Anda di halaman 1dari 58

Praktik

Analisa
Sistem Tenaga
Pengenalan Komponen dan
Perangkat Lunak dengan
Simulink pada Matlab
Kelompok 1
Romie Zainurrokhman
01 2320600001

Mochammad Iqbal Rafif


02 2320600015

Farelista Exza
03 2320600029
Prameswari
DASAR
TEORI
PRAKTIK
UM
DASAR TEORI
Praktik 1 menggunakan software simulasi bernama Matlab. Software
ini memudahkan pengguna untuk melakukan simulasi pemodelan sistem
tenaga listrik arus kuat. Matlab mempunyai pemrograman grafis, disebut
dengan simulink yang mampu digunakan untuk menyimulasikan sistem
dinamik. Simulink mewakilkan pemodelan komponen kelistrikan dengan
sebuah blok yang ekivalen dengan fungsinya.
Pada Sistem Tenaga Elektrik, blok yang ekivalen tersebut tergabung
dalam suatu set blok SimPowerSystems™. Set blok SimPowerSystems™
terdiri dari beberapa model yang cukup kompleks dengan perangkat dalam
bidang aplikasi produksi, transmisi, transformasi dan penggunaan dari
tenaga listrik, peralatan listrik dan elektronika daya.
Blok Pada Simulink
1. Sumber Elektrik 2. Impedansi dan Beban
Blok Pada Simulink
3. Transformator 4. Generator

