Anda di halaman 1dari 55

PEMANFAATAN CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI

ARANG AKTIF

TUGAS AKHIR

Oleh :

SRI WAHYUNI SYARAH


17TKM205

Diaujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan


guna menyelesaikan program Diploma Tiga
Program Studi/Jurusan Teknik Kimia Mineral

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL :PEMANFAATAN CANGKANG KELAPA SAWIT


SEBAGAI ARANG AKTIF
NAMA MAHASISWA : SRI WAHYUNI SYARAH
NOMOR STAMBUK : 17TKM205
JURUSAN : Teknik kimia mineral

Menyetujui,

Pembimbing I pembimbing II

Dr. Idi Amin, ST,. M.Si Dr. Idi Amin, ST,. M.Si
NIP. 19731124 200121 2 001 NIP. 19731124 200121 2 001

Mengetahui,

Direktur Ketua Jurusan


Politeknik ATI Makassar Teknik Kimia Mineral

Ir. Amrin Rapi, ST., MT., IPM., ASEAN.Eng. Hj.Andi Arninda, ST., M.Si.
NIP. 19691011 199412 1 001 NIP. 19771030 200604 2 001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diterima oleh Panitia Ujian Akhir Program Diploma Tiga (D3) yang
ditentukan sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Politeknik ATI Makassar
Nomor : …………………………… tanggal ………………….. yang telah dipertahankan di
depan Tim Penguji pada hari ………………. tanggal ……………. sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik Kimia Mineral Pada
Politeknik ATI Makassar.

PANITIA UJIAN :
Pengawas : 1. Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian R.I.
2. Direktur Politeknik ATI Makassar

Ketua : ……………………………….. (……………………………….)

Sekretaris : ……………………………….. (………………………….……)

Penguji I : ……………………………….. (……………………………….)

Penguji II : ……………………………….. (……………………………….)

Penguji III : ……………………………….. (……………………………….)

Pembimbing I : Dr. Idi Amin, ST,. M.Si (……………………………….)

Pembimbing II : Dr. Idi Amin, ST,. M.Si (……………………………….)

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : SRI WAHYUNI SYARAH
NIM : 17TKM205
Jurusan : TEKNIK KIMIA MINERAL
Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti dan dapat dibuktikan
sesuai dengan hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia bahwa tugas
akhir saya adalah hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan tersebut tanpa melibatkan institusi Politeknik ATI Makassar atau
orang lain.

Makassar, November 2019


Yang menyatakan,

Sri Wahyuni Syarah

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir yang berjudul “Pemanfaatan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Arang
Aktif ”.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
tersusunnya Tugas Akhir ini berkat dukungan, bimbingan, dorongan dan bantuan
dari segala pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Ayahanda Syamsuddin dan Ibunda Rabasiah selaku kedua orang tua penulis
yang senantiasa memberikan doa, restu, kasih sayang, dukungan moral,
materi, dan motivasi selama penulis menjalani perkuliahan khususnya dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Amrin Rapi, ST., MT., IPM., ASEAN.Eng., selaku Direktur Politeknik
ATI Makassar beserta jajarannya yang telah memberikan arahan dan
bimbingan.
3. Bapak Dr. Idi Amin, ST,. M.Si selaku Dosen Pembimbing I sekaligus sebagai
pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
4. Bapak Dr. Idi Amin, ST,. M.Si selaku penasehat akademik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan tentang progres akademik selama 3
tahun di Politeknik ATI Makassar.
5. Segenap dosen Teknik Kimia Politeknik ATI Makassar atas arahan, motivasi,
dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan di Politeknik ATI
Makassar.
6. Segenap karyawan dan staf PT. Wahana Karya Sejahtera Mandiri atas ilmu
dan bimbingannya selama berada di industri dan mengenalkan bagaimana
dunia industri yang sebenarnya.
7. Keluarga dan rekan-rekan seperjuangan TKM B 2017 dan Teknik Kimia 2017
(T17ANIUM) atas semua semangat, motivasi, dukungan dan bantuannya
selama masa perkuliahan terkhusus dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Sahabat hijrah ( UKHTI FISABILILLAH ) yaitu Hisymat Fadhilah Syam, Ainul
Mardiah, Dian Sapira, dan Dhea Nurul Vharantika yang telah memberikan
semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. HIMATEK-POLTEK ATIM yang telah memberikan warna dan arti dalam
berorganisasi, bersosialisasi dengan banyak orang.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namun telah membantu dan
berjasa dalam terselesaikannya Tugas Akhir ini.

v
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.Semoga Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua terlebih kepada penulis.Aamiin.

Makassar, November 2019

Sri Wahyuni Syarah

vi
ABSTRAK

SRI WAHYUNI SYARAH.2019.Pemanfaatan cangkang kelapa sawit sebagai


arang aktif di PT. Wahana Karya Sejahtera Mandiri di bawah bimbingan Dr.Idi
Amin ST,. M.T. sebagai pembimbing I sekaligus sebagai pembimbing II.

Cangkang kelapa sawit merupakan limbah yang dihasilkan dari pengolahan


industri minyak kelapa sawit, yang pemanfaatannya belum maksimal.
Pengolahan cangkang kelapa sawit sebagai arang aktif adalah salah satu cara
mudah untuk menambah nilai ekonomis. Pemanfaatan arang aktif dalam bidang
industri sangat banyak, diantaranya sebagai desulfurisasi pada pemurnian gas
dan pengolahan LNG, bahan pembantu proses penyaringan dan lain-lain. Kualitas
arang aktif tergantung pada proses karbonisasi dan proses aktivasi. Dalam
penelitian ini aktifator yang dipakai adalah H3PO4 dengan konsentrasi 1, 3, 5, 7
dan 9%, dan waktu perendaman 2; 2,5; 3; 3,5; 4 jam. Pada penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi aktivator dan waktu
perendaman terhadap mutu arang aktif yang dihasilkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variasi waktu pirolisis cangkang


kelapa sawit diperoleh hasil terbaik pada waktu pirolisis4 jam, dengan rendemen
arang sebesar 24,2%, kadar air 0,18%, kadar zat mudah menguap 3,93%, kadar
abu 4,85% dan daya serap iodin sebesar 38,18%. Hasil dari penelitian ini telah
memenuhiSII No. 0258-79.

