Anda di halaman 1dari 15

PENGANGKUTAN LIMBAH B3

Pengangkutan limbah B3 adalah kegiatan pemindahan limbah B3 dari suatu tempat ke


tempat lain menggunakan sarana angkutan. Adapun persyaratan pengangkutan limbah B3
adalah sebagai berikut :

I. Kendaraan Pengangkut Limbah B3


1. Pengangkutan dari laut (offshore) ke TPS menggunakan kapal:
a. Persyaratan Kelaikan Kapal
 Persyaratan lokasi
1. Tidak mengganggu alur pelayaran kapal yang ditetapkan oleh instansi
terkait;
2. Berada diluar kawasan Taman Nasional Laut dan/atau Taman Laut
dan/atau Taman Wisata Laut dan/atau kawasan lain yang telah ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
3. Tidak berada pada kawasan ekosistem yang sensitif, antara lain terumbu
karang, mangrove dan padang lamun;
4. Tidak berada pada zona penangkapan ikan;
5. Beroperasi pada perairan dengan kedalaman sekurang-kurangnya 30 (tiga
puluh) meter; dan
6. Beroperasi di luar kawasan kepabeanan pelabuhan.
 Persyaratan kendaraan
1. Terbuat dari bahan yang tidak mudah bocor dan tidak menimbulkan
kebocoran;
2. Hanya digunakan untuk pengumpulan limbah;
3. Wajib dipagari oleh sarana oil boom yang memadai;
4. Dilengkapi sarana dan prasarana pindah muatan yang memadai agar tidak
menimbulkan tumpahan dan/atau ceceran limbah;
5. Memiliki sarana dan prasarana penunjang operasional, antara lain oil
separator;
6. Dilengkapi tangki penyimpanan hasil; dan
7. Dilengkapi tangki penyimpanan residu, baik cair maupun padat (selain
yang mengandung minyak atau oil content) dan residu tidak
diperkenankan dibuang ke media lingkungan.
b. Persyaratan Awak Kapal
c. Daftar jenis muatan
Stowage plan adalah merupakan sebuah gambaran informasi mengenai
Rencana Pengaturan muatan di atas kapal yang mana gambar tersebut
menunjukkan pandangan samping (denah) serta pandangan atas (prolgl) dari
letak-letak muatan, jumlah muatan, dan berat muatan yang berada dalam palka
sesuai consignment mark bagi masing-masing pelabuhan tujuannya.
Jenis Stowage plan ada 2 (dua) macam yaitu. :
1. Tentative Stowage Plan : berupa gambaran ancar-ancar untuk suatu rencana
pengaturan muatan yang dibuat sebelum kapal tiba di pelabuhan muat atau
sebelum pelaksanaan pemuatan, dibuat dengan berdasarkan Booking List atau
Shipping order yang diterima untuk . suatu pelabuhan tertentu
2. Final Stowage Plan : gambaran informasi yang menunjukkan keadaan
sebenamya dari Letak-letak muatan beserta Jumlah dan Beratnya pada tiap-tiap
palka yang dilengkapi dengan Consignment mark untuk masing-masing
pelabuhan tertentu Penandaan, penamaan dan penempatan
Penandaan, penamaan dan penempatan muatan pada kapal ada banyak macam
kapal yang bias digunakan sesuai kebutuhan barang yang diangkut
Guna dari pada Stowage Plan adalah :
1. Dapat mengetahui letak tiap muatan serta jumlah dan eratnya.
2. Dapat merencanakan kegiatan pembongkaran yang akan dilakukap.
3. Dapat mememperhitungkan jumlah buruh yang diperlukan .
4. Dapat memperhitungkan lam nya waktu pembongkaran berlangsung
. Berikut macam-macam kapal untuk mengangkut barang sesuai jenisnya :
1) General Cargo ship adalah kapal yang digunakan untuk mengangkut
barang berbagai macam - macam cargo dalam bentuk karungan, peti-
petian, palet atau jenis lain. Kapal general cargo dilengkapi dengan sarana
dan prasarana pemuatan dan pembongkaran. Akses ke dalam ruang muat
dilengkapi dengan sistem buka tutup yang berada di deck yang disebut
dengan hatches (lubang palka) yang dilengkapi dengan hatches cover.

