6304062019
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM PASCA SARJANA GEOGRAFI
2007
TESIS : HUBUNGAN KUALITAS UDARA TERHADAP PENDERITA
PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT
DI JAKARTA TAHUN 2005
NPM : 6304062019
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karuniaNya
1. Dr. Djoko Harmantyo, M.S., dan Drs Sobirin, M.Si. selaku pembimbing
3. Kepala Pusat Tata Laksana Badan Meteorologi dan Geofisika, Drs. I Putu
Drs. Rifangi, dan Kepala Sub Bidang Observasi Kualitas Udara, Drs. Budi
Suhardi, DEA., atas bantuan dan dorongan moril yang telah diberikan
5. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Keluarga Besar Bang Hasan, Mpok Enik,
Bpk. Soeroso, Bpk. Basuki, Mas Khresno, Bu Oot, Suprayogi, dan Irma H.
Penulis sadar bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan, dan
Jumlah polutan yang dihasilkan dari aktivitas manusia saat ini sudah
sangat besar. Besarnya emisi gas yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor
maupun dari aktivitas industri di kota Jakarta selama ini telah menurunkan
kualitas udara hingga mencapai nilai di atas standar baku mutu yang telah
ditetapkan pemerintah. Dampak negatif yang ditimbulkan dari menurunnya
tingkat kualitas udara di Jakarta saat ini yang terburuk adalah telah
menyebabkan besarnya angka kematian akibat peradangan saluran
pernapasan. Hasil yang diperoleh adalah pola kualitas udara Jakarta pada
musim hujan maupun musim kemarau tidak memiliki perbedaan yang nyata.
Wilayah yang memiliki indikasi tingkat kualitas udara paling kritis tersebar di
bagian timur laut Kota Jakarta, meliputi Kecamatan Cilincing, Pulo Gadung,
Cakung, Koja, dan Kelapa Gading. Wilayah dengan tingkat kualitas udara
paling kritis terdapat jumlah penderita penyakit ISPA yang terbanyak. Hasil
analisis statistik didapat bahwa ada korelasi yang nyata dengan arah korelasi
positif dan lemah antara Indeks Polusi Udara dengan jumlah penderita ISPA.
Key word : Air Quality, Acute Respiratory Infection, and Air Pollution Index
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
ABSTRAK..................................................................................................... v
ABSTRAC.................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xv
1.2 Masalah...…………………………………………………............ 3
3.2. Administrasi........................................................................... 31
4.2.1.2. H
ubungan antara Penderita Penyakit ISPA 71
dengan Persentase Penduduk Miskin.................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….................... 76
DAFTAR TABEL
Tabel
2. Luas Wilayah tiap Kelas Indeks Polusi Udara Harian Jakarta tahun 2005.
4. Persentase Luas Wilayah Industri tiap Kelas IPU di Jakarta tahun 2005.
5. Luas Wilayah tiap Kelas Indeks Polusi Udara Musim Hujan Jakarta
tahun 2005.
6. Luas Wilayah tiap Kelas Indeks Polusi Udara Musim Kemarau Jakarta
tahun 2005.
9. Jumlah Penderita ISPA dan Kepadatan Penderita ISPA tiap Kelas IPU
Harian Jakarta tahun 2005.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
7. Konsentrasi Rata-Rata Harian NO2, SO2, dan SPM di Jakarta tahun 2005,
Grafik Konsentrasi Rata-Rata Harian NO2 Jakarta tahun 2005, Grafik
Konsentrasi Rata-Rata Harian SO2 Jakarta tahun 2005, Grafik
Konsentrasi Rata-Rata Harian SPM Jakarta tahun 2005.
10. Perbandingan Nilai IPU Harian, Musim Hujan, dan Musim Kemarau tiap
Stasiun Pengamatan di Jakarta tahun 2005.
15. Indeks Polusi Udara dan Jumlah penderita ISPA per Kecamatan di
Jakarta tahun 2005.
16. Hasil Perhitungan Korelasi Pearson antara Indeks Polusi Udara dengan
Jumlah Penderita ISPA di Jakarta.
DAFTAR GRAFIK
Grafik
4. Perbandingan Nilai IPU Harian, Musim Hujan, dan Musim Kemarau tiap
Stasiun Pengamatan di Jakarta tahun 2005.
Gambar
Peta
PENDAHULUAN
untuk kelangsungan makhluk hidup di muka bumi ini, karena di dalam udara
(CO2) dan uap air, namun kondisi ini jarang terjadi. Hampir semua bahan
sel (hidrogen) dan hidrokarbon ringan seperti metana (CH4). Polutan yang
dihasilkan kendaraan bermotor yang menggunakan BBM antara lain CO, HC,
udara baik di luar maupun di dalam rumah, kepadatan penduduk yang tinggi,
serta minimnya akses perawatan kesehatan bagi orang miskin. Menurut data
32 juta kasus gejala penyakit pernafasan dan 464 ribu kasus penyakit asma.
1.2 Masalah
Jakarta selama ini telah menurunkan kualitas udara hingga mencapai nilai di
atas Standar Baku Mutu yang telah ditetapkan. Kondisi yang sangat
1.3 Batasan
atas, penyakit lain pada saluran pernapasan atas, penyakit lain pada
3. Indeks Polusi Udara adalah tingkat polusi udara dari beberapa jenis
4. Nilai Standar Kualitas Udara Ambien / Nilai Baku Mutu Emisi adalah
keteraturan permukiman.
menurunnya kualitas udara di Jakarta. Ini merupakan hal utama yang akan
oleh aktivitas manusia terutama polusi yang berasal dari industri dan
aktivitas transportasi. Dalam penelitian ini besarnya polusi yang berasal dari
beranggapan bahwa makin luas wilayah industri maka semakin besar polusi
jalannya, dengan asumsi bahwa aktivitas transportasi adalah sama pada tiap
kelas jalan. Berdasarkan kedua asumsi tersebut maka dalam penelitian ini
kondisi tempat tinggal. Oleh karenanya, dalam penelitian ini juga ingin
Jakarta
2005
Penderita Kualitas
ISPA Udara
Hubungan
Kualitas Udara dan
Penderita ISPA
1.6. Manfaat Penelitian
terhadap Ilmu Geografi dan terhadap tata kelola lingkungan hidup terutama
persebaran Indeks Polusi Udara. Pola persebaran Indeks Polusi Udara telah
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri data sekunder yang
1. Data NO2, SO2, dan SPM yang diperoleh dari Badan Pengelolaan
2005.
bentuk grafik.
pencemar udara, yaitu NO2, SO2, dan SPM. Metode dan persamaan
Dimana;
SNO2 = Nilai Standar Kualitas Udara Ambien / Nilai Baku Mutu, untuk
NO2 Nilai Baku Mutu yang telah ditetapkan sebesar 0,05 ppm.
SSO2 = Nilai Standar Kualitas Udara Ambien / Nilai Baku Mutu, untuk
SO2 Nilai Baku Mutu yang telah ditetapkan sebesar 0,1 ppm.
SSPM = Nilai Standar Kualitas Udara Ambien / Nilai Baku Mutu, untuk
230 µg/m3.
1. Nilai IPU < 35, maka dapat dikatakan bahwa tingkat polusi udara
3. Nilai IPU antara 51 - 65, berarti bahwa polusi udara tinggi atau
4. Nilai IPU > 65, berarti bahwa polusi udara sangat tinggi atau dalam
kondisi kritis.
4. Nilai IPU tiap stasiun pengamatan kualitas udara dihitung nilai rata-
rata harian, musim hujan dan kemarau selama tahun 2005, kemudian
dalam bentuk peta Indeks Polusi Udara harian, musim hujan, dan
IPU nya.
Kec A
IPU Kecamatan A =
IPU 4
jalan yaitu jalan tol, arteri dan kolektor, kemudian dihitung kepadatan
jaringan jalan dari seluruh kelas jalan tiap kecamatan di Jakarta, dan
10. Wilayah industri yang diquerry dari peta penggunaan tanah dihitung
luas dan ditampilkan dalam peta areal industri Jakarta tahun 2005.
1.7.4. Analisis
Indeks Polusi Udara rata-rata harian, periode musim hujan, dan musim
dengan jumlah penderita ISPA di Jakarta tahun 2005. Adapun rumus Korelasi
i =1 i=1 i =1 i=1
Dimana;
r = Koefisien Korelasi.
n = Jumlah Kecamatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Masalah polusi udara sudah dikenal sejak 500 tahun lalu, hal tersebut
London. Sekitar 200 tahun yang lalu Revolusi Industri di mulai di Inggris telah
mencemarkan udara. Ketika cuaca berkabut dan udara menjadi rendah, zat
polusi udara terperangkap di dalam kota sehingga asap (smoke) dan kabut
penghangat ruangan. Smog telah menutupi seluruh kota dan membuat warga
Kota London sulit untuk melihat dan bernapas. Pada tahun 1952 Great
London Smog telah membunuh lebih dari 4.000 orang (Cresswell, 2002).
Saat ini pencemaran dari asap dan Sulfur Dioksida belum berkurang,
namun timbul polutan lain yang mejadi permasalahan dalam kualitas udara.
Sejak tahun 1980 an polusi dari kendaraan bermotor termasuk Ozon dan
yang ditemukan dalam smog tersebut adalah Ozon. Zat ini berbahaya dan
kepala, iritasi mata, dan masalah pernapasan. Smog juga dapat merusak
pada tahun 1896, fenomena ini terjadi akibat bertambahnya gas CO2 di alam
Monoksida (CO) adalah polutan yang paling banyak dihasilkan dari aktivitas
pabrik dan pembangkit listrik, jumlah NO di kota sangat banyak pada saat
jam-jam sibuk. Ozon adalah gas yang sangat berbahaya yang dihasilkan dari
matahari, gas ini paling banyak ditemukan saat terjadi proses photochemical
smog. Partikulat yang terdiri dari materi-materi padat atau cair yang sangat
kecil yang terbawa oleh udara, dihasilkan dari industri, kendaraan bermotor
dan pembakaran domestik. Asap adalah salah satu tipe polutan yang dapat
dilihat karena terdiri dari materi padat, biasanya dapat dilihat dari cerobong
asap. Sulfur Dioksida adalah gas yang tidak berwarna, terutama paling
Polusi udara ada yang bersumber dari aktivitas manusia dan alam,
polusi yang berasal dari manusia di antaranya berasal dari hasil pembakaran
kendaraan bermotor berbahan bakar bensin atau diesel, cerobong asap pada
Sedangkan polusi udara yang alami adalah berasal dari aktivitas vulkanik
1. Point source, yaitu untuk emisi yang berasal dari pembangkit listrik dan
(70,37%), SO2 tertinggi berasal dari sumber tidak bergerak yaitu 403.523,25
ton pertahun (78,32%), NOx tertinggi dari sumber bergerak 27.079,72 ton
(BPLHD, 2005).
kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga bagian
lagi berasal dari sumber-sumber alam seperti vulkano dan terdapat dalam
bentuk H2S dan Oksida. Distribusi bahan pencemar yang dibuat oleh
minyak bakar gas, kayu dan sebagainya Sumber SOx yang kedua adalah dari
udara, jumlah yang terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh
aktivitas bakteri. Akan tetapi pencemaran NO dari sumber alami ini tidak
kering yang terbawa oleh angin atau berasal dari muntahan letusan gunung
berapi. Partikulat Debu Melayang (Suspended Particulate Matter / SPM) juga
menambah asap hitam pada total emisi partikulat debu. Demikian juga
sumber SPM yang cukup penting. Berbagai proses industri seperti proses
pencemar tersebut.
- Temperatur permukaan
- Stabilitas atmosfer
- Kelembaban atmosfer
- Curah hujan. (Soenarmo, 1988).
permukaan suatu wilayah. Pada siang hari udara akan naik dan membawa
hari, pendinginan yang cepat pada permukaan bumi akan akan menghasilkan
inversi suhu pada pada lapisan udara yang rendah. (Suhardi, 1988).
searah dengan arah angin. Makin tinggi kecepatan angin, laju pengenceran
berdasarkan dari hasil lokakarya Nasional ISPA di Cipanas pada tahun 1984.
disingkat ARI.
menggolongkan ISPA menjadi tujuh jenis yaitu Tonsilitis, Infeksi Akut Lain
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terdiri dari tiga unsur kata
penyakit yang tergolong ISPA masa akutnya ada yang lebih dari 14
hari.
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.
Mikoplasma, Herpesvirus.
Pnemonia atau radang paru adalah proses infeksi akut yang mengenai
Penyebabnya bisa dari virus, bakteri, alergi, dan lainnya. Peradangan yang
akut bisa terjadi secara singkat atau panjang. Bronkhitis merupakan penyakit
angka kejadian ISPA terutama pada anak Anak Balita. Penyakit Infeksi
terutama pada balita. ISPA mengakibatkan sekitar 20% - 30% kematian anak
risiko, seperti: gizi kurang, berat badan saat lahir rendah, tidak mendapat ASI
memadai, polusi udara, tempat tinggal padat, imunisasi yang tidak memadai,
2004).
Penelitian menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO.
Kadar NOx di udara perkotaan biasanya 10–100 kali lebih tinggi dari
mencapai 0,5 ppm (500 ppb). Seperti halnya CO, emisi NOx dipengaruhi oleh
besar emisi NOx buatan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak,
NO2 toksik bagi manusia, efek yang ditimbulkan tergantung dosis dan
merupakan campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan
anorganik yang terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai
dari < 1 mikron sampai dengan maksimal 500 mikron. Partikulat debu
tersebut akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan
partikel debu juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan juga
ukuran dan bentuk yang berbada pula, tergantung dari mana sumber
emisinya.
Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan
yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih
iritasi. Keadaan ini akan lebih bertambah parah apabila terjadi reaksi
diameter < 0,5 mikron terkumpul di alveoli dan dapat terabsorbsi ke dalam
komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2)
dan Sulfur trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur
dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar
pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu
yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang
berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang
dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan SO2,
meskipun dengan kadar yang relatif rendah. Kadar SO2 yang berpengaruh
20 ppm, jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata, dan batuk.
menit )
Konsentrasi 6-12 ppm iritan terhadap kulit dan selaput lendir. Kadar yang
(Depkes, 2006).
2.6. Kondisi Udara di Jakarta
kecenderungan untuk bertambah buruk. Dari data dan fakta di bawah ini
jika dibandingkan terhadap baku mutu udara di DKI Jakarta, rata-rata wilayah
stasiun EMC, Pulogadung, Pluit, Thamrin dan KPPL untuk konsentrasi SPM
dari total hari pengamatan (321 hari), sedangkan di stasiun lainnya masih
Hasil studi yang dilakukan oleh Ditjen PPM & PL, tahun 1999 pada
ug/m3, kadar SO2 sebesar 0,76 ppm, dan kadar NOx sebesar 0,50 ppm,
udara.
