunakan dalam campuran baja, industri pigmen,
las, pupuk pestisida, keramik, eletronik dan alloy (campuran beberapa logam dan
bukan logam, terutama karbon), industri baterai, cat, dan zat tambahan makanan.
Di alam mangan (Mn) jarang seklai berada dalam keadaan unsur. Umumnya
dengan kualitas air, senyawa mangan dan besi berubah-ubah tergantung derajat
keasaman (pH) air. Perubahan senyawa besi dan mangan di alam berdasarkan
kondisi pH. Oleh karena itu di dalam sistem pengolahan air, senyawa mangan
yang memiliki valensi yang lebih tinggi tidak larut dalam air sehingga dapat
dengan mudah dipisahkan secara fisik. (Eaton Et.al.2005; Janelle, 2004 dan Said,
2003).
0,1 mg/L. Jika konsentrasi melebihi 1 mg/l maka dengan cara pengolahan biasa
sanagt sulit untuk menurunkan konsentrasi sampai derajat yang diijinkan sebagai
air minum. Oleh karena itu perlu cara pengolahan yang khusus. Pada tahun 1961
sebesar 0,1 mg/l, tetapi selanjutnya diperbaharui menjadi 0,05 mg/l. Di Amerika
No. 907 tahun 2002 menetapkan kadar zat besi di dalam air minum maksimum
tanah dan partikel kecil di dalam air. Partikel mangan di udara yang hadir dalam
partikel debu. Ini biasanya menetap ke bumi dalam beberapa hari. Manusia
pembakaran bahan bakar fosil. Mangan yang berapsal dari sumber daya manusia
juga dapat memasukkan air permukaan, air tanah dan air limbah. Melalui
Untuk hewan mangan adalah komponen penting dari lebih dari tiga puluh
enam enzim yang digunakan untuk karbohidrat, protein dan metabolisme lemak.
normal, pembentukan tulang dan reproduksi akan terjadi. Untuk beberapa hewan
dosis yang mematikan sangat rendah, yang berarti mereka memiliki sedikit
kesempatan untuk bertahan hidup dosis yang lebih kecil dari mangan saat ini
melebihi dosis yang penting. Zat mangan dapat menyebabkan gangguan paru-
paru, hati dan pembuluh darah, penurunan tekanan darah, kegagalan dalam
pengembangan janin hewan dan kerusakan otak. Ketika serapan mangan terjadi
melalui kulit dapat menyebabkan tremor dan kegagalan koordinasi. Akhirnya, tes
tanah. Ketika mangan terlalu sedikit dapat diserap dari tanah ini menyebabkan
Mangan dapat menyebabkan toksisitas dan gejala defisiensi pada tanaman. Ketika
pembengkakan dinding sel, layu daun dan bintik-bintik coklat pada daun.
Kekurangan juga dapat menyebabkan efek ini. Antara konsentrasi racun dan
unsur logam dalam matiks kompleks. Spektroskopi ini didasarkan pada jumlah
bebas tersebut. Analisis kuantitatif logam dengan metode SSA didasarkan pada
fakta yang mana bahwa atom – atom suatu unsur pada keadaan dasar (ground
tergantung pada sifat unsurnya, dimana jumlah energi yang diserap sebanding
dengan jumlah atom yang menyerap energi tersebut (Haswel, 1991). Konsentrasi
penggunaan kurva kalibrasi yang dibuat dari suatu seri larutan standart. Batas
deteksi metode SSA sangat bervariasi dan dapat mencapai puluhan ppb,
tergantung sifat analit dan matriks serta kesensitifan instrument SSA yang
menentukan kadar unsur-unsur logam dalam sampel penelitian. Teknik ini sangat
tepat untuk menganalisis unsur-unsur pada logam dalam sampel penelitian pada
oleh atom-atom netral pada keadaan dasar, dengan panjang gelombang tertentu
pemisahan dan logam yang dianalisa terhadap logam lain yang ada dalam
pengaturan nyala yang optimum, serta penggunaannya sumber radiasi dari unsur
kurva kalibrasi dari larutan standart yang berada garis lurus (Suharta, 2005).