5. Circuit Breaker
Power GUI
Power GUI adalah sebuah
antarmuka grafis bagi pengguna
Simulink. Power GUI dapat
digunakan untuk tuning pemodelan
dan mencatat keluaran serta
melakukan plotting beberapa grafis
yang dibutuhkan.
Pada simulasi pertama ini,
difokuskan Analisa menggunakan
data yang digenerasikan oleh Load
Flow Analyzer
SIMULASI
PRAKTIK
UM
Gambar Rangkaian
Prosedur Percobaan
Persiapkan perangkat lunak
1. Buka software Matlab pada PC.
2. Pilih ikon “NEW” lalu klik pada
“Simulink Model”
Prosedur Percobaan
Persiapkan perangkat lunak
1. Buka software Matlab pada PC.
2. Pilih ikon “NEW” lalu klik pada
“Simulink Model”
3. Kemudian buatlah blank model
agar menampilkan interface
default dari project baru.
Prosedur Percobaan
Pembuatan Rangkaian
Buat rangkaian dengan spesifikasi :
1. Generator : 30 MVA, 13.8 kV, X1 = 0.1 pu
2. Trafo 1 : 20 MVA, 13.8 – 132 kV, Delta – Wye, Rt = 0.01 pu, Xt =
0.1 pu
3. Trafo 2 : 20 MVA, 132 – 13.8 kV, Wye – Delta, Rt = 0.01 pu, Xt =
0.1 pu
4. Line : 20 km, Rl = 0,2 Ohm/km, Xl = 2 Ohm/km
5. Beban : 20 MVA, 0.8 lag, 13.8 kV, Xs = 0.08 pu
Prosedur Percobaan
Cara Penambahan Blok
1. Cari model blok yang diinginkan
melalui Simulink Library
Manager
2. Klik dan drag model blok
tersebut ke lembar model
Simulink.
3. Klik dua kali pada model blok
untuk mengubah parameternya.
4. Untuk menghubungkan antar
model blok, klik dan tahan antara
keluaran dan masukan blok yang
Anda inginkan.
Prosedur Percobaan
Simulasi Rangkaian
1. Tentukan batas waktu simulasi
yang diinginkan.
2. Atur nilai switch dari CB.
Nilainya disesuaikan dengan
durasi dari simulasi rangkaian.
Untuk mengaturnya dapat dilihat
pada gambar di samping.
3. Munculkan grafik tegangan dan
arus di beban.
Gambar Gelombang pada
Beban
Analisa
Gambar grafik tersebut adalah gambar grafik keseluruhan, yakni 3
fasa tegangan dan 3 fasa arus yang terdapat pada beban.
Kita dapatkan bentuk gelombang demikian karena beban dianggap
seimbang sehingga gelombang keluaran untuk tiap fasa nya menjadi saling
berhimpit. Pada rangkaian digunakan empat buah CB dengan waktu open-
close yang di atur berbeda. Nampak gelombang keluarannya pun memiliki
empat kali kondisi off yang menunjukkan banyaknya switching yang
dilakukan oleh keempat CB.
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap kali CB
aktif kembali setelah off, maka akan terjadi waktu transien. Hal ini terlihat
sesaat setelah CB menutup pasti mengalami kondisi transien.
Rincian : Tegangan pada Beban
Rincian : Arus pada Beban
Analisa
Grafik tersebut menunjukkan tegangan line-line di sisi beban.
Tegangan nominal untuk supply adalah sebesar 13,8 kV. Dalam kondisi
normal (0 – 0,02s), beban disupply sesuai dengan tegangan nominalnya.
Namun sesaat setelah CB kembali mengalirkan arus, hal ini berdampak
kepada lonjakan tegangan selama kurun waktu yang singkat.
Gangguan ini dianggap sebagai overvoltage yang dapat mengganggu
system, baik di sisi beban maupun supply. Peak overvoltage tercatat
mencapai nilai sekitar 22.5 kV. Nilai ini tentunya sangat berbahaya
walaupun durasinya sangat singkat.
Lonjakan sesaat ini ternyata bukan hanya terjadi pada tegangan. Arus
yang mengalir pada beban pun mengalami overcurrent. Beban menerima
arus besar, tentunya hal ini harus dihindari dengan cara menambahkan
pengaman.
Simulation Result of
Multimeter
Load Flow Analyzer
Analisa
Dari load flow tersebut dapat dilihat pada bagian Vbase mengalami
kenaikan dan penurunan. Besar tegangan yang keluar dari generator sebesar
13.8kV. Kemudian, tegangan dari generator akan dinaikkan oleh trafo step-
up menjadi 132kV. Selanjutnya, tegangan akan diturunkan kembali oleh
trafo step-down sehingga kembali menjadi 13.8kV.
Namun, sebelum diturunkan tegangannya oleh trafo, ada Pi Line
sepanjang 20km yang mengakibatkan ada rugi tegangan. Tegangan yang
awalnya dinaikkan menjadi 132kV turun menjadi 100kV. Setelah diturunkan
besar tegangannya oleh trafo, beban akan menerima sumber tegangan
sebesar 13.8kV.
01
Generator
Generator Sinkron
Generator sinkron adalah mesin listrik yang merubah
gaya mekanik dari prime mover menjadi bentuk energi
listrik pada tegangan dan frekuensi tertentu. Generator
sinkron selalu dijaga agar bekerja pada putaran sinkron.
Prinsip Kerja Generator Sinkron
Kumparan medan (rotor) dihubungkan ke
sumber eksitasi DC terhadap kumparan medan.
Dengan adanya arus searah yang mengalir
lewat kumparan medan, maka akan
menimbulkan fluks.
Penggerak mula segera dioperasikan, rotor
berputar pada kecepatan nominalnya.
Perputaran yang ada pada rotor memutar
medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan
medan. Medan putar ini diinduksikan pada
kumparan jangkar sehingga kumparan jangkar
menghasilkan fluks magnetik dan timbul GGL
di ujung kumparan
Rangkaian Ekivalen
Generator DC
Generator DC pada prinsipnya sama dengen generator
sinkron. Hanya saja terdapat komutator sebagai
penyearah GGL yang dihasilkan oleh kumparan armatur
pada rotor.
Rangkaian Ekivalen
GGL akan dihasilkan pada EA. Vbrush adalah
drop tegaangan pada komutator dan brush, resistor
melambangkan hambatan dalam rotor. Disebelah kiri
adalah rangkaian dari penghasil medan magnet pada
mesin DC. Direpresentasikan dengan induktor yang
merupakan pengasil medan dan resistor sebagai
resistansi dari belitan penghasil medan magnet dan
resistor variabel yang digunakan untuk mengatur
besar kecilnya arus medan yang berpengaruh terhadap
tegangan. Karena hal tersebut dapat diatur dengan
bebas oleh resistor variabel dan tegangan terminal
maka disebut penguatan terpisah.
02
Circuit
Breaker
Air Circuit Breakers
Breaker ini dikenal sebagai blast breaker karena berbasis
udara. Media pemadam busur api yang digunakan
adalah semburan udara bertekanan tinggi. Jika terjadi
gangguan, blast valve membuka kontak. Busur api
dicegah dengan membuang partikel terionisasi ke
atmosfer.
Tipe dari Air Circuit Breaker
Terdapat 3 tipe dari Air CB, yakni Axial Blast Type;
Cross Blast Type ; Radial Blast Type
SF6 Circuit Breakers
SF6 adalah breaker yang memanfaatkan sulfur
heksafluorida sebagai media pemadam busur. Gas
belerang heksafluorida menarik elektron bebas. Saat CB
bekerja, gas mengalir melalui ruang yang membentur
busur. Elektron bebas kemudian diserap oleh SF6.
SF6 Circuit Breaker
Vacuum Circuit Breakers
Vakum adalah media pemadam busur. Kekuatan isolasi
jenis pemutus sirkuit ini sangat baik. Ada pembentukan
busur ketika ruang hampa dibuka karena ada ionisasi
uap logam. Moving dan fixed contact dipasang bersama
dengan pelindung busur di ruang vakum.
Vacuum Circuit Breaker
Oil Circuit Breakers
Minyak digunakan sebagai media pemadam busur.
Busur api terjadi ketika kontak dibuka sehingga
menguapkan minyak di sekitarnya sebagai gas hidrogen.
Daerah busur api dikelilingi oleh gelembung gas
hidrogen yang memiliki konduktivitas termal tinggi dan
mampu mematikanya.
Oil Circuit Breaker
03
Transformator
Enter a subtitle here if you need it
Your logo

