Anda di halaman 1dari 107

RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI ARUS

LEBIH DAN TEMPERATUR PADA MOTOR INDUKSI


1 FASA BERBASIS ARDUINO UNO

TUGAS AKHIR

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya


dari Politeknik Negeri Padang

JUM’ATUR RAHMAN
BP: 1401032025

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI ARUS
LEBIH DAN TEMPERATUR PADA MOTOR INDUKSI
1 FASA BERBASIS ARDUINO UNO

TUGAS AKHIR

Oleh :
JUM’ATUR RAHMAN
BP. 1401032025

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Yefriadi S.T., M.T A. Fadli, S.T., M.T


NIP: 19710124 200112 1 003 NIP: 19590419 198803 1 002
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas akhir yang Berjudul Rancang Bangun Sistem Proteksi Arus Lebih dan
Temperatur pada Motor Induksi 1 Fasa Berbasis Arduino Uno telah
disidangkan atau dipertanggungjawabkan di depan tim penguji sebagai berikut
pada hari Jum’at 06 Oktober 2017 di Program Studi Teknik Listrik Jurusan
Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang.

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1. Ir. Julsam M.Kom Ketua ........................


Nip. 19601017 199003 1 001

2. Firmansyah ST.,MT Sekretaris ........................


Nip. 19641220 199003 1 001

Zas Ressy Aidha SST.,MT


3. Anggota ........................
Nip. 19710207 200003 2 002

Yefriadi ST., MT
4. Nip. 19710124 200112 1 003 Anggota ........................

Mengetahui:

Ketua Jurusan Ketua Program Studi


Teknik Elektro Teknik Listrik

Dr.H. Afrizal Yuhanef, ST.,M.Kom Herisajani, ST.,M.Kom


NIP. 19640429 199003 1 001 NIP. 19660130 199003 1 001
Ya Tuhanku, berilah aku ilmu pengetahuan dan masukanlah aku kedalam
orang-orang yang salih. Dan jadikanlah bagiku pujian yang benar dalam
(generasi) yang kemudian”.
(QS : Asy-Syu’araak 83:84)

“ Sesungguhnya sesudah kesukaran itu ada kemudahan. Apabila kamu telah


selesai dengan suatu pekerjaan, maka lakukanlah pekerjaan yang lain dengan
sungguh-sungguh”.
(QS : Alam-Nasyrah 6:7)

“ Allah berfirman, Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-
baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”
(QS. Al-Mu’minun 23 : Ayat 51)

“ Dan berdoalah, Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang


diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat ”.
(QS. Al-Mu’minum 23: Ayat 7)
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianya tugas akhir ini bisa penulis selesaikan. Shalawat beriringkan salam tidak
lupa penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
umatnya dari alam kebodohan sampai ke alam yang berilmu pengetahuan seperti
saat ini. Ya Allah terimakasih atas segala kemudahan yang Engkau berikan kepada
hamba, alhamdulillah Engkau masih memberikan kesempatan kepada hamba untuk
bisa membahagiakan kedua orang tua hamba dan memberikan sedikit kado kecil
untuk beliau.Semoga Engkau selalu membimbing hamba agar bisa menjadi sosok
yang sabar dan gigih dalam berusaha, tidak mudah mengeluh dan bisa menghargai
hidup yang Engkau berikan.

Terimakash kepada kedua orang tua ku yang telah mendidik dengan penuh kasih
sayang tanpa mengenal lelah, yang rela berkerja keras demi pendidikan yang tinggi
untuk anak-anaknya. Pahlawan yang membuat kami memiliki berpendidikan yang
lebih-lebih baik, yang dimana anak-anaknya bisa memiliki pendidikan yang layak
dan lebih tinggi. Walaupun kita sederhana tetapi pendidikan tidak boleh sederhana
atau tidak boleh miskin, karena pendidikan adalah salah satu identitas atau derajat
seseorang. Saya merasa sangat bangga kepada orang tua saya yang rela memberi
pendidikan, yang rela mengantar dan menyekolahkan dan menguliahkan jauh-jauh.
Untuk kedua adik-adik saya semangatalah dalam menjalani pendidikan yang sedang
dijalani dan raih-raih lah pendidikan yang tinggi. Terimakasih kepada keluarga
besar yang telah mendukung dan memberi motivasi sehingga saya bisa kuliah dan
meyelesaikan kuliah. Rela dan ikhlas mengantarkan saya mendaftar sekolah sampai
kuliah. Maaf saya hanya bisa meminta dan terima kasih, Apa yang dilakukan orang
tua, adik-adik dan keluarga besar demi pendidikan saya, sangat berarti, memiliki
makna, hidayah dan ilmu-ilmu yang bermanfaat.

Teruntuk Dosen Pembimbing Tugas Akhir saya Bapak Yefriadi ST., MT dan Bapak
A.Fadli ST., MT. Terimakasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan atas kesabaran,
waktu dan ilmu yang bapak berikan. Saya bersyukur Pak, karena Allah masih
melindungi saya dalam memperjuangkan tugas akhir ini sampai saya lulus sidang
tugas akhir ini pak, Itu semua tidak terlepas dari dorongan dan bimbingan bapak
dalam membantu saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, Semangat ,arahan dan
motivasi yang bapak berikan tidak akan pernah saya lupakan Pak.. Semua jasa bapak
takkan terbalas oleh saya pak, semoga Allah memberikan yang terbaik buat bapak
dan sehat selalu Pak.. Semoga kelak kita dipertemukan di-Surga-Nya Pak..Aamiin Ya
Allah.

Terima kasih kepada kawan-kawan teknik listrik tahun 2014 yang telah memberi
support, membimbing dan menjadi kawan yang baik selama mejalani kuliah tiga
tahun ini. Banyak suka duka yang dilalui selama proses kuliah. Tidak terasa waktu
telah berlalu, masa-masa kuliah yang senang asik susah payah dijalani dengan
bersama.

Hanya tulisan ini yang bisa saya persembahkan, Terimakasih atas do’a dukungan
dan motivasi.
ABSTRAK
Motor induksi 1 fasa digunakan secara luas pada berbagai industri.
Motor jenis ini rentan terhadap terjadinya arus lebih. Gangguan arus lebih akan
menyebabkan panas pada kumparan motor sehingga dalam jangka waktu yang
lama akan menurunkan kemampuan isolasi motor. Potensi terjadinya gangguan
karena menurunnya kekuatan isolasi motor akan meningkat dan dapat
mengakibatkan kebakaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem peralatan
proteksi untuk mengatasi kerusakan pada motor induksi 1 fasa saat bekerja.
Penelitian tugas akhir ini merancang dan membuat alat proteksi arus
lebih dan temperatur lebih pada motor induksi 1 fasa dengan menggunakan
Arduino uno. Sensor arus dan sensor temperatur digunakan sebagai mendeteksi
nilai arus dan temperatur pada motor induksi 1 fasa.
Dari hasil pengujian alat proteksi arus lebih dan temperatur pada motor
induksi 1 fasa. Nilai arus pada memplet motor sebesar 7,8 A, dan nilai arus yang
setting sebesar 8,58 A. Dari kelas motor, temperatur motor sebesar 80ºC. Nilai
temperatur motor diseting sebesar 80ºC Jika nilai arus atau temperatur motor
lebih besar atau samadengan 80 ºC maka proteksi akan bekerja dan motor trip
setelah waktu setting penundaan trip berkerja. Waktu setting penundaan trip 1
detik.
Kata Kunci: Sistem proteksi, Motor Induksi 1 fasa, Arduino uno, Sensor arus,
Sensor temperatur.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Aalamiin, Puji Syukur kehadirat Allah

Subhanahuwata’ala berkat Rahmat dan Karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan

laporan tugas akhir ini yang berjudul Rancang Bangun Sistem Proteksi Arus

Lebih dan Temperatur pada Motor Induksi 1 Fasa berbasis Arduino Uno,

seterusnya shalawat beserta salam teruntuk Rasulullah Shollallahu `Alaihi

Wassalam.

Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi Teknik Listrik, Politeknik

Negeri Padang Tahun 2017. Dalam menyelesaikan laporan ini, Penulis banyak

mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu Penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang selalu mendo’akan

dan mendukung setiap langkah yang penulis tempuh dalam pendidikan.

2. Bapak Aidil Zamri, ST.,MT., selaku Direktur Politeknik Negeri Padang.

3. Bapak Dr. H. Afrizal Yuhanef, ST., M.Kom., selaku Ketua Jurusan Teknik

Elektro Politeknik Negeri Padang.

4. Bapak Herisajani ST.,M.Kom., selaku Ketua Program Studi Teknik Listrik

Politeknik Negeri Padang.

5. Bapak Yefriadi, ST., MT., selaku Pembimbing I Penulis dalam pembuatan

Tugas Akhir, yang telah memberikan banyak ilmu sehingga penulis mampu

i
menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Bapak A. Fadli ST., MT, selaku Pembimbing II Penulis dalam pembuatan

Tugas Akhir, yang telah memberikan banyak ilmu dan masukan sehingga

penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Seluruh staf pengajar, staf teknisi, dan tenaga administrasi di Jurusan Teknik

Elektro Politeknik Negeri Padang.

8. Untuk semua pihak yang telah membantu Penulis sampai laporan ini selesai.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

bisa menjadi amal jariyah penulis, serta menjadi inspirasi untuk dapat berkarya

lebih baik lagi. Aamiin

Padang, 6 Oktober 2017

Jum’atur Rahman
Bp. 1401032025

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................. 3
1.5 Metode Penyelesaian Tugas Akhir .................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 6
2.1 Proteksi ............................................................................................................ 6
2.2 Motor Listrik ................................................................................................... 8
2.2.1 Klasifikasi Motor Induksi ........................................................................ 9
2.2.2 Konstruksi Motor Induksi Satu Fasa...................................................... 10
2.2.3 Prinsip Kerja Motor Induksi 1 Fasa ....................................................... 11
2.2.4 Proteksi Arus Lebih pada Motor Induksi 1 Fasa ................................... 11
2.2.5 Temperatur Motor Induksi ..................................................................... 13
2.2.6 Kerugian Pada Motor Listrik ................................................................. 15
2.3 Sensor Arus ACS712..................................................................................... 17
2.4 Sensor Suhu DS18B20 .................................................................................. 19
2.5 Arduino Uno .................................................................................................. 20
2.5.1 Daya ....................................................................................................... 20
2.5.2 Memori .................................................................................................. 22
2.5.3 Input dan Output ................................................................................... 22
2.5.4 Piranti Komunkasi Arduino .................................................................. 23
2.5.5 Pemograman Arduino ............................................................................ 23

iii
2.6 LCD (Liquid Crystal Display) ...................................................................... 24
2.7 I2C Module .................................................................................................... 27
2.8 Keypad 4×4 ................................................................................................... 27
2.9 Relay Module 1 Channel .............................................................................. 28
2.10 Buzzer .......................................................................................................... 29
2.11 Light Emitting Diode (LED) ........................................................................ 30
2.12 Push Button ................................................................................................. 32
2.13 Power Supply............................................................................................... 33
2.13.1 Cara Kerja Power Supply..................................................................... 35

2.14 Saklar magnet (kontaktor)................................................................................... 40


BAB III METODA DAN PROSES PENYELESAIAN ........................................ 42
3.1 Metoda Perancangan...................................................................................... 42
3.2 Perancangan Pembuatan Perangkat Keras..................................................... 45
3.2.1 Rangkaian Power supply........................................................................ 45
3.2.2 Rangkaian Sensor Arus ACS712 30 A .................................................. 46
3.2.3 Rangkaian Sensor Suhu DS18B20......................................................... 47
3.2.4 Rangkaian Keypad 4x4 .......................................................................... 48
3.2.5 Rangkaian Relay Module 1 channel ...................................................... 49
3.2.6 Rangkaian LCD 4x20 dan I2C............................................................... 50
3.2.7 Rangkaian Buzzer .................................................................................. 50
3.2.8 Rangkaian LED (Light emitting Diode)................................................. 51
3.2.9 Rangkaian Kontaktor ............................................................................. 53
3.2.10 Rangkaian Sistem Secara Keseluruhan................................................ 53
3.3 Perancangan Mekanik.................................................................................... 54
3.4 Perancangan Perangkat Lunak....................................................................... 55
3.4.1 Algoritma ............................................................................................... 55
3.4.2 Flowchart ............................................................................................... 56
BAB IV PENGUJIAN............................................................................................... 58
4.1 Pengujian Power Supply ................................................................................ 58

iv
4.2 Pengujian Mikrokontroller Arduino Uno ...................................................... 60
4.3 Pengujian LCD dan I2C ................................................................................ 62
4.4 Pengujian Keypad 4x4................................................................................... 64
4.5 Pengujian Relay Module 1 channel ............................................................... 66
4.6 Pengujian Buzzer ........................................................................................... 68
4.7 Pengujian LED............................................................................................... 69
4.8 Pengujian Kontaktor ...................................................................................... 70
4.9 Pengujian Sensor Suhu DS18B20 ................................................................. 70
4.10 Pengujian Sensor Arus ACS712.................................................................. 71
4.511Pengujian Alat Keseluruhan ....................................................................... 73
BAB V PENUTUP..................................................................................................... 78
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 78
5.2 Saran .............................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Motor Induksi............................................................................................ 8


Gambar 2.2 Konstruksi Motor Induksi 1 fasa............................................................. 10
Gambar 2.3 Bentuk fisik sensor arus .......................................................................... 18
Gambar 2.4 Bentuk fisik DS18B20 ............................................................................ 19

Gambar 2.5 Arduino UNO.......................................................................................... 20

Gambar 2.6 LCD 2×16 Karakter ................................................................................ 25

Gambar 2.7 Bentuk fisik I2C module ......................................................................... 27

Gambar 2.8 Bentuk fisik dan rangkaian dasar Keypad............................................... 28

Gambar 2.9 Modul Relai 1 Channel .......................................................................... 29

Gambar 2.10 Simbol dan Bentuk Buzzer ................................................................... 30

Gambar 2.11 Bentuk dan simbol LED........................................................................ 31

Gambar 2.12 Bentuk dan Simbol Push Button. .......................................................... 33

Gambar 2.13 Blok Diagram DC Power Supply ......................................................... 36

Gambar 2.14 Transformator/Trafo Step Down ........................................................... 37

Gambar 2.15 Rangkaian penyearah sederhana ........................................................... 38

Gambar 2.16 Rangkaian penyearah gelombang penuh............................................... 38

Gambar 2.17 Rangkaian penyearah DC Power Supply .............................................. 38

Gambar 2.18 Penyaring (filter) DC Power Supply ..................................................... 39

Gambar 2.19 Rangkaian Dasar IC Voltage Regulator................................................ 39

Gambar 2.20 Konstruksi Kontaktor Magnit ............................................................... 40

Gambar 2.21 Bagian dalam dan bentuk kontaktor...................................................... 41

Gambar 3.1 Diagram blok sistem proteksi arus lebih dan temperatur pada motor
induksi1 fasa .......................................................................................... 43

vi
Gambar 3.2 Skematik Rangkaian Power Supply ....................................................... 45

Gambar 3.3 Koneksi Pin Sensor arus kearduino uno. ................................................ 46

Gambar 3.4 Koneksi Pin sensor suhu DS18B20 kearduino uno ............................... 47

Gambar 3.5 Koneksi Pin keypad 4x4 kearduino uno ................................................ 48

Gambar 3.6 Koneksi Pin Relay module 1 channel kearduino ................................... 49

Gambar 3.7 Koneksi Pin Shield LCD 4×20 dan I2C kearduino ................................ 50

