TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plasma
Plasma merupakan jenis zat keempat selain zat klasik padat, cair dan gas
yang ditemukan pada tahun 1928 oleh ilmuan Amerika, Irving Langmuir dalam
ekperimennya melalui lampu tungsten filament. Plasma dibuat dengan
pemanfaatan tegangan listrik dengan menghadapkan dua elektroda diudara bebas.
Udara adalah isolator, materi yang tidak menghantarkan listrik namun apabila
kedua elektorda tersebut diberikan tegangan listrik yang cukup tinggi kira-kira
10kV maka sifat konduktor akan muncul pada udara tersebut. Bersamaan dengan
itu pula maka tegangan listrik mulai mengalir (electrical discharge). Semakin
besar tegangan listrik yang diberikan pada elektroda maka semakin besar pula ion
dan elektron bebas yang terbentuk. Pada tahun 1833, Faraday menunjukan bahwa
jumlah zat-zat yang teroksidasi dan tereduksi pada elektrodaelektroda berbanding
lurus dengan waktu dan jumlah kuat arus yang melalui sel tersebut (Hendro,
2015).
Secara umum ada beberapa jenis dari plasma yang dikategorikan sesuai
dengan temperatur dan tekanan operasi dari gas. Untuk limbah padat, karena
adanya proses pelelehan dan penguapan, dibutuhkan kondisi operasi dengan
temperatur dan tekanan yang tinggi. Untuk pengolahan air, tergantung dari jenis
polutan yang akan dihilangkan dan biasanya kategori jenis plasma yang
digunakan adalah plasma dengan kondisi operasi temperatur yang rendah dengan
tekanan yang tinggi. Low pressure plasma biasanya digunakan untuk
semikonductor, lampu dan lasers. Non thermal plasama biasanya digunakan untuk
pengaturan polusi udara, pengolahan sampah, pelapisan polimer. Thermal plasma
biasanya digunakan untuk pengolahan limbah padat, pelapisan, ceramic
processing, pengolahan air dan nuclear fusion plasma dugunakan untuk
kebutuhan energi dan militer.
5
6
Arus listrik yang mengalir tersebut dari sumber arus listrik tersebut dapat
kita bedakan menjadi 2 macam yaitu :
Arus bolak-balik (AC) adalah arus yang mengalir dengan polaritas yang
berubah dan dimana masing-masing terminal polaritasnya bergantian. Pada
umumnya arus AC ini adalah arus yang digunakan dalam kehidupan seharihari
seperti alat- alat elektronika yang dipakai didalam rumah kita. Arus listrik ini
7
dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik yang bernama generator yang ada pada
pembangkit listrik.
Gambar gelombang dari arus bolak-balik dapat kita lihat sebagai berikut :
Arus searah (DC) merupakan arus yang mengalir dengan arah yang tetap
(konstan) dengan masing-masing terminal selalu tetap pada polaritasnya. Arus ini
bisa terjadi karena berasal dari akumulator (Accu). Arus listrik searah ini dapat
dihasilkan dengan cara merubah arus AC menjadi DC menggunakan power
supply dengan dioda sebagai penyearah arus yang dapat menyearahkan arus
bolak-balik menjadi arus searah.
yang relatif rendah dan mudah untuk diisolasi. Kita juga dapat memanfaatkan
output dari tahap manapun, seperti pada transformator multitapped.
Sirkuit ini bisa diperluas ke sejumlah tahap. Tegangan output dua kali
tegangan masukan puncak dikalikan dengan jumlah tahap N atau ekuivalen
voltase tegangan puncak ke puncak ( V pp ) kali jumlah tahapan
𝐼 𝑛(𝑛+1)
𝛿𝑉 = 𝑓.𝐶 . ...............................................................................................(2.1)
2
I = arus (A)
f = frekuensi (Hz)
C = kapastansi ( F)
n = jumlah stage
𝐼 2𝑛3 𝑛2 𝑛
𝛥𝑉 = 𝑓.𝐶 . ( + − 6) ..................................................................................(2.2)
3 2
I = arus (A)
f = frekuensi (Hz)
C = kapastansi ( F)
n = jumlah stage
(Xc) dari dioda. Dari pengukuran dioda 1N4007 rata-rata mempunyai kapastansi
arah mundur 16pF. Harga Xc tiap-tiap dioda dihitung dengan persamaan :
1
𝑋𝑐 = 2𝜋𝑓𝐶 ..........................................................................................................(2.3)
π = 3,14
f = frekuensi (Hz)
C = kapastansi ( F)
𝑉
𝐼𝑒 = 𝑋𝑐...............................................................................................................(2.4)
V = tegangan (V)
Xc = reaktansi (Ω)
Jika tiap-tiap dioda dioperasikan pada tegangan (V) 125 volt, maka arus
bocor melalui dioda adalah 0,503 mA. Dioda tegangan tinggi ini dioperasikan
pada tegangan arah mundur 5kV, sehingga untuk I rangkaian dioda tegangan
tinggi tersusun dari 20 buah dioda 1N4007 secara seri Amplitudo tegangan
masukan (E) dihitung dengan persamaan :
Dan
n = jumlah stage
E = Teganagan masukan
𝑑𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠
= 0.........................................................................................................(2.7)
𝑑𝑛
Sehingga didapatkan
𝐸𝑓𝐶
(𝒏)𝒎𝒂𝒌𝒔 = √ .............................................................................................(2.8)
𝐼
I = arus (A)
f = frekuensi (Hz)
C = kapastansi ( F)
n = jumlah stage
16
2.4 Kapasitor
Berikut adalah simbol dari sebuah kapasitor ditunjukkan pada gambar 2.8
berikut ini :
Dimana :
2.5 Resistor
Dimana :
2.6 Dioda
Secara umum dioda memiliki konstruksi dan prinsip kerja yang sama.