Kata kunci : Cangkang kelapa sawit, arang aktif

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ......................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
DAFTAR ISTILAH.......................................................................................... xiii
BAB I ............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 4
A. Profil Perusahaan ............................................................................. 4
B. Kelapa Sawit..................................................................................... 5
C. Arang Aktif ....................................................................................... 9
D. Proses Karbonisasi .......................................................................... 12
E. Proses Aktivasi ............................................................................... 14
F. Kerangka berpikir ........................................................................... 19
BAB III ......................................................................................................... 20
METODE PENELITIAN ................................................................................... 20
A. Tempat Dan Waktu ........................................................................ 20
B. Alat Dan Bahan............................................................................... 20
C. Jenis Penelitian............................................................................... 22
D. Teknik Pengumpulan Data/ Teknik Perancangan ............................. 22

viii
E. Analisis Data................................................................................... 26
BAB IV ......................................................................................................... 28
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................ 28
A. Hasil ............................................................................................... 28
B. Pembahasan ................................................................................... 30
BAB V .......................................................................................................... 34
PENUTUP ..................................................................................................... 34
A. Kesimpulan .................................................................................... 34
B. Saran .............................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ................................................................................................... 35

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar Kualitas Arang Aktif Menurut (SII No. 0258-79) ........................ 10
Tabel 2. Data Analisa Bahan Baku Sebelum Proses Pirolisis ................................. 29
Tabel 3. Data analisa rendemen, kadar air, kadar abu, zat mudah menguap dan
daya serap iodin pada arang aktif ........................................................... 29
Tabel 4. Data Hasil Analisa Daya Serap Iodin ........................................................ 37
Tabel 5. Data Uji Kadar Air .................................................................................... 39
Tabel 6. Data Uji Kadar Abu .................................................................................. 40

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rangkaian Alat Yang Digunakan .......................................................... 20


Gambar 2. Skema Pembuatan Arang Aktif........................................................... 25
Gambar 3. Grafik Hasil Analisa Uji Proksimat Pada Karbon .................................. 30
Gambar 4. Grafik Hubungan Waktu Pirolisis Terhadap Uji Daya Serap I2 Pada
Karbon Aktif........................................................................................ 33

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Standardisasi larutanNa2S2O3 ........................................................... 36


Lampiran 2. Standarisasi iodin .............................................................................. 36
Lampiran 3. Contoh perhitungan daya serap iodin pada waktu pirolisis 2 jam ... 37
Lampiran 4. Contoh perhitungan kadar air pada waktu pirolisis 2 jam ................ 39
Lampiran 5. Contoh perhitungan kadar abu pada waktu pirolisis 2 jam .............. 40
Lampiran 6. Contoh perhitungan kadar zat mudah menguap pada waktu pirolisis
2 jam ................................................................................................ 41

xii
DAFTAR ISTILAH

Kondensat : hasil dari proses penyulingan berupa cairan


Lignin : komponen yang terdapat/ terkandung pada tumbuhan
Universal : sesuatu yang sifatnya umum dan berlaku bagi semua
orang
Desulfurisasi : reaksi kimia yang melibatkan pemisahan belerang dari
suatu molekul
Katalisator : suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa
mengalami perusahaan suhu
Activator : bahan tambahan yang mampu meningkatkan
penguraian mikrobiologis dalam bahan organik
reaksi eksotermik : pemanasan atau reaksi yang berlangsung di
luar/permukaan
kiln : ruang termal terisolasi /oven
gas inert : zat yang tidak bereaksi secara kimiawi

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produksi arang aktif di Indonesia pada tahun 1993 baru mencapai

20.000 ton dengan konsumsi terbesar didalam negeri oleh industri minyak

nabati, monosodium glutamate, industri gula, ethanol, dan pengolahan air

limbah. Untuk arang aktif dengan kualifikasi tertentu Indonesia masih

mengimpornya dari beberapa Negara sebanyak 2.000 ton/tahun. (Salim &

Sudradjat, 1994)

Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku

penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Kelapa

sawit memiliki peranan penting dalam industri minyak yaitu sebagai

pengganti kelapa sebagai bahan baku. Perkebunannya menghasilkan

keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi

menjadi perkebunan kelapa sawit. Daerah penghasil kelapa sawit terbesar di

Indonesia salah satunya yaitu di Sulawesi dan Kalimantan. Pada proses

pengolahan kelapa sawit menghasilkan limbah berupa tandan kosong dan

cangkang. (Sastrosoyono, 2003)

Pada setiap industri kelapa sawit, pemanfaatan limbahnya masih

sangat kecil. Salah satunya pada industri di PTPN XIII Kabupaten Pasir. Pada

1
industri tersebut setiap harinya menghasilkan limbah tandan kosong

sebanyak 22% per ton (158,4 ton ) dan cangkang sebanyak 7% per ton (50,4

ton).

Pengolahan limbah padat kelapa sawit yaitu cangkang yang dihasilkan

dari limbah padatnya dapat dimanfaatkan menjadi arang aktif sebagai salah

satu cara mudah untuk menambah nilai ekonomis. Dimana arang aktif

sangat banyak dibutuhkan dalam bidang industri. Salah satu bidang industri

yang membutuhkan arang aktif yaitu desulfurisasi pada pemurnian gas dan

pengolahan LNG, bahan pembantu proses penyaringan, dan lain-lain. Pada

penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi aktivator

dan waktu perendaman terhadap mutu arang aktif yang dihasilkan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dilakukan penelitian tentang

pembuatan arang aktif dari cangkang kelapa sawit melalui proses karbonasi

dan proses aktivasi dengan metode pirolisis serta mengamati pengaruh

konsentrasi aktivator dan waktu perendaman terhadap mutu arang yang

akan dihasilkan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh konsentrasi aktivator terhadap mutu arang yang


dihasilkan?
2. Bagaimana pengaruh waktu perendaman terhadap mutu arang yang
dihasilkan?

2
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi activator terhadap mutu

arang yang dihasilkan.

2. Untuk mengetahui pengaruh waktu perendaman terhadap mutu arang

yang dihasilkan.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan dalam pengolahan limbah padat kelapa sawit

menjadi arang aktif dengan menggunakan proses karbonasi dan proses

aktivasi.

2. Bagi perusahaan yaitu memberikan gambaran dalam hal usulan

pembuatan arang aktif dengan menggunakan proses karbonasi dan

proses aktivasi.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil Perusahaan
Perkebunan Kelapa Sawit Wahana Karya Sejahtera Mandiri (WKSM)

merupakan anak perusahaan dari GAMA Plantation yang berdiri sejak 2010,

merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang perkebunan

dan pengolahan kelapa sawit. Setelah 7 tahun berkarya dibidangnya,

perusahaan ini sudah menapaki daerah Jambi, Riau, Aceh, Kalimantan Barat,

Kalimantan Timur, Papua, dan Sulawesi Barat ini sendiri (WKSM).

PT. Wahana Karya Sejahtera Mandiri Pabrik Minyak Kelapa Sawit

Kapasitas 45 Ton/jam didirikan di desa Tobadak pada tanggal 27 Maret 2017

dan diresmikan pada tgl 12 Februari 2018 oleh H. M. Aras Tammauni Bupati

Mamuju Tengah itu sendiri. Pembangunan PMKS ini didasari atas visi PT.

Wahana Karya Sejahtera Mandiri untuk menjadi perusahaan terkemuka di

Indonesia dengan pengelolaan terbaik dan berkelanjutan serta mendorong

roda perekonomian di Indonesia khususnya Kabupaten Mamuju Tengah.