Gambar 3.8 Koneksi Buzzer ke Arduino Uno ........................................................... 51

Gambar 3.9 Koneksi LED ke Arduino Uno ............................................................... 52

Gambar 3.10 Rangkaian daya system proteksi arus lebih dan suhu pada motor induksi
1 fasa arduino uno ............................................................................... 53

Gambar 3.11 Rangkaian keseluruhan alat proteksi arus lebih dan suhu pada motor
induksi 1 fasa berbasis arduino uno ..................................................... 54

Gambar 3.12 (a) Rancangan mekanik tampak atas (b) Rancangan mekanik tampak
samping (c) Rancangan mekanik tampak bagian dalam ...................... 55

Gambar 3.13 Flowchart Program Rancang bangun sistem proteksi arus lebih dan
temperature pada motor induksi 1 fasa berbasis arduino uno .............. 57

Gambar 4.1 Rangkaian power supply ........................................................................ 58

Gambar 4.2 Titik pengukuran pada power supply ..................................................... 60

Gambar 4.3 pengujian arduino uno dengan LED ...................................................... 62

Gambar 4.4 Hasil Pengujian LCD ............................................................................. 64

Gambar 4.5 Hasil Serial monitor Pengujian Keypad 4×4........................................... 66

Gambar 4.6 Hasil pengujian LED merah dan LED biru ............................................ 69

Gambar 4.7 Grafik perbandingan kenaikan nilai suhu DS18B20 dan thermometer . 71

Gambar 4.8 Grafik hasil pengujian dan perbandingan sensor ACS712 dan
Amperemeter ......................................................................................... 73

vii
Gambar 4.9 Proses pengujian alat system proteksi arus lebih dan temperatur pada
motor universal ac.................................................................................. 74

Gambar 4.10 name plate motor universal................................................................... 74

Gambar 4.11 a) Hasil tampilan lcd saat nilai arus lebih dan temperatur terbaca (b)
Hasil tampilan lcd pada saat terjadi trip. .............................................. 75

Gambar 4.12 a) Hasil nilai arus dan temperatur lebih melewati batas 80°C (b) Hasil
tampilan lcd pada saat terjadi trip......................................................... 76

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Temperature rise for large motors with 1.0 sevice factor .......................... 13
Tabel 2.2 Fungsi pin Sensor Arus ACS712 ................................................................ 18

Tabel 2.3 Deskripsi pin DS18B20 .............................................................................. 19

Tabel 2.4 Fungsi pin Kaki-kaki pada LCD ................................................................. 26

Tabel 3.1 Koneksi sensor arus ACS712 30 A kemikrokontroller arduino uno ......... 46
Tabel 3.2 Koneksi sensor suhu DS18B20 kemikrokontroller arduino uno .............. 47
Tabel 3.3Koneksi Pin keypad 4x4 kearduino uno ..................................................... 48
Tabel 3.4 Koneksi Pin relay module 1 channel pada 4x4 kearduino uno .................. 49
Tabel 3.5 Koneksi Pin keypad 4x4 kearduino uno .................................................... 50
Tabel 3.6 Koneksi Buzzer ke Arduino Uno ............................................................... 51
Tabel 3.7 Koneksi LED Merah ke Arduino Uno ....................................................... 52
Tabel 3.8 Koneksi LED biru ke Arduino Uno .......................................................... 52
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran power supply ................................................................ 60

Tabel 4.2 Hasil pengujian module relay 1 channel .................................................... 68

Tabel 4.3 Hasil pengujian LED .................................................................................. 69

Tabel 4.4 Hasil pembacaan suhu antara sensor DS18B20 dan termometer dalam
celcius ........................................................................................................ 70

Tabel 4.5 Hasil pembacaan arus antara sensor ACS712 dan amperemeter ................ 72

Tabel 4.6 Hasil pengujian alat proteksi arus lebih dan temperatur pada motor
universal ac dengan Iset 8,58 A dan suhu setting 80°C ............................ 76

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Motor listrik banyak berperan dalam perkembangan industri dan membawa

pembaharuan di segala bidang. Bermacam-macam motor listrik yang telah dibuat

dan dijalankan dengan menggunakan arus searah dan arus bolakbalik. Motor arus

bolak-balik adalah motor yang banyak digunakan untuk bermacam-macam

keperluan industri. Motor arus bolak-balik motor (AC) ialah suatu mesin yang

berfungsi untuk mengubah tenaga listrik arus bolak-balik (listrik AC) menjadi

tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga mekanik tersebut berupa

putaran dari pada motor [1].

Motor listrik digunakan secara luas pada berbagai industri. Motor jenis ini

rentan terhadap terjadinya arus lebih. Gangguan arus lebih akan menyebabkan

panas pada kumparan motor sehingga dalam jangka waktu yang lama akan

menurunkan kemampuan isolasi motor. Potensi terjadinya gangguan karena

menurunnya kekuatan isolasi motor akan meningkat dan dapat mengakibatkan

kebakaran [2].

Selama ini, jenis pengaman motor induksi satu phasa telah banyak diproduksi

atau dijual di pasaran, akan tetapi pengaman yang dijual di pasaran lebih spesifik

pada jenis gangguan tertentu saja. Selain jenis pengaman yang terpisah-pisah

pengaman motor induksi satu phasa di pasaran sulit dalam proses instalasinya.

1
2

Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibuat alat yang dapat mendeteksi serta

mengamankan motor induksi satu phasa dari gangguan arus lebih dan suhu.

Pengaman motor induksi ini lebih mudah digunakan dari pada pengaman yang

ada dipasaran. Untuk setting arus bisa dimasukan melalui tombol sehingga dapat

diatur arus setting yang di inginkan. Selain itu dalam proses instalasi lebih mudah

dibuat dan mudah dalam wiringnya. Pengaman ini dilengkapi dengan display dan

lampu indikator untuk mengetahui besar arus dan jenis gangguan yang terjadi

pada motor induksi satu phasa.

Berdasarkan referensi yang telah dikumpulkan, penulis tertarik untuk membuat

“Rancang Bangun Sistem Proteksi Arus Lebih dan Temperatur pada Motor

Induksi 1 Fasa Berbasis Arduino Uno”. Dari pembuatan alat pengaman motor

induksi satu fasa ini diharapkan motor dapat bebas dari gangguan arus lebih dan

suhu yang panas.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana motor induksi satu fasa agar terhindar dari gangguan arus lebih

dan temperatur lebih saat beroperasi.

2. Bagaimana cara mikrokontroller arduino uno agar dapat membaca arus dan

suhu pada saat motor beroperasi.

3. Bagaimana cara agar perangkat lunak dan perangkat keras dapat bekerja

sesuai keinginan.

1.3 Tujuan

Maksud dan tujuan dari perancangan adalah

1. Membuat sistem proteksi arus dan temperatur pada motor induksi satu fasa

yang dikontrol oleh Arduino uno.


3

2. Nilai batas arus dan suhu bisa setting melalui keypad.

3. Modul relay arduino akan berkerja dan memutus teapabila terjadi arus lebih

dan suhu lebih.

4. Menghasilkan suatu alat control yang dapat memproteksi motor 1 fasa

dengan sistem control yang lebih baik.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah pembuatan tugas akhir

ini sebagai berikut:

1. Menggunakan Sensor arus ACS712 30 A sebagai sensor untuk mendeteksi

arus.

2. Menggunakan Sensor suhu ds18b20 sebagai sensor untuk mendeteksi

temperatur.

3. Menggunakan Modul relay arduino sebagai saklar elektrik untuk memutus

arus dan tegangan yang dapat dikontrol dengan arduino uno.

4. Menggunakan arduino uno sebagai kontrol utama.

5. Menggunakan LCD 4x20 sebagai menampilkan batas suhu, batas arus, waktu

tunda, arus terdeteksi dan suhu terdeteksi pada display.

6. Menggunakan kontaktor sebagai pemutus arus dan tegangan pada motor

induksi 1 fasa.

7. Menggunakan LED sebagai tanda aman atau trip pada motor induksi 1 fasa.

8. Menggunakan Buzzer sebagai tanda terjadinya trip pada motor induksi 1 fasa.

9. Menggunakan Keypad 4×4 sebagai mengatur nominal nilai arus, nilai

temperature dan waktu tunda mati.


4

10. Batas maksimal arus motor induksi 1 fasa yang diproteksi 10A dikarenkan

menggunkan modul relay 1 channel 10A.

11. Motor induksi 1 fasa yang digunakan dalam pengujian adalah motor

universal AC 1 fasa.

1.5 Metode Penyelesaian Tugas Akhir

Untuk memperoleh sistem yang baik, tentu tidak terlepas dari cara atau

metoda yang di pakai pada saat melakukan proses pembuatan tugas akhir ini.

Untuk itu dalam pembuatan dan penulisan tugas akhir ini digunakan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Studi literature

Dalam metode ini dilakukan kajian literatur untuk melakukan pendekatan

terhadap konsep-konsep yang digunakan. Dan untuk lebih meningkatkan

pemahaman terhadap aspek-aspek teori yang mendukung pembuatan

perangkat keras dan perangkat lunak.

2. Observasi

Dalam Observasi ini dilakukan pengamatan secara langsug terhadap alat di

lapangan, dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan dapat mengetahui

kendala yang terjadi pada alat.

3. Laborlatorium

Dalam hal ini dilakukan beberapa proses sebagai berikut :

 Membuat dan menguji Sensor arus ACS712 30A sebagai pendeteksi arus.

 Membuat dan menguji Sensor suhu ds18b20 sebagai pendeteksi temperatur

pada motor induksi 1 fasa.


5

 Membuat dan menguji modul Relay arduino sebagai pemutus dan

penghubung kontaktor kemotor induksi 1 fasa.

 Menguji dan menganalisa proses alat.

4. Pengujian,Pengukuran,dan analisis

Setelah perancangan dan pembuatan alat selesai maka dilakukan pengujian,

pengukuran terhadap alat dan selanjutnya dilakukan analisis.

5. Membuat kesimpulan
BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung dalam

menyelesaikan Tugas akhir yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Proteksi Arus

Lebih dan Temperatur pada Motor Induksi 1 Fasa” Teori yang dibahas adalah :

2.1 Proteksi

Proteksi dapat diartikan sebagai pengamanan atau perlindungan. Fungsi

utama suatu sistem atau alat proteksi adalah sebagai berikut [3]:

 Dapat merasakan adanya gangguan dan keadaan yang tidak wajar (normal)

pada lingkup sistem yang diproteksi.

 Dapat melepaskan area sistem yang terganggu, agar lingkup diluar sistem

yang mengalami gangguan tetap dapat terus beroperasi tanpa juga

mengalami gangguan.

Berikut ini adalah beberapa kriteria sistem proteksi (pengaman) :

1) Sensitifitas (sensitifity)

Sensor sebagai komponen proteksi (pengaman) harus cukup (sensitif) dan

mampu merasakan perubahan kondisi yang terjadi. Sensor harus mampu

mendeteksi rangsangan / perubahan sekecil mungkin meski tidak

dieksekusi.

2) Keandalan (reliability) :

a. Kepastian bekerja (dependability) :

6
7

 Suatu alat proteksi (sensor) harus memiliki tingkat kepastian kerja yang

tinggi, yaitu berupa eksekusi yang eksekusi yang jelas dan pasti. Peralatan

proteksi yang tidak memiliki kepastian kerja justru dapat merusak bagian

(lingkup) yang seharusnya diamankan.

 Alat proteksi (pengaman) harus memiliki tingkat keandalan kerja yang

tinggi, yaitu dapat merasakan dan memutuskan atau memisahkan bagian

yang terganggu dengan bagian yang normal, dan tidak boleh gagal

b. Keamanan (security) :

 Suatu peralatan proteksi atau pengaman harus memiliki tingkat kepastian

kerja untuk tidak salah eksekusi (kerja pada keadaan tidak seharusnya

kerja).

 Kesalahan kerja dapat mengakibatkan eksekusi (mengambil tindakan)

yang seharusnya tidak diperlukan untuk terjadi.

3) Selektif (selectivity) :

Suatu peralatan proteksi harus memiliki selektifitas yang tinggi, yang

dimaksud adalah dapat memilih dan membedakan antara gangguan

yang ada dalam jangkauan (lingkup) kerjanya atau bukan. Jadi,

peralatan proteksi tidak hanya sekedar bekerja cepat, namun juga selektif

atau bisa disebut bekerja tepat.

4) Kecepatan (speed) :

a. Suatu peralatan harus mampu memisahkan atau memutuskan sistem

yang mengalamu gangguan secepat mungkin.


8

b. Kemungkinan adanya waktu tunda (time delay) agar dapat

menciptakan selektifitas yang baik pada suatu pengaman, namun

waktu tunda tersebut juga harus secepat mungkin.

c. Tingkat kecepatan kerja suatu sistem proteksi, bertujuan untuk

mencegah terjadinya kerugian atau kerusakan yang lebih besar.

2.2 Motor Listrik

Motor listrik arus bolak-balik diklasifikasikan dengan dasar prinsip

pengoperasian sebagai motor asinkron (induksi) atau motor sinkron. Motor

induksi adalah jenis motor dimana tidak ada tegangan eksternal yang diberikan

pada rotornya, tetapi arus pada stator menginduksikan tegangan pada celah udara

dan pada lilitan rotor untuk menghasilkan arus rotor dan medan magnet. Medan

magnet stator dan rotor kemudian berinteraksi dan menyebabkan rotor motor

berputar [4]. Gambar 2.1 menunjukkan gambar dari motor induksi.

Gambar 2. 1 Motor Induksi [4]

Motor listrik memiliki 2 komponen listrik utama yaitu [4]:


9

a. Rotor, motor induksi menggunakan 2 jenis rotor:

1. Rotor sangkar tupai, terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan

dalam petak-petak slot paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan

pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.

2. Rotor belitan, yang memiliki gulungan 3 fasa, lapisan ganda dan

terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fasa digulungi

kawat pada bagian dalamnya dan ujung lainnya dihubungkan ke cincin

kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel padanya.

b. Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dan slots untuk membawa

gulungan tiga fasa. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang

tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.

2.2.1 Klasifikasi Motor Induksi

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu

[4]:

a. Motor induksi satu fasa. Motor ini hanya memiliki satu gulungan

stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fasa, meiliki sebuah motor

sangkar tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan

motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling

umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin,

mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3

sampai 4HP.

b. Motor induksi tiga fasa. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh

pasokan tiga fasa yang seimbang. Motor tersebut memiliki

kemampuan daya yang tinggi, dapat berupa sangkar tupai atau


10

gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor sangkar tupai), dan

penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri

menggunakan jenis ini. Sebagai contoh pompa, kompresor, belt

conveyor, jaringan listrik, dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 atau

ratusan HP.

2.2.2 Konstruksi Motor Induksi Satu Fasa

Konstruksi motor induksi satu fasa hampir sama dengan konstruksi motor

induksi tiga fasa, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan rotor.

Keduanya merupakan rangkaian magnetik yang berbentuk silinder dan

simetris. Di antara rotor dan stator ini terdapat celah udara yang sempit [5].

Gambar 2.2. Konstruksi Umum Motor Induksi Satu Fasa [5].

