Oleh:
Qurrotul Aini
NRP. 1103191036
Dosen Pembimbing:
2022
PERNYATAAN ORISINILITAS
Saya selaku penulis menyatakan bahwa Proyek Akhir ini adalah benar-
benar hasil karya sendiri, dan semua sumber/referensi baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Qurrotul Aini
NRP. 1103191036
ii
PROYEK AKHIR
Qurrotul Aini
NRP. 1103191036
Telah diseminarkan dan disahkan menjadi Progress Proyek Akhir 1 (PA 1)
di
Program Studi D3 Teknik Elektronika, Departemen Teknik Elektro,
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
pada tanggal 2022
Disetujui Oleh:
Dosen Penguji: Dosen Pembimbing:
1. 1.
iii
ABSTRAK
Ada banyak alternatif cara pengelolaan sampah botol plastik yang telah
didaur ulang, seperti menjadi bahan kerajinan, hiasan, atau bahan siap
pakai lainnya. Namun, beberapa penelitian juga menggunakan sampah
botol plastik menjadi alternatif alat tukar mata uang seperti pada konsep
Reverse Vending Machine, dimana sistem tersebut memiliki prinsip
kerja memasukkan sampah botol plastik terlebih dahulu, kemudian
pengguna dapat memilih produk yang diinginkan tanpa harus
melakukan pembayaran dengan uang. Hal ini diterapkan agar dapat
mengurangi sampah botol yang plastik yang beredar di lingkungan
masyarakat. Akan tetapi proses penukaran sampah botol plastik sebagai
alat tukar pembayaran transportasi Suroboyo Bus masih menggunakan
sistem manual yaitu antar sesama manusia.
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingkat kesadaran masyarakat semakin rendah terhadap
pengelolaan sampah organik dan anorganik yang ada di Indonesia
khususnya daerah Surabaya. Botol plastik merupakan sampah anorganik
yang dapat di daur ulang. Penggunaan botol plastik yang meningkat
menjadikan jumlah sampah yang mencemari lingkungan semakin tidak
terkontrol. Dalam hal ini, jika penggunaan botol plastik tersebut tidak
diatasi dengan benar, maka akan menimbulkan permasalahan yang
berdampak buruk bagi masyarakat. Selain itu, sampah botol plastik juga
dapat mengganggu ekosistem laut dan kesehatan manusia. (Andina,
2019)
Menurut badan pusat statisik (BPS) 2021, limbah plastik di
Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Studi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) di tahun 2018 memperkirakan sekitar
0,26 juta-0,59 juta ton plastik ini mengalir ke laut.
Wilayah perkotaan seperti Kota Surabaya memiliki pengelolaan
limbah plastik yang cukup maju. Suroboyo Bus merupakan salah satu
sarana transportasi yang menggunakan sampah botol plastik sebagai alat
tukar mata uang. Seiring berkembangnya teknologi, sampah botol
plastik dapat dijadikan sebagai alternatif lain untuk mempermudah
masyarakat yang kekurangan ekonomi dalam menjalankan kegiatan
sehari-hari dengan menggunakan transportasi umum. (Agus Widiyarta,
2021)
Sampah botol plastik yang menjadi salah satu alat tukar mata uang
pada transportasi Suroboyo Bus membuat masyarakat kecil sedikit demi
sedikit mengumpulkan sampah tersebut. Permasalahan yang diangkat
yaitu cara penukaran sampah botol plastik yang digunakan Suroboyo
Bus tersebut masih manual yaitu face to face sehingga masih melibatkan
manusia didalam transaksinya. (Prio Handoko, 2018)
Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan tersebut, terdapat suatu
gagasan atau ide untuk mengembangkan cara penukaran sampah botol
plastik menjadi tiket sebagai alat tukar pembayaran transportasi tersebut
menggunakan prinsip kerja sebuah reverse vending machine. Reverse
1
Vending machine merupakan sebuah mesin yang dapat melayani jual
beli tanpa adanya campur tangan manusia yang menjadi perantara
transaksi tersebut, pengguna dapat melakukan transaksi dengan
langsung memasukkan sejumlah produk berupa sampah botol plastik
yang kemudian akan mengeluarkan tiket sebagai alat tukar pembayaran
mata uang.
Harapan dari adanya perkembangan mesin ini, masyarakat dapat
mengurangi pencemaran sampah botol plastik dan mempercepat proses
pembayaran yang dilakukan tanpa adanya campur tangan manusia.
2
1.4.5 Sistem prediksi hanya dikirimkan kepada telegram petugas.
1.5 Metodologi
Dalam pembuatan proyek akhir ini ada tahapan metodologi yang
meliputi beberapa proses, yaitu seperti pada flowchart berikut:
3
- Studi literatur mengenai hal yang berhubungan dengan
sensor infrared, sensor proximity, Arduino mega 2560,
nodemcu esp8266 dan lain-lain yang dapat membantu
penyelesaian proyek akhir ini.
4
Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan dari
perancangan sistem, pembuatan sistem (mekanik, hardware
dan software) dan hasil pengujian serta analisanya.
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan secara singkat latar belakang, tujuan proyek
akhir, manfaat proyek akhir, perumusan masalah, Batasan masalah,
metodologi dan sistem pembahasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup dimana menjelaskan
pengambilan kesimpulan dan saran dari hasil pengujian serta analisa
yang telah diperoleh selama mengerjakan proyek akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini berisi tentang daftar referensi-referensi yang telah
dipakai oleh penulis sebagai acuan dan penunjang serta parameter yang
5
mendukung penyelesaian proyek akhir ini dengan baik secara praktis
maupun teoritis.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(sumber : https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/timbulan)
7
2.1.2 Kondisi Pengelolaan Sampah Botol Plastik di Surabaya
Sampah plastik merupakan salah satu timbulan sampah
terbesar kedua di Kota Surabaya. Menurut Sistem Informasi
Pengelolaan Sampah Nasional, pada tahun 2020, sampah plastik yang
timbul mencapai 19,44% seperti yang ditunjukkan pada gamabr 2. Pada
gambar tersebut dinyatakan bahwa komposisi sampah paling banyak
berdasarkan jenis sampah yaitu sampah plastik mencapai angka paling
tinggi kedua setelah sampah sisa makanan. Hal ini membuktikan bahwa
sampah plastik termasuk salah satu sampah yang harus dikurangi oleh
masyarakat. Salah satu cara pengelolaan sampah botol plastik yang ada
di Kota Surabaya yaitu dengan adanya penerapan transportasi Suroboyo
Bus dengan pembayaran sampah botol plastik dapat mengurangi tingkat
pencemaran sampah yang tidak terkelola. (Nasional, 2021)
(Sumber: https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/komposisi)
8
variabel resistor (VR) atau potensiometer dan rangkaian kontrol.
Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas maksimum putaran
sumbu (axis) motor servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo
diatur berdasarkan lebar pulsa yang ada pada pin kontrol motor servo.
(Faikul Umam, 2017)
(Sumber:
https://www.google.co.id/books/edition/Motor_Listrik/4HNMEAAAQB
AJ?hl=id&gbpv=1&dq=prinsip+kerja+motor+servo&pg=PA77&pri
ntsec=frontcover)
Jenis motor servo ada dua yaitu motor servo standar 180° dan
motor servo continous. Motor servo standar ini hanya mampu bergerak
dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing suduh
mencapai 90° sehingga total defleksi sudut dari kanan-kiri adalah 180°.
Sedangkan motor servo continuous mampu bergerak dua arah (CW dan
CCW) tanpa Batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara
kontinyu).
9
kabel kontrol. Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan
menentukan posisi sudut putaran dari poros motor servo.
(Sumber: https://sinaupedia.com/pengertian-motor-servo/)
(Sumber: https://www.tptumetro.com/2021/01/cara-kerja-modul-
infrared-fc-51-sensor.html)
11
umumnya tidak memperlukan perawatan khusus jika dibandingkan
dengan printer lainnya.
