Anda di halaman 1dari 87

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Fisika Skripsi Sarjana

2020

Sistem Monitoring Kesehatan dengan


Instrumentasi Pengukuran
Elektrokardiogram dan Suhu Tubuh
Berbasis IOT

Rumapea, Maria Florentina


Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/27984
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SISTEM MONITORING KESEHATAN DENGAN
INSTRUMENTASI PENGUKURAN ELEKTROKARDIOGRAM
DAN SUHU TUBUH BERBASIS IOT

SKRIPSI

MARIA FLORENTINA RUMAPEA


160801035

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


SISTEM MONITORING KESEHATAN DENGAN
INSTRUMENTASI PENGUKURAN ELEKTROKARDIOGRAM
DAN SUHU TUBUH BERBASIS IOT

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar


Sarjana Sains

MARIA FLORENTINA RUMAPEA


160801035

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


i

PERNYATAAN ORISINALITAS

SISTEM MONITORING KESEHATAN DENGAN


INSTRUMENTASI PENGUKURAN ELEKTROKARDIOGRAM
DAN SUHU TUBUH BERBASIS IOT

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 11 Agustus 2020

Maria Florentina Rumapea


160801035

Universitas Sumatera Utara


ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Sistem Monitoring Kesehatan Dengan Instrumentasi


Pengukuran Elektrokardiogram dan Suhu Tubuh
Berbasis IoT
Kategori : Skripsi
Nama : Maria Florentina Rumapea
Nomor Induk Mahasiswa : 160801035
Program Studi : Sarjana Fisika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara

Disetujui di
Medan, 11 Agustus 2020

Ketua Departemen Fisika FMIPA USU Pembimbing,

Dr. Perdinan Sinuhaji, MS Junedi Ginting, S.Si. M.Si


NIP: 195903101987031002 NIP. 197306222003121001

Universitas Sumatera Utara


iii

SISTEM MONITORING KESEHATAN DENGAN INSTRUMENTASI


PENGUKURAN ELEKTROKARDIOGRAM
DAN SUHU TUBUH BERBASIS IOT

ABSTRAK

Telah dibuat sebuah sistem monitoring kesehatan dengan pemeriksaan tanda-tanda


vital (TTV). Dalam penelitian ini berupa pengukuran terhadap detak jantung dan
suhu tubuh dengan pemanfaatan sensor EKG AD8232 sebagai instrumentasi
pengukuran nilai detak jantung berdasarkan elektrokardiogram dan ds18b20 untuk
mengukur suhu tubuh. Monitoring dilakukan secara real time dengan sistem Internet
of Things (IoT) melalui server thingspeak. Cara kerja alat cukup sederhana yaitu
dengan mengirimkan sinyal analog ke mikrokontroler yaitu data suhu dan detak
jantung berupa grafik EKG fluktuatif pada serial plotter yang akan diolah menjadi
data BPM kemudian dikirimkan ke server thingspeak. Alat dapat berfungsi dengan
baik berdasarkan pengujian sensor dimana persen ralat masing-masing sensor yang
didapatkan yaitu 1,83% untuk pengukuran BPM oleh sensor EKG dan 0,63675%
untuk pengukuran suhu tubuh oleh ds18b20.

Keywords : AD8232,EKG, DS18b20, IoT, Temperatur, Thingspeak

Universitas Sumatera Utara


iv

HEALTH MONITORING SYSTEM WITH MEASUREMENT


INSTRUMENTATIONS OF ELECTROCARDIOGRAM AND BODY
TEMPERATURE BASED ON IOT

ABSTRACT

A health monitoring system has been made with vital signs check. In this research
measurement of heart rate and body temperature using AD8232 ECG’s sensor as
measurement instrumentation of electrocardiogram and DS18b20 to check body
temperature. Monitoring is done in real time based on IoT (Internet of Things)
system which using Thingspeak server. How the device to work is so simply, with
send analog signals to microcontroller that are data of body temperature and heart
rate in the form of ECG fluctuating waves which is displayed on the serial plotter of
Arduino UNO then which will be processed into BPM Value and transmit to
thingspeak server. With the result that making possible to person monitors the other
person. The device work properly based on testings that have been done with ralat
percentage by 1,83% for BPM measurement by ECG’s sensor and 0,636% for
measurement of body temperature by DS18b20.

Keywords : AD8232, ECG, DS18b20, IoT, Temperature, Thingspeak

Universitas Sumatera Utara


v

PENGHARGAAN

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat,
berkat, serta atas penyertaannya yang menjadikan dunia dapat berkembang dalam
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul “SISTEM MONITORING KESEHATAN
DENGAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN ELEKTROKARDIOGRAM
DAN SUHU TUBUH BERBASIS IOT.” Terimakasih kepada Bunda Maria yang
telah menjadi teladan dan pendoa dalam kehidupan penulis hingga saat ini.
Skripsi ini ditulis untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar
sarjana sains. Penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini berkat dukungan, doa,
motivasi, serta bimbingan dari beberapa pihak. Sehingga dengan keikhlasan dan
kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara
2. Bapak Dr. Kerista Sebayang, M.S selaku dekan FMIPA USU
3. Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji, M.S, selaku ketua program studi S-1 Fisika dan
bapak Awan Maghfirah, S.Si., M.Si. selaku sekretaris jurusan
4. Bapak Junedi Ginting, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, bimbingan, serta arahan kepada saya dalam melakukan
penelitian dan penulisan skripsi ini
5. Bapak Drs.Takdir Tamba, M.EngSc dan Bapak Lukman Hakim, S.Si., M.Si.
selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan arahan
selama penulisan skripsi ini
6. Teristimewa skripsi ini dipersembahkan untuk Orangtua penulis, Ayah P. A.
Rumapea dan Ibu L. br Manik yang telah memberikan kasih sayang yang tulus,
doa, serta bimbingan secara jasmani maupun rohani kepada penulis
7. Clara Duwi Pani Rumapea yang telah memberikan doa, dukungan, nasihat
serta kekesalan selama ini, aku mengasihimu

Universitas Sumatera Utara


vi

8. Personil Calon Parumaen Idaman yang telah menemani penulis sejak awal
sebelum perkuliahan hingga saat ini. Yunita Baringbing, Debora Erdyanur
Naibaho, Sarah Dumani Pangaribuan. Terimakasih atas kebersamaan yang
sangat berarti dalam awal bulan maupun akhir bulan, terimakasih buat
pelajaran hidup terlebih kekeluargaan, nasihat percintaan, dan kasih sayang
kalian sebagai sahabat.
9. Frika N. Simanihuruk dan Santi Novika Sihombing sebagai partner penulis di
jurusan Fisika ini, yang telah membantu penulis dalam menuntaskan segala
tugas, praktikum, serta urusan skripsi. Aku mengasihimu.
10. Teman-teman seperjuangan, specially : Julprianto, Eka, Bonar, Sry Ningsih,
Yoga, Nesya, Teo, Harapan, Nisa Gulo, Mutiara, Nesya, Nadha, Syukur, Jose,
Desse, Roy, dan semua anggota Fisika 2016
11. Teman-teman UKM Studi Pedesaan, Divisi Kewirausahaan PEMA FMIPA
USU 2019 yang mengajarkan penulis dalam hal berorganisasi..
12. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak guna penyempurnaan penelitian dan penulisan laporan kedepannya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya serta menambah pengetahuan dan dapat menjadi
referensi untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

Medan, 11 Agustus 2020

Penulis

Universitas Sumatera Utara


vii

DAFTAR ISI

Halaman
PERNYATAAN ...................................................................................................... i
PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................................... ii
ABSTRAK............................................................................................................. iii
ABSTRACT............................................................................................................ iv
PENGHARGAAN .................................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1


1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ............................................................................ 3
1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
1.6. Sistematika Penulisan .................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5


2.1 Kesehatan Tubuh ............................................................................ 5
2.2 Denyut Jantung ............................................................................... 5
2.3 Suhu tubuh...................................................................................... 6
2.4 Elektrokardiogram .......................................................................... 6
2.4.1 Sadapan EKG ....................................................................... 8
2.5 Elektrode .......................................................................................10
2.6 Internet Of Things ..........................................................................11
2.6.1 Server Thingspeak .................................................................11

Universitas Sumatera Utara


viii

2.7 Modul AD8232 ..............................................................................12


2.8 DS18b20 ........................................................................................13
2.9 Wi-Fi Modul ESP8266...................................................................14
2.10 Arduino UNO ................................................................................16

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN SISTEM ............................................20


3.1 Blok Diagram Sistem .....................................................................20
3.1.1 Fungsi Tiap Blok ..................................................................21
3.2 Perancangan Power Supply (Adaptor) ............................................21
3.3 Perancangan Sensor EKG AD8232 ................................................22
3.3.1 Skematik Rangkaian AD8232 ...............................................22
3.3.2 Skematik Rangkaian Sensor EKG .........................................22
3.4 Perancangan Sensor Suhu ..............................................................23
3.5 Perancangan Rangkaian Modul Wi-Fi ESP8266.............................24
3.6 Perancangan Rangkaian LCD.........................................................24
3.7 Diagram Alir ..................................................................................25
3.7.1 Diagram Alir Sistem Monitoring .........................................25
3.7.2 Analisis Sistem Monitoring dengan MATLAB ....................27

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................28


4.1. Pengujian dan Analisa Sensor AD8232 .........................................28
4.2. Pengujian dan Analisa Sensor Suhu DS18b20 ...............................30
4.3. Pengujian dan Analisa Perhitungan Nilai BPM pada AD8232 .......31
4.4. Pengujian Catu Daya ...................................................................... 2
4.5. Pengujian Konektifitas ESP8266 dengan Router Wi-Fi .................33
4.5. Pengujian Sistem Secara Keseluruhan ...........................................33

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................36


5.1. Kesimpulan ...................................................................................36
5.2. Saran.............................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................37


LAMPIRAN ..........................................................................................................38

Universitas Sumatera Utara


ix

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel
2.1 Konfigurasi pin LCD 19
4.1 Hasil pengujian I sensor ds18b20 30
4.2 Hasil pengujian II sensor ds18b20 30
4.3 Hasil Perhitungan BPM 31
4.4 Pengujian Catu Daya 31

Universitas Sumatera Utara


x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar
2.1 Gelombang EKG 2
2.2 Sensor EKG AD8232 7
2.3 Rangkaian leg right drive amplifier 13
2.4 Sensor ds18b20 13
2.5 NodeMCU ESP8266 15
2.6 Board Arduino UNO 16
2.7 LCD 16 × 2 18
3.1 Diagram Blok Sistem 20
3.2 Skematik rangkaian adaptor 22
3.3 Skematik rangkaian modul EKG AD8232 22
3.4 Skematik rangkaian sensor EKG 23
3.5 Skematik rangkaian sensor suhu tubuh 23
3.6 Skematik rangkaian nodeMCU esp8266 24
3.7 Skematik rangkaian LCD 24
3.8 Diagram Alir Sistem Monitoring 25
3.9 Diagram Alir Visualisasi Grafik Dengan MATLAB 26
4.1 Hasil Rangkaian Alat Keseluruhan 28
4.2 Ilustrasi letak pemasangan elektroda 28
4.3 Tampilan grafik responden 1 pada serial plotter 29
4.4 Tampilan grafik responden 2 pada serial plotter 29
4.5 Tampilan grafik responden 3 pada serial plotter 29
4.6 Tampilan Osiloskop 31
4.7 Tampilan pada LCD 31
4.8 Tampilan status koneksi Esp8266 pada serial monitor 33
4.9 Tampilan pengukuran pada display 33
4.10 Tampilan kondisi normal 34

Universitas Sumatera Utara


xi

4.11 Tampilan kondisi diluar normal 34


4.12 Tampilan hasil login thingspeak 34
4.13 Tampilan pengukuran secara realtime pada 35
Thingspeak

Universitas Sumatera Utara


xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


Lampiran
1. Skematik Rangkaian Keseluruhan 39
2. Source Code Program Sensor ke Mikrokontroler 40
3. Source Code Program Esp8266 43
4. Tampilan Pengukuran Jarak Jauh pada Responden via 46
Smartphone serta Visualisasi
5 Gambar pendukung pengujian 48
6 Datasheet

Universitas Sumatera Utara


1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh manusia. Di
Indonesia yang saat ini menjadi masalah yang fundamental yaitu kesehatan.
Pemeriksaan tanda vital merupakan pengukuran fungsi tubuh yang paling dasar
untuk mengetahui tanda klinis dan berguna untuk memperkuat diagnosis suatu
penyakit dan berfungsi dalam menentukan perencanaan medis yang sesuai. Detak
jantung dan suhu tubuh merupakan bagian tanda vital yang utama.
Jantung merupakan organ tubuh yang sangat vital dan mempunyai peran
penting bagi kehidupan seseorang. Jantung berfungsi memompa darah ke seluruh
tubuh. Jantung bekerja karena dipicu oleh hantaran sinyal listrik alami. Sinyal-sinyal
inilah yang menyebabkan otot jantung berkontraksi dan menciptakan detak jantung.
Maka ketika ada suatu masalah pada jantung, hantaran sinyal listrik ini dapat ikut
terganggu sehingga irama detak jantung juga dapat ikut bermasalah. Cara yang
digunakan untuk mengetahui bahwa kondisi jantung baik atau tidak adalah dengan
melakukan pemantauan detak jantung secara real-time. Jantung secara real-time
dapat dimonitor menggunakan EKG (Elektrokardiogram). Alat EKG belum dapat
digunakan secara mandiri oleh pasien dan memerlukan keahlian khusus dalam
pengoperasiannya, selain itu juga harganya sangat mahal.
Selain itu, tanda vital lainnya yang dapat digunakan sebagai indikator
pemeriksaan kesehatan adalah suhu tubuh, dimana faktor yang dapat mempengaruhi
adanya kenaikan suhu tubuh ialah diakibatkan karena produksi panas yang
berlebihan.
Disamping hal tersebut, dalam era saat ini tengah berkembang teknologi
internet berkembang begitu cepat. Internet of Things (IoT) adalah suatu konsep
dimana objek tertentu punya kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan
tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun manusia ke
perangkat komputer (machine to machine). Perangkat-perangkat yang digunakan
mulai saling berkomunikasi, melakukan sistem monitoring, dan pertukaran informasi
di dalam suatu jaringan global (Sahuleka, 2018). Dengan sistem IoT dapat dilakukan

Universitas Sumatera Utara


2

monitoring suatu keadaan secara real-time serta dapat diakses dimanapun berada
ketika terhubung dengan internet.
Sesuai dengan uraian latar belakang diatas maka penulis akan melakukan
penelitian dengan judul “SISTEM MONITORING KESEHATAN DENGAN
INSTRUMENTASI PENGUKURAN ELEKTROKARDIOGRAM DAN SUHU
TUBUH BERBASIS IOT ” Penelitian tentang monitoring dan pengukuran aktivitas
jantung dan suhu tubuh juga sudah pernah dilakukan yaitu Perancangan Sistem
Pengukur Detak Jantung Secara Jarak Jauh Berbasis ATmega 8535 Dengan
Tampilan PC (Sibagariang,K.W., 2016). Rancang bangun sistem pengukuran suhu
tubuh dan detak jantung menggunakan sensor Infrared berbasis mikrokontroller
Atmega8535 (Pratiwi,Y., 2019). Rancang bangun instrumentasi pengukuran
elektrokardiogram dan suhu tubuh untuk pemantauan kondisi kesehatan berbasis
Arduino (Rafi.M., 2018).
Berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam sistem monitoring ini
mengaplikasikan modul Wi-Fi untuk mengirim data ke internet, Thingspeak sebagai
server IoT (Internet of Things) dengan menggunakan mikrokontroler Atmega 328p
Arduino UNO.
Dengan membangun sebuah sistem monitoring kesehatan dengan pe
instrumentasi elektrokardiogram dan suhu tubuh berbasis IoT ini, diharapkan kondisi
kesehatan dengan data pemeriksaan tanda vital dapat dipantau secara real time. Hal
ini dapat mendukung pemantauan terhadap pasien oleh para medis secara tidak
langsung dari jarak jauh.

