Anda di halaman 1dari 36

DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-1

PENGERINGAN

METODA MENGHITUNG
LAJU PENGERINGAN
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-2

9.6 METODA MENGHITUNG LAJU PENGERINGAN


PADA PERIODE KONSTAN
9.6a. Metoda menggunakan kurva hasil eksperimen

1. Pengenalan

Hal penting dalam perhitungan pengeringan adalah lama


waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan bahan dari kadar air
bebas yang mula-mula X1 sampai kadar air terakhir X2.

Untuk pengeringan pada rentang ‘periode laju konstan’, waktu


yang dibutuhkan menggunakan kurva pengeringan batch hasil dari
eksperimen/ atau menggunakan koefisien-koefisien perpindahan
massa hasil dari prediksi.
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-3

2. Metoda dengan menggunakan kurva pengeringan

Memperkirakan waktu pengeringan pada pengeringan bahan


secara batch. Metoda terbaik yaitu dengan mendasarkannya
kepada data eksperimen aktual yang diperoleh pada kondisi di
mana bahan umpan, luas muka, kecepatan gas, suhu, dan
kelembaban intinya sama seperti pada dryer terakhir.

Kemudian waktu yang dibutuhkan pada periode laju konstan


dapat ditentukan secara langsung dari kurva pengeringan kadar
moisture bebas versus waktu.
 
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-4

Contoh 9.6-1 Waktu pengeringan dari kurva pengeringan


Suatu bahan padat yang kurva pengeringannya seperti
ditunjukkan oleh Gambar 9.5-1a dikeringkan dari kadar moisture
mula-mula X1 = 0,38 kgH2O/kg padatan kering sampai X2 = 0,25
kgH2O/kg padatan kering. Hitunglah waktu yang dibutuhkan !
 
Penyelesaian:
Dari Gambar 9.5-1a untuk X1= 0,38, t1 terbaca yaitu 1,28 jam.
Untuk X2 = 0,25 di mana t2 = 3,08 jam. Karenanya, waktu yang
dibutuhkan adalah: t = t2 -t1 = 3,08-1,28= 1,8 jam
 
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-5

Gambar 9.5-1 Jenis kurva laju pengeringan


pada kondisi pengeringan konstan:
a.Plot dari data bebas moisture versus waktu;
b. Plot laju versus kandungan bebas moisture.
 
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-6

3. Metode menggunakan kurva laju pengeringan periode


laju konstan
Sebagai ganti dari aplikasi kurva pengeringan, maka kurva
laju (pengeringan) dapat digunakan. Laju pengeringan R,
didefinisikan oleh persamaan (9.5-3) sebagai:
 
... (9.5-3)
 
Persamaan ini dapat disusun-ulang dan diintegrasikan selama
rentang waktu dari X1 pada t1 = 0 sampai X2 pada t2 = t.
 
 
... (9.6-1)
 
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-7

Jika pengeringan berlangsung di dalam periode laju konstan


sehingga ke duanya X1 dan X2 lebih besar dari kadar moisture
kritis XC. Kemudian R = konstan = RC. Dengan mengintegralkan
(9.6-1) untuk pengeringan periode laju konstan,
  
... (9.6-2)
 

Contoh 9.6-2 Waktu pengeringan dari kurva laju


Ulangi Contoh 9.6-1, tetapi, menggunakan persamaan (9.6-2)
dan Gambar 9.5-1b.
 
Penyelesaian:
Seperti sebelumnya, angka 21,5 untuk LS/A digunakan untuk
dipersiapkan ke Gambar 9.5-1b dari 9.5-1a.
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-8

Gambar 9.5-1 (lanjutan). Jenis kurva laju pengeringan pada kondisi pengeringan konstan:
a. Plot dari data bebas moisture versus waktu;
b. Plot laju versus kandungan bebas moisture.
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-9

Dari Gambar 9.5-1b, RC = 1,51 kgH2O/jam.m2. Substitusi kan ke


persamaan (9.6-2),
  
jam
 
Nilai ini dekat dengan angka 1,80 jam dari Contoh 9.6-1.

