24/PA/D3-KG/2017
PROYEK AKHIR
Disusun Oleh :
Billy Septanto Syamsumarno
NIM 3114110057
Miftahul Ulum
NIM 3114110036
Pembimbing :
Dyah Nurwidyaningrum, S.T., M.Ars
NIP 19740706 199903 2 001
2017
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan nikmat,
hidayah-Nya serta atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan proyek akhir penelitian
yang berjudul “Analisis Sistem Sirkulasi Udara dan Pencahayaan pada Apartemen
Green Pramuka City”.Suatu pencapaian tidak terlepas dari dukungan serta bantuan
orang-orang sekitar. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Teristimewa, kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu menuntun penulis dalam
penyusunan proyek akhir ini.
2. Ibu Dyah Nurwidyaningrumselaku pembimbing.
3. Bapak Agung Budi Broto selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Jakarta.
4. Kedua orang tua kami yang mendukung dan selalu mendo’akan penulis.
5. Seluruh pihak manajemen Green Pramuka City yang telah memberikan izin serta
fasilitas pendukung penelitian.
6. Tuti Sugianti, Marlia Julianti, Zaherman Rochmatullah, yang telah membantu kami
selama pengumpulan data di lapangan.
7. Keluarga besar Gedung 2 Sore yang selalu memberikan dukungan beserta dorongan
dalam proses penyusunan proyek akhir ini.
8. Pihak-pihak lain yang terlibat secara langsung dalam penyusunan proyek akhir ini.
Penulis memohon maaf apabila dalam pembuatan proyek akhir ini terdapat
kesalahan penulisan huruf, nama, gelar dan lainnya. Kritik dan saran penulis harapkan
agar dapat mengembangkan ilmu yang telah dipelajari.Dengan mengucapkan syukur dan
berharap ridho-Nya semoga proyek akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
Penulis
iv
ABSTRAK
Menurut Institut arsitek di Jepang penggunaan energi terbesar pada apartemen adalah
AC/pendingin sebesar 47,2% disusul penerangan/pencahayaan sebesar 32,3%, kemudian
trasnportasi (lift), sanitari dan lainnya sebesar 20,5%. Perlunya menganalisis sistem sirkulasi
udara dan pencahayaan karena hal tersebut berkaitan dengan kenyamanan di dalam ruangan dan
efisiensi penyediaan energi yang ada pada bangunan tersebut.Salah satu hunian yang di tinjau
yaitu pada Apartemen Green Pramuka City. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui
keadaan sistem ventilasi udara pada Apartemen Green Pramuka City , mengertahui keadaan
sistem pencahayaan pada Apartemen Green Pramuka City, mengidentifikasi pengaruh
kenyamanan termal pada suhu, kelembaban dan kecepatan udara terhadap kenyamanan sebuah
ruangan. Metode dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan pengukuran langsung
dilapangan.Kemudian data hasil observasi, wawancara dan pengukuran langsung dilapangan
dibandingkan dengan SNI 03-6572-2001 terkait sirkulasi udara dan SNI 03-6197-2000 terkait
pencahayaan serta mendeskripsikan gejala-gejala dari hasil pengumpulan data tersebut. Hasil
data yang memenuhi kriteria terkait sirkulasi udara yaitu kelembaban 65.5%, suhu 0%,
pergerakan udara 40% , CO 78%, CO2 95% dan dari hasil wawancara sebanyak 72.4% merasa
nyaman dengan kondisi udara diruangan. Sedangkan data pencahayaan yang memenuhi kriteria
hanya 3% dan dari hasil wawancara sebanyak 97% penghuni merasa pencahayaan diruangan
sudah memenuhi kebutuhan.
v
DAFTAR ISI
vi
2.6.1 Pengertian Pencahayaan .................................................................................... 11
2.6.2 Sumber Pencahayaan ......................................................................................... 11
2.6.3 Kuat Penerangan ................................................................................................. 13
2.6.4 Kenyamanan Visual ........................................................................................... 13
2.6.5 Pengendalian Sistem Pencahayaan yang Baik ................................................ 14
2.6.6 Pengaruh Interior terhadap Pencahayan dalam Ruangan .............................. 15
BAB IV DATA.......................................................................................................... 35
4.1 Gambaran Umum Proyek .................................................................................. 35
4.2 Site Plan Green Pramuka City ......................................................................... 37
4.2.1 Penjelasan Umum Site Plan .............................................................................. 39
4.3 Data-Data Pendukung ........................................................................................ 39
vii
6.2 Saran ..................................................................................................................... 62
LAMPIRAN .............................................................................................................. 65
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
pergerakan angin, kelembaban udara, radiasi, faktor subyektif, seperti
metabolisme, pakaian, makanan dan minuman, bentuk tubuh, serta usia dan jenis
kelamin.
2
6. Sumber pencahayaan yang diukur pada bidang kerja di ruangan utama.
7. Parameter fisik yang diukur untuk mencari nilai sirkulasi udara yaitu nilai
kelembaban udara, suhu udara dan pergerakan udara.
8. Parameter kimia untuk mengukur sirkulasi udara hanya mencari nilai CO dan
CO2 yang dilakukan di dapur hunian.
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang pengambilan topik analisis sistem
sirkulasi udara dan pencahayaan, permasalahan yang akan dibahas pada
penelitian ini, tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan yang dilakukan pada Apartemen Green Pramuka City.
3
2. BAB II DASAR TEORI
Bab ini berisikan tentang dasar – dasar teori yang menunjang dan berkaitan
dengan analisis sistem sirkulasi udara dan pecahayaan dari sumber - sumber
yang digunakan, yaitu mengenai nilai baku mutu kelembaban, suhu,
pergerakan udara, CO,CO2dan standar nilai pencahayaan untuk hunian
apartemen yang disyaratkan. Bab ini pun berisakan teori penyebab atau
gejala-gejala dari hasil perbandingan nilai sirkulasi udara dan pencahayaan
dengan SNI yang berlaku.
4. BAB IV DATA
Bab ini membahas tentang data-data terkait sistem sirkulasi udara dan
pencahayaan pada Apartemen Green Pramuka City.Data tersebut berupa,
ukuran fisik bangunan, ukuran ruang, gambar layoutTower Pino dan Crysant.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apartemen
Menurut Undang-Undang Rumah Susun, Pasal 1 (No. 20, Tahun 2011)
menyebutkan bahwa yang diartikan dengan apartemen adalah bangunan gedung
bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan dan terbagi dalam bagian-bagian yang
distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal yang merupakan
satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah,
terutama untuk hunian yang dilengkapi dengan bagian-bagian bersama, benda bersama,
dan tanah bersama. Sedangkan menurut Harris (1975), Apartemen adalah suatu ruang
atau rangkaian ruang yang dilengkapi dengan fasilitas serta perlengkapan rumah
tangga dan digunakan sebagai tempat tinggal. Fasilitas bersama terdiri dari kolam
renang, pusat kebugaran, toko, dan sebagainya.Unit terdiri dari kamar tidur, kamar
mandi, dapur, dan sebagainya.
