TUGAS AKHIR
Oleh :
MADE RUDI ASTIKA
17311079
Oleh
MADE RUDI ASTIKA
NPM : 17311079
Dosen Pembimbing
Tugas Akhir
Dosen Pembimbing
Tugas Akhir
MENGETAHUI
1. Tim penguji
Ketua / penguji : Ir. Sugito, M.T .……….
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas kasih
dan penyertaan-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas akhir ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
(ST) di Universitas Bandar Lampung. Tugas Akhir ini dapat terselesaikan berkat
dukungan oleh banyak pihak dan orang-orang hebat. Dalam kesempatan ini,
penulis juga ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tulus dan sebesar –
besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Sugito, MT selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini.
2. Ibu Dr. Any Nurhasanah, S.T, M.T selaku Ketua Program Studi Teknik
Sipil yang telah memberikan fasilitas kepada penulis selama menempuh
pendidikan di Universitas Bandar Lampung.
3. Bapak dan Ibu Dosen/Staf pengajar Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bandar Lampung.
4. Seluruh pegawai administrasi yang telah banyak memberikan bantuan.
5. Teristimewa untuk Ayah dan Ibu tercinta terimakasi atas segala
pengorbanan, cinta, kasih sayang, kepercayaan serta do’a yang tiada batas
untuk penulis.
6. Teman-teman seperjuangan dan semua angkatan 2017 yang tidak bisa saya
sebutkan satu-persatu
7. Asisten beserta staf Laboratorium Teknik Sipil Universitas Bandar
Lampung. Terimkasih atas bantuannya dalam pengecoran dan pengujian
beton.
8. Pacar tercinta Ni Putu Darmayanti yang telah banyak memberikan
semangat dan bantuan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini
9. Teman-teman kosan Diki, Aldi, Yuda, Pendi, Dimas dan semua yang telah
memberikan semangat. Terimakasih atas segala bantuan dan dorongan
pada saat pengerjaan Tugas Akhir ini.
ii
Atas segala bantuan dan budi baik yang penulis peroleh selama ini, kiranya Ida
Sang Hyang Widhi Wasa memberikan balasan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari, bahwa dalam melaksanakan penelitian hingga selesai Tugas
Akhir ini, tentu saja masih banyak ditemukan kekurangan dan kelemahan, atas
kekurangan dan kelemahan tersebut penulis mengharapkan saran konstruktif guna
perbaikan pada penelitian masa yang akan datang.
Semoga hasil Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat, baik untuk manfaat
praktis maupun untuk manfaat teoritis.
iii
MOTTO
“ Jika kamu benar – benar menginginkan sesuatu, cepat atau lambat kamu pasti
menemukan caranya. “
“ Fokuslah pada mimpi dan cita – citamu. Semakin kamu mengejar, semakin
dekat pula dia padamu “
-Fiersa Besari-
-Bhagavad-gita, IV.39-
iv
PENGARUH SERBUK CANGKANG KERANG DAN PASIR BESI
TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK BETON POLIMER DENGAN
CURING AIR PANAS
ABSTRAK
Penelitihan ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Serbuk Cangkang Kerang
dan Pasir Besi Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Beton Polimer Dengan Curing
Air Panas. Penelitian ini adalah salah satu cara untuk mengetahui kuat tekan
beton polimer dengan campuran serbuk cangkang kerang sebagai filler dan pasir
besi sebagai subsitusi dengan curing air panas. Penggunaan kadar serbuk kerang
yaitu dengan variasi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%, sedangkan kadar resin optimum
data terdahulu (sekunder) dan data optimum suhu dari data terdahulu (sekunder).
Dari hasil penelitihan diperoleh hasil dimana kuat tekan beton dengan kadar resin
13% data terdahulu (sekunder) dengan variasi serbuk cangkang kerang 2%, 4%,
6%, 8% . Kuat tekan beton tidak maksimal maka ditambah variasi 10%. Maka
didapat hasil maksimal dengan kuat tekan 897,397 kg/cm². Dari hasil penelitiahan
didapat hasil optimum kadar serbuk kerang 6% dengan kuat tekan beton 897,397
kg/cm². Hasil optimum akan dilakukan pengecoran ulang untuk mengetahui
pengaruh curing air panas terhadap beton polimer serbuk cangkang kerang dan
pasir besi.
Hasil kuat tekan beton dengan curing air panas mengalami penurunan yang sangat
jauh, sehingga curing air panas tidak dianjurkan untuk beton polimer. Hal ini
dikarenakan beton mengalami penurunan kuat tekan yang mana kuat tekan beton
dengan curing air panas hanya 618,66 kg/cm2.
Kata kunci : beton polimer, serbuk kerang, curing air panas
v
ABSTRACT
This research aims to determine the Effect of Clam Shells Powder and Iron Sand
to physical properties and mechanical properties of polymer concrete with hot
water curing. This research is one way to determine the compressive strength of
polymer concrete with a mixture of clam shells powder as a filler and iron sand as
a substitution with hot water curing. Use of clam shell powder content is with
variations of 2%, 4%, 6%, 8% and 10%, while the optimum resin content is
previous (secondary) and optimum temperature from data previous (secondary) .
From the results of the study, it was obtained that the compressive strength of
concrete with resin content was 13%, the previous data (secondary) with
variations in clam shells powder 2%, 4%, 6%, 8%. The compressive strength of
concrete is not maximal, so a 10% variation is added. Then the maximum results
obtained with a compressive strength of 897.397 kg/cm². The result of this
research obtained the optimum content of clam shell powder was 6% with a
concrete compressive strength of 897.397 kg/cm². Optimum results will be re-
casting to determine the effect of hot water curing on polymer concrete clam
shells powder and iron sand. And the results of compressive strength of concrete
with hot water curing has decreased greatly, so hot water curing is not
recommended for polymer concrete, that happens due to concrete has decreased
compressive strength where the compressive strength of concrete with hot water
curing is only 618,666 kg/cm².
Key words: polymer concrete, clam shell powder, hot water curing
vi
PERNYATAAN ORSINALITAS KARYA
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga Tugas Akhir yang berjudul
“PENGARUH SERBUK CANGKANG KERANG DAN PASIR BESI
TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK BETON POLIMER DENGAN
CURING AIR PANAS” dapat selesai tepat dengan waktunya. Tugas akhr ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi strata 1 (S1)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Tenik Universitas Bandar Lampung.
Selama penyusunan tugas akhir ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ir. Sugito, M. T, selaku Dosen Pembimbing.
