Tujuan : memahami persepsi masyarakat terkait dengan penggunaan plastik sekali pakai dan bagaimana
persepsi tersebut memengaruhi perilaku mereka terhadap penggunaan plastik sekali pakai.
Metode :
q Rekrutmen Peserta: Peserta dari berbagai kelompok usia dan latar belakang sosial, berasal dari berbagai
lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa, pekerja kantoran, ibu rumah tangga, dan pensiunan.
q Pengumpulan Data: Melalui sesi diskusi kelompok yang dipandu oleh seorang moderator dengan
mengajukan pertanyaan terbuka yang mendorong peserta untuk berbagi pandangan, pengalaman, dan sikap
mereka terhadap penggunaan plastik sekali pakai dan dampaknya pada lingkungan.
q Contoh pertanyaan: "Apa yang Anda pikirkan tentang plastik sekali pakai?" atau "Apa yang membuat Anda
menggunakan atau tidak menggunakan plastik sekali pakai?"
q Analisis Data: Data dianalisis secara kualitatif melibatkan identifikasi tema-tema utama, kesamaan, dan
perbedaan dalam pandangan peserta, serta faktor-faktor yang memengaruhi persepsi mereka terhadap
penggunaan plastik sekali pakai.
q Interpretasi Hasil: Memahami pola dan tren dalam persepsi masyarakat terkait penggunaan plastik sekali
pakai dan dampaknya terhadap lingkungan. Penelitian ini dapat menghasilkan wawasan yang lebih baik
tentang bagaimana pendekatan edukasi atau kebijakan lingkungan dapat dibentuk untuk mengurangi
penggunaan plastik sekali pakai.
Etnografi
q Etnografi merupakan metode penelitian kualitatif yang
digunakan untuk mempelajari dan memahami kehidupan sosial
budaya individu dan masyarakat.
q Para etnografer membenamkan diri dalam budaya, konteks, dan
kehidupan sehari-hari masyarakat yang mereka pelajari, dengan
tujuan untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang
keyakinan, praktik, ritual, dan interaksi sosial mereka.
q Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi
fenomena dalam lingkungan alaminya, memberikan pemahaman
yang kaya dan holistik tentang pokok bahasan.
Elemen Kunci Etnografi
Observasi Peserta:
• Partisipasi aktif etnografer dalam komunitas atau kelompok yang sedang pelajari, amati, dan
terlibat dalam aktivitas, ritual, dan interaksi mereka.
• Peneliti dapat menghabiskan waktu lama di lapangan, sehingga memungkinkan mereka
membangun hubungan baik dan mendapatkan kepercayaan dari para partisipan.
Wawancara Mendalam:
• Etnografer melakukan wawancara tatap muka dengan informan kunci atau anggota
masyarakat untuk mengumpulkan narasi rinci dan pengalaman pribadi.
• Wawancara-wawancara ini memberikan konteks dan kedalaman terhadap studi etnografi,
menawarkan perspektif pribadi mengenai praktik budaya dan kepercayaan.
Catatan Lapangan:
• Peneliti menyimpan catatan lapangan yang terperinci, mendokumentasikan pengamatan,
percakapan, dan refleksi mereka selama berada di lapangan.
• Catatan lapangan menangkap nuansa interaksi sosial, norma budaya, serta kesan dan
interpretasi peneliti sendiri.
Manfaat dan Tantangan Etnografi
Manfaat:
• Wawasan Mendalam: memberikan wawasan mendalam tentang praktik budaya,
kepercayaan, dan interaksi sosial.
• Pemahaman Kontekstual: memperoleh pemahaman yang berbeda tentang perilaku
dalam konteks budayanya.
• Keterlibatan Partisipan: dapat menjalin hubungan bermakna dengan para partisipan,
memupuk kepercayaan dan keterbukaan.
Tantangan:
• Intensif Waktu: memerlukan ketersediaan waktu yang signifikan karena kerja
lapangan yang berkepanjangan.
• Subyektivitas: Interpretasi dan bias peneliti dapat mempengaruhi analisis dan
temuan.
• Generalisasi: Studi etnografi sering kali berfokus pada komunitas tertentu, sehingga
membatasi generalisasi temuannya.
Langkah-Langkah Peneitian Etnografi
1. Desain Penelitian:
• Tentukan pertanyaan dan tujuan penelitian, tentukan kelompok budaya atau komunitas yang diminati.
• Rencanakan durasi kerja lapangan dan pilih metode penelitian yang sesuai, termasuk observasi partisipan
dan wawancara.
2. Meleburkan diri di Lapangan:
• Benamkan diri Anda dalam komunitas, bangun hubungan dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.
• Amati interaksi sosial, ritual, upacara, dan praktik sehari-hari, dengan membuat catatan lapangan yang
terperinci.
3. Wawancara dan Percakapan:
• Lakukan wawancara mendalam dengan anggota masyarakat, informan kunci, atau pakar, untuk
mengeksplorasi topik atau tema tertentu.
• Gunakan pertanyaan terbuka untuk mendorong peserta berbagi perspektif dan pengalaman mereka.
4. Analisis Data:
• Analisis catatan lapangan, transkrip wawancara, dan data lain yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi
pola, tema, dan fenomena budaya.
• Menafsirkan data dalam konteks budaya, menarik koneksi dan wawasan dari observasi dan wawancara.
5. Pelaporan dan Penulisan Etnografi:
• Kumpulkan temuan-temuan tersebut ke dalam laporan etnografi komprehensif atau makalah akademis.
• Menyajikan wawasan budaya, didukung dengan kutipan, anekdot, dan penjelasan kontekstual.
