Anda di halaman 1dari 62

IMPLEMENTASI PENGUKUR SUHU TUBUH MENGGUNAKAN

SENSOR MLX90614 PADA ARDUINO UNO

SKRIPSI

Disusun Oleh
NUR RAHMAN
15421024

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
2019
IMPLEMENTASI PENGUKUR SUHU TUBUH MENGGUNAKAN
SENSOR MLX90614 PADA ARDUINO UNO

SKRIPSI

(Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Memenuhi Gelar Kesarjanaan


Strata-1 (S-1) pada Program Studi Informatika, Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Bandar Lampung)

Disusun Oleh
NUR RAHMAN
15421024

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penulisan Ilmiah : IMPLEMENTASI PENGUKUR SUHU


TUBUH MENGGUNAKAN SENSOR
MLX90614 PADA ARDUINO UNO
Nama Mahasiswa : Nur Rahman
No. Pokok Mahasiswa : 15421024
Program Studi : Informatika
Fakultas : Ilmu Komputer

Bandar Lampung, 20 Januari 2019


MENGESAHKAN

Dosen Pembimbing, Ketua Program Studi,


Informatika,

Arnes Yuli Vandika, S.Kom., M.Kom. Marzuki, S.Kom., M.Kom

iii
MENGESAHKAN

Tim Penguji : Tanda Tangan

Ketua : Arnes Yuli Vandika, S.Kom., M.Kom ………………

Penguji Utama : Ahmad Cucus, S.Kom., M.Kom ………………

Penguji : Taqwan Thamrin, ST., M.Sc. ………………

Sekretaris : Wiwin Susanty, S.Kom., M.Kom. ………………

MENGETAHUI
Dekan Fakultas Ilmu Komputer,

Ahmad Cucus, S.Kom., M.Kom.

Tanggal Lulus Seminar: 20 Februari 2019

iv
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PENGUKUR SUHU TUBUH MENGGUNAKAN
SENSOR MLX90614 PADA ARDUINO UNO

Oleh
Nur Rahman
15421024
Suhu Tubuh Manusia adalah salah satu dari tanda tanda vital yang sangat penting
perlu diketahui. Pengukuran dari tanda tanda vital memberikan informasi yang
berharga, terutama pada status kesehatan. Suhu tubuh menentukan bahwa tubuh
manusia sehat atau tidak. Karena fluktuasi suhu pada lingkungan, suhu tubuh normal
yang dapat diterima berkisar dari 36oC sampai 38oC. Lokasi pengukuran
mempengaruhi besaran suhu tubuh namun tetap berada pada kisaran suhu tubuh normal
meskipun hasilnya bervariasi. Termometer yang diproduksi dan telah banyak
digunakan oleh masyarakat sekarang tetapi pada umumnya hanya dirancang untuk
orang yang memiliki kondisi fisik normal saja, terutama dalam kemampuan melihat.
Untuk manusia yang memiliki kondisi tubuh yang tidak normal, misalnya buta dan
cacat fisik lain, masih jarang diproduksi. Sensor MLX90614 pada Arduino Uno
membantu meringankan untuk memantau berapa ukuran suhu tubuh. Sensor
MLX90614 adalah termometer Infra Red untuk pengukuran suhu non-kontak. Berkat
penguat noise rendah, ADC 17-bit, dan unit DSP yang kuat, akurasi dan resolusi
termometer yang tinggi tercapai. Termometer dilengkapi dengan kalibrasi pabrik
dengan PWM digital dan output SMBus (System Management Bus). Sebagai standar,
10-bit PWM dikonfigurasikan untuk terus mentransmisikan suhu yang diukur dalam
kisaran -20… 120°C, dengan resolusi output 0,14°C.

Kata Kunci: Suhu, Sensor MLX90614, Termometer, Arduino Uno

v
ABSTRACT
IMPLEMENTASI PENGUKUR SUHU TUBUH MENGGUNAKAN
SENSOR MLX90614 PADA ARDUINO UNO

Oleh
Nur Rahman
15421024
The Temperature of the Human Body is one of the vital signs that is very important
to know. Measurements of vital signs provide valuable information, especially on
health status. Body temperature determines that the human body is healthy or not. Due
to temperature fluctuations in the environment, acceptable normal body temperatures
range from 36oC to 38oC. The measurement location affects the amount of body
temperature but remains in the range of normal body temperature even though the
results vary. Thermometers that are produced and have been widely used by people
now but are generally only designed for people who have normal physical conditions,
especially in their ability to see. For humans who have abnormal body conditions, such
as blindness and other physical disabilities, it is still rarely produced. The MLX90614
sensor on Arduino Uno helps alleviate the size of your body temperature. The
MLX90614 sensor is an Infra Red thermometer for non-contact temperature
measurements. Thanks to a low noise amplifier, a 17-bit ADC, and a strong DSP unit,
high thermometer accuracy and resolution is achieved. The thermometer is equipped
with factory calibration with digital PWM and SMBus output (System Management
Bus). As a standard, a 10-bit PWM is configured to continuously transmit measured
temperatures in the range of -20 ... 120 ° C, with an output resolution of 0.14 ° C.

Keywords: Temperature, MLX90614 Sensor, Thermometer, Arduino Uno

vi
RIWAYAT HIDUP
Nur Rahman, Lahir pada tanggal 26 Februari 1995 di Sragen, Provinsi Jawa
Tengah. Penulis merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara, dari pasangan Bapak Slamet
Prawira dan Ibu Ratna Suciati. Penulis masuk Pendidikan formal di SD Negeri 1
Dayamurni tahun 2001 dan lulus pada tahun 2008, melanjutkan ke SMP Negeri 1
Tumijajar pada tahun 2008 dan lulus pada tahun 2011, dan melanjutkan ke SMK Negeri
1 Tulang Bawang Tengah pada tahun 2011 dan lulus pada tahun 2014 di jurusan Teknik
Komputer dan Jaringan, lalu melanjutkan pada Perguruan Tinggi di Universitas Bandar
Lampung pada tahun 2015 untuk menempuh jenjang Strata Satu pada Program Studi
Informatika.

vii
MOTTO

“Yakin akan hasil yang tidak akan menghianati usaha karena banyak pihak yang
terlibat dalam usaha tersebut, maka jalan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan,
akan hadir”.

Nur Rahman

“Salah Satu Hal Yang Terbaik Adalah Melihat Senyuman Di Wajah Orang Tuamu,
Dan Menyadari Bahwa Kamulah Alasan Mereka Tersenyum”.

Kata – Kata Mutiara

viii
PERSEMBAHAN

Dalam penelitian Skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian Skripsi dengan sebaik-baiknya. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan rasa syukur dan terima kasih dipersembahkan dari
penelitian Skripsi ini kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, dengan Rahmat dan Hidayah-Nya telah membuat penulis
mampu menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

2. Kedua orang tua, dan keluarga yang selalu mendukung baik secara moril dan
materil serta memberikan semangat maupun motivasi sehingga dapat
menyelesaikan Skripsi dengan tepat waktu dan sebaik-baiknya.
3. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung, yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan Skripsi ini.
4. Seluruh teman-teman yang menempuh studi di Fakultas Ilmu Komputer,
Informatika 2015, Universitas Bandar Lampung.
5. Squad Kosan Trio yang selalu menemani peneliti menempuh hari demi hari
menyelesaikan Skripsi ini.
6. Oktaliana Calon S.Kep, yang selalu memberi semangat pada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

ix
KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan kasih-Nya, serta junjungan nabi Muhammad SAW yang dinanti
syafaat nya kelak, dan semangat berbakti kepada orang tua yang menanti kesuksesan
peneliti. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Implementasi
Pengukur Suhu Tubuh Menggunakan Sensor MLX90614 pada Arduino Uno”.

