Anda di halaman 1dari 52

PROTOTYPE WASTAFEL OTOMATIS BERBASIS

MIKROKONTROLER AT89S51

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Program Diploma III Ilmu Komputer

Disusun oleh:

DENY SULISTIA NINGSIH M3307038

PROGRAM DIPLOMA III ILMU KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PROTOTYPE WASTAFEL OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER
AT89S51

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Program Diploma III Ilmu Komputer

Disusun oleh:

DENY SULISTIA NINGSIH M3307038

PROGRAM DIPLOMA III ILMU KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010

HALAMAN PERSETUJUAN

i
PROTOTYPE WASTAFEL OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER
AT89S51

Disusun oleh

DENY SULISTIA NINGSIH M3307038

Tugas Akhir ini disetujui untuk dipertahankan dihadapan dewan penguji pada
tanggal ____ ________ ____

Pembimbing Utama

Mohtar Yunianto, S.Si, M.Si

NIP. 19800630 200501 1 001

HALAMAN PENGESAHAN

ii
PROTOTYPE WASTAFEL OTOMATIS BERBASIS
MIKROKONTROLER AT89S51

Disusun oleh:
DENY SULISTIA NINGSIH NIM.M3307038

Dibimbing oleh
Pembimbing Utama

Mohtar Yunianto, S.Si, M.Si


NIP. 19800630 200501 1 001

Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan oleh dewan penguji Tugas Akhir
Program Diploma III Ilmu Komputer pada
hari ____________tanggal _______________

Dewan Penguji: Tanda Tangan

1. Mohtar Yunianto, S.Si, M.Si


(..........................................)
NIP. 19800630 200501 1 001

2. Muhammad A. Safei, S.Si


NIDN.0603118103 (..........................................)

3. Rudi Hartono, S.Si


NIDN.0626128402 (..........................................)

Surakarta, Juni 2010


Disahkan oleh :
a.n. Dekan FMIPA UNS Ketua Program DIII
Pembantu Dekan I

Ir Ari Handono Ramelan, M.Sc, Ph.D Drs. Y. S. Palgunadi, M.Sc


NIP 19610223 1986011001 NIP 19560407 1983031004
ABSTARCT

Deny Sulistia Ningsih, 2010 PROTOTYPE AUTOMATIC SINK


iii
BASED MICROCONTROLLER AT89S51, D3 Program Computer Science
Faculty of Mathematics and Natural Sciences University of Surakarta Eleven
March.
This final project designs and implements prototype automatic sink
based on microcontroller AT89S51. What is needed is to developed an electronic
equipment that can enable people to do something automatically. In general, the
basin is designed to save water and electricity consumption that often people
forget to turn it off after its use.
Prototype automated sink was designed using : two AMN12111 PIR
sensors, circuit relays, AT89S51 microcontroller, and LCD display. The basic
concept work of this system was the sensor as an invisible switch that serves to
define the human body temperature then relays as actuator and microkontroller
does the data processing from obtained both of the sensors.
Result of process from PIR data sensor presented at LCD displayed in
form of article “PROTOTYPE AUTOMATED SINK”. At the time water flows,
hence in screen LCD written down an instruction “WASH HANDS WITH” and at
the time of fan blaze hence in screen LCD written down an instruction “DRYING
HIS”.

Keywords: Microcontroller, AMN1211 PIR Sensor, Relay, LCD.


INTISARI

Deny Sulistia Ningsih, 2010 PROTOTYPE WASTAFEL OTOMATIS


BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51, Program D3 Ilmu Komputer
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tugas Akhir ini merancang dan membuat prototype wastafel otomatis
berbasis mikrokontroler AT89S51. Saat ini dibutuhkan peralatan-peralatan
elektronik yang dapat memudahkan manusia untuk melakukan sesuatu yang yang
bersifat otomatis. Pada umumnya wastafel dirancang untuk menghemat
pemakaian air dan listrik yang sering orang lupa mematikannya setelah berhenti
menggunakannya.

iv
Prototype wastafel otomatis ini dirancang dengan menggunakan dua
sensor PIR AMN12111, rangkaian relay, mikrokontroler AT89S51, dan display
LCD. Prinsip kerja sistem ini adalah sensor sebagai saklar tak terlihat yang
berfungsi untuk menentukan adanya suhu tubuh manusia yang selanjutnya relay
sebagai aktuator dan mikro melakukan pemprosesan data dari kedua sensor
tersebut.
Hasil pemprosesan dari data sensor PIR ditampilkan pada display LCD
dalam bentuk tulisan ” PROTOTYPE WASTAFEL OTOMATIS”. Pada saat air
mengalir maka dalam LCD tertulis instruksi ”CUCILAH TANGAN DENGAN
BERSIH” dan pada saat kipas menyala dalam LCD tertulis instruksi
”MENGERINGKAN TANGAN”.
Kata kunci: Mikrokontroler, Sensor PIR AMN1211, Relay, LCD.

MOTTO
Semua yang dilakukan itu tergantung pada niat.

Jangan pernah mengantungkan dirimu pada umat, gantungkan lah dirimu pada
ALLAH SWT.

Bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besuk, dan Bekerjalah
untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup seribu tahun.

Lihatlah ke atas agar kau tetap semangat, Lihatlah ke bawah agar kau bersyukur,
Lihatlah ke dalam agar kau tau diri, Lihatlah keluar agar kau tau potensi, Lihatlah
ke depan agar kau tak ketinggalan, Lihatlah ke belakang agar kau belajar dari
masa lalu.

v
PERSEMBAHAN

Aku persembahkan karya ini untuk:

Allah SWT,

Keluargaku tercinta atas doa, bantuan, dan dorongannya.

Teman-temanku semua baik dari Teknik Komputer angkatan 2007


atas
dukungan dan kekompakannya.

Orang-orang yang membimbing dan mendidikku di DIII Ilmu


Komputer

vi
KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur keharidat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan tugas akhir dengan judul ” PROTOTYPE WASTAFEL OTOMATIS
BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51”.
Penyelesaian laporan tugas akhir ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan,
dan bantuan dari berbagai pihak baik yang secara langsung maupun secara tidak
langsung. Atas terselesainya laporan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Ibu serta Bapak yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik mental
maupun materi
2. Bapak Drs. Y. S. Palgunadi, M. Sc, selaku Ketua Program Diploma III Ilmu
Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Mohtar Yunianto, S.Si., M.,Si selaku dosen pembimbing.
4. Mas Purnomo, mas Firi, mbak Ria, Mbak diyah yang telah banyak membantu.
5. Teman-teman semua baik dari Teknik Komputer 2007 maupun yang bukan.
6. Serta dosen DIII Teknik Komputer yang mengajar angkatan 2007. Semoga

vii
amal dan kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah
SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhir ini
masih banyak kekurangan, sehingga penulisan laporan tugas akhir ini masih jauh
dari sempurna, namun demikian penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2010 Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL .......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
ABSTRACT .................................................................................................. iv
INTISARI ..................................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 1
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................... 2
1.4 Tujuan ......................................................................................... 2
1.5 Manfaat ....................................................................................... 2
1.6 Metodologi Penelitian ................................................................. 2
1.7 Sistematika Penulisan ................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 4
2.1 Kapasitor ..................................................................................... 4
2.2 Voltage-Regulator ....................................................................... 4

