Anda di halaman 1dari 135

PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING VIBRASI

PADA KIPAS PENDINGIN MENGGUNAKAN


ACCELEROMETER ADXL345 DENGAN METODE
FFT BERBASIS LABVIEW

IRMAN SUPRIADI ADISTYA

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014M/1436H
PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING VIBRASI
PADA KIPAS PENDINGIN MENGGUNAKAN
ACCELEROMETER ADXL345 DENGAN METODE
FFT BERBASIS LABVIEW

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana

Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Syarif Hidayatullah

IRMAN SUPRIADI ADISTYA

1110097000021

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING VIBRASI KIPAS


PENDINGIN MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345
DENGAN METODE FFT BERBASIS LABVIEW

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun oleh :

IRMAN SUPRIADI ADISTYA


1110097000021

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Agus Budiono, M.T Prabowo Puranto, M.Si


NIP :19620220199031002 NIP : 198103122006041002

Mengetahui,
Kepala Prodi Fisika, FST-UIN

Dr. Sutrisno, M.Si


NIP : 195902021982031005

iii
PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING VIBRASI

KIPAS PENDINGIN MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345


DENGAN METODE FFT BERBASIS LABVIEW” yang ditulis oleh Irman
Supriadi Adistya dengan NIM 1110097000021 telah diuji dan dinyatakan lulus
dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 26 November 2014. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Fisika.
Jakarta, November 2014

Menyetujui,
Penguji I Penguji II

Elvan Yuniarti, M.Si Ir. Asrul Aziz, DEA


NIP : 197912272008012015 NIP : 19510617 198503 1 001
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Agus Budiono, M.T Prabowo Puranto, M.Si


NIP :19620220199031002 NIP : 198103122006041002
Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi Kepala Program Studi Fisika

Dr. Agus Salim, M.Si Dr.Sutrisno, M.Si


NIP : 19720816199903 1 003 NIP :19590202 198203 1 005

iv
LEMBAR PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI, BUKAN JIPLAKAN DARI

KARYA ORANG LAIN, KECUALI BEBERAPA PENDAPAT ATAU

KUTIPAN ORANG LAIN YANG SAYA SEBUTKAN MASING-MASING

SUMBERNYA.

Jakarta, November 2014

IRMAN SUPRIADI ADISTYA

v
PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING VIBRASI PADA KIPAS
PENDINGIN MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345
DENGAN METODE FFT BERBASIS LABVIEW

ABSTRAK
Telah dilakukan pengembangan sistem monitoring vibrasi kipas pendingin
menggunakan accelerometer ADXL345 dengan metode FFT berbasis LabVIEW.
Pengukuran vibrasi pada kipas akan berguna untuk mengurangi resiko kerusakan
lebih lanjut pada mesin karena overheat . Accelerometer digunakan untuk
mengukur vibrasi pada kipas pendingin. Sensor akan membaca getaran pada kipas
pendingin pada sumbu z . Accelerometer dirancang dengan menggunakan Arduino
UNO R3 yang didalamnya terdapat mikrokontroler ATMEGA 328P menggunakan
komunikasi data Integrated Inter Circuit (I2C) sebagai penghubung komunikasi
antara sensor dan Notebook. Untuk menampilkan hasil pengukuran dari
accelerometer digunakan software LabVIEW yang akan menampilkan grafik serta
tabel data pengukuran disertai pula indikator kerusakan dalam bentuk LED dan
status kerusakan pada tampilan program LabVIEW dengan menghubungkan
sensor pada notebook. Data hasil pengukuran menunjukan bahwa nilai frekuensi
pada kipas normal memiliki nilai yang lebih stabil dibandingkan dengan nilai
frekuensi pada kipas dengan diberikan gangguan. Dari hasil pengujian didapat
frekuensi untuk kipas pertama 16 – 33Hz, dan kipas kedua 253 – 298Hz. Batas
nilai terebut didapat setelah dihitung standar deviasinya. Berdasarkan hasil
pengujian ini maka sistem ini dapat digunakan menjadi sistem monitoring vibrasi.

Kata kunci : MEMS, Accelerometer, vibrasi, FFT, LabVIEW, I2C

vi
PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING VIBRASI PADA KIPAS

PENDINGIN MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345

DENGAN METODE FFT BERBASIS LABVIEW

ABSTRACT
Has been developed vibration monitoring system for cooling fan using the
ADXL345 accelerometer with FFT method based on LabVIEW. Vibration
measurement on the cooling fan would be useful to reduce the risk of damage the
engine due to everheating. Accelerometer is used to measure the vibration of the
cooling fan. Sensor would detected vibration from the cooling fan in z axis.
Accelerometer designed using Arduino UNO R3 which there ATMEGA 328P
microcontroller using data communication Inter Integrated Circuit (I2C) as a
communication link between the sensor and the Notebook. To display the
measurement results of the accelerometer used LabVIEW software that will
display the graphs and data tables accompanied measurement indicator of
damage in the form of damage to the LED and status display LabVIEW program
by connecting the sensor to the notebook. Measurement data shows that the value
of the frequency in the normal fan has a value that is more stable than the value of
the frequency of the fan with a given disorder. From the test results obtained for
the frequency of the first fan 16 - 33Hz, and the second fan 253 - 298Hz. Limit the
value obtained after a standard deviation calculated. Based on these test results,
the system can be used as vibration monitoring system.

Keywords: MEMS, accelerometer, vibration, FFT, LabVIEW, I2C

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
karunia dan rahmat-Nya, serta shalawat dan salam diberikan pada Nabi
Muhammad SAW sehingga dapat memberikan kekuatan lahir dan batin kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul :“Pengembangan Sistem
Monitoring Vibrasi Pada Kipas Pendingin Menggunakan Accelerometer
ADXL345 Dengan Metode FFT Berbasis LabVIEW”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana di Prodi Fisika Fakultas
Sains dan Teknologi.
Dalam hal ini, penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak berupa materil,
moril, tenaga, dan saran mulai dari proses penyusunan proposal, pelaksanaan
penelitian, sampai dengan proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan
segala rasa hormat penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
kepada :
1. Bapak Prabowo Puranto M.Si. selaku pembimbing di lapangan selama
penelitian skripsi ini berlangsung.
2. Bapak Dr. Agus Budiono selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan motivasi, nasehat, ide, diskusi, serta bimbingannya yang
diberikan kepada penulis.
3. Bapak Dr. Agus Salim M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
4. Ibu Elvan Yuniarti, M.Si dan Bapak Ir. Asrul Aziz DEA selaku penguji
dalam ujian skripsi.
5. Seluruh staf dosen Prodi Fisika Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Pak Arif, Pak Sutrisno Pak Edi, Ibu Riri, Ibu Tati,
Pak Asrul, Pak Ambran, Pak Oki, Pak Agus, Ibu Nunung, Pak Wahyudi
dan Pak Pri. Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
6. Sahabat seperjuangan selama penelitian berlangsung Muhammad Andri,
Bangun Budiono, Nur Taufik Zamari, Abdurachman Aziz Akbar , Hadi

viii
Kusumo dan juga terkhusus untuk Rahma Dwi Prastya yang secara tidak
langsung telah memberikan semangat pada penulis juga kepada Seluruh
teman Fisika 2010, Kevin, Febri, Dewo, Fajar, Ocky, Fatur, Deden, Akbar,
Mamduh, Rino, Nurul, Erlita, Fitria, Anisa, Desti, Aprianti, Izza, Putri,
Rani dan Agung.
7. Peneliti LIPI Pak Dwi Hanto, Pak Suryadi, Pak Hendra,dan Mas Yayan
8. Kepada teman-teman komunitas, Ai Munawaroh, Erick, David, Ibni serta
teman-teman JFUIN, UIN48, KASKUSJKT8, IndoBarca, Way‟s Lab,
yang telah memberikan semangat kepada penulis.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas
bantuan dan dukungannya

Terlebih lagi penulis memberikan rasa terimakasih yang begitu besar kepada
kedua orang tua tercinta (Alm.)Adid Sunardi dan Uti Sayuti, karna telah
memberikan segala bentuk apresiasi, perhatian dan dukungan serta kasih sayang
yang sangat besar sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.Terima kasih juga diberikan kepada kakak tercinta Aang Krisna Yudia beserta
keluarga karna berkat motivasi mereka sehingga penulis termotivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga semua bantuan dari semua pihak yang diberikan kepada
penulis mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.Penulis juga
berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta berniai
ibadah di sisi Allah SWT. Amin

Jakarta, November 2014

Penulis

ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

PENGESAHAN UJIAN ....................................................................................... iv


LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I .......................................................................................................................

1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
1.2. PERUMUSAN MASALAH ............................................................................. 3
1.3. TUJUAN PENELITIAN ................................................................................. 3
1.4. BATASAN MASALAH .................................................................................. 4
1.5. MANFAAT PENELITIAN .............................................................................. 4
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN ......................................................................... 5
BAB II .....................................................................................................................

6
DASAR TEORI ...................................................................................................... 6
2.1. GETARAN ................................................................................................... 6
2.2. ACCELEROMETER ................................................................................... 10
2.2.1. Pengertian MEMS Accelerometer ........................................ 10
2.2.2. Prinsip Kerja Accelerometer ................................................. 11
2.2.3. Accelerometer ADXL345 ....................................................... 14
2.3. FAST FOURIER TRANSFORM ( FFT ) ....................................................... 18
2.4. MIKROKONTROLLER ............................................................................... 19
2.4.1. Arduino UNO .......................................................................... 21
2.4.2. Spesifikasi Atmega 328P ........................................................ 32
2.5. KOMUNIKASI DATA ................................................................................. 35

x
2.5.1. I2C ............................................................................................ 35
2.6. LABVIEW 2011....................................................................................... 39
2.7. ARDUINO IDE 1.0.5 ................................................................................. 46
..................................................................................................................
BAB III 49
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 49
3.1. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN .........................................................49
3.2. ALAT DAN BAHAN .................................................................................... 49
3.3. TAHAPAN PENELITIAN ............................................................................50
3.3.1. Perancangan sensor vibrasi dengan ADXL345 ................... 51
3.3.2. Perancangan Program Aplikasi ............................................ 53
3.3.2.1. Pembuatan Program pada Arduino IDE .............. 53
3.3.2.2. Perancangan dan Pembuatan program pada
LabVIEW ................................................................................ 55
3.4. CARA KERJA PENELITIAN .......................................................................62
..................................................................................................................
BAB IV 67
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 67
4.1. HASIL PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM MONITORING VIBRASI
PADA KIPAS PENDINGIN ................................................................................... 67
4.2. PENGUJIAN PROGRAM APLIKASI ............................................................69
4.2.1. Arduino IDE ............................................................................ 69
4.2.2. LabVIEW 2011 ....................................................................... 74
4.3. HASIL PENGUKURAN VIBRASI PADA KIPAS PENDINGIN ........................78
4.3.1. Hasil Pengukuran Kipas Pertama ......................................... 78
4.3.1.1. Keadaan Normal ..................................................... 78
4.3.1.2. Keadaan Rusak........................................................ 83
4.3.2. Hasil Pengukuran Kipas Kedua ............................................ 87
4.3.2.1. Keadaan Normal ..................................................... 87
4.3.2.2. Keadaan Rusak........................................................ 91
BAB V ....................................................................................................................

95
PENUTUP .............................................................................................................
95
5.1. KESIMPULAN ...........................................................................................95

xi
5.2. SARAN.........................................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 97
LAMPIRAN 1.......................................................................................................99

xii
DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Deskripsi Pin Accelerometer ADXL 345............................................. 17


Tabel II.2. Deskripsi Pin Arduino UNO.................................................................24
Tabel II.3. Tools Pada Arduino.............................................................................. 48
Tabel III.1. Function pada Block Diagram Penelitian........................................... 58
Tabel III.2. Control pada Front Panel Penelitian................................................... 61
Tabel IV.1. Nilai Frekuensi pada Kipas Uji 1 Keadaan Normal............................80
Tabel IV.2. Nilai Frekuensi pada Kipas Uji 1 Keadaan Rusak............................85
Tabel IV.3. Nilai Frekuensi pada Kipas Uji 2 Keadaan Normal............................87
Tabel IV.4. Nilai Frekuensi pada Kipas Uji 2 Keadaan Rusak..............................92
Tabel IV.5. Batas Nilai Frekuensi Hasil Pengujian................................................94

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Karakteristik Getaran......................................................................... 7


Gambar II.2. Prinsip Kerja Accelerometer............................................................ 12
Gambar II.3 Accelerometer ADXL 345 Tripple Axis...........................................16
Gambar II.4. Sumbu Pada ADXL 345................................................................... 17
Gambar II.5. Orientasi gravitasi dan respon output...............................................18
Gambar II.6. Arduino UNO................................................................................... 23
Gambar II.7. Deskripsi Arduino UNO dan skematik Arduno UNO......................23
Gambar II.8. Deskripsi pin ATmega 328P.............................................................33
Gambar II.9. Kondisi sinyal Start dan Stop........................................................... 36
Gambar II.10. Sinyal ACK dan NACK................................................................. 37
Gambar II.11. Transfer Bit pada I2C bus...............................................................37
Gambar II.12 Front Panel...................................................................................... 41
Gambar II.13. Block diagram................................................................................ 42
Gambar II.14. Function palette.............................................................................. 44
Gambar II.15. Control palette................................................................................ 45
Gambar II.16. Halaman arduino IDE.....................................................................46
Gambar III.1. Rancangan hardware penelitian...................................................... 52
Gambar III.2. Diagram alir pembuatan program dengan Arduino IDE.................55
Gambar III.3. Dagram alir kerja software LabVIEW............................................57
Gambar III.4. Diagram blok cara kerja penelitian.................................................63
Gambar III.5. Diagram Alir Penelitian................................................................. 66
Gambar IV.1. Sistem sensor vibrasi.......................................................................67
Gambar IV.2. Tools Option....................................................................................72
Gambar IV.3. Hasil compile pada arduino IDE.....................................................73
Gambar IV.4. Pengujian pada serial monitor.........................................................74
Gambar IV.5. Hasil block diagram pada LabVIEW............................................. 76
Gambar IV.6. Hasil Front Panel pada LabVIEW...................................................78
Gambar IV.7. Tampilan front panel pada kipas pertama dalam keadaan normal . 79
Gambar IV.8. Analisa Grafik FFT hasil pengukuran kipas 1 keadaan normal......81

xiv
Gambar IV.9. proses pengujian pertama................................................................82
Gambar IV.10. kipas pendingin pertama................................................................83
Gambar IV.11. kipas pertama diberi gangguan......................................................83
Gambar IV.12. hasil pengukuran vibrasi pada kipas pertama rusak......................84
Gambar IV.13. Analisa Grafik FFT hasil pengukuran kipas 1 keadaan rusak.......86
Gambar IV.14. Analisa Grafik FFT hasil pengukuran kipas 2 keadaan normal....88
Gambar IV.15. proses pengujian kedua................................................................ 89
Gambar IV.16. kipas pendingin kedua...................................................................90
Gambar IV.17. Tampilan front panel pada kipas kedua dalam keadaan normal .. 90
Gambar IV.18. Kipas kedua diberikan gangguan................................................. 91
Gambar IV.19. hasil pengukuran vibrasi pada kipas kedua rusak.........................91
Gambar IV.20. Analisa Grafik FFT hasil pengukuran kipas 2 keadaan rusak.......93

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Datasheet ADXL345


Lampiran 2 Datasheet Mikrokontroller ATMega 328P
Lampiran 3 Listring Program pada Arduino IDE
Lampiran 4 Block Diagram dan Front Panel pada LabVIEW
Lampiran 5 Spesifikasi Kipas Uji

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem pendingin merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga

suhu tempratur pada mesin dalam kondisi yang stabil dan ideal untuk beroperasi.