Peneliti sadar akan keberhasilan Skripsi ini dengan baik tidak lain adanya
bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti secara khusus menyampaikan banyak terimakasih kepada:

1. Ibu Hj. Sri Hayati Barusman. Selaku Ketua Pembina Yayasan Administrasi
Universitas Bandar Lampung.
2. Bapak Dr. Ir. H. Yusuf Sulfarano Barusman, MBA. Selaku Rektor Universitas
Bandar Lampung.
3. Bapak Dr. Andala Rama Putra Barusman, SE., MA.Ec., Selaku Direktur Eksekutif
Yayasan Universitas Bandar Lampung.
4. Bapak Ahmad Cucus, S.Kom., M.Kom., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Bandar Lampung.
5. Bapak Marzuki S.Kom., M.Kom., Selaku Ketua Program Studi Informatika
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung.
6. Bapak Taqwan Thamrin, ST., M.Sc., selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung.
7. Bapak Arnes Yuli Vandika, S.Kom., M.Kom., Selaku Pembimbing Akademik.
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Bandar Lampung.
9. Teman-teman seangkatan yang menempuh studi bersama di Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Bandar Lampung.

x
Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan memiliki sumbangsih bagi kemajuan
ilmu pengetahuan. Peneliti menyadari bahwa penulisan yang dilakukan ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, peneliti sangat berharap saran dan kritik oleh
berbagai pihak demi perbaikan Skripsi ini. Kritik dan saran, peneliti menyampaikan
terimakasih.

Penutup kata, peneliti sangat mengharapkan apa yang ada di Skripsi ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Bandar Lampung, 18 Februari 2018

Nur Rahman

xi
DAFTAR ISI
COVER

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................................. v

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. vii

MOTTO .................................................................................................................. viii

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvi

I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.4 Batasan Masalah ................................................................................................ 3
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
1.5.1 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
1.5.2 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3
1.6 Kerangka Pemikiran ........................................................................................... 4
1.7 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 5
II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ........................................... 6
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 6

xii
2.2 Landasan Teori .................................................................................................. 9
2.2.1 Arduino ...................................................................................................... 9
2.2.2 Suhu ......................................................................................................... 14
2.2.3 Sensor MLX90614 ................................................................................... 15
2.2.4 Modul Wireless ESP8266 ........................................................................ 17
2.2.5 Metodologi Penulisan .............................................................................. 20
2.2.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 21
III METODE PENELITIAN .................................................................................. 22
3.1 Objek Penulisan ................................................................................................ 22
3.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 22
3.3 Rancangan Penelitian ..................................................................................... 22
3.4 Analisa Kebutuhan Perangkat ......................................................................... 23
3.4.1 Analisa Perangkat Lunak (Software) ........................................................ 23
3.4.2 Analisa Perangkat Keras (Hardware) ....................................................... 23
3.5 Analisis Kebutuhan Fungsional ....................................................................... 24
3.6 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional .............................................................. 24
3.7 Analisis Pengguna ........................................................................................... 24
3.8 Alur Kerja ........................................................................................................ 25
3.9 Diagram Blok .................................................................................................. 26
3.10 Flowchart ....................................................................................................... 27
3.11 Rancangan Proses Aplikasi ............................................................................ 28
3.12 Rancangan Interface/Antarmuka ................................................................... 30
3.13 Pengujian dan Implementasi ......................................................................... 31
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 32
4.1 Pembahasan ...................................................................................................... 32
4.1.1 Rangkaian Alat ......................................................................................... 32
4.1.2 Interface Pengguna ................................................................................... 33

xiii
4.2 Hasil.................................................................................................................. 39
4.2.1 Pengujian Black Box ................................................................................ 39
4.2.2 Pengujian White Box ................................................................................ 41
4.2.3 Pengujian Pada Subjek ............................................................................. 41
V KESIMPULAN ...................................................................................................... 43
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 43
5.2 Saran ................................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL
Table 2.2 Perintah AT Command ............................................................................... 20

Table 4.1 Pengujian Blackbox Home.......................................................................... 38

Table 4.2 Pengujian Blackbox History ....................................................................... 39

Table 4.3 Pengujian Blackbox Setting ........................................................................ 39

Table 4.4 Pengujian Blackbox Detail Pengecekan ..................................................... 39

Table 4.5 Pengujian Blackbox Aksi Pengecekan ........................................................ 40

Table 4.6 Standar Suhu ............................................................................................... 40

Table 4.7 Perbandingan Hasil Uji alat Termometer dari Sensor MLX90614 .............. 41

Table 4.8 Perbandingan Status Kondisi Suhu Tubuh ................................................. 41

xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 4

Gambar 2.1 Arduino USB (Arduino Uno) .................................................................. 10

Gambar 2.2 Arduino Serial ......................................................................................... 11

Gambar 2.3 Arduino Mega ......................................................................................... 11

Gambar 2.4 Arduino Fio ............................................................................................. 12

Gambar 2.5 Arduino Lilypad ...................................................................................... 12

Gambar 2.6 Arduino BT ............................................................................................. 13

Gambar 2.7 Arduino Mini/Nano ................................................................................. 13

Gambar 2.8 Sensor MLX90614 ................................................................................... 15

Gambar 2.9 Modul ESP 8266 ..................................................................................... 18

Gambar 2.10 Diagram Blok Modul ESP 8266............................................................ 19

Gambar 3.1 Perancangan Penelitian ........................................................................... 22

Gambar 3.2 Alur Kerja Alat Ukur Suhu Tubuh dengan Sensor MLX90614 .............. 25

Gambar 3.3 Diagram Blok Keseluruhan ..................................................................... 26

Gambar 3.4 Proses pada Sensor MLX90614 ............................................................... 27

Gambar 3.5 Use Case Diagram Pengguna .................................................................. 28

Gambar 3.5 Sequence Diagram Mobile App .............................................................. 28

Gambar 3.6 Class Diagram Mobile App ..................................................................... 29

Gambar 3.7 Interface Home App ................................................................................ 30

Gambar 3.9 Interface Detail App ................................................................................ 31

xvi
Gambar 4.1 Rangkaian Sensor MLX90614 pada Arduino Uno .................................. 32

Gambar 4.2 Source Code pada Arduino IDE .............................................................. 33

Gambar 4.3 Halaman Home/Beranda ......................................................................... 34

Gambar 4.4 Halaman History ..................................................................................... 35

Gambar 4.5 Halaman Setting ...................................................................................... 36

Gambar 4.6 Halaman Detail Pengecekan.................................................................... 37

Gambar 4.7 Halaman Aksi Pengecekan ...................................................................... 38

Gambar 4.8 Halaman Sambung Alat .......................................................................... 38

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran tanda-tanda vital memberikan informasi yang berharga terutama


mengenai status kesehatan pasien secara umum. Tanda-tanda vital meliputi
(temperatur/suhu tubuh, denyut nadi, laju pernapasan/respirasi, dan tekanan darah).
Pengukuran ini harus dibandingkan dengan rentang normal sesuai usia pasien dan hasil
pengukuran sebelumnya, jika ada.

Kondisi kesehatan tubuh manusia ditentukan awal menggunakan tanda vital dalam
sistem tubuh pada manusia. Tanda vital perlu di kontrol dalam waktu tertentu agar
dapat mengetahui apakah kondisi tubuh normal atau tidak. Salah satu dari tanda vital
pada sistem tubuh manusia yang menentukan bahwa tubuh manusia sehat atau tidak
nya adalah suhu tubuh, dengan suhu tubuh manusia yang berlebih atau berkurang dari
normal dapat mengganggu kondisi kesehatan tubuh manusia.

Suhu merupakan gambaran hasil metabolisme tubuh. Termogenesis (produksi


panas tubuh) dan termolisis (panas yang hilang) secara normal diatur oleh pusat
thermoregulatory hipothalamus. Jadi selisih antara panas yang diproduksi dan
pengeluaran panas tubuh merupakan suhu tubuh, karena suhu tubuh merupakan
pencerminan dari panas tubuh. Dalam kondisi tubuh yang melakukan aktifitas fisik
berat, mekanisme kontrol suhu manusia tetap menjaga suhu inti atau suhu jaringan
dalam relatif konstan, meskipun suhu luar berfluktuasi namun suhu tubuh tetap
bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.
Karena fluktuasi suhu pada lingkungan, suhu tubuh normal yang dapat diterima
berkisar dari 36oC sampai 38oC. Lokasi pengukuran mempengaruhi besaran suhu tubuh
namun tetap berada pada kisaran suhu tubuh normal meskipun hasilnya bervariasi.
Pengecekan suhu tubuh memerlukan adanya bantuan alat, pada praktiknya alat
pengukur suhu tubuh dinamakan Termometer yang mempunyai parameter yang telah
di tentukan. Termometer yang diproduksi dan telah banyak digunakan oleh masyarakat
sekarang tetapi pada umumnya hanya dirancang untuk orang yang memiliki kondisi
fisik normal saja, terutama dalam kemampuan melihat. Untuk manusia yang memiliki
kondisi tubuh yang tidak normal, misalnya buta dan cacat fisik lain, masih jarang
diproduksi.