viii
2.3 Transformator ............................................................................. 5
2.4 Transistor .................................................................................... 6
2.5 Relay ........................................................................................... 6
2.6 Sensor PIR .................................................................................. 8
2.7 LCD ............................................................................................. 10
2.8 Mikrokontroler AT89S51 ........................................................... 14 BAB III
DESAIN DAN PERANCANGAN ................................................. 21
3.1 Perancangan Sistem .................................................................... 21
3.2 Perancangan PCB ........................................................................ 23
3.3 Perancangan Perangkat Keras .....................................................
23 a. Rangkaian Catu Daya .........................................................
23
b. Rangkaian Sensor PIR ........................................................ 24
c. Rangkaian Relay ................................................................. 25
d. Rangkaian Mikrokontroler ................................................. 26
e. Rangkaian LCD .................................................................. . 27 3.4 Perancangan
Mekanika (Box) ..................................................... 28
3.5 Perancangan Program .................................................................
29 BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA ..............................................
31
4.1 Pengujian Catu Daya ................................................................... 31
4.2 Pengujian Rangkaian Relay ........................................................ 31
4.3 Pengujian Rangkaian LCD ......................................................... 32
4.4 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ......................................... 33
4.5 Pengujian Rangkaian Sensor PIR ............................................... 35
4.6 Pemasukan Program Assembly ke Mikrokontroler AT89S51 .... 36
4.7 Pengujian Alat Keseluruhan ....................................................... 37 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 39
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 39
5.2 Saran ........................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 40
LAMPIRAN ............................................................................................ 41 DAFTAR
TABEL

ix
Tabel 2.1 Simbol terminal Input – Output ...................................................... 11
Tabel 2.2 Fungsi terminal ............................................................................... 12
Tabel 2.3 Fungsi register ................................................................................. 13
Tabel 2.4 Fungsi alternative pengganti port 3 ................................................ 19
Tabel 4.1 Hasil pengujian rangkaian catu daya .............................................. 31
Tabel 4.2 Hasil pengujian rangkaian relay...................................................... 32
Tabel 4.3 Pengujian sensor PIR ...................................................................... 35
Tabel 4.4 Hasil Pengujian ............................................................................... 38
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kondensator ................................................................................. 4


Gambar 2.2 Voltage-Regulator ........................................................................ 5
Gambar 2.3 Transformator ............................................................................... 5
Gambar 2.4 Simbol skematik transistor ...........................................................
6 a.Simbol transistor NPN dan PNP ............................................. 6
b.Sambungan (junction) transistor NPN dan PNP .................... 6
Gambar 2.5 Blok diagram relay magnetik ....................................................... 7
Gambar 2.6 a. Diagram sensor PIR.................................................................. 8
Gambar 2.6 b. Sensor PIR AMN12111 ........................................................... 8
Gambar 2.7 Diagram blok LCD ....................................................................... 11
Gambar 2.8 Konfigurasi pin flash programming mode mikrokontroler
MCS-51 .................................................................................... 16
Gambar 2.9 Diagram bus mikrokontroler ........................................................ 17
Gambar 2.10 Pin-pin pada mikrokontroler AT89S51 ...................................... 17
Gambar 3.1 Diagram blok rangkaian keseluruhan........................................... 22
Gambar 3.2 Rangkaian power supply .............................................................. 24
Gambar 3.3 Rangkaian pengkondisi sensor PIR ............................................. 25
Gambar 3.4 Rangkaian relay ............................................................................ 25
Gambar 3.5 Rangkaian mikrokontroler ........................................................... 26
Gambar 3.6 Konfigurasi pin LCD ...................................................................
x
27 Gambar 3.7 Perancangan mekanika prototype wastafel otomatis ...................
28 a.Pengaring tangan .................................................................... 28
b. Pencuci tangan ....................................................................... 28
Gambar 3.8 Flowchart program .......................................................................
30
Gambar 4.1 Konfigurasi pin LCD ................................................................... 33
Gambar 4.2 Uji coba rangkaian mikrokontroler AT89S51............................. 34
Gambar 4.3 Proses konversi dari .asm ke .hex ............................................... 36 Gambar
4.4 Rangkaian secara keseluruhan ..................................................... 38

xi
xii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dengan seiring berkembangnya teknologi mendorong manusia
melakukan segala sesuatu dengan lebih cepat dan praktis. Salah satunya teknologi
mikrokontroller yang bisa dimanfaatkan untuk mempermudah pekerjaan manusia dan
lebih efisiensi baik itu dalam hal waktu, tenaga, biaya dan lain-lain. Dengan teknologi
mikrokontroller membantu manusia dalam melakukan segala pekerjaan baik itu yang
bersifat ringan sampai yang berat. Seperti saat melakukan pencucian tangan dengan
wastafel. Wastafel yang digunakan direstourant, hotel, rumah sakit mungkin selama
ini masih bersifat manual. Sehingga terkadang ada orang yang lupa untuk mematikan
kran dan pengering setelah selesai dalam penggunaanya.
Untuk itu pada tugas akhir ini penulis membuat prototype wastafel otomatis,
dimana dalam pembuatanya menggunakan mikrokontroller AT89S51 dalam simulasi
prototype wastafel otomatis sebagai unit pemproses data, dengan output berupa relay
untuk menggerakkan pompa dan kipas, LCD sebagai tampilan. Simulasi prototype
wastafel otomatis menggunakan sensor PIR sebagai perespon suhu tubuh manusia
yang kemudian digunakan untuk menghidupkan pompa atau kipas. Dengan adanya
pembuatan prototype wastafel otomatis dapat memudahkan para penggunanya untuk
lebih efisien dan lebih praktis serta dapat menggutungkan banyak pihak. Dengan
pembuatan prototype wastafel ini mungkin bisa membantu memberi gambaran dalam
pembuatan wastafel yang sebenarnya.

1.2 Perumusan Masalah


Dalam penulisan laporan tugas akhir ini berdasarkan latar belakang di atas.
Perumusan masalah dalam laporan tugas akhir ini adalah Bagaimana membuat

1
2
prototype wastafel otomatis dengan inputnya yang berasal dari sensor PIR dan
outputnya berupa tampilan pada LCD, nyalanya pompa serta pengering.

1.3 Pembatasan Masalah


Penyusunan laporan tugas akhir ini hanya akan membahas tentang
pembuatan prototype wastafel otomatis dengan keluaran berupa tampilan pada LCD,
nyalanya pompa dan pengering, yang inputnya dari PIR dengan menggunakan
komponen: sensor PIR, rangkaian darlington, kipas, pompa, mikrokontroller AT89S51
dan relay.
1.4 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah membuat prototype
wastafel pencuci tangan, pengering tangan menggunakan mikrokontroller AT89S51
sebagai pengolah data, PIR sebagai sensor keberadaan tubuh manusia, relay sebagai
aktuator, dan LCD sebagai display.

1.5 Manfaat
Manfaat pembuataan tugas akhir dengan judul “prototype wastafel otomatis
dengan mikrokontroller AT89S51” ini terhadap beberapa pihak adalah sebagai
berikut :
1. Dapat menjadi referensi bacaan dan informasi khususnya bagi para
mahasiswa Teknik Komputer yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan
pokok permasalahan yang sama.
2. Untuk menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh selama perkuliahan.
3. Dapat digunakan untuk mengontrol air dan pengering dalam kehidupan
manusia sehingga lebih hemat dalam penggunaannya.

1.6 Metodologi Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan Tugas Akhir ini
adalah:
3

Studi literatur, meliputi:


1. Mempelajari karakteristik dari sensor PIR.
2. Mempelajari teori mengenai mikrokontroller AT89S51 sebagai
pengontrol bagi perangkat lainnya.
3. Mempelajari rangkaian darlington.
4. Mempelajari mengenai karakteristik sensor PIR.
5. Mempelajari mikrokontroller AT89S51.