1.2. Rumusan Masalah


Mengacu pada permasalahan yang diuraikan di latar belakang, maka rumusan
masalah dapat ditekankan pada :
1. Bagaimana rancang bangun sistem monitoring kesehatan dengan
instrumentasi elektrokardiogram dan pengukuran suhu tubuh berbasis IoT ?
2. Bagaimana sistem kerja elektroda dan AD8232 untuk mengukur detak
jantung?
3. Bagaimana sistem kerja DS18b20 untuk mengukur suhu tubuh ?

Universitas Sumatera Utara


3

4. Bagaimana merancang sistem komunikasi data dengan internet agar data


dapat dikirim ke server Thingspeak ?
5. Bagaimana hubungan antara server thingspeak dengan MATLAB ?
1.3. Batasan Masalah
Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian dari permasalahan yang ditentukan
maka perlu ada pembatasan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Sistem monitoring hanya dilakukan terhadap detak jantung dan suhu tubuh
serta tidak menampilkan diagnosa atas suatu penyakit tertentu.
2. Output yang dihasilkan yaitu data pengukuran suhu tubuh dan detak jantung
per menit pada thingspeak serta sinyal EKG pada serial plotter.
3. Rancangan menggunakan AD8232 untuk pengukuran detak jantung.
4. Rancangan menggunakan DS18b20 untuk pengukuran suhu tubuh.
5. Rancangan menggunakan mikrokontroler Atmega 328p dan Esp8266 sebagai
modul Wi-Fi.

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yaitu :
1. Mampu melakukan pemantauan terhadap detak jantung dengan instrumentasi
pengukuran elektrokardiogram dan suhu tubuh berbasis IoT yang praktis dan
efisien.
2. Menghasilkan sebuah rangkaian sistem pengukur detak jantung dan suhu
tubuh
yang berguna untuk pemantauan kondisi kesehatan secara jarak jauh.
3. Mampu membuat visualisasi grafik dari data pada server ke MATLAB.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu mempermudah
pemantauan suhu tubuh dan detak jantung pada jarak yang jauh secara real-time.
Dengan sistem monitoring ini pula dapat dijadikan indikator dalam menentukan
kondisi kesehatan tubuh.

Universitas Sumatera Utara


4

1.6. Sistematika Penulisan


Untuk memberi gambaran serta dalam mempermudah serta memahami
bagaimana cara kerja sistem monitoring kesehatan dengan instrumentasi pengukuran
elektrokardiogram dan suhu tubuh berbasis IoT, maka penulis membuat sistematika
penulisan sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang penelitian, tujuan penulis,
batasan masalah, rumusan masalah serta sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI


Dalam bab ini dijelaskan tentang teori yang mendukung dalam pembahasan
dari rangkaian pendukung sistem. Didalamnya yaitu pembahasan mengenai :
detak jantung, elektrokardiogram, suhu tubuh, IoT, Arduino UNO, AD8232,
DS18b20, dll.

BAB 3 : PERANCANGAN ALAT DAN SISTEM


Dalam bab ini dibahas tentang perancangan alat dan sistem, diantaranya yaitu
diagram blok, skematik rangkaian, dan diagram alir perancangan sistem.

BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini berisi tentang pengujian alat serta pembahasan data yang
diperoleh dari pengujian alat dan sistem

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini merupakan bagian penutup yang berisikan kesimpulan dari
pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini serta saran untuk penelitian
berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara


5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan Tubuh


Kesehatan adalah keadaan baik dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup sehat. Penentuan kesehatan dapat dilakukan
dengan pemeriksaan TTV (Tanda Tanda Vital). Pemeriksaan tanda vital merupakan
pengukuran fungsi tubuh yang paling dasar untuk mengetahui tanda klinis dan
berguna untuk memperkuat diagnosis suatu penyakit dan berfungsi dalam
menentukan perencanaan medis yang sesuai (M. A. Saputro, 2017).
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa tanda-tanda vital yang
menunjukkan fungsi sangat penting bagi tubuh manusia. Tanda-tanda vital tersebut
adalah nilai fungsi dari fisiologis manusia yang terdiri dari tekanan darah, suhu
tubuh, saturasi oksigen, denyut nadi dan laju pernafasan. (Utomo. A, 2019)

2.2 Denyut Jantung


Denyut Jantung dalah jumlah panas ketukan dalam satu menit atau detak
jantung per menit sementara denyut nadi adalah ukuran tekanan darah meningkat
teraba seluruh tubuh. Denyut nadi adalah berapa kali arteri kita berdenyut permenit
yang sebagai dampak dari berdenyutnya jantung. Frekuensi denyut nadi akan sama
persis dengan detak jantung, tekanannya juga akan menggambarkan tingkat kontraksi
jantung, karena kontraksi jantung ini menyebabkan peningkatan tekanan darah dan
denyut nadi di arteri. Dalam pengukuran denyut nadi dan denyut nadi merupakan hal
yang sama. Denyut jantung digunakan untuk parameter fungsi tubuh manusia, yang
berkisar antara 60-100 denyut per menit untuk usia dewasa (Prayogo, 2017).
Jantung adalah salah satu organ penting dari manusia yang bertugas dalam
sistem sirkulasi darah. Jantung terletak di dalam rongga dada kiri dan besarnya
sekitar sekepalan dari pemilik jantung. Jantung memiliki 4 ruang yaitu 2 atrium dan
2 ventrikel. Atrium dipisahkan dari sistem vena oleh katup jantung, sehingga aliran
darah hanya untuk satu arah.
Ketika atrium berkontraksi, atrium memompa darah sampai ke ventrikel yang
juga dipisahkan oleh katup. Katup hanya membuka aliran darah dari atrium ke

Universitas Sumatera Utara


6

ventrikel dan tidak sebaliknya. Ventrikel mengembang ketika terisi dengan tekanan
yang dihasilkan oleh aliran darah dalam atrium. Ventrikel berkontraksi beberapa saat
setelah atrium memompa darah sebagai hasil waktu tunda elektrik antara atrium dan
ventrikel. Ventrikel memompa darah sampai ke arteri yang dipisahkan oleh katup
sehingga membentuk aliran satu arah. Ventrikel kiri memompa darah sampai ke
aorta dan dipisahkan oleh katup untuk menghindari aliran balik. Aorta menyuplai
darah ke seluruh bagian tubuh. Ventrikel kanan memompa darah yang akan disaring
menuju arteri pulmonalis, dan dipisahkan oleh katup pulmonalis, untuk selanjutnya
masuk ke sirkulasi darah paru-paru (Rizal, 2014).

2.3 Suhu tubuh


Suhu tubuh adalah perbedaan antar jumlah panas yang diproduksi oleh proses
tubuh dan jumlah panas yang hilang kelingkungan luar. Suhu tubuh mudah sekali
berubah dan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor eksternal maupun faktor
internal. Perubahan suhu tubuh sangat erat kaitannya dengan produksi panas
maksimal maupun pengeluaran panas yang berlebihan. Sifat perubahan panas
tersebut sangat mempengaruhi masalah klinis yang dialami setiap orang, menurut
WHO suhu tubuh normal manusia berkisar 36,5-37,5 ⁰C (N. M. E. M, 2017).

2.4 Elektrokardiogram
Elektrokardiogram adalah grafik hasil pencatatan aksi potensial atau
perubahan kelistrikan yang dihasilkan oleh kontraksi otot jantung (atrium dan
ventrikel). Aksi potensial adalah aktivitas listrik yang menyebabkan kontraksi otot.
Kondisi ini berlangsung karena adanya konduktivitas sel miokard. Konduktivitas
adalah kemampuan sel-sel otot jantung untuk mengirim impuls sepanjang membran-
membran selnya.
Elektrokardiogram diperoleh melalui pengukuran potensial listrik diantara
berbagai titik ditubuh dengan menggunakan biomedical instrumentation amplifier.
Sadapan (lead) merekam sinyal listrik jantung dari kombinasi tertentu electrode yang
ditempatkan pada titik tertentu di tubuh klien. Prinsip kerja mesin elektrokardiogram
(EKG) menggunakan prinsip galvanometer. Apabila gelombang depolarisasi
bergerak menuju elektrode positif, maka stilus akan mencatat gelombang positif

Universitas Sumatera Utara


7

(defleksi ke atas). Apabila gelombang depolarisasi bergerak menjauhi electrode


positif, maka stilus akan mencatat gelombang negatif (defleksi ke bawah). Jika
gelombang depolarisasi bergerak tegak lurus terhadap elektrode positif, maka stilus
akan mencatat gelombang biphasic atau equpashic (gelombang defleksi ke atas
positif dan ke bawah/negatif). Hasil pencatatan oleh stilus berupa garis lurus disebut
garis isoelektris. (Udjianti, W.J., 2010)

Gambar 2.1 Gelombang EKG


Berdasarkan gambar 2.1 maka gelombang EKG terdiri dari beberapa bagian
antara lain baseline, gelombang P, interval PR, gelombang Q, komplek QRS,
segment ST, dan gelombang T.
2.3.1 Baseline
Baseline atau isoelektris merupakan garis horizontal yang dibuat oleh jarum
EKG saat tidak ada aktifitas listrik atau aktivitasnya sangat rendah. Gerakan jarum
diatas baseline disebut positif, dibawah baseline disebut negatif.
2.3.2 Gelombang P
Gelombang P merupakan defleksi positif pertama (Gerakan jarum diatas
baseline akibat depolarisasi atrium.
2.3.3 Komplek QRS
Komplek QRS merupakan depolarisasi ventrikel. Durasi atau lebarnya diukur
mulai dari permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang S.
2.3.4 Gelombang Q
Gelombang Q merupakan defleksi negatif pertama pada komplek QRS,
sehingga mencerminkan awal depolarisasi ventrikel.
2.3.5 Gelombang R
Gelombang R merupakan defleksi positif pertama dari komplek QRS,
yang menggambarkan depolarisasi ventrikel.

Universitas Sumatera Utara


8

2.3.6 Gelombang S
Gelombang S merupakan defleksi negatif pertama setelah R yang
menggambarkan depolarisasi ventrikel.
2.3.7 Gelombang T
Gelombang T merupakan gelombang panjang setelah QRS yang
menggambarkan repolarisasi ventrikel. Gelombang T inverted : gelombang T yang
berada dibawah baseline atau negatif T (Saryono,2014).

2.4.1 Sadapan EKG


Sadapan pada EKG memiliki 2 arti yaitu mengacu pada kabel yang terhubung
pada elektroda ke elektrokardiogram, atau gabungan elektroda yang mengakibatkan
garis khayal pada tubuh dimana sinyal listrik terukur. Sadapan EKG berfungsi untuk
melihat sudut pandang jantung agar terbaca dengan jelas. Terdapat dua jenis sadapan
pada EKG yaitu sadapan Bipolar dan sadapan Unipolar.
1. Sadapan Bipolar (I,II,III)
Sadapan bipolar merupakan sadapan yang merekam beda potensial dari 2
elektroda. Posisi jantung terlihat searah vertcal dan horizontal (atas ke bawah dan
kesamping). Hal ini karena adanya gaya listrik dari jantung dan melewati kabel-kabel
elektroda yang dipasangkan pada tangan dan kaki. Masing-masing RA (right arm),
LA (left arm), RF (right foot, LF (left foot)). Sadapan Bipolar ini menghasilkan tiga
jenis lead yaitu lead I, II, dan III. Ketiga sadapan ini dinamakan sebagai segitiga
sama sisi yang biasa disebut sebagai segitiga Einthoven.
Sadapan I muatan antara RA negative (-) dan LA positif (+) mengakibatkan
beda potensial, sehingga arah listrik jantung bergerak menuju sudut 0°. Dengan
begitu bagian literal jantung dapat digambarkan oleh sadapan I.
Sadapan II muatan antara RA negative (-) dan LF positif (+)
mengakibatkan beda potensial, sehingga mengakibatkan arah listrik yang dihasilkan
jantung bergerak sebesar +60° dengan begitu bagian inferor jantung dapat
digambarkan dari sadapan II.
Sadapan III muatan antara LA yang bermuatan negative (-) dan RF yang
bermuatan positif (-) mengakibatkan terjadinya beda potensial, sehingga
mengakibatkan arah listrik jantung bergerak sebesar sudut + 120°.

Universitas Sumatera Utara


9

2. Sadapan Unipolar
Unipolar Ekstremitas
Merupakan sandapan yang merekam beda potensial pada satu titik. Sadapan
ini dipasangkan pada kedua kaki dan tangan yang disambungkan dengan kabel
seperti sadapan bipolar. Sudut pandang terhadap jantung disebabkan oleh vektor dari
sadapan unipolar.
Unipolar Prekordial
Sadapan unipolar prekordial terjadi karena adanya beda potensial listrik pada
elektroda eksplorasi yang dipasangkan pada dada. Elektroda indiferent (potensial 0)
terjadi akibat pengabungan 3 elektroda ekstremitas. Sadapan ini melihat jantung
secara horizontal (jantung bagian posterior, anterior, lateral, septal dan ventrikel
kanan). Sadapan unipolar prekordial dapat diperlebar hingga ke posterior dan
ventrikel kanan guna melihat sudut jantung. Pada posterior ditambahkan V7, V8, dan
V9, sedangkan pada ventrikel kanan dapat ditambahkan dengan V1, V2, V3, V4, V5,
V6, V7, V8, V9.
Penempatan Elektroda
Daerah kiri
V1: Ruang interkiostal IV garis ekternal kanan
V2: Ruang interkiostal IV garis ekstemal kiri
V3: antara V2 dan V3
V4: Ruang interkiostal V midcavikula kiri
V5: lurus denganV4 garis aksilia depan
V6: lurus dengan V4 garis mid aksilia kiri
Bagian posterior

V7: Ruang interkiostal V garis aksilia


posteror kiri
V8: Ruang interkiostal V garis kapula
posterior kiri
V9: Ruang interkostal V samping kiri tulang
belakang
Dada kanan

Universitas Sumatera Utara


10

V1R diletakkan seperti V1


V2R diletakkan seperti V2.
V3R: Antar V1-V4R
V4R:Ruang interkiostal ke-5 garis
midkavikula kanan
V5R:Ruang interkiostal ke-5 antara V4R-V5R
V6R: ke-5 garis mid aksila kanan
Sebelum bagian posterior (V7-V9) dipasang, semua sadapan prekordial dari
V1-V6 terlebih dulu dilepas dari dinding dada. Selanjutnya, untuk sadapan V7-V9
dapat digunakan sadapan prekordial mana pun (elektroda prekordial V1-V3 atau V3-
V6 sesuai keinginan). (Salli.S, 2018)

2.5 Elektrode
Agar fenomena bioelektrik dapat diukur oleh alat ukur listrik, diperlukan
transduser yang dapat mengubah dari aliran ion ke aliran elektron. Transduser yang
digunakan untuk keperluan tersebut biasa dinamakan dengan bioelektrode. Dengan
bantuan elektrode sinyal-sinyal bioelektrik seperti EKG dapat diakuisisi untuk
kemudian diolah dan ditampilkan ke perangkat penampil. Terdapat 3 jenis elektrode :
Elektrode permukaan, makroelektrode, dan mikroelektrode.
Sifat permukaan kulit yang elektris dapat dimodelkan sebagai larutan
elektrolit sedangkan elektrode dapat dimodelkan sebagai elektrode metal seperti pada
sel basah. Ketika elektrode logam direndam dalam larutan elektrolit, akan terjadi
pelepasan ion logam ke dalam larutan. Ion-ion dalam larutan elektrolit, beberapa
diantaranya akan bereaksi dengan elektrode logam. Karena ada beda konsentrasi ion-
ion yang dilepaskan oleh logam dan elektrolit, akan muncul gradien muatan yang
akan menimbulkan beda potensial.
Penggunaan elektrode sebagai transduser yang menyebabkan terjadinya
potensial elektrode akan membawa konsekuensi yaitu potensial elektrode yang
mencapai 1,5 V akan menyebabkan DC drift, sementara sinyal
bioelektrik/biopotensial biasanya 1000 kali lebih rendah dari potensial tersebut. Hal
ini akan menyebabkan perbedaan besar antara tegangan DC yang timbul dengan

Universitas Sumatera Utara


11

tegangan sinyal biopotensial. Untuk menangani masalah komponen DC dari sinyal


yaitu menggunakan penguat diferensial DC. (Rizal,2014)

2.6 Internet Of Things


Internet of Things adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya
kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya
interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer.
Internet of Things lebih sering disebut dengan singkatannya yaitu IoT. IoT ini sudah
berkembang pesat mulai dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-
electromechanical systems (MEMS), dan juga Internet.
IoT bekerja dengan memanfaatkan suatu argumentasi pemrograman, dimana
tiap-tiap perintah argumen tersebut bisa menghasilkan suatu interaksi antar mesin
yang telah terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan tanpa
terbatas jarak berapapun jauhnya. Jadi, Internet di sini menjadi penghubung antara
kedua interaksi mesin tersebut. Manusia dalam IoT tugasnya hanyalah menjadi
pengatur dan pengawas dari mesin-mesin yang bekerja secara langsung tersebut.

