SKRIPSI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2011
30
SISTEM MONITORING DAN PENGENDALIAN MOTOR LISTRIK
MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA8535
SKRIPSI
Oleh :
EKA FRANSISKA TRISA
NIM. 080610277
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi S1/ Ketua Departemen Fisika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
ABSTRAK
Pentingnya penelitian ini yaitu untuk memonitoring suhu motor listrik dan
mengendalikannya sehingga mampu mengoptimalkan kinerja motor. Penelitian ini
telah menghasilkan sebuah sistem akuisisi data untuk menampilkan grafik respon
suhu sistem dan sistem kontrol suhu motor listrik.
Eksperimen ini menggunakan motor DC magnet permanen 24 volt sebagai
aktuator, rangkaian sensor suhu LM35 sebagai pengukur suhu motor yang
ditempelkan pada motor, rangkaian penguat sinyal LM741 untuk menguatkan
sinyal sensor suhu dengan input dari sensor dan output tersambung dengan port
A0 dari ADC internal mikrokontroller, terdapat dua output rangkaian
mikrokontroller ATMega8535 sebagai pengontrol kerja motor yaitu port C3 yang
tersambung dengan kipas DC dan pada rangkaian komunikasi serial sebagai
penghubung antara mikrokontroller dengan PC tersambung dengan port D0 dan
D1. Kipas DC sebagai pengendali suhu motor. Bahasa program CodeVision untuk
mengontrol suhu motor dan mengeluarkan nilai tegangan keluaran sensor, dan
bahasa program Delphi untuk membaca, mengolah, menyimpan, dan
menampilkan tegangan keluaran sensor. Pengambilan data dilakukan selama 10
menit dengan lama pencuplikan tiap 1 detik. Hasil eksperimen menunjukkan
performansi sistem akuisisi data cukup baik. Range data suhu yang dapat
ditampilkan yaitu dari suhu 24,78 ºC sampai 63,86 ºC. Resolusi yang dihasilkan
adalah 0,25 ºC dan persentase kesalahan yang diperoleh sebesar 0,09%. Pada saat
motor mencapai suhu 40 °C maka kipas menyala dan suhu motor menurun
sehingga penelitian ini dapat mewakili penggunaan alat secara real time.
ABSTRACT
Penulisan skripsi ini disusun sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana S1
naskah skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan naskah skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
masa mendatang. Harapan penulis semoga naskah skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca, bermanfaat dan menjadi suatu motivasi untuk lebih mengkaji segala
bentuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dialam semesta ini demi
kesejahteraan manusia.
Penulis
Hanya rasa terima kasih tak berhingga yang dapat penulis ucapkan sebagai
2. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Moch. Syahri dan Ibu Sulastri, Semoga
Allah SWT selalu memberikan Ridho kepada mereka dan selalu menempatkan
4. Ibu Riries Rulaningtyas, S.T., M.T., dan Bapak Drs. Muzakki selaku
5. Bapak Drs. Bambang Suprijanto, M.Si. dan bapak Herri Trilaksana S.Si., M.
Si., selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran dan
6. Seluruh staf dan pengajar jurusan fisika (Bapak Deni Arifianto, S.Si., Bapak
Rahmatillah, S.T., Bapak Franky Candra, S.T., M.T., Bapak Drs. Tri Anggono
Prijo, Bapak Imam „Pangdam‟, Mas Mashuri, Mas Deni Fikasah, Mas Fajar
Shodiq, Mas Mufid Khoiruli, dan Mbak Dwi Hastuti) atas bimbingan dan
dan Erlina Widya Santri), serta semua keluarga yang telah memberikan
perhatian, dorongan moral, kasih sayang, material dan doa yang tidak
skripsi ini. Mas Aksan yang telah memberikan banyak bantuan secara
material. Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada
10. Bapak Yunus Wicaksono S, S.T., M.T. dan Bapak Yusuf Wibisono S, S.T.,
M.T., terima kasih atas bantuan tenaga dan pikiran demi lancarnya perjalanan
skripsi ini.
12. Alumni fisika (Rachmad Supriyanto dan Faisol Miftahul Mimbar) yang telah
13. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan FST UNAIR dan semua pihak yang tidak
bisa disebut satu-persatu atas semangat, dukungan dan doa yang yang telah
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI .................................................. iv
ABSTRAK................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................... viii
DAFTAR ISI.............................................................................. ................. x
DAFTAR GAMBAR................................................................................. . xii
DAFTAR TABEL....................................................................................... xiv
LAMPIRAN............................................................................................... . xv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ xvi
0,98 N 54
1,47 N 54
19,6 N 55
2,45 N 55
pengendalian suhu 56
DAFTAR TABEL
No Judul Lampiran
1. Foto Alat
3. Skematik Lengkap
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang
dan malam terdapat tanda – tanda bagi orang – orang yang berakal, yaitu
orang – orang yang mengingat Allah SWT sambil berdiri atau duduk dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
seraya berkata “ Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia–sia Maha suci Engkau maka peliharalah kami dari siksa neraka “.