2) Tanker shipadalah kapal yang mengankut muatan dalam bentuk cairan


dalam jumlah yang besar. Jenis dari kapal tanker ini antara lain oil tanker,
chemical tanker, liquid gas tanker.
3) Gambar chemical tanker Adalah sebuah kapal tanker yang didesain untuk
memuat jenis muatan chemical

4) LPG / LNG tanker atau Liquid Petroleum Gas / Liquaid Natural Gas

5) Bulk Carrier adalah kapal yang mengankut muatan dalam bentuk curah
atau biji-bijian. Muatan yang diangkut seperti ; batubara, biji besi, semen
bentuk curah, gandum, kedelai, gula dan lain-lain. Pada umumnya sekali
memuat satu jenis komoditi cargo. Kapal Bulk carrier hanya memiliki
single deck saja.
Dibawah ini terdapat gambar General arrangement dan penampang
melintang dari ruang muat kapal bulk carrier ;

6) Kapal Container adalah kapal yang memuat muatan yang sudah


dimasukkan kedalam Container. Kapal container merupakan tipe kapal
liner.

d. Tata cara pemuatan

Pemuatan barang harus disesuaikan dengan klasifikasi barang terutama barang


berbahaya, seperti :
- bahan atau barang peledak (explosives);

- gas yang dimampatkan, dicairkan, atau dilarutkan dengan tekanan


(compressed gases, liquified or dissolved under pressure);

- cairan mudah menyala atau terbakar (flammable liquids);

- bahan atau barang padat mudah menyala atau terbakar (flammable solids);

- bahan atau barang pengoksidasi (oxidizing substances);

- bahan atau barang beracun dan mudah menular (toxic and infectious
substances);
- bahan atau barang radioaktif (radioactive material);

- bahan atau barang perusak (corrosive substances); dan

- berbagai bahan atau zat berbahaya lainnya (miscellaneous dangerous


substances).

Pengangkutan barang berbahaya wajib memenuhi persyaratan:

1. pengemasan, penumpukan, dan penyimpanan di pelabuhan, penanganan


bongkar muat, serta penumpukan dan penyimpanan selama berada di
kapal;

2. keselamatan sesuai dengan peraturan dan standar, baik nasional maupun


internasional bagi kapal khusus pengangkut barang berbahaya. Yang
dimaksud dengan “kapal khusus yang mengangkut barang berbahaya”
adalah kapal yang dirancang khusus untuk mengangkut barang berbahaya
yang antara lain berupa gas, minyak bumi, bahan kimia (chemical), dan
radioaktif. ; dan

3. pemberian tanda tertentu sesuai dengan barang berbahaya yang diangkut


sebagaimana diatur dalam The International Maritime Dangerous Goods
(IMDG)

e. Peralatan keselamatan

Untuk hal peralatan keselamatan diatas kapal, wajib tersedia demi keselamatan
penumpang dan awak kapal.
1. Pelampung penolong dan jaket/rompi penolong (Life Jacket): Gunanya
untuk mengapungkan orang yang menggunakannya diatas air
2. Survival suit
3. Media pelindung panas (Thermal Protective Aid): Gunanya sebagai
pelindung tubuh, mengurangi hilangnya panas tubuh
4. Isyarat visual (Pyrotechnis): Gunanya sebagai isyarat tanda bahaya
bilamana penyelamat melihat ada kapal penolong, isyarat ini hanya dapat
diliihat oleh mata pada siang hari digunakan isyarat asap apung (bouyant
smoke signal). Pada malam hari dapat digunakan obor tangan (red hand
flare) atau obor parasut (parachute signal)
5. Pesawat luput maut (survival craft): Gunanya untuk
menolong/mempertahankan jiwa orang-orang yang berada dalam bahaya
dari sejak orang tersebut meninggalkan kapal
6. Sekoci penyelamat (life boat): Gunanya selain digunakan untuk
menyelamatkan orang-orang dalam keadaan bahaya juga digunakan untuk
memimpin pesawat luput maut
7. Roket pelempar tali (line throwing appliances): Gunanya sebagai alat
penghubung pertama antara kapal yang ditolong dengan yang menolong
yang selanjutnya dipakai untuk keperluan lainnya.