BAB III
METODE PENELITIAN
Sekam Padi sebagai bahan baku pembuatan arang aktif diperoleh dari limbah
Tempat Analisa uji kadar arsen dan merkuri dilakukan di Laboratorium Analisa
- Kecepatan Pengadukan
- Konsentrasi pH
dan 1000 ml
Labu Ukur 100 ml dan 500 ml Mixing
Pipet Ukur 10 ml dan 25 ml Kaca Arloji
Pipet Volume 1 ml Bulp
Erlenmeyer 250 ml dan 500 ml Stopwatch
Cawan Crucible Spatula
Corong Kaca Kertas Saring
Furnace Oven
Screenign 100 120 Eksikator
Atomic Absorption Spectrophotometer
adalah:
adsorpsi. Proses persiapan adalah proses pembatan karbon atau arang dari
1 hari.
cucian.
dan residu sekam padi. Sekam padi dicuci dengan menggunakan air
120 mesh
kertas saring
desikator
3.1.1.5.3. Pembuatan Larutan Fe3+ dan Mn2+
batas
untuk dianalisa
logam Mn
BAB IV
variasi waktu aktivasi (30 menit; 60 menit; 90 menit dan 120 menit). Pengujian
yang tercantum pada tabel 4.1 dan besar kapasitas penyerapan adsorben yang
4.1.1. Logam Fe
Tabel 4.1 Data efisiensi penyerapan ion logam Fe oleh adsorben dari sekam
padi hasil aktivasi dengan Asam Fosfat
Massa C Kapasitas
Waktu C akhir
Sampel Adsorben awal %Abs penyerapan
(menit) (mg/L)
(gr) (mg/L) (mg/g)
20 99,66
1 30 0,069 3,9862
%
99,71
2 60 0,059 3,9882
%
0,5
99,77
3 90 0,048 3,9904
%
99,83
4 120 0,034 3,9932
%
1,0 99,81
5 30 0,038 1,9962
%
6 60 0,038 99,81 1,9962
%
99,86
7 90 0,029 1,9971
%
99,86
8 120 0,029 1,9971
%
99,80
9 30 0,042 1,3305
%
99,78
10 60 0,046 1,3303
%
1,5
99,76
11 90 0,049 1,3301
%
99,88
12 120 0,024 1,3317
%
4.1.2. Logam Mn
Tabel 4.2 Data efisiensi penyerapan ion logam Mn oleh adsorben dari sekam
padi hasil aktivasi dengan Asam Fosfat
Massa Kapasitas
Sampe Waktu Cawal Cakhir
Adsorben %Abs Penyerapan
l (menit) (mg/L) (mg/L)
(gr) (mg/g)
20 75,58
1. 30 4,967 3,0066
%
67,06
2. 60 6,698 2,6604
%
0,5
67,58
3. 90 6,593 2,6814
%
87,57
4. 120 2,527 3,4946
%
95,10
5. 30 0,997 1,9003
%
95,22
6. 60 0,973 1,9027
%
1,0
95,99
7. 90 0,816 1,9184
%
91,40
8. 120 1,749 1,8251
%
1,5 95,55
9. 30 0,905 1,2730
%
98,00
10. 60 0,406 1,3063
%
11. 90 0,257 98,74 1,3162
%
84,84
12. 120 3,084 1,1277
%
4.2. Pembahasan
digunakan sebagai bahan baku arang aktif serta pengaruh variasi waktu kontak
Proses penghilangan silika dapat memperbaiki sifat permukaan dari suatu bahan
1057 ] memperoleh hasil karbon aktif yang berpori pada permukaan adsorben dari
sekam padi yang sudah dihilangkan kadar silikanya. Pori-pori yang terdapat pada
karbon aktif. Preparasi dimulai dengan pencucian dengan air panas dan
menghilangkan kotoran yang menempel dan terikut dari proses penggilingan padi.