Jakarta berada dalam kategori baik sampai tidak sehat, dengan
CO. Ketersediaan data ISPU mencapai 81 % (294 hari) pada tahun 2004.
Pada bulan September dan Desember 2004 terdapat 12 hari yang berada
dalam kategori tidak sehat (3,2 persen). Pada tahun 2003 jumlah hari yang
dikategorikan tidak sehat ada 67 hari dari 308 hari yang tersedia (KLH, 2005).
BAB III
106° 22’ 42” BT sampai 106° 58’ 18” BT, dan antara 5° 19’ 12” LS sampai 6°
• Sebelah utara Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta berbatasan dengan Laut
Jawa.
Tangerang, Banten.
3.2. Administrasi
daratan DKI Jakarta dimekarkan ke arah timur dan barat, sehingga luasnya
Timur, Kotamadya Jakarta Selatan, dan Kotamadya Jakarta Barat, dan terdiri
Liwung dan Kali Bekasi. Dataran rendah Jakarta berbentuk alluvial fan atau
Api Gede-Salak yang telah menutupi dataran rendah Jakarta serta terpotong-
DAS Buaran, DAS Cakung, DAS Cengkareng, DAS Ciliwung, DAS Cipinang,
batuan gunung api muda dan batuan pasir. Batuan alluvium terletak di bagian
wilayah tanggul sungai dan tanggul pantai, wilayah kikisan medan datar,
klasifikasi iklim Koppen termasuk dalam kelas Afa dengan curah hujan rata-
bagian selatan, dan memiliki suhu udara rata-rata tahunan sekitar 27o
Celcius.
dengan curah hujan rata-rata bulanan sebesar 174 mm. Curah hujan bulanan
terbesar terjadi pada bulan Februari sebesar 369 mm dan terendah pada
Pola curah hujan tahun 2005 memiliki gradasi nilai curahan yang
cenderung bertambah dari bagian utara Kota Jakarta dan Teluk Jakarta
dengan besarnya curah hujan tahunan kurang dari 1.500 mm/tahun hingga
ke bagian selatan Kota Jakarta dengan curah hujan tahunan mencapai lebih
dan Geofisika tahun 2005 memiliki pola rezim hujan bulanan yang hampir
sama, yaitu hujan maksimum terjadi antara bulan Januari dan Februari,
antara bulan Agustus dan September. Pola rezim hujan bulanan tahun 2005
di bagian utara Kota Jakarta terlihat penurunan curah hujan bulanan yang
ekstrim antara bulan maksimum dengan curah hujan bulanan mencapai lebih
Jakarta pola rezim hujan bulanannya terlihat lebih halus penurunannya antara
• Curah hujan kurang dari 1.500 mm/tahun, berada di bagian utara Jakarta
hingga ke bagian tengah Kota Jakarta dengan luas sekitar 31.079,6 ha.
• Curah hujan antara 2.000 – 2.500 mm/tahun berada di bagian tengah
barat dan timur dan ke arah selatan Kota Jakarta dengan luas sekitar
24.930,8 ha.
• Curah hujan lebih dari 3.000 mm/tahun terdapat sedikit di bagian selatan
luar Jakarta.
Menurut data dari Biro Pusat Statistik DKI Jakarta, selama kurun waktu
20 tahun dari tahun 1970 hingga 1990, jumlah penduduk Jakarta bertambah
hampir dua kali lipat dari sebesar 4.661.712 jiwa pada tahun 1970 hingga
87.276 jiwa.
atau lebih besar dari 200 jiwa per hektar umumnya tersebar secara
lampiran 2.
Penjaringan.
• Kepadatan penduduk lebih dari 300 jiwa/ha terdiri dari 9 kecamatan yaitu
teratur, permukiman tidak teratur, pertanian, ruang terbuka, dan tubuh air.
maupun tidak teratur terdistribusi secara acak dan tersebar hampir di seluruh
Kota Jakarta. Sedangkan tubuh air terdapat di bagian utara dan sebagian lagi
tersebar dalam bentuk pola aliran sungai Kota Jakarta. Adapun pola
utara timur, selatan, dan barat Kota Jakarta dengan luas sekitar 5.690,1
hektar.
Kota Jakarta yaitu di bagian pusat, timur, selatan, barat, dan utara Kota
hingga ke selatan, juga tersebar secara linier di bagian barat dan timur
bagian timur kota, di bagian utara dan barat, dan sedikit di bagian selatan
timur, bagian selatan, dan barat kota Jakarta dengan luas sebesar
5.141,3 hektar.
• Tubuh air terdapat pada bagian utara, serta tersebar dalam bentuk pola-
pola aliran sungai Kota Jakarta dengan luas sekitar 1.846,9 hektar.
bagian tengah kota, sedikit meluas ke arah timur, berada di barat daya kota,
barat, dan utara Kota Jakarta dengan luas sekitar 12.416,22 Ha. Persebaran
permukiman tidak teratur tersebar secara acak di seluruh Kota Jakarta, dan
mendominasi di bagian selatan dan di bagian timur Kota Jakarta, dengan luas
Grogol Petamburan sebesar 47,5 % dan luasnya sekitar 516,0 ha, sedangkan
di Kecamatan Matraman, yaitu sebesar 63,0 % dengan luas sekitar 305,6 ha,
Kecamatan Kelapa Gading sebesar 5,4 % dengan luas wilayah sebesar 87,1
ha.
permukiman yang sangat tinggi atau lebih dari 250% tersebar secara
ratio permukiman rendah atau kurang dari 50% secara umum tersebar di
25.000 tahun 2002, panjang jalan tol di Jakarta adalah sekitar 259,06 km,
panjang jalan arteri sekitar 656,10 km, dan panjang jalan kolektor dan jalan
lokal sekitar 6281,66 km. Secara spatial jaringan jalan Jakarta ditunjukkan
dalam peta 6.
dengan luas wilayah tersebut. Besarnya nilai kerapatan jaringan jalan ini
Penjaringan
• Kerapatan jaringan jalan sedang (antara 101 – 125 m/ha), terdiri dari 12
• Kerapatan jaringan jalan tinggi (antara 126 – 150 m/ha), terdiri dari 11
• Kerapatan jaringan jalan sangat tinggi (lebih besar dari 150 m/ha), terdiri
tinggi atau lebih besar dari 125 m/hektar hampir sebagian besar tersebar di
kurang dari 125 m/hektar terdapat di pinggiran dan melingkari Kota Jakarta.
Pola persebaran kerapatan jaringan jalan tiap kecamatan di Jakarta dapat
Makin luas areal industri pada suatu wilayah berkemungkinan makin besar
pula polutan yang dihasilkan dari aktivitas industri pada daerah tersebut.
mengelompok di bagian timur hingga timur laut Kota Jakarta, terdapat pula di
bagian barat daya dan utara Kota Jakarta. Hanya sebagian kecil yang berada
di bagian selatan dan pusat Kota Jakarta. Total wilayah industri di Jakarta
Kecamatan yang memiliki luas industri lebih besar dari 300 hektar terdapat di
barat laut dan timur laut Kota Jakarta. Pola persebaran areal industri secara
• Kecamatan dengan luas industri lebih dari 300 hektar terdiri dari 5
• Kecamatan dengan luas industri antara 101 hingga 200 hektar terdiri dari
Gading.
• Kecamatan dengan luas industri antara 51 hingga 100 hektar terdiri dari 3
Gadung.
jumlah penderita ISPA, faktor ekonomi dan pendapatan keluarga juga turut
Biro Pusat Statistik tahun 2005, rumah tangga miskin di DKI Jakarta tercatat
per minggu, makan dalam sehari untuk setiap anggota rumah tangga,
kehidupan yang layak seperti menjadi buruh pabrik, kuli bangunan dan
pekerjaan.
Kemiskinan juga menyebabkan mereka mendapakan hambatan dalam
Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik tahun 2005
atau lebih besar dari 15 % terdapat di bagian timur, dan timur laut , sebagian
Parameter kualitas udara yang diukur dalam penelitian ini adalah NO2,
SO2, dan SPM, ketiga parameter pencemar tersebut sangat berbahaya dan
kontinyu tersebar di 5 lokasi, namun pada tahun 2005, hanya 3 stasiun yang
2005, secara umum nilai rata-rata harian ketiga parameter kualitas udara di
Jakarta adalah untuk NO2 sebesar 0,0213 ppm, untuk SO2 sebesar 0,0111
ppm dan SPM sebesar 187,5 µg/m3. Nilai rata-rata harian ketiga parameter
tersebut masih berada di bawah nilai baku mutu nasional (NO2 = 0,05 ppm,
SO2 = 0,1 ppm, SPM = 230 µg/m3). Besarnya konsentrasi ketiga paramerter
pencemar tersebut juga bervariasi antara rata-rata harian, pada saat musim
hujan, dan musim kemarau. Secara umum ketiga parameter tersebut memiliki
nilai konsentrasi yang lebih besar pada saat musim kemarau dibandingkan
dengan rata-rata harian, dan musim hujan. Konsentrasi NO2 pada musim
hujan lebih rendah yaitu sebesar 0,0193 ppm. Konsentrasi SO2 pada musim
lebih rendah yaitu sebesar 0,0078 ppm. Konsentrasi SPM pada musim
Tabel 1. Variasi Nilai Konsentrasi NO2, SO2, dan SPM di Jakarta tahun 2005
Parameter Musim
Harian Musim Hujan
pencemar Kemarau
NO2 (ppm) 0,0213 0,0193 0,0233
SO2 (ppm) 0,0111 0,0078 0,0144
SPM (µg/m3) 187,5 168,3 197,0
dan SPM Kota Jakarta tahun 2005 adalah sebagai berikut; Rata-rata harian
parameter NO2 memiliki konsentrasi terbesar pada bulan April sekitar 0,0295
0,0135 ppm. Rata-rata harian parameter SO2 terbesar terjadi pada bulan
Agustus sebesar 0,0323 ppm dan terkecil terjadi pada bulan Oktober dengan
terkecil terjadi pada bulan Desember dengan nilai konsentrasi sekitar 112,7
µg/m3. Besarnya konsentrasi rata-rata harian parameter NO2, SO2, dan SPM,
selama tahun 2005 bervariasi tiap bulannya. Nilai konsentrasi NO2 terbesar
terukur pada stasiun Kuningan dan terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar
dengan nilai 0,2321 ppm dan terjadi pada bulan Agustus, sedangkan
konsentrasi SPM terbesar terukur pada stasiun JIEP terjadi pada bulan Mei
sebesar 464,3 µg/m3 . Konsentrasi parameter NO2, SO2, dan SPM tiap
stasiun pengamatan kualitas udara di Jakarta tahun 2005 dapat dilihat dalam
lampiran 8.
ambien sesaat, konsentrasi NO2 dari tahun 2004-2005 masih di bawah nilai
penurunan konsentrasi rata-rata harian NO2 yang signifikan pada tahun 2005,
konsentrasi yang sama dengan tahun 2004. Grafik berikut ini menjelaskan
mengenai rata-rata harian konsentrasi NO2 pada tahun 2004 dan 2005.
Grafik 1. Perbandingan Konsentrasi NO2 pada 9 Stasiun Pengamatan
NO2
ppm
0,025
2004
2005
JIEP
Istiqlal
Kahfi
Tebet
Lubang
Cilincing
Kuningan
Ancol
Kalideres
Buaya
Stasiun Pengamatan
dengan nilai konsentrasi di bawah 0,01 ppm, kecuali di stasiun Cilincing pada
tahun 2005 memiliki nilai konsentrasi hampir mencapai 0,05 ppm. Grafik
berikut ini menjelaskan mengenai nilai konsentrasi rata-rata harian SO2 tiap
stasiun pada tahun 2004 dan 2005 terhadap nilai baku mutu nasional.
Grafik 2. Perbandingan Konsentrasi SO2 pada 9 Stasiun Pengamatan
ppm
SO2
0,1 Batas Nilai
Baku Mutu
0,09 Nasional
0,08
0,07
0,06
0,05
0,04
0,03
2004
0,02 2005
0,01
0
JIEP
Istiqlal
Kahfi
Ancol
Kalideres
Tebet
Lubang Buaya
Cilincing
Kuningan
Stasiun Pengamatan
pada tahun 2005 terjadi penurunan, namun pada tahun 2005 masih terdapat
2 stasiun yang memiliki konsentrasi rata-rata harian SPM di atas baku mutu
konsentrasi rata-rata harian di atas baku mutu nasional. Grafik berikut ini
µg/m3
SPM
400
350
300
150
100 2004
2005
50
JIEP
Istiqlal
Ancol
Kahfi
Kalideres
Tebet
Lubang Buaya
Cilincing
Kuningan
Stasiun Pengamatan
Pengamatan Kualitas Udara Ambien Sesaat tahun 2004 – 2005 dapat dilihat
dalam lampiran 9.
yang telah diukur oleh stasiun pengamatan kualitas udara ambien terhadap
nilai standar baku mutu nasional di Jakarta tahun 2005 adalah dengan
perbandingan ketiga parameter pencemar udara yaitu NO2, SO2, dan SPM
terhadap nilai standar baku mutu nasional tiap parameter, yang bertujuan
Indeks Polusi Udara harian adalah nilai indeks rata-rata harian yang
dihitung dari ketiga parameter pencemar udara yaitu NO2, SO2, dan SPM di
harian di Jakarta adalah sekitar 46,5, atau masuk dalam kategori cukup
sehat. Nilai rata-rata harian Indeks Polusi Udara di Jakarta memiliki variasi
1. Kelas sangat tinggi atau kualitas udara dalam kondisi kritis, dengan nilai
2. Kelas tinggi atau kualitas udara dalam kondisi tidak sehat, dengan nilai
3. Kelas sedang atau kualitas udara dalam kategori cukup sehat, dengan
4. Kelas rendah atau kualitas udara dalam kategori sehat, nilai IPU kurang
dari 35.
seluruh bagian tengah, selatan, barat hingga barat laut dan utara Kota
• Nilai IPU tinggi, 51 hingga 65 tersebar dari bagian tengah dan semakin
membesar nilai indeks polusinya ke arah timur laut Kota Jakarta. Wilayah
Koja
• Nilai IPU sangat tinggi, lebih besar dari 65 hanya berada di sebelah timur
Pola persebaran IPU harian Jakarta tahun 2005 dapat dilihat dalam
peta 11, sedangkan tabel berikut menunjukkan luas wilayah tiap kelas IPU
Tabel 2. Luas Wilayah tiap Kelas Indeks Polusi Udara Harian Jakarta
tahun 2005
Jakarta adalah sumber pencemar yang bergerak yaitu berupa emisi dari
terutama berasal dari kegiatan industri yang menggunakan bahan bakar fosil.
berikut:
• Indeks Polusi udara harian rendah (kurang dari 35) memiliki panjang
• Indeks Polusi Udara harian sangat tinggi (lebih besar dari 65) memiliki
Kerapatan Jalan
Nilai IPU Panjang Jalan (m) tiap Kelas IPU
(m/ha)
< 35 (Rendah) 192.836,3 81,1
36 – 50 (Sedang) 5.223.840,6 113,2
51 – 65 (Tinggi) 1.675.652,2 122,1
> 65 (Sangat Tinggi) 104.468,4 53,6
Udara sangat tinggi atau lebih besar dari 65 terdapat pada kerapatan jalan
yang rendah.
