Anda di halaman 1dari 99

LAPORAN TUGAS AKHIR

DIGITAL PRESSURE METER

Oleh :

SEPTIAN NUR WAHYU ERDYANSYAH


P27838018033

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO-MEDIS
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SURABAYA
2021
LAPORAN TUGAS AKHIR

“DIGITAL PRESSURE METER”


Karya Tulis Ilmiah Adalah Salah Satu Syarat Untuk
Menyelesaikan Program Pendidikan
Diploma III Teknologi Elektro-medis
Jurusan Teknik Elektr-omedis
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Oleh :
SEPTIAN NUR WAHYU ERDYANSYAH
P27838018033

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO-MEDIS
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SURABAYA
2021

2
LEMBAR PERSETUJUAN

DIGITAL PRESSURE METER

Karya Tulis Ilmiah Ini Adalah Salah Satu Syarat


Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan
Diploma III Teknologi Elektro-medis
Jurusan Teknik Elektro-medis
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Pembimbing 2
Pembimbing 1

Dyah Titisari, ST, M.Eng


Torib Hamzah S.Pd, M. Pd.
NIP. 19800611 200501 2 004
NIP. 19670910 200604 1 001

Mengetahui,
Jurusan Teknik Elektro-medis
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Ketua,

(Hj. Andjar Pudji, ST, MT)


NIP. 19650517 198903 2 001

3
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

DIGITAL PRESSURE METER

Telah Diuji Dan Disahkan Sebagai Persyaratan


Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma-
III Teknik Elektro-medis Pada Bulan Juni Tahun
2021

1. Ketua Penguji
Nama : Dr. Triwiyanto, S.Si, MT
NIP : 19730502 200312 1 002

Tandatangan :

2. Anggota Penguji I
Nama : Torib Hamzah, S.Pd, MPd
NIP : 19670910 200604 1 001

Tandatangan :

3. Anggota Penguji II
Nama : Dyah Titisari, ST, M.Eng
NIP : 19800611 200501 2 004

Tandatangan :

4
4. Anggota Penguji III
Nama :Hj. Endang Dian S. ST, MT
NIP : 19670910 200604 1 001

Tandatangan :

5. Anggota Penguji 1V
Nama : Levana Forra Wakidi, SST,
MT
NIP : 1986022 201012 2 001

Tandatangan :

5
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa


Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan barokahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan
judul “DIGITAL PRESSURE METER” Dalam
melakukan penelitian dan penyusunan laporan tugas
akhir ini penulis telah mendapatkan banyak dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis
mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan,
kelancaran, yang tiada henti hentinya serta selalu
memberi rencana terbaik untuk setiap hambaNya,
tugas akhir ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan
izin dari Nya
2. Kepada kedua Orang Tua dan Keluarga saya. Dan
seluruh keluarga besar saya terimakasih telah
memberikan support disaat saya akan mulai menyerah
serta doa yang selalu di panjatkan untuk saya.
3. Torib Hamzah, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing
1 yang telah dengan penuh kesabaran dan ketulusan
memberikan ilmu dan bimbingan terbaik kepada
penulis serta terima kasih atas semua nasihatnya.

6
4. Dyah Titisari, ST, M.Eng. selaku dosen pembimbing
II yang telah dengan penuh kesabaran dan ketulusan
memberikan ilmu dan bimbingan terbaik kepada
penulis serta terima kasih atas semua nasihatnya.
5. Dyah Titisari, ST, M.Eng. Selaku Ketua Program
Studi D3 Teknik Elektro-medis yang memberikan
izin kepada penulis untuk belajar.
6. Hj.Andjar Pudji, ST,MT selaku Ketua Jurusan
Teknik Elektro-medis yang memberikan izin kepada
penulis untuk belajar.
7. Para Dosen Teknik Elektro-medis yang telah
memberikan bekal ilmu kepada penulis.
8. Para Karyawan/wati Teknik Elektro-medis yang
telah membantu penulis dalam proses belajar.
9. CV. Bartech Utama Mandiri dan RSUD Ibnu Sina
Gresik yang telah memberikan bekal yang sangat
bermanfaat kepada penulis.
10. Terima kasih kepada teman-teman EM-24 yang telah
mendukung dan sangat membantu dalam
mengerjakan tugas akhir ini.
11. Terima kasih Team DPM (Kiki, Yuli, Aisyah,
Sandika, dan Sigit) sudah menjadi partner Tugas

7
Akhir dan berjuang Bersama – sama hingga saat ini.
12. Terimakasih kiki yang telah menemani saya 3 tahun
di Teknik Elektro-medis dan banyak memberi
bantuan kepada saya selama ini di Teknik Elektro-
medis.
13. Terimakasih Nabila Kartika yang selalu menjadi
teman Penulis untuk mengerjakan KTI
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan
tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
semua jenis saran, kritik, dan masukan yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata,
semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan
memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca
dan khususnya bagi penulis sendiri.

Surabaya, 3 Juni 2021

Septian Nur Wahyu Erdyansyah

8
ABSTRAK

Tensimeter merupakan sebuah alat kesehatan yang


digunakan oleh tenaga medis untuk mengetahui tingkat
tekanan darah pada pasien. Pengukuran tekanan darah
oleh tensimeter biasanya dilakukan dengan bantuan
stetoskop untuk mengetahui tekanan sistolik dan diastolik
darah. Tensimeter merupakan salah satu alat yang sering
digunakan oleh tenaga kesehatan untuk melakukan
pemeriksaan pada pasien. Intensitas penggunaan tensimeter
yang tinggi menyebabkan penurunan kualitas alat, sehingga
akurasi dari tensimeter menurun. Alat ini menggunakan
sensor MPX5050GP sebagai sensor tekanan positif. Alat ini
juga di lengkapi degan timer uji kebocoran. Hasil yang telah
diperoleh sensor akan diproses oleh arduino dan
ditampilkan ke TFT Nextion 2.8” serta dapat disimpan di
SD Card sehingga dapat di analisa lebih lanjut. Setelah
melalui proses pengukuran serta kalibrasi nilai ketidak
pastian dan kesalahan cukup rendah untuk nilai
ketidakpastian yang didapat dari hasil kalibrasi
menggunakan Multi Function station dan
Thermohygrometer yang telah terkalibrasi dari BPFK
sebanyak 6 kali, terdiri dari 3 kali naik dan 3 kali turun
didapatkan hasil error terkecil sebesar 0% dan tekanan yang
terbesar 0.52 %.

9
Kata Kunci : MPX, Tensimeter, TFT
ABSTRACT

Sphygmomanometer is a medical device used by medical


personnel to determine the level of blood pressure in
patients. Blood pressure measurement by
sphygmomanometer is usually done with the help of a
stethoscope to determine systolic and diastolic blood
pressure. Sphygmomanometer is one of the tools that is often
used by health workers to perform examinations on patients.
The high intensity of the use of the causes a decrease in the
quality of the tool, resulting in a decreased accuracy of the
Sphygmomanometer. It uses the MPX5050GP sensor as a
positive pressure sensor. This tool is also equipped with a
leak test timer. The results obtained by the sensor will be
processed by arduino and displayed to TFT Nextion 2.8"
and can be stored in SD Card so that it can be further
analyzed. After going through the process of measuring and
calibrating the value of uncertainty and error is low enough
for the value of uncertainty obtained from the calibration
results using Multi Function station and Thermohygrometer
that has been calibrated from BPFK 6 times, consisting of 3
times up and 3 times down obtained the smallest result 0%
and the largest 0.52%.

Kata Kunci : MPX, Sphygmomanometer, TFT


10
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...................................
KATA PENGANTAR..............................................................
ABSTRAK.................................................................................
ABSTRACT................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................
DAFTAR TABEL...................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................
1.2 Batasan Masalah................................................................
1.3 Rumusan Masalah.............................................................
1.4 Tujuan...............................................................................
1.4.1 Tujuan Umum.............................................................
1.4.2 Tujuan Khusus............................................................
1.5 Manfaat Penelitian............................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................
2.1 Studi Literatur....................................................................
2.2 Sphygmomanometer..........................................................
2.2.1 Sphygmomanometer air raksa......................................

11
2.2.2 Sphygmomanometer aneroid.......................................
2.2.3 Sphygmomanometer digital.......................................
2.3 Rigel UNI-SiM.................................................................
2.4 MPX 5050GP...................................................................
2.4 Arduino Nano...................................................................
2.5 TFT Nextion.....................................................................
2.6 SD Card...........................................................................
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.................................
3.1 Diagram Blok...................................................................
3.2 Diagram Alir...................................................................
3.3 Diagram Mekanis............................................................
3.4 Alat dan Bahan................................................................
3.5 Desain Penelitian.............................................................
3.6 Variabel Penelitian..........................................................
3.6.2 Variabel Dependent (Terikat)..................................
3.6.3 Variabel Terkendali (Kontrol).................................
3.7 Definisi Operasional Variabel.........................................
3.8 Teknik Analisis Data.......................................................
3.8.1 Standar Deviasi.........................................................
3.8.1 Nilai Error.................................................................
3.9. Urutan Kegiatan (Prosedur Penelitian)...........................
3.10 Jadwal Kegiatan Penelitian................Error! Bookmark
not defined.
BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS................
12
4.1 Hasil Pengukuran Rigel UNI-Sim...................................
4.1.1. Rata-rata Pengukuran Naik.......................................
4.1.2. Rata-rata Pengukuran Turun.....................................
4.1.3 Rata-rata Pengukuran Keseluruhan...........................
4.2 Hasil Pengukuran menggunakan Tensimeter...................
4.2.1. Rata-rata Pengukuran Naik.......................................
4.2.2. Rata-rata Pengukuran Turun.....................................
4.2.3 Rata-rata Pengukuran Keseluruhan...........................
4.3 Pengukuran Tes Kebocoran pada Tensimeter..................
BAB 5 PEMBAHASAN...........................................................
5.1. Rangkaian......................................................................
5.1.1. Sensor MPX 5050GP...........................................
5.1.2. Rangkaian Zero Adjustment.................................
5.1.3. Rangkaian Mikrokontroller..................................
5.2 Sistem Keseluruhan.........................................................
5.3 Listing Program...............................................................
BAB 6 PENUTUP....................................................................
6.1 Kesimpulan....................................................................
6.2 Saran..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................
LAMPIRAN.............................................................................

13
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tensimeter Air Raksa.........................................


