5115122600
FAKULTAS TEKNIK
2017
ABSTRAK
Penelitian yang terdapat dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
ketahanan isolasi pada isolator yang digunakan pada saluran udara tegangan tinggi
yaitu, isolator berbahan keramik dan isolator berbahan gelas. Perbedaan ini diuji
dengan memberikan tegangan tertinggi yang diberikan oleh generator impuls pada
masing-masing bahan sampai isolator tersebut mengalami flashover (muncul
bunga api pada isolator).
i
ABSTRACT
The research contained in this thesis aims to determine the difference of insulation
resistance in the insulators used in high-voltage airways that is, isolators made
from ceramic and glass-made insulators. This difference is tested by providing the
highest voltage supplied by the impulse generator on each material until the
isolator experiences a flashover (sparks appear on the insulator).
The test is performed by using 2-shot test voltage voltage using standard voltage
according to SPLN 10-1A 1996 multiplied by air correction factor (Kt).
Meanwhile, in the 2nd test, the voltage is increased until the insulator has
flashover. Based on the results of research that has been done, insulators ceramics
type U 120 B experience flashover at a voltage of 163.28 kV. While the glass
material insulators type U 120 B flashover at a voltage of 125.45 kV. For U-210
type ceramic insulators BP experienced flashover at a voltage of 192.49 kV.
Meanwhile, for glass-type insulators of type U 210 BP experience flashover at a
voltage of 165.43 kV.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
15 – 08 - 2017
Imam Arif Rahardjo, S.Pd, M.T
(Sekretaris) …………………….
16 – 08 - 2017
Aris Sunawar, S.Pd, M.T
(Dosen Ahli) …………………….
17 – 08 - 2017
Ir. Drs. Parjiman, M.T
(Dosen Pembimbing 1) …………………….
iii
HALAMAN PERNYATAAN
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat
dan karunianya yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya dapat
saya banyak menerima bantuan, bimbingan, dan motivasi serta dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami bermaksud
1. Bapak Massus Subekti S.Pd, M.T, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
2. Bapak Ir. Drs. Parjiman, M.T dan Prof. Dr. Suyitno,M.Pd, selaku Dosen
4. Mas Bobby Dermawan dan Bli Rama Rinaldi selaku Pegawai Lab
Puslitbang
6. Ibu Hani selaku bagian SDM PT PLN Puslitbang yang sudah memberikan
iii
7. Bang Andri Sinaga, selaku pembimbing rohani di gereja yang selalu
10. Serta semua pihak yang belum penulis sebutkan dalam membantu dalam
penyusunan skripsi
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan semua pihak yang
Akhir kata penulis berharap agar penulisan dan penyusunan skripsi ini dapat
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak ................................................................................................................i
Halaman Pengesahan ..........................................................................................ii
Halaman Pernyataan............................................................................................iii
Kata Pengantar ....................................................................................................iv
Daftar Isi..............................................................................................................v
Daftar Tabel ........................................................................................................x
Daftar Gambar .....................................................................................................xvi
Daftar Lampiran ..................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
2.1. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4
3.1. Pembatasan Masalah .................................................................... 4
4.1. Perumusan Masalah ..................................................................... 4
5.1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
6.1. Kegunaan Penelitian .................................................................... 5
v
3.3 Definisi Operasional ......................................................... 24
3.4 Metode dan Tahapan Penelitian ........................................ 25
3.4.1 Metode Penelitian .............................................................. 25
3.4.2 Tahapan Penelitian ............................................................ 25
3.5 Instrumen Penelitian .......................................................... 26
3.5.1 Alat dan Bahan .................................................................. 26
3.5.2 Rangkaian Generator Impuls ............................................. 30
3.5.3 Prosedur Pengujian ........................................................... 32
3.5.4 Lembar Pengujian.............................................................. 33
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................ 34
3.7 Teknik Analisis Data ......................................................... 34
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
Gambar 4.11. Gambar Gelombang Pengujian ke-1 Isolator Gelas Tipe
U 210 BP…....................................................................................54
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
x
BAB 1
PENDAHULUAN
Saat ini kehidupan manusia sangat bergantung kepada listrik. Baik skala
yang perlu diketahui adalah bagaimana suatu konsumen (rumah tangga maupun
industri) dapat menikmati listrik. Dalam dunia kelistrikan dikenal suatu sistem
yang sangat penting dalam perputaran tenaga listrik dari pembangkit hingga ke
konsumen yang disebut sistem tenaga listrik. Bagian sistem yang cukup vital
dalam penyaluran tenaga listrik yaitu adalah sistem transmisi dan distribusi.
