Anda di halaman 1dari 47

LEMBAR PERSETUJUAN

“ANALISA RANGKAIAN RESPIRASI PADA ALAT PATIENT


MONITOR MERK BIONET BM3 PLUS”

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program


Pendidikan Diploma III Teknik Elektromedik
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binalita Sudama Medan

OLEH :
RESTAIKA MANALU
NIM : 161009

Medan, 15 Juli 2019

Mengetahui Menyetujui
Ka. Prodi D-III Dosen Pembimbing
Teknik Elektromedik

Hardi P. Hutauruk, BE, ST, M.KKK Hardi P. Hutauruk, BE, ST, M.KKK

38
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA RANGKAIAN RESPIRASI PADA ALAT PATIENT MONITOR


MERK BIONET TYPE BM3 PLUS

OLEH :

RESTAIKA MANALU
NIM : 161009

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji KTI


Prodi D-III Teknik Elektromedik - STIKes Binalita Sudama Medan
Dan Diterima Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik Elektromedik (A.Md.TEM)
Pada tanggal 17 Juli 2019

Medan, 17 Juli 2019

Susunan Dewan Penguji

1. Ketua : Hardi P.Hutauruk, BE, ST, M.KKK ……………………

2. Sekertaris : Tuful Zuhri Siregar, BE, ST, M.PH ……………………

3. Anggota : Hendra Maranata Sitepu, BE, ST ……………………

Mengesahkan
Ketua Program Studi Teknik Elektromedik
STIKes Binalita Sudama Medan

Hardi P. Hutauruk, BE, ST, M.KKK

38
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : Restaika Manalu
NIM : 161009
Judul KTI : ANALISA RANGKAIAN RESPIRASI PADA ALAT
PATIENT MONITOR MERK BIONET TYPE BM3
PLUS

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah saya

buat ini merupakan hasil karya saya sendiri dan benar keasliannya. Apabila

ternyata dikemudian hari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan plagiat atau

penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia

mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan

aturan tata tertib di Prodi Teknik Elektromedik - STIKes Binalita Sudama Medan.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.

Penulis

Restaika Manalu
NIM. 161009

38
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Restaika Manalu
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Sihorbo, 16 Oktober 1998
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Desa Rura Tanjung, Kec. Pakkat, Kab.
Humbang Hasundutan
5. Agama : Kristen Protestan
6. Status Perkawinan : Belum Kawin
7. Anak Ke : 4 (Empat) dari 6 (Enam) bersaudara
8. Pekerjaan : Mahasiswa
9. Kewarganegaraan : Indonesia
10. No. Telepon : 0813-8037-8304
11. E-mail : restaikamanalu1909@gmail.com
12. Nama Ayah : Marisi Manalu
13. Nama Ibu : Lincerida Gultom
14. Pekerjaan : Wiraswasta
15. Alamat Orang Tua : Desa Rura Tanjung, Kec. Pakkat, Kab.
Humbang Hasundutan

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. SD : 2004 – 2010 SD Negeri 177935 Sihorbo
Rura Tanjung
2. SMP : 2010 - 2013 SMP Negeri 1 Pakkat
3. SMA : 2013 - 2016 SMA Negeri 1 Pakkat
4. Universitas : 2016-2019 Program Studi D-III Teknik
Elektromedik - STIKes Binalita Sudama
Medan

38
ABSTRAK

Patient monitor adalah suatu alat yang difungsikan untuk memonitor kondisi
fisiologis pasien. Dimana proses monitoring tersebut dilakukan secara real-time,
sehingga dapat diketahui kondisi fisiologis pasien pada saat itu juga. Parameter-
parameter yang dapat ditampilkan di patient monitor EKG, NIBP, SpO2, laju
respirasi dan temperature. Laju respirasi adalah sinyal pernapasan yang dapat
diperoleh dari sinyal EKG. Teknik yang digunakan untuk mendapatkan sinyal
respirasi dari EKG yaitu tingkat pernapasan diukur melalui lead putih (RA) dan
lead merah (LL) yang ada pada EKG. Pengubahan sinyal EKG menjadi sinyal
respirasi yaitu menggunakan metode transformator wavelet. Dalam transformasi
wavelet diskrit, LPF dan HPF mendekomposisi sinyal menjadi dua skala yang
berbeda. Dalam metode ini, EKG sinyal menjadi sinyal respirasi.

38
ABSTRACT

Patient monitor is a device that is used to monitor the patient's physiological


condition. Where the monitoring process is carried out in real-time, so that the
patient's physiological conditions can be identified at that time. The parameters
that can be displayed in the patient monitor are ECG, NIBP, SpO2, respiration
rate and temperature. Respiration rate is a respiratory signal that can be
obtained from an ECG signal. The technique used to obtain respiration signals
from the ECG is that the respiratory rate is measured through white leads (RA)
and red leads (LL) on the ECG. Changing ECG signals into respiration signals is
using the wavelet transformer method. In discrete wavelet transformations, LPF
and HPF decompose signals into two different scales. In this method, the ECG
signal becomes a signal of respiration.

38
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas segala berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah yang membahas tentang “ANALISA RANGKAIAN RESPIRASI

PADA ALAT PATIENT MONITOR MERK BIONET BM3 PLUS” tepat

waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dewasa ini banyak sekali perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi, khususnya di bidang kesehatan dan peralatan-peralatan medis yang

mempermudah kerja para dokter dan pelayanan kesehatan dalam menjalankan

tugasnya . Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menganalisa

rangkaian respirasi pada Patient monitor dengan mengumpulkan data-data yang

berkaitan dengan rangkaian tersebut.

