4) LPG / LNG tanker atau Liquid Petroleum Gas / Liquaid Natural Gas
5) Bulk Carrier adalah kapal yang mengankut muatan dalam bentuk curah
atau biji-bijian. Muatan yang diangkut seperti ; batubara, biji besi, semen
bentuk curah, gandum, kedelai, gula dan lain-lain. Pada umumnya sekali
memuat satu jenis komoditi cargo. Kapal Bulk carrier hanya memiliki
single deck saja.
Dibawah ini terdapat gambar General arrangement dan penampang
melintang dari ruang muat kapal bulk carrier ;
- bahan atau barang padat mudah menyala atau terbakar (flammable solids);
- bahan atau barang beracun dan mudah menular (toxic and infectious
substances);
- bahan atau barang radioaktif (radioactive material);
e. Peralatan keselamatan
Untuk hal peralatan keselamatan diatas kapal, wajib tersedia demi keselamatan
penumpang dan awak kapal.
1. Pelampung penolong dan jaket/rompi penolong (Life Jacket): Gunanya
untuk mengapungkan orang yang menggunakannya diatas air
2. Survival suit
3. Media pelindung panas (Thermal Protective Aid): Gunanya sebagai
pelindung tubuh, mengurangi hilangnya panas tubuh
4. Isyarat visual (Pyrotechnis): Gunanya sebagai isyarat tanda bahaya
bilamana penyelamat melihat ada kapal penolong, isyarat ini hanya dapat
diliihat oleh mata pada siang hari digunakan isyarat asap apung (bouyant
smoke signal). Pada malam hari dapat digunakan obor tangan (red hand
flare) atau obor parasut (parachute signal)
5. Pesawat luput maut (survival craft): Gunanya untuk
menolong/mempertahankan jiwa orang-orang yang berada dalam bahaya
dari sejak orang tersebut meninggalkan kapal
6. Sekoci penyelamat (life boat): Gunanya selain digunakan untuk
menyelamatkan orang-orang dalam keadaan bahaya juga digunakan untuk
memimpin pesawat luput maut
7. Roket pelempar tali (line throwing appliances): Gunanya sebagai alat
penghubung pertama antara kapal yang ditolong dengan yang menolong
yang selanjutnya dipakai untuk keperluan lainnya.
Persyaratan Lokasi
1. Tidak mengganggu alur pelayaran kapal yang ditetapkan oleh instansi
terkait.
2. Berada diluar kawasan Taman Nasional Laut, Taman Laut dan atau
Taman Wisata Laut dan atau kawasan lain yang telah ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Tidak berada pada kawasan ekosistem yang sensitif, antara lain
terumbu karang, mangrove dan padang lamun.
4. Tidak berada pada zona penangkapan ikan.
5. \Lokasi memiliki kedalaman minimal 30 meter.
6. Lokasi berada di luar area kepabeanan pelabuhan.
Fasilitas Tambahan
1. Terbuat dari bahan yang tidak mudah bocor dan tidak menimbulkan
kebocoran.
2. Hanya digunakan untuk pengumpulan limbah.
3. Disekeliling kendaraan pengumpul mengapung dipagari oleh sarana oil
boom. Kapal Tanker Kapal Kargo Kapal Curah Kapal Penumpang
Tangki Penampungan Truck Sampah Truck Tangki
TONGKANG/KAPAL 25
4. Tersedia sarana pindah muatan yang memadai untuk tidak
menimbulkan tumpahan dan atau ceceran limbah.
5. Memiliki sarana dan prasarana penunjang operasional, antara lain oil
separator.
6. Tersedia tangki penyimpanan hasil.
7. Tersedia tangki penyimpanan residu, baik cair maupun padat (selain
yang mengandung minyak/oil content).
8. Residu tidak diperkenankan dibuang ke media lingkungan.
Tipe pengangkutan limbah B3 pada PT High Oil Exploration (HOE) dengan routelaut
dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Catatan :
- Pemasangan plakat pada kendaraan pengangkut limbah B3 harus dapat
dilihat secara jelas sampai dengan jarak 50 m.