1.7 Sistematika Penulisan


Susunan penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan,
manfaat, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan dari tugas akhir
ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
Membahas tentang sensor PIR, mikrokontroller AT89S51 serta komponen elektronika
yang digunakan.
BAB III : DESAIN DAN PERANCANGAN
Berisi skema blok alat dan flowchart program.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN ANALISA
Membahas skema rangkaian dan pengujian alat.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.
21

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

3.1 Perancangan Sistem


Prototype wastafel otomatis ini merupakan sistem otomatisasi pencuci tangan
dan pengering tangan dengan menggunakan 2 buah sensor PIR, 2 buah relay, 1 buah
mikrokontroler, dan 1 buah LCD. Sensor PIR disini berfungsi sebagai pendeteksi
perubahan radiasi inframerah yang terjadi ketika ada pergerakan manusia yang
memiliki temperatur yang berbeda dengan lingkungan sekeliling tempat pencucian
dan pengeringan tangan. Relay berfungsi sebagai aktuator sedangkan mikrokontroler
berfungsi untuk memproses data. LCD berfungsi sebagai penampil instruksi saat
mencuci dan mengeringkan tangan.
Cara kerja dari alat ini adalah sensor akan mengetahui keberadaan manusia jika
terdeteksi oleh sensor PIR 1 maka secara otomatis akan memicu relay 1 untuk
menghidupkan pompa yang berfungsi untuk mencuci tangan dan pada tampilan
display akan menampilkan “ CUCILAH TANGAN DENGAN BERSIH”. Dalam
konsidi ini sensor PIR 1 akan OFF (logika low).
Jika sensor PIR 2 lebih kuat mendeteksi keberadaan manusia, maka akan memicu
relay 2 untuk menggerakan kipas. Dan pada display LCD akan muncul intruksi
“MENGERINGKAN TANGAN”. Dalam kondisi ini sensor PIR 2 akan OFF(logika
low). Apabila pencucian tangan dan pengeringan tangan sudah selesai atau sensor
PIR sudah tidak lagi mendeteksi keberadaan manusia lagi, maka tulisan pada display
LCD secara otomatis akan kembali ke keadaan awal, “PROTOTYPE
WASTAFEL OTOMATIS”. Ini berarti semua alat sudah tidak terpakai lagi atau dalam
keadaan normal.

21
22

Diagram blok keseluruhan dari prototype wastafel otomatis yang didesain dapat
dilihat pada gambar 3.1.

LCD

Sensor PIR 1
(pencuci Relay 1 POMPA
tangan)

Mikrokontroler
AT89S51
Sensor PIR 2
(pengering Relay 2 KIPAS
tangan)

Gambar 3.1 Diagram blok rangkaian keseluruhan

Keterangan blok sistem prototype wastafel otomatis


1. Catu Daya
Arus yang digunakan adalah arus DC (searah), sedangkan tegangan yang
dipakai adalah +5 volt dan +12 volt
2. Sensor PIR
Sensor PIR disini berfungsi sebagai pendeteksi keberadaan manusia melalui
perbedaan temperatur yang ada disekitar.
3. Mikrokontroller
Dalam rangakaian ini mikrokontroller berfungsi sebagai pemproses.
4. LCD
LCD disini sebagai display output yang mengambarkan keadaan sistem.
5. Relay
Sebagai saklar otomatis untuk memutus arus pada kipas dan pompa apabila
tidak terdeteksi keberadaan manusia.
23

3.2 Perancangan PCB


Perancangan rangkaian dimulai dari menggambar skema rangkaian dengan
menggunakan software protel design system, eagle yang akan dipakai untuk membuat
rangkaian pada PCB. Skema rangkaian yang telah dibuat dengan menggunakan
software protel design system kemudian dicetak ke papan PCB dengan
langkahlangkah sebagai berikut:
b. Mencetak layout PCB pada kertas mika.
c. Menyetelika gambar layout PCB yang ada di kertas mika.
d. Melarutkan desain PCB pada larutan larutan feriklorid, dan air.
e. Kurang lebih selama 5 menit, PCB diangkat tunggu hingga kering dan dilakukan
pengeboran pada jalur – jalur yang telah dibuat.
3.3 Perancangan Perangkat Keras
Perancangan rangkaian menggunakan software protel dan visio. Blok rangakaian
terdiri dari :
a. Rangkaian Catu Daya.
b. Rangkaian Sensor PIR.
c. Rangkaian Relay.
d. Rangkaian Mikrokontroller.
e. Rangkaian LCD.
a. Rangkaian Catu Daya
Catu daya yang digunakan dalam proyek akhir ini mempunyai tegangan
keluaran +5 Volt, +12 Volt dan 0 Volt (Ground). Rangkaian catu daya ini
mendapatkan tegangan masukan tegangan bolak-balik sebesar 220 Volt dari jala-jala
PLN.
Tranformator yang digunakan adalah transformator step down yang
digunakan untuk mentransfer daya, sehingga setelah melewati transformator,
tegangan jala-jala akan diturunkan. Tegangan yang masih berupa tegangan bolakbalik
tersebut disearahkan oleh rangkaian penyearah yang menggunakan dua buah dioda.
Dari hasil penyearahan masih terdapat tegangan bolak-baliknya (tegangan riak).
Untuk mengurangi tegangan riak hasil dari penyearahan digunakan rangkaian penapis
24

yaitu kapasitor. Semakin besar nilai kapasitor, semakin kecil tegangan riaknya.
Untuk mendapatkan output yang diinginkan, digunakan IC regulator
tegangan LM 7805 untuk tegangan +5 Volt dan LM 7812 untuk tegangan +12 Volt.
Pada keluaran dari IC tersebut dipasang transistor penguat arus TIP 3055 yang
digunakan untuk memperkuat arus keluaran. Dioda pada kaki-kaki IC nomor 2
dihubungkan dengan ground untuk memberikan kompensasi sebesar 0,7 Volt sebagai
akibat pemasangan transistor TIP 3055 yang akan mengurangi tegangan keluaran
sebesar 0,7 Volt. Gambar 3.2 adalah rangkaian catu daya yang digunakan dalam
pembuatan tugas akhir ini.

Gambar 3.2 Rangkaian power supply

b. Rangkaian Sensor PIR


Pada sensor PIR AMN12111 diberi rangkaian pengkondisi sinyal agar sinyal
yang dikeluarkan sensor semakin kuat. Sensor PIR bertipe AMN12111 ini
rangkaian pengkondisinya sangat sederhana.
25

Gambar 3.3 Rangkaian Pengkondisi Sensor PIR

c. Rangkaian Relay

Pada sistem ini relay digunakan untuk on/off pompa untuk mengalirkan air
dan on/off untuk menyalakan kipas. Untuk menyalakan relay perlu digunakan
driver. Driver relay adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.4 berikut ini.

Gambar 3.4 Rangkaian Relay

Driver Relay DC, digunakan untuk pensaklaran tegangan AC oleh relay


yang digunakan untuk on/off dari mikrokontroler ke Pompa dan Kipas. Pada
Driver Relay DC ini menggunakan tegangan Vcc +12Volt DC yang inputan dari
rangkaian relay ini berasal dari keluaran mikrokontroler (P1.2 dan P1.3) berupa
logika high atau low. Bila rangkaian driver relay DC ini mendapat masukan high
maka relay dalam keadaan NC yang akan menghubungkan arus AC ke pompa dan
kipas sehingga pompa dan kipas menyala. Sedangkan bila rangkaian driver relay
26

DC ini mendapat masukan low maka relay dalam keadaan NO yang akan
memutus arus AC ke pompa dan kipas sehingga pompa dan kipas mati. Pada
prototype wastafel otomatis ini dibutuhkan rangkaian driver relay DC sebanyak 2
buah yang digunakan untuk menyalakan 1 buah pompa dan 1 buah kipas.
d. Rangkaian Mikrokontroller
Sistem minimum mikrokontroler MCS 51 terdiri dari kristal 11,0592 Mhz
yang terhubung dengan pin 18 dan 19, serta kondensator bernilai 33 pf yang
masing – masing kapasitor salah satu kakinya terhubung dengan ground . Fungsi
dari rangkaian kristal ini sebagai pendukung rangkaian osilator internal. Sistem
minimum ini juga dilengkapi rangkaian power on reset supaya terjadi reset sistem
pada saat mikrokontroller dihidupkan. Rangkaian power on reset terdiri atas satu
buah resistor 10 kΩ dan sebuah kondensator elektrolit 10 uF/16 V. Gambar 3.5
merupakan gambar sistem minimum Mikrokontroler MCS 51 dan port-port yang
dipakai.