Untuk selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini,

yaitu:

1. Bapak Hardi P. Hutauruk, BE,ST,M.KKK, sebagai Ketua Program Studi

D-III Teknik Elektromedik yang telah banyak memberikan bimbingan dan

masukan kepada penulis.

2. Bapak Hardi P. Hutauruk, BE,ST,M.KKK sebagai dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.

3. Bapak Tuful Zuchri Siregar, BE, ST, M.PH sebagai dosen penguji 1 dalam

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

38
4. Bapak Hendra Maranata Sitepu, BE, ST sebagai dosen penguji 2 dalam

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan moril, materil, maupun

doa untuk ananda agar dapat menyelesaikan pendidikan ini.

6. Kakak, Adik, dan seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan

semangat dan doa.

7. Teman-teman satu angkatan yang telah memberikan dukungan dan masukan-

masukan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah

ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan para pembaca mengenai “RANGKAIAN RESPIRASI PADA ALAT

PATIENT MONITOR MERK BIONET TYPE BM3 PLUS”. Penulis

menyadari masih ada hal-hal yang belum sempurna, baik itu dari bahasa yang

digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan penulis

mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan Karya Tulis

Ilmiah ini kedepannya.

Medan, Juli 2019

Restaika Manalu
161009

38
DAFTAR ISI

Halaman
COVER ...............................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1.1 Latar Belakang . ..........................................................................
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................
1.3 Batasan Masalah..........................................................................
1.4 Tujuan Penulisan . .......................................................................
1.5 Manfaat Penulisan .......................................................................
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................
2.1 Pengertian Infuse Pump...............................................................
2.2 Prinsip Dasar Infuse Pump ..........................................................
2.3 Cara Pengoperasian Infuse Pump................................................
2.4 Blok Diagram Syringe Pump ......................................................
2.5 Motor Stepper .............................................................................
2.6 Blok Diagram Rangkaian Pendeteksi Putaran Motor ...............

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................


3.1 Jenis Penelitian ...........................................................................
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................
3.2.1 Tempat Penelitian...........................................................
3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................
3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................
3.2.1 Data Primer .....................................................................
3.2.2 Data Sekunder .................................................................
3.4 Alat yang Digunakan dalam Penelitian ......................................

LEMBAR KONSUL ...........................................................................................

38
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi yang semakin canggih

menyebabkan tuntutan akan kemudahan. Demikian halnya perkembangan

ilmu dan teknologi di bidang alat-alat kesehatan. Salah satu peralatan yang

ada di rumah sakit yaitu Patient monitor. Dalam penggunaan Patient

monitor bertujuan untuk mengetahui kondisi atau keadaan fisiologi pasien.

Bagi sebagian orang mungkin sudah mengetahui tentang Patient

monitor. Tetapi belum banyak yang mengetahui bentuk serta fungsinya.

Patient monitor erat kaitannya dengan pasien yang berada di ruang

perawatan intensif seperti ruang IGD, ICU, NICU dan yang lainnya.hal ini

dikarenakan Patient monitor berfungsi untuk memantau kondisi pasien

secara intensif agar perawat dan dokter mengetahui apakah kondisi fisik

pasien dalam kondisi baik atau tidak. Kondisi vital pasien merupakan

patokan bagi perawat dan dokter dalam melakukan penanganan, mulai dari

denyut jantung, tekanan darah, respirasi, serta saturasi oksigen yang

terkandung dalam darah pasien terpantau melalui Patient monitor. Patient

monitor memberikan laporan secara real time kepada tenaga medis saat

membaca grafik yang tertera pada alat. Apabila ada hal buruk yang terjadi

pada kondisi pasien maka alat akan berbunyi sehingga dapat dilakukan

penanganan secara tanggap dan cepat. Seperti contohnya respirasi,

Respirasi adalah kemampuan paru-paru dalam melakukan kegiatan

38
pernafasan dalam satu menit, sangat berbahaya jika terjadi gagal nafas

karena bisa menyebabkan kematian bagi pasien sehingga harus

diperhatikan sekali kondisi vital pasien. Saturasi atau banyaknya jumlah

oksigen dalam darah manusia erat kaitannya dengan dapat menyebabkan

tingkat respirasinya juga rendah. Dan jika tingkat respirasi pada pasien

rendah akan menyebabkan hal yang fatal yaitu kematian.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin menganalisa

tentang:

”ANALISA RANGKAIAN RESPIRASI PADA ALAT PATIENT

MONITOR MERK BIONET TYPE BM3 PLUS”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas,

maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Apakah fungsi rangkaian respirasi pada alat Patient monitor merk

Bionet type BM3 Plus?

2. Apakah hubungan antara EKG dengan pulsa respirasi?

3. Bagaimanakah proses dihasilkannya pulsa respirasi dari EKG?

38
1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak

terjadi pelebaran masalah dan untuk penyesuaian dengan sasaran yang

diharapkan, maka dalam hal ini penulis membatasi masalah yang dibahas

yaitu sebagai berikut:

1. Rangkaian yang dianalisa adalah rangkaian respirasi.

1.4 Tujuan Penulisan

Dengan acuan permasalahan di atas, adapun tujuan dari penulisan

karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui fungsi rangkaian respirasi pada alat patient monitor merk

Bionet type BM3 Plus.

2. Untuk mengetahui hasil kerja rangkaian respirasi pada alat patient monitor

merk Bionet type BM3 Plus.