4.1.1.2. Persebaran Kualitas Udara Menurut Industri
Indeks Polusi Udara Harian dengan wilayah industri di Jakarta tahun 2005,
• Indeks Polusi Udara harian rendah, kurang dari 35 memiliki luas wilayah
industri sekitar 28,3 hektar atau sekitar 1,2 % dari luas wilayah IPU
industri sekitar 1.868,4 hektar atau sekitar 4,0 % dari luas wilayah IPU
• Indeks Polusi Udara harian tinggi, antara 50 -65 memiliki luas wilayah
industri sekitar 1.688,5 hektar atau sekitar 12,3 % dari luas wilayah IPU
industrii terbesar sekitar 13 % dari luas wilayah IPU sangat tinggi dan
Tabel 4. Persentase Luas Wilayah Industri tiap Kelas IPU di Jakarta tahun
2005
Persentase Luas
Nilai IPU Luas Industri (Ha) Industri terhadap
Luas IPU (%)
< 35 (Rendah) 28,3 1,2
36 – 50 (Sedang) 1868,4 4,0
51 – 65 (Tinggi) 1688,5 12,3
> 65 (Sangat Tinggi) 253,1 13,0
Polusi Udara sangat tinggi atau lebih besar dari 65 memiliki persentase luas
industri terbesar.
pada musim hujan di Jakarta adalah sekitar 40, atau masuk dalam kategori
cukup sehat. Pada musim hujan nilai IPU menjadi lebih rendah dari nilai
hariannya, pola persebaran IPU saat musim hujan di Jakarta tahun 2005
• Nilai IPU rendah, kurang dari 35 tersebar di bagian selatan dan barat
Kota Jakarta dengan luas wilayah yang kecil, meliputi sebagian kecil
tengah, sedikit mengarah ke timur, selatan, dan barat, dan berada sedikit
Baru.
• Nilai IPU tinggi, 51 hingga 65 hanya tersebar di bagian timur Kota
• Nilai IPU sangat tinggi, lebih besar dari 65 pada saat musim hujan tidak
Tabel 5. Luas Wilayah tiap Kelas Indeks Polusi Udara Musim Hujan Jakarta
tahun 2005
dengan nilai IPU harian dan musim hujan dengan kisaran antara 30 hingga
80. Perbandingan nilai IPU harian, musim hujan dan musim kemarau dapat
80,0
70,0
60,0
Daily
50,0
Nilai IPU
30,0
Musim Kemarau
20,0
10,0
0,0
JIEP
Istiqlal
Kahfi
Tebet
Lubang Buaya
Cilincing
Kuningan
Ancol
Kalideres
Stasiun Pengamat KU
sebagai berikut:
• Nilai IPU rendah, kurang dari 35 tersebar di bagian selatan dan barat,
dan Kembangan.
menuju ke arah timur laut Kota Jakarta. Wilayah ini meliputi sebagian
Jatinegara.
• Nilai IPU sangat tinggi, atau lebih besar dari 65 tersebar di sebelah
timur laut Kota Jakarta, dan meliputi sebagian kecil Kecamatan Pulo
2005 dapat dilihat dalam peta 13. Sedangkan berikut ini adalah luas wilayah
Akut (ISPA)
2005 yang diperoleh dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta digolongkan dalam 5
(PLSPB) dan Penyakit Lain Pada Saluran Pernafasan Atas (PLSPA). Data
Infeksi Akut Lain Pernapasan Atas (IALPA) yaitu sebesar 1.292.556 jiwa.
Penderita
Jenis Penyakit
(jiwa)
Bronkhitis 15.486
Infeksi Akut Lain Pernapasan Atas (IALPA) 1.292.556
Penyakit Lain Pada Saluran Pernafasan Atas (PLSPA) 241.992
Penyakit Lain Pada Saluran Pernafasan Bawah (PLSPB) 8.540
Pnemonia 7.486
Jumlah 1.566.060
Sumber : Dinkes DKI Jakarta tahun 2005 dan Pengolahan data 2007
ISPA yaitu sebesar 595.904 jiwa atau 38 % dari seluruh penderita ISPA.
700.000
600.000
500.000
400.000
Jiwa
300.000
200.000
100.000
0
Balita 5 - 19 Tahun 20 - 54 Tahun > 55 Tahun
Berdasarkan dari tiap jenis penyakit ISPA dalam penelitian ini, jumlah
diderita oleh kelompok umur antara 20 – 54 tahun dengan jumlah 5.760 jiwa.
Jumlah penderita Infeksi Akut Lain Pernapasan Atas paling banyak diderita
oleh kelompok umur balita dengan jumlah 513.778 jiwa. Jumlah penderita
Penyakit Lain Saluran Pernapasan Atas paling banyak dialami oleh kelompok
umur balita sebesar 72.800 jiwa. Jumlah penderita Penyakit Lain Saluran
oleh kelompok umur balita sebesar 3.869 jiwa. Tabel berikut ini menjelaskan
2005.
5 - 19 20 - 54
Balita > 55 Tahun Jumlah
Jenis ISPA Tahun Tahun
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
(Jiwa) (Jiwa)
Bronkhitis 2.960 4.408 5.760 2.358 15.486
IALPA 513.778 340.748 328.213 109.817 1.292.556
PLSPA 72.800 71.607 70.676 26.909 241.992
PLSPB 2.497 1.877 2.557 1.604 8.540
Pnemonia 3.869 1.361 1.763 480 7.486
Jumlah 595.904 420.001 408.969 141.168 1.566.060
Sumber : Dinkes DKI Jakarta tahun 2005 dan Pengolahan data 2007
sebesar 1.616 jiwa, dan 177.576 jiwa, jumlah penderita PLSPA dan penderita
banyak terdapat di Kecamatan Tanjung Priok sebesar 2.283 jiwa. Untuk lebih
jelas mengenai jumlah penderita tiap jenis penyakit ISPA di tiap kecamatan di
spatial, dalam penelitian ini dideskripsikan dalam bentuk titik-titik, dimana tiap
Jakarta tahun 2005 adalah sebagai berikut; wilayah dengan penderita ISPA
yang padat berada pada bagian tengah, sebagian berada di utara, dan di
bagian timur laut Kota Jakarta. Sedangkan wilayah dengan jumlah penderita
ISPA yang jarang terdapat pinggir Kota Jakarta, yaitu di bagian timur,
tenggara, selatan, barat, dan barat laut Kota Jakarta. Pola persebaran
ISPA dalam penelitian ini, persentase jumlah penderita ISPA terhadap jumlah
Permukiman
penyakit ISPA dengan peta ratio permukiman per kecamatan di Jakarta tahun
Menteng.
didapatkan angka signifikansi sebesar 0,273 atau di atas 0,01, dan nilai
koefisien korelasi sebesar -0,173. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat korelasi
Penduduk Miskin
Kecamatan Cilincing.
Penjaringan.
sebesar 0,000 atau di bawah 0,01, dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,652.
Hal ini berarti bahwa terdapat korelasi positif yang kuat antara persentase
melalui teknik overlay peta antara peta Indeks Polusi Udara harian dengan
Berdasarkan hasil overlay peta antara peta IPU harian dengan peta
sebagai berikut:
• Indeks Polusi Udara harian sangat tinggi atau lebih besar dari 65 dengan
jumlah titik sebesar 872 titik atau 87.200 jiwa penderita ISPA dan memiliki
jumlah titik 4.149 titik atau sekitar 414.900 jiwa penderita ISPA, dengan
• Indeks Polusi Udara harian yang rendah atau kurang dari 35, memiliki
jumlah titik sebesar 278 titik atau sekitar 27.800 jiwa penderita penyakit
jiwa/hektar.
Tabel 9. Jumlah Penderita ISPA dan Kepadatan Penderita ISPA tiap Kelas
Indeks Polusi Udara harian terlebih dahulu diubah menjadi nilai Indeks Polusi
Udara harian rata-rata tiap kecamatan. Hasil perhitungan nilai variabel IPU
Cilincing sekitar 65,2, dan nilai IPU harian terkecil terdapat di Kecamatan
Cipayung yaitu sekitar 35,5. Variasi nilai IPU harian per kecamatan di Jakarta
signifikansi dilakukan dua sisi dengan tingkat korelasi pada level 0,01 atau
sebesar 0,003 atau jauh di bawah 0,01, maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan (korelasi) yang nyata antara Indeks Polusi Udara harian
ISPA sebesar 0,450 atau di bawah 0,5, berarti bahwa Indeks Polusi
ISPA atau dapat dikatakan bahwa semakin kritis kualitas udara di suatu
tersebut.
Pearson.
BAB V
KESIMPULAN
1. Pola kualitas udara Jakarta pada musim hujan maupun musim kemarau
tingkat kualitas udara paling kritis tersebar di bagian timur laut Kota
2. Wilayah yang memiliki indikasi tingkat kualitas udara paling kritis terdapat
menunjukkan bahwa ada korelasi yang nyata, dengan arah korelasi positif
dan lemah antara Indeks Polusi Udara dengan jumlah penderita ISPA
kualitas udara paling kritis terdapat pada kerapatan jaringan jalan terendah
yaitu sebesar 53,6 m/ha, dan memiliki persentase luas industri yang terbesar
dengan ratio keteraturan permukiman, dan memiliki korelasi yang positif dan
Kota
Kecamatan Luas (ha)
madya
Cilincing 4.165,3
Kelapa Gading 1.617,9
Koja 1.151,9
JAKARTA UTARA Pademangan 1.200,3
Penjaringan 3.530,9
Tanjung Priok 2.242,4
Cengkareng 2.561,9
Grogol Petamburan 1.086,1
Kalideres 2.865,1
Kebon Jeruk 1.711,1
JAKARTA BARAT Kembangan 2.548,0
Palmerah 735,1
Taman Sari 445,0
Tambora 540,0
Cempaka Putih 465,7
Gambir 747,5
Johar Baru 236,5
Kemayoran 754,9
JAKARTA PUSAT
Menteng 646,2
Sawah Besar 534,8
Senen 434,4
Tanah Abang 1.001,8
Cakung 4.176,4
Cipayung 2.763,2
Ciracas 1.663,0
Duren Sawit 2.213,8
Jatinegara 1.039,2
JAKARTA TIMUR Kramat Jati 1.318,6
Makasar 2.147,5
Matraman 485,5
Pasar Rebo 1.243,1
Pulo Gadung 1.492,4
Cilandak 1.749,0
Jagakarsa 2.506,0
Kebayoran Baru 1.266,8
Kebayoran Lama 1.906,0
Mampang Prapatan 789,6
JAKARTA SELATAN
Pancoran 887,9
Pasar Minggu 2.158,6
Pesanggrahan 1.349,9
Setiabudi 877,3
Tebet 946,8
Jumlah Kepadatan
Kota
Kecamatan Penduduk Penduduk
madya
(jiwa) (jiwa/ha)
Cilincing 237.484 57
Kelapa Gading 104.984 65
JAKARTA Koja 225.526 196
UTARA Pademangan 124.245 104
Penjaringan 176.669 50
Tanjung Priok 313.841 140
Cengkareng 231.099 90
Grogol Petamburan 219.209 202
Kalideres 164.932 58
JAKARTA Kebon Jeruk 100.435 59
BARAT Kembangan 137.548 54
Palmerah 195.195 266
Taman Sari 155.317 349
Tambora 266.222 493
Cempaka Putih 87.276 187
Gambir 87.918 118
Johar Baru 110.700 468
JAKARTA Kemayoran 194.789 258
PUSAT Menteng 213.404 330
Sawah Besar 111.943 209
Senen 102.324 236
Tanah Abang 326.041 325
Cakung 213.972 51
Cipayung 122.382 44
Ciracas 198.135 119
Duren Sawit 314.188 142
JAKARTA Jatinegara 263.254 253
TIMUR Kramat Jati 201.024 152
Makasar 171.903 80
Matraman 194.521 401
Pasar Rebo 149.405 120
Pulo Gadung 519.959 348
Cilandak 351.351 201
Jagakarsa 208.984 83
Kebayoran Baru 146.555 116
Kebayoran Lama 359.748 189
JAKARTA Mampang Prapatan 143.891 182
SELATAN Pancoran 158.731 179
Pasar Minggu 295.817 137
Pesanggrahan 152.975 113
Setia Budi 288.668 329
Tebet 337.001 356
TOTAL 8.679.565 135
Sumber : Peta Bakosurtanal 1 : 25.000 tahun 2002, Peta DPP 2003, dan
Pengolahan Data 2007
Lampiran 6
Penduduk Penduduk
Kecamatan Miskin Miskin
(jiwa) (%)
Cakung 33.835 15,8
Cempaka Putih 6.175 7,1
Cengkareng 25.494 11,0
Cilandak 3.312 0,9
Cilincing 71.196 30,0
Cipayung 11.756 9,6
Ciracas 9.525 4,8
Duren Sawit 16.204 5,2
Gambir 6.108 6,9
Grogol Petamburan 7.747 3,5
Jagakarsa 2.583 1,2
Jatinegara 23.194 8,8
Johar Baru 13.071 11,8
Kali Deres 23.997 14,5
Kebayoran Baru 2.368 1,6
Kebayoran Lama 6.346 1,8
Kebon Jeruk 8.215 8,2
Kelapa Gading 7.150 6,8
Kemayoran 20.470 10,5
Kembangan 6.330 4,6
Koja 49.783 22,1
Kramat Jati 12.795 6,4