Stator merupakan bagian yang diam sebagai rangka tempat

kumparan stator yang terpasang. Stator terdiri dari : inti stator, kumparan stator,

dan alur stator. Motor induksi satu fasa dilengkapi dengan dua kumparan stator

yang dipasang terpisah, yaitu kumparan utama (main winding) atau sering disebut

dengan kumparan berputar dan kumparan bantu (auxiliary winding) atau sering

disebut dengan kumparan start. Rotor merupakan bagian yang berputar. Bagian

ini terdiri dari : inti rotor, kumparan rotor dan alur rotor. Pada umumnya ada dua
11

jenis rotor yang sering digunakan pada motor induksi, yaitu rotor belitan (wound

rotor) dan rotor sangkar (squirrel cage rotor) [5].

2.2.3 Prinsip Kerja Motor Induksi 1 Fasa

Prinsip kerja dari motor induksi adalah sebagai berikut [4]:

1. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.

2. Akibatnya pada kumparan rotor timbul ggl induksi sebesar:

E2s= 4,44 f2 N2

E2s adalah tegangan induksi pada saat rotor berputar.

3. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, ggl (E) akan

menghasilkan arus (I).

4. Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada rotor.

5. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk

memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.

6. Seperti telah dijelaskan pada (2) tegangan induksi timbul karena

terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar

tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan

medan putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr).

7. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (S) dinyatakan dengan:

8. Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada

kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel

motor akan ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns.


12

2.2.4 Proteksi Arus Lebih pada Motor Induksi 1 Fasa

Arus Lebih (Overcurrent) merupakan arus yang mengalir pada suatu

rangkaian melebihi dari arus normal ketika beban penuh yang mengalir pada

rangkaian motor tersebut. Pada rangkaian listrik untuk sebuah motor, over current

(arus lebih) yang timbul merupakan arus yang yang mengalir kepada

rangkaian yang besarnya melebihi arus normal motor tersebut ketika motor

dibebani penuh atau lebih dikenal dengan Full Load Amps (FLA). Proteksi beban

lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor dan perlengkapan

kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih atau

sebagai akibat motor tak dapat diasut [6]. Gangguan arus lebih akan

menyebabkan panas pada kumparan motor sehingga dalam jangka waktu yang

lama akan menurunkan kemampuan isolasi motor. Potensi terjadinya gangguan

karena menurunnya kekuatan isolasi motor akan meningkat dan dapat

mengakibatkan kebakaran [2].Arus nominal atau kapasitas arus adalah arus kerja

alat listrik atau komponen atau mesin listrik sehingga yang akan dapat berkerja

normal tanpa mengalami gangguan atau efek apapun,untuk menentukan arus

nominal dan arus setting pada motor dapat ditentukan pada perhitung dengan

persamaan:

…………………………(1)

…………………(2)

………………………....(3)

Dimana : In = Arus Nominal (A)

Iset = Arus Setting (A)


13

Pin = Daya input pada motor (Watt)

Pout = Daya output pada motor (Watt)

V = Tegangan Pada Motor (V)

Cos = Nilai cosphi yang ada pada name plate motor

η = Efeiensi

2.2.5 Temperatur Motor Induksi

National Electrical Manufacturing Association (NEMA) mendefinisikan

temperature rise adalah kenaikan temperatur diatas temperature ambient.

Temperature ambient yaitu temperatur udara disekeliling motor atau dapat

dikatakan sebagai suhu ruangan. Penjumlahan dari temperature rise dan

temperature ambient adalah panas keseluruhan panas pada motor. Kelas isolasi

temperature pada motor induksi dijelaskan oleh tabel berikut

(temperjature ambient tidak lebih dari 400C) [5]:

Tabel 2.1 Temperature rise for large motors with 1.0 sevice factor

Insulation Class and


Temperatur Rise °C
No Motor Rating
A B C D

1 All horsepower (or kW) ratings 60 80 105 125

2 1500 hp (1120 kW) and less 70 90 115 140


Over 1500 hp (1120 kW) and 7000 volt
3 65 85 110 135
or less
Over 1500 hp (1120 kW) and over 7000
4 60 80 105 125
volt

Faktor penyebab rusaknya isolasi winding adalah panas yang

berlebih pada motor, panas berlebih yang berlangsung lama pada lilitan akan
14

menyebabkan stress pada lilitan dan isolasi kawat menjadi rapuh. Jika

dibiarkan terlalu lama akan menyebabkan isolasi pada lilitan akan retak. Jika

gejala ini disertai dengan munculnya partial discharge maka proses penuaan

isolasi akan semakin cepat. Berdasarkan penelitian NEMA usia dari isolasi

winding akan berkurang setengahnya setiap kenaikan 100C dari kondisi normal

kerja motor. Akan tetapi jika motor harus beroperasi 400C di atas

temperature normal maka umur isolasinya menjadi 1/16 dari umur normal

yang diperkirakan. Oleh sebab itu motor- motor listrik yang digunakan pada

dunia industri menggunakan alat proteksi untuk mengatasi panas lebih pada

motor seperti thermal overload relay. Sehingga apabila terjadi overheating pada

motor relai akan segera bekerja sehinngga dapat meminimalkan kerusakan pada

isolasi motor [5].

Berikut ini adalah metode dalam menentukan temperatur motor induksi yaitu [5]:

a. Menggunakan thermometer infrared

Metode ini adalah penentuan suhu dengan sensor suhu, atau dengan

thermometer infrared, dengan metode ini instrumen diterapkan pada

bagian terpanas dari mesin yang dapat diakses.

b. Mengunakan Embedded Detector

Motor yang menggunakan embedded detector pada lilitannya dapat

dimonitor langsung output yang dideteksi pada peralatan,output

temperatur yang ditunjukkan adalah temperatur terpanas dimana lokasi

sensor diletakkan. Perbedaan antara embedded detector dengan

thermometer infrared yaitu embedded detector tertanam di lilitan stator


15

motor sedangkan thermometer infrared dapat diletakkan dimana saja

bagian motor yang paling panas yang mudah diakses.

c. Mengukur Tahanan Lilitan motor

Metode digunakan untuk motor yang tidak memiliki embedded detector

seperti thermocouple atau resistance temperature detectors (RTDs).

Kelebihan metode ini yaitu dapat dilakukan tanpa harus membongkar

kerangka motor Penentuan temperature dengan metode ini yaitu dengan

membandingkan tahanan lilitan motor pada temperatur yang ingin

ditentukan (pada saat motor panas) dengan tahanan yang sudah diketahui

temperaturnya (temperature ambient). Temperatur tahanan yang ingin

ditentukan dapat dihitung dengan persamaaan:

( ) …………….(3)

Dimana: Tt : Temperatur total lilitan (°C)

Tb : Temperatur pada saat motor dingin (°C)

Rt : Tahanan pada saat motor panas (ohm)

Rb : Tahanan pada saat motor dingin (ohm)

K : 234.5 (konstanta untuk bahan tembaga) (°C)

225 (konstanta untuk bahan aluminium) (°C)

2.2.6 Kerugian Pada Motor Listrik

a) Kerugian panas internal motor listrik [4]

Pada dasarnya setiap motor listrik yang beroperasi cenderung

mengeluarkan panas. Panas ini timbul oleh karena adanya kerugian-

kerugian daya yang dihasilkan motor listrik. Kerugian ini antara lain:
16

1. Rugi-rugi inti, yaitu energi yang diperlukan untuk

memagnetisasikan beban inti (histerisis) dan kerugian-kerugian

karena timbulnya arus listrik yang kecil yang mengalir pada inti

(arus eddy).

2. Rugi-rugi tembaga, yaitu rugi-rugi panas (I²R) pada lilitan stator

karena aruslistrik (I) mengalir melalui penghantar kumparan

dengan tahanan (R).

3. Kerugian angin dan gesekan, kerugian ini diakibatkan oleh gesekan

angin dan bantalan terhadap putaran motor.

4. Kerugian fluks bocor, yaitu akibat dari fluks bocor yang

diinduksikan oleh arus beban bervariasi sebagai kuadrat arus

beban.

b) Panas eksternal motor listrik [4]

Dalam melakukan tugas operasinya, motor listrik sebagai sumber

tenaga mekanik untuk penggerak haruslah dilindungi terhadap gangguan-

gangguan eksternal, yang dapat menimbulkan panas pada motor listrik

saat beroperasi. Gangguan- gangguan eksternal itu antara lain:

1. Gangguan mekanik, meliputi:

a. Bantalan (bearing) yang sudah aus.

b. Salah satu tegangan fasa terbuka akibat kontaktor yang rusak.

c. Kumparan stator yang terhubung singkat.

2. Gangguan fisik sekeliling, meliputi:

a. Terjadi kerusakan akibat terbentur sesuatu sehingga terjadi

perubahan fisik pada motor listrik.

b. Suhu kamar dimana motor listrik tersebut dioperasikan.


17

c. Pendinginan (kipas) motor yang tidak baik.

3. Gangguan dalam operasi dari sistem keseluruhan

a. Akibat pembebanan lebih.

b. Akibat pengasutan motor listrik.

c) Kenaikan suhu pada kumparan [4].

Bila arus listrik (I) mengalir dalam rangkaian dengan tahanan (R)

selama t detik, nilai kalorifik J (Joule) adalah:

………………………(4)

Oleh karena itu, bila motor listrik dijalankan, suhu motor akan naik

sebanding dengan waktu kerjanya sehingga jika motor beroperasi,

kenaikan suhunya dapat diketahui dengan mengukur tahanan kumparan

sebelum dan sesudah dioperasikan selama waktu tertentu dengan

menggunakan persamaan:

……………………………(5)

Dimana: Rc = Tahanan kumparan sebelum dioperasikan (Ohm)

Rh = Tahanan kumparan setelah dioperasikan (Ohm)

α = Koefisien temperatur tahanan dari tembaga (0,00428

Ohm/°C)

t1 = Temperatur ruang awal (°C)

t2 = Temperatur setelah beroperasi (°C)

2.3 Sensor Arus ACS712


18

ACS712-5A-T merupakan suatu IC terpaket yang mana berguna untuk

arus menggantikan trafo arus yang relative besar dalam hal ukuran. Pada

prinsipnya ACS712-5A-T sama dengan sensor efek hal lainnya yaitu dengan

memanfaatkan medan magnet di sekitar arus kemudian dikonversi menjadi

tegangan yang linier dengan perubahan arus. Nilai veriable dari sensor ini

merupakan input untuk mikrokontroler yang kemudian diolah. Keluaran ACS712-

5A-T masih berupa sinyal tegangan AC, agar dapat diolah oleh mikrokontroler

maka sinyal tegangan AC ini di searahkan oleh rangkaian penyearah. Cara kerja

sensor arus ACS712-5A-T adalah arus yang dibaca mengalir melalui kabel

tembaga yang terdapat di dalamnya yang menghasilkan medan magnet yang di

tangkap oleh integrated Hall IC dan diubah menjadi tegangan proporsional [7].

Gambar 2.3 Bentuk fisik sensor arus [7]

Tabel 2.2 Fungsi pin Sensor Arus ACS712 [7]

Pin sensor Fungsi


IP + Terminal yang mendeteksi arus, terdapat sekring didalamnya
IP - Terminal yang mendeteksi arus, terdapat sekring didalamnya
GND Terminal sinyal ground
Filter Terminal untuk kapasitor ekternal yang berfungsi
sebagaipembatas bandwith
19

Viout Terminal untuk keluaran sinyal analog


Vcc Terminal masukan catu daya

2.4 Sensor Suhu DS18B20

Banyak sensor suhu yang dipakai dalam implementasi sistem

instrumentasi, salah satu contohnya adalah DS18B20. Sensor suhu DS18S20 ini

telah memiliki keluaran digital meskipun bentuknya kecil (TO-92), cara untuk

mengaksesnya adalah dengan metode serial 1 wire. Sensor ini sangat menghemat

pin port mikrokontroler, karena 1 pin port mikrokontroler dapat digunakan untuk

berkomunikasi dengan beberapa divais lainnya. Sensor ini juga memiliki tingkat

akurasi cukup tinggi yaitu 0,5°C pada rentang suhu -10°C hingga +85°C,

sehingga banyak dipakai untuk aplikasi sistem pemonitoringan suhu Aplikasi-

aplikasi yang berhubungan dengan sensor seringkali membutuhkan ADC dan

beberapa pin port mikrokontroler namun pada DS18B20 ini tidak dibutuhkan

ADC agar dapat berkomunikasi dengan mikrokontroler [7]. Bentuk fisik

DS18B20 ditunjukan oleh Gambar 2.4 sementara deskripsi pin DS18B20

ditunjukkan oleh Tabel 2.3.

Gambar 2.4 Bentuk fisik DS18B20 [7]


20

Tabel 2.3 Deskripsi pin DS18B20 [7]

Nama Fungsi
VDD VDD (cadangan)
Pin untuk input/output data. Juga untuk pembagi daya padasaat
DQ
digunakan dalam parasite power mode

2.5 Arduino Uno

Arduino adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega328.

Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai

output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power,

kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller;

dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB [7]. Arduino Uno

dapat dilihat seperti pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Arduino UNO [7]

2.5.1 Daya

Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply.

Powernya dipilih secara otomatis. Power supply dapat menggunakan adaptor DC


21

atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor

pada koneksi port input supply. Board arduino dapat dioperasikan menggunakan

supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin

5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika

menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat

panas dan menyebabkan kerusakan pada board [7]. Rekomendasi tegangan adalah

7 volt sampai 12 volt. Penjelasan pada pin power adalah sebagai berikut [7]:

- Vin

Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan

dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau

tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan

melalui pin ini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack,

aksesnya menggunakan pin ini.

- 5V

Regulasi power supply digunakan untuk power

mikrokontroller dan komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui

Vin menggunakan regulator pada board, atau supply oleh USB atau

supply regulasi 5V lainnya.

- 3V3

Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus

maximumnya adalah 50mA.

- Pin Ground
22

Berfungsi sebagai jalur ground pada Arduino.

2.5.2 Memori

ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga

2KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB

untuk SRAM dan 1 KB untuk EEPROM [7].

2.5.3 Input dan Output

Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau

output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead().

Input/output dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin dapat menghasilkan atau

menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected

oleh default) 20-50 KOhms [7]. Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut [7]:

- Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan

mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang

koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.

- Interupt eksternal: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk

trigger sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau

perubahan nilai.

- PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output PWM

dengan fungsi analogWrite().

- SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini

mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung

hardware, yang tidak termasuk pada bahasa arduino.


23

- LED: 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13.

Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.

2.5.4 Piranti Komunikasi Arduino

Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan

komputer, Arduino lain, atau mikrokontroler lain. ATmega328 ini menyediakan

UART TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan 1

(TX). Sebuah ATmega16U2 pada saluran board ini komunikasi serial

melalui USB dan muncul sebagai com port virtual untuk perangkat lunak pada

komputer. Firmware 16U2 menggunakan USB driver standar COM dan tidak ada

driver eksternal yang dibutuhkan. Perangkat lunak Arduino termasuk monitor

serial yang memungkinkan data tekstual sederhana yang akan dikirim ke dan

dari papan Arduino. RX dan TX LED di papan akan berkedip ketika data

sedang dikirim melalui chip USB-to-serial dan koneksi USB ke komputer

(tetapi tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1). Sebuah perpustakaan

SoftwareSerial memungkinkan untuk komunikasi serial pada setiap pin digital

Uno itu. ATmega328 ini juga mendukung komunikasi I2C (TWI) dan SPI.

Perangkat lunak Arduino termasuk perpustakaan Kawat untuk

menyederhanakan penggunaan dari bus I2C [7].

2.5.5 Pemrograman Arduino

Arduino board merupakan perangkat yang berbasiskan mikrokontroler.

