SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia,
Ketua Sekretaris
Pembimbing I Penguji I
Pembimbing II Penguji II
Penguji III
MOTTO :
senang nikmatilah.
PERSEMBAHAN :
4. Pembaca Budiman
KATA PENGANTAR
Penulis
ABSTRAKSI
Eka Prasetyo Aji. Stydi Kelayakan Instalasi Penerangan Rumah Di Atas Umur
10 Tahun Di Desa Pandean Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Kualitas yang baik suatu instalasi listrik sangat bergantung pada pelaksanaan
penerapan standart peraturan instalasi listrik yakni PUIL 1987. Mengingat pada
prinsipnya tujuan dari pemberlakuan peraturan tersebut adalah untuk pengaman
manusia, barang serta penyediaan enaga listrik yang aman dan efisien. Tetapi setelah
jangka waktu tertentu instalasi listrik diduga akan mengalami perubahan bai secara
kwalitas maupun kwantitas. Berdasarkan alasan tersebut maka peneliti mengadakan
penelitian, dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan pemakaian instalasi
penerangan rumah setelah 10 tahun. Penelitian ini akan mengungkap empat faktor
yaitu meliputi hambatan isolasi,hambatan pentanahan, penampang penghantar pada
penambahan beban titik nyala dan kondisi pengaman instalasi.
Variabel dalam penelitian ini adalah kelayakan instalasi penerangan rumah
setelah 10 tahun, sedangkan populasi penelitiannya seluruh instalasi penerangan
rumah setelah 10 tahun di Desa Pandean Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang
dengan daya 450 VA. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi obserfasi
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
diskriptif persentasi.
Hasil analisis data penelitian menunjukkan persentase faktor kelayakan
tahanan isolasi instalasi sebesar 100 %, tahanan pentanahan instalasi sebesar 66,18 %,
penampang penghantar pada penambahan beban titik nyala sebesar 52,94 % dan
pengaman instalasi (MCB) ditinjau dari kondisi fisiknya sebesar 100 %. Tingkat
kelayakan pemakainan instalasi penerangan rumah di Desa Pandean Kecamatan
Rembang Kabupaten Rembang meliputi, 16 rumah tingkat kelayakan instalasi
penerangan sebesar 50 %, kemudian 24 rumah tingkat kelayakan instalasi
penerangannya sebesar 75 % dan 28 rumah tingkat kelayakan instalasi penerangan
sebesar 100 %. Dengan kriteria jika tingkat kelayakan instalasi tiap rumah mencapai
100% dianggap layak pakai dan jika tingkat kelayakan instalasi tiap rumah tidak
mencapai 100% dianggap kurang layak pakai. Disarankan kepada PT. PLN (Persero)
untuk segera meninjau ulang instalasi penerangan rumah yang kurang layak pakai
sesuai dengan tingkat kelayakan instalasinya.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................. v
3.2.1Populasi ......................................................................... 32
3.2.2Sampel ........................................................................... 32
4.2 Pembahasan................................................................................. 43
5.1Simpulan ..................................................................................... 46
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
Halaman
sebagainya) Dan Kabel Fleksibel Serta Pengamannya Pada Suhu Keliling 300 C
Lampiran 8 Tabel Nilai Hambatan Jenis Tanah dan Tabel Nilai Rata-Rata
Pengaman ..................................................................................................... 68
PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini tenaga listrik memegang peranan penting dalam
pedesaan. Dalam kehidupan rumah tangga yang sudah terjangkau oleh jaringan
listrik, tenaga listrik ini sudah mulai dirasakan sebagai salah satu kebutuhan pokok
disamping kebutuhan sandang, pangan dan papan. Dimana instalasi penerangan ini
tidak hanya untuk penerangan (lampu) saja, tetapi juga untuk keperluan peralatan
listrik rumah tangga lainnya seperti setrika listrik, kompor listrik, radio, televisi dan
lainnya.