Gambar 2.2 Tennsimeter Aneroid ........................................
Gambar 2.3 Tensimeter Digital ............................................
Gambar 2.4 Tampilan Menu NIBP ......................................
Gambar 2.5 Tampilan NIBP Manometer Mode ...................
Gambar 2.6 Tampilan Menu NIBP Manometer Mode.........
Gambar 2.7 Tampilan NIBP Leak Test................................
Gambar 2.8 Sensor MPX5050GP........................................
Gambar 2.9 Bagian Sensor MPX 5050GP ...........................
Gambar 2.10 Rangkaian Sensor MPX 5050GP ...................
Gambar 2.11 Arduino Nano.................................................
Gambar 2.12 TFT Nextion ...................................................
Gambar 2.13 SD Card ..........................................................
Gambar 2.14 Modul SD Card ..............................................
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem .......................................
Gambar 3.2 Diagram Alir ....................................................
Gambar 3.3 Diagram Mekanis .............................................
Gambar 4.1 Alat Pembanding dan Modul.............................
Gambar 4.2 Grafik Rata-rata Naik Rigel Medical................

14
Gambar 4 .3 Grafik Rata-rata Turun Rigel Medical.............
Gambar 4.4 Grafik Rata-rata Keseluruhan Rigel Medical
...............................................................................................
Gambar 4.5 Tensimeter dan Modul......................................
Gambar 4.6 Grafik Rata-rata Naik Tensimeter.....................
Gambar 4.7 Grafik Rata-rata Turun Tensimeter...................
Gambar 4.8 Grafik Rata-rata Keseluruhan Tensimeter.........
Gambar 4.9 Pengujian Tes Kebocoran denagn Alat
Pembanding.......................................................
Gambar 5.1 Rangkaian Sensor..............................................
Gambar 5.2 Rangkaian Zero Adjustment..............................
Gambar 5.3 Rangkaian Mikrokontroller...............................
Gambar 5.4 Rangkaian Keseluruhan.....................................

15
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Pengoperasian MPX5050GP...........


Tabel 2.2 Spesifikasi Arduino...............................................
Tabel 2.3 Pin TFT Nextion...................................................
Tabel 2.4 Pin Modul SD Card...............................................
Tabel 3.1 Tabel Alat dan Bahan............................................
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel...............................
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan....................................................
Tabel 4.1 Rata-rata Tekanan Naik pada Rigel Medical........
Tabel 4.2 Rata-rata Tekanan Turun pada Alat
Pembanding...........................................................................
Tabel 4.3 Rata-rata Keseluruhan pada Alat Pembanding
...............................................................................................
Tabel 4.4 Rata-rata Tekanan Naik pada Tensimeter.............
Tabel 4.5 Rata-rata Tekanan Turun pada Tensimeter...........
Tabel 4.6 Rata-rata Keseluruhan pada Tensimeter..............
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Tes Kebocoran.........................
Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Tegangan...................................

16
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tensimeter merupakan sebuah alat kesehatan yang
digunakan oleh tenaga medis untuk mengetahui tingkat
tekanan darah pada pasien. Pengukuran tekanan darah
oleh tensimeter biasanya dilakukan dengan bantuan
stetoskop untuk mengetahui tekanan sistolik dan diastolik
darah. Tensimeter merupakan salah satu alat yang sering
digunakan oleh tenaga kesehatan untuk melakukan
pemeriksaan pada pasien. Intensitas penggunaan
tensimeter yang tinggi menyebabkan penurunan kualitas
alat, sehingga akurasi dari tensimeter menurun. Alat
untuk mengukur tekanan darah yang disebut
sphygmomanometer, yang merupakan bagian dari
kehidupan sehari-hari para profesional kesehatan,
termasuk di antara peralatan biomedis tersebut [1]. Alat
kesehatan yang dipergunakan, akurasinya diragukan dan
justru berpotensi mengancam keselamatan pasien sebagai
penerima jasa pelayanan kesehatan yang menggunakan

1
[2]. Untuk mengetahui kondisi suatu alat maka perlu
dilakukan untuk pemeriksaan alat, khusunya proses
kalibrasi alat pada tensimeter. Kalibrasi merupakan suatu
kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan, penentuan
satu atau lebih sifat dan karakteristik dari suatu produk,
proses atau jasa sesuai dengan prosedur khusus yang
telah ditetapkan [3]. Uji kalibrasi yang dilakukan pada
alat kesehatan berguna untuk mengetahui kondisi alat dan
mengukur kelayakan pada alat kesehatan. Uji kalibrasi
yang dilakukan pada tensimeter menggunakan Digital
Pressure Meter (DPM) untuk mengetahui besar tekanan
yang dihasilkan oleh alat tensimeter. Digital presure
meter (DPM) merupakan alat kalibrasi yang digunakan
untuk menentukan tekanan. Cara kerja alat ini adalah
dengan mengkonversikan nilai dari sensor tekanan
diubah dan ditampilkan pada display [4].
Kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk
menentukan kebenaran nilai penunjukkan alat ukur
dan/atau bahan ukur [5]. Proses kalibrasi bertujuan untuk
menjamin hasil pengukuran sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan[6]. Selain kegiatan untuk melakukan

2
pengukuran terhadap suatu alat, kalibrasi juga burfungsi
untuk menentukan kelayakan kondisi dari sebuah alat
tersebut. Pelabelan kelayakan hanya bisa dilakukan oleh
instansi terkait, contohnya BPFK.
Digital Pressure Meter (DPM) adalah alat yang
digunakan untuk mengukur tekanan positif dan negatif
pada alat kesehatan dalam bentuk cair atau gas untuk
membantu dalam peningkatan kualitas dan
pengendalian[7]. Digital Pressure Meter (DPM)
memiliki konsep seperti pengukur tekanan darah digital
yang menggunakan sensor tekanan terintegrasi, sirkuit
pengkondisi sinyal analog, dan mikrokontroler [8]. DPM
memiliki prinsip kerja yang memanfaatkan output sensor
tekanan yang akan dikonversi menjadi suatu nilai
tekanan. Sensor tekanan MPX merupakan salah satu
sensor tekanan yang banyak dipakai untuk membuat
suatu alat yang memanfaatkan tekanan udara. Pada waktu
kalibrasi tensimeter dibutuhkan perbandingan antara nilai
yang ditunjukkan pada sphygmomanometer. Hasil
pencatatan sphygmomanometer ini akan dilakukan proses

3
perhitungan yang menentukan akan kebenaran alat
tersebut.
Pada tahun 2016 Novella Lasdrei Anna L. telah
melakukan penelitian yang berjudul “Digital Pressure
Meter Dilengkapi dengan Thermohygrometer Berbasis
PC” yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dan
mempercepat proses kalibrasi, selain itu juga mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam memasukkan
data [9]. Pada alat ini sudah memiliki nilai eror yang
cukup kecil akan tetapi alat ini masih kurang efisien
untuk untuk digunakan sebagai digital pressure meter.
Pada tahun 2017 Junia Dyah Permata Wibisono
telah melakukan penelitian yang berjudul “Digital
Pressure Meter (DPM) Vaccum Pressure” dengan
menggunakan Yang dilengkapi pula dengan tombol hold
dan pemilihan konversi menggunakan satuan Kpa [4].
akan tetapi pada alat ini tidak dilengkapi dengan
penyimpanan data.
Pada tahun 2019 Ketut Dyah Kusumadewi telah
melakukan penelitian yang berjudul “DPM Dua Mode
Dilengkapi Thermohygrometer dan Pemilihan

4
Tekanan (Positive Pressure)ˮ. Pada alat ini telah
dilengkapi dengan pengukuran tekanan negatif dan
pemilihan satuan pada tekanan positif, [10]. Akan tetapi
pada alat ini tidak dilengkapi dengan pennyimpanan data.
Pada penelitian terdapat kelemahan tentang
penyimpanan data. Sehingga penulis ingin melakukan
penelitian melengkapi penyimpanan data eksternal untuk
memudahkan penggunna dalam melakukan pencatatan
data pengukuran dan pengambilan data, maka penulis
akan merancang alat digital Pressure Meter yang
berjudul “Digital Pressure Meter”.

1.2 Batasan Masalah


Penulis membatasi pokok-pokok pembahasan agar
tidak terjadi pelebaran masalah dalam penyajian. Adapun
batasannya sebagai berikut :
1. Menggunakan sensor tekanan MPX5050GP.
2. Pengukuran tekanan positif.
3. Menggunakan IC Mikrokontroller Arduino Nano.
4. Menggunakan TFT sebagai display.
5. Penyimpanan data menggunakan Micro SD.
6. Pengukuran maksimal 0, 50, 100, 150, 200, 250.
5
7. Menggunakan power bank sebagai catu daya

1.3 Rumusan Masalah


Dapatkah merancang sebuah alat “Digital Pressure
Meter” untuk kalibrasi tensimeter ?

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Dirancangnya sebuah alat Digital Pressure Meter
dengan penyimpanan eksternal menggunakan SD Card.

1.4.2 Tujuan Khusus


1.4.2.1 Menampilkan hasil pengukuran pada TFT.
1.4.2.2 Membuat program untuk penyimpanan data pada
SD Card

1.5 Manfaat Penelitian


Adanya penelitian ini diharapkan dapat
membantu bagi tenaga kesehatan untuk melakukan
kalibrasi internal untuk sphygmomanometer/stetoskop
dan menyimpan data hasil kalibrasi.

6
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Literatur

Pada tahun 2016 Novella Lasdrei Anna L. telah


melakukan penelitian yang berjudul “Digital Pressure
Meter Dilengkapi dengan Thermohygrometer Berbasis
PC” yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dan
mempercepat proses kalibrasi, selain itu juga mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam memasukkan
data [9]. Pada alat ini sudah memiliki nilai eror yang
cukup kecil akan tetapi alat ini masih kurang efisien
untuk untuk digunakan sebagai digital pressure meter.
Pada tahun 2017 Junia Dyah Permata Wibisono
telah melakukan penelitian yang berjudul “Digital
Pressure Meter (DPM) Vaccum Pressure” dengan
menggunakan Yang dilengkapi pula dengan tombol hold
dan pemilihan konversi menggunakan satuan Kpa [4].
akan tetapi pada alat ini tidak dilengkapi dengan
penyimpanan data.
Pada tahun 2019 Ketut Dyah Kusumadewi telah
melakukan penelitian yang berjudul “DPM Dua Mode
8
Dilengkapi Thermohygrometer dan Pemilihan
Tekanan (Positive Pressure)ˮ. Pada alat ini telah
dilengkapi dengan pengukuran tekanan negatif dan
pemilihan satuan pada tekanan positif, [10]. Akan tetapi
pada alat ini tidak dilengkapi dengan pennyimpanan data.

2.2 Sphygmomanometer
Sphygmomanometer, juga dikenal sebagai
pengukur tekanan darah, atau pengukur tekanan darah,
adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
darah. Sphygmomanometer terdiri dari manset tiup, unit
pengukur (manometer merkuri, atau pengukur aneroid),
dan mekanisme pemompaan yang dapat berupa bola dan
katup yang dioperasikan secara manual atau pompa yang
dioperasikan secara elektrik. Sphygmomanometer
memiliki 3 jenis yaitu sphygmomanometer air raksa,
aneroid dan digital.

2.2.1 Sphygmomanometer air raksa


Tensimeter air raksa adalah yang paling umum
digunakan terdiri dari manset yang bisa digembungkan
dan dihubungkan dengan tabung panjang berisi air raksa
[11]. Pada tensimeter memanfaatkan tekanan yang
9
diperoleh dari bulb. Tekanan udara yang dihasilkan pada
bulb akan mendorong air raksa sesuai dengan nilai
tekananny dan manset akan mengempis.

Gambar 2. 1 Sphygmomanometer Air Raksa[12]


Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya
menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur ini.
Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi
lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa
telah menjadi perhatian seluruh dunia. bagaimanapun,
sphygmomanometer air raksa masih digunakan sehari-
hari bahkan di banyak negara modern.

2.2.2 Sphygmomanometer aneroid


Tensimeter pegas umumnya terdiri dari meteran
pengukur tekanan, balon pompa, serta selang yang

10
tersambung ke manset. Hasil pengukuran dapat diketahui
dari angka yang ditunjukkan oleh jarum pada meteran.
Kelebihan dari penggunaan Tensimeter Aneroid adalah
bentuknya yang ringkas, sehingga mudah untuk dibawa
bepergian [13].
Tensimeter pegas lebih aman daripada tensimeter
air raksa karena tidak lagi menggunakan air raksa tetapi
menggunakan putaran berangka sebagai penggantinya.
Dalam penggunaannya, tensimeter pegas memerlukan
stetoskop untuk mendengar munculnya bunyi suara
tekanan sistolik dan diastolik pada jantung.

Gambar 2. 2 Sphygmomanometer Aneroid[13]


Prinsip kerja Tensimeter ini memanfaatkan tekanan
yang didapat dari tekanan pompa udara sehingga
mempengaruhi pegas/aneroid dan menggerakkan jarum
dimuka tensimeter. Dibawah jarum penunjuk terdapat
pegas tipis yang berfungsi mengembalikan posisi jarum
11
ke nol .kembali ketika katup dibuka perlahan-lahan
(udara dikeluarkan sedikit demi sedikit). Dengan
demikian pembacaan tekanan darah dicatat melalui nilai
yang ditunjukkan pada jarum tensimeter..

2.2.3 Sphygmomanometer digital

Gambar 2. 3 Digital Sphygmomanometer[12]


Sekarang ini instrumen tekanan darah (tensimeter)
otomatis sudah banyak digunakan. Alat tensimeter
automatis tersebut memiliki pompa udara yang
digerakkan oleh mikroprosesor untuk memompa manset
secara automatis pada nilai tekanan yang tetap.
Kemudian alat ini merekam pola osilasi tekanan dengan
pengempisan yang bertahap. Prinsip pengukuran tekanan
darah bergantung pada sifat-sifat nonlinier dinding arteri
brakhialis yang mengiduksi gerakan osilasi nonkonstan
pada tekanan manset selama pengempisan manset.

12
Alat sensor pada tensimeter ini mendeteksi
gelombang osilometrik dan menentukan tekanan sistolik,
tekanan diastolik, tekanan nadi dan mean arterial
pressure. Tensimeter ini juga dapat menentukan frekuensi
nadi. Alat tensimeter automatis tidak memerlukan orang
yang ahli untuk mengukur tekanan darah karena alat
tersebut memiliki fasilitas sendiri untuk mengukurnya.
Akan tetapi, keakuratan metode osilometrik ini masih
diperdebatkan.
Prinsip kerja dari tensimeter masihh
memanfaatkkan tekanan udara yang dipompa secara
otomatis akan dipompa ke manset sekitar 20 mmHg di
atas tekanan sistolik rata-rata (sekitar 120 mmHg untuk
rata-rata). Setelah itu perlahan-lahan udara akan
dilepaskan dari manset dengan mengendorkan knop pada
tensimeter sehingga menyebabkan tekanan dalam manset
akan menurun. Secara perlahan manset akan mengempes,
kita akan mengukur osilasi kecil dalam tekanan udara
dari manset lengan. Tekanan sistolik merupakan tekanan
di mana denyut nadi mulai terjadi atau bisa dikatakan
sebagai batas bawah. Kami akan menggunakan MCU

13
untuk mendeteksi titik di mana osilasi ini terjadi dan
kemudian merekam tekanan dalam manset. Kemudian
tekanan dalam manset akan menurun lebih lanjut.
Tekanan diastolik akan diambil pada titik di mana osilasi
mulai menghilang.

2.3 Rigel UNI-SiM


Rigel UNI-SiM baru adalah simulator yang
memungkinkan para teknisi medis dengan cepat, mudah
dan akurat melakukan tes fungsi NIBP, SpO2, EKG,
suhu, NIBP dan respirasi secara bersamaan menggunakan
instrumen portabel tunggal. Rigel UNI-SiM mempunyai
fitur:
1. Portable and Lightweight
2. Battery Operated
3. Manufacturer O-curves
4. Internal Pump
5. Manufacturer R-curves
6. Prepared for PPM Protocols
7. Full Keyboard
8. Intuitive User Interface
9. Graphics Display

14
10. Bluetooth Communication
11. Web Updates
Rigel UNI-SiM menggunkan full keypad sebagai
kontrol untuk pengoperasian. Rigel UNI-SiM Keypad
terdiri dari angka, huruf, tombol up/down dan left/right,
tombol hijau/merah untuk menghidupkan . Dengan
display full graphic monochrome LCD. Rigel UNI-SiM
dilengkapi dengan output pengkuran 12 lead ECG, SPO2,
dan IBP simulation.
Pada alat ini menggabungkan berbagai pengaturan
khusus yang mencakup berbagai tekanan NIBP pediatrik
dan dewasa, penyesuaian volume denyut nadi, detak
jantung, dan kurva-O khusus pabrikan, UNI-SiM dapat
sepenuhnya disesuaikan untuk memenuhi kondisi
pengujian kinerja tertentu. Pengaturan pengujian tunggal
dan kurva simulasi khusus pabrikan selama simulasi
NIBP, mengurangi ketidakpastian sehingga
meningkatkan waktu pengujian.
Ketertelusuran ditingkatkan karena informasi
dapat diunduh ke Med-eBase - perangkat lunak
manajemen aset yang mudah digunakan. Hal ini

15
memungkinkan pengguna untuk menyimpan dan
mengelola hasil pengujian, mengirimkan sertifikat
pengujian html ke klien dan menjadwalkan perintah kerja
baru, yang kemudian dapat sepenuhnya diunggah ke
memori internal yang besar. Rigel UNI-SIM baru
merupakan bagian dari rangkaian lengkap peralatan uji
biomedis spesialis berkinerja tinggi yang dipasok oleh
Rigel Medical, bagian dari Seaward Group.

Rigel UNI-SIM dapat digunakan sebagai simulator


manual atau simulator otomatis. Setelah power-up,
pengguna disajikan dengan layar simulasi ringkasan. Ini
menampilkan pengaturan simulasi sebelumnya dan dapat
diulang hanya dengan menekan tombol start atau
pengguna dapat memilih antara memilih satu atau semua
pengaturan simulasi (yaitu simulator NIBP (F3), SPO2
(F2) atau PATient (F1)) atau masuk ke menu (F4) yang
memungkinkan pengujian otomatis, memodifikasi default
simulator pengaturan, melihat dan mengunduh data dan
pengaturan pengguna lainnya.
Pada menu NIBP dapat digunakan untuk
mensimulasi NIBP, menjalankan tes kebocoran, tes

16
tekanan berlebih, tes tekanan statis atau tekaanan
stetoskop. Dengan mode tes tekanan stetoskop Rigel
UNI-SiM dapat difungsikan sebagai DPM untuk
melakukan pengecekan tekanan pada. Mode tekanan
stetoskop dapat digunakan dengan cara menekan tombol
F3 sehingga akan muncul menu NIBP Manometer Mode.

Gambar 2. 4 Tampilan Menu NIBP


Maka geser pilihan menu pada menu NIBP
Manometer Mode sehingga akan muncul tampilan seperti
pada Gambar 2.4 pada tampilan Rigel UNI-SiM.

17
Gambar 2. 5 Tampilan NIBP Manometer Mode
Menu manometer mode memungkinkan untuk
pengguna melakukan pengukuran pada stetoskop.
Manometer mode terdapat Set ZERO untuk mengubah
nilai tekanan menjadi 0 jika terjadi ketidakstabilan nilai
tekanan. 6 jenis tekanan yang berganti secara otomatis
pada Rigel UNI-SiM adalah mmHg, InchH2O, mBar,
cmH2O,InchHg, dan Psi

Gambar 2. 6 Tampilan Menu tekanan NIBP Manometer Mode

18
Untuk melakukan uji tes kebocoran dapat
dilakukan dengan cara menekan tombol F3 dari menu
start dan memilih mode NIBP leak test seperti pada
Gambar 2. Sehingga akan muncul seperti pada Gambar
2. . Menu NIBP Leak Test dapat dijalankan dengan cara
mengatur batas nilai tekanan untuk memulai tes
kebocoran. Lama waktu tes dapat diatur dengan cara
mengatur nilai pada Timer. Pada mode NIBP Leak Test
Rigel UNI-SiM akan menunujukkan nilai tekanan dan
banyaknya nilai tekanan yan turun selama waktu tes
berjalan.

Gambar 2. 7 Tampilan NIBP Leak Test


Untuk kembali ke menu start dapat dilakukan
dengan cara menekan tombol F2.

19
2.4 MPX 5050GP
MPX5050 adalah sensor tekanan silikon monolitik
canggih yang dirancang untuk berbagai aplikasi, tetapi
terutama yang menggunakan mikrokontroler atau
mikroprosesor dengan input A/D. Transduser elemen
tunggal yang dipatenkan ini menggabungkan teknik
mesin mikro canggih, metalisasi film tipis, dan
pemrosesan bipolar untuk memberikan sinyal keluaran
analog tingkat tinggi yang akurat yang sebanding dengan
tekanan yang diterapkan.

Gambar 2. 8 Sensor MPX5050GP[14]


Sensor tekanan tersedia dalam tiga konfigurasi yang
memungkinkan pengukuran tekanan absolut, diferensial,
dan gauge. Tekanan absolut, seperti tekanan barometer,
diukur sehubungan dengan ruang vakum referensi. Ruang
tersebut dapat berada di luar atau di dalam sensor.

20
Tekanan diferensial, seperti penurunan tekanan dalam
flowmeter tekanan diferensial, diukur dengan
mengaplikasikan tekanan pada sisi berlawanan dari
diafragma secara bersamaan. Tekanan gauge diukur
sehubungan dengan tekanan referensi, contohnya adalah
pengukuran tekanan darah yang dilakukan sehubungan
dengan tekanan atmosfer. Tekanan gauge adalah
kemasan khusus dari tekanan diferensial (Fraden, 2010).
Diafragma dan desain strain gauge sama untuk ketiga
konfigurasi tersebut, namun kemasannya berbeda.
Sebagai contoh, untuk membuat sensor diferensial atau
gauge, lapisan silicon ditempatkan di dalam ruang,
dimana mempunyai dua pembuka pada kedua sisi
lapisan. (Fraden, 2010)
Karakteristik operasi sensor tekanan seri
MPX5050GP, dan uji keandalan dan kualifikasi internal
didasarkan pada penggunaan udara kering sebagai media
tekanan. Media, selain udara kering, mungkin memiliki
efek buruk pada kinerja sensor dan keandalan jangka
panjang. Hubungi pabrik untuk informasi mengenai
kompatibilitas media dalam aplikasi Anda.

21
Karakteristik pengoperasian sensor tekanan seri
MPX5050, dan reliabilitas internal dan tes kualifikasi
didasarkan tentang penggunaan udara kering sebagai
media tekanan. Media selain kering udara, dapat
berdampak buruk pada kinerja sensor dan keandalan
jangka panjang.

Gambar 2. 9 Bagian Sensor MPX5050GP[14]


Pada gambar 2.9 menunjukkan blok diagram yang
terdiri dari sensing element, thin film, dan ground
reference shift circuit. Sensor MPX5050GP terdiri dari 6
pin. Pada pin 4, 5, dan 6 sensor tidak terhubung/no
connections. Pin 1 berfungsi sebagai output sensor yang
menghasilkan tegangan sekaligus nilai sensitifitas 90mV
per kPa. Pin 2 terhubung dengan ground. Pin 3
terhubung dengan Vs dengan nilai minimal 4.75 dan

22
tegangan maksimal 5.25 VDC. Tekanan maksimal yang
dihasilkan sensor sebbesar 50kPa

Gambar 2. 10 Rangkaian Sensor MPX5050GP[14]


Sirkuit decoupling yang direkomendasikan untuk
menghubungkan output dari sensor terintegrasi ke input
A/D dari mikroprosesor atau mikrokontroler.
Tabel 2. 1 Karakteristik Pengoperasian MPX5050GP

23
2.4 Arduino Nano

Gambar 2. 11 Pin Arduino Nano


Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian
elektronik open source yang di dalamnya terdapat
komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler
dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.
Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (integrated
circuit) yang bisa diprogram menggunakan computer
[14].
Arduino nano adalah salah satu rangkaian
mikrokontroler yang berbasis dari Arduino nano.
Arduino Nano kurang lebih memiliki fungsi yang sama
dengan Arduino Duemilanove, tetapi dalam paket yang
berbeda. Arduino Nano tidak menyertakan colokan DC
berjenis Barrel Jack, dan dihubungkan ke komputer
menggunakan port USB Mini-B. Arduino Nano

24
dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Gravitech.
Arduino nano memiliki spesifikasi yaitu :
Tabel 2. 2 Spesifikasi Arduino Nano

Jenis Mikrokontroler Atmega328


Tegangan Operasi 5 Volt
Tegangan Disarankan 7 - 12 Volt
Batas Tegangan 6 - 20 volt
Pin Input/Output Digital 14
Pin PWM 6
Pin Input Analog 8
Arus Per Pin 40 Ma
32 KB (2 KB
Memori Flash
untuk bootloader)
SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Clock Speed 16 MHz
Panjang 4,3 cm
Lebar 1,8 cm
Berat 5 gram

25
2.5 TFT Nextion

Gambar 2. 12 TFT Nextion


TFT adalah singkatan atau kepanjangan dari Thin
Film Transistor, merupakan jenis layar LCD handphone
atau smartphone yang umum dari tipe lainnya. Jenis
Layar TFT, menawarkan kualitas yang lebih baik,
termasuk gambar dan resolusi lebih tinggi jika
dibandingkan dengan generasi layar sebelumnya. Namun
Layar TFT mempunyai keterbatasan pada sudut pandang
dan visibilitas yang sempit ketika berhadapan dengan
cahaya langsung atau sinar matahari. TFT LCD
digunakan untuk menampilkan hasil keluaran data yang
berupa huruf, angka, gambar, maupun karakter tertentu
[15]

TFT nextion dengan ukuran layar 2.8”


mempunyai resolusi 320x240 pixels. TFT bekerja pada
tegangan minimal 4.75V dan tegangan maksimal 7V,
26
sedangkan besar arus yang dibutuhkan adalah 65mA
pada kecerahan 100% dan 15mA ketika TFT dalam mode
tidur. TFT Nextion mempunyai 4 pin yang terhubung
langsung dengan pin arduino, yaitu :
Tabel 2. 3 Pin TFT Nextion
Pin 1 VCC; 5VDC
Pin 2 Tx
Pin 3 Rx
Pin 4 Gnd

2.6 SD Card
Kartu memori adalah salah satu komponen penting
bagi pemilik smartphone atau pun tablet. Kartu ini dapat
menanggulangi keterbatasan memori internal pada
sebuah smartphone. Saat ini kartu memori yang paling
banyak digunakan adalah kartu memori dari jenis SD,
yang terdiri dari memori SD card, MiniSD, dan
MicroSD.

SD sendiri adalah singkatan dari Secure Digital,


yang merupakan memory Card flash ultra kecil yang
dirancang untuk menyediakan memori berkapasitas
27
tinggi dalam ukuran yang kecil. Kartu memori SD sendiri
bisa dikategorikan berdasarkan dua kriteria, yaitu
ukurannya dan kapasitasnya.

Gambar 2. 13 SD Card
(sumber: https://carisinyal.com/memori-sd-card/)
Kecepatan sebuah SD card diukur dari seberapa
cepat informasi dapat dibaca atau ditulis ke dalam kartu
tersebut. Pada perangkat yang membutuhkan proses
menulis data yang terus menerus, seperti video recorder,
perangkat tersebut mungkin tidak akan bekerja secara
maksimal jika memori SD card yang digunakan memiliki
kecepatan yang rendah.

Gambar 2. 14 Modul SD Card


28
(sumber: beetrona.com/product/sd-card-module/)

Untuk menhubungkan SD card ke Arduino dapat


menggunakan modul SD Card seperti pada Gambar
2.13. modul SD card dapat berfungsi dengan
menghubungkan pin yang ada pada modul dengan
arduino. Pin pada modul SD card yang terhubung dengan
arduino terdiri dari :
Tabel 2. 4 Pin Modul SD Card

Pin 1 GND

Pin 2 3V3

Pin 3 5V

Pin 4 CS

Pin 5 MOSI

Pin 6 SCK

Pin 7 MISO

Pin 8 GND

29
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Blok

Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem


Perubahan tekanan tensimeter pada tabung sensor
MPX5050GP akan membuat sensor MPX5050GP
menghasilkan tegangan. Pada alat ini nilai pada sensor
harus menunjukkan nilai 0 sehingga harus dibandingkan
melalui rangkaian differential amplifier untuk
menentukan nilai nol dengan cara membandingkan
output dari semsor MPX5050GP dan hasil output dari
rangkaian zero adjustment. Pada output ramgkaian

30
differential amp selanjutanya dikonversikan menjadi nilai
ADC dan diolah menjadi nilai tekanan tensimeter dengan
satuan mmHg melalui Arduino nano. Pada rangkaian
differential Amp nilai tekanan dapat zero adjustment
sebelum melakukan pengukuran. Pada output pada
rangkaian akan ditampilkan pada display TFT. Terdapat
opsi untuk menyimpan data pengukuran dengan menekan
tombol save maka arduino akan menyimpan data di SD
card.

31
3.2 Diagram Alir

Gambar 3. 2 Diagram Alir

32
3.3 Diagram Mekanis

Gambar 3. 3 Diagram Mekanis


Bagian atas diagram mekanis terdapat layar TFT
denngan ukuran 2.4” dan dibuat miring kebawah untuk
memudahkan user melihat tampilan pada modul. Di
bagian depan modul terdapat lubang di posisi tengah
untuk memasukkan SD card. Di sebelah kiri terdapat
lubang untuk mengatur nilai zero adjustment melalui
putaran multiturn. Ssedangkan pada sebelah kanan
bagian depan terdapat push button untuk menyalakan dan
mematikan modul. Sedangkan di bagian kanan dan kiri
terdapat port untuk menghubungkan modul dengan
arduino dan charger.

33
3.4 Alat dan Bahan
Tabel 3. 1 Alat dan Bahan
Jumla
No Alat No Bahan Jumlah
h
Tang :   1 PCB Secukupnya
Kombinasi 1 Buah 2 Timah Secukupnya
Cucut 1 Buah 3 Kabel Secukupnya

1 Arduino
Potong 1 Buah 4 1
nano
Sensor
Obeng Plus 1 Buah 5 1
MPX 5050
Obeng Min 1 Buah 6 LED Secukupnya
3 Solder 1 Buah 7 Komponen Secukupnya
TFT
4 Bor Listrik 1 Buah 8 Nextion 1
2.8”
7 Multimeter 1 Buah 9 Powerbank 1
Sphygmomanomete
8 1 Buah
r
9 Laptop 1 Buah

34
3.5 Desain Penelitian
Dalam penelitian dan pembuatan modul ini
mengunakan metode pre-eksperimental dengan penelitian
after only design karena pada rancangan ini peneliti
hanya melihat hasil akhir pada alat DPM yang dibuat
tanpa mengukur keadaan sebelumnya, tetapi pada
rancangan ini
sudah ada kelompok kontrol yaitu digital
pressure meter yang ada di kampus teknik elektro-medis
sebagai pembanding, walaupun tidak dilakukan
randomisasi.

3.6 Variabel Penelitian


3.6.1 Variabel Independent (Bebas)
Variabel bebas yang digunakan adalah pengukuran
tekanan pada tensimeter dan penyimpanan data pengukuran
menggunakan SD card.
3.6.2 Variabel Dependent (Terikat)
Variabel tergantung yang dimaksud disini adalah
penggunaan sensor tekanan elektrik dengan tipe
MPX5050GP.
3.6.3 Variabel Terkendali (Kontrol)

35
Variabel terkendali di sini adalah penggunaan
arduino untuk membuat program pada aplikasi komputer
Arduino.

3.7 Definisi Operasional Variabel


DEFINISI
VARIAB ALAT HASIL SKALA
OPERASIO
EL UKUR UKUR UKUR
NAL
Tekanan Sphygmoma Pressur Sesuai Nominal
Sphygm nometeradala e (toleransi
omanom h sebuah alat Gauge ±3mm
eter kesehatan Hg)
(V. yang banyak Tidak
Bebas) digunakan sesuai
untuk Batas
memeriksa toleransi
tekanan (>3mmH
darah pasien g)
dengan
memanfaatka
n tekanan
36
udara yang
dihasilkan
oleh bulb
yang
terhubung
melalui
manset.
Sensor Sensor Osilosk 0-50 kPa Rasio
MPX untuk op dan = 0vdc–
5050 GP mendeteks Multim 5vdc
(Variabel i nilai eter 5 vdc =
tergantun tekanan 50 kPa
g) udara
dengan
output
data
analog/dig
ital yang
terhubung
pada
rangkaian

37
mikrokont
roller
Sesuai
IC
alat
Arduino Mikrokontrol
bekerja,
(Variabel ler untuk
tidak Nominal
terkendali membuat
sesuai alat
) sistem
tidak
kontrol.
bekerja

3.8 Teknik Analisis Data


3.8.1 Standar Deviasi
Suatu nilai yang menunjukkan tingkat (derajat)
variasi kelompok data atau ukuran standard penyimpanan
dari rata-ratanya. Jika standard deviasi semakin kecil
maka data tersebut semakin presisi. Rumus standart
Deviasi adalah :


2 2
( X 1−X ' ) + ( X 2−X ' ) + …+( Xn−X ' )2 ………………..
n−1
…….(4)
Dimana
38
SD = standart deviasi
X’ = rata-rata
X1, .., Xn = nilai data
n = banyak data

3.8.1 Nilai Error


Error (rata-rata Simpangan) adalah selisih antara
mean terhadap masing-masing data. Rumus Error
adalah :
X− X
% ERROR = x
X
100%.................................................…....(5)
Dimana
X = data yang diukur
X’ = rata – rata

3.9. Urutan Kegiatan (Prosedur Penelitian)


Adapun tahap pelaksanaan yang ditempuh dalam
pembuatan proposal tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Mempelajari teori yang berhubungan dengan
permasalahan yang dibahas melalui studi
kepustakaan.
39
2. Mengadakan survei untuk mendapatkan komponen-
komponen yang mungkin akan sulit dicari di
pasaran.
3. Mempelajari dan merancang diagram mekanis,
diagram blok sistem dan diagram alir
proses/program.
4. Membuat jadwal kegiatan untuk mengatur waktu
pembuatan modul.
5. Menyusun proposal.
6. Berkonsultasi kepada dosen-dosen yang
bersangkutan dengan judul tugas akhir.
7. Menyiapkan komponen dan peralatan yang
digunakan dalam pembuatan alat.
8. Membuat rangkaian elektronik yang berupa
rangkaian sensor tekanan MPX5050GP dan me-
layout wiring diagram ke papan PCB dalam bentuk
modul-modul dan mengujinya.
9. Membuat software pemrosesan data dengan
menggunakan arduino.
10. Menyatukan rangkaian-rangkaian elektronik
membentuk sistem modul.

40
11. Melakukan uji fungsi dan uji validitas.
12. Menyusun laporan tugas akhir.

41
3.10 Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 3. 2 Jadwal Kegiatan

42
BAB 4
HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

4.1 Hasil Pengukuran Rigel UNI-Sim

Gambar 4. 1 Alat Pembanding dan Modul

Pada pengukuran menggunakan Rigel UNI-SiM


dilakukan 2 macam pengukuran yaitu NIBP manometer
mode dan NIBP Leak Test. Pengukuran menggunakan
Rigel UNI-SiM dilakukan di Laboratorium Terpadu
Politeknik Kesehatan Surabaya.
Pengujian dilakukan dengan menhubungkan alat
pembanding Rigel Medical UNI-Sim dengan modul yang
kemudian dihubungkan lagi dengan bulb agar bias
menghasilkan tekanan yang terukur bersamaan antara
Rigel Medical UNI-Sim dan modul. Pengukuran naik dan

43
turun dilakukan secara bergantian dimulai dengan
penngukuran tekanan naik kemudian dilanjutkan dengan
pengukuran tekanan turun. Hasil pengukuran dicatat dan
diolah menjadi rata-rata pada setiap titik tekanan yaitu 0,
50, 100, 150, 200, 250 mmHg.

4.1.1. Rata-rata Pengukuran Naik


Pengujian Modul menggunakan alat Rigel Medical
UNI-Sim dilakukan 3 kali pengukuran naik yang dimulai
pada nilai 0, 50, 100, 150, 200, 250 mmHg. Ketiga
pengukuran naik yang dilakukan pada titik tekanan yang
telah ditentukan menghasilkan nilai rata-rata seperti pada
Tabel 4.1

Tabel 4. 1 Grafik Rata-rata Naik pada Alat Pembanding

Pembacaan Standar
Pemba Naik I Naik II Naik III Rata-
caan Alat Terbaca Rata
(mmHg) Terbaca Terbaca (mmHg  
(mmHg) (mmHg) )
0 0 0 0 0.00
50 50.49 50.49 50.32 50.43
100 100.85 101.13 101.03 101.00
150 149.72 149.83 150.11 149.89
200 200.80 200.87 200.72 200.80
250 251.54 251.17 251.45 251.39
44
Pengukuran tekanan naik pada pengukuran
menggunakan Rigel Medical UNI-Sim terbagi menjadi 2
tekanan yaitu pressure A yang merupakan tekanan pada
Rigel Medical UNI-Sim dan pressure B. Tekanan pada
modul untuk menentukan grafik rata-rata yang
berdasarkan hasil pengukuran pada Tabel 4.1.

Grafik Rata-rata Naik


300.0 251.4
PRESSURE A (mmHg)

250.0 200.8
200.0 149.9
150.0 101.0
100.0 50.4
50.00.0
0.0
0 50 100 150 200 250 300
PRESSURE B (mmHg)

Gambar 4. 2 Grafik Rata-rata Naik Rigel Medical


Grafik seperti pada Gambar 4.2. menunnjukkan hasil
nilai tekanan pada grafik dan diketahui nilai eror tertinggi
yaitu pengukuran tekanan pada titik 251.4 mmHg sebesar
0.56%.

4.1.2. Rata-rata Pengukuran Turun


Pengujian Modul menggunakan alat Rigel Medical

45
UNI-Sim dilakukan 3 kali pengukuran turun yang
dimulai pada nilai 250, 200, 150, 100, 50, 0 mmHg.
Ketiga pengukuran naik yang dilakukan pada titik
tekanan yang telah ditentukan menghasilkan nilai rata-
rata seperti pada Tabel 4.2

Tabel 4. 2 Grafik Rata-rata Turun pada Alat Pembanding

Pembacaan Standar
Pembacaa Naik I Naik II Naik III Rata-
n Alat Terbaca Rata
(mmHg) Terbaca Terbaca (mmHg  
(mmHg) (mmHg) )
0 0 0 0 0.00
50 50.49 50.49 50.32 50.43
100 100.85 101.13 101.03 101.00
150 149.72 149.83 150.11 149.89
200 200.80 200.87 200.72 200.80
250 251.54 251.17 251.45 251.39

Pengukuran tekanan turun pada pengukuran


menggunakan Rigel Medical UNI-Sim terbagi menjadi 2
tekanan yaitu pressure A yang merupakan tekanan pada
Rigel Medical UNI-Sim dan pressure B tekanan pada
modul untuk menentukan grafik rata-rata yang
berdasarkan hasil pengukuran pada Tabel 4.2.

46
Grafik Rata-rata Turun
300.0
250.0 251.3
PRESSURE A 200.0 201.2
150.0 150.0
100.0 101.1
50.0 50.3
0.0 0.0
250 200 150 100 50 0

PRESSURE B

Gambar 4. 3 Grafik Rata-rata Turun Rigel Medical

Grafik seperti pada Gambar 4.3. menujukkan hasil


nilai tekanan pada grafik dan diketahui nilai eror tertinggi
yaitu pengukuran tekanan pada titik 250 mmHg sebesar
0.52%.

4.1.3 Rata-rata Pengukuran Keseluruhan


Uji tes pengukuran dengan menggunakan Rigel
Medical UNI-Sim dilakukan dengan membandingkan
hasil pengukuran pada GEA Medical MI-2001 dan modul
pada 3 kali pengukuran tekanan naik dan turun. Hasil
pengukuran dengan Rigel Medical UNI-Sim bisa dilihat
melalui Tabel 4.1. hasil pengukuran pada titik 0 memiliki
nilai rata-rata 0 standar deviasi 0, titik 50 memiliki nilai
rata-rata 50.4 standar deviasi 0.17, titik 100 rata-rata 101

47
standar deviasi 0.06, titik 150 rata-rata 149.9 standar
deviasi 0.17, titik 200 rata-rata 201 standar deviasi 0.24,
dan pada titik 250 memiliki nilai rata-rata 251.3 dan
standar deviasi 0.14.
Tabel 4. 3 Grafik Rata-rata pada Alat Pembanding
Stan
Tek
Turun Naik Turun Naik Turun rata- dar
a Naik I
I II II III III rata Devi
nan
asi
0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
50 50.20 50.57 50.95 50.95 50.57 50.57 50.64 0.16
100.3 100.7 100.3 0.1
100 100.74 101.09 100.74 100.68
9 4 9
148.6 148.7 148.6 0.19
150 148.38 148.73 148.74 148.66
9 3 8
199.7 200.7 200.3 0.24
200 200.75 200.74 200.74 200.52
4 4 9
250.4 250.1 250.4 0.16
250 250.79 250.79 250.77 250.57
9 1 5

Gambar 4.4 merupakan grafik antara rata-rata


pengukuran tekanan pada Rigel Medical UNI-Sim yang
ditandai dengan Pressure A dan pengukuran nilai tekanan
pada modul yang ditandai dengan Pressure B. Pada
Gambar 4.4 menunjukkan perbedaan tertinggi terletak
pada titik 250 yaitu sebesar 0.52%

48
Grafik Rata-rata Keseluruhan 251.323333
300 333333
250 201.01
PRESSURE A
200 149.945
101.041666
150 50.3666666666667
100 666667
50 0
0
0 50 100 150 200 250 300

PRESSURE B

Gambar 4. 4 Grafik Rata-rata Keseluruhan Rigel Medical

4.2 Hasil Pengukuran menggunakan Tensimeter


Pengukuaran dilakukan di Politeknik Kesehatan
Surabaya Jurusan Teknik Elektro-medis. Pengukuran
menggunakan Tensimeter air raksa GEA medical MI-
2001. Pengukuran dilakukan 2 kali pengukuran yaitu
pengukuran tekanan dan tes kebocoran pada tensimeter.

49
Gambar 4. 5 Tensimeter dan Modul

Pengujian dilakukan dengan menghubungkan alat


pembanding GEA Medical MI-2001 dengan modul yang
kemudian dihubungkan lagi dengan bulb agar bisa
menghasilkan tekanan yang terukur bersamaan antara
GEA Medical MI-2001 dan modul seperti pada Gambar
4.5. Pengukuran naik dan turun dilakukan secara
bergantian dimulai dengan penngukuran tekanan naik
kemudian dilanjutkan dengan pengukuran tekanan turun.
Hasil pengukuran dicatat dan diolah menjadi rata-rata
pada setiap titik tekanan yaitu 0, 50, 100, 150, 200, 250
mmHg.

4.2.1. Rata-rata Pengukuran Naik


Pengukuran Naik dengan GEA Medical MI-2001
dimulai pada titik tekanan 0 mmHg sampai dengan
tekanan 250 mmHg. Ketiga pengukuran naik yang
dilakukan pada titik tekanan yang telah ditentukan
menghasilkan nilai rata-rata seperti pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Grafik Rata-rata Naik pada Alat Pembanding

Pembac Pembacaan Standar Rata-


aan Alat Naik I Naik II Naik III rata

50
Terbaca Terbaca Terbaca
(mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg)
0 0.00 0.00 0.00 0.00
50 50.20 50.95 50.57 50.57
100 100.74 101.09 100.74 100.86
150 148.38 148.73 148.74 148.62
200 200.75 200.74 200.74 200.74
250 250.79 250.79 250.77 250.78

Nilai pengukuran tekanan naik pada pengukuran


menggunakan GEA Medical MI-2001 terbagi menjadi 2
tekanan yaitu pressure A yang merupakan tekanan pada
GEA Medical MI-2001 dan pressure B tekanan pada
modul. Tekanan pada modul untuk menentukan grafik
rata-rata yang berdasarkan hasil pengukuran pada Tabel
4.4.

Grafik Rata-rata Naik


300.0
250.8
250.0
200.7
200.0
PRESSURE A

148.6
150.0
100.9
100.0
50.6
50.0
0.0
0.0
0 50 100 150 200 250 300
PRESSURE B

Gambar 4. 6 Grafik Rata-rata Naik Tensimeter

51
Gambar 4.6 menujukkan hasil nilai tekanan, sehingga
pada grafik dapat diketahui nilai eror tertinggi yaitu pada
pengukuran tekanan pada titik 150 mmHg sebesar 0.93%

4.2.2. Rata-rata Pengukuran Turun


Pengukuran tekanan turun menggunakan GEA
Medical MI-2001 dimulai dari tekanan 250 mmHg
hingga pengukuran tekanan 0 mmHg. Ketiga pengukuran
turun yang dilakukan pada titik tekanan yang telah
ditentukan menghasilkan nilai rata-rata seperti pada
Tabel 4.5

Tabel 4.5 Grafik Rata-rata Turun pada Alat Pembanding

Pembacaan Standar
Pemba Rata-
Turun I Turun II Turun III
caan rata
Alat Terbaca
(mmHg) (mmHg Terbaca Terbaca
) (mmHg) (mmHg)
0 0.00 0.00 0.00 0.00
50 50.57 50.95 50.57 50.70
100 100.39 100.74 100.39 100.51
150 148.69 148.73 148.68 148.70
200 199.74 200.74 200.39 200.29
250 250.49 250.11 250.45 250.35

Nilai pengukuran tekanan turun pada pengukuran

52
menggunakan GEA Medical MI-2001 terbagi menjadi 2
tekanan yaitu pressure A yang merupakan tekanan pada
GEA Medical MI-2001 dan pressure B tekanan pada
modul.
Grafik Rata-rata Turun
250.4
250.0
200.3
200.0
148.7
Pressure A

150.0
100.5
100.0
50.7
50.0
0.0
0.0
250 200 150 100 50 0

Pressure B

Gambar 4. 7 Grafik Rata-rata Turun Tensimeter

Pada Gambar 4.7 dapat diketahui hasil nilai tekanan


pada grafik, sehingga dapat diketahui nilai eror tertinggi
yaitu pengukran tekanan pada titik 150 mmHg sebesar
0.84%.

4.2.3 Rata-rata Pengukuran Keseluruhan


Uji tes pengukuran dengan menggunakan GEA
Medical MI-2001 dilakukan dengan membandingkan
hasil pengukuran pada GEA Medical MI-2001dan modul
sebanyak 6 kali. Hasil pengukuran dengan GEA Medical
MI-2001 bisa dilihat melalui Tabel 4.6. hasil pengukuran
53
pada titik 0 memiliki nilai rata-rata 0 standar deviasi 0,
titik 50 memiliki nilai rata-rata 50.64 standar deviasi
0.26, titik 100 rata-rata 100.68 standar deviasi 0.24, titik
150 rata-rata 148.66 standar deviasi 0.13, titik 200 rata-
rata 200.52 standar deviasi 0.37, dan pada titik 250
memiliki nilai rata-rata 250.57 dan standar deviasi 0.25
Tabel 4. 6 Pengukuran pada Tensimeter
Pembacaan Standar
Stand
Tek Turun Rat
Naik I Turun I Naik II Turun II Naik III ar
ana III a-
Devia
n Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca rata
si
(mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg)
0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
50.6
50 50.20 50.57 50.95 50.95 50.57 50.57 0.26
4
100.
100 100.74 100.39 101.09 100.74 100.74 100.39 0.24
68
148.
150 148.38 148.69 148.73 148.73 148.74 148.68 0.13
66
200.
200 200.75 199.74 200.74 200.74 200.74 200.39 0.37
52
250.
250 250.79 250.49 250.79 250.11 250.77 250.45 0.25
57

Gambar 4.8 merupakan grafik antara rata-rata


pengukuran tekanan pada GEA Medical MI-2001 yang
ditandai dengan Pressure A dan pengukuran nilai tekanan
pada modul yang ditandai dengan Pressure B. Pada
Gambar 4.6 menunjukkan perbedaan tertinggi terletak

54
pada titik 150 yaitu sebesar 0.86%.

Rata-rata Keseluruhan
300.00 250.57
250.00 200.52
200.00
PRESSURE A

148.66
150.00 100.68
100.00 50.64
50.00
0.00
0.00
0 50 100 150 200 250 300
PRESSURE B

Gambar 4. 8 Grafik Rata-rata Keseluruhan Tensimeter

4.3 Pengukuran Tes Kebocoran pada Tensimeter

Gambar 4. 9 Pengujian Tes Kobocoran dengan Alat Pembanding

Gambar 4.9 merupakan hubungan untuk melakukan uji


kebocoran terhadap modul dengan alat pembanding yang d

55
atur menggunakan mode Leak Test. Tes Kebocoran dilakukan
di Laboratorium Terpadu Poltekkes Surabaya menggunakan
Rigel Medical UNI-Sim dan GEA Medical MI-2001. Tes
kebocoran dilakukan sebanyak 6 kali pengukuran pada
masing-masing alat. Pengukuran Tes Kebocoran dilakukan
pengukuran pada tekanan sebesar 200 mmHg dilanjutkan
pencatatann hasil penurunan tekanan setelah 1 menit.
Pengujian tes kebocoran pada Rigel Medical UNI-Sim
menghasilkan nilai tekanan pada Tabel 4.7.

Tabel 4. 7 Hasil Pengukuran Tes Kebocoran

Peng 200 mmHg/60s Rata-


No.
ukur X1 X2 X3 X4 X5 X6 Rata

Rige
l
Med
197.3 196.8
ical 196.67 197.14 196.60 196.90 196.91
0 7
1 UNI
-
SiM

Mod 198.2
197.47 197.96 197.26 197.5 197,7 197.68
ul 3

Tens
imet 197 198 197 197 198 197 197.33
2 er

Mod 195.7 197,6


195.66 196.23 195.70 197.5 196.17
ul 4 6

56
Pada nomor 1 Tabel 4.7 pengukuran pertama didapatkan
hasil pada Rigel Medical UNI-Sim sebesar 196.67 mmHg,
sedangkan pada modul sebesar 194.7 mmHg. Pengujian kedua
menhasilkan tekanan 197.14 mmHg pada Rigel Medical UNI-
Sim dan tekanan pada modul sebesar 195.84 mmHg.
Pengukuran ketiga menghasilkan tekanan 197.3 mmHg mmHg
dan 198.23 mmHg, pengukuran ke-4 196.6 mmHg dan 197.26
mmHg, pengukuran ke-5 196.9 mmHg dan 197.5 mmHg, dan
pengukuran ke-6 196.87 mmHg dan 197.7 mmHg. Keenam
penguukuran yang telah dilakukan menghasilkan nilai rata-rata
sebesar 196.91 mmHg pada Rigel Medical UNI-Sim dan nilai
rata-rata modul 197.68 mmHg sehingga perbedaan nilai pada
modul mmemiliki nilai eror 0.39 %.
Pada nomor 2 Tabel 4.3 pengukuran pertama didapatkan
hasil pada GEA Medical MI-2001 sebesar 197 mmHg,
sedangkan pada modul sebesar 195.66 mmHg. Pengujian
kedua menhasilkan tekanan 198 mmHg pada GEA Medical
MI-2001 dan tekanan pada modul sebesar 196.23 mmHg.
Pengukuran ketiga menghasilkan tekanan 197 mmHg mmHg
dan 195.74 mmHg, pengukuran ke-4 197 mmHg dan 195.7
mmHg, pengukuran ke-5 198 mmHg dan 197.5 mmHg, dan
pengukuran ke-6 197mmHg dan 197..66 mmHg. Keenam
penguukuran yang telah dilakukan menghasilkan nilai rata-rata
sebesar 197.3 mmHg pada GEA Medical MI-2001 dan nilai

57
rata-rata modul 196.17 mmHg sehingga perbedaan nilai pada
modul memiliki nilai eror 0.57 %.

4.4 Hasil Pengukuran Output Sensor MPX 5050GP


Pengukuran output sensor dilakukan dengan cara
mengukur hasil tegangan pada output dari sensor tekanan
MPX5050GP yang tehubung dengan pin 1. Output yang
berupa tegangan dapat di ukur menggunkaan multimeter
digital. Input sensor sebesar 5VDC yang terhubung
dengan pin 3 sensor dan pin 2 terhubung dengan ground
sensor MPX 5050GP. Pengukuran output dilakakun
dengan menghubungkan probe multimeter pada pin 3
sensor dan pin ground dan didapat hasil pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Tegangan
V. Out Sensor (volt)
Tekanan
Vs (volt) (mmHg) Naik Turun

5.00 0 0.17 0.17

5.00 50 0.76 0.76

5.00 100 1.35 1.36

5.00 150 1.96 1.97

5.00 200 2.56 2.57


58
5.00 250 3.15 3.15

Hasil pengukuran tegangan pada titik tekanan 0,


50, 100, 150, 200, 250 terdapat perbedaan tegangan 0.6
VDC ketika pengukuran tekanan naik dan turun,
sehingga pada titik tekanan 0 memiliki nilai tegangan
0.17 Volt, pada titik tekanan 50 memiliki niilai tegangan
0.76 Volt

59
BAB 5
PEMBAHASAN

5.1. Rangkaian
5.1.1. Sensor MPX 5050GP

Gambar 5. 1 Gambar Rangkaian Sensor MPX 5050GP


Pada rangkaian sensor MPX5050GP berupa input
tegangan VCC sebesar 5V sebagai daya sensor. Sensor
akan mengeluarkan output tegangan sebesar 90mV/1Kpa
yang akan dapat dikonversi menjadi ADC jika
dimasukkan ke dalam rangkaian mikrokontroller. Nilai
tegangan yang dihasilkan oleh sensor berbanding lurus
dengan nilai tekanan, sehingga semakin besar nilai
tekanan maka nilai tegangan akan semakin besar

60
5.1.2. Rangkaian Zero Adjustment

Gambar 5. 2 Gambar Rangkaian Zero Adjustment


Pada rangkaian zero adjustment berfungsi untuk
mengatur nilai tekanan agar dapat mencapai nilai 0.
Rangkaian zero adjustment terdiri dari rangkaian
difference amplifier yang memanfaatkan IC Op-Amp
LM358. Rangkaian difference amplifier mendapatkan
input dari rangkaian sensor yang terdapat pada pin 5 (non
–inverting) dan rangkaian pembagian tegangan yang
masuk pada pin 6 (inverting). Pengaturan setting nilai
yang dibutuhkan untuk menghasilkan nilai 0
memanfaatkan komponen variable resistor. Output nilai
difference amplifier yang keluar melalui pin 7 berupa
tegangan yang diubah menjadi nilai ADC pada arduino
nano.
61
5.1.3. Rangkaian Mikrokontroller

Gambar 5. 3 Gambar Rangkaian Mikrokontroller


Pada rangkaian Mikrokontroller digunakan untuk
mengolah data nilai ADC yang kemudian dikonversi
menjadi nilai tekanan. Pada rangkaian mikrokontroller
digunakan untuk mengatur sistem save data dan tampilan
nilai tekanan dan pengujian tes kebocoran.

62
5.2 Sistem Keseluruhan
Gambar 5.4 menunjukkan gambar rangkaian
keseluruhan yang ada pada modul pada gambar dapat
diketahui bahwa rangkaian berawal dari blok rangkaian
sensordilanjutkan ke blok rangkaian zero adjustment
yang kemudian dihubungkan pada Arduino nano pada
blok rangkaian mikrokontroller untuk mengkonversi
tegangan menjadi nilai tekanan dan ditampilkan pada
TFT.

Gambar 5. 4 Gambar Rangkaian Keseluruhan

5.3 Listing Program

63
ADC_Tekanan = analogRead(sensor);
nilai_tegangan = ADC_Tekanan*0.00478983;
mmhg= ((((nilai_tegangan/5.0)-0.04)/0.018)*7.5) ;

if (Serial.available()>0) {

String Received = Serial.readString();

if (Received[0] == 's')

Serial.println("save");

save();

Listing Program untuk menampilkan nilai olah data


tensimeter.

Listing Program 3.

64
Serial.print("sep.val=");

Serial.print(mmhg2);

Serial.print(Tosend);

Serial.write(0xff);

Serial.write(0xff);

Serial.write(0xff);

delay(100);

65
6.1 Kesimpulan
Dalam proses pembuatan dan studi literature,
perncanaan, percobaan, pengujian alat dan pendataan
atau pengukuran modul ini sehingga penulis dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Tampilan nilai tekanan, timer dan pengaturan mode
yang ada pada modul dapat ditampilkan melalui
TFT Nextion 2,8”.
2. Hasil pengukuran nilai tekanan yang telah diukur
dapat disimpan pada SD Card dan tersimpan dalam
file (.txt) dengan menekan tombol simpan yang ada
pada layar dan dapat dilihat melalui Personal
Computer.
3. Selama penelitian berlangsung nilai dan kestabilan
tegangan sumber sangat berpengaruh terhadap nilai
tekanan pada modul.
4. Selang penghubung antara modul dan tensimeter
sangat berpengaruh akan tingkat kestabilan tekanan
dan kebocoran pada tensimeter.
5. Hasil pembandingan modul dan Rigel Medical UNI-
Sim memiliki presentase presentase nilai eror
terkecil 0% dan presentase eror terbesar 0.52%.

66
6. Hasil pembandingan modul dan GEA Medical MI-
2001 memiliki nilai eror terkecil 0% dan yang
terbesar adalah 0.86%.
7. Hasil pengukuran tekanan modul dengan alat
pembanding memiliki eror terbesar pada titik 250
mmHg yatu sebesar ±1,3 mmHg, dengan nilai eror
±1,3 mmHg pembuatan modul ini layak untuk
digunakan dengan catatan pada titik pengukuran
250 mmHg memiliki nilai eror terbesar yaitu 130
mmHg.

6.2 Saran
Pengembangan penelitian ini dapat dilakukan
pada:

1. Perhitungan nilai eror dan selisih untuk penentuan


kelayakan pada tes kebocoran secara langsung secara
otomatis tertampil display.
2. Terdapat pilihan mode satuan yang lain misal
cmH2O, psi, dll.

67
DAFTAR PUSTAKA
[1] P. Cristina Silva, R. Souza de Faria, A. Goncalves
Sallum, L. Vinicius de Alcantara Sousa, V. E.
Valenti, and P. Jose Oliveira Cortez, “Analysis of
Mercury Sphygmomanometers in A Hospital
School-Analysis of Mercury
Sphygmomanometers,” J. Cardiol. Ther., vol. 5,
no. 1, pp. 697–700, 2018, doi:
10.17554/j.issn.2309-6861.2018.05.138.

[2] E. Susana, I. Nursyamsi, W. Kristianti, and A.


Komarudin, “Gerakan Sakamed sebagai Upaya
Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Kalibrasi
Alat Kesehatan di Puskesmas,” Din. J. Pengabdi.
Kpd. Masy., vol. 4, no. 2, pp. 346–353, 2020,
[Online]. Available:
https://doi.org/10.31849/dinamisia.v4i2.4077.

[3] M. R. N. Rokhman, B. G. Irianto, and H. G.


Ariswati, “Digital Pressure Meter Tensimeter Dan
Suction Pump,” J. Teknokes, vol. 12, no. 1, pp. 1–
4, 2019, doi: 10.35882/teknokes.v12i1.1.

[4] J. D. P. Wibisono, “‘ Digital Pressure Meter


68
( DPM ) Va cum Pressure ,’” Jur. Tek.
Elektromedik Politek. Kesehat. KEMENTRIAN
Kesehat. SURABAYA, 2017.

[5] PERMENKES, “Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2015,” no.
1197, 2015.

[6] F. F. Rooswita, T. Rahmawati, and S. Syaifudin,


“Two Mode DPM Equipped with an Automatic
Leak Test Using MPX5050GP and
MPXV4115VC6U Sensors,” J. Electron.
Electromed. Eng. Med. Informatics, vol. 3, no. 1,
pp. 1–7, 2021, doi: 10.35882/jeeemi.v3i1.1.

[7] B. Utomo, I. D. G. Hariwisana, and S. Misra,


“Design a Low-Cost Digital Pressure Meter
Equipped with Temperature and Humidity
Parameters,” Indones. J. Electron. Electromed.
Eng. Med. informatics, vol. 3, no. 2, pp. 59–64,
2021, doi: 10.35882/ijeeemi.v3i2.4.

[8] C. S. Chua and S. M. Hin, “Digital blood pressure


meter,” Free. Semicond., pp. 1–8, 2005, [Online].
Available:
69
http://cache.freescale.com/files/sensors/doc/app_n
ote/AN1571.pdf%5Cnhttp://www.freescale.com/
files/sensors/doc/app_note/AN1571.pdf.

[9] N. L. Anna, “Kalibrator Tensimeter Dilengkapai


Dengan Thermohygrometer Berbasis PC,”
Kalibrator Tensim. Dilengkapai Dengan
Thermohygrom. Berbas. PC Nov., p. 2, 2017.

[10] K. D. Kusumadewi, “DPM Dua Mode Dilengkapi


Thermohygrometer dan Pemilihan Tekanan
(Positive Pressure),” Univ. Muhamhmadiyah
Gersik, vol. 01, pp. 1–7, 2020.

[11] N. H. Zunnur, A. Adrianto, and E. Basyar,


“Kesesuaian Tipe Tensimeter Air Raksa Dan
Tensimeter Pegas Terhadap Pengukuran Tekanan
Darah Pada Usia Dewasa,” Diponegoro Med. J.
(Jurnal Kedokt. Diponegoro), vol. 6, no. 2, pp.
1208–1216, 2017.

[12] A. Oprasena, “DIGITAL PRESSURE METER


SPHYGMOMANOMETER DILENGKAPI
SENSOR HSM- 20G BERBABIS
MICROCONTROLLER ATMEGA8 TUGAS
70
AKHIR Oleh :,” 2017.

[13] Y. Eriska, Kesesuaian Tipe Tensimeter Pegas dan


Tensimeter Digital Terhadap Pengukiran Tekanan
DArah pada Usia Dewasa. 2014.

[14] A. J. Puspitasari, “Rancang Bangun Blood


Pressure Monitor Menggunakan Metode
Osilometri Dengan Sensor Tekanan
MPX5050GP,” p. 103, 2015, [Online]. Available:
http://repository.its.ac.id/71012/.

[15] Y. P. Kusumo, Harianto, and M. C. Wibowo,


“Rancang Bangun Sistem General Diagnostic
Scanner Untuk Mengakses Ecu Mobil Dengan
Komunikasi Serial Obd-2,” vol. 4, no. 1, pp. 69–
82, 2015.

71
LAMPIRAN
Perhitungan pada Rigel Medical UNI-SIM :
1. Titik akurasi 0 mmHg
• Rata-rata pada modul :
∑x
Rata–rata =
n
0+0+0+ 0+0+ 0
=
6
= 0 mmHg
• Standart deviasi pada modul :

SD =
√ ∑ (X 1− X 2)2
(n−1)
=

√ (0−0)2−(0−0)2 −(0−0)2 −(0−0)2−(0−0)2−(0−0)2


(6−1)
= 0 mmHg
• Nilai ketidakpastian pada modul :
0
UA =
√6
mmHg

2. Titik akurasi 50 mmHg


• Rata-rata pada modul :

72
∑x
Rata–rata =
n
50.2+50.57 +50.95+50.95+50.57+50.57
=
6
= 50,64 mmHg
• Standart deviasi pada modul :


2
∑ (X 1− X 2)
SD =
(n−1)
=


( 50.2−50.64 )2 + ( 50.57−50.64 )2 +¿ ( 50.95−50.5 )2 + ( 50.95−50.64
+ ( 50.57−50.64 )2 + ( 50.57−50.64 )2
( 6−1 )
0,17 mmHg

• Nilai ketidakpastian pada modul :


0,17
UA =
√6
= 0,07 mmHg
3. Titik akurasi 100 mmHg
• Rata-rata pada modul :
∑x
Rata–rata =
n
=
100.74+100.39+101.09+100.74+100.74 +100.39
6
73
= 100.68 mmHg
• Standart deviasi pada modul :

SD =
√ ∑ (X 1− X 2)2
(n−1)
=


( 100.74−100.68 )2 + ( 100.39−100.68 )2+¿ ( 101.09−100.68 )2+ (100
+ ( 100.74−100.68 )2 + ( 100.39−100.68 )2
( 6−1 )
= 0,24 mmHg
• Nilai ketidakpastian pada modul :
0,24
UA =
√6
= 0,1 mmHg
4. Titik akurasi 150 mmHg
• Rata-rata pada modul :
∑X
Rata–rata =
n
=
148,38+ 148,69+148,73+148,73+148,74+148,68
6
= 148,66 mmHg
• Standart deviasi pada modul :

74
SD =
√ ∑(X 1− X 2)2
(n−1)
=


( 148.38−148,66 )2 + ( 148.69−148,66 )2 +¿ ( 148.73−148,66 )2+ ( 148.73−
2 2
+ ( 148.74−148,66 ) + ( 148.68−148,66 )
( 6−1 )
= 0,03 mmHg
• Nilai ketidakpastian pada modul :
0,03
UA =
√6
= 0,01 mmHg
5. Titik akurasi 200 mmHg
• Rata-rata pada modul :
∑X
Rata–rata =
n
=
200.75+199.74+200.74+ 200.74+200.74+ 200.39
6
= 200.52 mmHg
• Standart deviasi pada modul :


2
∑ (X 1− X 2)
SD =
(n−1)

75
=


2 2
( 200.75−200.52 ) + (199.74−200.52 ) +¿ ( 200.74−200.52 ) ²+ ( 200.74
+ ( 200.74−200.52 ) ²+(200.39−200.52)²
(6−1)
= 0.36 mmHg
• Nilai ketidakpastian pada modul :
0.36
UA =
√6
= 0,15 mmHg
6. Titik akurasi 250 mmHg
• Rata-rata pada modul :
∑X
Rata–rata =
n
=
250.79+250.49+250.79+250.11+250.77+250.49
6
= 250.57 mmHg
• Standart deviasi pada modul :

SD =
√ ∑ (X 1− X 2)2
(n−1)

76
=


( 250.79−250.57 )2 + ( 250.49−250.57 )2+ ¿ (250.79−250.57 )2 + ( 250.
+ ( 250.77−250.57 )2 + ( 250.49−250.57 )2
( 6−1 )
= 0.23 mmHg
• Nilai ketidakpastian pada modul :
0.13
UA =
√6
= 0.09

 Perhitungan pada Rigel Medical UNI-Sim :


1. Titik akurasi 0 mmHg
• Rata-rata pada modul :
∑x
Rata–rata =
n
0+0+0+ 0+0+ 0
=
6
= 0 mmHg
• Standart deviasi pada modul :

SD =

∑ (X 1− X 2)2
(n−1)

77
=


2 2 2 2 2 2
(0−0) −(0−0) −(0−0) −(0−0) −(0−0) −(0−0)
(6−1)
= 0 mmHg
• Nilai ketidakpastian pada modul :
0
UA =
√6
mmHg

2. Titik akurasi 50 mmHg


• Rata-rata pada modul :
∑x
Rata–rata =
n
50.49+ 50.13+50.49+50.57+50.32+50.2
=
6
= 50,4 mmHg
• Standart deviasi pada modul :

SD =
√ ∑ (X 1− X 2)2
(n−1)
=


( 50.49−50.4 )2 + ( 50.13−50.4 )2 +¿ ( 50.49−50.4 )2+ ( 50.57−50.4 )2
2 2
+ ( 50.32−50.4 ) + ( 50.2−50.4 )
( 6−1 )
0,15 mmHg

78
• Nilai ketidakpastian pada modul :
0,15
UA =
√6
= 0,06 mmHg
3. Titik akurasi 100 mmHg
• Rata-rata pada modul :
∑x
Rata–rata =
n
=
100.85+ 101.18+101.13+101.03+101.03+101.03
6
= 101 mmHg
• Standart deviasi pada modul :


2
∑ (X 1− X 2)
SD =
(n−1)
=


( 100.85−101 )2+ (101.18−101 )2+ ¿ (101.13−101 )2+ ( 101.03−101
2 2
+ ( 101.03−101 ) + ( 101.03−101 )
( 6−1 )
= 0,06 mmHg

• Nilai ketidakpastian pada modul :

79
0,06
UA =
√6
= 0.02 mmHg

4. Titik akurasi 150 mmHg


• Rata-rata pada modul :
∑X
Rata–rata =
n
=
149.72+150.27+ 149.83+149.87+150.11+149.87
6
= 149.9 mmHg
• Standart deviasi pada modul :

SD =
√ ∑(X 1− X 2)2
(n−1)
=


( 149.72−149.9 )2+ (150.27−149.9 )2 +¿ ( 149.83−149.9 )2 + ( 149.87−14
2 2
+ ( 150.11−149.9 ) + ( 149.87−149.9 )
( 6−1 )
= 0,16 mmHg
• Nilai ketidakpastian pada modul :
0,16
UA =
√6
80
= 0,06 mmHg
5. Titik akurasi 200 mmHg
• Rata-rata pada modul :
∑X
Rata–rata =
n
=
200.8+201.12+200.87+200.14+ 200.72+200.41
6
= 201 mmHg
• Standart deviasi pada modul :


2
∑(X 1− X 2)
SD =
(n−1)
=


2 2
( 200.8−201 ) + ( 201.12−201 ) +¿ ( 200,87−201 ) ²+ ( 201.14−201 ) ²
+ ( 200.72−201 ) ²+( 201.14−201)²
(6−1)
= 0,22 mmHg
• Nilai ketidakpastian pada modul :
0.22
UA =
√6
= 0,09 mmHg
6. Titik akurasi 250 mmHg ➢ Rata-rata
• Rata-rata pada modul :
81
∑X
Rata–rata =
n
=
251.54+251.22+251.17+251.11+251.45+251.45
6
= 251.3 mmHg
• Standart deviasi pada modul :

SD =
√ ∑ (X 1− X 2)2
(n−1)
=


( 251.54−251.3 )2 + ( 251.22−251.3 )2+¿ ( 251.17−251.3 )2 + ( 251.11−
2 2
+ ( 251.45−251.3 ) + ( 251.45−251.3 )
( 6−1 )
= 0.13 mmHg
• Nilai ketidakpastian pada modul :
0.47
UA =
√6
= 0.05

Tabel Pengukuraan Pada Rigel UNI-Sim

Tekanan Turun Naik Turun Naik Turun rata-


Naik I I II II III III rata
0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
50 50.20 50.57 50.95 50.95 50.57 50.57 50.64
100 100.74 100.39 101.09 100.74 100.74 100.39 100.68
82
150 148.38 148.69 148.73 148.73 148.74 148.68 148.66
200 200.75 199.74 200.74 200.74 200.74 200.39 200.52
250 250.79 250.49 250.79 250.11 250.77 250.45 250.57

Tabel Pengukuran pada Tensimeter Air Raksa Gea


Medical MI-2001

Turun Naik Turun Naik Turun rata-


Tekanan
Naik I I II II III III rata
0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
50 50.20 50.57 50.95 50.95 50.57 50.57 50.64
100 100.74 100.39 101.09 100.74 100.74 100.39 100.68
150 148.38 148.69 148.73 148.73 148.74 148.68 148.66
200 200.75 199.74 200.74 200.74 200.74 200.39 200.52
250 250.79 250.49 250.79 250.11 250.77 250.45 250.57

83

Anda mungkin juga menyukai