TESIS
Oleh :
BAMBANG SURYANTO
167026011
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
TESIS
Oleh
BAMBANG SURYANTO
167026011
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
PENGESAHAN TESIS
TESIS
Dengan saya mengatakan bahwa saya mengakui semua karya tesis ini adalah hasil
kerja saya sendiri kecuali kutipan dan ringkasan yang tiap satunya telah di
jelaskan sumbernya dengan benar.
BAMBANG SURYANTO
167026011
Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan
di bawah ini :
NIM : 167026011
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty Non-
eksklusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media,
memformat, mengelola dalam bentuk data base, merawat dan mempublikasikan
Tesis saya tanpa memnta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis dan pemegang dan atau sebagai pemilik hak cipta.
BAMBANG SURYANTO
DATA PRIBADI
Telepon/Faks/HP : 081361282376
E-mail : Bambangsuryanto1978@gmail.com
DATA PENDIDIKAN
Puji dan syukur kepada Allah SWT., atas segala nikmatNya sehingga
menyelesaikan penulisan tesis ini yang berjudul : “Produksi Gas Hidrogen
Melalui Proses Elektrolisis Air Dengan Pendeteksi Sensor TGS 821 Secara
Realtime Dengan DAQ Pada PC”
Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi gelar Master Fisika
pada Program Studi Fisika Pascasarjana FMIPA Universitas Sumatra Utara-
Medan.
Tersusunnya tesis ini tidak akan lepas dari berbagai pihak, untuk itu
dengan segala kerendahan hati menyampaikan terima kasih dan penghargaan
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatra
Utara-Medan.
2. Dr. Kerista Sebayang, M.S., selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara-Medan.
3. Dr. Kurnia Sembiring, MS selaku ketua jurusan Pascasarjana Fisika.
4. Dr. Tulus Ikhsan Nasution, M.Sc., selaku pembimbing pertama dan
pembimbing lapangan yang selalu bersedia meluangkan waktunya dalam
mengarahkan dan membimbing, sehingga penelitian ini terlaksana dengan
baik
5. Dr. Kerista Sebayang, M.S selaku pembimbing II yang selalu memberikan
masukan.
6. Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Ramiriyah yang telah banyak membantu doa,
semangat dan nasehat kepada penulis.
7. Almarhum Ayahanda Mertua M.Lidin dan Almarhumah Ibunda Mertua
Asniar yang telah berpulang ke Rahmatullah semoga amal ibadah Almarhum
dan Almarhumah diterima di sisi Allah SWT.
8. Istri tercinta Nurleny, S.Si, M.Pd dan ananda tercinta M.Azzam Al-Khoiry
yang telah banyak membantu, memberi semangat, dan kesabaran kepada
penulis.
Dalam penulisan tesis ini disadari bahwa masih terdapat kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi menyempurnakan isi dan analisa yang disajikan. Akhir kata
semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Amin.
BAMBANG SURYANTO
ABSTRAK
Pertumbuhan kebutuhan energi dunia yang semakin besar dari tahun ke tahun,
serta dampak buruk yang dihasilkannya seperti peningkatan konsentrasi gas
rumah kaca dan polutan lainnya telah menjadi masalah besar dunia saat ini.
Karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mencari sumber energi terbarukan
yang lain, salah satunya pemanfaatan gas Hidrogen. Gas Hidrogen dapat
dihasilkan dari proses elektrolisis air. Untuk mendeteksi gas Hidrogen yang
dihasilkan dari proses ini dapat menggunakan sensor TGS 821 yang dilakukan
secara real time dengan menggunakan DAQ yang terhubung ke PC. Proses
elektrolisasi dilakukan dengan memvariasikan tegangan, yaitu 9 V, 11V, 13 V,
14V, dan 15 V untuk elektrolisis yang menggunakan filter dan tanpa
menggunakan filter. Dengan Filter hidrogen berbasis zeolit telah mampu
meningkatkan daya adsorpsi pada filter hidrogen melalui proses elektrolisis.
Konsentrasi Hidrogen maksimum yang dihasilkan dari proses elektrolisis dengan
menggunakan filter untuk tegangan 9 V adalah 409,34 ppm, untuk tegangan 11 V
adalah 502,25 ppm, untuk tegangan 13 V adalah 863,12 ppm, untuk tegangan 14
V adalah 964,11 ppm dan untuk tegangan 15V adalah 737,89 ppm. Sedangkan
yang tanpa menggunakan filter untuk tegangan 9 V adalah 884,66 ppm, untuk
tegangan 11 V adalah 930,45 ppm, untuk tegangan 13 V adalah 954,68 ppm,
untuk tegangan 14 V adalah 1003,16 ppm dan untuk tegangan 15V adalah
1004,50 ppm.
ABSTRACT
The world's energy needs from year to year, as well as giving a bad impact on the
hydrogen gas resulting from electrolysis process can use sensor TGS 821 is done
in real time by using the DAQ is connected to PC. Retrieval data on electrolysis
the electrolysis using filters and without using filters. With the hydrogen-based
zeolite filter has able to increase the power of hydrogen adsorption on filter
from electrolysis process by using filter for voltage 9 V is 409.34 ppm, for voltage
884.66 ppm, for voltage 11 V is 930.45 ppm, for voltage 13 V is 954.68 ppm, for
Abstract .............................................................................................................. iv
Hidrogen ………………………………………………… 45
5.1.Kesimpulan ................................................................................... 75
5.2.Saran ............................................................................................. 76
Daftar Pustaka
Lampiran
12
Gambar 4.1 Hasil pengujian rangkaian sensor Hidrogen TGS 821 ...............49
13
Gambar 4.4 Hasil Pengujian respon Sensor TGS-821 pada Proses Elektrolisis
Menggunakan Filter dengan Variasi Tegangan Input (a) 9V, (b)
11V, (c) 13V (d) 14V, dan (e) 15V ............................................54
Gambar 4.5 Hasil pengujian respon sensor TGS 821 pada proses elektrolisis
Gambar 4.6 Grafik hubungan antara waktu dan suhu pada proses elektrolisis
Gambar 4.8 Grafik pengujian linieritas antara tegangan masukan yang diberikan
Gambar 4.9 Grafik hubungan antara waktu terhadap konsentrasi hydrogen dan
Gambar 4.10 Grafik hubungan antara waktu terhadap konsentrasi hidrogen dan
14
Gambar 4.11 Grafik hubungan antara waktu terhadap konsentrasi hidrogen dan
Gambar 4.12 Grafik hubungan antara waktu terhadap konsentrasi hidrogen dan
15
16
PENDAHULUAN
berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat
besar dari tahun ke tahun. World Energy and Climate Policy Outlook (WECO) di
Eropa memprediksi bahwa laju pertumbuhan kebutuhan energi primer dunia pada
tahun 2000-2030 adalah sebesar 1,8 persen per tahun. Kebutuhan energi tersebut
Saat ini Indonesia menjadi negara dengan konsumsi energi yang cukup
tinggi di dunia. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan
berada diatas pertumbuhan konsumsi energi dunia yaitu sebesar 2.6% per tahun.
Konsumsi energi Indonesia yang cukup tinggi hampir 95% berasal dari bahan
bakar fosil. Dari total tersebut hampir 50% nya merupakan Bahan Bakar Minyak
tidak cukup untuk mengatasi masalah krisis energi tersebut. Untuk menghadapai
tantangan ini, negara kita perlu memperluas pemanfaatan sumber energi lain
17
Hidrogen sebagai salah satu unsur yang terdapat di dalam kandungan air
(H2O) dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Dalam banyak hal,
efisien, tidak menghasilkan emisi saat digunakan dalam sel bahan bakar, tidak
beracun, dapat diproduksi dari sumber daya terbarukan, dan bukan gas rumah
kaca. Hidrogen dapat diproduksi dari berbagai sistem pasokan seperti bahan bakar
fosil, biofuel, alkohol, reaksi nuklir, biomassa, dan air. Hampir 96% hidrogen
adalah diproduksi langsung dari bahan bakar fosil dan sekitar 4% melalui sumber
menjadi energi kimia. Pada proses elektrolisis akan terjadi proses peruraian
reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi terjadi pada katoda (elektroda negatif)
menjadi hidrogen pada elektroda negatif dan oksigen pada elektroda positif. Gas
Hidrogen yang dihasilkan dari proses elektrolisis selanjutnya akan ditampung dan
Adapun sensor Hidrogen yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu
sensor gas Hidrogen TGS 821 berbasis Mikrokontroller Arduino Uno R3. Sensor
18
yang tinggi terhadap gas Hidrogen, memiliki stabilitas yang tinggi, menggunakan
rangkaian listrik sederhana, tahan terhadap perubahan lingkungan serta TGS 821
dapat mendeteksi konsentrasi gas hidrogen minimal 50 ppm. Jika molekul gas
sesuai dengan konsentrasi gas, sebaliknya jika konsentrasi gas menurun akan
mikrokontroler akan bekerja sesuai dengan program yang kita buat tadi. Dan
dengan Arduino Uno itu sendiri lebih memudahan penggunanya untuk membuat
dapat dijabarkan rumusan masalah yang dibahas pada penelitian ini, yaitu:
2. Bagaimana cara kerja sistem sensor yang digunakan pada alat deteksi
19
sebagai pengolahan data dari analog ke digital dan sebagai pusat pengontrol
sistem.
2. Gas yang diukur adalah gas hidrogen yang dihasilkan melalui elektrolisis air.
3. Sensor yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah sensor gas TGS
821.
sensor suhu.
20
kemurnian Hidrogen.
terbarukan.
21
TINJAUAN PUSTAKA
sensor merupakan hal penting yang dianggap remeh, seperti accelerometer, yang
menjamin layar pada ponsel atau tablet selalu dengan cara yang benar
bantuan mobil dan pesawat terbang berfungsi dengan aman. Sensor banyak
Sensor adalah sebuah alat yang mengubah fenomena fisik menjadi sinyal
listrik. Contohnya, sensor merupakan bagian dari antara dunia fisik dan
dunia perangkat listrik, seperti komputer. Bagian lain dari antar muka ini
diwakili oleh aktuator, yang mengubah sinyal listrik menjadi fenomena fisik.
Kunci utama yang sama untuk semua sensor adalah konversi sensor atau
dapat beragam seperti kode identifikasi elektronik pada label yang dirancang
khusus dikenal sebagai chip RFID, (di mana RFID kepanjangan dari Radio
Frequency Identification), kuantitas panas dalam suatu objek, cairan atau orang,
pergerakan suatu objek, orang atau hewan ke bidang elektronik yang dipantau
oleh visi, atau jenis percepatan suatu benda, seperti free-fall atau rotasi.
salah satu agen manusia atau oleh perangkat elektronik lain. Sensor A, dengan
kata lain, juga selalu transduser-perangkat yang mengkonversi salah satu bentuk
Karakteristik sensor dikaji dari hal-hal yang diukur setelah semua efek
sementara dimilikinya setelah stabil ke nilai akhir atau nilai steady state
sebagai berikut:
membedakan suatu materi atau isi yang dipaparkan (Ikhsan et all, 2013).
kemampuan sensor untuk mencapai nilai yang sama saat sensor yang sama
dipaparkan kembali dengan suatu unsur atau materi yang sama (Mustaffa et
all, 2014).
ketika sensor yang dipaparkan terhadap suatu gas analit pengukuran, waktu
23
sensor yang menunjukkan perbandingan lurusan suatu nilai besaran fisis yang
lurusan antara sumbu-x yang merupakan besaran fisis yang dideteksi dengan
sumbu-y yang merupakan sinyal keluaran dari bahan sensor. Nilai linearitas
yang baik ditunjukkan dengan nilai R2 mendekati nilai 1 (Ikhsan et all, 2017).
keluaran atau respon yang sama saat melakukan pengukuran yang sama
selama periode waktu tertentu. Stabilitas sensor juga dapat diartikan sebagai
yang sama tanpa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar (Ikhsan et all,
2013).
24
untuk menghasilkan respon yang sama atau disebut juga jangka waktu
pemakaian sensor.
2.2.1 Hidrogen
dengan persentase sekitar 75% dari total massa unsur di alam semesta. Gas
hidrogen tidak berwarna, tidak berbau dan mudah terbakar. Karena sifatnya yang
mudah terbakar, gas hidrogen dapat dijadikan sumber bahan bakar dan dapat
Gas hidrogen merupakan salah satu unsur yang terdapat pada udara. Udara
adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi
dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Udara juga merupakan
atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi
Gas hidrogen adalah unsur kimia yang memiliki simbol H dengan nomor
atom 1. Gas hidrogen pada suhu dan tekanan standar tidak berwarna, tidak berbau,
bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat
mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur
plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di
bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon
25
namun proses ini secara komersial lebih mahal daripada produksi hidrogen dari
gas alam. Hidrogen dapat diproduksi dari berbagai sistem pasokan seperti bahan
bakar fosil, biofuel, alkohol, reaksi nuklir, biomassa, dan air. Hampir 96%
hidrogen adalah diproduksi langsung dari bahan bakar fosil dan sekitar 4%
yang inti atomnya hanya mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa
ionik hidrogen dapat bermuatan positif (kation) ataupun negatif (anion). Hidrogen
dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur dan dapat dijumpai dalam
Maret 2018).
2.2.2 Oksigen
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik
golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur
lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua
atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan
rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen
unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi 20,9%
volume atmosfer bumi. Oksigen dapat ditemukan dalam air, di sebagian besar
batuan dan mineral, dan banyak senyawa organik, yang mampu bergabung dengan
26
mempunyai titik didih -182,95oC dan titik leleh -218,79oC. Oksigen cair
mempunyai warna biru langit. Oksigen dapat larut dalam air dengan kelarutan 5%
volume pada 0oC. Semakin besar tekanan, kelarutan oksigen dalam air semakin
besar. Di laboratorium, oksigen bisa dibuat dengan elektrolisis air atau dengan
(atmosfer). Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air.
Kelembaban udara ditentukan oleh banyaknya uap air dalam udara. Kalau tekanan
uap air dalam udara mencapai maksimum, maka mulailah terjadi pengembunan.
semakin banyak uap air yang dapat ditampung. Semakin rendah suhu udara,
semakin sedikit jumlah uap air yang dapat ditampung. Jadi pada siang hari yang
panas dapat menjadi lebih lembab dibandingkan dengan hari yang dingin.
Kemampuan udara untuk menampung uap air dipengaruhi oleh suhu. Jika udara
jenuh uap air dinaikkan suhunya, maka udara tersebut menjadi tidak jenuh uap air.
Sebaliknya, jika udara tidak jenuh uap air suhunya diturunkan dan kerapatan
airnya dijaga konstan, maka udara tersebut akan mendekati kondisi jenuh uap air.
Jadi ketika udara hangat naik dan mulai mendingin, lama kelamaan akan
27
menampung tambahan uap air. Suhu pada saat udara mencapai kondisi jenuh uap
air disebut Suhu Titik Embun (dew-point temperature). Pada suhu titik embun
terjadi saat ea=es atau RH 100%. Bila suhu terus turun maka uap air akan berubah
menjadi air (disebut dengan kondensasi). Udara dapat menampung sejumlah uap
mengukur tingkat kelembaban udara atau uap air yang terkandung didalam udara.
2.3 Sensor Hidrogen (TGS 821), Sensor Oksigen (KE-25) dan Sensor
Ada banyak jenis sensor dipasaran yang dapat digunakan untuk mendeteksi
keberadaan gas Hidrogen. Diantaranya yaitu Sensor Hidrogen seri TGS dan seri
MQ. Sensor seri TGS untuk mendeteksi kandungan gas Hidrogen yang dihasilkan
salah satunya yaitu sensor TGS 821. Dengan adanya gas yang dapat dideteksi,
keluaran sesuai dengan konsentrasi gas. TGS 821 memiliki sensitivitas dan
28
(Figaro INC).
terbuat dari timah dioksida (SnO2), dasar sensor (base sensor) yang terbuat dari
keramik alumina dan penahan api (flame arrestor) berukuran 100 mesh dan
berkasa ganda. Adapun struktur dan dimensi TGS 821 ini terlihat seperti pada
29
Tegangan
VH 5.0 ± 0.2 V AC/DC
pemanas
Tegangan Hanya DC
Vc Max. 24 V
Rangkaian Ps ≤ 15 mW
Tahanan
RL Bervariasi Min 0.45 kΩ
beban
oksigen tipe galvanik yang unik yang dikembangkan di Jepang pada tahun 1985.
Fitur mereka yang paling menonjol adalah harapan hidup yang panjang, daya
30
oksigen sangat ideal untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat untuk
(Figaro INC).
Sedangkan untuk dimensi dan spesifikasi dari Sensor KE-25 dapat dilihat
Sensor suhu yang digunakan pada penelitian ini yaitu sensor suhu dan
kelembaban relatif dari Sensirion. Modul ini dapat digunakan sebagai alat
pengindra suhu dan kelembaban dalam aplikasi pengendali suhu dan kelembaban
2. Mengukur suhu dari -40oC hingga +123,8oC, atau dari -40oF hingga +254,9oF
3. Memiliki ketetapan (akurasi) pengukuran suhu hingga 0,5oC pada suhu 25oC
32
lock-up.
7. Modul ini memiliki faktor bentuk 8 pin DIP 0,6 sehingga memudahkan
pemasangannya.
SHT11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif
dengan multi modul sensor yang outputnya telah dikalibrasi secara digital.
kelembaban relatif dan sebuah pita regangan yang digunakan sebagai sensor
temperatur. Output kedua sensor digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit
dan sebuah interface serial pada satu chip yang sama. Sensor ini mengahasilkan
sinyal keluaran yang baik dengan waktu respon yang cepat. SHT11 ini dikalibrasi
33
wire. Sistem sensor ini mempunyai 1 jalur data yang digunakan untuk perintah
SHT11 memberikan keluaran data kelembaban dan temperatur pada pin Data
secara bergantian sesuai dengan clock yang diberikan mikrokontroler agar sensor
dalamnya sehingga keluaran data SHT11 sudah terkonversi dalam bentuk data
digital dan tidak memerlukan ADC eksternal dalam pengolahan data pada
berikut ini:
34
dimana 6 pin diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 pin input
analog, menggunakan crystal 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP dan
tombol reset. Hal tersebut adalah semua yang diperlukan untuk mendukung
komputer dengan kabel USB atau diberi power dengan adaptor AC-DC atau
baterai, maka sudah dapat bermain-main dengan Arduino UNO tanpa khawatir
kerusakan pada chip ATMega328, yang bisa diganti dengan mudah dan dengan
harga yang relatif murah. Spesifikasi Arduino Uno R3 dapat dilihat pada tabel 2.4
36
menuliskan source program, kompilasi,upload hasil kompilasi dan uji coba secara
37
b. Icon menu upload yang bergambar panah ke arah kanan berfungsi untuk
arduino.
c. Icon menu New yang bergambar sehelai kertas berfungsi untuk membuat
d. Icon menu Open yang bergambar panah ke arah atas berfungsi untuk
e.Icon menu Save yang bergambar panah ke arah bawah berfungsi untuk
f. Icon menu serial monitor yang bergambar kaca pembesar berfungsi untuk
hardware arduino.
tipe mikrokontroler yang sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535,
peripherial (USART, timer, counter, dan lain-lain). Dari segi ukuran fisik,
ATMega 328 memiliki ukuran fisik lebih kecil dibandingkan dengan beberapa
38
PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat
lainnya.
1.PortB
Selain itu PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini.
b. OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai
komunikasi SPI.
d. Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP).
39
mikrokontroller.
2.PortC
Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output
a. ADC6 channel (PC0, PC1, PC2, PC3, PC4, PC5) dengan resolusi sebesar
10 bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa
b. I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada
PORTC. I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain
accelerometer nunchuck.
3.PortD
Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat
difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga
a. USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan
level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial,
b. Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai
40
namun kita juga dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu
timer 0.
comparator.
arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang mana setiap proses
eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set
karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
3. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width
Modulation) output.
41
7. 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus
clock.
ATMega328. Maka peta memori arduino uno sama dengan peta memori pada
mikrokontroler ATMega328.
Flash Memory untuk menyimpan program. Memori flash dibagi kedalam dua
bagian, yaitu bagian program bootloader dan aplikasi. Bootloader adalah program
42
register umum, 64 lokasi untuk register I/O, 160 lokasi untuk register I/O
tambahan dan sisanya 2048 lokasi untuk data SRAM internal. Register umum
menempati alamat data terbawah, yaitu 0x0000 sampai 0x001F. Register I/O
menempati 64 alamat berikutnya mulai dari 0x0020 hingga 0x005F. Register I/O
tambahan menempati 160 alamat berikutnya mulai dari 0x0060 hingga 0x00FF.
Sisa alamat berikutnya mulai dari 0x0100 hingga 0x08FF digunakan untuk SRAM
internal. Peta memori data dari ATMega 328 dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Arduino uno terdiri dari 1 KByte memori data EEPROM. Pada memori
EEPROM, data dapat ditulis/dibaca kembali dan ketika catu daya dimatikan, data
43
atau dengan kata lain memori EEPROM bersifat nonvolatile. Alamat EEPROM
2.4.3.4 Interupsi
memiliki Interupt Service Routine (ISR), atau disebut juga Interupt Handler. Yaitu
rutin-rutin yang khusus dijalankan sebagai layanan dari sebuah interupsi. Saat
interupsi terjadi, CPU akan mulai menjalankan rutin ISR ini. Setiap Interupsi
selalu memiliki lokasi tetap dalam memory program yang disebut Interupt Vector
Table. Saat interupsi diaktifkan dan interupsi terjadi maka CPU menunda
interupsi sekarang dan melompat ke alamat rutin interupsi yang terjadi. Setelah
PWM (Pulse Width Modulation) output. Melalui pin I/O inilah ATMEGA328
berinteraksi dengan sistem lain. Masing-masing pin I/O dapat dikonfigurasi tanpa
mempengaruhi fungsi pin I/O yang lain. Setiap pin I/O memiliki tiga register
yakni: DDxn, PORTxn, dan PINxn. Kombinasi nilai DDxn dan PORTxn
CTC adalah salah satu mode Timer/Counter, selain itu ada Normal mode,
Fast PWM mode, Phase Correct PWM mode. Pada CTC mode maka nilai TCNT1
menjadi 0 jika nilai TCNT1 telah sama dengan OCR1A atau ICR1. Jika nilai top
44
saat nilai TCNT1 sama dengan nilai OCR1A interupsi terjadi. CPU melayani
2.4.3.7 USARTH
Selain untuk general I/O, pin PD1 dan PD0 ATMega328 berfungsi untuk
mengirim dan menerima bit secara serial. Pengubahan fungsi ini dibuat dengan
mengubah nilai beberapa register serial. Untuk menekankan fungsi ini, pin PD1
banyak diaplikasikan sebagai absorben, penukar ion, dan sebagai katalis. Zeolit
adalah mineral kristal alumina silika tetrahidrat berpori yang mempunyai struktur
kerangka tiga dimensi, terbentuk oleh tetrahedral [SiO4]4- dan [AlO4]5- yang saling
yang didalamnya terisi oleh ion-ion logam, biasanya adalah logam-logam alkali
atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas (Chetam, 1992)
Ada dua jenis zeolit, yaitu zeolit alam dan zeolit sintetis. Zeolit alam
adalah zeolit yang ditambang langsung dari alam sehingga harganya jauh lebih
murah daripada zeolit sintetis. Namun zeolit alam memiliki beberapa kelemahan,
terlebih dahulu. Aktivasi zeolit alam dapat dilakukan baik secara fisika maupun
45
suatu mineral berupa kristal silika alumina yang terdiri dari tiga komponen yaitu
kation yang dapat dipertukarkan, kerangka alumina silikat dan air. Air yang
terkandung dalam pori tersebut dapat dilepas dengan pemanasan pada temperatur
300 hingga 400oC. Pemanasan pada temperatur tersebut, air dapat keluar dari
pori-pori zeolit, sehingga zeolit dapat berfungsi sebagai penyerap gas atau cairan.
Jumlah air yang terkandung dalam zeolit sesuai dengan banyaknya pori atau
volume pori.
2.6 Elektrolisis
Oksigen (O2) dan hidrogen gas (H2) dengan menggunakan arus listrik melalui air.
Pada katode, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi
menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH-). Sementara itu pada anode, dua molekul
air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan
kembali beberapa molekul air. Faktor yang memperngaruhi elektrolisis air yaitu
kualitas elektrolit, suhu, tekanan, resistansi elektrolit, material dari elektroda dan
material pemisah.
46
bakar kendaraan hidrogen. Dengan menyediakan energi dari baterai atau listik, air
(H2O) dapat dipisahkan ke dalam molekul diatomik hidrogen (H2) dan oksigen
(O2).
akan mengionisasi molekul air menjadi ion positif dan ion negatif. Pada katoda
terdapat ion postif yang menyerap elektron dan menghasilkan molekul ion H2,
dan ion negatif akan bergerak menuju anoda untuk melepaskan elektron dan
menghasilkan molekul ion O2. Reaksi total elektrolisis air adalah penguraian air
mol elektron. Satu Faraday equivalen dengan satu mol elektron. Demikian halnya,
47
digunakan dengan massa zat yang dihasilkan baik di katoda maupun anoda pada
proses elektrolisis. Hukum I Faraday menyatakan, "Massa zat yang terbentuk pada
masing-masing elektroda sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir pada
macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda oleh sejumlah arus
listrik yang sama banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen masing-
dia lakukan. Dalam pengamatannya jika arus listrik searah dialirkan ke dalam
diendapkan dengan arus listrik. Hubungan ini dikenal dengan Hukum Faraday.
Menurut Faraday: Jumlah berat (massa) zat yang dihasilkan (diendapkan) pada
melalui larutan elektrolit tersebut. Massa zat yang dibebaskan atau diendapkan
oleh arus listrik sebanding dengan bobot ekivalen zat-zat tersebut. Secara
48
Muatan untuk 1 mol elektron = 6,023 x 1023 . 1,6 x 10 -19 = 96.500 Coulomb = 1
Faraday.
bantuan instrumen berupa amperemeter dan pancatat waktu. Jumlah listrik yang
digunakan dalam elektrolisis merupakan hasil kali kuat arus (ampere) dengan
Q = I x t ……………… (2.2)
M= …………. (2.3)
Dimana:
49
50
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitan ini dilakukan selama empat bulan yang dimulai dari bulan
sebagai berikut :
3.2.1. Peralatan
51
PCB.
Eagle.
parameter hidrogen.
parameter oksigen.
3.2.2. Bahan
aplikasi Eagle.
e. Zeolit murni yang dibakar hingga suhu 8000C sebagai filter hidrogen.
52
Adapun variabel yang divariasikan dalam penelitian ini ada dua, yaitu :
14 V dan 15 V.
Adapun parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Konsentrasi hidrogen
3. Konsentrasi oksigen
sensitivity.
Hasil Elektrolisis Air (H2O) Secara Realtime dengan DAQ pada PC ditunjukkan
53
Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu proses pembuatan
ATMEGA 328. Adapun diagram blok dari pembuatan rangkaian seperti pada
54
Sensor
TGS 821
ATMEGA
Sensor Display
328
SHT-11 PC
Sensor
KE-25
2. Blok Sensor TGS 821 : Sebagai35 input sensor untuk mendeteksi nilai
kandungan Hidrogen.
mikrokontroller dapat dilihat pada gambar 3.3. Dari gambar dapat terlihat bahwa
55
pada sensor hidrogen TGS 821 dihubungkan ke sumber tegangan +5. Ground
dilihat pada gambar 3.4. Dari gambar dapat terlihat bahwa pin Data sensor SHT
Pull up sebagai penguat arus. Kemudian Pin SCK dari sensor SHT 11
56
dapat dilihat pada gambar 3.5. Dari gambar dapat terlihat bahwa pin Output
sensor oksigen KE-25 dihubungkan ke ADC 0. Ground pada sensor oksigen KE-
57
Hidrogen TGS 821, sensor suhu SHT11 dan sensor Oksigen KE-25
58
mikrokontroler, pada penelitian ini sensor yang digunakan adalah sensor gas,
mengetahui gas, suhu dan kelembaban harus melalui sebuah rangkaian analog to
59
tegangan output tersebut akan dikonversikan menjadi 8 bit data digital. Delapan
bit data digital tersebut yang berupa 8 bit binary kemudian akan diberikan ke
3.4.3 Penyiapan Filter Hidrogen Berbasis Zeolit Alam Pahae dan Sistem
Pada penelitian ini digunakan filter hidrogen berbahan dasar zeolit alam
Pahae. Zeolit alam pahae berasal dari daerah Desa Pahae, Tapanuli Utara,
dengan beberapa tahap yaitu penghalusan, pengayakan, dan aktivasi zeolit Pahae.
serbuk zeolit Pahae dengan ukuran 200 mesh setelah proses pengayakan dan
larutan kimia asam sulfat (H2SO4). Dan dilakukan pengeringan terhadap serbuk
menggunakan hot press maka dihasilkan filter hidrogen berbasis zeolit alam
Pahae.
60
water electrolyzer dengan bantuan PSA (Power Supply Adaptor) yang diberi
menggunakan sistem sensor. Pada proses elektrolisis tidak hanya hidrogen dan
oksigen saja yang dihasilkan namun terdapat uap air ketika terjadi proses
elektrolisis, maka dari itu digunakan filter zeolit untuk menahan uap air yang
hanya hidrogen dan oksigen saja yang dihasilkan namun terdapat uap air ketika
terjadi proses elektrolisis, maka dari itu digunakan filter zeolit untuk menahan uap
air yang masuk sehingga diperoleh hidrogen murni pada proses elektrolisis.
61
(computer).
Keterangan :
1. Program PLX (tampilan pembacaan sensor).
2. Sensor Hidrogen
3. PSA
4. Filter pemurnian hidrogen
5. Elektroliser
62
Mulai
Inisialisasi
Program
Elektrolisis
Mikrokontroller
mengambil data
dari sensor
Mengirim
Apakah data ke PC
ada Via
perubaha Komunikasi
n nilai? Ya Serial
(USARTH)
Tidak Selesai
63
air (H2O) yang dilakukan secara real time. Pengujian yang dilakukan dibagi
kedalam dua bagian pengujian yaitu pengujian rangkaian sensor dan pengujian
Pengujian rangkaian sensor Hidrogen TGS 821 dilakukan pada saat proses
TGS 821 didalam ruangan penampung Hidrogen hasil dari proses elektrolisis.
Sensor TGS 821 akan mendeteksi Hidrogen yang keluar dari filter kemudian
berbasis USB TTL. Berikut merupakan program Arduino IDE yang digunakan
dalam proses akuisi data dan sistem sensor pada penelitian ini.
64
Pada proses pengujian ini, data diakuisisi dengan rentang waktu 11 detik
yang dilakukan selama 4 jam. Pada proses elektrolisis pada penelitian ini,
digunakan tiga buah filter yaitu filter-1, filter-2 dan filter-3 sebagai sampel-1,
dibuat kedalam bentuk kode pengujian yaitu HS-1, HS-2 dan HS-3 untuk hasil
pengujian pada sampel (filter) pertama, kedua dan ketiga secara berturut-turut.
sampel dan variasi tegangan yang dilakukan yang dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut :
kelembaban dan temperatur dalam ruang sensor pada saat proses elektrolisis
temperatur pada pin data secara bergantian sesuai dengan clock yang diberikan
dalamnya sehingga keluaran data sudah terkonversi dalam bentuk data digital dan
66
pengujian rangkaian sensor Oksigen KE-25 dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut
67
void setup() {
Serial.begin(9600);
}
void loop() {
int sensorOksigen = analogRead(A1);
Serial.println(sensorOksigen);
delay(1000);
menghasilkan lima bagian hasil pengujian yaitu hasil uji respon, linieritas, cross
Hasil uji respon sensor adalah dapat diartikan sebagai kemampuan sensor
untuk membedakan suatu materi atau isi yang dipaparkan kepadanya (Ikhsan
68
bagian ini, pengujian dilakukan dalam dua variasi kondisi yaitu kondisi
4.2.1.1 Hasil Uji Respon Sensor TGS 821 Menggunakan Filter Zeolit
Berikut merupakan hasil uji respon sensor TGS 821 pada sistem
450
400
350
hidrogen (ppm)
300
250
Filter 1-9V
200
Filter 2-9V
150
100 Filter 3-9V
50
0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
waktu (s)
(a)
600
500
hidrogen (ppm)
400
0
0 5000 10000 15000
waktu (s)
(b)
69
(c)
1200
1000
hidrogen (ppm)
800
Filter 1-14V
600
Filter 2-14V
400
Filter 3-14V
200
0
0 5000 10000 15000
waktu (s)
(d)
800 HS-1
700
Hidrogen (ppm)
HS-2
600 (e)
HS-3
500
400
Gambar
300 4.1 Nilai respon sensor TGS 821 menggunakan filter hidrogen pada sup
200 ply tegangan a) 9 V, b) 11 V, c) 13 V , d) 14 , e) 15 V
100
0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
Waktu (s)
(e)
Gambar 4.4 Hasil Pengujian Respon Sensor TGS-821 pada Proses Elektrolisis
Menggunakan Filter dengan Variasi Tegangan Input (a) 9V, (b) 11V, (c) 13V (d)
14V, dan (e) 15V.
70
buah filter yaitu filter-1, filter-2, dan Filter-3 dengan lima variasi tegangan input
Hasil pengujian respon yang diperoleh dan ditunjukkan pada gambar 4.4
Pada tabel 4.1 dapat dilihat hubungan antara tegangan inputan yang
Hidrogen yang dihasilkan. Pada hasil ini, nilai kenaikan tegangan inputan yang
71
yang diberikan pada proses elektrolisis, maka pemecahan Oksigen dan Hidrogen
besar. Intensitas dan kecepatan pemecahan Oksigen dan Hidrogen yang semakin
yang dihasilkan ini kemudian dialirkan melewati filter kemudian masuk kedalam
tetapi, pada hasil pengujian ini juga diperoleh hasil bahwa tegangan inputan yang
yang dimaksud dalam hal ini adalah besar tegangan inputan tertinggi yang masih
oleh Susilawati dkk, 2013. Filter berbahan zeolit murni yang digunakan dalam
filter zeolit yang difabrikasi memiliki keterbatasan porositas. Porositas filter yang
penempelan uap air yang semangkin besar pada dinding filter dari sisa-sisa proses
72
diperoleh tegangan saturasi proses elektrolisis menggunakan filter ini dimulai dari
tegangan sebesar 15V yang dapat dilihat terjadi penurunan Hidrogen dari 925,06
ppm menjadi 704,23 ppm pada filter-1, penurunan konsentrasi Hidrogen dari
964,11 ppm menjadi 655,76 ppm pada filter-2 dan penurunan konsentrasi
4.2.1.2 Hasil Uji Respon Sensor TGS 821 Tanpa Menggunakan Filter Zeolit
Berikut merupakan hasil uji respon sensor TGS 821 pada sistem
1200
9V
1000 11 V
13 V
Hidrogen (ppm)
800 14 V
15 V
600
400
200
0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
Waktu (s)
Gambar 4.5 Hasil Pengujian Respon Sensor TGS-821 pada Proses Elektrolisis
Tanpa Menggunakan Filter dengan variasi tegangan inputan 9V, 11V, 13V, 14V
dan 15V.
73
Hasil pengujian respon yang diperoleh dan ditunjukkan pada gambar 4.5
(V) (ppm)
9 884,66
11 930,45
13 954,68
14 1003,16
15 1004,50
Pada tabel 4.2 dapat dilihat hubungan antara tegangan inputan yang
konsentrasi Hidrogen yang dihasilkan. Pada hasil ini, nilai kenaikan tegangan
konsentrasi Hidrogen yang dihasilkan. Hal ini dapat dijelaskan dengan penjelasan
yang sama pada hasil sebelumnya karena tegangan input yang semakin tinggi
74
juga bahwa semakin tinggi supply tegangan yang diberikan maka semakin tinggi
berubah menjadi energi kalor (Q) dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah
menjadi energi listrik. Sehingga antara kalor dan energi listrik berhubungan.
Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor (panas)
yang dihasilkan
W = Q
P.t = m.c.∆T
V.I.t = m.c.∆T
keluarannya adalah energy kalor Q yang digunakan untuk menaikkan suhu air.
Jadi dalam hal ini semakin tinggi tegangan yang diberikan pada elektrolizer maka
kecendrungan suhu (temperatur) akan naik, kalau suhu naik maka akan terjadi
penguapan lalu uap air akan mengalir pada ruang pengujian sehingga uap air akan
meningkat pada ruang pengujian dan akan dideteksi oleh sensor. Apabila proses
elektrolisis menggunakan filter maka uap air tersebut akan tertahan oleh filter dan
yang dilewatkan adalah hidrogennya, bila tidak menggunakan filter maka uap air
75
11V, 13V, 14V, dan 15V untuk proses elektrolisis dengan menggunakan filter dan
38.00
37.00
36.00
9V
suhu (0C)
35.00
11V
34.00
13V
33.00
32.00 14V
31.00 15V
0 5000 10000 15000 20000
waktu (s)
(a)
38.50
38.00
37.50
37.00 9V
suhu (0C)
36.50 11V
36.00 13V
35.50
14V
35.00
15V
34.50
0 5000 10000 15000 20000
waktu (s)
(b)
39.00
38.00
37.00
36.00 9V
suhu (0C)
35.00
11V
34.00
33.00 13V
32.00 14V
31.00 15V
30.00
0 5000 10000 15000 20000
waktu (s)
76
(d)
Gambar 4.6 Grafik hubungan antara waktu dan suhu pada proses
elektrolisis dengan tegangan inputan 9V, 11V, 13V, 14V, dan 15V menggunakan
filter untuk (a) sampel-1, (b) sampel-2, (c) sampel-3, dan (e) tanpa
menggunakan filter.
informasi terjadinya transisi fasa komponen dalam sistem itu ( Isyana SYL, 2010).
Oleh karena itu dengan mengikuti terjadinya perubahan temperatur selama waktu
77
yang terlibat) untuk O2(g) adalah 4. Kuantitas materi yang terlibat dalam proses
elektrolisis sangat bergantung pada jumlah muatan listrik yang dialirkan, hal ini
sesuai dengan hukum Faraday. Bila materi berupa gas dan memenuhi gas ideal,
persamaan (4.1).
Vteoretik = ………………………………..…….(4.1)
dengan R = 8,314 Joule / (mol Kelvin), i adalah arus listrik dalam ampere, T
merupakan jumlah elektron yang terlibat, misalnya z = 2 (untuk gas hidrogen, H2)
dan 4 (untuk gas oksigen). Berdasarkan Persamaan (4), untuk gas yang sama, jika
arus listrik dan tekanan tertentu maka volum gas yang dihasilkan dalam suatu sel
Persamaan (4.2).
Vteoretik = ….......................……….(4.2)
( ) ……………………(4.3)
Bila Persamaan (4.2) diturunkan terhadap T pada waktu tertentu akan diperoleh
Persamaan (4.4)
78
Bila Persamaan (4.3) dan (4.4) dikali silang akan diperoleh Persamaan (8).
( ) ( ) ……………………….(4.5)
( )
………….…………………(4.6)
( )
temperatur dan waktu terhadap perubahan volum gas yang dihasilkan dalam sel
elektrolisis.
sumbu-x yang merupakan besaran fisis yang dideteksi dengan sumbu-y yang
79
1000
R² = 0,783
Konsentrasi H2 (ppm)
800
600
konsentrasi H2(ppm)
400
Linear (konsentrasi
200 H2(ppm))
0
9 10 11 12 13 14 15
Vin (V)
(a)
1200
1000
Konsentrasi H2 (ppm)
R² = 0,547
800
400
Linear (konsentrasi
200 H2(ppm))
0
9 10 11 12 13 14 15 16
Vin (V)
(b)
1200
R² = 0,820
konsentrasi H2 (ppm)
1000
800
600 konsentrasi H2(ppm)
400
Linear (konsentrasi
200 H2(ppm))
0
9 10 11 12 13 14 15 16
Vin (V)
(c)
80
Dari gambar grafik 4.7 di atas dapat dilihat bahwa untuk Filter-1 (sampel-
pertambahan konsentrasi hidrogen. Akan tetapi hal ini hanya berlaku sampai
dengan tegangan 14 V, karena dari grafik terlihat bahwa pada saat tegangan 15 V
terjadi penurunan nilai konsentrasi hidrogen. Hal ini disebabkan oleh karena
terjadinya kejenuhan atau saturase pada filter. Terjadinya saturase ini dikarenakan
ada banyak penumpukan uap air pada filter, sehingga filter berkurang
kemampuannya untuk melewatkan gas hidrogen. Kondisi ini disebut telah terjadi
1020
1000
R² = 0,958
Konsentrasi H2 (ppm)
980
960
940 Konsentrasi H2 (ppm)
920
Linear (Konsentrasi H2
900 (ppm))
880
860
9 10 11 12 13 14 15 16
Vin (V)
Gambar 4.8 Grafik pengujian linieritas antara tegangan masukan yang diberikan
terhadap konsentrsi maksimum hidrogen yang dihasilkan tanpa menggunakan
filter.
81
melakukan pembacaan pada hal tertentu, dalam hal ini selektif terhadap gas
300 20
18
250
16
14
hidrogen (ppm)
200
oksigen (ppm)
12
150 10
8
100
6
4
50
2
0 0
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen oksigen
(a)
82
hidrogen (ppm)
oksigen (ppm)
300 14
12
200 10
8
100 6
4
2
0 0
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen oksigen
(b)
1000 25
800 20
hidrogen (ppm)
oksigen (ppm)
600 15
400 10
200 5
0 0
0 1 2 3 4 5
hidrogen oksigen waktu (jam)
(c)
1200 30
1000 25
hidrogen (ppm)
oksigen (ppm)
800 20
600 15
400 10
200 5
0 0
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen oksigen
(d)
83
hidrogen (ppm)
oksigen (ppm)
500 15
400
300 10
200
5
100
0 0
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen oksigen
(e)
Gambar 4.9 Grafik hubungan antara waktu terhadap konsentrasi hidrogen dan
konsentrasi oksigen untuk tegangan (a) 9 V, (b) 11 V, (c) 13 V, (d)14 V, dan (e)
15 V dengan menggunakan filter.
1000 30
800 25
hidrogen (ppm)
oksigen (ppm)
20
600
15
400
10
200 5
0 0
0 1 2 3 4 5
hidrogen oksigen waktu (jam)
(a)
1200 30
1000 25
hidrogen (ppm)
oksigen (ppm)
800 20
600 15
400 10
200 5
0 0
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen oksigen
84
1000 25
hidrogen (ppm)
oksigen (ppm)
800 20
600 15
400 10
200 5
0 0
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen oksigen
(c)
1200 30
1000 25
hidrogen (ppm)
oksigen (ppm)
800 20
600 15
400 10
200 5
0 0
0 1 2 3 4 waktu (jam)
5
hidrogen oksigen
(d)
85
1000 30
25
hidrogen (ppm)
oksigen (ppm)
800
20
600
15
400
10
200 5
0 0
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen oksigen
(e)
Gambar 4.10 Grafik hubungan antara waktu terhadap konsentrasi hidrogen dan
konsentrasi oksigen untuk tegangan 9 V (a), 11 V (b), 13 V (c), 14 V (d), dan 15
V (e) tanpa menggunakan filter.
Dari grafik gambar 4.9 dan gambar 4.10 di atas dapat dilihat bahwa sistem
sensor dapat mendeteksi ataupun membedakan gas, baik gas hidrogen maupun gas
oksigen, yang ada dalam ruang pengujian baik yang menggunakan filter ataupun
tidak menggunakan filter. Ini menunjukkan bahwa sensor TGS 821 sensitif
kelembaban (uap air) dan hidrogen dalam ruang pengujian. Uji yang dilakukan
86
250 46.5
46
hdrogen (ppm)
200
45.5
RH (%)
150
45
100
44.5
50 44
0 43.5
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen RH
(a)
400 40
350
39
300
hidrogen (ppm)
250 38
RH (%)
200
150 37
100
36
50
0 35
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen RH
(b)
900 48
800 47
700
46
hidrogen (ppm)
600
45
RH(%)
500
400 44
300
43
200
100 42
0 41
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen RH
(c)
87
hidrogen (ppm)
800
RH (%)
600 50
400
45
200
0 40
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen RH
(d)
800 49
700
48.5
600
hidrogen (ppm)
48
500
RH(%)
400 47.5
300
47
200
46.5
100
0 46
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen RH
(e)
Gambar 4.11 Grafik hubungan antara waktu terhadap konsentrasi hidrogen dan
RH (kelembaban) untuk tegangan (a) 9V, (b) 11 V, (c) 13 V, (d) 14 V, dan (e) 15
V dengan menggunakan filter.
hidrogen maka RH (kelembaban) semakin turun, ini dikarenakan ada filter yang
menahan uap air dan hidrogen yang diteruskan ke ruang pengujian. Sehingga
88
800 40
RH (%)
400 20
200 10
0 0
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen RH
(a)
1200 50
1000 40
hidrogen (ppm)
800
30
RH (%)
600
20
400
200 10
0 0
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen RH
(b)
1200 50
1000 40
hidrogen (ppm)
800
30
RH (%)
600
20
400
200 10
0 0
0 1 2 3 4 5
hidrogen RH waktu (jam)
(c)
89
1000 50
hidrogen (ppm)
800 40
RH (%)
600 30
400 20
200 10
0 0
0 1 2 3 4 5
waktu (jam)
hidrogen RH
(d)
1200 60
1000 50
hidrogen (ppm)
800 40
RH (%)
600 30
400 20
200 10
0 0
0 1 2 3 4 5
hidrogen RH waktu (jam)
(e)
Gambar 4.12 Grafik hubungan antara waktu terhadap konsentrasi hidrogen dan
RH (kelembaban) untuk tegangan (a) 9 V, (b) 11 V, (c) 13 V, (d) 14 V, dan (e) 15
V tanpa menggunakan filter.
menggunakan filter, sehingga tidak ada yang menahan uap air dan pada akhirnya
90
5.1 Kesimpulan
dari proses elektrolisis air (H2O) secara real time dapat melakukan akuisisi
data dengan baik, ini dapat dibuktikan dengan data yang terbaca pada
2. Semakin besar nilai tegangan yang diberikan, maka akan semakin besar pula
dapat memperbesar arus yang dihantarkan oleh ion-ion bebas yang ada di
3. Hasil pengujian sifat penginderaan sensor pada alat deteksi kemurnian gas
Hidrogen yang dihasilkan. Hal ini dapat dijelaskan karena semakin tinggi
91
5. Hasil pengujian sifat penginderaan sensor pada alat deteksi kemurnian gas
melakukan pembacaan pada hal tertentu dalam hal ini selektif terhadap gas
hydrogen.
6. Hasil pengujian sifat penginderaan sensor pada alat deteksi kemurnian gas
5.2 Saran
selanjutnya adalah :
92
http://eprints.akakom.ac.id/3905/3/3_133310002
Isyana SYL (2010) , “Perilaku Sel Elektrolisis Air Dengan Elektroda Staniless
Steel”, Prosiding Seminar Nasional 2010
93
94
111