Teknologi aplikasi berbasis android mempunyai pangsa pasar yang besar,


sehingga dengan adanya pengembangan pada alat pengukuran suhu tubuh atau
termometer pada aplikasi android untuk memantau berapa ukuran suhu tubuh
pengguna aplikasi dengan bantuan alat berupa sensor MLX90614 pada Arduino Uno
mampu meringankan tugas sesorang.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengadakan penelitian dalam


penyusunan Skripsi yang berjudul “Implementasi Pengukur Suhu Tubuh
Menggunakan Sensor MLX90614 pada Arduino Uno”.
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka penulis merancang alat
ukur dalam perkembangan nya menggunakan mesin ke mesin yang memungkinkan
bahwa dua sistem nirkabel dan kabel untuk berkomunikasi dengan perangkat lain,
dengan koneksi yang tertanam di dalam infrastruktur internet yang ada. Dalam hal ini
perangkat sensor MLX90614 yang tertanam pada Arduino Uno dapat mengirim data ke
Android berupa hasil pengukuran.

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dari identifikasi masalah yang telah di temukan penulis, maka penulis dapat
merumuskan masalah meliputi yaitu Bagaimana merancang alat ukur suhu tubuh
manusia atau termometer menggunakan sensor MLX90614 dengan hasil yang tepat dan
terintegrasi melalui Arduino Uno ke aplikasi Android?

2
1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah untuk rumusan masalah yang telah di tentukan:

a. Mengukur suhu tubuh manusia dan menampilkan hasil pengukuran ke android.


b. Mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino Uno.
c. Nirkabel yang digunakan adalah WiFi ESP8266.
d. Sensor yang di gunakan adalah Sensor MLX90614.
e. Membandingkan hasil pengukuran dari sensor MLX90614 dengan termometer
digital agar mendapat hasil yang tepat.
1.5 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengefisiensikan dalam mengukur suhu tubuh
manusia berbasis Android dengan terintegrasi Arduino menggunakan sensor
MLX90614 yang mampu mengukur dengan tepat untuk pengguna awam dalam
pengukuran Tanda Tanda Vital.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Dengan alat ukur suhu tubuh manusia yang berbasis Android dan Arduino
mampu menjadi acuan dalam efisiensi pada teknologi di bidang kesehatan
dalam peningkatan pelayanan di kalangan masyarakat.
b. Diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengetahui normal atau
tidaknya suhu tubuh manusia menggunakan termometer yang menggunakan
sensor MLX90614.

3
1.6 Kerangka Pemikiran

Problem
Perlunya alat ukur suhu tubuh digital tanpa sentuhan secara langsung

Approach
Sensor MLX90614

Development
Arduino Android

Implementation
Pendeteksian Suhu Tubuh Manusia Menggunakan Sensor MLX90614 Pada Arduino Uno
berbasis Android

Result
Aplikasi monitoring kesehatan tubuh manusia berbasis android

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

4
1.7 Sistematika Penulisan

Pada penulisan Skripsi ini terdiri dari beberapa bab dan diuraikan secara singkat
ke dalam sistematika penulisan yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Didalam Bab I penulis menguraikan tentang latar belakang, batasan


masalah tujuan penulisan dan permasalahan yang ada.

BAB II LANDASAN TEORI

Di dalam Bab II penulis menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan teori-


teori yang mendasari dalam penulisan Skripsi ini dan dipakai sebagai pedoman
bagi penulis dalam penyusunan Skripsi.

BAB III METODE PENULISAN

Pada Bab III berisi tentang metode-metode yang digunakan dalam


perancangan untuk penyusunan Skripsi ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini merupakan penjelasan tentang hasil dan analisis data
penulisan pada pengukuran suhu menggunakan Senson MLX90614.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab V ini merupakan bab terakhir dalam Skripsi ini yang berisikan
uraian tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Untuk mendukung penulisan dari penulis, maka penulis menyertakan hasil
penulisan yang telah dilakukan:
a. Desain dan Pengembangan Digital Proximity Type IR Thermometer
Berdasarkan Arduino unoR3 Oleh Mahammad Dada Vempali, dkk (2016).
Setiap benda memiliki parameter fisik yang dapat di ukur melalui suhu. Di bidang
medis pengukuran suhu tubuh pasien yang terinfeksi atau terbakar parah tidak
aman untuk diukur suhu tubuh dengan kontak secara langsung. Oleh karena itu,
dalam desain kami thermometer inframerah diadopsi untuk memudahkan
pengukuran suhu secara langsung dan mudah, kemudian dikonversi untuk
memenuhi persyaratan desain. Sensor MLX90614 memiliki karakteristik termasuk
rangkaian sederhana, ukuran lebih kecil, aplikasi yang lebih luas dan lebih
ekonomis. Suhu di tempat ditransmisikan secara langsung oleh mode digital, yang
sangat meningkatkan system anti-jamming. Ini cocok untuk pengukuran suhu di
tempat di lingkungan yang keras seperti: kontrol lingkungan, kontrol peralatan
atau proses, bahan habis pakai elektronik yang membutuhkan pengukuran suhu
tipe proximity. Termometer tipe inframerah lebih menguntungkan di sisi aplikasi
terutama di bidang medis.
b. Perancangan Termometer Digital Tanpa Sentuhan Design Of Digital
Thermometer Without Touch Oleh Jecson Steven Daniel Zebua dkk (2016).
Suhu adalah energi rata-rata dari gerak molekular di dalam zat. Indra peraba dapat
merasakan panas suatu benda, namun tak dapat memberikan nilai dari panas
tersebut. Tetapi dengan perkembangan tercipta teknologi untuk mengukur nilai
suhu tubuh yang valid yaitu termometer. Pemeriksaan suhu tubuh dilakukan untuk
mengetahui kondisi metabolisme di dalam tubuh, jika suhu tidak normal maka
perlu dilakukan pengecekan medis agar dapat diketahui tindakan selanjutnya. Pada
awal nya pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer analog berupa air
raksa, yang sering di jumpai di rumah, rumah sakit, puskesmas karena pemakain
nya yang mudah. Kelemahan yang ada pada termometer analog tersebut kini telah
dikembangkan termometer inframerah yang lebih akurat dengan waktu yang
singkat. Perancangan termometer tanpa harus bersentuhan dengan pemakai
menggunakan sensor MLX90614 yang terhubung ke mikrokontroler dan lcs
sebagai output tampilan. Prinsip kerja termometer dari sensor inframerah
mendeteksi suhu dengan memancarkan sinar inframerah terhadap objek yang di
tuju dan menghasilkan output berupa sinyal analog, yang kemudian data di olah
oleh Arduino berupa Celcius dan di tampilkan pada LCD. Pada pengujian
perancangan di dapat sampel suhu tubuh yang dibandingkan dengan inframerah
analog, dengan jarak pengujian pada 10 cm, 15cm dan 20 cm. Dari beberapa
sampel pengujian diketahui bahwa tempat pengukuran sangat berpengaruh pada
proses pendeteksian sensor inframerah terhadap suhu badan, terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi gangguan tersebut adalah pendingin ruangan (AC),
sinyal radio (ruang terbuka), dan kelembapan (dalam ruangan). Presisi dan Akurasi
pengukuran memiliki perbedaan hasil pada jarak.
c. Rancang Bangun Alat Pengukur Suhu Tubuh Manusia Dengan Non-
Contact Thermometer Oleh Gusti Arya Dinata (2017). Panas dan suhu adalah
dua hal yang berbeda. Suhu tubuh merupakan salah satu tanda vital yang
mempunyai arti sebagai indikasi adanya kegiatan organ di dalam tubuh.
Pemeriksaan tanda vital adalah suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan
sistem tubuh. Penularan lewat media alat kesehatan yang langsung digunakan para
perawat yang melakukan pemeriksaan suhu tubuh pasien sangat mungkin terjadi,
karena setiap pasien tidak mendapatkan termometer secara individual, sehingga
dikhawatirkan bakteri dari satu pasien akan menyebar ke pasien lainnya melalui

7
thermometer. Pengujian dilakukan dengan jarak yang berbeda, usia yang berbeda,
pada lengan dan pada air. Presisi menggambarkan keseragaman dan pengulangan
pada pengukuran. Presisi merupakan derajat keunggulan, pada performa dari suatu
operasi atau teknik yang digunakan untuk mendapatkan hasil. Presisi mengukur
tingkat yang mana hasilnya mendekati satu sama lain, yaitu ketika pengukuran
berkerumun bersama-sama. Oleh karena itu, semakin tinggi level presisi semakin
kecil variasi antar pengukuran. Contohnya presisi adalah ketika satu titik yang
sama ditembak, lagi dan lagi, yang mana titik yang tepat bukan hal yang penting.
Sedangkan akurasi, dimaksudkan derajat pemenuhan terhadap pengukuran
standar, yaitu yang mana menjangkau pengukuran aktual mendekati ukuran
standar (tepat sasaran). Akurasi mengukur ketepatan dan kemiripan hasil pada
waktu yang sama dengan membandingkannya terhadap nilai absolut. Oleh karena
itu, semakin mendekati ukurannya, semakin tinggi level akurasi. Hal itu tergantung
secara utama pada caranya data dikumpulkan.
d. Pengembangan Termometer Inframerah Non-kontak Oleh Jing Zhang
(2017). Suhu tubuh adalah indicator kehidupan yang paling mendasar dan vital.
Mengukur suhu tubuh merupakan peran penting dalam perawatan sehari-hari,
namun dalam menghadapi masa modern seperti saat ini, kekurangan di termometer
tradisional pada waktu pengukuran yang lama dan perlunya kontak dengan tubuh
manusia. Dengan pemanfaatan teknologi inframerah yang memiliki keamanan dan
kecepatan pembacaan pada suhu tubuh, terutama didasarkan pada prinsip radiasi
benda hitam untuk mengukur panjang gelombang radiasi inframerah tubuh
manusia. Pengukuran suhu tubuh, sensor inframerah yang digunakan hanya untuk
menyerap radiasi inframerah tubuh manusia tanpa emisi apa pun, yang
menggunakan metode pengukuran non-kontak pasif dan secara efektif dapat
mencegah infeksi silang dari tubuh manusia, itu aman dan nyaman, sehingga
termometer inframerah tidak menyebabkan kerusakan pada tubuh manusia. Prinsip
kerja inframerah sensor MLX90614 adalah mengubah sinyal radiasi infra merah
yang dikumpulkan dari benda dan benda menjadi sinyal listrik, mengirim sinyal

8
listrik menjadi konverter setelah pemrosesan amplifikasi suara oleh amplifier,
kemudian sinyal listrik diubah menjadi sinyal digital dan menyimpan sinyal yang
diproses ke dalam memori internal, akhirnya mengirim sinyal ke sistem kontrol
SCM untuk diproses lebih lanjut. Setelah perbandingan, melalui tes suhu pada
bagian tubuh yang berbeda yang diukur dengan termometer inframerah dan
termometer raksa, kita dapat melihat bahwa hasil termometer inframerah sedikit
berbeda dengan termometer raksa dan nilai suhu berbagai bagian tubuh juga
berbeda. Suhu oral umum dekat dengan suhu tubuh tetapi termometer air raksa
tidak nyaman untuk mengukur suhu telinga, dahi dan suhu eksternal lainnya. Pada
saat yang sama, dalam proses pengujian, ada perbedaan suhu dalam pengukuran
termometer inframerah, sehingga disarankan untuk menggunakan beberapa
pengukuran dalam penggunaan khusus dan untuk mengambil nilai rata-rata,
termometer inframerah umumnya digunakan untuk pengukuran telinga. Pada
penulisan yang di lakukan terdapat gangguan pada sistem yaitu cahaya dan suhu
selain dari tubuh manusia. Serta jarak yang perlu diperhatikan untuk
mengahasilkan nilai yang akurat.

2.2 Tinjauan Studi


2.2.1 Arduino
Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang
bersifat open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata “platform” disini
adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat
pengembangan, tetapi adalah kombinasi dari hardware, bahasa pemprograman dan
Integrated Developmen Environtment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah
software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode
biner dan meng-upload ke dalam memory microcontroller. Ada banyak projek dan
alat–alat yang dikembangkan oleh akademisi dan profesional dengan menggunakan
Arduino, selain itu juga ada banyak modul-modul pendukung (sensor, tampilan,
penggerak dan sebagainya) yang dibuat oleh pihak lain untuk bisa disambungkan

9
dengan Arduino. Arduino berevolusi menjadi sebuah platform karena ia menjadi
pilihan dan acuan bagi banyak praktisi.

Salah satu yang membuat arduino memikat hati banyak orang adalah karena sifatnya
open source, baik untuk hardware maupun software-nya. Komponen utama didalam
papan Arduino adalah sebuah microcontroller 8bit dengan merk Atmega yang dibuat
oleh perusahaan Atmel Corporation. Berbagai papan Arduino menggunakan tipe
Atmega yang berbeda-beda tergantung dari spesifikasinya, sebagai contoh Arduino
Nano yang lebih kecil ukurannya dan praktis digunakan.

a. Jenis-Jenis Papan Arduino


Saat ini bermacam-macam bentuk papan Arduino yang disesuaikan dengan
peruntukannya seperti diperlihatkan berikut ini:

1. Arduino USB
Menggunakan USB sebagai antar muka pemrograman atau komunikasi
komputer. Contoh Arduino Uno, Arduino Duemilanove, Arduino Diecimia, Arduino
NG Rev.C, Arduino NG (Nouva Generazioner, Arduino Extreme dan Arduino
Extream v2, Arduino USB dan Arduino Usb v2.0).

Gambar 2.1 Arduino USB (Arduino Uno)

10
2. Arduino Serial
Menggunakan RS232 sebagai antar muka pemrograman atau komunikasi
komputer. Contoh nya adalah Arduino serial dan arduino serial v2.0.

Gambar 2.2 Arduino Serial

3. Arduino Mega
Papan arduino dengan spesifikasi yang lebih tinggi, dilengkapi tambahan pin
digital, pin analog, port serial dan sebagainya. Contohnya Arduino mega dan arduino
mega 2560.

Gambar 2.3 Arduino Mega

11
4. Arduino FIO
Arduino Fio ditujukan untuk penggunaan nirkabel. Bentuknya lebih unik,
terutama untuk socketnya. Walau jumlah pin I/O digital dan input analognya sama
dengan uno dan leonardo, tapi Fio memiliki Socket XBee. XBee membuat Fio dapat
dipakai untuk keperluan projek yang berhubungan dengan wireless.

Gambar 2.4 Arduino Fio

5. Arduino Lilypad
Papan dengan bentuk yang melingkat. Contoh: Lilypad Arduino 00, Lilypad
Arduino 01, Lilypad Arduino 02, Lilypad Arduino 03, Lilypad Arduino 04.

Gambar 2.5 Arduino Lilypad

12
6. Arduino BT (bluetooth)
Arduino BT mengandung modu lbluetooth untuk komunikasi nirkabel.

Gambar 2.6 Arduino BT

7. Arduino Minidan Arduino Nano


Papan berbentuk kompak dan digunakan bersama breadboard. Contoh: Arduino
nano 3.0, Arduino nano 2.0, adruino mini 04, Arduino mini 03, arduino stamp 02.

Gambar 2.7 Arduino Mini/Nano

13
2.2.2 Suhu
Untuk menjaga fungsi metabolisme normal, suhu tubuh secara umum diatur
oleh hipotalamus agar selalu berada pada rentang suhu yang sempit. Produksi panas,
yang terjadi sebagai bagian dari metabolism dan ketika berolahraga, diseimbangkan
dengan hilangnya panas terutama melaui penguapan keringat. Rentang suhu tubuh
normal untuk dewasa asalah 36,4-37,2°C (97,5 – 99,0 °F). Suhu tubuh normal dapat
dipengaruhi oleh ritme biologis, hormon-hormon, olahraga dan usia. Fluktuasi
diurnal sekitar 1°C biasa terjadi, dengan suhu terendah pada awal pagi hari dan
tertinggi pada akhir sore hari sampai menjelang malam. Pada wanita, sekresi
progesterone pada saat ovulasi hingga saat menstruasi mengakibatkan peningkatan
suhu tubuh 0,5°C. Olahraga yang sedang sampai berat juga meningkatkan suhu tubuh.
Pada anak-anak, variasi suhu normal lebih lebar karena mekanisme pengaturan
panasnya masih belum matang. Sejalan dengan pertambahan usia, suhu rata-rata
tubuh menurun dari 37,2°C (99,0°F) pada anak-anak menjadi 37°C (98,6°C) pada
dewasa dan menjadi 36°C pada orang lanjut usia. Pengukuran suhu tubuh merupakan
bagian rutin pada hampir semua penilaian klinis, karena dapat menggambarkan
tingkat keparahan penyakit (misalnya, infeksi). Suhu tubuh dapat dicatat dalam
derajat Celcius atau derajat Fahrenheit, dan berikut ini adalah konversi antara
keduanya:
C = 5/9 x (°F – 32)
F = (9/5 x °C) + 32
Sebagai contoh:
37°C = (9/5 x 37) + 32
= 66,6 + 32
= 98,6 °F

14
2.2.3 Sensor MLX90614
MLX90614 adalah termometer Infra Red untuk pengukuran suhu non-kontak.
Baik chip detektor termopile sensitif IR dan ASSP pengkondisian sinyal terintegrasi
dalam kaleng TO-39 yang sama.

Berkat penguat noise rendah, ADC 17-bit, dan unit DSP yang kuat, akurasi dan
resolusi termometer yang tinggi tercapai. Termometer dilengkapi dengan kalibrasi
pabrik dengan PWM digital dan output SMBus (System Management Bus).

Sebagai standar, 10-bit PWM dikonfigurasikan untuk terus mentransmisikan


suhu yang diukur dalam kisaran -20… 120°C, dengan resolusi output 0,14°C.
Pengaturan POR default pabrik adalah SMBus.

Gambar 2.8 Sensor MLX90614

MLX90614 dibangun dari 2 chip yang dikembangkan dan diproduksi oleh


Melexis:

1. Detektor termopile Infra Red MLX81101


2. Pengkondisian sinyal ASSP MLX90302, dirancang khusus untuk memproses
output sensor IR.

Perangkat ini tersedia dalam paket TO-39 standar industri.

Berkat penguat derau rendah, ADC 17bit resolusi tinggi dan unit DSP yang kuat
dari MLX90302 akurasi tinggi dan resolusi termometer tercapai. Objek yang dihitung
dan suhu sekitar tersedia dalam RAM MLX90302 dengan resolusi 0,01°C. Mereka
dapat diakses oleh protokol kompatibel 2 kawat serial SMBus (resolusi 0,02°C) atau
melalui 10-bit PWM (Pulse Width Modulated) output perangkat.

15
MLX90614 adalah pabrik yang dikalibrasi dalam kisaran suhu yang luas: -40
125°C untuk suhu sekitar dan -70… 380°C untuk suhu objek. Nilai yang diukur
adalah suhu rata-rata semua objek di Bidang Tampilan sensor. MLX90614
menawarkan akurasi standar ± 0,5°C di sekitar suhu kamar. Ada versi khusus untuk
aplikasi medis yang menawarkan akurasi ± 0,2°C dalam kisaran suhu terbatas di
sekitar suhu tubuh manusia. Sangat penting bagi perancang aplikasi untuk memahami
bahwa akurasi ini hanya dijamin dan dapat dicapai ketika sensor berada dalam
kesetimbangan termal dan dalam kondisi isotermal (tidak ada perbedaan suhu di
seluruh paket sensor). Keakuratan termometer dapat dipengaruhi oleh perbedaan suhu
dalam paket yang disebabkan oleh penyebab seperti (antara lain): Elektronik panas di
belakang sensor, pemanas / pendingin di belakang atau di samping sensor atau oleh
objek panas / dingin yang sangat dekat dengan sensor yang tidak hanya memanaskan
elemen penginderaan dalam termometer tetapi juga paket termometer. Efek ini sangat
relevan untuk termometer dengan FOV kecil seperti xxC dan xxF karena energi yang
diterima oleh sensor dari objek berkurang. Oleh karena itu, Melexis telah
memperkenalkan versi xCx dari MLX90614. Dalam MLX90614xCx ini, gradien
termal diukur secara internal dan suhu yang diukur dikompensasi untuk mereka.
Dengan cara ini, versi xCx dari MLX90614 jauh kurang sensitif terhadap gradien
termal, tetapi efeknya tidak sepenuhnya dihilangkan. Karena itu penting untuk
menghindari penyebab gradien termal sebanyak mungkin atau untuk melindungi
sensor dari mereka.

Sebagai standar, MLX90614 dikalibrasi untuk emisivitas objek 1. Dapat


dengan mudah disesuaikan oleh pelanggan untuk setiap emisivitas lainnya dalam
kisaran 0,1 ... 1,0 tanpa perlu kalibrasi ulang dengan benda hitam. 10-bit PWM adalah
sebagai standar yang dikonfigurasi untuk mentransmisikan secara terus menerus suhu
objek yang diukur untuk kisaran suhu objek -20… 120 °C dengan resolusi output
0,14°C. PWM dapat dengan mudah disesuaikan untuk hampir semua rentang yang

16
diinginkan oleh pelanggan dengan mengubah konten 2 sel EEPROM. Ini tidak
berpengaruh pada kalibrasi pabrik perangkat.

Pin PWM juga dapat dikonfigurasikan untuk bertindak sebagai relai termal
(input adalah Ke), sehingga memungkinkan implementasi yang mudah dan hemat
biaya dalam aplikasi peringatan termostat atau suhu (beku / mendidih). Ambang batas
suhu adalah yang dapat diprogram pengguna. Dalam sistem SMBus fitur ini dapat
bertindak sebagai interupsi prosesor yang dapat memicu membaca semua budak di
bus dan untuk menentukan kondisi yang tepat.

Termometer tersedia dalam 2 pilihan tegangan suplai: kompatibel 5V atau 3V


(baterai). 5V dapat dengan mudah diadopsi untuk beroperasi dari tegangan suplai
yang lebih tinggi (8…16V, misalnya) dengan menggunakan beberapa komponen
eksternal (lihat bagian "Informasi aplikasi" untuk detail).

Filter optik (gelombang panjang) yang memotong fluks radiasi infra-merah


terlihat dan dekat terintegrasi dalam paket untuk memberikan kekebalan ambient dan
sinar matahari. Pita panjang gelombang dari filter optik ini adalah dari 5,5 hingga
14μm (kecuali untuk perangkat tipe xCH dan xCI yang menggunakan lensa silikon
yang tidak dilapisi).

2.2.4 Modul Wireless Esp8266

Modul ESP8266 adalah sebuah komponen chip terintegrasi yang didesain untuk
keperluan dunia masa kini yang serba tersambung. Chip ini menawarkan solusi
networking Wi-Fi yang lengkap dan menyatu, yang dapat digunakan sebagai
penyedia aplikasi atau untuk memisahkan semua fungsi networking Wi-Fi ke
pemproses aplikasi lainnya. ESP8266 memiliki kemampuan on-board prosesing dan
storage yang memungkinkan chip tersebut untuk diintegrasikan dengan sensor-sensor
atau dengan aplikasi alat tertentu melalui pin input output hanya dengan
pemrograman singkat. Modul komunikasi WiFi dengan IC SoC ESP8266EX Serial-
to-WiFi Communication Module ini merupakan modul WiFi dengan harga ekonomis.

17
Kini Anda dapat menyambungkan rangkaian elektronika Anda ke internet secara
nirkabel karena modul elektronika ini menyediakan akses ke jaringan WiFi secara
transparan dengan mudah melalui interkoneksi serial (UART RX/TX).

Gambar 2.9 Modul ESP 8266


Keunggulan utama modul ini adalah tersedianya mikrokontroler RISC (Tensilica
106µ Diamond Standard Core LX3) dan Flash Memory SPI 4MB Winbond
W2540BVNIG terpadu, dengan demikian Anda dapat langsung menginjeksi kode
program aplikasi langsung ke modul ini.
Fitur SoC ESP8266EX:
a. Mendukung protokol 802.11 b/g/n
b. WiFi Direct (P2P / Point-to-Point), Soft-AP / Access Point
c. TCP/IP Protocol Stackterpadu
d. Mendukung WEP, TKIP, AES, dan WAPI
e. Pengalih T/R, balun, LNA (penguat derau rendah) terpadu
f. Power Amplifier / penguat daya 24 dBm terpadu
g. Sirkuit PLL, pengatur tegangan, dan pengelola daya terpadu
h. Daya keluaran mencapai +19,5 dBm pada moda 802.11b
i. Sensor suhu internal terpadu
j. Mendukung berbagai macam antena
k. Kebocoran arus pada saat non-aktif kurang dari 10µA
l. CPU mikro 32-bit terpadu yang dapat digunakan sebagai pemroses aplikasi
lewat antarmuka iBus, dBus, AHB (untuk akses register), dan JTAG (untuk
debugging)

18
m. Antarmuka SDIO 2.0, SPI, UART
n. STBC, 1x1 MIMO, 2x1 MIMO
o. Agregasi A-MPDU dan A-MSDU dengan guard interval0,4 µs
p. Waktu tunda dari moda tidur hingga transmisi data kurang dari 2 ms
Berikut ini adalah diagram bagian fungsional dari Espressif ESP8266:

Gambar 2.10 Diagram Blok Modul ESP 8266


Modul WiFi ini bekerja dengan catu daya 3,3 volt. Salah satu kelebihan modul ini
adalah kekuatan transmisinya yang dapat mencapai 100 meter, dengan begitu modul
ini memerlukan koneksi arus yang cukup besar (rata-rata 80 mA, mencapai 215 mA
pada CCK 1 MBps, moda transmisi 802.11b dengan daya pancar +19,5 dBm belum
termasuk 100 mA untuk sirkuit pengatur tegangan internal).
Perhatian bagi pengguna Arduino: jangan ambil catu daya dari pin 3v3 Arduino
karena pin tersebut tidak dirancang untuk memasok arus dalam jumlah besar, harap
gunakan catu daya terpisah. Anda dapat menggunakan DC Buck Converter semacam
AMS1117-3.3 untuk mengkonversi tegangan dari catu daya 5 Volt. Untuk
berkomunikasi dengan MCU 5V, gunakan level converter 5V ⇔ 3v3. Untuk
komunikasi, model ini menggunakan koneksi 115200,8N,1 (115.200 bps, 8 data-bit,
no parity, 1stop bit). Esp8266 diperintah menggunakan AT Command. perintah AT
Command dapat dilihat pada table 2.2

19
Table 2.2 Perintah AT Command

Perintah AT Command Keterangan


AT Test AT startup
AT+RST Restart module
AT+GMR View version info
AT+GSLP Enter deep-sleep mode
ATE AT commands echo or not
AT+RESTORE Factory Reset
AT+UART UART configuration
AT+UART_CUR UART current configuration
AT+UART_DEF UART default configuration, save to flash
AT+SLEEP Sleep mode
AT+RFPOWER Set maximum value of RF TX Power
AT+RFVDD Set RF TX Power according to VDD33
2.2.5 Metodologi Penulisan
Metodologi menurut Departemen Pendidikan Nasional (2001:741) ialah ilmu tentang
metode uraian tentang metode. Jadi metodologi penulisan ialah: Ajaran mengenai
metode-metode yang digunakan dalam proses penulisan. Sebagaimana telah
diketahui metodologi penulisan itu memakai persyaratan yang ketat untuk bisa
memberikan penggarisan dan bimbingan yang cermat dan teliti. Syarat-syarat ini
dituntut untuk memperoleh ketepatan, kebenaran, dan pengetahuan yang mempunyai
nilai ilmiah tinggi. Sesuai dengan tujuannya penulisan merupakan usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan melakukan verifikasi terhadap kebenaran suatu
peristiwa atau suatu pengetahuan dengan memakai metode-metode ilmiah.

20
2.2.6 Pengumpulan Data
Patton (2002) menyajikan tiga jenis data. Pertarna, data yang diperoleh melalui
wawancara yang mendalam (indepth) dengan rnenggunakan pertanyaan open-ended.
Data yang diperoleh berupa persepsi, pendapat, perasaan dan pengeta huan. Kedua
adalah data yang diperoleh rnelalui pengarnatan (observation). Data yang diperoleh
berupa gambaran yang ada di lapangan dalarn bentuk sikap, tindakan, pernbicaraan,
interaksi interpersonal dan lain-lain. Ketiga adalah dokumen. Dokumen berupa
material yang tertulis yang tersimpan. Dokumen dapat berupa memorabilia atau
korespondensi. Ada juga dokumen yang berupa audiovisual. Jadi data penulisan
kualitatif diperoleh dengan berbagai macam cara: wawancara, observasi, dokumen.
Perolehan data dengan berbagai macam cara ini disebut triangulasi (triangulation).
Alasan menggunakan triangulasi adalah bahwa tidak ada metode pengumpulan data
tunggal yang sangat cocok dan dapat benar-benar sempurna. Penggunaan triangulasi
sangat membantu, tetapi sekaligus juga sangat mahal. Dalam banyak penulisan
kualitatif, penulis umumnya menggunakan teknik triangulasi dalam arti
menggunakan interview dan observasi. Pengumpulan data metode kualitatif menuntut
keahlian, ketrampilan dan pengetahuan penulis. Dengan kata lain, kredibilitas penulis
sangat diandalkan. Penulis juga harus terlibat dan memahami masalah penulisan.
Pengumpulan data harus dijalankan dengan sistematis, tekun dan bukan hanya
sekedar berada di tempat penulisan atau mengadakan pembicaraan singkat dengan
partisipan. Keterlibatan penulis harus benar-benar berkualitas, baik dari segi
pemahaman akan konteks yang ada, maupun jangka waktu keterlibatan (exposure)
harus benar-benar cukup untuk sungguh-sungguh memahami keadaan tempat
penulisan secara mendalam. Kemampuan wawancaranya bukan hanya sekedar
mampu mengajukan pertanyaan, tetapi mampu menggali informasi yang hakiki dan
terdalam. Untuk itu, penulis harus benarbenar terlatih, kreatif dan mahir.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

Alat yang dibuat untuk mempermudah memantau suhu tubuh manusia yang
ditampilkan dalam smartphone android. Dalam usaha untuk mengimplementasikan
pembuatan alat tesebut, disusun suatu metode agar penulisan yang dilakukan menjadi
sistematis dan terencana.

3.1 Objek Penulisan

Objek pengujian dari penulisan ini adalah suhu tubuh manusia. Adapun penulisan
ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana termometer yang dibuat mampu mengukur
suhu tubuh manusia menggunakan arduino jika dibandingkan dengan termometer
digital yang ada di pasaran. Objek pengujian berada pada Puskesmas Rawat Inap
Panjang Utara yang memiliki dua ruang rawat inap. Beberapa objek penulisan
didasarkan umur, jenis kelamin, dan kondisi koresponden pada saat itu.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan maka dilakukan beberapa teknik
pengumpulan data yang antara lain meliputi Study Pustaka (Library Reseach) dan
Pengamatan (Observasi) berdasarkan hasil pengujian.
3.3 Rancangan Penulisan

Gambar 3.1 Perancangan Penulisan


3.4 Analisa Kebutuhan Perangkat
3.4.1 Analisa Perangkat Lunak (Software)
Analisa perangkat lunak yang di butuhkan untuk merancang alat pengukur suhu
menggunakan sensor MLX90614 adalah:
a. Sistem Operasi Windows XP
b. Arduino IDE 1.0.1
Sedangkan penulis menggunakan:
a. Sistem Operasi Windows 10
b. Arduino IDE 1.8.8
3.4.2 Analisis Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang dapat digunakan dalam perancangan sistem mempunyai


spesifikasi sebagai berikut:
a. Perangkat keras minimal
1. Processor Intel Core
2. Ram 1Gb
3. Harddisk 64Gb
4. Arduino
5. Modul WiFi
6. Hape Android versi Lollipop (5.0)
b. Perangkat Keras dalam implementasi
1. Processor I5
2. Ram 12Gb
3. Harddisk 1Tb
4. Arduino Uno
5. Sensor ESP8266
6. Hape Android versi Oreo (8.1)

23
3.5 Analisis Kebutuhan Fungsional

Analisis kebutuhan fungsional dilakukan untuk mengetahui spesifikasi fungsi


yang mampu dilakukan oleh sistem. Analisis kebutuhan adalah kebutuhan yang berasal
dari pemangku kepentingan (Stakeholder) termasuk fungsi dan fitur dari sebuah sistem.
Dalam hal ini implementasi termometer yang dibuat dari sensor MLX90614 pada
Arduino Uno mampu menghitung suhu tubuh secara tepat dan akurat.
3.6 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional

Analisis kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan untuk mendeskripsikan


kualitas suatu sistem.
1. Tingkat keakuratan deteksi sensor pada objek yang tinggi.
2. Kemampuan mengukur suhu dengan jarak 2-4cm.
3. Dapat dibaca pada sistem android pada versi minimal 5.1 (lollipop).
4. Memiliki tampilan yang user friendly pada aplikasi android.

3.7 Analisis Pengguna


Penggunaan dari alat ukur suhu tubuh menggunakan Sensor MLX990614 ini untuk
digunakan oleh siapa aja yang menginginkan dalam mengetahui berapa suhu tubuh nya
yang ditampilkan di aplikasi android sehingga pengguna dapat mengetahui apakah
suhu tubuh nya normal atau tidak.

24
3.8 Alur Kerja
Alur kerja alat ukur suhu tubuh yang menggunakan Sensor MLX90614 ini dapat di
lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.2 Alur Kerja Alat Ukur Suhu Tubuh dengan Sensor MLX90614

25
3.9 Diagram Blok
Setelah alat ukur suhu tubuh dengan sensor MLX90614 berjalan dan dapat
mengukur suhu dengan tepat. Maka akan di gabungkan dengan sistem monitoring yang
memiliki 3 sensor untuk mengukur tanda vital berupa Suhu Tubuh, Tekanan Darah,
dan Denyut Nadi yang hasil nya akan dikirimkan dari Arduino ke Aplikasi di Android
yang nantinya akan diberikan solusi dari hasil pengukuran tanda vital. Solusi yang
diberikan merupakan dari informan yang telah pakar dalam bidang Tanda Vital yang
telah membantu penulis untuk menyelesaikan penulisan ini. Untuk diagram
keseluruhan dapat di lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.3 Diagram Blok Keseluruhan


Pada pembuatan alat keseluruhan ini penulis melakukan perancangan pada bagian
suhu tubuh manusia. Proses perancangan diawali dengan persiapan alat dan bahan,
dilanjutkan dengan pembuatan rangkaian alat, lalu pengkodingan pada Arduino IDE,
dan pengujian pada subjek.

26
3.10 Flowchart

Gambar 3.4 Proses pada Sensor MLX90614

27
3.11 Rancangan Proses Aplikasi
Pada rancangan ini, penulis memberikan alur dari proses pada aplikasi yang akan
digunakan untuk memonitoring hasil dari pengukuran alat.
A. Use Case Diagram

Gambar 3.5 Use Case Diagram Pengguna


B. Sequence Diagram

Gambar 3.6 Sequence Diagram pada Mobile App

28
C. Class Diagram

Class Diagram di bawah ini akan menjelaskan struktur dari sistem aplikasi dengan
memodelkan kelas, atribut, operasi, dan relasi antar objek di aplikasi monitoring.

Gambar 3.7 Class Diagram Mobile App

29
3.12 Rancangan Interface/Antarmuka

Pada penelitian ini penulis menggunakan smartphone Android sebagai suatu


kesatuan dari health monitoring system antara pengguna dan alat yang dirancang.
Sehingga akan mempermudah dalam melakukan monitoring kesehatan.

A. Interface Home
Tampilan ini merupakan interface home aplikasi health monitoring system.
Data yang tampil pada interface ini adalah data hasil pengukuran alat yang dikirim
oleh modul esp8266 kedalam database. Pada interface ini ada button “CHECK”
yang mana fungsinya adalah untuk menghubungkan atau untuk menghidupkan alat
yang dirancang. Dan ada button “DETAIL” fungsinya untuk mehilat informasi
lebih lanjut mengenai hasil dari monitoring.

Gambar 3.8 Interface Home App

30
B. Interface Detail
Pada tampilan ini berisi tentang informasi detail dari pengguna alat setelah
berhasil menerima data pengukuran dari database.

Gambar 3.9 Interface Detail App


3.13 Pengujian dan Implementasi
Proses selanjutnya adalah pengujian, setelah rancangan alat suhu tubuh berhasil di
terapkan, maka penulis melakukan pengujian alat yang sudah dirancangan untuk di
implementasikan sebagai alat ukur tekanan darah dengan melakukan pengukun kepada
pasien dan penulis akan melakukan pembanding hasil pengukuran menggunakan alat
yang sudah di rancangn dengan alat ukut tekanan darah manual. Pada proses pengujian
alat ukur tekanan darah ini, penulis didampingi oleh mahasiswi keperawatan dari
Universitas Malahayati, sehingga proses pengukuran dan penilaian hasil pengukuran
bisa akurat.

31
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Dari hasil penulisan yang telah dilakukan, penulis telah menyelesaikan rangkaian
pengukur suhu tubuh menggunakan Sensor MLX90614 yang dapat digunakan oleh
pengguna.
4.1.1 Rangkaian Alat
Alat Ukur Suhu Tubuh dengan Sensor MLX90614

Gambar 4.1 Rangkaian Sensor MLX90614 pada Arduino Uno


Penjelasan Rangkaian:
1. Sensor MLX90614 memiliki 4 pin berupa: VIN, GND, SCL, dan SDA
2. VIN dan GND merupakan daya yang masuk ke sensor untuk
menghidupkan sensor.
3. SCL merupakan jalur clock yang berfungsi untuk menyinkronkan data
transfer antara master dan slave dengan memberikan pulsa clock interval
pengiriman data.
4. SDA merupakan jalur komunikasi data dua arah berfungsi memuat data
yang akan dikirimkan antar kedua perangkat tersebut.
Setelah rangkaian alat sudah terpasang, maka pemberian kodingan pada
Arduino IDE:

Gambar 4.2 Source Code pada Arduino IDE

4.1.2 Interface Pengguna


Antarmuka pengguna merupakan suatu program berbasis tampila yang isinya
mudah dikenali oleh pengguna seperti ikon, warna, tulisan, dan gambar. Pada
umummnya perintah-perintah tersebut tidak diketik melalui keyboard,
melainkan dengan mengklik saja pada ikon atau gambar yang ingin dituju.
Berikut ini beberapa tampilan yang digunakan untuk berinteraksi pengguna
dengan sistem monitoring pada aplikasi mobile yang telah diimplementasikan.

1. Halaman Utama
Berikut ini adalah halaman utama yang merupakan halaman tampil pertama
kali saat aplikasi dijalankan pertama kali dan terdapat tiga tab bar menu pada
bagian bawah, lalu terdapat dua tombol yaitu check dan detail.

33
Gambar 4.3 Halaman Home/Beranda

2. Halaman History
Berikut ini adalah tampilan halaman history dalam aplikasi, pada gambar
berikut data diambil dari database yang berada dari server yang berupa
tampilan card yang apabila di-tap akan membawa pengguna ke halaman
detail pengecekan.

34
Gambar 4.4 Halaman History

3. Halaman Setting
Selanjutnya adalah halaman setting yang terdapat 1 list yaitu alat, jika
pengguna menekan list tersebut akan membawanya ke halaman sambung
alat.

35
Gambar 4.5 Halaman Setting

4. Halaman Detail Pengecekan


Berikut ini adalah halaman detail pengecekan yang terdapat data mengenai
kesehatan pengguna yang telah direkam ke dalam server.

36
Gambar 4.6 Halaman Detail Pengecekan

5. Halaman Aksi Pengecekan


Selanjutnya adalah tampilan aksi pengecekan, halaman ini berfungsi sebagai
perantara decision making, dimana decision akan terbuat ketika pengguna
telah mengisi umur lalu aplikasi memberikan response berupa hasil status
dan saran untuk kesehatan pengguna.

37
Gambar 4.7 Halaman Aksi Pengecekan

6. Halaman Sambung Alat


Halaman ini berfungsi untuk menyambungkan alat dengan id alat yang
berbeda sesuai id yang tertera pada alat. Apabila pengguna tidak
menyambungkan alat, maka aplikasi tidak akan berfungsi penuh.

Gambar 4.8 Halaman Sambung Alat

38
4.2 Hasil

Dari hasil pembuatan rangkaian alat didapat hasil dari pengujian alat yang di buat
dan dibandingkan dengan alat yang ada di puskesmas rawat inap Panjang utara.

4.2.1 Pengujian Black Box


Pengujian black box dilakukan untuk menguji event-event pada ataupun
masukkan yang akan dijalankan oleh sistem, hal ini dilakukan agar proses yang
dilakukan menghasilkan output yang tepat sesuai dengan rancangan aplikasi
sebelumnya dijelaskan. Untuk contoh pengujiannya terdapat beberapa perintah
sebagai berikut:

1. Halaman Home

Tabel 4. 1 Pengujian Blackbox Home

Hasil yang
Input Aksi Hasil
diharapkan
Membuka halaman
1. Tombol Detail Tap Sukses
Detail Pengecekan
Menghidupkan alat dan
2. Tombol Check Tap membuka halaman aksi Sukses
pengecekan
Membuka halaman
3. Menu History Tap Sukses
history
Membuka halaman
4. Menu Setting Tap Sukses
setting
Menampilkan informasi
Informasi
kesehatan pengguna
5. Pengecekan - Sukses
yang berasal dari
Terakhir
pengecekan terakhir

39
2. Halaman History

Tabel 4. 2 Pengujian Blackbox History

Hasil yang
Input Aksi Hasil
diharapkan
Data Card Membuka halaman
1. Tap Sukses
History Detail Pengecekan
Membuka halaman
2. Menu Home Tap Sukses
home
Membuka halaman
3. Menu Setting Tap Sukses
setting

3. Halaman Setting

Tabel 4. 3 Pengujian Blackbox Setting

Hasil yang
Input Aksi Hasil
diharapkan
Membuka halaman
1. List Item Alat Tap Sukses
Sambung Alat
Membuka halaman
2. Menu Home Tap Sukses
home
Membuka halaman
3. Menu History Tap Sukses
history

4. Halaman Detail Pengecekan

Tabel 4. 4 Pengujian Blackbox Detail Pengecekan

Hasil yang
Input Aksi Hasil
diharapkan
Menghapus data lalu
1. Tombol Delete Tap kembali ke halaman Sukses
sebelumnya
Tombol Membuka halaman
2. Tap Sukses
Kembali sebelumnya
Menampilkan informasi
Data Informasi
kesehatan pengguna
3. Kesehatan - Sukses
yang sebelumnya telah
Pengguna
melakukan pengecekan

40
5. Halaman Aksi Pengecekan

Tabel 4. 5 Pengujian Blackbox Aksi Pengecekan

Hasil yang
Input Aksi Hasil
diharapkan
Menampilkan umur
1. Umur Input pengguna yang telah Sukses
diisi oleh pengguna
Tombol Membuka halaman
2. Tap Sukses
Kembali sebelumnya
Menampilkan hasil
decision making setelah
3. Tombol Check Tap Sukses
mendapatkan data dan
telah mengisi umur.
Hasil Decision Menampilkan informasi
4. - Sukses
Making berupa saran dan status

Dari pengujian tersebut, didapatkan kesimpulan yang meliputi pengujian


beberapa input, process, dan output dengan acuan aplikasi telah terpenuhi dengan
hasil yang sesuai dengan rancangan.

4.2.2 Pengujian White Box


Pengujian white box digunakan untuk mengukur beberapa hal yang berkaitan
dengan logika dan algoritma internal.

Cyclomatic Complexcity V(G) = E – N + 2


Keterangan: E = Path / Jalur; N = Node
4.2.3 Pengujian pada subjek
Untuk pengujian mempunyai standar pada suhu yang dapat di lihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 4.6 Standar Suhu

Umur Minimal Maksimal Kondisi

Dewasa 36 37,6 Normal

41
Dari beberapa subjek didapat hasil dan perbandingan suhu serta status nya:
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Uji alat Termometer dari sensor MLX90614
No Jenis Umur Hasil Hasil Selisih
Kelamin Pengukuran Pengukuran
Termometer Sensor
MLX90614
1 W 77 36 35,6 0,4
2 W 30 34 34,9 0,4
3 L 53 36 35,5 0,5
4 L 24 35,5 36,1 0,6
5 L 23 36,4 35,8 0,6
6 L 23 37,1 36,8 0,3
7 L 23 36,5 37 0,5

Tabel 4.8 Perbandingan Status Kondisi Suhu tubuh


No Jenis Umur Hasil Status Hasil Status
Kelamin Pengukuran Pengukuran
Termometer Sensor
MLX90614
1 W 77 36 Normal 35,6 Normal
2 W 30 34 Tidak 34,9 Tidak
Normal Normal
3 L 53 36 Normal 35,5 Normal
4 L 24 35,5 Nomal 36,1 Normal
5 L 23 36,4 Normal 35,8 Normal
6 L 23 37,1 Normal 36,8 Normal
7 L 23 36,5 Normal 37 Normal

42
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perancangan, dan pengujian, telah diperoleh kesimpulan sebagai


berikut:

a. Telah berhasil dibuat alat ukur suhu tubuh otomatis disertai dengan status suhu
tubuh manusia yang ditampilkan pada Android.
b. Alat ukur Suhu otomatis berbasis Android menggunakan sensor MLX90614
yang sudah dirancang mendekati hasil pengukuran yang akurat.
c. Dari hasil pengujian didapatkan perbedaan hasil pengukuran pada pembacaan
antara termometer analog dengan alat ukur suhu tubuh otomatis, selisih
perbedaan berkisaran antara 0,3oC – 0,6oC dan memberikan efisiensi dalam
penggunaan alat ukur tekanan darah yang telah dibuat untuk melakukan
pengukuran, meskipun oleh orang awam.
5.2 Saran

Dari beberapa kesimpulan yang ada, penulis memberikan saran-saran yang


mungkin dapat dipergunakan untuk pengembangan lebih lanjut dalam perancangan alat
ukur tekanan darah yaitu:
a. Menambahkan/menggunakan komponen-komponen elektronika lain agar dapat
memperkecil nilai error dengan error standard alat elektronika medis.
b. Masih terdapat kurang nya tingkat akurasi, karena masalah menentukan nilai
suhu tubuh dipengaruhi oleh suhu sekitar. Sehingga alat masih perlu
pengembangan lebih lanjut, untuk memperbaiki deteksi terhadap suhu tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Arduino. (2018). Arduino. (Arduino) Dipetik Juli 13, 2018, dari
https://www.arduino.cc/en/Main/Software

Dhani Redhono Harioputro, d. S. (2016, 12 26). Keterampilan Pemeriksaan Tanda


Vital. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Retrieved 04 26, 2018, from
https://sutisnadoank.wordpress.com/2012/12/26/pengukuran-suhu-tubuh/
Jecson Steven Daniel Zebua, M. S. (2016). Perancangan Termometer Digital Tanpa
Sentuhan Design Of Digital Thermometer Without Touch. e-Proceeding of
Engineering, 3, 43-48.
Jones, R. M. (2008). Penilaian Umum dan Tanda‐tanda Vital.
Mahammad Dada Vempali, K. T. (2016). Design and Development of Digital
Proximity Type IR Thermometer Based on Arduino Uno R3. International Journal
of Innovative Research in Science, Engineering and Technology, 5(2), 1530-
1533.
Melexis. (2015). MLX90614 family.
P. Juhara, Zamroni. (2016). Panduan Lengkap Pemrograman ANDROID. Yogyakarta:
CV. Andi Offset (Penerbit Andi).
Simbar, R.S.V & Syahrin A (2017). Prototype Sistem Monitoring Temperatur
Menggunakan Arduino Uno R3 Dengan Komunikasi Wireless. Jakarta:
Universitas Mercu Buana.

Zhang, J. (2017). Development of a Non-contact Infrared Thermometer. International


Conference Advanced Engineering and Technology Research (AETR 2017),
153, 308-312.

Anda mungkin juga menyukai