(Ali Imron, 190 - 192)
Kupersembahkan Buat :
Ayah dan Ibu tercinta
Saudara-saudaraku yang menyayangiku
Jamal Arrosyid
Teman – teman satu angkatan
Para mujahid dibumi Allah
BAB I
PENDAHULUAN
sehari-hari, baik di rumah maupun industri. Motor listrik mengubah energi listrik
ini yang akan dimanfaatkan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau
Motor listrik dibagi menjadi 4 macam yaitu motor listrik searah, motor
listrik bolak-balik, motor stepper dan motor servo. Motor DC atau motor arus
searah adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mengubah energi listrik arus
searah menjadi energi gerak atau energi mekanik. Berdasarkan atas magnet yang
digunakan, motor listrik searah dibagi menjadi 2 macam, yaitu motor searah
misalnya pada mesin pemotong kertas yang membutuhkan kinerja motor optimal
oleh efisiensi. Motor diharuskan berputar dengan kecepatan kostan dalam keadaan
apapun. Pada saat motor bekerja dengan beban yang ringan, motor akan
kehilangan energi. Energi yang hilang ini berupa panas yang ditandai dengan
kalanya motor dengan beban yang sangat berat dapat menyebabkan kawat motor
menjadi cepat panas. Apabila hal ini terus terjadi, maka kawat motor akan
terbakar. Pengendalian suhu motor ini sangat penting dilakukan untuk me njaga
kebakaran pada kawat motor, dan motor dapat digunakan dalam jangka waktu
yang lama.
untuk melakukan pengawasan pada suatu objek dalam hal ini adalah suhu motor.
merekamnya selama motor bekerja dan juga untuk mengontrol kerja dari sistem.
menambahkan kipas yang menyala apabila suhu motor mencapai suhu kritis.
dan bersifat umum sehingga dapat dilakukan penelitian dengan judul “Sistem
ATMega8535”.
1.2 Rumusan Masalah
mikrokontroller ATMega8535?
yang hendak dicapai sehingga dalam hal ini permasalahan dibatasi pada:
Tujuan penelitian ini adalah membuat sistem monitoring data suhu motor
pengendalian suhu motor listrik yang mampu menjaga efisiensi motor tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Motor DC
Motor listrik dibagi menjadi 4 macam yaitu motor listrik searah, motor
listrik bolak-balik, motor stepper dan motor servo. Motor DC atau motor arus
searah adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mengubah energi listrik arus
searah menjadi energi gerak atau energi mekanik. Berdasarkan atas magnet yang
digunakan, motor listrik searah dibagi menjadi 2 macam, yaitu motor searah
magnet permanen dan coil medan magnet (Muzakki, 2010). Pada motor DC
magnet permanen, kumparan medan disebut stator (bagian yang diam yakni
magnet permanen) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar).
Stator Rotor
(Muzakki, 2010)
Energi yang masuk pada motor hanya berupa energi kinetik yaitu rotasi.
Pada saat motor diberikan beda potensial, maka motor akan berputar. Energi
(2.1)
yang mana:
atau frekuensinya.
(2.2)
(2.3)
Persamaan 2.3 merupakan momen gaya yang nilainya sebesar r x F yang menjadi
r x F = Iα (2.4)
Besarnya gaya (F) yang mempengaruhi nilai momen gaya berasal dari gaya gesek
yang dihasilkan oleh pemberian beban pada motor. Besarnya gaya gesek tersebut
adalah:
Fs = µs .N (2.5)
yang mana:
µs : koefisien gesekan
Output energi selain momen gaya yakni energi yang hilang berupa panas
yang dapat dilihat dari kenaikan suhu motor. Energi yang hilang ini dapat dilihat
dari daya yang terdisipasi. Daya motor dipengaruhi oleh tegangan dan arus.
