Anda di halaman 1dari 79

SISTEM PAKAR PENANGANAN PENYAKIT

TERNAK BABI PADA


PT ALLEGRINDO NUSANTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada
Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

YOSEF HERU K. NAINGGOLAN


190840087

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
MEDAN
2023
PERNYATAAN PENULIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Katolik Santo Thomas, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama : Yosef Heru K. Nainggolan
NPM : 190840087
Program Studi : Teknik Informatika
Fakultas : Ilmu Komputer
Jenis Karya : Skripsi
1. Menyatakan dan bertanggung jawab dengan sebenarnya bahwa skripsi ini
adalah hasil karya saya sendiri, kecuali cuplikan dan ringkasan masing-masing
telah saya jelaskan sumbernya. Jika pada waktu selanjutnya ada pihak lain yang
mengklaim bahwa Skripsi ini sebagai karyanya, yang disertai dengan bukti-
bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar Sarjana Komputer
saya beserta segala hak dan kewajiban yang melekat pada gelar.
2. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Katolik Santo Thomas Hak Bebas Royalti Nonekslusif
(NonExclusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah saya tersebut, beserta
perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif
ini, Universitas Katolik Santo Thomas berhak menyimpan, mengolah media /
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis / pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Universitas Katolik Santo Thomas
Pada Tanggal : 25 Oktober 2023
Yang Menyatakan

Yosef Heru K. Nainggolan


Penulis

ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

NAMA : YOSEF HERU K. NAINGGOLAN


NIM : 190840087
PROGRAM STUDI : TEKNIK INFORMATIKA
JENJANG : STRATA SATU (S-1)
JUDUL : SISTEM PAKAR PENANGANAN PENYAKIT
TERNAK BABI PADA PT ALLEGRINDO
NUSANTARA

Medan, 25 Oktober 2023

Disetujui Oleh

Pembimbing

Drs.Lamhot Sitorus,M.Kom
NIDN. 0124126801

Disahkan Oleh

Ketua Program Studi TI Dekan

Masdiana Sagala, S.Kom, M.Kom Desinta Purba, ST, M.Kom


NIDN.0126088202 NIDN.0111067801

iii
SKRIPSI

SISTEM PAKAR PENANGANAN PENYAKIT


TERNAK BABI PADA
PT ALLEGRINDO NUSANTARA

Dipersiapkan dan Disusun Oleh

Yosef Heru K. Nainggolan


190840087

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji


Pada Tanggal 25 Oktober 2023

Susunan Dewan Penguji

Dosen Pembimbing

Drs.Lamhot Sitorus,M.Kom
NIDN. 0124126801

Penguji I Penguji II

Desinta Purba, ST, M.Kom Dr. Zakarias Situmorang, MT

NIDN.0111067801 NIDN.0114046501

iv
ABSTRAK

YOSEF HERU K. NAINGGOLAN.190840087

SISTEM PAKAR PENANGANAN PENYAKIT TERNAK BABI PADA


PT. ALLEGRINDO NUSANTARA

Ternak babi merupakan salah satu sumber daging dan gizi yang sangat efisien,
sehingga arti ekonomi sebagai ternak potong cukup tinggi. Ternak babi sama seperti
makhluk hidup lainnya yang mengalami pertumbuhan terus menerus dan sangat
peka terhadap infeksi dari berbagai jenis penyakit dan parasit. Pada pokoknya
penyakit yang dapat menyerang ternak babi bisa digolongkan menjadi dua yaitu
penyakit menular dan penyakit tidak menular, sehingga dapat menurunkan nilai
ekonomi sebagai ternak potong. Hal yang demikian membuat para peternak harus
lebih mandiri dalam menangani ternak babi mereka dan tidak selalu mengandalkan
pakar dalam menyelesaikan masalah. Solusi dari permasalahan tersebut diatas yaitu
dengan pembangunan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit babi. Sistem pakar
ini dibangun dengan menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman, dan MySql
sebagai database serta menggunakan Metode Certainty Factor sebagai metode
penelitian. Dengan sistem pakar ini maka pengguna mendapat solusi dari
permasalahan mereka yaitu dapat mengetahui penyakit yang menyerang ternak babi
beserta nilai keyakinan terhadap hasil kesimpulan serta cara pencegahan penyakit
yang dapat dilakukan

Kata kunci : Sistem pakar, Penyakit Babi, Metode Certainty Factor.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan
kemurahan-Nya yang berkelimpahan sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi yang berjudul “ SISTEM PAKAR PENANGAN PENYAKIT BABI
PADA PT. ALLEGRINDO NUSANTARA’’ yang diajukan untuk
memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Studi Sistem Informatika
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Katolik Santo Thomas.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Maidin Gultom,SH.,M.Hum selaku Rektor Universitas
Katolik Santo Thomas.
2. Ibu Desinta Purba, ST., M.Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Komputer.
3. Ibu Masdiana Sagala,S.Kom.,M.Kom., selaku Kepala Program Studi
Teknik Informatika.
4. Bapak Drs.Lamhot Sitorus,M.Kom, selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu, serta mengarahkan penulis dalam
penyelesaikan laporan tugas akhir.
5. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Komputer Universitas
Katolik Santo Thomas.
6. Orang Tua penulis serta keluarga yang telah memberikan semangat
serta doa bagi penulis selama menyusun laporan tugas akhir.
7. Weldy Harywanto Nainggolan selaku penyumbang dana kuliah.
8. Pihak PT. Allegrindo Nusantara yang telah mengizinkan saya untuk
melakukan penelitian.
9. Seluruh Teman Seperjuangan PKL Klasis Berastagi.
10. Teman dekat serta alumni kost Pakul

vi
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan saran-saran dan kritikan yang dapat membangun dan
memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi setiap pembaca,
khususnya bagi mahasiswa Sistem Informasi. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih.

Medan 25 Oktober 2023

Penulis.

vii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PENULIS ................................................................................ ii


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. iii
SKRIPSI ............................................................................................................ iv
ABSTRAK.......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
I.3 Batasan Masalah ......................................................................................... 3
I.4 Maksud dan Tujuan Penelitian .................................................................... 3
I.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3
I.6 Metodologi Penelitian ................................................................................. 3
I.7 Sistematika Penulisan .................................................................................. 4
BAB II ................................................................................................................ 5
LANDASAN TEORI.......................................................................................... 5
II.1. Pengertian Sistem ..................................................................................... 5
II.2. Pakar......................................................................................................... 5
II.3. Sistem Pakar ............................................................................................. 6
II.3.1. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Pakar ........................................... 8
II.3.2. Konsep Utama Dalam Sistem Pakar .................................................... 9
II.3.3. Struktur Sistem Pakar ......................................................................... 9
II.3.4. Komponen-Komponen Sistem Pakar ................................................ 10
II.4. Penyakit Ternak Babi .............................................................................. 11
II.4.1. Jenis Penyakit Babi........................................................................... 12
II.4.2. Dampak Penyakit Ternak Babi ......................................................... 12
II.5. Certainty Factor ...................................................................................... 12

viii
II.5.1. Interpretasi Nilai Certainty Factor (CF) ............................................ 13
II.6. Pemodelan Sistem Dalam Pembuatan Program ....................................... 14
II.6.1. UML (Unified Modelling Language) ............................................... 14
II.6.2. Keuntungan Menggunakan UML (Unified Modelling Language) ..... 14
II.6.3. Kerugian Menggunakan UML (Unified Modelling Language) .......... 15
II.6.4. Flowchart ......................................................................................... 16
II.7. PHP (Hypertext Preprocessor) ................................................................ 19
II.7.1. Sejarah PHP (Hypertext Preprocessor) ........................................... 19
II.7.2. Kelebihan PHP (Hypertext Preprocessor)........................................ 20
II.7.3. Kekurangan PHP (Hypertext Preprocessor)..................................... 22
II.7.4. Aturan Penulisan Kode PHP (Hypertext Preprocessor) ................... 23
II.8. MySQL .................................................................................................. 23
II.8.1. Sejarah MySQL ................................................................................ 24
II.8.2. Kelebihan MySQL............................................................................ 25
II.8.3. Kekurangan MySQL......................................................................... 26
BAB III ............................................................................................................. 28
ANALISA SISTEM DAN DESIGN SISTEM ................................................. 28
III.1. Analisa Sistem ....................................................................................... 28
III.1.1. Arsitektur Sistem............................................................................. 29
III.2. Analisa Masalah .................................................................................... 29
III.3. Metode Certainty Factor ........................................................................ 35
III.3.1. Proses Hitung Manual Atau Implementasi Metode Certainty Factor
(CF) ............................................................................................................ 37
III.4. Perancangan Sistem ............................................................................... 39
III.4.1. Use Case Diagram........................................................................... 39
III.4.2. Activity Diagram ............................................................................. 40
III.5. Perancangan Flowchart .......................................................................... 41
III.5.2. Flowchart Dalam Program............................................................... 42
III.6. Perancangan Database .......................................................................... 43
III.6.1. RELASI ANTAR TABEL ............................................................... 47
III.7. Perancangan User Interface.................................................................... 47

ix
BAB IV ............................................................................................................. 55
IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN ...................................................... 55
IV.1. Tampilan Antarmuka ............................................................................. 55
IV.1.1. Tampilan Menu ............................................................................... 55
IV.2. Pembahasan........................................................................................... 62
IV.2.1.Perangkat Keras ............................................................................... 63
IV.2.2.Perangkat Lunak .............................................................................. 63
BAB V............................................................................................................... 64
PENUTUP ........................................................................................................ 64
V.1. Kesimpulan............................................................................................. 64
V.2. Saran ...................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 65

x
DAFTAR TABEL

Tabel II. 1 Perbedaan seorang pakar dengan sistem pakar .................................... 7


Tabel II. 2 Jenis penyakit babi ............................................................................ 12
Tabel II. 3 Interpretasi Nilai Certainty Factor (CF) ............................................ 13
Tabel II. 4 Simbol Flowchart ............................................................................. 17
Tabel III. 1 Penyakit Pada Ternak Babi .............................................................. 29
Tabel III. 2 Gejala Penyakit Pada Ternak Babi ................................................... 30
Tabel III. 3 Saran Pengobatan Penyakit Ternak Babi .......................................... 31
Tabel III. 4 Nilai yang didapat dari Pakar .......................................................... 33
Tabel III. 5 Interpretasi Nilai Certainty Factor (CF)........................................... 36
Tabel III. 6 Proses Hitung Manual Metode Certanty Factor ............................... 37
Tabel III. 7 Hasil akhir perhitungan.................................................................... 39
Tabel III. 8 Tabel Aplikasi ................................................................................. 43
Tabel III. 9 Tabel Gejala .................................................................................... 43
Tabel III. 10 Tabel Pengetahuan......................................................................... 44
Tabel III. 11 Tabel Penyakit ............................................................................... 44
Tabel III. 12 Tabel Riwayat Diagnosa ................................................................ 45
Tabel III. 13 Tabel Riwayat Gejala Diagnosa ..................................................... 45
Tabel III. 14 Tabel Riwayat Hasil Diagnosa ....................................................... 45
Tabel III. 15 Tabel User ..................................................................................... 46
Tabel III. 16 Tabel User Level ........................................................................... 46

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar III. 1 Use Case Diagram ....................................................................... 40