3. Untuk mengetahui hubungan antara EKG dan sinyal respirasi.

4. Untuk mengetahui proses munculnya sinyal respirasi dari EKG.

1.5 Manfaat Penulisan

1.5.1 Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dalam

mengaplikasikan ilmu mengenai alat patient monitor, khususnya

pada analisa rangkaian respirasi pada alat patient monitor merk

38
Bionet type BM3 Plus di Prodi D-III Teknik Elektromedik STIKes

Binalita Sudama Medan.

1.5.2 Bagi Pendidikan

Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sumber

bacaan di Institusi pendidikan khususnya di Prodi D-III Teknik

Elektromedik serta dapat digunakan sebagai acuan bagi penulis

selanjutnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Agar lebih teratur dan mempermudah dalam penulisan maupun

pengertian atas isi Karya Tulis Ilmiah ini, maka penulis menyusunnya

berdasarkan sistematika penulisan seperti berikut ini :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang masalah secara singkat sebagai dasar

pemilihan judul yang dibahas, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika

penulisan.

BAB II : TEORI DASAR

Berisikan mengenai teori dan prinsip dasar dari alat yang di

analisa oleh penulis dan teori - teori lainnya yang dapat

menunjang penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, ataupun

penjelasan mengenai rangkaian yang berkaitan.

38
BAB III : METODE PENELITIAN

Berisikan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, metode pengumpulan data, alat yang digunakan

dalam penelitian, blok diagram rangkaian respirasi pada alat

Patient monitor merk Bionet type BM3 Plus serta keterangan

blok diagram Patient monitor tersebut.

BAB IV : PEMBAHASAN MASALAH

Berisikan tentang pembahasan mengenai cara kerja rangkaian

respirasi pada Patient monitor merk bionet type BM3Plus.

Selain itu, di dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil dari

analisa data yang diperoleh.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan

masalah, dan memberikan beberapa saran yang kiranya dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan.

38
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Gambaran Patient Monitor

Patient monitor adalah suatu alat yang difungsikan untuk memonitor

kondisi fisiologis pasien. Dimana proses monitoring tersebut dilakukan secara

real-time, sehingga dapat diketahui kondisi fisiologis pasien pada saat itu juga.

Gambar 2.1 Patient Monitor Merk Bionet Type BM3 Plus

Patient monitor ini menampilkan parameter-parameter yang dibutuhkan

dokter untuk mengecek keadaan pasien selama 24 jam penuh secara real-time.

Parameter-parameter yang dapat ditampilkan di patient monitor dapat

dikelompokan seperti berikut:

38
1. EKG, adalah pemeriksaan aktivitas kelistrikan jantung, dalam

pemeriksaan EKG ini juga termasuk pemeriksaan “Heart Rate”atau detak

jantung pasien dalam satu menit.

2. NIBP, merupakan parameter yang mengawasi tekanan darah dan aliran

darah di dalam sistem peredaran darah.

3. Respirasi, adalah pemeriksaan irama nafas pasien dalam satu menit.

4. SpO2, adalah kadar oksigen yang ada dalam darah.

5. Temperature, adalah suhu tubuh pasien yang diperiksa.

2.2 Sejarah Patient Monitor

Patient Monitor adalah sebuah alat berbentuk monitor untuk

kepentingan medis atau memonitor fisiologis atau tampilan, perangkat

medis elektronik yang digunakan dalam pemantauan medis yang

menampilkan data dipantau, dan mungkin tidak memiliki kemampuan

untuk mengirimkan data pada jaringan pemantauan. Data fisiologis

ditampilkan terus menerus pada layar CRT atau LCD sebagai saluran data

sepanjang sumbu waktu, Mereka bisa disertai dengan readouts numerik

parameter dihitung pada data asli, seperti nilai maksimum, minimum dan

rata-rata, denyut nadi dan frekuensi pernapasan, dan sebagainya.

38
Perkembangan patient monitor dari dulu sampai saat ini adalah mulai

dari patient monitor analog hingga digital.

1. Analog

Lama monitor pasien analog didasarkan pada osiloskop, dan

memiliki satu saluran saja, biasanya disediakan untuk pemantauan

elektrokardiografi (EKG). Jadi, monitor medis cenderung sangat

khusus. Satu monitor akan melacak tekanan darah pasien, sementara

yang lain akan mengukur oksimetri nadi, EKG lain. Kemudian model

analog memiliki saluran kedua atau ketiga ditampilkan dalam layar

yang sama, biasanya untuk memantau pergerakan respirasi dan

tekanan darah. Mesin-mesin ini banyak digunakan dan menyelamatkan

banyak nyawa, tetapi mereka memiliki beberapa pembatasan, termasuk

kepekaan terhadap gangguan listrik, fluktuasi tingkat dasar, dan tidak

adanya readouts numerik dan alarm. Selain itu, meskipun telemetri

pemantauan nirkabel secara prinsip mungkin (teknologi ini

dikembangkan oleh NASA pada akhir 1950-an untuk spaceflight

berawak) itu mahal dan rumit.

2. Digital

Monitor medis berkembang dengan perkembangan teknologi

digital sinyal processing (DSP), yang memiliki keuntungan dari

miniaturisasi, portabilitas, dan multi-parameter monitoring yang dapat

melacak banyak tanda-tanda penting yang berbeda sekaligus. Ini

biasanya termasuk oksimetri nadi (pengukuran persentase jenuh

38
oksigen dalam darah, disebut sebagai SpO2, dan diukur dengan manset

jari inframerah), EKG (elektrokardiograf dari gelombang jantung

dengan atau tanpa alat pacu jantung yang menyertainya eksternal) ,

tekanan darah (baik invasif melalui perakitan tekanan transduser

dimasukkan darah, atau non invasively dengan manset tekanan darah

tiup), dan suhu tubuh melalui pad perekat berisi transduser

termoelektrik. Dalam beberapa situasi, parameter lainnya dapat diukur

dan ditampilkan, seperti curah jantung (melalui kateter Swan-Ganz

invasif), kapnografi (pengukuran CO2, disebut sebagai EtCO2 atau

end-pasang konsentrasi karbon dioksida), pernapasan (melalui

transduser toraks ikat pinggang, saluran EKG atau melalui EtCO2,

ketika dipanggil AWRR atau tingkat saluran udara pernafasan), dan

lain-lain.