dari pusat pembangkit menuju konsumen pengguna listrik. Salah satu yang
menjadi perhatian utama dalam penyaluran tenaga listrik adalah efisiensi pada
sistem transmisi dan distribusi. Dalam penyaluran tenaga listrik, semakin tinggi
tegangan yang digunakan maka rugi-rugi yang terjadi pada kawat penghantar akan
Isolasi adalah suatu bahan listrik dalam tegangan tinggi yang berfungsi
mengisolasi konduktor bertegangan satu sama lain terhadap bumi. Selain itu
material isolasi harus memiliki kekuatan mekanis dan tahan terhadap tekanan
termal dan kimia. Ada beberapa persyaratan untuk karakteristik listrik dari
material isolasi yaitu, memiliki kekuatan elektrik yang tinggi, untuk mendapatkan
ukuran yang kecil dan biaya yang rendah dengan volume material sesedikit
1
mungkin kemudian memiliki dielektrik losses yang rendah, untuk mencegah
terjadinya pemanasan lebih pada material isolasi. Selain itu, isolasi juga harus
sebagaimana pada kondisi gangguan. Spesifikasi dari sifat termal seperti kekuatan
bertahan terhadap panas yang tinggi, kekuatan yang baik terhadap panas,
konduktivitas termal yang tinggi, koefisien ekspansi termal yang rendah, dan
Isolator merupakan salah satu jenis bahan listrik yang banyak digunakan
pada sistem tenaga listrik, terutama pada sistem transmisi dan distribusi. Isolator
transmisi. Suatu isolator yang akan digunakan tentunya harus melewati tahap
Salah satu syarat isolator yang layak digunakan pada saluran udara adalah
memiliki kekuatan dielektrikal yang tinggi. Syarat ini dimaksudkan agar isolator
dapat tahan tanpa terjadinya kegagalan. Kegagalan yang dimaksud adalah berupa
Penyebab terjadinya flashover adalah tegangan lebih impuls yang disebabkan oleh
sambaran petir. Tegangan lebih ini mempunyai bentuk gelombang aperiodic yang
2
kapasitor melalui sebuah tahanan yang induktif. Biasanya, jenis bahan isolasi pada
isolasi yang sering digunakan pada isolator adalah gelas, mika, keramik, karet,
minyak trafo, dan pernis. Bahan-bahan ini pun hendak dipertimbangkan tempat
isolator agar dapat terhindar apabila terjadi kebocoran arus dan harus memiliki
bahan isolator yang paling banyak digunakan untuk Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) adalah keramik yang dilapisi glazur dan gelas. Hal ini
dikarenakan, kedua bahan tersebut memiliki kekuatan mekanis yang lebih tinggi
Warna isolator pada umumnya coklat untuk bahan keramik dan hijau-
bening untuk bahan gelas. Baik bahan keramik maupun bahan gelas mempunyai
ketahanan isolasi isolator bahan porselen dan bahan gelas. Setelah itu, peneliti
akan menganalisis perbedaan kekuatan ketahanan antara isolasi keramik dan gelas
3
1.2 Identifikasi Masalah
isolator keramik?
isolator gelas?
Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang
ketahanan isolasi antara bahan keramik dan gelas terhadap tegangan impuls petir,
adapun :
- Isolator Tegangan Tinggi bahan keramik dan gelas dengan beban gagal 120
masalah penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan ketahanan isolasi isolator
4
1.5 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan ketahanan isolasi isolator bahan keramik dan gelas saat
1. Bila dilihat dari sudut pandang keilmuan, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan ajar di perguruan tinggi, khususnya untuk mata kuliah yang berhubungan
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
mulai dari tegangan 0,6 kV (600 Volt) sampai dengan tegangan yang
beberapa bagian :
tegangan tinggi Eropa dimulai dari tegangan 0,6 kV/1,0 kV sampai dengan
2,4 kV. Untuk tegangan menengah dari 3 kV sampai dengan 30 kV. Untuk
Ekstra Tinggi (E.H.V) dan untuk tegangan 240 kV s/d 1000 kV dinamakan
6
teknis seperti pelaksanaan, pemeliharaan, faktor sosial budaya, dan
surge), akibat hubung singkat, hubung tanah dan lain-lain. Oleh karena itu,
ditahan oleh sistem untuk waktu yang tak terhingga. Di sisi lain tegangan
7
tinggi yang tidak normal umumnya menyebabkan tegangan lebih (over
waktu diperbaiki.