PMKS ini dibangun diatas lahan dengan luasan 45 Ha dengan

kapasitas olah 45 Ton TBS/jam. Kerja sama yang baik antar lini, Perusahaan

dan Pemerintah, Perusahaan dan Masyarakat merupakan kunci sukses

bersama untuk mewujudkan visi perusahaan dan juga kemandirian daerah

yang tujuan utamanya adalah kesejahteraan bersama.

4
PT. Wahana Karya Sejahtera Mandiri (WKSM) didirikan dengan

sumber biaya yang didapat dari : PT GAMA Plantation.

B. Kelapa Sawit
Pohon kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika Barat.

Pertama kali diperkenalkan di Malaysia sebagai tanaman hias. Pada tahun

1917, penanaman komersial pertama dilakukan di Perkebunan Tenamaran di

Selangor, yang merupakan pondasi pertama untuk penanaman kelapa sawit

secara besar-besaran dan industri kelapa sawit di Malaysia pada tahun 1960-

an, pemerintah telah memperkenalkan skema lahan pemukiman untuk

penanaman kelapa sawit sebagai salah satu cara untuk menghapus

kemiskinan bagi petani – petani yang tidak mempunyai tanah dan

perkebunan rakyat. Kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak, yaitu

minyak sawit mentah (crude palm oil, CPO) dari mesokarp dan minyak inti

sawit (palm kernel oil, PKO)dari inti sawit atau biji. (Yokoyama, 2008)

Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku

penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Kelapa

sawit memiliki peranan penting dalam industri minyak yaitu sebagai

pengganti kelapa sebagai bahan baku. Perkebunannya menghasilkan

keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi

menjadi perkebunan kelapa sawit. Daerah penghasil kelapa sawit terbesar di

Indonesia salah satunya yaitu di Sulawesi dan Kalimantan. Pada proses

5
pengolahan kelapa sawit menghasilkan limbah berupa tandan kosong dan

cangkang. (Sastrosoyono, 2003)

1. Limbah kelapa sawit

Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan

dari sisa tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal

perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit. Limbah ini

digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah

gas.

a. Limbah Padat

Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah

tandan kosong kelapa sawit dan cangkang kelapa sawit. Limbah

padat mempunyai ciri khas pada komposisinya.

b. Limbah Cair

Limbah ini berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi dan dari

hidrosilikon. Lumpur (sludge) disebut juga lumpur primer yang

berasal dari proses klarifikasi merupakan salah satu limbah cair

yang dihasilkan dalam proses pengolahan minyak kelapa sawit,

sedangkan lumpur yang telah mengalami proses sedimentasi

disebut lumpur sekunder. Kandungan bahan organik lumpur juga

tinggi yaitu pH berkisar 3-5.

6
c. Limbah Gas

Selain limbah padat dan cair, industri pengolahan kelapa

sawit juga menghasilkan limbah bahan gas. Limbah bahan gas ini

antara lain gas cerobong dan uap air buangan pabrik kelapa sawit.

2. Pemanfaatan limbah kelapa sawit

Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu limbah

pengelohan minyak kelapa sawit yang cukup besar, yaitu mencapai 60%

dari produksi minyak.Tempurung ini bisa dimanfaat sebagai bahan

untuk membuat arang aktif. Arang aktif dapat dimanfaatkan oleh

berbagai industri, antara lain industri minyak, karet, gula, dan farmasi

.(Pardamean, M, QIA, & CRMP, 2016)

3. Komposisi Cangkang Kelapa Sawit

Komposisi cangkang kelapa sawit sendiri terdiri dari selulosa

32.53%, hemiselulosa 31.70%, kadar lignin pada tanaman ini adalah

20.09%, lemak 5.03% dan protein 4.45%. (Yokoyama, 2008)

a. Selulosa

Polisakarida yang tersusun dari D-glukosa yang terhubung

secara seragam oleh ikatan β-glukosida. Rumus molekulnya adalah

(C6H12O6)n. Derajat polimerasinya, ditunjukkan oleh n, dengan nilai

kisaran yang lebar mulai dari beberapa ribu hingga puluhan ribu.

Hidrolisis total selulosa menghasilkan D-glukosa (sebuah

monosakarida), akan tetapi hidrolisis parsial menghasilkan

7
disakarida (selobiosa) dan polisakarida yang memiliki n berurutan

dari 3 ke 10. Selulosa memililki struktur Kristal dan memiliki

resistensi yang tinggi terhadap asam dan basa (Yokoyama, 2008)

b. Hemiselulosa

Polisakarida dimana unit-unitnya adalah terdiri atas

monosakarida dengan 5 karbon seperti D-xilosa, D-arabinosa, dan

monosakarida karbon-6 seperti D-manosa, D-galaktosa, dan D-

glukosa. Jumlah monosakarida karbon-5 lebih banyak dibandingkan

monosakarida karbon-6 dan rumus molekul rata-ratanya adalah

(C5H8O4)n. Karena derajat polimerisasi (n) hemiselulosa adalah

antara 50 – 200, yaitu lebih kecil dari selulosa, maka iya lebih

mudah terurai dibandingkan selulosa, dan kebanyakan hemiselulosa

dapat larut dalam larutan alkali. Hemiselulosa yang umum adalah

xilan, yang terdiri atas xilosa dengan ikatan 1,4. Hemiselulosa yang

lain adalah glukomanan, tetapi semua hemiselulosa beragam

jumlahnya bergantung pada jenis pohon dan juga bagian tumbuhan

itu sendiri. (Yokoyama, 2008)

c. Lignin

Lignin merupakan senyawa dimana unit komponennya, fenil

propana dan turunannya, terikat secara 3 dimensi. Strukturnya

kompleks dan sejauh ini belum sepenuhnya dipahami. Struktur 3

dimensi yang kompleks ini menyebabkan ia sulit untuk diuraikan

8
oleh mikroorganisme dan bahan-bahan kimia. Berdasarkan

pengamatan ini, maka didapat disimpulkan bahwa lignin

memberikan kekuatan mekanis dan juga perlindugan untuk

tumbuhan itu sendiri. Selulosa, hemiselulosa, dan lignin dapat

ditemukan secara universal dalam berbagai jenis biomassa dan

merupakan sumber daya karbon alami yang paling berlimpah

dibumi. (Yokoyama, 2008)

C. Arang Aktif
Arang aktif adalah karbon tak berbentuk yang diolah secara khusus

untuk menghasilkan luas permukaan yang sangat besar, berkisar antara 300-

2000 m3/gr. Luas permukaan yang besar dari struktur dalam pori-pori karbon

aktif dapat dikembangkan, struktur ini memberikan kemampuan karbon

aktif menyerap (adsorb) gas-gas dan uap-uap dari gas dan dapat mengurangi

zat-zat dari liquida. (Othmer, 1992)

Bahan-bahan yang digunakan selama proses pembuatan arang aktif

dibuat konstan yaitu (Sastrosoyono, 2003):

1. Bahan dalam hal ini kayu glugu sebagai bahan baku sebanyak 150

gram.