2.3 Anatomi dan Fisiologi Paru-paru

Paru-paru terletak pada rongga dada dekat dengan letak organ

jantung dan dilindungi oleh tulang rusuk. Pada rongga dada inilah

tepatnya di bagian kanan dan kiri, paru-paru manusia terletak dengan

diselimuti oleh selaput ganda pleura (Saladin, 2003). Paru-paru terdiri

dari beberapa bagian, antara lain trakea, bronkus primer, bronkiolus, dan

alveoli yang merupakan unit fungsional dari paru-paru yang berfungsi

sebagai tempat pertukaran udara yaitu oksigen dan karbondioksida dalam

sistem respirasi.

38
Pada paru-paru, sebagian besar terdiri atas gelembung-gelembung

(alveoli), yang terdiri atas sel-sel epitel dan endotel (Wasripin, 2007).

Paru-paru pada bagian kiri memiliki dua buah lobus, sedangkan di

bagian kanan memiliki tiga lobus. Struktur anatomi paru-paru

ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Struktur Anatomi Paru-Paru (Ganong, 2005)

Paru-paru bekerja secara otonom, artinya tidak ada yang

mempengaruhi aktivitasnya. Kemampuan otonom yang dimiliki paru

adalah sekitar 14-16 kali pernapasan per menit. Satu kali pernapasan

sama dengan satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi (Ganong, 2005).

38
2.4 Suara Paru-paru Terdistorsi Suara Jantung

Paru-paru terletak dekat dengan posisi jantung, sehingga suara

paru-paru yang dihasilkan karena adanya turbulensi udara selama

pernapasan berlangsung dapat terdistorsi oleh suara jantung yang

berdetak. Rentang frekuensi suara jantung berada pada frekuensi 20 Hz –

400 Hz sehingga terjadi overlap dengan suara paru-paru (Kubangun,

2012). Sinyal suara paru-paru yang terdistorsi suara jantung beserta

spektrum frekuensinya pada posisi pengukuran anterior sebelah kiri.

2.5 Respirasi

Respirasi adalah merupakan kemampuan paru-paru dalam

melakukan kegiatan pernafasan (inspirasi dan ekspirasi). Secara umum

pengertian respirasi adalah seluruh proses mulai dari pemasukan udara,

pengambilan oksigen (O2) dan penggunaan oksigen untuk oksidasi, sampai

dengan pengeluaran zat-zat sisa pernapasan. Oksigen di dalam tubuh

digunakan untuk membakar zat-zat makanan atau proses oksidasi.

Peristiwa oksidasi di dalam sel-sel tubuh disebut juga oksidasi biologi.

Oksidasi biologi menghasilkan energi dan mengeluarkan zat sisa berupa

karbon dioksida (CO2) dan uap air. Jadi, tujuan dari pernapasan adalah

untuk mendapatkan energi.

38
Pernapasan secara tidak langsung terjadi melalui dua tahap, yaitu

Tahap pertama disebut respirasi luar (eksternal), yaitu proses pemasukan

oksigen dari luar tubuh ke dalam aliran darah dan mengeluarkan karbon

dioksida melalui paru-paru. Tahap kedua disebut respirasi dalam (internal),

yaitu proses pertukaran gas dari aliran darah ke sel-sel tubuh dan

sebaliknya. Proses tersebut meliputi proses pengikatan oksigen dan

pelepasan karbon dioksida oleh sel-sel tubuh. Berikut ini adalah tabel

pernapasan normal pada manusia:

Tabel 2.1 Pernapasan Normal Manusia

Umur Respiratory Rate (brpm)


Baru Lahir 30-60
1-12 Tahun 30-60
3-5 Tahun 22-24
6-12 Tahun 18-30

13-17 Tahun 12-16

Dewasa 12-18

2.6 Proses Elektroda EKG Menghasilkan Sinyal Respirasi

Respirasi Rate adalah parameter penting untuk indikasi kondisi

pernapasan normal dan abnormal. Secara umum, tingkat Respirasi

dihitung ketika seseorang berada dalam kondisi istirahat dan menghitung

berapa kali dada orang naik per menit. Berbagai jenis instrumen seperti

Spirometer, Nasal thermistor; Plethysmography dan Pneumotachometry

digunakan untuk merekam sinyal respirasi. Tapi itu tidak dapat digunakan

38
dalam segala kondisi seperti saat berolahraga dan kondisi tidur karena

meningkatkan ketidaknyamanan pasien. Oleh karena itu digunakan

berbagai metode memperkirakan informasi pernapasan dari sinyal

biomedis seperti sinyal Elektrokardiograph (EKG), tekanan Darah (BP)

dan Photo-plethysmography (PPG). Sinyal EKG kemudian digunakan

untuk mendeteksi tingkat respirasi.

Teknik yang digunakan untuk mendapatkan sinyal respirasi dari

EKG yaitu tingkat pernapasan diukur melalui lead putih (RA) dan lead

merah (LL) yang ada pada EKG. Tahap ekstraksi untuk memperoleh

sinyal pernapasan dan sinyal EKG.