f. Persyaratan Bongkar Muat

Persyaratan Lokasi
1. Tidak mengganggu alur pelayaran kapal yang ditetapkan oleh instansi
terkait.
2. Berada diluar kawasan Taman Nasional Laut, Taman Laut dan atau
Taman Wisata Laut dan atau kawasan lain yang telah ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Tidak berada pada kawasan ekosistem yang sensitif, antara lain
terumbu karang, mangrove dan padang lamun.
4. Tidak berada pada zona penangkapan ikan.
5. \Lokasi memiliki kedalaman minimal 30 meter.
6. Lokasi berada di luar area kepabeanan pelabuhan.
Fasilitas Tambahan
1. Terbuat dari bahan yang tidak mudah bocor dan tidak menimbulkan
kebocoran.
2. Hanya digunakan untuk pengumpulan limbah.
3. Disekeliling kendaraan pengumpul mengapung dipagari oleh sarana oil
boom. Kapal Tanker Kapal Kargo Kapal Curah Kapal Penumpang
Tangki Penampungan Truck Sampah Truck Tangki
TONGKANG/KAPAL 25
4. Tersedia sarana pindah muatan yang memadai untuk tidak
menimbulkan tumpahan dan atau ceceran limbah.
5. Memiliki sarana dan prasarana penunjang operasional, antara lain oil
separator.
6. Tersedia tangki penyimpanan hasil.
7. Tersedia tangki penyimpanan residu, baik cair maupun padat (selain
yang mengandung minyak/oil content).
8. Residu tidak diperkenankan dibuang ke media lingkungan.

Tipe pengangkutan limbah B3 pada PT High Oil Exploration (HOE) dengan routelaut
dapat dilihat dari tabel berikut ini:

2. Pengangkutan dari darat (onshore) ke TPS dan TPS ke Pengolahan


a. Ketentuan Truk Pengangkut Limbah B3 Persyaratan Umum
Setiap kendaraan pengangkut limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) harus
memenuhi persyaratan umum yaitu persyaratan teknis dan layak jalan serta
dilengkapi dengan :
1) Plakat yang dilekatkan pada sisi kiri, kanan, depan dan belakang kendaraan
dengan ukuran, bentuk dan contoh penempatan berikut ini :

Catatan :
- Pemasangan plakat pada kendaraan pengangkut limbah B3 harus dapat
dilihat secara jelas sampai dengan jarak 50 m.
- Bentuk plakat harus sederhana dan mudah dimengerti serta jelas
warnanya.
- Warna dasar plakat adalah putih dengan tulisan hitam, sedangkan warna
simbol yang ada pada plakat harus sesuai dengan ketentuan.
- Ukuran terkecil untuk plakat adalah :
 Untuk di kendaraan : A = 25 cm B = 5% A
 Untuk di kemasan : A = 10 cm B = 5% A
2) Nama perusahaan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan dan belakang
kendaraan dengan ukuran

Catatan :
Nama
perusahaan ditulis di samping kiri dan kanan pintu kendaraan pengangkut B3,
dengan ketentuan :
- Ukuran huruf :
 lebar : 50 mm
 tinggi : 100 mm
 tebal : 10 mm
- Ukuran tulisan :
 panjang : 500 mm
 lebar : 100 mm
- Warna huruf hitam atau kontras dengan warna cat badan kendaraan
penarik.
3) Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard.
4) Kotak obat lengkap dengan isinya.
5) Alat pemantau unjuk kerja pengemudi, yang sekurang-kurangnya dapat
merekam kecepatan kendaraan dan perilaku pengemudi dalam
mengoperasikan kendaraannya.
6) Alat pemadam kebakaran .
7) Nomor telepon pusat pengendali operasi yang dapat dihubungi jika terjadi
keadaan darurat (emergency call), yang dicantumkan pada sebelah kiri dan
kanan kendaraan pengangkut.