• Memberikan gambaran yang kaya tentang konteks budaya dan peran peneliti di lapangan.
Contoh Studi Etnografi
Tantangan:
• Bias Pewawancara: Bias pewawancara atau pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan dapat mempengaruhi tanggapan
peserta, sehingga memerlukan kenetralan yang hati-hati.
• Memakan Waktu: Mentranskripsikan dan menganalisis data kualitatif dari wawancara dapat memakan banyak waktu.
• Interpretasi: Menganalisis data kualitatif melibatkan interpretasi subjektif, menuntut metode yang teliti dan sistematis.
Contoh Wawancara Semi Terstruktur
Judul: "Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah Plastik di Kota Konoha"
Tujuan: Mendapatkan pemahaman mendalam tentang bagaimana masyarakat di Kota Konoha memandang dan merasakan tentang pengelolaan
sampah plastik serta dampak lingkungan yang terkait dengannya.
Metode:
q Pemilihan Responden: Memilih sampel responden yang mewakili beragam lapisan masyarakat di Kota Konoha, seperti pemukim kota, pedagang,
dan penggiat lingkungan. Setiap kelompok akan memiliki sekitar 10-15 responden.
q Semi Wawancara Terstruktur: Membuat pertanyaan terstruktur yang diajukan kepada responden. Contoh pertanyaan yang bisa digunakan dalam
wawancara ini meliputi:
ü Bagaimana pandangan Anda tentang pengelolaan sampah plastik di Kota Konoha ?
ü Bagaimana Anda mengelola sampah plastik di rumah atau tempat usaha Anda?
ü Apa yang menurut Anda menjadi tantangan utama dalam mengurangi penggunaan dan dampak sampah plastik?
ü Bagaimana Anda melihat peran pemerintah dan organisasi lingkungan dalam mengatasi masalah sampah plastik?
ü Apa saran atau ide yang Anda miliki untuk meningkatkan pengelolaan sampah plastik di Kota Konoha ?
q Analisis Data: Data dianalisis dengan pendekatan kualitatif, seperti analisis isi, untuk mengidentifikasi pola-pola umum, tema-tema, dan pandangan
yang muncul dari wawancara responden.
q Penarikan Kesimpulan: Menyusun kesimpulan yang merangkum pandangan dan persepsi masyarakat terkait pengelolaan sampah plastik di Kota
Konoha .
q Rekomendasi: Menghasilkan rekomendasi untuk pemerintah dan organisasi lingkungan tentang cara meningkatkan kesadaran masyarakat dan upaya
pengelolaan sampah plastik yang lebih efektif.
Pengantar Penelitian Tindakan (Action)
Proses Siklus
Relevansi Konstektual
Merencanakan
Intervensi
Melaksanakan
Intervensi
Mengamati dan
merefleksikan
Penyempurnaan
berulang
Keuntungan dan Tantangan Penelitian
Tindakan
Pemberdayaan
Pemahaman Kontekstual
Perbaikan Berkelanjutan
Pengenalan Penilaian Reliabilitas dan
Validitas dalam Penelitian
C. Validitas Eksternal:
• Memeriksa penerapan temuan di luar konteks studi
tertentu.
• Deskripsi yang tebal, transferabilitas, dan analisis
kontekstual yang mendalam mendukung validitas
eksternal dalam penelitian kualitatif.
Validitas, Reliabilitas, dan Generalisasi dalam
Penelitian Kualitatif: Pemeriksaan
Komprehensif
2. Keandalan dalam Penelitian Kualitatif:
A. Keandalan Antar Penilai:
Memastikan konsistensi dalam pengkodean dan interpretasi di antara peneliti yang
berbeda.
Menetapkan protokol pengkodean yang jelas, melakukan pelatihan pembuat kode,
dan menghitung perjanjian antar penilai akan meningkatkan keandalan.
B. Keandalan Intra-Penilai:
Mengatasi konsistensi interpretasi oleh peneliti yang sama dari waktu ke waktu.
Mempertahankan jejak audit yang terperinci, terlibat dalam praktik reflektif, dan
meninjau kembali keputusan pengkodean berkontribusi terhadap keandalan intra-
penilai.
Validitas, Reliabilitas, dan Generalisasi
dalam Penelitian Kualitatif: Pemeriksaan
Komprehensif
3. Generalisasi dalam Penelitian Kualitatif:
A. Keteralihan:
Mengeksplisitkan konteks studi, peserta, dan metode untuk memungkinkan pembaca menilai
transferabilitas.
Memberikan deskripsi yang kaya dan rinci mengenai latar penelitian, partisipan, dan metode
pengumpulan data akan meningkatkan kemampuan transfer.
B. Generalisasi Teoritis:
Memperluas temuan ke kerangka teoritis yang lebih luas.
Perkembangan teori yang membumi, perbandingan yang konstan, dan kejenuhan teoretis
berkontribusi pada generalisasi teoretis.
Validitas, Reliabilitas, dan Generalisasi
dalam Penelitian Kualitatif: Pemeriksaan
Komprehensif
4. Tantangan dan Nuansa:
A. Sensitivitas Kontekstual:
Mengakui pengaruh konteks terhadap temuan kualitatif.
Refleksivitas, jurnal peneliti, dan kutipan peserta dalam konteks menggambarkan sensitivitas
kontekstual penelitian ini.
B. Pertimbangan Etis:
Memastikan perlakuan etis terhadap peserta sambil menjaga ketelitian penelitian.
Persetujuan, kerahasiaan, dan keterlibatan peserta yang penuh hormat merupakan bagian integral dari
penelitian kualitatif etis.