Kelarutan silika sangat rendah pada pH<10 sehingga silika dapat diendapkan
dengan asam. Asam klorida juga cukup efektif dalam melucuti (leach out) logam-
logam pengotor inorganik selain silika dalam sekam padi. Dengan hilangnya
pengotor – pengotor logam, maka tidak terjadi reaksi yang dapat menyebabkan
tertutupnya pori akibat pembentukan senyawa silikat yang dapat menurunkan luas
untuk menghilangkan ion-ion logam yang masih menempel pada sekam padi.
Selanjutnya sekam padi dikeringkan dan dilakukan ekstraksi padat cair silika
Perendaman dengan basa dikarenakan kelarutan silika akan meningkat tajam pada
pH > 10 .
unsur silika dengan aktivasi kimia dan fisika. Proses pembuatan meliputi
karbonasi bahan pada suhu 300°C selama 2 jam, aktivasi kimia dengan asam
fosfat, aktivasi fisika pada suhu 900 selama 1,5 jam dan screening pada ukuran
-100+120 mesh. Telah dilakukan uji analisa karbon aktif oleh PT.Tribhakti
Inspektama dengan metode uji ASTM/ISO pada tanggal 7 Januari 2021. Hasil uji
Volatile Matter dan Fixed Carbon secara berturut-turut 6,29%, 4,16%, 3,79% dan
85,76% dimana nilai tersebut telah sesuai dengan standar SNI 06-3790-1995.
yang telah diaktivasi dengan asam fosfat yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan adsorben mengurangi ion Fe dan Mn. Hasil uji diperlihatkan pada
Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 serta diilustrasikan pada gambar 4.1 dam 4.2
99.90%
Efisiensi Penyerapan (%)
99.85%
99.80%
99.75%
99.70% 0,5 gr Adsorben
99.65%
1 gr Adsorben
1,5 gr Adsorben
99.60%
99.55%
20 40 60 80 100 120 140
Waktu
Gambar 4.1 Efisiensi Penyerapan Ion Logam Fe oleh Adsorben dari Sekam Padi
Hasil Aktivasi dengan Asam Fosfat
4.5
Kapasitas Penyerapan (mg/g) 4
3.5
3
2.5
2
0,5 gr Adsorben
1.5
1
1 gr Adsorben
0.5
0
0 50 100 150 1,5 gr Adsorben
Waktu Kontak (menit)
Gambar 4.2 Kapasitas Penyerapan Ion Logam Fe oleh Adsorben dari Sekam
Padi Hasil Aktivasi dengan Asam Fosfat
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa kemampuan adsorben dari sekam padi yang
penyerapan ion Fe oleh adsorben. Waktu kontak optimum didapatkan pada nilai
gr. Sedangkan pada Gambar 4.2 didapatkan nilai kapasitas penyerapan terbesar
yaitu 3,9932 mg Fe/g Adsorben pada massa adsorben sebesar 0,5 gr.
0,5 gr Adsorben
Efisiensi Penyerapan (%)
110%
100%
90% 1,5 Adsorben
1,5 gr Adsorben
4
Kapasitas Penyerapan (mg/g)
3.5
3
2.5
0,5 gr Adsorben
2
1.5
1 1,5 gr Adsorben
0.5
0
0 50 100 150
Waktu (menit)
Gambar 4.4 Kapasitas Penyerapan Ion Logam Mn oleh Adsorben dari Sekam Padi
Hasil Aktivasi dengan Asam Fosfat
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa kemampuan adsorben dari sekam padi yang
dengan massa adsorben 1,5 gr. Sedangkan pada Gambar 4.4 didapatkan nilai
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
adsorben karbon aktif dari sekam padi dengan adsorbat dalam hal ini
penyerapannya.
Mn 20 ppm yaitu selama 90 menit dan massa adsorben sebesar 1,5 gr.
5.2. Saran
lain yang dapat mempengaruhi optimasi penyerapan karbon aktif dari sekam
Coniwati, P., Srikandhy, R., & Apriliyanni. (2008). Pengaruh Proses Pengeringan,
Normalitas HCl dan Temperatur Pembakaran pada Pembuatan Silika dari
Sekam Padi. Diambil kembali dari
http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/viewFile/42/43
Fatmawati. (2019, October 26). Bahaya Logam Berat bagi Manusia. hal. 1.
Hananta, R. (2016). Makalah Abu Sekam Padi dan Manfaatnya.
Harahap, A. D., Verantika, F., Fahmi, N. Y., & Tanjung, A. P. (2017). Penyerapan
Ion Logam Mangan (Mn) Menggunakan Adsorben dari Sekam Padi Hasil
Aktivasi dengan Asam Sitrat. 1-5.
Hasan, N. L., & Abdullah, D. (2015). Kinetika Adsorpsi Logam Merkuri (Hg)
Oleh Karbon Aktif Tempurung Kelapa Pada Limbah Pengolahan Emas di
Kabupaten Buru Propinsi Maluku. Dipetik 09 11, 2020, dari
http://www.bimafikaunidar.or.id/index.php/bimafika/article/viewFile/106/
93
Nasir, L. H., Zakir, M., & Budi, P. (2014, December). Desilikasi Karbon Aktif
Sekam Padi Sebagai Adsorben Hg pada Limbah Pengolahan Emas di
Kabupaten Buru Propinsi Maluku. 7, 1-11.
Nurhidayah, A., Wardana, I. W., & Samudro, G. (2016). Pengaruh Waktu Aliran
Regenerasi dan Ukuran Media Bioadsorben Sekam Padi Dalam Penurunan
Konsentrasi Besi Total Air Sumur Artifisial. 1-11.
Ola, A. L. (2015, may 21). Efect of Rice Husk Ash as Filler for a Furnace of
Household. 06, 19-30. Diambil kembali dari
https://media.neliti.com/media/publications/285993-pengaruh-abu-sekam-
padi-sebagai-bahan-pe-628c6c34.pdf
Rahman, N., Darmayanti, & Supriadi. (2012). Adsorpsi Timbal (Pb) dan Zink
(Zn) dari Larutannya Menggunakan Arang Hayati (Biocharcoal) Kulit
Pisang Kepok Berdasarkan Variasi pH.
Safi'i, F. F., & Mitarlis. (2013, May). Pemanfaatan limbah padat proses sintesis
pembuatan furfural dari sekam padi sebagai arang aktif. 2.
Said, N. I. (2010). Metoda Penghilangan Logam Berat (As, Cd, Cr, Ag, Cu, Pb, Ni
dan Zn) di dalam Air Limbah Industri. Dipetik 08 17, 2020, dari
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JAI/article/viewFile/2464/2075
Syarifatul , N., Budi , T., & Sugeng, A. (2020). Pengaruh Variasi Berat Arang
Sekam Padi Sebagai Media Adsorben dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe)
pada Air di Banyumas. 1-9.
Widayanti, Isa, I., & Aman, L. O. (2012). Studi Daya Aktivasi Arang Sekam Padi
Pada Proses Adsorpsi Logam Cd. Dipetik 09 11, 2020
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Penimbangan Bahan Preparasi Adsorben
C Absorbansi X rata
Larutan SD %RSD
(mg/L) A1 A2 A3 rata
0.0800
f(x) = 0.04 x − 0.01
R² = 0.99
Absorbansi
0.0600
0.0400
0.0200
0.0000
0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.2
Konsentrasi Larutan Fe (ppm)
( Cawal −C akhir )
%Abs ¿ ×100 %
Cawal
¿ 99,655 %
Q
( Cawal −C akhir ) ×V
¿
w
C Absorbansi
Larutan X rata rata SD %RSD
(mg/L) A1 A2 A3
0.8000
Absorbansi
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0
( Cawal −C akhir )
%Abs ¿ ×100 %
Cawal
¿ 75,576 %
Q
( Cawal −C akhir ) ×V
¿
w