Oleh:
Malik Mahendra
NIM 16614010
Menyetujui
Pembimbing I
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................... vi
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II.............................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4
2.2 Biodiesel............................................................................................................ 5
2.4 Esterifikasi......................................................................................................... 8
2.5 Elektrolisis....................................................................................................... 10
BAB III.........................................................................................................................................15
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................15
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................23
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak jelantah (waste cooking oil) adalah minyak limbah hasil dari
(PT. Borneo Sinergy Dua, 2017). Maka dapat diperkirakan potensi minyak
terhadap air maupun tanah. Pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan baku
pembuatan biodiesel dapat menambah nilai guna dari minyak jelantah dan dapat
Minyak jelantah memiliki kandungan asam lemak bebas yang cukup tinggi
dapat meningkatkan nilai jual dan kebermanfaatan dari minyak jelantah (Hambali,
dkk, 2007).
penggunaan sel elektrolisis. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil terbaik yaitu
terhadap pengaruh rasio mol, jumlah pelarut tambahan dan besarnya tegangan
elektrolisis oleh Fereidooni dan Mehrpooya (2017). Hasil terbaik dari penelitian
waktu reaksi 3 jam, jarak antar elektroda 1 cm dan tegangan 40 volt dengan
rendemen 93%.
pengaruhnya adalah tegangan, hambatan dan kuat arus listrik. Tegangan akan
sangat dipengaruhi oleh hambatan. Hambatan besar kaitannya dengan jarak antar
elektroda (Mazloomi, dkk, 2012). Kondisi proses yang dilakukan oleh Fereidooni
dan Mehrpooya (2017) masih menggunakan voltase besar dan waktu reaksi yang
lama. Waktu reaksi yang lama juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh
Arum Setyawati (2013). Hal ini berdampak terhadap biaya yang digunakan.
Dengan mengoptimalkan kondisi proses pada pembuatan biodiesel dengan metode
mempengaruhi waktu pemisahan dan hasil rendemen biodiesel yang cukup besar.
Semakin dekat jarak elektroda maka rendemen biodiesel yang dihasilkan akan
semakin besar (Abbaszadeh, dkk, 2014). Sedangkan Semakin jauh jarak antar
elektroda maka jarak tempuh elektron akan semakin panjang sehingga akan
menambah waktu proses yang tengah berlangsung (Eriska & Putra, 2011).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak antara
elektrolisis.
metode elektrolisis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak Jelantah
tinggi yang dapat memicu penyakit degenerative, kualitas minyak goreng jelantah
berumur pendek akan berkadar asam lemak jenuh rendah, sedangkan dari tanaman
berumur panjang akan berkadar asam lemak jenuh tinggi. Minyak goreng hewani
Bentuk minyak goreng. Minyak goreng berbentuk cair akan lebih mudah
Bahan makanan yang digoreng. Minyak goreng nabati dengan kadar asam
lemak jenuh yang tinggi akan menghasilkan makanan gorengan dengan kadar
2.2 Biodiesel
diperoleh dari lemak dan tumbuhan hewan. Biodiesel merupakan monoalkil ester
dari asam-asam lemak rantai panjang yang terkandung dalam minyak nabati atau
lemak hewani untuk digunakan sebagai bahan bakar diesel (Trisnaliani, dkk,
2017).
minyak atau lemak dengan alkohol. Alkohol akan menggantikan gugus alkohol
pada struktur ester minyak dengan bantuan katalis. NaOH dan KOH adalah katalis
Bahan bakar yang berbentuk cair ini bersifat menyerupai solar, sehingga
1. Bahan bakar ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang jauh lebih
2. Cetane number lebih tinggi (>57) sehingga efisiensi pembakaran lebih baik
(biodegradable),
4. Merupakan renewable energy karena terbuat dari bahan alam yang dapat
diperbaharui, dan
lokal.
Persyaratan mutu biodiesel di Indonesia telah dilakukan dan diperbarui
alkohol lain. Umumnya katalis yang digunakan adalah NaOH atau KOH.
harganya lebih murah dan lebih mudah di-recovery, walaupun tidak menutup
reaksi agar bergerak ke kanan menghasilkan metil ester (biodiesel) maka perlu
digunakan alkohol dalam jumlah berlebih atau salah satu produk harus dipisahkan.
Berikut reaksi transesterifikasi trigiliserida dengan methanol untuk
reaksi transesterifikasi adalah rasio molar antara trigliserida dan alkohol, jenis
katalis yang digunakan, suhu reaksi, waktu reaksi, kandungan air, dan kandungan
asam lemak bebas pada bahan baku yang dapat menghambat reaksi.
95% dari bahan baku minyak tumbuhan. Metode transesterifikasi pada dasarnya
atau etanol) pada konsentrasi katalis antara 0,5 – 1 wt% dan 10 – 20 wt%
menit.
2.4 Esterifikasi
Jika bahan baku yang digunakan adalah minyak yang memiliki kadar FFA
tinggi (>5%), seperti minyak jelantah, PFAD, CPO low grade, dan minyak jarak,
menjadi biodiesel tidak akan berjalan efisien. Bahan bahan di atas perlu melalu
pekat seperti asam sulfat dan asam klorida adalah jenis asam yang sekarang ini
banyak digunakan sebagai katalis. Pada tahap ini akan diperoleh minyak dengan
campuran metil ester kasar dan metanol sisa yang kemudian dipisahkan (Hambali,
dkk, 2007).
Oktari, 2010) :
1. Waktu Reaksi
pereaksi dengan zat yang bereaksi sehinga mempercepat reaksi dan reaksi
3. Katalisator
reaksi sehingga pada suhu tertentu harga konstanta kecepatan reaksi semakin
besar.
4. Suhu Reaksi
konversi yang dihasilkan, hal ini sesuai dengan persamaan Archenius. Bila
suhu naik maka harga k semakin besar sehingga reaksi berjalan cepat dan hasil
2.5 Elektrolisis
oleh arus listrik. Elektrolisis merupakan reaksi kebalikan dari sel volta/galvani
reaksinya mengikuti persamaan (1) sampai dengan (5) pada gambar 2.3.
1. Kualitas Elektrolit
Basa dan asam diketahui mengubah sifat tidak murni dari air. Senyawa-
senyawa ini memiliki efek reduksi yang besar pada nilai tegangan lebih dari
yang dapat lart pada air. Namun, tingkat konsentrasi larutan asam dan alkali
terbatas dalam proses elektrolisis karena dapat bersifat sangat korosif. Larutan ion
KOH 25% sampai 30% dilaporkan memiliki kegunaan yang luas dalam elektrolit.
Keterbatasan ini menyebabkan resistansi listrik keseluruhan sel naik dan akan
yang tidak diinginkan dalam sel elektrolisis. Ion magnesium, klorida dan kalsium
dapat disebut sebagai beberapa contoh umum dari pengotor ini. Selain itu,
2. Hambatan Listrik
terhadap arus listrik. Tingkat gaya ini sebanding dengan luas penampang dan
panjang lintasan saat ini dan resistivitas material dari bahan konduksi. Hubungan
R= ρl/A…………………………………(2.1)
Di mana A adalah luas penampang, ρ adalah resistivitas material, R adalah
hambatan listrik, dan l adalah jarak antar elektroda. Di dalam sel elektrolisis,
dapat menganggap jalur sebagai objek dengan panjang yang sama dengan jarak
antara elektroda, potongan melintang area elektroda tumpang tindih dan nilai
resistivitas yang setara. Resistivitas ekivalen terdiri dari variabel yang berbeda
seperti resistivitas elektroda, penerimaan listrik dari elektrolit dan reaksi antara
permukaan elektroda dan elektrolit. Oleh karena itu, resistivitas ekivalen adalah
elektroda yang terlalu dekat satu sama lain akan mengurangi efisiensi proses.
Hambatan listrik yang lebih besar dari elektrolit adalah hasil dari akumulasi
gelembung gas di daerah antar-elektroda. Oleh karena itu, akumulasi ini akan
menyebabkan proses menjadi kurang efisien. Variabel lain dari persamaan di atas
adalah luas penampang suatu objek. Seperti yang ditunjukkan hasilnya, pada lebar
elektroda yang sama, tinggi elektroda yang lebih besar akan menyebabkan disipasi
yang lebih besar. Model pergerakan gelembung gas jelas menggambarkan jumlah
yang lebih besar dari akumulasi gelembung di bagian elektroda yang lebih tinggi.
Eksperimen ini juga menunjukkan bahwa tingkat efisiensi yang lebih tinggi dapat
diperoleh dengan menempatkan elektroda pada posisi vertikal. Yang terakhir ini
disebabkan oleh berkurangnya resistensi ohmik karena “laju keberangkatan
gelembung optimal”.
tingkat penurunan tegangan ohmik yang lebih tinggi. Di sisi lain, diameter
gelembung tergantung pada kepadatan saat ini, suhu dan tekanan. Nilai tekanan
memiliki korelasi terbalik dengan ukuran gelembung di mana kerapatan dan suhu
saat ini memiliki pengaruh yang berlawanan. Apalagi laju pelepasan gas
C. Material elektroda
tingkat aktivitas, ketahanan listrik, dan resistivitas korosi yang berbeda. Platinum
dan emas dikenal sebagai dua pilihan terbaik untuk digunakan sebagai elektroda.
komersial. Aluminium, Nikel, Raney, nikel dan kobalt adalah bahan elektroda
yang paling umum untuk digunakan dalam rendaman elektrolit alkali. Popularitas
ini adalah hasil dari kisaran harga yang memuaskan, ketahanan terhadap korosi
dan stabilitas kimiawi. Selain itu, penulis menemukan anyaman atau elektroda
disinter berpori menjadi 30 kali lebih aktif dengan permukaan yang halus.
D. Bahan Pemisah
Menempatkan pelat pemisah dalam sel, menghalangi pergerakan massa
dan ion secara bebas sampai batas tertentu. Selain itu, adanya penghalang tersebut
lanjut gelembung gas dalam elektrolit. Selain itu, hambatan listrik efektif pelat
pemisah sering dihitung sebesar tiga hingga lima kali lipat dari solusi elektrolit.
Hambatan listrik pemisah tergantung pada variabel yang berbeda seperti korosi,
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini dimulai dari bulan Februari hingga Juli 2019. Penelitian,
serta analisa berat jenis, bilangan asam dan viskositas dilakukan di Laboratorium
Kimia Dasar Teknik Kimia Politeknik Negeri Samarinda, analisa flash point
dilakukan di Laboratorium PT. Badak LNG Bontang dan analisa GCMS dilakukan
Universitas Gadjah Mada. Bahan baku berupa minyak jelantah diperoleh dari PT.
A. Variabel Berubah
B. Variabel Tetap
C. Variabel Respon
a. Rendemen biodiesel
A. Alat
(mL) (mL)
d. Spatula l. Piknometer 10 mL
a. Minyak jelantah
b. Metanol
c. Aquades
d. Padatan KOH
e. Air alkali
f. Indikator PP
h. Etanol 98%
i. Indikator pH universal
1. Merangkai alat elektrolisi yang terdiri dari Power Supply DC, Kabel, Plat
Perak dengan jarak antar plat 1 cm, Gabus/ Busa, Gelas kimia 250 ml dan
Perak
11. Mengulangi langkah satu sampai dengan sepuluh dengan variasi yang
telah ditentukan jarak elekroda: 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,0 dan 2,5 (cm)
yang terdapat pada lapisan atas (biodiesel) dengan hot plat pada suhu 110
ºC.
5. Melakukan analisa produk hasil (Rendemen , Viskositas Kinematic
Biodiesel (40 °C), Berdasarkan Sni 7182:2015, Densitas Biodiesel (40 °C),
C. Analisa
1. Rendemen
Ostwald
Ostwald
Keterangan :
22
Haryono, 1989)
bebas larut.
akhir titrasi tercapai apabila terbentuk warna merah muda yang tidak
Dharsono, W., & Oktari, Y. S. (2010). Proses pembuatan biodiesel dari dedak dan
Hambali, E., Mujdalipah, S., Tambunan, A. H., Pattiwiri, A. W., & Hendroko, R.
(2007). Teknologi Bioenergi. (M. T. Nixon & T. Agnes, Eds.) (1st ed.).
Hambali, E., Suryani, A., Dadang, Hariyadi, Hanafie, H., Reksowardojo, I. K., &
Penebar Swadaya.
Irawan, D., Arifin, Z., Olivia, C., & Nopal, M. (2019). Pengaruh Rasio Metanol
Setiawati, E., & Edwar, F. (2012). Teknologi pengolahan biodiesel dari minyak
goreng bekas dengan teknik mikrofiltrasi dan transesterifikasi sebagai
Sitepoe, M. (2008). Corat-coret Anak Desa Berprofesi Ganda. (A. Nusantara &
Syah, R., Pratama, K., Antono, Y., Idris, M., Rua, J., & Ramadhani, H. (2016).
https://doi.org/10.1016/j.proeng.2016.06.522
Trisnaliani, L., Zubaidah, N., Teknik, J., Program, K., Teknik, S., Politeknik, E.,