P = VI (2.6)
Arus akan melewati kumparan (induktor) yang memiliki induktansi diri. Nilai
induktansi ini menentukan besarnya impedansi. Impedansi (Z) adalah total dari
merupakan perhitungan secara total dalam ohm dari seluruh rangkaian elektrik
untuk sinyal langsung yang meliputi resistansi, reaktansi, kapasitansi, dan seluruh
faktor mekanikal yang menimbulkan hambatan dari transfer energi dalam sistem
elektrik tersebut. Impedansi pada motor nilainya jωL yang mana j adalah operator
impedansi yang nilainya yang menunjukkan arah perputaran 90˚ searah atau
berlawanan arah dengan jarum jam. Nilai dayanya akan berubah menjadi:
P = I2Z (2.7)
Apabila beban yang dikenakan pada motor semakin besar, maka nilai arus yang
melewati induktor akan semakin besar sehingga dayanya juga akan semakin besar.
sebesar:
Q = I2Z.t (2.8)
Energi yang hilang diperoleh dari selisih energi pada saat motor bekerja
komputer sebagai sarana dalam sistem operasinya. Peran PC pada penelitian ini
Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk menerima sinyal suhu
dengan cara mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk
tegangan. Sensor suhu yang digunakan pada penelitian ini adalah IC LM35.
Pada penelitian ini membutuhkan sensor suhu yang dapat bekerja pada
suhu ruang sampai sekitar 70 ˚C. Sensor suhu LM35 ini memiliki jangkauan
maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC sehingga dapat digunakan
pada penelitian ini. Selain itu, sensor suhu LM35 memiliki sensitivitas suhu
dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mV/ºC, sehingga sensor
tegangan sebesar 10 mV. Oleh karena itu LM35 tidak lagi memerlukan kalibrasi
eksternal.
+5V
LM35
listrik keluaran LM35 ini memiliki nilai yang sebanding dengan suhu lingkungan
dalam bentuk derajat celcius (ºC). Kerja dari sensor suhu LM35 ini adalah
semakin rendah dan nilai tahanannya akan menjadi kecil apabila suhu
lingkungannya semakin tinggi. Maka adanya perubahan suhu akan menyebab kan
nilai tahanan dari LM35 juga akan berubah. Pada saat LM35 aktif elektron-
elektron pada pita valensi akan melakukan pergerakan dari katoda ke anoda
menjadi tegangan keluaran dari LM35 yang mana nilai tegangan LM35 akan
semakin besar jika nilai suhu besar sebaliknya nilai tegangan LM35 akan semakin
tepat analog) yang sering difabrikasi dalam satu sampai empat unit serupa dalam
satu kemasan. Penguat operasional (Op-Amp) terbagi dalam dua bentuk yaitu Op-
Amp non-inverting dan inverting. Pada penelitian ini dibutuhkan Op-Amp non-
inverting yang mana tidak membalik bentuk dari sinyal masukan yaitu sensor
inverting memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga
positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground)
untuk dapat bekerja dengan baik. Pada penelitian ini digunakan catu daya -9V dan
+9V dengan penguatan yang dihasilkan sebesar 2 kali. Penguatan yang dihasilkan
mengikuti persamaan:
(2.9)
yang mana:
Av : besar penguatan
memori program (ROM) serta memori serbaguna (RAM), bahkan ada beberapa
populer.
Microchip, Winbond, Atmel, Philips, Xemics dan lain - lain. Dari beberapa
Atmel. AVR atau kependekan dari Alf and Vegard’s Risc Processor merupakan
chip mikrokontroler yang diproduksi oleh Atmel, yang secara umum dapat
* ATMega
* AT90Sxx
* AT86RFxx
dengan teknologi RISC semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16 bits
words) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 clock, sedangkan pada
peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan,
mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu
AVR produk Atmel, yaitu ATMega8535. Selain mudah didapatkan dan lebih
murah ATMega8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap. Tipe AVR ada 3 jenis
yaitu AT Tiny, AVR klasik, AT Mega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O
yang tersedia serta fasilitas lain seperti ADC, EEPROM dan lain sebagainya.