Selain persyaratan teknis dan laik jalan, kendaraan pengangkut limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3) harus dilengkapi perlengkapan keadaan darurat
sebagai berikut :
1) Alat komunikasi antara pengemudi dengan pusat pengendali operasi dan/atau
sebaliknya.
2) Lampu tanda bahaya berwarna kuning yang ditempatkan diatas atap ruang
kemudi.
3) Rambu portable.
4) Kerucut pengaman.
5) Segitiga pengaman.
6) Dongkrak.
7) Pita pembatas.
8) Serbuk gergaji.
9) Sekop yang tidak menimbulkan api.
10) Lampu senter.
11) Warna kendaraan khusus.
12) Pedoman pengoperasian kendaraan yang baik untuk keadaan normal dan
darurat.
13) Ganjal roda yang cukup kuat dan diletakan pada tempat yang mudah dijangkau
oleh pembantu pengemudi.

b. Ketentuan Truk Pengangkut Limbah B3 Persyaratan Umum


Setiap kendaraan pengangkut limbah B3 dengan kategori truk:
1) Truk 1 dengan karakteristik limbah yang bersifat mudah meledak, gas mampat,
gas cair, gas terlarut pada tekanan atau pendinginan tertentu, dan cairan mudah
menyala, harus memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut:
- Setiap kendaraan pengangkut limbah B3 yang mudah meledak, gas
mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan atau pendinginan tertentu, dan
cairan mudah menyala, harus memenuhi persyaratan khusus.
- Rancangan kendaraan memenuhi persyaratan teknologi, kelaikan jalan,
keselamatan dan kelestarian lingkungan.
- Pada komponen dimana terjadi kemungkinan kebocoran yang dapat
menyebabkan bahaya, harus dilengkapi dengan pelindung atau penyalur
kebocoran tersebut seperti akibat korosi, percikan api, temperatur tinggi,
kejutan dinamik, semprotan akibat putaran suatu komponen, kerusakan
penyekat.
- Bagian-bagian berputar yang beroperasi pada saat kendaraan melakukan proses
bongkar-muat dan karena lokasinya dapat menimbulkan bahaya, harus diberi
pelindung yang sesuai.
- Kendaraan harus dilengkapi peralatan pengaman bagi tangki atau komponen
lainnya dari kemungkinan kerusakan akibat kegagalan pada tail shaft.
- Tangki yang digunakan harus memenuhi persyaratan IMO dan dilakukan
sertifikasi setiap 5 (lima) tahun sekali.
- Perakitan dan pembuatan kendaraan pengangkut limbah B3 harus dilakukan pada
bengkel yang bersertifikat.
- Perakitan dan pembuatan kendaraan pengangkut limbah B3 yang memerlukan
pengelasan harus dilakukan tenaga ahli las bersertifikat.
- Perawatan kendaraan pengangkut limbah B3 yang bukan pekerjaan panas yang
belum bebas dari cairan dan gas mudah terbakar harus dilakukan di ruangan
khusus untuk reparasi dan perawatan, dengan ketentuan ruangan harus
disahkan oleh penguji khusus kendaraan pengangkut limbah B3.
- Perawatan kendaraan pengangkut limbah B3 hanya boleh dilakukan apabila
tidak terdapat sumber api pada jarak kurang dari 8 (delapan) meter.
- Perawatan kendaraan pengangkut limbah B3 harus dilakukan oleh dan/atau
dibawah pengawasan mekanik yang mempunyai wewenang untuk
melakukan perawatan.
2) Truk 2 dengan karakteristik limbah yang berupa padatan mudah menyala,
oksidator, peroksida organik, dan bahan beracun dan mudah menular, harus
memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut:

- Rancangan kendaraan memenuhi persyaratan teknologi, kelaikan jalan,


keselamatan dan kelestarian lingkungan.
- Coorosion allowance (cadangan korosi) tidak boleh dimasukkan dalam
perhitungan tegangan, yang mencakup tegangan karena tekanan dari dalam,
berat muatan, berat struktur yang ditumpu dinding tangki, dan tegangan
termal akibat perbedaan suhu muatan dengan suhu udara sekitarnya
- Setiap tangki harus dilengkapi alat pemadam kebakaran dengan jenis dan
jumlah yang kompatibel dengan bahan muatan.
- Tangki harus dilengkapi dengan saklar pemutus aki, kecuali sirkuit yang
mencatu instrumen tertentu yang tidak boleh dimatikan, dan harus dipasang
di sebelah kanan sisi belakang ruang pengemudi sehingga terlihat jelas dan
mudah dijangkau seseorang dari luar ruang dan diberi tanda dengan jelas.
- Tangki harus mempunyai tempat untuk menyimpan peralatan keamanan
yang mungiin diperlukan untuk muatan khusus, dan harus mudah dijangkau
dan tidak berada dekat sambungan pengeluaran.
- Setiap tangki harus dilengkapi bumper untuk perlindungan terhadap
tumbukan dari belakang.
- Aki harus diikat dengan kokoh supaya tidak bergeser pada waktu kendaraan
terguling, harus diberi ventilasi, dipasang di tempat yang mudah dijangkau,
diberi penutup yang tahan asam dan diberi insulasi listrik di sekitar
terminalnya.
- Untuk pentanahan (grounding) harus ada paling tidak 1 batang logam tahan
karat yang dilas menjadi bagian terpadu dengan tangki, kecuali
menggunakan kabel yang digulung
3) Truk 3 dengan karakteristik limbah yangbahan radioaktif, bahan korosif dan
bahan berbahaya lainnya, harus memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut:

- Rancangan kendaraan memenuhi persyaratan teknologi, kelaikan jalan,


keselamatan dan kelestarian lingkungan.
- Konstruksi kendaraan harus kuat dibuat dari bahan yang tahan api dan tidak
mudah korosi.
- Konstruksi kendaraan harus memberikan pertimbangan teknologi pada
berat kendaraan dan muatan, daya penggerak kerangka landasan, perangkat
rem, ban, dan karakteristik jalan.
- Pada komponen dimana terjadi kemungkinan kebocoran yang dapat
menyebabkan bahaya, harus dilengkapi dengan pelindung atau penyalur
kebocoran tersebut akibat korosi.
- Percikan api, temperature tinggi, kejutan dinamik, semprotan akibat putaran
suatu komponen dan kerusakan penyekat.
- Sistim saluran gas harus diletakkan sedemikian rupa agar kemungkinan
terjadinya bahaya dapat dihindarkann dan memenuhi persyaratan:
 tidak boleh ada kebocoran.
 sistim pipa gas buang harus diletakan jauh dari tangki.
 ujung pipa gas buang harus diarahkan dan dirancang sedemikian
rupa, sehingga letak tangki jauh dari kemungkinan timbulnya
percikan api .
- Alat pemadam kebakarankendaraan pengangkut limbah B3 yangmudah
meledak, gas mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan atau pendinginan
tertentu, dan cairan mudah menyala, harus memenuhi persyaratan:
 tipenya harus sesuai dengan atau kompatibel dengan limbah B3
yang akan diangkut dengan jumlah minimum 1 unit.
 pemasangannya harus kuat dan aman tetapi harus mudah dilepas dan
mudah dijangkau.
- Peralatan listrik bagi kendaraan pengangkut umum dapat dianggap
memenuhi persyaratan laik jalan bagi kendaraan pengangkut limbah B3
yang tidak mudah atau tidak dapat terbakar.
- Perawatan kendaraan pengangkut limbah B3 bahan radioaktif, bahan
korosif dan bahan berbahaya lainnya yang belum bebas dari bahan tersebut,
harus dilakukan di ruangan khusus dengan persyaratan memiliki ventilasi
yang baik, sistim pembilasan yang baik, sistim limbah yang baik, jaringan
listrik dan peralatan pendukung sesuai dengan persyaratan bagi daerah
berbahaya dan ruangan memiliki alat pemadam kebakaran yang memadai,
dilakukan oleh dan/atau dibawah pengawasan penguji kendaraan
pengangkut limbah B3 yang memiliki sertifikat,
Tipe pengangkutan limbah B3 pada PT High Oil Exploration (HOE) dengan route
darat dapat dilihat dari tabel berikut ini:
(TABEL ELISA)

II. Pengemudi Kendaraan Pengangkut Limbah B3

1. Persyaratan umum pengemudi kendaraan pengangkut limbah B3 sebagai berikut:


a.Memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan golongan dan kendaraan yang
dikemudikannya.
b.Memiliki pengetahuan mengenai:
- jaringan jalan dan kelas jalan
- kelaikan kendaraan bermotor
- tata cara mengangkut barang
2. Persyaratan khusus pengemudi kendaraan pengangkut limbah B3 sebagai berikut:
a.Memiliki pengetahuan mengenai limbah bahan berbahaya yang diangkutnya,
seperti klasifikasi, sifat dan karakteristik limbah bahan berbahaya.
b.Memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi keadaan jika terjadi
suatu kondisi darurat, seperti cara menanggulangi kecelakaan.
c.Memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai tata cara pengangkutan
limbahbahan berbahaya, seperti pengemudian secara aman, pemeriksaan
kesiapan kendaraan, hubungan muatan dengan pengendalian kendaraan,
persepsi keadaan bahaya / darurat.
d.Memiliki pengetahuan mengenai ketentuan pengangkutan limbahbahan
berbahaya, seperti penggunaan plakat, label dan simbol bahan berbahaya
e.Memiliki kemampuan psikologi yang lebih tinggi daripada pengangkut
limbahbahan / komoditi yang tidak berbahaya, seperti tidak mudah panik,
sabar, bertanggung jawab, tidak mudah jenuh menghadapi pekerjaan dan
situasi yang monoton.
f. Memiliki fisik yang sehat dan tangguh.
3. Untuk kesehatan dan keselamatan kerja, pengemudi kendaraan pengangkut

limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) wajib dilengkapi peralatan pelindung
diri, meliputi :

a. Pelindung pernafasan / masker

b. Pelindung anggota badan

c. Helm

d. Kacamata pengaman

e. Sarung tangan, baik dengan bahan karet, kain ataupun kulit sesuai

limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang ditangani

f. Sepatu pengaman

g. Pakaian kerja

III.Lintas Angkutan Limbah B3

1. Lintasan angkutan limbah bahan berbahaya dan beracun di jalan ditentukan oleh
Direktur Jenderal, dengan mempertimbangkan :
a. Kelas jalan yang dilalui
b. Tingkat bahaya muatan atau jenis bahan berbahaya yang diangkut
c. Frekwensi pengangkutan
d. Jenis kemasan
e. Volume bahan berbahaya yang diangkut
f. Kelestarian lingkungan, jika terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan
pengangkutan
2. Penentuan lintas angkutan limbah bahan berbahaya dan beracun juga harus
memperhatikan :
a. Tidak melalui daerah padat penduduk, terowongan dan jalan yang sempit
b. Tidak melalui tanjakan dan belokan yang membahayakan atau tidak
memungkinkan dilalui kendaraan pengangkut bahan berbahaya
c. Titik rawan sepanjang lintasan, seperti daerah kemacetan lalu lintas, tempat
penyimpanan bahan berbahaya, depot bahan bakar, jalur listrik tegangan tinggi
dll.

3. Dalam kondisi tertentu pengangkutan limbah bahan berbahaya dan beracun dapat
melalui daerah padat penduduk, dengan ketentuan harus disertai pengawalan oleh
petugas yang bertanggung jawab dibidang lalu lintas dan angkutan atau polisi lalu
lintas.

4. Setiap pengangkut limbah bahan berbahaya dan beracun wajib mengajukan


rencana lintas angkutan bahan berbahaya dan beracun, mulai dari asal (tempat
pemuatan), lintas yang dilalui, tempat-tempat pemberhentian dan tujuan (tempat
pembongkaran), kepada Direktur Jenderal
PENJELASAN DAN GAMBAR ROUTE DARI OFFSHORE ke TPS, ONSHORE ke TPS
dan TPS ke PENGOLAHAN

IV. Dokumen Pengangkutan Limbah B3

1. Pengangkutan dari laut (offshore) ke TPS menggunakan kapal:


DATA-DATA KAPAL LAUT
DATA-DATA PELABUHAN
JENIS DAN JUMLAH LIMBAH UNTUK PEMBUANGAN DENGAN ALAT/FASILITAS
LEMBAR AKUMULASI LIMBAH B3 SELAMA PERJALANAN
LEMBAR PENYERAHAN LIMBAH B3 DARI PENGUMPUL KE PIHAK KE TIGA
LEMBAR NERACA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

2. Pengangkutan dari darat (onshore) ke TPS


3. Pengangkutan dari TPS ke Pengolahan (Bogor)

Anda mungkin juga menyukai