5
2.3 Sistem Sirkulasi Udara (Ventilasi)
Ventilasi merupakan proses untuk menyatukan udara segar ke dalam
bangunangedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan (SNI 03-6572-2001).Ventilasi
bertujuan :
6
Heating, Ventilating and Air Conditioning (HVAC). Sebelum menggunakan sistem
ventilasi buatan ada beberapa persyaratan teknis yaitu :
1. Sistem ventilasi mekanis harus diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi
syarattidak memadai.
2. Penempatan fan harus memungkinkan pelepasan udara secara maksimal dan
jugamemungkinkan masuknya udara segar atau sebaliknya.
3. Sistem ventilasi mekanis bekerja terus menerus selama ruang tersebut dihuni.
4. Bangunan atau ruang parkir tertutup harus dilengkapi sistem ventilasi
mekanis untukmembuang udara kotor dari dalam dan minimal 2/3 volume
udara ruang harus terdapatpada ketinggian maksimal 0,6 meter dari lantai.
5. Ruang parkir pada ruang bawah tanah (basement) yang terdiri dari lebih satu
lantai, gasbuang mobil pada setiap lantai tidak boleh mengganggu udara
bersih pada lantailainnya.
6. Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan
harussesuai ketentuan yang berlaku
7
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1077/MENKES/PER/V/2011 adalah 1000 ppm. Pada dasarnya CO2 tidak
menimbulkan efek kesehatan yang berbahaya apabila berada pada konsentrasi
diatas 550 ppm namun jika berada pada konsentrasi diatas 1000 ppm, CO2
dapat mengindikasikan kurangnya udara segar dan buruknya percampuran
udara pada area pengguna gedung. Upaya pengendalian CO2 dalam ruangan
adalah dengan menyesuaikan pasokan udara dalam ruangan tegantung dari
tingkat kegunaan ruang yang bervariasi, selain itu sirkulasi udara dalam
ruangan juga harus ditingkatkan (Binardi 2003).
8
a. Suhu
Kenyamanan suhu menurut ASHRAE adalah suatu kondisi
yang dirasakan dan menunjukan kepuasan terhadap suhu yang ada di
lingkungan sekitar.Suhu udara antara suatu daerah dengan daerah
lainnya sangat berbeda.Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor, seperti
sudut datang sinar matahari, ketinggian suatu tempat, arah angin, arus
laut, awan, dan lamanya penyinaran.Umumnya untuk mencapai zona
kenyamanan di Indonesia suhu berkisar 25°C±1°C (SNI 03- 6572-2001).
9
\
2. Bakteri
Bakteri yang hidup di dalam ruangan menyebabkan gangguan
kesehatan serta efek deteriorasi atau penurunan kualitas mutu bagi
gedung apabila tumbuh dan berkembang biak di dalam ruangan (
Stephen 2006;Setzenbach 1998).
10
1. Luas ventilasi minimum 5-10% dari luas lantai.
2. 75% dari jumlah luas ruangan reguler didesaindengan ventilasi silang.
3. Untuk rumah dengan kondisi udara luar yang buruk, adanya upaya untuk
menjaga kualitas udara di dalam rumah.
4. Memiliki sirkulasi udara untuk seluruh kamarmandi.
5. Memiliki sirkulasi udara keluar dapur.
1. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang memiliki sumber cahaya
yangberasal dari alam, seperti matahari, bintang, dan lain-lain.Matahari
adalah sumberpencahayaan alami yang paling utama, namun sumber
11
pencahayaan initergantung kepada waktu (siang hari atau malam hari),
musim, dan cuaca(cerah, mendung, berawan, dan lain-lain).
Pencahayaan alami memiliki beberapa keuntungan yaitu :
a. hemat energi listrik,
b. dapat membunuh kuman penyakit,
c. variasi intensitas cahaya matahari dapat membuat suasana
ruanganmemiliki efek yang berbeda – beda, seperti pada hari mendung,
suasana di dalam ruangan akan memiliki efek sejuk, dan hari cerah
menyebabkansuasana bersemangat, dan
Kelemahan dari pencahayaan alami yaitu :
a. tidak dapat mengatur intensitas terang cahaya matahari sehingga jika
cuacaterik akan menimbulkan kesilauan,
b. sumber pencahayaan alami yaitu matahari dapat menghasilkan
panasdistribusi cahaya yang dihasilkan tidak merata.
Pencahayaan alami siang hari dapat dikatakan baik apabila
a. pada siang hari antara jam 08.00 sampai dengan jam 16.00 waktu
seternpat terdapatcukup banyak cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
b. distribusi cahaya di dalam ruangan cukup merata dan atau tidak
menimbulkan kontrasyang mengganggu
2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari sumber
cahaya selain cahaya alami, yaitu dari lampu listrik. Pencahayaan buatan
diperlukan ketika :
a. pencahayaan alami tidak tersedia di ruangan pada saat matahari terbenam,
b. pencahayaan alami tidak mencukupi kebutuhan cahaya seperti pada
saathari mendung,
c. pencahayaan alami tidak dapat menjangkau tempat tertentu yang jauh
darijendela dalam sebuah ruangan,
d. pencahayaan merata pada ruangan yang lebar diperlukan,
e. pencahayaan konstan diperlukan seperti pada ruangan operasi,
f. diperlukan pencahayaan yang arah dan warnanya dapat diatur, dan
g. diperlukan pencahayaan untuk fungsi tertentu seperti menyediakan
h. kehangatan bagi bayi yang baru lahir.
i.
12
Pencahayaan buatan memiliki beberapa keuntungan seperti :
a. dapat menghasilkan pencahayaan yang merata,
b. dapat menghasilkan pencahayaan khusus sesuai yang diinginkan,
c. dapat menerangi semua daerah pada ruangan yang tidak terjangkau
olehsinar matahari, dan
d. dapat menghasilkan pencahayaan yang konstan setiap waktu.
e. Pencahayaan buatan memiliki beberapa kelemahan seperti :
f. memerlukan energi listrik sehingga menambah biaya yang
dikeluarkan,dan
g. tidak dapat digunakan selamanya karena lampu dapat rusak.
Φ : fluks cahaya (jumlah cahaya yang jatuh pada setiap sudut ruangan)
Intensitas penerangan sangat mepengaruhi kenyamanan visual.Ada kaitan erat
antara intensitas cahaya dan jarak sumber cahaya terhadap kuat penerangan yang
terukur.
1. Kuat Penerangan
b. Besar kuat penerangan harus memenuhi syarat minimal sesuai standar
c. Makin berat kerja visual, kuat penerangan minial makin tinggi
d. Jika pencahayaan alami belum memenuhi syarat, harus dibantu
pencahayaan buatan.
13
2. Luminansi
a. Pada objek tidak terjadi kontras cahaya dan kontras warna objek yang
berlebih
b. Makin berat kerja visual, batas indeks kesilauan maksimal makin tinggi
3. Kualitas Warna
Kualitas warna yang dihasilkan sumber cahaya dan warna yang terlihat
dari objek harus sesuai suasana terkait psikologi dan aktivitas atau fungsi
ruangan.
14
Tabel 2.1 : Tingkat pencahayaan yang direkomendasikan pada rumah tinggal
Rumah tinggal
Teras 60
Ruang Tamu 120-150
Ruang makan 120-250
Ruang kerja 120-250
Kamar tidur 120-250
Kamar mandi 250
Dapur 250
Garasi 60
Sumber : SNI 03-6197-2000
15
1. Perfoma Visual
Bagaimana pencahayaan dapat menunjang kegiatan manusia pada interior.
Peran pencahayaan pada ruang antara lain fungsi secara fungsional dan
estetika
2. Kenyamanan Visual
Bagaimana cahaya dapat menunjang kegiatan manusia dengan memberikan
kenyamanan tanpa silau. Teknik pencahayaan dan arah cahaya yang benar
akan memberikan kenyamanan visual bagi pengguna ruang
3. Rasa Senang (Pleasantness)
Pencahayaan pada ruang selain berfungsi menunjang kegiatan juga
mempunyai efek psikologis kepada pengguna ruang
4. Energi dan Biaya yang Efektif
Penghematankonsumsi energi yang juga penghematan biaya pada
pencahayaan dapat dilakukan tanpa mengurangi standar kualitas yang
diinginkan dengan desain pencahayaan yang efektif
Berdasarkan Departemen Pekerjaan Umum (1981), faktor–faktor yang dapat
mempengaruhi pencahayaan di ruangan termasuk tempat tinggal adalah :
1. Desain sistem pencahayaan
Faktor ini berpengaruh terhadap penyebaran cahaya ke seluruh
ruangan.Dengan desain yang baik dapat dihindarinya sudut atau bagian
ruangan yang gelap.
2. Distribusi Cahaya
Faktor ini berpengaruh terhadap penyebaran cahaya. Jika distribusi sumber
cahaya tidak merata, maka akan menimbulkan sudut dan bagian yang gelap.
3. Pemantulan Cahaya
Pemantulan cahaya dari langit – langit tergantung dari warna dan finishing.
Pemantulan cahaya ini tidak berlaku pada sistem pencahayaan langsung,
tetapi sangat penting pada pencahayaan tidak langsung.
4. Ukuran Ruangan
Ruangan yang luas akan lebih efisien dalam pemanfaatan cahaya daripada
ruangan yang sempit.
5. Utilitas Cahaya
16
Utilitas cahaya adalah presentase cahaya dari sumber cahaya yang secara
nyata mencapai dan menerangi benda – benda yang perlu diterangi.
7. Warna Interior
Warna dinding ruangan dan furnitur mempengaruhi besar intensitas
pencahayaannya yakni semakin cerah warna yang gunakan maka intensitas
pencahayaan di ruangan tersebut semakin besar.Sebaliknya, semakin redup
warna dinding ruangan maka intensitas pencahayaan di ruangan tersebut
semakin kecil.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil analisis sistem sirkulasi udara
dan pencahayaan pada Apartemen Green Pramuka City. Metode analisis yang digunakan
dalam penyusunan tugas akhir ini adalah metode kuantitatif, yaitu berdasarkan data-data
berupa hasil pengukuran sirkulasi udara dan pencahayaan yang dapat diklarifikasikan,
konkrit, teramati, dan terukur. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi,
wawancara dan pengukuran langsung di lapangan.
18
Gambar 3.1 Lokasi proyek pembangunan Apartemen Green PramukaCity
Sumber :www.rumahdijual.com
Wilayah Timur : Taman Kota Rawasari, Jalan Jend. Ahmad Yani dan Jalan Tol
Wiyoto – Wiyono
19
menggunakan alat ini dapat diketahui tingkat kualitas udara sehingga data
yang terukur batas kualitas udara yang dihasilkan apakah masih dalam
toleransi atau sudah terkena pencemaran dari dampak polusi lingkungan
sekitar. Tipe IAQ yang di gunakan adalah IAQ tipe Lutron AQ-9901 SD.
Alat ukur kualitas udara tipe ini memiliki beberapa fungsi yaitu:
a. Untuk mengukur kadar CO ( Karbon Monoksida)
b. Mencari nilai kelembaban relatif (Relative Humadity/RH)
c. Mengetahui suhu di ruangan
d. Untuk mengukur kadar oksigen (Air Oxygen)
e. Untuk mengukur kadar CO2 ( Karbon dioksida )
Pada penelitian kali ini alat IAQ tipe Lutron AQ-9901 SDdigunakan
untuk mengetahui nilai CO, CO2, RH dan suhu di dalam unit ruangan.Untuk
mendapatkan nilai tersebut alat diletakan pada tempat yang mengandung
banyak CO dan CO2di ruangan tepatnya pada dapur penghuni. Karena pada
dapur terdapat aktivitas memasak yang dapat meningkatkan kadar CO dan
CO2diudara.Berikut disajikan gambar alat IAQ tipe Lutron AQ-9901 SD.
2. Lux meter
Alat ukur cahaya ( lux meter ) adalah alat yang digunakan untuk
mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya
intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia
juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya
20
intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan
linier terhadap cahaya. Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor
maka akan semakin kecil nilai yang ditunjukkan lux meter. Alat ini
digunakan dengan cara diletakkan diatas bidang datar dan diarahkan ke
sumber cahaya. Alat akan menunjukkan nilai parameter yang diinginkan
setelah 1-2 menit.
Pada pengukuran intensitas cahaya kalini digunakan Lux meter tipe LM-8000
4 in 1 Environment Teaser. Lux meter tipe ini memiliki beberapa fungsi
yaitu:
a. Untuk mengukur intensitas cahaya
b. Mengukur kecepatan angin
c. Mencari nilai kelembaban relatif
d. Mencari nilai suhu ruangan
21
c. Nilai CO dan CO2
3. Data pengukuran Lux meter
a. Nilai kuat penerangan
b. Nilai pergerakan udara
4. Gambar-gambar bangunan Green Pramuka City
a. Gambar utilitas ( denah titik lampu dan AC di ruangan )
b. Gambar tampak bangunan Green Pramuka City
c. Layout Tower Chrysant dan Pino
22
3.4 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian disajikan dalam bentuk bagan alir sebagai berikut :
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
SNI 03
Analisis dan Evaluasi
6572-
Data
2001 &
SNI 03
6197-
Kesimpulan dan Saran 2000
Selesai
23
Gambar 3.4 Bagan Alur Penelitian
2. Data Sekunder
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari
objek penelitian. Dalam penelitian ini, data sekunder berupa data pendukung
yang dijadikan input dan referensi dalam melakukan analisis. Data sekunder
yang diperoleh berupa gambar shopdrawing dari setiap unit apartemen, SNI
03-61797-2000 tentang Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan, SNI
03-6572 20001 tentang Tata cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara Pada Gedung dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan
sistem sirkulasi udara dan pencahyaan pada hunian bertingkat.
24
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan di Apartemen Green Pramuka City untukmendapatkan
masalah atau gejala-gejala dalam objek penelitian yang ada pada lingkungan
sekitar apartemen, kemudian dicatat sebagai hasil observasi dan dianalisis
untuk mendapatkan kesimpulan dan saran.
2. Wawancara
Pada penelitian ini wawancara ditunjukan kepada penghuni dari sebuah unit
Apartemen Green Pramuka City dengan menanyakan kenyamanan di unit
apartemen tersebut terkait sistem sirkulasi dan pencahayaan yang ada pada
ruangan.
3. Pengukuran di Lapangan
Pengukuran dilakukan di unit apartemen Green Pramuka City,
pengukuran dilakukan sejumlah 58 unit dari tower Pino dan Chrysant untuk
mendapatkan nilai sirkulasi udara dan pencahayaan. Pengambilan sampel
untuk sirkulasi udara dan pencahayaan ruangan diambil dari tiga titik yaitu di
ruang tamu, meja makan dan kitchen set. Untuk pencahayaan diambil 3 titik
dari 3 bidang kerja, namun jika keterbatasan kondisi ruangan yang terlalu
sempit sampel yang diambil hanya sebanyak 1-2 titik.
25
Gambar 3.5 Denah pengukuran di dalam ruangan tipe 2 Bedroom
26
No Unit Letak Pengambilan Sampel No Unit Letak Pengambilan Sampel
CH/06/JB CH/07/LA
CH06/LH CH/07/LF
CH/07/LN
CH/09/JI
CH/08/JD CH/09/KM
CH/08/JK CH/09/LC
CH/08/KN
CH/10/LG CH/11/JC
CH/10/KM CH/11/JG
CH/11/LJ
CH/12/KJ CH/15/JG
CH/15/LI
27
No Unit Letak Pengambilan Sampel No Unit Letak Pengambilan Sampel
CH/17/JB CH/18/LF
CH/17/JE
CH/17/KN
CH/17/LH
CH/17/LL
CH/19/JF CH/20/JG
CH/20/JK
CH/21/JL CH/26/JC
CH/21/KG CH/26/LB
CH/21/LE CH/26/LH
CH/27/KI CH/28/KE
CH/27/LG CH/28/JK
CH/28/LG
CH/29/JH
28
No Unit Letak Pengambilan Sampel No Unit Letak Pengambilan Sampel
29
No Unit Letak Pengambilan No unit Letak Pengambilan
Sampel Sampel
PI/08/MC PI/12/ND
PI/08/ME PI/12/NJ
PI/15/NM PI/17/MA
PI/18/NC PI/19/MN
PI/19/ND
PI/21/NH PI/25/OK
30
No Unit Letak Pengambilan No unit Letak Pengambilan
Sampel Sampel
PI/26/MO
PI/26/NK
31
mencari nilai intensitas cahaya dan kecepatan udara di dalam ruangan.
Untuk mendapatkan nilai intensitas cahaya di ruangan dilakukkan
pengukuran pada bidang kerja selama ±2 menit sedangkan untuk
mendapatkan nilai kecepatan udara alat ukur diarahkan di dekat ventilasi,
Ac atau kipas angin dengan jarak ±1 meter sudut 45°.
Hasil pengukuran dengan alat bantu selanjutnya akan dianalisis dengan membandingkan
nilai sirkulasi udara dan pencahayaan mengunakan SNI 03-6572-2001 tentang Tata cara
perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan gedung dan SNI
03-6197-2000 tentang konservasi energi pada sistem pencahayaan.
32
3.6 Metode Analisis Data
Analisis data adalah sebuah proses berkelanjutan dalam penelitian,
dengananalisis awal menginformasikan data yang kemudian dikumpulkan.Pada analisis
kali ini menggunakan metode analisis deskriptif.
33
Green Pramuka City dibandingkan dengan SNI 03 6572-2001 sedangkan
untuk data sistem pencahayaan pada Apartemen Green Pramuka City
dibandingkan dengan SNI 03 6197-2000. Kemudian hasil analisis
dideskripsikan sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan.
6. Terakhir membuat kesimpulan dan saran
3.8 Luaran
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah mencari seberapa besar nilai
sirkulasi dan pencahyaan pada Apartemen Green Pramuka Cityserta mencari gejala-
gejala yang menyebabkan kenyamanan di dalam ruang.
34
BAB IV
DATA
Luas
Tipe Gedung Nama Tower Bangunan
(m²)
- Magnolia 29868
- Penelope 29868
35
- Fagio 40380
- Pino 40380
- Crysant 40380
- Bougenvil 40380
- Nerin 40380
- Orchid 40380
- Scarlet 40380
Dalam pembangunannya saat ini proyek Aparetemen Green Pramuka City terdiri
dari 2 tahap pembangunan. Tahap pertama pembangunan terdiri dari 4 tower yaitu
tower Fagio, Pino, Chrysant dan Bougenvil, ke empat Tower tersebut saat ini sudah
berpenghuni.
36
Sedangkan untuk tahap kedua terdiri dari 5 Tower yang sudah dibangun yaitu : Tower
Orchid, Penelope, Scarlet, Nerine dan Magnolia.
37
Dp 1
Dp2
Keterangan :
38
4.2.1 Penjelasan Umum Site Plan
Dp 1 terdiri dari 4 bangunan yang sudah dibangun yaitu Tower Fagio, Pino,
Chrysant dan Bougenvil sedangkan Dp 2 terdiri dari Tower Orchid, Penelope, Scarlet,
Nerine dan Magnolia.Dp 1 dan Dp 2 dipisahkan oleh jalan utama yaitu Jl.
Boulevardselebar 15 meter. Untuk wilayah utara kawasan ini berbatasan dengan
Kompleks Perhubungan Udara Rawasari Blok B, Perumahan Warga, wilayah barat
berbatasan dengan Jalan Pramukasari 1, Perumahan Warga, wilayah selatan berbatasang
dengan Kompleks Perhubungan Udara Rawasari Blok A, Taman Kota Rawasari, Jalan
Pramuka dan wilayah timur berbatasan dengan Taman Kota Rawasari, Jalan Jend.
Ahmad Yani dan Jalan Tol Wiyoto – Wiyono.
39
2. Layout Tower Chrysant
Penamaan unit pada tower Chrysant ditandai dengan huruf J, K dan L
sedangkan Tower Chrysant memiliki 2 tipe unit hunian yaitu tipe 21 m² dan
tipe 33m ² dengan jumlah unit sebanyak 45 unit di setiap lantai.
3. Denah Unit
40
Gambar 4.6 Denah ruangan tipe 2 BEDROOM
Sumber :ShopDrawing Apartemen Green Pramuka City
Pada unit dengan tipe 1 BEDROOM terdapat 4 titik lampu yang dipasang
di ruangan utama sebanyak 2 buah lampu, kamar mandi 1 buah dan balkon 1
buah.
41
Gambar 4.8Instalasi titik lampu tipe 1 BEDROOM
42
Gambar 4.10 Detail bukaan pada unit tipe 1 BEDROOM
6. Instalasi AC
Penghuni Apartemen Green Pramuka City hampir seluruhnya
memasang AC dikarenakan kondisi ventilasi yang sangat kecil dan tidak
memungkikan lagi udara segar masuk kedalam ruangan serta tingkat
43
polusi udara diperkotaan yang relatif tinggi. Berikut gambar instalasi AC
pada tipe unit 2Bedroom dan 1Bedroom :
44
Luas Lantai tipe 1 Bedroom = 21 m2
45
BAB V
46
Kelembaban Standar Keterangan
No No Unit
Udara (%) SNI %
Sesuai Hampir Sesuai Tidak Sesuai
13 CH/ 10/ LG 57 45-65 1
14 CH/ 11/ JC 58 45-65 1
15 CH/ 11/ JG 57 45-65 1
16 CH/ 11/ JO 60.1 45-65 1
17 CH/ 11/ LJ 63.7 45-65 1
18 CH/ 12/ KJ 65.8 45-65 1
19 CH/ 15/ JG 66.4 45-65 1
20 CH/ 15/ LI 63.9 45-65 1
21 CH/ 17/ JB 55.3 45-65 1
22 CH/ 17/ JE 63.5 45-65 1
23 CH/ 17/ KN 67.5 45-65 1
24 CH/ 17/ LH 63.2 45-65 1
25 CH/ 17/ LL 63.2 45-65 1
26 CH/ 18/ LF 64.3 45-65 1
27 CH/ 19/ JF 58.8 45-65 1
28 CH/ 20/ JG 56.7 45-65 1
29 CH/20/JK 64.0 45-65 1
30 CH/21/LE 65.0 45-65 1
31 CH/ 21/ JL 65.6 45-65
32 CH/ 21/ KG 65 45-65 1
35 CH/26/JC 55.2 45-65 1
36 CH/26/LB 63.7 45-65 1
37 CH/26/LH 69.5 45-65
33 CH/ 27/ KI 56 45-65 1
34 CH/ 27/ LG 49.3 45-65 1
38 CH/28/ 69.0 45-65
39 CH/28/JK 64.7 45-65 1
40 CH/28/LG 69.8 45-65
41 CH/29/JH 68.3 45-65
42 PI/ 02/ MM 65 45-65 1
43 PI/ 15/NM 64.3 45-65 1
44 PI/ 17/ MA 65 45-65 1
14 PI/ 18/ NC 63 45-65 1
46 PI/ 19/ ND 63.2 45-65 1
47 PI/ 25/ OK 68.5 45-65
48 PI/ 26/MO 65.0 45-65 1
49 PI/ 26/ NK 66.6 45-65
50 PI/07/OC 63.5 45-65 1
51 PI/07/OE 62.8 45-65 1
52 PI/07/OH 62.7 45-65 1
53 PI/08/MC 61.6 45-65 1
47
Kelembaban Standar Keterangan
No No Unit
Udara (%) SNI %
Sesuai Hampir Sesuai Tidak Sesuai
54 PI/08/ME 62.0 45-65 1
55 PI/12/ND 68.4 45-65 1
56 PI/12/NJ 68.3 45-65 1
57 PI/19/MN 63.5 45-65 1
58 PI/21/NH 55.2 45-65 1
Total Sample Sesuai 65.5%
Total Sample Hampir Sesuai 27.6%
Total Sample Tidak Sesuai 6.9%
Dari Tabel 5.3 mengenai kelembaban udara didapat hasil berupa data
pengukuran yang dibandingkan dengan SNI, hasilnya dari 58 unit yang terukur dengan
range nilai kelembaban antara 49,3% - 73.7%. Yang memenuhi kriteria SNI adalah
65.5% sedangkan 27,6% data yang hampir sesuai dan hanya 6,9% unit yang tidak
sesuai kriteria SNI.Menurut Satwiko (2009) apabila kulit terasa lengket, maka
kelembaban udara sudah di atas 80%, apabila kulit terasa lengket sekali dan udara
pengap, maka kelembaban udara di atas 90% sedangkan bila terasa nyaman dan kulit
kering wajar, kelembaban udara bernilai sekitar 50%-60%. Hal ini yang di rasakan saat
pengukuran, kondisi ruangan yang tidak terlalu pengap dan kulit terasa kering dari data
tersebut mengindikasikan kelembaban udara dari 58 unit tergolong baik.
48
Tabel 5.2 Perbandingan Pengukuran Suhu Udara dengan SNI
No No Unit Suhu Baku Mutu SNI°C Ket
Udara
°C
49
No No Unit Suhu Baku Mutu SNI°C Ket
37 CH/26/LH Udara
30.9 24-26 Tidak Sesuai SNI
°C
38 CH/ 27/ KI 31.5 24-26 Tidak Sesuai SNI
39 CH/ 27/ LG 29.0 24-26 Tidak Sesuai SNI
40 CH/28/LG 29.8 24-26 Tidak Sesuai SNI
41 CH/29/JH 30.7 24-26 Tidak Sesuai SNI
42 PI/02/MM 30.6 24-26 Tidak Sesuai SNI
43 PI/ 15/NM 30.9 24-26 Tidak Sesuai SNI
44 PI/ 17/ MA 30.4 24-26 Tidak Sesuai SNI
45 PI/ 18/ NC 31.2 24-26 Tidak Sesuai SNI
46 PI/19/ND 29.7 24-26 Tidak Sesuai SNI
47 PI/25/OK 30.7 24-26 Tidak Sesuai SNI
48 PI/26/MO 29.1 24-26 Tidak Sesuai SNI
49 PI/ 26/ NK 31.0 24-26 Tidak Sesuai SNI
50 PI/07/OC 31.9 24-26 Tidak Sesuai SNI
51 PI/07/OE 31.4 24-26 Tidak Sesuai SNI
52 PI/07/OH 31.2 24-26 Tidak Sesuai SNI
53 PI/08/MC 30.8 24-26 Tidak Sesuai SNI
54 PI/08/ME 31.3 24-26 Tidak Sesuai SNI
55 PI/12/ND 31.0 24-26 Tidak Sesuai SNI
56 PI/12/NJ 31.6 24-26 Tidak Sesuai SNI
57 PI/19/MN 30.9 24-26 Tidak Sesuai SNI
58 PI/21/NH 32.4 24-26 Tidak Sesuai SNI
Tabel 5.4 merupakan hasil perbandingan nilai suhu udara yang diukur dengan
SNI 03 6572-2001.Dari data pengukuran suhu yang berkisar antara 29°C-32.4°C tidak
ada data yang sesuai dengan SNI yaitu antara suhu 24°C-26°C atau data yang sesuai
sebanyak 0%. Walaupun sebagian penghuni menggunakan ventilasi mekanis berupa AC
yang dapat menurunkan suhu ruangan namun penghuni tidak mengatur suhu dengan
suhu yang sesuai kriteria SNI, sebagian besar penghuni lebih memilih berhemat
menggunakan AC terkait pembiayaan energi listrik.Hal ini disebabkan karena penghuni
tidak banyak melakukan aktivitas yang menghasilkan kalor pada tubuh, sehingga AC
tidak diatur dengan suhu produktif.
50
5.1.3 Analisis Hasil Wawancara Terkait Sirkulasi Udara
Wawancara dilakukan kepada penghuni di unit yang dijadikan sampel
pengukuran sebanyak 58 unit.Wawancara dilakukan untuk mengetahui apakah penghuni
merasa nyaman dengan pengkondisian udara di ruangan.Hasilnya dari 58 penghuni
72.4% merasa nyaman dan 27.6% merasa tidak nyaman.
100.0%
90.0%
80.0% 72.4%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
27.6%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Nyaman Tidak Nyaman
Gambar 5.1 Grafik jumlah penghuni yang merasa nyaman dan tidak nyaman
Dari grafik tersebut jumlah penghuni yang merasa nyaman lebih dominan dari pada
penghuni yang merasa tidak nyaman dengan pengkondisian udara di dalam ruangan.
Hal-hal yang mempengaruhi tingkat kenyamanan terkait pengkondisian udara di ruangan
yaitu :
1. Kelembaban Udara
Kelembaban udara di dalam ruangan yang menjadi lokasi sampel
pengukuran sebanyak 65,5% yang memenuhi syarat. Kelembaban yang
memenuhi kriteria ini disebabkan oleh suhu, radiasi matahari yang tidak
langsung masuk kedalam ruangan karena diserap oleh dinding fasad dan
pergerakaan udara.
2. Pergerakan Udara
Untuk pergerakan udara kriteria nyaman yang menjadi tolok ukur
SNI 03 6572-2001 adalah 0.1-0.25 m/s sedangkan dari 58 sampel didapat
hasil antara 0.1-2.2 m/s dengan 40%yang masuk dalam kriteria nyaman, 43%
cukup nyaman dan 17% penghuni mematikan AC sehingga tidak ada
pergerakan udara (data terlampir). Hal ini menjadi tolok ukur bagi
51
kenyamanan penghuni karena pergerakan udara yang memberikan kesejukan
kenyamanan di dalam ruangan sebagian besar sudah terpenuhi.
3. Suhu
Walaupun dari hasil perbandingan pengukuran suhu udara dengan
SNI tidak ada yang memenuhi kriteria, namun sebagian besar penghuni
merasa nyaman dengan kondisi udara di ruangan.Walaupun suhu yang ada di
dalam ruangan tidak memenuhi kriteria, penghuni dapat menyesuaikan
dengan pakain yang digunakan tergolong pakaian ringan dan aktivitas
penghuni yang tidak terlalu banyak melakukan gerakan sehingga nilai kalor
yang dihasilkan tidak banyak.
4. CO dan CO2
Dari hasil pengukuran didapat nilai CO antara 0 – 29 ppm dan nilai
CO2 antara 331-1111 ppm (data terlampir).Dikarenakan SNI 03-6572-2001
tidak ada nilai data pembanding CO dan CO2sehingga nilai pembanding
menggunakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1077/MENKES/PER/V/2011.
Untuk nilai CO yang ≤ 9 ppm sebanyak 78% kenaikan nilai CO di
dalam ruangan disebabkan oleh aktivitas merokok di dalam ruangan.
Sedangkan nilai CO2 yang ≤ 1000 ppm sebanyak 95%, nilai CO2disebabkan
aktivitas memasak yang rutin dilakukan oleh penghuni setiap hari, jika dilihat
dari denah hunian aktivitas memasak yang dilakukan didapur berdekatan
dengan ruang utama dan kamar tidur ini menyebabkan ruangan yang
berdekatan dengan dapur ikut terkontaminasi. Dari hasil pengukuran nilai CO
dan CO2terbilang baik jika dibandingkan dengan standar baku mutu yang ada.
52
Gambar 5.2 Poster dilarang merokok pada Tower Pino dan Crysant
53
No No Unit Sumber Bidang Nilai Ket
Pencahayaan kerja
2 Lux
76 Tidak Sesuai SNI
3 78 Tidak Sesuai SNI
1 48 Tidak Sesuai SNI
8 CH/08/JD Kombinasi 2 45 Tidak Sesuai SNI
3 46 Tidak Sesuai SNI
1 63 Tidak Sesuai SNI
9 CH/09/KM Kombinasi 2 66 Tidak Sesuai SNI
3 68 Tidak Sesuai SNI
1 26 Tidak Sesuai SNI
10 CH/09/LC Kombinasi 2 23 Tidak Sesuai SNI
3 21 Tidak Sesuai SNI
1 46 Tidak Sesuai SNI
11 CH/09/JI Kombinasi 2 43 Tidak Sesuai SNI
3 45 Tidak Sesuai SNI
12 CH/10/KM Kombinasi 1 36 Tidak Sesuai SNI
1 82 Tidak Sesuai SNI
13 CH/10/ LG Kombinasi 2 80 Tidak Sesuai SNI
3 85 Tidak Sesuai SNI
1 43 Tidak Sesuai SNI
14 CH/11/JO Kombinasi 2 44 Tidak Sesuai SNI
3 46 Tidak Sesuai SNI
1 74 Tidak Sesuai SNI
15 CH/ 11/ JC Kombinasi 2 72 Tidak Sesuai SNI
3 69 Tidak Sesuai SNI
54
No No Unit Sumber Bidang Nilai Ket
Pencahayaan kerja
1 Lux
53 Tidak Sesuai SNI
22 CH/ 17/ JB Kombinasi 2 56 Tidak Sesuai SNI
3 51 Tidak Sesuai SNI
1 38 Tidak Sesuai SNI
23 CH/17/ LL Kombinasi 2 36 Tidak Sesuai SNI
3 33 Tidak Sesuai SNI
1 61 Tidak Sesuai SNI
24 CH/17/ LH Kombinasi 2 58 Tidak Sesuai SNI
3 55 Tidak Sesuai SNI
1 19 Tidak Sesuai SNI
25 CH/17/KN Alami 2 20 Tidak Sesuai SNI
3 24 Tidak Sesuai SNI
1 60 Tidak Sesuai SNI
26 CH/18/ LF Kombinasi 2 56 Tidak Sesuai SNI
3 58 Tidak Sesuai SNI
1 30 Tidak Sesuai SNI
27 CH/ 19/JF Kombinasi 2 28 Tidak Sesuai SNI
3 25 Tidak Sesuai SNI
1 54 Tidak Sesuai SNI
28 CH/20/JK Kombinasi
2 50 Tidak Sesuai SNI
1 56 Tidak Sesuai SNI
29 CH/ 20/ JG Kombinasi 2 49 Tidak Sesuai SNI
3 53 Tidak Sesuai SNI
1 33 Tidak Sesuai SNI
30 CH/21/LE Kombinasi
2 40 Tidak Sesuai SNI
1 44 Tidak Sesuai SNI
31 CH/ 21/ JL Kombinasi 2 40 Tidak Sesuai SNI
3 42 Tidak Sesuai SNI
1 30 Tidak Sesuai SNI
32 CH/21/KG Kombinasi 2 23 Tidak Sesuai SNI
3 29 Tidak Sesuai SNI
33 CH/26/JC Kombinasi 1 46 Tidak Sesuai SNI
34 CH/26/LH Kombinasi 1 85 Tidak Sesuai SNI
35 CH/26/LB Kombinasi 1 22 Tidak Sesuai SNI
1 30 Tidak Sesuai SNI
36 CH/ 27/ KI Kombinasi 2 45 Tidak Sesuai SNI
3 44 Tidak Sesuai SNI
1 61 Tidak Sesuai SNI
37 CH/27/LG Kombinasi 2 68 Tidak Sesuai SNI
3 66 Tidak Sesuai SNI
38 CH/28/KE Kombinasi 1 93 Tidak Sesuai SNI
39 CH/28/JK Kombinasi 1 55 Tidak Sesuai SNI
40 CH/28/LG Kombinasi 1 120 Sesuai SNI
41 CH/29/JH Alami 1 425 Tidak sesuai SNI
55
No No Unit Sumber Bidang Nilai Ket
Pencahayaan kerja
1 Lux
33 Tidak Sesuai SNI
42 P1/02/MN Kombinasi 2 45 Tidak Sesuai SNI
3 56 Tidak Sesuai SNI
43 PI/07/OE Kombinasi 1 49.0 Tidak Sesuai SNI
44 PI/07/OH Kombinasi 1 52.6 Tidak Sesuai SNI
45 PI/07/OC Kombinasi 1 58.0 Tidak Sesuai SNI
46 PI/08/ME Kombinasi 1 55.0 Tidak Sesuai SNI
47 PI/08/MC Kombinasi 1 76.3 Tidak Sesuai SNI
1 44 Tidak Sesuai SNI
48 PI/12/ND Kombinasi
2 46 Tidak Sesuai SNI
3 61 Tidak Sesuai SNI
1 70 Tidak Sesuai SNI
49 PI/12/NJ Kombinasi 2 66 Tidak Sesuai SNI
3 67 Tidak Sesuai SNI
1 90 Tidak Sesuai SNI
50 PI/ 15/ Kombinasi 2 91 Tidak Sesuai SNI
3 95 Tidak Sesuai SNI
1 27 Tidak Sesuai SNI
51 PI/ 17/MA Kombinasi 2 31 Tidak Sesuai SNI
3 33 Tidak Sesuai SNI
1 77 Tidak Sesuai SNI
52 PI/ 18/ NC Kombinasi 2 90 Tidak Sesuai SNI
3 87 Tidak Sesuai SNI
1 66.5 Tidak Sesuai SNI
53 PI/19/MN Kombinasi
2 65 Tidak Sesuai SNI
1 45 Tidak Sesuai SNI
54 PI/ 19/ ND Kombinasi 2 76 Tidak Sesuai SNI
3 54 Tidak Sesuai SNI
1 34 Tidak Sesuai SNI
55 PI/21/NH Alami 2 38 Tidak Sesuai SNI
3 30 Tidak Sesuai SNI
1 64 Tidak Sesuai SNI
56 PI/ 25/OK Alami 2 63 Tidak Sesuai SNI
3 60 Tidak Sesuai SNI
1 55 Tidak Sesuai SNI
57 PI/26/ Alami 2 49 Tidak Sesuai SNI
3 51 Tidak Sesuai SNI
1 67 Tidak Sesuai SNI
58 PI/26/NK Alami 2 53 Tidak Sesuai SNI
3 50 Tidak Sesuai SNI
Total Data Sesuai SNI 3%
Total Data Tidak Sesuai SNI 97%
56
Tabel 5.4Nilai Lux pada unit kosong
Berdasarkan hasil perbandingan Tabel 5.3jumlah unit yang memenuhi kriteria SNI
hanya 3% dan 97% jumlah unit tidak memenuhi kriteria SNI. Walaupun sebagian besar
penghuni menggunakan pencahayaan alami dan buatan tetapi nilai Lux yang didapat
pada saat pengukuran tidak memenuhi kriteria SNI, sedangkan pada Tabel 5.4 nilai lux
yang didapat antara 246 - 603 nilai tersebut melebih kriteria SNI. Kurangnya
pencahayaan pada 58 unit dari Tower Pino dan Chrysant disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu :
57
Gambar 5.3Kondisi ruangan dengan banyak furnitur
2. Warna Interior
Warna interior yang dominan gelap menyebabkan pemantulan cahaya
dari sumber cahaya tidak efektif.Penggunaan warna interior yang gelap ini
berupawarna cat dinding, warna furnitur (seperti kitchen set, meja makan,
lemari, meja ruang tamu).Di bawah ini disajikan gambar hasil dokumentasi
yang memperlihatkan warna interior yang cenderung gelap.
58
3. Kuat Penerangan
Berdasarkan hasil pengamatan di 58 unit, sebagian besar kuat
penerangan terlihat redup, hal ini disebabkan karena usia pemakaian lampu
yang sudah lama sehingga daya lampu semakin lama semakin berkurang.
4. Ukuran ruang
Ukuran ruang yang luas akan menyebabkan cahaya lebih efisien, namun yang
terjadi dengan kondisi ruangan yang di jadikan sampel berukuran 33 m2 dan
21m2 tidak cukup luas untuk menaruh kebutuhan furnitur yang banyak.
Dari Tabel 5.3 dan Tabel 5.4terjadi perbedaan nilai lux yang sangat
signifikan.Pengukuran pada Tabel 5.4 dilakukan pada unit yang belum dihuni dengan
penghuni dan barang-barang masih kosong.Disebabkan tidak ada barang-barang/furnitur
yang menghalangi cahaya yang masuk, pencahayaan diunit kosong tersebut melebih
angka yang disyaratkan menurut SNI walaupun hanya menggunakan sistem penchayaan
alami.
Gambar 5.5 Perbedaan unit yang sudah dihuni dengan unit yang masi kosong
59
5.2.1 Analisis Hasil Wawancara Terkait Pencahayaan
Dari hasil wawancara terkait kesesuaian kebutuhan pencahayaan terhadap
kebutuhan sehari-hari, 98% penghuni menyatakan pencahayaan di dalamruangan mereka
sudah sesuai dengan kebutuhan sehari-hari, hal ini bertolak belakang dengan hasil
pengukuran yang hanya berjumlah 3% unit yang pencahayaannya sesuai dengan kriteria
SNI. Hal tersebut disebabkan karena sebelumnya penghuni terbiasa dengan nilai
pencahayaan seperti pada pengukuran sampel pencahayaan, sehingga disaat penghuni
tinggal di apartemen Green pramuka City sudah bisa menyesuaikan diri dengan
97%
100%
80%
60%
40%
20%
3%
0%
Sesui Kebutuhan Tidak Sesuai Kebutuhan
pencahayaan yang ada.
60
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan mengenai sistem sirukulasi udara dan
pencahayaan pada Apartemen Green pramuka City didapat kesimpulan sebagai berikut :
2. Sistem Pencahayaan
Menurut SNI kuat penerangan cahaya di rumah tinggal berkisar 120-150 lux,
sedangkan hasil pengukuran di lapangan hanya 3% dari 58 sampel yang
memenuhi standar. Kondisi pencahayaan dipengaruhi oleh kondisi interior
yang kesatuan dari : warna dinding, kepadatan furnitur, ukuran ruang, sumber
pencahyaan yang redup dan kondisi tertutupnya jendela atau sumber
pencahayaan alami.
3. Kenyaman Termal
a. Dari hasil pengukuran kelembaban udara nilai yang memenuhi kriteria
SNI sebanyak 65.5%, karena kondisi ruangan yang tidak terlalu pengap
dan kulit terasa kering wajar, dari nilai tersebut menyatakan sebagian
kondisi ruangan nyaman.
b. Dari hasil pengukuran suhu udara hasilnya tidak ada yang memenuhi
kriteria atau kriteria yang memenuhi sebanyak 0%, namun dengan hasil
61
c. tersebut penghuni dapat beradaptasi dengan kondisi tersebut karena
aktivitas di dalam ruangan tidak terlalu banyak dan pakaian yang
digunakan tidak menghasilkan banyak kalor di dalam tubuh.
d. Nilai pergerakan udara
Yang masuk kriteria nyaman 40%, kriteria cukup nyaman 43% dan AC
mati sebanyak 17% sedangkan faktor yang berkaitan dengan kualitas
udara yaitu CO dan CO2berkisar antara 331-1111 ppm, dengan nilai CO
≤ 9 ppm sebanyak 78% dan CO2≤ 1000 ppm sebanyak 95%. Dari data
pendukung tersebut menunjukan kondisi yang ruangan yang sehat.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, saran dari penelitian ini ialah :
`62
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. 2002. Manajemen produksi : Pengendalian Produksi, Edisi empat, Buku
dua. Yogyakarta: BPFE
ASHRAE, 1989, Hand Book of Air Conditioning, United State of America : Inc
Binardi, Salvatore R. 2003. The Occupational: It’s Evaluation, Control, and
Managing, 2nd edn, AIHA Press
Cohen, L, et, al, 2007, Research Methods in Education Six Edition, New York:
Routledge
Green Building Council Indonesia, 2016, Greenship Rating Tools Untuk Gedung
Terbangun Versi 1.1
Gulo,W,2002, Metode Penelitian, Jakarta: PT.Grasindo
Hargreaves T., 2003. Chemical Formulation: An Overview of Surfactant-Based
Preparation Used in Everyday Life, RCS Publishing, CamBedRoomidge
http://rumahdijual.com/jakarta-pusat/1029159-green-pramuka-city(diakses pada tanggal
04-19-2017),
http://www.instrukart.com/48-indoor-air-monitors(diakses pada tanggal 04-21-2017),
Indoor Air Monitors
http://www.reedinstrument.com/light-and-lux-meter (diakses pada tanggal 04-21-2017),
Test and Measurement
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 361/KPTS/1981, Standar Peralatan
Kearsipan (SPA), Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum
Lasa. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media
Laela, Latifah, Nur, 2016, Fisika Bangunan 2, Jakarta : Griya Kreasi
Laksitoadi, Baskoro, 2008, Kenyamanan Termis Gedung, Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia
Liddament, Martin W, 1996, A Guide to Energy Efficient Ventilation, AIVC
International Energy Agency, University of Warwick Scient Park, Great
BedRoomitain.
Mahmud, 2011, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia
M, Harris, Cycil, 1975, Dictionary of Architecture and Construction, United State of
America: Mc Graw Hill Book Company
`63
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/MENKES/PER/V/2011,
Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruangan Rumah, Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2011
Philips Lightning,1993, Lightning Manual Fifth edition(Netherlands: Philips Lightning
B.V.,
Pusat Studi Metropolitan Universitas Tarumanegara, 2016, Konsep Kota Hijau di
Metropolitan Jakarta Aplikasi dan Tantangannya
64
LAMPIRAN 1
Pergerakan
Ket
No No Unit Udara
65
19 CH/ 21/ KG 0.4
22 CH/07/LA 0.3
23 CH/07/LF 0.1
24 CH/07LN 0.2
25 CH/08/JD 0.1
26 CH/08/JK AC MATI 1
27 CH/08/KN 0.2
28 CH/09/JI 0.2
29 CH/09/KM 0.4
30 CH/09/LC 0.1
31 CH/10/KM AC MATI
32 CH/11/JO 0.2
33 CH/20/JK 0.3
34 CH/21/LE 0.3
35 CH/26/JC AC MATI 1
36 CH/26/LB AC MATI 1
37 CH/26/LH AC MATI 1
38 CH/28/ AC MATI 1
66
Pergerakan
Ket
No No Unit Udara
39 CH/28/JK AC MATI 1
40 CH/28/LG AC MATI 1
41 CH/29/JH 1.2
43 PI/02/MM 1.2
44 PI/07/OC 0.4
45 PI/07/OE 0.8
46 PI/07/OH 1.1
47 PI/08/MC 0.1
48 PI/08/ME AC MATI 1
49 PI/12/ND 1.2
50 PI/12/NJ 1.2
51
PI/15/NM 0.1
52 PI/17/MA 1.1
53 PI/18/NC 0.4
54 PI/19/MN 0.1
55 PI/19/ND 0.2
56 PI/21/NH AC MATI 1
57 PI/26/MO 1.2
67
58 PI/26/NK 0.1
AC mati 17%
68
LAMPIRAN 2
69
Nilai IAQ meter
No No Unit CO CO2
ppm ppm
35 CH/ 18/ LF 1 932
36 CH/ 19/ JF 6 753
37 CH/ 20/ JG 1 734
38 CH/ 27/LG 3 634
39 CH/ 11/ JO 5 755
40 CH/ 27/ KI 1 789
41 CH/ 21/KG 2 560
42 CH/ 08/KN 5 789
43 CH/09/KM 3 489
44 CH/09/LC 1 682
45 CH/09/JI 0 497
46 CH/08/JD 0 837
47 CH/07/LF 2 547
48 CH/07LN 0 560
49 CH/07/LA 2 438
50 CH/ 06/ JB 1 556
51 CH/ 10/LG 7 829
52 CH/ 11/ JC 2 694
53 CH/ 11/ JG 2 952
54 CH/ 11/ LJ 2 530
55 CH/ 12/ KJ 3 512
56 CH/ 15/ JG 2 506
57 CH/ 15/ LI 1 616
58 CH/ 06/LH 10 567
CO ≤9 78%
CO2 ≤ 1000 95%
70
LAMPIRAN 3
Kepada Yth:
Pengelola Apartment Green Pramuka City
Jl. Ahmad Yani Kav. 49
Jakarta Pusat
Dengan Hormat,
Dalam rangka menyusun Tugas Akhir (TA) rnahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jurusan
Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Gedung, Semester 6 (enam), bersama ini kami mohon
bantuannya untuk menerima mahasiswa kami :
Untuk me1akukan pengukuran sirkulasi udara dan pencahayaan serta melakukan wawancara
pada penghur.i Apartemen Green Pramuka City.
Waktu yang direncanakan untuk maksud tersebut adaiah tanggal 3 April s/d 3 Mei 2017.
Demikian permohonan kami, atas bantuan dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.