Beberapa tahun lalu, Pinciroli mulai mempelajari metode untuk

menentukan arah sumbu untuk menciptakan sadapan EKG virtual yang

akan mewakili apa yang diperoleh dari elektroda yang dipasang pada

posisi yang relative terhadap paru-paru dan arah sumbu akan

mencerminkan pengaruh fisik respirasi pada EKG. Mengukur pernapasan

dalam dunia klinis yaitu beberapa kali seseorang menarik nafas dalam

waktu 60 detik diukur dengan seberapa sering dada naik turun.

2.7 Metode Discrete Wavelet Transform (DWT)

Kata wavelet diberikan oleh Jean Morlet dan Alex Grossman di

awal tahun 1980-an, dan berasal dari bahasa Prancis, ondellete yang

berarti gelombang kecil, kemudian digabung dengan kata aslinya

sehingga terbentuk kata baru wavelet (Misiti, 2013).

38
Jika dibandingkan antara wavelet dengan gelombang sinus

sebagai basis dari analisis fourier, gelombang sinusoidal tidak memiliki

durasi yang terbatas. Gelombang sinusoida itu smooth dan dapat

diprediksi, jika wavelet cenderung irregular dan asimetris (Misiti, 2013).

Perbandingan antara gelombang sinusoidal dan gelombang wavelet

ditunjukkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Perbandingan antara gelombang sinusoidal dan


gelombang wavelet

Secara umum, DWT merupakan proses dekomposisi sinyal pada

frekuensi subband sinyal tersebut. Komponen subband wavelet

transform dihasilkan dengan cara penurunan level dekomposisi.

Implementasi DWT dapat dilakukan dengan cara melakukan proses

down sampling sinyal input pada setiap level dekomposisi dan

melewatkan sinyal tersebut pada LPF (Low Pass Filter) dan HPF (High

Pass Filter) (Kubangun, 2012).

Dalam transformasi wavelet diskrit, LPF dan HPF

mendekomposisi sinyal menjadi dua skala yang berbeda. Dalam metode

ini, EKG sinyal menjadi sinyal respirasi. Jadi, kita mendapatkan

pernapasan Signal.

38
2.7 Buffer

Buffer adalah rangkaian yang menghasilkan tegangan output sama

dengan tegangan inputnya. Dalam hal ini seperti rangkaian common

colektor yaitu berpenguatan = 1. Fungsi dari rangkaian buffer pada

peralatan elektronika adalah sebagai penyangga, dimana prinsip dasarnya

adalah penguat arus tanpa terjadi penguatan tegangan. Rangkaian buffer

yang dibangun dari sebuah operasional amplifier (Op-Amp), dapat

dibuat dengan sangat sederhana menjadi sangat sederhana karena tidak

diperlukan komponen tambahan pada konfigurasi buffer non-inverting.

Rangkaian Buffer Dari Operasional Amplifier (Op-Amp) Rangkaian

Buffer, buffer op-amp, rangkaian op amp buffer, rangkaian penyangga,

buffer sinyal, teori buffer, definisi buffer, teori penyangga, dasar buffer

op amp, sistem kerja buffer, stabiliser sinyal, stabilsator sinyal, penguat

buffer, rangkaian stabiliser sinyal, faktor penguatan buffer, rumus buffer,

karakteristik buffer, karakteristik penyangga Dengan menghubungkan

jalur input inverting ke jalur output operasional amplifier (op-amp) maka

rangkaian buffer pada gambar diatas akan memberikan kemampuan

mengalirkan arus secara maksimal sesuai kemampuan maksimal

operasional amplifier (op-amp) mengalirkan arus output.

38
Gambar 2.3 Gambar Rangkaian buffer dari Op-Amp

Dengan metode hubung singkat antara jalur input inverting dan jalur

output operasional amplifier (op-amp) maka diperoleh perhitungan matematis

sebagai berikut.

V_{out}\approx V_{in}

Sehingga diperoleh nilai penguatan tegangan (Av) sebagai berikut:

Av=\frac{V_{out}}{V_{in}}=1

Dari persamaan diatas terlihat bahwa rangkaian operasional amplifier diatas tidak

memiliki faktor penguatan tegangan (Av = 1) atau tidak terjadi penguatan

tegangan. Rangkaian buffer dengan operasional amplifier (op-amp) seperti terlihat

pada gambar diatas menghasilkan penguatan + 1. Rangkaian ini sangat

menguntungkan karena kita dapat memperoleh suatu penguat dengan hambatan

input (impedansi input) yang sangat tinggi (10 – 1012Ω) dan dengan hambatan

output (impedansi output) sangat rendah (10-3 – 10-1Ω), yaitu mendekati kondisi

ideal. Rangkaian buffer ini disebut juga sebagai rangkaian pengikut (follower),

suatu bentuk peningkatan dari penguat pengikut emitor (emitor follower).

Sehingga penguat operasional dengan konfigurasi seperti pada gambar diatas

38
berfungsi sebagai penyangga (buffer) dengan penguatan = 1. Aplikasi rangkaian

buffer baik yang dibuat dari penguat transistor maupun penguat operasional (Op-

Amp) pada umumnya digunakan sebagai stabiliser sinyal. Salah satu aplikasi riil

dari rangkaian buffer adalah pada sistem transmisi sinyal dengan kabel (sistem

audio outdor).

2.8 Rangkaian Penguat Operasional (Op-Amp)

Op-Amp merupakan komponen Integrated Circuit (komponen

terpadu) yang disebut IC (Carr, 2001). Op-amp memiliki fungsi yang

dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti sebagai

rangkaian filter, rangkaian summing, atau integrator.