2. Dr. Any Nurhasanah, MT., selaku Ketua Jurusan Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bandar Lampung.
3. Ir. Juniardi, MT., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Bandar
Lampung.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun pembaca.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
PERSEMBAHAN..................................................................................................ii
MOTTO.................................................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
ix
2.8 Polimer...................................................................................................12
2.8.1. Pengertian Polimer.............................................................................12
1. Polimer Alam.........................................................................................14
2. Polimer Sintetik.....................................................................................15
2.10.2 PP........................................................................................................19
2.10.3 PTFE...................................................................................................19
2.10.4 PMMA................................................................................................19
2.10.5 PET.....................................................................................................20
2.10.6 Nilon....................................................................................................20
2.11Beton Polimer........................................................................................20
2.12.1 Fungsi Agregat...................................................................................21
2.13Klasifikasi Agregat................................................................................22
2.14Agregat Halus........................................................................................22
2.15Agregat Kasar........................................................................................23
2.16Resin Epoksi...........................................................................................23
2.17Bahan Penyusun Kerang......................................................................24
x
2.18 Pasir Besi...............................................................................................26
2.18Penelitihan Dahulu Mengenai Serbuk Cangkang Kerang Dan Beton
Resin...............................................................................................................29
2.19Kebaruaan Penelitian............................................................................33
BAB lll METODELOGI PENELITIAN............................................................35
4.1 . Umum....................................................................................................56
4.2. Hasil Pengujian Agregat......................................................................56
4.2.1. Pengujian Agregat Halus..................................................................56
4.2.2. Pengujian Agregat Kasar...................................................................59
4.3. Perancangan Campuran Beton Polimer dengan penambahan serbuk
Cangkang Kerang dan Pasir Besi...............................................................61
4.5. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton.....................................................63
xi
4.6. Hasil Uji Penyerapan Beton Polimer Serbuk Cangkang Kerang dan
Pasir Besi.......................................................................................................65
4.7. Perbandingan Beton Polimer...............................................................65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................68
5.1 Kesimpulan............................................................................................68
5.2 Saran.......................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................70
LAMPIRAN..........................................................................................................71
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Mol silinder 15 x 30............................................................................7
Gambar 2. 2 Alat Ballmil.......................................................................................25
Gambar 2. 3 Pasir Besi...........................................................................................27
Gambar 3. 1 Flowchart Metode Penelitian............................................................35
Gambar 3. 2 Timbangan.........................................................................................37
Gambar 3. 3 Gelas Ukur........................................................................................37
Gambar 3. 4 Mol 82,5 mm x 169 mm....................................................................38
Gambar 3. 5 Ayakan Kayu.....................................................................................38
Gambar 3. 6 Ayakan Kayu.....................................................................................39
Gambar 3. 7 Alat Penggetar...................................................................................39
Gambar 3. 8 Alat Mix Beton..................................................................................40
Gambar 3. 9 Besi Rojok.........................................................................................40
Gambar 3. 10 Picnometer 100 cc...........................................................................41
Gambar 3. 11 Oven Listrik....................................................................................41
Gambar 3. 12 Alat Penguji Beton (CTM)..............................................................42
Gambar 3. 13 Alat Perendam Beton......................................................................42
Gambar 3. 14 Mold Volume 5lt.............................................................................43
Gambar 3. 15 Sekop...............................................................................................43
Gambar 3. 16 Teroli...............................................................................................44
Gambar 3. 17 Karung.............................................................................................44
Gambar 3. 18 Alat Abrasi Los Angeles.................................................................45
Gambar 3. 19 Agregat Kasar..................................................................................45
Gambar 3. 20 Agregat Halus..................................................................................46
Gambar 3. 21 Epoxy Resin....................................................................................46
Gambar 3. 22 Serbuk Kerang.................................................................................47
Gambar 3. 23 Pasir Besi.........................................................................................47
Gambar 4. 1 Grafik Distribusi Butiran Agregat Halus..........................................57
Gambar 4. 2 Grafik Distribusi Butiran Agregat Kasar..........................................60
Gambar 4. 3 Kuat Tekan Beton Polimer Variasi Serbuk Cangkang Kerang dan
Pasir Besi................................................................................................................64
Gambar 4. 4 Grafik Perbandingan Kuat Tekan Beton Polimer.............................66
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dari beton tersebut. Bahan-bahan yang
ditambahkan ke dalam campuran beton berfungsi untuk mengubah sifat dari beton
agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu dan menghemat biaya. Salah
satu bahan yang bisa mengubah sifat dari beton adalah resin epoksi. Resin epoksi
banyak digunakan sebagai bahan campuran untuk perekat, bahan cetakan, bahan
campuran pembuatan kemasan, dan bahan komposit di beberapa bagian struktur
bangunan. Resin epoksi sangat baik digunakan sebagai matriks pada komposit
dengan penguat serat gelas. Pada beton, penggunaan resin epoksi dapat
mempercepat proses pengeringan, karena epoksi menimbulkan panas sehingga
membantu percepatan pengerasan (Gemert dkk., 2004).
Bahan-bahan limbah disekitar lingkungan juga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan tambahan dalam campuran beton. Hal tersebut dapat
memberikan alternatif untuk memanfaatkan limbah-limbah yang tidak
termanfaatkan, seperti kulit kerang. Dengan optimalisasi pemanfaatan limbah
kulit kerang ini diharapkan akan mengurangi limbah yang mencemari
lingkungan dan memberikan nilai tambah tersendiri. Dalam penelitian ini
digunakan cangkang kerang, sebagai filler atau tambahan dalam pembuatan
beton polimer, sehingga bermanfaat dan dapat menurunkan biaya operasional
pembuatannya. Kerang sebagai sumber protein dan merupakan jenis makanan
bersumber dari laut cukup berlimpah, tentunya jumlah kulitnya juga akan
sebanding. Selama ini cangkang kerang hanya dibuang dan sebagian dari
beberapa jenis kerang tertentu kulitnya dikomersilkan untuk bahan dekorasi
atau hiasan rumah.
Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam salah satunya adalah pasir
besi. Pasir besi merupakan bahan baku dasar dalam industri baja yang mempunyai
karakteristik dan sifat yang memenuhi syarat sebagai agregat halus pada beton.
Maka pada penelitian ini pasir besi dimanfaatkan sebagai subsitusi agregat halus
dengan tujuan menjadi material alternative penyusun beton.
Untuk mencapai mutu beton yang direncanakan ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan seperti cara pencampuran (mixing), penuangan (casting),
pemadatan (compacting), dan perawatan (curing). Faktor lain yang tidak kalah
penting adalah mutu bahan pembantu seperti mutu cetakan (form work).
2
Perawatan (curing) adalah suatu langkah/tindakan untuk memberikan kesempatan
pada semen/beton mengembangkan kekuatannya secara wajar dan sesempurna
mungkin, dalam penelitian ini curing yang digunakan adalah curing air panas
dengan suhu dan waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu bertujuan untuk
mempercepat reaksi kimia yang bekerja pada beton polimer tersebut.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, penelitian yang kami lakukan bertujuan untuk
membuat beton polimer berbasis resin epoksi dengan subsitusi pasir besi dan
penambahan serbuk kerang mengunakan curing air panas berpengaruh terhadap
sifat mekanik beton yaitu kuat tekan beton dan modulus elastisitas.
3
Adapun tujuan yang ingin penulis capai pada penelitian ini adalah :
a. Mengetahui komposisi terbaik kadar serbuk cangkang kerang
b. Mengetahui pengaruh penambahan serbuk kerang dan pasir besi terhadap
kuat tekan beton polimer
c. Mengetahui pengaruh proses curing air panas dan penyerapan air terhadap
kuat tekan beton polimer
1.6 Manfaat
Manfat yang didapatkan dari penelitian ini adalah agar kita mengetahui apakah
serbuk cangkang kerang dapat dipakai atau cocok dipakai sebagai bahan
campuran beton polimer, dan bagaimana hasil dari penelitian beton dan hasil
pengujian kuat tekan pada beton yang sudah dicampurkan dengan serbuk
cangkang kerang.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang pengertian beton, sifat san karakteristik beton, sifat-aifat
adukan beton, benda uji beton,matrial penyusun beton, perawatan beton (curing),
bahan pembuatan resin, peroses pembuatan resin, pembentukan kaca, manfat kaca
dan penelitian terdahulu mengenai serbuk kaca.
5
BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Beton
Beton adalah batu buatan dan bahan lain terdiri dari semen, pasir, kerikil/split
dengan perbandingan tertentu bila diaduk dan dicampur dengan air dan
dimasukkan dalam suatu cetakan akan mengikat, mongering dan mengeras dengan
baik setelah beberapa lama. Beton mudah dibentuk sesuai dengan cetakan yang
direncanakan. (Adiyono, 2008).
Mutu beton ditentukan oleh banyak faktor antara lain :
1. Faktor Air Semen (FAS).
2. Dalam menentukan jumlah air dalam suatu campuran beton dikenal suatu
nilai yang disebut nilai Faktor Air Semen (FAS). Faktor air semen atau
water to cementious ratio, adalah rasio total berat air (termasuk air yang
terkandung dalam agregat dan pasir) terhadap berat total semen pada
campuran beton.
3. Perbandingan bahan-bahannya.
4. Dalam pembentukan beton perbandingan bahan-bahan sangatlah penting
karena sangat berpengaruh terhadap volume dan kekuatan beton itu
sendiri.
5. Susunan butiran agregat yang dipakai
6. Dalam susunan butiran agregat sangat berpengaruh terhadap kuat tekan
beton, bila susuan butir agaregat tidak rata di dalam mol kemungkinan
kekuatan akan lemah dari rencana, apabila susunan butirnya rata dalam
mol kemungkinan kekuatan akan sesuai dengan apa yang kita inginkan
7. Ukuran maksimum agregat yang diapakai
8. Ukuran agregat berpengaruh terhadap kuat tekan beton dan pembentukan
beton. Bila ukuranya sesuai setendar dia akan sesuai dengan rencana.
6
2.2 Sifat dan Kerakteristik Beton
Sifat beton yang terdiri dari sifat fisis dan mekanis, yang dimaksud sifat beton
yang dikehendaki di dalam perencanaan suatu konstruksi beton. Pada umumnya
para teknisi dan perencana menghendaki bahwa bangunan beton tersebut haruslah
kuat, tahan lama dan ekonomis, serta memberikan rasa aman dan tentram bagi
penghuninya. Dari semua sifat beton keras tersebut yang paling penting adalah
kekuatan tekan karena merupakan gambaran dari mutu beton.