Perangkat lunak (software) merupakan komponen yang membuat sebuah

mikrokontroller dapat bekerja. Arduino board akan bekerja sesuai dengan perintah

yang ada dalam perangkat lunak yang ditanamkan padanya. Bahasa pemrograman
24

arduino adalah bahasa pemrograman yang umum digunakan untuk membuat

perangkat lunak yang ditanamkan pada arduino board. Bahasa pemrograman

arduino menggunakan bahasa pemrograman C sebagai dasarnya. Karena

menggunakan bahasa pemrograman C sebagai dasarnya, bahasa pemrograman

arduino memiliki banyak sekali kemiripan, walaupun beberapa hal telah

berubah. Arduino Uno dapat diprogram menggunakan software Arduino IDE

yang bersifat opensource [7].

2.6 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD merupakan suatu jenis penampil (display) yang menggunakan Liquid

Crystal sebagai media refleksinya. LCD juga sering digunakan dalam

perancangan alat yang menggunakan mikrokontroler. LCD dapat berfungsi

untuk menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks, atau

menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. Tergantung dengan perintah

yang ditulis pada mikrokontroller [8]. LCD (Liquid Crystal Display) adalah

panel penampil yang dibuat dari bahan kristal cair. Kristal dengan sifat-sifat

khusus yang menampilkan warna lengkap yang berasal dari efek

pantulan/transmisi cahaya dengan panjang gelombang pada sudut lihat tertentu,

merupakan salah satu rekayaan penting yang menunjang kebutuhan akan

peralatan elektronik serba tipis dan ringan [11].

LCD sangat berbeda dengan display 7 segmen atau display dot matriks.

Untukmenyalakan LCD diperlukan sinyal khusus (gelombang AC). Oleh karena

itu, diperlukan sebuah IC driver yang khusus juga. Pada LCD yang bisa

menampilkan karakter (LCD karakter) dan LCD yang bisa menampilkan gambar

(LCD grafik), diperlukan memori untuk membangkitkan gambar CGROM atau


25

Character Generator ROM) dan juga RAM untuk menyimpan data (teks atau

gambar) yang sedang ditampilkan (DDRAM atau Display Data RAM).

Diperlukan pula pengendali (controller) untuk berkomunikasi dengan

mikrokontroler [11].

LCD karakter adalah LCD yang bisa menampilkan karakter ASCII dengan

format dot matriks. LCD jenis ini bisa dibuat dengan berbagai ukuran, 1 sampai 4

baris, 16 sampai 40 karakter per baris dan dengan ukuran font 5x7 atau 5x10.

LCD ini biasanya dirakit dengan sebuah PCB yang berisi pembangkit karakter

dan IC pengendali serta driver-nya. Walaupun ukuran LCD berbeda-beda,

tetapi IC pengendali yang digunakan biasanya sama sehingga protokol

komunikasi dengan IC juga sama. Antarmuka yang digunakan sesuai dengan

level digital TTL (Transistor-transistor logic) dengan lebar bus data yang bisa

dipilih 4 bit atau 8 bit. Pada bus data 4 bit komunikasi akan 2 kali lebih

lama karena data atau perintah akan dikirimkan 2 kali, tetapi karena

mikrokontroler sangat cepat, hal ini tidak akan menjadi masalah. Penggunaan bus

data 4 bit akan menghemat pemakaian port mikrokontroler. Semua fungsi display

diatur oleh instruksi- instruksi, sehingga modul LCD ini dapat dengan mudah

dihubungkan dengan unit mikrokontroler [11].

Gambar 2.6 LCD 2 x 16 Karakter [8]


26

Umumnya, sebuah LCD karakter akan mempunyai 14 pin untuk

mengendalikannya. Pin-pin terdiri atas 2 pin catu daya (Vcc dan Vss), 1 pin untuk

mengatur contrast LCD (Vee), 3 pin kendali (RS, R/W dan E), 8 pin data (DB0 -

DB7). Pada LCD yang mempunyai back light, disediakan 2 pin untuk

memberikan tegangan ke dioda back light (disimbolkan dengan A dan K). Tabel

2.4 memperlihatkan pin-pin LCD dan fungsinya [11].

Tabel 2.4. Fungsi Kaki – Kaki pada LCD

No Nama Fungsi Keterangan


1 Vss Catu daya (0 V atau GND)
2 Vcc Catu daya + 5 V
3 Vee Tegangan LCD
Register Select, untuk
“0” memilih register
4 RS memilih mengirim
perintah “1” register data
perintah atau data (Input)
“0” diulis “1” baca, dalam
banyak aplikasi tidak ada
Read/Write, Pin untuk
proses pembacaan data
5 R/W pengendali baca atau tulis
dari LCD , sehingga R/W
(Input)
bisa langsung
dihubungkan ke GND
Enable, untuk
mengaktifkan Pulsa:
6 E
LCD untuk memulai Rendah-Tinggi_Rendah
operasi baca tulis
Pada operasi 4 bit hanya
DB4– DB7 yang
7 DB0-DB7 Bus data (Input/Output) digunakan, yang lain
dihubungkan ke GND.
DB7 dapat digunakan
27

sebagai bit status sibuk


(busy flag)

2.7 I2C Module

I2C Module merupakan module hardware arduino/avr atau mikrokontroler

lain. LCD module ini adalah display hardware yang dapat digunakan sebagai

pengganti I2C slave –master. dengan menggunakan I2C module, pengunaan

terhadapa pin dapat diminimalisir[13].

Berikut spesifikasi wiring Arduino UNO menggunakan I2C Module [13]

GND – GND

VCC -- 5V

SDA -- SDA (A4) // Data

SCL -- SCL (A5) // Clock

Gambar 2.7 Bentuk fisik I2C module

2.8 Keypad 4×4

Keypad sering digunakan sebagi suatu input pada beberapa peralatan yang
berbasis mikroprosessor atau mikrokontroller. Keypad terdiri dari sejumlah saklar,

yang terhubung sebagai baris dan kolom dengan susuan seperti yang ditunjukkan

pada gambar 2.8. Agar mikrokontroller dapat melakukan scan keypad, maka port
28

mengeluarkan salah satu bit dari 4 bit yang terhubung pada kolom dengan logika

low “0” dan selanjutnya membaca 4 bit pada baris untuk menguji jika ada tombol

yang ditekan pada kolom tersebut. Sebagai konsekuensi, selama tidak ada tombol

yang ditekan, maka mikrokontroller akan melihat sebagai logika high “1” pada

setiap pin yang terhubung ke baris [14].

Gambar 2.8 Bentuk fisik dan rangkaian dasar keypad [14]

2.9 Relay Module 1 Channel

Relay module 1 channel merupakan sebuah rangkaian modul relai dengan

tegangan masukan 5Volt dan 1 channel keluaran yang memiliki dua buah kontak

di dalamnya (1 NO dan 1 NC). Dapat digunakan sebagai saklar elektronik. Untuk

mengendalikan perangkat listrik yang membutuhkan daya yang besar. Kompatibel

dengan semua mikrokontroler (terutama Arduino, 8051, 8535, AVR, PIC, DSP,

ARM, MSP430, TTL logic) maupun Raspberry Pi. Relai 1 Channel ini

memerlukan arus minimal 15-20mA agar dapat mengendalikan. Dengan relai


29

high-current sehingga dapat menghubungkan perangkat dengan AC250Volt dan

10Ampere [3].

Gambar 2.9 Modul Relai 1 Channel [3]

Berikut adalah spesifikasi dari Modul Relai [3]

a. Jumlah relai :2

b. Sinyal pengendali : TTL level (active low)

c. Nilai beban : 10A 250 VAC, 10A 30VDC, 10A

125VAC,10A 28 VDC

d. Tunda waktu kontak : 10ms/5ms

e. Indikator : LED

f. Ukuran relai : 51 x 41 mm

2.10 Buzzer

Buzzer merupakan sebuah komponen elektronika yang berfungsi mengubah

getaran listrik menjadi getaran suara. Buzzer memiliki prinsip dasar seperti loud

speaker. Jadi, buzzer terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan

kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet.

Kumparan tersebut akan tertarik ke luar atau ke dalam, tergantung pada arah arus

dan juga polaritas magnetnta, dikarenakan kumparan dipasang pada diafragma

maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma juga secarabolak-

balik. Sehingga menjadikan udara bergetar dan menghasilkan suara. Di dalam


30

tugas akhir ini buzzer digunakan sebagai indikator bahwa telah terjadi suatu

gangguan pada sebuah alat (alarm) [3]. Simbol dan bentuk dari buzzer tampak

pada gambar 2.10

Gambar 2.10 Simbol dan Bentuk Buzzer [3]

Berikut adalah spesifikasi dari Buzzer [3]

a. Rentang tegangan : 6V dc

b. Tegangan operasi/kerja : 4 to 8V dc

c. Rentang arus pada rentang tegangan : 30mA

d. Keluaran suara pada 10cm pada rentang : ≥85dB

e. Frekuensi resonansi pada rentang tegangan : 2300 ±300Hz

f. Suhu Operasi/Kerja : -20 to +70°C

g. Storage Temperature : -20 to +70°C

h. Berat : 2g

2.11 Light Emitting Diode (LED)

Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan

cahaya. Struktur LED sama dengan dioda. Untuk mendapatkan pancaran cahaya

pada semikonduktor, dopping yang dipakai adalah gallium, arsenic, dan

phosporus. Jenis dopping yang berbeda akan menghasilkan warna cahaya yang
31

berbeda. Bentuk LED bermacam-macam, ada yang bulat, persegi empat dan

lonjong [3].

Gambar 2.11 Bentuk dan simbol LED [3]

LED adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat mendapat arus

bias maju (forward bias). LED merupakan salah satu jenis dioda, sehinggahanya

akan mengalirkan arus listrik satu arah saja. LED akan memancarkan cahaya

apabila diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi forward bias. Berbeda

dengan dioda pada umumnya, kemampuan mengalirkan arus pada LED cukup

rendah yaitu maksimal 20 mA. Apabila LED dialiri arus lebih besar dari 20 mA

maka LED akan rusak, sehingga pada rangkaian LED dipasang sebuahresistor

sebgai pembatas arus. LED memiliki kaki 2 buah seperti dengan dioda yaitu kaki

anoda dan kaki katoda. Pada gambar diatas kaki anoda memiliki ciri fisik lebih

panjang dari kaki katoda pada saat masih baru, kemudian kaki katoda pada LED

ditandai dengan bagian body yang dipapas rata. Pemasangan LED agar dapat

menyala adalahdengan memberikan tegangan bias maju yaitu dengan memberikan

tegangan positif ke kaki anoda dan tegangan negatif ke kaki katoda. Konsep

pembatas arus pada dioda adalah dengan memasangkan resistor secara seri pada

salah satu kaki LED [3].


32

2.12 Push Button

Push button (tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana yang

berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan

sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci), yaitu saklar atau tombol merupakan

suatu perangkat elektronika yang bekerja sebagai pemutus atau penghubung suatu

aliran arus listrik ketika ditekan. Push button memilikki dua kondisi, yaitu

keadaan normal/awal terbuka (Normally Open) dan kondisi normal tertutup

(Normally Close) [3].

Push button biasanya di kombinasikan dengan komponen lain untuk

membuat sistem saklar tekan bisa mengunci, aplikasi push button diantaranya

sebagai saklar tekan start yaitu satu kali ditekan maka menghasilkan tanggapan

start atau memulai suatu sistem, sebagai saklar tekan stop yaitu dengan satu kali

tekan maka menghasilkan tanggapan stop (menghentikan sistem), sebagai tombol

reset yaitu ketika push button dikombinasikan dengan komponen lain agar dapat

bekerja sebagai tombol tekan reset yang berarti pengatur ulang (mengembalikan

ke keadaan awal), dan satu lagi yang biasa kita temui yaitu push button sebagai

saklar tekan untuk emergency button (tombol darurat), pada fungsi ini biasanya

push button yang digunakan jenis NC (normally close) yang tempatkan langsung

pada jalur utama power [3].

Push button mempunyai 2 tipe kontak, yaitu [3]:

1) NO (normally open)

Merupakan kontak terminal pada saat kondisi awal terbuka. Saat tombol

ditekan, kontak yang awalnya NO menjadi tertutup (close). Kontak NO


33

biasa digunakan sebagai penghubung ataupun untuk menyalakan suatu

rangkaian atau system.

2) NC (normally close)

Merupakan kontak pada saat kondisi awal tertutup. Saat tombol ditekan,

kontak yang keadaan awalnya NC menjadi terbuka (open). Kontak

NC ini sering digunakan sebagai tombol emergency dan juga pemutus

atau mematikan suatu sistem.

Di bawah ini salah satu contoh gambar push button pada gambar 2.12.

Gambar 2.12 Bentuk dan Simbol Push Button [3].

2.13 Power Supply

Power Supply merupakan suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus

listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Power Supply menjadi bagian yang

penting dalam elektonika karena berfungsi sebagai sumber tenaga listrik. Power

Supply juga dapat digunakan sebagai perangkat yang menyediakan energi listrik

untuk satu atau lebih beban listrik. Tanpa adanya Power Supply maka suatu alat

tidak dapat bekerja sama sekali karena tidak ada arus yang mengalir ke dalam alat

yang diinginkan [9].


34

Secara garis besar, pencatu daya listrik dibagi menjadi dua macam, yaitu

pencatu daya tak distabilkan dan pencatu daya distabilkan. Pencatu daya tak

distabilkan merupakan jenis pencatu daya yang paling sederhana. Pada pencatu

daya jenis ini, tegangan maupun arus keluaran dari pencatu daya tidak distabilkan,

sehingga berubah-ubah sesuai keadaan tegangan masukan dan beban pada

keluaran. Pencatu daya jenis ini biasanya digunakan pada peranti

elektronika sederhana yang tidak sensitif akan perubahan tegangan. Pencatu jenis

ini juga banyak digunakan pada penguat daya tinggi untuk mengkompensasi

lonjakan tegangan keluaran pada penguat [11].

Pencatu daya distabilkan pencatu jenis ini menggunakan suatu mekanisme

lolos balik untuk menstabilkan tegangan keluarannya, bebas dari variasi tegangan

masukan, beban keluaran, maupun dengung. Ada dua jenis yang digunakan untuk

menstabilkan tegangan keluaran, antara lain [11]:

1. Pencatu daya linier, merupakan jenis pencatu daya yang umum digunakan.

Cara kerja dari pencatu daya ini adalah mengubah tegangan AC menjadi

tegangan AC lain yang lebih kecil dengan bantuan Transformator. Tegangan

ini kemudian disearahkan dengan menggunakan rangkaian penyearah

tegangan, dan di bagian akhir ditambahkan kondensator sebagai penghalus

tegangan sehingga tegangan DC yang dihasilkan oleh pencatu daya jenis ini

tidak terlalu bergelombang. Selain menggunakan diode sebagai penyearah,

rangkaian lain dari jenis ini dapat menggunakan regulator tegangan linier

sehingga tegangan yang dihasilkan lebih baik daripada rangkaian yang

menggunakan dioda. Pencatu daya jenis ini biasanya dapat menghasilkan


35

tegangan DC yang bervariasi antara 0 - 60 Volt dengan arus antara 0 – 10

Ampere.

2. Pencatu daya Sakelar, pencatu daya jenis ini menggunakan metode yang

berbeda dengan pencatu daya linier. Pada jenis ini, tegangan AC yang masuk

ke dalam rangkaian langsung disearahkan oleh rangkaian penyearah tanpa

menggunakan bantuan transformer. Cara menyearahkan tegangan tersebut

adalah dengan menggunakan frekuensi tinggi antara 10KHz hingga 1MHz,

dimana frekuensi ini jauh lebih tinggi daripada frekuensi AC yang sekitar

50Hz.Pada pencatu daya sakelar biasanya diberikan rangkaian umpan balik

agar tegangan dan arus yang keluar dari rangkaian ini dapat dikontrol dengan

baik.

2.13.1 Cara Kerja Power Supply

Arus Listrik yang kita gunakan di rumah, kantor dan pabrik pada umumnya

adalah dibangkitkan, dikirim dan didistribusikan ke tempat masing-masing dalam

bentuk Arus Bolak-balik atau arus AC (Alternating Current). Hal ini dikarenakan

pembangkitan dan pendistribusian arus Listrik melalui bentuk arus bolak-balik

(AC) merupakan cara yang paling ekonomis dibandingkan dalam bentuk arus

searah atau arus DC (Direct Current). Akan tetapi, peralatan elektronika yang kita

gunakan sekarang ini sebagian besar membutuhkan arus DC dengan tegangan

yang lebih rendah untuk pengoperasiannya. Oleh karena itu, hampir setiap

peralatan Elektronika memiliki sebuah rangkaian yang berfungsi untuk

melakukan konversi arus listrik dari arus AC menjadi arus DC dan juga untuk

menyediakan tegangan yang sesuai dengan rangkaian Elektronika-nya.

Rangkaian yang mengubah arus listrik AC menjadi DC ini disebut dengan DC


36

Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu daya DC. DC

Power Supply atau Catu Daya ini juga sering dikenal dengan nama “Adaptor”.

Sebuah DC Power Supply atau Adaptor pada dasarnya memiliki 4 bagian utama

agar dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut

diantaranya adalah Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator. Sebelum

kita membahas lebih lanjut mengenai Prinsip Kerja DC Power Supply, sebaiknya

kita mengetahui Blok-blok dasar yang membentuk sebuah DC Power Supply

atau Pencatu daya ini [11]. Dibawah ini adalah Diagram Blok DC Power

Supply (Adaptor) pada umumnya.

Gambar 2.13. Blok Diagram DC Power Supply [11]

a. Transformator (Transformer / Trafo)

Transformator (Transformer) atau disingkat dengan Trafo yang digunakan

untuk DC Power supply adalah Transformer jenis Step-down yang berfungsi

untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan komponen

Elektronika yang terdapat pada rangkaian adaptor (DC Power Supply).

Transformator bekerja berdasarkan prinsip Induksi elektromagnetik yang terdiri

dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan

Sekunder. Lilitan Primer merupakan Input dari pada Transformator sedangkan

Output-nya adalah pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah diturunkan,


37

Output dari Transformator masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus

diproses selanjutnya [11].

Gambar 2.14 Transformator / Trafo Step Down [11]

b. Penyearah Gelombang (Rectifier)

Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian Elektronika

dalam Power Supply (catu daya) yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC

menjadi gelombang DC setelah tegangannya diturunkan oleh Transformator

Step down. Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen

Dioda. Terdapat 2 jenis rangkaian Rectifier dalam Power Supply yaitu “Half

Wave Rectifier” yang hanya terdiri dari 1 komponen Dioda dan “Full Wave

Rectifier” yang terdiri dari 2 atau 4 komponen diode [11].

Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada

gambar 2.15 berikut ini. Transformator diperlukan untuk menurunkan

tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC

yang lebih kecil pada kumparan sekundernya [11].


38

Gambar 2.15 Rangkaian penyearah sederhana [11]


Pada rangkaian ini, dioda berperan untuk hanya meneruskan tegangan

positif ke beban RL. Ini yang disebut dengan penyearah setengah gelombang (half

wave). Untuk mendapatkan penyearah gelombang penuh (full wave) diperlukan

transformator dengan center tap (CT) seperti pada gambar 2.14.

Gambar 2.16. Rangkaian penyearah gelombang penuh [11]

Gambar 2.17. Rangkaian Penyearah DC Power Supply [11]

c. Penyaring (Filter)

Dalam rangkaian DC Power supply, filter digunakan untuk meratakan

sinyal arus yang keluar dari Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari
39

komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO

(Electrolyte Capacitor) [11].

Gambar 2.18. Penyaring (Filter) DC Power Supply [11]

d. Pengatur Tegangan (Voltage Regulator)

Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan

stabil, diperlukan Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan

sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga

tegangan input yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya

terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit). Pada DC Power

Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga dilengkapi dengan Short

Circuit Protection (perlindungan atas hubung singkat), Current Limiting

(Pembatas Arus) ataupun Over Voltage Protection (perlindungan atas kelebihan

tegangan) [11].

Gambar 2.19. Rangkaian Dasar IC Voltage Regulator [11]


40

2.14 Saklar magnet (Kontaktor)

Kontaktor merupakan peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip

elektromagnetik.Kontaktor magnit akan bekerja apabila kumparan dialiri arus

listrik maka inti pada kumparan akan menjadi magnet yang akan menarik kontak

pada kontaktor sehingga kontak NO (Normaly open) akan bekerja,disisi lain

kontak NC (Normaly close) akan membuka, sehingga dalam melakukan

perancangan dalam penggunaan kontaktor magnit sangat penting dalam

mengkonfigurasi input masing – masing kontak [8]. Seperti terlihat pada gambar

di bawah ini :

Gambar 2.20 Kontruksi Kontaktor Magnit [8]

Pada gambar di atas terlihat kontak–kontak yang ada pada sebuah

kontaktor magnit, kontak NC akan membuka ketika kontaktor magnit bekerja hal

ini terjadi ketika kumparan magnit pada kontaktor mendapat aliran listrik

sehingga plat kontak akan tertarik. Pada kontak NO akan menjadi tertarik dan

kontak menutup sehingga arus litrik dapat mengalir ke rangkaian motor induksi

[8]. Seperti terlihat pada gambar 2.21 berikut ini kontruksi kontaktor magnit

secara detail :
41

Gambar 2.21 Bagian dalam dan bentuk kontaktor [8]


BAB III

METODA DAN PROSES PENYELESAIAN

Sebelum memasuki tahap pembuatan alat, terlebih dahulu melakukan

perancangan. Perancangan meliputi perancanga perangkat keras dan perancangan

perangkat lunak, sehigga proses penyelesaian alat dapat terealisasikan dengan

baik dan hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. Langkah awal

dalam merencanakan alat yang akan dibuat adalah dengan merealisasikan

berbagai macam perancangan ke dalam suatu sistem yang akan dibuat. Pembuatan

alat haruslah memberikan perencanaan dan hasil yang sesuai dengan rencana-

rencana kerja yang telah dilakukan mulai dari perencanaan, pembuatan hingga

realisasi terhadap alat tersebut.

3.1 Metoda Perancangan

Perancangan alat meliputi bagian pekerjaan yang berhubungan dengan

blok diagram, perancangan hardware, dan perancangan software. Sebelum

membuat suatu rangkaian dan sistem, terlebih dahulu direncanakan suatu blok

diagram nantinya mempunyai suatu tujuan agar rangkaian yang direncanakan

mengarah pada tujuan yang diinginkan. Sebelum merancang alat, untuk

memudahkan dalam proses pengerjaannya kita harus membuat digram kerja dari

keseluruhan sistem. Selain itu dengan membuat blok diagram kita dapat lebih

mudah dalam menjelaskan sistem kerja perangkat yang dibuat.

Untuk mempermudah memahami prinsip kerja dari “Rancang Bangun

Sistem Proteksi Arus Lebih Dan Temperatur pada Motor Induksi 1 fasa Berbasis

42
43

Arduino Uno”, maka di buat diagram blok sistem yang dapat dilihat pada

gambar 3.1.

Sensor ACS712

Setpoint Buzzer
Arus -
+
Setpoint LED
Waktu
tunda trip
+ LCD

Unit Kendali
Arus
Setpoint
Modul relay 1
Suhu Kontaktor Motor
+ channel
- Suhu

Sensor DS1820

Gambar 3.1 Diagram blok sistem proteksi arus lebih dan temperatur pada motor

induksi1 fasa.

Deskripsi kerja dari diagram blok diatas adalah sebagai berikut:

1. Setpoint Arus Suhu dan Waktu tunda trip

Menentukan besar variabel nilai yang dikehendaki untuk batas arus, suhu dan

waktu tunda trip menggunakan keypad.

2. Mikrokontroller Arduino uno

Berfungsi sebagai penggendali utama dari sistem atau bisa disebut juga sebagai

otak dari sistem proteksi arus lebih dan temperatur yang menerima data dari

Keypad, sensor arus ACS712 30 A, sensor suhu DS18B20 dan mengirim data

keLCD, Relay.
44

3. Sensor Arus ACS712 30 A

Sensor arus ini dapat digunakan untuk mengukur dan mendeteksi arus pada

motor induksi 1 fasa. Cara kerja sensor arus ACS712-5A-T adalah arus yang

dibaca mengalir melalui kabel tembaga yang terdapat di dalamnya yang

menghasilkan medan magnet yang di tangkap oleh integrated Hall IC dan

diubah menjadi tegangan proporsional.

4. Sensor Suhu DS18B20

Sensor suhu berfungsi untuk mendeteksi suhu atau temperatur pada motor

induksi.

5. LCD

LCD Berfungsi untuk menampilkan karakter atau teks nilai arus dan nilai suhu

atau temperature yang terdeteksi dan nilai batasan arus dan temperatur.

6. Buzzer

Buzzer berfungsi sebagai alarm yaitu untuk mengeluarkan suara pada saat

terjadi arus lebih dan temperatur yang melewati batas yang menandakan dalam

keadaan trip.

7. Relay Module 1 Channel

Relay Module 1 Channel berfungsi sebagai saklar elektrik yaitu apabila sensor

arus atau temperatur melebihi batas maksimum yang disetting, maka modul

relay berubah menjadi NO (Normally Open).

8. LED

LED berfungsi sebagai tanda bahwa trip dan aman saat alat digunakan.
45

9. Kontaktor

Kontaktor berungsi sebagai saklar pemutus dan penghubung pada motor

induksi 1 fasa.

3.2 Perancangan Pembuatan Perangkat Keras

3.2.1 Rangkaian Power supply

Power supply berfungsi sebagai sumber tegangan dc untuk

mikrokontroller arduino uno. Untuk sistem ini menggunakan output 12V DC.

Output ini telah mendapatkan stabilitas dari IC Regulator 7812, sedangkan

transformator yang digunakan yaitu trafo 2A stepdown. Penyearah yang

digunakan Diode bridge 2 A atau 4 dioda penyearah (D1, D2, D3 dan D4) yang

disusun sebagai rangkaian jembatan, dimana terdapat dua terminal masukan

tegangan AC dan dua terminal, yaitu terminal keluaran positif (+) dan terminal

keluaran negative (-). Dioda bridge adalah rangkaian yang digunakan untuk

penyearah arus (rectifier) dari AC ke DC. Kapasitor yang digunakan pada

rangkaian yaitu C1 kapasitor 2200µF/50V, C2 kapasitor 470µF/35V, C3 kapasitor

keramik 104 µF dan C4 kapasitor keramik 104 µF. Kapasitor pada rangkaian

power supply berfungsi untuk meratakan arus listrik hasil penyearahan gelombang

oleh dioda bridge. Gambar 3.2 berikut merupakan skematik rangkaian power

supply.

Gambar 3.2 Skematik Rangkaian Power Supply


46

3.2.2 Rangkaian Sensor Arus ACS712 30 A

Sensor arus ACS712 30 A berungsi untuk mendeteksi dan mengukur nilai

arus pada pada motor induksi 1 fasa. Sensor arus dihubungkan ketegangan fasa

motor induksi secara seri. Terminal Vcc Sensor arus dihubungkan keterminal Vcc

5 V arduino uno. Terminal Out sensor arus mengirim data analog dihubungkan

keterminal Pin analog (A0) Arduino uno. Terminal Gnd Sensor arus dihubungkan

keterminal Gnd arduino uno. Untuk koneksi Sensor arus ke arduino terdapat pada

gambar 3.3.

Gambar 3.3 Koneksi Pin Sensor arus kearduino uno.

Tabel 3.1 Koneksi sensor arus ACS712 30 A kemikrokontroller arduino uno.

Pin Sensor arus ACS Hubungan Pin ke


Keterangan
712 Mikrokontroler arduino uno
Out A0 Pin A0 sensor

Gnd Gnd Pin Gnd sensor

Vcc Vcc PIN Vcc Sensor


47

3.2.3 Rangkaian Sensor Suhu DS18B20

Sensor suhu atau temperatur yang digunakan adalah DS18B20. DS18B20

difungsikan sebagai membaca temperatur pada motor. Pemasangan pin sensor

tempertur VDD akan terhubung dengan 5V pin power mikrokontroller arduino

uno dan DQ sensor akan terhubung dengan pin 2 digital Arduino uno, namun

ditambahkan resistor pull-up sebesar 4,7k Ω. Untuk koneksi sensor suhu

DS18B20 kearduino uno terdapat pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Koneksi Pin sensor suhu DS18B20 kearduino uno

Tabel 3.2 Koneksi sensor suhu DS18B20 kemikrokontroller arduino uno.

Pin Sensor suhu Hubungan Pin ke


Keterangan
DS18B20 Mikrokontroler arduino uno
DQ 10 digital Pin DQ sensor

Gnd Gnd Pin Gnd sensor

Vdd Vcc PIN Vcc Sensor


48

3.2.4 Rangkaian Keypad 4x4

Keypad 4x4 difungsikan untuk mensetting atau mengatur nominal arus

dan suhu. Pin digital pada arduino uno yang digunakan keypad pin digital 2

sampai 9. Pin keypad 1 sampai 8 dihubunkan ke pin digital arduino 9 sampai 2

yang dimana terdapat gambar mengkoneksikan pada keypad 4x4 dengan

mikrokontroller arduino uno terdapat pada gambar 3.5 berikut ini :

Gambar 3.5 Koneksi Pin keypad 4x4 kearduino uno

Tabel 3.3 Koneksi Pin keypad 4x4 kearduino uno

Pin Keypad 4x4 Hubungan pin kemikrokontroller arduino uno


1 9 digital
2 8 digital
3 7 digital
4 6 digital
5 5 digital
6 4 digital
7 3 digital
8 2 Digital
49

3.2.5 Rangkaian Relay module 1 channel

Relay module 1 channel merupakan sebuah rangkaian modul relai dengan

tegangan masukan 5Volt dan 1 channel keluaran yang memiliki dua buah kontak

di dalamnya (1 NO dan 1 NC). Relay module 1 channel difungsikan sebagai

saklar penghubung dan pemutus dari modul relay 1 channel arduino ke kontaktor

yang dihubungakan ke a1 kontaktor. Gambar 3.6 merupakan gambaran koneksi

modul relay 1 channel dengan mikrokontroller arduino uno, beriku gambarnya:

Gambar 3.6 Koneksi Pin Relay module 1 channel kearduino

Tabel 3.4 Koneksi Pin relay module 1 channel pad 4x4 kearduino uno

Pin Relay Module


Hubungan pin kemikrokontroller arduino uno
1 Channel
In 11 digital
Vcc Vcc
Gnd Gnd

3.2.6 Rangkaian LCD 4×20 dan I2C

LCD 4×20 dan I2C digunakan sebagai menampilkan karakter atau teks

nilai arus dan nilai suhu atau temperatur yang terdeteksi dan nilai batasan arus
50

dan temperatur. Pin yang digunakan Arduino SDA, SCL, Vcc dan Gnd. Pin SDA

pada I2c dikoneksikan ke pin analog A4 arduino uno, pin SCL I2C dikoneksikan

ke pin analog A5 arduino uno, pin power Vcc arduino uno dikoneksikan kepin

Vcc I2C dan pin power Gnd arduino uno dikoneksikan keGnd I2C. Berikut

gambaran koneksi I2C LCD 20x4 dan mikrokontroller arduino uno:

Gambar 3.7 Koneksi Pin Shield LCD 4×20 dan I2C kearduino

Tabel 3.5 Koneksi Pin keypad 4x4 kearduino uno

Pin I2C Hubungan pin kemikrokontroller arduino uno


Vcc Vcc

Gnd Gnd
SDA A4
SCL A5

3.2.7 Rangkaian Buzzer

Pada sistem kerja alat ini penggunaan buzzer sebagai indikator suara atau

sebagai alarm. Buzzer akan memberikan indikator suara pada saat terjadinya trip.