TRANSFORMATOR
Transformator adalah suatu perangkat elektronik yang
kerap disebut sebagai trafo. Transformator adalah alat
yang memindahkan energi listrik dari suatu rangkaian
arus bolak-balik ke rangkaian lainnya dengan menaikkan
atau menurunkan tegangan.
Transformator berbentuk kumparan dari kawat yang dililitkan pada suatu inti
besi. Terdapat dua jenis kumparan, kumparan primer dan kumparan sekunder.
Kumparan primer adalah lilitan pada satu sisi inti besi dan menjadi tempat
masuknya arus listrik. Sedangkan kumparan sekunder adalah lilitan sisi lainnya
dari inti besi dan menjadi tempat keluarnya arus listrik.
Fungsi transformator adalah mengubah besaran listrik suatu rangkaian.
Besaran utama yang diubah oleh sebuah transformator adalah tegangan.
Transformator berfungsi untuk menurunkan atau menaikkan tegangan listrik.
Transformator atau trafo step up berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik.
Adapun, transformator atau trafo step down berfungsi untuk menurunkan
tegangan listrik.
Cara Kerja Transformator
Cara kerja transformator didasarkan oleh prinsi induksi elektromagnetik. Trafo
menggunakan kumparan kawat, yang jika dialiri arus bolak-balik maka akan
menciptakan induksi elektromagnetik. Artinya, arus listrik pada kawat melingkar
menghasilkan medan magnet. Inti besi tempat melilitnya kumparan kawat
meningkatkan medan magnet yang dihasilkan dari induksi. Arus listrik AC yang
bolak-balik menghasilkan fluks yang terus berubah. Fluks bolak-balik tersebut
memengaruhi kumparan sekunder dan menghasilkan gaya gerak listrik juga arus
listrik yang dijelaskan oleh Hukum Faraday. Transformator dapat menaikkan atau
menurunkan tegangan bergantung dengan jumlah lilitan kawatnya. Untuk
menaikkan tegangan, jumlah lilitan primer trafo harus lebih sedikit dari jumlah lilitan
sekundernya. Sedangkan, jika ingin menurunkan tegangan maka jumlah lilitan
primer trafo harus lebih banyak dari jumlah lilitan sekundernya. Berdasarkan cara
kerjanya, ada istilah transformator ideal.
Ekivalen Transformator

Gambar di atas menunjukkan rangkaian ekivalen dari sebuah transformator di mana kita
dapat membayangkan bahwa tahanan dan reaktansi dari belitan primer dan sekunder
adalah eksternal (ditunjukkan secara terpisah) terhadap belitan. 
Arus tanpa beban, Io adalah kombinasi komponen Iu yang menarik dan komponen aktif
Iw. Maka dari itu, efek arus magnetisasi dinyatakan sebagai Xo dan efek pada komponen
aktif atau komponen non inti (core loss component) diwakili oleh Ro resistif non induktif.
Ro dan Xo keduanya terhubung melalui belitan primer seperti yang ditunjukkan pada
gambar. Kombinasi paralel ini disebut sebagai rangkaian ekivalen transofmator pada
kondisi tanpa beban. Ketika beban terhubung ke sekunder, arus I2 saat ini mulai mengalir
melalui sirkuit sekunder dan menyebabkan penurunan tegangan melewati X2 dan R2.
Seperti yang telah dijelaskan, karena arus I2 sekunder, maka arus utama akan menarik
lebih banyak arus. Jadi arus utama I1 menyebabkan penurunan yang cukup besar pada R1
dan X1. Untuk perhitungannya sederhana, maka rangkaian ekuivalen transformator
selanjutnya disederhanakan dengan mentransfer resistansi dan reaktansi sekunder ke sisi
primer sehingga rasio E2 / E1 tidak terpengaruh dalam fase maupun besarannya.
 
Ekivalen primer dari EMF sekunder yaitu
 
E2’ = E2/K
Dimana K adalah rasio perubahan
Sama halnya dengan ekivalen primer dari tegangan terminal sekunder yaitu
V2’ = V2/K
 
Maka ekivalen primer dari arus sekunder adalah
I2’ = I2/K
 
Kita biarkan R2’ adalah hambatan yang akan ditransfer ke sisi primer yang menghasilkan
penurunan primer sama seperti yang dihasilkan di sekunder.
Jadi I2’R2’ adalah jatuh tegangan primer oleh R2’. Sehingga ditemukan bahwa rasio
I2’R2’ dan I2R2 harus sama dengan N1 / N2 (rasio berubah).
 
Maka,
R1’ = K2R1
X1’= K2X1
 
Dengan menggunakan cara yang sama, maka resistensi dan reaktansi beban juga
dapat ditransfer ke sisi primer, dengan mentransfer semua nilai ini, rangkaian
ekivalen yang tepat dari transformator ditunjukkan di bawah ini.
04
Transmisi
Enter a subtitle here if you need it
Your logo

Jenis-Jenis Transmisi
Mercury is the closest planet to the sun and the smallest
one in the solar system—it’s only a bit larger than the
Moon. The planet’s name has nothing to do with the
liquid metal, since Mercury was named after the Roman
messenger god
Jenis-Jenis Transmisi

• Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV


Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit dengan
kapastas 500 kV. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari penampang kawat
dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan
efisien. Akan tetapi terdapat permasalahan mendasar dalam pembangunan SUTET
ialah konstruksi tiang (tower) yang besar dan tinggi, memerlukan tanah yang luas,
memerlukan isolator yang banyak, sehingga memerlukan biaya besar. Masalah lain
yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang akhirnya
berdampak pada masalah pembiayaan.
• Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV
Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai 150kV.
Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri
dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar
netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang
disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua atau
empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor disebut Bundle
Conductor. Jarak terjauh yang paling efektif dari saluran transmisi ini ialah 100km.
Jika jarak transmisi lebih dari 100 km maka tegangan jatuh (drop voltaje) terlalu
besar, sehingga tegangan diujung transmisi menjadi rendah.
• Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV-150kV
Saluran transmisi ini menggunakan kabel bawah tanah, dengan alasan beberapa
pertimbangan :
a. ditengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sangat sulit
mendapatkan tanah untuk tapak tower.
b. Untuk Ruang Bebas juga sangat sulit dan pasti timbul protes dari masyarakat,
karena padat bangunan dan banyak gedung-gedung tinggi.
c. Pertimbangan keamanan dan estetika.
d. Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.
05
Beban
Enter a subtitle here if you need it
Your logo