7
Cara menentukan nilai kuat tekan beton:
F’c = P/A
Keterangan :
A = luas penampang benda uji (mm²)
F’C = kuat tekan beton (Mpa)
P = beban tekan maksimum (N)
2.4 Kuat Lentur
Kuat lentur adalah kekuatan tarik beton dalam keadaan lentur akibat momen,
kekuatan yang dikenal sebagai modulus runtuh (modulus of rupture) adalah hal
yang cukup penting untuk menentukan retak-retak dan kelendutan dari suatu
balok yang megalami pembebanan transveral. Kuat lentur maksimum dialami oleh
serat bawa balok beton dan disebut sebagai modulus of rupture, yang besarnya
tergantung dari panjang balok dan jenis pembebanan
3 PI
δb=
2 bh ²
Dimana :
δb = kuat lentur beton (kg/cm² )
P = beban maksimum pada contoh beton (t)
I = panjang rentang contoh beton (cm)
b = lebar contoh beton (cm)
h = tinggi contoh beton (cm)
2.5 penyerapan
Penyerapan merupakan banyaknya air yang diserap benda uji beton. Semakin
banyak pori-pori yang terkandung dalam beton maka akan semakin besar pula
penyerapan sehingga ketahanannya akan berkurang.
8
2.6 Jenis jenis beton
2.6.1. Beton Pra-Cetak
Selanjutnya, beton yang tercetak pada luar area pengerjaan proyek pembangunan
terkenal dengan sebutan beton pra-cetak. Beton ini memang sengaja terbuat pada
tempat lain agar kualitasnya lebih baik. Selain itu, pemilihan beton tersebut juga
kerap mendasari pada sempitnya lokasi proyek dan tidak adanya tenaga yang
tersedia. Beton pra-cetak biasanya terproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang
bergerak pada bidang pembangunan dan pengadaan material.
9
2.6.5 Beton Hampa
Sebutan hampa karena dalam pembuatannya kita lakukan penyedotan air
pengencer adukan beton memakai alat vacuum khusus. Akibatnya beton pun
hanya mengandung air yang telah bereaksi dengan semen saja sehingga memiliki
kekuatan yang sangat tinggi. Tak heran, beton hampa banyak sekali kita
manfaatkan dalam pendirian bangunan-bangunan pencakar langit.
10
2.6.9 Beton Siklop
Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat cukup besar sebagai
bahan pengisi tambahannya. Ukuran penampang agregat tersebut berkisar antara
15-20 cm. Bahan ini lantas kita tambahkan ke adukan beton normal sehingga
dapat meningkatkan kekuatannya. Beton siklop seringkali terbangun pada
bendungan, jembatan, dan bangunan air lainnya.
11
2.7.2. Kekurangan dari pada beton antara lain:
1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh
karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.
2. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika
basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton
yang panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.
3. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu
sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya
retak-retak akibat perubahan suhu.
4. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat
dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan
beton.
5. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail
secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi
bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.(
http://sipilkita.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-
beton.html)
2.8 Polimer
2.8.1. Pengertian Polimer
Polimer adalah suatu makromolekul atau dikenal juga dengan molekul raksasa
yang tersusun dari beberapa monomer (merupakan molekul-molukul kecil yang
sederhana). Molekul kecil/monomer yang menyusun polimer tersebut bisa atau
dapat berupa senyawa berikatan rangkap atau juga senyawa yang mempunyai
gugus fungsional. Polimer ini adalah makromolekul yang terdiri dari banyak
sekali kelas material alami dan juga sintetik yakni dengan sifat-sifat yang juga
beragam. Perbedaan dari kedua material ini terletak pada mudah tidaknya sebuah
polimer tersebut didegradasi atau juga dirombak oleh mikroba. Biasanya, polimer
untuk bahan sintetik tersebutakan lebih sulit diuraikan oleh mikroorganisme
apabila dibanding polimer bahan alami.
12
2.8.2. Sifat Polimer berdasarkan Strukturnya
Perbedaan dari sifat-sifat polimer ini juga dipengaruhi oleh struktur polimernya,
meliputi diantaranya:
1. Panjang rantai polimer
Semakin panjang rantai polimer, maka kemudian kekuatan serta juga titik leleh
senyawanya itu semakin tinggi.
2. Gaya antar molekul
Semakin besar gaya antar molekul dirantai polimer tersebut maka polimer ini akan
menjadi kuat serta juga sukar meleleh.
3. Percabangan
Rantai polimer yang bercabang banyak tersebut memiliki daya tegang rendah
serta akan mudah meleleh.
4. Ikatan silang antar rantai polimer
Semakin banyaknya ikatan silang maka polimer tersebut akan semakin kaku serta
juga rapuh sehingga akan mudah patah. Hal ini dikarenakan oleh kIkatan silang
antar rantai polimer tersebut menyebabkan terjadinya jaringan yang kaku serta
juga membentuk bahan yang keras.
5. Sifat kristalinitas rantai polimer
Semakin tinggi sifat dari kristalinitas, maka rantai polimer tersebut akan lebih
kuat serta jugalebih tahan terhadap bahaan-bahan kimia serta juga enzim.
Umumnya yang mempunyai sifat kristalinitas tinggi ini merupakan sebuah
polimer dengan struktur yang teratur, dan sedangkan untuk polimer berstruktur
dengan tidak teratur itu cenderung mempunyai kristanilitas yang rendah serta
sifatnya ialah amorf (tidak keras).
13
dipanaskan tersebut ada yang menjadi lunak tetapi terdapat juga yang menjadi
keras. Perubahan tersebut sangat penting sebagai bahan komponen tertentu.
2. Sifat kelenturan
Disebabkan karna sifatnya lentur, polimer tersebut tentu akan mudah diolah
menjadi sebuah produk yang diinginkan. Tetapi, polimer alam ini lebih untuk
diolah sesuai dengan keinginan dibandingkan polimer sintetis.
3. Sifat Ketahanan Terhadap Mikroorganisme
Sifat ketahanan terhadap mikroorganisme tersebut biasanya dipunyai oleh polimer
sintetis. Sedangkan untuk polimer alam seperti misalnya sutra, wol, serta polimer
alam lainnya itu tidak tahan terhadap suatu mikroorganisme.
4. Sifat Lainnya
Sifat lain yang dipunyai polimer di antaranya, sebagai berikut :
a. Ringan, dalam artian rasio bobot/volume kecil.
b. Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif.
c. Dimensinya stabil disebabkan karna mempunayi berat molekul besar; serta
lainnya.
14
Selulosa.
karet alam (poliisoprena).
asam nukleat.
2. Polimer Sintetik
Polimer sintetik, adalah suatu polimer yang tidak ada di alam, tetapi disintesis
tersebut dari monomer-monomernya. Polimer tersebut sengaja dibuat guna untuk
memenuhi kebutuhan sekender serta tersier manusia.
Contohnya itu berupa
Polietena.
Polivinilklorida.
Polipropilena.
Tetrafloroetilena.
15
Kopolimer tidak beraturan, ini merupakan salah jenis kopolimer yakni
dengan jumlah satuan berulang yang berbeda serta juga kemudian tersusun
dengan secara acak di dalam sebuah rantai polimer. Strukturnya ialah
berupa …-A-B-A-A-B-B-A-A…
Kopolimer tempel/grafit, ini adalah jenis kopolimer yang mempunyai satu
macam kesatuan berulang menempel dipolimer tulang punggung lurus
yang mengandung itu hanya satu maca kesatuan berulang dari satu jenis
monomer. Strukturnya ialah yakni …A-A-A-A-A-A…
Polimer Linier, ini merupakan suatu polimer yang tersusun satu sama lain
dengan melalui unit ulang yang sama sehingga kemudian membentuk
rantai polimer yang panjang. Polimer tersebut biasanya memiliki sifat
padat ditemperatur normal serta juga bisa atau dapat larut itu dalam
beberapa pelarut. Contohnya ialah PVC, polietelena, nylon 66, dsb.
Polimer Bercabang, ini merupakan suatu polimer yang terbentuk apabila
polimer linier tersebut membentuk cabang.
Polimer Berikatan Silang (Cross-linking), ini merupakan suatu polimer
yang terbentuk disebabkan karna beberapa rantai polimer tersebut saling
16
berikatan antara satu sama lain pada rantai utamanya. Apabila sambungan
silang polimer itu terjadi dengan suatu ikatan kimia antara rantainya maka
kemudian akan terbentuk sambung silang 3 dimensi yang juga dikenal
dengan sebutan polimer jaringan 3 dimensi atau three-dimension network
Polimerisasi adisi ini umumnya terjadi di monomer yang memiliki ikatan rangkap.
Umumnya monomer yang direaksikan di dalam polimerisasi adisi ini merupakan
senyawa alkena serta turunannya. Dari reaksi polimerisasi adisi kemudian
dihasilkan polimer adisi yakni sebagai produk tunggal.
Contoh reaksi polimerisasi adisi:
1. bembentukan polietilena (PE) dari etena
17
2.9.2. Polimerisasi Kondensas
18
2.10. Aplikasi Polimer Sintetis PVC.
Poli(vinil klorida) (PVC) yang memiliki sifat lunak digunakan untuk jas hujan,
selang air, serta insulasi listrik. Sedangkan, PVC yang memiliki sifat kaku
digunakan untuk pipa serta pelapis lantai.