Makasar 12.389 7,2
Mampang Prapatan 6.285 4,4
Matraman 10.789 5,5
Menteng 6.787 3,2
Pademangan 16.346 13,2
Palmerah 8.661 4,4
Pancoran 2.502 1,6
Pasar Minggu 7.359 2,5
Pasar Rebo 7.344 4,9
Penjaringan 32.026 18,1
Pesanggrahan 2.892 1,9
Pulo Gadung 25.190 4,8
Sawah Besar 15.253 13,6
Senen 9.970 9,7
Setiabudi 1.894 0,7
Taman Sari 14.974 9,6
Tambora 27.296 10,3
Tanah Abang 11.680 3,6
Tanjung Priok 29.458 9,4
Tebet 12.628 3,7
Konsentrasi Rata-Rata Harian NO2, SO2, dan SPM di Jakarta tahun 2005
Parameter Polutan
Bulan
NO2 SO2 TSP
Januari 0,0161 0,0112 -
Februari 0,0166 0,0064 -
Maret 0,0173 0,0153 -
April 0,0295 0,0034 203,7
Mei 0,0264 0,0046 221,8
Juni 0,0229 0,0099 170,6
Juli 0,0211 0,0061 199,7
Agustus 0,0265 0,0323 221,6
September 0,0196 0,0312 185,8
Oktober 0,0235 0,0022 182,6
November 0,0229 0,0041 188,6
Desember 0,0135 0,0063 112,7
Average 0,0213 0,0111 187,5
NO2
0,040
0,030
ppm
0,020
0,010
0,000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Bulan
Grafik Konsentrasi Rata-Rata Harian SO2 Jakarta tahun 2005
SO2
0,040
ppm 0,030
0,020
0,010
0,000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Bulan
SPM
250,0
200,0
150,0
µg/m3
100,0
50,0
0,0
Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Bulan
Lampiran 8
Konsentrasi NO2 Tiap Stasiun Pengamatan Kualitas Udara di Jakarta tahun 2005
Bulan
Stasiun average
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Kalideres - - - 0,0334 0,0201 0,0260 0,0243 0,0215 0,0154 0,0146 0,0110 0,0065 0,0192
Lubang Buaya - - - 0,0286 0,0443 0,0349 0,0081 0,0251 0,0117 0,0188 0,0190 0,0080 0,0220
Istiqlal - - - 0,0319 0,0391 0,0247 0,0279 0,0312 0,0345 0,0310 0,0319 0,0162 0,0298
Ancol - - - 0,0336 0,0235 0,0235 0,0227 0,0096 0,0183 0,0144 0,0214 0,0074 0,0194
Cilincing - - - 0,0364 0,0150 0,0141 0,0272 0,0202 0,0090 0,0160 0,0149 0,0116 0,0182
JIEP - - - 0,0356 0,0273 0,0229 0,0271 0,0305 0,0253 0,0305 0,0297 0,0151 0,0271
Tebet - - - 0,0566 0,0333 0,0334 0,0242 0,0202 0,0260 0,0295 0,0134 0,0195 0,0284
Kuningan - - - 0,0258 0,0590 0,0301 0,0149 0,0346 0,0227 0,0184 0,0296 0,0150 0,0278
Kahfi - - - 0,0227 0,0045 0,0098 0,0153 0,0338 0,0136 0,0382 0,0205 0,0067 0,0183
JAF1 0,0123 0,0120 0,0132 0,0109 0,0089 0,0114 0,0123 - - - - 0,0040 0,0106
JAF4 0,0151 0,0120 0,0075 0,0076 0,0049 0,0094 0,0061 - - - 0,0379 0,0323 0,0147
JAF5 0,0210 0,0258 0,0313 0,0310 0,0370 0,0346 0,0432 0,0388 - - - 0,0199 0,0314
average 0,0161 0,0166 0,0173 0,0295 0,0264 0,0229 0,0211 0,0265 0,0196 0,0235 0,0229 0,0135 0,0213
Konsentrasi SO2 Tiap Stasiun Pengamatan Kualitas Udara di Jakarta tahun 2005
Bulan
Stasiun average
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Kalideres - - - 0,0021 0,0026 0,0095 0,0052 0,0077 0,0082 0,0026 0,0023 0,0037 0,0048
Lubang Buaya - - - 0,0018 0,0031 0,0152 0,0029 0,0071 0,0088 0,0015 0,0022 0,0038 0,0051
Istiqlal - - - 0,0013 0,0028 0,0094 0,0045 0,0065 0,0085 0,0015 0,0019 - 0,0045
Ancol - - - 0,0016 0,0022 0,0066 0,0037 0,0078 0,0088 0,0014 0,0024 0,0042 0,0043
Cilincing - - - 0,0025 0,0031 0,0106 0,0079 0,2321 0,2187 0,0027 0,0017 0,0043 0,0537
JIEP - - - 0,0017 0,0030 0,0181 0,0037 0,0083 0,0077 0,0022 0,0023 0,0037 0,0056
Tebet - - - 0,0015 0,0021 0,0086 0,0032 0,0039 0,0070 0,0019 0,0027 0,0031 0,0038
Kuningan - - - 0,0014 0,0017 0,0079 0,0035 0,0072 0,0068 0,0018 0,0021 0,0040 0,0040
Kahfi - - - 0,0017 0,0019 0,0033 0,0028 0,0099 0,0067 0,0041 0,0024 0,0044 0,0041
JAF1 0,0073 0,0056 0,0049 0,0038 0,0029 0,0049 0,0051 - - - - 0,0071 0,0052
JAF4 0,0188 0,0051 0,0322 0,0102 0,0142 0,0135 0,0180 - - - 0,0207 0,0261 0,0177
JAF5 0,0074 0,0084 0,0087 0,0116 0,0152 0,0110 0,0123 - - - - 0,0082 0,0104
average 0,0112 0,0064 0,0153 0,0034 0,0046 0,0099 0,0061 0,0323 0,0312 0,0022 0,0041 0,0066 0,0111
Konsentrasi SPM Tiap Stasiun Pengamatan Kualitas Udara di Jakarta tahun 2005
Bulan
Stasiun average
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Kalideres - - - 167,0 165,7 167,0 231,0 396,5 143,0 127,0 128,0 91,0 179,6
Lubang Buaya - - - 169,5 167,7 138,5 131,3 188,5 197,0 188,0 175,5 106,5 162,5
Istiqlal - - - 184,0 197,3 63,5 147,0 173,0 166,5 136,0 157,0 103,0 147,5
Ancol - - - 212,5 199,3 176,5 188,7 184,0 179,5 168,0 191,0 141,0 182,3
Cilincing - - - 262,0 239,7 127,5 292,7 354,0 219,0 283,0 321,0 172,0 252,3
JIEP - - - 376,0 464,3 328,5 191,7 224,5 297,5 283,0 339,5 168,0 297,0
Tebet - - - 157,0 217,3 172,5 270,3 183,5 159,5 150,0 139,0 83,5 170,3
Kuningan - - - 127,0 172,3 125,5 154,0 137,5 163,0 126,5 147,0 101,5 139,4
Kahfi - - - 178,5 172,7 236,0 191,0 152,5 147,0 182,0 99,5 47,5 156,3
JAF1 - - - - - - - - - - - - -
JAF4 - - - - - - - - - - - - -
JAF5 - - - - - - - - - - - - -
average - - - 203,7 221,8 170,6 199,7 221,6 185,8 182,6 188,6 112,7 187,5
Perbandingan Nilai IPU Harian, Musim Hujan, dan Musim Kemarau tiap
IPU IPU
IPU
Stasiun KU Musim Musim
Harian
Hujan Kemarau
Kalideres 40,9 30,8 45,2
Lubang Buaya 40,0 35,0 42,1
Istiqlal 43,3 39,9 44,7
Ancol 41,1 41,0 41,2
Cilincing 67,4 51,4 74,3
JIEP 63,4 61,4 64,2
Tebet 45,9 39,0 48,9
Kuningan 41,0 34,6 43,7
Kahfi 36,0 27,7 39,5
Rata-rata 46,5 40,1 49,3
Jumlah Penderita tiap Jenis Penyakit ISPA per Kecamatan di Jakarta Tahun
2005
Penderita Penderita
Kecamatan ISPA ISPA Kelas
(jiwa) (%)
Cengkareng 28.922 22,30 Rendah
Cilandak 52.248 26,67 Rendah
Ciracas 17.094 12,51 Rendah
Jagakarsa 25.232 14,87 Rendah
Jatinegara 27.448 78,42 Rendah
Kebayoran Lama 25.811 27,73 Rendah
Kelapa Gading 13.687 8,63 Rendah
Kramat Jati 14.733 18,69 Rendah
Makasar 22.148 23,19 Rendah
Matraman 15.276 17,12 Rendah
Menteng 14.724 12,07 Rendah
Pasar Rebo 19.584 10,43 Rendah
Pulo Gadung 43.874 18,43 Rendah
Sawah Besar 13.115 25,41 Rendah
Senen 6.085 27,07 Rendah
Setiabudi 21.917 7,17 Rendah
Taman Sari 21.622 33,09 Rendah
Tambora 30.382 13,04 Rendah
Tanah Abang 23.199 29,95 Rendah
Cakung 47.714 23,05 Sedang
Duren Sawit 58.709 32,28 Sedang
Gambir 20.392 7,33 Sedang
Grogol Petamburan 37.539 12,88 Sedang
Johar Baru 20.407 23,99 Sedang
Kembangan 31.701 7,85 Sedang
Mampang Prapatan 34.515 6,90 Sedang
Palmerah 35.628 33,89 Sedang
Pasar Minggu 58.163 18,25 Sedang
Pesanggrahan 24.355 26,53 Sedang
Tanjung Priok 75.099 19,66 Sedang
Tebet 62.079 13,11 Sedang
Cempaka Putih 23.280 27,75 Tinggi
Cipayung 33.939 15,92 Tinggi
Kali Deres 41.917 8,44 Tinggi
Kebayoran Baru 39.674 11,72 Tinggi
Kebon Jeruk 33.237 5,95 Tinggi
Kemayoran 58.346 7,59 Tinggi
Koja 72.790 13,92 Tinggi
Pademangan 42.109 11,41 Tinggi
Pancoran 42.115 7,12 Tinggi
Penjaringan 49.018 23,93 Tinggi
Cilincing 186.233 18,42 Sangat Tinggi
Correlations
RATIO_P
ISPA RMKN
ISPA Pearson Correlation 1,000 -,173
Sig. (2-tailed) , ,273
N 42 42
RATIO_PRMKN Pearson Correlation -,173 1,000
Sig. (2-tailed) ,273 ,
N 42 42
Lampiran 14
ISPA MISKIN
ISPA Pearson Correlation 1,000 ,652**
Sig. (2-tailed) , ,000
N 42 42
MISKIN Pearson Correlation ,652** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 ,
N 42 42
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2 il d)
Lampiran 15
Indeks Polusi Udara dan Jumlah penderita ISPA per Kecamatan di Jakarta
tahun 2005
Jumlah penderita
KECAMATAN IPU
ISPA
Cakung 54,8 47.714
Cempaka Putih 54,7 23.280
Cengkareng 40,9 28.922
Cilandak 40,2 52.248
Cilincing 65,2 186.233
Cipayung 35,5 33.939
Ciracas 36,3 17.094
Duren Sawit 47,0 58.709
Gambir 43,0 20.392
Grogol Petamburan 41,5 37.539
Jagakarsa 38,0 25.232
Jatinegara 53,0 27.448
Johar Baru 50,2 20.407
Kali Deres 41,7 41.917
Kebayoran Baru 43,0 39.674
Kebayoran Lama 42,7 25.811
Kebon Jeruk 42,9 33.237
Kelapa Gading 61,8 13.687
Kemayoran 48,4 58.346
Kembangan 39,3 31.701
Koja 60,3 72.790
Kramat Jati 44,7 14.733
Makasar 45,9 22.148
Mampang Prapatan 43,0 34.515
Matraman 52,7 15.276
Menteng 45,5 14.724
Pademangan 40,3 42.109
Palmerah 43,0 35.628
Pancoran 44,9 42.115
Pasar Minggu 42,1 58.163
Pasar Rebo 38,6 19.584
Penjaringan 40,2 49.018
Pesanggrahan 40,6 24.355
Pulo Gadung 60,3 43.874
Sawah Besar 41,9 13.115
Senen 48,0 6.085
Setiabudi 43,1 21.917
Taman Sari 39,3 21.622
Tambora 38,4 30.382
Tanah Abang 43,0 23.199
Tanjung Priok 51,1 75.099
Tebet 46,8 62.079
Correlations
6°5' LS PETA 1
ADMINISTRASI
6°5'
TELUK JAKARTA
JAKARTA
TAHUN 2005
PENJARINGAN
KOJA
U
CILINCING
PADEMANGAN TANJUNG
KALI PRIOK B T
DERES
TAMAN S
CENGKARENG TAMBORA
SARI 2 0 2 4 6 Km
SAWAH
GROGOL
BESAR KELAPA
PETAMBURAN
KEMAYORAN GADING
6°10'
6°10'
GAMBIR
CEMPAKA
PUTIH
KETERANGAN :
SENEN
JOHAR
KEBON
JERUK PALMERAH
BARU
PULO
CAKUNG Jakarta Barat
KEMBANGAN
MENTENG GADUNG Jakarta Pusat
TANAH
MATRAMAN
Jakarta Selatan
ABANG
Jakarta Timur
SETIABUDI Jakarta Utara
6°15'
PRAPATAN
PESANGGRAHAN PANCORAN
MAKASAR
CILANDAK
I NSET
106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
6°00'
6°00'
TELUK JAKARTA
6°20' LS
PASAR CIRACAS TANGERANG
CIPAYUNG DKI
REBO
6°20'
KOTA
TANGE RANG JAKARTA BEKASI
6°15'
6°15'
KOTA
BEKASI
JAGAKARSA
WILAYAH PENELITIAN KOTA
DEPOK
6°30'
6°30'
BOGOR
KOTA
BOGOR
6°45' LS
DEPOK
6°45'
106°30' 106°45' 107°00' 107°15'
6°5' LS PETA 2
CURAH HUJAN
6°5'
TELUK JAKARTA
TAHUN 2005
JAKARTA
PENJARINGAN
KOJA
# CILINCING U
PADEMANGAN TANJUNG
KALI PRIOK B T
DERES
TAMAN S
CENGKARENG TAMBORA
SARI 2 0 2 4 6 Km
SAWAH
GROGOL
BESAR # KELAPA
PETAMBURAN
KEMAYORAN GADING
6°10'
6°10'
GAMBIR
CEMPAKA
PUTIH
KETERANGAN :
SENEN
JOHAR #
KEBON BARU
< 1500 mm/tahun
PALMERAH CAKUNG
JERUK
MENTENG
PULO
GADUNG
1500 - 2000 mm/tahun
KEMBANGAN
MATRAMAN 2000 - 2500 mm/tahun
TANAH
ABANG 2500 - 3000 mm/tahun
> 3000 mm/tahun
SETIABUDI
6°15'
400
350
PRAPATAN
# Batas Provinsi
PESANGGRAHAN Garis Pantai
300
250
PANCORAN
200
150
BEKASI
100 MAKASAR
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 400
KRAMAT 350
JATI 300 Sumber Data : Badan Meteorologi dan Geofisika
250
200
450 PASAR MINGGU 150
400 100
350
300
CILANDAK 50
0
250
200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I NSET
150 106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