9.6b. Metoda menggunakan koefisien transfer predicted dalam


periode laju konstan
1. Pengenalan
Pada periode pengeringan laju konstan, permukaan butiran
padat yang kontak dengan aliran udara pengeringan tetap benar-
benar terbasahi. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, laju
penguapan moisture pada himpunan kondisi udara tertentu tidak
tergantung pada jenis padatan dan pada dasarnya,
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-10

sama dengan laju penguapan dari permukaan cairan bebas dengan


kondisi yang sama. Namun, kekasaran permukaan dapat
meningkatkan laju penguapan.
Selama periode laju konstan ini, padatannya jadi basah sehingga
airnya seakan padam tidak ada di sana. Air yang diuapkan dari
permukaan dipasok dari bagian dalam padatan itu. Laju penguapan
dari bahan berpori terjadi oleh mekanisme yang sama seperti yang
terjadi pada termometer bola basah, yang pada dasarnya merupakan
pengeringan laju konstan.

2. Persamaan utk memprediksi pengeringan laju konstan


Pengeringan material terjadi karena adanya perpindahan massa
uap air dari permukaan jenuh material melalui lapisan film udara ke
fasa gas atau lingkungan.
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-11

Laju pergerakan moisture (kelembaban) dalam padatan mencukupi


untuk menjaga permukaan agar tetap jenuh. Laju pengangkatan uap
air ke udara (pengeringan) dikendalikan oleh angka laju perpindahan
panas ke permukaan penguapan, yang menyediakan penguapan panas
laten cairan. Pada kondisi yang steady, laju transfer massa
menyeimbangkan laju perpindahan panas.

Untuk mendapatkan persamaan pengeringan, dengan cara


mengabaikan perpindahan panas karena radiasi ke permukaan padat
dan juga tidak memperhitungkan perpindahan panas karena konduksi
dari panci logam atau permukaan.
Pada bagian 9.8, konveksi dan radiasi juga akan
dipertimbangkan.
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-12

Dengan mengasumsi hanya perpindahan panas ke permukaan padatan


karena konveksi dari gas panas ke permukaan padatan dan
perpindahan massa dari permukaan ke gas panas (Gambar 9.6-1), kita
dapat menulis persamaan yang sama dengan yang diturunkan dari
suhu bola basah,Tw pada persamaan (9.3-18).

... pers. (9.3-18).

Laju perpindahan panas konvektif q dalam W[J/det, btu/jam] dari gas


pada ToC(oF) ke permukaan padatan pada TwoC, di mana (T-Tw) oC =
(T-Tw) K, adalah:
  ... (9.6-3),
di mana:
h : koefisien perpindahan panas, dalam W/m2.K (btu/jam.ft2.oF); A:
luas area pengeringan, m2 (ft2).
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-13

Gambar 9.6-1 Perpindahan panas dan massa


dalam pengeringan laju konstan
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-14

Persamaan fluks uap air dari permukaan adalah sama dengan


persamaan (9.3-13), adalah:
 
... (9.6-4)
 
Menggunakan pendekatan dari persamaan (9.3-15) dan
mensubstitusikannya ke persamaan (9.6-4),
  
... (9.6-5)
 
Jumlah panas yang dibutuhkan untuk menguapkan air sebanyak
NA kgmol/det.m2 (lbmol/jam.ft2), mengabaikan perubahan panas
sensibel yang kecil, adalah sama dengan persamaan (9.3-12)
 
... (9.6-6)
 
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-15

di mana, λw adalah panas laten pada Tw, dalam J/kg (btu/lbm)


 
Menyamakan persamaan (9.6-3) dan (9.6-6) dan substitusikan
persamaan (9.6-5) untuk NA,
 
... (9.6-7)
 
Persamaan (9.6-7) identik dengan persamaan (9.3-18) untuk suhu
bola basah. Karenanya, tanpa adanya perpindahan panas karena
konduksi dan radiasi, suhu padatan pada suhu bola basah udara
selama pengeringan periode laju konstan. Karenanya, laju
pengeringan Rc dapat dihitung menggunakan persamaan
perpindahan panas h(T-Tw)/λw atau persamaan perpindahan massa
kyMB(Hw-H).
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-16

Namun, ternyata lebih handal menggunakan persamaan perpindahan


panas (9.6-8), jika karena kesalahan dalam menentukan suhu antar-
muka Tw, pada permukaan mempengaruhi kekuatan pendorong (T-Tw)
jauh lebih kecil daripada yang diamati (Hw-H).
 