2.3 Penguat Operasional (Op-Amp)

Op-amp dalam bentuk IC secara umum terdiri dari dari 8

(delapan) pin dengan keterangan sebagai berikut:

1. Offset Null, berfungsi untuk meminimalkan tegangan offset output

dari suatu rangkaian,

2. Input inverting (-), berfungsi untuk menghasilkan output sinyal

yang berbeda dengan tanda input,

3. Input Non-inverting (+),berfungsi untuk menghasilkan output

38
sinyal yang sama dengan tanda input,

4. –Vcc atau ground, berfungsi sebagai suplai energi DC,

5. Offset Null, berfungsi untuk meminimalkan tegangan offset output

dari suatu rangkaian,

6. Output, merupakan keluaran sinyal,

7. +Vcc, berfungsi sebagai suplai energi DC,

8. NC (No Connection), pin ini tidak dihubungkan.

38
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yaitu analisa rangkaian

respirasi pada alat Patient monitor merk bionet type BM3 Plus.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian Karya Tulis Ilmiah ini penulis lakukan di

Laboratorium Elektronika STIKes Binalita Sudama Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian Karya Tulis Ilmiah ini penulis jalankan pada saat

disetujui proposal yang penulis ajukan. Jadwal kegiatan yang

penulis lampirkan ini sesuai dengan jadwal kalender Akademik

yang ada di Prodi D-III Teknik Elektromedik STIKes Binalita

Sudama Medan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

38
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Karya Tulis Ilmiah Prodi D-III Teknik Elektromedik
STIKes Binalita Sudama Medan Tahun 2019

Juni Juli
Kegiatan
I II III IV I II III
Pengumpulan
Data
Pembuatan
KTI
Bimbingan
KTI
Pengumpulan
KTI
Ujian Utama
KTI

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil observasi langsung terhadap alat

Patient monitor merk Bionet type BM3 Plus.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan cara mengumpulkan informasi

dalam sumber baca.

38
3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Bahan Yang Digunakan

1. Patient Monitor Bionet BM3 Plus

3.4.2 Alat Yang Digunakan

1. Osiloskop

2. Obeng

3. Avometer

3.5 Blok Diagram Rangkaian Respirasi

Keterangan blok diagram respirasi:


1. Power berfungsi sebagai pemberi tegangan serta arus listrik ke digital
board.
2. Pasien, sebagai objek untuk sumber ke analog ECG respirasi.
3. Digital board sebagai peneria masukan dari power dan penerimaan dari
analog respirasi yang di bolak balik.

38
4. Printer board berfungsi sebagai out put dari digital board.
5. Display,berfungsi untuk menampilkan hasil pemeriksaan kondisi pasien.

38
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Wiring Diagram Rangkaian Respirasi

Gambar 4.2 Wiring Diagram Rangkaian Respirasi

38
4.2 Cara Kerja Wiring Diagram

Tegangan +5V masuk melalui hambatan R90 1KJ dan akan masuk ke

LM31, dari resp_ON dan resp_114KHz masuk ke IC 74HC4053 melalui

pin 6 pin INH dan pin 9 pin C, kemudian keluar melalui pin 4 Z dan

diteruskan ke IC TL062CDR melalui resistor R91 58K/F, dan masuk ke

pin 2 IC TL062CDR keluaran dari TL062CDR keluar melalui pin 1 dan

kemudian diteruskan lagi ke IC TL062CDR melalui resistor R22 2,7 K/F

dan masuk melalui pin 6 dan keluar melalui pin 7 IC TL062CDR dan

diteruskan lagi ke resistor R125 10 K/F, kemudian masuk ke pin 6 IC

TL062CDR dan keluar dari pin 7 dan diteruskan ke dioda D34.

4.3 Analisa Ketidakpastian Pengukuran

Langkah-langkah menghitung menggunakan kalkulator, pada awalnya ,cari

nilai rata-rata seperti dibawah ini. Caranya yaitu menjumlahkan setiap nilai

dari data pengukuran pertama sampai data pengukuran ketiga. Bagi hasil

yang diperoleh dengan jumlah nilai n yaitu berapa kali data itu diambil.

Seperti data dibawah ini ada tiga kali pengukuran . Maka n yaitu 3 langkah

seperti dibawah ini.

38
4.3.1 Hasil Analisa Pengukuran 40 Brpm

Setting
Data I Data II Data III
(40brpm)
TP1 56,6 56,0 56,8
TP2 64,8 64,8 63,6
TP3 59,2 60,8 60,8
TP4 58,0 58,8 58,0

Titik Pengukuran I

̅)
a. Menghitung nilai rata-rata (𝑿
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6
̅𝑋 =
𝑛

56,6 + 56,0 + 56,8


=
3
169,4
=
3
= 56,4 V

b. Menghitung standard deviasi (S)


̅̅̅2 + (𝑋2 − 𝑋)
(𝑋1 − 𝑋) ̅̅̅2 + (𝑋3 − 𝑋)
̅̅̅2
S =√
𝑛−1

(56,6−56,4)2 +(56,0−56,4)2 +(56,8−56,4)2


=√ 3−1

0,04 + 0,6 + 0,16


=√
2

= √0,72

= 0,84

c. Menghitung Ketidakpastian Type A

38
𝑆 0,84 0,84
U= = = = 0,49
√𝑛 √3 1,7

Titik Pengukuran II

a. ̅)
Menghitung nilai rata-rata (𝑿
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6
𝑋̅ =
𝑛