100
50
6°00'
6°00'
0 TELUK JAKARTA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
6°20' LS
PASAR CIRACAS TANGERANG
CIPAYUNG DKI
REBO
6°20'
350 KOTA
TANGE RANG JAKARTA BEKASI
6°15'
6°15'
300
350
KOTA
300 250 BEKASI
JAGAKARSA 200
WILAYAH PENELITIAN
250
150
200 KOTA
100 DEPOK
150
50
6°30'
6°30'
100
0
50 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 BOGOR
0 KOTA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 BOGOR
6°45' LS
DEPOK
6°45'
106°30' 106°45' 107°00' 107°15'
6°5'
TELUK JAKARTA
PENDUDUK
JAKARTA
PENJARINGAN
TAHUN 2005
KOJA
U
CILINCING
PADEMANGAN TANJUNG
KALI PRIOK B T
DERES
TAMAN S
CENGKARENG TAMBORA
SARI 2 0 2 4 6 Km
SAWAH
GROGOL
BESAR KELAPA
PETAMBURAN
KEMAYORAN GADING
6°10'
6°10'
GAMBIR
CEMPAKA
PUTIH
KETERANGAN :
SENEN
JOHAR
KEBON BARU
PALMERAH CAKUNG
JERUK
MENTENG
PULO
GADUNG
< 100 Jiwa/Ha
KEMBANGAN
MATRAMAN 101- 200 Jiwa/Ha
TANAH
ABANG 201 - 300 Jiwa/Ha
> 300 Jiwa/Ha
SETIABUDI
6°15'
PRAPATAN
PESANGGRAHAN PANCORAN
MAKASAR
KRAMAT
JATI Sumber Data : Biro Pusat Satistik Tahun 2005
TANGERANG BEKASI Pengolahan Data 2007
PASAR MINGGU
CILANDAK
I NSET
106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
6°00'
6°00'
TELUK JAKARTA
6°20' LS
PASAR CIRACAS TANGERANG
CIPAYUNG DKI
REBO
6°20'
KOTA
TANGE RANG JAKARTA BEKASI
6°15'
6°15'
KOTA
BEKASI
JAGAKARSA
WILAYAH PENELITIAN KOTA
DEPOK
6°30'
6°30'
BOGOR
KOTA
BOGOR
6°45' LS
BOGOR
6°45'
106°30' 106°45' 107°00' 107°15'
6°5' LS PETA 4
PENGGUNAAN TANAH
6°5'
TELUK JAKARTA
JAKARTA
TAHUN 2005
PENJARINGAN
KOJA U
CILINCING
PADEMANGAN TANJUNG B T
KALI PRIOK
DERES
S
TAMAN
CENGKARENG TAMBORA 2 0 2 4 6 Km
SARI
SAWAH
GROGOL
BESAR KELAPA
PETAMBURAN
KEMAYORAN GADING
6°10'
6°10'
GAMBIR
KETERANGAN :
CEMPAKA
PUTIH
SENEN
JOHAR Fasilitas Umum
KEBON
JERUK PALMERAH
BARU
PULO
CAKUNG Industri
KEMBANGAN
MENTENG GADUNG Perdagangan
TANAH
MATRAMAN Pertanian
ABANG Perumahan Teratur
SETIABUDI Perumahan Tidak Teratur
Ruang Terbuka
TEBET JATINEGARA Tubuh Air
DUREN SAWIT
KEBAYORAN
LAMA KEBAYORAN Batas Kecamatan
BARU MAMPANG Batas Kota
6°15'
6°15'
PRAPATAN
PESANGGRAHAN PANCORAN Batas Provinsi
Garis Pantai
MAKASAR
KRAMAT
JATI
TANGERANG BEKASI Sumber Data : Peta keluaran DPP tahun 2003
PASAR MINGGU Revisi dari Citra Aster 2006
CILANDAK
I NSET
106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
6°00'
6°00'
TELUK JAKARTA
6°20' LS
PASAR CIRACAS TANGERANG
CIPAYUNG DKI
REBO
6°20'
KOTA
TANGE RANG JAKARTA BEKASI
6°15'
6°15'
KOTA
BEKASI
JAGAKARSA
WILAYAH PENELITIAN KOTA
DEPOK
6°30'
6°30'
BOGOR
KOTA
BOGOR
6°45' LS
DEPOK
6°45'
106°30' 106°45' 107°00' 107°15'
6°5'
TELUK JAKARTA
PERMUKIMAN
JAKARTA
PENJARINGAN
KOJA
TAHUN 2005
CILINCING
PADEMANGAN TANJUNG
U
KALI PRIOK
B T
DERES
TAMAN
CENGKARENG TAMBORA S
SARI
SAWAH 2 0 2 4 6 Km
GROGOL
BESAR KELAPA
PETAMBURAN
KEMAYORAN GADING
6°10'
6°10'
GAMBIR
CEMPAKA
PUTIH KETERANGAN :
SENEN
JOHAR
KEBON BARU CAKUNG
JERUK PALMERAH
MENTENG
PULO < 50 % ( Rendah )
GADUNG
KEMBANGAN
MATRAMAN
51 - 150 % ( Sedang )
TANAH
ABANG 151 - 250 % ( Tinggi )
> 250 % ( Sangat Tinggi )
SETIABUDI
TEBET
Batas Kecamatan
JATINEGARA
DUREN SAWIT Batas Kota
KEBAYORAN
LAMA KEBAYORAN Batas Provinsi
BARU MAMPANG
Garis Pantai
6°15'
6°15'
PRAPATAN
PESANGGRAHAN PANCORAN
MAKASAR
CILANDAK
I NSET
106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
6°00'
6°00'
TELUK JAKARTA
6°20' LS
PASAR CIRACAS TANGERANG
CIPAYUNG DKI
REBO
6°20'
KOTA
TANGE RANG JAKARTA BEKASI
6°15'
6°15'
KOTA
BEKASI
JAGAKARSA
WILAYAH PENELITIAN KOTA
DEPOK
6°30'
6°30'
BOGOR
KOTA
BOGOR
6°45' LS
DEPOK
6°45'
106°30' 106°45' 107°00' 107°15'
6°5' LS PETA 6
JARINGAN JALAN
6°5'
TELUK JAKARTA
JAKARTA
TAHUN 2005
PENJARINGAN
KOJA
U
CILINCING
PADEMANGAN TANJUNG
KALI PRIOK B T
DERES
TAMAN S
CENGKARENG TAMBORA
SARI 2 0 2 4 6 Km
SAWAH
GROGOL
BESAR KELAPA
PETAMBURAN
KEMAYORAN GADING
6°10'
6°10'
GAMBIR
CEMPAKA
PUTIH
KETERANGAN :
SENEN
JOHAR
KEBON
JERUK PALMERAH
BARU
PULO
CAKUNG Jalan Arteri dan Jalan Tol
KEMBANGAN
MENTENG GADUNG Jalan Kolektor
MATRAMAN
TANAH
ABANG
Batas Kecamatan
SETIABUDI Batas Kota
Batas Provinsi
TEBET JATINEGARA
DUREN SAWIT Garis Pantai
KEBAYORAN
LAMA KEBAYORAN
BARU MAMPANG
6°15'
6°15'
PRAPATAN
PESANGGRAHAN PANCORAN
MAKASAR
KRAMAT
JATI Sumber Data : Peta Bakosurtanal 1 : 25.000 tahun 2002
TANGERANG BEKASI
PASAR MINGGU
CILANDAK
I NSET
106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
6°00'
6°00'
TELUK JAKARTA
6°20' LS
PASAR CIRACAS TANGERANG
CIPAYUNG DKI
REBO
6°20'
KOTA
TANGE RANG JAKARTA BEKASI
6°15'
6°15'
KOTA
BEKASI
JAGAKARSA
WILAYAH PENELITIAN KOTA
DEPOK
6°30'
6°30'
BOGOR
KOTA
BOGOR
6°45' LS
BOGOR
6°45'
106°30' 106°45' 107°00' 107°15'
6°5' LS PETA 7
KERAPATAN JALAN
6°5'
TELUK JAKARTA
JAKARTA
TAHUN 2005
PENJARINGAN
KOJA
U
CILINCING
PADEMANGAN TANJUNG
KALI PRIOK B T
DERES
TAMAN S
CENGKARENG TAMBORA
SARI 2 0 2 4 6 Km
SAWAH
GROGOL
BESAR KELAPA
PETAMBURAN
KEMAYORAN GADING
6°10'
6°10'
GAMBIR
CEMPAKA
PUTIH
KETERANGAN :
SENEN
JOHAR
KEBON BARU < 100 m/ha (Rendah)
PALMERAH CAKUNG
JERUK
MENTENG
PULO
GADUNG
101 - 125 m/ha (Sedang)
KEMBANGAN
MATRAMAN 126 - 150 m/ha (Tinggi)
TANAH
ABANG > 150 m/ha (Sangat Tinggi)
SETIABUDI Jalan Arteri dan Jalan Tol
TEBET JATINEGARA Batas Kecamatan
KEBAYORAN
DUREN SAWIT Batas Kota
LAMA KEBAYORAN
BARU
Batas Provinsi
MAMPANG
Garis Pantai
6°15'
6°15'
PRAPATAN
PESANGGRAHAN PANCORAN
MAKASAR
CILANDAK
I NSET
106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
6°00'
6°00'
TELUK JAKARTA
6°20' LS
PASAR CIRACAS TANGERANG
CIPAYUNG DKI
REBO
6°20'
KOTA
TANGE RANG JAKARTA BEKASI
6°15'
6°15'
KOTA
BEKASI
JAGAKARSA
WILAYAH PENELITIAN KOTA
DEPOK
6°30'
6°30'
BOGOR
KOTA
BOGOR
6°45' LS
BOGOR
6°45'
106°30' 106°45' 107°00' 107°15'
6°5'
TELUK JAKARTA
INDUSTRI
JAKARTA
PENJARINGAN
KOJA
TAHUN 2005
CILINCING U
PADEMANGAN TANJUNG
KALI PRIOK B T
DERES
TAMAN S
CENGKARENG TAMBORA
SARI
SAWAH 2 0 2 4 6 Km
GROGOL
BESAR KELAPA
PETAMBURAN
KEMAYORAN GADING
6°10'
6°10'
GAMBIR
CEMPAKA
SENEN
PUTIH KETERANGAN :
JOHAR
KEBON BARU
PALMERAH CAKUNG
JERUK PULO
MENTENG GADUNG Industri
KEMBANGAN
TANAH
MATRAMAN Non Industri
ABANG
6°15'
PRAPATAN
PESANGGRAHAN PANCORAN
MAKASAR
CILANDAK
I NSET
106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
6°00'
6°00'
TELUK JAKARTA
6°20' LS
PASAR CIRACAS TANGERANG
CIPAYUNG DKI
REBO
6°20'
KOTA
TANGE RANG JAKARTA BEKASI
6°15'
6°15'
KOTA
BEKASI
JAGAKARSA
WILAYAH PENELITIAN KOTA
DEPOK
6°30'
6°30'
BOGOR
KOTA
BOGOR
6°45' LS
BOGOR
6°45'
106°30' 106°45' 107°00' 107°15'
6°5' LS
PETA 9 PERSENTASE
6°5'
TELUK JAKARTA
PENDUDUK MISKIN
JAKARTA
TAHUN 2005
PENJARINGAN
KOJA
U
CILINCING
PADEMANGAN TANJUNG
KALI PRIOK B T
DERES
TAMAN S
CENGKARENG TAMBORA
SARI 2 0 2 4 6 Km
SAWAH
GROGOL
BESAR KELAPA
PETAMBURAN
KEMAYORAN GADING
6°10'
6°10'
GAMBIR
CEMPAKA
PUTIH
KETERANGAN :
SENEN
JOHAR
KEBON BARU
JERUK PALMERAH PULO
CAKUNG <5% ( rendah )
MENTENG
KEMBANGAN
GADUNG 6 - 15 % ( sedang )
MATRAMAN
TANAH 16 - 25 % ( tinggi )
ABANG
> 25 % ( sangat tinggi )
SETIABUDI
6°15'
PRAPATAN
PESANGGRAHAN PANCORAN
MAKASAR
CILANDAK
I NSET
106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
6°00'
6°00'
TELUK JAKARTA
6°20' LS
PASAR CIRACAS TANGERANG
CIPAYUNG DKI
REBO
6°20'
KOTA
TANGE RANG JAKARTA BEKASI
6°15'
6°15'
KOTA
BEKASI
JAGAKARSA
WILAYAH PENELITIAN KOTA
DEPOK
6°30'
6°30'
BOGOR
KOTA
BOGOR
6°45' LS
DEPOK
6°45'
106°30' 106°45' 107°00' 107°15'
6°5'
TELUK JAKARTA
KUALITAS UDARA
a
Cilincing
JAKARTA
PENJARINGAN Ancol
TAHUN 2005
KOJA
a CILINCING U
PADEMANGAN TANJUNG
Kalideres PRIOK B T
a
TAMAN S
KALI CENGKARENG TAMBORA
SARI 2 0 2 4 6 Km
DERES SAWAH
GROGOL
BESAR KELAPA
PETAMBURAN
KEMAYORAN GADING
Istiqlal
6°10'
6°10'
GAMBIR a
CEMPAKA
PUTIH
KETERANGAN :
JAF4 SENEN
JOHAR
ð KEBON BARU JIEP
Stasiun Pengamatan KU
JERUK PALMERAH
MENTENG
PULO
a
CAKUNG
ð
KEMBANGAN TANAH
GADUNG
Metode Kontinyu
MATRAMAN
ABANG
JAF1 a Stasiun Pengamatan KU
JAF5
ð Metode Sesaat
ð SETIABUDI
Kuningan
Jalan Arteri dan Jalan Tol
a
a Tebet JATINEGARA DUREN SAWIT Batas Kecamatan
KEBAYORAN
LAMA KEBAYORAN TEBET Batas Kota
BARU MAMPANG Batas Provinsi
6°15'
6°15'
PRAPATAN
Garis Pantai
PESANGGRAHAN PANCORAN
MAKASAR
KRAMAT Lubang
JATI Sumber Data : BPLHD Jakarta 2005
TANGERANG Buaya BEKASI
PASAR MINGGU a
CILANDAK
I NSET
106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
6°00'
6°00'
TELUK JAKARTA
6°20' LS
PASAR CIRACAS TANGERANG
CIPAYUNG DKI
REBO
6°20'
KOTA
6°15'
6°15'
KOTA
Kahfi
BEKASI
WILAYAH PENELITIAN
a KOTA
DEPOK
6°30'
6°30'
BOGOR
KOTA
BOGOR
6°45' LS
DEPOK
6°45'
106°30' 106°45' 107°00' 107°15'
6°5'
Peta 11 TELUK JAKARTA
HARIAN
JAKARTA
PENJARINGAN
TAHUN 2005
KOJA U
CILINCING
PADEMANGAN TANJUNG
B T
PRIOK
S
TAMAN
KALI CENGKARENG TAMBORA 2 0 2 4 6 Km
SARI
DERES SAWAH
GROGOL
BESAR KELAPA
PETAMBURAN
KEMAYORAN GADING
KETERANGAN :
6°10'
6°10'
GAMBIR
CEMPAKA
SENEN
PUTIH
76-80
JOHAR
KEBON BARU 71-75
CAKUNG
JERUK PALMERAH
MENTENG
PULO 66-70
KEMBANGAN TANAH
GADUNG
61-65
ABANG
MATRAMAN
56-60
51-55
SETIABUDI 46-50
41-45
36-40
JATINEGARA
DUREN SAWIT 31-35
KEBAYORAN
TEBET 26-30
LAMA KEBAYORAN
BARU MAMPANG
6°15'
6°15'
PRAPATAN Batas Kecamatan
PESANGGRAHAN PANCORAN
Batas Kota
MAKASAR Batas Provinsi
Garis Pantai
KRAMAT
JATI
TANGERANG BEKASI Sumber Data : BPLHD Jakarta Tahun 2005
PASAR MINGGU Pengolahan Data 2007
CILANDAK
I NSET
106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
6°00'
6°00'
TELUK JAKARTA
6°20' LS
PASAR CIRACAS TANGERANG
CIPAYUNG DKI
REBO
6°20'
KOTA
6°15'
6°15'
KOTA
BEKASI
6°30'
6°30'
BOGOR
KOTA
BOGOR
6°45' LS
6°45'
BOGOR
106°30' 106°45' 107°00' 107°15'
6°5' LS
INDEKS POLUSI UDARA
6°5'
Peta 12 TELUK JAKARTA
MUSIM HUJAN
JAKARTA
PENJARINGAN
TAHUN 2005
KOJA U
CILINCING
PADEMANGAN TANJUNG B T
KALI PRIOK
DERES
S
TAMAN
CENGKARENG TAMBORA 2 0 2 4 6 Km
SARI
SAWAH
GROGOL BESAR
PETAMBURAN KELAPA
KEMAYORAN GADING
6°10'
6°10'
KETERANGAN :
GAMBIR
CEMPAKA
SENEN
PUTIH 76-80
JOHAR 71-75
KEBON
JERUK PALMERAH
BARU
PULO
CAKUNG 66-70
KEMBANGAN
MENTENG GADUNG 61-65
TANAH
MATRAMAN 56-60
ABANG 51-55
46-50
SETIABUDI 41-45
36-40
TEBET JATINEGARA 31-35
KEBAYORAN
DUREN SAWIT 26-30
LAMA KEBAYORAN 21-25
BARU MAMPANG
6°15'
6°15'
PRAPATAN
Batas Kecamatan
PESANGGRAHAN PANCORAN
Batas Kota
MAKASAR Batas Provinsi
Garis Pantai
KRAMAT
JATI
TANGERANG BEKASI Sumber Data : BPLHD Jakarta Tahun 2005
PASAR MINGGU Pengolahan Data 2007
CILANDAK
I NSET
106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
6°00'
6°00'
TELUK JAKARTA
6°20' LS
PASAR CIRACAS TANGERANG
CIPAYUNG DKI
REBO
6°20'
KOTA
TANGERANG JAKART A BEKASI
6°15'
6°15'
KOTA
BEKASI
JAGAKARSA
WILAYAH PENELITIAN KOTA
DEPOK
6°30'
6°30'
BOGOR
KOTA
BOGOR
6°45' LS
BOGOR
6°45'
106°30' 106°45' 107°00' 107°15'
6°5'
Peta 13 TELUK JAKARTA
MUSIM KEMARAU
JAKARTA
PENJARINGAN
TAHUN 2005
KOJA U
CILINCING
PADEMANGAN TANJUNG B T
KALI PRIOK
DERES
S
TAMAN
CENGKARENG TAMBORA 2 0 2 4 6 Km
SARI
SAWAH
GROGOL
BESAR KELAPA
PETAMBURAN
KEMAYORAN GADING
6°10'
6°10'
KETERANGAN :
GAMBIR
CEMPAKA
SENEN
PUTIH 76-80
KEBON
JOHAR
BARU
71-75
JERUK PALMERAH PULO
CAKUNG 66-70
MENTENG
KEMBANGAN
GADUNG 61-65
TANAH
MATRAMAN 56-60
ABANG 51-55
46-50
SETIABUDI
41-45
36-40
TEBET JATINEGARA
DUREN SAWIT 31-35
KEBAYORAN 26-30
LAMA KEBAYORAN
BARU MAMPANG Batas Kecamatan
6°15'
6°15'
PRAPATAN
PESANGGRAHAN PANCORAN
Batas Kota
Batas Provinsi
MAKASAR Garis Pantai
KRAMAT
JATI
TANGERANG BEKASI Sumber Data : BPLHD Jakarta Tahun 2005
PASAR MINGGU Pengolahan Data 2007
CILANDAK
I NSET
106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
6°00'
6°00'
TELUK JAKARTA
6°20' LS
PASAR CIRACAS TANGERANG
CIPAYUNG DKI
REBO
6°20'
KOTA
TANGERANG JAKARTA BEKASI
6°15'
6°15'
KOTA
BEKASI
JAGAKARSA
WILAYAH PENELITIAN KOTA
DEPOK
6°30'
6°30'
BOGOR
KOTA
BOGOR
6°45' LS
BOGOR
6°45'
106°30' 106°45' 107°00' 107°15'
6°5'
TELUK JAKARTA
# #
###
## ### ########## #
##
## #
#
PENYAKIT ISPA
JAKARTA
# # # # #
# # ## ## # #
# # ## # #### # ## # # ## # # ## ### ##
# #
##
##
# # # # # ##
# # #### # ## #
# ### # ## # ## #
# ### ### #
##
# ## # # #
#
# #
## # ## # # ## ## ## # # # ### # ### ## ## ## ## # #####
## # # #
# # # # ### ## # ## # # ## # # ## # ## ## ## ## #
#
## ### # # #### # # #### #
##### # # # # # ### ##
## # # # ## ## # ### # # ##### ## #### # # # # ##
## # # # # ## # # ## #### # # ## ##### # #### # ## #### ##### ## ## # # ### ### # ## # ## # ##
## # # # # # # # # ## ## # # # ## # # # ## #
#
### # ### # #### ### ## ## ## # # # # # ##
# # # # # ## # # ###### ####### ## # ## # ## #### # ### ##### # #
# # ## ## # ##
# ## # ## # # #### ##### ####
# ## #
# # # # ### ## # # ## #####
# # ## # ## # ##
# ## ## # ## # ### # # # ### # ## # # # ####### ## # # ## #
# # ## # # ## # # # ## # # ## ### #
# # # # # ##### ## #### # # # ## ## ##### #
# # #
## ### ## # ##### ## # ## #
# # # # # ## # # ### ## ## ### # # ## ## ### ## # # # ## ##
## # # # ### # # ## # # ## # # # ##### # # #### # # #
TAHUN 2005
# # ## ## # # # # ## # # ## # ## # #
# # # # # # #
# # # # # # # # # # # ### ## # # # # ## # # ### ## ## # ## # # # ## #
# ## # # # # # # # # #
# ## # ## ###
#
# #####
## ## ### ### # # # ## # # # # #### # # # ###
# # ### # # # #
## # #
# # # # # # # ## # # # # ## # # #
# # # # #
# ## ## # # ## # ## # ### # ### # # # # # # # ##
#
# ### # # # ###### ### # ####### ##### # ## ##### # ## # # ## #### #### # # # ## ## #
#
#
##
# # # # # ## # # ## # #### # # # # # # # ## ## # # # # #### # ### # # ## ## # ### ###### ## #### ##
##
#
# ##
# # # ## # # ## # #
# # ## # ## # # # # # #### # # # ### # # # ## ### # #
# # # #
# # # # # # # # ## # # ## # # # # # # ## ####### # # # # # ##
# ####### #
# # ######## ##
# # ## ##
# # # # # # # ## # #
### #
# #
# # # # #
## # ### ### # ##
# ##
## # # ## ### ##
# ##
### #
# # # # # # # # ## # # # # # # ## # # # ## ## # ## # # ## ######## ### ### #
## # # # # # # # ## # # # ### # # ## # # ## ### # # ## ## ### ## # ## # #### ## ## #
##
# # ## # # # #
## # # #
# # #
## #
#
#
# # ### #
# # # ##
# # # # # # # # # # #
######
# # # # # # #
# # # # # ## # # # # # # # # # # # ## # ## ## #### # # # # ## ### #### # ###### # ## # ##
#
### ##
# # ##
# ## # ##
# # # # #
# ## # # ## # ##### ## # # # # ## # # ### ## #### # ###### # ##
# # ## # # ## # # ### # ## # # # # # # # # # # ## # ## # # ### ## # # ## # # # # # ## ### ##### ## # ## #
# # # ## # # # ## ## # # ## ### # # # ## ## # # # # # # # # # # # ## # # # # # ## # # # ## # # # ### ## # # ##
# # ## ##
# # ## ## # # ## # # # # # # # # # # ## ### # # # # ## #### ## ## ## # ### # ## # ## #
PENJARINGAN
# ## ## # # # ## ## ## ######
## # # # # ## # # # # ## # # # # # ## ## ## #
#
# ## ## # # # ##
# ## ## ## #
# ## ## ## ## # ## ### ## ## # ## # ## #### # #
#
# # # ## ## # # ## # # ## ## # # ## # ## # # ## # # ## ## ## #### ### # ## ## # # # ### ### ## ##
#
# # # # # ## # # # ## # # #### # # # # ###### # ## ## # ### # # #
KOJA
# # # # ## ### # # # ## # # ##
# # ## # # ## # # # #
# # ####### ###
# # # # # # ## # # #
# # # # # # # # # # # ###
## ##
# #
# # ### # #
# # # ## ## ## # # ## # # # # # #
# # ## # ######## # #
# # # # # #
# ### #
## # # # # # ### # # # ## ## #
# # ## # # # # # # ## # # ## ### # ## ## ####### # ## #
# # # # # # ## # # # # # # # #
# # # ## ## ### # # ## ### ##
# # # # ### ## ## # # ##
# # # # # # # # # # #
# # #
# #
## # # # # # ## #
# ### # # # ### ## ## # ### # # ## # # #
# ###
#
# ## # # ## ## # ## # ### # # # ## #
#
# # ## # # # # # # #### # ######## # # ### #
# # ## # # ### ## # ## ##
## # ### # ### #### # ##### # ### # ## # #
# # # # # # # # ## # # ### # ## ### # # # ## # # ## #
## # ## # # # # # # #
### ## # # # # # ## # # ## # # # #### ## #
CILINCING
# ## # # # # # # # # ### ##
# # ## # # # ## # # # # # # # ## # # # #
# # ## # ## #
#
## ## # # ## # # # # # # # ### ## # ## ## # ##
## ### ##
# # #
## ### # # ### # # # ## # ## # #
# # # #
#
# # # # #
## # # # ##
# #
#
#
## # #
##
## #### # #
# # # ## # # # #
#### # #
# # ########
## #
# # ## ##### # # ### # # # ###
# # # # #### ##### # # U
PADEMANGAN
# # # # # # ## ## ## # # ### # # # ## # # #### # ### ## # ### # #### ### # # ## # ### # ##
# ## # ## # # # ## # ### # # ## # ## # #
# # ##
# # # # # ## # # ##
### # ## # # # # # # # # # ######## ##
# ## # # # # # #### # ## # # ## ## # # # # # # ## # ## #
# #
## # # # # # #
# ## ##### # # # # # ## #
# ## ###
# # # # #####
TANJUNG
# # # # ## # # # ## # ## # # # # # ### # ### # # ### ######## ## # ## # ## # ## # # ## ### ## #
# # # # # # ## # # # #
# #
# ## # # # # ### ## # ### # # ## # ## # #
# # ## # ## ## ## # # ## ## ### # ## # ### ###
# # ## # # # # # # # # # #
# # # # # # #
# ##
# # # # #
## # # # ### # # # #
# ## # # # # # # # # ## # # #
## # # ### # # # #
# # # # # ## # # # # # # # # # ### # # # # # #
# ## ## ### # # ## # # ## ## # # ## # # ## # # ## ## # ## ### ##
# # ### # #
# # ##
# # # ## # # ## ### # ##
#
# ##
# # ## ## #
# # ## # ##
#
# ####
#
# ### #
# # # ## # # # ## ## # ## ## ## ##
# ## # ##
## # ## #### ## # ### #### # ## ### # ### ## #
## ## ## # # # # # # ## # ### ## # # ## #
# # ###
# # # # ### # # # ##
## # # ## ###
# # ### # # ## # ## ## # ## # # # # # ## # # # # ### #
## # # ## # # # ### # # # # ## ## # ## # ######
# # ## # ##
##
KALI PRIOK
# ## # # # # ## # # # # # ## # ## ## ##
# # # ## # # # # # #
##
# # # # # # # # # ## # # # ##
##
##
## # # # # # ### # # # # # # # # # ## # # ## # # # # ## # ### # # # # # ## # # ### # # # ## ### ##### # # #
# # # ## # # # # # # #
# #
#
# # #
# ##
# # # # # ## # # ## # ## ## ### #### # # # # # # # ##
# # # ### # # # # ## #
# # # ### # # ## # # ## ## ## # ## ## # #
#
# # # # ## ### # ### # ##### # ## # # # ## # # # # #### ## # #
#
#
# #
# # #
# #
# ## # #
#
# #
#
# # ##
#
##
# # #
#
#
# #
# # ## ##
# # ## # # # ## # ####
# # # ## ##
# #########
#
# ###
#
#
# #
#
## # #
#
#
### ## #
#
# # # # # ## # #
# # ### #
#
#
###
# ### ##
# #
#
##
# # #
#### # #
# # #### ### ##
# ##
# B T
DERES
# # # # # ## # # # # ## # # ## ## # #
## # # # # # # # # # # # # ## #
# ## # ## # # #
# # ## ## # #
# ## ## # # # # # # ##### ### # ## # # ### # # ## # ## #
#### # # # # # # # # # # # # ## # ##
### ## # ## # # ### # # # # # ## # #
# # # ## # # # # # # #
## # # # # # # ## # # # # ## #### #
## ## # # # ## ## # #
# # ## ## # # ## ## # # # ### # ## # # ### # ## # # ## #
# # # ### # # # # #
## # ## ## # ## # # # ## # # ### ### # ## # ## # #
# ### ## #
# # ## # # # #### #####
# ### # # # # # ## # # ###
# ##
# # #
## # # ## # #### # #
# # ## ### # ## # # # # # ## # # # # # # ##
# # # ### # # # ###
##
# # # ## ###
### # ##
# ## # # # # # # # # # # # # # # ### # # ## ## # # # ##
# ## # ##
# # # # #
## ###### # ## # # ## # #
# ### ## # # ###
# # # # # ### # ## # ## # ## # ##
# ### # # #
# ## ## # # # # ## # ## # ### # # # # ## # #
# # # ## # # # # # # ## ## ### # # # ##
## ## # # # #
# # ### # # # # # ## ####
#
## ## ######
#
####
# ## ##
TAMAN
# ### # # # # #
## #
## # # # # # # #
# #
# # # # # # # # # ## ####
# # # # ### #
# # # ### # ## ## #
# # ## # # ## # #
#
# ## ## # ### #### ### ## ## # ### ##
#
# # #
# #
# # ## # # ## # ## # # ## # # ## #### # # ## # # # # # # # #
#
# # ## ##
# #
####
#
# # ## ## # # # ## ## # # ### # ## ### #
###
## # # # # # # ## # # # ### # #
TAMBORA
# ## ### # ## # # # # # ## #
# # # #
#
# ##
#
#
## #
## ##
# ##
#
# # # #
# # #
## #
#
#
# # ## #
# #
# # #### ## ## # # ##
#
## # # ## # #
# ##
## # # ##
#### ## # # # ##
## # #
#
## ## #
##
# # # ## ### ##
# # #### # ## # ###
# #
## ## ###
## # ## S
CENGKARENG
## # #
# # # # # ## # # # # # # # # # # # # #### ### ## # # # # # # # # # # ## ## ## ## ## # ## # ## # # #
SARI
# # # # # # ## # # # # # # # # # # # #
# # # # # #
# # # # # ## ### # ### ## #
#### ### # # # ### #
#
# ##
## # # #
# ## # # # # # ## # # # # #
# ## # # #
#####
## ## # # ##
# # # # # # ## # # # #### ## ## # # # #
#
## # ## # ## # #
#
# ## # # # ### #
# # # # # #
## ## ##
# # ## # # ## # ## # # ## # # ## #
SAWAH
# # # # #### # # # ###
2 0 2 4 6 Km