Gambar 3.5 Rangkaian Mikrokontroler

Dari Gambar Sistem Minimum Mikrokontroler MCS 51 beserta konfigurasinya


diatas bahwa terdapat 4 port yaitu P0, P1, P2, dan P3. Port-port tersebut terdiri dari
beberapa bit. Pada sistem minimum mikrokontroler ini P0 (bit P0.0 – P0.7) berfungsi
untuk menghubungkan mikrokontroler dengan rangkaian LCD (sebagai masukan
sinyal LCD). Sedangakan P3.6 dan P3.7 digunakan sebagai masukan sinyal ke pin RS
dan E pada rangkaian LCD. Pada P1.2 dan P1.3 digunakan untuk menghubungkan
27

keluaran dari rangkaian sensor 1, dan sensor 2 (rangkaian sensor PIR) ke


mikrokontroler. Kemudian P1.0, dan P1.1 sebagai inputan sinyal ke relay yang akan
menghidupkan atau mematikan pompa dan kipas.
e. Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)
Rangkaian tampilan kristal cair (LCD) berfungsi untuk menampilkan hasil
dalam bentuk teks. Dalam perancangan ini LCD yang digunakan adalah LCD
jenis M1632 yang merupakan LCD 2 Baris dan terdiri dari 16 karakter.
Pengoperasian untuk modul M1632 memerlukan 8 bit data dan 3 bit sinyal
kontrol. Sedangkan pengendalian dot matrik dilakukan secara internal oleh
kontrol yang sudah terpasang dalam modul. Bit saluran masukan data dari DB0 –
DB7dihubungkan ke port 0 (P0.0 –P0.7) mikrokontroler AT89S51, masukan
tegangan catu positif (VDD), masukan tegangan catu tanah (VSS) dan tegangan
Vcc sebesar 5 Volt DC. Untuk konfigurasi mikrokontroler dan LCD ditunjukkan
pada Gambar 3.6

Gambar 3.6 konfigurasi pin LCD

Cara kerja gambar 3.6 adalah sebagai berikut : Data perintah atau
karakter ditempatkan pada saluran data, kemudian P3.6 memberikan masukan
sinyal ke pin RS ( RS = 0, untuk register perintah dan RS = 1, untuk memilih
data dalam ). Selanjutnya sinyal E (P3.7) diberi masukan tinggi dan kemudian
diubah menjadi logika rendah, hal ini agar Modul beroperasi sesuai dengan
data yang dimasukkan dan register dalam yang dipilih.
3.4 Perancangan Mekanik (Box)
Protoype wastafel otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan
28

mikrokontroler AT89S51, terdiri dari 2 buah rangkaian sensor PIR sebagai


pendeteksi adanya keberadaan manusia. Sensor PIR 1 diletakan diatas pada
alat pencuci tangan, untuk menentukan posisi keberadaan manusia supaya air
dapat mengalir, dan sensor PIR 2 dipasang di atas pada alat pengering tangan,
untuk menentukan posisi keberadaan manusia supaya kipas dapat menyala.
LCD letaknya ditengah-tengah antara alat pencuci tangan dan alat pengering
tangan, yang fungsinya untuk menampilkan instruksi saat mencuci atau
mengeringkan tangan. Bahan yang digunakan untuk membuat prototye
wastafel otomatis ini terbuat dari tripek. Dan kerangkanya terbuat dari kayu.

(a).Pengering Tangan (b).Pencuci Tangan


Gambar 3.7 Perancangan Mekanika Prototype Wastafel Otomatis

3.4 Perancangan Program


Dalam melakukan perancangan software atau program, di awali dengan
pembuatan flowchart terlebih dahulu. Flowchart program seperti pada gambar 3.8.
Setelah flowchart program dibuat, tahapan selanjutnya adalah menuliskan
program. Tahapnya adalah sebagai berikut :
1. Menuliskan listing program di dalam software Reads51. Dalam penulisan ini
digunakan bahasa assembler yang nantinya disimpan dengan ekstensi *.asm.

2. Setelah program disimpan dalam ekstensi *.asm, langkah selanjutnya adalah


mengklompier program jika sukses secara otomatis akan berbentuk *.hex.
29

3. Untuk tahapan terakhir, program akan didownload ke dalam IC AT89S51 dengan


menggunakan AEC_ISP.
30

MULAI MULAI

Inisialisasi LCD Inisialisasi LCD

tidak tidak
S1=0 S2=0
(PIR1 (PIR 2
mendeteksi) mendeteksi)

ya ya

Pompa ON Kipas ON

Tampilkan Tampilkan
“CUCILAH TANGAN “MENG ERINGKAN
DENGAN BERSIH ” TANGAN”
pada LCD pada LCD

tidak tidak
S1=1 S2=1
(PIR 1 tidak (PIR 2 tidak
mendeteksi) mendeteksi)

ya ya

Pompa off Kipas off

Tampilan awal Tampilan awal


“PROTOTYPE WASTAFEL “PROTOTYPE WASTAFEL
OTOMATIS ” OTOMATIS ”
pada LCD pada LCD

SELESAI SELESAI

Gambar 3.8 Flowchart program


BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah komponen elektrolit yang mempunyai
kemampuan menyimpan elektron selama waktu yang tidak tentu. Kegunaan kapasitor
adalah sebagai penyaring arus serta tegangan, penyaring frekuensi.
Macam – macam kondensator :
a. Kondensator elektrolit atau Electrolytic Condenser (Elco)
Kondensator yang berbentuk tabung , mempunyai dua kutub kaki berpolaritas
positif dan negatif.

Gambar 2.1 Kondensator (Jayadin, 2007)

b. Kondensator tetap
Kondensator yang nilainya tidak dapat diubah-ubah.

2.2 Voltage-Regulator
Sirkuit terpadu seri 78xx adalah sebuah keluarga sirkuit terpadu regulator tegangan
linier monolitik bernilai tetap. Keluarga 78xx adalah pilihan utama bagi banyak sirkuit
elektronika yang memerlukan catu daya teregulasi karena mudah digunakan dan
harganya relatif murah. Untuk spesifikasi IC individual, xx diganti dengan angka dua
digit yang mengindikasikan tegangan keluaran yang didesain, contohnya 7805
mempunyai keluaran 5 volt dan 7812 memberikan 12 volt. Keluarga 78xx adalah
regulator tegangan positif yaitu regulator yang didesain untuk memberikan tegangan
keluaran yang relatif positif terhadap ground bersama. Keluarga 79xx adalah peranti
komplementer yang didesain untuk catu daya negatif.

4
IC 78xx dan 79xx dapat digunakan bersamaan untuk memberikan regulasi tegangan
5

terhadap pencatu daya split.

Gambar 2.2 Voltage-Regulator (www.id.wikipedia.org/wiki/78xx, 2010)

2.3 Transfomator
Alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC).
Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu kumparan pertama (primer) yang
bertindak sebagai input, kumparan kedua (sekunder) yang bertindak sebagai output,
dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu :
a. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolakbalik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns>Np).
b. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolakbalik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np>Ns).