2. Aktivator yang digunakan H3PO4 sebanyak 800 ml dengan kadar 3%.

9
3. Variabel percobaan proses karbonisasi adalah (Sastrosoyono, 2003):

a. Suhu akhir proses karbonisasi dengan variasi suhu : 400oC, 450oC,

500oC, 550oC dan 600oC.

b. Lama proses karbonisasi dengan variasi waktu : 1 jam, 1,5 jam

dan 2 jam.

Tabel 1. Standar Kualitas Arang Aktif Menurut (SII No. 0258-79)

Sumber : (R & S, 1994)

Berdasarkan ukuran pori-porinya karbon aktif dikelompokkan menjadi

dua jenis yaitu:

1) Mikropori, dengan ukuran pori-pori 10- 1000 Angstrom.

2) Makropori, dengan ukuran pori-pori lebih besar dari 1000

Angstrom. (Cheremisnoff & Ellerbusch, 1980)

10
1. Jenis-jenis Arang Aktif

Dua jenis perbedaan yang dipertimbangkan dalam pembuatan

dan penggunaan karbon aktif (Othmer, 1992):

a) Fase liquid

Karbon-karbon aktif umumnya ringan dan halus

berbentuk seperti serbuk.

b) Fase atau Penyerap uap

Karbon-karbon aktifnya keras, berbentuk butiran atau pil.

2. Kegunaan Arang Aktif ada beberapa kegunaan arang aktif (LIPI, 1998):

a) Untuk Gas

(1) Pemurnian gas : Desulfurisasi, menghilangkan gas racun,

bau busuk, asap, menyerap racun.

(2) Pengolahan LNG : Desulfurisasi dan penyaringan berbagai

bahan mentah dan reaksi gas.

(3) Katalisator : Reaksi katalisator atau pengangkut vinil

klorida dan vinil asetat.

(4) Lain-lain : Menghilangkan bau dalam kamar

pendingin dan mobil.

11
b) Untuk Zat Cair

(1) Industri obat dan makanan : Menyaring dan

menghilangkan warna, bau dan rasa yang tidak enak pada

makanan.

(2) Minuman ringan dan minuman keras : Menghilangkan

warna dan bau pada arak/minuman keras dan minuman

ringan.

(3) Kimia Perminyakan : Penyulingan bahan

mentah, zat perantara.

(4) Pembersih air : Menyaring atau

menghilangkan bau, warna dan zat pencemar dalam air

sebagai pelindung atau penukar resin dalam penyulingan air.

(5) Pembersih air buangan : Mengatur dan

membersihkan air buangan dan pencemaran.

(6) Penambakan udang dan benur : Pemurnian,

menghilangkan bau dan warna.

(7) Pelarut yang digunakan kembali : Penarikan kembali

berbagai pelarut, sisa methanol, etil asetat dan lain- lain.

D. Proses Karbonisasi

Karbonisasi adalah proses pemecahan/peruraian selulosa menjadi

karbon pada suhu berkisar 275oC. (H & M, 2001)

12
1. Proses karbonisasi terdiri dari empat tahap yaitu :

a. Pada suhu 100 – 120oC terjadi penguapan air dan sampai suhu

270oC mulai terjadi peruraian selulosa. Distilat mengandung asam

organik dan sedikit methanol. Asam cuka terbentuk pada suhu

200-270oC.

b. Pada suhu 270-310oC reaksi eksotermik berlangsung dimana

terjadi peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan

piroligant,gas kayu dan sedikit tar. Asam merupakan asam organik

dengan titik didih rendah seperti asam cuka dan methanol sedang

gas kayu terdiri dari CO dan CO2.

c. Pada suhu 310-500oC terjadi peruraian lignin, dihasilkan lebih

banyak tar sedangkan larutan pirolignat menurun, gas CO2

menurun sedangkan gas CO dan CH4 dan H2 meningkat.

d. Pada suhu 500-1000oC merupakan tahap dari pemurnian arang

atau kadar karbon. (R & S, 1994)

e. Proses karbonisasi sudah dikenal dan telah dipakai untuk

mengolah beraneka ragam bahan padat maupun cair, antara lain

cangkang kelapa sawit, tempurung kelapa, limbah kulit hewan,

tempurung kemiri. Alat yang digunakan pun bermacam-macam,

mulai dari tanah, kiln bata, kiln portable, kiln arang limbah hasil

pertanian, retort sampai tanur. (R & S, 1994)

13
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses karbonasi :

a. Waktu karbonisasi

Bila waktu karbonisasi diperpanjang maka reaksi pirolisis

semakin sempurna sehingga hasil arang semakin turun tetapi

cairan dan gas makin meningkat. Waktu karbonisasi berbeda-

beda tergantung pada jenis-jenis dan jumlah bahan yang diolah.

Misalnya : tempurung kelapa memerlukan waktu 3 jam (BPPI,

1980) sekam padi kira-kira 2 jam dan kemiri 1 jam. (Mun'im & M,

1999)

b. Suhu karbonisasi

Suhu karbonisasi yang berpengaruh terhadap hasil arang

karena semakin tinggi suhu, arang yang diperoleh makin

berkurang tapi hasil cairan dan gas semakin meningkat. Hal ini

disebabkan oleh makin banyaknya zat-zat terurai dan yang

teruapkan. Untuk tempurung kemiri suhu karbonisasi 400 oC

(Mun'im & M, 1999) dan tempurung kelapa suhu karbonisasi

600oC. (BPPI, 1980)

E. Proses Aktivasi
Aktivasi adalah perubahan secara fisik dimana luas permukaan dari

karbon meningkat dengan tajam dikarenakan terjadinya penghilangan

senyawa tar dan senyawa sisa-sisa pengarangan. (Shreve, 1997)

14
Daya serap karbon aktif semakin kuat bersamaan dengan

meningkatnya konsentrasi dari aktivator yang ditambahkan. Hal ini

memberikan pengaruh yang kuat untuk mengikat senyawa-senyawa tar

keluar melewati mikro pori-pori dari karbon aktif sehingga permukaan dari

karbon aktif tersebut semakin lebar atau luas yang mengakibatkan semakin

besar pula daya serap karbon aktif tersebut. (H & M, 2001)

1. Metode aktivasi yang dapat digunakan adalah (H & M, 2001) :

a. Aktivasi kimia

Pada cara ini, proses aktivasi dilakukan dengan

mempergunakan bahan kimia sebagai activating agent. Aktivasi

arang ini dilakukan dengan merendam arang ke dalam larutan

kimia, misalnya ZnCl2, HNO3, KCl, dll. Sehingga bahan kimia akan

meresap dan membuka permukaan arang yang semula tertutup

oleh deposit tar.

b. Aktivasi dengan suhu tinggi

Pada cara ini karbon atau arang dipanaskan dengan suhu

tinggi didalam sistem tertutup tanpa udara sambil dialiri gas inert.

Saat ini terjadi reaksi lanjutan pemecahan atau peruraian sisa

deposit tar dan senyawa hidrokarbon sisa karbonisasi keluar dari

permukaan karbon sebagai akibat gas suhu tinggi dan adanya

aliran gas inert, sehingga akan dihasilkan karbon dengan luas

permukaan yang cukup luas atau disebut karbon aktif.

15
Berbeda dengan aktivasi kimia, pada cara ini proses aktivasi

berlangsung melalui dua tahap :

1) Proses karbonisasi

Dilanjutkan dengan proses aktivasi dengan

menggunakan steam pada suhu yang tinggi. Pada cara ini

karbon yang diperoleh dari pembakaran dihaluskan menjadi

produk dan kemudian dilakukan steam pada suhu yang

tinggi berarti pada cara ini bila dibandingkan dengan cara

aktivasi kimia memerlukan peralatan yang lebih kompleks.

Proses pembakaran atau karbonisasi dari bahan

dasar dilakukan dalam sebuah dapur yang tertutup dan

berhubungan dengan udara proses atau dinamakan

”Destructive Distillation” atau ”Pirolisa Kayu”. Dari distilasi

tanpa udara ini, akan terbentuk arang primer (charcoal

primer). Aktivasi dari charcoal masih sangat rendah, hal ini

dapat disebabkan masih banyaknya melekat sisa- sisa tar

coke (sisa-sisa senyawa hidrokarbon) sedangkan senyawa

hidrokarbon ini terikat secara kimiawi sehingga sukar untuk

dipisahkan secara ekstraksi dengan menggunakan pelarut.

(soebjono, 1981)

Tahapan pengaktifan atau pengeluaran senyawa

yang menutupi rongga dan pori-pori arang dapat dilakukan

16
dengan cara dehidrasi menggunakan garam jenuh seperti

MgCl2, ZnCl2, CaCl2 dll dan asam atau basa H3PO4, H2SO4,

NaOH dll (R & S, 1994)

Pada proses aktivasi yang mempergunakan garam

mineral, asam dan basa sebagai aktivator, dimana aktivator

ini ditambahkan pada bahan dasar sebelum dilakukan proses

pembakaran atau karbonisasi. Maka pada saat proses

karbonisasi dilakukan aktivator tersebut akan mengikat

karbon yang baru berbentuk dengan gaya adhesi sehingga

bila aktivator tersebut dicuci dengan air maka akan

diperoleh karbon yang mempunyai permukaan lebih terbuka

sehingga mempunyai gaya adhesi yang lebih besar.

(soebjono, 1981)

Proses pengarangan terjadi melalui tahap pemutusan

ikatan antara karbon dengan senyawa lain (Hidrogen),

dimana karbon tersebut tidak mengalami proses oksidasi.

(Lembang, 1999)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses aktivasi:

a. Waktu perendaman

Perendaman dengan bahan aktivasi ini dimaksudkan untuk

menghilangkan atau membatasi pembentukan lignin, karena

adanya lignin dapat membentuk senyawa tar. Waktu perendaman

17
untuk bermacam-macam zat tidak sama. Misalnya sekam padi

dengan aktivator NaCl direndam selama 24 jam dan tempurung

kelapa dengan aktifator ZnCl2 direndam selama 20 jam (H & M,

2001). H3PO4 lamanya perendaman sekitar 12-24 jam (R & S, 1994)

b. Konsentrasi aktivator

Semakin tinggi konsentrasi larutan kimia aktifasi maka

semakin kuat pengaruh larutan tersebut mengikat senyawa-

senyawa tar sisa karbonisasi untuk keluar melewati mikro pori-

pori dari karbon sehingga permukaan karbon semakin porous yang

mengakibatkan semakin besar daya adsorpsi karbon aktif tersebut.

Mekanisme aktivasi arang dengan larutan H3PO4 bisa

dijelaskan dengan gambar reaksi di bawah ini :

mengikat senyawa-senyawa tersisa karbonisasi keluar dari

mikropori arang, sehingga permukaannya semakin porous.

18
c. Ukuran bahan

Makin kecil ukuran bahan makin cepat perataan keseluruh

umpan sehingga pirolisis berjalan sempurna. Pada pirolisis

tempurung kelapa 2-3 mm (H & M, 2001)

F. Kerangka berpikir

Penelitian ini dilakukan karena limbah hasil dari industri minyak

kelapa sawit yaitu cangkang kelapa sawit masih kurang maksimal

pengolahannya dan masih terdapat beberapa perusahaan minyak kelapa

sawit yang belum mengetahui pengolahan limbah yang dihasilkan dapat

diolah menjadi produk yang lebih berguna dan dibutuhkan dalam suatu

proses industri. Maka dari itu dilakukan penelitian limbah kelapa sawit

menjadi arang aktif yang sangat dibutuhkan oleh beberapa industri serta

dapat menaikkan nilai ekonomi.

19
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu


Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium komputasi. Waktu

Penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu mulai bulan Maret 2020

sampai dengan Mei 2020. Pengambilan cangkang kelapa sawit dilakukan

di pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Wahana Karya Sejahtera Mandiri.

Proses analisa karbon aktif dilakukan di Polteknik Ati Makassar

Laboratorium Jurusan Teknik Kimia Mineral.

B. Alat Dan Bahan


1. Alat

Gambar 1. Rangkaian Alat Yang Digunakan

Alat yang digunakan adalah:

a. Seperangkat alat pirolisis

b. Neraca analitik

c. Cawan porselen

d. Kaca Arloji

20
e. Screening

f. Hotplate

g. Gelas piala 100 ml

h. Furnace

i. Labu ukur 100 ml dan 1 L

j. Pipet ukur

k. Erlenmeyer

l. Spatula

m. Bulp

n. Blender

o. Botol semprot

p. Oven

q. Desikator

r. Kertas Saring

2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah:

a. Kayu glugu

b. Cangkang Kelapa Sawit

c. Larutan H3PO4 1%, 3%, 5%, 7%, dan 9%

d. Larutan I2 0,1 N

e. Aquadest

f. Larutan Na2S2O3 0.1 N

21
g. Indikator Kanji 1%

C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Data kuantitatif

diperoleh melalui eksperimen secara langsung dengan menggunakan alat

pirolisis di laboratorium komputasi proses.

D. Teknik Pengumpulan Data/ Teknik Perancangan


1. Proses Karbonasi

a. Cangkang kelapa sawit dijemur dibawah sinar matahari sampai

kering (berat kosong).

b. Kemudian ditimbang sebanyak 50 gram, lalu dikarbonisasi pada

suhu 400oC selama 0,5 jam dalam alat pirolisis dengan sedikit

udara.

c. Setelah itu arang yang terbentuk digiling dan diayak dengan

ukuran 10 mesh dan tertahan di 12 mesh.

2. Proses Aktivasi

a. Arang yang terbentuk direndam dalam larutan H3PO4 dengan

konsentrasi 1, 3, 5, 7 dan 9% volum, dengan perbandingan 1:15

dalam beaker glass selama waktu yang ditentukan kemudian

disaring.

b. Kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 110oC.

c. Arang aktif yang terbentuk kemudian dianalisa.

22
3. Analisa bahan, meliputi :

a. Kadar air

Ditimbang 1 gram sample dalam cawan yang telah

dikeringkan, dimasukkan dalam oven pada suhu 110oC selama 2

jam, kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang.

b. Kadar abu

Ditimbang 1 gram sampel dalam cawan yang telah

diketahui beratnya, dimasukkan cawan dan sample kedalam

furnace pada suhu hingga 450 - 500OC dibiarkan selama 1 jam

kemudian dinaikkan temperature furnace hingga 750OC selama 2

jam, dikeluarkan cawan dari dalam furnace kemudian

dimasukkanya ke dalam desikator, ditimbang cawan yang berisi

residu dan dibersihkan residu didalam cawan dengan kuas kering

kemudian timbang kembali cawan.

c. Fixed karbon

Kadar fixed karbon dapat diperoleh dengan rumus :

Fixed karbon = 100 – kadar air – kadar abu – volatile (dalam %)

d. Uji daya serap terhadap Iod

Sample sebanyak 0,25 gram dimasukkan kedalam

erlenmeyer, tambahkan 25 ml larutan I2 kocok selama 15 menit.

Kemudian cairan disaring dengan menggunakan kertas saring.

Ambil 10 ml filtrat dan dititrasi dengan larutan thiosulfat 0,1 N.

23
Jika warna kuning dari larutan telah sedikit hilang tambahkan

larutan kanji 1% sebagai indikator. Titrasi kembali dengan teratur

sampai titik akhir yaitu warna biru telah hilang. Untuk

perbandingan digunakan larutan blanko dengan cara yang sama.

e. Bagian yang hilang pada pemanasan 950oC

Ditimbang 1 gram sampel, lalu masukkan dalam cawan

kemudian diatas cawan tersebut ditutupi dengan cawan yang

lain yang telah diketahui beratnya. Kemudian dipanaskan sampai

suhu 950oC dalam furnace. Setelah suhu tercapai kemudian

cawan dan isinya dibiarkan dingin lalu ditimbang.

24
Gambar 2. Skema Pembuatan Arang Aktif

25
E. Analisis Data
1. Analisa Kadar Air

m2-m3
Kadar Air (%)= ×100%
m2-m1

Keterangan :

m1 = massa cawan kosong (gram)

m2 =massa cawan+sampel (sebelum dipanaskan) (gram)

m3 = massa cawan+sampel (setelah pemanasan) (gram)

2. Analisa Kadar Abu

m3-m4
Kadar Abu (%)= ×100%
m2-m1

Keterangan :

m1 = massa cawan kosong (sebelum pemanasan) (gram )

m2 = massa cawan + sampel (sebelum pemanasan) (gram )

m3 = massa cawan + sampel (setelah pemanasan) (gram )

m4 = massa cawan kosong (setelah pemanasan) (gram )

3. Analisa Volatile Matter

(m2-m3)
Kadar VM (%) = (( ) ×100%) - % Kadar Air
(m2-m1)

Keterangan :

m1 = massa cawan kosong(gram)

m2 = massa cawan+sampel (sebelum dipanaskan) (gram)

m3 = massa cawan+sampel (setelah pemanasan) (gram)

26
4. Analisa Daya Serap Terhadap Iodin

(b-a)x N Thio x BE Iod


Daya Serap Iod (%)= x100%
berat sampel (mg)

Keterangan :

b = Volume titran blanko (mL)

a = Volume titran untuk contoh (mL)

BE iod = 126,904 (mg/mgmol)

NThio = (mgmol/mL)

27
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi

aktivator dan waktu perendaman terhadap mutu arang yang dihasilkan yang

memenuhi SII No. 0258-79. Pada penelitian ini proses karbonisasi cangkang

kelapa sawit menggunakan proses pirolisis dilakukan selama 2 ; 2,5 ; 3 ; 3,5 ;

dan 4 jam, kemudian hasil pirolisis tersebut dikarbonasi pada suhu 400 oC

selama 0,5 jam dalam alat pirolisis dengan sedikit udara lalu ditumbuk dan

diayak dengan ukuran 10 mesh dan tertahan di 12 mesh. Kemudian

dilakukan proses aktivasi dengan cara direndam dalam larutan H3PO4 dengan

konsentrasi 1, 3, 5, 7 dan 9%. dengan perbandingan 1:15 dalam beaker glass

selama waktu yang ditentukan kemudian disaring. Kemudian dikeringkan

dalam oven dengan suhu 110oC. Hasil dari proses tersebut kemudian

dianalisa kadar proksimatnya seperti kadar air, kadar abu, Fixed karbon,

Bagian yang hilang pada pemanasan 950oC, zat mudah menguap dan analisa

daya serap iodinnya. Dapat dilihat pada table 4.1.1. dan 4.1.2.

28
Tabel 2. Data Analisa Bahan Baku Sebelum Proses Pirolisis

Parameter Uji Hasil Uji

Kadar Air (%) 9,7797

Kadar Abu (%) 2,8820

Kadar Zat Mudah Menguap (%) 87,4301

Daya Serap Terhadap I2(%) 9,6295

Tabel 3. Data analisa rendemen, kadar air, kadar abu, zat mudah

menguap dan daya serap iodin pada arang aktif

Waktu Zat Mudah Daya


Rendemen Kadar Kadar
Pirolisis Menguap Serap
Arang(%) Air (%) Abu (%)
(Jam) (%) Iodin(%)

2 28,3 1,00 3,82 5,05 23,3627

2,5 27,5 0,60 3,83 4,60 25,1600

3 26,1 0,30 3,87 4,59 30,8143

3,5 25 0,25 4,30 4,30 32,1929

4 24,2 0,18 4,85 4,11 38,1753

29
B. Pembahasan
1. Pengaruh Waktu Pirolisis Terhadap Uji Proksimat Pada Arang Aktif

Analisa kadar proksimat dalam arang aktif berupa analisa kadar

air, kadar abu, kadar zat mudah menguap dan kadar karbon terikat.

Gambar 3. Grafik Hasil Analisa Uji Proksimat Pada Karbon

Pengujian kadar air dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

sifat higroskopis dari arang aktif tersebut. Pada gambar 4.2.1 dapat

dilihat bahwa nilai dari uji kadar air berkisar antara 0,18% - 1,00%,

dimana pada uji kadar air arang aktif telah memenuhi SII No. 0258-

79. Pengujian kadar zat mudah menguap adalah untuk mengetahui

kandungan zat mudah menguap yang terkandung pada arang aktif

seperti H2, CO, CH4 dan uap yang mengembun seperti CO2 dan

H2O.Pada gambar 4.2.1 dapat dilihat bahwa nilai dari uji kadar zat

mudah menguap berkisar antara 3,93% - 4,04%, dari nilai tersebut

dapat dilihat hubungan antara kadar air dengan kadar zat mudah

30
menguap dimana dari gambar 4.2.1 kadar air berbanding lurus

dengan kadar zat mudah menguap yaitu semakin rendah kadar air

maka kadar zat mudah menguap juga akan semakin rendah. Uap air

yang berikatan dengan arang aktif akibat dari sifat arang aktif yang

higroskopis akan mempengaruhi kadar air dan kadar zat mudah

menguap yang mana kandungan zat mudah menguap pada arang

aktif antara lain H2, CO, CH4 dan uap yang mengembun seperti CO2

dan H2O.

Hasil kadar air dan kadar zat mudah menguap ditunjukkan pada

gambar 4.2.1 dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kadar air dan

kadar zat mudah menguap semakin berkurang pada waktu pirolisis 2

jam sampai 4 jam dan kadar zat mudah menguap mengalami

kenaikan pada waktu pirolisis 3 jam. Hal ini disebabkan karena

semakin lama waktu pirolisis maka kadar air semakin kecil karena

jumlah air yang menguap juga semakin besar, sebaliknya jika semakin

tinggi kadar air maka dapat mengurangi daya serap arang aktif

terhadap cairan maupun gas. (H, R, & Y, 2013)

Uji kadar abu sendiri memiliki tujuan untuk mengetahui

kandungan oksida-oksida logam dalam arang aktif yang terdiri dari

mineral yang tidak dapat menguap (non-volatile) pada proses

karbonisasi. Keberadaan abu sangat berpengaruh pada kualitas arang

aktif. Abu yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya

31
penyumbatan pori arang aktif sehingga luas permukaan aktif menjadi

berkurang. Pada gambar 4.2.1 terlihat bahwa nilai kadar abu yang

diperoleh yaitu berkisar antara 3,82% - 4,85% kadar abu yang

diperoleh mengalami kenaikan dengan meningkanya waktu pirolisis,

dari Tabel 4.1 data analisa bahan baku dapat dilihat bahwa nilai uji

kadar abu yaitu 2,88%.Pada parameter uji kadar abu cangkang kelapa

sawit sudah tidak memenuhi SII No. 0258-79 yaitu maksimal 2,5%,

Hal ini disebabkan karena perbedaan sifat atau karakteristik dari

bahan baku, semakin lama waktu pirolisis yang digunakan maka

semakin sedikit karbon yang diperoleh dan semakin besar kadar abu

yang dihasilkan, karena besarnya kadar abu disebabkan oleh proses

pengarangan dilakukan diudara terbuka sehingga terjadi kontak

udara yang mengakibatkan pembentukan arang yang tidak sempurna

dan terbentuknya abu juga semakin besar. (H, R, & U, 2014; H, R, &

U, 2014)

2. Pengaruh Waktu Pirolisis Terhadap Daya Serap Iodin Pada Arang Aktif

Pengujian bilangan iodin dilakukan sebagai salah satu uji

kualitas dari produk karbon aktif. Pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui kemampuan karbon aktif dalam menyerap larutan

berwarna. Uji iod merupakan parameter untuk mengetahui

kemampuan arang aktif dalam menyerap molekul-molekul. semakin

besar angka iod maka semakin besar kemampuan dalam

32
mengadsorpsi adsorbat. Salah satu metode yang digunakan dalam

analisis daya adsorpsi karbon aktif terhadap larutan iod adalah

dengan metode titrasi iodometri. Daya adsorpsi karbon aktif dapat

dilihat dari kemampuannya mengadsorpsi substrat. Daya adsorpsi

tersebut dapat ditunjukkan dengan besarnya angka iod yaitu angka

yang menunjukkan dengan besarnya angka iod.

Gambar 4. Grafik Hubungan Waktu Pirolisis Terhadap Uji Daya Serap

I2 Pada Karbon Aktif

Pada gambar 4.2.2 terlihat bahwa nilai uji daya serap berkisar

antara 23,36% - 38,18%, daya serap iodin pada waktu pirolisis 2 – 4

jam mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

lama waktu pirolisis yang digunakan maka semakin besar nilai daya

serap iod yang diperoleh, juga dibantu oleh proses aktivasi kimia dan

fisika sehingga banyak permukaan karbon yang teraktivasi bereaksi

33
dengan uap air dan pengotor-pengotor yang terdapat pada pori-pori

ikut teruapkan sehingga permukaan karbon aktif semakin terbuka.

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa arang aktif yang terbuat dari

cangkang kelapa sawit pada variasi waktu pirolisis cangkang kelapa sawit

diperoleh hasil terbaik pada waktu pirolisis 4 jam, dengan rendemen arang

sebesar 24,2%, kadar air 0,18%, kadar zat mudah menguap 3,93%, kadar abu

4,85% dan daya serap iodin sebesar 38,18%. Hasil dari penelitian ini telah

memenuhiSII No. 0258-79.

B. Saran

Sebaiknya peneliti berikutnya meneliti cangkang kelapa sawit

menggunakan aktvator yang berbeda dengan variasi waktu perendaman dan

konsentrasi aktivator yang sama.

34
DAFTAR PUSTAKA
BPPI, B. (1980). Pembuatan Karbon Aktif dari Tanah Gambut. Jawa Timur:
Fakultas Teknologi Industri UPN.
H, F., & M, T. (2001). Aktivasi Arang Tempurung Kelapa Secara Kimia dengan
Larutan Kimia ZnCL2, KCL dan HNO3. Yogyakarta: Jurusan Teknik Kimia
UPN.
H, H. H., R, D., & U, M. (2014). Pembuatan Karbon Aktif Dari Cangkang Kelapa
Sawit Dengan Menggunakan H20 Sebagai Aktivator Untuk Menganalisis
Proksimat, Bilangan Iodine, Dan Rendemen. Retrieved januari 17, 2017,
from Jurnal FMIPA 1(2),48-54:
http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFMIPA/article/viewFile/3927/3818
H, W., R, K., & Y, M. (2013). Pembuatan Arang Aktif Dari Cangkang Kelapa Sawit
Dengan Aktivasi Secara Fisika, Kimia, Dan Fisika-Kimia. Retrieved Januari
17, 2017, from Jurnal Teknik Kimia, 2 (1), 46-51:
file:///C:/User/Download/136-230-1-SM%20(1).pdf
Lembang, d. J. (1999). Rekayasa Pembuatan Tungku Pembakaran Sekam Padi
untuk Pembuatan Arang Aktif dari Sekam Padi. Ujung Pandang: Balai
Penelitian dan Pengembangan Industri.
LIPI, P. (1998). Arang Aktif dari Tempurung Kelapa. Jakarta: PDII LIPI.
Mun'im, A., & M, B. (1999). Pembuatan Karbon Aktif dari Tanah Gambut. Jawa
Timur: Fakultas Teknologi Industri UPN.
Othmer, K. (1992). In J. Willy, & Sons, Encyclopedia Of Chemical Technology 2nd
Edition Vol.4.
Pardamean, M, QIA, & CRMP. (2016, september 22). Mengelola Kebun & Pabrik
Kelapa Sawit Secara Profesional. Retrieved from
http://books.google.co.id/books/about/Mengelola Kebun dan Pabrik
Kelapa Sawit.html?id=DhGrCQAAQBAJ&redir esc=y
R, S., & S, S. (1994). " Petunjuk Pembuatan Arang Aktif Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Sastrosoyono,2003.
Salim, S., & Sudradjat, R. (1994). Petunjuk Pembuatan Arang Aktif. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Sastrosoyono,2003.
Sastrosoyono. (2003). Budidaya Kelapa Sawit. Purwokerto: Agromedia Pustaka.
176 hal.
Shreve. (1997). Pembuatan Karbon Aktif dari Tanah Gambut. Jawa Timur:
Fakultas Teknologi Industri UPN.
soebjono, F. E. (1981). Aktivasi Arang Batok Kelapa.
Yokoyama, S. (2008, September 21). Panduan Untuk Produksi Dan Pemanfaatan
Biomassa. Retrieved from
http://www.jie.0r.jp/biomass/AsiaBiomassHandbook/Indonesian/All I.pdf

35
LAMPIRAN

Lampiran 1. Standardisasi larutanNa2S2O3

Diketahui:

Massa K2Cr2O7 = 500.3 mg

100 𝑚𝐿
Faktor pengenceran = =4
25 𝑚𝐿

V1 Na2S2O3 = 24,70 mL

V2 Na2S2O3 = 24,75 mL

V Na2S2O3 rata-rata = 24,725 mL

BE K2Cr2O7 = 49

mg K Cr O
N Na2S2O3 = fp x mL2thio2 x7BE

500,3
N Na2S2O3 = 4 x 24,725 x 49

= 0,1032 N

Lampiran 2. Standarisasi iodin

Diketahui :

N Na2S2O3 = 0,1032 N

V1 Na2S2O3 = 24,9 mL

V2 Na2S2O3 = 24,8mL

VNa2S2O3rata-rata = 24.925 mL

VI2 =25 mL

VNa2S2 O3 xNNa2S2 O3
N Iodin = Viodin

36
24.85 mLx 0,1032N
= =0,1025 N
25 mL

Lampiran 3. Contoh perhitungan daya serap iodin pada waktu pirolisis 2 jam

VNa2S2O3 = 4,2 mL

V Blanko = 6 mL

W arang aktif = 100,9 mg

N Na2S2O3 =0,1032 N

mgmol mg
(6-4,20 mL) × 0,1032 ×126,9 mgmol
mL
Daya serap iodin = × 100%
100,9 mg

= 23,3627%

Tabel 4. Data Hasil Analisa Daya Serap Iodin

Volume Volume
Massa Berat Daya
Titrasi Titrasi Variasi
Sampel Ekuivalen N Thio serap
Blanko Sampel (Jam)
(mg) Iod(g/mol) iod (%)
(ml) (ml)

6 4,20 100,9 126,9 0,1032 2 23,3627

6 4.05 101,5 126,9 0,1032 2.5 25,1600

6 3,60 102 126,9 0,1032 3 30,8143

6 3,50 101,7 126,9 0,1032 3.5 32,1929

6 3,05 101,2 126,9 0,1032 4 38,1753

6 5,25 102 126,9 0,1032 0 9,6295

37
38
Lampiran 4. Contoh perhitungan kadar air pada waktu pirolisis 2 jam

Diketahui :

Sampel Variasi ke-1

m1= massa cawan kosong = 23,1729 gram

m2 = massa cawan + sampel (sebelum pemanasan) = 24,1751 gram

m3= massa cawan + sampel (setelah pemanasan) = 24,1650 gram

Penyelesaian :

m2-m3
Kadar Air = m -m × 100%
2 1

24,1751gram – 24,1650gram
Kadar Air = 24,1751gram – 23,1729gram × 100%

Kadar Air = 1,0078 %

Tabel 5. Data Uji Kadar Air

Berat
Berat Cawan Berat Berat Cawan
Cawan Variasi Kadar
Kosong+ Sampel Kosong+Sampel
Kosong (Jam) Air (%)
Sampel (M2) (gram) (M3)
(M1)

24,1751 1,0022 23,1729 24,1650 2 1,0078

23,8110 1,0032 22,8078 23,8049 2,5 0,6081

22,3743 1,0018 21,3725 22,3713 3 0,2995

25,1315 1,0029 24,1286 25,1290 3,5 0,2493

25,7101 1,0008 24,7093 25,7083 4 0,1799

39
Lampiran 5. Contoh perhitungan kadar abu pada waktu pirolisis 2 jam

Diketahui :

Sampel Variasi ke-1

m1= massa cawan kosong (sebelum pemanasan) = 18,9086 gram

m2 = massa cawan + sampel (sebelum pemanasan) = 19,9099 gram

m3= massa cawan + sampel (setelah pemanasan) = 18,9464 gram

m4= massa cawan kosong (setelah pemanasan) =18.9081 gram

Penyelesaian :

m3−m4
Kadar Abu = m2−m1 × 100%

18,9464 gram − 18.9081gram


Kadar Abu = 19,9099 × 100%
gram − 18,9086gram

Kadar Abu = 3,8250 %

Tabel 6. Data Uji Kadar Abu

Berat Berat
Berat Cawan Berat Cawan Kadar
Cawan Cawan Variasi
Kosong+Sampel Kosong+Sampel Abu
Kosong Kosong (Jam)
(M2) (M3) (%)
(M1) (M4)

18,9086 19,9099 18,9464 18,9081 2 3,8250

18,1756 19,1760 18,2152 18,1768 2,5 3,8385

18,1067 19,1070 18,1418 18,1030 3 3,8788

14,7888 15,7897 14,8269 14,7838 3,5 4,3061

40
19,2341 20,2349 19,2820 19,2334 4 4,8561

Lampiran 6. Contoh perhitungan kadar zat mudah menguap pada waktu

pirolisis 2 jam

Diketahui:

Sampel Variasi ke-1

m1= massa cawan kosong + tutup = 12,9359gram

m2 = massa cawan+ tutup + sampel (sebelum pemanasan) = 13,9360gram

m3= massa cawan + tutup + sampel (setelah pemanasan) =13,8855gram

Penyelesaian :

m2−m3
Kadar Zat Mudah Menguap = m2−m1 × 100%

13,9360 gram – 13,8855gram


Kadar Zat Mudah Menguap = × 100%
13,9360gram – 12,9359gram

Kadar Zat Mudah Menguap = 4,0417 %

Tabel 6.4. Data Uji Kadar Zat Mudah Menguap

Berat
Berat Cawan Berat Berat Cawan
Cawan Variasi Kadar VM
Kosong+Sampel Sampel Kosong+Sampel
Kosong (Jam) (%)
(M2) (gram) (M3)
(M1)

13,9360 1,0001 12,9359 13,8855 2 5,0495

14,3789 1,0014 13,3775 14,3328 2,5 4,6036

14,1404 1,0007 13,1397 14,0944 3 4,5968

41
14,5899 1,0001 13,5898 14,5469 3,5 4,2996

14,4375 1,0004 13,4371 14,3964 4 4,1084

42

Anda mungkin juga menyukai