Polistirena (PS) ini memiliki beberapa macam bentuk. Polistirena yang berbentuk
kaku serta juga mudah pecah digunakan seperti peralatan makan—sendok, garpu,
kotak kaset dan pisau plastik. Polistirena ini berbentuk foam, ialah styrofoam,
mempunyai sifat insulator panas yang baik. Oleh sebab itu, styrofoam ini sangat
banyak digunakan sebagai wadah makanan/minuman serta juga gabus guna
penahan benturan di dalam kemasan alat elektronik.
Polipropilena (PP) ini digunakan untuk tali, botol plastik,karpet, karung plastik,
peralatan laboratorium, dan mainan.
2.10.3 PTFE
Poli(metil metakrilat) (PMMA)ini dikenal juga sebagai atau dengan nama dagang
Plexiglas atau juga Lucite atau Perspex, mempunyai keras, ringan, sifat kuat, serta
juga transparan. PMMA ini digunakan sebagai furnitur, alat optik, kaca jendela
pesawat terbang, serta glove box.
19
2.10.5 PET
Poli (etilena tereftalat) (PET) dikenal juga dengan nama dagang ialah Dacron atau
Terylene, yang banyak digunakan yakni sebagai serat tekstil. Selain dari itu, PET
ini juga banyak digunakan ialah sebagai botol minuman. Di dalam bentuk film
tipis, PET yakni dengan nama dagang Mylar memiliki sifat kuat serta tahan
terhadap robekan, sehingga kemudian digunakan untuk alat optik, layar perahu,
pita perekam magnetik, serta juga kemasan barang.
2.10.6 Nilon
Nilon adalah suatu polimer berbentuk serat yang memiliki sifat kuat, ringan, serta
tahan terhadap tegangan. Oleh sebab itu, nilon ini banyak digunakan untuk
membuat parasut, tenda,tali, jala, jas hujan, karpet, serta lain sebagainya.
20
bangunan-bangunan di dalam air. Seperti telah disinggung di kegunaan dari beton
polimer, bahwa beton polimer dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki bangunan-bangunan di dalam air. Hal tersebut disebabkan karena
beton polimer dapat mengeras di dalam air. Beton polimer memiliki sifat kedap
air, tidak terpengaruh sinar ultra violet, tahan terhadap larutan agresif seperti
bahan kimia serta kelebihan lainnya. Yang lebih istimewa lagi, beton polimer bias
mengeras di dalam air sehingga bias digunakan untuk memperbaiki bangunan-
bangunan di dalam air. (Prilian, Lilih. 2009)
Selain mengeras dalam air, beton polimer juga memiliki sifat sifat lainnya yang
tentunya menguntungkan bagi orang yang tau cara mempergunakannya, Seperti:
sifat kedap air, tidak terpengaruh sinar ultra violet, tahan terhadap larutan agresif
seperti bahan kimia serta kelebihan lainnya.
2.12. Agregat
Agregat adalah merupakan material granular, misalnya pasir,kerikil, batu pecah
yang dipakai secara bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk
membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan. Sifat-sifat agregat sangat
mempengaruhi sifat beton atau mortar, karena agregat menempati kira-kira sekitar
70% dari volume beton atau mortar.
21
2.13 Klasifikasi Agregat
Berdasarkan asal pembentukannya agregat diklasisifikasikan kedalam batuan
beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Sedangkan berdasarkan proses
pengolahannya agregat digolongkan menjadi 2 (dua) macam, yaitu agregat alam
dan agregat buatan.
a. Agregat alam
Agregat alam merupakan agregat yang bentuknya alami, terbentuk berdasarkan
aliran air sungai dan degradasi.Agregat yang terbentuk dari aliran air sungai
berbentuk bulat dan licin, sedangkan agregat yang terbentuk dari proses degradasi
berbentuk kubus (bersudut) dan permukaannya kasar. Permintaan akan agregat
alam yang berbentu kubus atau bersudut, mempunyai permukaan kasar, dan
bergradasi baik yang semakin banya tidak mungkin seluruhnya dapat dipenuhi
oleh degradasi alami. Oleh karena itu, agregat alam juga dapat dibentuk dengan
cara pengolahan. Penggunaan alat pemecah batu (crusher) yang terkontrol dapat
membentuk agregat sesuai bentuk yang dibutuhkan. Terutama untuk
pembangunan jalan. Agregat alam yang berasal dari tempat terbuka disebut pitrun,
sedangkan yang berasal dari tempat tertutup disebut bankrun.
b. Agregat buatan
Agregat buatan merupakan agregat yang berasal dari hasil sambingan pabrik-
pabrik semen dan mesin pemecah batu.Agregat buatan sering disebut filler
(material yang berukuran lebih kecil dari 0,075 mm).
(https://id.wikipedia.org/wiki/Agregat_(komposit))
22
Berdasarkan ASTM C33 agregat halus umumnya berupa pasir dengan partikel
butiran lebih dari 5 mm atau lolos saringan no 4 sampai lolos saringan no. 200.
2.15 Agregat Kasar
Agregat kasar adalah matrial granual, misalkan seperti kerikil, atau pun batu
pecah. Menurut SNI 1970-2008, agregat kasar adalah krikil adalah krikil sebagai
hasil disinteresi alami dari batuan atau berupa batuan pecah yang diperoleh dari
imdusteri pemecah batu dan mempunyai ukuran butiran 1,75 mm (no.4) sampai
40 mm ( no 1,5 inci). Berdasarkan ASTM C33 agregat kasar adalah krikil atau
batu pecah dengan pratikel butiran lebih besar 5 mm atau antara 9,5 mm dan 37,5
mm.
23
Proses pembuatannya dapat dilakukan pada suhu kamar dengan memperhatikan
zatzat kimia yang digunakan sebagai pengontrol polimerisasi jaringan silang agar
didapatkan sifat optimum bahan. Thermoset memiliki sifat isotropis dan peka
terhadap suhu, mempunyai sifat tidak bisa meleleh, tidak bisa diolah kembali,
atomnya berikatan dengan kuat sekali, tidak bisa mengalami pergeseran rantai.
Bentuk resin epoksi sebelum pengerasan berupa cairan seperti madu dan setelah
pengerasan akan berbentuk padatan yang sangat getas.
24
dan dapat dipanen setelah berumur 6 – 7 bulan. Hasil panen kerang per hektar
per tahun dapat mencapai 200 – 300 ton kerang utuh atau sekitar 60 – 100 ton
daging kerang (Porsepwandi, 1998). Berikut adalah alat yang digunakan untuk
menghancurkan cangkang kerang menjadi serbuk cangkang kerang yang alatnya
disebut Ballmil, tercantum pada Gambar 2.2 Alat Ballmil dibawah ini :
25
Kode Sampel : Serbuk Kerang
Omnian ED. XRF PANalytical Epsilon 3 XLE
Element Oxides
Compoun Conc Unit Compound Conc Unit
Al d 0,147 % Al2 O3 0,237 %
Si 0,923 % SiO2 1,674 %
Ca 96,059 % CaO 95,433 %
Ti 0,638 % TiO2 0,692 %
V 75,3 Ppm V2 O3 90,6 ppm
Cr 829,9 Ppm Cr2 O3 787,6 ppm
Mn 375,5 Ppm MnO 314,5 ppm
Fe 1,395 % Fe 2 O3 1,297 %
Sr 0,620 % SrO 0,474 %
Zr 57,2 Ppm ZrO2 50 ppm
Sn 470,1 Ppm SnO2 389,7 ppm
Sb 80,2 Ppm Sb2 O3 62,8 ppm
Te 213,2 Ppm TeO2 174,7 ppm
Lu 57,1 Ppm Lu2 O2 40,8 ppm
Hg 13,3 Ppm HgO 9,3 ppm
Tabel 2. 1 Komposisi Kimia Serbuk Cangkang Kerang
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),Balai Penelitian Teknologi
Mineral, Tanjung Bintang – Lampung Selatan, 2020
Lokasi Pengambilan Cangkang Kerang : pulau tangkil
26
terhadap batuan asal yang mengandung mineral besi seperti magnetit, ilmenit,
oksida besi, kemudian terakumulasi serta tercuci oleh gelombang air laut.
27
2013, total sumber daya konsentrat pasir besi sebesar 2.121.476.550 ton dan
total logam besi sebesar 443.732.972 ton. Sedangkan total cadangan konsentrat
pasir besi di Indonesia adalah sebesar 173.810.612 ton, dengan total cadangan
logam besi sebesar 25.412.653 ton.
Produksi pasir besi di Indonesia tidak begitu besar bila di bandingkan dengan
sumber daya yang dimiliki. Hingga tahun 2013 Indonesia telah memproduksi
pasir besi sekitar 19.000.000 ton yang dapat dilihat pada Tabel 2.5.