Gambar III. 2 Activity Diagram.......................................................................... 41
Gambar III. 3 Flowchart dalam program ............................................................ 42
Gambar III. 4 Relasi antar tabel.......................................................................... 47
Gambar III. 5 Halaman Daftar Akun User.............................................................48
Gambar III. 5 Halaman Log In User ................................................................... 48
Gambar III. 6 halaman utama user ..................................................................... 49
Gambar III. 7 Menu diagnosa ............................................................................. 49
Gambar III. 8 Menu Diagnosa Penyakit ............................................................. 50
Gambar III. 9 Menu Info Penyakit ..................................................................... 50
Gambar III. 10 Perancangan Menu Pengaturan Akun User ................................. 51
Gambar III. 11 Menu log in admin ..................................................................... 51
Gambar III. 12 Menu tambah gejala ................................................................... 52
Gambar III. 13 Menu Data Penyakit ................................................................... 52
Gambar III. 14 Menu Data Gejala ...................................................................... 53
Gambar III. 15 Menu Data Pengetahuan............................................................. 53
Gambar III. 16 Menu Riwayat Diagnosa ............................................................ 54
Gambar III. 17 Menu Pengaturan ....................................................................... 54
Gambar IV. 1 LOG IN Admin ............................................................................ 55
Gambar IV. 2 Halaman Dashboard..................................................................... 56
Gambar IV. 3 Halaman Data penyakit ................................................................ 56
Gambar IV. 4 Halaman Data Gejala ................................................................... 57
Gambar IV. 5 Halaman Data Pengetahuan ......................................................... 57
Gambar IV. 6 Riwayat Diagnosa ........................................................................ 58
Gambar IV. 7 Halaman Pengaturan .................................................................... 58
Gambar IV. 1 Halaman Daftar Akun User..............................................................59
Gambar IV. 9 Halaman LOG IN User ................................................................ 59
Gambar IV. 10 Halaman Dashboard User .......................................................... 60
Gambar IV. 11 Halaman Diagnosa Pada User .................................................... 60

xii
Gambar IV. 12 Halaman Riwayat Diagnosa ....................................................... 61
Gambar IV. 13 Halaman Info Penyakit .............................................................. 61
Gambar IV. 14 Halaman Pengaturan .................................................................. 62

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Ternak babi merupakan salah satu komoditas bisnis yang telah berkembang
pesat, ini dikarenakan dagingnya banyak diminati oleh masyarakat Batak
khususnya yang beragama kristen sebagai mata pencarian, namun untuk
mendapatkan hasil yang bagus dan keuntungan yang besar peternak babi harus lebih
memperhatikan cara perawatan dan pemeliharaan ternak. Jika tidak, babi tersebut
akan mudah terserang penyakit sehingga menurunkan produktivitas babi.
Saat babi terkena penyakit, dokter diharapkan dapat membantu dalam
mengobati dan mencegah penyakit agar tidak mewabah. Tetapi hal ini masih kurang
membantu sebab butuh waktu yang cukup lama untuk memanggil dokter, sehingga
penyakitnya terus menyebar. Jika salah satu babi yang sakit, maka secara tidak
langsung dapat menyebabkan babi yang lain juga sakit.
Daging babi mempunyai peran penting dalam acara adat dan budaya di
Indonesia, khususnya di suku Batak. Di suku Batak, daging babi sangat dibutuhkan,
dimana daging babi tersebut akan digunakan sebagai santapan bersama para tamu
undangan. Dua tahun belakangan ini, daging babi sangat sulit untuk didapatkan,
dikarenakan faktor penyakit yang menyerang hewan ternak babi yang
menyebabkan harga daging melonjak naik. Akibat dari penyakit tersebut
masyarakat kesulitan untuk mendapatkan daging babi.
Perkembangan sistem pakar (Artifical Intelligence) merupakan terobosan
terbaru dalam dunia komputer. Sistem pakar berkembang setelah perusahaan
General Electric merupakan komputer pertama kali di bidang bisnis. Pada tahun
1956, istilah sistem pakar mulai dipopulerkan oleh Jhon McCarthy sebagai suatu
tema ilmiah di bidang komputer yang diadakan di Dartmouth College. Banyak juga
ahli yang mengimplementasikan sistem pakar dalam bidang bisnis dan matematika
serta bidang kedokteran, dimana sistem pakar dapat digunakan untuk mengetahui
atau mendiagnosa suatu penyakit dengan melihat ciri-ciri penyakit yang diderita

1
2

dan bagaimana solusi dalam mengobati atau mencegah penyakit tersebut dengan
metode Certainty Factor.
Metode yang akan digunakan untuk menghitung besar kemungkinan ternak babi
menderita penyakit tertentu dengan menggunakan metode Certainty Factor.
Metode Certainty Factor adalah metode untuk membuktikan apakah suatu fakta itu
pasti atau tidak pasti yang berbentuk metric yang biasanya digunakan dalam sistem
pakar. Aplikasi akan dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis
pengetahuan sistem dibangun dengan menggunakan MySql serta menggunakan
apache sebagai web servernya. Sistem ini mampu menentukan jenis penyakit yang
diderita ternak serta memberikan informasi penanganan yang sesuai dengan alergi
yang diderita. Input dari sistem ini adalah bermacam-macam gejala penyakit ternak
babi, user memilih gejala yang dialaminya serta memilih intensitas terjadinya
gejala. Setelah input dimasukkan, maka sistem akan melakukan proses perhitungan
dengan menggunakan metode Certainty Factor. Output yang dihasilkan adalah
nama penyakit ternak babi dan pencegahan penyakit pada ternak babi.
Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengangkat judul
“SISTEM PAKAR PENANGANAN PENYAKIT TERNAK BABI PADA
PT. ALLEGRINDO NUSANTARA” sebagai upaya untuk membantu masyarakat
khususnya para peternak untuk mengetahui penyakit ternak babi dan bagaimana
cara mengatasi agar penyakit tidak menyebar ke hewan ternak lainnya

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah
yang diangkat yaitu bagaimana membangun sistem pakar yang dapat digunakan
untuk penanganan penyakit babi berdasarkan gejala dan penyakit yang diberikan
dan yang dapat memberikan solusi pencegahan penyakit yang menyerang ternak
babi.
3

I.3 Batasan Masalah


Hal-hal yang menjadi batasan dalam pembangunan Sistem Pakar penanganan
Penyakit Babi adalah sebagai berikut :
1. Sistem pakar yang dibangun hanya dapat memberi saran penanganan penyakit
babi secara umum
2. Sistem pakar dibangun menggunakan metode ketidakpastian yaitu Certainty
Factor.

I.4 Maksud dan Tujuan Penelitian


Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan terkait
gejala dari hewan ternak, khususnya ternak babi dan bagaimana cara
penanganannya agar ternak lainnya tidak terkena penyakit.
Tujuan dari Sistem Pakar Penanganan Penyakit Pada Ternak Babi adalah
membangun sistem untuk mendapatkan informasi tentang penyakit dan bagaimana
tahapan dalam proses penanggulangan serta solusi pencegahan terhadap penyakit
ternak babi

I.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah, penulis berharap dengan adanya
sistem ini masyarakat dan peternak kecil lainnya bisa terbantu untuk mengetahui
jenis penyakit pada hewan ternak mereka dan bagaimana cara penolongan pertama
agar hewan ternak lainnya tidak terpapar penyakit.

I.6 Metodologi Penelitian


Metodologi yang digunakan dalam proses penelitian adalah sebagai berikut:
1. Metode Study Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mencari jurnal, buku-buku, atau mencari
referensi dari internet guna untuk mendapatkan teori teori yang lebih luas untuk
mempertegas teori teori penelitian.
4

2. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara komunikasi langsung dengan para
Narasumber untuk memperjelas data penelitian.
3. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara pencatatan segala hal tentang sistem yang
akan di bangun.

I.7 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah pemahaman serta dalam penyajian laporan, maka
diberikan penulisan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,


rumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan
penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi penjelasan dan uraian singkat mengenai


dasar teori yang mendukung dan digunakan dalam
pengembangan sistem ini

BAB III : ANALISA DAN SISTEM DESAIN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis dan desain


perangkat lunak yang akan dibuat, serta desain sistem yang akan
diterapkan.

BAB V : PENUTUP

Pada bab inI berisi tentang kesimpulan atau hasil analisis dan
perancangn serta saran-saran yang diajukan kepada pihak-pihak
yang terkait dalam penelitian ini.
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1. Pengertian Sistem


Sistem berasal dari bahasa Latin, systema dan bahasa Yunani Sustema.
Pengertian sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen
yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi
untuk mencapai suatu tujuan. Atau dapat juga dikatakan bahwa pengertian sistem
adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi
dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sistem adalah perangkat
unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Sistem juga diartikan sebagai susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan
sebagainya. KBBI juga mendefinisikan sistem sebagai sebuah metode.
Berikut merupakan pengertian sistem menurut para ahli :
1. Menurut Davis, G.B : Sistem secara fisik adalah kumpulan dari elemen-elemen
yang beroperasi bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran.
2. Menurut Harijono Djojodihardjo : Suatu sistem adalah sekumpulan objek yang
mencakup hubungan fungsional antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri
tiap objek, dan yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara
fungsional.
3. Menurut Lani Sidharta : Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling
berhubungan yang secara bersama-sama mencapai tujuan-tujuan yang sama.

II.2. Pakar
Pakar adalah orang yang ahli di bidang tertentu dengan kemampuan untuk
menilai dan memutuskan sesuatu dengan benar, baik, sesuai dengan aturan dan
status oleh sesamanya ataupun khayalak. Para pakar dimintai nasihat dalam bidang
terkait mereka, tetapi mereka tidak selalu setuju dalam kekhususan bidang studi.

5
6

Melalui pelatihan, pendidikan, profesi, publikasi, dan pengalaman, seorang pakar


dipercayai punya pengetahuan khusus dalam bidangnya di atas rata-rata individu.
Menurut (John Durkin 1994),Pakar adalah orang yang memiliki
kemampuan atau mengerti dalam menghadapi suatu masalah. Lewat pengalaman
seorang pakar mengembangkan kemampuan yang membuatnya dapat memecahkan
permasalahan dengan hasil yang baik dan efisien.

II.3. Sistem Pakar


Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI (Artificial
Intellegence) pada pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali
adalah General-purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel
dan Simon. GPS (dan program-program yang serupa) ini mengalami kegagalan
dikarenakan cakupannya terlalu luas sehingga terkadang justru meninggalkan
pengetahuan-pengetahuan penting yang seharusnya disediakan.

