BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Dwi Nuryana; 5213415034; 2015
SEMARANG
2018
PENGESAHAN PROPOSAL PKM GAGASAN TERTULIS
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM GAGASAN TERTULIS .............................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................................. 2
Manfaat ................................................................................................................ 2
GAGASAN ............................................................................................................. 3
Kondisi Terkini Pengelolaan Sampah Styrofoam ................................................ 3
Gagasan Pengelolaan Sampah Styrofoam yang Pernah Ada ............................... 3
Gagasan Penurunan Logam Berat pada Air Limbah yang Pernah Ada .............. 4
Industri dan TPA sebagai Sasaran Penerapan CONFIDENT Unit ..................... 4
Desain Penerapan CONFIDENT Unit................................................................. 5
Roadmap Penerapan CONFIDENT Unit ............................................................ 7
Perhitungan Analitis Pengurangan Sampah ........................................................ 8
KESIMPULAN ....................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9
LAMPIRAN .......................................................................................................... 11
Lampiran 1. Perhitungan Analitis Konversi Sampah Styrofoam....................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ........................ 13
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ........... 18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim ......................................................... 19
DAFTAR GAMBAR
iii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Air bekas industri merupakan salah satu sumber pencemaran air dengan
kandungan logam berat di dalamnya. Logam berat merupakan masalah utama
karena toksisitas yang tinggi dan berdampak pada kesehatan manusia. Badan
kesehatan dunia (WHO) dan badan perlindungan lingkungan (EPA) telah mengatur
batas maksimal logam berat yang dapat diterima oleh lingkungan. Konsentrasi
maksimum yang dapat ditoleransi untuk kebutuhan air minum yaitu seng 3 mg/L,
tembaga 2 mg/L, kromium 0,05 mg/L, dan nikel 0,02 mg/L (Matouq et al., 2015).
Logam berat yang masuk ke dalam tubuh tidak dapat larut dan akan terus
terakumulasi sehingga menyebabkan penyakit kronis, maka perlu penanganan
khusus untuk menghilangkan logam berat dari limbah industri sebelum dibuang ke
saluran air.
Tujuan
Tujuan dari CONFIDENT Unit ini untuk mengurangi barang tidak jadi atau
rusak (non conforming product) pada industri styrofoam dan sampah styrofoam di
TPA seluruh Indonesia menjadi adsorben. Adsorben yang dihasilkan selanjutnya
dapat digunakan oleh industri lain untuk menyerap logam berat seperti kadnium,
timbal, dan merkuri dalam pengolah air limbah.
Manfaat
Manfaat dari CONFIDENT Unit ini antara lain:
GAGASAN
Kondisi Terkini Pengelolaan Sampah Styrofoam
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah
mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak muncul dari sumber,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. Sebelum sampai di
tempat ini, sampah dipilih oleh pemulung untuk memisahkan barang yang masih
memiliki nilai jual seperti kardus, besi, botol plastik, dan jenis plastik lainnya.
Namun jenis plastik styrofoam dibiarkan begitu saja karena dianggap tidak
bermanfaat. Pemulung yang mengumpulkan sampah styrofoam sangat sedikit
jumlahnya karena harga jual yang sangat rendah dan tidak ada bandar yang bersedia
membelinya (Fitidarini dan Damanhuri, 2011). Styrofoam merupakan polimer
dengan bahan dasar polistiren (PS) dengan karakteristik ringan, kaku, tembus
cahaya dan murah. Styrofoam banyak digunakan sebagai bahan kemasan, dekorasi,
maket bangunan, dan tempat makanan siap saji (Mahmudi dan Londa, 2017). Pada
dasarnya styrofoam tidak dapat terurai secara alami dan jika tidak ditangani dengan
baik maka akan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara sehingga perlu penangan
khusus dalam pengolahannya.
Salah satu contoh TPA yang memerlukan perhatian yaitu TPA di Kota
Bandung. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional tahun
2017, timbunan sampah di TPA Kota Bandung mencapai 1.120 ton/hari dengan
jumlah sampah tidak terkelola sebanyak 264,09 ton/hari. Sampah ini berupa
sampah sisa makanan, kayu ranting dan daun, plastik, logam, karet, kaca, dan lain-
lain. Jenis sampah anorganik yang cukup banyak ditemui yaitu berbagai jenis
plastik, salah satunya styrofoam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah
timbunan sampah styrofoam sektor non-rumah tangga di Bandung diperkirakan
sebesar 11,95 ton/bulan sedangkan sektor rumah tangga sebesar 9,82 ton/bulan
sehingga akumulasi sampah styrofoam dari sektor non-rumah tangga dan rumah
tangga sebesar 21,77 ton/bulan (Fitidarini dan Damanhuri, 2011).
Gagasan Penurunan Logam Berat pada Air Limbah yang Pernah Ada
Penelitian telah banyak dilakukan untuk mengurangi kandungan logam berat
dalam air limbah diantaranya dengan pertukaran ion, koagulasi-flokulasi,
nanofiltrasi, elektrokimia, dan adsorpsi (Fu dan Wang, 2011). Proses pertukaran ion
telah banyak dilakukan untuk menghilangkan logam berat dari air limbah karena
memiliki beberapa keunggulan seperti kapasitas pengolahan yang tinggi, efisiensi
penghilangan impuritis tinggi, dan kinetika yang cepat (Kang et al., 2004).
