Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH RADIOLOGI

PEMELIHARAAN DAN KAJIAN GENERAL X-RAY UNIT

Oleh :
NINA HAVILDA
P28838121064

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNOLOGI REKAYASA ELEKTRO-MEDIS
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN
SURABAYA
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
radiologi dengan judul “Pemeliharaan & Kajian General X-Ray Unit”. Makalah radiologi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk tambahan nilai pada semester empat program D-IV di
Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah radiologi ini tidak akan selesai tanpa bantuan
dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu memberikan saran dan doa untuk kelancaran
makalah radiologi ini.
Penulis menyadari makalah radiologi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya
makalah radiologi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan
dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
Surabaya, 28 Juni 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Compensasi tegangan


2.1.1 Kompensasi tegangan pada general xray 1 phase

Gambar 2. 1 Suplai tegangan

Fungsi :
Autotrafo : Self-induction (memeliki 1 lilitan untuk primer & skunder)
LVC : Mengatur tap Autotransformer untuk menyesuaikan tegangan
tegangan line input dengan tegangan pesawat X-Ray
kV Selector Mayor : Mengatur besarnya tegangan primer HTT, melalui pengaturan
autotrafo (AT) bagian sekunder (puluhan)
kV Selector Minor : Mengatur besarnya tegangan primer HTT, melalui pengaturan
autotrafo (AT) bagian sekunder (satuan)
Main switch : Memberikan suplai tegangan pada autotrafo

Gambar 2. 2 Pengatur Tegangan Input


Switch SW1 adalah switch sumber utama line voltage compensator. Switch SW1 ini
menghubungkan sumber utama dengan autotrafo. Jika selector SW1 berada pada posisi
tegangan sumber tegangan berada pada nilai nominal yaitu sebesar 230 v. Antara X dan Y
terdapat 115 gulungan setiap gulungan bernilai 2v.

Ketika tegangan sumber utama berada pada nilai nominal yang benar (pada contoh ini
sebesar 230v). Penunjuk meter akan menunjukan titik yang tepat pada skalanya. Besarnya
sumber tegangan utama ini dapat berubah, hal ini dapat kita lihat pada penunjukkan M1,
dimana meter M1 ini kita sebut denganmeter untuk voltage compensator. Tegangan yang di
tunjukan pada meter M1 adalah besarnya tegangan antara titik W dan Y (pada gambar).

Jika terjadi pada tegangan sumber utama, maka tegangan antara W dan Y juga berubah
sehingga penunjukan pada meter berubah. Bila hal seperti ini terjadi kita harus mengubah
posisi dari switch SW1 yaitu dengan memutar switch SW1 kekanan bila tegangan sumber
turun dan kekiri bila tegangan sumber naik.

Dengan memutar switch SW1 dengan begitu bisa mengkompensasikan tegangan


sumber untuk mendapatkan tegangan yang sesuai. Kesesuaian ini dapat kita lihat pada kV
meter, dimana penunjuk pada meter yang semula menyimpang kini telah kini telah berada
pada posisi atau titik yang tepat pada sekalanya. Jadi yang harus kita perhatikan disini adalah
kedudukan titik atau segitiga yang terdapat pada kVmeter bukan pada nilai berapa yang di
tunjukan di meter.

Ketika push button dioperasikan (dalam keadaan on) meter M2 terhubung dengan
gulungan tertentu autotrafo pada meter M1 dan meter M2 tidak terhubung dengan titik C dan
titikF. Pada sat tersebut meter M2 berfungsi sebagai meter compensator. Dan ketika pus
button dilepas meter M2 kembali terhubung dengan titik CF dan berfungsi sebagai KVp
meter.

Berikut ini dikemukakan beberapa alasan dimana manual voltage compensator ini tidak
boleh dioperasikan sewaktu penyinaran alasan:

 Sewaktu penyinaran arus beban pada rangkaian primer sangat tinggi, karena bila alat
ini di operasikan pada saat tersebut SW1 kemungkinan rusak karena switch SW1 tidak
dibuat untuk pada arus yang tinggi.
 Compensator meter tidak begitu diperhatikan oleh user sewaktu radiografi
 Banyak sinar unit x-ray moderen secara rutin digunakan pada waktu yang singkat
penyesuaian tersebut tidak mungkin di lakukan pada selang waktu yang singkat.
Pemilihan pada switch SW1 atau SW2 harus dipisahkan satu sama lain agar tidak terjadi
hubungan singkat dan akan merusak switch tersebut akibat adanya hubungan singkat tersebut.

2.1.2 Korelasi Perubahan Tegangan Filament, Arus Filament, Tegangan Tinggi


Terhadap Perubahan Arus Tabung Dengan System Full Wave Rectifier
Teknik radiografi didasarkan pada perbedaan koefisien atenuasi antara jaringan
biologis yang membentuk tubuh atau organ tertentu. Pengetahuan yang akurat tentang
sifat atenuasi tersebut sangat penting untuk mengoptimalkan kualitas gambar, dan pada
saat yang sama meminimalkan dosis yang diserap pada pasien. Oleh karenanya maka
penting untuk mengetahui bagaimana perubahan tekstur citra terhadap perubahan
tegangan (kV) dan arus filamen (mA) tabung sinar-X. Menggunakan system full wave
rectifier, hasil menunjukkan bahwa perubahan tekstur citra terlihat jelas pada perubahan
tegangan (kV) sedangkan pada perubahan arus filmaen (mA) perubahan nilai hanya
terjadi pada tegangan 25 kV. Dari hasil juga diketahui bahwa terdapat perubahan tekstur
citra pada perubahan tegangan (kV) dan arus filamen (mA) walaupun perubahannya tidak
terlalu signifikan.
Dari penelitian Ramacos Fardela yang meneliti tentang Efek perubahan tegangan dan
arus pada citra radiografi digital didapatkan kesimpulan bahwa [1]:
 Nilai koefisien atenuasi linier menurun seiring dengan meningkatnya tegangan (kV)
dan Arus Filamen (mA)
 Tekstur citra pada kenaikan tegangan (kV) yaitu nilai kontras naik, korelasi, energi
dan homogenitas cenderung menurun baik pada arus filamen 20 mA & 30 mA.
 Tekstur citra pada kenaikan arus filamen (mA) yaitu nilai kontras dan nilai energi
matrik GLCM memiliki kecenderungan menurun pada tegangan 25 kV, sedangkan
nilai korelasi dan homogenitas matrik GLCM memiliki kecenderungan naiki pada
tegangan 25 kv, pada tegangan 30 kV nilai matrik GLCM tidak memiliki
kecenderungan naik satupun turun.
2.2 Rangkaian Interlock

Gambar 2. 3 Blok Diagram Condensator Discharge

Power Supply menyuplai 3 rangkaian sekaligus yaitu Rangkaian control, Rangkaian


tegangan grid dan rangkaian pengisian kapasitor, pengisian kapasitor di charger sesuai
settingan KV, setelah terisi penuh maka X-Ray mobile siap ditekan ready. rangkaian
tegangan grid mendapat tegangan pada saat X-Ray pertama kali dihidupkan , maka grid aktif
dan mendapat tegangan -2300, sedangkan rangkaian control mengaktifkan rangkaian
preparation pada rangkaian preparation yang bekerja adalah :

 Rotating anoda
 Shutter terbuka
 Pemanasan filament
 Time delay untuk expose

Pada blok rangkaian Interlock, berfungsi sebagai pengunci, jadi pada saat preparation
tidak terjadi pengosongan, atau sebaliknya jadi yang bekerja hanya salah satu rangkaian.
Setelah rangkaian preparation selesai maka siap ditekan expose, lalu Grid mendapat tegangan
0 V, dan tegangan tinggi masuk ke tabung lalu terjadilah expose. Setelah Expose rangkaian
control mengaktifkan rangkaian pengosongan kapasitor sampai tegangan dalam condensator
benar 0 V.
Untuk menghindari keluarnya radiasi yang tidak diinginkan kolimator selalu
tertutup menggunakan shutter, terbuka hanya pada saat saklar exposure ditekan.
BAB 3
RANGKUMAN PERMASALAHAN

 Mengapa rangkaian interlock pada rangkaian expose sangat diperlukan, apa tujuannya?
Rangkaian Interlock, berfungsi sebagai pengunci, jadi pada saat preparation tidak terjadi
pengosongan, atau sebaliknya jadi yang bekerja hanya salah satu rangkaian. Setelah
rangkaian preparation selesai maka siap ditekan expose, lalu Grid mendapat tegangan 0
V, dan tegangan tinggi masuk ke tabung lalu terjadilah expose. Setelah Expose
rangkaian control mengaktifkan rangkaian pengosongan kapasitor sampai tegangan
dalam condensator benar 0 V.

 Mengapa pada pesawat rontgen condensator discharge dilengkapi shutter dan


dimanakah posisi/letak shutter?
Shutter diperlukan untuk menghindari keluarnya radiasi yang tidak diinginkan
kolimator selalu tertutup menggunakan shutter, terbuka hanya pada saat saklar
exposure ditekan. Letak shutter terdapat pada rangkaian preparation atau terdapat pada
kolimator untuk membuka dan menutup daerah kerja sinar x.

 Mengapa setiap pesawat rontgen selalu dilengkapi dengan rangkaian standby resistor?
Pada saat Kvp diturunkan di bawah 70 Kvp, maka arah arus pada trafo filamen adalah
searah dengan arah arus dari stabilisator tegangan. Jadi filamen akan bertambah
sehingga filamen akan naik guna mendapatkan emisi arus elektron untuk mengimbangi
penurunan Kvp, sebaliknya apabila Kvp dinaikkan maka arah arus akan berlawanan fasa
sehingga akan terjadi pengurangan arus dengan stabilisator tegangan, Dengan demikian
maka arus pemanasan filamen berkurang guna mengimbangi kenaikan Kvp. Gunanya
adalah untuk membatasi mengalirnya arus filamen sebelum terjadi exposer, agar
pemanasan pendahuluan. Dengan adanya pemanasan pendahuluan maka sebelum
penyinaran berlangsung filamen tabung rontgen telah bekerja pada temperatur rendah.
Hal ini disebabkan karena arus berkurang yaitu dengan adanya kerugian tegangan pada
stand by resistor yang dihubungkan seri dengan trafo filamen.
 Apa penyebab dan bagaimanakah solusinya bila tombol preparation ditekan tapi tidak
muncul indicator ready dan tidak bisa expose?
Rangkaian interlock rusak, perbaikan pada rangkaian interlock

 Sebutkan komponen-komponen pokok yang terdapat pada general xray unit system 3
phase
HTT unit, Trafo Filamen, Oli, Strator
DAFTAR PUSTAKA

[1] G. A. Wiguna, “EFEK PERUBAHAN TEGANGAN (kV) DAN ARUS


FILAMEN (mA) PADA TEKSTUR CITRA MIKRO RADIOGRAFI
DIGITAL,” J. Pendidik. Teknol. Inf., vol. 1, no. 1, pp. 20–27, 2018, doi:
10.37792/jukanti.v1i1.7.

Anda mungkin juga menyukai