Secara umum, sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha
mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat
menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar
yang baik dirancang agar dapat menyelelasikan suatu permasalahan tertentu dengan
meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat
menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat
diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan
membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman.
Berikut merupakan pengertian sistem menurut para ahli :
1. Menurut Rosnelly (2016) “Sistem pakar adalah sistem komputer yang ditujukan
untuk meniru semua aspek (emulates) kemampuan pengambilan keputusan
(decision making) seorang pakar. Sistem pakar memanfaatkan secara maksimal
pengetahuan khusus selayaknya seorang pakar memecahkan masalah”.
2. Menurut Budiharto & Suhartono (2016) “Sistem pakar merupakan salah satu
dari beberapa domain masalah atau area dari Artificial Intelligence (AI)
dan merupakan Sebuah program computer pintar (intelligent computer
program) yang memanfaatkan pengetahuan (knowledge) dan prosedur inferensi
7

(inference procedure) untuk memecahkan masalah yang cukup sulit hingga


membutuhkan keahlian khusus dari manusia”.
3. Menurut Durkin : Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang
untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan seorang
pakar.
4. Menurut Ignizio : Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang
berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat
dibandingkan dengan keahlian seorang pakar.
5. Menurut Giarratano dan Riley : Sistem pakar adalah suatu sistem komputer ang
bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar
Tabel II. 1 Perbedaan seorang pakar dengan sistem pakar

PAKAR SISTEM PAKAR


Terbatas waktu karena manusia Tidak terbatas karena dapat digunakan
membutuhkan istirahat kapanpun juga
Tempat akses bersifat lokal pada suatu Dapat digunakan dimanapun saja
tempat saja dimana pakar berada
Pengetahuan bersifat variabel dan Pengetahuan bersifat konsisten
dapat berubah tergantung situasi
Kecepatan untuk menemukan solusi Kecepatan untuk memberikan solusi
bervariasi konsisten dan lebih cepat daripada
seorang pakar
Biaya yang diperlukan untuk Biaya yang dibutuhkan konsultasi
konsultasi sangat mahal lebih murah
8

II.3.1. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Pakar


Sistem pakar memiliki beberapa fitur yang merupakan kelebihannya (Rika
Rosnelly, 2003), seperti :
1. Meningkatkan ketersediaan (increased availability).
2. Mengurangi biaya yang diperlukan untuk keahlian per satu orang pemakai.
3. Sistem pakar menghasilkan solusi yang bersifat konsisten dibandingkan
manusia yang terkadang berubah-ubah karena kondisi fisiknya seperti saat
kelelahan.
4. Sistem pakar menjelaskan detail proses penalaran yang dilakukan sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan.
5. Sistem pakar relatif memberikan respon yang cepat dibandingkan seorang
pakar.
6. Sistem pakar dapat digunakan untuk mengolah data basis pengetehuan secara
baik.
7. Berperan sebagai pembimbing yang pintar, sistem pakar memberikan
kesempatan pada pemakai untuk menjalankan contoh program dan menjelaskan
proses penalaran yang benar.
Disamping memiliki kelebihan, sistem pakar juga mempunyai kekurangan.
Menurut M.Arhami (2005) kekurangan sistem pakar adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan tidaklah selalu mudah, karena kadang kala
pakar dari masalah yang dibuat tidak ada, dan kalaupun ada, kadangkadang
pendekatan yang dimilki oleh pakar tersebut berbeda-beda.
2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas, cukup sulit
dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk pengembangannya.
3. Sistem pakar perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan, sehingga dalam
hal ini faktor manusia tetaplah menjadi dominan.
4. Kadang kala sistem tidak menghasilkan sebuah keputusan.
9

II.3.2. Konsep Utama Dalam Sistem Pakar


Konsep dasar yang dimiliki oleh sistem pakar adalah keahlian, pengalihan
keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan. Keahlian merupakan
suatu penguasaan pada bidang pengetahuan yang didapat dari proses pelatihan,
membaca dan pengalaman.

Gambar II. 1 Konsep Dasar Fungsi Sistem Pakar (Durkin,1994)


Pada gambar II. 1 menggambarkan konsep dasar suatu sistem pakar
knowlwdge-base (basis pengetahuan). Pengguna menyampaikan fakta atau
informasi untuk sistem pakar dan kemudian menerima saran dari pakar atau
jawaban ahlinya. Bagian dari sistem pakar terdiri dari 2 komponen utama, yaitu
knowledge–base yang berisi knowledge dan mesin inferensi yang menggambarkan
kesimpulan. Kesimpulan tersebut merupakan respons dari sistem pakar atas
permintaan pengguna.

II.3.3. Struktur Sistem Pakar


Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan
pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi
(consultation environment) (Turban, 1995).
Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan
pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan
konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh
pengetahuan pakar.
10

Komponen-komponen sistem pakar dalam keduan bagian tersebut dapat


dilihat dalam gambar berikut ini :

Gambar II. 2 Arsitektur sistem pakar (Turban, 1995)


II.3.4. Komponen-Komponen Sistem Pakar
Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar terdiri dari :
1. User Interface (antarmuka pengguna)
User interface merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan
sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari
pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem.
2. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan adalah sebuah basis data yang menyimpan aturan-aturan
tentang suatu domain knowledge/pengetahuan tertentu.
3. Akuisi pengetahuan
Akuisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian
dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program
komputer.
11

4. Mesin inferensi
Masin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi
untuk panalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan
dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan (Turban, 1995).
5. Workplace
Workplace adalah area dari sekumpulan memori kerja (working memory).
Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan kesimpulan
yang dicapai.
6. Fasilitas penjelasan
Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan
kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran sistem
kepada pemakai.
7. Perbaikan pengetahuan.
Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisa dan meningkatkan kinerja
serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut adalah
penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan
mampu menganalisa penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya.

II.4. Penyakit Ternak Babi


Ternak babi merupakan salah satu komoditas bisnis yang telah berkembang
pesat, ini dikarenakan dagingnya banyak diminati oleh masyarakat Batak
khususnya yang beragama kristen sebagai mata pencarian, namun untuk
mendapatkan hasil yang bagus dan keuntungan yang besar peternak babi harus lebih
memperhatikan cara perawatan dan pemeliharaan ternak. Jika tidak, babi tersebut
akan mudah terserang penyakit sehingga menurunkan produktivitas babi.
Saat babi terkena penyakit, dokter diharapkan dapat membantu dalam
mengobati dan mencegah penyakit agar tidak mewabah. Tetapi hal ini masih kurang
membantu sebab butuh waktu yang cukup lama untuk memanggil dokter, sehingga
penyakitnya terus menyebar. Jika salah satu babi yang sakit, maka secara tidak
langsung dapat menyebabkan babi yang lain juga sakit.
12

II.4.1. Jenis Penyakit Babi


Ada cukup banyak penyakit pada babi dengan gejala dan cara penanganan
yang berbeda beda. Mengetahui semua jenis penyakit akan sangat memudahkan
memberi penanganan dengan lebih cepat. Penyakit ternak babi dapat dilihat pada
Tabel II.2.
Tabel II. 2 Jenis penyakit babi

NO PENYAKIT BABI
1 Anemia (Penyakit Kekurangan Darah)
2 Agalactia
3 Rheumatik
4 Scours (Mencret)
5 Hog Cholera
6 Brucellosis ( Keguguran Menular)
7 Cacing Bulat (Ascarids)

II.4.2. Dampak Penyakit Ternak Babi


Daging babi mempunyai peran penting dalam acara adat dan budaya di
Indonesia, khususnya di suku Batak. Di suku Batak, daging babi sangat dibutuhkan,
dimana daging babi tersebut akan digunakan sebagai santapan bersama para tamu
undangan. Dua tahun belakangan ini, daging babi sangat sulit untuk didapatkan,
dikarenakan faktor penyakit yang menyerang hewan ternak babi yang
menyebabkan harga daging melonjak naik. Akibat dari penyakit tersebut
masyarakat kesulitan untuk mendapatkan daging babi.

II.5. Certainty Factor


Certainty factor merupakan metode yang mendefinisikan ukuran kepastian
terhadap fakta atau aturan untuk menggambarkan keyakinan seorang pakar
terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Metode Certainty Factor atau faktor kepastian merupakan ukuran kepastian
terhadap suatu fakta atau aturan. Faktor kepastian (Certainty Factor) yang diisikan
oleh pakar bersama aturan dalam kepercayaan pakar terhadap hubungan
13

antara antecedent dan consequent pada aturan kaidah produksi faktor kepastian
yang diisikan oleh pengguna untuk menunjukkan besarnya kepercayaan terhadap
keberadaan masing-masing elemen dalam antecedent.
Metode Certainty Factor atau faktor kepastian diperkenalkan pertama kali
pada tahun 1975 oleh shortliffe buchanan. Certainty factor adalah suatu metode
untuk membuktikan apakah suatu fakta itu pasti atau tidak pasti. Notasi Metode
Certainty Factor (CF) didefinisikan sebagai berikut:
CF (h,e) = MB (h,e,) – MD (h,e)
dimana:
CF (h,e) : Factor kepastian
MB(h,e) : Ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan
evidence e (antara 0 dan 1).
MD(h,e) : Ukuran ketidakpercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan
evidence e (antara 0 dan 1).
h : Hipotesis
e : Peristiwa atau fakta (Evidence)

II.5.1. Interpretasi Nilai Certainty Factor (CF)


Interpretasi nilai dari Certainty Factor (CF) dapat dilihat pada Tabel II.3.
Tabel II. 3 Interpretasi Nilai Certainty Factor (CF)

Certainty Term Nilai CF


Tidak 0
Mungkin 0,4
Kemungkinan Besar 0,6
Hampir Pasti 0,8
Pasti 1,0
(Sumber Turban dan Frenzel, 1992)
14

II.6. Pemodelan Sistem Dalam Pembuatan Program


Dalam proses merancang suatu sistem diperlukan suatu pemodelan sistem
untuk menggambarkan secara sederhana rancangan yang akan dibuat, agar dapat
dipahami dengan baik. Dari pemodelan ini, dapat digambarkan aliran data yang
akan diproses secara sederhana. Sehingga alur data ini dapat dimengerti oleh
pengguna.

II.6.1. UML (Unified Modelling Language)

Merupakan salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa
pemograman yang berorientasi objek, saat ini UML akan mulai menjadi standar
masa depan bagi industri pengembangan sistem/perangkat lunak yang berorientasi
objek. Nugroho (2010:6) mengemukakan bahwa Unified Modeling Language
(UML) adalah „bahasa‟ pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang
berparadigma „berorientasi objek‟. Menurut Rosa Dan Shalahuddin (2014:113)
menjelaskan bahwa “UML adalah satu standar bahasa yang banyak digunakan
didunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain,
serta menggambarkan arsitektur dalam pemograman berorientasi objek”. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Unified Modeling Language (UML) adalah
bahasa standar untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain,
serta menggambarkan arsitektur dalam pemograman yang bersifat mengisi dan
melengkapi untuk pemahaman sistem perangkat lunak yang utuh.

II.6.2. Keuntungan Menggunakan UML (Unified Modelling Language)


Berikut adalah beberapa keuntungan dari UML (Unified Modelling
Language):
1. Representasi visual
Diagram UML sangat berguna untuk merepresentasikan hubungan
antar class dan entity di sebuah program komputer secara visual. Untuk
mengerti tentang sebuah program dengan baik, penting untuk memahami
fungsi setiap class yang ada. Hal ini termasuk juga informasi yang
disimpannya dan bagaimana keterkaitannya dengan class-class lainnya.
15

2. Memudahkan pembacaan dan penggunaan


Diagram UML sangat mudah dibaca dan dipahami. Semua programmer pada
umumnya bisa mengerti hubungan dalam sebuah program jika disajikan
menggunakan bahasa pemodelan ini. Ini sangat jauh berbeda dengan cara lama
yang mengharuskan para programmer membaca kode secara langsung.
3. Perencanaan
UML membantu programmer merencanakan sebuah program sebelum proses
pengerjaannya dimulai. Dengan model diagram berbasis Unified Modeling
Language, perubahan akan lebih mudah dibuat jika ada kesalahan.

II.6.3. Kerugian Menggunakan UML (Unified Modelling Language)


Berikut adalah beberapa keuntungan dari UML (Unified Modelling
Language) :
1. Waktu
Satu kelemahan yang mungkin ditemukan oleh beberapa pengembang saat
menggunakan UML adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengelola dan
memelihara diagram UML. Agar berfungsi dengan baik, diagram UML harus
disinkronkan dengan kode perangkat lunak, yang membutuhkan waktu untuk
menyiapkan dan memelihara, dan menambahkan pekerjaan ke proyek
pengembangan perangkat lunak. Perusahaan kecil dan pengembang
independen mungkin tidak dapat menangani jumlah pekerjaan tambahan yang
diperlukan untuk menyinkronkan kode.
2. Terlalu banyak penekanan pada desain
UML sangat menekankan pada desain, yang dapat menjadi masalah bagi
beberapa pengembang dan perusahaan. Melihat cakupan perangkat lunak
dalam diagram UML dapat menyebabkan pemangku kepentingan menganalisis
masalah secara berlebihan, serta menyebabkan orang kehilangan fokus karena
menghabiskan terlalu banyak waktu dan perhatian pada fitur perangkat lunak.
Perusahaan tidak dapat menyelesaikan setiap masalah dengan alat perangkat
lunak menggunakan diagram UML pada akhirnya, mereka hanya perlu
memulai pengkodean dan pengujian.
16

II.6.4. Flowchart
Flowchart atau bagan alur adalah diagram yang menampilkan langkah-
langkah dan keputusan untuk melakukan sebuah proses dari suatu program. Setiap
langkah digambarkan dalam bentuk diagram dan dihubungkan dengan garis atau
arah panah.
Flowchart berperan penting dalam memutuskan sebuah langkah atau
fungsionalitas dari sebuah proyek pembuatan program yang melibatkan banyak
orang sekaligus. Selain itu dengan menggunakan bagan alur proses dari sebuah
program akan lebih jelas, ringkas, dan mengurangi kemungkinan untuk salah
penafsiran. Penggunaan flowchart dalam dunia pemrograman juga merupakan cara
yang bagus untuk menghubungkan antara kebutuhan teknis dan non-teknis.

II.6.4.1. Fungsi Flowchart


Fungsi utama dari flowchart adalah memberi gambaran jalannya sebuah
program dari satu proses ke proses lainnya. Sehingga, alur program menjadi mudah
dipahami oleh semua orang. Selain itu, fungsi lain dari flowchart adalah untuk
menyederhanakan rangkaian prosedur agar memudahkan pemahaman terhadap
informasi tersebut.

II.6.4.2. Jenis Flowchart


Flowchart sendiri terdiri dari lima jenis, masing-masing jenis memiliki
karakteristik dalam penggunaanya. Berikut adalah jenis-jenisnya:
1. Flowchart Dokumen
flowchart dokumen (document flowchart) atau bisa juga disebut
dengan paperwork flowchart. Flowchart dokumen berfungsi untuk menelusuri
alur form dari satu bagian ke bagian yang lain, termasuk bagaimana laporan
diproses, dicatat, dan disimpan.
2. Flowchart Program
Flowchart ini menggambarkan secara rinci prosedur dari proses program.
Flowchart program terdiri dari dua macam, antara lain: flowchart logika
17

program (program logic flowchart) dan flowchart program komputer terinci


(detailed computer program flowchart).
3. Flowchart Proses
Flowchart proses adalah cara penggambaran rekayasa industrial dengan cara
merinci dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur
atau sistem.
4. Flowchart System
Flowchart sistem adalah flowchart yang menampilkan tahapan atau proses kerja
yang sedang berlangsung di dalam sistem secara menyeluruh. Selain itu
flowchart sistem juga menguraikan urutan dari setiap prosedur yang ada di
dalam sistem.
5. Flowchart Skematik
Flowchart ini menampilkan alur prosedur suatu sistem, hampir sama dengan
flowchart sistem. Namun, ada perbedaan dalam penggunaan simbol-simbol
dalam menggambarkan alur. Selain simbol-simbol, flowchart skematik juga
menggunakan gambar-gambar komputer serta peralatan lainnya untuk
mempermudah dalam pembacaan flowchart untuk orang awam.

II.6.4.3. Simbol Flowchart


Pada dasarnya simbol-simbol dalam flowchart memiliki arti yang berbeda-
beda. Berikut adalah simbol-simbol yang sering digunakan dalam proses
pembuatan flowchart. Simbol simbol flowchart dapat dilihat pada Tabel II.2
Tabel II. 4 Simbol Flowchart

Nama Simbol Keterangan


Dokumen Sebuah dokumen atau laporan. dokumen dapat
dibuat dengan tangan atau cetak oleh komputer.

Pemrosesan Sebuah fungsi pemrosesan yang dilaksanakan


Komputer oleh komputer, biasanya menghasilkan data atau
informasi.
18

Nama Simbol Keterangan


Keying Menunjukan pemasukan data kedalam
(typing komputer melalui online terminal atau
verifying) perangkat terminal input/output.

Arsip Arsip dokumen disimpan dan diambil secara


manual. Huruf didalamnya menunjukan cara
pengurutan arsip.

Arus Arah arus dokumen atau pemrosesan; arus


Dokumen/ normal adalah kekanan atau kebawah.
Pemrosesan
Penghubung Menghubungkan bagian alir pada halaman yang
Dalam sama. Simbol ini digunakan untuk menghindari
Sebuah terlalu banyak anak panah yang saling
Halaman melintang.
Penghubung Menghubungkan bagian alir pada halaman
Pada yang berbeda. Simbol ini digunakan untuk
Halaman menghindari terlalu banyak anak panah yang
Berbeda saling melintang.

Terminal Digunakan untuk memulai, mengakhiri atau


titik henti dalam sebuah proses atau program.

Keputusan Sebuah tahap pembuatan keputusan; digunakan


dalam bagan alir program komputer untuk
menunjukan cabang bagi alternatif cara.
Anotasi Tambahan penjelasan deskriptif atau
keterangan, atau catatan sebagai klasifikasi.

Operasi Menunjukan proses yang dikerjakan secara


Manual manual

Catatan Digunakan untuk menggambarkan catatan


akuntansi yang digunakan untuk mencatat data
19

yang direkam sebelumnya dalam dokumen atau


formulir.
Penyimpanan Menunjukan akses langsung perangkat
/Storage peyimpanan.

II.7. PHP (Hypertext Preprocessor)


PHP adalah singkatan dari “PHP: Hypertext Prepocessor”, yaitu bahasa
pemrograman disisi server yang digunakan secara luas untuk penanganan
pembuatan dan pengembangan sebuah situs web dan bisa digunakan bersamaan
dengan HTML. Ketika Anda mengakses sebuah URL, maka web browser akan
melakukan request ke sebuah web server.

II.7.1. Sejarah PHP (Hypertext Preprocessor)


Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal Home Page (Situs
personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada
waktu itu PHP masih bernama Form Interpreted (FI), yang wujudnya berupa
sekumpulan skrip yang digunakan untuk mengolah data formulir dari web.
Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum dan
menamakannya PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber ini menjadi sumber
terbuka, maka banyak pemrogram yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP.
Pada November 1997, dirilis PHP/FI 2.0. Pada rilis ini, interpreter PHP
sudah diimplementasikan dalam program C. Dalam rilis ini disertakan juga modul-
modul ekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara signifikan.
Pada tahun 1997, sebuah perusahaan bernama Zend menulis ulang
interpreter PHP menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih cepat. Kemudian pada
Juni 1998, perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk PHP dan meresmikan
rilis tersebut sebagai PHP 3.0 dan singkatan PHP diubah menjadi akronim berulang
PHP: Hypertext Preprocessing.
20

Pada pertengahan tahun 1999, Zend merilis interpreter PHP baru dan rilis
tersebut dikenal dengan PHP 4.0. PHP 4.0 adalah versi PHP yang paling banyak
dipakai pada awal abad ke-21. Versi ini banyak dipakai disebabkan kemampuannya
untuk membangun aplikasi web kompleks tetapi tetap memiliki kecepatan dan
stabilitas yang tinggi.
Pada Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi ini, inti dari interpreter
PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga memasukkan model pemrograman
berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan bahasa
pemrograman ke arah paradigma berorientasi objek. Server web bawaan
ditambahkan pada versi 5.4 untuk mempermudah pengembang menjalankan kode
PHP tanpa menginstall software server.
Versi terbaru dan stabil dari bahasa pemograman PHP saat ini adalah versi
7.0.16 dan 7.1.2 yang resmi dirilis pada tanggal 17 Februari 2017.

II.7.2. Kelebihan PHP (Hypertext Preprocessor)


PHP adalah bahasa pemrograman yang umumnya digunakan untuk
membangun aplikasi berbasis web. Ditemukan oleh Rasmus Lerdorf pada tahun
1994, PHP menjadi bahasa pemrograman yang masyhur di kalangan pengembang
web (web developer). Bahkan penguasaan bahasa PHP seakan menjadi syarat
“wajib” untuk menjadi seorang pengembang web sampai sekarang.
Berikut adalah kelebihan dari PHP (Hypertext Preprocessor):
1. Memiliki komunitas yang besar
Hampir semua pengembang web mengetahui bahasa PHP. Banyak sekali
situs web (website) yang dibangun dengan bahasa pemrograman ini. Bahkan situs-
situs besar seperti Facebook, Yahoo, Wikipedia, WordPress dibangun
menggunakan PHP. Forum yang membahas tentang PHP bertebaran di dunia maya.
Demikian juga, hampir semua perguruan tinggi di bidang teknologi informasi
mengajarkan PHP sebagai bahasa pemrograman awal kepada mahasiswanya. Ini
menggambarkan betapa besarnya komunitas pengguna PHP di seluruh dunia.
21

2. Lintas platform (cross-platform)


PHP adalah bahasa yang bersifat lintas platform. Aplikasi web berbasis PHP
dapat berjalan di OS apa saja seperti Mac, UNIX, Linux, Windows, Android,
Chrome OS, dll. Ini membuat para pengembangnya lebih fleksibel dalam
membangun aplikasi karena hampir semua pengguna, dengan berbagai gawai
(gadget) yang mereka miliki, bisa menggunakan aplikasi mereka.
3. Sangat mudah dipelajari
PHP mudah dipasang dan dikonfigurasi. PHP terbukti sebagai bahasa
pemrograman yang mudah dipelajari bagi seseorang yang baru memulai belajar
pengembangan web karena sintaksisnya sederhana dan mudah dipahami. Selain itu,
tutorial untuk memulai belajar pemrograman PHP dapat diperoleh dengan mudah
secara online maupun offline
4. Open source
PHP dapat diakses oleh semua orang secara terbuka dan gratis tanpa perlu
registrasi atau pendaftaran. Anda juga dapat mengunduh kode sumbernya (source
code) dan mendapatkannya dengan gratis.
5. Pemeliharaan yang mudah
Ketika web yang menggunakan PHP berjalan, pengembang dapat dengan
mudah melakukan update jika diperlukan. Karena sifat PHP yang merupakan
suatu interpreter, aplikasi web yang dibuat dengan menggunakan PHP dapat
dengan mudah di-update dan di-upgrade tanpa harus melakukan kompilasi ulang
kode sumbernya. Berbeda sekali dengan bahasa pemrograman lain yang
membutuhkan kompilasi ulang jika melakukan upgrade versi dari bahasa
pemrograman. PHP juga dapat berjalan pada berbagai macam web server seperti
apache, nginx, dan IIS.
6. Perkembangan pesat
Karena sifat PHP yang open source, banyak sekali bermunculan platform
aplikasi web open source besar yang menggunakan PHP, seperti Prestashop,
WordPress, Drupal. Hal ini menjadi keunggulan yang sangat besar bagi orang yang
menguasai pemrograman PHP.
22

II.7.3. Kekurangan PHP (Hypertext Preprocessor)


Berikut adalah kekurangan dari PHP (Hypertext Preprocessor):
1. Mudah dibajak
Karena sifat PHP yang merupakan interpreter, kode sumber dari aplikasi
PHP dapat dengan mudah dimodifikasi dan diubah fungsinya. Hal ini membuat
PHP tidak cocok untuk digunakan mengembangkan aplikasi jika pemilik aplikasi
memiliki kode sumber yang ingin dijaga kerahasiaannya. Meskipun ada cara untuk
mengamankan kode sumber PHP dengan melakukan encoding pada kode sumber
menggunakan tools seperti Zend Guard, IonCube, phpShield, atau semisalnya,
cara-cara ini juga dianggap belum begitu aman dan masih dapat diretas.
2. Performa kurang baik
Sebenarnya, PHP termasuk bahasa pemrograman yang scalable dan efisien
seperti Java atau ASP. Namun, masalah biasanya datang ketika bicara
tentang database. PHP belum memiliki metode pengiriman dan penyimpanan data
yang efisien. Data harus selalu ditarik dari database setiap kali dibutuhkan. Jika ini
terjadi pada aplikasi web dengan traffic tinggi, bisa dibayangkan bagaimana load
server akan terbebani. PHP juga mungkin tidak secepat bahasa server-side yang di-
compile, tetapi secara umum masih cukup cepat.
3. Penanganan error yang kurang baik
Anda mungkin akan menemukan beberapa bug pada aplikasi PHP Anda
yang tidak terlihat letak kesalahannya, sehingga mungkin akan sedikit menyulitkan
Anda untuk memperbaikinya.
4. Bukan OOP murni
OOP adalah singkatan dari object-oriented programming atau sering juga
disebut dengan pemograman berorientasi objek. PHP tidak menerapkan
pemrograman berorientasi objek yang murni, tidak seperti Java. Artinya, di PHP
dapat memilih antara membangun aplikasi dengan OOP atau pun tidak. Bahkan
terkadang, kita dapat menggabungkan metode OOP dan non-OOP ketika
membangun aplikasi dengan PHP.
23

Ringkasnya, OOP hanya salah satu fitur di PHP yang bisa digunakan
ataupun tidak. Tentu ini suatu kekurangan karena OOP akan membentuk pola pikir
pengembang agar membangun aplikasi dengan lebih sistematis dan terstruktur.

II.7.4. Aturan Penulisan Kode PHP (Hypertext Preprocessor)


Dalam penulisan aturan kode PHP, kode PHP akan disisipkan diantara kode
HTML. PHP dan HTML akan sama sama dituliskan dalam teks biasa. Kode PHP
PHP akan menampilkan sebuah halaman yang berisi kata kata dan tampilan tersebut
akan berada disela sela kode kode dalam sebuah HTML yang berekstensi.php
bukan.html seperti biasanya. Penulisan kode PHP dapat di lihat sebagai berikut
<html>
<head>
<title>Halaman PHP pertamaku</title>
</head>
<?php
print(" ")
?>
<body>
<html>

II.8. MySQL
MySQL adalah Sebuah program database server yang mampu menerima
dan mengirimkan datanya sangat cepat, multi user serta menggunakan peintah dasar
SQL ( Structured Query Language ). MySQL merupakan dua bentuk lisensi, yaitu
FreeSoftware dan Shareware. MySQL yang biasa kita gunakan adalah MySQL
FreeSoftware yang berada dibawah Lisensi GNU/GPL ( General Public License ).
MySQL Merupakan sebuah database server yang free, artinya kita bebas
menggunakan database ini untuk keperluan pribadi atau usaha tanpa harus membeli
atau membayar lisensinya. MySQL pertama kali dirintis oleh seorang programmer
database bernama Michael Widenius . Selain database server, MySQl juga
merupakan program yang dapat mengakses suatu database MySQL yang berposisi
24

sebagai Server, yang berarti program kita berposisi sebagai Client. Jadi MySQL
adalah sebuah database yang dapat digunakan sebagai Client mupun server.
Database MySQL merupakan suatu perangkat lunak database yang
berbentuk database relasional atau disebut Relational Database Management
System (RDBMS) yang menggunakan suatu bahasa permintaan yang bernama SQL
(Structured Query Language ).

II.8.1. Sejarah MySQL


MySQL adalah pengembangan lanjutan dari proyek UNIREG yang
dikerjakan oleh Michael Monty Widenius dan TcX (perusahaan perangkat lunak
asal Swedia).Sayangnya, UNIREG belum terlalu kompatibel dengan database
dinamis yang dipakai di website. TcX kemudian mencari alternatif lain dan
menemukan perangkat lunak yang dikembangkan oleh David Hughes, yaitu
miniSQL atau mSQL. Namun, ditemukan masalah lagi karena mSQL tidak
mendukung indexing sehingga belum sesuai dengan kebutuhan TcX.Pada akhirnya
muncul kerjasama antara pengembang UNIREG (Michael Monty Widenius),
mSQL (David Hughes), dan TcX. Kerjasama ini bertujuan untuk mengembangkan
sistem database yang baru, dan pada 1995 dirilislah MySQL seperti yang dikenal
saat ini. Saat ini pengembangan MySQL berada di bawah Oracle.
Setelah mempelajari pengertian MySQL dan sejarahnya, ada baiknya jika
Anda juga mengetahui kelebihan dan kekurangannya juga. Meskipun menjadi
database yang cukup populer, MySQL tentu mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangan dibandingkan dengan database server lainnya. Salah satu kekurangan
MySQL adalah performanya turun di saat beberapa database manajemen sistem
mampu bekerja baik pada pengelolaan database yang besar .
25

II.8.2. Kelebihan MySQL


MySQL mempunyai beberapa kelebihan yang bisa Anda manfaatkan untuk
mengembangkan perangkat lunak yang andal seperti:
1. Mendukung Integrasi Dengan Bahasa Pemrograman Lain.
Website atau perangkat lunak terkadang dikembangkan dengan menggunakan
berbagai macam bahasa pemrograman, jadi Anda tidak perlu khawatir jika
menggunakan MySQL. Maka dari itu, MySQL bisa membantu Anda untuk
mengembangkan perangkat lunak yang lebih efektif dan tentu saja lebih mudah
dengan integrasi antara bahasa pemrograman.
2. Tidak Membutuhkan RAM Besar.
MySQL dapat dipasang pada server dengan spesifikasi kecil. Jadi tidak perlu
khawatir jika Anda hanya mempunyai server dengan kapasitas 1 GB karena
Anda masih bisa menggunakan MySQL sebagai database Anda.
3. Mendukung Multi User.
MySQL dapat dipakai oleh beberapa user dalam waktu bersamaan tanpa
membuatnya crash atau berhenti bekerja. Ini dapat Anda manfaatkan ketika
mengerjakan proyek yang sifatnya tim sehingga seluruh tim dapat bekerja
dalam waktu bersamaan tanpa harus menunggu user lain selesai.
4. Bersifat Open Source
MySQL adalah sistem manajemen database gratis. Meskipun gratis, bukan
berarti database ini mempunyai kinerja buruk. Apalagi lisensi gratis yang
dipakai adalah GPL di bawah pengelolaan Oracle sehingga kualitasnya
termasuk baik. Selain itu, Anda juga tidak perlu khawatir jika terjadi masalah
karena banyak komunitas dan dokumentasi yang membahas soal MySQL.
5. Struktur Tabel yang Fleksibel.
MySQL mempunyai struktur tabel yang mudah dipakai dan fleksibel.
Contohnya saat MySQL memproses ALTER TABLE dan lain sebagainya. Jika
dibandingkan dengan database lain seperti Oracle dan PostgreSQL, MySQL
tergolong lebih mudah.
26

6. Tipe Data yang Bervariasi.


Kelebihan lain dari MySQL adalah mendukung berbagai macam data yang bisa
Anda gunakan di MySQL. Contohnya float, integer, date, char, text, timestamp,
double, dan lain sebagainya. Jadi manajemen database sistem ini sangat
membantu Anda untuk mengembangkan perangkat lunak yang berguna untuk
pengelolaan database di server.
7. Keamanan yang Terjamin
Open source bukan berarti MySQL menyediakan keamanan yang buruk. Malah
sebaliknya, MySQL mempunyai fitur keamanan yang cukup apik. Ada
beberapa lapisan keamanan yang diterapkan oleh MySQL, seperti level nama
host, dan subnetmask. Selain itu MySQL juga dapat mengatur hak akses user
dengan enkripsi password tingkat tinggi.

II.8.3. Kekurangan MySQL


Sayangnya, meskipun memiliki segudang kelebihan, masih ada beberapa
kelemahan yang dimiliki oleh MySQL sehingga Anda perlu
mempertimbangkannya juga sebelum memakainya.
1. Kurang Cocok untuk Aplikasi Game dan Mobile
Anda yang ingin mengembangkan aplikasi game atau perangkat mobile ada
baiknya jika mempertimbangkan lagi jika ingin menggunakan MySQL.
Kebanyakan pengembang game maupun aplikasi mobile tidak
menggunakannya karena memang database manajemen sistem ini masih
kurang bagus dipakai untuk sistem aplikasi tersebut.
2. Sulit Mengelola Database yang Besar
Jika Anda ingin mengembangkan aplikasi atau sistem di perusahaan dengan
database yang cukup besar, ada baiknya jika menggunakan database
manajemen sistem selain MySQL. MySQL dikembangkan supaya ramah
dengan perangkat yang mempunyai spesifikasi rendah, itulah mengapa
MySQL tidak memiliki fitur yang lengkap seperti aplikasi lainnya
27

3. Technical Support yang Kurang Bagus


Sifatnya yang open source terkadang membuat aplikasi tidak menyediakan
technical support yang memadai. Technical support MySQL diklaim kurang
bagus. Hal ini membuat pengguna kesulitan.
BAB III

ANALISA SISTEM DAN DESIGN SISTEM

III.1. Analisa Sistem


Dalam bab landasan teori telah dijelaskan tentang sistem pakar penanganan
penyakit ternak babi. Pada tahap analisis ini, penulis akan menggunakan metode
Certainty Factory yang merupakan suatu penalaran yang dimulai dari fakta-fakta
untuk mendapatkan suatu kesimpulan (Conclusion) dari fakta tersebut
Sedangkan metode Certainty Factor bertujuan untuk memprediksi nilai
ketidakpastian menjadi nilai kepatian melalui penalaran atas gejala-gejala yang
dialami dan dilengkapi jyga dengan saran-saran atau informasi yang diperlukan
sehubungan dengan hasil prediksi diagnosa terebut. Maka untuk menangani nilai-
nilai ketidakpastian dari gejala tersebut, maka digunakan metode ketidakpastian
(Certainty Factor)
Dari analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka penulis dapat
membangun sistem yang dapat melakukan diagnosa penyakit ternak Babi, dengan
cara memindahkan pengetahuan yang dimiliki seorang pakar kedalam sistem yang
di miliki oleh komputer.
Dalam mengembangkan sebuah sistem pakar, dibutuhkan pengetahuan
serta informasi yang jelas yang diperoleh dari berbagai sumber, yaitu dari seorang
pakar, serta dari berbagai sumber refensi tentang penyakit yang dialami oleh ternak
babi. Sehingga dapat memecahkan permasalahan yang tidak dapat dipecahkan oleh
seorang peternak, atau dapat memecahkan masalah dengan lebih efisien.
Oleh karena itu, ruang lingkup pembahasan tentang penyakit ternak babi
tidak akan menyimpang dari pengetahuan atau dari pengalaman seorang pakar.
Sistem yang akan dibangun adalah sebuah sistem pakar yang untuk mendiagnosa
penyakit ternak babi dengan menggunakan metode Certanty Factor. Aplikasi ini
bertujuan untuk membantu masyarakat peternak untuk dapat melalukan diagnosa
penyakit ternak babi serta cara penanganannya.

28
29

III.1.1. Arsitektur Sistem


Adapun penjelasan masing-masing dari komponen arsitektur sistem adalah
sebagai berikut :
1. User Interface (antarmuka pengguna)
User interface merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan
sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari
pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh
sistem.
2. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan adalah sebuah basis data yang menyimpan aturan-aturan
tentang suatu domain knowledge/pengetahuan tertentu. Adapun
pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang didapat dari seorang
pakar maupun sumber pengetahuan dari yang lainnya, seperti buku maupun
dari jurnal-jurnal yang yang membahas tentang penyakit ternak babi dan
bagaimana cara menanganinya.

III.2. Analisa Masalah


Ternak babi merupakan salah satu komoditas bisnis yang telah berkembang
pesat dikalangan masyarakat luas, khususnya dikalangan kristiani. Bisnis ini
berkembang dikarenakan dagingnya yang banyak diminati masyarakat. Namun
untuk mendapatkan hasil dan daging yang bagus dan keuntungan yang besar
peternak harus lebih memperhatikan cara perawatan dan pemeliharaan ternak. Jika
tidak, babi tersebut akan mudah terserang oleh penyakit dan pasti akan merugikan
para peternak. Penyakit ternak babi dapat dilihat pada Tabel III.1.
Tabel III. 1 Penyakit Pada Ternak Babi

Kode Nama Penyakit


Penyakit
P1 Anemia (Kekurangan Darah)
P2 Agalactia
P3 Lumpuh/Pincang
P4 Hog Cholera
30

Kode Nama Penyakit


Penyakit
P5 Brucellosis (Keguguran Menular)
P6 Kudis (Scabies)
P7 Pneumonia (Penyakit Radang Paru-Paru)

Dalam dunia peternakan, khususnya peternak babi, para peternak tidak


asing lagi dengan yang namanya gejala dari penyakit ternak mereka. Jika ternak
terserang penyakit, maka yang akan kelihatan adalah gejala dari penyakit tersebut.
Gejala gejala penyakit ternak babi dapat dilihat pada Tabel III.2
Tabel III. 2 Gejala Penyakit Pada Ternak Babi

Kode Gejala
Gejala
G1 Pucat
G2 Diare (mencret)
G3 Pertumbuhan terganggu dan kekurangan berat badan
G4 Gejala pertama biasanya nampak 3 hari sesudah melahirkan
G5 Babi tak mau makan, air susu sedikit atau gagal sama sekali
G6 Dari vagina keluar nanah (pus) berwarna keputihan atau kekuning-
kuningan
G7 Anak babi mencret
G8 Kadang-kadang tidak diketahui sampai anak babi kelaparan
G9 Nafsu makan berkurang dan kehilangan berat badan
G10 Konstipasi, dan air kencing agak menjadi keruh
G11 Sering menunjukkan gejala dimana babi selalu
berbaring dan berteriak bila ditekan urat-urat sepanjang tulang
belakang
G12 Temperatur tubuh naik 104-1080F
G13 Nafsu makan hilang, sehingga tak mau makan tetapi minum cukup
banyak
G14 Pada tubuh bagian bawah (sekitar perut) berwarna merah keunguan
31

Kode Gejala
Gejala
G15 Seperti kedinginan yang menyebabkan babi berjejal-jejal atau saling
berimpitan
G16 Keguguran, anak mati didalam kandungan atau sangat lemah
G17 Pada jantan atau induk bisa steril yang sifatnya bisa sementara atau
permanen; kadang kadang lumpuh pada kaki belakang.
G18 Nafsu makan babi menurun, sehingga pertumbuhan kurang normal
G19 Timbul suatu goresan yang gatal, karena kutu menembus kulit
G20 Menyisir tubuh
G21 Batuk-batuk, pernapasan berbunyi dan terengah-engah, pernapasan
cepat dan dangkal
G22 Kaki nampak terbuka lebar
G23 Nafsu makan hilang
G24 Temperatur tubuh tinggi, moncong dan hidung panas serta kering
G25 Kulit dan bulu kasar, kering

Pada tabel diatas dijelaskan bahwa jika ternak terkena penyakit, maka yang
akan kelihatan adalah gejala. Dibawah ini adalah beberapa saran pengobatan atau
penanggulangan dari gejala penyakit tersebut. Saran dari gejala penyakit tersebut
dapat dilihat pada Tabel III.3.

Tabel III. 3 Saran Pengobatan Penyakit Ternak Babi

Kode Saran
S1 Babi bunting diberi makanan tambahan mineral yang banyak
mengandung zat besi dan tembaga
S2 Anak babi bisa diberi zat besi dan tembaga dengan jalan injeksi:
misalnya pigdex, dengan dosis: untuk anak babi umur 2 - 4 hari 1cc /
ekor (tindakan pencegahan), umur 5 - 28 hari 1-2 cc / ekor dengan
cara injeksi intramuscular dibagian pantat (untuk tindakan
penyembuhan)
32

Kode Saran
S3 Makanan baik, dan kebersihan harus terjamin
S4 Untuk menghindarkan konstipasi, babi bisa diberi obat peluncur, atau
cairan gula (gula tebu) 6-10%, pada ransum, garam inggris
S5 Pengobatan dengan injeksi antibiotik (penicilin, penstrep, terramycin,
sulmet)
S6 Untuk menstimulir air susu bisa diberi suntikan dengan Oxytocin 5-
10 I.U dan 25 mg stillbestrol
S7 Peristiwa ini akan menimpa semua anak babi yang melahirkan . oleh
karena itu anak babi harus diberi susu extra
S8 Ransum harus baik, lebih-lebih vitamin A dan D haris cukup
S9 Kandang bersih, hangat dan kering
S10 Pengobatan dengan penicilin injeksi dan sulfa
S11 Vaksinasi dengan Serum Anti Cholera Babi atau Rovac Hog Cholera.
Sesudah babi berumur 6 minggu, diulangi setahun sekali. Babi-babi
dara atau induk sebaiknya 3 minggu sebelum dikawinkan, sedangkan
pejantan bisa sewaktu-waktu.
S12 Sanitasi
S13 Belilah bibit yang bebas dari penyakit Brucellosis
S14 Vaksinasi
S15 Obat belum diketemukan
S16 Ternak yang sakit harus diisolasi, supaya tak menular kepada yang
lain

Untuk mendapatkan nilai dari metode Certainty Factor maka dilakukan


penelitian langsung atau menanyakan langsung kepada seorang pakar, berapa
persen nilai kepercayaan dari seorang pakar terhadap gejala gejala yang tampak dari
penyakit ternak tersebut. Nilai kepercayaan dari seorang pakar dapat dilihat pada
Tabel III.4.
33

Tabel III. 4 Nilai yang didapat dari Pakar

Nama Gejala Penyakit MB MD


Penyakit (Kepas (Ketidak
tian) pastian)
Pucat
1 0
ANEMIA Diare (mencret) 1 0
(Kekurangan
Darah) Pertumbuhan terganggu dan
kekurangan berat badan 1 0
Gejala pertama biasanya
nampak 3 hari sesudah 1 0
melahirkan
Babi tak mau makan, air susu
sedikit atau gagal sama sekali 1 0
Dari vagina keluar nanah (pus)
AGALACTIA berwarna keputihan atau 0,8 0,2
kekuningkuningan
Anak babi mencret 1 0
Kadang-kadang tidak diketahui
sampai anak babi kelaparan 0 1
Nafsu makan berkurang dan 0,6 0,4
LUMPUH/ kehilangan berat badan
PINCANG Konstipasi, dan air kencing agak 0 1
menjadi keruh
34

Nama MB MD
Penyakit Gejala Penyakit (Kepas (Ketidak
tian) pastian)
Sering menunjukkan gejala
dimana babi selalu berbaring 1 0
dan berteriak bila ditekan urat-
urat sepanjang tulang belakang
Temperatur tubuh naik 104- 1 0
1080F
Nafsu makan hilang,Sehi-
ngga tak mau makan tetapi 1 0
minum cukup banyak
HOG CHOLERA Pada tubuh bagian bawah
(sekitar perut) berwarna merah 1 0
keunguan
Seperti kedinginan yang
menyebabkan babi saling 1 0
berhimpitan
Keguguran, anak mati didalam
kandungan atau sangat lemah 1 0

Pada jantan atau induk bisa steril


yang sifatnya bisa sementara
BRUCELLOSIS atau permanen; kadang kadang 0,6 0,4
(Keguguran lumpuh pada kaki belakang,
Menular) jantan ada gejala radang testis
35

Nafsu makan babi menurun,


sehingga pertumbuhan kurang 1 0
normal
Timbul suatu goresan yang
SCABIES gatal, karena kutu menembus 1 0
(Kudis) kulit
Menggosok tubuh ke dinding 1 0
Batuk-batuk, pernapasan
berbunyi dan terengah-engah, 1 0
pernapasan cepat dan dangkal
Kaki nampak terbuka lebar 0,2 0,8
PNEUMONIA Nafsu makan hilang 0,6 0,4
(Penyakit Temperatur tubuh tinggi,
Radang moncong dan hidung panas serta 0,4 0,6
ParuParu) kering
Kulit dan bulu kasar, kering 0,4 0,6

III.3. Metode Certainty Factor

Certainty factor merupakan metode yang mendefinisikan ukuran kepastian


terhadap fakta atau aturan untuk menggambarkan keyakinan seorang pakar
terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Metode Certainty Factor atau faktor kepastian merupakan ukuran
kepastian terhadap suatu fakta atau aturan. Faktor kepastian (Certainty
Factor) yang diisikan oleh pakar bersama aturan dalam kepercayaan pakar terhadap
hubungan antara antecedent dan consequent pada aturan kaidah produksi faktor
kepastian yang diisikan oleh pengguna untuk menunjukkan besarnya kepercayaan
terhadap keberadaan masing-masing elemen dalam antecedent.
Metode Certainty Factor atau faktor kepastian diperkenalkan pertama kali
pada tahun 1975 oleh shortliffe buchanan. Certainty factor adalah suatu metode
untuk membuktikan apakah suatu fakta itu pasti ataukah tidak pasti. Notasi Metode
Certainty Factor (CF) didefinisikan sebagai berikut:
36

CF (h,e) = MB (h,e,) – MD (h,e)


dimana:
CF (h,e) : Factor kepastian
MB(h,e) : Ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan
evidence e (antara 0 dan 1).
MD(h,e) : Ukuran ketidakpercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan
evidence e (antara 0 dan 1).
h : Hipotesis
e : Peristiwa atau fakta (Evidence)
Dengan kombinasi aturan sebagai berikut :
CF (H,e) = CF (E,e) * CF(H,E)
Dimana:
CF (E,e) : Certainty Factor evidence E yang dipengaruhi oleh evidence e
CF (H,E) : Certainty Factor hipotesis yang asumsi evidence diketahui dengan
Pasti, yaituketika CF (H,e) = 1
CF (H,e) : Certainty Factor hipotesis yang dipengaruhi oleh evidence e

Dengan menggali hasil penelitian dan wawancara dengan seorang pakar, nilai
CF (Rule) didapat dari nilai interpretasi dari pakar menjadi nilai CF tertentu.
Interpretasi nilai CF dapat di lihat pada tabel Tabel III.5
Tabel III. 5 Interpretasi Nilai Certainty Factor (CF)

Certainty Term Nilai CF


Tidak 0
Tidak Tahu 0,2
Mungkin 0,4
Kemungkinan Besar 0,6
Hampir Pasti 0,8
Pasti 1,0
(sumber : Turban dan Frenzel, 1992)
37

III.3.1. Proses Hitung Manual Atau Implementasi Metode Certainty Factor


(CF)
Pada proses diagnosa, user atau pengguna diberikan pilihan interpretasi
yang masing-masing memiliki nilai CF sebagai berikut : Contoh kasus pertama
pada gejala utama penyakit ternak babi, dapat di lihat pada Tabel III.6.
Tabel III. 6 Proses Hitung Manual Metode Certanty Factor

Penyakit Gejala Penyakit Nilai Nilai


MB MD
Batuk-batuk, pernapasan berbunyi dan
terengah-engah, pernapasan cepat dan 1 0
dangkal
Pneumonia Kaki tampak terbuka lebar 0,2 0,8
(Radang Paru- Nafsu makan hilang 0,6 0,4
Paru) Temperatur tubuh tinggi, moncong dan
hitung panas serta kering 0,4 0,6
Kulit dan bulu kasar dan kering 0,4 0,6

CF[H,E]1 = CF [H]1 * CF[E]1


=1*0
=0

CF[H,E]2 = CF [H]2 * CF[E]2


= 0,2 * 0,8
= 0,16

CF[H,E]3 = CF [H]3 * CF[E]3


= 0,6 * 0,4
= 0,24

CF[H,E]4 = CF [H]4 * CF[E]4


= 0,4 * 0,6
= 0,24
CF[H,E]5 = CF [H]5 * CF[E]5
= 0,4 * 0,6
= 0,24
38

Langkah selanjutnya adalah melakukan kombinasi untuk mendapatkan hasil


diagnosa, yaitu sebagai berikut:
CFcombine CF [H,E]1,2 = CF[H,E]1 + CF[H,E]2 * (1-CF[H,E]1]
= 0 + 0,16 * (1-0,16)
= 0,16 + 0,84
= 1old
CFcombine CF [H,E]old,3 = CF[H,E]old + CF[H,E]3 * (1-CF[H,E]old]
= 1 + 0,24 * (1-1)
= 1old 2
CFcombine CF [H,E]old 2, 4 = CF[H,E]old 2 + CF[H,E]4 * (1-CF[H,E]old 2]
= 1 + 0,24 * (1-1)
= 1old 3
CFcombine CF [H,E]old 3, 5 = CF[H,E]old 3 + CF[H,E]5 * (1-CF[H,E]old 3]
= 1 + 0,24 * (1-1)
= 1old 4
Setelah melakukan kombinasi, langkah terakhir adalah melakukan perkalian
dengan 100% untuk mendapatkan akurasi diagnosa.

CF[H,E]old 4 * 100% = 1 * 100%


= 100%

Hasil akhir dari perhitungan untuk penyakit Pneumonia (radang paru-paru)


adalah 100 % atau PASTI penyakit PNEUMONIA. Dengan demikian, maka dapat
disimpulkan bahwa dengan gejala diatas PASTI penyakit PNEUMONIA (radang
paru-paru) pada hewan ternak Babi.
39

Hasil dari perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel III.7.


Tabel III. 7 Hasil akhir perhitungan

No Gejala Kemungkinan terserang


1 Batuk-batuk, pernapasan berbunyi dan
terengah-engah, pernapasan cepat dan
dangkal
2 Kaki nampak terbuka lebar 100 %
3 Nafsu makan hilang
4 Temperatur tubuh tinggi, moncong dan (PASTI)
hidung panas serta kering
5 Kulit dan bulu kasar, kering

III.4. Perancangan Sistem

Berdasarkan dari analisis dan pengembangan yang telah dilakukan maka


dapat diketahui apa saja yang akan menjadi input dan output, serta metode yang
akan digunakan dalam sistem, serta user interface, sehingga sistem yang akan
dibangun sesuai dengan yang diharapkan. Perancangan sistem pakar ini dibuat
menjadi beberapa subsistem yaitu :
1. Perancangan Use Case Diagram
2. Perancangan Actyvity Diagram

III.4.1. Use Case Diagram


Use case diagram adalah satu dari berbagai jenis diagram UML (Unified
Modelling Language) yang menggambarkan hubungan interaksi antara sistem dan
aktor. Use Case dapat mendeskripsikan tipe interaksi antara si pengguna sistem
dengan sistemnya. Pada perancangan ini terdapat dua aktor use case yaitu :
1. Admin, merupakan pihak yang betanggung jawab penuh terhadap berjalannya
dari sistem, mengelola data penyakit, data user, keloja gejala, kelola nilai dari
pakar, dan untuk membuat hasil laporan.
2. User, merupakan pihakyang melihat hasil dari laporan yang di buat oleh admin
40

Gambar III.1. merupakan use case dari aplikasi sistem pakar penanganan penyakit
ternak babi yang akan dibangun dengan menggunakan metode Certainty Factor

Gambar III. 1 Use Case Diagram

III.4.2. Activity Diagram


Activity diagram, dalam bahasa Indonesia diagram aktivitas, yaitu diagram
yang dapat memodelkan proses-proses yang terjadi pada sebuah sistem. Runtutan
proses dari suatu sistem digambarkan secara vertikal. Activity diagram merupakan
pengembangan dari Use Case yang memiliki alur aktivitas.
Pada activity diagram ini di jelaskan bahwa seorang user akan melakukan
proses diagnosa yang diawali dengan masuk menu konsultasi dan diakhiri dengan
menerima hasil dari diagnosa tersebut. Pada gambar III.2. dapat dilihat diagram
activity dari seorang user
41

Gambar III. 2 Activity Diagram


III.5. Perancangan Flowchart
Flowchart atau bagan alur adalah diagram yang menampilkan langkah-
langkah dan keputusan untuk melakukan sebuah proses dari suatu program. Setiap
langkah digambarkan dalam bentuk diagram dan dihubungkan dengan garis atau
arah panah.
Flowchart berperan penting dalam memutuskan sebuah langkah atau
fungsionalitas dari sebuah proyek pembuatan program yang melibatkan banyak
orang sekaligus. Selain itu dengan menggunakan bagan alur proses dari sebuah
program akan lebih jelas, ringkas, dan mengurangi kemungkinan untuk salah
42

penafsiran. Penggunaan flowchart dalam dunia pemrograman juga merupakan cara


yang bagus untuk menghubungkan antara kebutuhan teknis dan non-teknis

III.5.2. Flowchart Dalam Program


Flowchart dalam sistem pakar dapat dilihat pada gambar III.3

Gambar III. 3 Flowchart dalam program


43

III.6. Perancangan Database


Dalam perancangan sistem, harus membutuhkan database yang akan
menampung semua data yang akan dipakai dalam sistem. Berikut adalah rancangan
dari database sistem pakar menggunakan metode Certainty Factor.
1. Tabel User
Secara umum struktur yang digunakan pada tabel aplikasidapat dilihat pada
Tabel III.8.
Tabel III. 8 Tabel Aplikasi

No Nama field Tipe data Size Keterangan


1 id_aplikasi (PK) Int 10 id_aplikasi
2 nama_owner Varcahar 100 nama_owner
3 Alamat text - alamat
4 Telepon Varchar 50 telepon
5 Title Varchar 100 title
6 nama_aplikasi Varchar 100 nama_aplikasi
7 Logo Varchar 100 logo
8 copy_right Varchar 50 copy_right
9 Versi Varchar 20 versi
10 Tahun Year 4 tahun

2. Tabel Gejala
Secara umum struktur yang digunakan pada tabel gejala dapat dilihat pada
Tabel III.9.
Tabel III. 9 Tabel Gejala

No Nama field Type data Size Keterangan


1 id_gejala (PK) Int 10 id_gejala
2 kode_gejala Varchar 100 kode_gejala
3 nama_gejala Varchar 200 nama_gejala
4 created_at timestamp - created_at
5 update_at timestamp - update_at
44

3. Tabel Pengetahuan
Secara umum struktur yang digunakan pada tabel pengetahuan dapat dilihat
pada Tabel III.10.
Tabel III. 10 Tabel Pengetahuan

No Nama field Type data Size Keterangan


1 id_pengetahuan(PK) int 10 id_pengetahuan
2 id_penyakit int 10 id_penyakit
3 id_gejala int 10 id_gejala
4 nilai_mb double - nilai_mb
5 nilai_md double - nilai_md
6 cf_rule double - cf_rule
7 created_at timestamp - created_at
8 update_at timestamp - update_at

4. Tabel Penyakit
Secara umum struktur yang digunakan pada tabel saran dapat dilihat pada
Tabel III.11.
Tabel III. 11 Tabel Penyakit

No Nama field Type data Size Keterangan


1 id_penyakit (PK) int 11 id_penyakit
2 kode_penyakit int 5 kode_penyakit
3 nama_penyakit varchar 255 nama_penyakit
4 detail_penyakit longtext - detail_penyakit
5 saran_penyakit longtext - saran_penyakit
6 created_at timestamp - created_at
7 updated_at timestamp - updated_at
45

5. Tabel Riwayat Diagnosa


Secara umum struktur yang digunakan pada tabel riwayat diagnosa dapat
dilihat pada Tabel III.12.
Tabel III. 12 Tabel Riwayat Diagnosa

No Nama field Type data Size Keterangan


1 id_riwayat_diagnosa(PK) int 11 id_riwayat_diagnosa
2 id_user int 11 id_user
3 created_at timestamp - created_at

6. Tabel Riwayat Gejala Diagnosa


Secara umum struktur yang digunakan pada tabel riwayat gejala diagnosa
dapat dilihat pada Tabel III.13.
Tabel III. 13 Tabel Riwayat Gejala Diagnosa

No Nama field Type Size Keterangan


data
1 id_riwayat_gejala_diagnosa int 11 id_riwayat_gejala
(PK) diagnosa
2 id_riwayat_diagnosa int 11 id_riwayat_diagnosa
3 id_gejala int 11 id_gejala
4 nilai_cf double - nilai_cf

7. Tabel Riwayat Hasil Diagnosa


Secara umum struktur yang digunakan pada tabel riwayat gejala hasil
diagnosa dapat dilihat pada Tabel III.14.
Tabel III. 14 Tabel Riwayat Hasil Diagnosa

Type Size Keterangan


No Nama field data
1 id_riwayat_hasil_diagnosa int 11 id_riwayat_hasil
(PK) diagnose
2 id_riwayat_diagnosa int 11 id_riwayat_diagnosa
46

Type Size Keterangan


No Nama field data
3 id_penyakit int 11 id_penyakit
4 nilai_cf double nilai_cf

8. Tabel User
Secara umum struktur yang digunakan pada tabel user dapat dilihat pada Tabel
III.15.
Tabel III. 15 Tabel User

No Nama field Type data Size Keterangan


1 id_user (PK) int 4 id_user
2 nama varchar 45 nama
3 no_telp varchar 15 no_telp
4 email varchar 50 email
5 username varchar 15 username
6 password varchar 50 password
7 photo varchar 25 photo
8 id_level int 4 id_level
9 status enum - status

10 created_at timestamp - created_at


11 last_login_at timestamp - last_login_at

9. Tabel User Level


Secara umum struktur yang digunakan pada tabel user level dapat dilihat pada
Tabel III.16.
Tabel III. 16 Tabel User Level

No Nama field Type data Size Keterangan


1 id_level (PK) int 11 id_level (PK)
2 nama_level varchar 50 nama_level
3 created_at timestamp - created_at
47

No Nama field Type data Size Keterangan


4 updated_at timestmp - updated_at

III.6.1. RELASI ANTAR TABEL


Secara umum struktur relasi antar tabel dapat dilihat pada Gambar III.4.

Gambar III. 4 Relasi antar tabel


III.7. Perancangan User Interface
Perancangan antar muka (user interface) merupakan perancangan yang
dibuat sebelum proses program sistem pakar di bangun. Dengan perancangan yang
dibuat akan mempermudah dalam proses pembuatan sistem pakar. Adapun
perancangan antar muka dapat dilihat dibawah ini
48

1. Perancangan Menu Daftar Akun


Tampilan dari menu daftar akun user dapat dilihat pada Gambar III.5.

Gambar III. 5 Halaman Daftar Akun User


2. Perancangan Menu Log In User
Tampilan dari menu dashboard user dapat dilihat pada Gambar III.6.

Gambar III. 6 Halaman Log In User


49

3. Perancangan Menu Dashboard User


Tampilan dari menu dashboard user dapat dilihat pada Gambar III.7.

Gambar III. 7 halaman utama user


4. Perancangan Menu Diagnosa
Tampilan dari menu Diagnosa dapat dilihat pada Gambar III.8

Gambar III. 8 Menu diagnosa


50

5. Rancangan Menu Riwayat Diagnosa


Tampilan dari menu penyakit dapat dilihat pada Gambar III.9.

Gambar III. 9 Menu Diagnosa Penyakit


6. Rancangan Info Penyakit
Tampilan dari menu Penyakit dapat dilihat pada Gambar III.10

Gambar III. 10 Menu Info Penyakit


51

7. Perancangan Menu Pengaturan Akun User


Tampilan dari menu Pengaturan dapat dilihat pada Gambar III.11.

Gambar III. 11 Perancangan Menu Pengaturan Akun User


8. Perancangan Menu Log In Admin
Tampilan dari menu log in admin dapat dilihat pada Gambar III.12.

Gambar III. 12 Menu log in admin


52

9. Perancangan Menu Dashboard Admin


Tampilan dari menu dashboard admin dapat dilihat pada Gambar III.13.

Gambar III. 13 Menu tambah gejala


10. Perancangan Menu Data Penyakit
Tampilan dari menu data penyakit dapat dilihat pada Gambar III.14.

Gambar III. 14 Menu Data Penyakit


53

11. Perancangan Menu Data Gejala


Tampilan dari menu data penyakit dapat dilihat pada Gambar III.15.

Gambar III. 15 Menu Data Gejala


12. Perancangan Menu Data Pengetahuan
Tampilan dari menu data pengetahuan dapat dilihat pada Gambar III.16.

Gambar III. 16 Menu Data Pengetahuan


54

13. Perancangan Menu Riwayat Diagnosa


Tampilan dari menu riwayat diagnosa dapat dilihat pada Gambar III.17.

Gambar III. 17 Menu Riwayat Diagnosa


14. Perancangan Menu Pengaturan
Pada perancangan menu pengaturan terdapat tiga pilihan, menu pengaturan
akun, pengaturan user, dan aplikasi.
Tampilan dari menu pengaturan dapat dilihat pada Gambar III.18.

Gambar III. 18 Menu Pengaturan


BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

IV.1. Tampilan Antarmuka


Tampilan antarmuka merupakam pembahasan yang menampilkan semua tampilan
yang pada pada program atau aplikasi yang sudah selesai dikerjakan, di antaranya
adalah :
IV.1.1. Tampilan Menu
Pada tampilan menu terdapat beberapa menu halaman yang akan ditampilkan di
antaranya adalah :
1. Halaman LOG IN Admin
Menu halaman log in admin digunakan admin untuk log in kedalam sistem.
Menu LOG IN dapat dilihat pada Gambar IV.1

Gambar IV. 2 LOG IN Admin

55
56

2. Halaman Dashboard
Menu halaman dashboard ini merupakan tampilan utama pada saat sistem
dijalankan, dimana pada menu dashboard banyak terdapat pilihan menu lain
yang dapat digunakan untuk berpindah ke menu yang lainnya.
Menu dashboard dapat dilihat pada Gambar IV.2

Gambar IV. 3 Halaman Dashboard


3. Halaman Data Penyakit
Pada halaman data penyakit ini merupakan halaman yang berisikan tentang
data-data penyakit, detail penyakit, serta saran pencegahan penyakit tersebut.
Halaman data penyakit dapat dilihat pada Gambar IV.3.

Gambar IV. 4 Halaman Data penyakit


57

4. Halaman Data Gejala


Pada halaman data gejala ini merupakan halaman yang berisikan tentang gejala-
gejala dari ternak babi. Halaman data gejala dapat dilihat pada Gambar IV.4

Gambar IV. 5 Halaman Data Gejala


5. Halaman Data Pengetahuan
Pada halaman data gejala ini merupakan halaman yang berisikan tentang basis
pengetahuan dari seorang pakar. Halaman data pengetahuan dapat dilihat pada
Gambar IV.5.

Gambar IV. 6 Halaman Data Pengetahuan


58

6. Halaman Riwayat Diagnosa


Pada halaman riwayat Diagnosa ini merupakan halaman yang berisikan tentang
hasil diagnosa dari user serta tanggal dan waktu diagnosa. Halaman riwayat
diagnosa dapat dilihat pada Gambar IV.6.

Gambar IV. 7 Riwayat Diagnosa


7. Halaman Pengaturan
Pada halaman pengaturan terdapat tiga menu yaitu pengaturan akun, manajemen
user serta aplikasi. Halaman pengaturan dapat dilihat pada Gambar IV.7.

Gambar IV. 8 Halaman Pengaturan


59

8. Halaman Daftar Akun User


Menu halaman Daftar Akun User digunakan user untuk mendaftar akun untuk
masuk kedalam sistem. Menu daftar akun user dapat dilihat pada Gambar IV.8.

Gambar IV. 9 Halaman Daftar Akun User


9. Halaman LOG IN User
Menu halaman log in user digunakan user untuk log in kedalam sistem. Menu LOG
IN dapat dilihat pada Gambar IV.9.

Gambar IV. 9 Halaman LOG IN User


60

10. Halaman Dashboard User


Menu halaman dashboard user ini merupakan tampilan utama pada saat sistem
dijalankan, dimana pada menu dashboard banyak terdapat pilihan menu lain yang
dapat digunakan untuk berpindah ke menu yang lainnya. Menu dashboard user
dapat dilihat pada Gambar IV.10

Gambar IV. 10 Halaman Dashboard User


11. Halaman Diagnosa Pada User
Pada halaman diagnosa ini, user dapat melalukan diagnosa penyakit ternak mereka
dengan cara memilih kemungkinan-kemungkinan terserang penyakit yang telah
disediakan oleh sistem. Menu diagnosa user dapat dilihat pada Gambar IV.11.

Gambar IV. 11 Halaman Diagnosa Pada User


61

12. Halaman Riwayat Diagnosa


Pada halaman riwayat diagnosa user bisa melihat hasil dari yang mereka diagnosa
serta bisa melihat kemungkinan terkena penyakit lain dari hasil diagnosa mereka
serta bila mencetak hasil diagnosa. Menu riwayat diagnosa dapat dilihat pada
Gambar IV.12.

Gambar IV. 12 Halaman Riwayat Diagnosa


13. Halaman Info Penyakit
Pada halaman info penyakit, user dapat melihat penyakit yang ada pada sistem serta
user bisa melihat sdetail dari penyakit ternak mereka serta pencegahannya. Menu
info penyakit dapat dilihat pada Gambar IV.13.

Gambar IV. 13 Halaman Info Penyakit


62

14. Halaman Pengaturan


Pada halaman pengaturan user dapat mengubah informasi judul serta
melakukan reset password, dimana notifikasi reset pasword langung dikirim
ke nomor WhatsApp. Menu pengaturan dapat dilihat pada Gambar IV.14.

Gambar IV. 14 Halaman Pengaturan

IV.2. Pembahasan
Hasil perancangan perangkat lunak sistem pakar penanganan penyakit
ternak babi yang dibuat peneliti dapat kita gunakan dengan sangat mudah. Tampilan
pada sistem ini dapat berfungsi dan dapat digunakan oleh user dengan sangat
mudah. Didalam perancangan peranngkat lunak ini, sistem pakar ini diharapkan
dapat menjadi sangat penting bagi para pengguna, khususnya mereka yang punya
hewan ternak. Adapun tahap pembahasan dalam sistem ini terdiri dari pembahasan
interface, antara lain : form log in, form data gejala, data penyakit, dan riwayat
diagnosa.
63

IV.2.1.Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan dalam perancangan sistem pakar penanganan
penyakit ternak babi ini adalah :
1. Mengggunakan bahasa pemograman JavaScript
2. Menggunakan Sublime Text sebagai text editor/ VSCode
3. Menggunakan Web Browser Google Chrome
4. XAMPP ( APACHE, MYSQL, PHP)

IV.2.2.Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan sistem pakar ini
penanganan penyakit ternak babi ini adalah :
1. Prosesor intel(R) Core(TM) i5-4300U CPU @1.90GHz (4 CPUs),~2,5GHz
2. Memory (RAM) 4.00 GB (2767 GB Usable)
3. Hardisk 211 MB
BAB V

PENUTUP

Adapun beberapa kesimpulan dan saran dari peneliti selama melakukan


penelitian dan pembuatan sistem pakar ini adalah sebagai berikut :

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan diselesaikan melalui laporan
ini, maka terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem pakar ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyakit pada ternak
babi berdasarkan gejala-gejala ysng ada beserta saran pencegahannya.
2. Sistem pakar ini sebagai alat bantu untuk para peternak untuk melakukan
diagnosa serta pencegahan pertama penyakit hewan ternak mereka.
3. Aplikasi sistem pakar ini dirancang beserta dengan outputnya yaitu berupa
saran pencegahan pada hewan ternak babi.

V.2. Saran
Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan diselesaikan melalui laporan
ini, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut :
1. Pengetahuan sistem pakar penanganan penyakit ternak babi ini dapat semakin
diperkaya dengan penambahan kompleksitas gejala yang yang diberikan, agar
dapat memberikan penjelasan informasi ruang lingkup sistem lebih lanjut.
2. Adanya pengembangan ruang lingkup sistem lebih lanjut.
3. Dalam pengembangan sistem pakar ini, diharapkan adanya pengembangan
sumber informasi yang diperlukan untuk membantu melakukan identifikasi
penyakit ternak babi yang dapat dijadikan media yang tepat bagi penggunanya.
4. Menggunakan bahasa pemograman yang lain, dalam arti tidak terpaku pada
bahasa pemograman PHP saja, namun selanjutnya aplikasi ini dapat
dikembangkan dengan mobile dan terhubung ke internet agar peternak bisa
mengakses sistem.
5. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi penyakit
yang lebih banyak lagi, sehingga sistem ini menjadi lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Chandra,S.,Yunus,Y., And Sumijan.2020. Sistem Pakar Menggunakan Metode


Certainty Factor Untuk Estetika Kulit Wanita Dalam Menjaga Kesehatan,
Jurnal Informasi Dan Teknologi,2.4:5.
Kiki,D.P., And Luh, G. A., 2020. Penerapan Certainty Factor (CF) Dalam
Pembuatan Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Tumor Otak, Jurnal Elektronik
Ilmu Komputer Udayana, Volume 8, No.3.
Latuconsina. A.2017. Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ginjal Menggunakan
Metode Certainty Factor Pada Pasien Rumah Sakit Angkatan Laut (Rsal)
Ambon, Jati (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika),1.2.
Listiyono. H.2008. Merancang Dan Membuat Sistem Pakar, Jurnal Teknologi
Informasi Dinamik,13.2.
Nistrina,K., And Sahidah,L.2022. Unified Modelling Language (Uml) Untuk
Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru Di Smk Marga Insan
Kamil, Jurnal Sistem Informasi, J-Sika,04.1
Nur Anjas Sari, 2013. Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Demam Berdarah
Menggunakan Metode Certainty Factor, Pelita Informatika Budi Darma,
volume : IV.
Podung, J. A., And Adiani. S.2018. Upaya Peningkatan Pengetahuan Peternak Babi
Terhadap Penyakit Hog Cholera Di Kelurahan Kalasey Satu Kecamatan
Mandolang Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara, Jurnal Lppm
Bidang Sains Dan Teknologi,5.2.
Rosnelly, R.2012. Sistem Pakar Konsep Dan Teori. First Edition. Andi Offset. Cv.
Yogyakarta.
Toha, W.R.L., Susetya, H., Nugroho, S.W.2020. Path Analysis Tingkat
Pengetahuan, Sikap Dan Praktek Peternak Babi Terhadap Pengendalian Hog
Cholera Di Kecamatan Kota Raja Kota Kupang, Jurnal Kajian Veteriner,8.2.

Anda mungkin juga menyukai