Pemasangan suatu instalasi listrik terikat pada peraturan yang berlaku. Adapun
peraturan instalasi listrik yang berlaku di Indonesia adalah PUIL 1987 dan
tersebut dipegang oleh PT. PLN (persero)sebagai pemberi ijin dan pengontrol
juga harus melakukan uji coba keseluruhan instalasi sebelum pelanggan diberi
sambungan listrik oleh PT. PLN (Persero) Dengan demikian diharapkan setelah
penghantar. Hal ini disebabkan terkena panas dari aliran arus listrik, oleh sebab
tahanan isolasinya.
lebih dari 10 tahun, menyebabkan timbul karat pada batang besinya. Karat tersebut
menghambat aliran listrik yang akan disalurkan ke tanah. Permasalahan seperti ini
kurang dari 1,5 mm2. Permasalahan ini akan mengakibatkan cepat panas pada
mengalami hangus jika selalu di pakai, atau menjadi kendor pada saklarnya. Jika
tidak cepat diganti maka, pengaman tersebut tidak akan berfungsi dengan baik. Hal
tersebut di gunakan.
Dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya kebutuhan listrik
secara kualitas maupun secara kuantitas. Yaitu makin menurunnya kualitas instalasi
listriknya, dan perubahan kuantitas titik bebannya, akibat dari perubahan keduanya
Dapat diperkirakan bahwa pada umumnya pelangan tidak ahli dalam bidang listrik.
Agar listrik dapat digunakan dengan seaman mungkin sesuai dengan maksud
dan tujuan dari PUIL, yaitu terselenggarakannya dengan baik pengusahaan instalasi
dan kejutan arus), keamanan instalasi listrik beserta kelengkapannya dan keamanan
gedung beserta isinya terhadap kebakaran akibat listrik, maka instalasi listrik itu
terciptanya mutu pemasangan instalasi listrik yang baik. Dari uraian tersebut diatas
1987, setiap instalasi listrik yang sudah dipasang atau dipergunakan selama 10
mempertahankan kualitas suatu instalasi listrik. Karena kualitas yang baik suatu
instalasi dapat menjamin keamanan dan keselamatan pemakaiannya. Hal ini tidak
lepas dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh aliran listrik. Walaupun menurut
aturan pada setiap awal pemasangan instalasi telah dilakukan suatu pemeriksaan
dan pengujian oleh instasi yang berwenang yaitu PT. PLN (persero), tetapi setelah
Agar permasalahan ini tidak meluas dan menghindari dari adanya salah
dengan berorientasi pada instalasi penerangan rumah dengan daya 450 VA dan
telah digunakan setelah 10 tahun di Desa Pandean Kecamatan Rembang Kabupaten
Rembang.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
penulis perlu memberikan penjelasan tentang arti istilah-istilah dalam skripsi ini.
a. Studi
b. Kelayakan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 504), layak berarti patut;
pada penambahan beban titik nyala dan pengaman instalasi ditinjau dari
kondisi fisiknya.
a. Instalasi
b. Penerangan Rumah
1.6.3 Pemasangan
peralatan listrik yang bertalian antara satu dengan yang lain serta memiliki
suatu susunan perlengkapan listrik yang bertalian satu dengan lainnya, serta
motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar
lampiran.
a. Bab I Pendahuluan
sistematika skripsi.
e. Bab V. Penutup.
hambatan penelitian.
LANDASAN TEORI
Listrik merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan manusia setiap hari, baik
Menurut rida Ismu, A. (1979: 22), instalasi penerangan adalah instalasi listrik
yang memberikan tenaga listrik untuk keperluan penerangan (lampu) dan alat-alat
rumah tangga. Menurut PUIL 1987 instalasi rumah / domestik adalah instalasi
listrik dengan tegangan ke bumi 300 Volt untuk rumah tinggal, toko, ruang
kantor, hotel dan sebagainya serta digunakan untuk penerangan dan keperluan
rumah tangga.
Alat-alat rumah tangga yang dimaksud adalah peralatan atau perabot rumah
kompor listrik, radio, televisi, alat pemanggang roti dan lain sebagainya.
yaitu:
c. Kabel NYA
yang kering, untuk instalasi tetap dalam pipa dan sebagai kabel
1. Kode pengenal
Y: Isolasi PVC
A: Kawat berisolasi
2. S: Tebal nominal
D: Diameter maksimal
Tanda Badan
S Tanda Pengenal Luas Penampang Penguji
Isolator Penghantar
Produsen
Jarak Antara
Inti Kabel Kode Pengenal
d
jenis Kabel
Tanda
Tegangan
Standar
Pengenal
adalah:
syarat:
tempatnya.