Sistem pendinginan ini cukup penting dan perlu dibuat. Bila suatu mesin tidak

diberikan mesin pendingin maka mesin tersebut akan mengalami panas yang

berlebihan (overheating) dan dapat mengakibatan berbagai macam gangguan pada

mesin yang mengakibatkan turunnya kinerja mesin bahkan pada dampak terparah

dapat mengakibatkan kerusakan.

Gangguan serta kerusakan yang terjadi bisa menyerang komponen karena

terjadi pemuaian akibat panas yang berlebih sehingga mengakibatkan ruang antar

komponen menyempit. Tegangan termal juga dapat terjadi karena panas yang

berlebih, tegangan termal dihasilkan karena perubahan suhu. Pelumas yang

terdapat pada mesin juga dapat dengan mudah rusak oleh panas yang berlebihan,

pada suhu tertentu pelumas akan berubah menjadi karbon yang dapat

mengakibatkan mesin menjadi macet. Pada suhu yang semakin panas lagi pelumas

berubah menjadi warna hitam yang menandakan turunnya kualitas pelumas

sehingga mesin menjadi macet.

Mesin – mesin besar ataupun kecil yang terdapat pada dunia industri

mengubah energi listrik atau pembakaran menjadi energi mekanik. Mesin

bukanlah instrumentasi dengan efisiensi yang sempurna, panas hasil pembakaran

1
tidak sepenuhnya terkonversi menjadi energi gerak, sebagian terbuang melalui

saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh komponen mesin didalamnya.

Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus mengakibatkan mesin dalam

kondisi tempratur yang sangat tinggi, yang dapat berbahaya bagi mesin itu sendiri

maupun faktor keamanan dari operator mesin tersebut, maka dari itu sistem

pendinginan dibutuhkan untuk menjaga mesin agar berada pada tempratur yang

ideal untuk bekerja.

Prinsip yang ada pada sistem pendingin adalah melepaskan panas dari mesin

ke udara dan memberikan udara dingin dari luar ke mesin sehingga terjadi

sirkulasi udara dalam mesin. Sistem pendingin ada yang menggunakan air dan

udara. Untuk sistem pendingin air biasanya memiliki kontruksi yang lebih rumit

namun relative aman dan dapat meredam bunyi yang berlebihan pada mesin.

Sitem pendingin udara mengambil langsung udara luar yang tempraturnya lebih

rendah. Pada sistem pendingin udara ini memiliki keuntungan yaitu kontruksi

yang lebih sederhana, namun disisi lain kekurangannya pendinginan tidak merata

dan suara mesin menjadi lebih keras karena adanya getaran dari kipas. Sistem

pendinginan udara biasanya diguakan pada skala kecil seperti ruang kontrol mesin

sedangkan untuk sistem pendingin air biasanya terdapat pada gedung besar seperti

mall dan perkantoran.

Kedua sistem pendingin diatas sebenarnya sama-sama menggunakan

komponen kipas untuk pendinginannya, maka dari itu perawatan dan monitoring

dilakukan pada kipas , kipas ini akan menimbulkan getaran dan getaran itulah

yang akan dipantau. Kerusakan pada suatu kipas dapat dianalisa dengan analisa

2
vibrasi menggunakan metode FFT untuk mengetahui frekuensinya. Perawatan

dengan monitoring ini dapat dilakukan tanpa mengganggu jalannya operasi mesin

tersebut, perawatan seperti ini disebut perwatan prediktif. Vibrasi pada mesin

mesin di industri juga berpengaruh terhadap performa mesin, terutama pada

mesin-mesin yang berputar. Di industri sekarang ini vibrasi pada mesin digunakan

sebagai dasar dari perawatan untuk menjaga performa mesin tetap maksimal.

Maka dari itu sangat penting untuk dilakukan monitoring pada mesin yang ada

dengan mengamati getaran yang terjadi pada setiap mesin yang berputar dengan

suatu sensor vibrasi dan interface untuk mengetahui getaran yang terjadi.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik sebuah

permasalahan dalam penelitian ini yaitu

1. Bagaimana pengembangan dan pembuatan aplikasi sensor accelerometer

ADXL345 berbasis LabVIEW sebagai alat untuk menganalisa frekuensi

getaran pada kipas ?

2. Bagaimana cara mengukur dan menganalisa getaran pada kipas dengan

menggunakan sensor accelerometer ADXL345 dengan metode FFT ?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Mengembangkan dan membuat aplikasi sensor accelerometer ADXL345

berbasis LabVIEW sebagai alat analisa getaran pada kipas pendingin

3
2. Menganalisis frekuensi getaran pada kipas dengan menggunakan sensor

accelerometer ADXL345 menggunakan metode FFT.

1.4. Batasan Masalah


Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan-pembatasan masalah agar lebih

terarah dalam membahasnya, antara lain :

1. Menggunakan sensor accelerometer ADXL345 dalam menganalisa

getaran pada kipas angin

2. Melakukan pengambilan data akselerasi getaran pada kipas dengan

accelerometer ADXL345 pada sumbu z .

3. Melakukan pengambilan data dengan 2 buah kipas angin yaitu kipas

dengan kondisi yang masih baik dan kipas yang diberi hambatan pada

putarannya.

4. Melakukan perbandingan pengambilan data pada jumlah yang sama.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat yang didapat dari penelitian ini ialah :

1. Mengetahui nilai frekuensi getaran pada kipas dengan menggunakan

accelerometer ADXL345.

2. Meningkatkan pengetahuan dalam pemanfaatan software LabVIEW.

3. Aplikasi accelerometer dalam pengukuran getaran pada kipas guna

mengetahui adanya kerusakan untuk menghindari kerusakan yang lebih

parah

4
4. Dapat bermanfaat pada industry atau pabrik untuk memantau kondisi

sistem kipas pendingin pada suatu mesin.

1.6. Sistematika Penulisan


Sistem penulisan yang digunakan dalam penulisan hasil penelitian ini ialah

sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Berisi mengenai latar belakang penelitian, tujuan penelitian, batasan

masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Dasar Teori

Berisi mengenai landasan teori dasar dan pendukung serta pengenalan

terhadap penghubung seluruh kegiatan penelitian baik hardware maupun

software.

BAB III Metodologi Penelitian

Berisi mengenai tahap-tahap penelitian dan keseluruhan sistem kerja dari

proses pengambilan data pada kipas hingga visualisasi data pengukuran.

BAB IV Pembahasan dan analisa data

Pada bab ini dibahas mengenai hasil pengukuran dari sensor

accelerometer ADXL345 terhadap getaran pada kipas , serta analisa

dengan FFT dari hasil visualisasi data pengukuran menggunakan

LabVIEW 2011.

BAB V Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta

saran untuk penelitian yang bisa dikembangkan dari penelitian ini.

5
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Getaran
Getaran merupakan gerakan teratur suatu benda bolak-balik dari posisi diam

atau seimbang. Getaran juga dapat diartikan sebagai gerakan osilasi terhadap

suatu titik yang disebabkan oleh getaran yang berada di udara ataupun getaran

yang bersifat mekanis yang berasal dari berbagai mesin mekanis yang sedang

beroperasi baik berotasi ataupun bertranslasi.

Getaran juga memilki 3 ukuran yang dijadikan sebagai parameter dari

pengukuran suatu getaran. Ketiga parameter itu ialah sebagai berikut :

1. Amplitudo

Amplitudo juga diartikan sebagai jarak atau simpangan terjauh dari titik

keseimbangan dalam sinusoidal. Amplitudo ialah nilai besar sinyal

vibrasi yang dihasilkan dari pengukuran vibrasi yang menunjukan besar

gangguan atau vibrasi yang terjadi. Makin besar amplitudo maka makin

besar getaran atau gangguan pada suatu benda atau media.

2. Frekuensi

Frekuensi yaitu banyaknya jumlah getaran gelombang dalam satu putaran

waktu. Frekuensi dari pengukuran vibrasi dapat mengartikan jenis

gangguan yang terjadi. Frekuaensi juga biasanya ditunjukan dalam satuan

hertz (Hz)

3. Fase Vibrasi

6
Phase merupakan penggambaran akhir dari karakteristik suatu getaran

atau vibrasi pada suatu benda atau mesin yang sedang bekerja. Phase

merupakan perpindahan posisi dari bagian-bagian yang bergetar secara

relative untuk menentukan titik referensi atau titik awal pada bagian lain

yang bergetar.(?)

Karakteristik getaran digunakan untuk mengetahui masalah dari pengukuran

getaran suatu benda atau media sepert pada Gambar II.1.

Gambar II.1. Karakteristik Getaran

Karakteristik getaran tersebut ialah sebagai berikut :

1. Frekuensi getaran

Frekuensi dalam getaran selalu berhubungan dengan amplitudo.

Dinyatakan dalam persamaan :

7
F = 1/T

Dimana F ialah frekuensi dan T ialah Periode.

2. Perpindahan Getaran

Perpindahan getaran memiliki pengertian jarak yang ditempuh dari suatu

puncak ke puncak lainnya atau biasa disebut peak to peak displacement.

Micron (µm) atau mils digunakan untuk menyatakan perpindahan

getaran.

3. Kecepatan Getaran

Kecepatan getaran merupakan kecepatan suatu benda saat mengalami

satu getaran. Satuan yang biasa digunakan unuk menyatakan kecepatan

getaran ialah mm/det ( peak ).

4. Percepatan Getaran.

Secara umum percepatan merupakan perubahan dari kecepatan.

Percepatan dinyatakan dalam satuan g, dimana g merupakan percepatan

yang disebabkan oleh grafitasi permukaan bumi. Dan nilai satuan

2
internasional untuk satu g permukaan bumi ialah 9,8 m/s .

5. Phase Getaran

Phase getaran akan memberikan informasi benda atau bagian yang

bergetar relative terhadap benda atau bagian lain yang bergetar dengan

frekuensi yang sama dan salah satunya dijadikan sebagai referensi.

Suatu sistem dinamakan begerak periodik jika sistem tersebut bergerak

berulang-ulang dengan gerakan yang sama untu interval waktu yang sama, waktu

8
minimum yang dibutuhkan untuk mengulang gerakan yang sama dinamakan

periode T. dengan kata lain, periode T adalah waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan suatu getaran atau gerakkan dalam satu siklus.

Suatu sistem dinamik dapat diatur sedemikian dengan kondisi awal, yaitu

suatu gangguan yang diberikan pada waktu t = 0. Jika tidak ada lagi gangguan

atau gaya eksitasi (gaya rangsang) setelah waktu t = 0 maka gerak osilasi sistem

tersebut akan mengalami getaran bebas.

Secara sederhana getaran merupakan gerakan bolak-balik dari mesin atau

bagian-bagian (komponen) dari keadaan diam. Dari kondisi mesin dapat dipelajari

adanya masalah mekanis yang dicatat dari karakteristik getaran yang ditimbulkan.

Gerakan yang terjadi dari posisi awal pada batas atas rambatan dan kembali

ke posisi netral, sampai pada batas bawah rambatan dan kembali lagi ke posisi

netral merupakan satu putaran gerak. Putaran ini yang digunakan untuk mengukur

getaran dari sistem, gerakan ini akan berulang dengan putaran yang sama.

Gerakan ini disebut getaran periodik dan harmonis, sehingga didapatkan

persamaan sinusoidal

= X0Sin(ωt) ................................................................
X
(1) X = posisi pada saat waktu t
X0 = posisi maksimum
ω = 2.π.f

f = frekuensi (Hz)
t = waktu (s)
gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak balik suatu benda secara

teratur melalui titik keseimbangannya dalam setiap detik secara konstan. Setiap

gerakan terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerakan

9
periodik. Jika suatu partikel melakukan gerak periodik dalam lintasan yang sama

maka disebut sebagai getaran atau osilasi. (William., 1993)

2.2. Accelerometer
2.2.1. Pengertian MEMS Accelerometer
Micro-Electromechanical Systems ( MEMS ) ialah sebuah teknologi

yang sedang berkembang pesat sekarang ini, yang merupakan sebuah

instrument yang digunakan untuk menangkap berbagai keperluan fisis

dimana sensor – sensor pada saat ini banyak yang menggunakan teknologi

berbasis MEMS. Sistem MEMS digunakan dalam beberapa teknologi

diantaranya dalam sistem pengendalian, kesehatan, robotik dan banyak hal

lainnya.

Accelerometer merupakan sensor yang digunakan untuk mengukur

percepatan suatu objek. Accelerometer dapat mengukur suatu percepatan

statik, yaitu pengukuran gaya konstan terhadap gravitasi bumi.

Accelerometer juga dapat mengukur suatu perceptan dinamik, yaitu

pengukuran terhadap objek bergerak atau bergetar.

Pada perkembangan zaman sekarang ini sensor accelerometer ini

terdapat pada banyak alat industri maupun elektronik, seperti pada mesin

mesin pabrik dan industri berat lainnya, sedangkan pada alat elektronik

accelerometer digunakan pada smartphone dan komputer tablet. Pada

kendaraan mobil accelerometer digunakan untuk mengeluarkan airbag

apabila terjadi kecelakaan atau benturan keras. Pada laptop accelerometer

digunakan untuk melindungi hard drive dari kerusakan atau goncangan,

10
misalnya laptop terjatuh maka sensor akan menangkap perubahan yang

terjadi untuk mengubah hard drive menjadi off . Pada penggunaan lainnya

misalnya untuk mengetahui getaran mesin mobil dan bahkan bisa juga

digunakan pada instrument musik. Sensor ini akan mengukur perubahan

getaran atau gerakan yang terjadi pada sensor.

Akselerasi atau percepatan ini merupakan suatu keadaan yang

merubah kecepatan terhadap waktu. Percepatan merupakan kecepatan yang

bertambah dalam selang waktu tertentu. Percepatan juga merupak penurunan

dari kecepatan yang merupakan besaran vector, maka dari itu percepatan juga

dipengaruh oleh arah. Arah yang berubah dalam suatu pergerakan

mempengaruhi percepatan dan jika arah tersebut berubah maka akan

mempengaruhi jarak dari pergerakannya. (Benny, p. t.thn)

2.2.2. Prinsip Kerja Accelerometer


Prinsip kerja accelerometer yaitu prinsip kerja percepatan.