Pertukaran ion telah banyak diterapkan untuk logam berat dalam air, naum resin
pertukaran ion harus diregenerasi oleh reagen kimia dan regenerasi dapat
berdampak polusi sekunder yang serius. Koagulasi-flokulasi merupakan satu
kesatuan yang selanjutnya diikuti oleh sedimentasi dan filtrasi. Koagulasi yaitu
penstabilan koloid sehingga membentuk suspensi yang kemudian mengendap oleh
gaya grafitasi (Samrani, Lartiges dan Villiéras, 2008). Namun umumnya koagulasi
tidak dapat menangani logam berat sepenuhnya. Oleh karena itu, koagulasi-
flokulasi harus diikuti teknik pengolahan lainnya.
Nanofiltrasi merupakan salah satu teknologi filtrasi membran diantara
ultrafiltrasi dan reverse osmosis. Proses nanofiltrasi memiliki keunggulan berupa
kemudahan operasi, konsumsi energi yang rendah serta efisiensi yang tinggi
terhadap penghilangan polutan (Murthy dan Chaudhari, 2009). Namun proses ini
membutuhkan biaya yang mahal dan proses yang lebih kompleks menyebabkan
nanofiltrasi lebih tepat diaplikasikan untuk industri skala besar. Metode
elektrokimia melibatkan pelapisan ion logam pada permukaan katoda dan dapat
mengembalikan logam dalam keadaan unsur logam. Pengolahan limbah teknologi
elektrokimia melibatkan investasi yang relatif besar dan penggunaan listrik yang
mahal sehingga belum banyak diterapkan (Wang, 2007). Adsorpsi diakui sebagai
metode yang efektif dan ekonomis untuk pengolahan logam berat dalam air limbah.
Proses adsorpsi lebih fleksibel dalam desain dan operasi serta mampu mengolah
limbah dengan kualitas tinggi. Selain itu adsorben yang digunakan dapat didesorpsi
sehingga dapat digunakan kembali.
Industri dan TPA sebagai Sasaran Penerapan CONFIDENT Unit
Berdasarkan pada UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah maka
dikembangkan sistem pengelolaan sampah styrofoam secara khusus sehingga
sampah styrofoam dapat ditangani dengan benar. Hal paling mendasar dalam
pelaksanaannya adalah dengan melakukan pemilahan sampah styrofoam yang ada
di masyarakat dengan memanfaatkan pemulung, pengepul, dan bank sampah di
daerah setempat dengan menyampaikan bahwa sampah styrofoam juga memiliki
harga jual seperti kardus, botol plastik, dan besi. Selanjutnya sampah styrofoam di
kelola oleh Pemerintah Daerah melalui TPA Kota yang kemudian digunakan
sebagai bahan baku CONFIDENT Unit untuk diolah menjadi adsorben.
menjadi barang yang lebih bermanfaat. Industri dipilih sebagai sasaran penerapan
teknologi ini selain karena bahan baku yang terpusat dan mudah didapatkan. Selain
itu, industri memiliki ranah yang lebih luas untuk menjalin kerjasama dengan
industri lain untuk memasarkan adsorben sebagai salah satu metode dalam
pengolahan limbahnya. Adsorben yang dihasilkan dapat digunakan sebagai
penyerap logam berat yaitu kadnium, merkuri, dan timbal.
Filtrat
Styrofoam dari Reaktor (nitrasi &
penampungan
industri sulfonasi)
Residu
Pembuatan
Studi literatur
desain dan Pembangunan
dan penelitian Evaluasi
prototype CONFIDENT
kinetika prototype
CONFIDENT Unit di TPA
reaksi
Unit
Simulasi
Uji performa
menggunakan
adsorben Penerapan
softwere
hasil dari hasil evaluasi
Aspen Plus
prototype
KESIMPULAN
CONFIDENT Unit merupakan alternatif pengolahan non-conforming
product styrofoam dan sampah styrofoam yang aman dan ramah lingkungan. Unit
ini mampu mengolah styrofoam menjadi adsorben yang dapat mengurangi
kandungan logam berat dalam air limbah. Sebanyak 725,667 kg sampah styrofoam
per hari dapat dikonversi menjadi 623,928 kg adsorben, sehingga hasil serapan
sampah styrofoam sebanyak 85,479%. Dengan adanya CONFIDENT Unit
diharapkan plastik styrofoam dapat diolah dengan benar dan mengurangi
pencemaran lingkungan. Selain itu adsorben yang dihasilkan dapat di jual ke
industri lain sebagai metode pengolahan limbahnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Analitis Konversi Sampah Styrofoam
a. Perhitungan yield recovery polymer
mass of recofered polymer
n (yield) =
1,433 × mass polystyrene
n = 0,6 ± 0,18
mass polystyrene = 5 gram
Mass recovered = n × 1,433 × mass polystyrene
= 5×1,433×5 gram
= 4,299 gram
= 1,667 kg
Kebutuhan adsorben/pabrik = 16,667 kg
Kebutuhan adsorben kota = 533,33 kg
Sisa adsorben = 90,595 kg
Dwi Nuryana
14
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhammad Fahrul Rahman Alim
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NIM 5213415060
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail muhfahrulra@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – Gagasan Tertulis.
Semarang, 9 November 2018
Anggota Tim,
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rendy Okta Loveyanto
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NIM 5213407003
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – Gagasan Tertulis.
Semarang, 9 November 2018
Anggota Tim,
A. Identitas Diri
Gelar Akademik S1 S2
Nama Institusi Institut Teknologi Institut Teknologi
SepuluhNopember Sepuluh Nopember
Jurusan/Prodi Teknik Kimia Teknik Kimia
Tahun Masuk-Lulus 2006-2010 2011-2013