 
... (9.6-8)
 

Untuk memprediksi RC dalam persamaan (9.6-8), koefisien


perpindahan panas harus diketahui. Untuk kasus di mana udara
mengalir secara paralel dengan permukaan pengeringan, persamaan
(4.6-3) dapat digunakan untuk udara.
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-17

Namun, karena bentuk terdepan permukaan pengeringan


menyebabkan pola dari aliran menjadi turbulen, berikut ini bisa
digunakan untuk suhu udara 45-150oC dan laju massa G= 2450-
29300 kg/jam.m2 (500-6000 lbm/jam.ft2) atau kecepatan= 0,61-7,6
m/det (2-25 ft/det).
  
... (9.6-9)
 
di mana satuan SI adalah vρ kg/jam.m2 dan h adalah W/m2.K. Dalam
satuan Inggeris, G dalam lbm/jam.ft2 dan h dalam btu/jam.ft2.oF. Jika
udara mengalir tegak lurus terhadap permukaan maka, G adalah
3900-19500 kg/jam.m2, atau kecepatan 0,9-4,6 m/det setara dengan
(3-15 ft/det),
 
... (9.6-10)
 
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-18

Persamaan (9.6-8) sampai dengan (9.6-10) dapat digunakan untuk


memperkirakan laju pengeringan selama periode laju konstan.
Namun, kalau mungkin, pengukuran laju pengeringan secara
eksperimen lebih disukai.
Untuk menghitung waktu pengeringan selama periode laju
konstan, substitusikan persamaan (9.6-7) ke persamaan (9.6-2)
  
... (9.6-11)

Contoh 9.6-3 Prediksi pengeringan laju konstan


Bahan granular basah yang tidak larut dikeringkan dalam
panci 0,457x0,457 m (1,5x1,5 ft) dan kedalaman 25,4 mm.
DRYING_ Metoda menghitung laju pengeringan hal-19

Bahannya 25,4 mm di dalam panci, dan bagian samping dan


bawahnya bisa dianggap terisolasi. Perpindahan panas dilakukan
dengan konveksi dari aliran udara yang mengalir sejajar terhadap
permukaan pada kecepatan 6,1 m/det (20 ft/det). Udara di 65,6oC
(150oF) dan memiliki kelembaban udara 0,010 kgH2O/kg udara
kering. Hitung laju pengeringan untuk periode laju konstan dengan
menggunakan satuan SI dan Inggris.
 
Penyelesaian:
Untuk kelembaban= 0,010 dan suhu bola kering 65,6oC dan
menggunakan peta kelembaban, Gambar 9.3-2, suhu bola basah Tw
ditemukan 28,9oC (84oF) dan Hw= 0,026 dengan mengikuti garis
jenuh adiabatik (sama dengan garis bola basah) ke kelembaban jenuh.
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-20

Menggunakan persamaan (9.3-7) untuk menghitung volum lembab,


 

Densitas 1,0 kg udara kering + 0,010 kgH2O adalah:

Laju massa, G adalah:


 

Menggunakan persamaan (9.6-9),


 
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-21

Pada Tw= 28,9oC (84oF), λw= 2433 kJ/kg (1046 btu/lbm) dari tabel uap.
Substitusikan ke persamaan (9.6-8), tidak ada itu (65,6-28,9)oC=
(65,6-28,9)K,

Laju penguapan total untuk luas permukaan 0,457x0,457 m2 adalah:

Laju total= RCA= 3,39(0,457x0,457)= 0,708 kgH2O/jam


= 0,695(1,5x1,5) = 1,564 lbmH2O/jam
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-22

9.6c. Efek variabel proses pada periode laju konstan


Sebagaimana pernyataan terdahulu, pengukuran laju pengeringan
secara eksperimen biasanya lebih disukai daripada menggunakan
persamaan prediksi. Namun, persamaan cukup membantu dalam
memprediksi efek perubahan variabel proses pengeringan bila data
eksperimen meski terbatas tersedia.