Buzzer memiliki dua kaki, kaki positif ke pin 13 digital arduino uno dan kaki
51

negative kepin gnd arduino uno. Koneksi buzzer ke Arduino Uno dapat dilihat

pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Koneksi Buzzer ke Arduino Uno

Untuk lebih jelasnya koneksi buzzer ke arduino bisa dilihat pada tabel 3.6

Tabel 3.6 Koneksi Buzzer ke Arduino Uno

Pin Buzzer Keterangan Hubungan Pin ke Arduino Uno

1 Positif 13

2 Negatif Gnd

3.2.8 Rangkaian LED (Light emitting Diode)

LED berfungsi sebagai lampu indikator pada saat motor induksi 1 fasa

dalam keadaan trip dan aman. LED mempunyai dua kaki, kaki positif anoda yang

dihubungkan ke resistor 220 Ω secara seri lalu kepin 12 digital arduino uno untuk

LED biru, pin 13 digital arduino uno untuk LED merah dan kaki katoda
52

dihubungkan kegnd arduino uno. Koneksi LED ke mikrokontroler dapat dilihat

pada gambar 3.9 berikut :

Gambar 3.9 Koneksi LED ke Arduino Uno

Untuk lebih jelasnya koneksi led merah ke Arduino Uno dapat dilihat pada

tabel 3.7.

Tabel 3.7 Koneksi LED Merah ke Arduino Uno

LED 1 Keterangan Hubungan Pin ke Arduino Uno


Anoda Positif 6
Katoda Negatif Gnd

Koneksi pin LED biru ke Arduino Uno dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Koneksi LED biru ke Arduino Uno

LED 2 Keterangan Hubungan Pin ke Arduino Uno

Anoda Positif 12

Katoda Negatif Gnd


53

3.2.9 Rangkaian Kontaktor

Kontaktor difungsikan sebagai saklar pemutus dan penghubung motor

imduksi 1 fasa. Kontaktormagnit adalah saklar yang bekerja berdasarkan

elektromagnetis digunakan untuk membuka dan menyambung rangkaian listrik

(load). Kontaktormagnit bekerja untuk merubah kontak-kontak Normally Open

(NO) dan Normally Close (NC). Berikut gambar rangkaian kontaktor pada motor

induksi 1 fasa.Rangkaian daya system proteksi arus lebih dan suhu pada motor

induksi 1 fasa berbasis arduino uno dapat dilihat pada gambar 3.10

Gambar 3.10 Rangkaian daya system proteksi arus lebih dan suhu pada
motor induksi 1 fasa arduino uno

3.2.10 Rangkaian Sistem Secara keseluruhan

Rangkaian pada gambar 3.11 merupakan gambaran dari alat sistem

proteksi arus lebih dan temperatur pada motor induksi 1 fasa, Arduino uno

berfungsi pengontrol keseluruhan. Sumber Supply motor sebagai supply tegangan

kemotor. Sensor ACS712 mendeteksi arus pada motor. Modul relay 1 channel

memutuskan dan menghubungkan supply tegangan kekontaktor, kontaktor


54

sebagai saklar pemutus dan penghubung sumber supply tegangan motor. Sensor

DS18B20 ditempelkan pada bodi motor untuk medeteksi temperatur bodi

motor.Buzzer dan led sebagai indicator, led merah dan buzzer indicator

terjadinya trip dan led biru indikator bahwa masih aman atau tidak terjadi arus

lebih temperatur lebih. LCD menampilkan batas arus dan temperature,

menampilkan nilai arus dan temperatur yang sedang terdeteksi atau terukur.

Keypad 4x4 sebagai untuk mensetting nilai arus dan temperature.

Gambar 3.11 Rangkaian keseluruhan alat proteksi arus lebih dan suhu pada
motor induksi 1 fasa berbasis arduino uno

3.3 Perancangan Mekanik

Dalam pemilihan alat dan bahan pembuatan mekanik juga berpengaruh

dengan hasilnya. Penulis memilih box alat mengunakan acrylic, dengan

pertimbangan sifatnya jernih, bersifat isolator, kuat/kokoh dan mudah dibentuk

sesuai dengan yang diinginkan. Perancangan mekanik system proteksi arus lebih

dan temperatur pada motor induksi 1 fasa dapat dilihat pada gambar 3.12.
55

TRIP AMAN

LCD 4X20 SENSOR


ARUS

TAMPAK ATAS

RESET
T = 15 cm
KEYPAD 4X4
P = 30 cm

RELAY

ON/OFF

I 220 VAC

L = 20 cm
(a) (b)

P = 30 cm

Sensor
Modul
arus
Rangkaian Relay 1
Arduino Uno channel ACS7
power 12

supply

L = 20 cm

Sensor
suhuDS
18B20 Kontaktor
Trafo

(c)

Gambar 3.12 (a) Rancangan mekanik tampak atas


(b) Rancangan mekanik tampak samping
(c) Rancangan mekanik tampak bagian dalam

3.4 Perancangan Perangkat Lunak

Perancangan perangkat lunak atau software ditujukan khusus untuk

memprogram sensor arus ACS712 30 A, sensor suhu DS18B20, LED, Keypad

4x4, LDC 20×4 dan Modul Relay Arduino.

3.4.1 Algoritma

Algoritma dari rancang alat sistem proteksi arus lebih dan temperatur pada

motor induksi 1 fasa adalah sebagai berikut:


56

1. ACS712 30 A mendeteksi arus pada motor induksi 1 fasa.

2. DS18B20 mendeteksi temperatur pada bodi motor induksi 1 fasa.

3. Keypad 4×4 mensetting nominal arus dan temperatur.

4. Buzzer dan LED merah aktif apabila terdeteksi arus lebih dan

temperatur lebih dari nilai setting arus dan temperatur yang diprogram.

5. Modul relay NO (Normally open) apabila arus dan temperatur pada

motor melebihi maksimal nilai setting pada program.

6. LED biru aktif apabila nilai settingan arus dan temperatur sudah

diaktifkan dan bertanda aman atau tidak terjadi arus lebih dan

temperatur lebih.

3.4.2 Flowchart

Diagram alur atau flowchart dapat dilihat pada gambar 3.13.


57

Start

Input Set Point


batas Arus,
suhu dan
waktu tunda

Yes
Gangguan
Arus Lebih

No

Yes
Gangguan
Suhu lebih
Set point Waktu
tunda On
No

LED biru On
Relay On
LED merah On
Buzzer On

Kontaktor Off
(NO)

Stop

Gambar 3.13 Flowchart Program Rancang bangun system proteksi arus lebih dan
temperatur pada motor induksi 1 fasa berbasis arduino uno.
BAB IV

PENGUJIAN

Bab ini membahas hasil dari alat yang telah dirancang sebelumnya melalui

percobaan dan pengujian. Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah

sistem yang diimplementasikan telah memenuhi spesifikasi yang telah

direncanakan sebelumnya dan memperoleh data-data untuk mengetahui alat yang

dirancang telah berkerja dengan baik atau tidak.

4.1 Pengujian Power Supply

Power supply berfungsi untuk memberikan supply tegangan dc kearduino

uno. Pengujian power supply dilakukan dengan cara mengukur tegangan yaitu

mengukur tegangan sekunder 12V trafo 2A step down, tegangan output diode dan

tegangan output IC LM7812. Gambar 4.1 merupakan rangkaian power supply.

Gambar 4.1 Rangkaian power supply

Pada rangkaian power supply terdiri dari beberapa komponen, yaitu

1. Terminal X1-1 dan X1-2 berfungsi untuk menghubungkan ketrafo

stepdown 2 A tegangan sekunder 12 Vac. Trafo stepdown digunakan untuk

menurunkan tegangan ac dari 220 V menjadi 12 V.

58
59

2. Diode bridge 2 A atau 4 dioda penyearah (D1, D2, D3 dan D4) yang

disusun sebagai rangkaian jembatan, dimana terdapat dua terminal

masukan tegangan AC dan dua terminal, yaitu terminal keluaran positif

(+) dan terminal keluaran negative (-). Dioda bridge adalah rangkaian

yang digunakan untuk penyearah arus (rectifier) dari AC ke DC.

3. Kapasitor pada rangkaian power supply berfungsi untuk meratakan arus

listrik hasil penyearahan gelombang oleh dioda bridge. Kapasitor yang

digunakan pada rangkaian yaitu C1 kapasitor 2200µF/50V, C2 kapasitor

470µF/35V, C3 kapasitor keramik 104 µF dan C4 kapasitor keramik 104

µF.

4. IC 1 LM7812 untuk mendapatkan tegangan output 12 volt DC. IC

LM7812 sebagai regulator tegangan yang berfungsi mengendalikan

tegangan output rangkaian power supply agar stabil pada nilai tertentu.

5. LED 1 sebagai lampu indikator on atau off power supply.

6. Resistor berfungsi sebagai pembatas arus yang melewati led agar tidak

melebihi maksimum arus maju led itu sendiri. Jika tidak diberi resistor led

akan mudah rusak dan terbakar.

7. Terminal X2-2 dan X2-1 berfungsi untuk menghubungkan keshield

arduino uno sebagai sumber tegangan dc untuk arduino uno.


60

Gambar 4.2 menunjukan titik pengukuran nilai tegangan.

Gambar 4.2 Titik pengukuran pada power supply

Hasil pengukuran power supply bisa dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran power supply

No Pengukuran Tegangan Titik


Pengukuran
1 Sekunder trafo 11,5 VAC MM1
2 Output setelah Penyearah 14 VDC MM2
3 Output IC LM7812 12 VDC MM3

4.2 Pengujian Mikrokontroller Arduino uno

Pengujian arduino dilakukan dengan memasukkan atau mengupload

program sketch example blink ke dalam arduino IDE. Sketch example blink

contoh program untuk menguji board arduino bagus atau tidak bagusnya arduino.

Bagus atau tidak bagus arduino bisa dilihat dari led kuning board arduino, apabila

led kuning tersebut tidak menyala maka arduino tidak bagus atau rusak dan jika

led kuning tersebut menyala (blink) maka keadaan arduino masih bagus. Berikut

adalah sketch example blink untuk menguji arduino:


61

void setup() { //kumpulan instruksi atau pernyataan yang hanya perlu

dipanggil satu kali saja

pinMode(LED_BUILTIN, OUTPUT); // menginisialiasi pin digital

LED_BUILTIN sebagai sebuah output

void loop() {//kumpulan instruksi atau pernyataan yang dilakukan secara

berulang-ulang

digitalWrite(LED_BUILTIN, HIGH); // LED on (HIGH dengan tegangan

tinggi (5V))

delay(1000); // menggunakan waktu tunda selama 1000ms (1 detik)

digitalWrite(LED_BUILTIN, LOW); // LED off karena tegangan rendah

(LOW) 0 V

delay(1000); // menggunakan waktu tunda selama 1000ms (1 detik)

Berdasarkan sketch program diatas maka board mikrokontroler arduino

uno menghidupkan led kuning secara blink dengan waktu on off led 1 detik atau

keadaan led kuning menyala dan mati bergantian selama 1 detik (blink). Pada

keadaan saat high menyatakan bahwa led on dan pada saat low menyatakan

bahwa led keadaan off, sebagaimana pada hasil pada biard arduino terdapat pada

ganbar 4.3.
62

(a) led off (b) led on


Gambar 4.3 pengujian arduino uno dengan LED

4.3 Pengujian LCD dan I2C

Pengujian LCD dan I2C dilakukan berdasarkan gambar 3.5 rangkaian

LCD dan I2C dan tabel 3.5 koneksi pin digital arduino uno ke pin I2C dan LCD.

I2C LCD modul LCD yang dikendalikan secara serial sinkron dengan protocol

I2C (Inter integrated circuit) atau TWI (Two Wire Interface). I2C digunakan pada

LCD untuk menghemat pemakaian pin pada arduino uno. Pada pengujian LCD ini

arduino uno diberi program menampilkan teks. Berikut adalah sketch program

pengujian LCD dan I2C:

#include <LiquidCrystal_I2C.h>// menggunakan / mengimpor librari

LiquidCrystal dan I2C

LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F ,2,1,0,4,5,6,7,3, POSITIVE); // inisialisasi

pin LCD dan I2C yang terhubung dengan pin Arduino, 03xF = alamat

modul I2C

void setup(){// kumpulan instruksi atau pernyataan yang hanya perlu

dipanggil satu kali saja

lcd.begin (20,4); // menggunakan lcd karakter ukuran 20x4

}
63

void loop(){//kumpulan instruksi atau pernyataan yang dilakukan secara

berulang-ulang

lcd.setCursor(5, 0); // digunakan untuk memposisikan cursor pada lokasi

(kolom,baris) disini menggunakan kolom 5 dan baris 0

lcd.print("TEST LCD"); //digunakan untuk menampilkan teks " TEST LCD "

pada LCD

lcd.setCursor(2, 1); // digunakan untuk memposisikan cursor pada lokasi

(kolom,baris) disini menggunakan kolom 2 dan baris 1

lcd.print("Jum'atur Rahman "); //digunakan untuk menampilkan teks "

Jum’atur Rahman" pada LCD

lcd.setCursor(3, 2); // digunakan untuk memposisikan cursor pada lokasi

(kolom,baris) disini menggunakan kolom 3 dan baris 2

lcd.print("1401032025 "); //digunakan untuk menampilkan teks "

1401032025" pada LCD

lcd.setCursor(7, 3); // digunakan untuk memposisikan cursor pada lokasi

(kolom,baris) disini menggunakan kolom 7 dan baris 3

lcd.print("PNP "); //digunakan untuk menampilkan teks " PNP" pada LCD

Berdasarkan sketch diatas maka LCD menampilkan hasil berupa karakter

pada baris 0 yang dimulai dari kolom 5 LCD yaitu menampilkan karakter “TEST

LCD”, pada baris 1 yang dimulai dari kolom 2 LCD yaitu menampilkan karakter

“Jum’atur Rahman”, pada baris 2 yang dimulai dari kolom 3 LCD yaitu

menampilkan karakter “1401032025” dan pada baris 3 yang dimulai dari kolom
64

7 LCD yaitu menampilkan karakter “PNP”. Pada gambar 4.4 berikut ini

merupakan hasil pengujian LCD yang menampilkan karakter sesuai dengan

program yang telah dibuat.

Gambar 4.4 Hasil Pengujian LCD

4.4 Pengujian Keypad 4×4

Keypad merupakan papan tombol angka dan huruf yang berfungsi

sebagai input data dan perintah dari pengguna ke sistem alat yang dihubungkan

ke rangkaian Arduino Uno. Pengujian ini berdasarkan rangkaian koneksi antara

keypad dan arduino uno yang terdapat pada gambar 3.5 dan tabel 3.3 koneksi pin

keypad dengan arduino uno. Pengujian keypad ini dilakukan dengan

memberikan program pada mikrokontroler arduino uno untuk menampilkan

data karakter berupa angka dan huruf ketika papan tombol keypad ditekan, dan

menampilkan karakter tersebut keserial monitor yang terdapat pada software

arduino IDE. Berikut adalah sketch listing program pengujian Keypad 4×4:

#include <Keypad.h> //menggunakan / mengimpor librari Keypad

const byte ROWS = 4; //4 baris

const byte COLS = 4; //4 kolom

char keys[ROWS][COLS] = { // menyimpan karakter keypad


65

{'1','2','3','A'},

{'4','5','6','B'},

{'7','8','9','C'},

{'*','0','#','D'}

};

byte rowPins[ROWS] = {9, 8, 7, 6, }; //pin untuk kontrol baris


byte colPins[COLS] = {5, 4, 3, 2}; //pin untuk kontrol kolom
Keypad
keypad=Keypad(makeKeymap(keys),rowPins,colPins,ROWS,COLS);

void setup(){// kumpulan instruksi atau pernyataan yang hanya perlu

dipanggil satu kali saja

Serial.begin(9600); //penggunaan serial komunikasi dengan kecepatan

9600

void loop(){//kumpulan instruksi atau pernyataan yang dilakukan secara


berulang-ulang

char key = keypad.getKey(); //menyimpan karakter yang ditekan pada


keypad

if (key != NO_KEY){// Keypad berkerja apabila menekan keypad

Serial.print(key); //menampilkan keypad yang ditekan pada serial monitor

Pada pengujian Keypad yang berfungsi untuk menampilkan informasi

bahwasanya tombol yang ditekan pada keypad akan ditampilkan pada serial
66

monitor software arduino IDE yang berupa data karakter angka dan huruf yang

ditekan pada keypad. Penggunaan pin digital pada arduino uno yang dipakai

adalah pin digital 2 sampai 9. Pada kontrol baris yang digunakan adalah pin

digital 9, 8, 7, 6 dan pin yang digunakan untuk kontrol kolom adalah pin 5, 4, 3, 2.

Pin yang digunakan sesuai dengan sketch program yang dibuat yaitu pin digital

arduino. Gambar 4.5 merupakan hasil dari serial monitor program yang diupload

kearduino dan menjelaskan angka, huruf dan karakter yang semuanya ditekan

pada keypad berfungsi.

Gambar 4.5 Hasil Serial monitor Pengujian Keypad 4×4

4.5 Pengujian Relay Module 1 channel

Relay module 1 channel difungsikan sebagai saklar penghubung dan

pemutus dari modul relay 1 channel arduino kekontaktor. Pengujian ini

berdasarkan rangkaian koneksi antara modul relay 1 channel dan arduino uno

yang terdapat pada gambar 3.6 dan tabel 3.4 koneksi pin relay dengan arduino

uno. Pada pengujian ini dilakukan dengan memberikan program pada

mikrokontroler untuk menghidupkan dan mematikan relay bergantian selama 10

detik. Berikut program pengujian relay module 1 channel arduino:


67

int PIN11 = 11; menetukan pin yang digunakan pada relay

void setup() {

// semua kode yang dibaca sekali oleh arduino

Serial.begin(9600); //penggunaan serial komunikasi dengan kecepatan


9600 bps

pinMode(PIN11, OUTPUT);}// menetukan pin11 sebagai output

void loop() { //kumpulan instruksi atau pernyataan yang dilakukan secara

berulang-ulang

digitalWrite(PIN11, LOW);/ /untuk memberikan 0v (mati) kepin 11

delay(10000); // waktu tunda mati

digitalWrite(PIN11, HIGH); //untuk memberikan 5v (nyala) kepin 11

delay(10000);// waktu tunda nyala

Seting pinMode (pin,Mode), Pin adalah nomor pin yang akan digunakan

pada arduino uno dan mode sendiri bisa berupa INPUT atau OUTPUT. Pin yang

dikoneksi dari arduino pin 11 digital kepin In module relay 1 channel dan

modenya OUTPUT. Hasil pengujian module relay 1 channel dengan cara

mengukur tegangan dapat dilihat pada table 4.2.


68

Tabel 4.2 Hasil pengujian module relay 1 channel

Keadaan Modul
No Pengukuran Tegangan
Relay
1 Vcc – Gnd 4,8 VDC High
2 Vcc – Gnd 4,4 VDC Low
3 Vcc – In 0 VDC High
4 Vcc – In 4,4 VDC Low
5 In – Gnd 4,8 VDC High
6 In – Gnd 0 VDC Low

4.6 Pengujian Buzzer

Buzzer memiliki prinsip dasar seperti loud speaker. Jadi, buzzer terdiri

dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut

dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet. Kumparan tersebut akan tertarik ke

luar atau ke dalam, tergantung pada arah arus dan juga polaritas magnetnta,

dikarenakan kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan

akan menggerakkan diafragma juga secara bolak- balik. Sehingga menjadikan

udara bergetar dan menghasilkan suara. Pada rangkaian buzzer digunakan sebagai

alarm apabila terjadi trip atau arus lebih dan temperatur yang melewati batas

maksimum yang diatur. Pengujian ini berdasarkan rangkaian koneksi antara

buzzer dan arduino uno yang terdapat pada gambar 3.8 dan tabel 3.6 koneksi pin

buzzer dengan arduino uno. Pin yang digunakan pada buzzer adalah pin digital

13 dan pin power Gnd pada arduino. Pada saat pengukuran nilai tegangan saat

buzzer nyala 4,7 VDC sedangkan nilai pada 0 VDC.


69

4.7 Pengujian LED

LED merupakan komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya

monokromatik saat diberi tegangan forward. Pengujian ini berdasarkan rangkaian

koneksi antara led dan arduino uno yang terdapat pada gambar 3.9 dan tabel 3.7

koneksi pin led dengan arduino uno. Pada rangkaian LED berfungsi sebagai

lampu tanda bahwa terjadi trip atau aman pada motor induksi 1fasa. Led merah

sebagai indicator terjadinya trip sedangkan led biru untuk menandakan aman atau

tidak terjadinya trip. Hasil pengujian LED dengan cara mengukur tegangan LED

dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil pengujian LED

No LED Tegangan Keadaan LED


1 Merah 2,7 VDC Hidup
2 Merah 0 VDC Mati
3 Biru 2,7 VDC Hidup
4 Biru 0 VDC Mati

Berikut hasil pengujian LED merah sebagai tanda trip dan LED biru

sebagai tanda aman pada gambar 4.5.

(a) Led merah (b) Led biru


Gambar 4.6 Hasil pengujian LED merah dan LED biru
70

4.8 Pengujian Kontaktor

Kontaktor digunakan untuk saklar pemutus dan penghubung motor

induksi 1 fasa kesumber supply tegangan AC. Pada keadaan aman anak kontaktor

NO (Normally open) berubah menjadi NC (Normally close) yang sebelumnya

NO (Normally open). Pada keadaan trip anak kontaktor yang sudah menjadi NC

(Normally close) berubah menjadi NO (Normally open) dan memutuskan supply

tegangan AC kemotor induksi 1 fasa. Pada pengujian kontaktor berkerja dengan

baik dan bagus.

4.9 Pengujian Sensor Suhu DS18B20

Sensor suhu DS18B20 digunakan untuk mendeteksi nilai temperatur.

Pengujian terhadapap sensor suhu dilakukan pengukuran dalam kondisi

ditempelkan pada bodi motor universal ac. Setiap pengujian dilakukan dengan

membandingkan nilai sensor suhu DS18B20 dengan thermometer. Hasil

pembacaan suhu dari DS18B20 dan Termometer dapat dilihat dari tabel 4.4.

Tabel 4.4 hasil pembacaan suhu antara sensor DS18B20 dan termometer dalam
celcius.

No DS18B20 (°C) Termometer (°C) Selisih Error

1 27,81 27,9 0,09

2 29,25 30,5 1,25

3 29,62 30,4 0,78

4 29,87 30,9 1,03

5 30,44 31,6 1,16


71

No DS18B20 (°C) Termometer (°C) Selisih Error

6 31 32,2 1,2

7 32,06 33 0,94

8 34,06 34,3 0,54

9 36,31 36,4 0,09

10 37 37,3 0,3

Dari tabel 4.4 didapat grafik perbandingan nilai antara termometer dengan

sensor DS1820 pada gambar 4.7.

40

35

30

25

20 DS18B20
Termometer
15

10

0
1 2 3 4 4 5 6 7 8 10

Gambar 4.7 Grafik perbandingan kenaikan nilai suhu DS18B20 dan thermometer

4.10 Pengujian Sensor Arus ACS712

Sensor yang digunakan dalam mendeteksi arus adalah sensor arus

ACS712. Pada pengujian sensor arus dilakukan pengukuran nilai arus pada motor

universal ac yang dihubungkan secara seri sebelum dihubungkan keterminal


72

motor universal ac. Setiap pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai

sensor arus ACS712 dengan Amperemeter. Hasil pembacaan nilai arus dari

ACS712 dan Amperemeter dapat dilihat dari tabel 4.5

Tabel 4.5 Hasil pembacaan nilai arus dari ACS712 dan Amperemeter

No ACS712 (A) Amperemeter (A) Selisih Error

1 1,72 1,63 0,09

2 2,97 3,075 0,105

3 3,83 3,74 0,09

4 4,64 4,44 0,2

5 4,62 4,63 0,01

6 5,1 5,1 0

7 6,03 5,9 0,13

8 6,77 7 0,23

9 7,42 7,2 0,22

10 7,84 7,9 0,06


73

Dari tabel 4.5 didapat grafik perbandingan nilai antara Amperemeter dengan

sensor ACS712 seperti pada gambar 4.8.

5
ACS712 (A)
4
Amperemeter (A)
3

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 4.8 Grafik hasil pengujian dan perbandingan sensor ACS712 dan
Amperemeter

4.11 Pengujian alat keseluruhan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui fungsi dari alat secara

keseluruhan telah bekerja dengan baik. Alat proteksi arus lebih dan tempertur

menggunakan sensor arus acs712 sebagai mendeteksi arus yang ada pada motor

universal ac. Sensor temperatur yang digunakan DS18B20 sebagai medeteksi

temperatur yang ditempelkan pada bodi motor universal ac. Keypad 4×4 untuk

mengatur nilai nominal arus, nilai nominal temperatur dan waktu tunda trip yang

disetting. Pengujian dilakukan dengan menggunakan motor universal ac dan

generator dc sebagai beban untuk menaikan nilai arus pada motor universal.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan tidak berbeban dan berbeban.

Pengujian berbeban dilakukan dengan mengcoupling motor universal ac dengan


74

generator dc dan menambahkan beban lampu pada generator dc. Pada gambar 4.9

dapat dilihat proses pengujian dari alat proteksi arus lebih dan temperatur.

Gambar 4.9 Proses pengujian alat system proteksi arus lebih dan temperatur pada
motor universal ac.

Dalam pengujian alat, motor universal yang digunakan memiliki

spesifikasi pada name plate yang terdapat pada gambar 4.10.

Gambar 4.10 name plate motor universal

Pada spesifikasi motor universal yang terdapat diname plate nilai arus

nominal 7,8 A dan kelas isolasi B (80°C). Batas arus yang disetting sesuai

dengan rumus arus setting untuk memproteksi arus beban lebih, untuk
75

menentukan nilai arus setting yang diproteksi dapat dihitung dengan rumus

persamaan (2).

Iset = 110% × In

Iset = 110% x 7,8 A

Iset = 8,58 A

Maka dari hasil perhitungan mencari arus setting, yang berarti batas arus

yang dilewati tidak boleh lebih. Jika nilai Arus pada motor universal lebih dari

arus setting atau nilai suhu melebihi batas maksimum maka akan terjadi trip

setelah waktu tunda trip selesai berkerja, waktu tunda trip 1 detik. Pada saat

kontaktor berkerja menjadi NO (Normally open) yang awalnya NC (Normally

close) sehingga memutuskan supply tegangan ke motor universal. Berikut hasil

pengujian alat pada saat terjadinya arus lebih yang terdapat pada gambar 4.11.

(a) (b)
Gambar 4.11 (a) Hasil tampilan lcd saat nilai arus lebih dan temperatur terbaca
(b) Hasil tampilan lcd pada saat terjadi trip
Data yang dihasilkan pada pengujian saat terjadi arus lebih melebihi Iset

yang dimana nilai arus yang terdeteksi pada sensor ACS712 ialah 8,58 A

sehingga terjadi trip, yang dimana lampu led merah sebagai indikator terjadi arus
76

lebih menyala. Pada sensor suhu DS18B20 tidak mendeteksi temperatur yang

lebih dari nilai yang disetting pada alat, maka dilakukan pengujian sensor suhu

DS18B20 dengan memanaskan sensor suhu menggunakan panas dari korek api,

sehingga terjadi trip ketika nilai suhu 80°C terbaca. Berikut hasil pengujian alat

pada saat terjadinya suhu lebih yang terdapat pada gambar 4.12.

(a) (b)

Gambar 4.12 (a) Hasil nilai arus dan temperatur lebih melewati batas 80°C
(b) Hasil tampilan lcd pada saat terjadi trip

Berikut hasil data pengujian alat yang terdapat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil pengujian alat proteksi arus lebih dan temperatur pada motor
universal ac dengan Iset 8,58 A dan suhu setting 80°C

ACS712 DS18B20
No Beban Ket
(A) (°C)

Generator + lampu 600 Tidak


1 4,72 29,44
W trip
Generator + lampu 700 Tidak
2 4,86 29,75
W trip
Generator + lampu 800 Tidak
3 6 30,75
W trip
Generator + lampu 900 Tidak
4 6,86 32
W trip
Generator + lampu Tidak
5 7,27 33,31
1000 W trip
77

ACS712 DS18B20
No Beban Ket
(A) (°C)
Generator + lampu Tidak
6 7,81 35,1
1100 W trip
Generator + lampu
7 8,58 40,75 Trip
1400 W
Generator + lampu 400
8 4,1 80 Trip
W

Berdasarkan data pada tabel 4.6 nilai setting arus 8,58 A dan nilai setting

suhu 80°C. Pada saat nilai arus melebihi atau sama nilai arus yang setting yaitu

8,58 A maka terjadi trip dan nilai suhu melebihi atau sama nilai suhu yang

disetting yaitu 80 °C maka terjadi trip, berdasarkan tabel 4.6 data hasil pengujian

membuktikan bahwa alat berkerja dengan sesuai keinginan.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembuatan dan pengujian alat yang telah dilakukan, maka

penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Alat sistem proteksi arus lebih dan temperatur dirancang untuk

meminimalisir kerusakan pada motor induksi 1 fasa.

2. Alat proteksi ini berfungsi sebagai pengaman pada motor induksi 1

fasa yang sedang dioperasikan.

3. Dapat mempermudah cara mengetahui arus dan temperatur pada motor

saat melebihi kapasitas nilai arus dan temperatur yang ada pada motor

tersebut.

4. Motor induksi 1 fasa yang digunakan dalam pengujian yaitu motor

universal yang dimana pada name plate motor In = 7,8 A Iset = 8,58 A

dan temperatur kelas isolasi B (80°), ketika arus melebihi nilai Isetdan

suhu melebihi nilai setting suhu maka motor langsung trip.

5.2 Saran

Berdasarkan pembuatan dan pengujiaan alat yang penulis lakukan

terhadap alat ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan pada alat yang

penulis buat. Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat diberikan setelah

melakukan pembuatan alat proteksi arus lebih dan temperatur pada motor induksi

1 fasa berbasis arduino uno.

78
79

1. Lebih dikembangkan untuk proteksi arus dan temperatur pada motor

listrik dc.

2. Proteksi arus lebih dan temperature bisa digunakan pada peralatan

lsitrik lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

[1] eprints.polsri.ac.id/3259/3/BAB%20II.pdf, diakses tanggal 1 oktober 2017

[2] Triyono. 2013. Perancangan Setting Rele Proteksi Arus Lebih Pada Motor

Listrik Industri. Jurnal. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

[3] http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/11189/BAB%20II.pdf

?sequence=6&isAllowed=y, diakses tanggal 23 september 2017

[4] http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25738/Chapter?sequen

ce=4, diakses tanggal 20 September 2017

[5] repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26659/3/Chapter%20II.pdf, diakses

pada tanggal 20 september 2017

[6] Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000

[7] http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/56496/Chapter%20II.p

df?sequence=3&isAllowed=y, diakses pada tanggal 20 september 2017

[8] Susi Putra, Alek; Notosudjono, Didik; Suhendi, Dede. 2016. Rancang Bangun

Sistem Proteksi Motor Induksi Tiga Phasa Terhadap Gangguan Arus Lebih

Dan Suhu Berbasis Mikrokontroler At Mega8535. Jurnal. Universitas Pakuan:

Bogor.

[9] repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/63508/4/Chapter%20II.pdf, diakses

tanggal 20 september 2017

[10] Kuswoyo, Very Didit. 2016. Sistem Proteksi Motor Induksi 3 Fasa Dari

Gangguan Tidak Seimbang Dan Temperatur Lebih Menggunakan

Mikrokontroller. Skripsi. Universitas Lampung: Bandar Lampung


[11] http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/7053/bab2.p

df?sequence=5, diakses tanggal 21 september 2017

[12] http://eprints.polsri.ac.id/2069/3/BAB%20II.pdf, diakses tanggal 23

september 2017

[13] Rusnadi. 2017. Ic Tester Menggunakan Mikrokontroler Arduino Dengan

I2c Module Sebagai Output Ke Lcd 2x16. Tugas Akhir. Politeknik Negeri

Batam: Batam.

[14] http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/528/jbptunikompp-gdl-andriyanan-

26373-4-unikom_a-i.pdf, diakses tanggal 23 september 2017


LAMPIRAN

a. Listing program keseluruhan

#include <OneWire.h>
#include <ACS712.h>
#include <Keypad.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>

LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F ,2,1,0,4,5,6,7,3, POSITIVE);

OneWire ds(10); // on pin 2 (a 4.7K resistor is necessary)

ACS712 sensorR(ACS712_30A, A0);

const int numRows = 4; // Jumlah Baris pada Keypad


const int numCols = 4; // Jumlah Baris pada Keypad
const int debounceTime = 20; // Waktu kestabilan switch pada Keypad

const char keymap[numRows][numCols] = {


{ '1', '2', '3', 'A'} ,
{ '4', '5', '6', 'B'} ,
{ '7', '8', '9', 'C'} ,
{ '.', '0', '=', 'T'}
};

// Array untuk baris dan kolom pin pada keypad


const int rowPins[numRows] = { 9, 8, 7, 6 }; // Baris 0-4
const int colPins[numCols] = { 5, 4, 3, 2 }; // Kolom 0-4

int LED1 = 12;


int LED2 = 13;

boolean valOnePresent = false;


boolean next = false;
boolean waktu = false;
boolean final = false;
boolean final2 = false;
boolean final3 = false;
String num1, op, num3, op1, T1, T2;
int batass=0;

float R;
float C;

byte Simbol_derajat = B11011111;


void setup()
{
pinMode(LED1, OUTPUT);
pinMode(LED2, OUTPUT);
Serial.begin(9600);
lcd.begin(20,4);
pinMode(11,OUTPUT);
digitalWrite(11 , HIGH);
sensorR.calibrate();

for (int row = 0; row < numRows; row++)


{
pinMode(rowPins[row], INPUT); // Set pin baris sebagai masukan
digitalWrite(rowPins[row], HIGH); // Menyalakan Pull-Up
}
for (int column = 0; column < numCols; column++)
{
pinMode(colPins[column], OUTPUT); // Set pin kolom sebagai keluaran
// Untuk penulisan
digitalWrite(colPins[column], HIGH); // Buat semua kolom tidak aktif
}
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(" JUM'ATUR RAHMAN"); // Pesan pada LCD.
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print(" 1401032025");
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print(" PNP");
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(" TUGAS AKHIR");
delay(100);
}

void (* reset) (void) = 0;

void suhu(){

byte i;
byte present = 0;
byte type_s;
byte data[12];
byte addr[8];
float celsius, fahrenheit;

if ( !ds.search(addr)) {
Serial.println("No more addresses.");
Serial.println();
ds.reset_search();
delay(250);
return;
}
Serial.print("ROM =");
for( i = 0; i < 8; i++) {
Serial.write(' ');
Serial.print(addr[i], HEX);
}

if (OneWire::crc8(addr, 7) != addr[7]) {
Serial.println("CRC is not valid!");
return;
}
Serial.println();

// the first ROM byte indicates which chip


switch (addr[0]) {
case 0x10:
Serial.println(" Chip = DS18S20"); // or old DS1820
type_s = 1;
break;
case 0x28:
Serial.println(" Chip = DS18B20");
type_s = 0;
break;
case 0x22:
Serial.println(" Chip = DS1822");
type_s = 0;
break;
default:
Serial.println("Device is not a DS18x20 family device.");
return;
}

ds.reset();
ds.select(addr);
ds.write(0x44); // start conversion, use ds.write(0x44,1) with parasite
power on at the end

delay(1000); // maybe 750ms is enough, maybe not


// we might do a ds.depower() here, but the reset will take care of it.

present = ds.reset();
ds.select(addr);
ds.write(0xBE); // Read Scratchpad

Serial.print(" Data = ");


Serial.print(present, HEX);
Serial.print(" ");
for ( i = 0; i < 9; i++) { // we need 9 bytes
data[i] = ds.read();
Serial.print(data[i], HEX);
Serial.print(" ");
}
Serial.print(" CRC=");
Serial.print(OneWire::crc8(data, 8), HEX);
Serial.println();

// Convert the data to actual temperature


// because the result is a 16 bit signed integer, it should
// be stored to an "int16_t" type, which is always 16 bits
// even when compiled on a 32 bit processor.
int16_t raw = (data[1] << 8) | data[0];
if (type_s) {
raw = raw << 3; // 9 bit resolution default
if (data[7] == 0x10) {
// "count remain" gives full 12 bit resolution
raw = (raw & 0xFFF0) + 12 - data[6];
}
} else {
byte cfg = (data[4] & 0x60);
// at lower res, the low bits are undefined, so let's zero them
if (cfg == 0x00) raw = raw & ~7; // 9 bit resolution, 93.75 ms
else if (cfg == 0x20) raw = raw & ~3; // 10 bit res, 187.5 ms
//// default is 12 bit resolution, 750 ms conversion time
}
celsius = (float)raw / 16.0;
fahrenheit = celsius * 1.8 + 32.0;
Serial.print(" Temperature = ");
Serial.print(celsius);
Serial.print(" Celsius, ");
Serial.print(fahrenheit);
Serial.println(" Fahrenheit");
C = celsius;
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print ("Suhu = ");
lcd.print (C);
lcd.write(Simbol_derajat);
lcd.print ("C");

//delay(1000);

}
void arus(){
unsigned int x=0;
float baca_sensor=0.0,sampling=0.0,rata2=0.0,hasilnilai=0.0;

for (int x = 0; x < 150; x++){ //untuk mendapatkan sampling 150x


baca_sensor = analogRead(A0); //pembacaan sensor
sampling = sampling + baca_sensor; //penambahan hasil pembacaan
delay (3); //waktu jeda 3ms
}

rata2=sampling/150.0; //untuk mendapatkan nilai rata-rata

//((rata2 * (5.0 / 1024,0)) merupakan konversi tegangan pembacaan 0-5 volt


//2.5 = merupakan tegangan default sensor tanpa pembacaan
//0.185v(185mV) merupakan nilai kenaikan tegangan output ketika 1A arus mengalir pada
input

hasilnilai = ((rata2 * (5.0 / 1024.0)) - 2.5 )/0.185;

Serial.print(hasilnilai);//Print the read current on Serial monitor


delay(50);
}

lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Arus = ");
lcd.print(R);
lcd.print(" A");
// Wait one second before the new cycle
// delay(1000);
}

char getKey()
{
char key = 0; // Inisialisasi nilai awal key
for (int column = 0; column < numCols; column++)
{
digitalWrite(colPins[column], LOW);
for (int row = 0; row < numRows; row++)

{
if (digitalRead(rowPins[row]) == LOW)
{
delay(debounceTime);
while (digitalRead(rowPins[row]) == LOW)
; // Menunggu key untuk dilepaskan }
}
digitalWrite(colPins[column], HIGH);
}
return key; // Mengembalikan nilai key
}
void tanding() {
while (1) {
hu:
char key = getKey();// SETTING TOMBOL UNTUK PEMILIHAN
TEMPERATUR ATAU ARUS
if (key == 'A') {
lcd.clear();
lcd.setCursor(5, 0);
lcd.print(" BATAS SUHU "); // Pesan pada LCD.
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Suhu = ");
while (1) {
char key1 = getKey();
if ((key1 == '1' || key1 == '2' || key1 == '3' || key1 == '4' || key1 == '5' ||
key1 == '6' || key1 == '7' || key1 == '8' || key1 == '9' || key1 == '0' || key1 == '.'))
{
if (valOnePresent != true) {
num1 = num1 + key1;
float numLength1 = num1.length();
lcd.setCursor(7, 1);
lcd.print(num1);
delay(100);
}
else {
op = op + key1;
float opLenghth = op.length();
lcd.setCursor(num1.length(), 1);
lcd.print(op);
delay(100);
final = true;
}
}
else if (valOnePresent == false && key1 == '=') {
if (valOnePresent == false) {
valOnePresent = true;
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("BATAS SUHU : ");
lcd.setCursor(3, 1);
lcd.print(num1.toFloat());
lcd.print(" C ");
delay(1000);
goto hu;
}
}
}
}
else if(key == 'C'){
reset();
}
else if(key == '='){
break;
}
else if (key == 'T') {// setting waktu
lcd.clear();
lcd.setCursor(5, 0);
lcd.print("WAKTU TRIP "); // Pesan pada LCD.
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("t = ");
while (1) {
char key3 = getKey();
if ((key3 == '1' || key3 == '2' || key3 == '3' || key3 == '4' || key3 == '5' ||
key3 == '6' || key3 == '7' || key3 == '8' || key3 == '9' || key3 == '0' || key3 == '.'))
{
if (waktu != true) {
T1 = T1 + key3;
float numLength2 = T1.length();
lcd.setCursor(4, 1);
lcd.print(T1);
delay(100);
}
else {
T2 = T2 + key3;
float op2Lenghth = T2.length();
lcd.setCursor(T1.length(), 1);
lcd.print(T2);
delay(100);
final3 = true;
}
}
else if (waktu == false && key3 == '=' ) {
if (waktu == false) {
waktu = true;
batass = T1.toFloat() * 1000;
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("BATAS WAKTU : ");
lcd.setCursor(3, 1);
lcd.print(T1.toFloat());
lcd.print(" s");
delay(1000);
goto hu;
}
}
}
}
else if (key == 'B') {
lcd.clear();
lcd.setCursor(5, 0);
lcd.print("BATAS ARUS"); // Pesan pada LCD.
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Arus = ");
while (1) {
char key2 = getKey();
if ((key2 == '1' || key2 == '2' || key2 == '3' || key2 == '4' || key2 == '5' ||
key2 == '6' || key2 == '7' || key2 == '8' || key2 == '9' || key2 == '0' || key2 == '.'))
{
if (next != true) {
num3 = num3 + key2;
float numLength3 = num3.length();
lcd.setCursor(8, 1);
lcd.print(num3);
delay(100);
}
else {
op1 = op1 + key2;
float op1Lenghth = op1.length();
lcd.setCursor(num3.length(), 1);
lcd.print(op1);
delay(100);
final2 = true;
}
}
else if (next == false && key2 == '=' ) {
if (next == false) {
next = true;
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("BATAS ARUS : ");
lcd.setCursor(3, 1);
lcd.print(num3.toFloat());
lcd.print(" A");
delay(1000);
goto hu;
}
}
}
}
}
sensor();
}
void sensor() {
while (1) {

suhu();
arus();
delay(100);
digitalWrite(LED1, HIGH);
// lcd.clear();
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print("Batas ");
lcd.print("T: ");
lcd.print(num1.toFloat());
lcd.print(" ");
lcd.write(Simbol_derajat);
lcd.print("C");
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print("I: ");
lcd.print(num3.toFloat());
lcd.print(" A");
lcd.setCursor(10,3);
lcd.print("t: ");
lcd.print(T1.toFloat());
lcd.print(" s");
digitalWrite(45, HIGH);

if (C >= num1.toFloat() && R >= num3.toFloat()){


digitalWrite(13, HIGH);
digitalWrite(LED1, LOW);
delay(batass);
while(1){
digitalWrite(11,LOW);
digitalWrite(LED1, LOW);
digitalWrite(LED2, LOW);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Telah Terjadi ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Arus Beban Lebih Dan");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(" Suhu Berlebih Pada ");
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print(" Motor ");
delay(1000);
digitalWrite(LED2, HIGH);
delay(1000);
}
}
if (C >= num1.toFloat()){
digitalWrite(13, HIGH);
digitalWrite(LED1, LOW);
delay(batass);
while(1){
digitalWrite(11,LOW);
digitalWrite(LED1, LOW);
digitalWrite(LED2, LOW);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" Telah Terjadi Suhu ");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print("Berlebih Pada Motor");
delay(1000);
digitalWrite(LED2, HIGH);
delay(1000);
}
}
if (R >= num3.toFloat()){
digitalWrite(13, HIGH);
digitalWrite(LED1, LOW);
delay(batass);
while(1){
digitalWrite(11,LOW);
digitalWrite(LED1, LOW);
digitalWrite(LED2, LOW);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Telah Terjadi Arus ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" Beban Lebih Pada ");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print(" Motor ");
delay(1000);
digitalWrite(LED2, HIGH);
delay(1000);
}
}
}
}
void loop()
{
tanding();
}
Data Keseluruhan Pengujian Alat

Column1 Column3 Column4 Column5 Column6 Column7 Column9 Column10


No In ACS712 (A)
Amperemeter (A) DS18B20 (°C) Termometer (°C) Beban Ket

Generator +
1 8.58 4.72 4.66 29.44 27.9 tidak trip
lampu 600 W
Generator +
2 8.58 4,86 5 29.75 30.5 tidak trip
lampu 700 W
Generator +
3 8.58 6 6 30.75 30.4 tidak trip
lampu 800 W
Generator +
4 8.58 6.86 6.7 32 30.9 tidak trip
lampu 900 W
Generator +
5 8.58 7.27 7.2 33.31 31.6 tidak trip
lampu 1000 W
Generator +
6 8.58 7.81 7.8 35.1 32.2 tidak trip
lampu 1100 W
Generator +
7 8.58 8.58 8.58 40.75 33 trip
lampu 1400 W
Generator +
8 8.58 4.1 4 80 34.3 trip
lampu 400 W

Anda mungkin juga menyukai