Jenis-Jenis Beban Dalam Suatu Sistem


Secara umum beban yang dilayani oleh sistem distribusi tenaga listrik
dibagi menjadi beberapa sektor, yaitu sektor perumahan, sektor industri,
sektor komersial dan sektor usaha. Masing-masing sektor beban
tersebut mempunyai karakteristik-karakteristik beban yang berbeda,
sebab hal ini berkaitan dengan pola konsumsi energi pada masing-
masing konsumen di sektor tersebut
Karakteristik beban yang banyak disebut dengan pola pembebanan pada sektor perumahan
ditunjukkan oleh adanya fluktuasi konsumsi energi elektrik yang sangat besar. Hal ini
disebabkan konsumsi energi elektrik tersebut lebih dominan di malam hari. Sedangkan pada
sektor industri, fluktuasi konsumsi energi sepanjang hari akan hampir sama, sehingga
perbandingan beban puncak dengan beban rata-rata hampir mendekati satu. Beban pada sektor
komersial dan usaha mempunyai karakteristik yang hampir sama, hanya pada sektor komersial
akan mempunyai beban puncak yang lebih tinggi pada waktu malam hari. Berdasarkan jenis
konsumsi energi listrik, secara garis besar, beban listrik dapat diklasifikasikan ke dalam :
Beban Rumah Tangga
1. Beban listrik rumah tangga pada umumnya berupa lampu untuk penerangan, alat-alat
rumah tangga, seperti : kipas angin, pemanas air, lemari es, dan lain-lain.
2. Beban Komersial
Beban komersial (bisnis) pada umumnya terdiri atas penerangan untuk reklame, kipas
angin, penyejuk udara, dan alat-alat listrik lainnya yang diperlukan untuk restoran, hotel
dan juga perkantoran. Beban ini secara drastis naik di siang hari untuk beban perkantoran
dan pertokoan, dan akan menurun di sore hari.
3. Beban Industri
Beban Industri dibedakan dalam skala kecil dan skala besar, untuk skala kecil banyak
beroperasi pada siang hari sedangkan industri skala besar sekarang ini banyak yang
beroperasi sampai dengan 24 jam.
4. Beban Fasilitas Umum
Pengklasifikasian beban ini sangat penting, artinya bila kita akan melakukan analisa
karakteristik beban untuk suatu sistem yang sangat besar. Perbedaan yang paling prinsip
dari empat jenis beban diatas, selain dari daya yang digunakan dan juga waktu
pembebanannya.
Pemakaian daya pada beban rumah tangga akan lebih dominan pada pagi dan malam hari,
sedangkan pada beban komersial lebih dominan pada siang dan sore hari. Konsumsi energi
listrik pada sektor industry akan lebih merata karena banyaknya industri yang bekerja siang
dan malam. Dilihat dari sisi ini, jelas pemakaian daya pada industri akan lebih
menguntungkan karena kurva bebannya akan lebih merata, sedangkan pada beban fasilitas
umum lain lebih dominan pada siang dan malam hari. Namun pada hal ini penulis akan
mencoba membahas permasalan yang timbul pada karakteristik beban pada sektor
komersial, tepatnya pengaruh yang ditimbulkan dari jenis beban pada peralatan elektrikal.
Di sini penulis mencoba menganalisa karakteristik beban listrik pada salah satu gedung
perkantoran di daerah Jakarta Selatan tepatnya adalah Gedung Cyber.
Kerja motor induksi seperti juga kerja transformator adalah berdasarkan prinsip induksi
elektromagnet. Kerja motor induksi tergantung pada tegangan dan arus induksi pada
rangkaian rotor dari rangkaian stator. Rangkaian ekivalen motor induksi mirip dengan
rangkaian ekivalen trafo. Rangkaian tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Keterangan:
X 2 : Reaktansi kumparan rotor dalam ohm
Rc : Tahanan inti besi
Xm : Reaktansi rangkaian penguat dalam ohm perphasa
I : Arus yang mengalir pada kumparan stator bila motor tidak berbeban ( beban nol dalamAmper
perphasa )
I2 : Arus rotor yang berpatokan pada stator
E1 : Tegangan induksi pada kumparan stator dalam Volt perphas
Dua rangkaian disebut ekivalen jika antara dua terminal tertentu,  mereka mempunyai karakteristik i-
v yang identik. Teori Thevenin mengatakan bahwa sebuah rangkaian yang mengandung beberapa sumber
tegangan dan hambatan dapat diganti dengan sebuah sumber tegangan yang dipasang seri dengan sebuah
hambatan (resistor). Dengan kata lain rangkaian elektronika yang rumit dapat disederhanakan menjadi
sebuah rangkaian hambatan linier yang terdiri dari 1 sumber arus dengan 1 resistor. Penyederhanaan
rangkaian komplek menjadi sederhana dengan mengikuti teori Thevenin dapat dilihat seperti pada
gambar berikut ini.
Pada gambar 1b terdapat sumber arus VTH yaitu tegangan Thevenin. Tegangan
Thevenin adalah tegangan yang diukur atau dihitung pada terminal beban, ketika beban
dilepas dari rangkaian. Karena diukur atau dihitung ketika beban dilepas, maka tegangan ini
sering disebut tegangan rangkaian terbuka.
RTh disebut hambatan Thevenin. Hambatan Thevenin adalah hambatan yang diukur
atau dihitung pada terminal beban ketika beban dilepas dari rangkaian dan sumber arus dibuat
menjadi nol atau dihubung singkatkan. Untuk mengukur tahanan Thevenin kita harus
mengurangi tegangan sumber arus hingga nol. Untuk sumber tegangan dapat di-nol-kan
dengan menghubung-singkatkan terminal tegangan atau melepas sumber tegangan dan
menggantikannya dengan sebuah penghantar. Gambar berikut ini menunjukan cara mengukur
atau menghitung tegangan dan hambatan Thevenin.
Thanks!
Do you have any questions?

youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and
illustrations by Stories
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai