TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Disetujui di
Medan Juli 2018
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kesehatan, serta pertolongan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Barang siapa yang Tuhan beri petunjuk, maka
tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang Tuhan sesatkan,
maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta, yaitu Anggiat Sitohang
dan Rupina Sinaga yang telah membesarkan penulis. Semoga buah hatimu ini
kelak menjadi orang yang berguna bagi keluarga serta masyarakat. Begitu juga
kepada saudara saudari tercinta Atas Aden Saniro Sitohang, Maya Engelina
Sitohang dan Septriany Wahyu Sitohang yang telah banyak membantu dan
menyemangati penulis. Hanya Tuhan yang dapat membalas jasa-jasa kalian
semua.
Selama masa perkuliahan sampai penyelesaian tugas akhir ini, penulis
banyak memperoleh bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
Penulis
ABSTRAK
ABSTRACK
Air pollution is an important problem that can threaten human life. Many
human activities that cause air pollution. Therefore, we need a monitoring air
pollution levels to determine the index of air pollution the region in order to
maintain the levels of pollutants below the thershold value. To determine levels
of pollutant gaes by using the MQ-135 gas sensors are sensitive to air quality.
And to the LCD display using the previous index in the process by the arduino.
The system is expected to provide a solution to the problrm of air pollution due
to the cost of the required affordable compared by means of the environmental
agency. Thesis is to design and manufacture of air pollution monitoring with
sensor MQ135 is implemented in a arduino mini based miniplant.
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................ 2
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
1.5 Metode Penelitian .......................................................................... 2
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Agar isi dan pembahasan Tugas Akhir menjadi terarah maka penulis
perlu membuat batasan masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah
pada penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Sensor MQ-135 hanya digunakan untuk mendeteksi kualitas udara.
2. Perancangan perangkat keras (hardware) yang terdiri dari arduino,
sensor MQ-135, dan LCD.
3. Display atau penampil nilai data menggunakan LCD (liquid crystal
display) .
4. Ardiuno yang digunakan adalah Arduino Mini.
LANDASAN TEORI
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfer ekunder biasanya terjadi karena
reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia.
Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O radikal.
Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain:
» Konsentrasi relatif dari bahan reaktan
» Derajat fotoaktivasi
» Kondisi iklim
» Topografi lokal dan adanya embun.
Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:
» Karbon monoksida (CO)
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan
kendaraan bermotor.
» Nitrogen dioksida (NO2)
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik,
pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
» Sulfur dioksida (SO2)
Table 2.1 Angka dan Kategori Index Standar Pencemar Udara (ISPU) dan
Dampak Kesehatan Indeks Kategori Dampak Kesehatan
Pada modul sensor MQ-135 terdapat 2 buah LED indikator yaitu LED
indikator merah dan LED indikator hijau. Pada saat power-up, LED merah akan
berkedip sesuai dengan alamat I2C modul. Jika alamat I2C adalah 0xE0 maka
LED indikator akan berkedip 1 kali. Jika alamat I2C adalah 0xE2 maka LED
indikator akan berkedip 2 kali. Jika alamat I2C adalah 0xE4 maka LED
indikator akan berkedip 3 kali dan demikian seterusnya sampai alamat I2C
0xEE maka LED indikator akan berkedip 8 kali.
Pada saat power-up, LED hijau akan berkedip dengan cepat sampai
kondisi pemanasan sensor dan hasil pembacaan sensor adalah stabil. Waktu
yang diperlukan untuk mencapai kondisi stabil berbeda-beda untuk tiap sensor
yang digunakan tergantung pada kecepatan respon sensor dan kondisi heater
pada sensor. Jika kondisi sensor stabil sudah tercapai, maka LED hijau akan
menyala tanpa berkedip. Pada kondisi operasi normal (setelah kondisi power-
up), LED merah akan menyala atau padam sesuai dengan hasil pembacaan
sensor stabil, LED hijau akan tetap menyala dan hanya berkedip pelan (tiap 1
detik) jika ada perubahan konsentrasi gas.
Ada 2 mode operasi yang dapat tersedia, yaitu mode operasi Hysterisis:
1. Jika nilai sensor hasil konversi ADC lebih kecil dari pada batas bawah, maka
pin output akan Off (Transistor Open Collector berada pada keadaan Cut-off
dan LED indikator merah tidak menyala).
2. Jika nilai sensor hasil konversi ADC lebih besar dari pada batas atas, maka
pin output akan On (Transistor Open Collector berada pada keadaan Saturasi
dan LED indikator merah menyala).
3. Jika nilai sensor hasil konversi ADC sama dengan atau berada di antara batas
atas dan batas bawah, maka logika pin output tidak berubah (jika sebelumnya
Off, maka akan tetap Off atau jika sebelumnya On akan tetap On).
2.3. Arduino
Arduino Pro Mini dapat didukung dengan kabel FTDI atau board breakout
terhubung ke nya enam pin header, atau dengan tegangan 3.3V atau 5V
(tergantung pada model) pada pin Vcc. Ada tegangan regulator di papan
sehingga dapat menerima tegangan sampai 12VDC. Jika Anda memasuk listrik
Papan Arduino Uno dapat mengambil daya dari USB port pada komputer
dengan menggunakan USB charger atau dapat pula mengambil daya dengan
menggunakan suatu AC adapter dengan tegangan 9 volt. Jika tidak terdapat
power supply yang melalui AC adapter, maka papan Arduino akan mengambil
daya dari USB port. Tetapi apabila diberikan daya melalui AC adapter secara
bersamaan dengan USB port maka papan Arduino akan mengambil daya
melalui AC adapter secara otomatis.
Dari gambar diatas dapat dijelaskan fungsi dari setiap kaki pada LCD, sebagai
berikut :
1. Kaki 1 (GND)
Kaki ini dihubungkan dengan tegangan 0 Volt (ground)
2. Kaki 2 (VCC)
Kaki ini dihubungkan dengan tegangan +5 Volt yang merupakan
tegangan untuk sumber daya dari mikrokontroler.
3. Kaki 3 (VEE)
Tegangan pengatur kontras LCD, kaki ini terhubung pada V5. Kontras
mencapai nilai maksimum pada saat kondisi kaki ini pada tegangan 0
Volt.
4. Kaki 4 (RS)
Register select, kaki pemilih register yang akan diakses. Untuk akses
ke register data, logika dari kaki ini adalah 1 dan untuk akses ke
register perintah, logika dari kaki ini adalah 0.
Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah “0”. Bus data terdiri
dari 4-bit atau 8-bit. Jika jalur data 4-bit maka yang digunakan ialah DB4
sampai DB7. Sebagaimana terlihat pada tabel diskripsi, interface LCD
merupakan sebuah paralel bus, dimana hal ini sangat memudahkan dan sangat
cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang
ditampilkan sepanjang 8-bit dikirim ke LCD secara 4-bit atau 8-bit pada satu
waktu.
Jika mode 4-bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk
membuat sepenuhnya 8-bit (pertama dikirim 4-bit MSB lalu 4-bit LSB dengan
PERANCANGAN ALAT
2 VCC +5V
4 RS Register select
0 = Instruction Resister
1 = Data Register
Penjelasan Flowchart:
1. Inisialisasi sensor (sensor warp-up)
Pada saat power on maka rangkaian akan berada dalam kondisi wam-
up dengan waktu kurang lebih 3-5 menit untuk menyetabilkan
tegangan dan kondisi sensor.
2. Mode sensitivitas tinggi (intitial high-sensitive operation)
Rangkaian bekerja dengan sensitivitas yang lebih tinggi dari keadaan
normalnya selama kurang lebih 3 menit setelah periode warm-up dan
sensor lebih peka.
3. Operasi normal (normal operation)
Dalam keadaan ini sistem bekerja normal. Jika terdeteksi adanya
polusi maka sistem akaan mengeluarkan sinyal yang diterjemahkan ke
dalam nyala LED. Mikroprosesor terus memantau perubahan dari
sensor gas dan perubahan pada tombol-tombol pilihan mode.
Mikroprosesor akan memproses lebih lanjut input tegangan yang
didapat sensor dan kemudian akan memutuskan apakah kondisi udara
saat ini bersih atau terpolusi. Tampilan LED menunjukkan tingkat
polusi udara saat ini.
4. Indikator LED
BAB IV
Rata-rata keseluruhan
= 6585,6 %
float concentration(float x) {
const float A[] = {
2.71494E+02, -3.10999E+02, 6.85051E+02, -3.47587E+02, 7.47499E+01
};
result = A[0]*x+A[1]*B[0]+A[2]*B[1]+A[3]*B[2]+A[4]*B[3];
return result;
}
char messages[5][16] = {
"Heating sensor", "64 seconds", "Autozero", "Ready!", "ppm"};
int L;
float x;
float x0[5];
float x_initial;
void setup() {
lcd.begin(16,2);
Serial.begin(9600);
lcd.clear();
text_screen(messages[0], 0, 0);
text_screen(messages[1], 0, 1);
delay(2000);
lcd.setCursor(i, 1);
lcd.write(62);
delay(1000);
lcd.clear();
text_screen(messages[2], 0, 0);
delay(1000);
delay(2000);
}
x_initial = (x0[0]+x0[1]+x0[2]+x0[3]+x0[4])/5.0; // Autozero. Average of 5
initial measures.
lcd.clear();
text_screen(messages[3], 0, 0);
delay(2000);
void loop() {
x = analogRead(analogPin);
Serial.println(x);
if(x<0)
x = 0;
x = concentration(x);
delayMicroseconds(100);
char buffer[10];
lcd.clear();
/*
LiquidCrystal Library - Hello World
The circuit:
* LCD RS pin to digital pin 12
* LCD Enable pin to digital pin 11
* LCD D4 pin to digital pin 5
* LCD D5 pin to digital pin 4
* LCD D6 pin to digital pin 3
* LCD D7 pin to digital pin 2
* LCD R/W pin to ground
* LCD VSS pin to ground
* LCD VCC pin to 5V
http://www.arduino.cc/en/Tutorial/LiquidCrystal
*/
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("TUGAS AKHIR2");
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("METROLOGI 2014");
delay(2000);
lcd.clear();
void loop() {
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("KUALITAS UDARA");
else
{
digitalWrite(BUZZER,LOW);
digitalWrite(LED,LOW);
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Aman");
analogWrite(BUZZER,0);
Serial.println(" AMAN");
}
delay(200);
lcd.clear();
5.1 Kesimpulan
Dari uraian teori dan pengujian yang telah dilakukan, maka dengan ini
dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Sistem memerlukan tegangan yang stabil. Sehingga harus
membutuhkan waktu yang reltif lebih lama untuk mencapai kesalahan.
2. Sensor ini hanya dapat mendeteksi perubahan kualitas udara
pencemaran udara
3. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka rata-rata
kesalahan alat tersebut 6585,6 %.
5.2 Saran
Agfianto Eko Putra, Teknik antar muka komputer : konsep & aplikasi, Penerbit
Graha Ilmu, Yogyakarta, 2002
Charles L. Philips, Royce D. Harbor, Sistem Kontrol, Penerbit PT Prenhallindo,
Jakarta,
Arisman, Dr., MB, Gizi dalam daur kehidupan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, DEPKES, 1996
Suhata, ST, VB Sebagai Pusat Kendali Peralatan Elektronik, Penerbit Elex
Media Komputindo, Jakarta, 2005
Arduino-pengenalan.pdf
Data Sheet LCD.pdf
Data Sheet MQ-135.pdf