28
Sumber
No Lokasi Kecamata Kabupaten Tingkat Daya Keterangan
n Penyelidikan Tertunjuk
1 1 Blok Pesisir Utara Lampung Prospeksi 50.525
Malaya- Barat
Cahaya
Negeri-
Lemong Kadar Fe
total
2 Kota karang Pesisir Utara Lampung Prospeksi 40.884 37,24%
Barat
3 Baturaja- Pesisir Utara Lampung Prospeksi 26.082
Way Guday Barat
Jumlah 945.429
Tabel 2. 3 Potensi Pasir Besi di Provinsi Lampung
29
densitas sebesar 1,21 g/cm3, porositas sebesar 8,3%, penyerapan air
sebesar 6,81%, kekuatan lentur sebesar 28,68 MPa, kekuatan tekan
sebesar 7,67 MPa, dan kekuatan tarik sebesar 3,98 Mpa. Analisis
mikrostruktur menunjukkan bahwa penambahan resin epoksi mampu
meningkatkan kualitas beton polimer.
2. Lailan Ni’mah, dan dkk (2016) melakukan penelitian terhadap Daya
Serap Air pada Beton Ringan Berbahan Kulit Kerang dan Cangkang
Telur. Penelitian tersebut menghasilkan daya serap pada beton
ringan menunjukan variasi beton ringan memenuhi daya serap air
berdasarkan SNI No. 03-0349-1989, yaitu daya serap air sampel kurang
dari 25% yang merupakan batas maksimum mutu I. hal tersebut
disebabkan pori pada beton ringan berukuran kecil sehingga
penyerapan air beton ringan menjadi kecil. Dalam penelitian tersebut
diperoleh presentase daya serap air terkecil beton ringan pada variasi
BRG1 dengan penambahan gypsum berbahan cangkang kerang sebesar
2,18% dan lebih baik dari beton ringan gypsum konvesional yang
memiliki nilai daya serap sebesar 5,08%.
3. Joksan Arif, dan dkk (2015) melakukan penelitian menggunakan Resin
Epoksi Terhadap Mortar Polimer. Tujuan dari penelitian tersebut
memberikan alternative bahan pengikat mortar untuk mengurangi
penggunaan semen dan meningkatkan kuat tekan mortar. Dari penelitian
tersebut dapat diketahui nilai kuat tekan mortar polimer adalah 6,8 MPa,
termasuk dalam kategori digunakan sebagai dinding karena mortar
tersebut memenuhi persyaratan SNI 3-0349-1989. Analisa struktur mikro
dengan SEM menunjukan bahwa rongga-rongga di dalam mortar
terdistribusi secara merata apabila semakin banyak resin epoksi yang
digunakan. Dan yang terakhir pemilihan polimer sebagai bahan pengganti
semen mempunyai keuntungan dalam proses pengerjaannya dimana
waktu yang dibutuhkan sedikit dan mempunyai kekuatan yang besar.
4. Ridho Pratama, Helmy akbar bale. Pengaruh pasir besi sebagai pengganti
agregat halus terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton. Tugas Akhir.
Universitas islam indonesia. Yogyakarta.
30
“Penelitian ini diperoleh hasil pengujian kuat tarik belah beton
menunjukkan bahwa pada penggunaan kadar pasir besi sebesar 60%
memiliki nilai paling tinggi yaitu sebesar 2,785 MPa, meningkat 17,91%
dari beton dengan kadar pasir besi 0%. Sebaliknya, nilai kuat tarik belah
beton paling rendah yaitu sebesar 2,173 MPa terjadi pada penggunaan
kadar pasir besi sebesar 70% menurun 8% dari beton dengan kadar pasir
besi 0%. Dari hasil penelitian diatas bisa disimpulkan bahwa penambahan
pasir besi sesuai dengan kontrol dapat mingkatkan kekuatan beton.”
5. Merzy Mooy, dkk. 2017. Pengaruh Suhu Curing Beton Terhadap Kuat
Tekan Beton. Jurnal Teknik Sipil, vol 6 No 1. Universitas Nusa Cendana.
Kupang.
“Beton banyak digunakan dalam dunia konstruksi karena harga yang murah
dan pelaksanaan yang mudah. Namun diperlukan pengetahuan yang cukup
luas mengenai sifat bahan dasar, cara pembuatan dan cara perawatan
(curing) agar meningkatkan fungsi beton secara maksimal. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui besar pengaruh suhu perawatan terhadap
kuat tekan beton dan dengan suhu perawatan manakah yang menghasilkan
kuat tekan beton yang lebih optimal, berapa nilai kuat tekan beton pada
perawatan suhu tinggi selama 28 hari hasil proyeksi menggunakan metode
long cycle steam curing dan metode maturity, serta bagaimana
perbandingan laju kuat tekan beton suhu perawatan normal, rendah dan
tinggi. Berdasarkan perhitungan dari hasil penelitian diperoleh besar
pengaruh suhu perawatan terhadap nilai kuat tekan beton rerata suhu
perawatan normal 29 °C adalah sebesar 23,85 MPa, suhu perawatan rendah
-10 °C adalah 26,29 MPa, dan suhu perawatan tinggi dalam oven 87,5 °C
adalah 31,80 Mpa sehingga kuat tekan beton yang lebih optimal adalah pada
perawatan suhu tinggi. Kuat tekan beton hasil proyeksi metode long cycle
steam curing dan metode maturity adalah sebesar 27,06 MPa. Kesimpulan
yang didapat dari penelitian diatas adalah beton dengan perawatan suhu
tinggi dapat meningkatkan kekuatan beton.”
31
6. Kasmirah. 2017. Pengaruh Penambahan Serbuk Kulit Kerang (Anadarah
Granosa) sebagi Agregat Halus Terhadap Kuat Tekan Beton Berbahan
dasar Pasir Besi. Skripsi. Universitas Islam Negri Alauddin. Makassar.
“Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
semakin banyak penambahan kulit kerang menyebabkan nilai kuat tekan
yang lebih besar dengan waktu perendaman selama 28 hari. Hal ini terjadi
karena sifat dari kulit kerang ini lebih kuat dari pada pasir besi. Kondisi
optimum dicapai pada komposisi VI pada saat umur 28 hari dengan nilai
kuat tekan sebesar 134,68 kg/cm2 sedangkan beton yang hanya terbuat dari
pasir besi dan kerang pada saat umur 28 hari masing-masing memiliki nilai
kuat sebesar 110,19 kg/cm2 dan 97,96 kg/cm2. Penambahan pasir besi dalam
penelitian diatas menghasilkan kuat tekan yang lebih rendah dibanding
dengan beton tanpa pasir besi.”
7. Muhammad (2019) meneliti pengaruh pasir besi terhadap kuat tekan beton K-
300. Pasir besi yang ditambahkan dengan komposisi variasi 2%, 3%, 4%.
Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan karakteristik beton normal pada
umur 3 hari sebesar 238,76 Kg/cm2 , 7 hari sebesar 270,64 Kg/cm2 , dan
28 hari sebesar 370,16 Kg/cm2 , penambahan pasir besi 2% pada umur 3
hari sebesar 192,33Kg/cm2 dengan pengaruh sebesar -6,11%, 7 hari sebesar
262,14 Kg/cm2 dengan pengaruh sebesar -3,87%, 28 hari sebesar 314,77
Kg/cm2 dengan pengaruh sebesar -11,8 %, penambahan pasir besi 3% pada
umur 3 hari sebesar 207,88 Kg/cm2 dengan pengaruh sebesar -14,65%,
7 hari sebesar 262,28 Kg/cm2 dengan pengaruh sebesar -4,94%, 28 hari
sebesar 296,64 Kg/cm2 dengan pengaruh sebesar -16,8%, penambahan pasir
besi 4% pada umur 3 hari sebesar 178,06 Kg/cm2 dengan pengaruh sebesar
-14,97%, 7 hari sebesar 236,13 Kg/cm2 dengan pengaruh sebesar -10,3%,
28 hari sebesar 264,58 Kg/cm2 dengan pengaruh sebesar -26,2 %.
Berdasarkan hasil penelitian ia menyimpulkan bahwa semakin banyak pasir
besi yang digunakan, semakin terjadi penurunan terhadap kuat tekan beton.
8. Akbar Ramadhan dkk (2020), meneliti beton polimer resin dengan variasi
yang berbeda seperti pasir besi, serbuk kaca dan serbuk kerang dapat dilihat
pada Tabel 2.4
32
Perbandingan Kuat Tekan Beton Polimer
NO Kadar Resin Campuran Beton Kuat Tekan
Nama Peneliti
% Polimer % (kg/cm2)
33
Kemampuan ini disebabkan oleh adanya gugus hidroksil yang memiliki
kemampuan membentuk ikatan via ikatan hidrogen. (b) Ketangguhan; Kegunaan
epoksi sebagai bahan matrik dibatasi oleh ketangguhan yang rendah dan
cenderung rapuh. Epoksi resin banyak digunakan untuk bahan komposit di
beberapa bagian struktural, resin ini juga dipakai sebagai bahan campuran
pembuatan kemasan, bahan cetakan dan perekat. Pada beton penggunaan epoksi
resin dapat mempercepat proses pengerasan, karena resin epoksi menimbulkan
panas sehingga membantu percepatan pengerasan (Nurmala, 2010).
34
BAB lll
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Kegiatan Penelitian.
Ada langkah-langkah penelitian sebagaimana ditunjukkan pada diagram alir
Gambar 3.1 sebagai berikut :
35
Gambar 3. 1 Flowchart Metode Penelitian
3.2 Tempat dan Waktu Penelitihan
Peneilitihan ini akan dilakukan dilaboratium Teknik Sipil Universitas Bandar
Lampung, penelitihan akan dilakukan pada tanggal 1 juli 2020 sampai selesai.
36
3.3 Metode Penelitihan
Metode yang dipakai pada penelitihan ini yaitu metode dengan cara experiment
dan studi pustaka. Bahan uji yang digunakan pada penelitihan ini adalah beton
yang dikerjakan dengan mengunakan resin penganti semen dan air dengan
campuran serbuk kaca yang sudah dilakukaan pengalusan mengunakan alat los
angeles Abrassion test set. Awal pengujian ini akan dilakukan eksperimen dengan
memehami bahan pembentuk beton. Selain dengan cara ekperimen ada juga
dengan cara pustaka untuk mendapatkan hasil karakteristik bahan pembentuk
beton. Eksperimen ini merupakan pengujian di laboratorium.proses pada
pengujian ini meliputi persiapan peralatan pengujian, pengadaan atau persiapan
bahan-bahan pembentuk beton, pengujian kekuatan beton akan dilakukan dengan
uji kuat tekan beton dengan mengunakan alat CTM. Benda uji yang akan
dilakukan dalam penelitihan iniberupa benda uji berbentuk silinder 82,5mm x
169mm. pembuatan beton akan dilaukan dengan mix design. Umur beton mulai
dari beton berumur 1 hari, 3 hari.
37
Gambar 3. 2 Timbangan
2. Gelas ukur
Gelas ukur yang untuk mengukur jumlah air yang akan digunakan pada
pembuatan beton. Gambar 3.3. Gelas ukur
38
3. Cetakan beton bentuk silinder
Cetakan beton yang digunakan untuk menceteak beton dengan ukuran 82,5mm x
169mm Gambar 3.4. mol/ cetakan beton resin
39
5. Ayakan no 4, 8, 16, 30,50,100, 200
Digunakan untuk mengayak agregat halus (pasir). Gambar 3.6. ayakan kayu :
40
7. Alat pengaduk beton (mix beton)
Alat ini untuk mencampur bahan-bahan yang akan bembentuk beton. Pada
Gambar 3.8 adalah gambar alat mix beton yang sudah di modifikasi
8. Perojok besi.
Alat ini untuk bembantu memadatkan beton agar beton dapat merata didalam mol
dan agar cepat padat. Gambar 3.9 adalah gambar besi untuk memadatkan beton.
41
Digunakan sebagai tempat takaran agregat halus saat pengujian material.
Picnometer 100 cc digunakan pada saat pengujian berat jenis pasir. Gambar 3.10.
Picnometer 100 cc untuk pengujian matrial.
42
Alat ini untuk menguji kuat tekan beton. Gambar 3.12.alat penguji beton (CTM)
43
Digunakan sebagai takaran pengujian berat volume untuk agregat.
Gambar 3. 15 Sekop
15. Teroli
44
Alat ini untuk membawa alat dan bahan ke temapat yang diinginkan agar lebih
mudah membawanya karena teroli mempunyai kapasitas yang lumayan besar.
Gambar 3.15. teroli.
Gambar 3. 16 Teroli
16. Karung
Alat ini digunakan untuk memasukan bahan-bahan yang akan digunakan dalam
penelitihan agar lebih mudah mebedakan bahan-bahanya. Gambar 3.17. adalah
karung yang dipakai.
Gambar 3. 17 Karung
45
alat ini digunakan untuk mengetahui seberapa keras agregat kasar. Gambar
3.18.alat abrasi Los Angeles
46
Agaregat halus berupa pasir, pasir yang digunakan adalah pasir alami dari gunung
sugi sebelum digunakan pasir dilakauan penyarainga sesuai no saringan yang
dipakai dan dicuci. Gambar 3.20. agregat halus
3. Epoxy Resin
Resin yang digunakan adalah resin epoksi yang berupa cairan tidak berwarna.
Gambar 3.21. Epoxy Resin.
47
Seibuk cangkang kerang yang digunakan adalah kaca yang sudah dialuskan
mengunakan alat los angeles Abrassion test set dan tertahan saringan no 200 dan
tertahan oleh pan.
5. Pasir Besi
Pasir besi dipilih dengan menggunakan magnet, agar pasir besi yang digunakan
benar-benar murni kemudian dicuci dengan air agar alkali-alkali dan garam yang
melekat pada lapisan luar pasir bisa hilang dan bersih sehingga tidak mengganggu
rekasi semen. Pasir besi yang digunakan berasal dari pasir besi lokal yang berasal
dari wilayah Lampung Barat. Ilustrasi pasir besi yang digunakan terdapat pada
Gambar 3.8.
48
3.5 Pengujian Material Pembentuk Beton
Sebelum beton dibuat menjadi adonan beton material atau bahan pembentuk beton
harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Pengujian dilakukan dengan
mungunakan alat alat yang ada dilaboratorium Univesitas Bandar Lampung.
Pemeriksaan benda uji yaitu :
49
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kekerasan, kehausan dan berat
bahan yang hilang dari agregat kasar.
50
3.7 Mix Design
Mix desain dilakukan untuk mengetahui proporsi kebutuhan agregat halus (pasir),
agregat kasar (kerikil), semen dan air dalam campuran beton. Metode yang
digunakan dalam merancang adukan beton adalah SNI 03-2834-2000.
Adapun langkah-langkah pembuatan Mix Desain SNI sebagai berikut :
1. Mengetahui kuat tekan karakteristik
2. Menetapkan nilai standart deviasi (Sd)
3. Menghitung nilai tambah margin
M = k x Sd
Dimana ;
M = Nilai tambah
Sd = standart deviasi
K = 1,64
4. Menetapkan kuat tekan rata-rata yang direncanakan.
f’cr = f’c + M
Dimana :
f’cr = kuat tekan rata-rata
f’c = kuat tekan yang disyaratkan
M = nilai tambah (margin)
5.Menentukan faktor air semen (fas) berdasarkan tabel
6.Mengetahui ukuran agregat maksimum
51
2. Bila contoh benda uji mencakup variable yang ditentukan harus dibuat dari 3
kali adukan terpisa dari berbagai umur pengujian.
3. Umur pengujian kuat tekan beton yang dilakukan adalah 1,3,dan 7.
Adapun tahapan-tahahapan pembuatan benda uji yaitu:
1. Periapan bahan dan alat
2. Sebelum adukan beton dibuat terlebih dahulu kita menyiapkan bahan dan alat-
alat yang akan digunakan. Persiapan dilakuakan dengan menimbang material
sesuai dengan mix desain. lalu persiapkan alat dialukan pembersihan alat dan
mampersiapkan cetakan beton.
3. Membuat adukan
4. Cara membuat adukan beton resin ini berbeda dengan pembuatan beton biasa.
Langka awal kita membuat adukan ini yitu campur resin A dan resin B dengan
mencampur perbandinganya 1:2, setelah sudah tercampur rata barulah kita
tuangkan kedalam wadah yang sudah ada kerikil dan pasir untuk serbuk kaca
akan dilakukan setelah adukan sudah tercampur rata, selanjutnya diaduk hingga
tercampur rata.
5. Percetaka benda uji
6. Adukan beton segar yang sudah dibuat lalu dimasukan kedalam cetakan
silinder, cetekan disi sedikit demi sedikit sambil digetarkan dan ditusuk-tusuk
higa padat dan rata, dilaukan secara menerus samapi cetakan silinder terisi
penuh.
7. Berendaman benda uji
8. Setelah selesai dicetak benda uji direndam ditong air yang sudah diatur tinggi
air dan suhu airnya direndam sesuai waktu yang sudah ditentukan.
52
cm tinggi 16,9 cm. Hasil dari campuran akhir dituangkan di atas diolesi dengan
menggunakan wax. Kemudian sampel dikeluarkan dari cetakan setelah melewati
tahap curing. Prosedur pembuatan mix desain beton polimer resin epoksi,
pemilihan gradasi agregat, persentase agregat, jenis agregat yang digunakan dan
kuat tekan rencana ini mengacu pada SNI 03-2834-2003 Mix-Desain.
53
2. Mengayak garegat kasar (kerikil) denga saringan yang digunakan tertahan no
3/4, tertahan no 3/8, tertahan no 4, dan tertahan no 8. Dengan lasung dicuci
sehingga kadar lumpur dan organik hilang dan dipisakan sesuai no saringan
seperti pada, Gambar berada pada lampiran.
3. Menggiling cangkang kerang dengan mengunakan alat aberasi hinga halus dan
lalu disaring mengunakan saringan no 8 sampai saringan PAN, dan yang akan
diambil saringan tertahan no 200 dan PAN saja. Gambar berada pada lampiran.
4. Menimbang pasir sesuai dengan kebutuan persentase lalu dibungkus dengan
mengunakan pelastik. Gambar berada pada lampiran.
5. Menimbang kerikil sesuai dengan kebutuan persentase lalu dibungkus dengan
mengunakan pelastik. Gambar berada pada lampiran.
6. Menimbang serbuk kaca sesuai dengan kebutuan persentase lalu dibungkus
dengan mengunakan pelastik. Gambar berada pada lampiran.
7. Mengambil pasir besi dengan menggunakan magnet kemudian dicuci dengan
air.
54
5. Aduk kedua bahan tersebut dengan mengunakan alat mix beton dengan waktu
± 10 menit atau sampai berwarna bening.
6. Campur kerikil dan pasir ditempat pengadukan berupa baskom alumium.
7. Campur resin, kerikil, pasir menjadi satu dan diaduk mengunakan alat mix
beton sampai merata.
8. Lalu campur serbuk cangkang kerang dan pasir besi dengan adukan resin,
kerikil dan pasir tadi, aduk sampai waktu ± 20 menit.
9. Setelah adukan beton sudah rata siapkan moll dan letakan dialat pengetar, lalu
hidupan alat pengetar.
10. Lalu tuang adukan beton sedikit demi sedikit sambil digetarkan oleh alat
pengetar sambil ditusuk-tusuk dengan besi perojok sampai penuh sambil
ditusuk gelembung yang keluar dipermukaan beton sampai waktu ± 30 menit.
11. Angkat beton yang sudah terisi penuh dan letakan ditempat penyimpanan beton
12. Bila beton yang untuk optimum setelah poin 10 sudah selesai beton lasung
direndam dalam bak perendam yang sudah diatur suhu airnya sampai 60°.
13. Tunggu sampai waktu 4 jm setelah itu angkat beton yang sudah direndam
letekan beton ditempat yang amad agar tidak tersengol oleh orang dan tunggu 1
hari.
14. Setelah sudah satu hari beton sudah bisa dilepas dari moll
15. Setelah dilepas dari moll biarkan beton sampai 2 hari dibiarkan di suhu
ruangan setelah sudah 2 hari beton sudah bisa dites kuat tekannya.
55
3. Meratakan permukaan beton dengan capping.
4. Menyalakan mesin kuat tekan
5. Menempatkan benda uji ke dalam mesin CTM
6. Mencatat beban maximum yang dapat diterima benda uji.
7. Mengeluarkan benda uji.
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 . Umum
Penelitian dan pengujian beton polimer. Pengaruh (Filler) Serbuk Cangkang
Kerang dan Pasir Besi Terhadap Sifat Mekanik Beton Polimer dengan Curing Air
Panas. Penelitian ini adalah salah satu cara untuk mengetahui kuat tekan beton
polimer dengan dicampur serbuk Cangkang Kerang dengan curing air panas.
Penggunaan kadar serbuk kerang yaitu dengan variasi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%
dari total kebutuhan agregat, sedangkan kadar resin optimum data terdahulu
(sekunder) dan data optimum suhu dari data terdahulu (sekunder).
57
Lubang Berat % Komulatif Komulatif
No.
Ayakan Tertahan Tertah % % Min Maks
Ayakan
(mm) (gr) an Tertahan Lolos
3/4" 19 0 0 0 100 100 100
3/8" 9.6 0 0 0 100 100 100
4 4.8 100 5 5 95 90 100
8 2.4 150 7.5 12.5 87.5 75 100
16 1.2 300 15 27.5 72.5 55 90
30 0.6 510 25.5 53 47 35 59
50 0.3 560 28 81 19 8 30
100 0.15 280 14 95 5 0 10
200 0.075 100 5 100 0 0 0
Tabel 4. 1 Proposi Agregat Halus Ideal
Agregat halus yang digunakan berdasarkan presentase tertahan dari tabel diatas
untuk proporsi yang ideal digunakan nomor ayakan 4, 8, 16, 30, 50, 100 dan
nomor ayakan 200
120
100
Ma
ks
80
% Lolos Ayakan
60
40
20
0
9 8 7 6 5 4 3 2 1
Ukuran Lubang Ayakan (mm)
Berdasarkan SNI 03-2834-2000 dari grafik diatas, gradasi agregat halus yang
digunakan yaitu distribusi butiran agregat halus zona 2 (sedang).
Dari pengujian analisa saringan berdasarkan ketentuan dari peraturan SNI 03-
2834-2000 yaitu sebesar 1,5 mm hingga 3,8 mm. Sedangkan yang didapat ketika
pengujian analisa saringan didapat dari menjumlahkan komulatif tertahan dibagi
100 didapat hasil 3,7 mm. Maka dari pengujian tersebut didapat bahwa agregat
58
halus dapat dipakai dikarenakan telah memenuhi syarat yang telah ditentukan.
(Tabel hasil perhitungan pengujian terdapat pada lampiran).
59
Tabel 4. 2. Hasil pengujian Agregat Halus
60
Grafik kurva gradasi agregrat kasar dapat dilihat pada Gambar 4.2
120
Ma
100
ks
80
% Lolos Ayakan
60
40
20
0
6 5 4 3 2 1
Ukuran Lubang Ayakan (mm)
61
4. Pengujian berat volume
Dari pengujian kadar organik ketentuan dari SNI 03-2834-2000 sebesar 1,5-1,8
gram/cm³ sedangkan yang didapat ketika pengujian kadar organik 1,31 gram/cm³ .
maka agregat halus dapat dipakai karena sudah memenuhi sarat. (Tabel hasil
perhitungan pengujian terdapat pada lampiran).
5. Pengujian Abrasi
Dari pengujian kadar organik ketentuan dari SNI 03-2834-2000 sebesar ≤ 20%
sedangkan yang didapat ketika pengujian kadar organik 15,7% . maka agregat
halus dapat dipakai karena sudah memenuhi sarat. (Tabel hasil perhitungan
pengujian terdapat pada lampiran). Tabel 4.4 adalah hasil pengujian kelayakan
(krikil) yang akan digunakan dalam penelitihan
Tabel 4. 4. Hasil Pengujian Agregat Kasar
Agregat Kasar
Hasil Yang Didapat Setelah
Jenis Uji Sarat Kesimpulan
Diuji
kadar lumpur ≤ 1% 0,5% dapat dipakai
berat jenis 2,5-2,7 2,6 dapat dipakai
berat volume 1,5-1,8 gr/cm³ 1,307 dapat dipakai
Abrasi ≤ 20% 15,7% dapat dipakai
62
penurunan adukan akan tetapi flow test didapatkan dengan menentukan kadar
epoksi resin ideal dilakukan didapatkan dari data terdaulu (sekunder).
Dalam penelitian ini beton direncanakan mengunakan resin epoxy dengan
campuran serbuk kerang sebagai filler. Penggunaan resin sudah ditentukan pada
kadar optimum yang sudah dicari oleh sodara fiterotul sedangan untuk
penambahan serbuk kerang yaitu mengunakan variasi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%
dari berat agregat. Benda uji yang direncanakan sebanyak 15 benda uji dengan
umur 1 hari.
Volume 1 silinder ukuran 8,2cm x 16,9cm = 903,41 cm³
Volume 15 silinder = 903,41 x 15 = 13.551,15 cm³
Faktor terbuang (safety factor) per 1 silinder 5%, jadi (0,5 x 903,41)+ 903,41 =
1.355,115 cm³, jadi kebutuhan 1 adukan benda uji silinder adalah :
1) Resin : 238 gr
2) Agregat halus (pasir) : 694 gr
3) Agregat kasar (krikil) : 1180 gr
Sedangkan untuk variasi serbuk kerang untuk persatu sempel dengan kadar serbuk
kerang 2% dibutuhkan serbuk kerang sebanyak 39 gram dari berat total agregat.
Kadar serbuk kerang 4% dibutuhkan serbuk kerang sebanyak 80 gram dari berat
total agregat. Kadar serbuk kerang 6% dibutuhkan serbuk kerang sebanyak 122
gram dari berat total agregat. Kadar serbuk kerang 8% dibutuhkan serbuk kerang
sebanyak 162 gram dari berat total agregat. Kadar serbuk kerang 10% dibutuhkan
serbuk kerang sebanyak 197 gram dari berat total agregat.
63
nyalakan mesin uji kuat tekan dan tunggu peroses mesin melakukan pembebeanan
terhadap beton. Setelah benda uji menerim pembebanan maka angak beraran
beban tersebut akan muncul pada layar mesin uji kuat tekan digital ini. Angka
akan terus bertambah sampai beton tidak bisa menerima beban lgi ditandai
dengan angaka yang berheti dan beton mengalami kerusakan. Angka yang
berhenti adalah angka hasil akhir yang didapatkan benda uji dan kekuatan
maksimum beda uji. Kemudia cetek scruk hasil uji kuat tekan beton dan catat
hasil uji kuat tekan oada form pengujian sebagai bukti hasil pengujian kuat tekan.
Mesin uji kuat tekan digital akan menghasilkan hasil beban denfan satuan
KN/kg².setelah itu hitung hasil kuat tekan beton mengunakan rumus kuat rekan
beton.
64
2
32008,1
16,90 603,59
M.6.2 0pt 8,22 2,00 53,03 5
33435,2
16,90 630,04
M.6.3 0pt 8,22 2,26 53,07 7
Hasil pengujian kuat tekan beton polimer dengan kadar resin optimum 13% dari
data sekunder dengan variasi serbuk cangkang kerang dan pasir besi 2%, 4%, 6%,
8% dan 10% megalami segregasi dimana beton polimer dengan penambahan
serbuk cangkang kerang dan pasir besi ini lebih lengket dibandingan dengan beton
polimer tanpa tambahan serbuk cangkang kerang dan pasir besi, hasil kuat tekan
juga mengalami kenaikan yang sedikit lebih tinggi dimana beton polimer tanpa
tambahan serbuk cangkang kerang dan pasir besi memiliki kuat tekan 850,966
Kg/cm² sedangkan hasil yang didapatkan dengan resin 13% dengan variasi
serbuk cangkang kerang dan pasir besi kuat tekan beton tertinggi didapatkan hasil
897,397 Kg/cm² divariasi 6% sedangkan hasil kuat tekan terendah hanya 505,295
Kg/cm². pada variasi serbuk kerang 10%. Dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan
Gambar 4.2 hasil kuat tekan beton polimer variasi serbuk cangkang kerang dan
pasir besi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%
1000
900
Rata-rata Kuat Tekan (kg/cm²)
700
600
500
400
300
200
100
0
1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10% 11%
kadar resin
Series2 Polynomial (Series2)
Gambar 4. 3 Kuat Tekan Beton Polimer Variasi Serbuk Cangkang Kerang dan Pasir Besi
65
Dari hasil pengujian beton diatas dengan kadar resin 13% dengan variasi serbuk
cangkang kerang 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%. Masih mengalami segregasi maka
kuat tekan beton masih rendah. Perhitungan nilai optimum secara teoritis
dilakukan dengan menurunkan persamaan garis yang terdapat pada Gambar 4.2.
Persamaan garis tersebut adalah :
4.6. Hasil Uji Penyerapan Beton Polimer Serbuk Cangkang Kerang dan
Pasir Besi
Pada sub bab ini akan membahas mengenai penyerapan beton polimer serbuk
cangkang kerang dan pasir besi terhadap air. Hasil uji peyerapan beton polimer
serbuk kaca optimum. Tabel 4.6 adalah hasil uji peyerapan beton polimer serbuk
cangkang kerang optimum.
Tabel 4. 6. Uji Peyerapan Beton Polimer Serbuk Kerang Optimum dan Pasir Besi
Hasil
NO Berat benda uji Berat benda uji setelah penyerapan
sebelum direndam(gr) direndam(gr) %
1 2.011 2.011 0
2 2.022 2.022 0
3 2.001 2.001 0
66
Dari hasil tabel diatas hasil penyerapan beton polimer dengan kadar resin
optimum, serbuk cangkang kerang optimum dan pasir besi hasil peyerapan beton
0%.
Pada sub bab ini akan membahas mengenai perbandingan beton polimer. Hasil
optimum dari masing-masing penelitian beton polimer. Tabel 4.7 adalah hasil uji
beton polimer optimum.
67
1,000.000
936.197
897.397
900.000 871.767 860.430 848.358
800.000 753.740
700.000
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
0.000
1 2 3 4 5 6
Dari Gambar 4.4 diatas didapatkan hasil dimana kuat tekan beton polimer
tertinggi pada Beton Polimer Normal + Pasir besi + Curing Air Panas. Sedangkan
untuk kuat tekan beton polimer kedua pada Beton Polimer Kerang + Pasir Besi,
Sedangkan ke tiga pada Beton Polimer Normal + Kaca, kuat tekan beton ke empat
pada Beton Normal + Kerang, sedangkan yang kelima pada Beton Normal dan
terendah pada beton Kaca + Pasir Besi.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasrkan hasil pengujian beton polimer resin epoxy optimum dengan variasi
serbuk cangkang kerang sebagai filler dan pasir besi sebagai subsitusi sudah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Dengan kadar resin epoxy 13% dengan variasi serbuk kerang 2%, 4%, 6%, 8%
dan 10%. Beton mengalami segegrasi dan kuat tekan tertinggi didapat pada
variasi 6% dengan kuat tekan 897,397 Kg/cm². Maka didapat hasil optimum
6%.
2. Semakin tinggi kadar serbuk cangkang kerang dan pasir besi hasil kuat tekan
beton polimer semakin menurun karena serbuk cangkang kerang dan pasir besi
memiliki butiran yang sangat halus sehingga beton polimer tidak menyatu
dengan sempurna.
3. Beton polimer dengan variasi serbuk cangkang kerang dan pasir besi dengan
curing air panas hasil kuat tekan beton mengalami penurunan dimana hasil kuat
tekan beton dengan curing air panas hanya 618,666 Kg/cm² sedangkan yang
tidak direndam air panas memiliki kuat tekan 897,397 Kg/cm2. Maka dapat
disimpulkan bahwa beton polimer dengan penambahan serbuk cangkang
kerang dan pasir besi untuk dicuring air panas tidak dianjurkan karena beton
mengalami penurunan yang sangat jauh. Ada dua penyebab mengapa beton
polimer yang dicuring air panas kuat tekan nya menurun , yang pertama yaitu
disebabkan oleh curing itu sendiri, menyebabkan beton sedikit basah dan
berpengaruh pada kuat tekan beton tersebut. Yang kedua yaitu disebabkan oleh
bahan resin yang digunakan pada beton polimer yang dicuring tidak berbau
terlalu menyengat seperti resin yang digunakan pada beton polimer yang tanpa
dicuring air panas, hal ini sudah terbukti semakin resin tersebut berbau
menyengat semakin tinggi kuat tekan beton polimer tersebut. Sedangkan hasil
uji beton polimer penyerapan air yaitu 0 % atau tidak berpengaruh karena
beton polimer memiliki susunan yang sangat padat sehingga air susah
menembus beton polimer tersebut.
69
5.2 Saran
Adapun saran terkait dengan hasil penelitihan yang sudah dilaksanakan, antara
lain :
1. Diperlukan nya penelitian selanjutnya megenai kadar serbuk cangkang kerang
dan pasir besi dengan suhu yang lebih bervariasi.
2. Perlu adanya konsisten watu dalam pengadukan (setting time). Dan perlu
dilakukan penimbangan benda uji pada saat dipadatkan agar berat semua benda
uji sama.
3. Perlunya penelitihan selanjutnya dicoba untuk serbuk kerang yang diambil
lolos 200 saja.
4. Perlu dilakukan penelitian beton polimer dengan serbuk kerang dengan curing
air panas tetapi tidak direndam hanya memakai uapnya saja.
5. Dalam pembuatan beton dengan mutu baik diperlukan material campuran
dengan kualitas yang baik pula. Bahan yang digunakan harus teruji dengan
hasil yang baik. Disamping itu ketelitian dalam perencanaan campuran mix
design.
70
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, P. dkk., 2014. "Pengaruh Penambahan Serat Nilon Pada Beton Ringan
Dengan Teknologi Foam Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah dan Modulus
Elastisitas". e-Jurnal Matriks Teknik Sipil, (September), hlm. 289–296.
Karwur, HY dkk., 2013. "Kuat tekan beton dengan bahan tambah serbuk kerang
sebagai substitusi parsial semen".
Kosim & Hasan, A., 2014. "Pemanfaatan Serbuk Kaca Sebagai Bahan Tambah
Agregat Halus Untuk Meningkatkan Kuat Tekan Beton". Jurnal Teknik Sipil,
SNI
LAMPIRAN
71
72