2.6.1 Server Thingspeak


Thingspeak adalah platform informasi API IoT sumber terbuka berbasis web.
Menyimpan data sensor yang beragam. Aplikasi IoT dan dengan keluaran data dalam
bentuk grafik di web. Thingspeak berkomunikasi dengan bantuan koneksi internet
yang bertindak sebagai pembawa paket data dari sensor yang terhubung. Dan cloud
thingspeak mengambil/menyimpan, menganalisis dan mengamati serta mengolah
data dari sensor yang terhubung ke host mikrokontroler.
Thingspeak membantu membentuk logging serta membantu mengontrol
sebuah produk yang terhubung dengan jaringan domain publik (via internet) dari
lokasi keberadaan dan yang terbanyak fungsi fitur utama dari thingspeak adalah
saluran untuk data, lokasi, dan status data yang bervariasi. Setelahnya data dapat
diimplementasikan dan secara bergantian dapat memvisualisasikan informasi
menggunakan MATLAB serta perangkat lainnya. (Pasha, Sharmed., 2016)

Universitas Sumatera Utara


12

2.7 Modul AD8232


Agar mampu mendeteksi detak jantung pasien secara elektronik, maka
dibutuhkan sebuah sensor yang mampu menangkap sinyal listrik yang dihasilkan
jantung. Pada penelitian ini menggunakan sebuah elektroda yang terhubung pada
modul EKG ad8232 dimana modul ini merupakan modul yang kompatibel dengan
arduino dimana berfungsi sebagai alat ukur bio-elektrik pada tubuh manusia. Selain
itu juga mampu mendeteksi aktifitas listrik pada otot jantung dan hasil pengukuran
tersebut merupakan sinyal analog.

Gambar 2.2 Sensor EKG AD8232


Modul EKG AD8232 ini memiliki 9 pin seperti terlihat pada gambar 2.2
dimana masing-masing pin memiliki fungsi tersendiri, SDN, LO+, LO-, OUTPUT,
3,3V, dan GND merupakan pin untuk mengoperasikan modul ini dengan
mikrokontroler, juga pada pin lain seperti RA (Right Arm), LA (Left Arm), dan RL
(Right Leg) dimana pin tersebut disambungkan dengan elektrode menggunakan
kabel penghubung.
 LO- : pada mode leads of detection - DC , akan bernilai high apabila
elektroda tidak terhubung dengan -IN demikian sebaliknya
 LO+ : pada mode leads of detection + DC, dimana akan bernilai high apabila
elektroda tidak terhubung dengan +IN demikian sebaliknya
 SDN : shutdown control input
 Output : sinyal detak jantung yang telah dikondisikan sepenuhnya ditampilkan
pada output.
 3,3 V : terminal power supply
 Ground : ground power supply
Modul ini juga dipasangkan sebuah LED sebagai lampu indikator yang
berdenyut sesuai dengan irama jantung berdetak. AD8232 ini juga merupakan sebuah

Universitas Sumatera Utara


13

blok pengkondisi sinyal terintegrasi untuk EKG dan aplikasi pengukuran


biopotensial lainnya. Biasanya sinyal EKG yang diperoleh elektroda merupakan
sinyal yang lemah dengan kisaran 0-5 mV sehingga diperlukan penguat. Biopotensial
pada tubuh tidak hanya berasal dari jantung melainkan juga berasal dari otot dan
emosi seseorang, sehingga sinyal yang tidak berasal dari jantung akan dinilai sebagai
noise. Untuk menghilangkan sinyal noise tersebut skematik dilengkapi rangkaian
filter berupa high pass filter (HPF) dan low pass filter (LPF) (Rafi,M., 2018).
Dalam skematik AD8232 terdapat rangkaian leg right drive amplifier sebagai
penguat instrumentasi pada bagian input.

Gambar 2.3 Rangkaian leg right drive amplifier


Pada skema rangkaian ini digunakan sebuah resistor dengan batas output arus tidak
melebihi 10 µA. maka dengan penggunaan tegangan 3,3V resistor yang digunakan
lebih baik sebesar 330 KΩ.

2.8 DS18b20
Untuk bisa mengukur suhu tubuh digunakan sebuah sensor yang memiliki
fungsi merubah suhu panas menjadi besaran fisis. Pada penelitian ini digunakan
sensor ds18b20, sensor ini tahan terhadap air dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Sensor ini memiliki 3 buah kaki dengan fungsi berbeda-beda.

Gambar 2.4 Skematik sensor DS18b20 dengan supply external

Universitas Sumatera Utara


14

Kaki pertama berfungsi sebagai sumber daya, kaki kedua berfungsi sebagai
jalur data, sedangkan kaki ketiga berfungsi sebagai ground. kaki sensor tersebut
dibedakan menggunakan kabel warna merah, kuning, dan hijau. Sensor ini memiliki
beberapa karakteristik, salah satunya adalah sebagai berikut :
1. Pembacaan data dapat langsung dibaca ke dalam celcius
2. Faktor linier + 10mV/°C. dengan artian bahwa setiap perubahan suhu 1°C maka
terjadi perubahan tegangan sebesar 10mV dan seterusnya
3. Tingkat akurasi 0,5°C saat suhu kamar (25°C)
4. Rentang suhu antara -55°C sampai 150°C
5. Tegangan kerja sebesar 3 volt hingga 5,5 volt.
Tegangan ideal pada sensor memiliki perbandingan 100°C sama dengan 1
volt. Sensor ini dapat beroperasi menggunakan power supply tunggal dan bisa
dihubungkan dengan arduino sebagai antar muka (interface) rangkaian kontrol.
Pada dasarnya sensor ini bekerja dengan tegangan antara 3-5.5V yang
dipasangkan pada kaki 1 atau kabel merah, untuk ground dipasangkan pada kaki 2
atau kabel hitam, dan untuk kaki nomer 3 atau kabel warna biru dapat dipasangkan
pada pin arduino. Sensor akan membaca suhu apabila mendapatkan tegangan pada
kaki 1 dan selanjutnya mengirimkan data single bus dari kaki nomer 3 dikirimkan
menuju arduino. Pada sensor ini dipasangkan sebuah resistor pull-up sebagai
pengaman data yang dihubungkan antara kaki 1 dan kaki 3 sensor (Maxim, 2015)

2.9 Wi-Fi Modul ESP8266


Esp8266 dapat diperintah menggunakan AT Command atau berkomunikasi
melalui SPI atau serial. Hal ini menyebabkan ESP8266 dapat secara langsung untuk
mendukung koneksi wifi secara langsung. Modul ini menyediakan akses ke jaringan
WiFi secara transparan dengan mudah melalui interkoneksi serial (UART RX/TX).
ESP8266 dapat bertindak sebagai:
- Client ke suatu wifi router, sehingga saat konfigurasi dibutuhkan setting nama
access pointnya dan juga passwordnya
- Access Point, dimana ESP8266 dapat menerima akses wifi.

Universitas Sumatera Utara


15

Modul WiFi ini merupakan SoC (System on Chip) dengan stack protokol
TCP/IP yang telah terintegrasi, sehingga memungkinkan mikrokontroler untuk
mengakses jaringan WiFi.

Gambar 2.5 NodeMCU ESP8266


Keunggulan utama modul ini adalah tersedianya mikrokontroler RISC
(Tensilica 106μ Diamond Standard Core LX3) dan Flash Memory SPI 4 Mbit
Winbond W2540BVNIG terpadu. Modul nodemcu ini dapat mendukung antarmuka
dengan perangkat antara lain: komunikasi serial ,SPI, dan digital pin. Komunikasi
antara Mikrokontroller dan modul nodemcu ESP8266 adalah secara serial dengan
konfigurasi sebagai berikut :

1. Mikrokontroller pin 15 ke ESP8266 RX


2. Mikrokontroller pin 14 ke ESP8266 TX
3. Mikrokontroller GND ke GND ESP826
4. Mikrokontroller pin Vcc 5v ke ESP8266 Vcc

Modul WiFi ini bekerja dengan catu daya 3,3 volt. Salah satu kelebihan
modul ini adalah kekuatan transmisinya yang dapat mencapai 100 meter, dengan
begitu modul ini memerlukan koneksi arus yang cukup besar (rata-rata 80 mA,
mencapai 215 mA pada CCK 1 MBps, moda transmisi 802.11b dengan daya pancar
+19,5 dBm belum termasuk 100 mA untuk sirkuit pengatur tegangan internal).
Untuk komunikasi, model ini menggunakan koneksi 115200,8,N,1 (115.20)bps, 8
data-bit, no parity, 1stop bit).
ESP-12E merupakan bagian dari esp8266 yang terintegrasi MCU
mikrokontroler 32 bit dengan 16 bit RISC. Dengan clock speed 80 MHz dengan
maksimum 160MHz. Wi-fi 2,4 GHz, mendukung WPA/WPA2 serta mampu
melakukan transmisi data kurang dari 2 ms.

Universitas Sumatera Utara


16

2.10 Arduino UNO


Arduino uno adalah board mikrokontroler berbasis Atmega328. Memiliki 14
pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai
output PWM dan 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, Jack Power,
ICSP header, dan tombol reset. Arduino uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB
atau dengan catu daya eksternal (otomatis).

Gambar 2.6 Board Arduino UNO


Kisaran kebutuhan daya yang disarankan untuk board UNO adalah 7 V
sampai dengan 12 V. jika diberi tegangan dibawah 7 volt kemungkinan pin 5 volt
UNO dapat beroperasi tetapi tidak stabil. Tetapi jika diberi tegangan diatas 12 volt
maka regulator tegangan bisa panas dan merusak board UNO. Masing-masing dari
14 pin digital di Uno dapat digunakan sebagai input atau output, dengan
menggunakan fungsi pinMode (), digitalWrite (), dan digitalRead (), beroperasi
dengan daya 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima maksimum 40 mA
dan memiliki internal pull-up resistor (secara default terputus) dari 20-50 kΩ.
Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:
- Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan
(TX)
TTL data serial. Pin ini dihubungkan ke pin yang berkaitan dengan chip Serial
ATmega8U2 USB-to-TTL.
-Interupsi Eksternal : 2 dan 3, Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt
pada
nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atau turun, atau perubahan nilai.
- PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11, menyediakan output PWM 8-bit dengan fungsi
analogWrite ().

Universitas Sumatera Utara


17

- SPI: 10 (SS), 11 (Mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI
menggunakan SPI library.
- LED: 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin bernilai nilai
HIGH, LED on, ketika pin bernilai LOW, LED off.
Uno memiliki 6 masukan analog, berlabel A0 sampai dengan A5, yang masing-
masing menyediakan 10 bit dengan resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda).
Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:
- I2C : A4 (SDA) dan A5 (SCL). Dukungan I2C (TWI) komunikasi menggunakan
perpustakaan Wire.
- Aref: Tegangan referensi (0 sampai 5V saja) untuk input analog. Digunakan
dengan fungsi analogReference ().
- Reset : Baris ini LOW untuk reset mikrokontroler. (Arduino.cc, 2017).

2.11 Liquid Crystal Display (LCD 16 x 2)


Modul 16x2 sudah dilengkapi dengan sebuah kontrol yang memiliki dua
register 8 bit yaitu register instruksi (IR) dan register datar (DR). IR menyimpan
kode instruksi, seperti display clear, cursor shift dan informasi address untuk display
data RAM dan character generator (CGRAM). LCD (Liquid Cristal Display) adalah
salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang
bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di
sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD
(Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter,
huruf, angka ataupun grafik. LCD (Liquid Crystal Display) sering diartikan dalam
bahasa indonesia sebagai tampilan kristal cair merupakan suatu jenis media tampilan
yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama.
LCD dapat menampilkan karakter ASCII sehingga kita bisa menampilkan
campuran huruf dan angka sekaligus bewarna ataupun tidak bewarna, hal ini
disebabkan karena terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu
buah kristal cair sebagai titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya namun
kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya didalam sebuah
perangkat LCD adalah lampu neon bewarna putih dibagian belakang susunan kristal
cair tadi.

Universitas Sumatera Utara


18

Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang
membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah
karena pengaruhpolarisasi medan magnetik yang timbul dan oleh karenanya akan
hanya membiarkan beberapa warna diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring.
Dalam menampilkan karakter untuk membantu menginformasikan proses dan
kontrol yang terjadi dalam suatu program robot kita sering menggunakan LCD. Ada
beberapa jenis LCD perbedaanya hanya terletak pada alamat menaruh karakternya.
Salah satu LCD yang sering dipergunakan adalah LCD 16x2 artinya LCD tersebut
terdiri dari 16 kolom dan 2 baris.
LCD ini sering dipergunakan karena harganya relatif murah dan
pemakaiannya yang mudah. LCD yang digunakan masih membutuhkan agar dapat
dikoneksikan dengan sistem minimum dalam suatu mikrokontroller. Driver tersebut
berisi rangkaian pengaman, pengatur tingkat kecerahan backlight maupun data serta
untuk mempermudah pemasangan di mikrokontroller (portable-red). LCD Display 16
X 2 diperlihatkan pada gambar 2.3, sebagai berikut.