Kebanyakan accelerometer memiliki cara kerja seperti sebuah per dengan

benda yang memiliki massa dimana benda tersebut diletakkan pada sistem

mekanika acuan. Sehingga prinsip kerja accelerometer yaitu geraknya benda

bermassa pada accelerometer yang diakibatkan oleh adanya gaya, sesuai

dengan hokum kedua newton.

F = m.a

Dimana F ialah gaya, m berarti massa dari benda, dan a ialah

percepatan benda yang terjadi.

11
Gambar II.2. Prinsip Kerja Accelerometer

Pada sensor accelerometer ini, percepatan getaran yang dihasilkan

akan mengakibatkan perubahan kapasitansi. Perubahan kapasitansi inilah

yang menjadi hasil pengukuran. Yang selanjutnya akan mengakibatkan

perubahan pada tegangan output. Sehingga tegangan inilah yang membaca

percepatan yang dipengaruhi oleh gravitasi.

Prinsip kerja lainnya dari accelerometer ini yaitu apabila suatu

konduktor digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika suatu medan

magnet digerakkan melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu

tegangan induksi pada konduktor tersebut. Accelerometer yang diletakkan

pada permukaan bumi dapat mendeteksi percepatan 1g (ukuran garavitasi

bumi) pada titik vertikalnya, untuk percepatan yang dikarenakan oleh

pergerakkan horizontal maka accelerometer akan mengukur percepatannya

secara langsung ketika bergerak secara horizontal. Hal ini dikarenakan sesuai

dengan tipa dan jenis sensor accelerometer yang digunakan karena setiap

sensor memilii spesifikasi yang berbeda tergantung pada perusahaan

12
pembuatnya. Saat ini hampir semua sensor accelerometer sudah dalam

bentuk digital ( bukan dengan sistem mekanik). Adapun tipe – tipe

accelerometer adalah sebagai berikut,

1. Capacitive

Lempengan metal pada sensor memproduksi sejumlah kapasitansi,

perubahan kapasitansi akan mempengaruhi percepatan

2. Piezoelektrik

Kristal piezoelektrik yang terdapat pada accelerometer jenis ini

mengeluarkan tegangan yang selanjutnya dikonversi menjadi

percepatan

3. Piezoresistif

Lempengan yang bekerja secara resistan akan berubah sesuai

dengan perubahan percepatan

4. Hall effect

Percepatan yang dirubah menjadi sinyal elektrik dengan cara

mengukur setiap perubahan pergerakan yang terjadi pada daerah

yang terinduksi magnet

5. Magnetoresistive

Perubahan percepatan diketahui berdasarkan resistivitas material

karena adanya daerah yang terinduksi magnet

6. Heat Transfer

13
Percepatan dapat diketahui dari lokasi sebuah benda yang

dipanaskan dan diukur ketika terjadi percepatan dengan sensor

tempratur (Frans, p. t.thn)

2.2.3. Accelerometer ADXL345


ADXL345 merupakan salah satu sensor accelerometer yang

menangkap respon berupa kemiringan dan juga getaran. Accelerometer

ADXL345 adalah modul sensor gerak/akselerasi dengan 3 sumbu (triple axis

13
acceleration sensor module) yang memiliki resolusi 13-bit (2 = 8194
tingkatan presisi) yang dapat mendeteksi hingga jangkauan 16g (16 x 9,81
2
m/s ). Aplikasinya mencakup deteksi kemiringan dengan melihat perubahan

gaya statik (static gravity acceleration on tilt sensing application) dan

percepatan dinamik (dynamic acceleration) yang timbul akibat gerakan atau

tumbukan. Dengan resousi tinggi yang dihasilkan (3,9mg/LSB high

resolution) yang memungkinkan modul sensor akselerometer ini mendeteksi

pergerakan dan inklinasi secara halus.

Sensor accelerometer ini cocok digunakan pada aplikasi portable dan

sangat cocok untuk digunakan pada rangkaian mikrokontroler semacam

papan pengembang seperti arduino dan mikrokontroler AVR karena akses

data yang mudah lewat antarmuka SPI atau I2C. data direpresentasikan

secara digital dalam format integer 16-bit.

Modul sensor ini data mendeteksi status aktivitas gerakan

(active/inactive) dengan membandingkan percepatan/akselerasi pada sumbu

manapun dengan ambang batas sensitivitas yang dapat disesuaikan lewat

14
kode program. Pada akselerometer ADXL345 juga terdapat pendeteksi

ketukan (tap sensing) yang dapat mendeteksi ketukan tunggal maupun ganda

pada berbagai arah. Modul sensor akselerometer ADXL345 ini juga dapat

mendeteksi gerak jatuh bebas (free fall sensing), fungsi-fungsi tersebut dapat

dipetakan secara terpisah pada dua pin interupsi keluaran (interrupt output

pins).

Modul sensor akselerometer ADXL345 ini memiliki sistem

pengelolaan memori internal 32-bit bertipe antrian FIFO (First In First Out)

yang dapat digunakan untuk menyimpan variabel/data temporer hasil

pengukuran sehingga mengurangi beban mikrokontroler sehingga

menurunkan konsumsi energi pada sistem.

Modul sensor akselerometer ADXL345 ini memiliki sirkuit

pengelolaan daya yang baik dimana modul ditempatkan pada moda konsumsi

daya yang sangat kecil hingga terdeteksi gerakan yang melewati ambang

batas (threshold) tertentu yang mengaktifakn kembali moda normal.

Sehingga pembacaan sensor selesai secara otomatis modul dikembalikan ke

moda siaga untuk menghemat energi.

Beberapa fitur yang dimiliki oleh ADXL345 triple axis ini ialah

sebagai berikut :

1. Menggunakan chip ADXL345 yang diproduksi oleh Analog

Devices Inc.

2. Tipe data keluaran sudah berupa digital

3. Komuniksi data dapat menggunakan I2C atau SPI

15
4. Jangkauan deteksi dari ±2g hingga ±16g

5. Catu daya 2 volt – 3,6 volt (kompatibel dengan raspberry-Pi, untuk

arduino pasokan daya dapat diambil dari pin 3v3)

6. Pin antarmuka toleran terhadap tegangan 5V (dapat dikoneksikan

langsung dengan I/O TTL 5V)


o o
7. Suhu operasional -40 sampai 85 C

8. Konsumsi arus rendah yaitu kuarang dari 25 µA pada saat siaga

9. Ukuran modul sensor 27,8 x 16,9 x 11 mm

Berikut adalah gambar penampakan dari Accelerometer ADXL345

triple axis:

Gambar II.3 Accelerometer ADXL 345 Tripple Axis

Setiap pin dari Accelerometer ADXL345 trple axis ini memiliki fungsi

yang berbeda-beda, berikut di bawah ini adalah penjelasan dari masing-

masing pin tersebut (Anonim, Analog Device)

16
Tabel II.1. Deskripsi Pin Accelerometer ADXL 345
No. Pin Simbol Tipe Keterangan
1 GND S Ground
2 VCC S Power Supply +3,3V
3 CS I Digunakan untuk komunikasi I2C, yang
berfungsi sebagai Chip Select

4 INT 1 O Interupsi keluaran


5 INT2 O Interupsi keluaran
6 SDO O Serial data output, alternatif alamat
komunikasi data I2C

7 SDA I Serial data input pada I2C


8 SCL I Merupakan clock pada I2C

Gambar II.4. Sumbu Pada ADXL 345

17
Gambar II.5. Orientasi gravitasi dan respon output

2.3. Fast Fourier Transform ( FFT )


Fast Fourier Transform merupakan salah satu bentuk metode analisa yang

berguna dalam analisis suatu sinyal yang merubah fungsi domain waktu menjadi

domain frekuensi. Secara umum frekuensi diartikan sebagai jumlah gelombang

yang terjadi dalam satu detik, secara sederhana frekuensi diartikan sebagai

kebalikan dari waktu. Sehingga waktu yang satuannya detik (second) akan

menjadi Hertz (1/second) untuk ferkuensi. Sinyal yang diperhatikan dalam analisa

dengan FFT ini meliputi sinyal dengan komponen sinusoida. FFT ini juga akan

menghasilkan dengan bentuk sinyal dalam domain frekuensi.

Dalam FFT ini sinyal yang berada dalam domain waktu diubah menjadi

domain frekuensi. Sehingga sinyal akan dianalisa dengan memperhatikan

frekuensi dari sinyal yang dihasilkan. Fast Fourier Transform ( FFT ) memiliki

persamaan umum sebagai berikut :

18
.......................................... (2)
Dimana X(F) merupakan nilai hasil dari transformasi fourier, x (t) ialah nilai

atau fungsi sinyal dalam domain waktu, merupakan persamaan bentuk

sinyal eksponensial kompleks dengan nilai k = 0, ±1 , ±2,…

FFT pada dasarnya merupakan alih ragam Fourier tapi untuk komponen

diskrit. FFT merupakan DFT (discrete fourier transform) yag memiliki jumlah

komputasi lebih sedikit disbanding komputasi DFT biasa. DFT akan

2
menghasilkan jumlah komputasi sebesar N sedangkan FFT akan menghasilkan
jumlah komputasi sebesar (N)log2(N). Perhitungan FFT menggunakan butterfly

Radix-2 menghasilkan jumlah komputasi lebih sedikit yakni (N/2)log2(N). Jumlah

N
titik dalam ketika menggunakan FFT juga memenuhi syarat 2 .

Implementasi dari FFT antara lain dalam bidang medis, stastistik, pengolahan

citra, suara, telekomunikasi dan lain-lain. FFT juga digunakan untuk menentukan

frekuensi mana saja yang akan di filter menggunakan lowpass, highpass,

bandpass dan bandstiop filter. (Murray, 1986)

2.4. Mikrokontroller
Seiring dari perkembangan zaman kebutuhan manusia akan teknologi kian

kompleks, dibutuhkan sebuah teknologi yang serupa komputer namun lebih

efisien dan juga terjangkau harganya. Maka sebuah teknologi muncul untuk dapat

melengkapi sebuah computer untuk menjalankan sebuah instruksi yang sedehana,

mudah dan dengan harga yang terjangkau. Mikrokontroler muncul sebagai solusi

tersebut, mikrokontroler merupakan perkembangan dari sebuah komputer

19
Kebutuhan pasar dan perkembangan teknologi menjadi 2 faktor utama yang

membuat mikrokontroler kian dibutuhkan dan diminati. Kebuthan akan perangkat

elektronik sebagai alat kontrol dan pemroses data serta kemajuan teknologi pada

semikonduktor dan pembuatan chip dengan kemampuan yang tinggi serta murah

merupakan penjelasan dari 2 faktor tersebut.

Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol

rangkaian elektronik dan umumnya dapat menyimpan program di dalamnya,

didalamnya juga terdapat sistem mikroprosessor yang digunakan untuk sistem

pengontrolan. Mikrokontroler umumnya terdiri dari CPU (Central Processing

Unit), memori, I/O tertentu dan unit pendukung lainnya seperti ADC (Analog-to-

Digital Converter) yang sudah terintegrasi di dalamnya. Namun tidak seperti

mikroprosesor pada computer, mikrokontroler ini hanya bisa digunakan untuk

suatu aplikasi tertentu saja.

Mikrokontroller juga bekerja sebagai alat yang mengerjakan intruksi –

Instruksi yang diberikan pada mikrokontroller tersebut. Oleh karena itu, hal

penting dalam mikrokontroller ialah program yang ada didalamnya yang

digunakan untuk memberi instruksi-instruksi untuk dijalankan oleh

mikrokontroller.

Perangkat elektronik yang menggunakan mikrokontroller dalam sistemnya

memiliki beberapa kelebihan yaitu :

1. Membutuhkan daya yang rendah

2. Ukuran yang tentunya lebih kecil

20
3. Mempunyai kemampuan yang tinggi serta mudah untuk berinteraksi

dengan komponen lain

4. Biaya produksi lebih rendah karena tidak membutuhkan komponen yang

banyak.

5. Pembuatan juga tidak memakan waktu yang banyak

6. Terdapat fasilitas tambahan untuk pengembangan memori dan I/O untuk

kebutuhan sistem

2.4.1. Arduino UNO


Arduino UNO merupak salah satu keluarga dari anggota

mikrokontroler arduino. Sebuah perangkat mini yang dirancang untuk

bekerja sebagai perangkat yang bisa bekerja secara sendiri. Nama “UNO”

berasal dari bahasa Italia yang berarti satu, untuk menandai peluncuran

Arduino 1.0. UNO dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi dari arduino.

UNO adalah yang terbaru dalam serangkaian board USB arduino, dan

sebagai model referensi untuk platform arduino.

Arduino adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328P. memiliki

14 pin dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan

sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 Mhz osilator kristal, koneksi

USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung

mikrokontroler agar dapat digunakan cukup hanya menggunakan board

arduino UNO ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik AC

ke adaptor DC atau menggunakan baterai untuk menjalankannya.

21
Arduino UNO berbeda dengan semua board sebelumnya dalam hal

koneksi USB-to-serial yaitu menggunakan fitur atmega8U2/16U2 yang

diprogram sebagai konverter USB-to-serial, hal ini berbeda dengan board

sebelumnya yang menggunakan chip FTDI driver USB-to-serial.

Fitur-fitur yang dimiliki Arduino UNO ini adalah sebagai berikut :

1. Mikrokontroler ATmega328P

2. Operasi daya 5V

3. Input tegangan 7-12V

4. Input tegangan batas 6-20V

5. Digital I/O pins 14 (dimana 6 memberikan output PWM)

6. Analog Input pin 6

7. Arus DC setiap I/O pin 40mA

8. Arus DC untuk 3,3V pin 50mA

9. Flash memory 32 KB

10. SRAM 2 KB

11. EEPROM 1 KB

12. Clock Speed 16Mhz

13. Memiliki ATmega 8U2/16U2 yang digunakan sebagai konverter

USB-to-serial

14. Memiliki sirkuit reset

15. Memiliki pin out : menambahkan SDA dan SCL pin yang dekat ke

pin Aref dan dua pin baru lainnya ditempatkan dekat ke pin reset,

22
dengan I/O REF yang memungkinakan sebagai buffer untuk

beradaptasi dengan tegangan yang disediakan oleh board sistem.

16. Mempunyai komunikasi data I2C dan SPI

Gambar II.6. Arduino UNO

Gambar II.7. Deskripsi Arduino UNO dan skematik Arduno UNO

23
Arduino UNO dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu

daya eksternal. Sumber listrik dipilih secara otomatis. Eksternala (non-USB)

dapat berupa baik AC-DC atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan

dengan cara menghubungkan plug pusat – positif 2,1 mm ke dalam board

colokan listrik. Sedangkan untuk baterai dapat dihubungkan ke dalam header

pin GND dan Vin dari konektor power.