64,8 + 64,8 + 63,6


=
3
193,2
=
3
= 64,4 V

b. Menghitung standard deviasi (S)

(𝑋1 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋2 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋3 − ̅̅̅
𝑋)2
S =√
𝑛−1

(64,8−64,4)2 +(64,8−64,4)2 +(63,6−64,4)2


=√ 3−1

0,16 + 0,16 + 1,21


=√
2

= √0,765

= 0,87

c. Menghitung Ketidakpastian Type A


𝑆 0,87 0,87
U= = = = 0,51
√𝑛 √3 1,7

Titik Pengukuran III

38
̅
a. Menghitung nilai rata-rata (𝑿
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6
𝑋̅ =
𝑛

59,2 + 60,8 + 60,8


=
3
180,8
=
3
= 60,26 V

b. Menghitung standard deviasi (S)

(𝑋1 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋2 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋3 − ̅̅̅
𝑋)2
S =√
𝑛−1

(59,2−60,26)2 +(60,8−60,26,)2 +(60,8−60,26)2


=√ 3−1

1,12 + 0,29 + 0,29


=√
2

= √0,85

= 0,92

c. Menghitung Ketidakpastian Type A


𝑆 0,92 0,92
U= = = = 0,54
√𝑛 √3 1,7

Titik Pengukuran IV

̅)
a. Menghitung nilai rata-rata (𝑿

𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6
𝑋̅ =
𝑛

38
58,0 + 58,8 + 58,0
=
3
174,8
=
3
= 58,26 V

b. Menghitung standard deviasi (S)


̅̅̅2 + (𝑋2 − 𝑋)
(𝑋1 − 𝑋) ̅̅̅2 + (𝑋3 − 𝑋)
̅̅̅2
S =√
𝑛−1
(58,0−58,28)2 +(58,8−58,26,)2 +(58,8−58,26)2
=√ 3−1

0,06 + 0,29 + 0,06


=√
2

= √0,205

= 0,45

c. Menghitung Ketidakpastian Type A


𝑆 0,45 0,45
U= = = = 0,26
√𝑛 √3 1,7

4.3.2 Hasil Analisa Pengukuran 60 Brpm

Setting
Data I Data II Data III
(60 brpm)
TP1 62,0 61,6 62,0
TP2 60,8 61,6 60,0
TP3 58,0 58,0 58,8
TP4 56,8 56,0 55,6

TP5 66.4 65,2 66,4

Titik Pengukuran I

38
̅)
a. Menghitung nilai rata-rata (𝑿
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6
𝑋̅ =
𝑛
62,0 + 61,6 + 62,0
=
3
185,6
=
3
= 61,86V

b. Menghitung standard deviasi (S)

(𝑋1 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋2 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋3 − ̅̅̅
𝑋)2
S =√
𝑛−1
(62,0−61,86)2 +(61,6−61,86)2 +(62,0−61,86)2
=√ 3−1

0,04 + 0,04 + 0,04


=√
2

= √0,06

= 0,24

c. Menghitung Ketidakpastian Type A


𝑆 0,24 0,24
U= = = = 0,14
√𝑛 √3 1,7

Titik Pengukuran II

̅)
a. Menghitung nilai rata-rata (𝑿
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6
𝑋̅ =
𝑛
60,8 + 61,6 + 60,4
=
3
182,8
=
3
= 60,93 V

38
b. Menghitung standard deviasi (S)
̅̅̅2 + (𝑋2 − 𝑋)
(𝑋1 − 𝑋) ̅̅̅2 + (𝑋3 − 𝑋)
̅̅̅2
S =√
𝑛−1
(60,8−60,93)2 +(61,6−60,93)2 +(60,4−60,93)2
=√ 3−1

0,016 + 0,44 + 0,28


=√
2

= √0,368

= 0,60

c. Menghitung Ketidakpastian Type A


𝑆 0,60 0,60
U= = = = 0,35
√𝑛 √3 1,7

Titik Pengukuran III

̅)
a. Menghitung nilai rata-rata (𝑿
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6
𝑋̅ =
𝑛
58,0 + 58,0 + 58,8
=
3
174,8
=
3
= 58,26V

b. Menghitung standard deviasi (S)

(𝑋1 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋2 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋3 − ̅̅̅
𝑋)2
S =√
𝑛−1
(58,0−58,26)2 +(58,0−58,26)2 +(58,8−58,26)2
=√ 3−1

0,067 + 0,067 + 0,291


=√
2

= √0,2125

= 0,460

38
c. Menghitung Ketidakpastian Type A
𝑆 0,460 0,460
U= = = = 0,270
√𝑛 √3 1,7

Titik Pengukuran IV

̅)
a. Menghitung nilai rata-rata (𝑿
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6
𝑋̅ =
𝑛
56,8 + 56,0 + 55,6
=
3
168,4
=
3
= 56,13 V

b. Menghitung standard deviasi (S)

(𝑋1 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋2 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋3 − ̅̅̅
𝑋)2
S =√
𝑛−1
(56,8−56,13)2 +(56,0−56,13)2 +(55,6−56,13)2
=√ 3−1

0,448 + 0,016 + 0,280


=√
2

= √0,372

= 0,609

c. Menghitung Ketidakpastian Type A


𝑆 0,609 0,609
U= = = = 0,358
√𝑛 √3 1,7

Titik Pengukuran V

̅)
a. Menghitung nilai rata-rata (𝑿
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6
𝑋̅ =
𝑛

38
66,4 + 65,2 + 66,4
=
3
198
=
3
= 66 V

b. Menghitung standard deviasi (S)