Gambar 2.7 LCD 16x2


Modul LCD memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Terdapat 16 x 2 karakter huruf yang bisa ditampilkan.
2. Setiap terdiri dari 5 x 7 dot-matrix cursor.
3. Terdapat 192 macam karakter.
4. Terdapat 80 x 8 bit display RAM ( maksimal 80 karakter ).
5. Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit maupun dengan 4 bit.
6. Dibangun oleh osilator lokal.
7. Satu sumber tegangan 5 Volt.
8. Otomatis reset saat tegangan dihidupkan.
9. Bekerja pada suhu 0oC sampai 550C

Universitas Sumatera Utara


19

2.11.1 Konfigurasi Pin LCD


Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses proses
internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan instruksi
membaca data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, tiap karakter dengan
huruf 5 X 7 dot matrik. Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter (membaca
program), maksimum pembacaan 80 X 8 bit tampilan data. Perintah utama LCD
adalah Display Clear, Cursor Home, Display ON/OFF, Display Character Blink,
Cursor Shift, dan Display Shift.
Tabel 2.1 Konfigurasi Pin LCD
No Simbol Level Fungsi
1 Vss - 0 Volt
2 Vcc - 5 + 10% Volt
3 Vee - Penggerak LCD
4 RS H/L H= memasukkan data
L= memasukkan ins
5 R/W H/L H= baca
L= tulis
6 E Enable Signal
7 DB0 H/L
8 DB1 H/L
9 DB2 H/L
10 DB3 H/L
11 DB4 H/L Data Bus
12 DB5 H/L
13 DB6 H/L
14 DB7 H/L
15 V+BL Kecerahan LCC
16 V-BL

Universitas Sumatera Utara


20

BAB 3
PERANCANGAN ALAT DAN SISTEM

3.1 Blok Diagram Sistem


Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari suatu atau
lebih komponen yang memiliki kesatuan kerja tersendiri, dan setiap blok komponen
mempengaruhi komponen yang lainnya. Diagram blok merupakan salah satu cara
yang paling sederhana untuk menjelaskan cara kerja dari suatu sistem. Dengan
diagram blok kita dapat menganalisa cara kerja rangkaian dan merancang hardware
yang akan dibuat secara umum.
Berikut diagram blok dari sistem yang akan dibuat, sesuai dengan yang
diperlihatkan pada gambar 3.1

AD8232

Sistem IoT
NodeMCU
(Thingspeak
ESP8266
Server)
Adaptor
Arduino UNO

LCD Display

DS18b20

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem


Dari gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa, sistem berjalan dengan masukan
daya dari supply eksternal adaptor 12 Volt melalui kabel jack ke mikrokontroler.
Inputan berasal dari elektroda yang menerima sinyal bioelektrik yang dihasilkan oleh
jantung. Sinyal bioelektrik tersebut dikirimkan ke modul EKG AD8232 melalui
kabel probe EKG. Pada modul EKG ini sinyal yang diterima merupakan sinyal
analog. Inputan lainnya yaitu sensor ds18b20 merupakan sinyal digital untuk
mendeteksi suhu tubuh. Kemudian data analog inputan tersebut dikirim ke
mikrokontroler untuk dikontrol dan dikonversi menjadi sinyal digital yang akan

Universitas Sumatera Utara


21

merepresentasikan hasil pengukuran suhu tubuh dan sinyal EKG yang dapat dilihat
secara visual pada monitor. Pada mikrokontroler juga akan dilakukan pengukuran
jumlah detak jantung berdasarkan data yang didapatkan dari grafik sinyal ekg. Hasil
pengukuran suhu dan detak jantung ditampilkan pada LCD serta dikirim ke server
IoT Thingspeak melalui modul Wi-Fi NodeMCU ESP8266 yang sebelumnya sudah
terhubung dengan jaringan Wi-Fi. Dalam sistem IoT ini terdapat 3 bagian penting
yaitu ESP8266 sebagai host, Thingspeak sebagai server dan operator/user yang
mengakses data sebagai client.

3.1.1 Fungsi Tiap Blok


Blok Adaptor : sebagai sumber supply daya pada sistem.
Blok AD8232 : sebagai modul EKG untuk penguat dan pengkondisi
sinyal denyut jantung. AD8232 mendapatkan inputan
dari elektroda sebagai transduser sinyal bioelektrik dari
aktivitas listrik jantung
Blok DS18b20 : sebagai pengukur suhu tubuh.
Blok Mikrokontroler : sebagai pengolah data dari sensor dan mengirim
hasilnya ke modul wifi untuk ditransmisikan ke modul
wifi NodeMCU ESP8266.
Blok NodeMCU : sebagai media pengirim data yang telah diterima dari
mikrokontroler.
Blok LCD Display : sebagai penampil data hasil pengukuran
Blok sistem IoT : sebagai platform IoT menyimpan data ke cloud serta
menampilkan data yang dapat diakses melalui internet.

3.2 Perancangan Power Supply (Adaptor)


Sumber tegangan yang dibutuhkan agar sistem dapat bekerja dengan stabil
yaitu sekitar 5V DC dan tidak lebih dari 6V. sumber tegangan diperoleh dari adaptor
12V. Hal ini agar sistem dapat bekerja secara otonom dan sistem dapat terus bekerja
selama 24 jam penuh dalam sehari tanpa mengalami kekurangan sumber tegangan.
Saat adaptor dapat bekerja dengan baik maka dalam rangkaian ini digunakan IC7805

Universitas Sumatera Utara


22

untuk menurunkan tegangan 12V menjadi 5V agar tegangan yang terpasok ke sistem
tetap 5V DC. Hal ini diperlukan agar sistem tidak rusak.
SW1

SW-SPST

L2 U6
Out 12VDC 7805
V2 Out 5V
220VAC 1 3
VI VO

GND
BR2 C5 C3
1N4002 220uF/50V

2
1000u/50V

Gambar 3.2 Skematik Rangkaian Adaptor

3.3 Perancangan Sensor EKG AD8232


3.3.1 Skematik Rangkaian AD8232
Dibawah ini merupakan skematik rangkaian AD8232. Sensor AD8232
merupakan sebuah modul sensor yang digunakan untuk mengukur aktivitas listrik
yang terjadi dalam jantung manusia. Aktivitas listrik ini dapat dipetakan sebagai
gelombang EKG dan dapat dibaca sebagai data analog. AD8232 juga bertindak
sebagai OP-AMP atau penguat sinyal untuk membantu mendapatkan sinyal yang
jelas.

Gambar 3.3 Skematik Rangkaian Modul EKG AD8232

3.3.2 Skematik Rangkaian Sensor EKG


Modul EKG dikoneksikan dengan Arduino UNO melalui hubungan antar
kaki dengan port arduino seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Universitas Sumatera Utara


23

ARD1
12 V input

LS1

ON
Reset BTN
3.3V

www.TheEngineeringProjects.com
AREF
SPEAKER
13
PB5/SCK
12
PB4/MISO
RESET 11
~ PB3/MOSI/OC2A Vcc
10
~ PB2/OC1B LO-
9
~ PB1/OC1A
8 LO+
PB0/ICP1/CLKO
Output

ATMEGA328P-PU
1121
7
ANALOG IN

PD7/AIN1 Vcc
6
A0 ~ PD7/AIN1
5
PC0/ADC0 AD8232
A1 ~ PD5/T1/OC0B
4
PC1/ADC1
A2 PD4/T0/XCK
3
PC2/ADC2
A3 ~ PD3/INT1/OC2B
2
PC3/ADC3 PD2/INT0
A4 1
PC4/ADC4/SDA PD1/TXD
A5 0
PC5/ADC5/SCL PD0/RXD

ARDUINO UNO

Gambar 3.4 Skematik Rangkaian Sensor EKG


Pin digital 13 dihubungkan ke speaker, kemudian pin 12 dihubungkan
dihubungkan dengan LO+ dan pin digital 11 ke LO- serta pin output dihubungkan ke
pin A0.

3.4 Perancangan Sensor Suhu


DS18b20 memiliki 3 kaki dimana masing-masing dihubungkan yaitu : DQ ke
port A1, Ground ke ground dan Vcc ke Vcc seperti ditunjukkan pada gambar
dibawah ini :
5V

ARD1
12 V input

U1
3
VCC
ON

2 50.5
Reset BTN

DQ
1
www.TheEngineeringProjects.com

GND
AREF DS18S20
13
PB5/SCK
12
PB4/MISO
RESET 11
~ PB3/MOSI/OC2A
10
~ PB2/OC1B
9
~ PB1/OC1A
8
PB0/ICP1/CLKO
ATMEGA328P-PU
1121

7
ANALOG IN

PD7/AIN1
6
A0 ~ PD7/AIN1
5
PC0/ADC0
A1 ~ PD5/T1/OC0B
4
PC1/ADC1
A2 PD4/T0/XCK
3
PC2/ADC2
A3 ~ PD3/INT1/OC2B
2
PC3/ADC3 PD2/INT0
A4 1
PC4/ADC4/SDA PD1/TXD
A5 0
PC5/ADC5/SCL PD0/RXD

ARDUINO UNO

Gambar 3.5 Skematik Rangkaian Sensor Suhu Tubuh

Universitas Sumatera Utara


24

3.5 Perancangan Rangkaian Modul Wi-Fi ESP8266


Perancangan modul ini menggunakan komunikasi serial untuk menerima data
dari hasil pengolahan sensor oleh mikrokontroler. Mikrokontroler menerima data
dari sensor kemudian mengirimkannya ke modul Wi-Fi ESP8266. Modul Wi-Fi ini
terhubung ke jaringan internet, data yang diterima melalui jalur serial TX
(transmitter) dari mikrokontroler akan di upload ke server thingspeak melalui
jaringan Wi-Fi. Data yang dikirimkan oleh ESP8266 akan terlihat pada server
dengan interface web.

Gambar 3.6 Skematik Rangkaian Esp8266

3.6 Perancangan Rangkaian LCD


Rangkaian LCD diperlukan untuk menampilkan hasil pengukuran secara
langsung dari sistem guna pemantauan jarak dekat yang ditampilkan pada LCD 16 x
2 yang telah dirancang seperti pada gambar berikut :
13
12

10
11

9
8

7
6
5
4
3
2
1
0

D7
~ PD3/INT1/OC2B
PB4/MISO
PB5/SCK

PD0/RXD
~ PB3/MOSI/OC2A

~ PD5/T1/OC0B
~ PD7/AIN1
PB0/ICP1/CLKO

PD1/TXD
PD7/AIN1
~ PB2/OC1B

PD4/T0/XCK
AREF

PD2/INT0
~ PB1/OC1A

D6
www.TheEngineeringProjects.com

D5
D4
D3
D2
D1
D0
www.TheEngineeringProjects.com E
RW
ATMEGA328P-PU RS
VEE
12 V input

1121

VDD
ON
VSS
5V
PC4/ADC4/SDA
PC5/ADC5/SCL

ARDUINO UNO

ANALOG IN
PC0/ADC0
PC1/ADC1
PC2/ADC2
PC3/ADC3
RESET
ARD1

LCD 16X2
LCD1

Reset BTN
A0
A1
A2
A3
A4
A5

Universitas Sumatera Utara


25

Gambar 3.7 Skematik Rangkaian LCD


3.7 Diagram Alir
3.7.1 Diagram Alir Sistem Monitoring
MULAI

Inisialisasi Sistem

Pengukuran Detak Jantung oleh AD8232


Pengukuran Suhu Tubuh oleh DS18b20

Pembacaan Data dan Tampilkan hasil


Pengontrolan Oleh pengukuran pada
Mikrokontroler LCD Display

Pengiriman data oleh


modul Wi-Fi ESP8266

Pendefinisian alamat jaringan dan IP


Server Thingspeak. SSID dan
Password

NO Periksa konektivitas Wi-Fi dan


Alamat jaringan sesuai? coba dengan SSID dan
Password yang benar

YES

Mikrokontroler dan ESP8266 Hubungkan ke alamat Jaringan


terhubung dengan jaringan yang telah dimasukkan

Transfer data lokal ke server


thingspeak via internet

Selesai

Gambar 3.8 Diagram Alir Sistem Monitoring

Universitas Sumatera Utara


26

Berdasarkan gambar 3.8 dapat dijelaskan :


Step 1 : Proses inisialisasi sistem, yaitu pendefinisian pin yang digunakan.
Step 2 : Proses input data dari sensor
Step 3 : Pembacaan data oleh mikrokontroler serta pengontrolan sistem. Dimana
hasil akan ditampilkan pada LCD 16x2.

Pada sistem ini menggunakan komunikasi serial dimana data akan dikirim
dalam format ASCII sehingga dapat dikirimkan per bit data. Penggunaan multisensor
dalam sistem ini membutuhkan parsing data, yaitu mengurai suatu paket data untuk
memisahkan data hasil pengukuran dua sensor yang berbeda.

Step 4 : Mulai proses pengiriman data dari mikrokontroler oleh nodeMCU ESP8266
ke server
Step 5 : Pendefinisian alamat jaringan serta IP SSID dan password pada server.
Step 6 : Apabila alamat jaringan sesuai maka lanjut ke langkah berikutnya jika tidak
sesuaikan kembali.
Step 7 : ESP 8266 telah terhubung ke jaringan
Step 8 : Transfer data lokal ke server Thingspeak melalui internet akan berlangsung.

Universitas Sumatera Utara


27

3.7.2 Diagram Alir Analisis Sistem Monitoring dengan MATLAB

MULAI

Masukkan
Channel ID

Masukkan API
Key

Baca data dari channel


thingspeak pada MATLAB

Visualisasi data pada


MATLAB via Internet

SELESAI

Gambar 3.9 Diagram Alir Analisis Sistem dengan MATLAB

Universitas Sumatera Utara


28

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yaitu sebuah alat pengukur detak jantung dan suhu tubuh
secara real time dan ditampilkan melalui jaringan internet. Alat ini dirancang untuk
mempermudah monitoring kondisi pasien oleh tim medis secara jarak jauh dengan
praktis dan efisien. Rangkaian alat dirancang menggunakan board AVR yaitu atmega
328 sebagai mikrokontroler, AD8232 sebagai instrumentasi pengukuran
elektrokardiogram untuk mengukur detak jantung, ds18b20 untuk mengukur suhu
tubuh, serta esp8266 untuk mengirim data yang telah diolah oleh mikrokontroler ke
server IoT.

Gambar 4.1 Hasil Rangkaian Alat Keseluruhan

4.1. Pengujian dan Analisa Sensor AD8232


Sensor AD8232 merupakan sensor EKG yang mampu mendeteksi pulsa
listrik akibat kontraksi otot jantung. Sensor AD8232 merupakan sensor analog
dengan output berupa tegangan analog berkisar 0 hingga 5 volt. Pengujian dilakukan
dengan pemasangan inputan berupa elektroda pada tubuh responden.

Gambar 4.2 Ilustrasi letak pemasangan elektroda

Universitas Sumatera Utara


29

Pengujian dilakukan dengan memanfaatkan display serial plotter pada


Arduino untuk menampilkan grafik sinyal EKG fluktuatif. Hasil pengujian dapat
dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.3 Tampilan grafik responden 1 pada serial plotter

Gambar 4.4 Tampilan grafik responden 2 pada serial plotter

Gambar 4.5 Tampilan grafik responden 3 pada serial plotter

Universitas Sumatera Utara


30

4.2. Pengujian dan Analisa Sensor Suhu DS18b20


Sensor ds18b20 merupakan sensor suhu digital dengan output berupa data
suhu yang sebenarnya. Pembanding yang digunakan dalam pengujian merupakan
termometer digital portabel Omron MC-246. Pengujian dilakukan terhadap beberapa
responden dengan dua kali pengujian. Adapun persen error yang didapat dalam
pembandingan hasil pengukuran dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | |
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

Hasil pengujian/pengukuran suhu dapat dilihat dalam tabel berikut :


Pengujian I
Tabel 4.1 Hasil pengujian I sensor DS18B20
Responden Termometer Hasil ukur % error
portable (°C) DS18B20 (°C)
A 36,2 35,91 0,801%
B 35,8 35,62 0,503%
C 34,8 34,55 0,718%
D 35,2 34,99 0,597%
E 34,2 34,27 0,205%
F 35,7 35,78 0,224%
% error Rata-rata 0,508%

Pengujian II
Tabel 4.2 Hasil pengujian II sensor DS18B20
Responden Termometer Hasil ukur % error
portable (°C) DS18B20 (°C)
A 36,8 36,51 0,788%
B 36,0 35,81 0,528%
C 35,5 35,35 0,423%
D 36,1 35,82 0,776%
E 36,2 35,99 0,580%
F 35,2 34,96 0,682%

Universitas Sumatera Utara


31

% error Rata-rata 0,629%

Dari hasil kedua pengujian diatas diperoleh persentase error alat sebesar
0,568 %. Hal ini memberi kesimpulan bahwa hasil pengukuran suhu oleh DS18B20
cukup akurat dan stabil.

4.3. Pengujian dan Analisa Perhitungan Nilai BPM pada AD8232


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas alat dalam menghitung
jumlah detak jantung per menit (BPM). Pengukuran secara manual dilakukan dengan
menggunakan stetoskop. Pengujian ini dilakukan dengan 3 kali pengujian dengan
input variasi sebanyak 4 kali, yakni dengan nilai 30, 60, 80, dan 120 BPM. Hasil
pengukuran dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan BPM


Pengukuran manual Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
Ralat (%)
(bpm) (bpm) (bpm) (bpm)
30 31 32 30 3,33
60 61 61 62 2,22
80 81 82 80 1,25
120 121 119 118 0,55
Persen ralat 1,83

Data pada tabel menunjukkan bahwa sistem yang dibuat mampu membaca
nilai BPM (Beat Per Menit) dengan persentase kesalahan yang cukup kecil yakni
1,83%. Ini artinya masih berada dalam batas toleransi pengukuran.
Untuk mengetahui efektifitas sensor EKG dalam penelitian ini juga dilakukan
pengujian dengan menggunakan osiloskop dengan pengaturan skala perioda 200 ms
dan skala tegangan 200 mV disesuaikan dengan standard EKG. Melalui pengujian
yang dilakukan didapat hasil dengan hasil ralat perbandingan perhitungan
pengukuran manual osiloskop dengan tampilan pengukuran pada LCD sekitar 1,33
%. Dimana hasil pengukuran dapat dilihat dalam tampilan seperti gambar berikut :

Universitas Sumatera Utara


2

Gambar 4.6 Tampilan Osiloskop Gambar 4.7 Tampilan pada LCD


Skala perioda yang digunakan pada gambar yaitu sebesar 200ms sedangkan
untuk skala tegangan digunakan 200 mV. Maka untuk menentukan nilai perioda
dapat dihitung sebagai berikut :
𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑎 = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑎 × 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑅 − 𝑅
Jarak dari R-R pada gambar 4.6 adalah 4 kotak, maka nilai perioda adalah :
𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑎 = 0,2 𝑠 × 4 = 0,8 𝑠
Dengan nilai frekuensi (1/T) sebesar 1,25 Hz.
Setelah mengetahui nilai frekuensi dan perioda maka nilai BPM (Beat per Minute)
dapat dihitung dengan rumus :
60 60
𝐻𝑅 = = = 75
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑅 − 𝑅 0,8 𝑠
Jadi, nilai BPM menurut gambar 4.6 sebesar 75 BPM, dan berdasarkan gambar
4.7 sebesar 76 BPM. Berdasarkan pengujian dapat disimpulkan bahwa semakin besar
nilai BPM maka nilai perioda akan semakin kecil.

4.4. Pengujian Catu Daya


Catu daya yang digunakan adalah trafo stepdown. Pengujian dilakukan
dengan mengukur tegangan keluaran catu daya saat diberi beban dan tanpa beban.
Terdapat 2 testpoint output yaitu output setelah penyearah dan output setelah
regulator 7805. Berikut adalah data hasil pengukuran catu daya :
Tabel 4.4 Pengujian Catu Daya
Output dc Output regulator

Tanpa beban 12,51 V 5,09 V

Dgn beban 12,22 V 4,99 V

Universitas Sumatera Utara


33

4.5. Pengujian Konektifitas ESP8266 dengan Router Wi-Fi


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah esp 8266 telah terhubung
dengan jaringan wifi yang ada atau belum. Langkah pengujian adalah dengan
menjalankan program yang telah di unggah pada modul esp 8266 yaitu NodeMCU
ESP-12E. Setelah itu aktifkan modul dengan menghubungkan kabel serial dengan
komputer melalui port USB, kemudian jalankan aplikasi serial monitor yang ada
pada software arduino IDE. Tampilan serial monitor akan menampilkan status
connected jika modul Esp8266 telah terhubung dengan jaringan yang ada.

Gambar 4.8 Tampilan status koneksi Esp8266 pada serial monitor

4.5. Pengujian Sistem Secara Keseluruhan


Pengujian sistem keseluruhan dilakukan setelah seluruh komponen terhubung
termasuk program Bahasa C dan server thingspeak. Langkah awal yaitu menyiapkan
input dan output. Aktifkan power supply 12 V.
Ketika rangkaian telah bekerja, pengujian kemudian dilanjutkan dengan
pengiriman data ke internet. Langkah awal yaitu dengan mengaktifkan hotspot wifi,
cek konektifitas dengan router dan server. Setelah semua bagian terhubung maka
data yang diperoleh akan ditampilkan di Thingspeak.

Gambar 4.9 Tampilan pengukuran pada display

Universitas Sumatera Utara


34

Pada tampilan display akan ditunjukkan kondisi normal responden yaitu


dengan suhu tubuh rentang 36°C hingga 37,5°C serta detak jantung 60 bpm hingga
100 bpm.

Gambar 4.10 Tampilan kondisi normal


Gambar 4.11 Tampilan kondisi diluar
normal
Kondisi dapat dipantau secara real-time dari jarak jauh melalui server IoT,
dalam penelitian ini digunakan Thingspeak. Dengan pengiriman data melalui Wi-Fi
ke internet sehingga dapat diakses dimanapun oleh pemilik channel yang telah
terhubung sebelumnya dalam program. Untuk memulai monitoring terlebih dahulu
login dengan akun thingspeak yang telah dibuat kemudian klik my channel untuk
akses data pada channel yang telah terdaftar.

Gambar 4.12 Hasil login akun thingspeak

Universitas Sumatera Utara


35

Gambar 4.13 Tampilan pengukuran secara realtime pada Thingspeak tampilan PC

Universitas Sumatera Utara


36

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan beberapa pengujian sistem monitoring kesehatan dengan
menggunakan instrumentasi pengukuran elektrokardiogram dan suhu tubuh maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Alat monitoring yang terdiri atas sensor EKG dan DS18b20 berbasis IoT
(Internet of Things) dapat direalisasikan dengan komponen utama yaitu sensor
AD8232, sensor DS18b20, board Arduino UNO, dan ESP8266 dengan tampilan
pada LCD akan menunjukkan kondisi “normal” responden ketika detak jantung
berkisar 60 s/d 100 BPM dan suhu tubuh 36°C s/d 37,5°C, dan tampilan ”Harap
periksakan diri anda” ketika hasil pengukuran diluar angka normal pengukuran.
2. Alat monitoring ini dapat berfungsi dengan baik berdasarkan pembahasan dan
analisa data yang telah dilakukan melalui beberapa kali pengujian dengan
persentase ralat pengukuran detak jantung melalui AD8232 sebesar 1,83% dan
sebesar 0,568% untuk pengukuran suhu dengan ds18b20.
3. Sistem komunikasi berbasis internet dapat dirancang dengan bantuan sebuah
server ,host dan client. Dalam hal ini server yang digunakan adalah thingspeak
dan host adalah sistem rangkaian nodemMCU yang diprogram untuk mengirim
data ke server. Sedangkan client adalah operator atau user yang berperan dalam
mengakses data dan melakukan monitoring.

5.2. Saran
Untuk menyempurnakan penelitian ini, ada beberapa tambahan yang dapat
meningkatkan kemampuan alat ini yaitu :
1. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dalam penggunaan komponen serta desain
guna penyempurnaan alat
2. Sebaiknya ditambahkan fitur untuk dapat menyimpan grafik sinyal EKG
kemudian mengirimkannya ke internet guna pemantauan yang lebih baik.
3. Sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan kontroler dengan kecepatan yang
lebih tinggi guna mendapatkan tampilan sinyal EKG secara langsung pada sistem.

Universitas Sumatera Utara


37

DAFTAR PUSTAKA

Budioko, Totok. “Sistem Monitoring Suhu Jarak Jauh Berbasis Internet Of Things
Menggunakan Protokol Mqtt,” Seminar Riset Teknologi Informasi (SRITI),
2016.
M. A. Saputro, E. R. Widasari and H. Fitriyah, "Implementasi Sistem Monitoring
Detak Jantung dan Suhu Tubuh Manusia Secara Wireless," Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Vols. 1, No. 2, pp.
148-156, 2 Februari 2017.
N. M. E. M, "Penyebab Bradikardia, Denyut Jantung Lemah Berakibat Fatal,"hello
Sehat, 20 Januari 2017. [Online]. Available:
https://hellosehat.com/bradikardia-denyut-jantung-lemah/.
Pasha, Sharmed. “Thingspeak Based Sensing and Monitoring System for IoT with
Matlab Analysis,” International Journal of New Technology and Research
(IJNTR), Volume-2, Issue-6, pages 19-23, June 2016.
Prayogo. I. “Sistem Monitoring Denyut Jantung Dan Suhu Tubuh Sebagai Indikator
Level Kesehatan Pasien Berbasis IoT (Internet Of Thing) Dengan Metode
Fuzzy Logic Menggunakan Android.” Jawa Timur: Jurnal
Salli. S, "Health Monitoring System Using Wireless Sensor Network" Int.Journal of
Engineering research and Application, vol. 8, no. 1, p. 9, 2018.
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika
Utomo. Ari, Negoro. E.H.P, Sofie. M, “Monitoring Heart Rate Dan Saturasi Oksigen
Melalui Smartphone,” Jurnal SIMETRIS, Vol. 10 No. 1 April 2019

Website dan Datasheet

Arduino.cc. (2017). Diakses tanggal 15 Desember 2019 dari https://www.arduino.cc


I. Maxim Integrated Products, "Datasheet DS18b20," 2015.
Analog Devices,Inc. “Datasheet AD8232,” 2012-2018.
Datasheet ESP8266
Datasheet ESP 12E

https://idcloudhost.com
Diakses pada tanggal 27 Desember 2019
https://www.dewaweb.com/blog/internet-of-things/
Diakses pada tanggal 27 Desember 2019

Universitas Sumatera Utara


38

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


39

Lampiran 1

Skematik Rangkaian Keseluruhan

Universitas Sumatera Utara


40

Lampiran 2

Source Code Program Mikrokontroler

#include <OneWire.h>
#include <DallasTemperature.h>
#include <LiquidCrystal.h>
#include <SoftwareSerial.h>

// initialize the library with the numbers of the interface pins


LiquidCrystal lcd(4, 5, 6, 7, 8, 9);

int RXPin = 2;
int TXPin = 3;
SoftwareSerial MySerial(RXPin, TXPin);

// Data wire is plugged into port 2 on the Arduino


#define ONE_WIRE_BUS A1
int Selisih;
int j=0,heartRate,x,y;
bool State;
float tempC;

// Setup a oneWire instance to communicate with any OneWire devices (not just
Maxim/Dallas temperature ICs)
OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS);

// Pass our oneWire reference to Dallas Temperature.


DallasTemperature sensors(&oneWire);

void setup(void)
{

Universitas Sumatera Utara


41

// start serial port


Serial.begin(9600);
MySerial.begin(115200);
sensors.begin();
lcd.begin(16, 2);

pinMode(11,INPUT);
pinMode(12,INPUT);
pinMode(13,OUTPUT);

lcd.print(" ALAT MONITORING");


lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(" DETAK JANTUNG");
delay(2000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(" OLEH : MARIA");
delay(2000);

void loop(void)
{

if ((digitalRead(11))||(digitalRead(12))){Serial.print('!');}
else {Serial.println(analogRead(A0));}
x = analogRead(A0);

if((State)&&(analogRead(A0)>500)){heartRate++;State=0;digitalWrite(13,HIGH);}
if (analogRead(A0) < 500){State = 1;digitalWrite(13,LOW);}

x1:

Universitas Sumatera Utara


42

delay(1);j++;
if(j == 1500){
sensors.requestTemperatures(); // Send the command to get temperatures

tempC = sensors.getTempCByIndex(0)+2.4;
int tempC2=tempC*100;

if(tempC != DEVICE_DISCONNECTED_C)
if(heartRate > 30) {heartRate = 30;}
MySerial.print(tempC2);MySerial.print("!");
MySerial.print(heartRate*8);MySerial.print("!");

j=0;
digitalWrite(13,HIGH);delay(100);digitalWrite(13,LOW);
if (((tempC >= 36)&&(tempC <= 37.5))&&((heartRate*8 >=
60)&&(heartRate*8<= 100))){lcd.clear();lcd.print(" STATUS : NORMAL");}
else {lcd.clear();lcd.print("HARAP PERIKSAKAN"); lcd.setCursor(0,
1);lcd.print(" DIRI ANDA!");}
delay(2000);
lcd.clear();
lcd.print("TEMP : ");
lcd.print(tempC);
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("H.R. : ");
lcd.print(heartRate*8);
heartRate = 0;
}
}

Universitas Sumatera Utara


43

Lampiran 3

Source Code Program ESP8266


#include <ESP8266WiFi.h>
#include <ESP8266HTTPClient.h>
#include <SoftwareSerial.h>
WiFiClient client;
String thingSpeakAddress= "http://api.thingspeak.com/update?";
String writeAPIKey;
String tsfield1Name;
String request_string;
HTTPClient http;
int i,IAA;
float VAA;
int RXPin = 2;
int TXPin = 3;
float temperature = 0.0;
int heartrate = 0;
void setup()
{
Serial.begin(115200);
delay(10);
pinMode(2, OUTPUT);
digitalWrite(2, HIGH);
WiFi.disconnect();
Serial.print("Connecting to ");
WiFi.begin("Smart ECG","12345678");
while ((!(WiFi.status() == WL_CONNECTED))){
Serial.print(".");
delay(300);
}
Serial.println("Connected..");

Universitas Sumatera Utara


44

digitalWrite(2, LOW);

int parse_value(){
int x, val = 0;
do{
x = Serial.read();
if ('0' <= x && x <= '9'){
val = val*10 + (x-'0');
}
} while(x != '!');
return val;
}

void loop(){
while (Serial.available()> 0) {
int IAA = parse_value();
int VAA = parse_value();
delay(10);

temperature = IAA/100.0;
heartrate = VAA;
}

Serial.print("--");

if (client.connect("api.thingspeak.com",80)) {
Serial.print("data yang dikirim : ");
Serial.print(temperature);

Universitas Sumatera Utara


45

Serial.print(" ");
Serial.println(heartrate);
request_string = thingSpeakAddress;
request_string += "api_key=";
//Write API key
request_string += "CR5Y6P6833OIAH5C";
request_string += "&field1=";
request_string += temperature;
request_string += "&field2=";
request_string += heartrate;

http.begin(request_string);
http.GET();
http.end();

delay(15000);
}
}

Universitas Sumatera Utara


46

Lampiran 4

Tampilan Numerik Thingspeak

Visualisasi Data Diskrit Body Temperature pada Matlab


1. Source Code
% Template MATLAB code for visualizing data using the STEM
% function.

% Prior to running this MATLAB code template, assign the channel


variables.
readChannelID = [1083078];
fieldID = [1];

% Channel Read API Key


readAPIKey = 'UFB2S9AG7O84UXHR';

%% Read Data %%

[data, time] = thingSpeakRead(readChannelID, 'Field', fieldID,


'NumPoints', 30, 'ReadKey', readAPIKey);

%% Visualize Data %%

stem(time, data);

Universitas Sumatera Utara


47

2. Tampilan Visualisasi

Tampilan pada aplikasi thingsview smartphone

Universitas Sumatera Utara


48

Lampiran 5

Gambar Pendukung Pengujian


a. Pengukuran manual suhu tubuh menggunakan termometer digital Omron MC-
246

b. Tampilan LCD pengukuran dengan ds18b20

c. Tampilan Osiloskop 93 BPM

Universitas Sumatera Utara


Arduino Uno

Arduino Uno R3 Front Arduino Uno R3 Back

Arduino Uno R2 Front Arduino Uno SMD Arduino Uno Front Arduino Uno Back

Overview

The Arduino Uno is a microcontroller board based on the ATmega328 (datasheet). It has 14 digital
input/output pins (of which 6 can be used as PWM outputs), 6 analog inputs, a 16 MHz ceramic
resonator, a USB connection, a power jack, an ICSP header, and a reset button. It contains everything
needed to support the microcontroller; simply connect it to a computer with a USB cable or power it
with a AC-to-DC adapter or battery to get started.
The Uno differs from all preceding boards in that it does not use the FTDI USB-to-serial driver chip.
Instead, it features the Atmega16U2 (Atmega8U2 up to version R2) programmed as a USB-to-serial
converter.
Revision 2 of the Uno board has a resistor pulling the 8U2 HWB line to ground, making it easier to put
into DFU mode.
Revision 3 of the board has the following new features:

 1.0 pinout: added SDA and SCL pins that are near to the AREF pin and two other new pins
placed near to the RESET pin, the IOREF that allow the shields to adapt to the voltage provided
from the board. In future, shields will be compatible both with the board that use the AVR,
which operate with 5V and with the Arduino Due that operate with 3.3V. The second one is a
not connected pin, that is reserved for future purposes.
 Stronger RESET circuit.
 Atmega 16U2 replace the 8U2.

