TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
Nama : Eny Yuliana
NIM : 5352302532
Program Studi : D3 Teknik Instrumentasi Kendali
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
ABSTRAK
Hari : Selasa
Pembimbing
Agus Suryanto,MT
NIP. 1319938778
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik UNNES
MOTTO
PERSEMBAHAN
terbaikku.
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang
berjudul Rancang Bangun Alat Ukur Induktansi Dan Kapasitansi Meter dengan
tidak ada halangan yang berarti. Penyusunan laporan Tugas Akhir ini
penyusunan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
1. Drs. Djoko Adi Widodo, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro yang
2. Drs, Agus Murnomo, MT, selaku Ketua prodi Teknik Elektro D3 yang
3. Drs, Agus Suryanto, MT, selaku Dosen pembimbing yang telah sabar
5. Pak Prapto, Mas Rinto, Mas Subhan terima kasih atas bantuan yang
Diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga
penulisan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkaitan.
Semarang 2006
Eny Yuliana
NIP.5352302532
DAFTAR ISI
A. Simpulan 51
B. Saran 52
DAFTAR PUSTAKA 53
LAMPIRAN 54
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2.2 Alat yang digunakan dalam pembuatan alat ukur induktansi dan
kapasitansi.............................................................................................27
Tabel 2.3 Bahan yang digunakan dalam pembuatan Alat induktansi dan
kapasitansi.............................................................................................28
Lampiran1. Gambar alat ukur induktansi dan kapasitansi tampak luar .......... 54
Lampran 2. Gambar alat ukur induktansi dan kapasitansi tampak dalam ...... 54
BAB I
PENDAHULUAN
sangat diperlukan. Pada saat sekarang terdapat banyak alat ukur terutama
kapasitor, induktor, dan lain sebagainya. Ada alat ukur dalam suatu
Multimeter. Alat ini disamping harganya relatif mahal, juga dalam hal-hal
range pengukuran.
kecil dan memiliki warna cetak yang kurang jelas. Dari permasalahan
tersebut maka dirancang alat ukur induktansi dan kapasitansi meter agar
yang dapat mengetahui nilai kapasitor dan induktor dengan benar dan
alat ini.
1.2 Permasalahan
dan kajian literatur mengenai komponen yang digunakan dalam alat ukur
sebagai berikut :
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan alat ukur induktansi dan
meter.
1.5 Manfaat
dalam memahami isi laporan tugas akhir ini secara terarah, maka penulis
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
A. Landasan Teori
ISI
2.1.1 Kapasitor
atau kertas. Kedua konduktor diberi muatan sama besar tetapi jenisnya
1) Kapasitor kertas
2) Kapasitor elektrolit
1) Dielektrik hampa
2) Dielektrik udara
3) Dielektrik mika
sampai 0,1 F.
4) Dielektrik keramik
untuk jenis tetap dan sampai 100pF untuk jenis yang dapat
5) Dielektrik kertas
6) Dielektrik plastik
7) Elektrolit
750 V
2.1.1.2 Kapasitansi kapasitor
C=QV
dengan mengetahui area plat metal (A), jarak (t) antara kedua
C = (8,85x10-12)(k.A./t)
Tabel 2.1
Contoh Konstanta dari beberapa bahan dielektrik
Keramik k=100-1000
Gelas k=8
Polyethylene k=3
2.1.2 Induktor
bersama.
tersebut adalah =
mempunyai dua elektroda dengan sifat tidak simetri. Maksud dari sifat
tidak simetri ini yaitu bahwa arus yang mengalir melewati dioda pada
negatif sumber tegangan pada bahan tipe P dan polaritas negatif pada
sumber tegangan pada bahan tipe P dan polaritas negatif pada bahan
tipe N.
tegangan pada bahan tipe P dan polaritas negatif pada bahan tipe
kekanan membentuk arus dalam arah arus yang sama dengan arus
elektron yang bergerak dari kanan kekiri. Oleh karena itu arus yang
elektron.
2.1.3.2 Prategangan Balik (reverse bias)
tegangan pada bahan tipe P dan elektron pada tipe N. Dioda dengan
jumlahnya terbatas.
(a) (b)
Trigger CMOS 4050 sebagai Hex Schimitt Buffer, dan IC 7805 sebagai
generator.
tersebut.
Schimitt trigger sangat peka terhadap sinyal, dan sinyal
trigger level bawah (Low Threshold level atau LTL) dan sinyal
(a) (b)
(Malvino, 1992:213)
2.1.5 Transistor
mempunyai tiga kaki atau lebih sehingga daya dapat diperkuat (Frank
D. Petruzella, 2002:246).
a. PNP b. NPN
saklar.
(Vce= V cc). Sama dengan pada kondisi saturasi, pada kondisi cut
3) Daerah aktif
Daerah ini sering disebut juga daerah linear akan diikuti kenaikan
1) Osilator RC
a. Osilator jembatan RC
dan R2.
Gambar 2.7 Osilator jembatan RC
c. Osilator T- kembar
amat kecil.
2) Osilator LC
a. Osilator Kristal
listrik.
b. Osilator Relaksasi
transistor.
2.1.7 Resistor
pembagi tegangan dan bisa juga untuk mengurangi arus yang mengalir.
Ada dua jenis resistor yaitu resistor tetap dan resistor berubah.
Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai tetap, nilainya sudah
tertulis atau berupa kode warna. Resistor berubah adalah resistor yang
membesar.
2.1.8 Saklar
yaitu :
1). Saklar yang dioperasikan secara manual
a. Saklar Togel
b. Saklar Geser
c. Saklar Rocker
dimultimeter.
f. Saklar Thumbweel
operator ke komputer.
g. Saklar pemilih
a. Saklar Lime
b. Saklar suhu
c. Saklar tekanan
2.1.9. VU Meter
Alat ukur kumparan putar adalah alat pengukur yang bekerja atas
pada medan magnet dan bergerak dari suatu magnet yang permanen.
ukur induktansi dan kapasitansi meter adalah dengan metode literature dan uji
yang bersumber dari berbagai literature. Pada kajian tugas akhir ini sumber
langsung pada orang yang ahli dalam bidang elektronik. Sedangkan uji
laboratories adalah tahap pra survey dimana dalam metode ini dilakukan
pengujian cara kerja sebenarnya dari alat yang dibuat dan kemungkinan
PCB untuk memasang komponen yang diperlukan. Jika PCB telah selesai
1). Alat
Tabel 2.2
Alat yang digunakan dalam proses pembuatan alat ukur
Induktansi dan Kapasitansi meter.
2). Bahan
lempeng PCB.
1. Diagram Blok
C Test
L Test
kapasitansi meter
Keterangan :
osilator IC 74HC14.
e. Penguat
C1 Ica 7
100p 74HC14 1C1g C4
74HC14 100n
0V
1 16 0v
N/C
2 15
VR5
3 14
5k
4 13
N/C
VR2 5 1C2 12
R2 5K 6 4050 11
R5
10K
7 10 10k
3 4 8 9
12 13
ICb IC1f
C2
74HC14 74HC14
1n
0V
0v
S1
1 6 VR6
2
5 5k
3 4
R3 VR3
10k 5K R6
a 12k
VU meter VR8 D1
5 6 C9 2k2 1N4148
k
R7 8 9
C3 ICc 470 IC1e
10n 74HC14
74HC14
7 8 1 2
S2 C test L
R8 C10
c 2k2 220n
b
a
D2 VR7 TR1
e
1N4148 k 2k2 BC184 R9
1k
0V
(IC2).
Dari gerbang Hex buffer (IC 4050) frekuensi dipilih dengan
induktor.
dan mengaplikasikan secara nyata dan riil dari sebuah alat ukur
a. Gergaji besi
b. Bor
c. Kikir
d. Mata bor
e. Alat pemotong
induktor.
ukur tersebut.
di depan kita..
b. Mengkalibrasi alat ukur dengan memutar VR8 untuk
pengujian.
mencatatnya.
diukur.
Tabel 3.1
Tabel Hasil Pengukuran Kapasitansi Kapasitor.
Tabel 3.2
Hasil Pengukuran Induktansi Induktor.
masalah yang sangat penting, oleh karena dari hasil pengujian dapat
= M-T
= 31pF 30pF
= 1 pF
maksimal adalah :
= 1pF / 100pFx100%
= 1%
% = / T x 100%
= 1 pF / 30pF x 100%
= 3,3%
2. Misalkan bahwa batas ukur ke-2 alat pengukur dengan skala
= M-T
= 0,3nF-0,29nF
= 0,01nF
maksimal adalah :
= 0,01nF / 1nFx100%
= 1%
% = / Tx100
= 0,01 nF / 0,29nFx100
= 3,4 %
= 3,05nF - 3nF
= 0,05 nF
maksimal adalah :
= 0,05nF / 10nFx100%
= 0,5%
% = / T x 100
= 1,67 %
= M-T
= 20,25nF- 20nF
= 0,25nF
Dengan demikian ratio kesalahan relatif terhadap skala
maksimal adalah :
= 0,25nF / 100x100%
= 0,25%
% = / Tx10
= 1,25%
= M-T
= 0,48F - 0,47F
= 0,01F
maksimal adalah :
= -0,2F / 1Fx100%
= 0,1%
Dan ratio kesalahan terhadap harga penunjukan adalah :
% = / T x100%
= 2,12%
= M-T
= 4,8F - 4,7F
= 0,1F
maksimal adalah :
= 0,1F / 10Fx100%
= 0,1%
% = / T x 100%
= 2,12%
b. Ratio kesalahan pada pengujian induktor.
= M-T
= 1,02H -1H
= 0,02H
maksimal adalah :
= 0,2%
% = / T x 100%
= 2%
= 33,4H - 33H
= 0,4H
maksimal adalah :
= 0,4%
% = / T x 100%
= 1,2 %
= M-T
= 0,54mH 0,53mH
= 0,01mH
Dengan demikian ratio kesalahan relatif terhadap skala
maksimal adalah :
= 1%
% = / T x 100
=1,85%
= M-T
= 0,026mH 0,025mH
=0,001mH
maksimal adalah :
= 0,001mH / 1mHx100%
= 0,1%
Dan ratio kesalahan terhadap harga penunjukan adalah :
% = / T x 100
= 4%
= M-T
= 0,36mH-0,35mH
= 0.01mH
maksimal adalah :
= 0,01mH / 1mHx100%
= 1%
% = / T x 100
= 2,85 %
2.3.2 Pembahasan
yaitu :
1. Kesalahan umum
praktikum
2. Kesalahan sistematis
dari batas ukur ke-1, batas ukur ke-2 , batas ukur ke-3 , batas ukur
ke-4, batas ukur ke-5 sampai batas ukur ke-6. Bila nilai induktansi
dan kapasitansi yang diukur tidak sesuai dengan batas ukur dalam
hingga batas ukur ke-6. Posisi saklar pada batas ukur ke-1 jarum
tidak bergerak, batas ukur ke-2 jarum tidak bergerak batas ukur
ke-3 jarum tidak bergerak, batas ukur ke-4 jarum bergerak sesuai
ke-5 jarum tidak bergerak atau kembali ke posisi awal, pada posisi
akan bergerak. Jika saklar tidak sesuai pada batas ukur nilai
kapasitansi dan induktansi yang diharapkan maka jarum tidak
kondisi baik maka jarum akan menunjuk pada harga tertentu sesuai
kondisi rusak maka jarum tidak akan menunjuk pada harga tertentu
antara 1,25% sampai 4%. Dan alat ini hanya digunakan untuk
tepat.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3. Pengukuran induktansi dan kapasitansi ini harus memilih batas ukur yang
tepat yaitu dengan memutar saklar S1. Pada saat batas ukur belum tepat
sesuai dengan nilai kapasitansi dan induktansi yang diukur maka jarum
4. Dari analisis data diperoleh bahwa linieritas alat cukup baik pada batas
3.2 SARAN
Alat ukur induktansi dan kapasitansi meter yang telah terealisasi masih
cukup tinggi.
2. Pembuatan alat pengukur ini diharapkan jauh lebih sempurna dan dapat
sistem digital.
DAFTAR PUSTAKA