1. Efek kecepatan udara.


Jika perpindahan panas konduksi dan radiasi tidak ada, laju
pengeringan RC di daerah laju pengeringan konstan sebanding denga h
dan karenanya juga dengan G0,8 sebagaimana diberikan oleh
persamaan (9.6-9) untuk laju alir yang paralel terhadap permukaan.
Efek kecepatan gas kurang begitu penting jika radiasi dan konduksi
itu ada.
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-23

2. Efek kelembaban gas.


Jika kelembaban gas itu H, diturunkan sehingga suhu gas T, maka
dari grafik kelembaban suhu bola basah Tw, akan menurun.
Kemudian menggunakan persamaan (9.6-7), RC akan meningkat.
Misalnya, jika kondisi semula RC1, T1, Tw1, H1, dan Hw1, maka jika H1
berubah menjadi H2 dan Hw1 diubah menjadi Hw2, RC2 menjadi:
 
 
... (9.6-12)

Karenanya, jika
 
... (9.6-13)
 
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-24

3. Efek suhu gas.


Jika suhu gas T meningkat beberapa, tapi tidak sebanyak
kenaikan T. Oleh karena itu, RC meningkat sebagai berikut:
 
  ... (9.6-14)

4. Pengaruh ketebalan bahan padat yang dikeringkan


Untuk perpindahan panas karena konveksi saja, laju RC tidak
bergantung dengan ketebalan x1 padatan.
Namun, waktu yang dibutuhkan dalam pengeringan kadar air tetap
antara X1 dan X2 akan berbanding lurus dengan ketebalan x1. Hal ini
ditunjukkan oleh persamaan (9.6-2), dimana peningkatan ketebalan
dengan konstanta A akan secara langsung meningkatkan jumlah LS
kg padatan kering.
 
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-25

5. Efek eksperimental dari variabel proses


Data eksperimen cenderung mendorong kepada kesimpulan
yang dicapai adanya berbagai efek terhadap ketebalan material,
kelembaban, kecepatan udara, dan T-Tw.

9.7 METODA MENGHITUNG LAJU PENGERINGAN


PERIODE JATUH
 
9.7a. Metoda menggunakan integrasi grafikal
Pada laju pengeringan periode jatuh seperti ditunjukkan pada
Gambar 9.5-1b, laju pengeringan R tidak konstan tetapi menurun
ketika pengeringan berlangsung melewati kadar air bebas kritis XC.
Pada saat kadar air bebas X = 0, laju pengeringan menurun tajam
menjadi nol (=0).
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-26

 
... (9.6-1)

 Jika laju pengeringan konstan, persamaan (9.6-1) dapat diintegralkan


sehingga menghasilkan persamaan (9.6-2).

... (9.6-2)

Namun, pada laju pengeringan periode jatuh, R bervariasi. Untuk


berbagai bentuk kurva laju pengeringan periode jatuh, persamaan (9.6-
1) dapat diintegrasikan dengan cara gambar melalui plot 1/R versus X,
dan menentukan luas pada daerah dibawah kurva terlukis.
 
Contoh 9.7-1. Integrasi cara gambar dari suatu laju pengeringan
periode jatuh.
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-27

Pengeringan secara batch dari suatu bahan padat basah di mana kurva
laju pengeringannya seperti terlukis pada Gambar 9.5-1b.

Gambar 9.5-1b

Pengeringan dilakukan dari kadar air bebas X1 = 0,38 kg H2O/kg


padatan kering menjadi X2 = 0,04 kgH2O/kg padatan kering.
 
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-28

Berat bahan padat kering adalah LS = 399 kg dan A = 18,58 m2 dari


permukaan atas pengeringan. Hitunglah waktu yang dibutuhkan
untuk tujuan pengeringan itu ! Catatan:
LS/A = 399/18,58 = 21,5 kg/m2.
 