Salah satu contohnya adalah ATMega8535 yang memiliki teknologi RISC dengan
dibandingkan dengan varian MCS 51. Fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan
Konfigurasi pin ATMega8535 bisa dilihat pada Gambar 2.5. Dari Gambar
berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
3. Port A (PAO..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B (PBO..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
5. Port C (PCO..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
6. Port D (PDO..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
satu dari delapan kanal. Untuk menjaga validitas data, terdapat untai Sample and
Hold. Tegangan supply ADC terpisah dari tegangan suplai mikrokontroler, tetapi
selisihnya tidak boleh lebih dari 0,3 V. untuk mengatasinya digunakan untai filter
LC. Terdapat 8 kanal ADC masing – masing selebar 10 bit. ADC dapat digunakan
dengan memberikan masukan tegangan pada port ADC yaitu port A.0 sampai
Ada dua mode ADC yang dapat digunakan, yaitu single conversion dan
free running. Pada mode single conversion, pengguna harus mengaktifkan setiap
kali ADC akan digunakan. Sedangkan pada mode free running, pengguna cukup
Terdapat beberapa register I/O yang terlibat dalam proses konversi ADC,
berisi bit – bit yang mengatur pilihan kanal (MUX4-0), bit pengatur penyajian
data (ADLAR), dan bit – bit pemilih tegangan referensi (REFS1-0). Penyajian bit
Bit 7 6 5 4 3 2 1 0
Register ADCSRA berisi bit – bit yang mengatur nilai prescaler (ADPS2-
0), bit aktivasi interupsi selesainya ADC (ADIE), bit penanda (flag) selesainya
konversi (ADIF), bit aktivasi penyulut otomatis ADC (ADATE), bit pemulai
konversi (ADSC), dan bit aktivasi ADC (ADEN). Register ADCSRA ditunjukkan
ditentukan oleh bit ADLAR. Jika dibiarkan bernilai 0 (clear), register ini berisi bit
oleh bit ADLAR. Jika dibiarkan bernilai 0 (clear), register ini berisi bit LSB+7
hasil konversi. Hasil konversi pada mode single ended conversion dirumuskan
sebagai berikut:
(2.4)
Bentuk penyajian data pada register ADCL dan ADCH ditentukan oleh bit
ADLAR (ADC Left Adjusted Result) pada register ADMUX. Data hasil konversi
memiliki panjang 10 bit, sedangkan setiap register data dapat menampung 8 bit.
Artinya jika sebuah register diisi penuh, maka register lain tidak berisi penuh.
Tabel 2.3 Pemilihan Tegangan Referensi pada ADC (Iswanto, 2008)
AREF
1 0 Vref dilarang
pin AREF
Jika bit ADLAR dibiarkan tetap 0 (clear), delapan bit rendah disimpan di
ADCL dan sisanya di ADCH, demikian sebaliknya. Konfigurasi bit ADLAR dan
- - - - - - ADC9 ADC8
(bit 15) (bit 14) (bit 13) (bit 12) (bit 11) (bit 10) (bit 9) (bit 8)
(bit 15) (bit 14) (bit 13) (bit 12) (bit 11) (bit 10) (bit 9) (bit 8)
ADC1 ADC0 - - - - - -
0 0 0 0 0 ADC 0
0 0 0 0 1 ADC 1
0 0 0 1 0 ADC 2
0 0 0 1 1 ADC 3
0 0 1 0 0 ADC 4
0 0 1 0 1 ADC 5
0 0 1 1 0 ADC 6
0 0 1 1 1 ADC 7
Kanal yang aktif ditentukan oleh bit-bit MUX4-0 (Analog Channel and
Gain Selection Bits) pada register ADMUX. Konfigurasi bit – bit tersebut
Mode single conversion atau free running ditentukan dengan menulis bit
ADATE (ADC Auto Trigger Enable) pada register ADCSRA. Jika dibiarkan 0
(clear), maka mode single conversion yang dijalankan. Jika diberi logika 1 (set),
ADC dalam mode free running.
0 0 0 2
0 0 1 2
0 1 0 4
0 1 1 8
1 0 0 16
1 0 1 32
1 1 0 644
1 1 1 128
f. Inisialisasi ADC
Pada pengaktifkan ADC, bit ADEN (ADC Enable) harus diberi logika 1.
Untuk memulai ADC, logika 1 juga harus diberikan pada bit ADSC (ADC Start
Idealnya, ADC dapat melakukan konversi secara linear antara GND dan
VREF dalam 2n langkah. Sehingga faktor pengali hasil konversi terendah adalah 0
Tetapi ada beberapa hal yang mungkin menyebabkan ADC tidak mencapai
kondisi ideal, yaitu galat yang terjadi saat konversi, antara lain:
1. Offset error
2. Gain error
3. Integral non-linearity
4. Differential non-linearity
5. Quantization error
Dengan adanya galat di atas, pada akhirnya fasilitas ADC memiliki akurasi
per bit. Port serial hanya dapat menerima atau membaca data satu-persatu dalam
ukuran 1 bit melalui satu kabel tunggal. Penerapan komunikasi serial ialah sistem
akuisisi data yang terhubung ke port serial COM1/COM2. Port serial yang
dengan komputer. Gambar pinout DB9 seperti Gambar 2.6. Fungsi pin-pin DB9
dari hardware yang menggunakan logika TTL agar sesuai dengan tegangan pada
komputer sehingga dapat dibaca. Tabel 2.8 menunjukkan perbedaan antara logika
RS 232 TTL
Signal common - 5
ideal terhadap waktu dan tidak pernah berfluktuasi. Kerataan tegangan output catu
daya tidak sepenuhnya menyamai kerataan tegangan output baterai, tetapi untuk
batas – batas tertentu, catu daya sangat baik untuk digunakan. catu daya dapat
dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain berdasarkan jumlah dan polaritas
tegangan output, keteraturan atau keregulasian tegangan output dan cara kerja
rangkain elektroniknya.
listrik bolak – balik dan sebagai pengisolasi antara input dan output.
rendah. Tegangan listrik bolak – balik sinus yang dikeluarkan oleh transformator
diserahkan dan diratakan oleh rangkaian penyearah dan filter menjadi tegangan
searah rata non regulasi. Elemen seri yang dikemudikan oleh rangkaian feedback
dan kontrol membuat tegangan searah non regulasi yang menjadi beregulasi
dengan nilai tegangan listrik output tertentu yang sepenuhnya dikemudikan oleh
tegangan acuan VR .