̅̅̅2 + (𝑋2 − 𝑋)
(𝑋1 − 𝑋) ̅̅̅2 + (𝑋3 − 𝑋)
̅̅̅2
S =√
𝑛−1
(66,4−66)2 +(65,2−66)2 +(66,4−66)2
=√ 3−1

0,16 + 0,64 + 0,16


=√
2

= √0,48

= 0,692

c. Menghitung Ketidakpastian Type A


𝑆 0,692 0,692
U= = = = 0,407
√𝑛 √3 1,7

4.3.3 Hasil Analisa Pengukuran 80 Brpm

Setting
Data I Data II Data III
(80 brpm)
TP1 60,8 60,8 60,4
TP2 65,2 66,4 66,4
TP3 59,2 60,4 60,8
TP4 67,6 66,4 67,6

TP5 64,8 65,2 64,8

Titik Pengukuran I

̅)
a. Menghitung nilai rata-rata (𝑿

38
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6
𝑋̅ =
𝑛
60,8 + 60,8 + 60,4
=
3
182
=
3
= 60,66 V

b. Menghitung standard deviasi (S)

(𝑋1 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋2 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋3 − ̅̅̅
𝑋)2
S =√
𝑛−1
(60,8−60,66)2 +(60,8−60,66)2 +(60,4−60,66)2
=√
3−1

0,019 + 0,019 + 0,067


=√
2

= √0,0525

= 0,229

c. Menghitung Ketidakpastian Type A


𝑆 0,229 0,229
U= = = = 0,134
√𝑛 √3 1,7

Titik Pengukuran II

̅)
a. Menghitung nilai rata-rata (𝑿
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6
𝑋̅ =
𝑛
65,2 + 66,4 + 66,4
=
3
198
=
3
= 66 V

b. Menghitung standard deviasi (S)

38
(𝑋1 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋2 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋3 − ̅̅̅
𝑋)2
S =√
𝑛−1
(65,2−66)2 +(66,4−66)2 +(66,4−66)2
=√ 3−1

0,64 + 0,16 + 0,16


=√
2

= √0,48

= 0,692

c. Menghitung Ketidakpastian Type A


𝑆 0,692 0,692
U= = = = 0,407
√𝑛 √3 1,7

Titik Pengukuran III

̅)
a. Menghitung nilai rata-rata (𝑿
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6
𝑋̅ =
𝑛
59,2 + 60,4 + 60.8
=
3
180,4
=
3
= 60,13 V

b. Menghitung standard deviasi (S)

(𝑋1 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋2 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋3 − ̅̅̅
𝑋)2
S =√
𝑛−1
(59,2−60,13)2 +(60,4−60,13)2 +(60,8−60,13)2
=√ 3−1

0,864 + 0,072 + 0,448


=√
2

= √0,692

= 0,831

38
c. Menghitung Ketidakpastian Type A
𝑆 0,831 0,831
U= = = = 0,488
√𝑛 √3 1,7

Titik Pengukuran IV

̅)
a. Menghitung nilai rata-rata (𝑿
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6
𝑋̅ =
𝑛
67,6 + 66,4 + 67,6
=
3
201,6
=
3
= 67,2 V

b. Menghitung standard deviasi (S)

(𝑋1 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋2 − ̅̅̅
𝑋)2 + (𝑋3 − ̅̅̅
𝑋)2
S =√
𝑛−1
(67,6−67,2)2 +(66,4−67,2)2 +(67,6−67,2)2
=√ 3−1

0,16 + 0,64 + 0,16


=√
2

= √0,48

= 0,69

c. Menghitung Ketidakpastian Type A


𝑆 0,69 0,69
U= = = = 0,40
√𝑛 √3 1,7

Titik Pengukuran V

̅)
a. Menghitung nilai rata-rata (𝑿
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6
𝑋̅ =
𝑛

38
64,8 + 65,2 + 64,8
=
3
194,8
=
3
= 64,9 V

b. Menghitung standard deviasi (S)


̅̅̅2 + (𝑋2 − 𝑋)
(𝑋1 − 𝑋) ̅̅̅2 + (𝑋3 − 𝑋)
̅̅̅2
S =√
𝑛−1
(64,8−64,9)2 +(65,2−64,9)2 +(64,8−64,9)2
=√ 3−1

0,01 + 0,09 + 0,01


=√
2

= √0,055

= 0,23

c. Menghitung Ketidakpastian Type A


𝑆 0,23 0,23
U= = = = 0,13
√𝑛 √3 1,7

38
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pasien monitor

dapat mengukur tekanan darah, denyut jantung, dan nadi. Teknik yang

digunakan untuk mendapatkan sinyal respirasi dari EKG yaitu tingkat

pernapasan diukur melalui lead putih (RA) dan lead merah (LL) yang ada

pada EKG. Secara umum, tingkat respirasi dihitung ketika seseorang

berada dalam kondisi istirahat dan menghitung berapa kali dada orang naik

per menit. Berbagai jenis instrumen seperti Spirometer, Nasal thermistor;

Plethysmography dan Pneumotachometry digunakan untuk merekam

sinyal respirasi.

5.2 Saran
Alat ukur serta kondisinya saat digunakan melakukan pengukuran sangat

mempengaruhi hasil data yang didapatkan.Jadi untuk memperkecil

kesalahan saat pengukuran.dibutuhkan peralatan-peralatan ukur yang

38
memiliki sisitivitas tinggi, sehingga didapat hasil data yang lebih

akurat.Hal ini sangat membantu mahasiswa saat melakukan pengukuran.

38

Anda mungkin juga menyukai