OPERATION
Bagian:
FLOATING CRANE
No Revisi: Tanggal Revisi:
Number : WI/OPS_FC/001 0 30 Agustus 2021
Title :
TRANSHIPMENT
Project :
Kapal – Running Vessel
I. RUANG LINGKUP
Work instruction ini berlaku untuk Floating Crane (on board vessel) yang dimiliki dan
dioperasikan oleh Perusahaan.
II. TUJUAN
Memberikan petunjuk praktis tata cara operasional bongkar batubara dari tongkang untuk muat
ke kapal besar (Ocean Going Vessel/Mother Vessel) dengan bantuan Floating Crane.
III. REFERENSI
3.1. Undang Undang No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
3.2. ISM Code - Klausul 7; 8.1
3.3. ISO 9001:2015 - Klausul 8.1; 8.5.1; 8.5.5
3.4. ISO 14001:2015 - Klausul 8.1
3.5. ISO 45001:2018 – Klausul 8.1
3.6. Corporate QSHE Manual
IV. PENJABARAN
Penjelasan Tanggung Jawab
4.1. Informasi Umum
Sebelum memulai kegiatan operasional bongkar muat pada Operation FC Manager
floating crane, seluruh aspek keselamatan harus terlebih dahulu Operation FC Supv
ditinjau agar pelaksanaan operasi bongkar muat kargo ke kapal Nakhoda
besar dapat terlaksana dengan baik.
FR-002.0/SOP/DPA-MR/007
4.1.1 Penggunaan Peralatan Crane (Crane Pedestal / Grab Crane) Operation FC Manager
Sebelum aktivitas operasional dilakukan secara umum penilaian Operation FC Supv
resiko terhadap kelayakan dari perlengkapan crane dan aksesoris Nakhoda
peralatan lainnya harus dilakukan untuk meminimalkan potensi
bahaya yang ditimbulkan akibat dari kerusakan yang terjadi tiba –
tiba pada peralatan crane tersebut maupun kesalahan dalam
menggunakan perlengkapan crane (metode yang tidak tepat).
Beberapa contoh / hal yang harus dipertimbangkan dalam menilai
resiko dari aspek peralatan crane tersebut antara lain:
1. Pertimbangan akan kesesuaian beban muatan yang akan
diangkat tersebut sesuai atau dibawah Safety Working Load
dari Crane (Beban Angkat Yang Diijinkan) sehingga tidak
menyebabkan kerusakan pada crane secara permanen
maupun temporary (sementara) sehingga berakibat pada
terhentinya operasi bongkar muat. Beban Angkat (SWL)
yang diijinkan dapat diperiksa dalam buku manual operasi
dari Floating Crane dan/atau diperiksa dari Marking tulisan
FR-002.0/SOP/DPA-MR/007
4.1.3 Keselamatan Umum Operasional STS (Ship To Ship Transfer / Operation FC Manager
Berthing Antar Kapal) Operation FC Supv
1. Memastikan atas kelengkapan peralatan penunjang aktivitas Nakhoda
bongkar muat khususnya ketersedian ban dapra (tire fender)
/ Yokohama fender merupakan salah satu aspek penting
keberhasilan dalam proses sandar antar kapal sehingga
secara tidak langsung akan turut membantu dalam operasi
bongkar muat dalam hal meredam / mencegah benturan
antara floating crane, Tongkang dan OGV akibat dari
gelombang laut.
2. Pemeriksaan berkala terhadap penempatan fender – fender
tersebut harus tepat sehingga tidak menyebabkan kerusakan
pada hull / badan kapal saat terjadi benturan / gesekan.
3. Menyediakan spare ban dapra loader atau ball fender yang
jumlah kebutuhannya disesuaikan dengan panjang kapal.
Minimum spare fender cadangan direkomendasikan adalah
2 unit untuk area forward (depan) serta AFT (belakang).
4.1.4 Pada Saat Loading / Unloading & Pasca Operasi Operation FC Manager
Selain aspek keselamatan kapal dan personnel / crew secara Operation FC Supv
umum, aspek lingkungan merupakan faktor penting juga yang Nakhoda
harus dipertimbangkan dalam persiapan operasional bongkar
muat.
Aktivitas pada saat loading dan setelah / pasca loading harus
dipertimbangkan dan ditinjau sebelum dimulainya operasi.
FR-002.0/SOP/DPA-MR/007
FR-002.0/SOP/DPA-MR/007
FR-002.0/SOP/DPA-MR/007
FR-002.0/SOP/DPA-MR/007
4.8.7. Bagi tugas posisi crew mooring untuk menarik tali tambat.
4.8.8. Instruksikan ke tugboat ke posisi stby menarik tali second
towing
4.8.9. Instruksikan kepada crew diatas tongkang untuk melepas
semua tali tambat.
4.8.10. Infokan ke tugboat untuk Tarik keluar sambal bawa lurus
haluan tongkang
4.8.11. Infokan ke assist tug untuk bawa keluar buritan tongkang
4.8.12. Infokan ke tugboat dan assist tug untuk membawa keluar
haluan dan buritan tongkang hingga jarak 25 meter dari
lambung floating crane.
4.8.13. Infokan ke assist tug untuk melepas tali ketika point (2.5)
sudah terpenuhi.
4.8.14. Infokan ke assist tug untuk ke tongkang berikutnya atau
stby bila tidak ada tongkang yang akan sandar.
4.8.15. Pastikan tali tambat dan tali buangan sudah tertata rapih di
Floating Crane dan siap untuk penyandaran tongkang
berikutnya.
4.8.16. Infokan ke port terminal mengenai jam lepas tongkang.
4.9. Pelepasan Floating Crane Dari Kapal Besar (OGV/MV) Nakhoda OGV/MV
4.9.1. Periksa kelengkapan unit komunikasi (HT dan Radio). Nakhoda FC
Pastikan jumlah crew yang memadai untuk melakukan Nakhoda Kapal Tunda
proses cast off. (Assist & Towing)
4.9.2. Periksa rangkaian komunikasi (HT dan Radio). Pastikan
bekerja pada channel / frequency yang sama.
4.9.3. Periksa komunikasi radio 2 arah antara kapten floating
crane, foreman/agent on board, towing tug serta assist
tug.
4.9.4. Informasikan mengenai kesiapan cast off untuk bergerak
menuju tempat labuh kepada kapal besar atau OGV
FR-002.0/SOP/DPA-MR/007
berikutnya.
4.9.5. Informasikan kepada pihak kapal untuk persiapkan power
winch dan crew mooring sebelum floating crane cast off.
4.9.6. Pastikan kelengkapan dan kelayakan peralatan di Floating
Crane untuk cast off (tali tambat, tali buangan dan winch
kapal.
4.9.7. Bagi tugas dari masing-masing posisi mulai dari petugas
pelempar tali buangan, petugas untuk mengirim / menarik
tali tambat.
4.9.8. Informasikan ke assist tug untuk membantu olah gerak 30
menit sebelum floating crane cast off.
4.9.9. Informasikan ke assist tug untuk ikat diburitan floating
crane.
4.9.10. Infokan kepada assist tug agar melakukan kegiatan cast
off dengan hati-hati sesuai komando dari master Floating
Crane dan di awasi pergerakkannya (Floating Crane).
4.9.11. Pastikan tempat berdiri yang aman bagi anggota mooring
dari resiko belitan atau putusnya tali tali (Snap Back
Zone)
4.9.12. Area tali tambat floating crane (spring line dan tros line).
4.9.13. Menginstruksikan ke Foreman & Crew OGV untuk
melepaskan tali tambat dari floating crane di OGV dengan
melepaskan semua tali tambat (tali spring dan tali tros) di
buritan OGV terlebih dahulu, jika sudah clear tali di buritan
OGV, selanjutnya mengintruksikan assist Tug di Buritan
FC agar tetap menjaga buritan FC agar tidak terlau
menjauh dari lambung OGV sembari menunggu Foreman
& Crew OGV berjalan ke Haluan OGV untuk selanjutnya
melepaskan semua tali tambat (Tali tros dan tali Spring) di
haluan OGV.
4.9.14. Pastikan menjaga jarak aman / Paralell distance saat FC
FR-002.0/SOP/DPA-MR/007
V. DOKUMEN TERKAIT
VII. LAMPIRAN/GAMBAR
-
FR-002.0/SOP/DPA-MR/007