## # # #
# # # ### ## # ## ## # # # # ## ## # # # # # # # # # ### # # ### # # ### # ## # ##
## # # # ## # # # # # # ###### # # ## ### # # ## # # ## # # # ## # # # # # # # # # # ## ## # #
# # # # # ## # # ### ## # # # ## # ### ## # # ## ## ##
# # # # ## # # # ## #### #### ###
##
####
#### # # # # # # # ### # # ## ## # # # # ### #
# # # # #### #
GROGOL
## # # # # # # # # # # ## # # ## ## # # # ## # ## ## ## # ## #
# # # # # # # # # # #### ## # # #### ## # ## ## #### # # # ##
## # ### # # #
# # # # ## # # #
### ##
## ## # # # # # ## # # # # # # #
## #### # # ## ## ## # #
# ## #
# ### # # ### ## ## # ## ## # ## #
# ## # # # # # ## # ## # # # ## # # ## # # # # ## # ## ####### ## #
BESAR
## # # # ## ## # # # # # # # # # # # # # ##
# # # # # # # # # # # # # # # ##
#
## # # ### # ## ## # # # ###### ### # ## # # ## ##### # ##
KELAPA
### # ## ## # # ## # # # ## ## # #
# # ##
# # # # ## ## # # # # ####
# ## # # # # ## # # # ## ## # # #
### ## # # # ## ## # # ## # ### ### # ## # #
# # # # # # # # # ### ## # # # ## # # # # # # # ##
PETAMBURAN
# # # ## ## ## # # ## # ## # # # # # # ### # # ## # # # # ## # # ##
# ## # # # # ## # # # # # # # # # # ## # # ## # # # ### ## ## #### # ### ## # # ### ## # #
# ## # # ## # # ## ## ## ## # # # # # # # # # ## # ###
# # # ##
# # # # #### ## # # # ## # ## #
## # #
# ## # # # ####
# # #
# # # # # ###
#
# # # ## ## # # # # # ## #### ## # ### # # # # # # #
# # # # # ## # # # # ## # ### ## # # ## # # ####### ## ### ### ## # # # # ##### # # # ## ##
# # # # # ##
KEMAYORAN GADING
# # ## ## ## # #
# ## # ## # # # # # ## # # # # # # ### ## # # ## # ## #### # ## ## ##### # # # ## # # # # ## ## # # # ##
# ## # # # # #
# ## # # # ## ## # # # ## # # ## # #### #
# # # # # ##
#
# # ### # ### ## ##### ## # # # #### # #
##### ### # # ## # ## #
#
# # # #
#
# # # # #
# # # # # # # # # #
6°10'
6°10'
# # # # # # # # # # # # ## ## # # # # # # # # # ## # # # ## # # # #
# # ## # #
# # # # ### #### ## #
# ### # # # #
# # # # # # # # # # ## ## # ## # # # #### # # # # ## ## ## ## ### # ## # # # ## ## ## ### #### # #
# #
#### # ## #### #
# #
# # ## # # # ## #
# #
# # # # # ## ## # # ## # # ### ## # # ## # ### # ## # # ### ### # # ##
# #
## # # # ## # ## # # #
# # # ## # ###
# #
## # ## # ## ## # # ## # ### # # ## # ### # # ### ## ### # # # #
## # #
# #
# ## ## # # # #
##
# # ## # # # ## # # ## # ## # # ## # # ##### #
# # # #
## # # # # # #
# # # ## # # ###### # # #### # ## #
# # ## ## ## # # # #
#
# # # # # ## # ## # ### # ## # # # # #### #### ## # #### ### # ### # ## ### #
# # # #
# ## # # # # # # ## # # ## ## ## # # # # # # # ## ### # ## # ## # ######## ## # # # ###
#
##
#
## # #
# # # #
# # # #
## #
# # # #### # # ## # # # # #
# # # # # ##
# # ## ### ### # # # # #
# # # # ## # # #
# # # # ## # ## # ##
# ## # # # # # #
# ## # # ## # # # # # ## # # ## # #
# # # # ## # # #
# ## ## # # # #
GAMBIR # ### ### # # # ##### ##
# # # # ## # # # ##
# # # ### # # # # # # # # # # # # ## # # # ## # # # # ## ### ## # # #
## #
# ## ## # #
# # #
# # # # # #
# ### # ## # # # ## ### # ## # ### # # # #
## ##
# # # # # # #
# # # # # # # # # ## ## #### # # # ## # # ## # #### # # ## # # ## # # # # # #
# # # # # # # # # ## # # ### # # # # # # ## # # ### # # # # ### #### ## # # # # ## #
# # ## ## # # ## # #
CEMPAKA
# # # # # ## ## # # ## # # ##
# #
#
## # # ## # # ##
## # # # # ## # ## ## # # # ### # # # # ## ## # # # # # # ## # ## # #
# #
## # # # # # ## #
# # #
## # # ## # # ## ### # # ### # # # ## # #
# # #
# # # ## # # # # ## #
# # # # # ## # # ## # # # # # # #
#
## ## ## # ## ## ## ## # # ### # ## # # # # #
# # ###
# # # # # # # # # # ## ### ##### # # #
# # # # # ## ## ### # # ## # # # ### # # ####
# # # # ## # # #
# # # # # #
KETERANGAN :
## # # # # # # #
# ## ## # # # # # # # ## # # # # # # ## #
##### ### # # # ## # # ## # # # # # #
PUTIH
# # ## # # # # ## # #### # ### # # # ### # #
##
# # ## # #
# ## # # ## # # ## # # # # ## # # # # # # # ## ## ## #### #
# # ## # #
# #
# #
# # # # # # # # ## # # #### # #
# # # ### #
## #### # # # # ## ## ### ### ## # # #
# # # # #
# ## # # # # # # ## # # # # ## # # # # # ## # # ## # # # # # #
SENEN
# # # # #
# # # ## # # # # # # # # # # # # #
#
# #
# # # # ## # # # # # ## #####
# # ## ## #### ### # # ## #
## # # ## ## ## ## # # # # ##
## #
# ## # # #
# # # ### #### # #### # ## # # ## ## #
##
# # ## ### ## # ## # ##### ## # ## # # # # ## ### # ##
## #
# # ## # # # ## ## #
# # # #
# # ## # #
## # # #
# # # # # # #
# # # # ## # # # # # ## # ## # # ## # # ## # # # # # ## ## #
# ## ##
JOHAR
# ## # # # # # # #
# # # ## # #
## # # # # # # # # # # # # ### #### ## ## # ## ### #### # #
# # # ## # # # # # #
# # # # # # # ## ##
# # ## ## # # # # ## ## # # # ## #### # # # # # # ### ## ### # # # ##
# # # # # # # # # # #
# ##### # # ## # #
#### # # #
#
# ####
#
# ## # # # ## # # ## # # #
## # # # # # # #
# # # # # # # # ## ##### # # # # # ## # # # # ## # #### # ### ## # ## ##
# ## #
# # # # ### # # # # ##
KEBON
# # # # ## ## # # # ## # ## # ### # # ## # #
# # # # # # # #
### # #
# # # # # # # # ### ## ######
## #### # ## # # # # # # ## # ## ## # # ##
# # # ## #
BARU
# # ## # ## ## # # ## ## # ## ## #### # # # # # ## # ## # # # # # # ## # ## # # # # # # #
# # # ## # ##
### # # # # #
# # # ## # # # # # # ## # ## ## # # # # ## # #
CAKUNG
# # # # # # ### ### # #
# # # # # # ## # ## # ### ## ## # ##
# # ## #
###### # ### # # # # # # ## ## ## # # # # ## # #
# # # # # # # # # ## ## ## # # # ## ## # ##
PALMERAH
## # # # # # # # #
# ## # # # # # # ## # # # ### # # ### # # # # # # # ### #
# # # ## # ##
PULO
# # #### # # # # # # # #### # # #
JERUK
# # # ## # # # # # #
## # # ## #### # ## # # ### # # # # # # # # # ## # # # # # # # # # # #
# #
# # ## ## # # ## # # # # #
# ## ### # # ## # ## # ## ## # # # # # ##
# # # # # # # # ## #### # # # # # # # ### ## # # # # ## # # # ## ##### ### ### ## ## #
# ## #
# # # ## ## # ## # # # # # # #
# # # # # ## # # ## # # ## ## # ## # ## # # # #
# ## ## # # # # #
# # ###
# ## # ## # # # # ## # ##
MENTENG
# # # # ## # ### # # # # ## # ### # # # # # # # # ### ## # # ## ## ## ### # # # # # # # #
# # # # # # # # ## # # # # # # #
GADUNG
# # # # ## # # # # #
## # # # # # # ## # # # # # ## # # #
## ### # # #
#
# # # ## # # # ## # # #
### ##
# # #
# # # ### ## # # # # ## #
### # # #
# # # # ## # ## # ## ## ## #
KEMBANGAN
# # ### # # ##
## # ## ## ## # ## # ## # # # # # # # #
# # # # # # # # # #### # ## # # # ## # # ## # ## # ## # # # # # # # # ##
# #
# # # #
#
# ##
#
###
#
#
#
## # ## #
## # # ### # # # ## ##
# # #
# # #
## # # #
## # #
# #
#
#
# #
# # #
# # # ## #
## # #
#
# # #
##
#
###
# # # # ##
# ## # #
## #
# ## #
## #
# #
#
#
#
# #
# #
MATRAMAN
# # # # # ### # # # # # # # # # #
# ## #
# # # # # ## #
## # # ## # ## ## # # # # ## ## ## # # #
# # # # ## #
#
# ## #
#
#
#
# # # #
#
#
#
# # ## # # # # ## # ### # ## ## # # ### ## # # ### ## # ## # # #
## ## # ## # # ### ## ## # # # # ##
TANAH
# # # # ## # # # ### ## ## # # ## #
## # # # # # # # # # ## # ### ### # ## ## ## # # # # # #
# # #
# # ## # # # # #
# #
# ## # # # # # # ## #### # ## # ## # #
# # #
# # # # ##
# # # ## # #
#
#
# ##
# ## # # ##
## # #### # # # # ## # # ## # #
# ## ## #### # # # # # # # # ### #
#
#
#
# ## # #
# ##
# # #
# # #
# #
# # # # # # # # # # #
# # # # # # # # # # # # # #
# ## # # # # # # ## #
### # # ### # # # ## ## # ##
## ### #
# # ##
# ##
# # # # # ### # # # # #
# # # # ## # # # # ## ## # #
## # #
# # ##
# # ### # # #
## #### # #
# # # # #
# # ## # # #
# # # # # ## ### # #
ABANG
## # # # # # ## ## # # # #
# # # ## # # ## # # # # #
## ## #
## # # # # ### # ## # ## ##
# ## #
# # # ## ## # # #
# # # # # # ### ## # # # # # # ##
# # #
# # ## ## # # #
#
# #
## # #
#
## ## ## # # # ### # # # # # # # ## # # # # # # # # # # ### # # # # # ## #
## # ## # # # ## ## # ### # # ## # # # #### # ## ## # ## # # ## #
## #
# # # # ### # # ## # # # # ##### ## #
#
# #
# ##
# ## # # ## # # # # #
# ## # # # # # # # # # ## # # ##
# ## # # ## # # # #
## # # # # # # # ## # #
# # # # ## # # # # ## # # ### #
# # # # ## ## # # # # # ## # # # #
# # # # ## # # # # # # # # ## #### # ## ## # # ## ## #### ### # ## # ## #
# # ### ## ### # # # ### ## ### #
# ##
# # # #
# # ##
Batas Kecamatan
# # # # ### #### # # # # # #
# # ## # # ## # # # # # # # #
#
# ##
#
# # ## #
# #
# ## # # ## #### #### # # # ##
# # #
## #
# # # # #
#
# #
#
# #
# ## ##
# #
# # # ## # # # # # # # #
## # # # # #
# ## #
# # ### # # # # # # ## # # ## ## # # # # # # ## # # #
# #
#### # ## # # # # # # # ## # ## # ## # # ## ## # # # # # ### # # # # ## # #
# # # ## # # # # #
# ## ## # ## ## # ## # # # # ## # # # # ## # # #
SETIABUDI
# # # ## # ## # # # # # # # ## # #
# # # # ## # ### ## ## # #
## ## # # ## # # #
# # # ## # # # # ## #
#
## # ## #
## ### # # # # # # # # ## ### # # # ## # # ## # ## # # # ## # #
#
# # # # #
# # # ## ## # ##
# #
## # # # #
# # # # # ## ##
# #
## # ## ### ## # #
# ## # ## # # # ## # ## # # # # # ## # # # #
# # # # # # # ## # # # ## # # # # #
## # ## #
## ## # # # ## # # # # # # # # # ## ### ### ### # # ## # # # # ##
Batas Kota
## # ## # # #
## # # # # ## # #
# # # #
# ## ### # # # #
# ## # # # ### # # ## # # ### # ## # #
# # # ## ###
# # # # ## # # ## # # # # #
# # # # # # # # ## # # # # ### ### # # # # # # # ## #
## # # # # # # # # ### ### ## # # ### # # # # # ## # ## # # ## # ## # # ## #
# ## # # # # ## # # ## # # # #
# # ## # ## # # # ## # # # # #
# # # # # #
# # # # ### ###
# # # # # # # # # # # # ## # # # ## # # # # ## # # # # ## # ##
## # # # # ## ## ## ### # # # # # # ## # # # ## # # # ## # ##
# # # # # # # # # # # # ## # # # # ## ## #
# ## # ## # # # #### # # # # # #
# # # # ## ### # # ##
# # ## ### # # # ## # #
# ## # # # # # ## # # # ### # ### ## #
#
#
# ## # # ## # # # # ## # # # #
# # # # # # # # # # # ## # # ### # # #### ## # # ## ##### # ## # ## # # ## # ###
# # # # # # # ## # # # # ## # # # # # ## # # ### # # ### ### ## # ## ##
# # # # # ### # # # # # ### # # # # # #
# # ### ##
# ## #
# ## ## ## # ## ## # ### #### # ##
# #
TEBET