Semua dioda terbentuk oleh sambungan P dan N yang secara fisik dioda dikenali
melalui nama elektrodanya yang khas yaitu anoda dan katoda. Dioda adalah
komponen elektronika semikonduktor yang memiliki satu buah junction, sering
disebut sebagai komponen dua lapis (lapis N dan P) secara fisik seperti terlihat
pada Gambar 2.7 berikut ini :
Bias dioda adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal dioda. Apabila
A (Anode) diberi tegangan positif dan K (Katode) diberi tegangan negatif maka
bias tersebut dikatakan bias maju (forward bias). Pada kondisi bias ini akan terjadi
aliran arus dengan ketentuan beda tegangan yang diberikan ke dioda atau VA-VK
> Vj dan selalu positif. Sebaliknya apabila A diberi tegangan negative dan K
diberi tegangan positif, arus yang mengalir (IR) jauh lebih kecil dari pada kondisi
bias maju. Bias ini dinamakan bias mundur (reverse bias) pada arus maju (IF)
diperlakukan baterai tegangan yang diberikan dengan IF tidak terlalu besar
maupun tidak ada peningkatan IR yang cukup signifikan, berikut gambar
rangkaian sederhana dioda ditunjukkan pada Gambar 2.11 berikut ini :
Pada gambar di atas ada dua macam bias pada dioda yaitu bias bias maju
(forward bias) terlihat pada gambar (a) dan bias mundur (reverse bias) seperti
terlihat pada Gambar (b).
Dioda LED (Light Emiting Diode) atau merupakan dioda yang dapat
menghasilkan cahaya yang berwarna-warni. Prinsip kerjanya hampir sama
dengan Dioda biasa hanya mempunyai satu keistimewaan yaitu dapat
memancarkan cahaya bila dialiri arus listik. Intensitas cahaya yang dihasilkan
21
sangat tergantung dari besarnya arus yang diberikan. Cahaya yang dihasilkan
bermacam-macam ada yang merah, kuning, hijau.
Adapun ciri-ciri dari pada Dioda LED (Light Emiting Diode) adalah
sebagai berikut :
2.8 Transistor
2.9 Transformator
Sebagai salah satu contoh trafo ini adalah trafo adaptor adalah trafo untuk
mengadaptasi tegangan setempat agar dapat digunakan pada rangkaian yang
sesuai dengan yang dibutuhkan, trafo adaptor atau dengan sebutan trafo power
dapat berfungsi sebagai penaik atau penurun tegangan, tergantung dari
perbandingan jumlah lilitan, sedankan besarnya arus tergantung dari
besarkecilnya diameter kawat yang digunakan. Jenis trafo untuk menaikan
tegangan disebut trafo Step Up sedangkan jenis trafo untuk menurunkan tegangan
disebut trafo step down. Semua jenis trafo bekerja dengan cara induksi yaitu
gulungan input atau gulungan primer berinduksi ke gulungan output atau
gulungan skunder, dengan syarat input yang diberikan mengandung frekuensi,
karena frekuensi berperan juga menentukan besar-kecilnya tegangan. Trafo akan
25
berinduksi baik dan mendekati sempurna bila inti gulungan yang disebut kern
tersusun rapih tidak terdapat celah atau gelembung. Trafo dengan inti gulungan
besi dipakai untuk bekerja pada frekuensi rendah sedangkan untuk bekerja pada
frekuensi tinggi umumnya digunakan inti / kern ferit. (pada lambang trafo garis
lurus titik-titik).
Sebagai salah satu contoh trafo ini adalah trafo fly back adalah trafo untuk
menghasilkan tegangan sangat tinggi guna menarik elektron pada tabung TV
seperti pada rangkaian horizontal TV.
2.10 Osillator
yang telah diperkuat dikirim kembali ke masukan melalui rangkaian umpan balik.
Isyarat umpan balik ini harus memiliki fase dan nilai yang tepat agar terjadi
osilasi didalam rangkaian oscilator.
1
𝑓𝑟 = 2𝜋√𝐿𝐶 ........................................................................................................2.12
Dimana
fr = Frekuensi resonansi
π = 3.14
L = Induktansi (Hendry)
C = kapastansi ( Farad)
Gambar 2.16 Sinyal Osilasi Rangkaian Tangki LC Teredam Dan Sinyal Kontinyu
28
Osilasi rangkaian tangki (tank circuit) dapat dibuat secara kontinu jika kita
menambahkan energi secara periodik dalam rangkaian, yaitu dengan penambahan
bagian penguat sinyal kemudian sinyal keluaran penguat tersebut di umpan
balikan ke rangkaian tangki LC kembali untuk mendapatkan proses osilasi yang
stabil sehingga menghasilkan gelombang pada keluaran yang kontinyu
(continuous wave-CW).