1987 (pasal 730. D. 1), untuk kabel rumah jenis NYA jarak minimum
untuk penghantar satu dengan yang lainnya adalah 3 cm. Jarak antara
titik tumpunya tidak boleh melebihi 1 meter (Van Harten, 1986: 18).
tinggi tetapi kelihatan dari ruang tempat tinggal, maka tidak boleh
Kabel NYM adalah penghantar dari tembaga berinti lebih dari satu,
mudah di bengkokkan, lebih tahan terhadap pengaruh asam dan uap atau
gas tajam. Serta sambungan dengan alat pemakai daat situtup lebih rapat
Kabel NYM dapat digunakan di atas dan di luar plesteran pada ruang
penghantar padat bulat atau dipilin bulat berkawat banyak dari tembaga
polos yang dipijarkan. Isolasi inti NYM harus diberi warna hijau-kuning,
tanah. Sedangkan warna selubung luar kabel harus berwarna putih atau
putih keabu-abuan. Contoh penandaan kabel NYM dapat dilihat pada
gambar 2.
1. Kode pengenal
Y : Isolasi PVC.
M :Selubung PVC
d : Diameter
Inti Kabel
Tanda Pengenal
Tanda Pengenal
S3 Badan Penguji
S1 Produsen
Lapisan
Jumlah inti dan luas
Isolator
penampang kabel
d Gambar 2.
Penandaan kabel NYM.
Kemampuan hantar arus kabel NYM adalah seperti tercantum
dalam tabel 4, yang berlaku untuk suhu keliling 300 C dan 400 C, dengan
dari bahan lain dengan bahan yang ekivalen (LIPI, 1987; Pasal 840. B1)
mempertinggi keamanan.
fase-fasenya adalah:
Untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan pada instalasi listrik yang
beban lebih.
b. Pengaman Lebur
oleh kerusakan isolasi atau hubung singkat dengan badan atau peralatan
listrik.
c. Pentanahan (Grounding)
sentuh. Tegangan sentuh adalah tegangan yang timbul antara dua bagian
(LIPI, 1987: Pasal 108. T9) Jika terjadi kerusakan isolasi pada suatu
pentanahan (grounding)
1) Elektroda Pentanahan.
lampiran 2 tabel 4.
a) Elektroda Pita.
horisontal di dalamtanah.
b) Elektroda Batang.
c) Elektroda Pelat.
d) Pipa Air.
2) Penghantar Pentanahan.
tersebut.
mm2 tembaga atau pita baja yang tebalnya 2,5 mm2 dan luas
penampang 50 mm2.
pada saluran utama akan lebih besar dari saluran cabang. Hal ini
baik, sambungan ini dapat berupa sambungan las atau baut, yang
tidak mudah lepas sendiri. Diameter baut yang digunaka sekurang-
harus mudah terlihat dan jika tertutup harus mudah tercapai. Jika
tanah dari bagian yang ditanam. Sambungan ini harus dibuat ditempat
(d) Polaritas
(e) Pembumian
uji coba.
bahan yang ekivalen. Oleh karena itu sangan perlu sekali ditinjau kembali
penghantar adalah Mistar Ingsut. Mistar Ingsut adalah alat ukur presisi yang
dapat mengukur ukuran luar, dalam, tinggi benda. Juga dapat untuk
Tahanan isolasi adalah tahanan antara dua kabel saluran atau dua
bagian yang diisolir satu dengan yang lain. Nilai tahanan isolasi dari
kurangnya 1000 ohm per satu volt tegangan manual. Jika tegangan
yang digunakan pada instalasi rumah 220 V, maka nilai tahanan yang
isolasi adalah:
yang terakhir.
n f
Ke rangkaian
n f
n f
Gambar 3.
Cara mengukur tahanan isolasi
M
Keterangan gambar:
Pada meger ini memerlukan tegangan ukur yang lebih tinggi, dan
pengaman arus.
Rp =50 / IA Ohm.
Keterangan:
IA = k x IN
Rp = Resistansi pembumian perlengkapan dan instalasi listrik, dalam
ohm.
antara 1,25 dan 3,5. Jadi nilai k tergantung pada jenis gawai
E P C
Keterangan:
Re: Tahanan pentanahan.
T : Jarak elektroda bantu.
Gambar 4. Grafik 1.
Jarak Pemasangan Elektroda Bantu Pada Tahanan Pentanahan
Pengukuran Tahanan Pentanahan
sampai 20 meter dari peralatan yang diukur, dalam hal ini adalah instalasi
bantu E dan C.
instalasi penerangan rumah ialah saklar arus maksimum atau pemutus daya,
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian ini merupakan suatu cara yang harus ditempuh dalam
kegiatan penelitian agar pengetahuan yang akan dicapai dari suatu penelitian dapat
memenuhi harga ilmiah (Sutrisno Hadi, 1996) Dengan demikian penyusunan metode
ini dimaksudkan agar peneliti dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat
tempat dan waktu penelitian, penetapan obyek penelitian, penetapan variabel penelitian
sampai selesai.
rumah dengan daya 450 VA, dengan umur instalasi penerangan lebih dari 10
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Sutrisno
Hadi, 1996: 221) Sampel pada penelitian ini adalah sejumlah instalasi listrik
penerangan rumah dengan suplai daya 450 VA dengan umur instalasi lebih
ini digunakan dengan alasan jumlah populasi kurang dari 100 (Suharsimi A,
1996: 120)
metode dokumentasi.
Rembang yang berdaya 450 VA dan telah terpasang lebih dari 10 tahun.
dikembangkan dalam bentuk alat ukur dan tabel format hasil penelitian. Adapun
alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 1.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian.
Format pengukuran instalasi penerangan rumah dapat dilihat pada tabel 2..
Tabel 2.
Format Pengukuran Instalasi Penerangan Rumah.
yaitu:
dan lain-lain.
yang baik. Untuk mendapatkan validitas yang baik alat ukur harus
memilih alat ukur yang dianggap baik dan layak untuk digunakan..
untuk digunakan.
2) Earth Meter.
untuk digunakan.
3) Mistar Ingsut.
dibagian bawah.
mm. Jadi tiap garis nonius bernilai 0,05 mm. Hal ini
titik nyala, dan pengaman instalasi ditinjau dari segi fisiknya. Dalam tahap
meliputi mengukur hambatan antara kawat fasa dan netral, kawat fasa
dengan tanah, dan kawat netral dengan tanah. Pada setiap tahap
kabelnya.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
n
%= x100% (Menurut jumlah data keseluruhan)
N
Keterangan:
Dalam penelitian ini data yang diambil adalah dari instalasi penerangan
6.
n 68
%= x 100 % = x 100 % = 100 %
N 68
n 45
%= x 100 % = x 100 % = 66,18 %
N 68
c. Persentase kelayakan penampang penghantar pada penambahan beban titik
n 36
%= x 100 % = x 100 % = 52,94 %
N 68
n 68
%= x 100 % = x 100 % = 100 %
N 68
dapat diketahui :
100% dinggap layak pakai dan , jika tingkat kelayakan instalasi tiap rumah
tidak mencapai 100% dianggap kurang layak pakai. Maka secara keseluruhan
n 28
a. % = x 100 % = x 100 % = 41,18 % layak pakai.
N 68
n 40
b. % = x 100 % = x 100 % = 58,82 % kurang layak pakai.
N 68
Berdasarkan analisis data penelitian, persentase kelayakan instalasi terdiri
dari empat faktor kelayakan yang meliputi : Persentase faktor kelayakan tahanan
nyala sebesar 52,94 % dan persentase pengaman instalasi (MCB) ditinjau dari
kondisi fisiknya sebesar 100 %. Artinya seluruh tahanan isolasi instalasi layak
penampang penghantar pada penambahan beban titik nyala 52,94 % layak pakai.
layak pakai.
tingkat kelayakan instalasi di setip rumah. Sebab dari jumlah kriteria kelayakan
tiap rumah. Sesuai hasil analisis dapat disimpulkan bah wa secara keseluruhan di
100% dianggap layak pakai dan jika tingkat kelayakan instalasi tiap rumah tidak
mencapai 100% dianggap kurang layak pakai. Maka secara keseluruhan instalasi
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan berdasarkan standart PUIL 1987.
4.2 PEMBAHASAN
penerangan rumah setelah 10 tahun ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor yang
yaitu PUIL 1987. Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa di wilayah
Hal tersebut sangat beralasan jika dilihat dari hasil presentase setiap
Tahanan isolasi seluruh instalasi bisa dikatakan layak pakai sesuai dengan
pakai isolasi makin lama akan menurun, karena adanya penurunan kekuatan
bahwa tahanan isolasi instalasi penerangan rumah setelah 10 tahun layak pakai
keperluan rumah tangga saja. Telah diketahui bahwa instalasi penerangan hanya
Artinya instalasi hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu saja, sehingga dapat
dikatakan tidak terjadi panas secara terus menerus pada instalasi. Menurut
Muhaimin (1993 : 6-7) suatu bahan isolasi dapat rusak disebabkan oleh panas dan
suhu rendah untuk kurun waktu tertentu. Abdul Hadi (1991 : 300) juga
menuturkan bahwa secara umum ada dua bentuk pokok tembusnya isolasi, yaitu
karena panas dan listrik. Tahanan pentanahan instalsi sebesar 66,18 % dapat
dikatakan layak pakai, sedangkan 33,82 % lainnya kurang layak pakai sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena sebagian jumlah instalasi
korosi (LIPI, 1987 74). Abdul Hadi (1991 : 154) juga mengatakan bahwa sistem
peralatan.
nyala yang dianggap layak 52,94 % sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Hal
secara keseluruhan dianggap layak pakai sesuai dengan kriteri yang ditetapkan.
yaitu baik dan rusak. Jadi secara keseluruhan kondisi fisik MCB baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
persentase faktor kelayakan instalasi terbesar terdapat pada tahanan isolasi dan
pada faktor penampang penghantar pada penambahan beban titik nyala yaitu
sebesar 52,94 %.
keseluruhan adalah:
Dengan kriteria, jika tingkat kelayakan instalasi tiap rumah mencapai 100%
dinggap layak pakai dan jika tingkat kelayakan instalasi tiap rumah tidak
mencapai 100% dinggap kurang layak pakai. Maka secara keseluruhan instalasi
5.2 SARAN
1. Adanya instalasi penerangan yang kurang layak pakai pada bagian instalasi
2. Bagi konsumen listrik hendaknya lebih teliti dalam mengganti piranti listrik
yang rusak dan segera menghubungi PT. PLN (Persero) atau Biro Teknik
Listrik setampat, jika terjadi kerusakan yang serius pada instalasi listriknya.
Dalam penelitian ini terdapat kelemahan dan hambatan yang tidak dapat
telah tertutup. Hal ini terjadi karena rata-rata bentuk bangunan telah berubah.
pengaman saja.
3. Alat ukur Megger, Earth meter dan Mistar ingsut yang digunakan untuk
Harten. V dan E. Setiawan.1985. Instalasi Arus kuat III. Bandung : Bina Cipta.
LIPI. 1987. Pe4raturan Umum Instalasi Listrik 1987. Jakarta : Panitia pentempurnaan
PUIL.
PLN. 1987. SPLN 42-1: 1991 tenteng kabel berisolasi PVC tegangan pengenal 450/750
V (NYA). Jakarta : Dep. Pertamben dan PLN.
PLN. 1992. SPLN 42-2: 1992 tenteng kabel berisolasi dan berselubung PVC tegangan
pengenal 300/500 V (NYM). Jakarta : Dep. Pertamben dan PLN.
Tabel 3.
Diameter Dalam Minimum Pipa Instalasi Listrik Untuk Pemasangan Kabel Rumah
Berisolasi PVC (NYA)
No Keterangan
Hasil Pengamatan Kriteria Kelayakan Jumlah
Pemilik Instalasi Kriteria Layak
Uji Risolasi Rpentanahan Penampang Pengam 1 2 3 4
Penghantar an
1 MUNTARNO
NO.6015216-5 Layak Layak Layak Layak V
2 SANHADJI
NO.6000809-5 Layak Layak Layak Layak V
3 PONO
NO.6001595-6 Layak Layak Layak Layak V
4 DJASMAN
NO.6014738-3 Layak Tidak Layak Tidak Layak Layak V
5 SUTAWI B
NO.6014372-4 Layak Layak Layak Layak V
6 INEM
NO.6013562-5 Layak Tidak Layak Tidak Layak Layak V
7 BAMBANG S
NO.6001836-4 Layak Tidak Layak Tidak Layak Layak V
8 SOEMARLAN
NO.6001392-8 Layak TidakLayak Tidak Layak Layak V
9 RD KRP KB
NO.6013751-8 Layak Layak Tidak Layak Layak V
10 DARWOLO
NO.6002458-9 Layak Layak Tidak Layak Layak V
11 BP SAMAD
NO.6002565-1 Layak Layak Tidak Layak Layak V
12 SOETIKNO
NO.6002675-8 Layak Tidak Layak Tidak Layak Layak V
13 NY ABDOLAH
NO.6002678-2 Layak Layak Tidak Layak Layak V
14 SUTIYONO
NO.6002977-1 Layak Layak Tidak Layak Layak V
15 NY LAMINAH
NO.6003740-7 Layak Tidak Layak Tidak Layak Layak V
16 SUTARNO
NO.6003650-9 Layak Layak Tidak Layak Layak V
17 MUSLICH
NO.6002865-8 Layak Tidak Layak Layak Layak V
18 KASTURI
NO.6002942-8 Layak Layak Layak Layak V
19 MATHFUD
NO.6002957-2 Layak Layak Layak Layak V
20 PRASETYO S
NO.6003746-4 Layak Tidak Layak Layak Layak V
21 SUTIYONO
NO.6003820-0 Layak Tidak Layak Tidak Layak Layak V
22 SLAMET T
NO.6012767-0 Layak Layak Layak Layak V
23 TANDJUL N
NO.6000829-1 Layak Layak Tidak Layak Layak V
24 PASER
NO.6001608-1 Layak Layak Layak Layak V
25 DJOHARI HS
NO.6001742-5 Layak Tidak Layak Layak Layak V
26 INDRIATI
NO.6013750-0 Layak Layak Layak Layak V
27 KARTINAH
NO.6013221-2 Layak Layak Layak Layak V
28 PURWONO
NO.6001763-2 Layak Layak Layak Layak V
29 SUBAKRI
NO.6004324-9 Layak Tidak Layak Tidak Layak Layak V
30 SOEMAR
NO.6001710-6 Layak Layak Tidak Layak Layak V
31 HADISUMITRO
NO.6001845-0 Layak Layak Layak Layak V
32 WARSITO
NO.6001847-6 Layak Layak Layak Layak V
33 SUKANDAR
NO.6003659-0 Layak Tidak Layak Tidak Layak Layak V
34 S SUWADI
NO.6001711-4 Layak Layak Layak Layak V
35 POERWONO
NO.6001505-5 Layak Tidak Layak Tidak Layak Layak V
36 SUTARJAN
NO.6002887-3 Layak Layak Layak Layak V
37 SUTRISNO
NO.6002888-1 Layak Layak Layak Layak V
38 SUKIBAN
NO.6002916-6 Layak Layak Layak Layak V
39 LUKARDONO
NO.6003645-3 Layak Layak Layak Layak V
40 F RUSMANTO
NO.6001855-5 Layak Layak Tidak Layak Layak V
41 BUCHODRI
NO.6004557-1 Layak Tidak Layak Tidak Layak Layak V
42 A DJUPRI
NO.6001666-2 Layak Layak Tidak Layak Layak V
43 SUPARDI
NO.6002900-4 Layak Tidak Layak Tidak Layak Layak V
44 SWARTONO
NO.6010558-1 Layak Layak Tidak Layak Layak V
45 SUPARTONO
NO.6003588-3 Layak Layak Layak Layak V
46 AMIN S
NO.6010104-8 Layak Layak Layak Layak V
47 PAULUS HS
NO.6009641-6 Layak Layak Tidak Layak Layak V
48 KASMANI
NO.6010104-8 Layak Layak Layak Layak V
49 SUDIRANTONO
NO.6006697-9 Layak Tidak Layak Layak Layak V
50 GITO P
NO.6008570-1 Layak Tidak Layak Tidak Layak Layak V
51 SITI P
NO.6008538-6 Layak Tidak Layak Layak Layak V
52 WIDAYAT S
NO.6006948-1 Layak Tidak Layak Layak Layak V
53 SITI UK
NO.6008622-6 Layak Layak Layak Layak V
54 ABHU T
NO.6014525-9 Layak Layak Tidak Layak Layak V
55 MULYANTO
NO.6005564-1 Layak Layak Tidak Layak Layak V
56 SUKARTI
NO.6005552-1 Layak Tidak Layak Layak Layak V
57 SAKIDIN F
NO.6000289-7 Layak Layak Tidak Layak Layak V
58 SUNARDI
NO.6005229-5 Layak Layak Layak Layak V
59 SRI H
NO.6005049-9 Layak Layak Tidak Layak Layak V
60 BINARTO S
NO.6003731-1 Layak Layak Layak Layak V
61 NUR EDY Y
NO.6003734-5 Layak Tidak Layak Tidak Layak Layak V
62 DJOKO M
NO.6003800-1 Layak Tidak Layak Tidak Layak Layak V
63 SUTRISNO
NO.6003647-9 Layak Layak Tidak Layak Layak V
64 RONDI W
NO.6002375-1 Layak Tidak Layak Layak Layak V
65 MOCHSON
NO.6001970-7 Layak Layak Layak Layak V
66 ABD KHAMID
NO.6001278-4 Layak Layak Layak Layak V
67 SLAMET
NO.6001085-9 Layak Layak Layak Layak V
68 AGUS K
NO.6080859-1 Layak Layak Layak Layak V
Keterangan :
jumlah kriteria layak 1: 0 jumlah kriteria layak 2: 16
jumlah kriteria layak 3: 24 jumlah kriteria layak 4: 28
Lampiran 8.
Tabel 5.
Nilai Hambatan Jenis Tanah
1 2 3 4 5 6 7
Jenis tanh Tanah Tanah Pasir Kerikil Pasir dan Tanah
rawa liat dan basah basah kerikil berbau
tanah kering
ladang
Resistansi 30 100 200 500 1000 3000
jenis
(ohm-m)
Sumber: PUIL 1987
Tabel 6.
Nilai Rata-Rata Tahanan Elektroda Pentenahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pelat
vertikal
dengan sisi
Jenis Pita atau penghantar pelin Batang atau pipa atas kurang
elektroda lebih 1m
dibawah
permukaan
tanah
10 25 50 100 1 2 3 5 0,5x1 1x1
Resistansi
pembumian 20 10 5 3 70 40 30 20 35 25
(ohm)
Sumber: PUIL 1987
Lampiran 9.
Tabel 7.
Luas Penampang Nominal Minimum Penghantar Pengaman
1 2 3 4 5
Luas Penampang Nominal (mm2)
Penghantar pengaman Penghantar pengaman tembaga
Penghantar berisolasi telanjang
fase Kabel berinti Kabel tanah Dengan Tanpa
1 berinti 4 pelindung pelindung
0,5 0,5 - - -
0,75 0,75 - - -
1 1,0 - - -
1,5 1,5 1,5 1,5 4
2,5 2,5 2,5 1,5 4
4 4,0 4 2,5 4
6 6,0 6 4 4
10 10,0 10 6 6
16 16 16 10 10
25 16 16 16 16
35 16 16 16 16
50 25 25 25 25
70 35 35 35 35
95 50 50 50 50
120 70 70 50 50
150 70 70 50 50
185 95 95 50 50
240 - 120 50 50
300 - 150 50 50
400 - 185 50 50
Sumber: PUIL 1987
Lampiran 10.
Tabel 8.
Ukuran Minimum Elektrode Bumi
1 2 3
Bahan Baja
No Jenis digalvanisasi Baja berlapis Tembaga
elektrode dengan proses tembaga
pemasasan