Gambar 2.3 Transformator (www.e-dukasi.net, 2010)

2.4 Transistor

Pada prinsipnya transistor merupakan sambungan dari dua buah dioda dimana
dioda yang satu disebut dioda kolektor, sedang dioda satunya lagi disebut dengan
6

dioda emitor. Berdasarkan sambungan dari dua buah dioda tersebut, maka transistor
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu jenis NPN dan jenis PNP.
Transistor PNP dan NPN mempunyai sifat yang saling berkebalikan walaupun
sebenarnya prinsip kerja kedua jenis transistor tersebut adalah sama. Untuk transistor
PNP diperlukan arus dan tegangan yang berlawanan dengan transistor NPN. Jika pada
transistor NPN kolektornya lebih positif daripada emitor, maka transistor PNP
emitornya lebih positif daripada kaki kolektor (Malvino, 1992).

CC
B B

EE

(a)
CE EC

N P N P N P

B B

(b)
Gambar 2.4 Simbol skematik transistor (Malvino, 1992).
(a) Simbol transistor NPN dan PNP
(b) Sambungan (junction) transistor NPN dan PNP

2.5 Relay

Relay merupakan suatu saklar magnet yang menggunakan sifat listrik


magnet untuk mengubah kontak (koneksi). Relay banyak digunakan pada
pengendalian yang membutuhkan tegangan yang tinggi dan arus yang kuat. Suatu
relay biasanya hanya mempunyai satu koil tetapi mempunyai banyak kontak.
Fixed contact
Movable contanc

Armature

Spring

Koil

Gambar 2.5 Blok diagram relay magnetik (Petruzella, 1996)


7

Pada Gambar 2.5 ketika tidak ada arus yang melewati koil, tegangan pegas
akan mengakibatkan lengan menjauhi inti koil. Sedangkan ketika arus mengenai koil
akan dihasilkan medan magnet dan mengakibatkan lengan mendekati inti koil.
Pergerakan lengan tersebut diakibatkan karena adanya medan magnet yang dihasilkan
koil ketika dialiri arus. Pergerakan lengan mengakibatkan titik-titik kontak dari relay
akan membuka dan menutup.

Dari segi elektrisnya, relay mempunyai sifat-sifat yaitu hambatan dari


kumparan relay tergantung dari banyaknya lilitan dan penampang lilitan. Hambatan
relay berkisar antara 1KΩ sampai 50K. Arus dari relay merupakan arus yang mengalir
ke kumparan. Besarnya arus tersebut ditentukan oleh resistansi lilitan relay. Tegangan
yang diperlukan untuk mengaktifkan relay, didapatkan dari hasil kali nilai resistansi
dan arus yang mengalir pada lilitan relay. Sedangkan daya dari relay merupakan hasil
kali arus dan tegangan lilitan dari relay.

Dipandang dari kontaknya relay terdapat berbagai jenis dan jumlah kontak
relay. Berdasarkan jenis kontaknya relay ada 2 macam yaitu NO (Normally Open) dan
NC (Normally Close). Sedangkan berdasarkan jumlah kontaknya ada beberapa
macam relay yaitu SPST (Single Pole Single Trough), SPDT (Single Pole Double
Trough), DPST (Double Pole Single Trough), DPDT (Double Pole Double Trough)
dan lain-lain.

NO/Normally Open dan NC/Normally Close merupakan kondisi kontakkontak


pada relay, yang mengacu pada kondisi kontak ketika kumparan belum teraliri arus.
Kontak NO akan menutup ketika relay disuplai arus dan kontak saklar NC akan
membuka ketika relay disuplai arus (Petruzella, 1996).

2.6 Sensor PIR ( Passive Infrared Receiver )


PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan
infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR
LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai
dengan namanya ‘Passive’, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar
infra merah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda
8

yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia. Sensor PIR
bekerja dengan mendeteksi perubahan radiasi infra merah yang terjadi ketika ada
pergerakan manusia yang memiliki temperatur yang berbeda dengan lingkungan
sekelilingnya.

(a) (b)
Gambar 2.6 (a) Diagram sensor PIR (b) Sensor PIR AMN12111
(www.innovativeElectronics.com, 2010)

Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian-bagian yang mempunyai perannya masing-
masing, yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan comparator.
Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran
sinar infra merah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol
mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius,
yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar
infra merah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang
merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang
terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus
listrik. Arus listrik ini ada karena pancaran sinar infra merah pasif ini membawa
energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar
matahari mengenai solar cell.
IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infra
merah pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang
dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja
yang dapat dideteksi oleh sensor. Jadi, ketika seseorang berjalan melewati sensor,
9

sensor akan menangkap pancaran sinar infra merah pasif yang dipancarkan oleh
tubuh manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga
menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya
energi panas yang dibawa oleh sinar infra merah pasif tersebut. Kemudian sebuah
sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan
oleh comparator sehingga menghasilkan output.
Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam, maka sensor PIR
akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh manusia tersebut.
Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi panas yang dihasilkan
dapat digambarkan hampir sama pada kondisi lingkungan disekitarnya. Ketika
manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu akan menghasilkam
pancaran sinar infra merah pasif dengan panjang gelombang yang bervariasi sehingga
menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor merespon dengan cara
menghasilkan arus pada material Pyroelectricnya dengan besaran yang berbeda-beda.
Karena besaran yang berbeda inilah comparator menghasilkan output.
Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila sensor ini dihadapkan
dengan panas yang tidak memiliki panjang gelombang infra merah antara 8 sampai 14
mikrometer dan benda yang diam seperti sinar lampu yang sangat terang yang mampu
menghasilkan panas, pantulan objek benda dari cermin dan suhu panas ketika musim
panas.
Karakteristik sensor PIR AMN12111 ini diantaranya jangkauan outputnya bias
mencapai 2 meter, dilengkapi dengan lens Fresnel serta mempunyai output digital.
(www.innovativeelectronics.com, 2010)

2.7 Liquid Crystal Display (LCD)

LCD display module M1632 terdiri dari dua bagian, yang pertama merupakan
panel LCD sebagai media penampil informasi dalam bentuk huruf/angka dua baris,
masing–masing baris bisa menampung 16 huruf/angka. Bagian kedua merupakan
sebuah sistem yang dibentuk dengan mikrokontroler yang ditempel dibalik pada panel
LCD, berfungsi mengatur tampilan LCD. Dengan demikian pemakaian LCD M1632
10

menjadi sederhana, sistem lain cukup mengirimkan kode – kode ASCII dari informasi
yang ditampilkan.
Dari LCD MI632 terdapat spesifikasinya antara lain sebagai berikut :

a. Tampilan 16 karakter 2 baris dengan matrik 5 x 7 + kursor.


b. ROM pembangkit karakter 192 jenis.
c. RAM pembangkit karakter 8 jenis ( diprogram pemakai).
d. RAM data tampilan 80 x 8 bit ( 8 karakter).
e. Duty ratio 1/16.
f. RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari unit
mikroprosesor
g. Beberapa fungsi perintah antara lain: penghapusan tampilan (display
clear), posisi krusor awal (crusor home), tampilan karakter kedip
(display character blink), pengeseran krusor (cursor shift), penggeseran
tampilan (display shift).
h. Rangkaian pembangkit detak.
i. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan.
j. Catu daya tunggal + 5 volt. Diagram blok modul tampilan kristal cair
(LCD) dapat dilihat pada gambar 2.7
Common
signal
LCD
DB 0 – DB 7

Segment
RS signal
R/
Controller
E Serial Segmen
data
t driver
V D0
Timing signal
V SS
V LC

Gambar 2.7 Diagram blok LCD (Seiko Instrument, 1987)


11

Adapun simbol terminal input-output dapat dilihat pada tabel 2.1:

Tabel 2.1 Simbol terminal Input – Output

No Simbol Level Deskripsi


1 VCC - +5V
2 GND - 0V
3 VEE - Tegangan Kontras LCD
4 RS H/L Register Select, 0 = Register Perintah, 1 =
Register Data
5 R/W H/L 1 = Read, 0 = Write
6 E H/L Enable Clock LCD, logika 1 setiap kali
pengiriman atau pembacaan data

Tabel 2.1 Simbol terminal Input – Output ( lanjutan )

No Simbol Level Deskripsi


7 D0 H/L Data Bus 0
8 D1 H/L Data Bus 1
9 D2 H/L Data Bus 2
10 D3 H/L Data Bus 3
11 D4 H/L Data Bus 4
12 D5 H/L Data Bus 5
13 D6 H/L Data Bus 6
14 D7 H/L Data Bus 7
15 V+BL - Tegangan positif backlight
16 V-BL - Tegangan negatif backlight

Fungsi dari masing–masing terminal dapat dilihat pada tabel 2.2 :

Tabel 2.2 Fungsi Terminal.


12

Nama No I/O Tujuan Fungsi


sinyal Terminal

DB0-DB3 4 I/O MPU Data dibaca dari modul ke MPU


atau ditulis ke modul dari MPU
melalui bus ini. Jika antar muka 4
bit, sinyal – sinyalnya tidak
digunakan.

DB4-DB7 4 I/O MPU 4 bus dua arah tri state. Data


dibaca dari modul ke MPU atau
ditulis ke modul dari MPU melalui
bus ini.Jika antar mukanya 8 bit,
DB 7 digunakan sebagai busy flag.

Tabel 2.2 Fungsi Terminal ( lanjutan ).


Nama No I/O Tujuan Fungsi
Sinyal Terminal

E 1 Input MPU Sinyal awal operasi. Sinyal ini mengaktifkan


penulisan atau pembacaan data.

R/W 1 Input MPU Sinyal pemilih baca (R) atau tulis (W), 0: tulis,
1 : baca

RS 1 Input MPU 0 : Register instruksi (tulis)


1 : Register data (tulis dan baca)
VLC 1 - PS Terminal catu daya untuk mengatur kecerahan
tampilan kristal cair.

VDD 1 - PS + 5V
VSS 1 - PS Terminal Ground : 0V

Register adalah blok diagram yang sering digunakan untuk menyimpan


(sementara) informasi biner yang muncul. LCD mempunyai 2 macam register 8 bit :
Instruksi register (IR) dan Data Register (DR) yang masing – masing dapat dipilih
menggunakan sinyal pemilih (Pin RS).
13

Tabel 2.3 Fungsi register


RS RW Operasi

0 0 Pemilihan IR, penulisan IR.


Operasi dalam: penghapusan layar.
0 1 Baca busy flag (DB7) dan penghitung alamat (DB0-DB6)
1 0 Pemilihan register data, pemilihan register data.
Operasi dalam: DR ke DDRAM atau CGRAM.
1 1 Pemilihan register data, pembacaan register data.
Operasi dalam: DDRAM atau CGRAM ke register data.
Dari tabel 2.3 terdapat register intruksi dan register data. Register instruksi
digunakan untuk menyimpan kode perintah misalnya hapus tampilan, geser kursor,
dan sebagainya. Juga digunakan untuk menyimpan perintah yang berhubungan
dengan alamat RAM data tampilan (DDRAM) atau alamat RAM pembangkit karakter
(CGRAM).
Register Data (DR) digunakan untuk menyimpan data yang akan dikirim ke
atau di baca dari DDRAM atau CGRAM. Apabila data diisikan ke DDRAM maka
secara otomatis data isi register akan dipindahkan ke DDRAM/CGRAM. Apabila
data dibaca dari DDRAM maka alamat dari DDRAM akan diisikan ke dalam IR.
(Seiko Instrument, 1987)

2.8 Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler adalah satu sistem komputer yang dirancang untuk keperluan


pengontrolan sistem. Mikrokontroler dilengkapi dengan CPU (Unit Pemrosesan
Pusat), memori dan perangkat perantara lainnya sehingga sering disebut
mikrokomputer serpih tunggal. Tidak seperti sistem komputer, yang mampu
menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolahan kata, pengolahan
angka, dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu
aplikasi tertentu saja (hanya satu program saja yang bisa disimpan).
Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem
komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program
14

pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin
antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada
mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar, artinya program
kontrol disimpan dalam ROM (bisa masked ROM atau flash PEROM) yang
ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat menyimpan
sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang
bersangkutan.

IC AT89S51 adalah mikrokontroler dengan daya rendah, CMOS 8-bit daya


kerja tinggi dengan 4K byte In System Programmable Flash Memory. AT89S51 dibuat
menggunakan nonvolatile teknologi memori kepadatan tinggi milik Atmel dan dapat
digabungkan dengan set instruksi dan pin out standar pabrik 80C51. Flash di dalam
chip melewatkan program memori untuk dapat diprogram ulang di dalam sistem atau
oleh suatu pemrograman memori nonvolatile konvensional.
Salah satu keluarga MCS51 yaitu flash mikrokontroler AT89S51 dengan
keunggulan tertentu dibandingkan 8031 dari Intel terutama segi memori. AT89S51
adalah mikrokomtroler CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) 8 bit
berunjuk kerja tingggi dengan 4 Kbyte Rom yang dapat diprogram dan dihapus
dengan cepat. Memori ini dibuat dengan teknologi tidak mudah menguap, kapasitas
tinggi, dan kompatibel dengan standar industri MCS51 untuk pin dan perintah. Serpih
memori flash membolehkan memori diprogram ulang dalam sistem atau dengan
memori programmer konvensional. Kombinasi CPU 8 bit dan memori flash membuat
AT89S51 adalah sebagai mikrokomputer yang bertenaga dengan kelenturan tinggi dan
solusi harga efektif pada perancangan aplikasi mikrokontroler.
Pada AT89S51 tersedia beberapa kelengkapan standar yaitu : flash 4 Kbyte, RAM
128 byte, 32 jalur I/O, 2 pewaktu/penghitung 16 bit, 5 penyelaan (baris arsitektur
interupsi) 2 tingkat, pintu serial 2 arah, oscillator satu serpih, dan rangkaian detak.
AT89S51 juga didesain dengan logika statik untuk operasi turun ke frekuensi nol dan
mendukung dua software dengan model daya yang dapat dipilih. Model Idle (daya
kerja rendah), menghentikan CPU saat melewatkan RAM, pewaktu/counter, serial
port, dan sistem interupsi kepada pemfungsian kendali. Berikut ini adalah gambar
15

dari konfigurasi pin flash programming mode atau ISP mode (Atmel, 2004).

Gambar 2.8 Konfigurasi pin flash programming mode mikrokontroler MCS-51


(Atmel, 2004).

Mikrokontroler MCS-51 merupakan sebuah chip semikonduktor yang


terintegrasi dan merupakan jenis mikrokontroler yang didalamnya dilengkapi dengan
:

a. Sebuah CPU (Central Processing Unit) 8 bit.

b. Osilator internal dan rangkaian pewaktu.

c. RAM internal 128 byte (on chip)

d. Empat buah programmable port I/O, masing-masing terdiri atas 8 buah


jalur I/O

e. Dua buah timer/counter 16 bit

f. Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan tiga buah
interupsi internal)

g. Satu buah port serial dengan kontrol serial full duplex UART.

h. Kemampuan melakukan operasi perkalian, pembagian dan operasi boolean.

Dari keterangan lebih jelas tampak pada Gambar 2.9 tentang diagram bus
mikrokontroler MCS 51.
16

Gambar 2.9 Diagram bus mikrokontroler (Agfianto, 2004)

Bentuk kemasan dari mikrokontroler AT89S51 dirancang dalam bentuk DIP


40 pin standar dengan pertimbangan kemudahan untuk pemrograman.
Konfigurasi kaki dari mikrokontroler dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut
ini.

Gambar 2.10 Pin-pin pada mikrokontroler AT89S51 (Agfianto, 2004)

Fungsi masing-masing pin secara rinci adalah sebagai berikut : a.


VCC

Tegangan yang dibutuhkan dari catu daya positif untuk mikrokontroler adalah
sebesar +5V.
b. GND
17

GND adalah panghubung ke catu daya 0 atau ground.


c. Port 0
Port 0 adalah pintu masukan atau keluaran dua arah open drain. Bila logic 1
dikirimkan ke port 0, maka port dapat digunakan sebagai alamat (data bus) byte
rendah selama berhubungan dengan memori program (data eksternal). d. Port 1
Port 1 adalah pintu masukan atau keluaran dua arah dengan tahanan pull-up
dalam. Penyangga port 1 dapat menampung sumber 4 masukan TTL. Saat
pertama ditulis ke pin port 1, mereka dibuat tinggi oleh tahanan pull-up dalam
dan dapat dipakai sebagai masukan. Port 1 juga menerima alamat byte rendah
selama pemroraman dan pembuktian.
e. Port 2
Port 2 adalah pintu masukan atau keluaran dua arah dengan tahanan pull-up
dalam. Penyangga keluarannya dapat menampung atau memberikan 4 buah
masukan TTL. Port 2 mengeluarkan byte alamat tinggi selama berhubungan
dengan memori luar. Pada saat pemrograman atau pembuktian, port 2 menerima
masukan byte alamat berlogika tinggi dan beberapa sinyal kendali.
f. Port 3
Port 3 adalah pintu masukan atau keluaran 8 bit dua arah yang dapat menyerap
atau memberikan 4 masukan TTL. Sebagai masukan, port 3 harus dikirim logika
tinggi. Port 3 juga menerima beberapa sinyal kendali untuk pemrograman dan
pembuktian. Port 3 juga sebagai fungsi alternatif AT89S51 seperti tabel 2.4.

Tabel 2.4 Tabel fungsi alternatif pengganti port 3


Pin port Fungsi alternatif
P3.0 RXD (pintu masukan deret)
P3.1 TXD (pintu masukan deret)
P3.2 INT0 (penyelaan luar no.0)
P3.3 INT1 (penyelaan luar no.1)
18

P3.4 T0 (masukan luar pewaktu 0)


P3.5 T1 (masukan luar pewaktu 1)
P3.6 WR (tulis memori data luar)
P3.7 RD (baca memori data luar)
g. RST
RST adalah port hapus untuk menghapus penghitung program (program counter)
sehingga program diawali pada alamat 0000H.
h. ALE/PROG (Address Latch Enable)
ALE/PROG adalah pulsa keluaran untuk mengunci alamat byte rendah selama
mengakses memori luar. Port ALE juga dipakai untuk pulsa program selama
proses pemrograman flash. Pemakaian normal ALE mengeluarkan pulsa sebesar
1/6 dari frekuensi osilator dan dapat dipakai sebagai sinyal detak atau pewaktu
perangkat luar.
i. PSEN (Program penyimpan dijalankan)
PSEN adalah port keluaran pulsa strobe untuk memori program luar. Saat
AT89S51 menjalankan perintah dari memori program luar, PSEN akan aktif dua
kali setiap periode mesin kecuali untuk berhubungan dengan memori data luar
maka akan dilewati.
j. EA/Vpp (Akses luar dijalankan)
EA/Vpp harus dihubungkan ke ground untuk menjalankan program luar yang
dimulai pada 0000H hingga FFFFH. Sebaliknya untuk menjalankan program
bagian dalam, maka EA harus dihubungkan dengan Vpp. Untuk fungsi
pemrograman, EA harus dihubungkan Vpp umumnya sebesar +12V.
k. XTAL1
XTAL1 adalah port masukan ke penguat pembalik osilator dan masukan
rangkaian detak dalam.
l. XTAL2
XTAL2 adalah keluaran dari penguat pembalik osilator. (Agfianto, 2004)
BAB IV IMPLEMENTASI DAN
ANALISA

4.1 Pengujian Rangkaian Catu Daya


Pengujian rangkaian catu daya yang memiliki 2 output tegangan. Pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui keluaran catu daya tersebut 5 volt dan 12 volt.
Sehingga dimungkinkan agar tidak terjadi penurunan atau kenaikkan tegangan dalam
hal ini tegangan konstan. Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tegangan
keluaran dari catu daya dengan multitester.

Tabel 4.1 Hasil pengujian Rangkaian Catu daya

Tegangan (V) Tegangan (V)


5,02 12,11

4.2 Pengujian Rangkaian Relay


Tujuan pengujian adalah untuk mengukur arus dan tegangan relay pada saat
on maupun off. Pada sistem ini rangkaian relay yang digunakan adalah rangkaian
relay bukan pull-up. Dari hasil pengujian yang tecantum dalam Tabel 4.2 dapat
diketahui bahwa pada saat rangkaian relay belum diberi masukan atau masih dalam
status low maka relay belum terenergis sedangkan ketika pada rangkaian relay diberi
masukan tegangan 12V atau dalam status high maka relay akan terenergis.
32

31
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Rangkaian Relay
No. Relay Inputan tegangan Kondisi Output
1. Relay 1 0 Volt Tdk Terenergis arus DC putus arus
12Volt Terenergis DC terhubung

2. Relay 2 0Volt Tdk Terenergis arus DC putus arus


12 Volt Terenergis DC terhubung

Pada rangkaian driver relay (penggerak relay) terdiri dari dua buah transistor,
transistor-transistor difungsikan sebagai switch yang bekerja untuk mengatifkan relay.
Alasan penggunaan dua transistor pada rangkaian penggerak relay yaitu untuk
mengatasi ketidakmampuan mikrokontroler membuat transistor saturasi karena
mikrokontroler tergolong aktif low. Ketika logika high diberikan pada salah satu pin
mikrokontroler maka impendasinya akan tinggi sehingga arus yang dihasilkan oleh
pin mikrokontroler tidak mampu membuat transistor saturasi disebabkan jika
rangkaian penggerak menggunakan satu transistor oleh karena itu dirangkai
rangkaian switching.

4.3 Pengujian Rangkaian LCD


Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang
berfungsi sebagai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa keterangan.
LCD dihubungkan langsung ke Port 3 dari mikrokontroler yang berfungsi
mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk alfabet dan
numerik pada LCD.

Gambar 4.1 konfigurasi pin LCD


33

Terminal 1 dengan +5V, terminal 2 dengan GND, dan terminal 3 dengan pin tengah
pada sebuah resistor variable 10Kohm yang dihubungkan sebagai pembagi tegangan
(pin-pin yang masing-masing dihubungkan dengan GND dan VCC). Selanjutnya
resistor variable ini akan berfungsi sebagai pengatur kontras LCD. Terminal 4 (RS)
digunakan untuk memberitahukan LCD bahwa data yang akan dikirim berupa data
atau berupa kode pengaturan. Terminal 5 (RW) berfungsi untuk menentukan arah
data, yaitu mikrokontroler mengirim data atau meminta data. Terminal 6 adalah
terminal enable. Jika arah data adalah menuju LCD, maka LCD akan mengambil data
pada saat terminal enable berada pada transisi turun. Sebaliknya jika data berasal dari
LCD, maka mikrokontroler harus sudah mengambil data sebelum sinyal enable low.
Terminal 7 hingga terminal 14 adalah jalur data, sedangkan terminal 15 dan 16 adalah
terminal untuk menyalakan lampu LCD. Penyambungan LCD pada gambar 4.1 yaitu
menghubungkan terminal 7 ke P0.0 berturut-turut hingga terminal 14 dengan P0.7.
Kemudian terminal 4 (RS) dengan P3.6 dan terminal 6 dengan P3.7. Terminal 5 (RW)
boleh langsung disambungkan ke GND jika kita tidak akan melakukan pembacaan
data pada LCD.

4.4 Pengujian Rngkaian Mikrokontroler


Pengujian rangkaian mikrokontroer AT89S51 ini dilakukan dengan membuat
rangkaian seperti berikut :
34

Gambar 4.2 Rangkaian uji coba rangkaian mikrokontroler AT89S51

Pengecekan mikrokontroller AT89S51 dilakukan dengan port 0.0 sampai port


0.7 dihubungkan dengan delapan buah LED pada kaki katoda. Kaki Kanoda LED
dihubungkan dengan resistor 330 ohm. Sedangkan kaki anoda dihubungkan dengan
VCC. Dengan program pengujian sebagai berikut: ORG 0H
MULAI:
MOV P0,#00000001B
JMP MULAI
END

4.5 Pengujian Rangkaian Sensor PIR


Pengujian sensor PIR bertujuan untuk mengetahui jarak maksimal yang dapat
dideteksi oleh sensor PIR dari sumber panas serta luas area yang dapat dijangkau.
Panas tubuh manusia yang digunakan dalam pengujian ini mempunyai suhu normal
sebesar 27-32OC. Jarak sumber panas terhadap sensor diubah sampai multimeter tidak
35

menunjukkan respon tegangan yang dihasilkan oleh sensor. Ketika tidak ada objek
yang dideteksi, maka keluaraan tegangan menujukkan angka 0,1mV. Ini menunjukkan
bahwa keluaran PIR adalah logika 0 (rendah) ketika tidak mendeteksi objek.
Ketika ada objek berupa sumber panas dideteksi sensor PIR, maka tegangan
keluaran sensor menunjukkan 4,95mV. Ini menunjukkan sensor akan berlogika 1
(tinggi) ketika mendeteksi panas tubuh. Pengujian juga dilakukan dengan melihat
respon PIR terhadap sumber panas tubuh manusia pada jarak tertentu.

Tabel 4.3 Pengujian sensor PIR

Jarak (cm) Tegangan (mVolt) Keterangan


25 4,95 Akurat
50 4,95 Akurat
75 4,94 Akurat
100 4,94 Akurat
125 4,94 Akurat
150 4,94 Akurat
175 4,94 Akurat
200 4,94 Akurat
225 4,94 Akurat
250 4,94 Akurat
275 4,94 Akurat
300 4,94 Akurat
325 4,94 Akurat
Tabel 4.3 Pengujian sensor PIR (lanjutan)

Jarak (cm) Tegangan (mVolt) Keterangan


350 4 Tidak akurat
400 4 Tidak akurat
475 4 Tidak akurat
500 0 Tidak akurat
600 0 Tidak ada respon

4.6 Pemasukan Program Assemby ke Mikrokontroler AT89S51


Proses ini, dilakukan oleh downloader IC AT89xx. Adapun langkahlangkahnya
36

adalah sebagai berikut :


1. Tancapkan IC AT89S51 ke soket ic pada downloader.
2. Hubungkan soket female DB-25 pada downloader ke soket male DB-25 di
PC dan hubungkan power supply dengan tegangan 12 V ke downloader.
3. Buka program READ51.
4. Buat program yang anda inginkan lalu simpan. Jika tidak terdapat error
maka simulasi program bisa dijalankan. File yang tersimpan secara
otomatis akan beraktensi *.hex.

Gambar 4.3 Proses konversi dari .asm ke .hex

5. Apabila program assembly sudah benar serta tidak ditemukannya


kesalahan, langkah selanjutnya adalah menjalankan program AEC_ISP.
6. Kemudian arahkan pada pilihan E, lalu tekan enter atau tekan tombol “E”.
Ini berfungsi untuk memasukkan program yang berekstensi hex ke dalam
IC AT89S51.
7. Jika sudah 100%, tekan sembarang tombol untuk melanjutkan.
8. Langkah selanjutnya adalah memilih pilihan I, lalu tekan enter. Disitu
tampak bahwa kondisi masih tinggi (high). Dengan menekan tombol enter,
maka akan berubah menjadi rendah (low).
9. Setelah proses download selesai, langkah selanjutnya yaitu memasang IC
AT89S51 yang berisi program cob.hex tadi ke rangkaian.

4.7 Pengujian Alat Keseluruhan


Pengujian rangkaian dilakukan secara keseluruhan setelah perakitan seluruh
37

pendukung sistem meliputi rangkaian catu daya 5V dan 12V, rangkaian


mikrokontroler, rangkaian LCD, rangkaian relay, serta sensor PIR.

Gambar 4.4 Rangkaian secara keseluruhan

Tabel 4.4 Hasil pengujian


Tampilan LCD Keterangan
Tampilan LCD pada saat alat dalam kondisi
ON (sensor 1 dan sensor 2 tidak terhalangi
Prototype Wastafel Otomatis
atau normal)

Cucilah Tangan Dengan Bersih Tampilan saat sensor 1 terhalangi dan air akan
mengalir dengan delay 1 detik.

Mengeringkan Tangan Tampilan saat sensor 2 terhalangi dan kipas


akan hidup dengan delay 1 detik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perancangan, pembuatan alat dan pengujian, maka didapat suatu
kesimpulan adalah :

1. Prototype wastafel otomatis telah selesai dibuat dan sudah dapat berjalan
sesuai dengan yang direncanakan dengan menggunakan 2 sensor PIR
AMN12111, 2 relay, pompa, kipas, LCD serta mikrokontroler AT89S51.
2. Prototype wastafel otomatis menggunakan sensor PIR yang bekerja dengan
mendeteksi perubahan radiasi infra merah yang terjadi ketika ada pergerakan
manusia yang memiliki temperatur yang berdeda dengan lingkungan
sekelilingnya.

5.2 Saran

Alat yang dibuat dalam tugas akhir ini sesungguhnya masih terdapat banyak
kelemahan, baik secara fisik maupun system kerjanya. Oleh karena itu masih perlu
kajian-kajian dan uji coba agar diperoleh alat yang lebih sempurna. Saran yang bisa
penulis sampaikan adalah :

1. Menambahnya otomatisasi berupa air sabun dalam alat ini.


2. Menambahkan keluaran berupa suara.
39
DAFTAR PUSTAKA

Agfianto, E., P., 2004, ”Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55”, Yogyakarta:


Gava Media.
Atmel, 2004, www.atmel.com. Diakses pada 10 Juni 2010

E-dukasi, 2010, www.e-dukasi.net.diakses pada 10 Juni 2010

InnovativeElektronics, 2010, www.innovativeEletronics.com.diakses 5 Juni 2010.

Jayadin, 2007, ” Ilmu Elektronika ”, diakses pada 10 Juni 2010.

Malvino, 1992, ”Prinsip-Prinsip Elektronika”, Jakarta: Erlangga.


Petruzella, F., D., 1996, “Elektonika Industri”. Yogyakarta : ANDI.
Seiko Instrument, 1987, “Liquid Crystal Display Module M1632 User Manual”,
Japan: Seiko Instrument Inc.

Wikipedia, 2010, www.id.wikipedia.org/wiki/78xx. diakses pada 10 Juni 2010.


40

Anda mungkin juga menyukai