- Bentuk plakat harus sederhana dan mudah dimengerti serta jelas
warnanya.
- Warna dasar plakat adalah putih dengan tulisan hitam, sedangkan warna
simbol yang ada pada plakat harus sesuai dengan ketentuan.
- Ukuran terkecil untuk plakat adalah :
Untuk di kendaraan : A = 25 cm B = 5% A
Untuk di kemasan : A = 10 cm B = 5% A
2) Nama perusahaan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan dan belakang
kendaraan dengan ukuran
Catatan :
Nama
perusahaan ditulis di samping kiri dan kanan pintu kendaraan pengangkut B3,
dengan ketentuan :
- Ukuran huruf :
lebar : 50 mm
tinggi : 100 mm
tebal : 10 mm
- Ukuran tulisan :
panjang : 500 mm
lebar : 100 mm
- Warna huruf hitam atau kontras dengan warna cat badan kendaraan
penarik.
3) Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard.
4) Kotak obat lengkap dengan isinya.
5) Alat pemantau unjuk kerja pengemudi, yang sekurang-kurangnya dapat
merekam kecepatan kendaraan dan perilaku pengemudi dalam
mengoperasikan kendaraannya.
6) Alat pemadam kebakaran .
7) Nomor telepon pusat pengendali operasi yang dapat dihubungi jika terjadi
keadaan darurat (emergency call), yang dicantumkan pada sebelah kiri dan
kanan kendaraan pengangkut.
Selain persyaratan teknis dan laik jalan, kendaraan pengangkut limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3) harus dilengkapi perlengkapan keadaan darurat
sebagai berikut :
1) Alat komunikasi antara pengemudi dengan pusat pengendali operasi dan/atau
sebaliknya.
2) Lampu tanda bahaya berwarna kuning yang ditempatkan diatas atap ruang
kemudi.
3) Rambu portable.
4) Kerucut pengaman.
5) Segitiga pengaman.
6) Dongkrak.
7) Pita pembatas.
8) Serbuk gergaji.
9) Sekop yang tidak menimbulkan api.
10) Lampu senter.
11) Warna kendaraan khusus.
12) Pedoman pengoperasian kendaraan yang baik untuk keadaan normal dan
darurat.
13) Ganjal roda yang cukup kuat dan diletakan pada tempat yang mudah dijangkau
oleh pembantu pengemudi.
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) wajib dilengkapi peralatan pelindung
diri, meliputi :
c. Helm
d. Kacamata pengaman
e. Sarung tangan, baik dengan bahan karet, kain ataupun kulit sesuai
f. Sepatu pengaman
g. Pakaian kerja
1. Lintasan angkutan limbah bahan berbahaya dan beracun di jalan ditentukan oleh
Direktur Jenderal, dengan mempertimbangkan :
a. Kelas jalan yang dilalui
b. Tingkat bahaya muatan atau jenis bahan berbahaya yang diangkut
c. Frekwensi pengangkutan
d. Jenis kemasan
e. Volume bahan berbahaya yang diangkut
f. Kelestarian lingkungan, jika terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan
pengangkutan
2. Penentuan lintas angkutan limbah bahan berbahaya dan beracun juga harus
memperhatikan :
a. Tidak melalui daerah padat penduduk, terowongan dan jalan yang sempit
b. Tidak melalui tanjakan dan belokan yang membahayakan atau tidak
memungkinkan dilalui kendaraan pengangkut bahan berbahaya
c. Titik rawan sepanjang lintasan, seperti daerah kemacetan lalu lintas, tempat
penyimpanan bahan berbahaya, depot bahan bakar, jalur listrik tegangan tinggi
dll.
3. Dalam kondisi tertentu pengangkutan limbah bahan berbahaya dan beracun dapat
melalui daerah padat penduduk, dengan ketentuan harus disertai pengawalan oleh
petugas yang bertanggung jawab dibidang lalu lintas dan angkutan atau polisi lalu
lintas.