TUGAS AKHIR
Oleh:
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R. I
POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2018
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diterima oleh Panitia Ujian Akhir Program Diploma Tiga (D3) yang
ditentukan sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Politeknik ATI Makassar Nomor :
214 / Kpts / SJ-IND.7.8 / 2 / 2018 tanggal 1 Februari 2018 yang telah dipertahankan
di depan Tim Penguji pada hari Rabu tanggal 29 Agustus 2018 sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik Kimia Mineral Politeknik ATI
Makassar.
PANITIA UJIAN :
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
NIM : 15TKM006
Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti dan dapat dibuktikan sesuai dengan
hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia bahwa tugas akhir saya adalah
hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
tanpa melibatkan institusi Politeknik ATI Makassar atau orang lain.
iv
KATA PENGANTAR
Tak henti-hentinya lisan ini selalu memuji nama Allah SWT yang senantiasa
memberikan kami rahmat, hidayah, nikmat kesehatan dan kesempatan serta
kemudahan dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan Tugas Akhir yang berjudul “Optimasi Penggunaan Aluminium Sulfate
(Al2(SO4)3) dan Polyacrylamide Dalam Proses Penjernihan Air Pada Unit Pre-
Treatment Plant PT. Consolidated Electric Power Asia Block II”. Dan tak lupa pula
salawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW.
serta para keluarga dan sahabat yang membawa kita dari zaman kebodohan sampai
zaman intelektual seperti yang kita rasakan seperti saat ini.
Laporan Tugas Akhir adalah laporan karya ilmiah mahasiswa dari hasil
penelitian, sekaligus sebagai laporan akhir studi yang wajib disusun oleh setiap
mahasiswa yang telah menduduki semester akhir, guna menyelesaikan studinya
pada Program Diploma Tiga (D3) di Politeknik ATI Makassar.
Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai hasil penelitian selama kuliah kerja
praktek di PT. Consolidated Electric Power Asia (PT. CEPA), mahasiswa D-III jurusan
Teknik Kimia Mineral Politeknik ATI Makassar. Mulai pelaksanaan penelitian hingga
selesainya penulisan laporan ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberi begitu banyak nikmat-Nya yang tak dapat
terhitung;
2. Keluarga tercinta yaitu ayahanda Gafsir dan ibunda Suliani semoga Allah selalu
menjaga nya beserta keluarga yang senantiasa selalu memberikan dukungan
spiritual, moril, fasilitas sehingga kami dapat termotivasi akan dukungan yang
diberikan;
3. Bapak Amrin Rapi, ST., MT, selaku Direktur Politeknik ATI Makassar;
4. Ibu Hj. Andi Arninda, ST., M.Si, selaku ketua Jurusan Teknik Kimia Mineral yang
selalu memberikan arahan dan motivasi bagi teman-teman mahasiswa
terkhusus Teknik Kimia Mineral;
5. Bapak DR. Idi Amin, ST., M.Si, selaku pembimbing I tugas akhir yang tak henti-
hentinya memberi arahan dalam memperbaiki isi laporan tugas akhir kami;
6. Ibu Sri Diana, S.S., M.Ed, selaku pembimbing II tugas akhir yang dengan sabar
membimbing dan memperbaiki tata penulisan laporan tugas akhir yang kami
v
susun;
7. Bapak H. Abdul Malik selaku Pembimbing Kuliah Kerja Praktek yang selalu
memberikan arahan serta informasi mengenai mekanisme proses di PT. CEPA.
8. Kakak Takdir, Andika, Nurjumaedi, Sarman, Musawwir, dan Erra Fasirah selaku
Chemist Operation yang selalu memberikan ilmunya serta membantu dalam
pengambilan data penelitian tugas akhir ini;
9. Teman-teman ikhwan halaqah Abdullah bin Mubarak dan adik-adik rohis
Karimun yang tak henti-hentinya memberi semangat dalam terselesainya
laporan tugas akhir ini;
10. Teman-teman mahasiswa angkatan 2015 Politeknik ATI Makassar yang banyak
memberikan informasi dan semangat;
11. Senior-senior Teknik Kimia yang begitu banyak memberi bantuan seta informasi
yang memadahi. Serta masih banyak lagi yang tak sempat kami sebutkan satu
per satu. Semoga Allah senantiasa memberkahi ilmu kita sehingga kita dapat
mengaplikasikannya dengan bijak dalam kehidupan kita sehari-hari.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan Tugas Akhir ini, maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi sempurnanya laporan ini. Akhirnya semoga laporan ini
bermanfaat bagi pembaca sekalian.