# ## # # #
# # # # # # # ## # ## ## # # ### ### # ### ## ## # # # # #### # ### # #### # # ## # # # ## # # ### # ## # ##
JATINEGARA
Batas Provinsi
# ## # # # # ##
###
## # ## # # # ## # # # ## #
# # # # ### ### ## # # # ##
# ### ## # # ### ## # ### # # #
### ##
# #
# # # # # # # # ## ## ## # ## ## # # # # # ## ## #
#
# # # ## ###
# ## # ### # # # #
# # # # # ## # # # # ## ## ##### # # # ## ### # # # ## #
# # # # ## # # ## # # ### # # # # # # # # ## # # # # # #
## # # # # # # # # ## ## # ##
##
##
# # # # ### # ## # # #
# # ## # ## # ## # #### # # ## ### # #### ## # # ## # ## # #
### # # # # ## # # ## ##
# ##
# #
# # # # # ### ### ### # # # # ## ## # # # ## # # # # # ## ## # ## # #
DUREN SAWIT # # #
# # # # # # # # ## # # # ## # # # ## # ## ## # # ## #
# # # ## # # # # ### # # # # #
# # # # # # ##
# # # ## # # # #### ## # ## #
# #
# ## # # # # ### # ##
# ##
## ## # #
#
## ### ### # # # ## ## ## ## ## # #
# # # ##
## #
Garis Pantai
# # # # # # # ### # ## ### # # ## # #
# # ## # # # # # # # # # # ### # # # # ## # ### # # ## # # # # # # ## #
# ## # #
KEBAYORAN
## # # #
## # ## # # # ## # # # ### # ## # # # # # ## # # #### ## # # # ## ## # # # # # # # # # # ##
#
# #
# # ## # ## # #
## # # #
# # ## # ## # ## # # ## # # ### # # # ## # # # # #
## # # # # # # # # ## # # # ## ### # ## # ### # # # # # ### # # ## # ## #
# # # # # ## ## ## # ## # # #
## # ### # ## #### # # # # # ## ## # # # # # # ### # # #
# # ## # ##
# # # ## # # # # ## # # # # # # # ### # # # # ### ## # # # # ## # ## # #
# #### # # # ## # #
### # # ## # # # # ## # #
KEBAYORAN
# ## # ## ## # # ## # # ### # ### # # # # # # # # # ## # # ## # # #
LAMA
## # # ## ## # # # # ## ## # # # # # # # #
# # # ## # # ## ## ## ## # # #
# ## # # # ## ### # #
# ### # # #
# ## ## ## # ## # # # # #
# # # # # # #
## # # # # ## # ## ### # # # # #
#
## # ## # ## ## ## # # # # # # ##
# # # # ## # # #
# # # # ### ## # # ##
# # # ### # ## # ## # ## # ### ## # # # # #
# # ##
# # # # # # #### # # ## # # # # ## # # # # # ## #
# # # # # #
# # # # # ## #
# # # # ## # # # # ## # # # # # # ### # # # # # # ##
#### #
BARU
## # ## # # # # # # #
# # # # # ## ###
# ## #
# #
# # ## # # # ### # # ## # #
MAMPANG
# # # ## # # # # # ## # # # #
# # # # # ## # # # # # # #### # ## # ##
# # # # # # #
# ### #
# # # # # # # # ## # # # ## # # # # # ## # # # ## # # ## # # # # # # ## # # ## #
# #
6°15'
## # # # # # # # # # # # ## #
6°15'
# # # # # # # # ## # # # # # ## # # # # # # # # # #
# # # # # #
# # # # ## # # ##
##
# ## ## # # # # # ## # # # # # # # # #### # ##
# # # # # # ## # #
# # # # # # ## #
## # ##
# # # ## # ##
## ## # #
# #
### # ###
# # # # ## # ## # # # # # # # #### # # # # ###### # # ## ## ## # # ## # #
## #
PRAPATAN
## # # ## # #
# ## ## # #
### # # # ## # # # # ## # # # # ## # ## # # # # # # # # ##
# # # # # # # # ## ## # # # ## # ## # # # # # # # # # # # #
# # # # #
# # ## # # ## # ## # # # # # # # # #
# # ##
# # # # # ## # # # # # # ### # ## # # # ### # # # # # # # # # # ## ##
# # # #
# ## # # # ### # # ## # # # ### ## ## # # # # # # #
##### # # # # # #
# # # # # # # ## # # # # # ## # # ## ## # # # # # # # # # # ## ##
## ## # # # # # ## # ### # # # # # # # ## # ### # # #### # #
# ## # ##
### # # # #
# # # # ## #
# #
# ## # # ## ## # ## # # # ### # # ## # # # # # # # # #
# # #
# # # # ## ## # # ## # # # # ## ### # #
# # # #
PESANGGRAHAN
# ## # # # # # #
# # # # # # ## # ## # # # # ## # # ##
PANCORAN
## # # # # # ## # # ## # # # # #
# # # # ## # ## ## # ## # #
# # # # ## # # # # # # # # # ## # # # ## ## ## # # # # # # # # # ### ### # # # # ## ## # ## ## # # ##
#
#
# # # # # # # ## ## # # ## # # # # # # # # ### ## #### ## # ### ## # # # #
# #
# # # #
# # # # # # # # # ## ### # # # ## ## # # # ## # # #
# ## ##### #
# ## # ## #
# ## # # # # ## # ### # # # # # # ## ### # ### # # # # # # #
## # # ## # ## # ## # # #
# #
# ##
# # # ## # # # # ##### # # ## # #
#
# #
# # # # # # # # ## # # # # # # ### # ## ###
# # ## ## # ## # # # # ###
## # ## # # # #
# # # ## # # ### # ## ##### # #
# #### # ### ##
# # # ## # #
# #
#
# #
# # ## # ## # # # # # # ## ## # # ## # # # ## ## # #
# # # # # # # ## ## # # ## # ## ### ### #
## # ##
# # #
# ### #
# # # # # # # ## # # ## # # # # # #
### ## # # # # # #
# # # # # ## # #### ## ## # # # # # # #
# # ## # # ## # # #
# #
# # ## # # # ## # # # # #
# # ### # ## # ## # # ## # ## ### # # # # #
MAKASAR
# ## # ## ## # ## #
## ## # # ## # # ## # # ## # # # ## # #
# ## # #
## #
## # ### #### # # ### # # # # # ##
# # #
## # # # # # #
### #
# # #### #
# # # # # ## # # # #
### ## # # # ## # # # #
# # #
# ## # # ### # # # ##
# # ## # # # # ## # # # # # # # # # # #
# # # # ## # ## ### ## #
## # # ##
#
##
# ##
# ## # # # # # # # ##
## # #
## # # # # #
# # # ## # # # #### # # # # # # # # # ##### # # ## #
# # # #
#
#
## # # # ## ### ## # # # # # ##
# ## ## #
#
# # # # # # # #
# # ## ##
Sumber Data : Dinas Kesehatan DKI Jakarta tahun 2005
# # # ## # # ### ## # #
# ## # ## # # # # # # # ## # # # ##
# # # # #
# #
## # # # # # # # ## ## # # # ## # # ## # # # ## #
# ## # # ## ## # # ## # # ### # # ## # # #
## # ## #
KRAMAT
# # ## # # ##
# # # #
## # # # # # # # # # #
# # # # # # # ### ## # ## # # # # # #
JATI
# ## ## # ##
# # # #
TANGERANG
#
BEKASI
# # # # # # # # # #
# # # #
# ## # # # ## #
# #
## # # ## #
# # # # # ## # # # # ## # # #
# # # # # # #
# # # # ### # # # # # # # # # ## #
# # # # # # # # # # ## # # # #
# # ## ##
# #
# ## # # # ## # ## ## # ## # # # # # # # #
# # # ## # ## # ## # # #
# ## ##
# # # ## ## # # # ## # ## # # ## # #
# # # ## ##
#
#
## # # # # ## # # # ## ## # # # # #### # # # #
# ###
#
# # ##### ## # # #
# ## # # # ## # # # #
#
# # # # # ## # # #
# # # # # ### #### ## # # # # # #
PASAR MINGGU
# ## # # # # # # #
# # # # # ## # ## ## # ## # # ###
## ## # # ## # ## # # #
# # #
#
# # # # # # # # ## # # ## ## # #
### # #
# ### #
#
# ## # # # # # # # # # #
# ## # # # # ## # # ### # # ### # ## # # # # #
# # ## # # # # # # # # # # # # # # # #
# # # ## # # # # # # #
## # # # ## # ## ## ## #
# # # # ## # # #
# # ## # ## # # ## # # # # # ## # # ## # # # # # # #
# #
## # # # # ### ## # ## ### #
##
## # # #
# #
# #
# # ## # #
# # #
#
#
# #
## # ## # # # # # ### # #### # # ## # ## ## # # #
# ## # # #
# # # # # # ## # # # ## #
# # # # # ## # # # ## # # ## # ## ## # ## ## #
##
CILANDAK
# # ## # #
# # ## # # # # # ### ## # ## ### # #
# # ##
#
#
# #
# # # ##
## ## # ## # # # # #
#
# # ## # ##
# ##
# ## # #
#
# # # # # # ## # # # # #
### # ## # # #
# ## # ## # #
# #
# # # # # ## # # # # # # # #
# # ## #
#
##
# # # # # ## # # ## # # # ## #
# # ### # ## # ### ## # # ##
I NSET
## # ## # # # # ### ## ## # # # # # #
# # # # # # # ## # # # ## # # #
#
# # # # # #
# ## # ## # ## ## # ##
# ## ## # # # # # # ## # # #
# # # # # # # # ## # ## # # # ## ###
## ### ## ## # # # #
# # # # ## # # # #
# ## ## # # ## # # # # # # ## # # # # # # # # # # ##
# ## # # # # # ## #
#
# # # #
# ## ## # # # ## # # # #
# #
# # # # # # ##
#
# # # ## #
#
## # ## #
# # # ## # # ## # ## # ## # # ## # #
## ## ## # # # # # # #
#
## # ## ## ## # # # ### # # # # # #
106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
# # # ## # # # # ## # # # # # #
# # ## # # # # # #
# ## # ### ## # # ##
## # ## # # ## # ## ##
# # ### # # # # # # # # # # #### ## # # # #
# ### ## ### # # # ## ## # # ## # ## ## # #
#
## # # # # # # # # ## # # #
# # # # # # # # # # # ## # #
# # # #
## # # # # # # # # #
## # # # # #
# # # # ##
# # # # ## # ## # # # ## ## ## # ## ## # #
## # ## ## # # # # # # # ## #
# ## # # #
# # # ##
6°00'
## # #
6°00'
# # # ## ## # # ## # ## # ## ##
#
# # # ## #
#
#
# ## # # # # # #
# # #
#
#
#
# #
# # #
##
TELUK JAKARTA
# #
# # ##
# # # # # # ##
## # # # # ## # #
# # # # ## # # # ##
# # # # ## # # ##
# # # # # ## # # # ##
# # # # # ## # # # # # #
# #
6°20' LS
## # # ## # # #
PASAR CIRACAS
# #
# # # # # ###
# # #
# ##
# #
# # # # TANGERANG
CIPAYUNG
# # # ## # # # #
# # # # # # # #
# # #
# # # # # # # # # #
DKI
# # # ## # # # # # ## # #
REBO
# # ## # # ## # # # # # # # # # ## #
6°20'
## # # # # # # # ## # ##
# # ## # # # # # KOTA
# # # # # # # # #
JAKARTA
# # # #
# # # #
## # # # ## # # #
#
# TANGE RANG BEKASI
6°15'
6°15'
# # # #
#
# # # # # # ### # # # #
# # # # # ## ## # # #
## # # ## # # # ## # # # # ## #
# # ## #
# ##### ## # # # # # #
# # # #
# #
#
## #
##
# #
# #
# KOTA
# # # # # # # #
## # # # BEKASI
JAGAKARSA
# # # ## # ## #
## # #
#
# ## # #
#
# # # ## ### #
# # # # # # #
WILAYAH PENELITIAN
# # # # # #
# ## ## # ## # # #### # # ### ## # ## #
#
# ## #
# # # ## #
# # # ## ## #
# # # ## ## ## # # ## # KOTA
# # # # # # ## # #
# # # ###
## # # # ## # # # ##
DEPOK
# # # # # ## #
## #
6°30'
#
6°30'
# # # ##
# # #
# # # # ##
# # # # # # # ## # #
# # # # #
# ## # ## # # ##
#
# # # # # # #
#
# # # # # # # # ##
# ## # # #
# #
#
#
# #
# #
# # BOGOR
# # # # # KOTA
# # ##
# #
# # #
# BOGOR
# ## # # # # #
## ### # #
6°45' LS
# #
# #
# #
# ## #
# #
DEPOK
#
6°45'
# # #
## #
# # #
# # #
# #
#
#
6°5'
TELUK JAKARTA
PENYAKIT ISPA
JAKARTA
TAHUN 2005
PENJARINGAN
KOJA
U
CILINCING
PADEMANGAN TANJUNG
KALI PRIOK B T
DERES
TAMAN S
CENGKARENG TAMBORA
SARI 2 0 2 4 6 Km
SAWAH
GROGOL
BESAR KELAPA
PETAMBURAN
KEMAYORAN GADING
6°10'
6°10'
GAMBIR
CEMPAKA
PUTIH
KETERANGAN :
SENEN
JOHAR
KEBON BARU
JERUK PALMERAH PULO
CAKUNG < 15 % ( rendah )
MENTENG
KEMBANGAN
GADUNG 16 - 25 % ( sedang )
MATRAMAN
TANAH 26 - 35 % ( tinggi )
ABANG
> 35 % ( sangat tinggi )
SETIABUDI
6°15'
PRAPATAN
PESANGGRAHAN PANCORAN
MAKASAR
CILANDAK
I NSET
106°30' 106°45' 107°00' 107°15' BT
6°00'
6°00'
TELUK JAKARTA
6°20' LS
PASAR CIRACAS TANGERANG
CIPAYUNG DKI
REBO
6°20'
KOTA
TANGE RANG JAKARTA BEKASI
6°15'
6°15'
KOTA
BEKASI
JAGAKARSA
WILAYAH PENELITIAN KOTA
DEPOK
6°30'
6°30'
BOGOR
KOTA
BOGOR
6°45' LS
DEPOK
6°45'
106°30' 106°45' 107°00' 107°15'