"Uno" means one in Italian and is named to mark the upcoming release of Arduino 1.0. The Uno and
version 1.0 will be the reference versions of Arduino, moving forward. The Uno is the latest in a series
of USB Arduino boards, and the reference model for the Arduino platform; for a comparison with
previous versions, see the index of Arduino boards.

Summary

Microcontroller ATmega328
Operating Voltage 5V
Input Voltage (recommended) 7-12V
Universitas Sumatera Utara
Input Voltage (limits) 6-20V
Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output)
Analog Input Pins 6
DC Current per I/O Pin 40 mA
DC Current for 3.3V Pin 50 mA
Flash Memory 32 KB (ATmega328) of which 0.5 KB used by bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Clock Speed 16 MHz

Schematic & Reference Design

EAGLE files: arduino-uno-Rev3-reference-design.zip (NOTE: works with Eagle 6.0 and newer)
Schematic: arduino-uno-Rev3-schematic.pdf
Note: The Arduino reference design can use an Atmega8, 168, or 328, Current models use an
ATmega328, but an Atmega8 is shown in the schematic for reference. The pin configuration is identical
on all three processors.

Power

The Arduino Uno can be powered via the USB connection or with an external power supply. The power
source is selected automatically.
External (non-USB) power can come either from an AC-to-DC adapter (wall-wart) or battery. The
adapter can be connected by plugging a 2.1mm center-positive plug into the board's power jack. Leads
from a battery can be inserted in the Gnd and Vin pin headers of the POWER connector.
The board can operate on an external supply of 6 to 20 volts. If supplied with less than 7V, however,
the 5V pin may supply less than five volts and the board may be unstable. If using more than 12V, the
voltage regulator may overheat and damage the board. The recommended range is 7 to 12 volts.
The power pins are as follows:

 VIN. The input voltage to the Arduino board when it's using an external power source (as
opposed to 5 volts from the USB connection or other regulated power source). You can supply
voltage through this pin, or, if supplying voltage via the power jack, access it through this pin.
 5V.This pin outputs a regulated 5V from the regulator on the board. The board can be supplied
with power either from the DC power jack (7 - 12V), the USB connector (5V), or the VIN pin of
the board (7-12V). Supplying voltage via the 5V or 3.3V pins bypasses the regulator, and can
damage your board. We don't advise it.
 3V3. A 3.3 volt supply generated by the on-board regulator. Maximum current draw is 50 mA.
 GND. Ground pins.

Memory

The ATmega328 has 32 KB (with 0.5 KB used for the bootloader). It also has 2 KB of SRAM and 1 KB
of EEPROM (which can be read and written with the EEPROM library).

Input and Output

Each of the 14 digital pins on the Uno can be used as an input or output, using pinMode(),
digitalWrite(), and digitalRead() functions. They operate at 5 volts. Each pin can provide or receive a
maximum of 40 mA and has an internal pull-up resistor (disconnected by default) of 20-50 kOhms. In
addition, some pins have specialized functions:

 Serial: 0 (RX) and 1 (TX). Used to receive (RX) and transmit (TX) TTL serial data. These pins
are connected to the corresponding pins of the ATmega8U2 USB-to-TTL Serial chip.
 External Interrupts: 2 and 3. These pins can be configured to trigger an interrupt on a low
value, a rising or falling edge, or a change in value. See the attachInterrupt() function for
details.
 PWM: 3, 5, 6, 9, 10, and 11. Provide 8-bit PWM output with the analogWrite() function.
Universitas Sumatera Utara
 SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). These pins support SPI communication
using the SPI library.
 LED: 13. There is a built-in LED connected to digital pin 13. When the pin is HIGH value, the
LED is on, when the pin is LOW, it's off.

The Uno has 6 analog inputs, labeled A0 through A5, each of which provide 10 bits of resolution (i.e.
1024 different values). By default they measure from ground to 5 volts, though is it possible to change
the upper end of their range using the AREF pin and the analogReference() function. Additionally, some
pins have specialized functionality:

 TWI: A4 or SDA pin and A5 or SCL pin. Support TWI communication using the Wire library.

There are a couple of other pins on the board:

 AREF. Reference voltage for the analog inputs. Used with analogReference().
 Reset. Bring this line LOW to reset the microcontroller. Typically used to add a reset button to
shields which block the one on the board.

See also the mapping between Arduino pins and ATmega328 ports. The mapping for the Atmega8,
168, and 328 is identical.

Communication

The Arduino Uno has a number of facilities for communicating with a computer, another Arduino, or
other microcontrollers. The ATmega328 provides UART TTL (5V) serial communication, which is
available on digital pins 0 (RX) and 1 (TX). An ATmega16U2 on the board channels this serial
communication over USB and appears as a virtual com port to software on the computer. The '16U2
firmware uses the standard USB COM drivers, and no external driver is needed. However, on Windows,
a .inf file is required. The Arduino software includes a serial monitor which allows simple textual data to
be sent to and from the Arduino board. The RX and TX LEDs on the board will flash when data is being
transmitted via the USB-to-serial chip and USB connection to the computer (but not for serial
communication on pins 0 and 1).
A SoftwareSerial library allows for serial communication on any of the Uno's digital pins.
The ATmega328 also supports I2C (TWI) and SPI communication. The Arduino software includes a
Wire library to simplify use of the I2C bus; see the documentation for details. For SPI communication,
use the SPI library.

Programming

The Arduino Uno can be programmed with the Arduino software (download). Select "Arduino Uno from
the Tools > Board menu (according to the microcontroller on your board). For details, see the
reference and tutorials.
The ATmega328 on the Arduino Uno comes preburned with a bootloader that allows you to upload new
code to it without the use of an external hardware programmer. It communicates using the original
STK500 protocol (reference, C header files).
You can also bypass the bootloader and program the microcontroller through the ICSP (In-Circuit
Serial Programming) header; see these instructions for details.
The ATmega16U2 (or 8U2 in the rev1 and rev2 boards) firmware source code is available . The
ATmega16U2/8U2 is loaded with a DFU bootloader, which can be activated by:

 On Rev1 boards: connecting the solder jumper on the back of the board (near the map of Italy)
and then resetting the 8U2.
 On Rev2 or later boards: there is a resistor that pulling the 8U2/16U2 HWB line to ground,
making it easier to put into DFU mode.

You can then use Atmel's FLIP software (Windows) or the DFU programmer (Mac OS X and Linux) to
load a new firmware. Or you can use the ISP header with an external programmer (overwriting the
DFU bootloader). See this user-contributed tutorial for more information.

Automatic (Software) Reset


Universitas Sumatera Utara
Rather than requiring a physical press of the reset button before an upload, the Arduino Uno is
designed in a way that allows it to be reset by software running on a connected computer. One of the
hardware flow control lines (DTR) of the ATmega8U2/16U2 is connected to the reset line of the
ATmega328 via a 100 nanofarad capacitor. When this line is asserted (taken low), the reset line drops
long enough to reset the chip. The Arduino software uses this capability to allow you to upload code by
simply pressing the upload button in the Arduino environment. This means that the bootloader can
have a shorter timeout, as the lowering of DTR can be well-coordinated with the start of the upload.
This setup has other implications. When the Uno is connected to either a computer running Mac OS X
or Linux, it resets each time a connection is made to it from software (via USB). For the following half-
second or so, the bootloader is running on the Uno. While it is programmed to ignore malformed data
(i.e. anything besides an upload of new code), it will intercept the first few bytes of data sent to the
board after a connection is opened. If a sketch running on the board receives one-time configuration or
other data when it first starts, make sure that the software with which it communicates waits a second
after opening the connection and before sending this data.
The Uno contains a trace that can be cut to disable the auto-reset. The pads on either side of the trace
can be soldered together to re-enable it. It's labeled "RESET-EN". You may also be able to disable the
auto-reset by connecting a 110 ohm resistor from 5V to the reset line; see this forum thread for
details.

USB Overcurrent Protection

The Arduino Uno has a resettable polyfuse that protects your computer's USB ports from shorts and
overcurrent. Although most computers provide their own internal protection, the fuse provides an extra
layer of protection. If more than 500 mA is applied to the USB port, the fuse will automatically break
the connection until the short or overload is removed.

Physical Characteristics

The maximum length and width of the Uno PCB are 2.7 and 2.1 inches respectively, with the USB
connector and power jack extending beyond the former dimension. Four screw holes allow the board to
be attached to a surface or case. Note that the distance between digital pins 7 and 8 is 160 mil
(0.16"), not an even multiple of the 100 mil spacing of the other pins.

Universitas Sumatera Utara


Single-Lead, Heart Rate Monitor Front End
Data Sheet AD8232
FEATURES FUNCTIONAL BLOCK DIAGRAM
Fully integrated single-lead ECG front end 20 19 18 17 16
HPSENSE IAOUT REFIN +VS GND
Low supply current: 170 µA (typical) HPDRIVE
1
Common-mode rejection ratio: 80 dB (dc to 60 Hz) S1 10kΩ A3
FR 15

Two or three electrode configurations +IN


2
High signal gain (G = 100) with dc blocking capabilities –IN IA AC/DC 14
2-pole adjustable high-pass filter 3

Accepts up to ±300 mV of half cell potential SDN 13


150kΩ AD8232
Fast restore feature improves filter settling 4
Uncommitted op amp LOD+
RLDFB
C1 12
3-pole adjustable low-pass filter with adjustable gain LEADS-OFF
5 A2
DETECTION
Leads off detection: ac or dc options RLD LOD–
Integrated right leg drive (RLD) amplifier C2 11

S2
Single-supply operation: 2.0 V to 3.5 V
10kΩ A1
Integrated reference buffer generates virtual ground
Rail-to-rail output SW OPAMP+ REFOUT OPAMP– OUT
6 7 8 9 10
Internal RFI filter
8 kV HBM ESD rating
Shutdown pin
20-lead 4 mm × 4 mm LFCSP package
APPLICATIONS

10866-001
Fitness and activity heart rate monitors
Portable ECG Figure 1.
Remote health monitors
Gaming peripherals
Biopotential signal acquisition

GENERAL DESCRIPTION
The AD8232 is an integrated signal conditioning block for ECG
and other biopotential measurement applications. It is designed
to extract, amplify, and filter small biopotential signals in the
presence of noisy conditions, such as those created by motion or
remote electrode placement. This design allows for an ultralow
power analog-to-digital converter (ADC) or an embedded
microcontroller to acquire the output signal easily. To improve common-mode rejection of the line frequencies in
The AD8232 can implement a two-pole high-pass filter for the system and other undesired interferences, the AD8232
eliminating motion artifacts and the electrode half-cell potential. includes an amplifier for driven lead applications, such as right
This filter is tightly coupled with the instrumentation architec- leg drive (RLD).
ture of the amplifier to allow both large gain and high-pass The AD8232 includes a fast restore function that reduces the
filtering in a single stage, thereby saving space and cost. duration of otherwise long settling tails of the high-pass filters.
An uncommitted operational amplifier enables the AD8232 to After an abrupt signal change that rails the amplifier (such as a
create a three-pole low-pass filter to remove additional noise. leads off condition), the AD8232 automatically adjusts to a
The user can select the frequency cutoff of all filters to suit higher filter cutoff. This feature allows the AD8232 to recover
different types of applications. quickly, and therefore, to take valid measurements soon after
connecting the electrodes to the subject.
The AD8232 is available in a 4 mm × 4 mm, 20-lead LFCSP
package. Performance is specified from 0°C to 70°C and is
operational from −40°C to +85°C.

Rev. C Document Feedback Universitas


responsibilityis assumed by Analog Sumatera
Devices for its use, nor Utara
for any infringements ofpatents or other rightsofthird
partiesthat may result fromitsuse. Specifications subjectto changewithout notice. No license is granted by
Information furnished by Analog Devices is believed to be accurate and reliable. However, no implication or otherwise under any patent or patent rights of Analog Devices.
Trademarksandregisteredtrademarksarethepropertyoftheirrespectiveowners.

One Technology Way, P.O. Box 9106, Norwood, MA 02062-9106, U.S.A.


Tel: 781.329.4700 ©2012–2018 Analog Devices, Inc. All rights reserved.
Technical Support www.analog.com

Universitas Sumatera Utara


Data Sheet AD8232

SPECIFICATIONS
VS = 3 V, VREF = 1.5 V, VCM = 1.5 V, TA = 25°C, FR=low, SDN=high, AC/DC = low, unless otherwise noted.

Table 1.
Parameter Symbol Test Conditions/Comments Min Typ Max Unit
INSTRUMENTATION AMPLIFIER
Common-Mode Rejection Ratio, CMRR VCM = 0.35 V to 2.85 V, VDIFF = 0 V 80 86 dB
DC to 60 Hz
VCM = 0.35 V to 2.85 V, VDIFF = ±0.3 V 80 dB
Power Supply Rejection Ratio PSRR VS = 2.0 V to 3.5 V 76 90 dB
Offset Voltage (RTI) VOS
Instrumentation Amplifier Inputs 3 8 mV
DC Blocking Input1 5 50 µV
Average Offset Drift
Instrumentation Amplifier Inputs 10 µV/°C
DC Blocking Input1 0.05 µV/°C
Input Bias Current IB 50 200 pA
TA = 0°C to 70°C 1 nA
Input Offset Current IOS 25 100 pA
TA = 0°C to 70°C 1 nA
Input Impedance
Differential 10||7.5 GΩ||pF
Common Mode 5||15 GΩ||pF
Input Voltage Noise (RTI)
Spectral Noise Density f = 1 kHz 100 nV/√Hz
Peak-to-Peak Voltage Noise f = 0.1 Hz to 10 Hz 12 µV p-p
f = 0.5 Hz to 40 Hz 14 µV p-p
Input Voltage Range TA = 0°C to 70°C 0.2 +VS V
DC Differential Input Range VDIFF −300 +300 mV
Output
Output Swing RL = 50 kΩ 0.1 +VS − 0.1 V
Short-Circuit Current IOUT 6.3 mA
Gain AV 100 V/V
Gain Error VDIFF = 0 V 0.4 %
VDIFF = −300 mV to +300 mV 1 3.5 %
Average Gain Drift TA = 0°C to 70°C 12 ppm/°C
Bandwidth BW 2 kHz
RFI Filter Cutoff (Each Input) 1 MHz
OPERATIONAL AMPLIFIER (A1)
Offset Voltage VOS 1 5 mV
Average TC TA = 0°C to 70°C 5 µV/°C
Input Bias Current IB 100 pA
TA = 0°C to 70°C 1 nA
Input Offset Current IOS 100 pA
TA = 0°C to 70°C 1 nA
Input Voltage Range 0.1 +VS − 0.1 V
Common-Mode Rejection Ratio CMRR VCM = 0.5 V to 2.5 V 100 dB
Power Supply Rejection Ratio PSRR 100 dB
Large Signal Voltage Gain AVO 110 dB
Output Voltage Range RL = 50 kΩ 0.1 +VS − 0.1 V
Short-Circuit Current Limit IOUT 12 mA
Gain Bandwidth Product GBP 100 kHz
Slew Rate SR 0.02 V/µs
Voltage Noise Density (RTI) en f = 1 kHz 60 nV/√Hz
Peak-to-Peak Voltage Noise (RTI) en p-p f = 0.1 Hz to 10 Hz 6 µV p-p
f = 0.5 Hz to 40 Hz 8 µV p-p

Rev. C | Page 3 of 28
Universitas Sumatera Utara
AD8232 Data Sheet
Parameter Symbol Test Conditions/Comments Min Typ Max Unit
RIGHT LEG DRIVE AMPLIFIER (A2)
Output Swing RL = 50 kΩ 0.1 +VS − 0.1 V
Short-Circuit Current IOUT 11 mA
Integrator Input Resistor 120 150 180 kΩ
Gain Bandwidth Product GDP 100 kHz
REFERENCE BUFFER (A3)
Offset Error VOS RL > 50 kΩ 1 mV
Input Bias Current IB 100 pA
Short-Circuit Current Limit IOUT 12 mA
Voltage Range RL = 50 kΩ 0.1 +VS − 0.7 V
DC LEADS OFF COMPARATORS
Threshold Voltage +VS − 0.5 V
Hysteresis 60 mV
Propagation Delay 0.5 µs
AC LEADS OFF DETECTOR
Square Wave Frequency FAC 50 100 175 kHz
Square Wave Amplitude IAC 200 nA p-p
Impedance Threshold Between +IN and −IN 10 20 MΩ
Detection Delay 110 μs
FAST RESTORE CIRCUIT
Switches S1 and S2
On Resistance RON 8 10 12 kΩ
Off Leakage 100 pA
Window Comparator
Threshold Voltage From either rail 50 mV
Propagation Delay 2 µs
Switch Timing Characteristics
Feedback Recovery Switch On Time tSW1 110 ms
Filter Recovery Switch On Time tSW2 55 ms
Fast Restore Reset tRST 2 µs
LOGIC INTERFACE
Input Characteristics
Input Voltage (AC/DC and FR)
Low VIL 1.24 V
High VIH 1.35 V
Input Voltage (SDN)
Low VIL 2.1 V
High VIH 0.5 V
Output Characteristics LOD+ and LOD− terminals
Output Voltage
Low VOL 0.05 V
High VOH 2.95 V
SYSTEM SPECIFICATIONS
Quiescent Supply Current 170 230 µA
TA = 0°C to 70°C 210 µA
Shutdown Current 40 500 nA
TA = 0°C to 70°C 100 nA
Supply Range 2.0 3.5 V
Specified Temperature Range 0 70 °C
Operational Temperature Range −40 +85 °C
1
Offset referred to the input of the instrumentation amplifier inputs. See the Input Referred Offsets section for additional information.

Rev. C | Page 4 of 28
Universitas Sumatera Utara
Data Sheet AD8232

ABSOLUTE MAXIMUM RATINGS


Table 2. Stresses at or above those listed under Absolute Maximum
Parameter Rating Ratings may cause permanent damage to the product. This is a
Supply Voltage 3.6 V stress rating only; functional operation of the product at these
Output Short-Circuit Current Duration Indefinite or any other conditions above those indicated in the operational
Maximum Voltage, Any Terminal1 +VS + 0.3 V section of this specification is not implied. Operation beyond
Minimum Voltage, Any Terminal1 −0.3 V the maximum operating conditions for extended periods may
Storage Temperature Range −65°C to +125°C affect product reliability.
Operating Temperature Range −40°C to +85°C ESD CAUTION
Maximum Junction Temperature 140°C
θJA Thermal Impedance2 48°C/W
θJC Thermal Impedance 4.4°C/W
ESD Rating
Human Body Model (HBM) 8 kV
Charged Device Model (FICDM) 1.25 kV
Machine Model (MM) 200 V
1
This level or the maximum specified supply voltage, whichever is the lesser,
indicates the superior voltage limit for any terminal. If input voltages beyond
the specified minimum or maximum voltages are expected, place resistors in
series with the inputs to limit the current to less than 5 mA.
2
θJA is specified for a device in free air on a 4-layer JEDEC board.

Rev. C | Page 5 of 28
Universitas Sumatera Utara
AD8232 Data Sheet

PIN CONFIGURATION AND FUNCTION DESCRIPTIONS

20 HPSENSE
19 IAOUT
18 REFIN

16 GND
17 +VS
HPDRIVE 1 15 FR
+IN 2 14 AC/DC
AD8232
–IN 3 TOP VIEW 13 SDN
RLDFB 4 (Not to Scale) 12 LOD+
RLD 5 11 LOD–

OPAMP– 9
OUT 10
OPAMP+ 7
REFOUT 8
SW 6

10866-002
NOTES
1. CONNECT THE EXPOSED PAD TO GND OR
LEAVE UNCONNECTED.

Figure 2. Pin Configuration

Table 3. Pin Function Descriptions


Pin No. Mnemonic Description
1 HPDRIVE High-Pass Driver Output. Connect HPDRIVE to the capacitor in the first high-pass filter. The AD8232 drives this pin
to keep HPSENSE at the same level as the reference voltage.
2 +IN Instrumentation Amplifier Positive Input. +IN is typically connected to the left arm (LA) electrode.
3 −IN Instrumentation Amplifier Negative Input. −IN is typically connected to the right arm (RA) electrode.
4 RLDFB Right Leg Drive Feedback Input. RLDFB is the feedback terminal for the right leg drive circuit.
5 RLD Right Leg Drive Output. Connect the driven electrode (typically, right leg) to the RLD pin.
6 SW Fast Restore Switch Terminal. Connect this terminal to the output of the second high-pass filter.
7 OPAMP+ Operational Amplifier Noninverting Input.
8 REFOUT Reference Buffer Output. The instrumentation amplifier output is referenced to this potential. Use REFOUT as a
virtual ground for any point in the circuit that needs a signal reference.
9 OPAMP− Operational Amplifier Inverting Input.
10 OUT Operational Amplifier Output. The fully conditioned heart rate signal is present at this output. OUT can be
connected to the input of an ADC.
11 LOD− Leads Off Comparator Output. In dc leads off detection mode, LOD− is high when the electrode to −IN is
disconnected, and it is low when connected. In ac leads off detection mode, LOD− is always low.
12 LOD+ Leads Off Comparator Output. In dc leads off detection mode, LOD+ is high when the +IN electrode is
disconnected, and it is low when connected. In ac leads off detection mode, LOD+ is high when either the −IN
or +IN electrode is disconnected, and it is low when both electrodes are connected.
13 SDN Shutdown Control Input. Drive SDN low to enter the low power shutdown mode.
14 AC/DC Leads Off Mode Control Input. Drive the AC/DC pin low for dc leads off mode. Drive the AC/DC pin high for ac leads
off mode.
15 FR Fast Restore Control Input. Drive FR high to enable fast recovery mode; otherwise, drive it low.
16 GND Power Supply Ground.
17 +VS Power Supply Terminal.
18 REFIN Reference Buffer Input. Use REFIN, a high impedance input terminal, to set the level of the reference buffer.
19 IAOUT Instrumentation Amplifier Output Terminal.
20 HPSENSE High-Pass Sense Input for Instrumentation Amplifier. Connect HPSENSE to the junction of R and C that sets the
corner frequency of the dc blocking circuit.
EP Exposed Pad. Connect the exposed pad to GND or leave it unconnected.

Rev. C | Page 6 of 28
Universitas Sumatera Utara
DS18B20
Programmable Resolution
1-Wire Digital Thermometer
DESCRIPTION  User-Definable Nonvolatile (NV) Alarm
The DS18B20 digital thermometer provides 9-bit Settings
to 12-bit Celsius temperature measurements and  Alarm Search Command Identifies and
has an alarm function with nonvolatile user- Addresses Devices Whose Temperature is
programmable upper and lower trigger points. Outside Programmed Limits (Temperature
The DS18B20 communicates over a 1-Wire bus Alarm Condition)
that by definition requires only one data line (and  Available in 8-Pin SO (150 mils), 8-Pin SOP,
ground) for communication with a central and 3-Pin TO-92 Packages
microprocessor. It has an operating temperature  Software Compatible with the DS1822
range of -55°C to +125°C and is accurate to  Applications Include Thermostatic Controls,
0.5C over the range of -10°C to +85°C. In Industrial Systems, Consumer Products,
addition, the DS18B20 can derive power directly Thermometers, or Any Thermally Sensitive
from the data line (“parasite power”), eliminating System
the need for an external power supply.
PIN CONFIGURATIONS
Each DS18B20 has a unique 64-bit serial code,
which allows multiple DS18B20s to function on
the same 1-Wire bus. Thus, it is simple to use one MAXIM
microprocessor to control many DS18B20s N.C. 1 8 N.C.
18B20
distributed over a large area. Applications that

MAXIM
N.C. 2 7 N.C.

18B20
can benefit from this feature include HVAC 123
environmental controls, temperature monitoring VDD 3 6 N.C.
systems inside buildings, equipment, or GND
DQ 4 5
machinery, and process monitoring and control
systems. SO (150 mils)
(DS18B20Z)

FEATURES
 Unique 1-Wire® Interface Requires Only One
DQ 1 8 VDD
Port Pin for Communication
18B20

 N.C. 2 7 N.C.
GND
DQ

Each Device has a Unique 64-Bit Serial Code


VDD

Stored in an On-Board ROM N.C. 3 6 N.C.


 Multidrop Capability Simplifies Distributed GND 4 5 N.C.
Temperature-Sensing Applications
 Requires No External Components 123 SOP
 Can Be Powered from Data Line; Power Supply (DS18B20U)
(BOTTOM VIEW)
Range is 3.0V to 5.5V
 Measures Temperatures from -55°C to +125°C
(-67°F to +257°F) TO-92
 0.5C Accuracy from -10°C to +85°C (DS18B20)
 Thermometer Resolution is User Selectable
from 9 to 12 Bits
 Converts Temperature to 12-Bit Digital Word in
750ms (Max)
1-Wire is a registered trademark of Maxim Integrated Products, Inc.

1 of 22 REV: 042208
Universitas Sumatera Utara
DS18B20

ORDERING INFORMATION
PART TEMP RANGE PIN-PACKAGE TOP MARK
DS18B20 -55C to +125C 3 TO-92 18B20
DS18B20+ -55C to +125C 3 TO-92 18B20
DS18B20/T&R -55C to +125C 3 TO-92 (2000 Piece) 18B20
DS18B20+T&R -55C to +125C 3 TO-92 (2000 Piece) 18B20
DS18B20-SL/T&R -55C to +125C 3 TO-92 (2000 Piece)* 18B20
DS18B20-SL+T&R -55C to +125C 3 TO-92 (2000 Piece)* 18B20
DS18B20U -55C to +125C 8 SOP 18B20
DS18B20U+ -55C to +125C 8 SOP 18B20
DS18B20U/T&R -55C to +125C 8 SOP (3000 Piece) 18B20
DS18B20U+T&R -55C to +125C 8 SOP (3000 Piece) 18B20
DS18B20Z -55C to +125C 8 SO DS18B20
DS18B20Z+ -55C to +125C 8 SO DS18B20
DS18B20Z/T&R -55C to +125C 8 SO (2500 Piece) DS18B20
DS18B20Z+T&R -55C to +125C 8 SO (2500 Piece) DS18B20
+Denotes a lead-free package. A “+” will appear on the top mark of lead-free packages.
T&R = Tape and reel.
*TO-92 packages in tape and reel can be ordered with straight or formed leads. Choose “SL” for straight leads. Bulk TO-92 orders are straight
leads only.

PIN DESCRIPTION
PIN
NAME FUNCTION
SO SOP TO-92
1, 2, 6, 2, 3, 5,
— N.C. No Connection
7, 8 6, 7
Optional VDD. VDD must be grounded for operation in
3 8 3 VDD
parasite power mode.
Data Input/Output. Open-drain 1-Wire interface pin. Also
4 1 2 DQ provides power to the device when used in parasite power
mode (see the Powering the DS18B20 section.)
5 4 1 GND Ground

OVERVIEW
Figure 1 shows a block diagram of the DS18B20, and pin descriptions are given in the Pin Description
table. The 64-bit ROM stores the device’s unique serial code. The scratchpad memory contains the 2-byte
temperature register that stores the digital output from the temperature sensor. In addition, the scratchpad
provides access to the 1-byte upper and lower alarm trigger registers (T H and TL) and the 1-byte
configuration register. The configuration register allows the user to set the resolution of the temperature-
to-digital conversion to 9, 10, 11, or 12 bits. The T H, TL, and configuration registers are nonvolatile
(EEPROM), so they will retain data when the device is powered down.

The DS18B20 uses Maxim’s exclusive 1-Wire bus protocol that implements bus communication using
one control signal. The control line requires a weak pullup resistor since all devices are linked to the bus
via a 3-state or open-drain port (the DQ pin in the case of the DS18B20). In this bus system, the
microprocessor (the master device) identifies and addresses devices on the bus using each device’s unique
64-bit code. Because each device has a unique code, the number of devices that can be addressed on one

Universitas Sumatera Utara


DS18B20
bus is virtually unlimited. The 1-Wire bus protocol, including detailed explanations of the commands and
“time slots,” is covered in the 1-Wire Bus System section.
Another feature of the DS18B20 is the ability to operate without an external power supply. Power is
instead supplied through the 1-Wire pullup resistor via the DQ pin when the bus is high. The high bus
signal also charges an internal capacitor (CPP), which then supplies power to the device when the bus is
low. This method of deriving power from the 1-Wire bus is referred to as “parasite power.” As an
alternative, the DS18B20 may also be powered by an external supply on V DD.
Figure 1. DS18B20 Block Diagram

VPU

4.7k PARASITE POWER


CIRCUIT MEMORY CONTROL
LOGIC
DS18B20
DQ
TEMPERATURE SENSOR

INTERNAL VDD 64-BIT ROM


AND ALARM HIGH TRIGGER (TH)
REGISTER (EEPROM)
GND CPP
1-Wire PORT
SCRATCHPAD
ALARM LOW TRIGGER (TL)
REGISTER (EEPROM)

CONFIGURATION REGISTER
POWER- (EEPROM)
VDD SUPPLY
SENSE
8-BIT CRC GENERATOR

OPERATION—MEASURING TEMPERATURE
The core functionality of the DS18B20 is its direct-to-digital temperature sensor. The resolution of the
temperature sensor is user-configurable to 9, 10, 11, or 12 bits, corresponding to increments of 0.5C,
0.25C, 0.125C, and 0.0625C, respectively. The default resolution at power-up is 12-bit. The DS18B20
powers up in a low-power idle state. To initiate a temperature measurement and A-to-D conversion, the
master must issue a Convert T [44h] command. Following the conversion, the resulting thermal data is
stored in the 2-byte temperature register in the scratchpad memory and the DS18B20 returns to its idle
state. If the DS18B20 is powered by an external supply, the master can issue “read time slots” (see the 1-
Wire Bus System section) after the Convert T command and the DS18B20 will respond by transmitting 0
while the temperature conversion is in progress and 1 when the conversion is done. If the DS18B20 is
powered with parasite power, this notification technique cannot be used since the bus must be pulled high
by a strong pullup during the entire temperature conversion. The bus requirements for parasite power are
explained in detail in the Powering the DS18B20 section.
The DS18B20 output temperature data is calibrated in degrees Celsius; for Fahrenheit applications, a
lookup table or conversion routine must be used. The temperature data is stored as a 16-bit sign-extended
two’s complement number in the temperature register (see Figure 2). The sign bits (S) indicate if the
temperature is positive or negative: for positive numbers S = 0 and for negative numbers S = 1. If the
DS18B20 is configured for 12-bit resolution, all bits in the temperature register will contain valid data.
For 11-bit resolution, bit 0 is undefined. For 10-bit resolution, bits 1 and 0 are undefined, and for 9-bit
resolution bits 2, 1, and 0 are undefined. Table 1 gives examples of digital output data and the
corresponding temperature reading for 12-bit resolution conversions.

Universitas Sumatera Utara


DS18B20

Figure 2. Temperature Register Format

BIT 7 BIT 6 BIT 5 BIT 4 BIT 3 BIT 2 BIT 1 BIT 0


LS BYTE 23 22 21 20 2-1 2-2 2-3 2-4

BIT 15 BIT 14 BIT 13 BIT 12 BIT 11 BIT 10 BIT 9 BIT 8


6 5
MS BYTE S S S S S 2 2 24

S = SIGN

Table 1. Temperature/Data Relationship


DIGITAL OUTPUT DIGITAL OUTPUT
TEMPERATURE (C)
(BINARY) (HEX)
+125 0000 0111 1101 0000 07D0h
+85* 0000 0101 0101 0000 0550h
+25.0625 0000 0001 1001 0001 0191h
+10.125 0000 0000 1010 0010 00A2h
+0.5 0000 0000 0000 1000 0008h
0 0000 0000 0000 0000 0000h
-0.5 1111 1111 1111 1000 FFF8h
-10.125 1111 1111 0101 1110 FF5Eh
-25.0625 1111 1110 0110 1111 FE6Fh
-55 1111 1100 1001 0000 FC90h
*The power-on reset value of the temperature register is +85°C.

OPERATION—ALARM SIGNALING
After the DS18B20 performs a temperature conversion, the temperature value is compared to the user-
defined two’s complement alarm trigger values stored in the 1-byte TH and TL registers (see Figure 3).
The sign bit (S) indicates if the value is positive or negative: for positive numbers S = 0 and for negative
numbers S = 1. The TH and TL registers are nonvolatile (EEPROM) so they will retain data when the
device is powered down. TH and TL can be accessed through bytes 2 and 3 of the scratchpad as explained
in the Memory section.
Figure 3. TH and T L Register Format

BIT 7 BIT 6 BIT 5 BIT 4 BIT 3 BIT 2 BIT 1 BIT 0


S 26 25 24 23 22 21 20

Only bits 11 through 4 of the temperature register are used in the T H and TL comparison since TH and TL
are 8-bit registers. If the measured temperature is lower than or equal to T L or higher than or equal to TH,
an alarm condition exists and an alarm flag is set inside the DS18B20. This flag is updated after every
temperature measurement; therefore, if the alarm condition goes away, the flag will be turned off after the
next temperature conversion.

Universitas Sumatera Utara


DS18B20
The master device can check the alarm flag status of all DS18B20s on the bus by issuing an Alarm Search
[ECh] command. Any DS18B20s with a set alarm flag will respond to the command, so the master can
determine exactly which DS18B20s have experienced an alarm condition. If an alarm condition exists
and the TH or TL settings have changed, another temperature conversion should be done to validate the
alarm condition.

POWERING THE DS18B20


The DS18B20 can be powered by an external supply on the VDD pin, or it can operate in “parasite power”
mode, which allows the DS18B20 to function without a local external supply. Parasite power is very
useful for applications that require remote temperature sensing or that are very space constrained.
Figure 1 shows the DS18B20’s parasite-power control circuitry, which “steals” power from the 1-Wire
bus via the DQ pin when the bus is high. The stolen charge powers the DS18B20 while the bus is high,
and some of the charge is stored on the parasite power capacitor (CPP) to provide power when the bus is
low. When the DS18B20 is used in parasite power mode, the VDD pin must be connected to ground.

In parasite power mode, the 1-Wire bus and CPP can provide sufficient current to the DS18B20 for most
operations as long as the specified timing and voltage requirements are met (see the DC Electrical
Characteristics and AC Electrical Characteristics). However, when the DS18B20 is performing
temperature conversions or copying data from the scratchpad memory to EEPROM, the operating current
can be as high as 1.5mA. This current can cause an unacceptable voltage drop across the weak 1-Wire
pullup resistor and is more current than can be supplied by CPP. To assure that the DS18B20 has sufficient
supply current, it is necessary to provide a strong pullup on the 1-Wire bus whenever temperature
conversions are taking place or data is being copied from the scratchpad to EEPROM. This can be
accomplished by using a MOSFET to pull the bus directly to the rail as shown in Figure 4. The 1-Wire
bus must be switched to the strong pullup within 10s (max) after a Convert T [44h] or Copy Scratchpad
[48h] command is issued, and the bus must be held high by the pullup for the duration of the conversion
(tCONV) or data transfer (t WR = 10ms). No other activity can take place on the 1-Wire bus while the pullup
is enabled.

The DS18B20 can also be powered by the conventional method of connecting an external power supply
to the VDD pin, as shown in Figure 5. The advantage of this method is that the MOSFET pullup is not
required, and the 1-Wire bus is free to carry other traffic during the temperature conversion time.

The use of parasite power is not recommended for temperatures above +100C since the DS18B20 may
not be able to sustain communications due to the higher leakage currents that can exist at these
temperatures. For applications in which such temperatures are likely, it is strongly recommended that the
DS18B20 be powered by an external power supply.

In some situations the bus master may not know whether the DS18B20s on the bus are parasite powered
or powered by external supplies. The master needs this information to determine if the strong bus pullup
should be used during temperature conversions. To get this information, the master can issue a Skip ROM
[CCh] command followed by a Read Power Supply [B4h] command followed by a “read time slot”.
During the read time slot, parasite powered DS18B20s will pull the bus low, and externally powered
DS18B20s will let the bus remain high. If the bus is pulled low, the master knows that it must supply the
strong pullup on the 1-Wire bus during temperature conversions.

Universitas Sumatera Utara


DS18B20

Figure 4. Supplying the Parasite-Powered DS18B20 During Temperature Conversions

VPU

DS18B20
GND DQ VDD
VPU
P
4.7k
TO OTHER
1-Wire BUS
1-WIRE DEVICES

Figure 5. Powering the DS18B20 with an External Supply

DS18B20 VDD (EXTERNAL SUPPLY)


VPU
P GND DQ VDD
4.7k
TO OTHER
1-Wire BUS
1-WIRE DEVICES

64-BIT LASERED ROM CODE


Each DS18B20 contains a unique 64–bit code (see Figure 6) stored in ROM. The least significant 8 bits
of the ROM code contain the DS18B20’s 1-Wire family code: 28h. The next 48 bits contain a unique
serial number. The most significant 8 bits contain a cyclic redundancy check (CRC) byte that is
calculated from the first 56 bits of the ROM code. A detailed explanation of the CRC bits is provided in
the CRC Generation section. The 64-bit ROM code and associated ROM function control logic allow the
DS18B20 to operate as a 1-Wire device using the protocol detailed in the 1-Wire Bus System section.

Figure 6. 64-Bit Lasered ROM Code

8-BIT CRC 48-BIT SERIAL NUMBER 8-BIT FAMILY CODE (28h)


MSB LSB MSB LSB MSB LSB

Universitas Sumatera Utara


DS18B20

MEMORY
The DS18B20’s memory is organized as shown in Figure 7. The memory consists of an SRAM
scratchpad with nonvolatile EEPROM storage for the high and low alarm trigger registers (T H and TL)
and configuration register. Note that if the DS18B20 alarm function is not used, the TH and TL registers
can serve as general-purpose memory. All memory commands are described in detail in the DS18B20
Function Commands section.
Byte 0 and byte 1 of the scratchpad contain the LSB and the MSB of the temperature register,
respectively. These bytes are read-only. Bytes 2 and 3 provide access to T H and TL registers. Byte 4
contains the configuration register data, which is explained in detail in the Configuration Register section.
Bytes 5, 6, and 7 are reserved for internal use by the device and cannot be overwritten.
Byte 8 of the scratchpad is read-only and contains the CRC code for bytes 0 through 7 of the scratchpad.
The DS18B20 generates this CRC using the method described in the CRC Generation section.
Data is written to bytes 2, 3, and 4 of the scratchpad using the Write Scratchpad [4Eh] command; the data
must be transmitted to the DS18B20 starting with the least significant bit of byte 2. To verify data
integrity, the scratchpad can be read (using the Read Scratchpad [BEh] command) after the data is
written. When reading the scratchpad, data is transferred over the 1-Wire bus starting with the least
significant bit of byte 0. To transfer the TH, TL and configuration data from the scratchpad to EEPROM,
the master must issue the Copy Scratchpad [48h] command.
Data in the EEPROM registers is retained when the device is powered down; at power-up the EEPROM
data is reloaded into the corresponding scratchpad locations. Data can also be reloaded from EEPROM to
the scratchpad at any time using the Recall E 2 [B8h] command. The master can issue read time slots
following the Recall E2 command and the DS18B20 will indicate the status of the recall by transmitting 0
while the recall is in progress and 1 when the recall is done.
Figure 7. DS18B20 Memory Map
SCRATCHPAD
(POWER-UP STATE)
Byte 0 Temperature LSB (50h)
(85°C)
Byte 1 Temperature MSB (05h) EEPROM
Byte 2 TH Register or User Byte 1* TH Register or User Byte 1
Byte 3 TL Register or User Byte 2* TL Register or User Byte 2
Byte 4 Configuration Register* Configuration Register
Byte 5 Reserved (FFh)
Byte 6 Reserved
Byte 7 Reserved (10h)
Byte 8 CRC*
*Power-up state depends on value(s) stored in EEPROM.

Universitas Sumatera Utara


DS18B20

© 2008 Maxim Integrated Products Maxim is a registered trademark of Maxim Integrated Products, Inc.
Universitas Sumatera Utara
Preambles
ESP-12E WiFi module is developed by Ai-thinker Team. core processor ESP8266 in smaller sizes of the module
encapsulates Tensilica L106 integrates industry-leading ultra low power 32-bit MCU micro, with the 16-bit short mode,
Clock speed support 80 MHz, 160 MHz, supports the RTOS, integrated Wi-Fi MAC/BB/RF/PA/LNA, on-board antenna.
The module supports standard IEEE802.11 b/g/n agreement, complete TCP/IP protocol stack. Users can use the
add modules to an existing device networking, or building a separate network controller.
ESP8266 is high integration wireless SOCs, designed for space and power constrained mobile platform designers.
It provides unsurpassed ability to embed Wi-Fi capabilities within other systems, or to function as a standalone
application, with the lowest cost, and minimal space requirement.

Figure 1 ESP8266EX Block Diagram

ESP8266EX offers a complete and self-contained Wi-Fi networking solution; it can be used to host the application
or to offload Wi-Fi networking functions from another application processor.
When ESP8266EX hosts the application, it boots up directly from an external flash. In has integrated cache to
improve the performance of the system in such applications.
Alternately, serving as a Wi-Fi adapter, wireless internet access can be added to any micro controllerbased design
with simple connectivity (SPI/SDIO or I2C/UART interface).
ESP8266EX is among the most integrated WiFi chip in the industry; it integrates the antenna switches, RF balun,
power amplifier, low noise receive amplifier, filters, power management modules, it requires minimal external circuitry,
and the entire solution, including front-end module, is designed to occupy minimal PCB ar

Shenzhen Anxinke Technology CO;LTD http://www.ai-thinker.com Universitas Sumatera Utara


3
ESP8266EX also integrates an enhanced version of Tensilica’s L106 Diamond series 32-bit processor, with on-
chip SRAM, besides the Wi-Fi functionalities. ESP8266EX is often integrated with external sensors and other
application specific devices through its GPIOs; codes for such applications are provided in examples in the SDK.
Espressif Systems’ Smart Connectivity Platform (ESCP) demonstrates sophisticated system-level features
include fast sleep/wake context switching for energy-efficient VoIP, adaptive radio biasing. for low-power
operation, advance signal processing, and spur cancellation and radio co-existence features for common
cellular, Bluetooth, DDR, LVDS, LCD interference mitigation.

1.1. Features
• 802.11 b/g/n

• Integrated low power 32-bit MCU

• Integrated 10-bit ADC

• Integrated TCP/IP protocol stack

• Integrated TR switch, balun, LNA, power amplifier and matching network

• Integrated PLL, regulators, and power management units

• Supports antenna diversity

• Wi-Fi 2.4 GHz, support WPA/WPA2

• Support STA/AP/STA+AP operation modes

• Support Smart Link Function for both Android and iOS devices

• Support Smart Link Function for both Android and iOS devices

• SDIO 2.0, (H) SPI, UART, I2C, I2S, IRDA, PWM, GPIO

• STBC, 1x1 MIMO, 2x1 MIMO

• A-MPDU & A-MSDU aggregation and 0.4s guard interval

Shenzhen Anxinke Technology CO;LTD http://www.ai-thinker.com Universitas Sumatera Utara


4
• Deep sleep power <10uA, Power down leakage current < 5uA

• Wake up and transmit packets in < 2ms

• Standby power consumption of < 1.0mW (DTIM3)

• +20dBm output power in 802.11b mode

• Operating temperature range -40C ~ 125C

Shenzhen Anxinke Technology CO;LTD http://www.ai-thinker.com 5


Universitas Sumatera Utara
1.2. Parameters
Table 1 below describes the major parameters.

Table 1 Parameters

Shenzhen Anxinke Technology CO;LTD http://www.ai-thinker.com 6


Universitas Sumatera Utara
2. Pin Descriptions
There are altogether 22 pin counts, the definitions of which are described in Table 2 below。

Table 2 ESP-12E Pin design

Table 3 Pin Descriptions

NO. Pin Name Function


1 RST Reset the module
2 ADC A/D Conversion result.Input voltage range 0-1v,scope:0-1024
3 EN Chip enable pin.Active high
4 IO16 GPIO16; can be used to wake up the chipset from deep sleep mode.
5 IO14 GPIO14; HSPI_CLK
6 IO12 GPIO12; HSPI_MISO
7 IO13 GPIO13; HSPI_MOSI; UART0_CTS
8 VCC 3.3V power supply (VDD)
9 CS0 Chip selection
10 MISO Salve output Main input

Shenzhen Anxinke Technology CO;LTD http://www.ai-thinker.com 7


Universitas Sumatera Utara
11 IO9 GPIO9
12 IO10 GBIO10
13 MOSI Main output slave input
14 SCLK Clock
15 GND GND
16 IO15 GPIO15; MTDO; HSPICS; UART0_RTS
17 IO2 GPIO2; UART1_TXD
18 IO0 GPIO0
19 IO4 GPIO4
20 IO5 GPIO5
21 RXD UART0_RXD; GPIO3
22 TXD UART0_TXD; GPIO1

Table 4 Pin Mode

Mode GPIO15 GPIO0 GPIO2

UART Low Low High

Shenzhen Anxinke Technology CO;LTD http://www.ai-thinker.com 8


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai