Anda di halaman 1dari 101

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMUATAN

BATU BARA DI KAPAL MV. YASA SPARROW


PADA PT. KUTAI JAYA PUNDINUSA

TUGAS AKHIR

Oleh :

DEDE KURNIAWAN
NIM : 15 624 046

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN KEMARITIMAN
PROGRAM STUDI KPNK
SAMARINDA
2018
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMUATAN
BATU BARA DI KAPAL MV. YASA SPARROW
PADA PT. KUTAI JAYA PUNDINUSA

Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (A.Md) pada
Program Studi Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhanan
Jurusan Kemaritiman
Politeknik Negeri Samarinda

Oleh :

DEDE KURNIAWAN
NIM : 15 624 046

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN KEMARITIMAN
PROGRAM STUDI KPNK
SAMARINDA
2018
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dede Kurniawan

NIM : 15624046

Jurusan : Kemaritiman

Program Studi : Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhanan

Jenjang : Diploma III

Judul Tugas Akhir : Standar Operasional Prosedur pemuatan batu bara di

kapal MV. Yasa Sparrow pada PT. Kutai Jaya

Pundinusa.

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya

saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya

nyatakan benar.

Jika kemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam Laporan

Tugas Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Samarinda, Juni 2018

Dede Kurniawan
NIM 15 624 046

ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMUATAN


BATU BARA DI KAPAL MV. YASA SPARROW
PADA PT. KUTAI JAYA PUNDINUSA

NAMA : DEDE KURNIAWAN

NIM : 15 624 046

JURUSAN : KEMARITIMAN

PROGRAM STUDI : KPNK

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan


Pada tanggal, Juni 2018

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

M. Adham, S.Kom., M.Si Maulita, SE., M.Sc.,Ak.,CA


NIP.196407061989031004 NIP.198103012008122001

Mengesahkan :

Direktur Politeknik Negeri Samarinda,

Ir. H. Ibayasid, M,Sc


NIP. 195903031989031002

iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

NAMA : DEDE KURNIAWAN

NIT : 15624046

JURUSAN : KEMARITIMAN

PROGRAM STUDI : KPNK

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Laporan Tugas Akhir ini telah diuji dan disetujui


pada tanggal, Juni 2018

Dewan Penguji :

Penguji I,
Nama : Drs. Abner Simanjuntak
NIP :

Penguji II,
Nama : Mika Patayang, ST., MT
NIP : 198106042010121005

Penguji III,
Nama : Amir Hidayat SE., MSI., AK., CA
NIP : 197403212008121002

Mengetahui :

Ketua Jurusan Kemaritiman, Ketua Program Studi KPNK,

M. Adham S.Kom., M.Si Maulita, SE., M.Sc., Ak


NIP.196407061989031004 NIP. 198103012008122001

iv
ABSTRAK
Dede Kurniawan, 2018,”Standar Operasional Prosedur pemuatan batu bara di
kapal MV. Yasa Sparrow pada PT. Kutai Jaya Pundinusa”, (Dengan pembimbing
pertama Bapak Minarni Adham, S.Kom.,M.Si dan Ibu Maulita SE.,M.Sc., AK
selaku pembimbing kedua). Penelitian ini dilaksanakan di PT. Kutai Jaya
Pundinusa dan hal yang melatar belakangi penulis dalam mengangkat judul ini
ialah penulis ingin mengetahui prosedur pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa
Sparrow apakah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur PT. Kutai Jaya
Pundinusa. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian sesuai dengan judul
yang telah diambil serta telah menyimpulkan bahwa prosedur pemuatan batu bara
di kapal MV. Yasa Sparrow sudah mengikuti Standar Operasional Prosedur PT.
Kutai Jaya Pundinusa.

Kata kunci : Standar Operasional Prosedur, Pemuatan, batu bara

v
ABSTRACT
Dede Kurniawan, 2018, "Standard Operating Procedure for loading coal MV.
Yasa Sparrow at PT. Kutai Jaya Pundinusa ", (with the first mentor Mr. Minarni.
Adham, S.Kom.,M.Si and Mrs. Maulita SE.,M.Sc., AK CA as second counselor).
This research was conducted at PT. Kutai Jaya Pundinusa and the background of
the author in raising this title is the author wants to know the procedure of
loading coal on the ship MV. Yasa Sparrow whether in accordance with Standard
Operating Procedure PT. Kutai Jaya Pundinusa. Therefore, the authors conduct
research in accordance with the title that has been taken and has concluded that
the procedure of loading coal on the ship MV. Yasa Sparrow has followed the
Standard Operating Procedure of PT. Kutai Jaya Pundinusa.

Keywords: Standard Operating Procedures, Loading, Coal

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir ini dengan baik, dengan Tugas Akhir yang berjudul “Standar Operasional

Prosedur Pemuatan Batu Bara di kapal MV. Yasa Sparrow pada PT. Kutai

Jaya Pundinusa”. Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan jenjang pendidikan program Diploma III pada Jurusan

Kemaritiman Politeknik Negeri Samarinda. Dalam Laporan ini penulis mengalami

beberapa kendala, namun berkat dari berbagai pihak penulis dapat

menyelesaikannya. Dalam kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. H. Ibayasid, M,Sc, selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda.

2. Bapak H.M. Adham, S.Kom,M.Si, selaku Ketua Jurusan Kemaritiman dan

Pembimbing I yang telah membimbing dan meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran untuk memberi bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

3. Ibu Maulita, SE, M.Sc,Ak selaku Ketua Prodi KPNK dan Pembimbing II yang

telah membimbing dan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberi

bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

4. Seluruh dosen dan Staff Jurusan Kemaritiman yang memberikan bimbingan,

semangat dan nasehat yang bermanfaat dalam proses belajar selama penulis

kuliah.

5. Kedua Orang tua Bapak Mulyana dan Ibu Mardiah serta segenap keluarga yang

vii
telah memberikan do’a dan dorongan serta bantuan moril dan materi,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

6. Ibu General Manager PT. Kutai Jaya Pundinusa beserta seluruh staffnya.

7. Kepada Muh. Fhatur Husain vegetarian, Muhammad Alfian pecinta tumbuhan

dan saya sendiri selaku penikmat umbi-umbian dan Seluruh rekan-rekan

taruna/i, khususnya angkatan XIII yang telah memberikan dukungan dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun sehingga dalam penulisan Tugas Akhir ini dapat menjadi lebih baik.

Besar harapan penulis Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang menggunakannya.

Samarinda, Juni 2018


Penulis

Dede Kurniawan
NIM. 15624046

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING…………………..……………... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI………………………………………. iv

ABSTRAK…………..…………………………………………………………… v

ABSTRAC…………..…………………………………………………………... vi

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...... ix

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….... xii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………... 2

1.3 Batasan Penulisan……………………………………………………… 2

1.4 Tujuan penulisan...……………………………………...……………… 3

1.5 Manfaat Penulisan.……………………………………………………. 4

1.6 Sistematika Penulisan…………………………………………………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Standar Operasional Prosedur…………………………….. 6

2.1.1 Tujuan Standar Operasional Prosedur………………………….. 6

ix
2.1.2 Manfaat Standar Operasional Prosedur………………………… 7

2.2 Pengertian Pemuatan………………………………………………….. 7

2.2.1 Prinsip pemuuatan……………………………………………… 8

2.2.2 Jenis-jenis Muatan…………………………………………….. 10

2.3 Pengertian Batu Bara………………………………………………… 12

2.4 Pengertian Kapal……………………………………………………... 13

2.5 Pengertian Perusahaan Bongkar Muat……………………………….. 16

2.5.1 Izin Usaha Perusahaan Bongkar Muat………………………… 16

2.5.2 Ruang Lingkup Perusahaan Bongkar Muat…………………… 17

2.5.3 Kewajiban Perusahaan Bongkar Muat………………………… 19

2.5.4 Peran dan Tanggung Jawab Perusahaan Bongkar Muat………. 19

2.6 Definisi Konsepsional………………………………………………… 20

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional…………………………………………………. 22

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian………………………….. 23

A. Waktu Pelaksanaan Penelitian……………………………………. 23

B. Tempat Pelaksanaan………………………………………………. 24

3.3 Objek Penelitian……………………………………………………... 24

3.4 Metode Pengumpulan Data………………………………………….. 24

3.5 Rincian Data yang Diperlukan………………………………………. 26

3.6 Jangkauan Penelitian………………………………………………… 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Perusahaan…………………………………………………... 27

4.2 Hasil Observasi………………………………………………………. 30

x
4.3 Pembahasan………………………………………………………….. 32

4.3.1 Proses Pemuatan Batu Bara…………………………………… 36

4.3.2 Setelah Pemuatan Selesai...…………………………………… 40

4.3.3 Tabel Analisis…………….…………………………………… 40

4.3.4 Fasilitas Pemuatan Selesai..…………………………………… 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan…………………………………………………………... 41

5.2 Saran…………………………………………………………………. 41

DAFTAR RUJUKAN

DAFTAR LAMPIRAN

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Batu Bara…………………………………………………………...12

Gambar 2.2 Tongkang (Barge)..............................................................................14

Gambar 2.3 Kapal Tunda (Tug Boat)……………………………………………15

Gambar 2.4 Kapal Bulk Carrier………………………………………………… 16

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Kutai Jaya Pundinusa……………………. 28

Gambar 4.2 Flowchart SOP PT. Kutai jaya Pundinusa………………………… 31

Gambar 4.3 Perjanjian Kerja Bongkar Muat…………………………………… 32

Gambar 4.4 Rencana Kegiatan Bongkar Muat…………………………………. 33

Gambar 4.5 Perjanjian Sewa Alat Berat………………………………………... 34

Gambar 4.6 Schedule Barge…………………………………………………….. 34

Gambar 4.7 Draft Survey……………………………………………………….. 35

Gambar 4.8 Time Sheet......................................................................................... 36

Gambar 4.9 Proses Pengangkatan Bulldozer…………………………………… 37

Gambar 5.0 Kegiatan Pemuatan Batu Bara…………………………………….. 38

Gambar 5.1 Proses Trimming…………………………………………………... 39

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Analisis………………………………………………………....40

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

1. SOP Pemuatan Batu Bara

2. Kontrak Kerja

3. Surat Perjanjian Alat

4. Time Sheet or Statement of Fact

5. Rencana Kegiatan Bongkar Muat

6. Surat Persetujuan Kerja TKBM

7. Permintaan Tenaga Kerja Bongkar Muat / Amprah

8. Draft Survey

9. Schedule Barge

10. Stowage Plan

11. Mate’s Recipes

12. SOP ISO 9001;2015

13. Kutipan Wawancara

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari pulau-pulau, yang dikelilingi

lautan yang luas dari sabang sampai Merauke, sehingga diperlukannya suatu moda

transportasi untuk dapat menjangkau tiap-tiap pulau, agar mempermudah

mendistribusikan barang-barang ke suatu wilayah ke wilayah lain sampai di

daerah-daerah terpencil di seluruh Indonesia.

Dalam hal ini moda transportasi laut sangat berperan seperti kapal karena

Kapal merupakan sarana angkutan laut yang sangat penting dalam dunia

kemaritiman untuk memajukan perdagangan dalam negeri dan luar negeri suatu

Negara.

Seiring dengan dimulainya perdagangan bebas, barang ekspor dan impor itu

diangkut oleh kapal-kapal dari berbagai perusahaan pelayaran, dalam

pengangkutan barang-barang ekspor maka akan timbul pembongkaran dan

pemuatan barang yang dalam hal ini akan ditangani oleh perusahaan bongkar

muat (PBM).

Kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal adalah kegiatan yang

meliputi stevedoring, cargodoring, dan receiving/delivery di pelabuhan.

Sedangkan Perusahaan Bongkar Muat adalah badan hukum Indonesia yang

khusus didirikan untuk menyelenggara dan mengusahakan kegiatan bongkar muat

barang dari dan ke kapal. Pemuatan adalah kegiatan yang di lakukan memasukan

material atau endapan bahan galian hasil pembongkaran kedalam alat angkut
2

kegiatan pemuatan di lakukan setelah kegiatan penggusuran dan, pemuatan di

lakukan dengan menggunakan alat muat atau “whell loader” dan di isikan

kedalam alat angkut. Pada saat melaksanakan pemuatan batu bara tentu harus

sesuai dengan Standar Operasional Prosedur pada perusahaan tersebut, khususnya

pada PT. Kutai Jaya Pundinusa, perusahaan bongkar muat yang bergerak dibidang

jasa bongkar muat. Apabila proses pemuatan batu bara tidak mengikuti Standar

Operasional Prosedur maka pemuatan tersebut tidak akan berjalan dengan lancar

dan bisa terjadi kecelakaan dalam proses pemuatan batu bara.

Dan kali ini penulis ingin meneliti apakah Standar Operasional Prosedur

PT. Kutai Jaya Pundinusa sudah di terapkan pada saat pemuatan batu bara di

kapal MV. Yasa Sparrow. Berdasarkan uraian diatas maka penulis membahas

tugas akhir yang berjudul “Standar Operasional Prosedur pemuatan Batu

Bara di kapal MV. Yasa Sparrow pada PT. Kutai Jaya Pundinusa”

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan pedoman bagi penulis dalam melakukan

penulis tugas akhir secara cepat dan tepat. Dalam penulisan tugas akhir ini perlu

adanya perumusan suatu masalah, adapun masalah yang akan dibahas dalam tugas

akhir ini yaitu apakah Standar Operasional Prosedur pemuatan batu bara di

kapal MV. Yasa Sparrow sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur

yang dibuat oleh PT. Kutai Jaya Pundinusa ?

1.3 Batasan Masalah

Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, diperoleh permasalahan


3

yang luas. Dengan menyadari adanya keterbatasan kemampuan dan waktu

penulis, maka penulis perlu memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus

pada masalah di atas. Masalah yang menjadi objek penulisan dibatasi hanya pada

Standar Operasional Prosedur pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa Sparrow

pada PT. Kutai Jaya Pundinusa.

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur

pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa Sparrow yang dibuat oleh PT. Kutai Jaya

Pundinusa.

1.5 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Taruna/i :

a. Meningkatkan cara berpikir dan kemampuan bagi Taruna/i dalam

mengetahui Standar Operasional Prosedur pemuatan batu bara di

kapal MV. Yasa Sparrow.

b. Taruna/i dapat mengetahui prosedur pemuatan batu bara di kapal MV.

Yasa Sparrow pada perusahaan bongkar muat khususnya pada PT.

Kutai Jaya Pundinusa.

c. Taruna/i dapat membandingkan antara teori yang diterima dengan

kenyataan yang terjadi di lapangan.

2. Bagi Instansi/Perusahaan

a. Menjadi masukan kepada perusahaan bongkar muat agar lebih


4

memperhatikan Standar Operasional Prosedur pemuatan batu bara di

kapal MV. Yasa Sparrow agar proses pemuatan berjalan dengan

lancar.

b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan akan pentingnya Standar

Operasional Prosedur pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa Sparrow

pada perusahaan bongkar muat.

3. Bagi Politeknik Negeri Samarinda

a. Dapat menambah buku ilmu pengetahuan di perpustakaan Politeknik

Negeri Samarinda serta dijadikan sebagai bahan referensi untuk

penelitian lebih lanjut oleh Taruna/i.

b. Dosen atau tenaga kerja pengajar menambah informasi dari Taruna/i

mengenai prosedur pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa Sparrow

yang diperoleh dari perusahaan bongkar muat

c. Menambah informasi mengenai perusahaan pelayaran khususnya di

bagian bongkar muat serta kegiatan yang dilakukan di dalamnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam perumusan penulisan

tugas akhir ini dan dapat dijelaskan juga sub – sub dari bagian yang akan ditulis

oleh penulis adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,

Batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan dan

sistematika penulisan.
5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan landasan teori yang berisikan tentang

konsep sebagai pedoman untuk memecahkan hipotesis

permasalahan yang akan dibahas dan definisi konsepsional yang

terkandung dalam judul penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan mengenai definisi operasional, waktu

dan tempat pelaksanaan penelitian, objek penelitian, metode

pengumpulan data, rincian data yang diperlukan, dan jangkauan

penelitian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari

hasil penelitian tersebut.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil

penelitian dan pembahasan kemudian diberikan saran yang

dikemukakan oleh penulis.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Standar Operasional Prosedur

2.1.1 Pengertian Standar Operasional Prosedur

Standar Operasional Prosedur (SOP) menurut Tjipto Atmoko (2011),

merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem, mekanisme dan tata kerja

internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan

instansi pemerintah. SOP sebagai suatu dokumen / instrument memuat tentang

proses dan prosedur suatu kegiatan yang bersifat efektif dan efisien berdasarkan

standar yang sudah baku.

Pengertian Standar Operasional menurut Menpan dan RB No.35 tahun

2012, Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis

yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggara, aktifitas organisasi /

perusahaan, bagaimana da kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa

dilakukan.

Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) menurut Sailendra

(2015:11) merupakan panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan

operasional perusahaan berjalan dengan lancar. Karena setiap perusahaan

bagaimanapun bentuk dan apapun jenisnya, pasti membutuhkan sebuah panduan

untuk menjalankan tugas dan fungsi setiap unit perusahaan.

2.1.2 Tujuan Standar Operasional Prosedur

Tujuan pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah untuk


7

menjelaskan perincian atau standar yang tetap mengenai aktifitas pekerjaan yang

berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu organisasi. SOP yang baik

adalah SOP yang mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi panduan

untuk karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan pengawasan, serta

mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang berlainan dalam

perusahaan.

2.1.3 Manfaat Standar Operasional Prosedur

Standar Operasional Prosedur memiliki manfaat bagi perusahaan yaitu

sebagai berikut :

1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian.

2. Standar Operasional Prosedur membantu staf menjadi lebih mandiri

dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi

keterlibatan pimpinan dalam melaksanakan proses sehari-hari.

3. Meningkatan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung jawab

khusus dalam melaksanakan tugas.

4. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan karyawan cara

konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha

yang telah dilakukan.

5. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu karyawan baru

untuk cepat melakukan tugasnya.

2.2 Pengertian Pemuatan

Pemuatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan atau


8

mengisikan material atau endapan bahan galian hasil pembongkaran ke dalam alat

angkut. Kegiatan pemuatan dilakukan setelah kegiatan penggusuran, pemuatan

dilakukan menggunakan alat muat Wheel Loader dan diisikan ke dalam alat

angkut. Kegiatan pemuatan bertujuan untuk memindahkan batubara hasil

pembongkaran kedalam alat angkut. Pengangkutan dilakukan dengan sistem

siklus, artinya truck yang telah dimuat berangkat tanpa harus menunggu truck

yang lain dan setelah membongkar muatan langsung kembali ke lokasi

penambangan untuk dimuati kembali.

2.2.1 Prinsip Pemuatan

Lima prinsip pemuatan yang harus benar-benar diperhatikan dan

dilaksanakan. Prinsip-prinsip utama pemuatan :

1. Melindungi Awak Kapal dan Buruh

Melindungi awak kapal dan buruh adalah suatu upaya agar mereka selamat

dalam melaksanakan kegiatan kegiatan bongkar muat. Untuk itu perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Gunakan alat keselamatan kerja secara benar, misalnya sepatu

keselamatan, helm, kaos tangan, pakaian kerja dan lain-lain.

b. Jangan membiarkan buruh lalu lalang di daerah kerja.

c. Periksa peralatan muat bongkar sebelum digunakan, harus dalam keadan

baik.

d. Pada bekerja malam hari, lampu penerangan secara baik dan cukup.

2. Melindungi Kapal

Melindungi kapal adalah suatu upaya agar kapal tetap selamat selama
9

kegiatan muat bongkar maupun dalam pelayanan, misalnya menjaga

stabilitas kapal, jangan melebihi deck load capacity yaitu kemampuan suatu

geladak untuk menahan beban di atasnya, Diupayakan agar pemuatan

muatan pada masing-masing palka dari depan sampai belakang harus

seimbang, sehingga kapal selalu memiliki trim sedikit kebelakang, tidak

hogging maupun sogging.

a. Hogging adalah suatu keadaan yang diakibatkan karena penempatan

muatan dikonsentrasikan pada ujung-ujung kapal, sehingga akibatnya

kapal akan mudah patah apabila mendapat ombak besar dan pada

bagian ujung-ujung kapal tepat pada posisi puncak ombak karena

struktur kapal bagian tengah berubah melengkung ke atas.

b. Sogging adalah suatu keadaan dimana muatan dikonsentrasikan pada

tengah-tengah kapal, akibatnya kapal akan mudah patah apabila

mendapat ombak besar dan pada bagian tengah-tengah kapal tepat pada

posisi lembah ombak dan pada bagian ujung-ujung kapal tepat pada

puncak ombak karena konstruksi bangunan kapal bagian tengah

cembung ke bawah.

3. Melindungi Muatan

Sesuai dengan peraturan Internasional bahwa perusahaan pelayaran atau

pihak pengangkut bertanggung jawab atas keselamatan dan keutuhan

muatan sejak kapal muat sampai kapal bongkar. Oleh karena itu pada waktu

memuat, membongkar, dan selama pelayaran, muatan harus ditangani secara

baik. Pada umumnya kerusakan umum dikapal disebabkan oleh :

a. Gesekan muatan dengan badan kapal.


10

b. Penangasan (panas) yang ditimbulkan oleh muatan itu sendiri.

c. Penanganan yang tidak baik.

Untuk mencegah kerusakan muatan tersebut, maka harus dilakukan

tindakan-tindakan Ruang palka harus dipersiapkan secara baik untuk

menerima muatan, Memisahkan muatan satu dengan muatan yang lain

secara baik dan Menggunakan alat bongkar muat dengan baik.

4. Melakukan Bongkar Muat Secara Aman dan Sistematis

Menjaga agar muatan tetap aman Sehingga tidak terjadi kecelakaan yang

tidak diinginkan. Agar bongkar muat dapat dilaksanakan secara aman dan

dan sistemastis, maka harus diperhatikan :

a. Perhitungan muatan.

b. Perencanaan sebelum pemuatan dan akhir pemuatan.

c. Kemampuan buruh atau skill buruh.

5. Mencegah Terjadinya Ruang Rugi

Dalam melakukan pemuatan harus memuat secara maksimal sesuai

kapasitas ruang muat, agar untuk mencegah adanya broken stowage, yaitu

presentase ruang palka yang tidak dapat terisi oleh muatan.

2.2.2 Jenis-jenis Muatan

Menurut R.P. Suyono (2005:348), sesuai dengan sifat fisiknya, bila muatan

diangkut dengan kapal maka dalam pemadatan muatan dipalka (untuk beberapa

jenis muatan) harus dipisah agar tidak berada dalam satu ruangan tertutup.

Berdasarkan kepada pemisahan itulah pengusahaan pelayaran dijalankan dan

demikian pula kapal apa yang harus dipakai dalam usaha itu, disesuaikan dengan
11

macam muatan yang ingin diangkut. Ditinjau dari jenis muatan dan kualitas

perunit pengapalan muatan kapal dapat dibedakan antara lain :

1. General Cargo, yaitu terdiri dari berbagai jenis barang yang dibungkus dan

dikapalkan secara potongan. Suatu pengapalan muatan general cargo pada

umumnya terdiri dari unit-unit yang kecil misalnya: dikapalkan separtai

onderdil. Kendaraan bermotor sebanyak 5 peti atau 20 krat.

2. Bulk Cargo, yaitu muatan yang terdiri satu macam barang yang tidak

dibungkus yang dikapalkan sekaligus dalam jumlah besar. Muatan bulk ini

sering juga dinamakan muatan curah karena memang cara memuat bulk

cargo adalah dengan jalan mencurahkan ke dalam palka kapal. Dipelabuhan-

pelabuhan yang mempunyai peralatan bongkar muat modern, baik itu

dimuat/dibongkar dengan menggunakan mesin penghisap (elevator,silo)

Muatan bulk biasanya dikapalkan satu kapal penuh dalam setiap

pengapalan, tetapi kadang-kadang pengapalan untuk satu palka atau satu

tangki penuh dinamai pengapalan in bulk. Pada pokoknya bahwa muatan

memerlukan handling tersendiri. Misalnya: pengapalan 75.000 ton batu bara

dapat dinyatakan sebagai pengapalan in bulk, karena muatan sebanyak itu

akan menempati satu palka dari palka-palka yang ada dikapal.

3. Homogeneus Cargo, yaitu muatan yang terdiri dari satu macam barang yang

dikapalkan sekaligus dalam jumlah besar dalam keadaan terbungkus,

misalnya: pengapalan satu kapal penuh beras dalam karung dari Birna ke

Indonesia, juga pengapalan semen dalam jumlah besar sekaligus merupakan

contoh pengapalan muatan sejenis.


12

2.3 Pengertian Batu Bara

Batu Bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah

batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya

adalah sisa-sisa tumbuhan dan berbentuk melalui proses pembatubaraan. Batu

bara merupakan batuan yang memiliki sebuah unsur-unsur utama terdiri dari

karbon, hydrogen, dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang

memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam

berbagai bentuk.

Sumber : MV. Yasa Sparrow

Gambar. 2.1 Batu Bara

Batu bara pertama kali dimanfaatkan manusia untuk bahan bakar sekitar

abad ke-18 oleh bangsa China. Bersamaan dengan berkembangnya industri, batu

bara digunakan untuk bahan bakar kegiatan industri (bahan pembuatan serat nilon,

karet sintetis bahan campuran pembuatan plastik), pembangkit listrik, bahan bakar

kereta api, dan kapal laut. Untuk keperluan rumah tangga batu bara dibuat
13

dalam bentuk kubus yang disebut brikel. Badan geologi nasional memperkirakan

Indonesia masih memiliki 160 milyar cadangan Batu Bara yang belum di

eksplorasi.Cadangan tersebut sebagian besar berada di Kalimantan Timur dan

Sumatera Selatan. Namun upaya eksplorasi batu bara kerap menjadi kendala

status lahan tambang. Daerah-daerah tempat cadangan batu bara sebagian besar

berada di kawasan hutan konservasi. Rata-rata produksi pertambangan di

Imdonesia mencai 300 juta ton per tahun.Dari jumlah itu, sekitar 10 persen

digunakan untuk kebutuhan dalam negeri sedangkan sebagian besarnya (90 persen

lebih) diekspor keluar. Di Indonesia batu bara digunakan sebagai bahan utama

selain solar (diesel fuel). Yang telah umum di gunakan pada banyak industri, dari

segi ekonomis batu bara jauh lebih hemat dibandingkan solar.(Wikipedia

pengertian batu bara, 2017).

2.4 Pengertian Kapal

R.P. Suyono (2005:115), Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang

dan barang dilaut (sungai dan sebagainya). Kapal adalah kendaraan air dengan

bentuk jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau

ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya apung dinamis, kendaraan di

permukaan air, serta alat apung dan bangunan yang tidak berpindah-pindah

(Wikipedia pengertian kapal. 2017). Sedangkan pengertian alat apung dan

bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah adalah alat apung dan bangunan

terapung yang tidak mempunyai alat penggerak sendiri, serta ditempatkan di suatu

lokasi perairan tertentu dan tidak berpindah-pindah untuk waktu yang lama,

misalnya hotel terapung, tongkang akomodasi untuk menunjang kegiatan lepas


14

pantai dan tongkang menampung minyak, serta unit pemboran lepas pantai

berpindah.

Berikut ini adalah jenis-jenis kapal pengangkut batu bara yang menyangkut

dengan pemuatan batu bara atau pembongkaran batu bara:

1. Tongkang (Barge)

Suatu jenis kapal dengan lambung datar atau suatu kotak besar yang

mengapung tidak menggunakan mesin dan digunakan untuk mengangkut

barang dan ditarik dengan kapal tunda (tug boat), kapal ini dibuat untuk

transportasi sungai dengan membawa muatan dalam jumlah besar seperti

batu baru, kayu, pasir dan lain-lain. Di indonesia sendiri, kapal tongkang

banyak diproduksi di daaerah Batam yang merupakan salah satu tempat

produksi perkapalan di Indonesia.

Sumber :Barge KBT 27

Gambar. 2.2 Tongkang (Barge)

2. Kapal Tunda (Tug Boat)

Menurut Suyono, kapal Tunda (Tug Boat) adalah kapal yang dibuat agar

dapat menarik atau mendorong kapal atau segala sesuatu yang mengapung.
15

Kapal Tug Boat dapat digunakan untuk melakukan manuver/pergerakan,

utamanya menarik atau mendorong kapal lainnya di pelabuhan, laut lepas

atau melalui sungai atau terusan. Tug Boat digunakan pula untuk menarik

tongkang, kapal rusak, dan peralatan lainnya.

Sumber :Tb Karya Star 26

Gambar. 2.3 Kapal Tunda (Tug Boat)

3. Bulk Carrier

Bulk Carrier adalah tipe kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut

muatan curah yang menggunakan ruangan besar yang tertutup disebut

dengan palka (tidak menggunakan wadah atau pembungkus) yang

dikapalkan sekaligus dalam jumlah besar dan cara memuatnya dengan jalan

mencurahkan muatan ke dalam kapal biasanya memuat barang dalam satu

jenis saja. Palka dari bulk carrier berbentuk corong agar muatannya dapat

terkumpul ditengah-tengah palka.Kapal Bulk Carrier merupakan kapal

barang yang berfungsi untuk mengangkut barang-barang seperti batu bara,

biji-bijan, semen, adapun kelebihan dari kapal ini mempunyai daya


16

angkut yang besar. Dapat dilihat Kapal Bulk Carrier pada gambar 2.4

Sumber : Google.com

Gambar. 2.4 Kapal Bulk Carrier

2.5 Pengertian Perusahaan Bongkar Muat

Menurut keputusan Menteri Perhubungan No.KM 14 Tahun 2002, yang

dimaksud dengan Perusahaan Bongkar Muat (PBM) adalah Badan Hukum

Indonesia yang khusus didirikan untuk menyelenggarakan dan mengusahakan

kegiatan bongkar muat barang dan dari ke kapal.

2.5.1 Izin Usaha Perusahaan Bongkar Muat

Menurut (R.P. Suyono:2005) untuk bisa menjalankan usaha dan operasinya,

perusahaan bongkar muat harus mendapat izin usaha maupun izin operasi. Izin ini

pada dasarnya ada dua jenis, yaitu izin usaha tetap dan izin usaha sementara. Izin

usaha tetap diberikan sesuai dengan jangka waktu pendirian perusahaan,

sedangkan izin sementara diberikan untuk jangka waktu satu tahun. sesuai

persyaratan yang sudah ditentukan untuk dapat melakukan kegiatan bongkar muat
17

di semua pelabuhan dalam provinsi yang bersangkutan. Pertimbangan pemberian

izin kegiatan bongkar muat diberikan oleh Gubernur Provinsi setempat atas nama

Menteri Perhubungan sebagai pelaksana tugas dekonsentrasi dengan

pertimbangan :

1. Rekomendasi dari asosiasi bongkar muat dan administrator Pelabuhan /

Kepala Kantor Pelabuhan setempat

2. Keseimbangan volume kegiatan bongkar muat dengan jumlah perusahaan

bongkar muat yang ada di pelabuhan.

3. Kesempatan dan kemampuan serta perkembangan usaha bongkar muat yang

mengajukan permohonan.

2.5.2 Ruang Lingkup Perusahaan Bongkar Muat

Menurut R.P. Suyono (2005:310), Perusahaan Bongkar Muat (PBM) adalah

perusahaan yang secara khusus berusaha di bidang bongkar muat dari dan ke

kapal, baik dari dan ke kapal gudang lini I maupun langsung ke alat angkutan

yang meliputi kegiatan :

1. Stevedoring

Stevedoring adalah pekerjaan membongkar barang dari ke dermaga /

tongkang / truk atau memuat barang dari dermaga / tongkang / truk ke

dalam kapal sampai dengan tersusun dalam palka dengan menggunakan

derek kapal atau derek laut kegiatan stevedoring belum termasuk kegiatan

lainnya yaitu :

a. Shifting adalah memindahkan muatan dari dalam palka yang sama atau

palka yang berbeda atau lewat darat.


18

b. Sweeping adalah mengumpulkan muatan-muatan yang tercecer.

c. Sorting adalah pekerjaan memilih/memisahkan muatan yang tercampur

atau muatan yang rusak.

d. Cleaning adalah pekerjaan membersihkan palka kapal.

e. Opening/closing hatces adalah kegiatan membuka /menutup palka

kapal.

2. Cargodoring

Cargodoring adalah pekerjaan melepaskan barang dari tali/jala-jala

(extackle) di dermaga dan mengangkut dari dermaga ke gudang/lapangan

penumpukan selanjutnya menyusun di gudang/lapangan penumpukan atau

sebaliknya. Kegiatan diatas belum meliputi, yaitu :

a. Longdistance adalah kegiatan memindahkan barang dari samping kapal

ke gudang / tempat penumpukan lain yang merupakan gudang / tempat

penumpukan dimana kapal sandar atau sebaliknya yang jaraknya

melebihi 130 meter.

b. Overbrengen) adalah memindahkan barang dari gudang/tempat

penumpukan yang satu ke gudang / tempat penumpukan lainnya dalam

daerah pelabuhan atau dari ship-side ke gudang khusus untuk itu.

c. Angkutan Bandar adalah alat angkut untuk memindahkan barang dari

kapal ke dermaga atau, sebaliknya, dengan menggunakan tongkang.

3. Receiving / delivery

Receiving / delivery adalah pekerjaan memindahkan barang dari tempat

penumpukan di gudang penumpukan dan menyerahkan sampai tersusun di

atas kendaraan di pintu gudang / lapangan penumpukan atau sebaliknya.


19

2.5.3 Kewajiban Perusahaan Bongkar Muat

Selama melakukan usahanya perusahaan bongkar muat memiliki kewajiban

yang harus dipenuhi. Kewajiban tersebut adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan dalam izin usaha

dalam keputusan ini, dan kebijaksanaan umum pemerintah di bidang

penyelenggaraan kegiatan bongkar muat dari dan ke kapal.

2. Memenuhi batas minimum kecepatan bongkar muat barang yang telah

ditetapkan pada setiap pelabuhan.

3. Mengenakan / memberlakukan tarif yang berlaku sesuai pertauran.

4. Meningkatkan keterampilan kerja.

5. Bertanggung jawab barang terhadap barang selama di bawah

pengawasannya.

6. Bertanggung jawab kepada kerusakan alat bongkar muat kapal yang

disebabkan oleh kesalahan, kelalaian orang-orang bekerja di bawah

pengawasannya.

2.5.4 Peran dan Tanggung Jawab Perusahaan Bongkar Muat

Dalam melakukan pelayanan, prusahaan bongkar muat harus bekerja sama

dengan berbagai pihak seperti PT. Pelabuhan Indonesia, Perusahaan Pelayaran,

pemilik barang, penyedia tenaga buruh, KSOP, Bea Cukai dan sebagainya yang

terkait dalam kegiatan tersebut. Masing-masing pihak memiliki tugas dan

tanggung jawab. Sedangkan Perusahaan Bongkar Muat memiliki tanggung jawab

atas :

a. Kelancaran kegiatan bongkar muat.


20

b. Keselamatan penerimaan dan penyerahan barang.

c. Kebenaran laporan yang disampaikan.

d. Mengatur penggunaan tenga kerja bongkar muat dan peralatan sesuai

dengan kebutuhan kegiatan tersebut.

2.6 Definisi Konsepsional

Definisi Konsepsional merupakan gambaran abstrak tentang prihal apa yang

menjadi objek penyelidikan atau penelitian. Hal ini dimaksudkan agar adanya

batasan-batasan yang jelas terhadap apa yang dibicarakan dan dijadikan objek-

objek penelitian. Adapun definisi konsepsional yang dirumuskan adalah

sebagai berikut :

1. Pengertian Standar Operasional menurut Menpan dan RB No.35 tahun

2012, Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi

tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggara, aktifitas

organisasi / perusahaan, bagaimana da kapan harus dilakukan, dimana dan

oleh siapa dilakukan.

2. Definisi Pemuatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan atau

mengisikan material atau endapan bahan galian hasil pembongkaran ke

dalam alat angkut. Kegiatan pemuatan dilakukan setelah kegiatan

penggusuran, pemuatan dilakukan dengan menggunakan alat muat Wheel

Loader dan diisikan ke dalam alat angkut.

3. Menurut Wikipedia Tahun 2017 Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk

jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angina atau

ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya apung dinamis, kendaraan di


21

permukaan air, serta alat apung dan bangunan yang tidak berpindah-pindah.

4. Menurut Wikipedia Tahun 2017, Batu Bara adalah salah satu bahan bakar

fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar,

terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan

berbentuk melalui proses pembatubaraan. Batu Bara merupakan batuan

yang memiliki sebuah unsur-unsur utama terdiri dari karbon, hydrogen, dan

oksigen.

5. Menurut keputusan Menteri Perhubungan No.KM 14 Tahun 2002, yang

dimaksud dengan Perusahaan Bongkar Muat (PBM) adalah Badan Hukum

Indonesia yang khusus didirikan untuk menyelenggarakan dan

mengusahakan kegiatan bongkar muat barang dan dari ke kapal.


22

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapakan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, rasional, empiris, dan sistematis.

Rasional bearti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk

akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris bearti cara-cara yang

dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat

mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses

yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang

bersifat logis.

Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud

mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut.

Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

3.1 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik

yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau ”Mengubah

konsep-konsep kata-kata yang mengambarkan perilaku atau gejala yang dapat

diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain”. Dari

judul penulisan penulis, maka definisi operasionalnya sebagai berikut :

1. Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah pedoman yang


23

berisi Prosedur-prosedur Operasional Standar yang ada dalam suatu

Perusahaan yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan,

langkah, atau tindakan, dan penggunaan fasilitas Perusahaan telah berjalan

secara efektif, konsisten dan sistemastis.

2. Pemuatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan atau

mengisikan material atau endapan bahan galian hasil pembongkaran ke

dalam alat angkut. Kegiatan pemuatan dilakukan setelah kegiatan

penggusuran, pemuatan dilakukan dengan menggunakan alat muat Wheel

Loader dan diisikan ke dalam alat angkut.

3. Kapal adalah alat transportasi laut yang digunakan untuk memindahkan

barang dari suatu tempat ketempat yang lain.

4. Batu Bara adalah salah satu jenis muatan curah yang memiliki sifat

berbahaya karena dapat terbakar apabila terkena percikan api, batu bara juga

adalah salah satu bahan bakar yang sering digunakan untuk kegiatan

industri.

5. Perusahaan Bongkar Muat (PBM) adalah Badan Hukum Indonesia yang

khusus didirikan untuk menyelenggarakan dan mengusahakan kegiatan

bongkar muat barang dan dari ke kapal.

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

A. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 3 bulan, terhitung

dari tanggal 05 Februari s/d 30 April 2018, dilaksanakan pada semester VI

(enam) tahun Akademik 2017/2018.


24

B. Tempat Pelaksanaan

Lokasi penelitian ini dilakukan pada kantor PT. Kutai Jaya Pundinusa yang

terletak di jalan Mulawarman Karang Mumus, Samarinda, Kalimantan

Timur.

3.3 Objek Penelitian

Dalam penulisan ini penulis mengamati Objek yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Objek yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah pemuatan batu bara. Adapun yang akan di teliti adalah

mengenai Standar Operasional Prosedur pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa

Sparrow pada PT. Kutai Jaya Pundinusa.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, seseorang peneliti harus menggunakan

beberapa metode tertentu dalam pengumpulan data yang tersusun secara

sistematis sesuai dengan tujuan penelitian, ada beberapa macam metode yang

digunakan untuk mengumpulkan data. Namun tidak ada satu metode pun

dianggap paling baik, karena masing-masing metode pengumpulan mempunyai

kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri , berikut adalah beberapa macam

metode pengumpulan data :

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya

atau obyek yang diteliti. Dalam hal ini penulis menggunakan metode

sebagai berikut:
25

a. Metode Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung

mengenai hal yang terjadi objek penelitian. Penulis melihat dan

mengamati secara langsung pemuatan batu bara di atas kapal MV. Yasa

Sparrow.

b. Metode Wawancara

Adalah suatu cara untuk mendapatkan data dan keterangan dengan cara

menyanyakan secara langsung dengan orang yang bersangkutan,

berwenang dengan hal tersebut. Dalam hal ini penulis melakukan

wawancara dengan bagian operasional dan foreman pada saat pemuatan

berada di atas kapal MV. Yasa Sparrow.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah segala data yang diperoleh secara tidak

langsung, jadi melalui tangan orang lain. dalam hal ini penulis

menggunakan data sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan

Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari dan mengutip teori-teori

dan buku-buku yang berhubungan dengan pemuatan batu bara atau

bongkar muat.

b. Studi Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan foto, dokumen serta arsip – arsip yang

berkenan tentang pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa Sparrow

sebagai bahan untuk penulisan laporan tugas akhir sesuai dengan ijin

yang diberikan pihak perusahaan.


26

3.5 Rincian Data yang diperlukan

Untuk menunjuang penelitian, penulis menggunakan data-data pendukung

yang diperoleh langsung dari penelitian yang penulis lakukan di kapal dan di

kantor PT. Kutai Jaya Pundinusa. Adapun data-data yang digunakan sebagai

berikut :

1. SOP Pemuatan Batu Bara, lampiran 1.

2. Kontrak Kerja antara Shipper dan PBM, lampiran 2.

3. Surat Perjanjian Alat, lampiran 3.

4. Time Sheet atau Statement of Fact, lampiran 4.

5. Rencana Kegiatan Bongkar Muat, lampiran 5.

6. Surat Persetujuan kerja TKBM, lampiran 6.

7. Permintaan Tenaga Kerja Bongkar Muat / Amprah, lampiran 7.

8. Draft Survey, lampiran 8.

9. Schedule Barge, lampiran 9.

10. Stowage plan, lampiran 10.

11. Mate’s Receipt, lampiran 11.

12. SOP ISO 9001:2015, lampiran 12.

13. Kutipan Wawancara, lampiran 13.

3.6 Jangkuan Penelitian

Dengan melakukan penelitian tersebut adapun topik yang diangkat

dalam tugas akhir ini agar memiliki batasan karena penelitian yang dilakukan

oleh penulis hanya pada Standar Operasional Prosedur pemuatan batu bara di

kapal MV. Yasa Sparrow pada PT. Kutai Jaya Pundinusa.


27

3.7 Alat Analisis

Berikut ini penulis kemukakan alat analisis yang dipergunakan oleh penulis

dalam penyusunan laporan tugas akhir ini. Adapun alat analisis yang digunakan

oleh penulis adalah menggunakan Standar Operasional Prosedur milik PT. Kutai

Jaya Pundinusa.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Perusahaan PT. Kutai Jaya Pundinusa

Samudera Indonesia, Tbk didirikan pada tahun 1964 sebagai perusahaan

pelayaran dengan produk jasa utama menyediakan jasa transportasi kargo dan

logistic secara terintegrasi yang didirikan oleh Soedarpo Sastrosatomo. Saat ini

Samudera Indonesia merupakan perusahaan terbesar dan terlama di Indonesia

dengan jasa logistik yang terintegrasi (terdiri dari pergudangan, distribusi,

administrasi dan clearance, serta transportasi) dari “door to door” untuk wilayah

domestic dan internasional. Sejak tahun 1999, Samudera Indonesia telah terdaftar

pada bursa efek Jakarta. PT. Samudera Indonesia Tangguh (Perseroan) merupakan

perusahaan induk dari kelompok usaha Samudera Indonesia yang telah berkiprah

lebih dari setengah abad di industry transportasi domestic dan internasional.

Sebagai salah satu pelopor industri pelayaran nasional, pengalaman yang matang

telah membawa Perseroan menjadi pemain utama di pasar domestik. Berbekal

pengalaman tersebut Perseroan mengembangkan kegiatan usahanya

keberbagai industri terkait. Saat ini kegiatan usaha Perseroan meliputi delapan

bidang jasa yaitu samudera agency, samudera stevedoring, samudera shipping,

samudera logistics, samudera shipyard, samudera terminal, samudera salvage,

samudera property.

Salah satu anak dari perusahaan PT. Samudera Indonesia adalah PT. Kutai

Jaya Pundinusa yang bergerak dibagian samudera stevedoring, dengan tujuan

menawarkan layanan bongkar muat di Samarinda. PT. Kutai Jaya Pundinusa


29

merupakan perusahaan bongkar muat, yang berperan menyediakan usaha jasa

bongkar muat stevedoring, cargodoring, dan receiving / delivery dalam rangka

menunjang kelancaran arus angkutan barang antar pulau maupun barang ekspor,

dalam rangka turut mengembangkan serta mensukseskan pembangunan ekonomi

nasional. PT. Kutai Jaya Pundinusa membentuk suatu organisasi dalam

melakukan peran dan tanggung jawab sebagai perusahaan yang menyediakan jasa

bongkar muat barang. Karena dengan adanya organisasi yang baik maka akan

tercipta pola kinerja yang baik dan juga akan menghasilkan nilai tambah bagi

perusahaan. Dapat dilihat struktur organisasi PT. Kutai Jaya Pundinusa pada

gambar 4.1

Sumber : PT. Kutai Jaya Pundinusa

Gambar. 4.1 Struktur Organisasi PT. Kutai Jaya Pundinusa

PT. Kutai Jaya Pundinusa dipimpin oleh satu orang General Manager yang

didalam operasinya terbagi dalam masing-masing personal, berikut adalah

penjelasan dan tugas masing-masing dari struktur organisasi PT. Kutai Jaya

Pundinusa sebagai berikut :

1. Genaral Manager

General Manager berperan dan bertanggung jawab atas implementasi serta


30

Kebijakan perusahaan dan memastikan berjalannya peraturan perusahaan

serta kesesuainnya dengan objektif dan strategi perusahaan sesuai target

perusahaan secara menyeluruh.

a. Memimpin dan mengkoordinasikan, serta memberi bimbingan dan

petunjuk bagi pelaksanaan tugas semua kepala bagian yang ada.

b. Mengawasi, mengontrol, dan mengevaluasi agar perusahaan selalu

sesuai dengan rencana kerja yang sudah diteapkan.

2. Bagian operasional (Operation)

Bagian operasional berperan dan bertanggung jawab dalam kegiatan

operasional perusahaan, dengan tujuan kegiatan yang berkaian dengan

instansi atau perusahaan lainnya dapat berjalan dengan baik.

a. Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan kelancaran kegiatan

bongkar muat.

b. Mengikuti dan mengawasi perkembangan kegiatan bongkar muat yang

sedang dilaksanakan.

c. Melaporkan setiap kegiatan kerja dan peristiwa yang terjadi kepada

general manager untuk diketahui.

d. Menyusun laporan berkala atas tugas yang dilaksanakannya.

3. Bagian Pemasaran (marketing)

Bagian pemasaran memiliki peran dan tanggung jawab dalam kegiatan

pemasaran dalam perusahaan tersebut, diantaranya :

a. Melaksanakan pelaksanaan operasional pemasaran sesuai rencana yang

telah direncanakan.

b. Membina dan meneliti segala permasalahan yang ada, serta mencari


31

jalan keluar menyelesaikannya.

c. Bertugas dalam mencari pengguna jasa atau pelanggan.

4. Bagaian Keuangan (finance)

Bagian keuangan terdiri dari manager keuangan yang mengawasi kegiatan

keuangan yang berperan dalam merencanakan, melaksanakan dan

mengawasi kegiatan administrasi, keuangan, akutansi, perbendaharaan dan

perpajakan, diantaranya :

a. Mengeluarkan dana kegiatan untuk menunjang kegiatan bongkar muat

yang ada dalam perusahaan.

b. Mengadakan pengecekan terhadap bukti-bukti keuangan yang

dikeluarkan maupun diterima oleh perusahaan.

4.2 Hasil Observasi

Dari hasil observasi yang di lakukan penulis terhadap objek secara langsung

di lapangan, penulis akan menjelaskan mengenai Standar Operasional Prosedur

pemuatan batu bara dan proses pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa Sparrow

pada PT. Kutai Jaya Pundinusa, adapun penelitian yang akan dibahas oleh penulis

adalah. Standar Operasional Prosedur pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa

Sparrow pada PT. Kutai Jaya Pundinusa.

Untuk memperjelas hasil penelitian yang akan dibahas, penulis telah

melaksanakan wawancara dengan Bagian Operasional dan Foreman, tentang

Standar Operasional Prosedur pemuatan batu bara pada PT. Kutai Jaya Pundinusa

1. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menerima informasi kapal baik

dari agent ataupun shipper.


32

2. Perusahaan bongkar muat melakukan permintaan (order) alat berat berupa

dozer ke vendor sesuai total cargo yang akan dimuat.

3. Pihak operasional monitoring cargo ke shipper.

4. Meminta schedule barge dengan shipper.

5. Perwakilan dari perusahaan bongkar muat menuju ke kapal

6. Setelah shipper, chief officer dan surveyor sepakat dengan total cargo yang

termuat maka dokumen akan ditanda tangani bersama,

Dapat dilihat dari flowchart dari Standar Operasional Prosedur PT. Kutai Jaya

Pundinusa adalah sebagai berikut :

Sumber : PT. Kutai Jaya Pundinusa

Gambar. 4.2 Flowchart SOP PT. Kutai Jaya pundinusa


33

4.3 Pembahasan

Pemuatan batu bara pada MV. Yasa Sparrow dilaksanakan sesuai dengan

Standar Operasional Prosedur yang telah disetujui dah dipahami oleh kedua pihak,

yaitu pihak dari perusahaan bongkar muat dan pihak shipper (pemilik barang).

Untuk memperjelas hasil penelitian yang akan dibahas, penulis akan menguraikan

tentang bagaimana pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa Sparrow yang sesuai

dengan Standar Operasional prosedur PT. Kutai Jaya Pundinusa. Adapun

penjelasan dari hasil hasil observasi yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

1. Menerima informasi kapal baik agent maupun shipper

Bagian operasional menerima informasi mengenai kapal baik dari agent

mapun shipper dan menyiapkan dokumen yaitu kontrak kerja dan rencana

kerja bongkar muat (RKBM).

a. Kontrak Kerja, adalah kontrak yang berisi tentang ruang lingkup

pekerjaan, biaya pembayaran, dan sebagainya yang telah disepakati

kedua pihak, yaitu perusahaan bongkar muat dan shipper.

Sumber : PT. Kutai Jaya Pundinusa

Gambar. 4.3 Perjanjian Kerja Bongkar Muat


34

b. Rencana Kerja Bongkar Muat, adalah laporan yang diterima dari pihak

shipper yang berisi tentang mengenai kegiatan yang akan dilakukan di

kapal tersebut, dan dibuat oleh perusahaan bongkar muat yang ditujukan

oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Samarinda.

Sumber : PT. Kutai Jaya Pundinusa

Gambar. 4.4 Rencana Kerja Bongkar Muat

2. Perusahaan Bongkar Muat melakukan permintaan order Alat Berat

Yaitu perusahaan bongkar muat melakukan permintaan order alat berat

berupa dozer ke vendor sesuai total cargo yang akan dimuat, misalnya total

muatan <35.000 MT yang akan digunakan 2 unit dozer dan satu unit

cadangan, jika total muatan >45.000 MT alat yang akan digunakan 3 unit

dozer dan satu unit cadangan, dokumen tersebut berupa surat perjanjian

sewa alat berat.


35

Sumber : PT. Kutai Jaya Pundinusa

Gambar. 4.5 Perjanjian Sewa Alat Berat

3. Monitoring Cargo

Pihak dari perusahaan bongkar muat khususnya bagian operasional selalu

menghubungi shipper apakah cargo tersebut sudah siap dimuat ke kapal

atau belum, alat komunikasi yang dipakai berupa via telephone.

4. Meminta Schedule barge (tongkang) dengan pemilik barang (shipper)

Jika cargo sudah siap dimuat, pihak dari perusahaan bongkar muat meminta

nominasi tongkang (schedule barge) bertujuan untuk mengetahui detail isi

per tongkang dan tongkang mana yang akan dimuat terlebih dahulu.

Sumber : PT. Kutai Jaya Pundinusa

Gambar. 4.6 Schedule Barge


36

5. Perwakilan dari Perusahaan Bongkar Muat menuju ke kapal (On Board)

Perwakilan dari perusahaan bongkar muat menuju ke kapal (on board),

perwakilan dari perusahaan bongkar muat meliputi :

A. Surveyor, yaitu seseorang yang melakukan initial draft atau mengecek

kondisi batu tersebut apakah layak dimuat ke dalam palka, didalam

initial draft, surveyor ditemani perwakilan dari pihak kapal chief officer.

Apabila setelah pemuatan surveyor melakukan Intermedite dan Final

draft.

Sumber : PT. Kutai Jaya Pundinusa

Gambar. 4.7 Draft Survey

B. Foreman dan Master Loading, yaitu seseorang yang bertanggung jawab

penuh dikapal selama proses bongkar muat dan menyandarkan dan

melepaskan tongkang ke kapal. Tugas foreman dan master loading

sebagai berikut :

1) Berkordinasi dengan chief officer mengenai palka mana yang akan

dimuat terlebih dahulu.

2) Memastikan semua alat yang akan digunakan dalam keadaan baik,


37

alat tersebut meliputi ship crane dan bulk dozer

3) Monitor posisi tongkang untuk segara dilakukan proses penyandaran

4) Foreman memerintahkan TKBM untuk melakukan pemuat.

C. Mooringman, yaitu team yang terdiri dari 3 orang untuk melakukan

penarikan / pengikatan tali tongkang ke kapal sesuai instruksi master

loading.

6. Setelah Shipper, Chief Officer dan Surveyor menandatangani document

Shipper, Chief Officer dan Surveyor sepakat dengan dengan total cargo

yang termuat maka kesekuruhan document akan ditandatangani bersama,

document tersebut yaitu time sheet dan draft survey.

Sumber : PT. Kutai Jaya Pundinusa

Gambar. 4.8 Time Sheet

4.3.1 Proses Pemuatan Batu Bara

Setelah kapal tiba pada tempat pemuatan (loading point) yang telah

ditentukan oleh agent pelayaran, stevedore yang dipimpin oleh foreman


38

berkordinasi dengan chief officer untuk pengecekan ulang terhadap rencana

pemuatan (stowage plan) dengan tujuan untuk palka mana yang akan dimuat

terlebih dahulu agar kapal tetap seimbang dan muatan tidak broken space saat

dibawa ke tempat tujuan. Saat pelaksanaan pemuatan dilakukan dalam

pengawasan foreman dan chief officer, foreman juga mencatat segala kegiatan

sejak berlangsungnya proses loading dan kendala yang dihadapi seperti kerusakan

dozer, crane, dan lain-lain. Berikut adalah kegiatan pemuatan batu bara yang

sesuai dengan Standar Operasional Prosedur PT. Kutai Jaya pundinusa :

1. Master Loading melakukan penyandaran / pelepasan tongkang (barge)

sesuai dengan nominasi tongkang (schedule barge) yang sesuai dari shipper.

2. Foreman memberikan instruksi kepada tenaga kerja bongkar muat (TKBM)

untuk mengangkat bulldozer dari kapal Landing Craft Tank (LCT) ke

tongkang (barge) menggunakan crane dan sling baja sebagai alat

pemindahan bulldozer, bulldozer berperan dalam pemerataan muatan di atas

tongkang (barge) serta memudahkan crane menjangkau muatan.

Sumber : MV. Yasa Sparrow


Gambar. 4.9 Proses Pengangkatan Bullozer
39

3. Foreman menguunakan radio komunikasi (Handy Talk) untuk

berkomunikasi dengan tenaga kerja bongkar muat (TKBM) yang

mengoperasikan crane agar proses pemuatan berdasarkan stowage plan

yang dibuat oleh chief Officer.

4. Selama kegiaan berlangung perusahaan bongkar muat bertanggung jawab

atas perlatan yang dipakai, kelancaran pemuatan, laporan waktu pemuatan

(time sheet) dan seluruh kegiatan lapangan dibawah pengawasan dari

foreman sesuai dengan Standar Operasional Prosedur PT. Kutai Jaya

Pundinusa.

Sumber : MV. Yasa Sparrow


Gambar. 5.0 Kegiatan Pemuatan Batu Bara

5. Apabila muatan sudah sesuai dengan stowage plan, maka tahap selanjutnya

dilakukan proses trimming menggunakan bulldozer, trimming adalah

penyetaraan permukaan muatan agar kapal bisa mendapatkan kondisi

keadaan kapal yang diinginkan, proses trimming ini dilaksanakan pada saat

muatan hampir penuh.


40

Sumber : MV. Yasa Sparrow


Gambar. 5.1 Proses Trimming

6. Setelah muatan sudah dimuat dari tongkang ke atas kapal, surveyor dan

chief officer melakukan pengecekan final draft survey untuk mengetahui

garis muat dan total muatan di atas kapal yang sudah terisi muatan.

Dapat dilihat dari flowchart pemuatan batu bara MV. Yasa Sparrow sebagai

berikut :

Sumber : PT. Kutai Jaya Pundinusa

Gambar. 5.2 Flowchart Pemuatan Batu Bara PT. Kutai Jaya pundinusa
41

4.3.2 Setelah Pemuatan Selesai

Setelah pemuatan batu bara selesai foreman berkordinasi dengan chief

officer dan surveyor untuk kegiatan selanjutnya, kegiatannya sebagai berikut :

1. Foreman melakukan kordinasi kepada surveyor dan chief officer setelah

pemuatan selesai dan turut melakukan pengawasan terhadap final draft

survey.

2. Foreman, chief officer, dan surveyor menandatangi dokumen seperti time

sheet, dan draft survey.

3. Foreman memberikan instruksi kepada master loading untuk pelepasan

Tongkang dan menurunkan bulldozer kembali dari kapal ke LCT.

4.3.3 Tabel Analisis

Berdasarkan hasil lapangan yang diperoleh, maka penulis akan menjelaskan

mengenai pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa Sparrow yang sesuai dengan

Standar Operasional Prosedur PT. Kutai Jaya Pundinusa. Adapun teknik analisa

yang digunakan untuk menganalisa pembahasan tersebut adalah dengan

menggunakan tabel analisa. Oleh sebab itu ada beberapa penjabaran tabel analisa

ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Tabel Analisis

Alat Analisis:
Proses Pemuatan Batu Bara
No SOP PT. Kutai Jaya Pundinusa
di kapal MV. Yasa Sparrow
Sesuai Tidak sesuai

01 Master loading melakukan



penyandaran tongkang (barge)
42

02 Foreman memberikan instruksi



kepada TKBM untuk
mengangkat bulldozer dari
kapal LCT ke tongkang
03 Foreman menggunakan Handy

Talk (HT) untuk berkoordinasi
dengan TKBM yang
mengoperasikan crane
04 Proses Loading MV. Yasa

Sparrow
05 Trimming √

06 Surveyor dan Chief Officer


melakukan pengecekan final √

draft
07 Foreman, Chief Officer, dan
Surveyor menandatangani

dokumen time sheet dan draft
survey
08 Foreman memberikan instruksi
kepada master loading untuk
pelepasan tongkang dan √

menurunkan bulldozer kembali


ke kapal LCT
09 Kapal MV. Yasa Sparrow

Complete

4.3.4 Fasilitas Pemuatan Batu bara

Fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam menunjung pemuatan batu bara di

kapal MV. Yasa Sparrow sebagai berikut :

a. Crane, berfungsi untuk mengangkat muatan dari tongkang ke atas kapal dan
43

memindahkan bulldozer dari kapal ke tongkang.

b. Sling baja, digunakan untuk mengangkat bulldozer.

c. Tug boat, berfungsi untuk menarik muatan tongkang atau sebagai penggerak

tongkang untuk dapat bergerak ke tempat tujuan.

d. Barge, berfungsi untuk mengangkut muatan ke titik pemuatan dan

mengangkut tempat tujuan

e. Grab, berfungsi untuk mengambil muatan batu bara dari tongkang ke kapal.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari fakta dan data hasil penelitian mengenai Standar

Operasional Prosedur pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa Sparrow, maka

penulis mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa Sparrow sudah mengikuti

Standar Operasional Prosedur PT. Kutai Jaya Pundinusa, apabila kontrak

kerja sudah disepakati kedua pihak antara perusahaan bongkar muat dan

shipper, maka tanggung jawab di pegang penuh oleh perusahaan bongkar

muat.

2. Dokumen-dokumen yang disiapkan sebelum dan sesudah pemuatan batu

bara antara lain kontrak kerja, surat perjanjian alat berat, rencana kegiatan

bongkar muat, permintaan tenaga kerja bongkar muat, time sheet, stowage

plan, surat persetujuan kerja, dan draft survey. Dokumen-dokumen tersebut

bertujuan untuk arsip bagi perusahaan.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah dipaparkan di atas maka, penulis memberikan

saran yang berhubungan dengan pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa Sparrow :

1. Agar tetap mempertahankan komunikasi untuk menghindari terjadinya

kesalah pahaman pada saat proses pemuatan dan selalu menjadikan Standar

Operasional Prosedur sebagai pedoman agar pemuatan berjalan efektif.


45

2. Lebih meningkatkan lagi kinerja dalam mengikuti Standar Operasional

Prosedur yang diterapkan dari perusahaan sehingga mengurangi terjadinya

hambatan dalam proses pemuatan batu bara.


DAFTAR RUJUKAN

Atmoko,T.2011, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas Kinerja.


Instansi Pemerintah. e-dokumen.kemenag.go.id. Diakses pada hari selasa
tanggal 6 Juni 2018, pukul 06.00
R.P.Suyono,2005, Shipping (Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui
Laut) Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit PPM
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 14 Tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan
ke kapal
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan
Maritimeworld,2013, Prinsip Dasar Memuat dan Istilah Pada Muatan,
http://www.maritimeworld.com//Prinsip-Dasar-Memuat-dan-Istilahpada-
muatan.html. Diakses pada hari Kamis tanggal 1 Maret 2018, pukul
09.00

Rachmatrisejet,2013 Pemuatan dan Pengangkatan, http://rachmatrisejet.blogspot.


co.id/2013/08/pemuatan-dan-pengangkutan.htmlnDiakses pada hari
kamis tanggal 1 Maret 2018 15.30

MuchisinRiadi,2016, Pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat SOP, http://kajian


Pustaka.com/2016/10/pengertian-tujuan-fungsi-dan-manfaat=sop.html
Diakses pada hari selasa tanggal 6 Juni 2018 pukul 07.00

Wikipedia,2017, Pengertian Batu Bara,https://id.m.wikipedia.org/wiki/Batu_bara.


Diakses pada hari Kamis tanggal 1 Maret 2018, pukul 23.30

Wikipedia,2017, Pengertian kapal, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kapal, Diakses


pada hari Kamis tanggal 1 Maret 2018, pukul 22.00

http://bumn.go.id/data/uploads/contents/2015/08/bulk-carrier.jpg. Diakses pada


hari Kamis tanggal 1 Maret 2018 09.30
LAMPIRAN
PERJANJIAN KERJA BONGKAR MUAT (PBM)
No. 007/KJ-O03/rrr-18

ian Kerj a Bongkar Muat (PBM) untuk selanjutnya diseb,ut


Perl anj
"Perjanjian" ini dibuat di Samarinda, pada hari Rabu, tanggal 28
Februari 2018 oleh dan antara:
CX/.Berkat Nanda beralamat di Jt. Bunga RT. 01, Ke1. Bantuas,
Kec. Palaran Kalimantan ,,Timur dalam hal inj- diwakili Bpk,
Susanto, dalam kedudukad-rnya berturut-turut selaku Direktur
Utama, dan ofeh karenanla t.trunur.g bertindak untuk dan atas
nama perseroan Lersebut (untuk selanjutnya disebut "Pihak
Pertama"); dan

I1 PT. PBt{. Kutai ,laya Rrndinusa, beralamat di Jl . Mulawarman


Blok II No.B, Samarinda, dalam hal ini diwakili- ofeh Devi
Revilta dalam kedudukannya selaku General Manager, dan oleh
karenanya berwenang bertindak untuk dan atas nama perseroan
tersebut. (untuk selanjutnya disebut "Pihak Kedua") i
Pihak Pertama dan Pihak Kedua (untuk selanjutnya secara bersama-sama
disebut \\paRA PI[IAI(" dan masing-masing disebut \tPihakr ) terlebih
dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
Pihak Pertama adafah perusahaan yanq b,ergerak di bidang perdagangan
batu bara untuk import. dan export.
Pihak Pertama berniat menggunakan jasa dari Pihak kedua.
Pihak kedua adalah perusahaan yang mempunyai izin dalam usaha
bongkar muat.
Pihak Kedua adal-ah perusahaan yang berpengalaman dalam menyediakan
jasa bongkar muat.
Berdasarkan haf-hal tersebut di atas/ PAIA PIITAI( sepakat dan setuju
untuk membuat perj anj ian dengan ketentuan dan syarat-syarat
seoagaimana berikut:
Pasa1 1
Ruang Lingkup Pekerjaan

?ihak Pertama dengan ini menunjuk Pihak Kedua dan Pihak Kedua setuju
untuk menerima penunjukan dari Pihak Pertama untuk melakukan Pekerjaan
Bongkar Muat di mother vessel dan termasuk kegiatan pendukungnya di
Muara Berau (untuk selanjuLnya disebut rtPekerjaan").

I
Pasal 2
Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan

Pihak Pertama akan menerbitkan surat penunjukan kepada Pihak Kedua


untuk setiap Pekerjaan yang diminta untuk dilaksanakan oleh Pihak
Kedua, surat penunjukan mana antara lain berisi tentang data kapa1,
barge dan tugboat.
Pasal 3
perr6elitahuan

Pihak Kedua akan memberitahukan rencana kegiatan bonqkar muat barang


ke Instansi yang berwenang dengan klasifikasi yang sudah ditetapkan
oleh instansi yang berwenang.
Pasa1 4
Biaya- biaya
Pihak Pertama sepakat untuk membayar biaya bongkar muat batubara dan
peker;aan pendukungnya sebesar Idr 9.600,- per ItT untuk minimal
cargo 50.000 MT (toleransi cargo + / - 5? ) dengan detail sebagai
berikut:
a. Idr 9.600,-/wT untuk kegiatan Bongkar Muat termasuk PPN 102
2. Atas transaksi tersebut diatas Para Plhak sepakat untuk melaksanakan
kewajiban pajak yang timbul sesuai dengan keLentuan perpajakan yang
berlaku di Republik fndonesia.
Pasal 5
Mekanisme Pertbayaran

Pihak Pertama akan melakukan pembayaran Biaya bongkar muat dengan


ketentuan sebagai berikut:
a. Pembayaran 1008 setelah kegiatan bongkar muat selesai
b. Pelunasan setefah kegiatan bongkar muat selesai (Maximal 15
fldr _L ner J c1 /
c. Jika pelunasan lebih dari waktu 15 Hari kerja, maka pihak
pertama akan memberlakukan penalty sebesar Rp.
6.000.000/hari
Dokumen pembayaran yang harus dilampirkan oleh Pihak Kedua adalah
sebagai berikut :
- fnvoice Tagihan
- Faktur Pajak q
///
Pasal 6
ilangka Waktu Perjanjian
1. Perjanjian ini berlaku untuk MV" Yasa Sparrow or Subs, ETA tanggal
28 Februari-10 Maret 2018

Pasal 7
Tangrung ,fawab Para Pihak

1. Pihak Pertama berkewajiban menyediakan muatan diatas tongkang


yang sandar di mother vessel dan muatan sudah siap dibongkar.
2. Pihak Pertama menjamj-n loading rate sesuai dengan kemampuan
vessel atau rata rata 10.000 MT per hari
3. Pihak Pertama harus dapat menyediakan cargo secara continue tanpa
terputus dan j ika melebihi dari 6 x 24 Jam dari awal aktivitas
pemuatan maka pihak pertama bersedia mernbayar demurrage alat
berat sebesar Rp. 2 .1 5A. 00 0, - per unlt per hari dan bi-aya
kompensasi mooring sebesar Rp. 250.000/hari
4. Pihak pertama akan menanggung charge tambahan akibat waiting
cargo dari TKBM yang disebabkan kelal-aian pihak pertama sebesar
Rp. 125.000,-/1am.
5. Pihak pertama akan menanggung biaya Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) untuk kegiatan alih muat (ship to ship) sebesar Rp.
1.300,-/MT (seribu Tiga Ratus Rupiah per Metrik ton)& Biaya jasa
pengawasan ( 1% X 43.500 MT x Rp. 903)
6. Pihak kedua akan menanggung semua biaya bila perkerjaan terjadi
di hari tanggal merah dan naik turun nya buruh dari vessel
kecual-i hari Iibur keagamaan atau libur nasional lainnya yang
mana terdapat charge tambahan yang besarnya ditentukan oleh pihak
TKBM.
7. Pihak Kedua berkewajiban menyediakan sarana, peralatan dalam
rangka pemuatan batubara yang meliputi :
a. Alat Berat ( Dozer atau l-oader )yang jumlahnya disesuaikan
dengan jumlah batu bara yang dibongrkar.
b. Buruh TKBM
c. Logistik TKBM
d. Mobilisasi dan Demobilisasi alat berat dengan menggunakan
LCT.

n
x
Pasal 8
Force Majeure
Segala kegagalan yang terjadi dalam melaksanakan kewajiban-
kewajiban yang tercantum di dalam Perjanjian oleh Para Pihak,
yang disebabkan oleh hal-hal yang berada di luar kekuasaan yang
t.idak dapat diduga sebelumnya (Force Majeure) tidak akan
menerbitkan tanggung jawab bagi Para Pihak. Yang dimaksud dengan
Force Majeure meliputl : bencana alam (seperti antara lain: gempa
bumi, angin topan, banjir, letusan gunung berapi), epidemic,
kebakaran. perang, huru-hara, revolusi, kekacauan yang disebabkan
inkonstitusional, perubahan peraturan peraturan perundangan dan
perubahan kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi dan moneter
yang secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian.
Dalam ha1 terjadinya Force Majeure, pihak yang mengalami Force
Majeure wajib memberitahu kepda pihak lainnya dalam Perlanjian
ini secara tertulis selambat-tambatnya 3 x 24 j am sei ak
terjadinya Eorce Majeure. Apabila dalam waktu tersebut pihak yang
bersangkutan t.idak memberitahu kepada pihak lainnya, maka Force
Majeure dianggap tidak pernah ter3adi.
Pasal 9
Perpajakan
Para Pihak menyatakan tunduk terhadap peraturan perpaiakan yang
berlaku di wilayah hukum Indonesia.
a Para Plhak setuju untuk mengatur cara pembayaran pajak berdasarkan
ketentuan berikut in-i :
a. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
a.1 Jika Pihak Kedua telah memenuhi persyaratan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP), berdasarkan ketentuan perpajakan
yang berlaku di Indonesia, Pihak Kedua berhak untuk
melakukan pemungutan PPN dan berkewajiban melakukan
penyetoran ke kas negara dan melaporkan ke Kantor Pelayanan
Pajak (I(PP) di wilayah domisili Pihak kedua.
a.2 Pihak Pertama menanggung PPN.
b. Pajak Penghasilan Pasaf 23 (PPh 23)
a.1 Plhak Pertama berhak melakukan pemoLongan PPh Pasal 23 atas
Pekerjaan, berkewajiban menyetorkan ke kas negara dan
melaporkan ke KPP di wilayah domisili Pihak Pertama.
a.2 Pihak Kedua berhak menerima bukti pemotongan pajak tersebut
untuk digunakan sebagai kredit pajak dalam SPT PPh Badan.
a.3 Pihak Pertama wajib memberikan bukti potong PPh Pasal 23
segera setelah pemotongan tersebut dilaporkan ke KP.P.
ri
I
Ketentuan Perpajakan dalam Perjanjian ini dapat diubah untuk
menyesuaikan dengan perubahan peraturan perpajakan yang berfaku di
Indonesia.
Pengakhiran Perjanj ian ini sebelum habisnya jangka waktu Perjanjian
oleh Para Pihak tidak menghapus kewajiban pajak Para Pihak yang
melekat pada ruang lingkup Pekerjaan yang telah dilakukan
berdasarkan Perjanj ian f 1II .

Pasal 10
Kerahasiaan
Segala data, dokumen dan informasi yang diperoleh berdasarkan
Perjanjian ini adalah akan dan selalu menjadi milik Para Pihak dan
Para Pihak hanya diperbolehkan untuk mempergunakan daLa, dokumen dan
informasi tersebut dalam rangka menunjang kelancaran menjalankan
kewajiban masing-masing pihak terhadap Perjanjian ini.
2. Para Pihak tidak diperkenankan dengan alasan apapun tanpa
persetujuan tertul-is dari pihak lainnya menyebarluaskan daLa,
dokumen dan informasi yang berhubungan dengan Perjanjian ini kepada
pihak ketiga.
Pasal 11
Pemisahan

Apabila sebagian dari ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini


bertentangan dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berl-aku atau tidak dapat dilaksanakan karena bertentangan dengan
hukum, maka hal ini tidak mempengaruhi keabsahan dan pelaksanaan dari
ketentuan-ketentuan lain dalam Perjanjian ini.
Pasal 12
Lain-Lain
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian ini akan dibicarakan
dan diselesaikan secara musyawarah antara Para Pihak dan akan dimuat
dafam suatu addendum yang disepakati oleh Para Pihak yang merupakan
bagian t.idak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 13
Hukum Yang Berlaku

Perjanjian ini tunduk pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang


berlaku di Neqara Republik Indonesia.

,4
Pasal 14
PenyeJ.esaian Sengketa

1. Apabila terjadi sengketa antara Para Pihak berdasarkan Perjanjian


ini, maka Para Pihak akan terlebih dahulu mengiusahakan
penyelesaiannya melalui musyawarah.
Apabila setelah dilakukan musyawarah akan tetapi belum tercapai
penyelesaian atas sengketa yang terjadi, maka Para Pihak sepakat
untuk memilih domisili hukum tetap untuk menyelesaikannya yaitu di
Pengadilan Negeri Jakarta berdasarkan aturan hukum dan perundang-
undangan yanq berlaku di Indonesia.

Untuk dan atas nama Pihak Pertama Untuk dan atas nama Pihak Kedua
C'V. Berkat Nanda PT. PB&{. Kutai .7aya hrndinusa

Nama : Susant.o Nama Revil-ta


Jabatan : Direktur Jabatan General ttranagier
SURAT PERJAITI'IAI{ PENYBtrAAN AI.AT BERAT
No : ou4/lllsMD/2018

Surat perjaniian ini dibuat tertan8gal 26 Febuari 2018 antara dua pihak yaitu :

PT.MITRA ABADI MAHAXAM yang beralamat di Ii. AW.Syahranie No.40, Samarinda, Kaiimantan Timur.
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK pERTAMA.

PT,KUTAI JAYA PUNDINUSA yang beralamat dl Jl. Mulawarman Blok.ll No.8, Samarinda, Kalimantan
Timur. Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAX XEDUA'

Pihak Pertama dengan ini menyetujui untuk menyewakan alat berat berupa 3 (tiga) unit Bulldorer
Caterpillar kepada Pihltk Kedua untuk pekerjaan bongkar muat batu bara diatas kapal dengan detail
sebagai berikut:

Nama Kapal MV, YAsA SPARIOW


Muatan 50,000 MT
Mulaj Joading 28 Febuari 2018
Lokasi kerja Muara Eerau
Harga sewa Rp. 135.O00.000 (Blm termasuk PPN 10%)

Herga sewa sudah termasuk :


1. Operator unit"
2. Bahan Bakar Minyak unit.
3. Biaya konsumsi operator selama masa pemuatan kaPal.
Yang akan dibayarkan kepada Formen setelah kapal Complete sebesar Rp. 50.000/hari
/OPerator.

XetEntuan dan kondisi penyewaan :


1. pihak P€rtama akan mer astikan bahwa unit dozer yang disewakan dapat berfungsi dengan baik
selama masa kerja berlangsung,
2. pihak pertama akan menyediakan mekanik untuk memperbaiki unit dozer yang rusak selama
masa pemuatan kepal.
3. Pihak Pertama bersedia mengirimkan unit do?er pen8santi apabila unit dozer yang ada tidak
dapat diperbaiki.
4. Jangka waktu pemakaian unit dozer adalah selama 12 hari, yang dihitung mulai dari alat diatas
kapal dan apabila terhitung lewat dari 12 hari, maka dikenakan biaya tambahan sebesar Rp.
1.2s0.m0/Unit/Hari.
5, Pihak Kedua akan menjaga keamanan dan kes€lamatan unit dorer dan operator Pihak Pertama
selama masa kerja berlangsung.
6. Pihak Kedua bertanggung jawab sepenuhnya atas s€iama kegiatan muat batu bara berlangsung
dikapal tersebut.
7. Pihak Kedua Menjamin pengembalian unit dorer kepada Pihak Pertama dalam kordisi semula.

Pembayaran :
Pihak lGdua akan melunaskan biaya penyewaan sebesar Rp. 135.000.000 + iPN 10% , dan dlpotong PPH
23 sebesar 2 %.

Pihak kedua akan melunaskan pembayamn kepada Pihak Pertama makimal dalam kurun waktu 10
(sepuluh) hari kerja setelah complete loadlng dan lnvoice diterima oleh pihak kedua.

lsin - hin :

1. Dalam hal teriadinya keJadiaFkejadian yang disebabkan oleh bencana alam yan8 tidak dapat
diduge oleh kedua Pihak sebelumnya, maka kedua b€lah Pihak s€tuju untuk menyelesalkan
s€cara musyawarah dan kekeluargaan terlebih dahulu.
2. Dahm hal ter.jadlnya perselisihan, maka kedua belah Pihak setuju untuk merryelesaikan secara
musyawarah dan kek€luarga terl€bih dahulu.
3. Jika hal tidak dapat diselesaikan secara musyawarah oleh kedua belah Pihak, maka kedua belah
Pihak setuiu untuk menyelesaikan perkara secara sah di Kantor Pengadilan Negeri Samarinda.

D€mikian p€rjanjian penyewaan ini dibuat atas persetuJuan kedua belah Pihak :

Alrill Bukmo{.ro
Pf.Mltra Abad Mehe*am
(KOMURA)
-) PE L{BURA]{ SA}IL{TII\DA.

Dasar : Surat PBM ......


JIIIyILAI{ BARANG
"..i,.,.....
:.,a/
/Wi't?;l 'rl ")1 ,
I

flnlJ ".tA z'r;\


i pox;e Irt'r,, in\ /) TGL:
i 26, JAM:
l),,1 d ,i* iI \.AI
ABSEN i

}{A MA JABA't'AN KETERANGAN

1 H.YUSRI 0576 K.A, POK,JA ABSENSI A-Tanpa Keterangan


:

? uooo laa I l,
YYA'\A T\.,I\JA ' B-Sakit
3 0577 ANGGO'TA . C-Cuti
4 0578 ANGGO'TA
i5 0575 ANGGO]'A
LAPORAN I(ERJA OLEH I(K :
1
0580 ANGGOTA
AIJGGOTA
rw mulaiS_r-,:i ,Wt , 20
o TW Selesai Kerja
O I v, lr: I r r! ..lr a h!i:r:nT.\ Juurlah Bongkaran :
:

A Dnt l! lut\ttvl
t/ n Dri,{ ncoa Arrn^nrA M3
npuuL U.I()J 11r.tl)L)\-,, I A Jumlah Mu atan : Ml
l0 ARBAIN 0584 Al'lGGOl"A
11
12
ALI AKBAR
SYARIFUDDIN
0579 ANGGOTA LAlrPrL{N
Tinre
, 9+
Slrcet : Adit/Tirlttk
?oo
0586 ANGGOT,q ada
'13
DODI SOPIAN 0587 ANGGOTA r'Llanife st : AdalTidak ada
14 ACHMAD TARMIJI 0588 ANGGO]A ivlirte Receive : Ada/Tidak ada
15 BAHTIAR 0589 ANGGOTA
l/ l6rntL
16 nf\\>lnllt r
UCYU AI\UuU IA
nlY I
:-\ I.:-n^. l-- A.I.JGGOTA
,8 CI532 ANGGOI,.\ B/ivi I ebiii :

,n [J AaF\ OaAVil]
tt.t\gv.tv"\9 Ilu
r-l
IvIl.
r-rt I
\JVi,T
Af..ln^nT
r\r\u)\JL., t.r1
A

21 I-I. SYAHRAN 0595 AI.IGGOTA KETERANG


22 MUHAMMAD AKBAR 1 083 AN(;GOTA
23 MU'MIf.l 1 084 ANGGOTA
24 nr?A h lrt
I a / tt au 'trir
\l A l\t/\nn YA
r \!g \Y t/ \t I r1tt\)\i'\J In
25 FACHRONI 1123 ANGGOTA

Saman'nrla,

I'r.operasi TKBM Samudera S ej ahtera


Menyetujui : P.ela_buhan Samarinda
Kepala K.,rjq An. ADPEI, Sa nagiim Operasional,
.ri
/i ' I(asi lala li:, r. i
- -:i

\( !.
J, . j,l
i.
-/i
i
I'',.
ii
i

i .,'
\z i
Tembusan: \./
l/ \)
i
I

1. PBM
2. ADPF,L Samarindq.
I

\
YL'H .'L"r'] E}IA
(t(oMURA) '

PEI.AEUHAN SAMARINDA

Dasar: Surat pBM


9!,1Ux
-F:P
BARANG (M3 JENIS BARAN6 AMA T"APAL &
BONG,(AR

Yes*
I0 Sfrl SpArtHt:
KETERAN6AN

1 BURHAN 0597 I(A POKJA ABSENSI : A-Tanpa Keterangan


z ISMAIL '
0615 WAK,A POruA B - Sakit
3 BUDIANUR 0596 ANGGOTA C - Cuti
4 M. JAIS 0598 ANGGOTA
5 MUSTAMIN 0599 ANGGOTA
6 H. PAKKANA 0500 ANGGOTA LAPORAI'I KER'A OLEH XK:
7 H. ACCE ASMAR 0501 GGOTA' TW nrulai kerja : ),(, llr+ ?A,8
I
'g, r
sul-AtMAN 0602 ANGGOTA TW selesai kerja : ,Lfi
H. DARMAWAN 0503 AN€GOTA
et
n' 4rf,
Jumlah Bongkar '. M3
10 MUCL,{SI 0604 ANGGOTA Jumlah Muatar : M3
11 JH. I-A HAJJI 0505 ANGGOTA ,
1l BAHRUDDIN 0505 ANGGOTA L,M'TRAN , /o, /o 3 lhr
1:
IJ INDAH SAID 0607 ANGGOTA Time Sheet : Aoaftiiiak ada
14 H. AI.dIN 0608 ANGGOTA Mnifest Adaflidak ada
:
15 H. SUPU 0609 ANGGOTA Mate Receive : ACaffidak ada
15 H. SUPRIANSYA}J 0610 ANGGOTA
1-l H. I-A WfuI ANGGOTA
061 1 LAPOMN WAS:
18 SUHERMAN 0612 ANGGOTA Jumlah Hadir TKBM : org
19 USMAN 061.3 ANGGOTA B/M Lebih :
20 BAHRUDDIN 0614 ANGGOTA B/tvt Kurang
21 MARSUKI ..
0515 ANGGOTA
2Z MUSTARIN 1103 ANGGOTA KETERANGAN
23 H. BEDDU 1104 ANGGOTA
Z1 H. ARIFIN 1 105 ANGGOTA
25 BD. RAHMAN 1124 ANGGOTA ME
Chief Of MV /,MS / Kivt :

sa ma rinda, .......fl...-t} .,..

4n
An. Ketua KoperasiTKBM 5#rudera Sejahtera
Menyetujui : Pelabuahan Sarriarinda
An. ADPEL 5amarinda Bagian Operasional,

{,

1. PBM Izr p
K('PE}.ASI TKBM SAMUDERA SEJAHTERA
(KO MURA)
PE LABTJEAN SA]VTARII\IDA

Nomor:
Dasar: PBM
iy No*or,' .'. .'. .'. .'t|! . r. r: {i.:
'{', , /, ,
Su:-et :.'. .. : . .'. ..{.'.. {,,,'
JUMLAH BARANG (M3TD JENIS BARANG NAMA KAPAL &POSISI MULAI KERIA
BONGKAR MUAT
POKJA *:rr
iAr
y /
f,'Itf {l t i TGL:
20 ,i'{. '\ f,, *r
j'+r
:]
JAM:: i
'
[., i, :

/,iff i,.. ::
ABSEN
NO NA MA NIK JABATAN I il m KETERANGAN

1 H. NANANG BARKATI 0443 I(4. POKJA ABSENSI :A-Tanpa Ke0erangan


2 NfrASTAN H. AKAS 0447 WAKA POKJA B-Sakit
2 FITRIYADI CCuti
0440 ANGGOTA
4 SURYA DARMA C441 ANGGOTA
5 ARDIANTO 4442 ANGGOTA
r-- 6 ANDRIANUR 0444 ANGGOTA
LAPORAN KERJA OLEII KK :
7
.SONI rw mulai [grja. : 73 nq ?ttt
,'P ry6 tW-. f
0445 ANGGOTA TW Selesai Keria: .'t
I DIDIK WIJANARKO 0446 ANGGOTA Jumlah Bongka;
I MUSLIMIN.G e439 ANGGOTA Jqmlah Mu atan :M3
10 H. KAMALUDDIN 0448 ANGGOTA
11 YOGI OKTAVIANUR 0449 ANGGOTA LAMPIRAN: 2J ,'Zso v{
12 MUHAMMAD LOIS 0450 ANGGOTA Time Sheet : Ada/Tidak ada
13 FACHRUL 0451 ANGGOTA Manifest : AdalTidak ada
14 TATIF LANG}(A 0452 ANGGOTA Mate Receive : Ada./Tidak artn
15 M.SYAFRIANSARI 0453 ANGGOTA
16 HENRI CAHYADI 0454 ANGGOTA
LAPORAN WAS :
17 ARDI 0455 ANGGOTA
18 KEVIN I(AMIL M56
Jumlah HadirTKBM: Org
ANGGOTA
.to
RUDI 0l57 ANGGOTA
20 H . 13 ENRE 0458 ANGGOTA
21 H. ABDUL WAHTD 0459 ANGGOTA
22 M.BASRI.BS 0460 ANGGOTA
23 ANDI SABIR 0461 ANGGOTA
/25 24 H. JAMALUDDIN
H. ABDUL AZIS
1 093

1118
ANGGOTA
ANGGOTA ,rrctffi,
Chief Of MV /MS / KM :

r{l
Samarind4 .........,:....... :..... i..,.. ;....
/....

Stp4u KantorKesyahbandaran An.KetuaKoperasi TKEM SarnuderaSejahtera


samarinda
dan otoritas Pelabuhan pilaruuo samarinda
Menyetujui : fiagian Operasional,
Kepala Kerjq An. Kasi LaIa & Usatra Pelabuhan, !,"

,1.
ir {. i

Tembusan:
i irj .. . . .
r.pBM. .................i....i,t:..
2.Kantor Kesyahbandlan a* oi"t* perabuhan Samarinda
ffi. sAMUDERA STEVEDoRING
-
PT. KUTAI JAYA PUNDINUSA
Jl. Mulawarrnan Blok II No. 8, Samarinda lKal-Tim)
T. (62-54 I ) 7 4187 2, 7 32964 F. (62-541) 732967
Jl. RE. Martadinata Rt. 8 No. 109 Lolluan, Bontang (&l-Tim)
T. (62-548) 3034"t87 F. (62-548) 3034787

www.camudera.co.id
A member of SAI,IUDEM INDOIIESIA GROUP

No. 0064/KJ P/oPs-BB/l I V Z;afi Samarinda, 20 Maret 2018

Kepada,

TENAGA KERJA BONGKAR MUAT


Samarinda

Dengan Hormat,

Perihal : Permintaan Tenasa Keria Bonskar Muat & TransoortTKBM

Dengan lni mohon disediakan Tenaga Kerja Bongkar Muat & Transport, dengan data sebagai
berikut :

Nama Kapal MV. YASA SPARROW


Hari / Tanggal Rabu / 21 Maret 2018
Jam 12.00 sudah dilambung kapal
Jenis Muatan BATU BARA
Jumlah Muatan 20.000 MT
Tempat Muatan Muara Berau Loading Point
Shiper PT. PENASCOP MARITIM INDONESIA
Agent PT. TRI EI.ANG

Demikian permohonan kami, atas kerjasamanya di ucapkan terima kasih. A

Hormatsaya Tt #rrn
-W
PT.PBM (UTAIJAYA PU NDI N USA

)tu lo ro
Devi Revilta
GeneralManager
Lt t,,,r i6 A

)r\,4, ig{--{a/W
F
!s SAMUDERASTEvEDoRING
PT. KUTAI JAVA PUNDINUSA
Jl- Mulawarman Blok tr No. 8, Samarinda (Kal-Tim)
"f . (62-s41) 741872,732964 F . (62-541) 712e67
Jl. RE. hdartadinata Rt. 8 No. 109 Loktrtn, Bontang (<al-Tim)
T. (62-548) 3034787 F. (62-548) 3034787

yyww.samudera.co.id
A member of SAMUDERA IilDOI{ESIA GROUP

No. 0066/KJ P/OPS-BB/I I V 2ar3 Samarinda, 23 Maret 2018

Kepada,

TENAGA KERJA BONGKAR MUAT


Samarinda

i,.*
Dengan Hormat

Perihal : Permintaah Tenasa Keria Bonskar Muat&TransoortTKBM

Dengan lni mohon disediakan Tenaga Kerja Bongkar Muat & Transport, dengan data sebagai
berikut:

Nama Kapal MV. YASA SPARROW


Hari / Tanggal Sabtu / 24 Maret 2018
Jam 12.00 sudah dilambung kapal
Jenis Muatan BATU BARA
Jumlah Muatan 20.000 MT
Tempat Muatan Muara Berau Loading Point
Shiper PT. PENASCOP MARITIM INDONESIA
Agent PT. TRI ELANG

Demikian permohonan kami, atas.kerjasamanya di ucapkan terima kasih.

iitvil , 1& N ,b
Hormat Saya -15
PT.PBM KUTAI'AYA PUNDINUSA
-ttlt
.)./_

i'il,\'
r{- ' '1,,,"{4,'
"'ig.",i;t.'-::

eeneralMiinager

fl' *,
E SAMUDERASTEvEDoRING
PT. KUIAI JAYA PUNDINUSA
Jl. Mulawarman Blok II No. 8, Samarinda (Kal-Tim)
T. (62-s4l) 741872,7?2964 F . (62- 41) 7?2967
Jl. RE. Iv{nrtadinata Rt. 8 No. 109 Loktua4 Bontang (Kal-Tim)
T. (62-548) 3034787 F. (62-548) 3034787

www.samudera.co.id
A IGE&r of SAUUDERA IT{DO}IESIA GROUP

No. 0067/KJ P/oPs- BB/l I V 2a78 Samarinda, 24 Maret 2018

Kepada,

TENAGA KERJA BONGKAR MUAT


Samarinda

Dengan Hormat

Perihal : Permintaan Tenasa l(eria Bongkar Muat & Transport TKBM

Dengan lni mohon disediakan Tenaga Kerja Bongkar Muat & Transport, dengan data sebagai
berikut :

Nama (apal MV. YASA SPARROW


Hari / Tanggal Minggu / 25 Maret 2018
Jam 08.0O sudah dilambung kapal
Jenis Muatan BATU BARA
Jumlah Muatan 1o.ooo MT
Tempat Muatan Muara Berau Loading Point
Shiper PT. PENASCOP MARITIM INDONESIA
Agent PT. TRI ELANG

Demikian permohonan kami, atas kerjasamanya diucapkanterima-Y.ilI


e4 {B
t\ -b
Hormat Saya
PT.PBM KUTAIJAYA PU NDINUSA

A^
.ftr
tD }0
SW
Devi RevilB
GeneralManager
\ff
ru p?tl^o
HASIL WAWANCARA

PADA PT. KUTAI JAYA PUNDINUSA

Hasil wawancara mengenai Standar Operasional Prosedur pemuatan batu bara di

kapal MV. Yasa Sparrow pada PT. Kutai Jaya Pundinusa.

Narasumber : Bagian Operasional

Pewawancara : Dede Kurniawan

Berkut ini kutipan wawancara dengan dengan bagian operasional :

Pewawancara : Selamat Siang Pak.

Narasumber : Iya Dede, siang.

Pewawancara : Maaf ya Pak kalau saya ganggu waktu istirahatnya, mohon izin

Pak boleh tidak saya minta beberapa menit untuk bertanya-

tanya?

Narasumber : Boleh lah, mau tanya apa de?

Pewawancara : Begini Pak, saya mau tanya apakah pemuatan batu bara itu

menggunakan Standar Operasional Prosedur?

Narasumber : Iya Dede, jadi begini di dalam pemuatan batu bara itu harus

menggunakan Standar Operasional Prosedur sesuai perusahaan

tersebut.

Pewawancara : Kenapa harus menggunakan SOP pak?

Narasumber : Karena di dalam SOP itu berisi tentang prosedur aturan-aturan

pemuatan yang harus di penuhi dalam proses pemuatan.

Pewawancara : Begitu ya pak, seperti apa prosedur pemuatan yang sesuai dengan
SOP PT. Kutai Jaya Pundinusa Pak?

Narasumber : Pertama kali pihak dari PBM menerima informasi kapal dan

muatan dari agent ataupun shipper, lalu melakukan order alat

berat berupa Bulldozer, kemudian pihak PBM melakukan

monitoring cargo ke shipper dan meminta schedule barge ke

shipper, apabila sudah semua perwakilan dari PBM on board.

Pewawancara : Siap, terima kasih ya Pak atas waktunya saya boleh tanya-tanya

mengenai SOP PT. Kutai Jaya Pundinusa. Kalau di kesempatan

lain boleh tidak saya tanya – tanya lagi sapa tau masih butuh

wawancara yang lainya Pak.

Narasumber : iya sama-sama Dede ya tanya aja selagi saya bisa jawab. Ya

sudah di lajut lagi sana kegiatan kamu.

Pewawancara : Siap Pak, terima kasih.


HASIL WAWANCARA

PADA PT. KUTAI JAYA PUNDINUSA

Hasil wawancara mengenai Standar Operasional Prosedur pemuatan batu bara di

kapal MV. Yasa Sparrow pada PT. Kutai Jaya Pundinusa.

Narasumber : Sahar (Foreman)

Pewawancara : Dede Kurniawan

Berkut ini kutipan wawancara dengan dengan Foreman :

Pewawancara : Selamat Sore Pak.

Narasumber : Iya Dede, Sore.

Pewawancara : Maaf ya Pak kalau saya ganggu waktu istirahatnya, mohon izin

Pak boleh tidak saya minta beberapa menit untuk bertanya-

tanya?

Narasumber : Boleh lah, mau tanya apa de?

Pewawancara : Begini Pak, saya mau tanya apakah pemuatan batu bara di kapal

MV. Yasa Sparrow menggunakan SOP PT. Kutai Jaya

Pundinusa?

Narasumber : Iya Dede itu harus.

Pewawancara : Seperti apa Pak pemuatan batu bara di kapal MV. Yasa Sparrow?

Narasumber : Setelah tongkang sandar saya selaku Foreman memberikan

instruksi kepada TKBM untuk mengangkat Bulldozer dari kapal

LCT ke tongkang menggunakan crane dan sling baja.

Pewawancara : Jika Bulldozer sudah dipindahkan ke tongkang apakah bisa


dimulai proses loading pak?

Narasumber : Belum de, kita harus berkordinasi dulu dengan chief Officer

mengenai palka mana yang harus di muat yang sesuai dengan

Stowage Plan.

Pewawancara : Begitu ya pak.

Narasumber : iya selama proses loading, Foreman bertanggung jawab penuh

baik itu pengawasan maupun jika terjadi kendala yang tidak

diinginkan.

Pewawancara : Siap Pak, terima kasih.banyak atas waktunya.

Narasumber : Iya sama-sama dede.

Anda mungkin juga menyukai