Board dapat beroperasi pada pasokan daya dari 6- 20 volt. Jika

diberikan dengan kurang ari 7V, bagaimanapun, pin 5V dapat menyuplai

kurang dari 5V dan board mungkin tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari

12V, regulator bisa panas dan merusak board. Rentang yang dianjurkan

adalah 7V-12V.

Pin pada Ardino UNO memiliki fungsinya masing-masing adalah

sebagai berikut:

Tabel II.2. Deskripsi Pin Arduino UNO


NO PIN KETERANGAN
1 RX ( Receiver ) / 0 Pin RX ini berfungsi sebagai pin
untuk menerima data TTL serial
yang terhubung ke pin yang sesuai
dari chip ATmega8U2 USB to
serial TTL

2 TX ( Transmitter ) /1 Pin TX ini berfungsi sebagai pin


untuk megirim data TTL serial
yang terhubung ke pin yang sesuai
dari chip ATmega8U2 USB to
serial TTL

3 Eksternal Interupsi / 2 Pin ini dapat dikonfigurasi untuk

24
dan 3 memicu interupsi pada nlai yang
rendah, tepi naik atau jatuh, atau
perubahan nilai

4 PWM / 3,5,6,9,10,dan11 Menyediakan 8-bit output PWM


dengan analogWrite() fungsi

5 SPI / 10(SS), 11(MOSI), Pin ini mendukung komunikasi SPI


12(MISO), 13(SCK) menggunakan library SPI

6 LED / 13 Ada built-in LED terhubung ke pin


digital 13. Ketika pin dalam
keadaan nilai tinggi Led menyala,
ketika pin rendah mati

7 I2C / A4 (SDO) dan A5 Berfungsi sebagai pendukung


(SCL) omunikasi I2C

8 Vin Tegangan masukkan kepada board


arduino ketika menggunakan
sumber daya eksternal

9 GND Berfungsi sebagai Ground

10 5V Catu daya yang digunakan untuk


daya mikrokontroler dan koponen
lainnya

11 3v3 Berfungsi sebagai pasokan 3,3 volt


dihasilkan oleh regulator onboard

12 Reset Berfungsi untuk mereset


mikrokontroler

13 IOref Referensi tegangan untuk input


analog. Digunakan untuk
analogReference()

25
Arduino UNO memiliki 6 input analog diberi label A0 sampai A5,

masing masing menyediaan 10 bit resolusi (1024 nilai yang berbeda). Secara

default sistem mengukur dari Ground sampai 5 Volt, meskipun mungkin

untuk mengubah ujung atas rentang menggunakan pin IOref dan fungsi

analogReference().

Arduino UNO memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi

dengan computer, arduino atau mikrokontroler lainnya. Pada arduino UNO

ini terdapat mikrokontroler ATmega328P yang menyediakan UART TTL

(5V) komunikasi serial yang tersedia di pin digital 0 (RX) dan 1 (TX).

Sebuah AT mega8U2/16U2 pada board ini berfungs sebagai komunikasi

serial melalui USB dan muncul sebagai com port virtual pada computer.

Firmware ATmega8U2/16U2 menggunakan USB driver standar COM, dan

tidak dibutuhkn driver eksternal yang diperlukan. Namun pada windows

diperlukan file Inf. Perangkat lunak Arduino termasuk monitor serial yang

memungkinkan data sederhana yang akan dikirim ke board arduino. RX dan

TX di board LED akan berkedip ketika data sedang dikirim melalui chip

USB-to-serial dan koneksi USB ke computer ( tetapi tidak untuk omunikasi

serial pada pin0 dan1). Fungsi ini digunakan untuk melakukan komunikasi

interface pada sistem. ATmega 328P juga mendukung komunikasi I2C dan

juga SPI.

Arduino menggunakan pemrograman dengan bahasa C. setiap

program Arduino (sketch) mmpunyai dua buah fungsi yang harus ada, yaitu :

1. void setup( ) { }

26
Semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya satu

kali ketika program Arduino dijlankan untuk pertama kalinya.

2. void loop( ) { }

Fungsi ini akan dijalankan setelah setup (fungsi void setup)

selesai. Setelah dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalnkan lagi,

dan lagi secara terus menerus sampai power dilepaskan

Berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan untuk format

penulisan, yaitu:

1. // (komentar satu baris)

Kadang diperlukan untuk memberi catatan pada diri sendiri apa

arti dari kode-kode yang dituliskan. Cukup menuliskan dua buah

garis miring dan apapun yang kita ketikkan dibelakngnya akan

diabaikan oleh program

2 /* */(komentar banyak baris)

Jika ada banyak catatan, maka hal itu dapat dituliskan pada

beberapa baris sebagai komentar. Semua hal yang terletak di

antara dua symbol tersebut akan diabaikan oleh program.

3. { }(kurung kurawal)

Digunakan untuk mendefinisikan kapan blog program mulai dan

berakhir (digunakan juga pada fungsi dan pengulangan)

4. ;(titik koma)

Setiap baris kode harus diakhiri tanda titik koma (jika ada titik

koma yang hilang maka program tidak akan bisa dijalankan)

27
Sebuah program secara garis baris dapat didefinisikan sebagai intruksi

untuk memindahkan angka dengan cara yang cerdas. Variabel inilah yang

digunakan untuk memindahkannya.

1. int (integer)

Digunakan untuk menyimpan angka dalam 2 byte (16bit). Tidak

mempunyai angka decimal dan menyimpan nilai dari -32,768 dan

32,767

2. long (long)

digunakan ketika integer tidak mencukupi lagi. Memakai 4 byte

(32bit) dari memori (RAM) dan mempunyai rentang dari -

2,147,483,648 dan 2,147,483,647.

3. boolean (Boolean)

variabel sederhana yang digunakan untuk menyimpan nilai TRUE

(benar) atau FALSE (salah). Sangat berguna karena hanya

menggunakan 1 bit dari RAM.

4. float (float)

Digunakan untuk angka decimal (floating point). Memakai 4 byte

(32 bit) dari RAM dan mempunyai rentang -3.4028235E+38 dan

3.4028235+38.

5. Char (character)

Menyimpan 1 karakter menggnakan kode ASCII (misalnya „A‟

=65). Hanya memakai 1 byte (8bit) dari RAM

28
Operator yang digunakan untuk manipulasi angka ( bekerja seperti

matematika yang sederhana).

1. =

Membuat sesuatu menjadi sama dengan nilai yang lain (misalnya:

x = 10 * 2, x sekarang nlainya sama dengan 20).

2. %

Menghasilkan sisa dari hasil pembagian suatu angka dengan

angka yang lain ( misalnya: 12 % 10, ini akan menghasilkan

angka 2)

3. +

Penjumlahan

4. *

Perkalian

5. -

Pengurangan

6. /

Pembagian

Operator pembanding digunakan untuk membandingkan nilai logika

1. =

Sama dengan misalnya 12 == 10 adalah FALSE (salah) atau

12==12 adalah TRUE (benar)

2. !=

29
Tidak sama dengan (misalnya 12 != 12 adalah FALSE (salah))

3. <

Lebih kecil dari misalnya 12 < 10 adalah FALSE atau 12 < 12

adalah FALSE atau 12 < 14 adalah TRUE

4. >

Lebih besar dari misalnya 12 > 10 adalah TRUE atau 12 >12

adalah FALSE atau 12>14 adalah FALSE

Program sangat tergantung pada pengaturan apa yang akan dijalankan

berikutnya, berikut ini adalah beberapa elemen dasar pengaturan

1. if..else, dengan format sebagai berikut ini :

if (kondisi) { }

else if {kondisi}

else { }

dengan struktur tersebut program akan menjalankan kode yang

ada di dalam kurung kurawal jika kondisinya TRUE, dan jika

FALSE maka akan diperiksa apakah kondisi pada else if dan jika

kondisinya FALSE maka kode pada else yang akan dijalankan.

2. for, dengan format seperti berikut ini:

for (int i = 0; I < #pengulangan; i++) { }

digunakan apabila ingin melakukan pengulangan kode di dalam

kurung kurawal beberapa kali, ganti #pengulangan dengan jumlah

30
pengulangan yang diinginkan. Melakukan penghitungan ke atas

dengan i++ atau ke bawah dengan i--

untuk digital ada beberapa elemen dasar pengaturan diantaranya sebagai berikut:

1. pinMode (pin,mode)

digunakan untuk menetapkan mode dari suatu pin, pin adalah

nomer pin yang akan digunakan dari 0-19 (pin analog 0-5 adalah

14-19). Mode yang bisa digunakan adalah INPUT atau OUTPUT

2. digitalWrite (pin,value)

ketika sebuah pin ditetapkan sebagai OUTPUT, pin tersebut dapat

dijadikan HIGH (ditarik menadi 5 volt) atau LOW (diturunkan

mejadi ground).

3. digitalRead(pin)

ketika sebuah pin ditetapkan sebagai INPUT maka kita dapat

menggunakan kode ini untuk mendapatkan nilai pin tersebut

apakah HIGH (ditarik menjadi 5 volt) atau LOW (diturunkan

menjadi ground).

Arduino adalah mesin digital tetapi mempunyai kemampuan untuk

beroperasi diadalam analog. Berikut adalah elemen dasar pengaturannya :

1. analogWrite(pin,value)

beberapa pin pada arduino mendukung PWM (pulse width

modulation) yaitu 3, 5, 6, 9, 10, 11. Ini dapat meruah pin hidup

(on) atau mati (off) dengan cepat sehinggaa mambuatnya dapat

31
berfungsi layaknya keluaran analog, value pada format kode

tersebut adalah angka antara 0 (0% duty cycle ~ 0V) dan 255

(100% duty cycle ~ 5V)

2. analogRead(pin)

ketika pin analog ditetapkan sebagai INPUT anda dapat membaca

keluaran voltasenya. Keluaran berupa angka antara 0 (untuk 0

volts) dan 1024 (untuk 5 volts) (Anonim, Arduino)

2.4.2. Spesifikasi Atmega 328P


Dalam arduino UNO dilengkapi atau diintegrasikan dengan

mikrokontroler ATmega328P. mikrokontroler ATmega328P merupakan 8 bit

mikrokontroler dari keluarga Atmel yang memiliki daya rendah dan arsitektur

RISC (reduce Instruction Set Computer) yang mmiliki kecepatan yang lebi

cepat daripada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer).

Mikrokontroler ini memberikan instrksi dalam satu kali siklus clock dengan

131 macam instruksi dengan menggabungkan instruksi dengan 32 register

utama yang bekerja. Semua regiter ini kana langsung berhubungan dengan

Arithmetic Logic Unit (ALU).

Dalam mikrokontroller Atmega 328P memiliki spesifikasi yang

berbeda dengan mikrokontroller jenis lainnya. Berikut ialah spesifikasi dari

mikrokontroller Atmega 328P :

1. Memiliki kemampuan yang tinggi namun membutuhkan daya yang

rendah

32
2. Memiliki 131 instruksi yang kebanyakan dijalankan dalam satu

siklus clock

3. 32 x 8 bit dengan fungsi register serbaguna

4. 32 K Bytes flash memory

5. 1 K Bytes EEPROM

6. 2 K Bytes Internal SRAM

7. Siklus penulisan sebanyak 10.000 flash dan penghapusan 100.000

EEPROM

8. Dapat mengingat atau menyimpan data selama 20 tahun pada 85

oC/ 100 tahun pada 25 oC

9. Menggunakan komunikasi serial data SPI atau I2C, baik sebagai

master maupun slave.

10. Memiliki operasi voltase sebesar 1,8 – 5,5

Gambar II.8. Deskripsi pin ATmega 328P

33
Deskripsi Mikrokontroller ATMega 328P
1. VCC: Digital Power Supply

2. GND: Ground

3. Port B: Berfungsi sebagai bidirectional port I/O sebanyak 8 bit.

PB6 dapat digunakan sebagai input menuju inverting amplifier dan

input menuju internal clock sistem operasi. PB7 juga dapat

digunakan sebagai output dari inverting amplifier.

4. Port C : Berfungsi sebagai bidirectional port I/O sebanyak 7 bit.


PC5…0 berfungsi sebagai output yang memiliki

5. RESET: Apabila RSTDISBL telah di program PC6 digunakan

sebagai pin I/O and apabila RSTDISBL tidak deprogram, maka

PC6 digunakan sebagai input RESET

6. PortD (PD7:0): Berfungsi sebagai bidirectional port I/O sebanyak


8-bit.

7. AVCC : Digunakan sebagai pin power supply untuk analog


digital converter. Apabila menggunakan ADC, maka AVCC harus

dikoneksikan dengan VCC melewati low-pass filter. Apabila tidak

menggunakan ADC, AVCC juga harus dikoneksikan dengan VCC.

8. AREF:AREF ialah pin referensi analog untuk Analog Digital


Converter.

9. ADC7:6:ADC7:6 berfungsi sebagai pin input analog menuju


Analog Digital Converter. (Anonim, Analog Device)

34
2.5. Komunikasi Data
2.5.1. I2C
Pada perkembangan teknologi kini, baik didunia industri, otomotif,

hingga pendidikan menengah dan tinggi telah menggunakan peralatan yang

memiliki teknologi yang tinggi. Salah satunya ialah penggunaan

mikrokontroler. Untuk menggunakan mikrokontroler dengan perangkat keras

lainnya diperlukan senuah komunikasi data. Salah satu komunikasi data yang

bisa digunakan adalah komunikasi I2C dan SPI.

Bus adalah sistem penghantar yang dilengkapi dengan komponen

pengendali untuk melayani pertukaran data antara komponen perangkat keras

satu dengan komponen perangkat keras lainnya. pada sistem mikrokontroler

terdapat bus data, bus alamat, dan beberapa penghantar pengendali. Semakin

tinggi frekuensi clock processor, maka semakin lebih cermat pengembang

untuk memperhatikan waktu dari seluruh omponen yang terlibat, agar tidak

terjadi kesalahan dalam transaksi data. Bus yang sering digunakan adalah bus

yang bersfat paralel. Transaksi data dilakukan secara paralel sehingga

transaksi data lebih cepat. Akan tetapi disisi lain memiliki biaya yang cukup

mahal. Jika sistem relatif tidak membutuhkan transaksi yang cepat, maka

penggunaan serial bus menjadi pilihan. Salha satu sistem data bus yang bisa

digunakan yaitu I2C (Inter Integrated Circuit). Sistem bus I2C pertama kali

diperkenalkan oleh Firma Philips pada tahun 1979.

I2C atau Inter Integrated Circuit adalah standar komunikasi serial dua

arah menggunkan dua saluran yang didesain khusus untuk mengirim data.

35
Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data)

yang membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti

yang dihubungkan dengan sistem I2C bus dapat dioperasikan sebagai Master

dam slave. Master adalah piranti yang memulai transfer data pada I2C Bus

dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer data dengan membentuk

sinyal Stop, dan membangkitkan sinyal Clock. Slave adalah piranti yang

dialamati master.

Sinyal Start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah, yang

didefinisikan sebagai perubahan tegangan SDA dari “1” menjadi “0”

pada saat SCL “1”. Sinyal Stop merupakan sinyal untuk mengakhiri

semua perintah, didefinisikan sebagai perubahan tegangan dari “0”

menjadi “1” pada saat SCL “1”. Kondisi sinyal Start dan sinyal Stop

seperti pada gambar berikut

Gambar II.9. Kondisi sinyal Start dan Stop

Sinyal dasar yang lain dalam I2C Bus adalah sinyal acknowledge yang

disimbolkan ACK. Setelah transfer data oleh master berhasil diterima slave,

slave akan menjawabnya dengan mengirim sinyal acknowledge, yaitu dengan

membuat SDA menjadi “0” selama siklus clock ke 9. Ini menunjukkan

36
bahwa Slave telah menerima 8 bit data dari Master. Kondisi sinyal

acknowledge pada gambar berikut.

Gambar II.10. sinyal ACK dan NACK

Dalam melakukan transfer data pada I2C Bus, ada beberapa tata cara

yang telah ditetapkan yaitu:

1. Transfer data hanya dapat dilakukan ketika Bus tidak dalam

keadaan sibuk.

2. Selama proses transfer data, keadaan data pada SDA harus stabil

selama SCL dalam keadaan tinggi. Keadaan perubahan “1”

atau “0” pada SDA hanya dapat dilakukan selama SCL

dalam keadaan rendah. Jika terjadi perubahan keadaan SDA

pada saat SCL dalam keadaan tinggi, maka perubahan itu

dianggap sebagai sinyal Start atau sinyal Stop.

Gambar II.11. Transfer Bit pada I2C bus

37
Berikut ini merupakan definisi-definisi kondisi Bus :

1. Bus not busy

Pada saat ini Bus tdak dalam keadaan sibuk, SCL dan SDA dua-

duanya dalam keadaan HIGH

2. Start data transfer

Ditandai dengan perubahan kondisi SDA dari HIGH ke LOW

ketika SCL HIGH.

3. Data valid

Data yang dikirim bit demi bit dianggap valid jika setelah START,

kondisi SDA tidak berubah selama SCL HIGH, baik SDA HIGH

maupun SDA LOW tergantung dari bit yang ingin ditransfer.

Setiap siklus HIGH SCL baru menandakan pengirim bit baru.

Duty cycle untuk SCL tidak mesti 50%, ttapi frekuensi

kemunculannya hanya ada 2 macam, yaitu mode standar 100khz

dan fast mode cepat 400kHz. Setelah SCL mengirimkan sinyal

HIGH yang kedelapan, arah transfer SDA berubah, sinyal

kesembilan pada SDA ini dianggap sebagai acknowledge dari

receiver ke transmitter

4. Acknowledge

Setiap receiver wajib mengirimkan sinyal acknowledge atau

sinyal balasan setiap selesai pengiriman 1-byte atau 8-bit data.

Master harus memberikan ekstra clock pada SCL, yaitu clock

kesembilan untuk memberikan kesempatan receiver mengirimkan

38
sinyal acknowledge ke transmitter berupa keadaan LOW pada

SDA selama SCL HIGH. Meskipun master berperan sebagai

receiver, ia tetap sebagai penentu sinyal STOP. Pada bit-akhir

penerimaan byte terakhir, master tidak mengirimkan sinyal

acknowledge, SDA dibiarkan HIGH oleh receiver dalam hal ini

master, kemudian master mengubah SDA dari LOW menjadi

HIGH yang berarti sinyal STOP. (Brian, p. t.thn)

2.6. LabVIEW 2011


LabVIEW ( Laboratory Virtual Instrument Engineering Workbench )

merupakan software yang secara khusus digunakan untuk pemrosesan sistem dan

visualisasi dari data sebuah instrumentasi, kendali, begitu pula otomatisasi

industry. Pada tahun 1996 perusahaan National Instrument (NI) mulai

mengembangkan software ini.

LabVIEW memiliki beberapa kelebihan, diantaranya ialah :

1. Memiliki bahasa pemograman yang mudah dipahami dan mudah dibuat,

sehingga menghemat waktu pembuatan. Dikarena memiliki instruksi

yang berbentuk ikon-ikon yang berbentuk grafis dengan garis atau kawat

sebagai penghubungnya antara ikon satu dengan yang lainnya untuk

menunjukan aliran data.

2. LabVIEW telah memiliki integrasi dengan ribuan hardware dan ratusan

library yang siap digunakan untuk aplikasi di bidang instrumentasi,

pengolahan sinyal, analisis dan visualisasi data serta koneksi ke internet.

39
3. Menjadi jembatan antara dunia pendidikan dengan industry karena

memiliki persamaan software sehingga memudahkan untuk transisi dan

transfer teknologi antara dunia pendidikan ke industri.

4. Dengan bahasa pemograman yang parallel, LabVIEW mampu

manjalankan beberapa instruksi sekaligus dengan waktu yang bersamaan.

5. LabVIEW memiliki sifat modular yang memungkinkan pengguna untuk

membuat program yang kompleks dan rumit menjadi sederhana, yaitu

dengan cara membuat subprogram atau di labVIEW disebut subVI.

6. Sebuah software untuk berbagai bidang dengan penggunaan mulai dari

perencanaan pengukuran, prototype, pengujian, hingga implementasi dan

pengujiannya.

Dalam pemograman LabVIEW, terdapat beberapa istilah penting yang harus

diketahui. Istilah-istilah itu ialah sebagai berikut :

1. VI ( Virtual Instrument )

VI ialah program yang dibuat dengan LabVIEW.

2. SubVI

Sub VI ialah sebuah VI di dalam VI ( seperti subrutin dalam bahasa

pemograman teks ) yang berbentuk ikon, dengan input di sebelah kiri

ikon dan output di sebelah kanan ikon.

3. Front Panel

Front Panel ialah tampilan dari program dan juga user interface yang

berpengaruh dalam suatu Virtual Instruments ( Vis ) karena front panel ini

merupakan panel simulasi dari physical instrument. Di dalam front

40
panel terdapat banyak control dan indicator yang dapat digunakan.

Kontrol dan indicator juga dapat dikombinasikan dalam front panel untuk

pengembangan suatu project Vis. Kontrol digunakan untuk menyalurkan

data yang dipersiapkan ke dalam VI, sedangkan indicator berperan untuk

menampilkan data pada VI setelah diproses. Pada front panel juga

terdapat objek. Objek pada front panel ini merepresentasikan ikon yang

ada pada block diagram.

Gambar II.12 Front Panel

4. Block Diagram

Block Diagam ialah tempat pembuatan program. Pembuatan program

disini dilakukan dengan cara menempatkan beberapa node dan

menghubungkannya.

41
Gambar II.13. Block diagram

5. Node

Node ialah semua objek di jendela block diagram. Node ini memiliki

input/output yang melakukan operasi tertentu ketika dijalankan termasuk

didalamnya subVI, terminal, struktur dan fungsi.

6. Terminal

Terminal ialah ikon-ikon pada block diagram yang mewakili objek-objek

di front panel, objek-objek ini membawa data baik yang masuk ataupun

yang keluar program. Contohnya yaitu control dan indicator.

7. Control

Control biasa disebut terminal input ialah semua objek pada front panel

yang memasukan data dari pengguna ke program. Contohnya yaitu

tombol, saklar, knob dan alat input lainnya.

8. Indicator

Indicator biasa disebut terminal output ialah semua objek pada front panel

yang menampilkan data dari program ke pengguna. Indicator

berkebalikan dengan control. Contohnya yaitu grafik, LED.

42
9. Struktur

Struktur ialah semua bentuk alur pemograman. Struktur hanya terdapat

pada jendela block diagram, berbentuk balok yang dapat diatur luasnya

serta hanya bekerja untuk ikon yang berada dalam kotak struktur.

Contohnya yaitu while loop, sekuensial, case dan lainnya.

10. Fungsi

Fungsi ialah kode-kode dasar yang telah disediakan untuk membuat

subVI. Contohnya yaitu subtract, add.

11. Wire (kawat)

Wire digunakan untuk menghubungkan ikon-ikon, serta menunjukkan

aliran data dan tipe data.

12. Pemrograman Dataflow ( aliran data )

Pemrograman Dataflow ialah konsep pemograman yang akan

mengeksekusi node pada saat semua inputnya telah tersedia. Ketika node

ini telah selesai dieksekusi, maka data akan diteruskan dari output node

tersebut ke node berikutnya.

13. Tools Pallete

Tools Palette dapat digunakan untuk merencanakan dan mengoperasikan

Vis yang diinginkan. Untuk menampilkan tools pallete, dapat memilih

menu view pada lembar front panel ataupun block diagram.

14. Function Palette

Function Palette berfungsi untuk memberikan perintah kerja pada lembar

blosk diagram. Pada Function Palette terdapat pilihan tampilan palette,

43
dimana masing-masing pilihan palette juga terdapat sub palette yang

diberi anak panah pada bagian atas icon palette tersebut.

Gambar II.14. Function palette

Untuk membuka lembar function palette, dilakukan dengan cara

mengklik kanan pada lembar kerja block diagram. Selain itu juga terdapat

tombol search yang dapat digunakan untuk mencari icon fungsi yang

belum diketahui keberadaannya. Caranya dengan mengklik tombol search

tersebut dan menuliskan nama icon yang dicari. Kemudian klik double

pada nama icon yang dicari, maka akan diketahui letak icon yang

dimaksud.

15. Control Palette

Control Palette digunakan untuk menambah kontrol dan indicator pada

lembar front panel.Untuk mengeluarkan control palette dilakukan dengan

44
cara klik double pada lembar front panel. Setiap pilihan palette juga

terdapat subpalette yang memiliki control dan indicator yang berbeda-

beda.

Gambar II.15. Control palette

Pada control palette juga terdapat tombol search yang dapat digunakan

untuk mencari icon control yang belum diketahui keberadaannya.

Caranya dengan mengklik tombol search tersebut dan menuliskan nama

icon yang dicari. Kemudian klik double pada nama icon yang dicari,

maka akan diketahui letak icon yang dimaksud. (Artanto, 2012)

45
2.7. Arduino IDE 1.0.5
IDE ( Integrated Development Environment) yang disebut juga lingkungan

pemrograman. Arduino memiliki kelebihan yaitu memiliki lingkungan

pemrogramannya sendiri yaitu arduino IDE. Penggunaan IDE-nya pun mudah

karena kesederhanaan progrmanya, berikut adalah tampilan arduino IDE versi

1.0.5

Gambar II.16. Halaman arduino IDE

Arduino IDE adalah sebuah software compiler untuk pengembangan

mikrokontroler Arduino. Arduino IDE dirancang untuk pengguna dengan

beberapa keunggulan sehingga mudah untuk dpeajari siapa pun. Bahasa C

merupakan bahasa yang dipergunakan untuk membuat program dalam software

compiler ini, namun di dalamnya terdapat juga bahasa pemrograman yang

46
dikhususkan bagi arduino IDE yang digunakan tergantung pada versi yang akan

digunakan.

Arduino IDE ini juga dilengkapi oleh beberapa fitur-fitur yang lengkap

sehingga hal ini akan memudahkan programmer untuk mebuat sebuah program.

Fitur – fitur tersebut ialah sebagai berikut :

1. IDE arduino merupakan multiplatform, yang dapat dijalnkan di berbagai

sistem operasi, seperti windows, macintosh dan linux

2. IDE arduino dibuat berdasarkan pada IDE processing yang sederhana

sehingga mudah digunakan

3. IDE arduino memiliki software gratis sehingga tidak perlu membayar

kepada pengembang arduino

4. Memiliki bahasa pemrograman yang mudah untuk digunakan

5. IDE arduino memiliki libraries (contoh program) yang lengkap yang

dapat membantu pembuatan bahasa pemrograman.

6. Memiliki forum resmi yang bisa digunakan untuk mendapatkan listing

program secara gratis.

7. Terdapat pula serial monitor guna mengetahui hasil program yang telah

dibuat

8. Kesalahan yang terdapat dalam program juga akan ditampilkan pada

arduino IDE dengan solusi pembenarannya

9. Menyediakan contoh (sample sketch) yang dapat dipelajari guna

pengembangan lebih lanjut dalam pemrograman. (Anonim, Arduino)

47
Pada tampilan IDE arduino terdapat enam buah tombol pada toolbar, degan

fungsi masing masing sebagai berikut :

Tabel II.3. Tools Pada Arduino


No. Tombol Nama Fungsi

1. Verify Menguji apakah ada kesalahan pada


program atau sketch. Apabila sketch

sudah benar, maka sketch tersebut akan

dikompilasi. Kompilasi adalah proses

mengubah kode program ke dalam kode

mesin

2 Upload Mengirimkankode mesin hasil


kompilasi ke board arduino

3 New Membuat sketch yang baru

4 Open Membuka sketch yang sudah ada

5 Save Menyimpan sketch

6 Serial Menampilkan data yang dikirim dan


Monitor diterima melalui komunikasi serial

48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian pengembangan monitoring vibrasi pada kipas pendingin dengan

accelerometer ADXL345 menggunakan metode FFT berbasis LabVIEW

dilakukan pada bulan maret 2014 sampai dengan November 2014. Adapun tempat

penelitian yakni di Pusat Penelitian Fisika (P2F) Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI) Serpong Tangerang.

3.2. Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Alat

a. Arduino UNO R3

b. Accelerometer ADXL345 triple axis

c. Kabel Port USB

d. Notebook Lenovo G460 Intel Pentium P6200 2.13GHz

e. Kipas pendingin sebagai sample uji

2. Bahan

a.Arduino ERW 1.0.5

b.LabVIEW 2011

49
3.3. Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dari awal

penelitian hingga akhir penelitian. Tahap pertama yang dilakukan ialah memeriksa

atau mengecek peralatan yang digunakan, alat yang digunakan harus sesuai

dengan permasalahan yang ada yaitu dapat membuat sistem monitoring vibrasi

pada kipas pendingin serta mengetahui adanya kerusakan pada kipas pendingin.

Alat pendukung lainnya juga dipersiapkan yakni dengan menginstal beberapa

software seperti Arduino IDE dan LabVIEW. Kedua software itulah yang akan

digunakan untuk membuat program yang akan berjalan pada sensor vibrasi, untuk

selanjutnya akan divisualisasikan berupa grafik dan data nilai frekuensi.

Setelah peralatan semua dipersiapkan, hal yang pertama dilakukan yaitu

membuat program pada Arduino IDE dengan menggunakan bahasa pemrograman

Arduino yang akan diisi pada board mikrokontroler Arduino UNO. Setelah bahasa

pemrograman selesai dibuat maka program tersebut akan di download pada

mikrokontroler Arduino UNO. Jika bahasa pemrograman yang telah dibuat dapat

memberikan perintah kepada mikrokontroler Arduino UNO sesuai dengan yang

diinginkan maka tahap selanjutnya bisa dilaksanakan, namun apabila bahasa

pemrograman yang diguanakan belum sesuai, maka kembali pada tahap

merancang desain bahasa pemrograman.

Setelah bahasa pemrograman selesai dan sensor bekerja sesuai dengan yang

diinginkan, tahap selanjutnya adalah merancang sistem monitoring data dengan

menggunakan software LabVIEW. Data yang didapat akan divisualisasikan

50
dengan grafik dan data numeric serta indikator kerusakan yang akan tersimpan

pada LabVIEW.

Tahap selanjutnya adalah pengambilan data vibrasi sebuah kipas pendingin

dengan menggunakan sensor ADXL345 yang telah diisi dengan program yang

telah dibuat dan di download pada mikrokontroler Arduino UNO . Hasilnya akan

divisualisasikan dengan LabVIEW secara real time. Data dari nilai vibrasi akan

dianalisa dengan software LabVIE secara real time untuk mendapatkan nilai

frekuensi dengan metode Fast Fourier Transfer (FFT). Dari data frekuensi hasil

vibrasi kipas pendingin ini akan dianalisa kerusakannya dan akan ditampilkan

dalam indikator kerusakan berdasarkan nilai referensi frekuensi sebelumnya.

Data yang diambil disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan. Apabila

data vibrasi belum sesuai dengan nilai referensi dari hasil karakterisasi

sebelumnya, maka data vibrasi akan diambil kembali hingga mendapatakan data

dengan keadaan yang sesuai. Setelah data yang diambil sesuai dengan hasil

referensi sebelumnya dan sesuai dengan indikator kerusakan maka dapat diambil

kesimpulan dari hasil monitoring tersebut.

3.3.1. Perancangan sensor vibrasi dengan ADXL345


Dalam rancangan hardware, akan dibuat rangkaian sensor vibrasi yang

menghubungkan antara ADXL345 dan Arduino UNO serta kabel USB yang

akan menghubungkan Arduino UNO dengan Notebook. Berikut ialah gambar

yang menjelaskan hubungan antara Accelerometer ADXL345, Arduino UNO

dan notebook :

51
Gambar III.1. Rancangan hardware penelitian

Pada gambar diatas terlihat bahwa accelerometer ADXL345 dan

Arduino UNO harus terhubung pada beberapa pinnya. Dibawah ini ialah pin-

pinnya yang harus terhubung antara accelerometer ADXL345 dan Arduino

UNO :

1. Pin CS (chip select) dan pin 5V pada Accelerometer ADXL345

terhubung dengan pin 3v3 pada Arduino UNO. Pin ini berfungsi

sebagai tempat power supply dari keduanya.

2. Pin Ground ( GND ) pada Accelerometer ADXL345 terhubung

dengan pin GND pada Arduino UNO. Pin ini berfungsi sebagai

tempat ground.

52
3. Pin ( SDA ) pada Accelerometer ADXL345 terhubung dengan pin

A4 pada Arduino UNO. Pin ini berfungsi sebagai serial data input

pada komunikasi I2C.

4. Pin ( SCL ) pada Acclerometer ADXL345 terhubung dengan pin

A5 pada Arduino UNO. Pin SCL pada Acclerometer ADXL345

disni berfungsi sebagai clock pada komunikasi data I2C.

5. Kabel USB akan dihubungkan kepada Notebook melalui port USB

yang terdapat pada Arduino UNO serta secara otomatis

mikrokontroller dan accelerometer akan aktif setelah dihubungkan

pada notebook ditandai dengan lampu TX dan RX menyala.

3.3.2. Perancangan Program Aplikasi


3.3.2.1. Pembuatan Program pada Arduino IDE
Arduino IDE merupakan software dari Arduino yang berguna

sebagai compiler untuk mikrokontroler jenis Arduino yang

menggunakan bahasa C untuk pemrogramnannya.

Pada software Arduino IDE ini akan dibuat program yang

memuat instruksi yang akan dijalankan oleh mikrokontroler Arduino

UNO. Program yang akan dibuat ini akan mengatur komunikasi antara

Arduino UNO dengan Accelerometer ADXL345 dengan

menggunakan komunikasi I2C serta pengaturan kerja pada

Accelerometer ADXL345.

Dalam program yang dibuat ini mikrokontroler hanya akan

membaca data akselarsi terhadap sumbu z dari pengukuran yang

53
dilakukan oleh accelerometer ADXL345 dan selanjutnya data hasil

akselarsi tersebut akan dikirim ke notebook. Hal ini dilakukan dengan

cara membuat mikrokontroler hanya membaca alamat output untuk

akselarsi sumbu z saja pada accelerometer ADXL345. Langkah awal

adalah dengan melakukan proses inisialisasi dari accelerometer

ADXL345 dan intruksi-intruksi yang digunakan dalam mikrokontroler

Arduino UNO. Kemudian membuat program untuk mengintruksikan

sensor supaya aktif melakukan pengukuran. Setelah sensor siap, maka

Arduino UNO akan memberikan intruksi kepada sensor untuk mulai

melakukan pengukuran.

Setelah pembacaan oleh sensor selesai dan data diterima oleh

mikrokontroler, maka mikrokontroler diintruksikan agar mengirimkan

data tersebut menuju notebook. Kemudian diakhir, diberikan intruksi

pengulangan agar proses diatas diulang terus menerus hingga

mikrokontroler di non aktifkan. Berikut ini adalah diagram alir

program Arduino UNO yang dibuat dengan software Arduino IDE :

54
mulai ADXL345 mengirim data
pengukuran ke Arduino

Inisialisasi accelerometer
ADXL345 Arduino mengirim data
pengukuran ke Notebook

Membentuk komunikasi I2C


antara sensor dengan selesai
Arduino

Mengaktifkan ADXL345
untuk pengukuran

ADXL345 melakukan
pengukuran pada sumbu z

Gambar III.2. Diagram alir pembuatan program dengan Arduino IDE

3.3.2.2. Perancangan dan Pembuatan program pada LabVIEW


LabVIEW 2011 merupakan software yang dibuat untuk

melakukan sebuah simulasi pemrosesan sistem dan visualisasi dari

suatu sistem instrumentasi. Dalam penelitian ini, LabVIEW digunakan

untuk menampilkan data yang telah dikirim oleh mikrokontroller.

Data yang didapatkan adalah data akselerasi pada sumbu z yang

kemudian diberikan nilai referensi yang dibutuhkan, untuk selanjutnya

55
diolah dengan metode FFT. Setelah diolah dengan metode FFT

selanjutnya hasil akan ditampilkan dalam bentuk grafik dan nilai

frekuensi. Dari hasil nilai frekuensi akan dioalh kembali untuk

menentukan indikator kerusakan dari sampel. Berikut ini ialah

diagram blok pemograman LabVIEW 2011 agar dapat menampilkan

data dari hasil monitoring sistem vibrasi pada accelerometer

ADXL345 :

56
Menampilkan grafik dari hasil
mulai
data yang telah di olah dengan
metode FFT

Mengatur komunikasi antara


arduino dengan LabVIEW Menampilkan nilai frekuensi
pada program LabVIEW yang
telah dibuat

Membaca data pengukuran


dari mikrokontroler ke
Labview
Menampilkan indikator
kerusakan

Membaca data akselerasi


pada sumbu Z
selesai

Mengolah data pegukuran


dengan memberikan nilai
referensi

Menampilkan data numerik

Mengolah data dalam bentuk


FFT

Gambar III.3. Dagram alir kerja software LabVIEW

Agar data dapat diolah dengan LabVIEW dalam penelitian

ini, maka digunakan beberapa function pada block diagram yang

57
terdapat pada LabVIEW. Fungsi yang dimilikinya pun berbeda-beda.

Berikut ini adalah beberapa function pada block diagram tersebut :

Tabel III.1. Function pada Block Diagram Penelitian


No Function Nama Fungsi
Untuk
VISA Configure mengkonfigurasi

1
Serial Port komunikasi serial
antar hardware

VISA Bytesat Untuk


Serial Port menghitung

2 jumlah bytes

dalam komunikasi

serial

VISA Read Untuk membaca


data dari

3
hardware dalam
komunikasi serial

Scan From String Untuk membaca


masukkan string

4 dan mengubahnya

sesuai format

string

58
FFT.vi Untuk mengolah
5
data menjadi FFT

Array Subset Untuk


menyatukan nilai

array dengan

6
elemen nilai
referensi

tambahan

Array Max & Min Untuk


memisahkan nilai

maksimum dan

7 minimum serta

menapilkan nilai

maksimum dan

minimum tersebut

Visa Close Untuk menutup


komunikasi

8
dengan hardware
yang tehubung

Multiply Untuk operasi


9
perkalian

Divide Untuk operasi


10
pembagian

59
Get Date/Time Menghasilkan
11
String tanggal dan waktu

Build Array Untuk


12 menggabungkan

beberapa array

13 Wait Sebagai Delay

Format Into String Untuk mengubah


14
menjadi string

15 Get date / Time in Menapilkan


second tanggal dan waktu

16 Insert into array Memasukkan


subarray dan

elemen lainnya

17 In range and Memberikan nilai


Coerce batas

18 Property node Untuk meberikan


property referensi

19 Table Membuat table

20 Local variable Untuk


menampilkan

sesuai tempat

yang diinginkan

60
21 Greater Lebih besar dari

22 Increament Menambah 1 nilai


masukkan

23 Greater Lebih besar dari

24 Subtract Pengurangan

25 Less Lebih kecil dari

26 Equal Sama dengan

27 While loop

28 Case structure

29 Flat sequence

Untuk halaman front panel terdapat beberapa control yang

digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah control yang

digunakan dalam program yang dibuat

Tabel III.2. Control pada Front Panel Penelitian


No Control Nama Fungsi

1 Waveform Untuk menampilkan


Graph grafik dari data yang

diterima

61
2 Waveform Chart Untuk menampilkan
grafik yang berjalan

terhadap waktu

3 Numeric Untuk menampilkan


Indicator data numeric yang

diterima.

4 Boolean LED indikator

Lembar block diagram pada labview 2011, digunakan untuk

mengolah data yang diterima dari Arduino. Semua proses pengolahan

data terdapat pada halaman block diagram. Sedangkan pada halaman

front panel digunakan untuk menampilkan hasil pengolahan data, atau

visualisasi dari data yang diterima.

3.4. Cara Kerja Penelitian


Cara kerja dari penelitian pengembangan analisa sistem sensor vibrasi

menggunakan Accelerometer ADXL345 berbasis LabVIEW diawali pada

accelerometer ADXL345 yang mengukur data akselerasi sebuah sampel yakni

kipas pendingin untuk kemudian diolah pada Arduino UNO yang dihubungkan

62
pada notebook, selanjutnya divisualisasikan dan dianalisa dengan grafik FFT dan

nilai frekuensi yang didapatkan pada software LabVIEW. Berikut adalah blok

diagram dari cara kerja penelitian berikut ini :

Accelerometer
Arduino UNO LabVIEW 2011
ADXL345

Gambar III.4. Diagram blok cara kerja penelitian

Masing-masing diagram blok cara kerja penelitian diatas memiliki fungsi

yang berbeda. Berikut ialah fungsi dari masing-masing diagram blok diatas

1. Accelerometer ADXL345

Accelerometer ADXL345 merupakan sensor accelerometer yang dalam

penelitian ini digunakan untuk mendeteksi nilai akselerasi berupa getaran

yang diterima dari pengukuran vibrasi pada kipas pendingin komputer.

Sensor accelerometer ini akan mendeteksi akselerasi sumbu z saja .

Kemudian data yang diterima, dikirimkan kepada Arduino UNO dengan

komunikasi data Inter Itegrated Circuit ( I2C ).

2. Arduino UNO R3

Arduino UNO R3 ialah sebuah perangkat mikrokontroller yang

didalamnya terhubung mikrokontroller ATMega 328P dan sebuah

ATmega8U2/16U2. Mikrokontroller Arduino UNO R3 ini berfungsi

untuk mengirimkan instruksi dan mengolah data yang diterima dari

sensor ADXL345 menjadikan data tersebut keluar sesuai dengan program

yang diinginkan. Dalam penelitian ini data yang diambil ialah data

akselarasi hasil dari vibrasi kipas pendingin dengan sensor ADXL345.

63
Program dalam Arduino UNO R3 ini dibuat dengan mengunakan

compiler Arduino IDE 1.0.5 dan menggunakan bahasa C sebagai bahasa

pemrogramannya. Selanjutnya data yang telah diolah dikirimkan dari

Arduino UNO R3 ke notebook dengan menggunakan bantuan kabel USB.

3. LabVIEW 2011

Software LabVIEW 2011 berfungsi sebagai tempat untuk menampilkan

hasil dari data pengukuran vibrasi pada kipas pendingin. Pada Labview

ini data akselarasi vibrasi pada kipas pendingin dikirim oleh Arduino

UNO pada sumbu Z. selain itu data juga akan ditampilkan dalam bentuk

grafik terhadap waktu untuk selanjutnya data tersebut diolah dengan

metode FFT yang nantinya akan ditampilkan dalam bentuk grafik

terhadap domain frekuensi. Tahap terakhir program LabVIEW yang saya

buat akan menampilkan nilai frekuensi pada table dan indikator

kerusakan dengan LED pada front panel.

Sensor ADXL345 akan mengambil data akselerasi berupa vibrasai yang

dihasilkan dari getaran pada kipas pendingin pada sumbu Z. kemudian data yang

diambil akan dikirimkan kepada Arduino UNO R3 dengan menggunakan

komunikasi Inter Integrated Circuit (I2C). Di dalam Arduino UNO R3 ini terdapat

mikrokontroler ATmega 328P yang telah deprogram didalamnya dengan

menggunakan software compiler Arduino IDE 1.0.5 sehingga data yang

ditampilkan hanya pada sumbu Z saja.

64
Setelah data diolah pada Arduino UNO R3 dan dihasilkan data pada sumbu z,

kemudian data tersebut dikirimkan pada Notebook dengan menggunakan kabel

USB untuk selanjutnya diolah kembali dengan software LabVIEW 2011. Pada

LabVIEW dibuat rangkaian dengan menggunakan function block yang telah

tersedia untuk selanjutnya ditampilkan dalam bntuk data numeric dan grafik pada

front panel. Data yang masuk untuk selanjutnya diolah dengan menggunakan

metode FFT dan akan ditampilkan dalam bentuk grafik terhadap frekuensi dan

nilai frekuensi akan ditampilkan pada table di front panel. Data frekuensi yang

didapatkan kemudian diolah dengan menggunakan persamaan standar deviasi

untuk mengetahui nilai batas frekuensi yang akan menjadi nilai acuan untuk

indikator kerusakan. Adapun persamaannya sebagai berikut :

SD = mean ± S, dimana : ∑ ̅
............................................................ (3)

Untuk lebih jelasnya, semua tahapan penelitian dibuat dalam diagram alir

dibawah ini yaitu sebagai berikut :

65
mulai Pengambilan data

Pemeriksaan sensor
Analisa dan

Perancangan desain program evaluasi data

Pemrograman alat
tidak
Menampilkan hasil pada indikator

Analisa dan
evaluasi alat selesai pengujian

Rancangan tampilan data


(interface)

tidak
Pengujian
sistem

Gambar III.5. Diagram Alir Penelitian

66
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Perancangan dan Pembuatan Sistem Monitoring Vibrasi Pada


Kipas Pendingin
Penelitian yang saya lakukan ini diawali dengan proses perancangan dan

pembuatan sistem monitoring vibrasi pada kipas pendingin. Dalam alat ukur yang

dirancang terdapat sensor accelerometer ADXL345 dan Arduino UNO R3 yang

dihubungkan keduanya serta kabel USB untuk menghubungkan antara Arduino

UNO R3 dengan Notebook. Berikut adalah penampakan dari sistem sensor

tersebut:

Gambar IV.1. Sistem sensor vibrasi

67
Sistem sensor vibrasi ini dapat beroperasi apabila Arduino UNO R3 telah

tersambung dengan notebook atau PC. Hal ini dikarenakan power supply untuk

Arduino tersebut diberikan oleh Notebook dan akan aktif melakaukan

pengambilan data apabila telah diaktifkan oleh program yang telah dibuat dengan

software Arduino IDE dan LabVIEW 2011.

Proses kerja dari alat ini ialah sebagai berikut :

1. Mikrokontroller Arduino UNO R3 yang telah terhubung dengan notebook

dan telah diisi program akan memberikan instruksi kepada accelerometer

ADXL345 untuk melakukan pengukuran.

2. Accelerometer ADXL345 ini akan mengambil data akselerasi dari

pengukuran getaran yang dihasilkan dari vibrasi pada kipas pendingin.

Data pengukuran yang diterima ialah nilai akselerasi pada sumbu z saja.

3. Data yang telah diterima oleh accelerometer kemudian akan dikirim

kembali pada mikrokontroller Arduino UNO R3 yang kemudian akan

diproses nuntuk diolah kembali dengan program yang terdapat dalam

mikrokontroller.

4. Kemudian mikrokontroller Arduino UNO R3 akan mengirim data

tersebut pada notebook dan diolah kembali dengan software LabVIEW.

Setelah proses tersebut akan didapat nilai akselerasi pada sumbu z

sebagai data vibrasi kipas pendingin terhadap waktu dan untuk

selanjutnya akan diolah kembali dengan metode FFT untuk mencari nilai

frekuensinya agar dapat ditampilkan dalam indikator kerusakan.

68
4.2. Pengujian Program Aplikasi
4.2.1. Arduino IDE
Dalam penelitian ini, software Arduino IDE merupakan software

compiler yang digunakan untuk memprogram Arduino UNO R3 yang

didalamnya terdapat ATmega 328P dengan menggunakan bahasa C. Bahasa

pemrograman dibuat pada halaman utama Arduino IDE. Setelah bahasa

pemrograman selesai dibuat, maka program tersebut akan dimasukkan atau

diupload pada Arduino UNO R3 dan selanjutnya menguji program tersebut

apakah dapat berjalan atau tidak dengan menjalankan program tersebut.

Proses upload dan pengujian dilakukan dengan menghubngkan Arduino UNO

R3 pada Notebook menggunkan kabel USB.

Program yang dibuat dimaksudkan untuk membaca nilai data

akselerasi pada sumbu z yang terbaca pada accelerometer ADXL345. Bentuk

komunikasi data antara Arduino UNO R3 dengan accelerometer ADXL345

dan komunikasi antar Arduino UNO R3 dengan notebook juga diatur dalam

program yang telah dibuat. Berikut adalah listing program yang diupload

pada ATmega328P didalam Arduino UNO R3 :

#include <Wire.h>

#define DEVICE (0x53) //inisialisasi ADXL345


#define TO_READ (6)

byte buff[TO_READ] ;
char str[512];

void setup()
{
Wire.begin(); // inisialisai komunikasi I2C

69
Serial.begin(9600); // memulai serial keluaran

//mengaktifkan ADXL345
writeTo(DEVICE, 0x2D, 0);
writeTo(DEVICE, 0x2D, 16);
writeTo(DEVICE, 0x2D, 8);
}

void loop()
{
int regAddress = 0x32; //intruksi pembacaan
int z;

readFrom(DEVICE, regAddress, TO_READ, buff);


//membaca nilai akselerasi dari ADXL345

//membaca akselerasi pada sumbu z

z = (((int)buff[5]) << 8) | buff[4];

//mengirim nilai z sebagai string ke port serial


sprintf(str, "%d", z);
Serial.print(str);
/ Serial.print(10, BYTE);
Serial.println();

//memberikan delay 50 ms
delay(50);
}

//---------------- Functions
//mengirim nilai ke alamat register pada device void
writeTo(int device, byte address, byte val) {
Wire.beginTransmission(device); //memulai
pengiriman ke device
Wire.write(address); // mengirim alamt register
Wire.write(val); // mengirim nilai
Wire.endTransmission(); //mengakhiri pengiriman
}

//membaca jumlah bytes dimulai dari alamat register


pada device dalam array

70
void readFrom(int device, byte address, int num,
byte buff[]) {
Wire.beginTransmission(device); //memulai
pengiriman ke device
Wire.write(address); //nds address to read from
Wire.endTransmission(); //mengakhiri pengiriman
Wire.beginTransmission(device); //memulai pengiriman
pada device
Wire.requestFrom(device, num);

int i = 0;
while(Wire.available())
{
buff[i] = Wire.read(); // menerima byte
i++;
}
Wire.endTransmission(); //mengakhiri pengiriman
}

Program diatas adalah program yang telah didownload pada

ATmega328P didalam arduino UNO R3. Program ini akan membaca nilai

akselerasi pada sumbu z yang terbaca pada accelerometer ADXL345. Proses

awal dari program yang dibuat adalah inisialisasi perangkat yang digunakan

yaitu ATmega328P dan accelerometer ADXL345. Dalam inisialisasi tersebut

terdapat inisialisasi port yang digunakan pada rangkaian sensor yang dibuat

dan intruksi antar hubungan komunikasi yang digunakan.

Pada tahap selanjutnya membuat program untuk komunikasi data

antara mikrokontroler Arduino UNO R3 yang didalamnya terdapat

ATmega328P, yaitu dengan menggunakan komunikasi data Inter Integrated

Circuit (I2C). pada tahap ini dilakukan proses aktivasi sensor dan proses awal

71
pembacaan nilai akselerasi ke port. Pengidentifikasian keluaran dari

akselerometer juga dilakukan pada tahap ini.

Berikutnya adalah program utama atau void main dari seluruh

program . program ini berisi intruksi pembacaan pengukuran pada sumbu z

secara berulang dan dibuat juga intruksi untuk mengirimkan data terxsebut

kepada notebook.

Setelah program selesai dibuat maka program telah siap untuk di

upload kedalam mikrokontroler. Proses ini dimuali dengan menyambungkan

Arduino UNO R3 pada notebook dengan menggunakan kabel USB. Program

di upload dengan meng-klik tombol “upload” pada halaman depan

Arduino IDE seperti pada gambar dibawah ini

Gambar IV.2. Tools Option

72
Apabila proses berhasil maka akan muncul peringatan pada kolom

intruksi paling bawah pada halaman depan ARDUINO IDE, seperti pada

gambar dibawah ini :

Gambar IV.3. Hasil compile pada arduino IDE

Setelah mengupload program maka selanjutanya kita akan memilih

port COM yang akan dikirimkan dan memilih jenis arduino yang digunakan

pada pengujian. Setelah memilih port dan jenis arduino yang akan digunakan

maka akan diuji hasil pembacaan pada sensor dengan sebelumnya memilih

baudrate yang ingin digunakan. Berikut adalah tapilan dari serial monitor

73
yang terdapat pada Arduino IDE sebagai nilai digital dalam pengukuran

akselerasi dengan menggunakan accelerometer ADXL345 :

Gambar IV.4. Pengujian pada serial monitor

Berdasarkan gambar diatas , data hasil pengukuran terlihat pada kotak

serial monitor. Data tersebut mengurut ke bawah sebagai pembacaan pada

sumbu z, pembacaan akan dilakukan secara terus menerus.

4.2.2. LabVIEW 2011


Setelah program pada mikrokontroler selesai dibuat maka selanjutnya

dibuat program untuk menampilkan visualisasi hasil dari pengukuran.

Software yang digunakan untuk membuat visualisasi ini adalah LabVIEW

2011. LabVIEW digunakan untuk menampilkan data akselerasi yang telah

diambil oleh accelerometer dan dikirim oleh arduino UNO R3. Data

pengukuran akan divisualisasikan dalam bentuk numerik pada sumbu z dan

74
dalam bentuk grafik yang berjalan terhadap domain waktu dan akan diolah

menggunakan metode FFT untuk mendapatkan nilai frekuensi. Nilai

frekuensi tersebut akan digunakan untuk menjadikan nilai referensi pada

indikator keruskan. Indikator kerusakan akan ditampilkan dalam bentuk LED

dan status kondisi sampel baik atau rusak.

Pada block diagram dalam LabVIEW, dilakukan proses pengolahan

data mulai dari diterimanya data hingga data diplot dalam bentuk numerik

dan grafik serta indikator kerusakan. Function atau tools yang digunakan

untuk membuat program dalam pengolahan data menggunakan beberapa

ffunction yang telah dijelaskan pada bab 3. Proses pengolahan data

pengukuran yang terdapat pada block diagram kemudian dibuat atau

dirangkai sebagai berikut :

75
Gambar IV.5. Hasil block diagram pada LabVIEW
Proses awal dimulai dengan memilih port computer yang digunakan

oleh sensor accelerometer ADXL345 dengan memilih VISA resource name

pada halaman block diagram dengan sebelumnya pada function VISA

(configuration serial port) ditentukan besar baudrate yang akan digunakan

yang besarnya harus sama dengan baudrate yang telah deprogram pada

Arduino IDE. Dalam penelitian ini diberikan baudrate sebesar 9600 sesuai

dengan program pada arduino. Besar nilai dari baudrate ini berpengaruh pada

kecepatan pengiriman data pada mikrokontroler. Selain itu juga diberikan

waktu selay sebesar 50 ms. Waktu delay akan berpengaruh pada banyaknya

data pengukuran yang didapat saat proses pengambilan data berlangsung.

Selanjutnya masukkan port COM yang ingin digunakan oleh sensor. Setelah

itu pilih tombol „run‟ dan klik, maka proses pengambilan data bisa dimulai.

Data yang masuk akan terbaca oleh function visa read. Setelah data

terbaca, kemudian akan masuk ke scan from string untuk mengubah data

string menjadi single data yang masuk sebagai sumbu z. kemudian data

tersebut diberikan nilai referensi yang diinginkan agar data tidak mengalami

drop saat pengambilan data berlangsung. Selanjutnya setelah diberi nilai

referensi maka setiap data yang masuk akan dirata-ratakan 4. Data tersebut

ditampilkan dalam function numeric data.

Setelah tahap tersebut selesai maka selanjutnya data akan diambil

sebanyak 1024 kali dan proses tersebut akan berulang secara terus menerus,

jika data sudah masuk 1024 maka data akan diproses kembali dari 0. Pada

bagian ini ditampilkan dalam grafik dan juga data numeric z hasil rata-rata.

76
Jika data sebanyak 1024 sudah terpenuhi maka akan dilakukan proses

selanjutnya, yaitu mengolah data dengan menggunakan metode FFT. Data

yang telah terambil akan diolahh menggunakan FFT.vi untuk mengubah nilai

domain waktu menjadi domain frekuensi. Setelah data diolah selanjutnya

data akan di pisah untuk mengambil nilai frekuensinya saja, nilai frekuensi

dapat dilihat pada grafik atau data dengan nilai amplitude yang tertinggi.

Setelah proses pengolahan data menjadi bentuk frekeuensi selesai,

maka tahap selanjutnya adalah menyimpannya dalam bentuk table dan

menunjukkannya dalam bentuk indikator kerusakan yang terjadi. Data

tersebut diubah menjadi kebentuk string agar bisa disimpan dalam build array

dan disimpan dalam table yang terdapat pada front panel dari program ini.

Data tersebut juga dipisah untuk menentukan indiator kerusakan dengan

sebelumnya memberi nilai acuan kerusakannya. Nilai acuan kerusakan

diberikan dengan mengkarakterisasi kipas pendingin sebelumnya. Indikator

kerusakan akan muncul dalam bentuk LED yang menyala dan tulisan

“BAIK” atau “RUSAK” secara bersamaan dengan muculnya nilai frekuensi

secara bersamaan. Proses ini akan terus menerus dilakukan sampai tombol

„stop‟ pada front panel di klik.

Semua proses pengolahan data dibuat dalam halaman block diagram,

sedangkan pada halaman front panel merupakan halaman untuk menampilkan

hasil dari pengolahan data. Pada halaman front panel, ditampilkan seluruh

grafik dan data numeric yang diproses serta tombol stop untk menghentikan

proses pengambilan data. Dibawah ini adalah tampilan front panel.

77
Gambar IV.6. Hasil Front Panel pada LabVIEW

4.3. Hasil Pengukuran Vibrasi pada Kipas Pendingin


4.3.1. Hasil Pengukuran Kipas Pertama
4.3.1.1. Keadaan Normal
Sebagai bahan pengukuran yang pertama, akan dialakukan

pengukuran vibrasi pada kipas pendingin dengan keadaan normal,

pengukuran ini juga dijadikan sebagai acuan nilai frekuensi sebagai

indikator kerusakan. Data diambil oleh accelerometer ADXL345 yang

terpasang pada kipas pendingin.

Data yang diambil adalah data akslerasi pada sumbu z. sumbu

z menunjukan akselerasi pada getaran terhadap gaya tarik bumi.

Berikut ini adalah hasil yang didapat dari pengukuran dengan kipas

dalam keadaan normal :

78
Gambar IV.7. Tampilan front panel pada kipas pertama dalam
keadaan normal

Pada gambar terlihat grafik dengan sumbu x dalam bentuk

waktu dan dalam bentuk frekuensi. Grafik akan menampilkan dalam

satu 1024 data selanjutnya akan mereset dari 0 dan akan kembali

memproses secara berulang dan terus menerus. Puncak tertinggi yang

terdapat pada grafik terhadap frekuensi menunjukan nilai frekuensi

tersebut. Berikut adalah data selengkapnya yang didapat dari

pengujian kipas dalam keadaan normal :

79
Tabel IV.1. Nilai Frekuensi pada Kipas Uji 1 Keadaan Normal

Pada data diatas ditampilkan dalam bentuk table dengan

tanggal pengambilan data serta waktu pengambilan data, data yang

masuk akan terus menerus disimpan sampai proses pengmbilan data

dihentikan. Pada gambar tabel data diatas terlihat bahwa nilai

frekuensi mengalami fluktuatif naik dan turun, namun ini tidak terlalu

berpengaruh karena perubahannya cenderung kecil. Nilai fluktuatif

berkisar antara 15-43 Hz. Perubahan tersebut adalah pengaruh dari

80
sensor tersebut dan juga keadaan sampel dan lingkungan sekitar

mengingat sensor tersebut memiliki sensitifitas yang tinggi. Dengan

menggunakan persamaan standar deviasi tersebut didapatkan nilai

batas atas dan batas bawah 16 – 33 Hz. Pada gambar juga terlihat

indikator kerusakan dalam bentuk LED berwarna hijau dan status

dalam bentuk „BAIK‟ yang menunjukan bahwa kipas tersebut dalam

keadaan normal. Selain menunjukan dalam bentuk indikator

kerusakan.

Gambar IV.8. Analisa Grafik FFT hasil pengukuran kipas 1 keadaan


normal

81
Pada Gambar IV.8 merupakan hasil pengukuran dalam bentuk

waktu dan setelah diolah menggunakan metode FFT salah satu

pengukuran pada pengujian kipas pertama

Berikut adalah gambar saat proses pengambilan data

berlangsung :

Gambar IV.9. proses pengujian pertama

Pemasangan sensor diletakan pada tempat yang paling stabil

saat pengambilan data, sehingga mengurangi gangguan saat

pengujian. Tempat pengujian juga dilakukan di tempat yang tenang

dan tidak banyak gerakan yang dapat mengakibatkan pengambilan

data menjadi terganggu.

Kipas pendingin yang digunakan adalah sebagai berikut :

82
Gambar IV.10. kipas pendingin pertama

4.3.1.2. Keadaan Rusak


Dengan model kipas pendingin yang sama akan dilakukan

pengambilan data, namun untuk pengujian ini kipas akan diberikan

gangguan. Gangguan akan diberikan pada baling-balingnya dengan

diberikan pemberat, sehingga ketika kipas berputar akan terganggu

putarannya.

Berikut adalah gambar dari proses pengujian pada kipas yang

diberikan gangguan pada baling-balingnya:

Gambar IV.11. kipas pertama diberi gangguan

83
Dengan tipe pengujian tersebut dilakukan pengukuran vibrasi

terhadap kipas dengan menggunakan accelerometer ADXL345.

Berikut adalah hasil pengukuran accelerometer ADXL345 yang

dihasilkan oleh program pada software LabVIEW :

Gambar IV.12. hasil pengukuran vibrasi pada kipas pertama rusak

Pada gambar terlihat grafik dengan sumbu x dalam bentuk

waktu dan dalam bentuk frekuensi. Grafik akan menampilkan dalam

satu 1024 data selanjutnya akan mereset dari 0 dan akan kembali

memproses secara berulang dan terus menerus, sama dengan thap

pengujian saat kipas dalam keadaan normal. Puncak tertinggi yang

terdapat pada grafik terhadap frekuensi menunjukan nilai frekuensi

tersebut. Pada gambar juga terlihat indikator kerusakan dalam bentuk

LED berwarna merah dan status dalam bentuk „RUSAK‟ yang

menunjukan bahwa kipas tersebut dalam keadaan rusak. Selain

menunjukan dalam bentuk indikator kerusakan, pada ttampilan front

84
panel diatas juga ditampilkan dalam table nilai frekuensi yang didapat.

Berikut adalah data selengkapnya yang didapat dari pengujian kipas

dalam keadaan rusak :

Tabel IV.2. Nilai Frekuensi pada Kipas Uji 1 Keadaan Rusak

Pada tabel diatas kembali terlihat bahwa data yang masuk

mengalami penurunan nilai frekuensi dari kipas dalam keadaan

85
normal. Frekuensi yang didapat diluar dari nilai batas yang telah

ditentukan sebelumnya. Hal ini dikarenakan putaran kipas yang terjadi

terhambat sehngga mengakibatkan frekuensi juga menurun nilainya.

Gambar IV.13. Analisa Grafik FFT hasil pengukuran kipas 1 keadaan


rusak

Pada grafik diatas merupakan bentuk pengkuran dalam

domain waktu dan yang setelah diolah menggunakan metode FFT.

86
4.3.2. Hasil Pengukuran Kipas Kedua
4.3.2.1. Keadaan Normal
Sama dengan pengujian dengan kipas pertama, untuk kipas

kedua ini juga mengukur berdasarkan sumbu z. Pengujian dalam

keadaan normal ini juga dijadikan nilai referensi untuk batas frekuensi

sebagai indikator kerusakan. Berikut adalah data yang didapat saat

kipas dalam keadaan normal

Tabel IV.3. Nilai Frekuensi pada Kipas Uji 2 Keadaan Normal

Dari data diatas dapat terlihat bahwa nilai mengalami

fluktuatif antara 214-324Hz. Selanjutnya data tersebut diolah kembali

menggunakan persamaan standar deviasi guna mencari batas nilainya.

87
Setelah dihitung maka didapatkan nilai batas antara 253 – 298 Hz.

Maka apabila diluar nilai tersebut untuk kipas kedua ini maka akan

dianggap rusak.

Gambar IV.14. Analisa Grafik FFT hasil pengukuran kipas 2 keadaan


normal

Pada gambar diatas merupakan grafik dari salah satu

pengujian dalam domain waktu dan yang telah diolah dengan metode

FFT.

88
Berikut adalah gambar saat pengujian untuk kipas kedua

berlangsung :

Gambar IV.15. proses pengujian kedua

Posisi pemasangan sensor sama letaknya dengan posisi

pemasangan sensor pada proses pengujian kipas pertama. Berikut

adalah kipas yang digunakan untuk pengujian kedua:

89
Gambar IV.16. kipas pendingin kedua

Tampilan front panel saat pengujian dalam keadaan normal

berlangsung adalah sebagai berikut :

Gambar IV.17. Tampilan front panel pada kipas kedua dalam keadaan
normal

90
4.3.2.2. Keadaan Rusak
Gangguan akan diberikan pada baling-balingnya yakni

dengan diberikan pemberat pada salah satu baling-balingnya. Berikut

adalah gambar kipas yang diberikan gangguan pada baling-balingnya:

Gambar IV.18. Kipas kedua diberikan gangguan

Berikut adalah hasil pengukuran accelerometer ADXL345

yang dihasilkan oleh program pada software LabVIEW :

Gambar IV.19. hasil pengukuran vibrasi pada kipas kedua rusak

91
Dari gambar tersebut terlihat LED menunjukan warna merah

dan indikator kerusakan menyatakan rusak. Langkah – langkah

pengambilan data sama dengan pengujian pertama. Berikut adalah

data yang didapat untuk kipas dalam keadaan rusak :

Tabel IV.4. Nilai Frekuensi pada Kipas Uji 2 Keadaan Rusak

Pada Tabel IV.4 diatas kembali terlihat bahwa data yang

masuk mengalami perubahan nilai frekuensi dari kipas dalam keadaan

normal. Frekuensi yang didapat diluar dari nilai batas yang telah

92
ditentukan sebelumnya. Hal ini dikarenakan putaran kipas yang terjadi

terhambat sehngga mengakibatkan frekuensi juga mengalami

perubahan secara drastis.

Gambar IV.20. Analisa Grafik FFT hasil pengukuran kipas 2 keadaan


rusak

Pada gambar diatas merupakan grafik dari salah satu

pengujian dalam domain waktu dan yang telah diolah dengan metode

FFT

93
Dari ketiga pengujian diatas maka didapatkan batas nilai

untuk 3 jenis kipas yang berbeda :

Tabel IV.5. Batas Nilai Frekuensi Hasil Pengujian


Kipas Batas nilai frekuensi normal

Uji 1 16 – 33Hz

Uji 2 253 – 298Hz

94
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu

sebagai berikut :

1. Telah berhasil dibuat program sistem monitoring vibrasi untuk mengukur

getaran pada kipas pendingin

2. Hasil analisa FFT membuktikan bahwa pada kipas keadaan rusak

memiliki frekuensi yang lebih bervariatif, sedangkan untuk kipas normal

cenderung stabil

3. Didapatkan nilai untuk batas frekuensi untuk kipas pertama yaitu 16 – 33

Hz dan untuk kipas kedua 253-298 Hz (dinarasikan)

5.2. Saran
Pada penelitian ini masih terdapat banyak kendala baik saat perangkaian alat,

membuat program sampai saat pengujian dilakukan, terdapat beberapa saran yang

perlu dikemukakan yaitu

1. Diperlukan kabel yang baik dan solderan yang baik agar tidak terputus

komunikasi saat pengambilan data.

2. Diperlukan tempat yang tenang dan tidak banyak gerakan mengingat

sensor yang sensitive.

3. Dapat dikembangan lebih lanjut kemasan alat yang dibuat agar terlihat

lebaik baik dan terlihat bagus.

95
4. Perlu dilakukan analisa lebih lanjut terhadap beberapa jenis kerusakan

yang lebih kompleks pada pengembangan rancangan selanjutnya.

5. Menggunakan toolkit pengolahan sinyal pada LabVIEW

6. Menggunakan LIFA (LabVIEW Interface For Arduino)

7. Mengambil lebih banyak data untuk lebih akurat

8. Menguji lebih banyak sample untuk data base

9. Kedepannya pengembangan bisa sampai tahap jenis analisis kerusakan

96
DAFTAR PUSTAKA

Alfiana, U. (2011). Analisis Pengaruh Misalignment Terhadap Vibrasi dan Kinerja


Motor Induksi. Politeknologi Vol.10, No.3, hal.261.
Alma.V.R, Wahyudi dan Setiawan I. (2012). Makalah Seminar Tugas Akhir.
Aplikasi Sensor Acceleromter Pada Deteksi Posisi. Semarang: Universitas
Dipenogoro.
Anonim. (2000). National Instrument LabVIEW Getting Started With LabVIEW.
Texas, USA: National Instrument Corporation.
Anonim. (t.thn.). Analog Device. Diambil kembali dari ADXL345 Data Sheets:
http://www.analog.com/static/imported-files/data_sheets/ADXL345.pdf
Anonim. (t.thn.). Arduino. Diambil kembali dari Arduino IDE:
http://www.Arduino.cc/downloads/ArduinoIDE
Anonim. (t.thn.). Atmel. Diambil kembali dari Mikrokontroler ATMega 328
Datasheet: www.atmel.com
Arduino. (t.thn.). Diambil kembali dari www.Arduino.cc:
http://www.Arduino.cc/learn/arduino
Ari A, Susilo D, Arifin Z. (2013). Deteksi Kerusakan Impeler Pompa Sentrifugal
Dengan Analisa Sinyal Getaran. Mekanika, UNS Vol.11,, No.2, hal 116.
Artanto, D. (2012). Interaksi Arduino dan LabVIEW. Jakarta: Penerbir Alex Media
Komputindo,.
Benny, S. K. (t.thn.). Analisa Getaran PAda Mesin Sepeda Motor Berbasis
LabVIEW. Depok: Universitas Indonesia.
Brian, E. (t.thn.). Beginning Arduino Programming, Technology In Action. USA.
Cozorici L, Cozorici F, Munteanu RA, Balan H. (2012). Vibration Monitoring
System of A Wind Turbine,. Technical university of cluj-napoca buletinul
AGIR.
Frans, A. R. (t.thn.). Pemantauan Kondisi Kerusakan Mesin pendingin Ruangan
Tipe Split Berbasis Vibrasi. Depok: Univeritas Indonesia.
Hanto, D. (2012). Pengembangan Jaringan Inklinometer Waktu Nyata Untuk
Monitoring Pergerakan Tanah. Depok: Universitas Indonesia.

97
Ishak M, Rivai M, Sardjono A.T. (t.thn.). Analisis Proteksi Vibrasi Pada Pompa
Sentrifugal Dengan Menggunakan Fast Fourier Transform dan Neural
Network. Politeknik Caltex Riau dan ITS Surabaya.
Murray, S. R. (1986). Analisis Fourier. Jakarta: Erlangga.
Novianti, L. (2011). Pengukuran Cepat Kerataan Jalan Raya Dengan
Menggunakan MEMS Accelerometer Sensor. Medan: Universitas Sumatra
Utara.

Ramses, H. Y. (2012). Getaran Mekanik. Yogyakarta: Penerbit Andi.


William., T. T. (1993). Theory Of Vibration With Applications. New Jersey:
Prentice Hall Inc.

98
LAMPIRAN 1

99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
LAMPIRAN 2

109
110
111
112
113
114
LAMPIRAN 3

#include <Wire.h>

#define DEVICE (0x53) //inisialisasi ADXL345


#define TO_READ (6)

byte buff[TO_READ] ;
char str[512];

void setup()
{
Wire.begin(); // inisialisai komunikasi I2C
Serial.begin(9600); // memulai serial keluaran

//mengaktifkan ADXL345
writeTo(DEVICE, 0x2D, 0);
writeTo(DEVICE, 0x2D, 16);
writeTo(DEVICE, 0x2D, 8);
}

void loop()
{
int regAddress = 0x32; //intruksi pembacaan
int z;

readFrom(DEVICE, regAddress, TO_READ, buff); //membaca


nilai akselerasi dari ADXL345

//membaca akselerasi pada sumbu z

z = (((int)buff[5]) << 8) | buff[4];

//mengirim nilai z sebagai string ke port serial


sprintf(str, "%d", z);
Serial.print(str);
/ Serial.print(10, BYTE);
Serial.println();

//memberikan delay 50 ms
delay(50);
}

115
//---------------- Functions
//mengirim nilai ke alamat register pada device void
writeTo(int device, byte address, byte val) {
Wire.beginTransmission(device); //memulai pengiriman ke
device
Wire.write(address); // mengirim alamt register
Wire.write(val); // mengirim nilai
Wire.endTransmission(); //mengakhiri pengiriman
}

//membaca jumlah bytes dimulai dari alamat register pada


device dalam array
void readFrom(int device, byte address, int num, byte
buff[]) {
Wire.beginTransmission(device); //memulai pengiriman ke
device
Wire.write(address); //nds address to read from
Wire.endTransmission(); //mengakhiri pengiriman
Wire.beginTransmission(device); //memulai pengiriman pada
device
Wire.requestFrom(device, num);

int i = 0;
while(Wire.available())
{
buff[i] = Wire.read(); // menerima byte
i++;
}
Wire.endTransmission(); //mengakhiri pengiriman
}

116
LAMPIRAN 4

117
118
LAMPIRAN 5

Spesifikasi kipas 1:
 Merk sunon
 80 x80 x 25 mm 
220 VAC  0,1A

 2900rpm

 7 blades
 metal

Spesifikasi kipas 2:
 JX Case cooler
 80x80x25 mm
 DC 12 V
 0,2 A
 3500 rpm

 7 blades
 plastik

119

Anda mungkin juga menyukai