Penyelesaian:
Dari Gambar 9.5-1b, kandungan air bebas kritis adalah XC=
0,195 kgH2O/kg padatan kering. Karenanya, pengeringan berada
dalam periode laju konstan dan periode laju jatuh. Untuk periode
laju konstan, X1 = 0,38 dan X2 = XC = 0,195. Dari Gambar 9.5-1b, RC=
1,51 kgH2O/jam.m2. Substitusikan ke persamaan (9.6-2),

= 2,63 jam
 
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-29

Pada laju pengeringan periode jatuh, terbaca angka R pada


harga-harga X dari Gambar 9.5-1b itu, seperti ditabulasikan berikut.
 

Pada Gambar 9.7-1, dibuat plot pengaluran 1/R versus X, dan


diperoleh luas daerah di bawah kurva dari X1= 0,195 (titik C) hingga
ke X2= 0,040 ditentukan: A1 + A2 + A3 = (2,5 x 0,024) + (1,18 x
0,056) + (0,84 + 0,075) = 0,189.
 
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-30

Gambar 9.7-1.
Integrasi cara gambar dari laju pengeringan periode jatuh seperti Contoh 9.7-1.
 
Substitusikan ke persamaan (9.6-1), maka:

  jam

Artinya, total waktu adalah= 2,63 + 4,06 = 6,69 jam.


DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-31

9.7b. Metoda menghitung untuk kasus khusus dalam rentang


‘falling rate’
Untuk kasus khusus tertentu di daerah laju jatuh, persamaan
untuk menghitung waktu pengeringan yaitu persamaan (9.6-1)
dapat diintegrasikan secara analitik.
Laju merupakan fungsi linear dari X. Jika kedua harga dari X1 dan
X2 kurang/ atau (<) dari XC dan laju R adalah linear di X pada
daerah ini,
  ... (9.7-1)
dimana, a adalah slope dari garis R dan b adalah konstanta. Hasil
diferensial dari persamaan (9.7-1) memberikan dR = a dX.
Substitusikan ke persamaan (9.6-1),
 
... (9.7-2)
 
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-32

Jika, R1 = a X1 + b dan R2 = a X2 + b
 
... (9.7-3)
 
Substitusikan ke persamaan (9.7-3) ke persamaan (9.7-2),
 
... (9.7-4)
 
Laju merupakan fungsi linear dari asalnya. Pada banyak kasus, garis
lurus dari kadar air kritis yang melewati asal cukup mewakili
keseluruhan periode laju jatuh. Pada Gambar 9.5-1b ini akan menjadi
garis lurus dari C ke E di titik asal. Seringkali karena kurangnya data
yang lebih rinci, asumsi ini umumnya dibuat. Kemudian, untuk garis
lurus melalui titik asal, di mana laju pengeringan berbanding lurus
dengan kadar air bebas,
 
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-33

R=aX ... (9.7-5)

Hasil mendiferesialkan R = a X, adalah dX =dR/a. Substitusikan


ke persamaan (9.6-1),
 
... (9.7-6)

Slope a dari garis di atas adalah RC/XC, dan untuk X1=XC pada
R1=RC,
... (9.7-7)
 
Perhatikan juga bahwa, RC/R2 = XC/X2,
 
  ... (9.7-8)
atau,
... (9.7-9)
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-34

Contoh 9.7-2. Perkiraan garis lurus untuk pengeringan periode


laju jatuh.

Mengulangi Contoh 9.7-1, tetapi sebagai sebuah pendekatan, di


mana dari titik asal XC sampai X = 0 dalam kaitan dengan
pengeringan periode laju jatuh, diasumsikan CDE itu sebagai
garis lurus CE (lihat Gambar 9.5-1b yaitu plot laju R versus X).
 
 

Gambar 9.5-1b
 
DRYING_ Kurva laju pengeringan hal-35

Penyelesaian:
RC = 1,51 kgH2O/jam.m2 dan XC = 0,195. Daerah pengeringan laju
jatuh yaitu pada daerah mulai dari titik XC hingga ke X2 = 0,040.
Sekarang substitusikan harga-harga ini ke persamaan (9.7-8),
diperoleh:
= 4,39 jam

Angka 4,39 jam ini dapat dibandingkan dengan angka 4,06 jam
yang didapat pada Contoh 9.7-1 melalui integrasi secara gambar.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai