Diajukan Oleh :
NIM. P1337430317042
2020
HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan sebagai Tugas Akhir pada
Kemenkes Semarang.
NIM : P1337430317042
SURAKARTA”.
ii
HALAMAN PENGESAHAN
SURAKARTA
NIM : P1337430317042
Telah diperiksa di depan dewan penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal
Mei 2019
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
NIM : P1337430317042
SURAKARTA”.
Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini adalah karya asli penulis, apabila dikemudian
hari terbukti bahwa Tugas Akhir ini tidak asli, maka penulis bersedia
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Dengan Klinis Efusi Pleura di Intalasi Radiologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta”.
Semarang.
bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
Kemenkes Semarang.
3. Bapak Ardi Soesilo Wibowo, ST, M.Si, Ketua Program Studi Diploma III
Kemenkes Semarang.
v
6. Seluruh Dosen dan Staf karyawan Prodi DIII Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi Purwokerto.
Radioterapi Purwokerto.
8. Semua pihak yang telah turut serta membantu penyusunan Karya Tulis
Akhirnya penulis berharap semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................i
Halaman Persetujuan....................................................................................ii
Halaman Pengesahan...................................................................................iii
Pernyataan Keaslian Karya Tulis Ilmiah........................................................iv
Kata Pengantar .............................................................................................v
Daftar Isi .......................................................................................................vii
Daftar Gambar...............................................................................................ix
Daftar Lampiran.............................................................................................x
Insitsari.......................................................................................................... xi
Abstract......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................6
C. Tujuan Penulisan...........................................................................6
D. Manfaat Penelitian.........................................................................7
E. Keaslian Penelitian........................................................................7
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian..............................................................................44
B. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................44
C. Subyek Penelitian..........................................................................44
D. Metode Pengumpulan Data...........................................................45
E. Pengolahan dan Analisis Data.......................................................45
F. Keterbatasan Penelitian.................................................................46
G. Alur Penelitian...............................................................................47
Daftar Pustaka
Daftar Istilah
Instrumen Penelitian
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI TORAKS PADA KLINIS
EFUSI PLEURA DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD Dr.
MOEWARDI SURAKARTA
INTISARI
Kata kunci: Efusi Pleura, Pemeriksaan Radiografi Toraks, RSUD Dr. Moewardi
Surakarta
Keterangan:
1)
Mahasiswa Prodi D III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Purwokerto
2)
Dosen Prodi D III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Purwokerto
3)
Dosen Prodi D III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Purwokerto
4)
Dosen Prodi D III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Purwokerto
xi
THE RADIOLOGICAL PROCEDURE OF THORAX WITH
PLEURAL EFFUSION CONDITION IN RADIOLOGY DEPARTEMENT OF
RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
ABSTRACT
Keterangan:
1)
Students of DIII Radiodiagnostic and Radiotherapy Purwokerto
2)
Lecturer in DIII Radiodiagnostic and Radiotherapy Purwokerto
3)
Lecturer in DIII Radiodiagnostic and Radiotherapy Purwokerto
4)
Lecturer in DIII Radiodiagnostic and Radiotherapy Purwokerto
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan abdomen. Tersusun dari tulang dan jaringan lunak. Tulang yang
dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada
sistem peredaran darah yaitu jantung, pembuluh darah dan saluran limfe.
(Pearce, 2006).
struktur tulang selangka. Paru-paru terdiri dari 2 bagian, yaitu paru kanan
dan paru kiri yang dipisahkan oleh jantung, pembuluh darah besar, dan
jaringan lain di rongga toraks. Berat paru kanan sekitar 620 gram,
1
2
sedangkan paru kiri sekitar 560 gram (Asmadi, 2008). Paru kanan terbagi
menjadi dua fisura dan tiga lobus yaitu superior, medial dan inferior. Paru
kiri terbagi oleh sebuah fisura dan dua lobus yaitu superior dan inferior
(Pearce, 2006).
dari darah. Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel.
paru ini kurang lebih 700 juta butir. Ukurannya bervariasi, tergantung
alveolus akan semakin besar. Tegasnya fungsi paru- paru adlah untuk
mencapai 4.500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara
mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital
pleura. Pleura adalah membran tipis terdiri dari dua lapisan, yaitu pleura
viseralis dan pleura parietalis. Kedua lapisan ini terdiri darisel mesotelial,
3
Antara kedua pleura diatas terdapat rongga yang disebut cavum pleura.
Pada kondisi normal, kavum pleura ini hampa udara dan terdapat sedikit
gesekan antara paru-paru dan dinding dada dari gerakan nafas sehingga
bila rongga pleura berisi darah, kilotoraks bila rongga pleura berisi cairan
limfe, piotoraks atau empiema toraks bila rongga pleura berisi nanah, dan
(PEI). Indeks efusi pleura adalah rasio dalam persentase antara lebar
maksimum efusi pleura kanan adalah batas atas diafragma kanan dengan
paru kanan, karena cairan efusi sebagian besar akan terkumpul di sudut
yang cukup tinggi sehingga sesuai digunakan untuk uji skrining terhadap
dalam pleura dengan adhesi karena radang (pleuritis). Selain itu cairan
dalam pleura bisa juga tidak membentuk kurva, karena terperangkap atau
kanan. Untuk jelasnya bisa dilihat dengan foto lateral decubitus, sehingga
minimal lagi yaitu volume cairan 15-20 ml. Selain itu dapat menentukan
apakah efusi dapat mengalir secara bebas atau tidak sebelum dilakukan
aspirasi cairan pleura dan melihat bagian paru yang sebelumnya tertutup
bisa terlokulasi di dalam fisura atau di tempat lain rongga pleura. Cairan
2010).
B. Rumusan Masalah
permasalahan yang akan dibahas dalam Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu :
Surakarta?
C. Tujuan Penulisan
Moewardi Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
Thorax dengan kasus yang berbeda sudah pernah dilakukan oleh peneliti
lain yaitu:
pengambilan datanya.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Toraks adalah rongga dalam tubuh yang terletak di antara leher dan
dinding toraks adalah otot serta pembuluh darah terutama pembuluh darah
dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada
dalam rongga dada yaitu esofagus dan paru-paru, sedangkan pada sistem
peredaran darah yaitu jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. (Pearce,
2006).
10
11
Keterangan gambar :
1. Trakea
2. Apeks paru
3. Paru paru
4. Jantung
5. Sternum
6. Costae
7. Diafragma
a. Kerangka Toraks
terdapat tiga jenis tulang yang melingkupi rongga toraks, tulang tersebut
diantaranya :
1) Sternum
xiphoideus.
2) Costae
1) Mediastinum
yang berisi jantung, aorta dan arteri besar, pembuluh darah vena
2) Pleura
suatu kantong tempat paru berada. Ada dua buah, kiri dan kanan
a) Pleura Parietalis
b) Pleura Visceralis
suprapleura.
atas diafragma.
Keteragann:
1. Pars servikal
2. Pars mediastinal
3. Pars kostalis
4. Pleura parietal
5. Pars diafragmatik
6. Paru
7. Pleura viseral
8. Mediastinum
9. Diafragma
3) Jantung
dinding toraks.
2014).
4) Paru – paru
a) Anatomi paru-paru
terdiri dari 2 bagian, yaitu paru kanan dan paru kiri yang
paru kiri sekitar 560 gram (Asmadi, 2008). Paru kanan terbagi
menjadi dua fisura dan tiga lobus yaitu superior, medial dan
inferior. Paru kiri terbagi oleh sebuah fisura dan dua lobus yaitu
Keterangan :
1. Pleura
2. Lobus superior
3. Lobus tengah
4. Lobus inferior
5. Fisura
klavikula.
dinding dada.
jantung.
medial, tiga buah segmen pada lobus inferior, sedangkan paru kiri
superior, dan lima buah segmen pada lobus inferior. Tiap segmen
ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam
2008)
darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Gelembung alveoli ini terdiri
akan semakin besar. Ada dua tipe sel epitel alveolus. Tipe I
Keterangan :
1. Laring
2. Trakea
3. Bronkiolus
4. Bronkus paru kanan
5. Bronkus paru kiri
6. Karina
7. Cabang bronkiolus
8. Duktus alveolus
9. Alveolus
10. Sakus alveolus
11. Rongga pleura
2008).
b) Bagian paru-paru
(2)Hidung
(nervus alfaktorius).
(3)Faring
belakang laring.
(4)Laring
(5)Trakea
2014).
(6)Bronkus
(Abata, 2014).
(Abata, 2014).
(7)Bronkiolus
(8)Alveoli
berdinding tipis, terdiri dari sel alveolar tipe I dan tipe II (Abata,
2014).
ruang yang sangat tipis antara dinding alveoli dan kapiler, yang
(9)Lobus Paru-paru
dari tiga lobus yaitu lobus superior, lobus tengah, dan lobus
sedikit lebih kecil dari kanan, dan dibagi menjadi dua lobus oleh
(1) Udara tidal, yaitu udara yang keluar masuk paru-paru pada
500 ml.
26
liter.
4 liter.
2014).
tulang dada dan tulang rusuk terangkat akibat kontraksi otot yang
berujung pada alveoulus. Bila otot antar tulang rusuk dan otot
cairan dari dalam kavum pleura diantara pleura parietalis dan pleura
pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu < 1,5
rongga pleura berisi cairan limfe, piotoraks atau empiema toraks bila
bening. Kegagalan aliran protein getah bening ini (misalnya pada kasus
30
sesak, berupa rasa penuh dalam dada atau dispneu. Nyeri bisa timbul
akibat efusi yang banyak, berupa nyeri dada pleuritik atau nyeri tumpul.
Deviasi trakea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi
2011).
32
yaitu volume cairan 15-20 ml. Selain itu dapat menentukan apakah
(Frank, 2016).
tersebut yang dapat berasal dari luar atau dalam paru paru sendiri.
2014).
Gambar 2.8. Efusi pleura hemitoraks sinistra pada foto toraks posisi
decubitus lateral (Muniz, 2014).
2009).
index (PEI). Indeks efusi pleura adalah rasio dalam persentase antara
dengan paru kanan, karena cairan efusi sebagian besar akan terkumpul
kali lebih besar dibandingkan penderita DBD dengan indeks efusi pleura
indeks efusi pleura ini memiliki sensitivitas yang cukup tinggi sehingga
(Cahyaningrum, 2009).
Keterangan :
tidak ada persiapan khusus dan dilakukan dengan tiga proyeksi yaitu
lateral decubitus.
a. Persiapan Alat
b. Persiapan Pasien
2) Pasien ganti baju dengan baju pasien dan memastikan sudah tidak
c. Proyeksi Pemeriksaan
a) Posisi Pasien
b) Posisi Obyek
e) Respirasi
inspirasi kedua.
a) Posisi Pasien
dagu diangkat.
b) Posisi Obyek
39
dengan IR.
pertengahan IR.
d) FFD
Jarak 183 cm
e) Respirasi
inspirasi kedua.
(2) Tidak ada rotasi, kanan dan kiri kosta bagian superior
terlihat tajam.
a) Posisi Pasien
(1) Pasien tidur miring dengan sisi kanan atau sisi kiri dibawah
dicurigai di atas).
b) Posisi Obyek
d) FFD
e) Respirasi
costophrenicus.
bayangan jantung.
B. Pertanyaan Penelitian
4. Bagaimana interpretasi hasil citra dari proyeksi AP dan Lateral duduk pada
5. Bagaimana kualitas hasil citra dari proyeksi AP dan Lateral duduk pada
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Ilmiah (KTI) adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang
alasan penggunaan proyeksi AP dan Lateral pada pasien dengan klinis efusi
Waktu pengambilan data dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
Moewardi Surakarta.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini terdiri dari:
Surakarta.
44
45
1. Observasi Partisipan
Surakarta.
2. Wawancara Mendalam
3. Studi Dokumentasi
sebagai berikut :
transkrip
Penyajian data diarahkan agar hasil reduksi data tersusun dalam pola
bentuk kuotasi.
didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi
F. Keterbatasan Penelitian
47
G. Alur Penelitian
Rumusan Masalah:
2. Mengapa prosedur pemeriksaan radiografi toraks pada pasien dengan klinis efusi
Pengumpulan Data
Analisis dan
Pengolahan Data
Pembahasan
A. Hasil Penelitian
berikut :
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. X
Umur : 65 Tahun
Nomor RM : 01456xxx
awalnya rasa sesak sesekali timbul selama dua bulan terahir dan masih
bisa ditahan oleh pasien, namun rasa sesak itu semakin parah. Selain
48
49
sebagai berikut:
“…yang paling dirasa ibu itu sesek buat nafas, udah lama si mas 2
bulanan, Terus katanya kadang sesek kadang engga mas ngga
menentu. Tapi ahir ahir ini semakin sesek mas…” (R1)
“Oiya mas kadang juga ibu sering batuk, katanya kaya ada dahak
berikut:
“Terus saya dikasih tau kalo ibu saya itu paru parunya ada
cairannya mas, itu yang bikin ibu sesek mas. Terus saya dikasihkan
formulir buat minta foto rontgen mas dan pergi ke Instalasi Radiologi
untuk difoto dadanya mas.” (R1)
tindakan invasif untuk menghilangkan cairan atau udara dari ruang pleura
berikut:
a. Persiapan Pasien
b. Persiapan Alat
2) Detektor.
52
4) Workstation.
sebagai berikut:
1) Posisi pasien
2) Posisi objek
4) Kolimasi
55
penyinaran.” (R2)
5) Respirasi
6) Faktor eksposi
7) Hasil radiograf
batas diafragma yang jelas pada paru kiri, namun tidak terlihat
pada paru kiri, terlihat efusi pleura di paru kanan, hal itu dibuktikan
b. Proyeksi Lateral
1) Posisi pasien
2) Posisi objek
pada MCP tubuh pasien di sekitar T7. FFD yang digunakan yaitu
150cm.
57
4) Kolimasi
5) Respirasi
6) Faktor eksposi
7) Hasil radiograf
8) Hasil ekspetise
normal
f) Trakea di tengah
metastase tulang
disingkirkan
pada pasien Ny. X dengan klinis efusi pleura adalah berdasarkan SOP di
59
Instalasi Radiologi dan KSM Paru di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Hal
“Pada kasus efusi pleura itu dari proyeksi PA dan lateral ataupun
AP duduk atau setengah duduk sama lateral yang penting itu tegak
ya, itu sudah bisa menegakkan diagnosa efusi pleura.” (R3)
berikut:
efusi pleura post torasentesis adalah untuk mencegah cairan efusi pleura
berikut:
60
“…misalnya dia posisinya post wsd, kan umumnya wsd itu di paru
kanan, nanti kalau di decubitus nanti cairannya keluar, atau ngga
cairan yang dari luar itu masuk lagi…” (R2)
pasien dengan kondisi cairan efusi minimal seperti pada kasus DBD. Hal
“Nah kalo untuk lateral decubitus itu dilakkan buat kasus DHF, nah
dari dokter anak itu mencurigai adanya efusi yang minimal, karena
kelebihannya itu bisa mengetahui efusi yang minimal bisa juga
untuk menilai PEI.” (R3)
“…nah PEI itu digunakan buat mengukur derajat DB nya juga, jadi
ngga juga buat menilai efusi pleuranya tokya, kelanjutannya itu bisa
untuk menentukan derajat DB nya…” (R3)
B. Pembahasan
berikut:
a. Persiapan pasien
teori.
area dada dan leher, termasuk bra, kalung, kancing baju, pengait, dan
b. Persiapan alat
yaitu pesawat sinar X siap pakai, bucky stand, CR ukuran 35x43 cm,
pasien, baik dari radiasi hambur maupun dari radiasi primer), dan alat
c. Proyeksi pemeriksaan
proyeksi AP, posisi pasien setengah duduk pada brankar, arah sumbu
sekitar T7, FFD kira-kira 150 cm, eksposi dilakukan ketika pasien
pasien.
dengan sisi kanan dada pasien menempel pada bucky stand, arah
pada MCP di sekitar T7, FFD 150 cm, eksposi dilakukan ketika pasien
pasien.
dengan kondisi pasien, posisi yang tepat harus diberikan pada pasien
63
dengan klinis efusi pleura jika pasien tidak bisa dikondisikan dalam
Perbedaan itu terletak pada penggunaan FFD 150 cm, tidak adanya
udara yang masuk ke dalam paru paru itu jauh lebih banyak dari
pertengahan IR, FFD minimal 183 cm, eksposi dilakukan saat pasien
Pada proyeksi Lateral, posisi pasien berdiri tegak dengan sisi kiri
true lateral dangan MCP pararel dengan IR, sentrasi menuju T7 dan di
pertengahan IR, FFD minimal 183 cm, eksposi dilakukan saat pasien
dengan sisi kanan atau sisi kiri dibawah (untuk menampilkan cairan di
pleura sisi yang dicurigai di atas). Lutut pasien ditekuk, dan dagu
dan di pertengahan IR, FFD minimal 183 cm, eksposi dilakukan saat
(Bontrager, 2018).
RSUD Dr. Meowardi Surakarta, kedua proyeksi itu dinilai sudah cukup
parietalis dan pleura viseralis dapat berupa cairan transudat atau cairan
sekitar pleura sehingga rongga pleura berisi darah, kilotoraks bila rongga
pleura berisi cairan limfe, piotoraks atau empiema toraks bila radang
terjadi oleh kuman piogenik sehingga rongga pleura berisi nanah, dan
pada kedua sisi paru dengan jelas. Keunggulan lain proyeksi AP lateral
minimal lagi yaitu volume cairan 15-20 ml. Selain itu dapat menentukan
apakah efusi dapat mengalir secara bebas atau tidak sebelum dilakukan
aspirasi cairan pleura dan melihat bagian paru yang sebelumnya tertutup
perdarahan. Nilai indeks efusi pleura ini memiliki sensitivitas yang cukup
menghitung pleural effusion index (PEI). Indeks efusi pleura adalah rasio
A. Kesimpulan
pasien Ny. X dengan klinis efusi pleura di Instalasi Radiologi RSUD Dr.
dan Lateral dengan FFD 150 cm, eksposi saat pasien tahan napas pada
inspirasi pertama.
Radiologi dan KSM Paru di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, sudah dapat
diterima pasien, mencegah cairan efusi berpindah tempat pada klinis efusi
B. Saran
3. Eksposi dilakukan saat pasien tahan napas pada inspirasi ke dua karena
untuk klinis efusi pleura karena dapat menentukan apakah cairan efusi
dapat mengalir secara bebas atau tidak sebagai panduan untuk prosedur
Collum : Leher
Corpus : Badan
Dextra : Kanan
Ductus : Saluran
Esofagus : Kerongkongan
70
71
Mid Sagital Plane : Bidang yang membagi tubuh kanan dan kiri
Sinistra : Kiri
1. Pedoman observasi
menjadi terfokus.
2. Pedoman wawancara
dapat dinyatakan data tersebut sunjektif dan tidak akurat. Maka dari
yang ditujukan untuk sumber data yang telah ditentukan yaitu tiga
3. Voice Recorder
4. Kamera
74
Lampiran 1
SURAKARTA
Open Categories Code Main
Persiapan
peralatan
1. Pesawat sinar X
2. Detektor ukuran
Persiapan
43x43 cm
Tidak ada persiapan
3. Bucky stand pemeriksaan
khusus yang dilakukan
dengan fiksasi
kepada pasien melainkan
4. Workstation
hanya melepas semua
benda di area dada Prosedur
pasien yang berpotensi Pemeriksaan
menimbulkan artefak Radiografi
pada radiograf. Pasien Toraks Dengan
tidak diberikan apron Persiapan
Klinis Efusi
pada bagian sensitif Pleura di
Pasien
disekitar dada. Pasien Instalasi
diberikan penjelasan Radiologi RSUD
singkat terkait Dr. Moewardi
pemeriksaan yang akan Surakarta
dilakukan.
SURAKARTA
Waktu : 17.00
Isi Observasi :
sebagai berikut.
Pada tanggal 12 Februari 2020, pasien Ny. X datang ke IGD RSUD Dr.
bahwa pasien Ny. X menderita efusi pleura. Setelah itu dokter memberikan form
pergi menuju Instalasi Radiologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta untuk dilakukan
menerima form dan melakukan billing pada komputer dan mempersilakan pasien
pemeriksaan empat. Setelah itu radiografer meminta keluarga pasien Ny. X untuk
melepas bra dan segala objek yang dapat menimbulkan artefak radiograf pada
1. Pesawat sinar X
2. Buckystand
Lampiran 2
4. Workstation
prosedur pemeriksaan radiografi toraks pada pasien Ny. X dengan klinis efusi
pleura dengan menggunakan proyeksi AP dan Lateral. Pada proyeksi AP, posisi
pasien setengah duduk pada brankar, arah sumbu sinar tegak lurus dengan
detektor, sentrasi pada MSP pasien di sekitar T7, FFD kira-kira 150 cm, eksposi
dengan luas objek sebagai salah satu aspek proteksi radioasi yang diberikan
kepada pasien.
Pada proyeksi Lateral, posisi pasien duduk tegak pada brankar dengan sisi
kanan dada pasien menempel pada bucky stand, arah sumbu sinar tegak lurus
Lampiran 2
dengan pertengahan bucky stand, sentrasi pada MCP di sekitar T7, FFD 150 cm,
sesuai dengan luas objek sebagai salah satu aspek proteksi radioasi yang
Komentar Substansif:
Ny. X dari awal datang ke rumah sakit sampai selesai melakukan pemeriksaan
radiografi toraks, persiapan pasien dan peralatan, dan proyeksi yang digunakan
Komentar Metodologi:
Dr. Moewardi Surakarta dengan tenang karena pasien yang datang tidak terlalu
banyak.
Komentar Analitik:
toraks pada pasien Ny. X dengan klinis efusi pleura di Instalasi Radiologi RSUD
Tujuan :
1. Untuk mengetahui bagaimana kronologi sakit yang dialami oleh pasien Ny. X
2. Untuk mengetahui tindakan apa saja yang diterima oleh pasien Ny. X dalam
R1 : “Yaaa sementara ini kata dokternya suruh nunggu di IGD, mau dilakukan
prosedur pengambilan cairan gitu mas karena dari radiologi katanya
efusinya udah cukup banyak mas, saya juga dikasih penjelasan sama
dokternya, lalu disuruh tanda tangan mas. nah nanti setelah prosedurnya
selese langsung masuk ke rawat inap mas. Ibu juga dikasih obat si mas
katanya biar ngga nyeri sama sesek mas.”
Komentar Substansif:
sakit dari awal datang sampai dengan tindakan pengobatan yang akan dilakukan
Komentar Metodologi:
Surakarta dekat dengan jalan raya sehingga terdapat beberapa suara kendaraan
yang lewat, namun semua pertanyaan masih bisa terjawab dengan jelas.
Komentar Analitik:
mengalami beberapa keluhan seperti sesak napas dan batuk sehingga pihak
Responden : Tn. R
Tujuan :
buat melihat cairannya dan buat mengevaluasi WSD nya kalau post
WSD.”
R : “Apa kelebihan dan kekurangan digunakannya proyeksi AP pada kasus
penegakkan diagnosis efusi pleura mas?”
R2 : “Jadi PA/AP kan ngga begitu terlihat jelas, soalnya kan main goalnya
untuk memelihat ketinggian cairannya sih volumenya sampe mana
makannya pasien harus tegak, jadi nanti cairannya itu akan terkumpul ke
bawah jadi bisa dilihat ketinggiannya.”
R : “Apa kelebihan dan kekurangan digunakannya proyeksi Lateral pada
kasus penegakkan diagnosis efusi pleura mas?”
R2 : “Maingoalnya sama, selain melihat ketinggian cairan dari PA/AP, diliat
juga dari lateral, jadi bisa dilihat dari depan gimana, dari belakang
gimana. Jadi nanti bisa dibedain, misalnya dari depan itu dia keliatannya
radioopaq, tapi kalo dari belakang nanti kaya ada radiolucen
dibelakangnya itukan berarti bukan cairan, Sifat cairan kan dia mengisi
ruang ya, kalo misalnya ada rongganya item, terus di apex kan keliatan
radioopaq, di lateral itu sebagiannya keliatan lusen, berarti itu bukan
cairan, itu massa.”
R : “Mengapa di Moewardi untuk penegakkan diagnosis efusi pleura itu tidak
digunakan proyeksi lateral decubitus?”
R2 : “Decubitus karena mmmm misalnya dia posisinya post wsd, kan
umumnya wsd itu di paru kanan, nanti kalau di decubitus nanti cairannya
keluar, atau ngga cairan yang dari luar itu masuk lagi, lateral
decubituskan buat kasus dss, kalau efusi itu nggaada buat lateral
decubitus.”
R : “Bagaimana aspek proteksi radiasi yang diberikan pada pasien dalam
pemeriksaan radiografi toraks pada kasus efusi pleura di Instalasi
Radiologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta?”
R2 : “Untuk aspek proteksinya itu bisa mengoptimalkan lapangan penyinaran,
terus sesuaiin jaraknya 100cm atau 100 lebih, Gonad shield rata rata
tidak diberikan karena sudah cukup si dari lapangan penyinaran dan juga
kv dan mas nya harus sesuai. Selain itu diusahakan menghindari
pengulangan foto jadi biar nggaada dosis ke pasien lagi kaya gitu.”
Komentar Substansif:
terkait dengan pemeriksaan radiografi toraks dengan klinis efusi pleura yaitu:
pada penegakkan diagnosis efusi pleura, dan proteksi yang diberikan kepada
pasien.
Lampiran 4
Komentar Metodologi:
rumah masing masing dan pada saat responden tidak bekerja melalui panggilan
Komentar Analitik:
Lateral pada penegakkan diagnosis efusi pleura, dan proteksi yang diberikan
kepada pasien.
Lampiran 5
Responden : Ny. A
Tujuan :
Komentar Substansif:
terkait dengan pemeriksaan radiografi toraks dengan klinis efusi pleura yaitu:
pada penegakkan diagnosis efusi pleura, dan proteksi yang diberikan kepada
pasien.
Komentar Metodologi:
rumah masing masing dan pada saat responden tidak bekerja melalui panggilan
Komentar Analitik:
Lateral pada penegakkan diagnosis efusi pleura, dan proteksi yang diberikan
kepada pasien.
Lampiran 6
Responden : Tn. N
Tujuan :
Komentar Substansif:
terkait dengan pemeriksaan radiografi toraks dengan klinis efusi pleura yaitu:
pada penegakkan diagnosis efusi pleura, dan proteksi yang diberikan kepada
pasien.
Komentar Metodologi:
rumah masing masing dan pada saat responden tidak bekerja melalui panggilan
Komentar Analitik:
Lateral pada penegakkan diagnosis efusi pleura, dan proteksi yang diberikan
kepada pasien.
Lampiran 7
“…yang paling dirasa ibu itu sesek Apa keluhan yang dirasakan oleh
buat nafas, udah lama si mas 2 Bapak/Ibu
bulanan, Terus katanya kadang sesek
kadang engga mas ngga menentu.
Tapi ahir ahir ini semakin sesek
mas…” (R1)
“Baru ini mas ibu saya priksa disini Sudah berapa lama Bapak/Ibu
untuk dadanya, awalnya itu ibu melakukan pemeriksaan di Instalasi
katanya sesek banget, memang Radiologi RSUD Dr. Moewardi
sebelumnya ibu punya riwayat sesak Surakarta
dada, tapi itu kadang kadang aja, nah
tadi malah semakin parah banget
mas, saya bingung harus ngapain,
jadi langsung saya bawa saja ke
rumah sakit saja.” (R1)
“Belum mas, ini katanya baru mau di Apakah sudah pernah melakukan
ronsen dulu.” (R1) pemeriksaan lain sebelumnya?
“Yaaa sementara ini kata dokternya Apa yang pasien lakukan setelah
suruh nunggu di IGD, mau dilakukan dilakukan pemeriksaan toraks?
prosedur pengambilan cairan gitu
mas…” (R1)
Lampiran 7
“…posisi pasien nanti harus tegak, alat Bagaimana persiapan alat pada
yang disiapkan paling bantal atau pemeriksaan radiografi toraks pada
penyangga mungkin agar pasien bisa kasus efusi pleura
posisi tegak.” (R2)
“Untuk kasus efusi itu sendiri proyeksi Apa saja proyeksi yang digunakan
yang digunakan itu ada AP dan Lateral, pada pemeriksaan radiografi toraks
sebenernya kalau pasien kuat dibikin pada kasus efusi pleura
PA yaa PA bisa…” (R2)
Lampiran 7
PA/AP, diliat juga dari lateral, jadi bisa digunakan proyeksi lateral erect pada
dilihat dari depan gimana, dari pemeriksaan radiografi toraks pada
belakang gimana. Jadi nanti bisa kasus efusi pleura
dibedain, misalnya dari depan itu dia
keliatannya radioopaq, tapi kalo dari
belakang nanti kaya ada radiolucen
dibelakangnya itukan berarti bukan
cairan, itu massa.” (R2)
Pedoman Observasi
Hari, tanggal :
Waktu :
Subjek Observasi :
A. Persiapan Pemeriksaan
1. Persiapan pasien
4. Faktor eksposi
Hari, tanggal :
Waktu :
Responden : Pasien
Daftar Pertanyaan :
Hari, tanggal :
Waktu :
Responden : Radiografer
Daftar Pertanyaan :
3. Apa saja proyeksi yang digunakan pada pemeriksaan radiografi toraks pada
radiografi toraks pada kasus efusi pleura di Instalasi Radiologi RSUD Dr.
Moewardi Surakarta?
Lampiran 10
lateral decubitus?