vi
ABSTRAK
PT. Consolidated Electric Power Asia (PT. CEPA) merupakan salah satu
perusahaan penyedia Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU). Pada unit
PLTU PT. CEPA Block II, memiliki system pengolahan penjernihan air yaitu Pre-
Treatment Plant. Dalam proses penjernihan air, diperlukan bahan koagulan
(Al2(SO4)3) dan flokulan (polyacrylamide) dengan tujuan sebagai penunjang
penjernihan air dalam menurunkan tingkat kekeruhan yang terkandung dalam air.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum
penggunaan Al2(SO4)3 Dan Polyacrylamide di aktual berdasarkan analisis
laboratorium terhadap pengaruh penurunan turbidity, suspended solid, total
dissolved solid, pH, dan conductivity. Serta menghitung penggunaan berlebih
Al2(SO4)3 dan polyacrylamide terhadap aktual berdasarkan hasil penelitian yang
didapatkan dan persen efektivitas. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Februari
hingga 2 Maret 2018 di PT. CEPA Block II. Pengambilan data dilakukan di Central
Control Room dan di laboratorium.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR .......................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xii
DAFTAR ISTILAH .................................................................................................. xiii
BAB IV PENUTUP................................................................................................. 48
A. Kesimpulan .............................................................................................. 48
B. Saran........................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 50
LAMPIRAN........................................................................................................... 52
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR ISTILAH
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT. Consolidated Electric Power Asia (PT. CEPA) adalah salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU). Pada unit PLTU PT. CEPA, memiliki sistem penyediaan air yang
bersumber dari air sungai atau raw water yang akan digunakan sebagai air
proses. Namun dalam proses penjernihan raw water tersebut, air harus
Raw water yang digunakan pada unit PLTU PT. CEPA Block II berasal dari
air Sungai Cenranea. Sebelum digunakan, raw water tersebut harus diolah pada
unit pengolahan penjernihan air. Salah satu instalasi yang sangat berperan
penting dalam pengolahan penyediaan air di PT. CEPA Block II yaitu unit Pre-
Treatment Plant sebagai proses penjernihan air. Akan tetapi, hasil penjernihan
raw water tersebut masih mengandung tingkat kekeruhan yang sangat tinggi
tersebut.
1
penunjang penjernihan air dalam menurunkan tingkat kekeruhan yang tinggi
pada air. Adapun parameter utama dalam menganalisis hasil penjernian air yaitu
turbidity (kekeruhan), suspended solid (padatan tak terlarut), total dissolved solid
analisis ini dipengaruhi oleh seberapa efisien penggunaan aluminium sulfate dan
polyacrylamide yang diberikan. Maka dari itu, penggunaan aluminium sulfate dan
polyacrylamide harus pada dosis yang tepat sehingga kualitas air yang dihasilkan
PT. CEPA Block II pada unit proses penjernihan air Pre-Treatment Plant
digunakan pada saat ini dapat mampu menurunkan kandungan partikel tak
terlarut yang cukup tinggi dan tingkat kekeruhan dalam air. Namun penggunaan
karena itu, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penjernihan air
agar dapat diketahui berapa kondisi optimum penggunaan aluminium sulfate dan
polyacrylamide yang tepat pada unit pengolahan air PLTU PT. CEPA Block II
2
B. Rumusan Masalah
pada unit Pre-Treatment Plant PLTU PT. Consolidated Electric Power Asia
3. Berapakah nilai persen efektivitas pada kondisi aktual serta hasil eksperimen
yang didapatkan?
C. Tujuan Penelitian
didapatkan.
Plant dan hasil eksperimen yang didapatkan terhadap penurunan turbidity dan
suspended solid.
3
D. Manfaat Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 PT. Consolidated Electric Power Asia Blok I dan Blok II (Kaisar, 2016)
seluruh proses operasi berjalan dengan cara aman, efisien dan ramah terhadap
lingkungan. Saat ini PT. Consolidated Electric Power Asia dikontrak PT. Energi
Sengkang (Pemilik Power Plant) dalam hal Operational and Maintenance PLTGU
Sengkang yang mulai berlaku sejak tanggal 13 Maret 2012 setelah kontrak dari
PT. Alstom Energy selesai yaitu tanggal 12 Maret 2012. PT. Alstom Energi
5
merupakan perusahaan yang sebelumnya dikontrak oleh PT. Energi Sengkang
kerja (SMK3) dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), penghargaan
dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam hal kecelakaan kerja zero
(Kaisar, 2016).
Air yang akan dijadikan sebagai air baku tentu saja harus memliki mutu
yang baik dan sesuai dengan baku mutu air yang telah ditetapkan. Mutu air
adalah kondisi dan kualitas air yang diuji dengan parameter-parameter dan
metode tertentu berdasarkan peraturan yang berlaku. Sementara baku mutu air
adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang
ada atau harus ada atau unsur pencemar yang ditoleransi keberadaannya di
Kualitas dari air baku akan menentukan besar kecilnya investasi instalasi
penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya, sehingga semakin jelek
kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air
6
bersih. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air
bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum.
Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang
meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi
Tiga perempat permukaan bumi terdiri dari air, zat yang unik dan esensial.
Air digunakan sebagai bahan baku utama dalam banyak industri khususnya PLTU.
dengannya seperti logam, tanah, batu, udara dan sebagainya. Sifat istimewa ini
digolongkan sebagai air permukaan dan air tanah. Sumber air tersebut
1. Air sungai
2. Air sumur
7
c. Kandungan besi dan mangan tinggi.
3. Air laut
Air juga digunakan sebagai bahan baku utama dalam industri. Beberapa
alasan mengapa air banyak digunakan dalam industri adalah sebagai berikut :
2. Tidak beracun.
4. Tidak memuai dan menyusut secara signifikan pada temperatur dimana air
sering dipergunakan.
kualitas air dan pengendalian pencemaran air bahwa yang dimaksud dengan
air adalah semua air yang terdapat diatas ataupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, air laut
Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air
8
dalam ketiga wujudnya tersebut. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia
H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara
kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan
C. Air Sungai
Air sungai termasuk ke dalam air permukaan yang banyak digunakan oleh
sumber air minum dan juga pengairan sawah. Menurut Hendrawan (2005),
Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang
sungai yaitu sebagai sumber air minum, sarana transportasi, sumber irigasi,
peikanan dan lain sebagainya. Aktivitas manusia inilah yang menyebabkan sungai
Sungai memiliki tiga bagian kondisi lingkungan yaitu hulu, hilir dan muara
9
1. Pada bagian hulu, kualitas airnya lebih baik, lebih jernih, mempunyai variasi
lebih rendah.
2. Pada bagian hilir mempunyai potensial tercemar jauh lebih besar sehingga
kandungan kimiawi dan biologis lebih bervariasi dan cukup tinggi. Pada
lain, arus air sangat lambat dengan volume yang lebih besar, banyak
mengandung bahan terlarut, lumpur dari hilir membentuk delta dan warna air
sangat keruh.
µs/cm, turbidity sebesar <20 FAU, total suspended solid sebesar <18 mg/l, total
dissolved solid sebesar <127 ppm, pH sebesar 6.5 - 8.0. Hal ini mempengaruhi
proses selanjutnya dimana air yang telah dijernihkan akan dimurnihkan kembali
Air sungai mengandung beberapa unsur utama ditunjukkan pada Tabel 2.2
sebagai berikut:
10
Tabel 2.1 Kandungan utama dalam air sungai (Septianraha, 2016)
No. Ion Value (%) berat air sungai
1. Cl- 5.68
2. Na+ 5.79
3. SO42+ 12.14
4. Mg42+ 3.41
5. Ca2+ 20.29
6. K+ 2.12
7. Silica 11.67
8. Oksida 2.75
9. Nitrat 0.9
10. CO32+ 35.15
11. Fe2+ < 0.03
melakukan pengolahan air pada unit Water Treatment Plant dimana suspended
solid dan dissolved solid harus dihilangkan dengan sempurna. Sebagian kecil air
E. Pre-Treatment Plant
dipompa dari Sungai Cenranea. Kandungan partikel padat yang terlarut dalam air
sungai tersebut relatif rendah namun partikel padat yang tidak terlarut relatif
tinggi akibatnya air sungai yang dipompa dari sungai Cenranea sangat keruh
11
(suspended solid). Proses penghilangan suspendes solid pada air baku dengan
penambahan zat kimia agar terbentuk flok (endapan) yang nantinya akan
terlarutnya (disolved solid) melalui proses water treatment plant (PT. CEPA,
2018).
BLOCK II adalah alum (aluminium sulfate). Penambahan alum pada kondisi yang
tepat membuat suspended solid terpecah dengan halus dalam air koagulasi
menjadi partikel-pertikel yang lebih besar yang disebut flok (flock) yang dapat
diendapkan atau dikeluarkan dari air. Dissolved organik yang terbentuk akan
terikut flok oleh gaya listrik yang lemah dan dikeluarkan dari air (Rachmat, 2015).
dari flok yang menyebabkan pengendapan yang lebih cepat. Polimer adalah
2015).
Bahan kimia lain yang digunakan di PTP adalah caustic soda dan sodium
hypoclorite. Alum bersifat asam ringan dan bereaksi secara kimia dengan disolved
bicarbonate alkalinity dalam air. Hal ini membuat pH air menjadi lebih rendah.
12
demikian jika dibutuhkan dosing yang tinggi dan alkalinitas air yang rendah pH
mungkin turun di bawah 6,0. Hal ini akan membuat sejumlah flok terlarut kembali
dengan air (re-dissolving) dan kemudian sejumlah ion-ion alum ikut terlarut. Hal
ini tidak diinginkan untuk demineralization plant juga karena sejumlah air akan
digunakan sebagai air konsumsi (potable). Karena itulah terdapat fasilitas untuk
flocculation tank, clarifier, grafity filters, activated carbon filters, sludge storage
tank, sludge thickener, wash water recovery dan sludge belt press (PT. CEPA,
2018).
13
1. Flocculation Tank
Flocculation Tank adalah proses awal penjernian air dimana air (Raw
dulu melewati static mixer yang akan mengubah aliran air menjadi terputar
yang telah diolah menuju clarifier untuk proses selanjutnya (PT. CEPA, 2018).
proses penjernian air. Adapun fungsi dari beberapa penambahan zat kimia
yang digunakan:
14
b. Polyacrylamide berfungsi sebagai flokulan, untuk menambah massa
molekul hasil dari proses koagulasi sehingga lebih cepat mengendap. Hal
2. Clarifier
clarifier dengan cara over flow dari flocculation tank. Proses selanjutnya yang
bentuk lumpur sementara air bersih akan mengalir melalui weir plate di
bagian atas. Sebagian besar dari air ini mengalir langsung ke cooling tower
sekitar 80% dan sebagian menuju ke gravity filter dengan proses secara
3. Gravity Filter
Gravity filter terdiri dari lapisan-lapisan coarse (pasir kasar) dan kerikil
halus, pasir dan karbon aktif. Filter-filter ini menyaring partikel-partikel flok
yang halus yang terbawa dari clarifier. Air dari clarifier mengalir ke bawah
15
melalui filter dan masuk ke tangki penyimpanan air yang telah disaring
(filtered basin).
b. Filter feed pump berfungsi untuk menyuplai air ke carbon filter untuk
Treatment Plant yaitu portable water dan break water tank untuk proses
pencucian (backwash). Air pencuci (wash water) dari pencucian gravity filter
pada awalnya dikumpulkan pada tangki air pencuci (wash water tank) dan
4. Carbon Filters
padat yang tidak terlarut dan dilakukan backwash pada karbon filter dengan
16
air pada periode tertentu. Tujuan utama dialirkan ke karbon filter adalah
untuk menghilangkan sejumlah hypoclorite, warna, dan bau dari proses PTP
demineralization plant atau potable water tank level membutuhkan air untuk
5. Sludge Thickener
dasar. Dari sludge storage tank kemudian dipompa ke sludge thickener dan
dan mengendap. Overflow dari sludge thickener adalah air bersih yang akan
Belt Press adalah suatu alat yang digunakan untuk mengeluarkan air
dari lumpur yang digunakan pada unit pengolahan air. Sludge belt press
memeras secara mekanikal lumpur kental yang diambil dari dasar sludge
perasan dapat digunakan sebagai bentuk padat dan air perasan yang
17
7. Wash Water Recovery
Air pencucian dari gravity filter dan carbon filter serta overflow dari
sludge thickener tank akan menuju wash water recovery tank. Overflow dari
F. Mekanisme Koagulasi
partikel-partikel dalam air dengan penambahan zat kimia yang biasa disebut
koloid. Lapisan difusi akan mengecil dan memungkinkan bekerjanya gaya tarik
menarik antara partikel koloid dengan ion-ion dari elektrolit yang muatannya
tersebar dan membentuk flock secara cepat sebab reaksi hidrolisa hanya terjadi
dalam beberapa detik, jadi destabilisasi muatan negatif oleh muatan positif harus
18
pengadukan lambat dengan waktu yang cukup lama, agar flock yang terbentuk
tidak mudah pecah untuk mendapatkan total flock yang maksimal. Dalam proses
dari itu dalam proses koagulasi dikenal juga dengan proses flokulasi dimana
partikel partikel ringan yang tidak mampu tersuspensi oleh koagulan akan
Koagulan yang umum dan sudah dikenal yang digunakan pada pengolahan
Bongkah,
Aluminium Sulfat Asam 6,0 - 7,8
bubuk
Sodium Aluminat Bubuk Basa 6,0 - 7,8
Polyaluminium Chloride
Cairan, bubuk Asam 6,0 - 7,8
(PAC)
Ferri Sulfat Kristal halus Asam 4,0 - 9,0
Bongkah,
Ferri Klorida Asam 4,0 - 9,0
cairan
Ferro Sulfat Kristal halus Asam > 8,5
G. Flokulasi
19
proses pengadukan lambat atau slow mixing), proses pengikatan partikel koloid
oleh flokulan dapat dilihat pada gambar 2.3 Pada flokulasi terjadi proses
Gambar 2.3 Proses pengikatan partikel koloid oleh flokulan (Risdianto, 2007)
Dosis Optimum
Jenis Flokulan Nama Umum
(ppm = mg/l)
20
beam) ini digunakan untuk pengujian kolorimetri di laboratorium atau lapangan.
Instrumen ini dikalibrasikan selama lebih dari 120 pengukuran kolorimetri yang
(Hach, 1999).
konsentrasi.
instrumen.
5. Waktu untuk memonitor waktu reaksi spesifik yang disebut dalam prosedur
pengujian. Interval waktu yang tepat disimpan dalam program untuk tes.
Timer juga dapat digunakan secara manual oleh operator independen dari
komputer untuk antar muka dengan spektrofotometer. Hal ini mudah untuk
21
I. Prinsip Kerja Spectrophotometer Hach DR/2010
Cahaya berupa infra red ditembakkan ke dalam suatu media yang berisi
larutan sampel, pada saat cahaya infra red ditembakkan, maka ada cahaya yang
terbiaskan dan ada cahaya yang diteruskan cahaya yang diteruskan inilah yang
pembacaan parameter conductivity, pH, dan total dissolved solid. Sistem ini dapat
membaca spesifikasi parameter dengan tingkat akurasi yang sangat baik sehingga
alat ini sangat tepat digunakan baik untuk keperluan proses penjernihan air
22
4. Memperhatikan nilai yang tertampil pada layar atau tekan tombol kunci pada
1. Turbidity
seperti lempung, lumpur, zat organik, plankton, dan zat-zat halus lainnya.
dipantulkan oleh suspended solid di dalam air (Alaerts., & Santika, 1984).
2. Suspended Solid
maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, sel-sel
mikroorganisme, dan sebagainya. Analisis zat padat dalam air sangat penting
23
minum, air untuk kebutuhan dalam industri maupun dalam bidang air buangan
(Nurjumaedi, 2013).
Total padatan terlarut atau biasa disebut total dissolved solid (TDS)
4. Conductivity
arus listrik. Air murni tidak mengandung padatan terlarut, sehingga tidak akan
konduktivitas air, maka potensi air untuk mengakibatkan korosi dan kerak
5. pH
hidrogen, pH akan berkurang dan air bertambah asam. Nilai pH diukur dengan
berarti bahwa air tersebut adalah air murni, tetapi hanya berarti air tersebut
mengandung ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-) dalam jumlah yang
seimbang.
24
Semakin tinggi pH, semakin tinggi potensi terbentuknya kerak.
Sebaliknya semakin rendah pH, semakin tinggi potensi terjadinya korosi. Nilai
pH air harus dikontrol dalam batas yang ditentukan agar program pengolahan
L. Kerangka Berfikir
PT. Consolidated
Electric Power Asia
Sampel input
Raw Water
Aktual Eksperimen
Pengujian
Turbidity
SS
TDS
pH
Conductivity
Hasil Optimasi
Koagulan-Flokulan
Gambar 2.4 Kerangka Berfikir
PT. Consolidated Electric Power Asia (PT. CEPA) adalah salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
25
(PLTGU). Pada unit PLTU PT. CEPA, memiliki sistem penyediaan air yang
bersumber dari air sungai atau raw water yang akan digunakan sebagai air
proses. Namun dalam proses penjernihan raw water tersebut, air harus
Raw water yang digunakan pada unit PLTU PT. CEPA Block II berasal dari
air Sungai Cenranea. Sebelum digunakan, raw water tersebut harus diolah pada
unit pengolahan penjernihan air. Salah satu instalasi yang sangat berperan
penting dalam pengolahan penyediaan air di PT. CEPA Block II yaitu unit Pre-
Treatment Plant sebagai proses penjernihan air. Akan tetapi, hasil penjernihan
raw water tersebut masih mengandung tingkat kekeruhan yang sangat tinggi
tersebut.
pada air. Adapun parameter utama dalam menganalisis hasil penjernian air yaitu
turbidity (kekeruhan), suspended solid (padatan tak terlarut), total dissolved solid
analisis ini dipengaruhi oleh seberapa efisien penggunaan aluminium sulfate dan
polyacrylamide yang diberikan. Maka dari itu, penggunaan aluminium sulfate dan
26
polyacrylamide harus pada dosis yang tepat sehingga kualitas air yang dihasilkan
PT. CEPA Block II pada unit proses penjernihan air Pre-Treatment Plant
digunakan pada saat ini dapat mampu menurunkan kandungan partikel tak
terlarut yang cukup tinggi dan tingkat kekeruhan dalam air. Namun penggunaan
karena itu, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penjernihan air
agar dapat diketahui berapa kondisi optimum penggunaan aluminium sulfate dan
polyacrylamide yang tepat pada unit pengolahan air PLTU PT. CEPA Block II
27
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat
2018 di PT. Consolidated Electric Power Asia yang berlokasi di jalan PLTGU
Selatan.
2. Waktu
Central Control Room PLTU PT. CEPA Block II serta berdasarkan hasil analisis
1. Alat
a. Neraca analitik
c. Myron L Ultrameter II
d. Cuvet Volume 25 ml
28
f. Labu Ukur 1000 ml
g. Sendok Pengaduk
h. Pipet Volume 20 ml
i. Pipet Volume 1 ml
j. Stopwatch
2. Bahan
d. Air demineralisasi
C. Jenis Penelitian
Data kuantitatif diperoleh secara langsung dari hasil pengujian parameter sampel
dan perbandingan
dengan metode ekperimen penjernihan air dan hasil pada kondisi aktual dengan
1. Metode Eksperimen
29
1) Mengambil sampel raw water yang telah disediakan kedalam
pada saat analisis; dan sampel raw water yang telah didiamkan ke dalam
pembacaan turbidity.
“zeroing”.
9) Setelah itu, memasukkan cuvet yang berisi sampel raw water ke dalam
30
“start”.
2) Sampel raw water yang masih tersisah pada pengujian analisis turbidity
Ultrameter II.
2. Metode Aktual
1) Mengambil sampel raw water yang telah diolah pada aktual pre-
treatment plant.
31
2) Menuang sampel blanko (air demineralisasi) sebagai pembacaan zeroing
pada saat analisis dan sampel raw water ke dalam masing-masing cuvet
25 ml.
pembacaan turbidity.
“zeroing”.
5) Setelah itu, memasukkan cuvet yang berisi sampel raw water ke dalam
“start”.
32
5) Mencatat hasil yang di dapatkan pada analisis alat instrumen Myron L
Ultrameter II.
E. Analisis Data
suspended solid untuk hasil metode eksperimen dan proses aktual di lapangan
a. Hasil eksperimen
SS A − SS B
% 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
SS A
SS A − SS B
% 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
SS A
Rumus : V1 . N1 = V2 . N2
33
Keterangan :
V1 = volume sampel
34
BAB IV
A. Hasil
Laboratorium PT. Consolidated Electric Power Asia dapat dilihat pada tabel 4.1
35
4 16 ppm 0.1 120 83 95.75 7.33 203.1
5 18 ppm 0.1 81 44 95.62 7.52 202.7
Parameter Standar Kualitas Air Baku Perusahaan
Turbidity SS TDS pH Conductivity
Konsentrasi Konsentrasi
< 18 127 6,5 - 185- 263
No. Aluminium Polymer < 20 FAU
mg/l mg/kg 8,0 µS/cm
sulfat (ppm) (ppm)
Parameter Hasil Analisis
Turbidity SS TDS pH Conductivity
6 20 ppm 0.1 81 57 95.67 7.38 203.1
7 22 ppm 0.1 51 28 95.63 6.44 202.6
8 24 ppm 0.1 32 23 95.62 7.01 202.8
9 26 ppm 0.1 14 9 95.08 7.36 203
10 28 ppm 0.1 21 16 96.33 7.77 204.2
11 30 ppm 0.1 38 17 96.84 6.58 205.4
12 32 ppm 0.1 37 21 96.72 6.91 205.1
13 34 ppm 0.1 36 24 97.11 7.07 206
14 36 ppm 0.1 29 22 96.78 7.1 205.2
15 38 ppm 0.1 30 15 96.8 7.16 205.5
16 40 ppm 0.1 25 16 96.48 7.21 204.9
(Sumber : Data primer setelah diolah)
Keterangan : = Optimum hasil metode eksperimen penjernihan air
36
aluminium sulfate yaitu 40 ppm pan penggunaan polyacrylamide 0.2 ppm.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dan tabel 4.5 sebagai berikut.
< 20 FAU < 18 mg/l 127 mg/kg 6,5 - 8,0 185 - 263 μS/cm
Tabel 4.5 Data analisis parameter air pada proses aktual Pre-Treatment Plant
(PT. CEPA, 2018)
konsentrasi konsentrasi Parameter
Alum Polymer
(ppm) (ppm) Turbidity SS TDS pH Cond.
0.2 ppm 12 9 124.4 7.57 253.4
40 ppm 0.2 ppm 10 12 113.4 7.87 229.6
0.2 ppm 15 36 140 6.83 281.4
B. Pembahasan
1. Metode Eksperimen
37
Adapun hasil grafik yang didapatkan berdasarkan hasil olahan data
Dari hasil gambar 4.1 dapat dilihat bahwa grafik konsentrasi optimum
analisis parameter raw water sebelum dilakukan penelitian yaitu 227 FAU.
38
signifikan pada data 10 ppm hingga 26 ppm. Hal ini menunjukkan penggunaan
aluminium sulfate dan polyacrylamide harus pada dosis yang tepat. Sedangkan
konsentrasi 26 ppm ke atas telah berada pada titik jenuh dalam pembentukan
aglomerasi (endapan atau flok-flok) dalam air. Pada data 16 ppm mengalami
ini adalah pada saat penambahan volume konsentrasi yang kurang maupun
dari data analisis parameter raw water sebelum dilakukan penelitian yaitu 167
mg/l. Dari grafik dapat dilihat bahwa data grafik penurunan suspended solid
penurunan yang cukup signifikan pada data 10 ppm hingga 26 ppm. Begitu pun
dengan konsentrasi 26 ppm ke atas yang menunjukkan telah berada pada titik
39
Adapun hasil grafik pada 16 dan 20 ppm mengalami kenaikan yang
kurang maupun dari segi pengadukan sehingga data yang didapatkan tidak
sesuai.
Pada grafik gambar 4.1 untuk penurunan total dissolved solid, pH, dan
terbaik yaitu sebesar 95,08 mg/kg dari analisis parameter raw water sebelum
solid, pH, dan conductivity dapat dilihat data yang diperoleh relatif stabil
dibandingkan grafik data parameter turbidity dan suspended solid. Hal ini
didasarkan pada nilai data yang diperoleh tidak berbeda jauh sehingga
konstan.
40
Berdasarkan analisis parameter air dengan metode eksperimen,
dengan hasil turbidity sebesar 14 FAU, suspended solid sebesar 9 mg/l, total
disolved solide sebesar 95,08 mg/kg, pH sebesar 7,36, dan conductivity sebesar
unit Pre-Treatment Plant PLTU PT. Consolidated Electric Power Asia Block II
yang tepat pada proses penjernihan air baik dari segi penelitian yang di
water yang sama. Salah satu faktor yang memungkinkan adanya kesalahan
dapatkan setelah di lakukan pengujian berada jauh dari hasil yang di dapatkan
sebelumnya.
41
Proses pengadukan dilakukan secara manual untuk membantu proses
(kesalahan manusia).
tepat sehingga dapat menghasilkan kualitas air yang diinginkan dan dapat di
pakai sebagai air proses. Pada proses penjernihan air Pre-Treatment Plant,
sulfate dan polyacrylamide dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi air yang
ppm polyacrylamide ini terbukti mampu menghasilkan kualitas air yang baik
42
Adapun bukti penurunan yang cukup signifikan terhadap parameter
1. Pada tanggal 2 Maret 2018 didapatkan hasil analisis air baku di Pre-
2. Pada tanggal 16 Maret 2018 didapatkan hasil analisis air baku di Pre-
kondisi cuaca di daerah tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
g paling penting untuk dilakukan pada proses penelitian ini. Upaya ini
43
dilakukan perbandingan berdasarkan analisis parameter yang paling umum
untuk proses penjernihan air yaitu turbidity dan suspended solid terhadap
terhadap turbidity
Pada grafik gambar 4.2 dapat dilihat pada tabel 4.5 untuk data
aktual Pre-Treatment Plant dan tabel 4.3 untuk data hasil eksperimen.
44
bahwa pemakaian konsentrasi aluminium sulfate dan polyacrylamide pada
Plant walaupun data grafik akhir yang di dapatkan meningkat dari 10 FAU
Pre-Treatment Plant. Hal ini dapat dilihat pada grafik dengan tingkat
45
Data pada grafik gambar 4.3 dapat dilihat pada tabel 4.5 untuk data
aktual Pre-Treatment Plant dan tabel 4.3 untuk data hasil eksperimen.
Berdasarkan data parameter total suspended solid pada grafik gambar 4.3
data kedua naik sebesar 12 mg/l, dan data ketiga naik hingga sebesar 36
mg/l. berdasarkan hasil data aktual diatas, data grafik akhir yang di
sulfate dan 0,1 ppm polyacrylamide lebih efisien untuk digunakan pada
paling optimum pada aktual 40 ppm yaitu awal pengambilan data (12 FAU)
46
Perhitungan penggunaan aluminium sulfate pada aktual Pre-Treatment
konsentrasi 40 ppm dalam 20.000 liter air baku (konsentrasi larutan induk
200.000 ppm dalam 5000 liter) adalah sebesar 4 liter. Sedangkan perhitungan
memperoleh 0,2 ppm dalam 20.000 liter air baku (konsentrasi 1250 ppm
dalam 200 liter) adalah sebesar 3,2 liter. Sedangkan perhitungan penggunaan
Plant dan data optimum hasil eksperimen bila di terapkan di aktual Pre-
pada proses penjernihan air aktual Pre-Treatment Plant yaitu sebesar 35% dan
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
hasil metode eksperimen adalah 26 ppm aluminium sulfate dan 0,1 ppm
FAU menjadi 14 FAU, suspended solid dari 167 menjadi 9 mg/l, total disolved
solide dari 95,17 mg/kg menjadi 95,08 mg/kg, pH dari 8,23 menjadi 7,36 , dan
yang paling optimum terhadap penurunan turbidity (12 FAU) yaitu 40 % dan
48
eksperimen 26 ppm aluminium sulfate dan 0,1 ppm polyacrylamide di
dapatkan penurunan turbidity yaitu 30% dan suspended solid yaitu 50%.
B. Saran
unit Pre-Treatment Plant PLTU PT. Consolidated Electric Power Asia, sebaiknya
2. Dengan kondisi air baku sebagai berikut: turbidity 227 FAU, suspended solid
167 mg/l, total dissolved solid 203,8 mg/kg, pH 8,23, dan conductivity 95,17
pada unit Pre-Treatment Plant PLTU PT. Consolidated Electric Power Asia Block
sebelumnya.
49
L
A
M
P
I
R
50
A
N
LAMPIRAN IV. A. 4. Data Pengamatan Hasil Eksperimen Pada Pre-Tretment Plant
Konsentrasi
Konsentrasi Parameter
Polymer
Aluminium (ppm)
sulfat (ppm) Turbidity SS TDS pH S. Cond
0.02 183 136 96.42 7.89 204.5
0.04 164 122 95.91 7.89 203.8
10 ppm 0.06 169 125 95.64 7.87 203.5
0.08 176 132 95.72 7.72 203.4
0.1 161 120 95.90 7.69 203.4
0.02 152 107 95.67 6.35 203.6
0.04 149 101 95.28 6.83 202.7
12 ppm 0.06 132 92 95.57 7.10 203.0
0.08 136 99 95.40 7.05 202.9
0.1 134 88 95.41 7.07 202.9
0.02 134 94 95.62 7.12 203.3
0.04 138 97 95.96 7.19 203.7
14 ppm 0.06 119 83 95.70 7.20 203.4
0.08 115 74 95.88 7.28 203.8
0.1 109 65 95.91 7.31 203.8
0.02 109 67 96.15 7.28 204.0
0.04 119 83 96.15 7.26 204.0
16 ppm 0.06 129 87 96.19 7.24 204.4
0.08 93 62 95.51 7.27 203.1
0.1 120 83 95.75 7.33 203.1
51
0.02 103 72 95.66 7.23 202.9
0.04 118 83 95.56 7.13 202.5
18 ppm 0.06 102 69 95.52 7.38 202.6
0.08 115 82 95.63 7.33 202.8
0.1 81 44 95.62 7.52 202.7
0.02 113 83 95.68 7.38 203.1
0.04 111 76 95.75 7.44 203.2
20 ppm 0.06 92 64 95.71 7.38 203.1
0.08 99 65 95.85 7.43 203.3
0.1 81 57 95.67 7.38 203.1
0.02 101 65 95.97 7.39 203.7
0.04 104 71 95.99 7.37 203.7
22 ppm 0.06 100 60 95.96 7.37 203.7
0.08 109 78 96.25 7.38 204.3
0.1 51 28 95.63 6.44 202.6
0.02 65 46 95.60 6.54 202.9
0.04 62 40 95.75 6.73 203.3
24 ppm 0.06 74 48 95.76 6.84 203.2
0.08 77 51 95.79 6.92 203.2
0.1 32 23 95.62 7.01 202.8
0.02 74 48 96.01 7.37 203.6
0.04 44 29 96.21 7.45 203.9
26 ppm 0.06 43 23 96.08 7.38 203.7
0.08 26 18 95.85 7.37 203.3
0.1 14 9 95.08 7.36 203.0
0.02 71 47 96.07 7.34 203.7
0.04 66 42 96.14 7.37 203.9
28 ppm 0.06 37 21 95.84 7.33 203.2
0.08 42 28 96.43 7.50 204.4
0.1 21 16 96.33 7.77 204.2
0.02 86 52 96.38 7.69 204.2
0.04 48 35 96.02 7.56 203.3
30 ppm 0.06 56 38 96.57 6.06 204.8
0.08 46 29 96.25 6.44 204.0
0.1 38 17 96.84 6.58 205.4
0.02 44 29 96.53 6.66 204.7
32 ppm
0.04 58 33 96.94 6.74 205.5
52
0.06 30 32 96.83 6.81 205.4
0.08 43 32 97.04 6.89 205.7
0.1 37 21 96.72 6.91 205.1
0.02 69 45 97.20 6.98 206.2
0.04 66 40 97.00 6.98 205.8
34 ppm 0.06 41 26 97.12 7.02 206.0
0.08 69 36 96.99 7.03 205.8
0.1 36 24 97.11 7.07 206.0
0.02 41 28 96.99 7.05 206.7
0.04 38 24 97.16 7.11 206.0
36 ppm 0.06 51 32 97.16 7.10 206.1
0.08 37 24 96.83 7.10 205.5
0.1 29 22 96.78 7.10 205.2
0.02 50 32 97.12 7.14 206.0
0.04 30 18 97.16 7.11 206.1
38 ppm 0.06 43 27 97.19 7.18 206.2
0.08 37 25 96.78 7.15 205.5
0.1 30 15 96.80 7.16 205.5
0.02 37 23 96.65 7.15 205.2
0.04 28 19 96.70 7.29 205.3
40 ppm 0.06 34 24 96.80 7.23 205.5
0.08 25 18 96.62 7.24 205.2
0.1 25 16 96.48 7.21 204.9
Sumber : Data primer sebelum diolah
53
LAMPIRAN IV. B. 1. Perhitungan % Efektivitas Penurunan Turbidity dan Suspended
Solid
Turb1 − Turb2
% 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
Turb1
20 − 12
= 𝑥 100%
20
= 40 %
Efektivitas sebesar 40 %”
54
Keterangan : Turb1 = Data Standar Operational Perusahaan
Turb1 − Turb2
% 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
Turb1
20 − 14
= 𝑥 100%
20
= 30 %
SS1 − SS2
% 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
SS1
18 − 9
= 𝑥 100%
18
= 50 %
ppm Aluminium Sulfate dan dan 0,2 ppm Polyacrylamide pada aktual efektif
sebesar 50%”
55
b. % Efektivitas penurunan Suspended Solid pada optimum hasil metode
SS1 − SS2
% 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
SS1
18 − 9
= 𝑥 100%
18
= 50 %
56
LAMPIRAN IV. B. 2. Perhitungan Kebutuhan Koagulan-Flokulan Pada Actual Di
Lapangan
Perusahaan)
Keterangan :
Konsentrasi Larutan Induk Aluminium Sulfate Pada Aktual (N2) = 200.000 ppm
V1 . N 1 = V 2 . N 2
V1 .N 1
V2 =
N2
20.000 l . 40 ppm
V2 =
200.000 ppm
V2 = 4 liter
57
b. Untuk optimum hasil metode eksperimen pemakaian 26 ppm Aluminium
Keterangan :
Konsentrasi Larutan Induk Aluminium Sulfate Pada Aktual (N2) = 200.000 ppm
V1 . N 1 = V 2 . N 2
V1 .N 1
V2 =
N2
20.000 l . 26 ppm
V2 =
200.000 ppm
V2 = 2,6 liter
Keterangan :
X1 − X 2
% Kelebihan Penggunaan Aluminium Sulfate =
X1
= 35 %
58
“Persentase kelebihan penggunaan Aluminium Sulfate pada Pre-Treatment Plant
PT. Consolidated Electric Power Asia apabila di bandingkan dengan hasil metode
Eksperimen sebesar 35 %”
Perusahaan)
Keterangan :
V1 . N 1 = V 2 . N 2
V1 .N 1
V2 =
N2
20.000 l . 0,2 ppm
V2 =
1250 ppm
V2 = 3,2 liter
Keterangan :
59
V1 . N 1 = V 2 . N 2
V1 .N 1
V2 =
N2
20.000 l . 0,1 ppm
V2 =
1250 ppm
V2 = 1,6 liter
Keterangan :
X1 − X 2
% Kelebihan Penggunaan Polyacrylamide =
X1
= 50 %
Eksperimen sebesar 50 %”
60
LAMPIRAN II. F. Identifikasi Produk Koagulan
61
Lampiran II. G. Identifikasi Produk Polyacrylamide
62
63