8
Oleh karena itu, pengujian dengan tegangan tinggi dimaksudkan untuk :
1. Mencari jenis bahan yang kualitasnya tidak baik atau ada kesalahan
dipakai dalam waktu yang lama bilamana tidak terjadi tegangan lebih
yang berkelanjutan.
itu, dibutuhkan kualitas sistem isolasi yang baik pada kedua peralatan
9
rancangan yang memiliki ketahanan tinggi, yaitu dengan pengujian
10
- Tidak dipengaruhi oleh perubahan suhu.
dengan suhu yang diatur. Komposisi bahan bakunya adalah: 50% tanah
liat, 25% felspar, 25% kwarsa. Isolator yang dihasilkan harus keras,
Jika bahan isolasi diproduksi pada suhu yang rendah maka sifat
11
akan memburuk. Sebaliknya jika bahan isolasi diproduksi pada suhu yang
didinginkan. Isolator yang terbuat dari bahan gelas ini memiliki beberapa
bentuk yang lebih sederhana dan bahkan dapat digunakan satu lapis
kotoran yang lain dapat dideteksi dengan mudah dan bersifat homogen.
12
- Uap-uap air mudah mengembun di sepanjang permukaan isolator,
bocor.
(casting) dalam bentuk atau model yang tidak beraturan, karena pendingin
didalam isolator dan keadaan ini dapat mempercepat terjadinya arus bocor.
sampai 150 kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double
maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua atau empat
13
kawat (Double atau Quadrapole) dan Berkas konduktor disebut Bundle
Conductor.
Pengujian tahap merusak dalam tegangan tinggi pada bahan isolasi dibagi
dalam 1 menit. Bila tidak terjadi loncatan api, maka alat itu
14
Metode : Bilamana tegangan dinaikkan maka terjadi pelepasan muatan
dalam operasi).
mirip gelombang surja petir atau surya hubung yang biasanya digunakan
untuk proses pengujian arrester (Jurnal UGM, Juli 2014; 77-78) Jenis-jenis
Bentuk dan waktu gelombang impuls dapat diatur dengan mengubah nilai
Nilai puncak pada gelombang impuls berada pada titik 1,0 atau 100
sumbu waktu yaitu ketika nilai tegangan atau arus bernilai 0 (V0) dengan
garis yang menghubungkan titik ketika tegangan atau arus bernilai 10%
(0,1) dan 90% (0,9) pada muka kurva. Selanjutnya untuk mendapatkan
ekor gelombang (Tt) diambil dari titik awal muka gelombang (Tf) sampai
15
dengan titik perpotongan antara tegangan atau arus ketika 50% (0,5)
dengan sumbu T.
Standar Tf x Tt
Jepang 1 x 40 µs
Amerika 1,5 x 40 µs
IEC 1,2 x 50 µs
(Tf) dan waktu sampai setengah puncak (Tt). Gelombang ini dinyatakan
16
2. Muka gelombang, t1 (mikrodetik), yaitu waktu dari permulaan sampai
17
2.1.9 Kegagalan Isolasi
oleh tegangan tegangan yang harus ditahan oleh permukaan isolator yang
di udara di sekitar isolator. Jika pada isolasi padat ada medan listrik E,
medan listrik ini akan memaksa elektron terlepas dari intinya. Lama
kelamaan ion-ion negatif ini semakin banyak dan apabila jarak antara
kutub negatif dan positif isolator tidak cukup jauh dibandingkan dengan
udara yang telah terionisasi maka dapat menurunkan nilai tegangan karena
pada suatu nilai tegangan tertentu arus akan dapat melewati permukaan
18
Gambar 2.7. Ilustrasi Kegagalan Isolasi
dengan waktu awal 1,2-250 µs dan 50-2500 µs untuk waktu akhir. Berikut
Blanko uji ini berfungsi untuk memasukkan data kondisi saat pengujian.
(SPLN 10-1A, 1996). Setelah itu, jarak loncat dari isolator diukur dan
total (kt) dan besarnya tegangan uji pada kondisi ruang. Isolator yang akan
diuji dalam keadaan siap dipasangkan pada traverse dekat peralatan impuls
19
sebesar 50 % dari nilai tegangan yang diisyaratkan dengan menggunakan
gelombang dan manual alat divider. Sesuai bentuk gelombang seperti yang
Keterangan :
- Sela bola standar adalah sela bola yang memenuhi syarat standar
20
- Tahanan peredam dipasang seri dengan jarak minimum 2D
500 Ω)
21
2. Mengukur Dengan Menggunakan CRO (Chatode-Ray Oscillograph) :
alat uji)
- CRO hanya bisa diukur untuk tegangan rendah saja, jadi untuk mengukur
platinum dan merk milan memberikan hasil tegangan tembus dengan beda
terjadi flashover.
Mada. Hasil penelitian berupa nilai tegangan impuls lewat denyar dan
22
faktor koreksi udara. Bentuk gelombang impuls yang terjadi saat ada
Penelitian ini dilakukan Eva Indiani dan Ngurah Ayu Ketut Umiati,
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah isolator yang digunakan dalam Saluran
3.2.2 Sampel
gelas 120 kN tipe U 120 B, 1 isolator keramik 210 kN tipe U 210 BP dan 1
serta sebagai pegangan terhadap kap dan pin isolator. Bahan isolasi terdiri
dari beberapa jenis, dua diantaranya adalah bahan isolasi porselen dan bahan
isolasi gelas. Bahan isolasi porselen dan bahan isolasi gelas mempunyai
kemampuan ketahanan yang mungkin berbeda satu sama lain bila diberikan
bocor).
24
3.4 Metode dan Prosedur Pengujian
3.4.1 Metode Penelitian
berikut :
X O1
X O2
X = Tegangan Impuls
01 = Bahan Keramik
02 = Bahan Gelas
Pada pengujian ini terdapat dua jenis bahan isolasi isolator yang
akan diuji yaitu bahan keramik (O1) dan bahan gelas (O2). Setelah diberi
perlakuan sama akan ditentukan bahan mana yang lebih tahan jika
Memulai Penelitian
Observasi
Lapangan
Melakukan
Pengujian
Membuat Analisis
Kesimpulan
25
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Alat dan Bahan
1. Generator Impuls 750 kV
Generator Impuls adalah salah satu jenis pembangkit tegangan tinggi
impuls dan digunakan untuk memberikan tegangan terhadap bahan yang diujikan
yaitu isolator
2. Capasitor Devider
Capasitor devider adalah alat yang berfungsi sebagai penampung tegangan
yang dihasilkan dari generator impuls dan untuk membaca nilai tegangan yang
akan dimunculkan di oscilloscope.
26
Gambar 3.2. Capasitor Devider
Sumber : dokumen pribadi
3. Oscilloscope
Oscilloscope berfungsi sebagai alat pendeteksi bentuk gelombang yang
dihasilkan oleh tegangan impuls dan membaca tegangan yang dikeluarkan oleh
4. Psychometer
Psychometer digunakan untuk mengukur kondisi udara seperti udara
kering (Td) dan udara basah (Tw)
27
Gambar 3.4 Pshycrometer
sumber : dokumen pribadi
5. Barometer
Barometer digunakan untuk mengukur tekanan udara saat pengujian
28
6. Benda Uji (Isolator)
29
Gambar 3.8. Isolator Gelas U 120 B
Sumber : dokumen pribadi
pengujian.
30
Bagian – bagian generator impuls :
1. Resistor
Resistor terbuat dari bahan tradisional karbon elektronik yang dirangkai
secara seri.