Gambar 2.8 Skematik catu daya
2.7 Kipas DC
(brushless). Motor ini tidak menggunakan komutator dan sikat yang berfungsi
lain ini adalah sensor magnetik yang berupa efek-Hall yang diletakkan di dekat
rotor. Bentuk kipas DC ditunjukkan pada Gambar 2.9. Kipas DC 12 volt memiliki
output daya yang sangat baik untuk mengendalikan disipasi daya pada motor
sehingga kipas ini cocok digunakan dalam pengendalian suhu motor listrik.
language (assembly) dan high level language (C, Basic, Pascal, JAVA, dll)
dipunyai oleh bahasa mesin (assembly), hampir semua operasi yang dapat
dilakukan oleh bahasa mesin, dapat dilakukan oleh bahasa C dengan penyusunan
7. Selain bahasa tingkat tinggi, C juga dianggap sebagai bahasa tingkat menengah.
adalah suatu jenis penerjemah yang menerjemahkan baris per baris instruksi untuk
setiap saat.
Proses dari bentuk program sumber C (source program, yaitu program yang
dari program memberikan gambaran secara luas, bagaimana bentuk dari program
secara umum.
Struktur dari program C dapat dilihat sebagai kumpulan dari sebuah atau
lebih fungsi – fungsi. Fungsi pertama yang harus ada di program C sudah
2.8.1. CodeVisionAVR
lebih singkat. Setelah program dalam bahasa-C ditulis dan dilakukan kompilasi
-> New dan akan muncul kotak dialog pada Gambar 2.10. Gambar Tampilan
Pilih Project kemudian tekan OK, maka akan muncul kotak dialog pada Gambar
2.12.
Gambar 2.12. Kotak Dialog2
sangat membantu programmer untuk setting chip sesuai keinginan. Gambar 2.13
adalah tampilan CodeWizard AVR untuk setting Chip dan Port dari
mikrokontroler.
selanjutnya pada menu File, pilih Generate, Save and Exit dan simpan pada
dengan nilai-nilai tertentu. Setting juga dapat dengan mudah dilakukan dengan
dengan mengaktifkan Receiver maupun Transmiter maka akan muncul baud rate
Pada gambar 2.14, scanning masukan secara otomatis akan dimulai dari
interrupt receiver diaktifkan. Baudrate disetting pada 9600. Setting baudrate ini
juga harus memperhatikan frekuensi clock dari chip yang digunakan, karena akan
METODE PENELITIAN
Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga mulai dari bulan Maret
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Motor DC
2. PC (Personal computer)
sistem.
3. IC LM35
IC LM35 digunakan sebagai sensor suhu yang nilainya menjadi masukan bagi
4. IC LM741
6. DB9
dengan PC.
7. IC MAX232
mikrokontroller (mengubah sinyal dari RS232 ke sinyal TTL yang bisa diolah
oleh mikrontroller).
8. IC BD139
IC BD139 adalah transistor yang digunakan sebagai driver untuk kipas DC.
9. Downloader Mikrokontroller
konstan.
11. Beban
12. Kipas DC
Pada penelitian alat ini terbagi atas dua tahap yaitu pertama perancangan
dan pembuatan sistem hardware dan yang kedua adalah perancangan dan
3. Pembuatan software.
Skema pelaksanaan penelitian alat tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1.
sebagai berikut :
Rangkaian catu daya yang dibuat ada 3 buah. Motor DC 24 volt menggunakan
catu daya +24 volt, kipas DC +12 volt, rangkaian penguat sinyal
menggunakan catu daya ±12 volt, dan mikrokontroller menggunakan catu
daya +5 volt. Skematik rangkaian catu daya ditunjukkan pada Gambar 3.2.
Mulai
Perancangan Hardware
Perancangan
Software
Rangkaian
penguat
Perwujudan
Sistem Kontrol
Akhiri
2200µF 1000µF
7812 12V
12V
CT
GND
1KΩ
7805 5V
1200µF
(b)
(c)
penguat sinyal digunakan untuk menguatkan sinyal dari sensor suhu LM35
penelitian ini sudah tergabung dengan catu daya. Rangkaian ini menggunakan
IC LM741, resistor 1.8 kΩ, dan resistor variabel sebesar 20 kΩ. Skematik
rangkaian sensor suhu dan penguat sinyal ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Komponen penting yang akan digunakan adalah ADC internal. Port ADC
yang digunakan adalah port A0. Port A0 menerima input dari rangkaian
merupakan besaran analog yang tidak bisa dibaca oleh komputer. Penggunaan
ADC bertujuan untuk mengubah besaran analog menjadi besaran digital yang
bisa dibaca oleh komputer. Output dari mikrokontroller yaitu port D3 yang
terhubung dengan kipas dan port D0 dan D1 yang terhubung dengan rangkaian
akuisisi data dalam bentuk real time. Secara keseluruhan flowchart software alat
sebagai berikut :
mana program dapat ditulis dalam bahasa C. Penulisan program, compile, link,
mengendalikan suhu motor dan sebagai komunikasi data secara serial dengan
Delphi. Untuk membaca input dari ADC secara serial harus mengunakan
mengakses port serial. Komponen ini bisa membaca dan mengirim data
Inisialisasi Serial
T
T > suhu kritis ?
Nyalakan kipas
Setting ADC
Baca ADC
Kirim ke serial
rangkaian sensor suhu yang dilanjutkan dengan pengujian seluruh alat. Urutan
1. ADC adalah salah satu komponen penting dalam pembuatan sistem kontrol ini
tegangan yang masuk dengan tegangan yang terbaca pada PC. Alat yang
multimeter. Pengujian ini menggunakan variabel resistor yang mana pada saat
2. Jika rangkaian sensor suhu dan ADC telah selesai dibuat dan tidak mengalami
adalah sensor suhu LM35. Hal yang perlu dilakukan adalah dengan
yang akan diukur suhunya. Data yang diperoleh akan digunakan untuk
mencari nilai regresi linear. Nilai inilah yang akan dimasukkan dalam daftar
menjadi suhu.
Sensor suhu merupakan alat ukur suhu berupa IC yang outputnya berupa
celcius. Termometer (sebagai kalibrator) adalah alat ukur suhu yang outputnya
Beban yang digunakan berupa timbangan dengan massa yang berbeda, yakni
50 gr, 100 gr, 150 gr, 200 gr, dan 250 gr. Masing-masing nilai tersebut dibagi
konstanta gravitasi yaitu 9,8 m/s 2 sehingga diperoleh beban dengan satuan
newton. Penentuan nilai gravitasi sebesar 9,8 adalah hasil pembulatan dari
9,78195 yang mana nilai tersebut sesuai dengan koordinat Indonesia pada
garis lintang 10˚. Tabel variasi g dengan garis lintang pada tinggi permukaan
0 9,78039
10 9,78195
20 9,78641
30 9,79329
40 9,80171
50 9,81071
60 9,81918
70 9,82608
80 9,83059
90 9,83217
Tabel 3.1 Variasi g dengan garis lintang pada tinggi permukaan laut
BAB IV
0 0
0,07 10
0,08 12
0,19 34
0,24 45
0,39 77
0,57 113
0,85 173
0,96 195
1,15 235
1,25 254
Berdasarkan data pada Tabel 4.1 untuk mengetahui linieritasnya
dibuat grafik dengan bantuan program Microsoft Excel. Grafik hasil uji
tegangan pada PC
y = 0,260x – 2,323
x = nilai ADC
atau setiap tegangan (x) dikalikan dengan 0,260 kemudian dikurangi dengan
2,323, nilai tersebut sama dengan nilai suhu dalam satuan derajat celcius.
Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa hasil
waktu respon tiap alat ukur suhu berbeda. Pada termometer cenderung
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai nilai suhu yang
putaran motor dan momen gaya yang dihasilkan oleh gesekan yang
diakibatkan adanya variasi beban yang dikenakan pada motor. Table 4.4
oleh Gambar 4.4, sedangkan grafik hubungan antara momen gaya terhadap
tegangan
dan energi yang hilang. Hal ini bertujuan untuk mengetahui nilai daya yang
hilang sebagai hasil disipasi energi pada motor pada saat bekerja dengan
variasi beban. Tabel 4.5 menunjukkan data tegangan dan arus, serta hasil
penghitungan daya, energi dan energi yang hilang dengan variasi beban.
penghitungan daya, energi, dan energi yang hilang dengan variasi beban
Gambar 4.7 dan grafik hubungan antara energi yang dihasilkan terhadap
beban ditunjukkan oleh Gambar 4.8. Grafik hubungan antara daya yang
beban
Gambar 4.9 Grafik hubungan antara energi yang hilang dengan tegangan
4.10 sampai 4.16. Gambar 4.17 menunjukkan hasil grafik suhu tanpa
pengendalian.
Gambar 4.10 Grafik hubungan antara suhu dengan waktu pada beban 0 N
Gambar 4.11 Grafik hubungan antara suhu dengan waktu pada beban 0,49 N
Gambar 4.12 Grafik hubungan antara suhu dengan waktu pada beban 0,98 N
Gambar 4.13 Grafik hubungan antara suhu dengan waktu pada beban 1,47 N
Kipas menyala
Gambar 4.14 Grafik hubungan antara suhu dengan waktu pada beban 19,6 N
Kipas menyala
Gambar 4.15 Grafik hubungan antara suhu dengan waktu pada beban 2,45 N
Kipas menyala
Gambar 4.16 Grafik hubungan antara suhu dengan waktu pada beban 2,45 N
Gambar 4.17 Grafik hubungan antara suhu dengan waktu tanpa ada
pengendalian suhu
4.2 PEMBAHASAN
sehari-hari.
1,8I kJ, sedangkan pada saat motor dikenakan beban sebesar 0,5 kg, energi
kinetik motor turun menjadi 1,7I kJ. Hal ini menunjukkan bahwa beban
atas membuat motor bekerja keras untuk menaikkan kecepatannya, hal ini
4.5, energi yang dihasilkan motor sebesar 10,2 kJ sedangkan energi yang
dihasilkan pada saat motor diberi beban sebesar 0,5 kg sebesar 7,8 kJ. Itu
berarti motor kehilangan energy sebesar 2,4 kJ. Energi itulah yang
Apabila energi yang hilang pada motor semakin besar, maka suhu
mencapai suhu kritis, kipas akan menyala. Suhu kritis adalah suhu tertinggi
keadaan motor secara real-time pada saat motor bekerja. Pengendalian dan
time, selain itu PC akan mengirim perintah menyalakan kipas pada saat
kipas pada saat suhu motor di bawah suhu kritis. Kecepatan kenaikan suhu
dapat diketahui bahwa pada detik pertama motor bekerja, suhu motor
sebesar 25˚C dan 27˚C pada detik ke-600. hal ini berarti kecepatan kenaikan
suhu motor tanpa beban sebesar 0,003˚C/s atau setara dengan 10,8˚C/jam.
Pada saat motor diberi beban 50 gr, kenaikan suhu motor meningkat yaitu
bertambah dan hal tersebut terus terjadi maka dikhawatirkan motor tidak
akan bekerja secara optimal sehingga pengendalian suhu motor ini sangat
output daya yang sangat baik untuk mengendalikan disipasi daya pada
motor yakni sebesar 17 watt sehingga kipas ini dapat digunakan dalam
Gambar 4.10 adalah grafik suhu motor pada saat tidak diberi beban.
Grafik tersebut menunjukkan kenaikan suhu. Hal ini terjadi karena motor
mengeluarkan energi pada saat bekerja. Gambar 4.11 adalah grafik suhu
suhu yang lebih besar jika dibandingkan dengan tanpa beban. Keadaan
dengan beban membuat motor harus bekerja lebih keras sehingga energi
yang dihasilkan juga besar. Peristiwa tersebut juga dialami pada saat motor
diberi beban 0,98 N, 1,47 N, 1,96 N, dan 2,45 N yang ditunjukkan pada
Hal yang tidak kalah penting yaitu pada saat motor mencapai suhu
beroperasi secara terus menerus maka suhu dari motor juga akan terus
meningkat. Apabila motor telah mencapai suhu yang tinggi dan motor terus
digunakan maka akan membuat kinerja motor akan menurun dan tidak
efektif lagi serta dapat menimbulkan kerusakan. Oleh sebab itu, untuk
awal motor sebesar 25 ˚C. Hal ini diasumsikan mengikuti suhu ruangan.
dalam penelitian ini suhu kritis yang ditentukan sebesar 40 ˚C. Motor dapat
mencapai suhu yang lebih tinggi namun dibutuhkan waktu yang lama
pula dengan pengendalian suhu motor. Pada saat motor mencapai suhu 40
Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan selama ini pada saat kipas
menyala suhu motor tidak langsung turun pada keadaan awal, melainkan
turun sedikit demi sedikit kemudian suhu motor kembali konstan meskipun
suhunya tidak kembali sama dengan suhu ruang. Hal ini terjadi karena
motor tetap bekerja pada saat kipas menyala sehingga mo tor tetap
pengendalian yakni kipas tidak menyala pada waktu yang diinginkan. Suhu
motor terus naik pada saat melewati suhu kritis. Apabila hal ini terus terjadi
tersebut.
Nilai suhu minimal dan maksimal yang dapat ditampilkan selama penelitian
dilakukan sebesar 24,78 ºC dan 63,86 ºC. Resolusi yang dihasilkan sebesar
0,25 ºC. Nilai tersebut diperoleh dengan membagi nilai suhu maksimal yang
diperoleh dengan jumlah bit data yakni 256. Berdasarkan Grafik 4.3
Berdasarkan uraian di atas kinerja dari alat ini menunjukkan hasil yang
BAB V
5.1 Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
suhu ambang dan mematikan kipas pada saat suhu motor kurang dari
suhu ambang.
5.2 Saran
lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Bandung.
Alonso, M dan Edward J. Finn., 2002, Dasar-Dasar Fisika Universitas
Edisi Kedua Jilid 1 Alih Bahasa Dra. Lea Prasetyo dan Ir.
Oktober 2009.
Gunterus, F., 1994, Falsafah Dasar: Sistem Pengendalian Proses, PT. Elex
Halliday, D dan Robert Resnick., 1999, Fisika Edisi Ketiga Jilid 1 Alih
Jakarta: Erlangga.
Universitas Airlangga
Muzakki, 2010, Elektronika Buku IB, Kelompok Bidang Minat
Surabaya.
Muzakki, 2010, Mesin Listrik (Buku Mini) Master Canon Bubble Jet,
Ogata, K., 1996, Teknik Kontrol Automatik Jilid 1 Edisi Kedua, Erlangga,
Jakarta.
Ogata, K., 1997, Teknik Kontrol Automatik Jilid 2 Edisi Kedua, Erlangga,
Jakarta.
2010.
Tipler, P.A., 2001, Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2, Alih
beban
termometer
Motor DC 24 volt
Driver kipas DC
Driver motor DC 24 volt
PC (Personal Computer)
Rangkaian penguat
LAMPIRAN 2
7. Data suhu motor listrik dengan beban 2500 N dengan waktu yang
lebih lama
/*****************************************************
This program was produced by the
CodeWizardAVR V2.04.6 Evaluation
Automatic Program Generator
?Copyright 1998-2010 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.com
Project :
Version :
Date : 2/27/2011
Author : Freeware, for evaluation and non-commercial use only
Company :
Comments:
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTC=0x00;
DDRC=0x00;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTD=0x00;
DDRD=0x00;
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer1 Stopped
// Mode: Normal top=FFFFh
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
// USART initialization
// Communication Parameters: 8 Data, 1 Stop, No Parity
// USART Receiver: On
// USART Transmitter: On
// USART Mode: Asynchronous
// USART Baud Rate: 19200
UCSRA=0x00;
UCSRB=0x18;
UCSRC=0x86;
UBRRH=0x00;
UBRRL=0x0C;
// ADC initialization
// ADC Clock frequency: 125.000 kHz
// ADC Voltage Reference: AREF pin
// ADC High Speed Mode: Off
// ADC Auto Trigger Source: ADC Stopped
ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;
ADCSRA=0x85;
SFIOR&=0xEF;
while (1)
{
// Place your code here
data_adc=read_adc(0);
sprintf(buf,"%d",data_adc);
puts(buf);
delay_ms(1000);
//menyalakan fan
if(data_adc>=163)
{
PORTD.3=1;
DDRD=0xFF;
}
else
{
PORTD.3=0;
DDRD=0xFF;
}
}
}
LAMPIRAN 5
unit Unit1;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,
Dialogs, StdCtrls, SerialNG, Buttons, TeEngine, Series, ExtCtrls,
TeeProcs, Chart;
type
TForm1 = class(TForm)
Chart1: TChart;
Series1: TLineSeries;
BitBtn1: TBitBtn;
Edit1: TEdit;
Edit2: TEdit;
Edit3: TEdit;
Edit4: TEdit;
Memo1: TMemo;
SerialPortNG1: TSerialPortNG;
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
Memo2: TMemo;
Memo3: TMemo;
procedure FormCreate(Sender: TObject);
procedure FormClose(Sender: TObject; var Action: TCloseAction);
procedure SerialPortNG1RxClusterEvent(Sender: TObject);
procedure Edit1Change(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
Form1: TForm1;
implementation
{$R *.dfm}
procedure TForm1.FormCreate(Sender: TObject);
begin
SerialPortNG1.Active:=True;
end;
Edit4.Text:= FloatToStr((StrToFloat(Edit3.Text)*0.260)-2.323);
Memo1.Lines.Add(Edit4.Text);
Memo1.Lines.SaveToFile('E:\skripsi ara\data delphi\suhu.Txt');
Series1.Add(StrToFloat(Edit4.Text));
end;
end.