12
Gambar 7. Printer Thermal
(Sumber: https://kasirpintar.co.id/blog/product/mini-printer-thermal-
bluetooth/)
13
3. Jurnal berjudul ”Analisis Perilaku Pemilahan Sampah Di Kota
Surabaya” oleh Elga Andina dari Pusat Penelitian badan Keahlian
DPR RI mengenai observasi perilaku pemilahan sampah di Kota
Surabaya agar dapat memilah upaya penanggulangan sampah
dengan cara yang lebih baik. (Andina, 2019)
4. Jurnal Internasional berjudul “Development of Reverse vending
Machine using Recycled Materials and Arduino Microcontroller”
oleh Kai Kit Wong dkk dari School of Electrical & Electronic
Engineering, University Sains Malaysia mengenai daur ulang
material sampah menggunakan Arduino yang menggunakan
desain berbanding terbalik dari mesin vending dimana terdapat
fitur pengguna akan mendapatkan hadiah instan. (Kai Kit Wong,
2019)
5. Jurnal Internasional berjudul “Reverse vending Machine for
Plastic Bottle Recycling” oleh Deena Mariya dkk dari Department
of Computer Science & Engineering KMEA Engineering College,
Ernakulam Kerala – India. (Deena Mariya, 2020)
6. Jurnal berjudul “Efektivitas Pembayaran Suroboyo Bus
Menggunakan Sampah Botol Plastik (Studi Kasus Di Rumah
Kompos Rungkus Asri)” oleh Agus Widiyarta dkk oleh fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya. Pada penelitian ini
dilakukan observasi mengenai evektivitas pembayaran Suroboyo
bus menggunakan sampah botol plastik agar dapat dilakukan
proses pemilahan dan pengelolaan sampah botol plastik dengan
benar yang tersimpan di rumah kompos Rungkut Asri. (Agus
Widiyarta, 2021)
7. Skripsi berjudul “Alat Penukaran Sampah Botol Plastik dengan
Voucher” oleh Fakhrur Roziq dari Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya. Pada penelitian ini dibuat alat yang dapat mengeluarkan
voucher dengan menukar sampah botol plastik menggunakan
Arduino ATMega16 berdasarkan sensor loadcell untuk mengukur
berat botol. (Roziq, 2017)
14
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
3.1 Konfigurasi Sistem
Dalam proyek akhir ini terdapat tiga bagian pokok dalam
perancangan sistem, yaitu meliputi bagian mekanik, hardware dan
program. Alat yang akan dibuat berupa alat yang berguna untuk penukar
sampah botol plastik dengan tiket sehingga dapat ditukarkan menjadi
alat tukar mata uang untuk transportasi masyarakat. Berikut merupakan
blok diagram konfigurasi sistem proyek akhir ini yang ditunjukkan oleh
Gambar 3.1.
Adapun untuk supply sistem yang digunakan berasal dari baterai
Hi-Link 200Vac to 3,3 Vdc yang merupakan sumber tegangan mini
yang dapat menurunkan tegangan ac menjadi dc.
Agar dapat menjalankan proses sebagaimana mestinya sistem ini
dilengkapi dengan 1 buah sensor proximity utama yang berguna untuk
membaca hasil banyak jumlah tiket yang masuk ke dalam penampung.
Gambaran umum konfigurasi keseluruhan sistem terdiri dari bagian
input, bagian kontroler utama serta bagian output. Adapun input sistem
menggunakan sensor kapasitif proximity dan sensor infrared yang akan
membaca jenis dan ukuran sampah botol plastik yang masuk. Pada
bagian kontroler utama sistem menggunakan mikrokontroler yaitu
nodemcu 8266. Data hasil pembacaan sensor proximity dan sensor
infrared akan dikirimkan ke kontroler utama, yang mana sebelum
dilanjutkan ke penampung botol akan dipress terlebih dahulu oleh
mesin press. selanjutnya data yang diterima akan diolah sehingga
menghasilkan akan meng-counter jumlah sampah botol plastik yang
masuk. Data kedua akan dikirimkan kepada kontroler nodemcu 8266,
selanjutnya data yang diterima akan diolah sehingga menghasilkan
nofitikasi pada telegram apakah penampung sampah penuh atau tidak.
Dan untuk output sistem merupakan tiket otomatis yang berisikan
tanggall serta point pengguna yang akan ditampilkan pada LCD 20x4.
15
Untuk menghindari pengaruh dari banyaknya sampah botol plastik yang
masuk, terdapat tempat penampung sampah botol plastik yang telah
dipress. Adapun desain mekanik dari penampung sampah tersebut
ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Secara umum gambaran 3D dan bagian-bagian dari desain mekanik
sistem dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Sistem ini terdiri dari sensor kapasitif proximity dan sensor infrared
yang berguna untuk membaca jenis dan ukuran sampah botol plastik
yang masuk pada lubang. Sensor proximity diletakkan didalam lubang
sampah dan sensor infrared diletakkan secara bertingkat dibagian luar
lubang sampah.
16
3.4 perancangan dan Pembuatan Program
18
Gambar 9. Menunjukkan keseluruhan flowchart atau alur kerja
alat yang akan dibuat pada proyek akhir ini. Alat akan aktif ketika
sumber mengalir. Saat alat dalam keadaan ON, alat akan melakukan
proses inisialisasi bagian-bagian dalam sistem. LCD akan menampilkan
status bahwa alat telah aktif dan siap digunakan. LCD menampilkan
status untuk meletakkan botol pada tempat yang telah disediakan.
Dimana sensor infrared akan melakukan proses scanning untuk
mendeteksi adanya sinyal dari jenis ukuran botol yang diletakkan oleh
pengguna dan sensor kapasitif proximity akan mendeteksi jenis botol
tersebut apakah plastik atau bukan. Terdapat 3 kondisi ketika sensor
infrared mendeteksi objek. Kondisi IR 1 mendeteksi adanya objek maka
variable A+0,33. Kondisi IR 2 mendeteksi adanya objek maka variabel
A+0,2. Kondisi IR 3 mendeteksi adanya objek maka variabel A+0,1.
Ketika sensor infrared menerima data dari hasil pembacaan ukuran botol
tersebut, maka sensor akan mengirimkan data ke mikrokontroller
NodeMCU ESP8266 untuk diproses guna memerintahkan servo untuk
membuka pintu penahan botol dan memerintahkan mesin press
leadscraw untuk menekan botol yang sudah masuk yang kemudian akan
dijatuhkan sesuai ukurannya kedalam penampung yang telah
disediakan. Setelah pengguna selesai memasukkan botol diharuskan
menekan pushbutton result. Saat hasil A>=1 maka mesin akan mencetak
tiket sesuai dengan jumlah sebanyak A, jika tidak maka mesin tidak
dapat mencetak tiket.
19
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1 Pengujian sensor infrared dalam mengidentifikasi ukuran botol
plastik
Pada tahap ini dilakukan pengujian pada sensor infrared yang
berguna untuk mengetahui adanya objek botol plastik yang sesuai
dengan ukurannya, yang nantinya data tersebut akan digunakan sebagai
penentuan jumlah botol agar sesuai dengan target yang diinginkan.
a. Tujuan
1. Untuk mengetahui adanya objek yang masuk kedalam tempat
yang telah disediakan.
2. Untuk mengetahui ukuran botol plastik yang masuk.
b. Peralatan yang dibutuhkan
1. Sensor infrared FC-50
2. NodeMCU ESP8266
3. Laptop yang telah terinstall Arduino IDE
4. Botol plastik
c. Setting pengujian
d. Prosedur pengujian
1. Menyiapan peralatab yang dibutuhkan selama pengujian
2. Menyambungkan Arduino yang telah dirangkai dengan
sensor ke laptop
3. Mengunggah program yang telah dibuat
4. Menaruh botol dalam posisi berdiri
5. Membaca dan mencatat hasil baca dari sensor yang
ditampilkan pada serial monitor
e. Hasil dan analisa
f. Kesimpulan
Dari pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
ukuran pada setiap botol yang masuk dapat dibedakan dengan
menggunakan sensor infrared.
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan sistem yang
kemudian dilanjutkan dengan tahap pengujian dan analisa maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil identifikasi pembacaan ukuran menggunakan sensor infrared
mendapatkan tingkat akuransi sebesar
2. Hasil identifikasi pembacaan jenis botol plastik menggunakan
sensor kapasitif proximity mendapatkan tingkat akuransi sebesar .
5.2 Saran
Dari hasil proyek akhir ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
dimungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Oleh karenanya
penulis merasa perlu untuk memberi saran-saran sebagai berikut:
1. Alat dapat diberikan memori sehingga data pengamatan dapat
disimpan dan data tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi
kedepannya.
2. Desain alat dapat dibuat lebih sederhana.
23
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkan
26