31
3. Sela Bola
Sela bola atau kesenjangan bola digunakan sebagai saklar
tegangan pada generator impuls
- Mencatat kondisi udara ruang berupa suhu kering (Td), suhu basah
2. Proses Pengujian :
32
- Menghidupkan oscilloscope untuk melihat tinggi tegangan
suhu kering (Td) , suhu basah (Tw) dan tekanan udara menggunakan alat
pengukur. Dimana ini digunakan untuk mencari faktor koreksi udara yang akan
UB (kV) g m w K1 K2 Kt
33
Tabel 3.5. Tabel Perbandingan Ketahanan Impuls Petir Bahan Keramik dan Bahan Gelas
Tipe U 120 B
Tabel 3.6. Tabel Perbandingan Ketahanan Impuls Petir Bahan Keramik dan Bahan Gelas
Tipe U 210 BP
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan
Setelah semua data telah diperoleh, data akan diolah dengan pengamatan
ketahanan bahan isolasi keramik dan gelas yang masing masing diberikan
tegangan untuk dilihat apakah terdapat perbedaannya. Tujuan yang ingin dicapai
dengan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk
34
dalam variabel dapat dipelajari dan diuji. Untuk menyederhanakan data maka
Melakukan analisis data untuk melihat salah satu bahan isolasi yang lebih baik
dalam pengujian
35
BAB IV
ketahanan impuls petir. Tujuan pengujian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui
ketahanan isolasi suatu benda peralatan tenaga terhadap tegangan impuls. Hal ini
diakibatkan oleh surja hubung maupun surja petir. Hal inilah yang mendorong
keramik dan gelas. Setelah data terkumpul, yaitu data-data yang terdapat dalam
Adapun data-data yang telah terkumpul yaitu data pengujian tegangan ketahanan
impuls petir dan data kondisi udara (untuk masing – masing bahan benda uji).
Adapun data lain yang diperlukan adalah data parameter bentuk gelombang
impuls.
untuk menjelaskan secara rinci, dapat berupa gambar ataupun tulisan yang
36
memberikan keterangan bagi penggunanya yang sangat bermanfaat. Dalam
Isolator merupakan benda uji yang digunakan. Alat ini digunakan dalam
Jaringan distribusi dan transmisi. Isolator sampel yang akan diteliti dalam
pengujian ini berjumlah 6 (per beban gagal mekanik) buah untuk masing-masing
37
Tabel 4.2. Spesifikasi Isolator Gelas U 120 B
38
Gambar 4.3. Isolator Keramik U 210 BP
Sumber : dokumen pribadi
39
4.1.2 Deskripsi Data
Tabel hasil pengujian dikenal juga dengan istilah kisi-kisi soal atau blue
print adalah sebuah tabel analisis yang didalamnya dimuat rincian objek yang
diteliti. Isolator sampel berasal dari beberapa pabrik yang melakukan uji benda di
PLN Puslitbang Duren Tiga. Sampel penelitian isolator sebanyak enam buah.
dilakukan dan hasil pengujian di bandingkan antara satu dengan yang lain.
Pengujian ini menggunakan sumber DC pada generator impuls. Data pengujian ini
dilakukan untuk melihat bahan manakah yang memiliki ketahanan lebih baik
A. Pengujian IsolatorKeramik
Tabel 4.5 merupakan kondisi udara saat menguji isolator yang sudah diukur.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai Td (Udara Kering) sebesar 30,4°C, nilai
Tw (Udara Basah) sebesar 24,7°C, tekanan udara sebesar 988 mbar, dan
dipengaruhi oleh udara kering dan udara basah). Kondisi udara ini digunakan
impuls petir.
40
Faktor koreksi udara pada tabel diperoleh dengan perkalian K1 dan K2
𝑏 (273+T0)
x dengan keterangan:
1013 (273+𝑇𝑑)
b = tekanan udara
Td = udara kering
Sesuai kondisi udara pada tabel 4. Diketahui tekanan udara (b) sebesar 988
mbar dan Udara Kering (Td) sebesar 30,4 °C. langkah pertama, adalah mencari
988 (273+20)
x = 0,95
1013 (273+30,4)
selanjutnya mencari eksponen m (sesuai lampiran hal 69) dan nilai eksponen m
K = (1 + 0,010 ( h/0,95 – 11 )
Pada pengujian ini, kelembaban udara yang tercatat oleh hygrometer adalah 23
(1 + 0,010 ( 23/ 𝛿 – 11 )
= 1,12
41
Lalu untuk mencari kelembaban udara (K2) digunakan rumus kw dimana w
adalah nilai eksponen w (sesuai lampiran hal 69). Nilai w yang didapat adalah 1,
suspension berbahan keramik. Tegangan uji pada kondisi standar adalah tegangan
yang disesuaikan dengan standar uji berdasarkan SPLN 1996 10-1A (Lampiran
diberikan melebihi tegangan uji standar yang didapat dari perkalian tegangan uji
Keterangan :
42
Gambar 4.5. Gambar Gelombang Pengujian ke-1 Isolator Keramik Tipe U 120 B
Sumber : dokumen pribadi
Pada pengujian ke-2, tegangan uji dinaikkan sampai benda uji mengalami
kegagalan berupa flashover dan benda uji mengalami kegagalan pada
tegangan 163,28 kV. Hal ini ditunjukkan melalui gelombang muka yang
terdeteksi oleh oscilloscope yang menunjukkan tegangan peak - peak sebesar
163,28 kV.
Gambar 4.6. Gambar Gelombang Pengujian ke-2 Isolator Keramik Tipe U 120 B
Sumber : dokumen pribadi
Tabel 4.7 merupakan kondisi udara saat menguji isolator yang sudah diukur.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai Td (Udara Kering) sebesar 29,2 °C, nilai
Tw (Udara Basah) sebesar 24,7 °C, tekanan udara sebesar 992 mbar, dan
43
kelembaban udara sebesar 19 gr/m3 (berdasarkan pengukuran hygrometer yang
dipengaruhi oleh udara kering dan udara basah). Kondisi udara ini digunakan
impuls petir.
Td Tw b h 𝛿 K L
(°C) (°C) (mBar) (gr/m3) (mm)
29,2 24,7 992 19 0,95 1,07 336
UB g m w K1 K2 Kt
(kV)
154 0,91 1 1 0,95 1,07 1,016
Faktor koreksi udara pada tabel diperoleh dengan perkalian K1 dan K2,
𝑏 (273+T0)
x , dengan keterangan :
1013 (273+𝑇𝑑)
b = tekanan udara
Td = udara kering
Sesuai kondisi udara pada tabel 4. Diketahui tekanan udara (b) sebesar 988
mbar dan Udara Kering (Td) sebesar 30,4 °C. langkah pertama, adalah mencari
992 (273+20)
x = 0,95
1013 (273+29,7)
44
Ketika kerapatan udara sudah didapatkan yaitu sebesar 0,95 , maka
selanjutnya mencari eksponen m (sesuai lampiran hal 69) dan nilai eksponen m
K = (1 + 0,010 ( h/ 𝛿 – 11 )
Pada pengujian ini, kelembaban udara yang tercatat oleh hygrometer adalah 19
K = (1 + 0,010 ( 19/0,95 – 11 )
= 1,07
w adalah nilai eksponen w (sesuai lampiran hal 69). Nilai w yang didapat adalah
Tabel 4.8 merupakan tabel pengujian ketahanan impuls petir pada isolator
suspension berbahan keramik. Tegangan uji pada kondisi standar adalah tegangan
yang disesuaikan dengan standar uji berdasarkan SPLN 1996 10-1A (Lampiran
45
Tabel 4.8. Pengujian Ketahanan Impuls Petir Isolator
Keramik Tipe U 210 BP
diberikan melebihi tegangan uji standar yang didapat dari perkalian tegangan uji
Keterangan :
Pada pengujian ke-1, isolator dikatakan tahan karena tidak mengalami
flashover pada tegangan 142,51 kV (kurang lebih 3% kondisi tegangan uji
kondisi ruang). Hal ini ditunjukkan melalui gelombang muka yang terdeteksi
oleh oscilloscope yang menunjukkan tegangan peak – peak sebesar 142,51 kV
Gambar 4.7. Gambar Gelombang Pengujian ke-1 Isolator Keramik Tipe U 210 BP
Sumber : dokumen pribadi
Pada pengujian ke-2, tegangan uji dinaikkan sampai benda uji mengalami
kegagalan berupa flashover dan benda uji mengalami kegagalan pada tegangan
46
192,49 kV. Hal ini ditunjukkan melalui gelombang muka yang terdeteksi oleh
oscilloscope yang menunjukkan tegangan peak – peak sebesar 192,49 kV
Gambar 4.8. Gambar Gelombang Pengujian ke-2 Isolator Keramik Tipe U 210 BP
Sumber : dokumen pribadi
Tabel 4.9 merupakan kondisi udara saat menguji isolator yang sudah diukur.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai Td (Udara Kering) sebesar 29,6 °C, nilai
Tw (Udara Basah) sebesar 24,7 °C, tekanan udara sebesar 992 mbar, dan
dipengaruhi oleh udara kering dan udara basah). Kondisi udara ini digunakan
impuls petir.
Td Tw b h 𝛿 K L
(°C) (°C) (mBar) (gr/m3) (mm)
29,6 24,7 991 19 0,93 1,07 232
UB g m w K1 K2 Kt
(kV)
121 0,94 1 1 0,93 1,07 1,057
47
Tabel 4.9 merupakan kondisi udara saat menguji isolator yang sudah
diukur. Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai Td (Udara Kering) sebesar 29,6
°C, nilai Tw (Udara Basah) sebesar 24,7 °C, tekanan udara sebesar 992 mbar, dan
dipengaruhi oleh udara kering dan udara basah). Kondisi udara ini digunakan
impuls petir.
𝑏 (273+T0)
x , dengan keterangan :
1013 (273+𝑇𝑑)
b = tekanan udara
Td = udara kering
Sesuai kondisi udara pada tabel 4. Diketahui tekanan udara (b) sebesar 988
mbar dan Udara Kering (Td) sebesar 29,6 °C. langkah pertama, adalah mencari
991 (273+20)
x =0,97
1013 (273+29,6)
selanjutnya mencari eksponen m (sesuai lampiran hal 69) dan nilai eksponen m
48
Selanjutnya untuk mencari parameter tegangan impuls digunakan rumus :
K = (1 + 0,010 ( h/ 𝛿 – 11 )
Pada pengujian ini, kelembaban udara yang tercatat oleh hygrometer adalah 19
K = (1 + 0,010 ( 19/0,97 – 11 )
= 1,09
w adalah nilai eksponen w (sesuai lampiran hal 69). Nilai w yang didapat adalah
isolator suspension berbahan keramik. Tegangan uji pada kondisi standar adalah
tegangan yang disesuaikan dengan standar uji berdasarkan SPLN 1996 10-1A
Td Tw b h 𝛿 K L
(°C) (°C) (mBar) (gr/m3) (mm)
29,6 24,7 991 19 0,93 1,07 232
UB g m w K1 K2 Kt
(kV)
121 0,94 1 1 0,93 1,07 1,057
49
Tegangan uji kondisi ruang yang diberikan adalah tegangan yang
diberikan melebihi tegangan uji standar yang didapat dari perkalian tegangan uji
Keterangan :
Gambar 4.9. Gambar Gelombang Pengujian ke-1 Isolator Gelas Tipe U 120 B
Sumber : dokumen pribadi
Pada pengujian ke-2, tegangan uji dinaikkan sampai benda uji mengalami
kegagalan berupa flashover dan benda uji mengalami kegagalan pada tegangan
125,45 kV. Hal ini ditunjukkan melalui gelombang muka yang terdeteksi oleh
oscilloscope yang menunjukkan tegangan peak – peak sebesar 142,51 kV
50
Gambar 4.10. Gambar Gelombang Pengujian ke-2 Isolator Gelas Tipe U 120 B
Sumber : dokumen pribadi
Tabel 4.13 merupakan kondisi udara saat menguji isolator yang sudah diukur.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai Td (Udara Kering) sebesar 29,3°C, nilai
Tw (Udara Basah) sebesar 24,6°C, tekanan udara sebesar 992 mbar, dan
dipengaruhi oleh udara kering dan udara basah). Kondisi udara ini digunakan
impuls petir.
Td Tw b h 𝛿 K L
(°C) (°C) (mBar) (gr/m3) (mm)
29,2 24,7 992 19 0,95 1,07 336
UB g m w K1 K2 Kt
(kV)
154 0,91 1 1 0,95 1,07 1,016
Tabel 4.13 merupakan kondisi udara saat menguji isolator yang sudah
51
29,3°C, nilai Tw (Udara Basah) sebesar 24,6°C, tekanan udara sebesar 992 mbar,
yang dipengaruhi oleh udara kering dan udara basah). Kondisi udara ini
𝑏 (273+T0)
x , dengan keterangan :
1013 (273+𝑇𝑑)
b = tekanan udara
Td = udara kering
Sesuai kondisi udara pada tabel 4. Diketahui tekanan udara (b) sebesar 988
mbar dan Udara Kering (Td) sebesar 29,3 °C. langkah pertama, adalah mencari
992 (273+20)
x = 0,97
1013 (273+29,3)
selanjutnya mencari eksponen m (sesuai lampiran hal 69) dan nilai eksponen m
K = (1 + 0,010 ( h/ 𝛿 – 11 )
52
Pada pengujian ini, kelembaban udara yang tercatat oleh hygrometer
K = (1 + 0,010 ( 20/0,97 – 11 )
= 1,07
w adalah nilai eksponen w (sesuai lampiran hal 69). Nilai w yang didapat adalah
isolator suspension berbahan gelas. Tegangan uji pada kondisi standar adalah
tegangan yang disesuaikan dengan standar uji berdasarkan SPLN 1996 10-1A
diberikan melebihi tegangan uji standar yang didapat dari perkalian tegangan uji
Keterangan :
53
Pada pengujian ke-1, isolator dikatakan tahan karena tidak mengalami
flashover pada tegangan 142,85 kV (kurang lebih 3% tegangan uji kondisi
ruang). Hal ini ditunjukkan melalui gelombang muka yang terdeteksi oleh
oscilloscope yang menunjukkan tegangan peak – peak sebesar 142,85 kV
Gambar 4.11. Gambar Gelombang Pengujian ke-1 Isolator Gelas Tipe U 210 BP
Sumber : dokumen pribadi
Pada pengujian ke-2, tegangan uji dinaikkan sampai benda uji mengalami
kegagalan berupa flashover dan benda uji mengalami kegagalan pada tegangan
165,43 kV. Hal ini ditunjukkan melalui gelombang muka yang terdeteksi oleh
oscilloscope yang menunjukkan tegangan peak – peak sebesar 165,43 kV
Gambar 4.12. Gambar Gelombang Pengujian ke-2 Isolator Gelas Tipe U 210 BP
Sumber : dokumen pribadi
54
4.1.3 Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.6, pengujian ke-1 isolator keramik tipe U 120 B diuji
perkalian tegangan uji standar dengan faktor koreksi udara dan setelah ditembak,
Tabel 4.13. Tabel Perbandingan Pengujian Ketahanan Impuls Petir Isolator U 120 B
168,23 kV, sedangkan isolator gelas mengalami flashover pada tegangan 125,45
kV. Tegangan pengujian yang menyebabkan flashover pada isolator keramik lebih
isolator gelas. Dengan ini, isolator keramik dinyatakan lebih baik karena mampu
55
4.1.3.2 Isolator U 210 BP
dari perkalian tegangan uji standar dengan faktor koreksi udara dan setelah
pengujian ke-1 isolator gelas tipe U 120 B diuji menggunakan tegangan sebesar
Tabel 4.14. Tabel Perbandingan Pengujian Ketahanan Impuls Petir Isolator U210 BP
192,49 kV, sedangkan isolator gelas mengalami flashover pada tegangan 165,43
kV. Tegangan pengujian yang menyebabkan flashover pada isolator keramik lebih
isolator gelas. Dengan ini, isolator keramik dinyatakan lebih baik karena mampu
56
BAB V
5.1 Kesimpulan
menunjukkan hasil :
a. Pada Pengujian Isolator tipe U 120 B, ada perbedaan ketahanan isolasi isolator
antara bahan keramik dan isolator gelas terhadap tegangan impuls petir
dengan hasil pengujian isolator keramik memiliki ketahanan yang lebih baik
karena mengalami flashover pada tegangan uji yang melebihi tegangan uji
pada isolator gelas dengan nilai tegangan 163,28 kV (untuk bahan keramik)
b. Pada Pengujian Isolator tipe U 210 B, ada perbedaan ketahanan isolasi isolator
antara bahan keramik dan isolator gelas terhadap tegangan impuls petir
dengan hasil isolator keramik memiliki ketahanan yang lebih baik karena
mengalami flashover pada tegangan uji yang melebihi tegangan uji pada
isolator gelas dengan nilai tegangan 192,49 kV (untuk bahan keramik) dan
kualitas isolasi yang lebih baik karena mengalami flashover pada tegangan
5.2 Saran
57
1. Dalam pemilihan isolator khususnya untuk tegangan tinggi perlu
udara.
2. Untuk teknisi, diharapkan dapat memilih sampel isolator dengan hasi uji
yang baik, jika perlu, diutamakan sampel yang mengalami flashover pada
58
RIWAYAT HIDUP
59